buku acara spp4-mpk 2010
DESCRIPTION
Buku acara ini agak beda karena banyak artikel yang bermanfaat untuk sekolah-sekolah MPK di seluruh Indonesia.TRANSCRIPT
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 1
SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010 | 3-5 Nov 2010
SINERGYANTAR YAYASAN PENDIDIKAN KRISTEN
2 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 3
4 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
DAFTAR ISI
28MENGEMBANGKAN
KEPEMIMPINAN
TRANSFORMATIF
34SINERGI ANTAR YAYASAN
PENDIDIKAN
44SCHOOL MARKETING
46SEKOLAH PILIHAN
ORANG TUA
52TOP BRAND
58SCHOOL MARKETING
62MANAJEMEN
PENDIDIKAN
5 SAMBUTAN KETUA PANITIA SSP IV
6 SAMBUTAN KETUA MPKW JAkARTA-BEKASI
7 SAMBUTAN KETUA UMUM MPK
12 SUSUNAN PANITIA SSP IV
13 SUSUNAN PENGURUS MPKW JAKARTA-BEKASI
14 KERANGKA ACUAN
16 SUSUNAN ACARA SPP IV
20 PROFIL MPK
22 LAPORAN KEGIATAN MPK 2007-2009
38 PROFIL DANIEL DIANTO
43 PROFIL JACK OSPARA
66 STANDAR PELAYANAN MPK
68 GALERI MPK
74 PROFIL URIPTO WIDJAJA
MAKALAH
DAFTAR ISI
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 5
SAMBUTAN
SALAM SEJAHTERA DALAM KASIH KRISTUS,
Dengan penuh sukacita dan rasa syukur kepada Tuhan
Yesus Kristus, Panitia Sidang Pengurus Pleno ke IV –
Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia menyambut
kehadiran para peserta Seminar Nasional “ Marketing Your School, Promoting, Selling And Service Delivery” dan
Sidang Pengurus Pleno ke IV Majelis Pendidikan Kristen di
Indonesia pada tanggal 3 – 5 November 2010.
Seminar Nasional yang dilaksanakan dalam rangka
menyambut SPP ke IV ini didasari kebutuhan yang dirasakan
oleh hampir semua Yayasan Pendidikan di Indonesia, tidak
terkecuali Yayasan Pendidikan Kristen yakni perlu adanya
pencerahan tentang bagaimana membuat Sekolah menjadi
suatu lembaga yang dikagumi (admired) sehingga orang
tua siswa merasakan benar arti pendidikan di sekolah dan
masyarakat menaruh kepercayaan kepada sekolah, dan Handi
Irawan,MBA (pernah menjadi konsutan YPK IPEKA) sebagai
Pakar Marketing No. 1 di Indonesia adalah orang yang paling
tepat untuk memberikan membagikan ilmunya kepada kita
semua.
Bapak Daniel Dianto (pernah menjadi
konsultan BPK PENABUR) akan
memandu peserta persidangan
untuk merangkai sinergi antar
pengurus MPK, MPKW, dan
Pengurus Yayasan di seluruh
Indonesia guna mewujudkan
MPK yang dikagumi (admired).
Kami berusaha melakukan
dan mempersembahkan
yang terbaik, namun kamipun
terbatas, karenanya patutlah kami
mohon dibukakan pintu maaf atas
segala kekurangan dan bahkan
kekeliruan kami . Dan
SAMBUTAN KETUA PANITIASIDANG PENGURUS
PLENO KE - IV
MAJELIS PENDIDIKAN
KRISTEN di INDONESIA
Bapak Daniel Dianto
konsultan BPK P
memandu p
untuk me
penguru
Pengur
Indone
MPK y
Kam
dan me
yang terb
terbatas, k
mohon dibu
segala k
ke
tentunya kami menyampaikan ungkapan terima kasih kepada
semua teman-teman panitia, yang telah rela meluangkan
tenaga, dana dan waktunya untuk persiapan penyelenggaraan
kegiatan ini mulai bulan Februari 2010
Pada kesempatan ini perkenankanlah saya menghaturkan
ucapan terima kasih kepada Bapak Handi Irawan, MBA,
Bapak Daniel Dianto, PH MPK dan mitra-mita MPKW Jakarta
yang sebagian tersebut pada buku acara ini, karena tanpa
Anda semua kegiatan ini tidak akan dapat terselenggara
seperti saat ini. Dan tak lupa kami menyampaikan ungkapan
terima kasih kepada semua teman-teman panitia, yang telah
rela meluangkan tenaga, dana dan waktunya untuk persiapan
penyelenggaraan kegiatan ini mulai bulan Februari 2010
Semoga Seminar dan Sidang Pengurus Pleno ke
IV ini membawa berkat bagi semua pihak, dan semakin
memperkokoh sinergi antara PH MPK dengan MPKW,
Yayasan Pendidikan Kristen dan Sekolah-Sekolah Kristen di
Indonesia.
Segala kemulian biarlah hanya diberikan kepada Tuhan kita
Yesus Kristus yang memberkati kita semua, Haleluya !
Jakarta, 3 November 2010.
Panitia Pelaksana Sidang Pengurus Pleno ke IV - MPK
Drs. Tikky Suwantikno, M.Si.KETUA PANITIA SPP IV
6 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
mengikuti gerak dan perubahan jaman sekarang ini.
Apabila tidak, maka kita akan segera tersisih, bahkan
punah seperti dinosaurus.
Banyak hal-hal yang perlu ditinjau kembali agar Majelis
Pendidikan Kristen Di Indonesia (MPK) ke depan dapat
berfungsi seperti yang kita harapkan. Oleh karenanya,
dibutuhkan jiwa besar dari semua pihak untuk berani
mengadakan perubahan. Rasul Paulus dalam suratnya
kepada jemaat di Roma (Roma 12:2) menyatakan bahwa:
Perubahan tindakan (metamorfosis) haruslah bersumber
dari Pembaharuan Budi (metanoia).
Kepada seluruh peserta Sidang Pengurus Pleno (SPP)
IV MPK tahun 2010, saya mengucapkan: selamat
Bermetanoia. Tuhan Yesus
memberkati.
Jakarta, November 2010
SAMBUTAN KETUA MPK WILAYAH VI
SHALLOM,
Sidang Pengurus Pleno (SPP) IV Majelis Pendidikan
Kristen Di Indonesia (MPK) tahun 2010 kali ini
diselenggarakan di wilayah Jakarta dan Majelis
Pendidikan Kristen Wilayah VI DKI Jakarta dan
Bekasi mendapat kepercayaan untuk menjadi
Panitia Pelaksana.
Saya yakin bahwa setiap kita yang hadir pada Sidang Pengurus
Pleno (SPP) IV Majelis pendidikan kristen Di Indonesia (MPK)
saat ini mengharapkan agar SPP ini bermakna bagi pelayanan
kita di bidang Pendidikan dan berhasil meletakkan landasar
yang kokoh dan realistik bagi Majelis Pendidikan Kristen (MPK)
agar dapat bekerja secara efesien dan efektif.
Dalam dekade ini, dunia bergerak dan berubah sangat cepat.
Dunia semakin datar, panas, dan sesak. Masalah yang kita
hadapi bersama adalah bagaimana kita mampu beradaptasi
dengan perubahan dunia disekeliling kita sehingga kita dapat
KATA SAMBUTANKETUA MAJELIS PENDIDIKAN
KRISTEN WILAYAH VI DKI JAKARTA
DAN BEKASI
Drs. Phillips Handojo, MS. | KETUA MPKW VI JAKARTA & BEKASI
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 7
SAMBUTAN KETUA UMUM PH MPK
SALAM SEJAHTERA,
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yesus
Kristen, Sang Guru dan Gembala Agung kita, karena
atas pertolonganNya Sidang Pengurus Pleno IV
MPK tahun 2010 dapat dilaksanakan sesuai dengan
Keputusan SPP III MPK tahun 2009 dengan tuan rumah
Pengurus MPKW DKI Jakarta dan Bekasi.
Disamping atas pertolongan Tuhan, suksesnya SPP IV ini
juga merupakan buah kerja keras Panitia SPP IV MPK yang
dikoordinasikan oleh Pengurus Harian MPKW DKI Jakarta dan
Bekasi.
Rangkaian SPP IV MPK diawali dengan Seminar Pendidikan
dengan topik MARKETING STRATEGY FOR YOUR SCHOOL (Promoting, Selling and Service Delivery) yang
diikuti oleh para pengelola dan penyelenggara sekolah Kristen.
Semoga seminar tersebut menambah kekayaan dalam upaya
melakukan terobosan-terobosan baru.
Pokok Pikiran Utama SPP IV MPK adalah “Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh Tantangan”. Ditetapkanya Pokok Pikiran Utama tersebut karena kondisi
saat ini dan yang akan datang tidak dipungkiri akan sangat
berdampak pada eksistensi sekolah-sekolah Kristen di
Indonesia. Pokok Pikiran Utama tersebut diharapkan akan
mengkaji tentang potret sekolah Kristen di Indonesia saat
ini dan bagaimana seharusnya sekolah-sekolah Kristen
dapat membangun sinergi yang saling mendukung sehingga
meskipun tantangan terus-menerus dihadapi tetapi sekolah-
sekolah Kristen akan tetap eksis. Dari pengkajian hal tersebut
diharapkan dirumuskan rencana kegiatan yang dapat
dilaksanakan bersama-sama.
Di samping tetap eksis sekolah-sekolah Kristen diharapkan
tetap berusaha untuk mewujudkan/mengarah menjadi
sekolah-sekolah Kristen yang dikagumi oleh masyarakat
adalah harapan kita. Dengan dikaguminya sekolah Kristen
dalam bidang mutu pendidikan, kualitas pelayanan,
pengelolaan yang profesional dan lainnya maka eksistensi
sekolah akan tetap bertahan bahkan akan terus berkembang.
Untuk mewujudkan harapan itu diperlukan berbagai upaya
yang harus dilakukan antara lain sekolah tersebut harus
mewujudkan minimal 5(lima) aspek kelembagaan dalam
keadaan baik yaitu aspek keuangan, pertumbuhan,
manajemen, SDM, dan kualitas. Pembenahan manajemen
antara lain (a) manajemen sekolah yang dapat menjadi daya
gerak yang merangsang kreativitas dan produktivitas kepala
sekolah dan guru-guru; (b) prinsip akuntabilitas; (c) evaluasi
diri sebagai dasar pengambilan keputusan dan perencanaan;
(d) sistem yang transparan; (e) school base management
dipergunakan secara tepat oleh kepala sekolah.
Seiring dengan itu memperbarui pelaksanaan pendidikan
Kristen harus dilakukan antara lain: (a) turut meningkatkan
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan; (b)
mengoptimalkan prinsip relevansi dgn penekanan penataan
kurikulum yang berorientasi penguasaan iptek, keterampilan
yang dilandasi sikap dan moral yang kuat (berkarakter); (c)
meningkatkan efi siensi dalam segala hal; (d) mengembangkan
nilai “lebih”; (e) peningkatan akuntabilitas proses pendidikan
yang didukung SDM yang profesional.
Tidak kalah pentingnya adalah revitalisasi kinerja
yayasan/badan penyelenggara dan sekolah Kristen yang
mengutamakan dimensi profesional, kepedulian, komitmen,
kejujuran, tanggung jawab, keterbukaan, pengkaderan
dan lain-lain. Hal yang tidak mungkin dihindarkan adalah
merumuskan kembali prioritas pendidikan Kristen untuk masa
depan: (1) Rasionalisasi jumlah dan jenis sekolah dengan
berbagai alternatif dan memperhatikan segmen saat ini
dan masa depan, sehingga peran dan fungsinya akan lebih
optimal.
Kami mengucapakan terima kasih kepada Panitia SPP IV
MPK dan Pengurus MPKW DKI Jakarta dan Bekasi yang telah
bekerja keras dalam mempersiapkan dan melaksanakan SPP
ini. Terima kasih kepada para sponsor dan
donatur yang telah memberikan
bantuannya sehingga
pelaksanaan SPP IV dapat
berlangsung dengan baik.
Terima kasih kepada
para peserta baik utusan,
peninjau maupun undangan
yang telah meluangkan
waktu untuk hadir dan
bersama-sama memikirkan
masa depan kita bersama.
Kolose 3: 23 Apapun juga yang
kamu perbuat, perbuatlah
dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk
manusia
Jakarta,
November
2010
AAAAAAAAAAAAAJEJEJEJEJEJEJJEJEJEJEJEJEJEJJEJEJJEEJELILILILILILILIILILILILLILLILLL S SS S SSS SS S SSSSSSS SSS PPPPEPEPPPEPEEPEEEPPPPEPPEEPEPPPEPEPPPP NDNDNDNDNDNDNDNDNDNDNDNDNDDDDNDDNDNNNNNDN IDIDIDIDIDIDIDIDIDIDIDIDDDIDIDIDDIDDDIKIKIKIKKKKKIKIKIKKIKKIKKIKIKIKIIKIKIKKIKKKKKKKI ANANANANANANANANANAANAANANANANANANANANANANANANANAAAAAANANA KKK K K K KK K K K KKKKK KKKKKKRIRIRIRIRIRRIRIRRIRIRIRIRIRRIRRIRRIRRRRIRR STSTSTSTSTSTSTSSTSTSTSTSTSTSSTSTSSSTSSTSTTSTSSTS ENENENENENENENENENENENENENENENENNENENNNNENNENNENNNNNNNNNENNNNNNNNNNNNNENNNNNNNNENNENNEENNNENENNENNNNNNNEE dd dd dd ddd ddd d dddddddddddd dd d d d dd dddddddddddddddi i iii ii i ii iiiii iiiii iii ININININNININNINNININININININININNNINNINNINININNNNDODODODODODODODODODODODODODDODODOODODODODODDODODODODOODODDONENENENENENENENENENENENENENENENENENENEEEENENEEENENENNENNNNENENN SISISISISSISISISISISSISISSSISISSSSSSSSSSIA AA AA A AA AAA AAA AA AAAAAAAAAAAAAA 777777777777777777777777777
mengucapakan terima kasih kepada Panitia SPP IV
dan Pengurus MPKW DKI Jakarta dan Bekasi yang telah
a keras dalam mempersiapkan dan melaksanakan SPP
rima kasih kepada para sponsor dan
ur yang telah memberikan
annya sehingga
sanaan SPP IV dapat
ngsung dengan baik.
a kasih kepada
peserta baik utusan,
au maupun undangan
telah meluangkan
untuk hadir dan
ma-sama memikirkan
depan kita bersama.
e 3: 23 Apapun juga yang
perbuat, perbuatlah
an segenap hatimu
ti untuk Tuhan
ukan untuk
sia
ta,
mber
Ir. Robert Robianto | KETUA UMUM PH-MPK
8 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 9
10 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 11
12 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
SUSUNAN PANITIA SPP IV
PENASEHAT
Uripto Widjaja (Penasihat MPK Wilayah VI Jakarta) | Ir. Robert Robianto (Ketua MPK) |
Drs. Phillips Handojo, MS (Ketua MPK Wilayah VI Jakarta)
PENANGGUNG JAWAB
Pengurus Harian MPK | Pengurus Harian MPK Wilayah VI DKI Jakarta & Bekasi
PELAKSANA
KETUA Drs. Tikky Suwantikno, M.Si (YPK Ora et Labora) WAKIL KETUA Drs. Ir. Khoe Yao Tung, MM., M.Kom (YPK IPEKA)
DESAIN & TATA LETAK
SEKRETARIS Dra. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd (YPK Pancaran Berkat) WAKIL SEKRETARIS Ir. Suhandojo Tanusaputra
(YPK Ketapang) BENDAHARA Drs. Adi Kaligis (BPK PENABUR) WAKIL BENDAHARA Sarah Kartika, SE (YPK Harapan
Bangsa) SEKSI PENGGALANGAN DANA Drs. Freddie Chandra (YPK Methodist) | Heru R. Azimada, SE.Ak (BPK PENABUR)
| H.Hourisaac (YPK Kalam Kudus) SEKSI PENDAFTARAN PESERTA Rasiman, S.Pd (Sekretariat MPK) | Yosianto, A.Md
(MPKW DKI JAKARTA) SEKSI BUKU ACARA Drs. Thomas Wibowo Agung (YPK Ora et Labora) | Drs. Menason Setiawan &
Dra. Luciana Purnomo (YPK Methodist) SEKSI ACARA & PERSIDANGAN Ir. Suhandojo Tanusaputera (YPK Ketapang) |
Drs. Andyarto Surjana, M.Pd (YPK Tiara Kasih) SEKSI PENERIMA TAMU Pdt. John Sim (YPK Budaya) | Dra. Erdina
Tambunan (YPK Bina Siswa) SEKSI PERLENGKAPAN & DEKORASI Trikora (Sekretariat MPK) | Yosianto, A.Md (MPKW DKI
Jakarta) SEKSI PUBLIKASI & DOKUMENTASI Drs. Bambang Gunawan (YPK Ora et Labora) | Ir. Frankie Suthya (YPK IPEKA)
SEKSI TRANSPORTASI & AKOMODASI Boen Kiem Fung, S.Pd (YPK Kairos Gracia) | Drs. Ir. Khoe Yao Tung, MM., M.Kom
(YPK IPEKA) SEKSI KONSUMSI Maria Christina Regar, S.H. (YPK Ora et Labora) | Emilia Soetjahja, S.Pd (YPK Surya Indah)
SEKSI SEMINAR Drs. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd (YPK Pancaran Berkat) | Sarah Kartika, SE (YPK Harapan Bangsa)
SIDANG PENGURUS PLENO IV
THN 2010 | 3-5 Nov 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 13
SUSUNAN PENGURUS MPKW VI
BADAN PENASIHAT
KETUA : Uripto Widjaja
SEKRETARIS : Dra. Charlotte K. Priatna, M.Si.
ANGGOTA : Drs. Samino Citra, MM., CSM
Dra. Teripena Jonatan
BADAN PENGAWAS PERBENDAHARAAN
KETUA : drg. Andi Indra Gunawan
ANGGOTA : Dra. Luciana Purnomo
Dra. Erna Karundeng, M.A.
PENGURUS HARIAN
KETUA : Drs. Phillips Handoyo, M.S.
WAKIL KETUA : Ir. Drs. Khoe Yao Tung, MM., M.Kom.
SEKRETARIS : Drs. Freddie Chandra
WK SEKRETARIS : Suhandojo Tanusaputra
BENDAHARA : H. Hourisaac
WK BENDAHARA : Adi Kaligis
SUSUNAN PENGURUS
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN WILAYAH DKI JAKARTA DAN BEKASI
ANGGOTA-ANGGOTA:
BIDANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
KETUA : Sarah Kartika Setiawan, B.Sc.
SEKRETARIS : Drs. Tikky Suwantikno Sutjiaputra, M.Si.
ANGGOTA : Drs. Olga Maryke Waney
Dra. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd.
Indah Febriana Gunawan
Pdt. John Sim
BIDANG PENGEMBANGAN SDM & ENTREPRENEURSHIP
KETUA : Heru R. Azimada
SEKRETARIS : Emilia Soetjahja, S.Pd.
ANGGOTA : Boen Kim Fung, S.Pd.
