buku acara spp4-mpk 2010

80
MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 1 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010 | 3-5 Nov 2010 SINERGY ANTAR YAYASAN PENDIDIKAN KRISTEN

Upload: mpkw-jakarta

Post on 17-Mar-2016

290 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Buku acara ini agak beda karena banyak artikel yang bermanfaat untuk sekolah-sekolah MPK di seluruh Indonesia.

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 1

SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010 | 3-5 Nov 2010

SINERGYANTAR YAYASAN PENDIDIKAN KRISTEN

Page 2: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

2 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 3: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 3

Page 4: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

4 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

DAFTAR ISI

28MENGEMBANGKAN

KEPEMIMPINAN

TRANSFORMATIF

34SINERGI ANTAR YAYASAN

PENDIDIKAN

44SCHOOL MARKETING

46SEKOLAH PILIHAN

ORANG TUA

52TOP BRAND

58SCHOOL MARKETING

62MANAJEMEN

PENDIDIKAN

5 SAMBUTAN KETUA PANITIA SSP IV

6 SAMBUTAN KETUA MPKW JAkARTA-BEKASI

7 SAMBUTAN KETUA UMUM MPK

12 SUSUNAN PANITIA SSP IV

13 SUSUNAN PENGURUS MPKW JAKARTA-BEKASI

14 KERANGKA ACUAN

16 SUSUNAN ACARA SPP IV

20 PROFIL MPK

22 LAPORAN KEGIATAN MPK 2007-2009

38 PROFIL DANIEL DIANTO

43 PROFIL JACK OSPARA

66 STANDAR PELAYANAN MPK

68 GALERI MPK

74 PROFIL URIPTO WIDJAJA

MAKALAH

DAFTAR ISI

Page 5: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 5

SAMBUTAN

SALAM SEJAHTERA DALAM KASIH KRISTUS,

Dengan penuh sukacita dan rasa syukur kepada Tuhan

Yesus Kristus, Panitia Sidang Pengurus Pleno ke IV –

Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia menyambut

kehadiran para peserta Seminar Nasional “ Marketing Your School, Promoting, Selling And Service Delivery” dan

Sidang Pengurus Pleno ke IV Majelis Pendidikan Kristen di

Indonesia pada tanggal 3 – 5 November 2010.

Seminar Nasional yang dilaksanakan dalam rangka

menyambut SPP ke IV ini didasari kebutuhan yang dirasakan

oleh hampir semua Yayasan Pendidikan di Indonesia, tidak

terkecuali Yayasan Pendidikan Kristen yakni perlu adanya

pencerahan tentang bagaimana membuat Sekolah menjadi

suatu lembaga yang dikagumi (admired) sehingga orang

tua siswa merasakan benar arti pendidikan di sekolah dan

masyarakat menaruh kepercayaan kepada sekolah, dan Handi

Irawan,MBA (pernah menjadi konsutan YPK IPEKA) sebagai

Pakar Marketing No. 1 di Indonesia adalah orang yang paling

tepat untuk memberikan membagikan ilmunya kepada kita

semua.

Bapak Daniel Dianto (pernah menjadi

konsultan BPK PENABUR) akan

memandu peserta persidangan

untuk merangkai sinergi antar

pengurus MPK, MPKW, dan

Pengurus Yayasan di seluruh

Indonesia guna mewujudkan

MPK yang dikagumi (admired).

Kami berusaha melakukan

dan mempersembahkan

yang terbaik, namun kamipun

terbatas, karenanya patutlah kami

mohon dibukakan pintu maaf atas

segala kekurangan dan bahkan

kekeliruan kami . Dan

SAMBUTAN KETUA PANITIASIDANG PENGURUS

PLENO KE - IV

MAJELIS PENDIDIKAN

KRISTEN di INDONESIA

Bapak Daniel Dianto

konsultan BPK P

memandu p

untuk me

penguru

Pengur

Indone

MPK y

Kam

dan me

yang terb

terbatas, k

mohon dibu

segala k

ke

tentunya kami menyampaikan ungkapan terima kasih kepada

semua teman-teman panitia, yang telah rela meluangkan

tenaga, dana dan waktunya untuk persiapan penyelenggaraan

kegiatan ini mulai bulan Februari 2010

Pada kesempatan ini perkenankanlah saya menghaturkan

ucapan terima kasih kepada Bapak Handi Irawan, MBA,

Bapak Daniel Dianto, PH MPK dan mitra-mita MPKW Jakarta

yang sebagian tersebut pada buku acara ini, karena tanpa

Anda semua kegiatan ini tidak akan dapat terselenggara

seperti saat ini. Dan tak lupa kami menyampaikan ungkapan

terima kasih kepada semua teman-teman panitia, yang telah

rela meluangkan tenaga, dana dan waktunya untuk persiapan

penyelenggaraan kegiatan ini mulai bulan Februari 2010

Semoga Seminar dan Sidang Pengurus Pleno ke

IV ini membawa berkat bagi semua pihak, dan semakin

memperkokoh sinergi antara PH MPK dengan MPKW,

Yayasan Pendidikan Kristen dan Sekolah-Sekolah Kristen di

Indonesia.

Segala kemulian biarlah hanya diberikan kepada Tuhan kita

Yesus Kristus yang memberkati kita semua, Haleluya !

Jakarta, 3 November 2010.

Panitia Pelaksana Sidang Pengurus Pleno ke IV - MPK

Drs. Tikky Suwantikno, M.Si.KETUA PANITIA SPP IV

Page 6: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

6 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

mengikuti gerak dan perubahan jaman sekarang ini.

Apabila tidak, maka kita akan segera tersisih, bahkan

punah seperti dinosaurus.