Yohanes Gunawan
BIDANG ORGANISASI DAN KERJASAMA
KETUA : Andyarto Surjana, M.Pd.
SEKRETARIS : Dra. Erdina Tambunan
ANGGOTA : Frangkie Suthia
Danny Bunyamin
dr. Tanti Djatmiko
14 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
KERANGKA ACUAN SPP IV
A. DASAR
Berdasarkan Anggaran Dasar MPK Bab V Pasal 11 dan
13 serta Anggaran Rumah Tangga MPK Pasal 17, Sidang
Pengurus Pleno (SPP) MPK adalah salah satu perangkat
pelayanan MPK. Pengurus Pleno MPK terdiri atas
Pengurus Harian MPK dan para Ketua Majelis Pendidikan
Kristen Wilayah (MPKW) di seluruh Indonesia. SPP-MPK
diselenggarakan setahun sekali di tempat yang ditentukan oleh
Kongres MPK atau SPP-MPK atas undangan Pengurus Harian
MPK
Berdasarkan Keputusan SPP III MPK tahun 2009 di Pontianak
tentang tuan rumah dan tempat penyelenggaraan SPP IV
MPK, yaitu tuan rumah SPP IV MPK adalah MPKW DKI
Jakarta & Bekasi.
B. TUJUAN
Berdasarkan AD-MPK Pasal 13 ayat (3) dan ART-MPK Pasal
18, SPP-MPK bertujuan:
1. Menetapkan program kerja tahunan yang merupakan
penjabaran lebih rinci dari garis-garis besar program
kerja;
2. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja tahunan;
3. Menerima dan menilai laporan tahunan termasuk laporan
keuangan dan perbendaharaan yang disampaikan oleh
PH-MPK;
4. Menampung dan menyelesaikan persoalan-persoalan
yang timbul antara 2(dua) kongres MPK;
5. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya
kepada kongres;
6. Menerima laporan/informasi dari Badan Penasihat MPK
dan Badan Pengawas Perbendaharaan MPK;
7. Melaksanakan hal-hal lainnya sesuai dengan wewenang
dan tanggungjawabnya sebagaimana tersebut dalam AD
dan ART MPK.
C. HASIL YANG DIHARAPKAN
Bertolak dari dasar dan tujuan yang ingin dicapai, maka hasil
yang diharapkan dari SPP IV MPK tahun 2010 antara lain:
1. Tersusunnya program kerja MPK tahun 2011;
2. Tersusunnya anggaran pendapatan dan belanja MPK
tahun 2011;
3. Penilaian dan penerimaan laporan tahunan PH-MPK;
4. Merumuskan strategi dan langkah-langkah yang konkrit
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-
sekolah Kristen dalam menghadapi berbagai tanangan
dan perubahan yang terjadi;
5. Penyelesaian masalah-masalah yang timbul antara 2(dua)
kongres MPK.
D. TEMA, SUBTEMA DAN POKOK PIKIRAN UTAMA
Tema “DIALAH GURU DAN GEMBALA AGUNG” (bdk. Matius
22: 16; Ibrani 13: 20) dan subtema:
KERANGKA ACUANSIDANG PENGURUS PLENO (SPP) IVMAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIAWISMA BAHTERA-CIPAYUNG, KAB. BOGOR, 3 – 5 NOVEMBER 2010
“DIALAH GURU DAN GEMBALA AGUNG”
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 15
“Bersama-sama meningkatkan Kualitas dan Pemerataan
Pendidikan, Mengembangkan Identitas dan Ciri Khas
Pendidikan Kristen serta Menghargai Kemajemukan dalam
Era Otonomi Daerah dan Globalisasi” (Tema dan subtema
Kongres XIV MPK tahun 2007)
Program kerja MPK selama kurun waktu 5(lima) tahun dimulai
tahun 2007 dijabarkan dan dilaksanakan dengan bertolak
dari nilai-nilai mendasar dan aspek-aspek substantif yang
terkandung dari dalam tema dan subtema tersebut. Tema
dan subtema merupakan jiwa, nafas, benang merah dan
tali pengikat yang menjadi “roh” dari gerakan kesaksian dan
pelayanan MPK dari masa ke masa.
Dalam hubungannya dengan hal-hal itulah Pokok
Pikiran Utama SPP IV MPK tahun 2010, yang menjadi
aksentuasi dalam rangka menggumuli, menghayati dan
mengoperasionalisa-sikan tema dan subtema tersebut serta
sebagai kelanjutan dari uraian Pokok Pikiran Utama SPP
I tahun 2007, SPP II tahun 2008 dan SPP III tahun 2009
maka Pokok Pikiran Utama SPP IV MPK tahun 2010 adalah
“Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh
Tantangan”. Ditetapkanya Pokok Pikiran Utama tersebut
karena kondisi saat ini dan yang akan datang tidak dipungkiri
akan sangat berdampak pada eksistensi sekolah-sekolah
Kristen di Indonesia. Pokok Pikiran Utama tersebut akan
mengkaji tentang potret sekolah Kristen di Indonesia saat
ini dan bagaimana seharusnya sekolah-sekolah Kristen
dapat membangun sinergi yang saling mendukung sehingga
meskipun tantangan terus-menerus dihadapi tetapi sekolah-
sekolah Kristen akan tetap eksis. Dari pengkajian hal tersebut
diharapkan dirumuskan rencana kegiatan yang dapat
dilaksanakan bersama-sama.
E. BAHAN PERSIDANGAN
1. BAHAN UMUM
a. Kotbah Pembukaan dan Penutupan SPP IV MPK tahun
2010.
b. Sambutan-sambutan.
c. Pembahasan Pokok Pikiran Utama
2. BAHAN KHUSUS
a. Laporan Pengurus Harian MPK mengenai pelaksanaan
program kerja MPK tahun 2009/2010.
b. Rancangan Program Kerja MPK dan RAPB MPK tahun
2011.
c. Laporan Pengurus Majelis Pendidikan Kristen Wilayah
(MPKW) dan yayasan/badan penyelenggara pendidikan
Kristen yang difungsikan sebagai MPKW mengenai
pelaksanaan program kerja tahun 2010 dan rancangan
program kerja tahun 2011.
d. Nasihat/pertimbangan dari Badan Penasihat MPK.
e. Laporan/informasi dari Badan Pengawas
Perbendaharaan MPK.
F. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
1. Tempat : Wisma Bahtera – Cipayung – Kab. Bogor
2. Waktu : tanggal 3 – 5 November 2010
G. PESERTA
Peserta terdiri dari utusan, peninjau dan undangan.
1. UTUSAN TERDIRI ATAS:
a. Pengurus Harian MPK.
b. Ketua MPKW/Yayasan/Badan Penyelenggara Pendidikan
Kristen yang difungsikan sebagai MPKW, yang dilengkapi
dengan surat mandat.
2. PENINJAU TERDIRI ATAS:
a. Badan Penasihat MPK.
b. Badan Pengawas Perbendaharaan MPK.
c. Pengurus MPKW/Yayasan/Badan Penyelenggara
Pendidikan Kristen yang difungsikan sebagai MPKW
yang bukan utusan masing-masing 1(satu) orang per
MPKW. Hal ini dilakukan untuk menjadi utusan pengganti
jika suatu ketika peserta utusan berhalangan.
3. UNDANGAN:
a. Lembaga Mitra MPK.
b. Tamu Pengurus Harian MPK, antara lain calon anggota
MPK dan anggota MPK yang diundang.
c. Pejabat Pemerintah.
H. PEMBIAYAAN
1. Biaya perjalanan peserta ditanggung oleh lembaga/
organisasi/yayasan masing-masing.
2. Akomodasi dan konsumsi selama SPP IV MPK tahun
2010 ditanggung oleh Panitia Pelaksana SPP IV MPK
tahun 2010.
“Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh Tantangan”.
16 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
SUSUNAN ACARA SPP IV
SUSUNAN ACARA SIDANG PENGURUS PLENO(SPP) IV TAHUN 2010MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA 3 – 5 NOVEMBER 2010Dialah Guru dan Gembala yang Agung
HARI IRABU, 3 NOVEMBER 2010
07.30 - 08.30 REGISTRASI
08.30 - 10.00 SEMINAR SESI 1
“ MARKETING STRATEGY FOR YOUR SCHOOL “ - HANDI IRAWAN
10.00 - 10.30 REHAT
10.30 - 12.30 SEMINAR SESI 2
“ MARKETING STRATEGY FOR YOUR SCHOOL “ - HANDI IRAWAN
12.30 - 14.00 MAKAN SIANG & PERSIAPAN BERANGKAT
14.00 - 15.30 PERJALANAN KE WISMA BAHTERA - CIPAYUNG, BOGOR
15.30 - 18.00 ISTIRAHAT & MANDI
18.00 - 19.00 MAKAN MALAM
19.00 - 19.45 IBADAH PEMBUKAAN
19.45 - 20.30 PEMBUKAAN SPP - IV MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA
• Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
• Mengheningkan Cipta
• Laporan Ketua Panitia Sidang Pengurus Pleno IV Tahun 2010
• Sambutan Ketua MPKW VI Jakarta & Bekasi
• Sambutan Dirjen Bimas Kristen Kementrian Agama Republik Indonesia
• Sambutan dan Pembukaan SPP IV
20.30 - 21.30 SIDANG 1
• Pembukaan Sidang oleh Ketua Umum MPK
• Perkenalan Peserta SPP IV dan Roll Call
• Pengesahan Tata Tertib SPP IV
• Pemilihan dan Penetapan Majelis Ketua SPP IV
• Penyerahan Pimpinan Sidang dari Ketua Umum MPK kepada Majelis Ketua.
• Pengesahan Acara SPP IV.
21.30 - 22.00 RENUNGAN MALAM
22.00 - ISTIRAHAT
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 17
KELUARGA BUDI HARTONO & GIOK HARTONO
MENGUCAPKAN
Selamat & SuksesAtas Terselenggaranya
Sidang Pengurus Pleno IVMajelis Pendidikan Kristen di Indonesia
Tahun 2010
Tuhan Memberkati
18 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
SUSUNAN ACARA SPP IV
SIDANG PENGURUS PLENO(SPP) IV TAHUN 2010MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA 3 – 5 NOVEMBER 2010Dialah Guru dan Gembala yang Agung
HARI IIKAMIS, 4 NOVEMBER 2010
07.00 - 08.00 MAKAN PAGI
08.00 - 08.15 IBADAH PAGI
08.15 - 09.45 SIDANG 2
• Laporan pertanggungjawaban PH MPK
• Informasi / informasi dari Badan Pengawas Perbendaharaan MPK
• Saran/Nasihat Badan Penasihat MPK
09.45 - 10.15 PRESENTASI P.T. JISAWI FINAS
10.15 - 10.30 REHAT
10.30 - 12.00 SIDANG 3
Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh Tantangan
Sessi I : “POTRET YAYASAN DAN SEKOLAH KRISTEN DI INDONESIA” - Daniel Dianto
12.00 - 13.00 MAKAN SIANG
13.00 - 14.30 LANJUTAN SIDANG 3
Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh Tantangan
Sessi II : “TANTANGAN MEWUJUDKAN SYNERGI ANTAR MPK, YAYASAN DAN
SEKOLAH KRISTEN DI INDONESIA” - Daniel Dianto
14.30 - 15.00 REHAT
15.00 - 16.30 WORK SHOP
Sessi III : “Mewujudkan synergi Sekolah Kristen yang tetap eksis di era penuh
tantangan” - Daniel Dianto
16-30 - 17.00 PRESENTASI RAFFLES CONSULTANCY & RAFFLES ACADEMY
17.00 - 18.00 ISTIRAHAT & MANDI
18.00 - 18.30 MAKAN MALAM
18.30 - 20.00 LANJUTAN WORK SHOP
Lanjutan Sessi III : “Mewujudkan synergi Sekolah Kristen yang tetap eksis di era
penuh tantangan” - Daniel Dianto
20.00 - 22.00 SIDANG 4
Sidang Kelompok untuk merumuskan program kerja, dll
22.00 - 22.30 RENUNGAN MALAM
22.30 - ISTIRAHAT
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 19
SIDANG PENGURUS PLENO(SPP) IV TAHUN 2010MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA 3 – 5 NOVEMBER 2010Dialah Guru dan Gembala yang Agung
HARI IIIJUMAT, 5 NOVEMBER 2010
07.00 - 08.00 MAKAN PAGI
08.00 - 08.15 RENUNGAN PAGI
08.15 - 09.45 SIDANG 5
Sidang Paripurna Membahas Hasil Sidang Kelompok Untuk Menjadi
Keputusan SPP IV
09.45 - 10.00 REHAT
10.00- 11.30 SIDANG 6
• Penyerahan Pimpinan Sidang termasuk Keputusan-keputusan dari Majelis Ketua kepada
PH-MPK.
• Kata Penutup dan Penutupan Sidang oleh Ketua Umum MPK
• Laporan Ketua Panitia Pelaksana SPP IV MPK.
• Sambutan Ketua MPKW DKI Jakarta.
• Sambutan Ketua Umum MPK sekaligus menutup SPP IV
11.30 - 12.15 IBADAH PENUTUPAN
12.15 - 13.15 MAKAN SIANG
13.15 - 15.00 CHECK OUT & KEMBALI KE JAKARTA
20 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
PROFIL MPK
LATAR BELAKANG Pada awalnya untuk mengoordinasikan
dan memperjuangkan kepentingan
pendidikan Kristen kepada pemerintah
pusat dan daerah pada tahun 1936
dibentuklah Schollraad voor Christelijke
Schoolen in Netherlands Indie di tingkat
pusat dan ditingkat cabang Province
Schoolraden. Pada tanggal 5 Juni
1950 oleh tokoh-tokoh Kristen antara
lain: Dr. F. L. Baker, Ds. W.J. Rumambi,
Dr. J.H. Van Beyma, I.P. Simanjuntak,
H. Van Hoek, B. Prawirohatmodjo,
G. Van de Hoeven Van Genderen,
Mr. J.M. Tumbelaka, P. Gilde, W.
Hutajulu dikukuhkan menjadi Majelis
Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia
(MPPK) yang pada perkembangannya
pada Kongres XIII MPK di Yogyakarta
tahun 2000 diubah menjadi Majelis
Pendidikan Kristen di Indonesia (MPK).
Tujuan MPK seperti tercantum dalam
anggaran dasar Bab II pasal 5 adalah
: Mengoordinasikan, membimbing
dan membina usaha anggotanya
serta memperjuangkan kepentingan
anggotanya di bidang pendidikan Kristen
sehingga memenuhi fungsi, peran
dan tugas panggilannya dengan lebih
baik. Pergumulan MPK saat ini dan
masa mendatang adalah memastikan
tetap terselenggaranya pendidikan
Kristen yang berkualitas unggul dengan
identitas dan ciri khas pendidikan
Kristen di Indonesia, ditengah arus
perubahan peadaban zaman, pluralisne
dan lahirnya peraturan undang -
undang yang dirasakan “kurang
berpihak” kepada penyelenggaraan
serta pengelolaan pendidikan Kristen
di Indonesia. Penguatan institusi MPK
menjadi tuntutan demi menampung dan
menyalurkan aspirasi penyelenggara
dan pengelola pendidikan Kristen di
Indonesia. MPK adalah salah satu
organisasi yang turut memprakarsai
pembentukan Musyawarah Perguruan
Swasta (MPS) Pusat pada tanggal
8 November 1971 bersama-
sama Perguruan Taman Siswa,
Muhammadiyah, Katolik, LP Ma’arif
NU dan lembaga lainnya. Dalam
perkembangannya MPK berubah
menjadi BMPS (Badan Musyawarah
Perguruan Swasta).
Berdasarkan data 2007 jumlah
sekolah Kristen (TK, SD, SMP dan
SMA/SMK) yang diselenggarakan oleh
310 yayasan/badan penyelenggara
pendidikan Kristn anggota MPK di
seluruh Indonesia sebanyak 4.958
sekolah dengan jumlah guru 83.275
orang dan jumlah peserta didik
sebanyak 954.000 orang.
VISI DAN MISI MPK MENJADI PENGUAT DAN PEMBARU
PENYELENGGARA PENDIDIKAN
KRISTEN JENJANG DASAR DAN
MENENGAH DI INDONESIA YANG
TERPERCAYA DAN BERWIBAWA
1. MISI MPKMemperjuangkan
secara konsisten aggota dalam
hal mendapatkan tempat untuk
menyelenggarakan dan mengelola
pendidikan jenjang dasar dan
menengah yang memiliki identitas
dan ciri khas Kristen di Indonesia.
2. Menjalankan studi-studi, penelitian,
dialog dan berbagai aktivitas
profesional serta inovatif di bidang
pendidikan Kristen jenjang dasar dan
menengah di Indonesia.
3. Mempromosikan standar terbaik
kepemimpinan, manajemen dan
organisasi penyelenggara dan
pengelola pendidikan Kristen jenjang
dasar dan menengah di Indonesia.
4. Membangun jejaring dan
menciptakan berbagai wahana
peningkatan kompetensi
penyelenggara dan pengelola
pendidikan Kristen jenjang dasar dan
menengah di Indonesia.
PROFIL
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA
5. Melahirkan dan memublikasikan
ke berbagai media masa secara
periodik, hasil-hasil studi dan
penelitian di bidang pendidikan
yang mampu menjadi acuan dan
masukan-masukan penyusunan
kebijakan pendidikan yang
berkualitas unggul di Indonesia.
6. Bersama-sama dengan unsur
masyarakat dan mitra kerja di dalam
dan luar negeri mengupayakan
pemberdayaan, alternatif
pembiayaan, pemerataan dan
peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia.
F OKUS PELAYANAN MPK TAHUN 2007 - 2012
• BIDANG STRATEGI DAN
KEBIJAKAN PENDIDIKAN:
Program di bidang ini terfokus pada
upaya untuk merumuskan strategi
dan kebijakan yang dapat menjawab
perubahan zaman, yang di dalamnya
penyiapan sumber daya manusia
bidang advokasi, perwujudan
identitas dan ciri khas pendidikan
Kristen dan advokasi hukum, politik
dan hak asasi manusia mendapat
tempat.
• BIDANG ORGANISASI DAN
HUBUNGAN KERJASAMA: Program
di bidang ini terfokus pada upaya
untuk menganalisis dan mengkaji
struktur organisasi, mengevaluasi
bentuk dan program kerjasama;
mengembangkan dan meningkatkan
hubungan dan kerjasama melalui
suatu penataan organisasi yang tertib
dan teratur yang dibarengi dengan
pemberdayaan MPK Wilayah.
• BIDANG PEMBINAAN DAN
PERENCANAAN PENDIDIKAN:
Program di bidang ini terfokus pada
upaya untuk mengembangkan
kualitas pendidikan di lingkup
pra sekolah, pendidikan dasar,
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 21
pendidikan menengah umum dan
kejuruan dan pendidikan luar biasa;
dengan didukung oleh hasil-hasil
studi dan pengembangan dalam
suatu perencanaan yang strategis
dan komprehensif dalam konteks
pelaksanaan otonomi daerah.