Banyak hal-hal yang perlu ditinjau kembali agar Majelis

Pendidikan Kristen Di Indonesia (MPK) ke depan dapat

berfungsi seperti yang kita harapkan. Oleh karenanya,

dibutuhkan jiwa besar dari semua pihak untuk berani

mengadakan perubahan. Rasul Paulus dalam suratnya

kepada jemaat di Roma (Roma 12:2) menyatakan bahwa:

Perubahan tindakan (metamorfosis) haruslah bersumber

dari Pembaharuan Budi (metanoia).

Kepada seluruh peserta Sidang Pengurus Pleno (SPP)

IV MPK tahun 2010, saya mengucapkan: selamat

Bermetanoia. Tuhan Yesus

memberkati.

Jakarta, November 2010

SAMBUTAN KETUA MPK WILAYAH VI

SHALLOM,

Sidang Pengurus Pleno (SPP) IV Majelis Pendidikan

Kristen Di Indonesia (MPK) tahun 2010 kali ini

diselenggarakan di wilayah Jakarta dan Majelis

Pendidikan Kristen Wilayah VI DKI Jakarta dan

Bekasi mendapat kepercayaan untuk menjadi

Panitia Pelaksana.

Saya yakin bahwa setiap kita yang hadir pada Sidang Pengurus

Pleno (SPP) IV Majelis pendidikan kristen Di Indonesia (MPK)

saat ini mengharapkan agar SPP ini bermakna bagi pelayanan

kita di bidang Pendidikan dan berhasil meletakkan landasar

yang kokoh dan realistik bagi Majelis Pendidikan Kristen (MPK)

agar dapat bekerja secara efesien dan efektif.

Dalam dekade ini, dunia bergerak dan berubah sangat cepat.

Dunia semakin datar, panas, dan sesak. Masalah yang kita

hadapi bersama adalah bagaimana kita mampu beradaptasi

dengan perubahan dunia disekeliling kita sehingga kita dapat

KATA SAMBUTANKETUA MAJELIS PENDIDIKAN

KRISTEN WILAYAH VI DKI JAKARTA

DAN BEKASI

Drs. Phillips Handojo, MS. | KETUA MPKW VI JAKARTA & BEKASI

Page 7: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 7

SAMBUTAN KETUA UMUM PH MPK

SALAM SEJAHTERA,

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yesus

Kristen, Sang Guru dan Gembala Agung kita, karena

atas pertolonganNya Sidang Pengurus Pleno IV

MPK tahun 2010 dapat dilaksanakan sesuai dengan

Keputusan SPP III MPK tahun 2009 dengan tuan rumah

Pengurus MPKW DKI Jakarta dan Bekasi.

Disamping atas pertolongan Tuhan, suksesnya SPP IV ini

juga merupakan buah kerja keras Panitia SPP IV MPK yang

dikoordinasikan oleh Pengurus Harian MPKW DKI Jakarta dan

Bekasi.

Rangkaian SPP IV MPK diawali dengan Seminar Pendidikan

dengan topik MARKETING STRATEGY FOR YOUR SCHOOL (Promoting, Selling and Service Delivery) yang

diikuti oleh para pengelola dan penyelenggara sekolah Kristen.

Semoga seminar tersebut menambah kekayaan dalam upaya

melakukan terobosan-terobosan baru.

Pokok Pikiran Utama SPP IV MPK adalah “Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh Tantangan”. Ditetapkanya Pokok Pikiran Utama tersebut karena kondisi

saat ini dan yang akan datang tidak dipungkiri akan sangat

berdampak pada eksistensi sekolah-sekolah Kristen di

Indonesia. Pokok Pikiran Utama tersebut diharapkan akan

mengkaji tentang potret sekolah Kristen di Indonesia saat

ini dan bagaimana seharusnya sekolah-sekolah Kristen

dapat membangun sinergi yang saling mendukung sehingga

meskipun tantangan terus-menerus dihadapi tetapi sekolah-

sekolah Kristen akan tetap eksis. Dari pengkajian hal tersebut

diharapkan dirumuskan rencana kegiatan yang dapat

dilaksanakan bersama-sama.

Di samping tetap eksis sekolah-sekolah Kristen diharapkan

tetap berusaha untuk mewujudkan/mengarah menjadi

sekolah-sekolah Kristen yang dikagumi oleh masyarakat

adalah harapan kita. Dengan dikaguminya sekolah Kristen

dalam bidang mutu pendidikan, kualitas pelayanan,

pengelolaan yang profesional dan lainnya maka eksistensi

sekolah akan tetap bertahan bahkan akan terus berkembang.

Untuk mewujudkan harapan itu diperlukan berbagai upaya

yang harus dilakukan antara lain sekolah tersebut harus

mewujudkan minimal 5(lima) aspek kelembagaan dalam

keadaan baik yaitu aspek keuangan, pertumbuhan,

manajemen, SDM, dan kualitas. Pembenahan manajemen

antara lain (a) manajemen sekolah yang dapat menjadi daya

gerak yang merangsang kreativitas dan produktivitas kepala

sekolah dan guru-guru; (b) prinsip akuntabilitas; (c) evaluasi

diri sebagai dasar pengambilan keputusan dan perencanaan;

(d) sistem yang transparan; (e) school base management

dipergunakan secara tepat oleh kepala sekolah.

Seiring dengan itu memperbarui pelaksanaan pendidikan

Kristen harus dilakukan antara lain: (a) turut meningkatkan

pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan; (b)

mengoptimalkan prinsip relevansi dgn penekanan penataan

kurikulum yang berorientasi penguasaan iptek, keterampilan

yang dilandasi sikap dan moral yang kuat (berkarakter); (c)

meningkatkan efi siensi dalam segala hal; (d) mengembangkan

nilai “lebih”; (e) peningkatan akuntabilitas proses pendidikan

yang didukung SDM yang profesional.

Tidak kalah pentingnya adalah revitalisasi kinerja

yayasan/badan penyelenggara dan sekolah Kristen yang

mengutamakan dimensi profesional, kepedulian, komitmen,

kejujuran, tanggung jawab, keterbukaan, pengkaderan

dan lain-lain. Hal yang tidak mungkin dihindarkan adalah

merumuskan kembali prioritas pendidikan Kristen untuk masa

depan: (1) Rasionalisasi jumlah dan jenis sekolah dengan

berbagai alternatif dan memperhatikan segmen saat ini

dan masa depan, sehingga peran dan fungsinya akan lebih

optimal.

Kami mengucapakan terima kasih kepada Panitia SPP IV

MPK dan Pengurus MPKW DKI Jakarta dan Bekasi yang telah

bekerja keras dalam mempersiapkan dan melaksanakan SPP

ini. Terima kasih kepada para sponsor dan

donatur yang telah memberikan

bantuannya sehingga

pelaksanaan SPP IV dapat

berlangsung dengan baik.

Terima kasih kepada

para peserta baik utusan,

peninjau maupun undangan

yang telah meluangkan

waktu untuk hadir dan

bersama-sama memikirkan

masa depan kita bersama.

Kolose 3: 23 Apapun juga yang

kamu perbuat, perbuatlah

dengan segenap hatimu

seperti untuk Tuhan

dan bukan untuk

manusia

Jakarta,

November

2010

AAAAAAAAAAAAAJEJEJEJEJEJEJJEJEJEJEJEJEJEJJEJEJJEEJELILILILILILILIILILILILLILLILLL S SS S SSS SS S SSSSSSS SSS PPPPEPEPPPEPEEPEEEPPPPEPPEEPEPPPEPEPPPP NDNDNDNDNDNDNDNDNDNDNDNDNDDDDNDDNDNNNNNDN IDIDIDIDIDIDIDIDIDIDIDIDDDIDIDIDDIDDDIKIKIKIKKKKKIKIKIKKIKKIKKIKIKIKIIKIKIKKIKKKKKKKI ANANANANANANANANANAANAANANANANANANANANANANANANANAAAAAANANA KKK K K K KK K K K KKKKK KKKKKKRIRIRIRIRIRRIRIRRIRIRIRIRIRRIRRIRRIRRRRIRR STSTSTSTSTSTSTSSTSTSTSTSTSTSSTSTSSSTSSTSTTSTSSTS ENENENENENENENENENENENENENENENENNENENNNNENNENNENNNNNNNNNENNNNNNNNNNNNNENNNNNNNNENNENNEENNNENENNENNNNNNNEE dd dd dd ddd ddd d dddddddddddd dd d d d dd dddddddddddddddi i iii ii i ii iiiii iiiii iii ININININNININNINNININININININININNNINNINNINININNNNDODODODODODODODODODODODODODDODODOODODODODODDODODODODOODODDONENENENENENENENENENENENENENENENENENENEEEENENEEENENENNENNNNENENN SISISISISSISISISISISSISISSSISISSSSSSSSSSIA AA AA A AA AAA AAA AA AAAAAAAAAAAAAA 777777777777777777777777777

mengucapakan terima kasih kepada Panitia SPP IV

dan Pengurus MPKW DKI Jakarta dan Bekasi yang telah

a keras dalam mempersiapkan dan melaksanakan SPP

rima kasih kepada para sponsor dan

ur yang telah memberikan

annya sehingga

sanaan SPP IV dapat

ngsung dengan baik.

a kasih kepada

peserta baik utusan,

au maupun undangan

telah meluangkan

untuk hadir dan

ma-sama memikirkan

depan kita bersama.

e 3: 23 Apapun juga yang

perbuat, perbuatlah

an segenap hatimu

ti untuk Tuhan

ukan untuk

sia

ta,

mber

Ir. Robert Robianto | KETUA UMUM PH-MPK

Page 8: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

8 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 9: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 9

Page 10: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

10 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 11: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 11

Page 12: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

12 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

SUSUNAN PANITIA SPP IV

PENASEHAT

Uripto Widjaja (Penasihat MPK Wilayah VI Jakarta) | Ir. Robert Robianto (Ketua MPK) |

Drs. Phillips Handojo, MS (Ketua MPK Wilayah VI Jakarta)

PENANGGUNG JAWAB

Pengurus Harian MPK | Pengurus Harian MPK Wilayah VI DKI Jakarta & Bekasi

PELAKSANA

KETUA Drs. Tikky Suwantikno, M.Si (YPK Ora et Labora) WAKIL KETUA Drs. Ir. Khoe Yao Tung, MM., M.Kom (YPK IPEKA)

DESAIN & TATA LETAK

SEKRETARIS Dra. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd (YPK Pancaran Berkat) WAKIL SEKRETARIS Ir. Suhandojo Tanusaputra

(YPK Ketapang) BENDAHARA Drs. Adi Kaligis (BPK PENABUR) WAKIL BENDAHARA Sarah Kartika, SE (YPK Harapan

Bangsa) SEKSI PENGGALANGAN DANA Drs. Freddie Chandra (YPK Methodist) | Heru R. Azimada, SE.Ak (BPK PENABUR)

| H.Hourisaac (YPK Kalam Kudus) SEKSI PENDAFTARAN PESERTA Rasiman, S.Pd (Sekretariat MPK) | Yosianto, A.Md

(MPKW DKI JAKARTA) SEKSI BUKU ACARA Drs. Thomas Wibowo Agung (YPK Ora et Labora) | Drs. Menason Setiawan &

Dra. Luciana Purnomo (YPK Methodist) SEKSI ACARA & PERSIDANGAN Ir. Suhandojo Tanusaputera (YPK Ketapang) |

Drs. Andyarto Surjana, M.Pd (YPK Tiara Kasih) SEKSI PENERIMA TAMU Pdt. John Sim (YPK Budaya) | Dra. Erdina