• BIDANG PERBENDAHARAAN DAN
KEUANGAN:
Program bidang ini terfokus pada
upaya mengembangkan kemandirian
di bidang dana, pemetaan potensi
daya dan dana yang dimiliki,
penyediaan fasilitas dan perangkat
yang dibutuhkan demi peningkatan
kinerja organisasi.
P RIORITAS STRATEGIS Prioritas langkah strategis
yang dilakukan MPK adalah (1)
pengembangan sistem kelembagaan
MPK; (2) pengembangan kapasitas
MPK; (3) pemberdayaan dan
pengembangan SDM; (4) manajemen
aset (harta dan keuangan) MPK sesuai
nilai-nilai transparansi, indepedensi,
akuntabilitas, responsibilitas dan
fairness, untuk membangun
kepercayaan dengan semua pihak;
(5) pengembengan teknologi; (6)
mentradisikan prestasi juara dunia
olimpiade keilmuan dan (7) identitas dan
ciri khas pendidikan Kristen.
K EPENGURUSAN MPK KEPUTUSAN KONGRES XIV MPK TAHUN 2007 MENETAPKAN
KEPENGURUSAN MPK MASA LAYANAN 2007 - 2012
PENGURUS HARIAN
• KETUA UMUM Ir. Robert Robianto
• KETUA I Prof. W.B.P. Simanjuntak, M.Ed., Ph.D.
• KETUA II Ir. David Johanes Tjandra, M.A.
• KETUA III Pdt. Jack Ospara, M.Th.
• SEKRETARIS UMUM Drs. Jopie J.A. Rory
• WAKIL SEKRETARIS UMUM Pdt. Ny. L.F.E. Tamuntuan-M, M.Si.
• BENDAHARA UMUM Hari Sugiharto, S.H., M.Sc.
• WAKIL BENDAHARA UMUM Philip J. Leatemia
• ANGGOTA Pdt. Dr. J. Legoh, M.A. | Drs. Suyono, M.Ed. |
M.R. Siahaan, S.H. | Drs. Soedjadi |
Dr. Drs. Henson, S.H. CN., M.H. |
Pdt. Dr. Daniel Susanto
BADAN PENASIHAT
• KETUA Prof. Dr. Aris Pongtuluran, dr., MPH
• WAKIL KETUA Prof. Dr. Ing. K. Tunggul Sirait
• SEKRETARIS Drs. Jerry Rudolf Sirait
• ANGGOTA Pdt. Dr. Nus Reimas | Edwin Soerjadjaja |
Eddy Sariatmadja | Drs. J. Pakpahan
BADAN PENGAWAS PERBENDAHARAAN
• KETUA Ir. Asi Halomoan Napitupulu, M.Sc.
• SEKRETARIS Drs. Erna Gunawan, M.A.
• ANGGOTA Drs. Ruddy Koesnadi
22 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
1) PELATIHAN MANAJEMEN, PENGELOLAAN DAN
PENYELENGGARAAN SEKOLAH KRISTEN BAGI
PENGURUS YAYASAN/BADAN PENYELENGGARA
PENDIDIKAN KRISTEN DAN KEPALA SEKOLAH.
Berdasarkan hasil kajian tentang pengelolaan dan
penyelenggaraan sekolah Kristen yang telah dilakukan,
membuktikan bahwa sekolah-sekolah Kristen yang
berkualitas ternyata memiliki sistem pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan yang lebih baik daripada
sekolah Kristen yang kurang bermutu. Berkaitan dengan
hal tersebut maka MPK melaksanakan pelatihan bagi
kepala sekolah dan wakil kepala sekolah serta pengurus
yayasan/badan penyelenggara pendidikan Kristen
dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuannya
terutama dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
sekolah Kristen.
Tujuan: (a) meningkatkan kemampuan dan keterampilan
para kepala sekolah dan wakil kepala sekolah serta
pengurus yayasan/badan penyelenggara pendidikan
Kristen tentang pengelolaan dan penyelenggaraan
sekolah Kristen yang baik, (b) melatih para kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah serta pengurus
yayasan/ badan penyelenggara pendidikan Kristen untuk
dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh selama pelatihan ke dalam praktek
sehari-hari, (c) tukar informasi dan pengalaman dalam
pengelolaan pendidikan serta membangun jaringan kerja
antar sekolah-sekolah Kristen dan MPK Wilayah/MPK.
Program ini dilaksanakan beberapa wilayah yaitu (1) di
Makasar-Sulawesi Selatan, tanggal 23 – 25 Agustus
2007 dengan jumlah peserta 78 orang yang berasal dari
pengurus yayasan/badan penyelenggara pendidikan
Kristen dan kepala/wakil kepala sekolah Kristen di
wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi
Tenggara; (2) untuk wilayah Sumatera Utara, pada
tanggal 29 November sampai dengan 1 Desember
2007 di Wisma PWKI, Medan dengan jumlah peserta 72
orang; (3) untuk wilayah Kalimantan (Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan
Selatan) pelatihan dilaksanakan pada tanggal 6-8
Maret 2008 di Hotel Kartika, Pontianak, dengan jumlah
peserta 61 orang; (4) Untuk wilayah Maluku, pelatihan
dilaksanakan tanggal 9 – 11 Juni 2008 di Gereja Kristen
Kalam Kudus Indonesia, Ambon dengan jumlah peserta
60 orang.
2) PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DAN GURU
SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) KRISTEN SE-
INDONESIA
SLB merupakan bagian dari lembaga pendidikan yang
bergerak secara khusus melayani anak berkebutuhan
khusus. Pelayanan atau proses pendidikan di SLB sangat
berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya, karena
siswa di SLB memerlukan pelayanan yang khusus bagi
tiap individu. Tenaga pendidik di SLB harus terus belajar
baik dari pengalaman maupun ilmu-ilmu pendidikan
khusus. Di samping itu para pendidik harua mempunyai
ketulusan hati dan kesabaran yang lebih. Tujuan pelatihan
yaitu agar para tenaga pendidik dapat: (1) meningkatkan
pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus;
(2) meningkatkan rasa percaya diri dan motivasinya
sebagai pendidik di SLB; (3) mengetahui perkembangan
LAPORAN KEGIATAN PH MPK
LAPORAN DAN INFORMASI KEGIATAN YANG TELAH
DILAKUKAN OLEH PENGURUS HARIAN MPK 2007 – 2009
SEJAK DIPILIH DAN DITETAPKAN PADA KONGRES XIV MPK DI BANDUNG TAHUN 2007 DAN
DITEGUHKAN DALAM KEBAKTIAN PENGUTUSAN YANG DILAKSANAKAN PADA TANGGAL
24 MARET 2007 DI GKI GUNUNG SAHARI, JAKARTA PUSAT; PENGURUS HARIAN MPK
MASA LAYANAN 2007 – 2012 PADA PERIODE TAHUN 2007 SAMPAI DENGAN 2010 TELAH
MELAKSANAKAN KEGIATAN-KEGIATAN ANTARA LAIN:
22 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 23
pelayanan pendidikan di SLB di tingkat nasional dan
internasional serta mampu menerapkannya di sekolah.
Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 27 – 30 April 2008
di Wisma Hijau, Cimanggis-Depok, dengan jumlah
peserta 24 orang yang berasal dari 14 SLB Kristen
di Indonesia. Selain itu para peserta juga melakukan
oberservasi langsung dalam proses belajar mengajar yang
dilaksanakan di SLB Dwi Tuna Rawinala-Jakarta Timur.
3) PELATIHAN KEPALA DAN GURU KELOMPOK
BERMAIN (KB) DAN TAMAN KANAK-KANAK TK (TK)
KRISTEN SE JAWA TIMUR
Pada tanggal 4-6 September 2008 bertempat di Pondok
Betlehem, Desa Krobyokan, Jedong-Wagir, RT 01/ RW
07, Malang MPKW XI Jatim mengadakan pelatihan bagi
para Guru Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-
Kanak (TK). Topik yang diangkat yaitu “Pengembangan
Profesionalisme Bagi Para Guru Kelompok Bermain dan
Taman Kanak-Kanak”. Selama tiga hari, para guru yang
berjumlah 97 orang (melebihi target yang telah ditentukan)
dari berbagai sekolah se-Jatim dan 1 sekolah dari Jateng
dilatih oleh seorang fasilitator yang kompeten di bidang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu Bu Yulianti
Siantayani, M.Pd
4) PENERBITAN BUKU MURAH, YAITU BUKU
MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS VIII DAN IX
SMP.
Berkat anugerah Tuhan Yang Maha Pengasih dan ijin
dari Departemen Pendidikan Nasional PH-MPK telah
menerbitkan buku murah yaitu 2(dua) buku Matematika
berjudul Mudah Belajar Matematika untuk murid SMP
kelas VIII dan IX yang diunduh dari BSE (Buku Sekolah
Elektronik), Depdiknas. Kedua buku tersebut dicetak
masing-masing sebanyak 1.500 eksemplar. Buku tersebut
diharapkan dapat membantu sekolah-sekolah Kristen
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan Kristen di Indonesia. Ongkos cetak buku dan
ongkos kirim per buku Rp. 10.000,-.
5) PENERBITAN MODUL PENDIDIKAN PERDAMAIAN
JENJANG TK, SD, SMP DAN SMA/SMK.
Setelah mengalami proses yang cukup panjang yaitu
sejak tahun 2007 akhirnya Modul Pendidikan Perdamaian
dapat dicetak. Pencetakan modul tersebut dilaksanakan
atas dukungan dana dari EED (bantuan terakhir). Modul
Pendidikan Perdamaian terdiri dari 4(empat) modul yaitu
untuk jenjang TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Modul
Pendidikan Kristen dicetak disesuaikan dengan perkiraan
jumlah sekolah Kristen sesuai jenjangnya yaitu: (1) jenjang
TK dicetak sebanyak 1.000 eksemplar, (2) jenjang SD
dicetak sebanyak 1.500 eksemplar, (3) jenjang SMP
dicetak sebanyak 600 eksemplar, dan (4) jenjang SMA/
SMK dicetak sebanyak 500 eksemplar.
Buku Modul Pendidikan Perdamaian adalah buku
pegangan untuk guru yang ditugaskan sebagai menjadi
fasilitator pelaksanaan Pendidikan Perdamaian yang bisa
dilaksanakan di luar jam belajar (ekstrakurikuler) atau
diintegrasikan dalam mata pelajaran (Pendidikan Agama
Kristen) yang dilakukan oleh guru PAK.
6) PROGRAM PEMANDIRIAN SEKOLAH KRISTEN.
DENGAN MEMBERIKAN BEBERAPA BANTUAN
KE BEBERAPA SEKOLAH KRISTEN YANG
MEMBUTUHKAN.
PH-MPK berusaha memberikan bantuan dana yang
sangat terbatas berdasarkan prioritas dan kriteria program
pemandirian sekolah yang telah ditetapkan. Yayasan/
sekolah yang telah mendapat bantuan dengan dana yang
terbatas yaitu: (a) Yapmas Sumba sebesar Rp. 15 juta; (b)
YPK Lampung: SMP Kristen 2 Bandarjaya-Terbagi Besar,
Lampung Tengah sebesar Rp. 10 juta; (c) YPK GMIBM,
Sulut: SD Kristen XII Sumba sebesar Rp. 15 juta; dan
(d) YPPK Dr. J.B. Sitanala, Maluku: SD Kristen Manglusi
sebesar Rp. 17.5 juta.
7) PEMBENTUKAN TIM ADVOKASI HUKUM DAN HAM
LPKI
Pengurus Harian MPK telah membentuk Tim Advokasi
Hukum dan HAM LPKI masa layanan 2007 – 2012. Tim
ini beranggotakan beberapa dosen fakultas hukum dan
praktisi hukum. Tugas tim adalah melakukan pengkajian
berbagai peraturan perundang-undangan, menyampaikan
usulan-usulan kepada berbagai pihak melalui PH-MPK
dan membantu memberikan saran kepada anggota
MPK yang sedang menghadapi masalah yang berkaitan
dengan peraturan perundang-undangan.
8) PELATIHAN TIM ADVOKASI HUKUM DAN HAM
DENGAN PESERTA DARI MPKW.
Dalam rangka membekali tim advokasi hukum dan
HAM di tingkat MPKW khususnya dalam melaksanakan
tugas-tugas advokasi dan pengkajian berbagai peraturan
perundang-undangan maka diselenggarakan pelatihan
yang dilaksanakan tanggal 4-6 November 2007 di
Salatiga. Nara sumber pelatihan adalah ahli hukum,
pengamat politik dan praktisi hukum.
9) KONSULTASI REGIONAL ADVOKASI HUKUM DAN
HAM DI BEBERAPA MPKW.
Konsultasi regional dilaksanakan dalam rangka
mengkaji berbagai peraturan perundang-undangan dan
implementasinya di daerah serta melakukan inventarisasi
berbagai permasalahan yang dihadapi dan mencari
berbagai alternatif pemacahannya, antara lain adanya
berbagai Perda.
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 23
24 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 25
26 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
LAPORAN KEGIATAN PH MPK
26 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
Kegiatan ini dilaksanakan di: (1) MPKW Lampung yang
dilaksanakan pada tanggal 31 Maret – 2 April 2008
di Bandar Lampung; (2) MPKW Jawa Timur yang
dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2008 di Surabaya; dan
(3) MPKW Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara yang
dilaksanakan pada tanggal 4 -5 Juli 2008 di Makasar.
10) PENGKAJIAN PP NO. 55 TAHUN 2007 TENTANG
PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN
KEAGAMAAN.
Dalam rangka mendalami dan mencari berbagai
alternatif solusi menghadapi dampak yang ditimbulkan
dari pelaksanaan PP tersebut maka PH MPK bersama
lembaga-lembaga gerejawi antara lain PGI dan PGLII
melaksanakan kajian bersama yang dilaksanakan pada
tanggal 1 Maret 2008 yang dihadiri oleh 54 orang dari
pengurus yayasan/badan di Jabodetabek. Salah satu
kesimpulannya adalah PH MPK supaya menyampaikan
permohonan Judicial Review terhadap PP tersebut ke MA
dengan dukungan beberapa lembaga gerejawi.
PH-MPK melalui kuasa hukum yang ditunjuk telah
mengajukan materi permohonan pengujian PP 55 tahun
2007. Namun permohonan tersebut tidak diterima/kalah.
11) KONSULTASI DAN LOKAKARYA UU BHP BAGI
PENYELENGGARA SEKOLAH KRISTEN.
Konsultasi dan lokakarya yang dilaksanakan pada tanggal
15 – 17 Juli 2009 di Pondok Remaja PGI-Cipayung, Bogor.
dihadiri oleh 76 (tujuh puluh enam) orang yang berasal dari
berbagai daerah di Indonesia yaitu terdiri dari Pengurus
Yayasan/Badan Penyelenggara Pendidikan Kristen,
Pengurus MPKW, Majelis Sinode, Tim Advokasi Hukum
dan HAM MPK. Nara sumber dan materi konlok yaitu: (1)
Telaah Kritis UU No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan (BHP), oleh Dr. Luhut M.P. Pangaribuan,
S.H., LLM.; (2) Membedah isi UU No.9 Tahun 2009
tentang Badan Hukum Pendidikan oleh Prof. Dr. Johanes
Gunawan, S.H., LLM; (3) Kedudukan dan Peran Gereja
(sebagai Pemilik dan Penyelenggara Sekolah Kristen)
dalam Badan Hukum Pendidikan, oleh Pdt. Jack Ospara,
M.Th.; dan (3) Mencari Bentuk Ideal Penyelenggaraan dan
Pengelolaan Sekolah-sekolah Kristen dalam Kaitannya
dengan UU No.9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan, oleh Dr. Drs. Henson, S.H,. CN, M.H.
Turut serta dalam melakukan Judicial Review terhadap UU
No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan ke
MK. Keputusan MK menyatakan bahwa (a) Menyatakan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan
Hukum Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 10,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4965) bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945; (b) Menyatakan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
10,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4965) tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat;
12) MENYELENGGARAKAN BULAN PENDIDIKAN
KRISTEN DI INDONESIA SETIAP TAHUN YAITU
PADA TANGGAL 2 MEI S/D 5 JUNI.
Salah satu kegiatan yang juga bertujuan untuk
meningkatkan rasa memiliki adalah pelaksanaan ”Bulan
Pendidikan Kristen di Indonesia”.
Pergumulan bersama terhadap misi bersama di bidang
pendidikan Kristen telah menghasilkan berbagai
kesepakatan baik yang dilakukan melalui konsultasi
nasional tentang strategi bersama pengembangan
pendidikan Kristen di Indonesia maupun dari hasil-hasil
studi lembaga-lembaga keumatan Kristen selama ini.
Bulan Pendidikan Kristen di Indonesia adalah untuk
menyegarkan dan merefl eksi kembali peran pendidikan
Kristen selama ini serta meningkatkan rasa memiliki maka
sejak tahun 2001 ditetapkan adanya Bulan Pendidikan
Kristen di Indonesia: 2 Mei – 5 Juni tiap tahun.
Diharapkan kegiatan ini dilaksanakan di seluruh
Indonesia dengan mengikutsertakan gereja-gereja, tokoh
masyarakat Kristen, lembaga-lembaga Kristen dan
tentunya lembaga pendidikan Kristen. Penetapan kegiatan
yang dimulai tanggal 2 Mei sampai dengan 5 Juni
dimaksudkan sebagai wujud apresiasi bahwa pendidikan
Kristen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan nasional.
13) MENJALIN KERJASAMA
Dalam rangka menjalankan perannya PH-MPK juga
menjadi kerjasama dengan berbagai pihak antara lain
lembaga-lembaga gerejawi (PGI, PGLII, BK, PBI, GMAHK,
PGPI), BMPS, MNPK, Kemendiknas, Ditjen Bimas Kristen
Kemenag, dan lembaga-lembaga lain.
Di masa depan tantangan yang dihadapi semakin besar
mengingat keterbatasan dana yang dihadapi sehingga
diharapkan peran Majelis Pendidikan Kristen Wilayah (MPKW)
lebih berfungsi dalam melaksanakan program bersama di aras
wilayah dengan dukungan dana bersama di antara anggota
MPK di wilayah.
LAPORAN DAN INFORMASI KEGIATAN
YANG TELAH DILAKUKAN
OLEH PENGURUS HARIAN MPK 2007 – 2009
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 27
28 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MENGEMBANGKAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF Sebagai Salah Satu Ciri Khas Sekolah-sekolah Kristen Indonesia Abad XXI
MAKALAH PENDIDIKAN
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 29
PENDAHULUAN
Dalam dua dasa warsa terakhir ini semakin
banyak sekolah swasta termasuk di
dalamnya sekolah-sekolah Kristen baru yang
bermunculan. Tentu saja hal ini patut disyukuri
dan disambut dengan gembira. Namun tatkala
sebagian besar sekolah ini ternyata melayani
segmen masyarakat tertentu, maka terjadilah kejenuhan
(over-supply) di satu sisi, walau di sisi lain Indonesia masih
membutuhkan lebih banyak sekolah untuk menampung anak-
anak dari keluarga yang kurang mampu, khususnya pada
jenjang sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Seiring dengan bertambahnya jumlah sekolah seperti tersebut
di atas, sekolahpun mulai berlomba-lomba berupaya “mencari”
murid. Sejak itu sekolah-sekolah pun mulai mengenal dan
menerapkan berbagai strategi “pemasaran” dalam upaya
menarik perhatian masyarakat.
Sekolah dengan ciri khas tertentu umumnya lebih mudah
menarik perhatian dan minat para orangtua calon murid, paling
tidak dari segmen masyarakat tertentu untuk mendaftar pada
sekolah tersebut, dibandingkan dengan sekolah lain pada
umumnya. Namun seiring dengan perubahan jaman ciri khas
sebuah sekolah yang tadinya merupakan daya pembeda yang
menarik bisa saja tak lagi mampu memikat hati para calon
muird dan orangtua mereka.
Untuk itu sekolah Kristen perlu terus belajar dan beradaptasi
dengan perubahan tanpa harus meninggalkan misi utama
yang diembannya. Dalam hal ini kepemimpinan (leadership)
merupakan faktor utama yang memberikan arah dan sekaligus
daya dorong ke arah tercapainya kinerja sekolah yang prima,
sebagaimana digambarkan dalam alur pikir Baldrige Award,
sejenis penghargaan tahunan yang diberikan oleh pemerintah
Amerika Serikat kepada organisasi di Amerika dan di luar
Amerika – baik profi t dan non profi t (termasuk di dalamnya
pendidikan) – yang dinilai mencapai kinerja yang unggul (lihat
Gambar 1).
MISI UTAMA SEKOLAH KRISTEN
Apapun visi, misi, dan tujuan yang dirumuskannya, setiap
sekolah Kristen seyogyanya tak meninggalkan panggilan
dan misi utamanya, sebagaimana Abraham, bapak iman
kita, dipanggil untuk menjadi saluran berkat bagi semua
bangsa di dunia agar dia mengajarkan kepada anak-anak dan
keturunannya segala sesuatu yang Allah ajarkan dan
kehendaki.
Gambar 1. Alur Pikir Baldrige Education Criteria for
Excellence Performance
30 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
“Bukankah keturunannya akan menjadi bangsa yang
besar dan berkuasa? Bukankah melalui dia, semua bangsa di
bumi akan Kuberkati? Sebab Aku telah memilih dia, supaya
diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada
keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang
ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan
keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham
apa yang dijanjikan-Nya kepadanya” (Kejadian 18:18-19).
Memegang janji Allah ini, jelas sekolah Kristen bukan hanya
diharapkan menjadi “a good school” tetapi dipanggil untuk
menjadi “a great school” di mana melalui keberadaan dan
kiprah layanannya dapat dipersiapkan generasi muda yang
mampu menjadi agen-agen transformasi bangsa yang rela
dan mampu berkarya bagi bangsanya? Wawasan panggilan
dan misi utama ini pun bukan sekedar wawasan lokal tetapi
wawasan global, yaitu panggilan untuk mengubah dunia
berdasarkan ajaran Firman Tuhan.
DIBUTUHKAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF
Tak dapat disangkal, dewasa ini kita hidup dalam dunia yang
semakin transaksional. Sekolah sebagai institusi pendidikan
tak jarang ikut terseret dalam pusaran arus dunia. Memang
benar sekolah harus dikelola secara profesional, namun itu tak
berarti sekolah kemudian cenderung memfokuskan diri pada
upaya memperoleh pendapatan sebanyak-banyaknya dari
uang sumbangan para orangtua murid yang diterima untuk
kemudian lebih banyak dimanfaatkan untuk membangun
fasilitas fi sik daripada untuk membangun kapasitas
manusianya (baca: guru dan staf). Alasan pembenar yang
seringkali dikemukakan adalah tuntutan ”pasar”. Segmen
masyarakat menengah atas di Indonesia ditengarai cenderung
memilih sekolah dengan fasilitas fi sik yang ”wah” sekalipun
kualitasnya masih tanda tanya.
Pusaran arus ”tren” pendidikan di Indonesia saat ini juga
mengarahkan sekolah-sekolah untuk berlomba-lomba
menjadi sekolah bertaraf internasional tanpa benar-benar
memahami hakekat dan tujuannya. Cukup banyak sekolah
yang menggunakan ”label” internasional lebih untuk keperluan
”pemasaran” ketimbang benar-benar lahir dari sebuah
pengakuan masyarakat luas atas kinerjanya yang setara
dengan sekolah-sekolah berkualitas di dunia.
Untuk menghindari sekolah Kristen terseret pusaran arus
dunia atau tertinggal di belakang, dibutuhkan kepemimpinan
transformatif sebagaimana dinyatakan oleh Rasul Paulus
dalam suratnya kepada jemaat di Roma.
”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu
dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma
12:2).
Pola kepemimpinan transformatif, yang dibangun
berdasarkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang melayani
MAKALAH PENDIDIKAN
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 31
uang sumbangan dan uang sekolah mereka? Belum lagi
harus les ini dan itu agar nilai bisa menjadi baik? Kelak jangan
heran jika mereka cenderung menjadi pribadi-pribadi yang
transaksional.
Sekolah-sekolah Kristen dengan pola kepemimpinan
transformatif seharusnya mempunyai ciri khas utama, yaitu
menyiapkan anak-anak ke arah transformatif (lihat Gambar
2). Mereka disiapkan menjadi garam dan terang dunia. Pola
pendidikan mereka haruslah holistik (Lukas 2:52).
PENUTUP
Di tengah kekuatiran karena derasnya arus persaingan
antar sekolah, justru sekolah-sekolah Kristen pertama-tama
haruslah mengembangkan pola kepemimpinan transformatif.
Untuk itu setiap anggota pengurus dan pemimpin sekolah
hendaknya menjadi pribadi-pribadi yang terus belajar, terutama
dari Firman Tuhan. Hanya dengan pola kepemimpinan yang
transformatifl ah sekolah-sekolah Kristen dapat mendorong
terjadinya perubahan dalam berbagai
aspek kehidupan sekolah (lihat
Gambar 1) dan menjadikan sekolah-
sekolah yang berciri khas, sekolah-
sekolah yang disukai banyak orang
dan yang terutama disukai oleh Tuhan.
Oleh : Takim Andriono, Ph.D.
Ketua MPKW Jawa Timur & Ketua Yayasan
Pendidikan Visi dan Misi, Surabaya.
(servant leadership) juga akan mengimbas pada pola-pola
pembelajaran dan praktik-praktik manajemen sekolah.
Dengan pola kepemimpinan transformatif. sekolah Kristen
akan meninggalkan praktik-praktik masa lalunya yang
cenderung mendikte, birokratis, menghambat perubahan, dan
menggantinya dengan praktik-praktik baru menuju budaya
pemberdayaan dan pembebasan, yang mampu mengantispasi
perubahan dengan cepat namun tetap memegang teguh
panggilan dan misi utamanya.
MEMBAWA ANAK-ANAK KE ARAH TRANSFORMATIF
Banyak sekolah Kristen yang menjalankan berbagai akitivitas
pembelajaran sehari-hari tanpa menyadari ke arah mana
sebenarnya sekolah sedang membawa anak-anak yang Tuhan
percayakan kepadanya. Tak jarang Tuhan menitipkan anak-
anak dari keluarga yang kurang mampu. Jika kelak anak-anak
ini lulus dan kehidupan mereka tak lebih baik dari orangtua
mereka, bukankah diam-diam, kemungkinan besar tanpa
disadari kita mengarahkan mereka menjadi korban atau orang
yang kalah pertandingan kehidupan ini (lihat Gambar 2). Besar
kemungkinan Tuhan mempercayakan anak-anak dari keluarga
yang kurang harmonis dan jika kelak mereka terjebak dalam
“kubangan” yang sama, bukankah sekolah harus merasa
“gagal” dalam menjalankan misinya?
Tak jarang sekolah-sekolah Kristen yang tanpa disadari
mengarahkan anak-anak yang tumbuh dengan banyak
berfokus pada dirinya sendiri. Segala sesuatu dihitung dengan
materi. Bukankah mereka sudah membayar dengan mahal
Ganbar 2. Ke arah Mana Kita Bawa Anak-anak Kita?
TRANSFORMATIF
MENJADI KORBAN/
ORANG YANG KALAH
TRANSAKSIONAL
32 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 33
34 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
pa yang terpikir dalam benak Anda, bila sekolah
Anda diminta untuk melakukan sinergi dengan
sekolah lain? Hal pertama yang terpikir adalah
apa yang akan sekolah saya dapatkan dari sinergi
itu ? Hal kedua, adalah apa yang mau disinergikan ? Hal
ketiga, dengan sekolah mana sinergi ini akan dilakukan ? Hal
keempat, bagaimana kualitas sekolah tersebut? Hal kelima,
bagaimana melakukannya? Hal keenam adalah mungkinkah
sinergi itu dilakukan ? Akhir dari pikiran kita mungkin akan
berakhir pada keputusan bahwa sekolah saya tidak akan
melakukan sinergi dengan sekolah itu. Benarkah demikian ?
Apa sulitnya kita melakukan sinergi ? Manfaat apa saja yang
akan kita peroleh dari suatu bentuk sinergi ? Siapa saja yang
diuntungkan dari sinergi itu ? Bagaimana pandangan sekolah
Kristen dalam mensikapi sinergi ini ? Marilah kita renungkan
hal ini dan mencoba menjawabnya secara bijak.
PEMAHAMAN TENTANG SINERGI SEKOLAH
Sinergi dalam kamus bahas a Indonesia berarti kegiatan atau
operasi gabungan. Kegiatan gabungan dalam pemahaman
sinergi adalah 2 belah pihak melaksanakan sesuatu secara
bersama untuk sebuah tujuan tertentu.
Sinergi sekolah berarti 2 sekolah atau lebih melakukan
kegiatan gabungan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
hal ini yang terpenting adalah terjadinya pencapaian tujuan,
yang sebelumnya telah ditetapkan secara bersama antar
pihak sekolah yang melakukan sinergi. Melalui sebuah sinergi
akan terjadi himpunan kekuatan besar antar sekolah tersebut
untuk melaksanakan kegiatan secara efi sien dan efektif untuk
mencapai tujuannya.
Model, bentuk dan tujuan sinergi sekolah dapat bermacam-
macam sesuai kebutuhan dan situasi kondisi sekolah-sekolah
yang melakukan sinergi itu. Ada beberapa macam model,
bentuk dan tujuan sinergi sekolah, antara lain :
1) Kumpulan beberapa sekolah yang tergabung dalam
sebuah wadah atau lembaga melakukan sinergi untuk
mencapai tujuan atas dasar kebutuhan bersama, contoh
asosiasi sekolah swasta melakukan kegiatan bersama
untuk mempersiapkan akreditasi sekolah dipandu nara
sumber dari dinas pendidikan
2) Dua sekolah melakukan sinergi untuk mencapai tujuan
atas dasar kebutuhan bersama, contoh sekolah X dan
sekolah Y melakukan diskusi guru untuk mata pelajaran
tertentu , dengan nara sumber bergantian dari kedua
MUNGKINKAH SEKOLAH KRISTEN di INDONESIA SALING BERSINERGI ?
SINERGI
REFLEKSI
A
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 35
sekolah tersebut sehingga guru-guru dari kedua sekolah
memperoleh wawasan lebih.
3) Dua sekolah melakukan sinergi sesuai dengan keunggulan
bidangnya masing-masing agar tercapai kekuatan
bersama, contoh sekolah X dengan keunggulan dalam
bidang IPA , dan sekolah Y dengan keunggulan bidang
Sosial bersinergi melakukan pelatihan serta lomba guru
dan siswa untuk sekolah-sekolah luar se-wilayahnya.
4) Dua sekolah melakukan sinergi untuk membantu sekolah
lain yang membutuhkan bantuan, contoh sekolah X
dan sekolah Y bersinergi mengumpulkan dana dan
perlengkapan sekolah untuk kelangsungan operasional
sekolah Z yang berada di daerah terpencil
PANDANGAN SEKOLAH KRISTEN TENTANG SINERGI
SEKOLAH
Sekolah Kristen memiliki tantangan untuk menerapkan
pendidikan yang dapat mentransformasi bangsa. Sekolah
Kristen memiliki tugas yang sangat berat untuk mengatasi
tantangan tersebut. Kehadiran sekolah Kristen diharapkan
dapat membantu Pemerintah untuk menghasilkan manusia
yang sehat, cerdas, bersemangat tinggi, kreatif, peduli,
memiliki ketahanan juang, termotivasi untuk membangun
bangsanya dan yang takut akan Tuhan.
Tugas yang berat ini lambat laun semakin bertambah
berat sesuai dengan tantangan dan kemajuan zaman yang
mengiringinya. Masalah social budaya, politik, hukum,
ekonomi yang terjadi di negara ini turut mewarnai perjalanan
kehidupan sekolah Kristen. Bermacam tantangan djumpai dan
dirasakan oleh sekolah-sekolah Kristen yang sudah eksis sejak
dahulu maupun yang baru tumbuh. Beberapa tantangan yang
dijumpai dan dirasakan saat ini adalah :
1. Persaingan ketat antar sekolah Kristen, sekolah Kristen
dengan sekolah negeri, dengan sekolah swasta lain yang
bercirikan khusus, dengan sekolah nasional plus, dan
dengan sekolah internasional dalam hal merekrut siswa,
memberikan fasilitas kesejahteraan guru, menyediakan
fasilitas program dan sarana prasarana sekolah, dan lain-lain.
2. Pudarnya misi “ krisitiani “ untuk melayani siswa sampai “
meraih jiwa”
3. Pudarnya “ nilai-nilai istimewa” sekolah Kristen sebagai
sekolah berdisiplin dan bermutu
4. Tuntutan akan peningkatan mutu pengajar
5. Berkembangnya materi, metode, dan sarana pembelajaran
sesuai perkembangan zaman
6. Berkembangnya tuntutan kebutuhan orang tua terhadap
sekolah
7. Tuntutan akan kesejahteraan guru yang “layak”
8. Ketersediaan calon guru “ kristen “ dengan jumlah yang
terbatas dikarenakan masyarakat kurang berminat menjadi
guru
9. Ketidakpedulian gereja terhadap sekolah Kristen , padahal
sekolah adalah sebagai jalur paling efektif untuk meraih jiwa
bagi Kristus.
10. Dampak kebijakan dan aturan pemerintah untuk sekolah
swasta dan bercirikan agama
Sekolah Kristen yang ada saat ini seharusnya selalu sadar dan
waspada akan tantangan ini. Tantangan ini dapat menjadi
ancaman bagi sekolah Kristen yang “ minim” sumber daya,
sekolah yang kurang peduli terhadap kondisi zaman atau
sekolah yang masih terlena dengan kejayaan masa lalunya.
Tantangan ini dapat mengakibatkan kehancuran bagi pihak
sekolah. Minimnya calon siswa yang mendaftar, biaya
operasional sekolah yang sudah melampaui pemasukan
sekolah, sulitnya mendapatkan guru yang berkualitas
merupakan beberapa indicator mengarah kehancuran
sekolah.
APA YANG HARUS DIPERBUAT OLEH SEKOLAH
KRISTEN ?
Tantangan-tantangan ini hendaknya dipandang bukan sebagai
ancaman bagi sekolah Kristen, melainkan dipandang sebagai
sebuah realita yang harus dihadapi dan dicarikan solusinya.
Sekolah Kristen yang “ kuat “ sumber daya mungkin saja
tidak akan terlalu pusing untuk menghadapi tantangan ini,
dibandingkan dengan sekolah “kristen “ yang” minim” sumber
daya. Walaupun demikian, baik sekolah yang “ kuat “ atau “
minim “ sumber daya , kedua macam sekolah ini perlu selalu
menyadari beberapa hal, yaitu : 1) sadar dan berpegang
teguh terhadap ‘ misi ” yang diembannya, 2) sadar untuk
mengintrospeksi akan kekuatan dan kelemahan dirinya
masing-masing, 3) sadar untuk proaktif melakukan tindakan
untuk menanggulangi ancaman, dan 4 ) hal lain yang tidak
lebih pentingnya yaitu sadar pula untuk melihat serta peduli
terhadap sekolah-sekolah lain dalam komunitasnya.
36 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
Kesadaran-kesadaran tersebut akan membuat setiap
sekolah paham akan tindakan yang perlu dilakukan dalam
menghadapi tantangan yang ada. Bisa jadi ada saja sekolah
Kristen yang tidak dapat mengatasi tantangan yang ada.
Sekolah tersebut tentu saja perlu dibantu oleh sekolah lain.
Pada laian pihak akan nayak pula sekolah yang sudah dapat
mengatasi tantangan yang ada. Kalau demikian, tindakan
apakah yang diperlukan oleh sekolah-sekolah tersebut. Sikap
saling memperhatikan, saling peduli, saling member i, saling
mendukung satu dengan lainnya harus dimiliki oleh setiap
sekolah Kristen. Mengapa ? Pada intinya setiap sekolah
Kristen perlu selalu mengingat akan keberadaan, peran
dan panggilannya sebagai sebuah sekolah Kristen yang “
sebenarnya “ , seperti yang Yesus Kristus tetapkan.
Keberadaan, peran dan panggilan sebagai sekolah Kristen
adalah :
1. Kesatuan sekolah-sekolah Kristen sebagai “ satu tubuh
“ Kristus ( I Korintus 12 : 12-27 ) . Sekolah –sekolah
Kristen yang ada saat ini merupakan anggota-anggota
tubuh Kristus yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
lainnya dalam menjalankan fungsinya di dunia pendidikan.
Antar sekolah Kristen harus berusaha mengutamakan
kepentingan dan tujuan bersama di dunia ini dalam
menjalankan misinya. Antar sekolah Kristen hendaknya
selalu bersinergi atau bergabung untuk me njalankan
peran dan panggilannya di dunia ini.
2. Peran sekolah Krisiten sebagai “ garam dan terang
dunia” ( Matius 5 : 13-16 ) . Kehadiran sekolah Krsiten
harus dapat dirasakan manfaatnya oleh semua makhluk
ciptaan Tuhan. Kehadiran sekolah Kristen harus selalu
menjadi pembawa “ berkat “ bagi kehidupan orang lain,
termasuk untuk kehidupan bangsanya
3. Panggilan sekolah Kristen untuk mewujudkan “ amanat
agung” dari Yesus Kristus ( Matius 28 : 19- 20 ).
Kehadiran sekolah membawa pengaruh yang besar
untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang belum mengenal
Yesus Kristus serta mengajarkan ajaran-Nya.
Keberadaan, peran dan panggilan sekolah Kristen hendaknya
dapat dijadikan dasar pijakan bagi setiap sekolah Kristen
dalam melakukan sinerginya dengan sekolah lain.
TUGAS, PERAN DAN TANTANGAN MPK ( MAJELIS
PENDIDIKAN KRISTEN ) DI INDONESIA DALAM
MEWUJUDKAN SINERGI SEKOLAH KRISTEN
Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia yang menjadi “
wadah” dan “ payung besar” bagi sekolah-sekolah Kristen
di Indonesia, perlu berjuang keras untuk mengayomi dan
memajukan sekolah-sekolah Kristen di bawah naungannya
agar dapat menjalankan peran dan panggilannya sebagai
sekolah Kristen yang sebenarnya. Tugas, Peran dan
Tantangan MPK saat ini dan mendatang adalah :
1. Memahami dengan jelas keberadaaan sekolah-sekolah
di bawah naungannya serta memiliki peta kondisi dan
kebutuhan masing-masing sekolah tersebut.