Tambunan (YPK Bina Siswa) SEKSI PERLENGKAPAN & DEKORASI Trikora (Sekretariat MPK) | Yosianto, A.Md (MPKW DKI

Jakarta) SEKSI PUBLIKASI & DOKUMENTASI Drs. Bambang Gunawan (YPK Ora et Labora) | Ir. Frankie Suthya (YPK IPEKA)

SEKSI TRANSPORTASI & AKOMODASI Boen Kiem Fung, S.Pd (YPK Kairos Gracia) | Drs. Ir. Khoe Yao Tung, MM., M.Kom

(YPK IPEKA) SEKSI KONSUMSI Maria Christina Regar, S.H. (YPK Ora et Labora) | Emilia Soetjahja, S.Pd (YPK Surya Indah)

SEKSI SEMINAR Drs. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd (YPK Pancaran Berkat) | Sarah Kartika, SE (YPK Harapan Bangsa)

SIDANG PENGURUS PLENO IV

THN 2010 | 3-5 Nov 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA

Page 13: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 13

SUSUNAN PENGURUS MPKW VI

BADAN PENASIHAT

KETUA : Uripto Widjaja

SEKRETARIS : Dra. Charlotte K. Priatna, M.Si.

ANGGOTA : Drs. Samino Citra, MM., CSM

Dra. Teripena Jonatan

BADAN PENGAWAS PERBENDAHARAAN

KETUA : drg. Andi Indra Gunawan

ANGGOTA : Dra. Luciana Purnomo

Dra. Erna Karundeng, M.A.

PENGURUS HARIAN

KETUA : Drs. Phillips Handoyo, M.S.

WAKIL KETUA : Ir. Drs. Khoe Yao Tung, MM., M.Kom.

SEKRETARIS : Drs. Freddie Chandra

WK SEKRETARIS : Suhandojo Tanusaputra

BENDAHARA : H. Hourisaac

WK BENDAHARA : Adi Kaligis

SUSUNAN PENGURUS

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN WILAYAH DKI JAKARTA DAN BEKASI

ANGGOTA-ANGGOTA:

BIDANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

KETUA : Sarah Kartika Setiawan, B.Sc.

SEKRETARIS : Drs. Tikky Suwantikno Sutjiaputra, M.Si.

ANGGOTA : Drs. Olga Maryke Waney

Dra. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd.

Indah Febriana Gunawan

Pdt. John Sim

BIDANG PENGEMBANGAN SDM & ENTREPRENEURSHIP

KETUA : Heru R. Azimada

SEKRETARIS : Emilia Soetjahja, S.Pd.

ANGGOTA : Boen Kim Fung, S.Pd.

Yohanes Gunawan

BIDANG ORGANISASI DAN KERJASAMA

KETUA : Andyarto Surjana, M.Pd.

SEKRETARIS : Dra. Erdina Tambunan

ANGGOTA : Frangkie Suthia

Danny Bunyamin

dr. Tanti Djatmiko

Page 14: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

14 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

KERANGKA ACUAN SPP IV

A. DASAR

Berdasarkan Anggaran Dasar MPK Bab V Pasal 11 dan

13 serta Anggaran Rumah Tangga MPK Pasal 17, Sidang

Pengurus Pleno (SPP) MPK adalah salah satu perangkat

pelayanan MPK. Pengurus Pleno MPK terdiri atas

Pengurus Harian MPK dan para Ketua Majelis Pendidikan

Kristen Wilayah (MPKW) di seluruh Indonesia. SPP-MPK

diselenggarakan setahun sekali di tempat yang ditentukan oleh

Kongres MPK atau SPP-MPK atas undangan Pengurus Harian

MPK

Berdasarkan Keputusan SPP III MPK tahun 2009 di Pontianak

tentang tuan rumah dan tempat penyelenggaraan SPP IV

MPK, yaitu tuan rumah SPP IV MPK adalah MPKW DKI

Jakarta & Bekasi.

B. TUJUAN

Berdasarkan AD-MPK Pasal 13 ayat (3) dan ART-MPK Pasal

18, SPP-MPK bertujuan:

1. Menetapkan program kerja tahunan yang merupakan

penjabaran lebih rinci dari garis-garis besar program

kerja;

2. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja tahunan;

3. Menerima dan menilai laporan tahunan termasuk laporan

keuangan dan perbendaharaan yang disampaikan oleh

PH-MPK;

4. Menampung dan menyelesaikan persoalan-persoalan

yang timbul antara 2(dua) kongres MPK;

5. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya

kepada kongres;

6. Menerima laporan/informasi dari Badan Penasihat MPK

dan Badan Pengawas Perbendaharaan MPK;

7. Melaksanakan hal-hal lainnya sesuai dengan wewenang

dan tanggungjawabnya sebagaimana tersebut dalam AD

dan ART MPK.

C. HASIL YANG DIHARAPKAN

Bertolak dari dasar dan tujuan yang ingin dicapai, maka hasil

yang diharapkan dari SPP IV MPK tahun 2010 antara lain:

1. Tersusunnya program kerja MPK tahun 2011;

2. Tersusunnya anggaran pendapatan dan belanja MPK

tahun 2011;

3. Penilaian dan penerimaan laporan tahunan PH-MPK;

4. Merumuskan strategi dan langkah-langkah yang konkrit

dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-

sekolah Kristen dalam menghadapi berbagai tanangan

dan perubahan yang terjadi;

5. Penyelesaian masalah-masalah yang timbul antara 2(dua)

kongres MPK.

D. TEMA, SUBTEMA DAN POKOK PIKIRAN UTAMA

Tema “DIALAH GURU DAN GEMBALA AGUNG” (bdk. Matius

22: 16; Ibrani 13: 20) dan subtema:

KERANGKA ACUANSIDANG PENGURUS PLENO (SPP) IVMAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIAWISMA BAHTERA-CIPAYUNG, KAB. BOGOR, 3 – 5 NOVEMBER 2010

“DIALAH GURU DAN GEMBALA AGUNG”

Page 15: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 15

“Bersama-sama meningkatkan Kualitas dan Pemerataan

Pendidikan, Mengembangkan Identitas dan Ciri Khas

Pendidikan Kristen serta Menghargai Kemajemukan dalam

Era Otonomi Daerah dan Globalisasi” (Tema dan subtema

Kongres XIV MPK tahun 2007)

Program kerja MPK selama kurun waktu 5(lima) tahun dimulai

tahun 2007 dijabarkan dan dilaksanakan dengan bertolak

dari nilai-nilai mendasar dan aspek-aspek substantif yang

terkandung dari dalam tema dan subtema tersebut. Tema

dan subtema merupakan jiwa, nafas, benang merah dan

tali pengikat yang menjadi “roh” dari gerakan kesaksian dan

pelayanan MPK dari masa ke masa.

Dalam hubungannya dengan hal-hal itulah Pokok

Pikiran Utama SPP IV MPK tahun 2010, yang menjadi

aksentuasi dalam rangka menggumuli, menghayati dan

mengoperasionalisa-sikan tema dan subtema tersebut serta

sebagai kelanjutan dari uraian Pokok Pikiran Utama SPP

I tahun 2007, SPP II tahun 2008 dan SPP III tahun 2009

maka Pokok Pikiran Utama SPP IV MPK tahun 2010 adalah

“Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh

Tantangan”. Ditetapkanya Pokok Pikiran Utama tersebut

karena kondisi saat ini dan yang akan datang tidak dipungkiri

akan sangat berdampak pada eksistensi sekolah-sekolah

Kristen di Indonesia. Pokok Pikiran Utama tersebut akan

mengkaji tentang potret sekolah Kristen di Indonesia saat

ini dan bagaimana seharusnya sekolah-sekolah Kristen

dapat membangun sinergi yang saling mendukung sehingga

meskipun tantangan terus-menerus dihadapi tetapi sekolah-

sekolah Kristen akan tetap eksis. Dari pengkajian hal tersebut

diharapkan dirumuskan rencana kegiatan yang dapat

dilaksanakan bersama-sama.

E. BAHAN PERSIDANGAN

1. BAHAN UMUM

a. Kotbah Pembukaan dan Penutupan SPP IV MPK tahun

2010.

b. Sambutan-sambutan.

c. Pembahasan Pokok Pikiran Utama

2. BAHAN KHUSUS

a. Laporan Pengurus Harian MPK mengenai pelaksanaan

program kerja MPK tahun 2009/2010.

b. Rancangan Program Kerja MPK dan RAPB MPK tahun

2011.

c. Laporan Pengurus Majelis Pendidikan Kristen Wilayah

(MPKW) dan yayasan/badan penyelenggara pendidikan

Kristen yang difungsikan sebagai MPKW mengenai

pelaksanaan program kerja tahun 2010 dan rancangan

program kerja tahun 2011.

d. Nasihat/pertimbangan dari Badan Penasihat MPK.

e. Laporan/informasi dari Badan Pengawas

Perbendaharaan MPK.

F. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

1. Tempat : Wisma Bahtera – Cipayung – Kab. Bogor

2. Waktu : tanggal 3 – 5 November 2010

G. PESERTA

Peserta terdiri dari utusan, peninjau dan undangan.

1. UTUSAN TERDIRI ATAS:

a. Pengurus Harian MPK.

b. Ketua MPKW/Yayasan/Badan Penyelenggara Pendidikan

Kristen yang difungsikan sebagai MPKW, yang dilengkapi

dengan surat mandat.

2. PENINJAU TERDIRI ATAS:

a. Badan Penasihat MPK.

b. Badan Pengawas Perbendaharaan MPK.

c. Pengurus MPKW/Yayasan/Badan Penyelenggara

Pendidikan Kristen yang difungsikan sebagai MPKW

yang bukan utusan masing-masing 1(satu) orang per

MPKW. Hal ini dilakukan untuk menjadi utusan pengganti

jika suatu ketika peserta utusan berhalangan.

3. UNDANGAN:

a. Lembaga Mitra MPK.

b. Tamu Pengurus Harian MPK, antara lain calon anggota

MPK dan anggota MPK yang diundang.

c. Pejabat Pemerintah.

H. PEMBIAYAAN

1. Biaya perjalanan peserta ditanggung oleh lembaga/

organisasi/yayasan masing-masing.

2. Akomodasi dan konsumsi selama SPP IV MPK tahun

2010 ditanggung oleh Panitia Pelaksana SPP IV MPK

tahun 2010.

“Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh Tantangan”.

Page 16: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

16 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

SUSUNAN ACARA SPP IV

SUSUNAN ACARA SIDANG PENGURUS PLENO(SPP) IV TAHUN 2010MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA 3 – 5 NOVEMBER 2010Dialah Guru dan Gembala yang Agung

HARI IRABU, 3 NOVEMBER 2010

07.30 - 08.30 REGISTRASI

08.30 - 10.00 SEMINAR SESI 1

“ MARKETING STRATEGY FOR YOUR SCHOOL “ - HANDI IRAWAN

10.00 - 10.30 REHAT

10.30 - 12.30 SEMINAR SESI 2

“ MARKETING STRATEGY FOR YOUR SCHOOL “ - HANDI IRAWAN

12.30 - 14.00 MAKAN SIANG & PERSIAPAN BERANGKAT

14.00 - 15.30 PERJALANAN KE WISMA BAHTERA - CIPAYUNG, BOGOR

15.30 - 18.00 ISTIRAHAT & MANDI

18.00 - 19.00 MAKAN MALAM

19.00 - 19.45 IBADAH PEMBUKAAN

19.45 - 20.30 PEMBUKAAN SPP - IV MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA

• Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

• Mengheningkan Cipta

• Laporan Ketua Panitia Sidang Pengurus Pleno IV Tahun 2010

• Sambutan Ketua MPKW VI Jakarta & Bekasi

• Sambutan Dirjen Bimas Kristen Kementrian Agama Republik Indonesia

• Sambutan dan Pembukaan SPP IV

20.30 - 21.30 SIDANG 1

• Pembukaan Sidang oleh Ketua Umum MPK

• Perkenalan Peserta SPP IV dan Roll Call

• Pengesahan Tata Tertib SPP IV

• Pemilihan dan Penetapan Majelis Ketua SPP IV

• Penyerahan Pimpinan Sidang dari Ketua Umum MPK kepada Majelis Ketua.