2. Membantu dalam mewujudkan setiap sekolah Kristen di
bawah naungannya untuk “ mandiri” dan “ tetap eksis”
menjalankan operasional sekolahnya sesuai dengan
tuntutan zaman
3. Mencari terobosan-terobosan baru melalui kerjasama
atau kemitraan dengan lembaga pemerintah dan swasta
untuk meningkatkan mutu dan layanan sekolah kepada
masyarakat, peningkatan kesejahteraan guru, serta
REFLEKSI
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 37
kemudahan dalam pelaksanaan kebijakan dan aturan-
aturan pemerintah bagi sekolah Kristen.
4. Membuat kebijakan –kebijakan yang akomodatif
dalam pelaksanaan sinergi sekolah-sekolah di bawah
naungannya
5. Memakai peta kondisi dan kebutuhan sekolah dalam
memberdayakan potensi sekolah-sekolah yang “kuat “
sumber daya untuk membantu sekolah-sekolah Kristen “
minim “ sumber daya.
6. Menjadi “ motivator “ dan “ jembatan “ antar sekolah
Kristen di bawah naungannya untuk mewujudkan sinergi
demi kemajuan bersama.
APLIKASI BENTUK SINERGI ANTAR SEKOLAH
KRISTEN
Beberapa bentuk sinergi yang dapat dilakukan antar sekolah
Kristen secara nyata adalah :
1. Berbagi pengetahuan secara bersama, melalui pelatihan
dan diskusi tentang pembelajaran, manajemen sekolah,
kegiatan kesiswaan, guru “terbang “, guru magang,
pertukaran siswa, dan lain-lain
2. Memberikan bantuan dana dan sarana sekolah kepada
sekolah yang membutuhkan
3. Menjadi sekolah “asuh “ ; sebuah sekolah yang
mengasuh sekolah lain untuk kebutuhan tertentu
4. Menjadi “ sister school “ , dua buah sekolah yang
melakukan kegiatan bersama untuk tujuan tertentu
5. Membuat dan menjalankan kebijakan dan aturan
secara seragam antar beberapa sekolah Kristen untuk
membangun “ citra “ positif , contoh : pemakaian buku
pelajaran yang sama, tes bersama, kegiatan bersama,
seragam sekolah yang sama, bentuk layanan sekolah,
bentuk penerapan nilai-nilai kristiani, dan lain-lain
MANFAAT YANG DIPEROLEH DARI SINERGI ANTAR
SEKOLAH KRISTEN
Melihat paparan di atas, maka siapakah yang diuntungkan dari
sinergi tersebut ? Mungkin di antara kita akan menjawabnya
tentu saja sekolah yang “ minim “ sumber dayanya. Sekolah
tersebut selalu mendapat bantuan dan dukungan dari sekolah
“ kuat “ sumber daya. Sekolah “ kuat “ sumber daya akan
menjadi “ sapi perah “ bagi sekolah “ minim “ sumber daya.
Belum lagi kita akan berpikir bahwa akan ada dampak lainnya
yang lebih menghebohkan bila antar sekolah Kristen saling
bersinergi.
Beberapa pikiran negatif akan muncul, antara lain akan terjadi
“ pembajakan “ atau “ mutasi “ guru dan siswa antar sekolah,
rahasia “ dapur “ sekolah akan diketahui oleh sekolah lain,
kerugian dalam hal waktu, pikiran, tenaga dan dana untuk
kepentingan sekolah lain, dan lain sebagainya.
Ingat! Jika pikiran negatif ini selalu muncul dalam benak kita
dan juga selalu mengalahkan dasar panggilan kita sebagai
sekolah Krsiten , maka sinergi tidak akan pernah terwujud di
antara kita sebagai satu tubuh Kristus. Peran dan panggilan
sebagai sekolah Kristen hanya akan menjadi “ slogan “ belaka
! Sinergi antar sekolah Kristen akan hanya menjadi “ wacana
“ belaka, walau sering dibahas dalam berbagai pertemuan
penting. Sekolah Kisten akan tetap berjalan sendiri-sendiri
dalam menjalankan misinya. Mungkin saja pada saat
mendatang kita masih akan menemui beberapa sekolah
Kristen yang tetap eksis bertahan di zamannya, dan juga tak
dapat dipungkiri lagi bahwa kitapun akan melihat semakin
banyak sekolah Kristen yang “ mati “ dengan sendirinya.
Tragis, bukan !!!
Sebagai penutup refl eksi ini, marilah kita semua mengIngat
fi rman Tuhan dalam Kolose 3:14 : “ … kenakanlah
kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan “. Kasih Yesus yang akan menjadi dasar
pengikat antar sekolah Kristen di Indonesia untuk bersatu,
untuk saling mendukung, serta untuk saling menyempurnakan
pekerjaan Tuhan dalam dunia pendidikan.
Pada akhirnya niat
ber”sinergi “ atau tidak,
pilihan itu berada dalam
tangan kita masing-
masing. Berupayalah terus
untuk menjadi sekolah
Kristen yang menjadi “
berkat “ bagi komunitas
dan bangsanya. Pada
saatnya nanti Tuhan akan
melihat dan memberkati “
pekerjaan” kita di bumi ini.
SELAMAT BERSINERGI !
OLEH : DRA. VITRIYANI PRYADARSINA, M.PD
KOORDINATOR PENDIDIKAN - SEKOLAH KRISTEN
PANCARAN BERKAT, JAKARTA
ANGGOTA BIDANG PENDIDIKAN – MPKW 6 –
JAKARTA & BEKASI, 2007 - 2012
38 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
BIPROFESI
2010 – Now Commissioner President of PT Peoplesight Ideal Citra
2009 – Now Commissioner President of PT Pandawa Karya Citra
2001 – Now Managing Partner of Peoplesight International Consulting
Senior Trainer & Advisor Consultant of many Industries / Company
GROUPS
2002 – 2005 Managing Director of INTRA Magazine - Promoting Integrity and Professionalism
1998 – 2001 Chief of Astra Management Development Institute (AMDI)
Senior Trainers & Advisor Consultant of PT Astra International Tbk
1994 – 1998 Team Leader of People-Culture-Organizational Development Program
Trainers & Consultant of PT Astra International Tbk
1990 – 1994 Coordinator of Astra Management System - Trainers of Astra Education and Training Centre
1989 – 1990 Staff of Astra Education and Training Centre (AETC)
1980 – 1989 Designer & Contractor of Building / Interior / Landscape
KEMASYARAKATAN
2001 – Now Pendiri & Ketua Dewan Pembina Yayasan Pencerahan Bangsa
1998 – Now Ketua Dewan Penyantun STT-Stapin
1991 – 1998 Pendiri & Ketua Pendidikan STT-Stapin
2000 – 2005 Ketua Pengarah Jaringan Persekutuan Kantor Nasional (JPKN)
1993 – 2001 Perintis & Koordinator Jaringan Persekutuan Kantor Astra Group
Beliau adalah tokoh yang membawakan sesi tentang
“POTRET YAYASAN DAN SEKOLAH KRISTEN DI INDONESIA”, “TANTANGAN MEWUJUDKAN SYNERGI ANTAR MPK, YAYASAN DAN SEKOLAH KRISTEN DI INDONESIA” di Sidang Pengurus Pleno IV - Majelis
Pendidikan Kristen di Indonesia Tahun 2010 di Wisma
Bahtera, Cipayung-Bogor ini.
Daniel Dianto merupakan salah seorang motivator
handal yang dimiliki oleh bangsa ini. Bapak dua orang
putra dan putri -- Gabriel Gradianto & Giovani Gracia ini
awalnya merupakan seorang Sarjana Teknik Arsitektur,
kemudian melanjutkan ke Magister Manajemen. Suami
dari Ir. Sri Haryati, MM -- CEO of Peoplesight Group ini
juga melengkapi dirinya dengan berbagai pendidikan
dan pelatihan di lingkungan Astra-Group di luar, serta
mendalami Psychology & Theology.
Selain itu, Daniel Dianto juga dikenal luas sebagai seorang
INSPIRATOR - MOTIVATOR - IMPLEMENTOR yang :
Mengkristalisasi mimpi menjadi Shared mission&vision,
Strategy & Structure Deployment
menyiapkan ORGANISASI sebagai ”Tanah yang
Subur”;
Menggali Calling, menjunjung-tinggi Character dan
meningkatkan Competence
menjadikan PRIBADI sebagai ”Benih yang Unggul”;
Membangun Style of Leadership, Socialization of
Principle dan System of Appreciation
menciptakan BUDAYA-KERJA sebagai ”Cuaca yang
Kondusif”.Ir. Daniel Dianto, MM
PROFIL PEMBICARA DANIEL DIANTO
INSPIRATOR - MOTIVATOR - IMPLEMENTOR
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 39
40 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
KANTOR PUSAT : Gedung Kompas Gramedia Unit Palmerah Barat Lt.6, Jalan
Palmerah Barat No. 29-37, Jakarta 10270, Telp. (o21) 5367-7834, 5365-0111, 530-
1991 ext. 3851, Fax (021) 549-3073, website: www.bswgramedia.com.
mendukung siswa untuk aktif dalam kompetisiMenjadi mitra Sekolah dalam
mendukung siswa untuk aktif dalam kompetisi
Kolaborasi teknologi Komputer dan Robotikdi kemas dalam sebuah kurikulum
Kolaborasi teknologi Komputer dan Robotikdi kemas dalam sebuah kurikulum
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 41
42 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 43
Surprise ketika tahu bahwa Pak Jacob Jack Ospara, S.Th., M.
Th, yang menjadi anggota DPD 2009-2014 PROVINSI
MALUKU, juga ikutan di Facebook. Segera add friend dan satu
hari kemudian dapat konfi rmasi.
Komunikasi coba dilakukan dengan memberikan pertanyaan
sbb: “Mohon tanya bagaimana penggunaan Buku Sekolah
Elektronik (BSE) pada sekolah-sekolah MPK di Provinsi
Seribu Pulau?”. Laporan tentang BSE telah dimuat pada
alamat: http://www.mpkwjakarta.org/?BUKU_SEKOLAH_
ELEKTRONIK_UNTUK_MPK
Pak Jack yang juga berprofesi sebagai Pendeta dan Dosen
UKIM Ambon menulis pada tanggal 27 September 2010 sbb:
“Jangankan elektronik, perpustakaan biasa saja, banyak
sekolah di Maluku - Wilayah Seribu Pulau, terutama
di pulau terpencil, gunung dan lembah tak dapat
menjangkaunya. Andalan para siswa adalah pengetahuan
gurunya, yang juga kadang karena sangat kurang buku-
buku, ya berarti terbatas juga lah. Ada Sekolah Menengah
Negeri di Kabupaten Maluku Barat Daya yang sejak
berdirinya beberapa tahun lalu sampai sekarang belum
juga punya gedung dan peralatan termasuk perpustakaan.
Kalau sekolah negeri aja begitu keadaannya bisa
dibayangkan bagaimana keadaan sekolah Kristen. Saya
sudah pernah mengusulkan agar sekolah Kristen di pulau
dan tempat terpencil lain, sebaiknya dinegerikan. Gereja
n Yayasan Kristen konsentrasi ciptakan mutu sekolah
Kristen di minimal kota kecamatan sebagai laboratorium
dan contoh sekolah Kristen bagian pelayanan Kristen
di Maluku. Apabila kondisi sekarang dilanjutkan maka
Gereja dan Yayasan Kristen jelas melanggar HAM karena
tidak mampu memenuhi hak masyarakat memperoleh
pendidikan yang baik dan bermutu. Maaf karena beberapa
hari di luar daerah, saya baru bisa berkomentar sekarang.
Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati pelayanan dan
pengabdian kita.”
Kalau melihat usia Pak Jack yang lahir di Nuwewang, sudah
63 tahun karena lahir pada 18 Mei 1947, berarti sudah
tergolong “senior citizen” alias “lansia” atau “manula” atau
“wulan”, tetapi tetap akrab dengan kemajuan tekonologi
khususnya internet maka bisa dijadikan TELADAN untuk guru-
guru sekolah MPK di seluruh Indonesia.
Hal ini sesuai dengan PRIORITAS STRATEGIS No. 5 yang telah
ditetapkan oleh MPK dan lengkapnya sbb:
“Prioritas langkah strategis yang dilakukan MPK adalah
(1) pengembangan sistem kelembagaan MPK; (2)
pengembangan kapasitas MPK; (3) pemberdayaan
dan pengembangan SDM; (4) manajemen aset (harta
dan keuangan) MPK sesuai nilai-nilai transparansi,
indepedensi, akuntabilitas, responsibilitas dan fairness,
untuk membangun kepercayaan dengan semua pihak; (5)
pengembangan teknologi; (6) mentradisikan prestasi juara
dunia olimpiade keilmuan dan (7) identitas dan ciri khas
pendidikan Kristen.”
Selamat kepada Pdt. Jack Ospara, M.Th., semoga sekolah-
sekolah terus bertambah maju. (BG)
JACOB JACK OSPARA, KETUA III MPK
PROFIL JACOB JACK OSPARA
44 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
When this question was put to Julie Brentson, registrar at Investigator
College as part of her coursework for the Diploma in School
Marketing, she set about fi nding out just what the local population
thought about her school. She was in for a few surprises. Wearing
her corporate uniform and name badge, Julie canvassed the
opinions of local business people within a one-kilometer radius of the school. She
introduced herself and informed respondents that she was undertaking market
research on community perceptions about Investigator College.
As part of the conversation she asked two questions: How would you describe
Investigator College to someone new to the area? What do you know about the
College (if anything)? “It was a bit confronting at fi rst,” said Julie, “but I used to work
in real estate and my experience in the fi eld came back, and progressively I began to
relax and enjoy it.”
Investigator College is a Christian School situated on the Murray River, 80 kilometers
south of Adelaide. Julie conducted her research in Goolwa, a rural town with a local
population of 6,500. The school has 650 students from reception to year 12 spread
across two campuses. Six years ago it underwent a management and name change.
Julie discovered that outsiders held an assortment of perceptions, and, generally
speaking, were not well-informed about the school. In some cases, the facts they
gave back to her were wrong or outdated. The local real estate agent knew very little
about the school and this was a worry because Goolwa is a revitalizing town that is
attracting young families looking for a lifestyle change. “The local real estate offi ce is
usually the fi rst port of call for people coming to live in Goolwa, and the question a
family invariably asks is the name of the good schools in the area,” said Julie.
MARKET POSITION: ASK A LOCALWHAT POSITION
DOES YOUR
SCHOOL HOLD IN
THE MARKETPLACE?
STOP . . . THIS
QUESTION DOES
NOT ASK WHERE
YOU SEE YOURSELF;
RATHER IT ASKS
HOW OTHER PEOPLE
SEE YOU? THAT’S
QUITE A DIFFERENT
PROPOSITION.
SCHOOL MARKETING MARKET POSITION
44 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 45
your present, former and prospective students, parents and
staff, local business people, other educational institutions,
and any other groups that are relevant to you, such as
clergy. You need to plant and maintain a positive, accurate
image of your school in their minds.
3. DECIDE HOW YOU WILL REACH PEOPLE
Schools have many channels of communication to reach
their target audiences – consider what they read, what they
do and where they gather; and be there.
4. ENSURE QUALITY OF PROMOTIONAL MATERIAL
Consistency is important so make sure you have quality
promotional material, a good website and a style guide for
internal use.
5. TRAIN STAFF
Operating in a competitive market environment is a new
concept for staff (teaching and non-teaching) so they need
training to help them understand market forces, the
attributes of a customer friendly school, and why they
should pull together to project a unifi ed image.
6. EVALUATE
Some of your marketing strategies will be successful and
others will not, so you need a way to track and record the
effectiveness of different approaches. It’s a good idea to use
SMART objectives. This acronym stands for objectives that
are
Specifi c – goals that are expressed as a number,
frequency, or percentage.
Measurable – methods to measure outcomes in
quantitative terms.
Achievable – resources, the time, the right people, the
political environment, the budget to get results.
Relevant – objectives that will benefi t your school.
Time-defi ned – action plans with a start and fi nish time.
With a Strategic Marketing Plan with SMART objectives you
are ready to raise awareness about your school’s positive
features and develop a fresh new identity. I fi nd it takes about
10 months to change community perception, so don’t expect
an instant turn-around. Gradually you will hear a different
sort of talk– there will be a consistent positive buzz that
you will hear wherever you go. When people genuinely start
feeding back to you the information you have been projecting
outwards you will know that your repositioning strategy is
working.
Her small sample was a convincing indication that the
marketing offi ce had a lot of work to do to reposition the
school and develop an accurate identity in the community’s
mind. Her research and action plan formed part of her fi nal
assignment for her diploma, which was to prepare a strategic
marketing plan for Investigator College.
DEFINING YOUR POSITION IN THE MARKETPLACE
Market position is a refl ection of your image. It is the
perception that lives in the minds of your target audience; for
example, you may see your school as progressive, creative
and well-managed, with good academic results and a focus on
the performing arts. In contrast, the community, for whatever
reason, may see you as that singing and dancing school with
noisy, unkempt kids without a uniform and not much discipline.
The former is your view; the latter is your market position.
Market position happens whether or not you do anything
about it, and is often measured relative to the position of
your competitors. If you manage your image and project a
clear, consistent identity you can reposition your school in the
collective mind, but market position is something that needs
constant maintenance. Market position can be fragile,
as many a school has found after an unhappy run of media
glare. The fi rst thing you need to do is gather valid data on how
you are seen beyond the rosy glow of your loyal supporters.
The market research undertaken by Investigator College is an
excellent starting point.
Next you need to manage your image by defi ning the market
position you want to achieve, and work to put this in place.
When I asked Julie what she would like people to be saying
about Investigator College she replied: “a very good, school,
from reception to year 12.” As a marketer it takes a lot of hard
work to plant this simple image in the collective mind. Here are
suggestions to guide you.
6 STEPS TO REPOSITION YOUR SCHOOL
1. KNOW THE MESSAGE YOU WANT TO GET OUT
Simplify the school’s identity and make sure all staff are
pulling in the same direction with a clear understanding of
the quality features of the school, its strategic direction, its
ethos and image objectives. Talk about this regularly with
both teaching and nonteaching staff.
2. DEFINE YOUR TARGET AUDIENCE
Anyone who has an opinion about the school that they
discuss with others is your target audience. This includes
Market position can be fragile,
as many a school has found after
an unhappy run of media glare.
The real estate agent is the
fi rst stop for new families. They
always ask: “Which are the good
schools in the area?”
(Online article from www.marketingschools.net)
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 45
46 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAKALAH SEKOLAH PILIHAN
SEKOLAHPILIHAN
ORANG TUA
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 47
Sekolah mengeluarkan
berbagai jurus agar
dapat menjaring murid
sebanyak mungkin
agar sekolahnya tetap
eksis (mempunyai
murid banyak), dan
yang paling baru semakin majunya
waktu penfataran siswa baru, dan
kini di tahun 2010 pendaftaran siswa
baru untuk tahun ajaran 2011 di kota-
kota besar sudah dimulai pada bulan
Oktrober 2010. Dan yang tragis adalah
persaingan yang tidak sehat antar
sekolah Kristen sudah saling “memakan”
dalam usahanya agar tetap bertahan.