• Pengesahan Acara SPP IV.

21.30 - 22.00 RENUNGAN MALAM

22.00 - ISTIRAHAT

Page 17: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 17

KELUARGA BUDI HARTONO & GIOK HARTONO

MENGUCAPKAN

Selamat & SuksesAtas Terselenggaranya

Sidang Pengurus Pleno IVMajelis Pendidikan Kristen di Indonesia

Tahun 2010

Tuhan Memberkati

Page 18: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

18 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

SUSUNAN ACARA SPP IV

SIDANG PENGURUS PLENO(SPP) IV TAHUN 2010MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA 3 – 5 NOVEMBER 2010Dialah Guru dan Gembala yang Agung

HARI IIKAMIS, 4 NOVEMBER 2010

07.00 - 08.00 MAKAN PAGI

08.00 - 08.15 IBADAH PAGI

08.15 - 09.45 SIDANG 2

• Laporan pertanggungjawaban PH MPK

• Informasi / informasi dari Badan Pengawas Perbendaharaan MPK

• Saran/Nasihat Badan Penasihat MPK

09.45 - 10.15 PRESENTASI P.T. JISAWI FINAS

10.15 - 10.30 REHAT

10.30 - 12.00 SIDANG 3

Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh Tantangan

Sessi I : “POTRET YAYASAN DAN SEKOLAH KRISTEN DI INDONESIA” - Daniel Dianto

12.00 - 13.00 MAKAN SIANG

13.00 - 14.30 LANJUTAN SIDANG 3

Menjadi Sekolah Kristen yang Tetap Eksis di Era Penuh Tantangan

Sessi II : “TANTANGAN MEWUJUDKAN SYNERGI ANTAR MPK, YAYASAN DAN

SEKOLAH KRISTEN DI INDONESIA” - Daniel Dianto

14.30 - 15.00 REHAT

15.00 - 16.30 WORK SHOP

Sessi III : “Mewujudkan synergi Sekolah Kristen yang tetap eksis di era penuh

tantangan” - Daniel Dianto

16-30 - 17.00 PRESENTASI RAFFLES CONSULTANCY & RAFFLES ACADEMY

17.00 - 18.00 ISTIRAHAT & MANDI

18.00 - 18.30 MAKAN MALAM

18.30 - 20.00 LANJUTAN WORK SHOP

Lanjutan Sessi III : “Mewujudkan synergi Sekolah Kristen yang tetap eksis di era

penuh tantangan” - Daniel Dianto

20.00 - 22.00 SIDANG 4

Sidang Kelompok untuk merumuskan program kerja, dll

22.00 - 22.30 RENUNGAN MALAM

22.30 - ISTIRAHAT

Page 19: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 19

SIDANG PENGURUS PLENO(SPP) IV TAHUN 2010MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA 3 – 5 NOVEMBER 2010Dialah Guru dan Gembala yang Agung

HARI IIIJUMAT, 5 NOVEMBER 2010

07.00 - 08.00 MAKAN PAGI

08.00 - 08.15 RENUNGAN PAGI

08.15 - 09.45 SIDANG 5

Sidang Paripurna Membahas Hasil Sidang Kelompok Untuk Menjadi

Keputusan SPP IV

09.45 - 10.00 REHAT

10.00- 11.30 SIDANG 6

• Penyerahan Pimpinan Sidang termasuk Keputusan-keputusan dari Majelis Ketua kepada

PH-MPK.

• Kata Penutup dan Penutupan Sidang oleh Ketua Umum MPK

• Laporan Ketua Panitia Pelaksana SPP IV MPK.

• Sambutan Ketua MPKW DKI Jakarta.

• Sambutan Ketua Umum MPK sekaligus menutup SPP IV

11.30 - 12.15 IBADAH PENUTUPAN

12.15 - 13.15 MAKAN SIANG

13.15 - 15.00 CHECK OUT & KEMBALI KE JAKARTA

Page 20: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

20 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

PROFIL MPK

LATAR BELAKANG Pada awalnya untuk mengoordinasikan

dan memperjuangkan kepentingan

pendidikan Kristen kepada pemerintah

pusat dan daerah pada tahun 1936

dibentuklah Schollraad voor Christelijke

Schoolen in Netherlands Indie di tingkat

pusat dan ditingkat cabang Province

Schoolraden. Pada tanggal 5 Juni

1950 oleh tokoh-tokoh Kristen antara

lain: Dr. F. L. Baker, Ds. W.J. Rumambi,

Dr. J.H. Van Beyma, I.P. Simanjuntak,

H. Van Hoek, B. Prawirohatmodjo,

G. Van de Hoeven Van Genderen,

Mr. J.M. Tumbelaka, P. Gilde, W.

Hutajulu dikukuhkan menjadi Majelis

Pusat Pendidikan Kristen di Indonesia

(MPPK) yang pada perkembangannya

pada Kongres XIII MPK di Yogyakarta

tahun 2000 diubah menjadi Majelis

Pendidikan Kristen di Indonesia (MPK).