Agar antar sekolah. Khususnya antar
Sekolah Kristen dapat berkompetisi
secara sehat, maka ada baiknya sekolah
mengenal apa yang ada di benak orang
tua murid mengenai sekolah pilihan bagi
anak-anaknya.
Berdasarkan hasil survey, penulis
menemukan beberapa fakta yang
menjadi dasar pertimbangan orang tua
menentukan pilihan sekolah untuk anak-
anaknya, antara lain :
1. LOKASI SEKOLAH,
Jarak rumah dengan sekolah
menjadi pertimbangan utama bagi
orang tua dalam memilih sekolah,
pertimbangan ini khususnya untuk
pilihan TKK, SD dan SMP. Menurut
mereka sekolah yang dekat
rumah akan menghemat biaya
transportasi dan terkait dengan
keamanan.
Orang tua murid akan lebih memilih
lokasi sekolah yang mudah di
akses oleh transportasi umum.
Selain itu lokasi yang dihindari oleh
orang tua murid di dalam memilih
sekolah adalah lokasi sekolah
yang tidak sehat (dekat keramaian
umum, dekat tempat pembuangan
sampah, dan lingkungan banjir)
2. KEDISIPLINAN
Kedisiplinan Sekolah menjadi
harga mati bagi orang tua
ketika mempertimbangkan
menyekolahkan anak. Kedisiplinan
ini tidak hanya menyangkut
kedisiplinan siswa saja, tetapi juga
menyangkut kedisplinan guru dan
kepala sekolah.
Persoalan kedisiplinan ini sangat
kasat mata di lihat oleh orang tua
UNTUK MENJADI SEKOLAH
SWASTA YANG TETAP EKSIS
DI ERA KOMPETISI SAAT
INI BUKANLAH PERKARA
MUDAH, FAKTA SUDAH
MEMBUTIKAN BAHWA
BANYAK SEKOLAH SWASTA
YANG DITUTUP KARENA
MEMANG TIDAK ADA LAGI
MURID YANG MENDAFTAR DI
SEKOLAH TERSEBUT.
48 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
murid, merka akan mempertanyakan apakah sekolah dan
guru memberikan tugas / pekerjaan rumah untuk siswa,
apakah sekolah / guru berani memberikan teguran /
sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah,
apakah banyak siswa dan guru yang membolos.
Bahkan ada yang memberikan penilaian bahwa untuk
melihat sekolah itu gurunya menerapkan kedisiplinan
atau tidak adalah dengan menengok WC sekolah, jika
WC sekolah jorok dan bau, maka bisa dipastikan sekolah
tersebut tidak disiplin, demikian sebaliknya.
3. KUALITAS GURU
Berikut komentar salah satu orang tua tentang Guru di
Sekolah :
“Sekarang ini daku menganggap kebanyakan sekolah
cuman mirip Sekolah Terbuka aja”
Disekolah diberikan modul, lalu diajar secara massal dan
tidak tau mana anak yang sudah oke mana yang belum
sehingga perlu dibantu, setelah pulang anak
les, jadi mengerti karena jasa guru lesnya.
Kemudian ulangan disekolah, guru taunya doi udah
sukses mengajar dari hasil ulangan anak anak.
Jadi : modul+guru les = sekolah terbuka.
Ada tuntutan dari pihak orang tua agar Guru menjadi
sosok yang mampu mengenali perbedaan pribadi tiap
murid dan memberikan pendidikan dan pengajaran
berdasarkan talenta masing-masing (multiple intelegence)
Tuntutan lain dari ortu adalah agar Guru bersedia terbuka
di dalam menjalin komunikasi dengan para orang tua
murid. Ortu akan sangat senang bila ada komunikasi dari
guru untuk menyampaikan perkembangan murid, dengan
demikian ortu mengetahui lebih jelas dan lebih dekat
anak-anaknya melalui Guru.
Guru adalah sosok pribadi yang seharusnya di GUgu dan
di tiRU, artinya Guru seharusnya menjadi pribadi yang
dapat diteladani oleh setiap muridnya,
MAKALAH SEKOLAH PILIHAN
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 49
4. KURIKULUM
Meskipun tidak dapat memberikan penjelasan
detail alasannya,oOrang tua murid ternyata lebih
menyukai sekolah yang dalam kurikulumnya
memberikan nilai lebih dibandingkan dengan
kurikulum yang standard dari pemerintah.
Tambahan tersebut lebih diarahkan pada
pembentukan karakter dan program
pengembangan dan bakat murid.
Orang tua memandang bahwa Sekolah jangan
hanya menggenjot aspek kognitif saja dengan
menjuarai berbagai kejuaraan mata pelajaran,
sekolah harus memberikan perhatian yang sangat
serius terhadap pengembangan spiritualitas siswa
dan juga guru-gurunya.
Spiritualitas Guru sangat tercermin pada
perilakunya sehari-hari ketika berhadapan dengan
murid dan orang tua murid.
5. BIAYA PENDIDIKAN.
Mahal atau murahnya biaya pendidikan sangatlah
relative, namun hal ini tetap menjadi dasar petimbangan,
orang tua tentulah akan menyekolahkan anak-anaknya
ke sekolah yang sesuai dengan kemampuan fi nancial
mereka.
Namun demikian, jika orang tua menganggap sekolah
pilihannya adalah sekolah yang secara kualitas baik,
maka orang tua akan mengusahakan berbagai cara agar
anaknya dapat masuk ke sekolah tersebut.
6. REPUTASI SEKOLAH.
Reputasi terkait dengan prestasi yang dicapai dan image
yang berhasil dibentuk, Sekolah yang menjadi pilihan
orang tua tentunya sekolah yang mempunyai reputasi
yang baik. Dan biasanya tanpa mengiklankan diri sekolah
tersebut sudah menjadi terkenal berkat MLM (Marketing
Lewat Mulut).
Reputasi sekolah menyangkut Kualitas SDM, baik Guru
maupun Murid dan Lulusannya.
7. SARANA PENUNJANG PENDIDIKAN
Meskipun bukan menjadi dasar pertimbangan utama,
namun demikian kondisi fi sik bangunan sekolah,
ketersediaan alat bantu pendidikan, dan fasilitas sekolah
sekolah lainnya seringkali menjadi pertimbangan
pemilihan sekolah.
Dikota-kota besar bahkan ada tuntutan adanya fasilitas
mobil antar jemput sekolah, lokasi parkir, kantin,
tempat tunggu orang tua, lapangan olah raga, internet
dengan wifi , e-learning, dan berbagai kemudahan serta
kenyamanan.
MAMAMAMAMAMAAAAAAMAAAMAMAAAMAAAAAMAMM JEEEEEEEEEELILILILILILILLIISS SS SSSS S SSSS SS S S PPP
g , g, g
yamanan.
Oleh: Drs. Tikky Suwantikno, M.Si.
DIREKTUR PELAKSANA
YPK ORA ET LABORA
PENGURUS MPKW 6 JAKARTA & BEKASI -
BIDANG PENDIDIKAN
50 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 51
52 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
Sebelum saya mulai menulis artikel di kolom ini,
beberapa jam saya luangkan waktu untuk membaca
seluruh hasil survei “Top Brand Index” (TBI) 2010.
Banyaknya waktu yang harus saya curahkan ini karena
saya juga mencoba untuk melihat beberapa data
TBI selama beberapa tahun sebelumnya. Karena TBI
sudah dimulai sejak tahun 2000, maka hasil survei di 2010
ini adalah hasil yang kesebelas. Kalau setiap tahun terdapat
sekitar 500 merek yang disurvei, bisa Anda bayangkan bahwa hasil survei TBI
ini sudah melibatkan 5.000 posisi merek. Kalau setiap merek memiliki tiga dimensi
pengukuran, yaitu top of mind share, top of market share, dan top of commitment
share, maka total terdapat 15 ribu data.
Barangkali kalau dalam dunia akademis, data ini bisa digunakan untuk membuat
tesis bagi puluhan mahasiswa jenjang master dan beberapa doktoral. Banyak
aspek yang bisa digali dan banyak konsep yang dapat diformulasikan. Setiap
kali saya presentasikan kepada para profesor dari universitas ternama, rata-
rata mereka memberikan respons yang sangat positif. Kekuatan dari hasil
survei ini jelas terletak pada komitmen Frontier Consulting Group untuk
melakukannya selama 11 tahun tanpa terputus. Di Amerika, data-data
longitudinal dari sebuah survei skala nasional yang berdurasi lebih dari 10
tahun banyak terjadi bila dana survei didukung oleh pemerintah.
Saya pribadi, sebagai formulator Top Brand Index dan penggagas Top
Brand Award, merasakan kegunaan dengan memiliki data yang panjang
dan lengkap. Sebuah data dan informasi yang menurut saya, sungguh
bernilai sebagai proses pembelajaran bagi para pelaku bisnis dan marketer di
Indonesia. Sebagai konsultan dan pembicara seminar, saya merasakan bahwa
ketajaman strategi yang sering saya formulasikan dan bagikan sangat dipengaruhi
oleh hasil survei TBI ini.
Pengaruh Top Brand Index—terutama dalam bentuk penghargaan Top Brand
Award—juga sudah mendapatkan dukungan dari para pemilik merek. Hingga saat ini,
saya yakin, logo Top Brand Award adalah logo yang paling banyak digunakan dalam
HANDI IRAWAN
TOP BRAND: STRATEGIC THINKER
JURNAL TOP BRAND
010
apat
BI
imensi
itment
mbuat
ak
ap
di
wa
garuhi
nd
ga saat ini,
an dalam
RAWAN
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 53
kemasan dan paling banyak dikomunikasikan
melalui layar televisi maupun media cetak. Bila
Anda menggunakan Google dengan mengetik
“Top Brand Award”, akan ditemukan ribuan
artikel atau berita seputar Top Brand Award.
Sekali lagi, yang lebih penting bagi pelaku bisnis
adalah mendiskusikan hasil TBI, mempelajari
posisi merek mereka, dan kemudian mencari
pelajaran yang penting dari hasil-hasil survei
untuk membuat strategi dan taktik membangun
merek yang semakin efektif dan cepat.
MENGASAH RADAR MARKETER
Selama tiga tahun terakhir ini, dalam setiap
seminar di acara penghargaan Top Brand
Award, saya memberikan contoh mengenai tren
berbagai merek. Bagi marketer yang mereknya
sedang tergelincir, haruslah waspada. Salah
satu contoh yang sering saya sebutkan adalah
pertarungan antara kecap ABC dan kecap
Bango. Di tahun 2007, TBI dari kecap ABC dan kecap Bango
adalah 49,1 persen dan 39,1 persen. Kemudian di tahun
2008, 48,5 persen dan 40,6 persen. Kemudian, di tahun
2009, TBI untuk kedua merek ini menjadi 47,9 persen dan
41,3 persen. Bagi saya, ini sudah merupakan sebuah sinyal
waspada untuk kecap ABC. Nyatanya, di tahun 2010 ini,
kecap Bango kemudian berhasil mengukuhkan diri di puncak
Top Brand dengan indeks sebesar 47 persen, atau unggul dari
kecap ABC yang memiliki indeks 39,8 persen.
Berkali-kali saya juga mengingatkan akan posisi Khong Guan
untuk kategori biskuit. Di tahun 2007, 2008, dan 2009, TBI
untuk merek ini adalah 17,6 persen, 12,7 persen, dan 12,3
persen. Merek ini seharusnya memerlukan repositioning lebih
radikal. Karena tidak terlihat banyak perubahan, maka di tahun
2010 ini, TBI untuk merek ini adalah 10,8 persen.
Untuk kategori pembiayaan roda empat, ACC memang masih
unggul di tahun 2008. Pada tahun 2009, keunggulan ACC
mulai menipis yaitu TBI-nya turun dari 35,9 persen menjadi
33,3 persen. Akhirnya, tren kemudian terjadi dan
kemudian posisinya menduduki tempat kedua,
walau masih masuk dalam kategori Top
Brand. Seharusnya, ACC lebih agresif.
Beberapa posisi market leader yang tidak
akan gampang di masa mendatang
adalah Nu Green Tea yang dibayangi
oleh Sosro Green Tea dari kategori
minuman teh hijau, Extra Joss yang
dibayangi oleh Kuku Bima, Diapet
yang akan dibayangi oleh
Entrostop, multivitamin
Hemaviton yang
akan dibayangi ketat oleh Enervon C, Laurier akan ditempel
ketat oleh Charm, Adidas akan dibayangi oleh Nike, Baygon
ditempel oleh HIT, Garuda Indonesia terlihat mulai terbayangi
oleh Lion. Para pemimpin dalam ekuitas merek ini, di tahun
2010 dan selanjutnya, haruslah meningkatkan kewaspadaan.
Merek-merek seperti Frutang, Vicks Formula 44, BNI Taplus,
Cat Dulux, Kartu Kredit Citibank, dan Nokia, membutuhkan
penyegaran, baik melalui inovasi produk baru maupun strategi
positioning-nya.
Merek-merek seperti Kopi ABC, Kacang Dua Kelinci, Bodrex,
Pond’s, Polytron, Tabungan Britama, Toyota Avanza, Shell
Helix, Yamaha Vixion, dan Prudential telah menunjukkan grafi k
yang baik. Strategi mereka di masa lalu dapat dikatakan
sangat baik. Bila pesaing tidak melakukan perubahan, mereka
akan dapat memperbaiki posisinya.
AKSELERASI PERUBAHAN
Perubahan posisi merek yang jelas akan jauh lebih cepat
dibandingkan dengan masa lalu. Bila Anda masuk dalam
industri di mana teknologi memainkan peranan penting
dalam menciptakan sebuah produk, atau teknologi digital
sudah menjadi bagian dari komunikasi, maka kewaspadaan
Anda sebagai marketer haruslah berlipat ganda. Kita melihat
bagaimana Speedy hanya membutuhkan waktu kurang dari
tiga tahun untuk menjadi Top Brand.
Blackberry adalah merek ponsel yang banyak menjadi
pembicaraan. Memang nilai TBI di tahun 2010 masih terlihat
kecil. Maklum, survei ini dilakukan untuk responden yang
mewakili populasi dari A hingga kelas sosial E. Demikian pula,
karena jumlah ponsel di pasar Indonesia yang sudah mencapai
lebih dari 150 juta, maka 1 juta Blackberry yang terjual masih
g g y g
sedang tergelincir, haruslah waspada. S
satu contoh yang sering saya sebutkan
pertarungan antara kecap ABC dan kec
Bango. Di tahun 2007, TBI dari kecap A
adalah 49,1 persen dan 39,1 persen. Ke
2008, 48,5 persen dan 40,6 persen. Ke
2009, TBI untuk kedua merek ini menjad
41,3 persen. Bagi saya, ini sudah merup
waspada untuk kecap ABC. Nyatanya, d
kecap Bango kemudian berhasil mengu
Top Brand dengan indeks sebesar 47 pe
kecap ABC yang memiliki indeks 39,8 p
Berkali-kali saya juga mengingatkan aka
untuk kategori biskuit. Di tahun 2007, 20
untuk merek ini adalah 17,6 persen, 12,
persen. Merek ini seharusnya memerluk
radikal. Karena tidak terlihat banyak peru
2010 ini, TBI untuk merek ini adalah 10,8
Untuk kategori pembiayaan roda empat
unggul di tahun 2008. Pada tahun 2009
mulai menipis yaitu TBI-nya turun dari
33,3 persen. Akhirnya, tren ke
kemudian posisinya men
walau masih masuk d
Brand. Seharusnya,
Beberapa posisi ma
akan gampang di
adalah Nu Green
oleh Sosro Gree
minuman teh h
dibayangi ole
yang a
En
H
54 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 55
Handi Irawan adalah Chairman Frontier Consulting
Group, sebuah perusahaan yang menyediakan
jasa konsultasi, riset dan training dalam bidang
strategi pemasaran dan kepuasan pelanggan.
Handi Irawan sebagai penggagas ICSA
(Indonesian Customer Satisfaction Award),
IMAC (Indonesia’s Most Admired Companies),
TOP BRAND, Marketing Award Hari Pelanggan
Nasional dan RaBi (Rekor Bisnis) Handi Irawan
adalah penulis best seller yaitu 10 Prinsip
Kepuasan Pelanggan, bukunya yang lain adalah
Indonesian Customer Satisfaction, Winning
Strategy, Smarter Marketing Moves, dan 10
Karakter Unik Konsumen Indonesia.
Pendidikan yang diselesaikan oleh Handi Irawan
adalah Program MBA dari IPMI, Master Commerce
in Marketing dari University of New Sount Wales
(UNSW), mengikuti Program Doctoral selama 2
tahun di Australia, dan juga pernah mengikuti
Executive Program di Harvard Business School
dan Kellogg Business School. Handi Irawan juga
pengasuh kolom Winning Strategy di Majalah
Marketing dan penulis di berbagai media lainnya
seperti SWA, Bisnis Indonesia, BusinessWeek,
Majalah Sheng Ye dan Garuda Magazine serta
selama 3 tahun menjadi host di radio Pas FM
untuk program “Marketing with Handi Irawan”.
Handi Irawan D., MBA. MCom.
terlihat kecil. Tetapi saya yakin, TBI
Blackberry di tahun depan akan
meloncat drastis.
Semuanya ini menunjukkan bahwa
perusahaan haruslah semakin
meningkatkan kemampuan para
marketernya untuk terus kreatif dan
inovatif dalam menjaga maupun
membangun ekuitas mereknya.
Terdapat korelasi yang kuat
antara perusahaan yang memiliki tim marketer yang andal
dengan kekuatan dari merek-merek yang mereka tangani.
Mereka piawai dalam memformulasikan strategi membangun
mereknya.
Mudah-mudahan, hasil survei yang dipublikasikan oleh Majalah
Marketing ini memberi kontribusi bagi para marketer untuk menjadi
brand strategist yang lebih andal. Perusahaan-perusahaan
Indonesia membutuhkan lebih banyak marketer yang berperan
sebagai strategic thinker. Inilah yang saya rasakan, gap yang
terjadi di perusahaan. Cukup banyak tim marketing yang mampu
menjalankan aktivitas dan program pemasaran, tetapi sungguh
sedikit yang dapat berperan sebagai strategic thinker atau sebagai
brand strategist dalam konteks pembangunan ekuitas merek.
BAGAIMANA MARKETER DAPAT MENJADI
STRATEGIC THINKER DALAM MENGEMBANGKAN
MEREKNYA?
Pertama, seorang pemikir haruslah mempunyai input yang baik.
Data dan informasi yang tersedia dari hasil survei ini dapat menjadi
input yang baik. Semua data dan tren ini dapat menjadi stimulator
yang baik bagi marketer untuk mulai berpikir.
Kedua, seorang pemikir strategi yang baik haruslah memiliki
volume yang besar dalam berpikir, atau intensitas yang tinggi untuk
memikirkan sesuatu. Mereka terus bertanya, mengapa merek
saya turun atau naik? apa penyebabnya? Strategi manakah yang
sudah baik dan manakah yang salah? kesemuanya ini, membuat
marketer terbiasa untuk berpikir semakin mendalam dan sekaligus
memperluas horizon pemikiran.