Tujuan MPK seperti tercantum dalam

anggaran dasar Bab II pasal 5 adalah

: Mengoordinasikan, membimbing

dan membina usaha anggotanya

serta memperjuangkan kepentingan

anggotanya di bidang pendidikan Kristen

sehingga memenuhi fungsi, peran

dan tugas panggilannya dengan lebih

baik. Pergumulan MPK saat ini dan

masa mendatang adalah memastikan

tetap terselenggaranya pendidikan

Kristen yang berkualitas unggul dengan

identitas dan ciri khas pendidikan

Kristen di Indonesia, ditengah arus

perubahan peadaban zaman, pluralisne

dan lahirnya peraturan undang -

undang yang dirasakan “kurang

berpihak” kepada penyelenggaraan

serta pengelolaan pendidikan Kristen

di Indonesia. Penguatan institusi MPK

menjadi tuntutan demi menampung dan

menyalurkan aspirasi penyelenggara

dan pengelola pendidikan Kristen di

Indonesia. MPK adalah salah satu

organisasi yang turut memprakarsai

pembentukan Musyawarah Perguruan

Swasta (MPS) Pusat pada tanggal

8 November 1971 bersama-

sama Perguruan Taman Siswa,

Muhammadiyah, Katolik, LP Ma’arif

NU dan lembaga lainnya. Dalam

perkembangannya MPK berubah

menjadi BMPS (Badan Musyawarah

Perguruan Swasta).

Berdasarkan data 2007 jumlah

sekolah Kristen (TK, SD, SMP dan

SMA/SMK) yang diselenggarakan oleh

310 yayasan/badan penyelenggara

pendidikan Kristn anggota MPK di

seluruh Indonesia sebanyak 4.958

sekolah dengan jumlah guru 83.275

orang dan jumlah peserta didik

sebanyak 954.000 orang.

VISI DAN MISI MPK MENJADI PENGUAT DAN PEMBARU

PENYELENGGARA PENDIDIKAN

KRISTEN JENJANG DASAR DAN

MENENGAH DI INDONESIA YANG

TERPERCAYA DAN BERWIBAWA

1. MISI MPKMemperjuangkan

secara konsisten aggota dalam

hal mendapatkan tempat untuk

menyelenggarakan dan mengelola

pendidikan jenjang dasar dan

menengah yang memiliki identitas

dan ciri khas Kristen di Indonesia.

2. Menjalankan studi-studi, penelitian,

dialog dan berbagai aktivitas

profesional serta inovatif di bidang

pendidikan Kristen jenjang dasar dan

menengah di Indonesia.

3. Mempromosikan standar terbaik

kepemimpinan, manajemen dan

organisasi penyelenggara dan

pengelola pendidikan Kristen jenjang

dasar dan menengah di Indonesia.

4. Membangun jejaring dan

menciptakan berbagai wahana

peningkatan kompetensi

penyelenggara dan pengelola

pendidikan Kristen jenjang dasar dan

menengah di Indonesia.

PROFIL

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA

5. Melahirkan dan memublikasikan

ke berbagai media masa secara

periodik, hasil-hasil studi dan

penelitian di bidang pendidikan

yang mampu menjadi acuan dan

masukan-masukan penyusunan

kebijakan pendidikan yang

berkualitas unggul di Indonesia.

6. Bersama-sama dengan unsur

masyarakat dan mitra kerja di dalam

dan luar negeri mengupayakan

pemberdayaan, alternatif

pembiayaan, pemerataan dan

peningkatan kualitas pendidikan di

Indonesia.

F OKUS PELAYANAN  MPK TAHUN 2007 - 2012

• BIDANG STRATEGI DAN

KEBIJAKAN PENDIDIKAN:

Program di bidang ini terfokus pada

upaya untuk merumuskan strategi

dan kebijakan yang dapat menjawab

perubahan zaman, yang di dalamnya

penyiapan sumber daya manusia

bidang advokasi, perwujudan

identitas dan ciri khas pendidikan

Kristen dan advokasi hukum, politik

dan hak asasi manusia mendapat

tempat.

• BIDANG ORGANISASI DAN

HUBUNGAN KERJASAMA: Program

di bidang ini terfokus pada upaya

untuk menganalisis dan mengkaji

struktur organisasi, mengevaluasi

bentuk dan program kerjasama;

mengembangkan dan meningkatkan

hubungan dan kerjasama melalui

suatu penataan organisasi yang tertib

dan teratur yang dibarengi dengan

pemberdayaan MPK Wilayah.

• BIDANG PEMBINAAN DAN

PERENCANAAN PENDIDIKAN:

Program di bidang ini terfokus pada

upaya untuk mengembangkan

kualitas pendidikan di lingkup

pra sekolah, pendidikan dasar,

Page 21: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 21

pendidikan menengah umum dan

kejuruan dan pendidikan luar biasa;

dengan didukung oleh hasil-hasil

studi dan pengembangan dalam

suatu perencanaan yang strategis

dan komprehensif dalam konteks

pelaksanaan otonomi daerah.

• BIDANG PERBENDAHARAAN DAN

KEUANGAN:

Program bidang ini terfokus pada

upaya mengembangkan kemandirian

di bidang dana, pemetaan potensi

daya dan dana yang dimiliki,

penyediaan fasilitas dan perangkat

yang dibutuhkan demi peningkatan

kinerja organisasi.

P RIORITAS STRATEGIS Prioritas langkah strategis

yang dilakukan MPK adalah (1)

pengembangan sistem kelembagaan

MPK; (2) pengembangan kapasitas

MPK; (3) pemberdayaan dan

pengembangan SDM; (4) manajemen

aset (harta dan keuangan) MPK sesuai

nilai-nilai transparansi, indepedensi,

akuntabilitas, responsibilitas dan

fairness, untuk membangun

kepercayaan dengan semua pihak;

(5) pengembengan teknologi; (6)

mentradisikan prestasi juara dunia

olimpiade keilmuan dan (7) identitas dan

ciri khas pendidikan Kristen.