Ketiga, marketer haruslah selalu ingin berpikir untuk mencari ide
yang besar. Berpikir untuk mencari ide yang besar adalah sebuah
proses yang dapat dilatih. Untuk mencari ide besar, marketer
perlu memperhatikan tren, melakukan eksplorasi, dan berupaya
untuk mengubah eksplorasi dengan strategi-strategi yang radikal.
Sekali lagi, saya berharap bahwa hasil survei TBI menjadi input dan
stimulator yang efektif, sepadan dengan komitmen kami dalam
melakukan riset ini secara periodik.
Sumber :
http://www.marketing.co.id/2010/03/28/top-brand-strategic-
thinker/
56 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 57
58 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
Whether you are a principal,
a teacher or support
staff; whether you are in
the private or the public
system; whether you deal directly with
students and parents, or work behind
the scenes; whether you like it or not
… You provide a service to a set of
customers. Customers keep your school
open. Customers pay your salary. If you
think customers are unimportant, try
doing without them for 90 days !
We all recognize bad customer service
when we receive it - being treated like
an invisible customer; told WE have the
problem, not the organization; receiving
wrong information; no greeting, no eye
contact; unable to get through on the
telephone; messages not returned;
left forever on hold. In a survey of 135
parents conducted by the Centre For
Marketing Schools, 92 per cent of
respondents ticked one or more of
the characteristics above as a feature
of their child’s school. And yet, good
customer service is a powerful marketing
tool that can set a school apart in a
competitive
marketplace.
WHO ARE OUR CUSTOMERS?
Customers come in all sizes and shapes
-our students, parents, past students,
visitors; indeed, anyone who wants
something from us, is a customer. And,
whenever a person has dealings with
us they have a legitimate credential
to broadcast an impression about the
school. It’s up to us to make sure they
carry a positive message.
THE ABC OF CUSTOMER SERVICE
Good service cannot replace a good
education, but there is a supporting
ABC of customer service that everyone
in a school can perform. For little extra
cost, attention to Attitude, Behaviour
and Communication can advance your
educational objectives.
ATTITUDE
When a mother rang to talk to the
principal about a matter of concern,
the secretary’s voice was fl at and
perfunctory as she said: “I’m dealing
with someone else at the moment.
Please hold.” Before the parent could
reply, she found herself on hold, and as
she waited, she decided that it wasn’t
so much the words that upset her as
the way they were delivered. The tone
and tempo of the secretary’s voice
suggested the mother was a nuisance.
The mother waited a while longer and
hung up. The parent’s problem never did
reach the principal. Mind you, it got a
good airing in the car park.
Had the secretary used a more positive
tone of voice, smiled down the phone,
used the parent’s name and waited for
a response, the customer would have
willingly waited her turn. Such small,
easy to learn communication techniques
can enhance customer relations at
your school. It’s up to management to
model a good customer culture. When
executive staff answer a ringing phone
or go out of their way to assist a parent,
they send a message that customers
are important. I’m sure that achievers
are recognized in your school, but what
SCHOOL MARKETING COSTUMER FRIENDLY
about good customer service providers?
Are they acknowledged with a pat on
the back, a public announcement, or
a certifi cate for outstanding service? It
was Friday afternoon when the school
bus driver noticed a bag on the seat of
his empty vehicle. He put the bus away
and used his own car to take the bag
home to a relieved mother. On Monday
morning the mother rang the school to
commend the driver.
When the principal told the assembly,
the bus driver received many
unexpected strokes from the staff. By
recognizing his act of caring service, the
principal was rewarding the behaviour he
desired and encouraging others to have
the same attitude.
BEHAVIOUR
How many times have you approached a
counter wearing your ‘invisible clothing’
and nobody acknowledged you?
Sets a bad tone, doesn’t it? People
form an impression based on your
response/or lack of response to them.
When parents were asked to list
the criteria they used to judge good
customer service, the six most frequently
mentioned features were:
••Method of greeting (eye contact,
cheery, use of names)
••Body language (smile, attentive,
open)
••Listening ability
••Appearance of person and
environment
••Knowledgeable (re: school/ subject/
arrangements)
••Sincerity and willingness to help
HOW CUSTOMER-FRIENDLY IS YOUR SCHOOL?SCHOOLS OFTEN SPEND BIG DOLLARS ON BROCHURES AND ADVERTISING
TO DEVELOP A SET OF MARKETING TOOLS, BUT THERE IS ONE IMPORTANT
MARKETING STRATEGY THAT COSTS NOTHING - GOOD CUSTOMER SERVICE. THIS
ARTICLE ASKS: HOW CUSTOMER– RIENDLY IS YOUR SCHOOL?
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 59
COMMUNICATION
Accurate, up-to-date information
that helps your customers solve their
problems, answer their questions or
advance their goals drives positive
customer sentiment. How friendly and
informative are your school newsletters?
Are they easy to read, with plenty of
white space, clever illustrations and
short articles, written in non-jargon
language? Do they invite feedback and
involvement? What are they saying
between the lines?
When CMS conducts student surveys
we ask the respondents if they read
the school newsletter and if is a useful
information tool. The response to
this question frequently indicates that
schools need to give more thought to
their newsletters to make sure they are
satisfying the customers’ needs. What
about your school prospectus? Does
it use the words ‘you’ and ‘your’ to
describe what it can do for its students,
or is it full of chest-beating and historical
detail?
Does it consist of loose sheets of paper
that annoyingly fall to the ground or are
impossible to fi t back into place? Is
it posted out quickly in response to an
enquiry? A web site is an information
system that can meet your customers’
needs 24 hours a day, seven days a
week, all year round, even when the
school is on holidays. Do you have a
parent portal for easy parent access
to information such as results, notices,
timetables? Is your website easy to
navigate, quick to download and to up-
to date?
Do you have a virtual tour of your
school, a staff page and a frequently
asked questions page (FAQ)? Are all
customers equal in your school? I hope
not. Customers don’t want to be treated
equally; each person has different needs,
which they want you to understand.
So, an important aspect of customer
communication is listening. You must
hear what the customer wants. Ask,
and be open to input. Invite customers
to give feedback through face-to-face
contact, informal functions, market
surveys, tear-off forms on newsletters,
phone calls, open forums and so on.
Are you defensive when a customer
complains, or do you acknowledge that
it’s a diffi cult thing to speak up, and do
you thank people for telling you how they
see a situation? Most people will accept
your decisions as long as they feel they
have been heard and your reasons have
been logically explained.
SILENT COMMUNICATORS
Your school’s environment is a silent
communicator about the attitudes and
actions within its walls. Cleanliness and
the condition of the grounds and
buildings refl ect concern for the
school and the people in it. Do you
have a regular ‘walk around’ with your
marketing staff with pen and pad in hand
to inspect the physical features of your
school?
Is your foyer alive with displays of
student work that impresses visitors
with the academic and creative merit
of the school? What about school
notice boards? Are they up-to-date and
inviting, or tired and faded? Now read
your signboards through the eyes of
your customers. Are they welcoming or
forbidding? Which sign comes closest to
your script “Welcome to XYZ School?
All visitors please check in at the main
offi ce” or the bossy message, “All visitors
must report to the school offi ce.”
(Online article from www.marketingschools.net)
60 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
ou and I know that each school has its
own personality, strengths and values,
but often the public has no idea about
this. In a crowded market where all
schools are perceived to offer the same
benefi ts (education) to the same target
group (K to Y12) and use the same
words to describe what they do, it’s a
challenge to make your school stand
apart.
Market differentiation is a tool that can help you do it. This is
a marketing strategy of distinguishing your product or service
from the competition to make it more desirable. So what
makes a school appear to be different, and what can you do
to capitalize on your unique qualities?
SCHOOL MARKETING DIFFERENTATION
DIFFERENTIATING YOUR SERVICE IN A CROWDED MARKETPLACE IS A SMART
MARKETING STRATEGY, SO WHAT MARKET QUALITIES DO YOU HAVE THAT
CAN MAKE YOUR SCHOOL STAND OUT FROM THE REST AND INCREASE ITS
DESIRABILITY IN THE EYES OF YOUR CUSTOMERS?
BEING DISTINCTLY DIFFERENT
DIFFERENCES THAT GIVE MARKET ADVANTAGE
There are several marketable qualities that can differentiate
your school and position it as a fi rst school of choice. Some of
these are:
•UNIQUE PRODUCTIf you are the only school in the district or offer a specialty such
a sports high school or a conservatorium of music, you have
a powerful advantage. With smart marketing you can capture
the entire potential population so that people will seek you out
and travel long distances to enroll.
•ACCESSIf you are closer or more convenient than the competition,
people will give you a go because the convenience factor
is a strong market advantage. Of course, to keep your
60 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 61
customers, you must provide good service or they will sacrifi ce
convenience for quality, which they may fi nd elsewhere.
•SERVICEIf friendliness, personal attention, quality information, parent
engagement and ready access to decision makers are the
trade marks of your school, you are well-positioned to hold
your customers for a long time. These intangible human
relationship qualities are hard to advertise and promotion relies
largely on the power of referrals.
•PRICEIf you offer education at an affordable price and/or offer
scholarships, bursaries and other fi nancial incentives,
you are touching the hip pocket. This is a primary driver of
choice.
•VARIED CURRICULUMIf you cater for appetites seeking alternatives such as the IB,
vocational training, senior colleges and a global education,
you can attract families looking for alternative education and a
broad palette of educational opportunity.
•REPUTATIONIf you are a well-established school with an enviable record
and a name for integrity, your history will
give you a market advantage that sets you apart and appeals
to a cross-section of people.
•CUSTOMIZED SOLUTIONSIf you offer academic programs that fulfi ll modern trends,
programs for special needs, or you provide residential care,
environmental education or specifi c religious education, you
have the building blocks needed for market differentiation.
Look at the list above and decide what you do differently. You
may claim many of these attributes, but it’s best to identity one
thing that is really exciting, as is the case of Brighton Grammar
School who has introduced an exciting new program into its
Middle School that involves hands-on learning experiences to
engage adolescent boys in school.
MARKET DIFFERENTIATION IN ACTION
Graeme Harrisat Brighton Grammar School, has developed an
innovative sea change program for Year 9 students that has
several off-campus extended explorations to far-off locations.
It also offers rural experiences, city visits and special interest
activities. See www.brightongrammar.vic. edu.au
“Year 9 is an awkward transition stage so we wanted to stretch
the boys, deinstitutionalize learning and reinvigorate students
at many points throughout the year by getting them out into
the community for practical learning,” said Graeme.
Parents were initially concerned that academic studies may
suffer and homework would be hard to measure, but the
school explained that integrating a sea theme into the
academic program would enrich individual subject disciplines,
not compromise them. Feedback indicated that this happened.
Parent Jan McCloud, who is a great advocate of the program
and the school, said that when the school fi rst asked
parents for their input about Year 9 the parents identifi ed a
need establish a balance between academic studies and an
interactive program of a different sort to develop the students’
other side and keep them active and occupied.
“This program is a unique response to a changing environment
and it adds great value to BGS,” she said. “Parents have
been well briefed about the objectives and I have seen my
son grow in confi dence and independence as he tackles new
tasks.”
Embracing the challenges, Year 9 student Justin tried scuba
diving and windsurfi ng. He brought his marine experiences
back to the classroom and wrote about them in English,
depicted them in design, played them out in drama and took
a whole new Year 9 boys from Brighton Grammar School
learning to surf near Byron Bay as part of the school’s
innovative sea change program interest in science and
geography.
“School is great; none of my friends at other schools are doing
this,” he told me enthusiastically, without any hint of adolescent
disconnection typical of this age.
MARKET DIFFERENTIATION STRATEGIES
You may have several distinctive programs at your school, but
do you use them to add a sense of value to your school and
help maximize market share and fulfi ll your customers’ needs?
If not, you may need to develop a marketing strategy to show
that you are distinctly different. Here are some tips to get you
started:
••Understand the competition and the similarities and
differences of other school programs in the marketplace.
••Show how your innovation is grounded in sound
educational practice and what it can do for the customer.
••Undertake market research so you align with parents’
thinking.
••Advertise your new initiative boldly via your website and
media to build awareness.
••Give your advocates quality information so they can spread
the message by word of-mouth and create a buzz about
the distinctive differences at your school.
(Online article from www.marketingschools.net)
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 61
62 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
PENDAHULUANTantangan sekolah kristen yang terus berhadapan fi losofi
sekularisme dalam pengelolaan sekolah tidaklah mudah.
Tantangan sekaligus peluang dalam peningkatan pelayananan
tersebut datang, baik dari lingkungan internal maupun
eksternal, di sisi lain sekolah harus mampu menjawab
ekspetasi masyarakat untuk merealisasikan visi dan misi
yang diembannya. Sekolah sering kali dihadapkan dengan
bebagai fi losofi dunia yang terus menerpa keberadaan sekolah
kristen. Sekolah kristen harus dapat terus berkembang di
tengah arus sekularisme, globalisasi dan postmodernisme.
Di tengah pusaran tekanan perkembangan ilmu dan
teknologi, sekolah kristen dituntut untuk terus berkembang
dan mampu memberikan pelayanan bagi siswa, orang tua,
gereja, masyarakat dan juga pemerintah. Sekolah kristen
FILOSOFI, KURIKULUM & MANAJEMEN
PENDIDIKAN KRISTEN
harus mampu menghadirkan konsistensi kualitas pendidikan
yang terbaik (academic excellent), mengaplikasikan kurikulum
pendidikan kristen bagi anak, memberikan pelayanan
rohani dan perkabaran injil, serta mampu menghadirkan
kepemimpinan kristen dengan terus menerus menghidupi visi,
misi, nilai dan budaya sekolah.
Pelayanan sekolah kristen yang terkait dengan misi dan
visi, harus merupakan sajian representasi dari pelayanan
perkabaran injil. Manajemen pendidikan di sekolah tidak hanya
memberikan perkembangan intelektual tetapi juga pemuridan
dan pelayanan spiritual bagi perkembangan siswa dan guru.
Dasar dari manajemen pendidikan kristen harus mengacu
pada fi losofi pendidikan kristen yang diturunkan dari visi dan
misi sekolah.
MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 63
MANAJEMEN, VISI DAN MISIManajemen bagi pelayanan di sekolah kristen, berbeda sudut
pandangnya dengan manajemen bisnis pada umumnya,
walaupun unsur-unsur yang mendukungnya nampaknya
sama. Manajemen sekolah kristen bertumpu pada
perspektif pelayanan rohani dan penginjilan (“baca ministy
and evangelism”), namun manajemen sekolah kristen juga
mengunakan cara-cara manajemen terkini yang sesuai dengan
prinsip-prinsip Alkitabiah. Dasar fi losofi s dengan prinsip Alkitab
inilah yang menjadi landasan bagi sekolah kristen untuk
berada dalam pelayanan pendidikan kristen agar tidak mudah
terombang ambing dengan fi losofi dan praksis pendidikan
yang berbeda dan tak tentu arah. Sekolah kristen berpegang
pada prinsip fi rmatn Tuhan dan tidak mudah terjebak
pada praksis “campur sari” (ecletiscm). Praktik campur sari
menggambungkan berbagai implementasi pendidikan dalam
satu wadah yang arahnya tidak jelas dan tidak menentu.
Filosofi s pendidikan kristen inilah yang juga menjadi daya
penggerak bagi keberhasilan sekolah kristen. Sekolah kristen
harus mampu mengembangkan kurikulum kristen dalam
proses pembelajaran, pelatihan bagi guru untuk proses
pembelajaran bagi metode yang digunakan.
Tugas dari manajemen sekolah kristen tidak terlepas
dari penyusunanan perencanaan, strategi, kerangka dan
pelaksanaan bagi kebehasilan pendidikan kristen. Keberhasilan
dari perencanaan ini bersumber dari prinsip-prinsip alkitabiah
yang menjadi referensi pelayanan bagi siswa, guru, pimpinan
dan orang tua. Pirnsip alkitabiah menjadi inspirasi bagi visi
dan misi sekolah. Bila visi dan misi sekolah kristen sudah
kehilangan nilai dan prinsip Alkitab maka spirit dari pelayanan
rohani dari sekolah sudah kehilangan arah, tidak jelas dan
tidak menentunya arah perkembangannya.
Prinsip-prinsip Alkitab, Christian worldview, Filosofi pendidikan
kristen harus terus dihidupkan,
diterapkan, dipelihara dan disuarakan
oleh gereja, pimpinan sekolah dan
guru. Dengan terus terkawalnya prinsip
perkembangan bagi sekolah kristen,
perencanan jangka pendek dan jangka
panjang bagi sekolah akan dapat
diperkirakan arah keberhasilannya.
Penataan prinsip Alkitab dalam
pelaksaan sekolah kristen dinyatakan
dalam manual, administrasi petunjuk
pelaksanaan, pelatihan bagi guru-guru
dalam pelaksanaan pendidikan dan juga
buku-buku pembelajaran bagi siswa.
Pelaksanaan manajemen harus tercermin
dalam implementasi keseharian dalam
pendidikan siswa, tercermin dalam
pembelajaran dan dilaksanakannya kurikulum pendidikan
kristen (Christian Education). Sekolah perlu mengembangkan
dan mengintegrasikan pirnsip-prinsip alkitabiah dalam setiap
pembelajaran, menjamin setiap komponen bagi pendidikan
kristen terjalin dalam pelaksanaannya.
Manajemen terkini yang sesuai dengan prinsip Alkitabiah
perlu dikembangkan sekolah kristen. Bebagai varian dari
manajemen perencanaan seperti Balance Score Card (BSC),
manajemen pemasaran, manajemen kualitas pelayanan,
ataupun manajemen pengembangan manusia (Human Capital
Development) bisa saja digunakan. Namun penggunaan dari
manajemen tersebut berdasarkan pada prinsip kepercayaan
(trust), iman, kasih dan yang terutama berdasar pada
kebenaran Alkitab (Bible truth) bagi kemajuan bersama dalam
pelayananan kualitas pendidikan dan penginjilan.
ADMINISTRASI PENDIDIKANPengelolaan manajemen dan administrasi bagi pelayanan
pendidikan merupakan bagian bagi keberhasilan ministry
sekolah. Pengelolaan administrasi secara prosedural, sistemik
dan terkendali menjadi keberhasilan layanan pendidikan.
Perencanaan dan pengelolaan yang terencana sebelum
seorang siswa hadir di hari pertama (the fi rst day of school),
akan mempengaruhi keseluruhan proses keberhasilan
pembelajaran selama siswa berada di dalam kelas. Sekolah
sudah mempersiapkan administrasi, perencanaan, persiapan
pembelajaran dan segala proses administrasi selama satu
tahun pembelajaran, termasuk fasilitas pembejalaran dan
pelatihan bagi guru sebelum memulai tahun pembelajaran
yang baru.
Sekolah perlu mempersiapkan detail pelaksanaan layanan
pendidikan, termasuk bahan ajar yang digunakan, metode
yang digunakan, pedagogi dan evaluasi pendidikan.
Perencanaan yang detail meliputi persiapan karya wisata, studi
64 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
Mengucapkan Selamat dan SuksesAtas terselenggaranya Sidang Pengurus Pleno IVMAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA
3 - 5 November 2010di Wisma Bahtera, Cipayung - Bogor
SEKOLAH KASIH BUNDA
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 65
lapangan, layanan ekstrakurikuler, layanan Perkabaran Injil,
retreat, modul Bimbingan konseling, dan modul leadership.
Sekolah perlu menyosialisasikan program-programnya pada
orang tua agar sinkronisasi layanan pendidikan menjadi lebih
terintegrasi. Pertemuan antara guru dan orang tua, seminar
orang tua, jalinan komunikasi dengan orang tua dapat
dilakukan dalam bentuk parenthing school untuk menyamakan
persepsi dalam mendidik anak. Keterpaduan dan kesamaan
fi losofi s dalam mendidik anak menjadi keberhasilan
bagi pelayanan pendidikan anak. Sekolah tidak hanya
mengembangkan kurikulum bagi siswa tetapi juga meraih
keberhasilan orangtua mendidik anak di rumah.
Pengelolaan manajemen dan administrasi keuangan tak
terlepas dari implementasi ICT (information communication
technology). Implementasi teknologi informasi tak dapat
dipungkuri akan menjadi menjadi tulang punggung bagi
keberhasilan layanan pendidikan. Implementasi teknologi
informasi berbasis web yang terpadu dapat meliputi layanan
sistem administrasi keuangan, akademik, dan e-learning.
Pengelolaan menjadi pendukung bagi layanan prima
keseharian dalam proses pembelajaran. Dukungan ICT harus
dapat memfasilitasi kecepatan, ketepatan dan akuntabilitas
layanan keuangan.
KURIKULUM DAN PENDIDIK KRISTENBagi sekolah kristen, misi dan visi harus tercermin dalam
kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Kurikulum
pendidikan kristen (Christian education) menjadi roh bagi
pelayanan pendidikan dalam berbagai aspek. Kurikulum
ini mempengaruhi berbagai proses yang berlangsung
dalam sekolah. Kurikulum dipahami sebagai panduan yang
mencakup perencanaan, metode, pedagogi, bahan ajar
dan evaluasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran akan tercermin dalam visi dan misi sekolah, oleh
karenanya sekolah harus mampu mengembangkan kurikulum
kristen bagi perkembangan spiritual, intelektual, fi sik, sosial
dan emosional anak.
Kurikulum pendidikan kristen terkait dengan fi losofi kristen
berproses dalam visi dan misi sekolah. Filosofi pendidikan
kristen menjadi dasar dari pembentukan kurikulum pendidikan
kristen, merupakan akar dari berbagai proses yang akan
berlangsung di dalam sekolah. Filosofi pendidikan kristen pada
dasarnya memberikan panduan tentang kebenaran (All truth
of God truth), Christian worldview, nature of teacher, nature of
student, dan role of parents. Dasar-dasar ini yang menjadi titik
pangkal dari semua pembelajaran yang belangsung di dalam
kelas.
Guru memegang peran penting dalam menjalankan kurikulum
pendidikan kristen. Paradigma dan worldview pendidikan
kristen yang sesuai dengan visi dan misi sekolah harus ada
pada setiap guru yang ada di sekolah. Kesamaan ini dijalin
dengan personal development dalam pelatihan internal yang
dilakukan oleh sekolah sendiri. Sekolah harus menyediakan
sarana teacher training agar implementasi dari kurikulum
pendidikan kristen terlaksana dalam keseharian di dalam kelas.
PENUTUPKetersediaan kurikulum pendidikan kristen adalah hal yang
terutama dalam sekolah kristen. Kurikulum ini menjadi
kendaraan untuk tercapainya visi dan misi sekolah. Kurikulum
ini menjadi spirit bagi manajemen sekolah karena seluruh
proses dan prosedur termasuk administrasi dan tata cara
pengambilan keputusan dalam
pelaksanaan pendidikan kristen
dipandang dari perspekstif
pendidikan kristen. Keberadaan
fi losofi yang mendasari kurikulum
pendidikan kristen mengembalikan
kita pada pelayanan pendidikan
yang bertumpu ada academic
exellence, high standard conduct,
evagelism dan spiritual ministry.
OLEH :
IR. DRS. KHOE YAO TUNG, MM,
MKOM, MSC ED., DR (CAND).
KEPALA BIDANG PENDIDIKAN SEKOLAH KRISTEN IPEKA
WAKIL KETUA MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN WILAYAH JAKARTA
BEKASI 2007-2012
MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN
66 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
TOPIK STANDAR PELAYANAN
• STANDAR 1 - DOKTRIN PENGELOLAAN
MPK wajib menjalankan pengelolaan keuangan yang
mencerminkan kebenaran dan praktek Alkitabiah.
Council of Christian Education in Indonesia (CCEI) shall
conduct its fi nancial in a manner which refl ects those
generally accpted biblical truths and practices.
• STANDAR 2 - BADAN PENGURUS DAN BADAN
PENGAWAS PERBENDAHARAAN
MPK dipimpin oleh Badan Pengurus yang sekurang-kurangnya
terdiri dari 5 orang, yang mayoritas dari mereka adalah
independen, mengadakan rapat sekurang-kurangnya setiap
enam bulan untuk menentukan kebijakan dan menelaah hasil
yang dicapai.
Badan Pengawas Perbendaharaan MPK, yang mayoritas dari
mereka adalah independen, akan menelaah laporan keuangan
tahunan dan membina komunikasi antara Badan Pengurus
dan Akuntan Publik. Tanggung jawab dari Badan Pengawas
Perbendaharaan adalah: (1) Memberikan rekomendasi
bagi penunjukkan Kantor Akuntan Publik; (2) Setiap tahun
mengadakan pertemuan dengan Kantor Akuntan Publik; (3)
Menelaah, mengevaluasi dan mencermati rekomendasi dari
akuntan independen atas masalah-masalah akuntansi dan
pengendalian manajemen; (4) Menelaah laporan keuangan
tahunan bersama akuntan independen; (5) Membina
komunikasi antara Badan Pengurus dan Akuntan Publik.
CCEI shall be governed by a responsible board of
less than fi ve individuals, a majority of whom shall be
independent, which shaal meet at least semiannually to
establish policy and review its accomplishments.
A committee consisting of a majority of independent
members shaal review the annual fi nancial statements
and maintain direct communication between the board
and the independent certifi ed public accountants. The
responsibilities of delegated committee are to: (1) Maka
recommendations for the appointment an independent
certifi ed public accountants fi rm; (2) Annually meet with
the independent certifi ed public accounting fi rm; (3)
Review, evaluate, and oversee any recommendations
the independent accountants maka in their reports about
the organization’s internal accounting and management
controls; (4) Review the annual statements with the
independent accountants; (5) Maintain communication
between the board and the independent certifi ed public
accounting fi rm.
STANDAR PENATALAYANAN
M P K7
66 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 67
• STANDAR 3 - LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan MPK harus disajikan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia dan
setiap tahun diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Independen
sesuai dengan Standar Auditing yang berlaku di Indonesia.
CCEI’s fi nancial statements should be prepared in
accordance with Indonesia generally accepted accounting
principles (GAAP) and annually audited by an independent
certifi ed public accounting fi rm in accordance with
Indonesia generally accepted auditing standards (GAAS).
• STANDAR 4 - PENGGUNAAN DANA
MPK wajib menjalankan pengelolaan dan pengendalian
keuangan yang perlu untuk mendapatkan kepastian yang
memadai bahwa semua dana yang diterima digunakan sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan.
CCEI shall exercise the management and fi nancial
controls necesarry to provide reasonable assurance that
all resources are used in conformity for which they are
intended. CCEI is the recipients of public trust and must
fulfi ll fi duciary responsibilities. Therefore, reasonable
procedures must be established to assure that all funds
are used to fulfi ll the exempt purposes of the organization
and are used in accordance with any donor-stipulated
purposes.
• STANDAR 6 - BENTURAN KEPENTINGAN
MPK harus selalu menghindari benturan kepentingan.
Transaksi dengan pihak terafi liasi hanya dimungkinkan apabila:
(1) transaksi yang signifi kan diungkapkan sepenuhnya dalam
laporan keuangan auditan; (2) pihak afi liasi tidak terlibat dalam
pengambilan keputusan atas transaksi tersebut; (3) terdapat
proses tender ataupun perbandingan penilaian; dan (4)
anggota Badan Pengurus sudah bertindak sedemikian rupa
dan menunjukkan bahwa transaksi ini untuk kebaikan MPK.
CCEI shall avoid confl icts of interest. Transactions with
related parties may be undertaken only if all of the following
are observed: (1) a material transaction is fully disclosed
in the audited fi nancial statements of CCEI; (2) the related
party is exluded from the discussion and approval of
such transaction; (3) a competitive bid or comparable
valuation exists; and (4) the CCEI’s board has acted and
demonstrated that the transaction is in the best interest of
CCEI.
• STANDAR 7 - PENGGALANGAN DANA
MPK harus memenuhi Standar Penggalngan Dana berikut:
(1) Kebenaran informasi dalam komunikasi penggalangan
dana; (2) Komunikasi penggalangan dana tidak menimbulkan
harapan donor yang tidak realistis; (3) Komunikasi dan
maksud donor harus dihormati, karena dapat menimbulkan
konsekuensi hukum; (4) Dana yang tidak menjadi bagian
program, harus disalurkan melalui organisasi yang memiliki
tujuan yang sesuai atau dikembalikan; (5) Apabila kegiatan
amal disertai imbalan berupa insentif atau premi, seperti buku,
tiket masuk, cd, dan lain-lain, maka nilai wajar barang-barang
tersebut harus dicantumkan; (6) Donasi berupa properti
perlu melibatkan profesional yang relevan; (7) Kompensasi
kepada konsultan/tenaga pencari dana atas dasar persentasi
(%) dari dana yang diperoleh tidak diperkenankan; (8) Tidak
semua donasi bisa dikurangkan untuk keperluan pajak (tax-
deductible); (9) Personal MPK tidak diperkenankan menerima
royalti dari produk yang digunakan dalam kegiatannya; (10)
Properti yang diterima sebagai donasi dijelaskan secara akurat
tanpa menjelaskan nilai pasarnya; (11) MPK harus menghindari
penerimaan donasi akan dapat menimbulkan kesulitan bagi
donor.
CCEI shall comply with each of Standards for fund-raising:
(1) Truthfulness in communication; (2) Communication
and Donor Expectations; (3) Communication and Donor
Intent; (4) Projects Unrelated to a Ministry’s Primary
Purpose; (5) Incentives and Premiums; (6) Financial Advice;
(7) Percentage Compensation for Fund-raisers; (8) Tax-
deductible Gifts for a Named Recipient’s Personal Benefi t;
(9) Confl ict of Interest on Royalties; (10) Acknowledgment of
Gifts-in-Kind; (11) Acting in the Interest of the Donor.
(diadaptasi dari THE EVANGELICAL COUNCIL FOR
FINANCIAL ACCOUNTABILITY (ECFA) Seven Standards of
Responsible Stewardship, oleh BPP-MPK
• STANDAR 5 - KETERBUKAAN KEUANGAN
MPK akan menyediakan copy laporan dari laporan keuangan
terkini sesuai permintaan dan memberikan informasi lainnya
yang disyaratkan ketentuan perundangan atau ikatan
perjanjian lainnya.
CCEI shall provide a copy of its current fi nancial statements
uon written request and provide other disclosures as
the law may require. Standard 5 can be summarized as
fostering the following: (a) A spirit of Christian stewardship
over the resources God and donors have entrusted to
us, intended for use to advance God’s Kingdom; (b) An
attitude of openness concerning a member organizaton’s
accountability of its stewardship; (c) A sense of humility and
gratitude for the material blessings God has provided; (d) A
desire to be an example of Christian integrity.
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 67
68 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
GALERI MPK
KONLOK
Konsultasi Dan Lokakarya Undah Undang Badan Hukum
Pendidikan, diselenggarakan oleh MPK pada tanggal 15 – 17
Juli 2009 di Wisma Pondok Remaja PGI – Bogor.
Pengurus MPKW Jakarta bertemu Bapak Uripto
pada tanggal 8 September 2009
Seminar SUKSES
MENGAJAR
SAINS yang
dibawakan oleh
Prof. Yohanes
Surya pada 5
Desember 2009 di
Gedung UKRIDA
Jakarta
Peserta pelatihan Guru SLB Kristen sedang praktek di SLB
Dwi Tuna Raniwala Jakarta
Pelatihan Kepala Sekolah se-Sumatra Utara di Medan
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 69
Para tokoh MPPK sedang berdiskusi pada Kongres
XI di Tomohon
Mendiknas Dr. Bambang Sudibyo di antara peserta Kongres XIV MPK
di Jakarta
Mendiknas Dr. Bambang Sudibyo hadir pada
pembukaan Kongres XIV MPK 2007
Mendiknas Dr. Yahya Muhaimin pada Kongres XIII MPPK
tahun 2000 di Yogyakarta
Praktek pelatihan CBSA bagi guru di Sekolah
Kristen YAPMAS, Waingapu-Sumba NTT
Pelatihan guru STM Kristen oleh MPK di FT UKI Jakarta
Pelatihan guru STM Kristen oleh MPK di FT UKI Jakarta
Sri Sultan HB X pada Kongres XIII MPPK tahun 2000
70 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 71
72 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 73
74 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
Berdasarkan umur Pak Uripto Widjaja
sudah kepala 8 maka tidak aneh atau
heran kalau disebut sebagai “SESEPUH
MPK”. Yang paling istimewa ialah selalu
mengikuti “pengembangan teknologi”
(PRIORITAS STRATEGIS No. 5 MPK)
maka tampak pada foto, Dr Erik Tapan
(moderator milis LANSIA) menulis
kalimat sbb: “Dan, ini yang paling seru.
Punya E-MAIL ADDRESS!!”.
Pada tahun 2000 ketika Pak Uripto Widjaja menyerahkan
sumbangan 5 set computer untuk MDPK yang kini bernama
MPKW 6 Jakarta untuk pelatihan computer buat guru-guru
Sekolah Kristen di Jakarta. Waktu itu BPK PENABUR Jakarta
menyelenggarakan sampai 3 (tiga) gelombang. Foto-foto
lain serta laporannya bisa dilihat pada: http://mpkw6jakarta.
multiply.com/photos/album/8/PELATIHAN_KOMPUTER_
MDPK_TAHUN_2000 (Pernah dipasang di website BPK
PENABUR).
Ada cerita menarik sebagai hasil dari pelatihan tersebut. Pada
tahun 2006 ketika penulis bergabung di YPK Ora et Labora
setelah pensiun dari BPK PENABUR, Pak Lukas, staf kantor
sekretariat Ora et Labora, cerita bahwa pernah ikut pelatihan
computer di BPK PENABUR tahun 2000 dan sebagai bukti
diperlihatkannya diktat yang dibagikan waktu itu. Wah, hebat,
diktat tahun 2000 masih beliau simpan.
Semua itu adalah berkat jasa Pak Uripto Widjaja yang
selalu menjadi berkat buat banyak orang karena Pak
Uripto Widjaja tidak mau dipestakan ketika HUT EMAS 50
tahun pernikahannya tahun 2000 maka ongkos pestanya
dihadiahkan kepada guru-guru.
Selain pelatihan computer di atas, penulis masih ingat
guru-guru di BPK PENABUR Jakarta dapat hadiah payung
dan guru-guru yang menerimanya penulis minta kesan
dan pesannya berupa tulisan tentang Pak Uripto Widjaja.
Hasilnya menjadi buku dengan judul “INSPIRASI SEORANG
URIPTO WIDJAJA” dan ketika peluncurannya di Aula Lantai 7
Gedung E UKRIDA, Jalan Tanjung Duren Raya No. 4, Jakarta
Barat pada hari Sabtu, tanggal 26 Juli 2003 menghasilkan
dana sebesar Rp.234,183,553.96 untuk bea siswa di BPK
PENABUR dan UKRIDA.
Pada tahun 2010 ini buku tersebut hanya bersisa beberapa
exemplar saja tetapi versi e-book bisa dibaca pada alamat:
::URIPTO WIDJAJA::SESEPUH MPK
Foto Pak Uripto
yang terpasang
dalam milis
LANSIA
PROFIL URIPTO WIDJAJA
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 75
http://issuu.com/bg440507/docs/buku_uw
http://issuu.com/bg440507/docs/bagian1
http://issuu.com/bg440507/docs/bagian2
http://issuu.com/bg440507/docs/bagian3
http://issuu.com/bg440507/docs/bagian4
http://issuu.com/bg440507/docs/bagian5
Berkat dukungan dari Pak Uripto Widjaja
dengan perusahaannya yang bernama PT
Galva, menyediakan perlengkapan projector
BENQ untuk pelatihan MONTAGEWORLD
BERITISH COUNCIL oleh Ibu Sanni Susanti
bagi guru-guru sekolah MPKW 6 Jakarta.
Pak Uripto Widjaja (86 th) merayakan THE
60TH DIAMOND ANNIVERSARY dengan
Ibu Henny Tjahjarahardja (83 th) pada hari
Sabtu, 02 Oktober 2010 di Hotel Shangrila,
Jakarta, videonya dapat dilihat pada:
http://www.youtube.com/watch?v=z5qevYzqDVk
http://www.youtube.com/watch?v=QiKv57fnkAI
http://www.youtube.com/
watch?v=8qDLqEHQMvA
http://www.youtube.com/watch?v=lTRNxFoITiY
Titipan pesan Pak Uripto Widjaja untuk
sekolah-sekolah MPK di seluruh Indonesia:
• Tetap bersatu agar dapat
memperjuangkan kepentingan
bersama ke lembaga yang lebih tinggi
• Saling bantu membantu antar sekolah
MPK, khususnya Yayasan Pendidikan
Kristen yang lebih maju mau
membantu YPK lain.
• PRIORITAS STRATEGIS No. 5 MPK
yaitu “pengembangan teknologi” terus
ditingkatkan.
• Untuk No. 3 tersebut, akan disediakan
dana 100 juta tahap pertama. Silakan
dibuat perencanaannya.
Mohon dukungan doa agar semua ini dapat
berjalan dengan lancar.
TEKS : BAMBANG GUNAWAN
1
2
3
5
7
4
6
1. Tahun 2000, Pak Uripto menyerahkan sumbangan 5
set komputer untuk MPKW VI, yang digunakan untuk
pelatihan guru-guru Sekolah Kristen di Jakarta ; 2,3,4 PT
Galva, menyediakan perlengkapan projector BENQ untuk
pelatihan MONTAGEWORLD BERITISH COUNCIL oleh
Ibu Sanni Susanti bagi guru-guru KANAAN - 14 Februari
2005; 5,6,7 PT Galva, menyediakan perlengkapan
projector BENQ untuk pelatihan MONTAGEWORLD
BERITISH COUNCIL oleh Ibu Sanni Susanti bagi guru-
guru PANCARAN BERKAT - 8 Februari 2005
76 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010Bapak Riswan Widjaya & Ibu Roosmalia Komala
Selamat & SuksesSidang Pengurus Pleno IV - Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia
Tahun 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 77
78 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 79
80 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010