K EPENGURUSAN MPK KEPUTUSAN KONGRES XIV MPK TAHUN 2007 MENETAPKAN

KEPENGURUSAN MPK MASA LAYANAN 2007 - 2012

PENGURUS HARIAN

• KETUA UMUM Ir. Robert Robianto

• KETUA I Prof. W.B.P. Simanjuntak, M.Ed., Ph.D.

• KETUA II Ir. David Johanes Tjandra, M.A.

• KETUA III Pdt. Jack Ospara, M.Th.

• SEKRETARIS UMUM Drs. Jopie J.A. Rory

• WAKIL SEKRETARIS UMUM Pdt. Ny. L.F.E. Tamuntuan-M, M.Si.

• BENDAHARA UMUM Hari Sugiharto, S.H., M.Sc.

• WAKIL BENDAHARA UMUM Philip J. Leatemia

• ANGGOTA Pdt. Dr. J. Legoh, M.A. | Drs. Suyono, M.Ed. |

M.R. Siahaan, S.H. | Drs. Soedjadi |

Dr. Drs. Henson, S.H. CN., M.H. |

Pdt. Dr. Daniel Susanto

BADAN PENASIHAT

• KETUA Prof. Dr. Aris Pongtuluran, dr., MPH

• WAKIL KETUA Prof. Dr. Ing. K. Tunggul Sirait

• SEKRETARIS Drs. Jerry Rudolf Sirait

• ANGGOTA Pdt. Dr. Nus Reimas | Edwin Soerjadjaja |

Eddy Sariatmadja | Drs. J. Pakpahan

BADAN PENGAWAS PERBENDAHARAAN

• KETUA Ir. Asi Halomoan Napitupulu, M.Sc.

• SEKRETARIS Drs. Erna Gunawan, M.A.

• ANGGOTA Drs. Ruddy Koesnadi

Page 22: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

22 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

1) PELATIHAN MANAJEMEN, PENGELOLAAN DAN

PENYELENGGARAAN SEKOLAH KRISTEN BAGI

PENGURUS YAYASAN/BADAN PENYELENGGARA

PENDIDIKAN KRISTEN DAN KEPALA SEKOLAH.

Berdasarkan hasil kajian tentang pengelolaan dan

penyelenggaraan sekolah Kristen yang telah dilakukan,

membuktikan bahwa sekolah-sekolah Kristen yang

berkualitas ternyata memiliki sistem pengelolaan dan

penyelenggaraan pendidikan yang lebih baik daripada

sekolah Kristen yang kurang bermutu. Berkaitan dengan

hal tersebut maka MPK melaksanakan pelatihan bagi

kepala sekolah dan wakil kepala sekolah serta pengurus

yayasan/badan penyelenggara pendidikan Kristen

dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuannya

terutama dalam pengelolaan dan penyelenggaraan

sekolah Kristen.

Tujuan: (a) meningkatkan kemampuan dan keterampilan

para kepala sekolah dan wakil kepala sekolah serta

pengurus yayasan/badan penyelenggara pendidikan

Kristen tentang pengelolaan dan penyelenggaraan

sekolah Kristen yang baik, (b) melatih para kepala

sekolah dan wakil kepala sekolah serta pengurus

yayasan/ badan penyelenggara pendidikan Kristen untuk

dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh selama pelatihan ke dalam praktek

sehari-hari, (c) tukar informasi dan pengalaman dalam

pengelolaan pendidikan serta membangun jaringan kerja

antar sekolah-sekolah Kristen dan MPK Wilayah/MPK.

Program ini dilaksanakan beberapa wilayah yaitu (1) di

Makasar-Sulawesi Selatan, tanggal 23 – 25 Agustus

2007 dengan jumlah peserta 78 orang yang berasal dari

pengurus yayasan/badan penyelenggara pendidikan

Kristen dan kepala/wakil kepala sekolah Kristen di

wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi

Tenggara; (2) untuk wilayah Sumatera Utara, pada

tanggal 29 November sampai dengan 1 Desember

2007 di Wisma PWKI, Medan dengan jumlah peserta 72

orang; (3) untuk wilayah Kalimantan (Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan

Selatan) pelatihan dilaksanakan pada tanggal 6-8

Maret 2008 di Hotel Kartika, Pontianak, dengan jumlah

peserta 61 orang; (4) Untuk wilayah Maluku, pelatihan

dilaksanakan tanggal 9 – 11 Juni 2008 di Gereja Kristen

Kalam Kudus Indonesia, Ambon dengan jumlah peserta

60 orang.

2) PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DAN GURU

SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) KRISTEN SE-

INDONESIA

SLB merupakan bagian dari lembaga pendidikan yang

bergerak secara khusus melayani anak berkebutuhan

khusus. Pelayanan atau proses pendidikan di SLB sangat

berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya, karena

siswa di SLB memerlukan pelayanan yang khusus bagi

tiap individu. Tenaga pendidik di SLB harus terus belajar

baik dari pengalaman maupun ilmu-ilmu pendidikan

khusus. Di samping itu para pendidik harua mempunyai

ketulusan hati dan kesabaran yang lebih. Tujuan pelatihan

yaitu agar para tenaga pendidik dapat: (1) meningkatkan

pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus;

(2) meningkatkan rasa percaya diri dan motivasinya

sebagai pendidik di SLB; (3) mengetahui perkembangan

LAPORAN KEGIATAN PH MPK

LAPORAN DAN INFORMASI KEGIATAN YANG TELAH

DILAKUKAN OLEH PENGURUS HARIAN MPK 2007 – 2009

SEJAK DIPILIH DAN DITETAPKAN PADA KONGRES XIV MPK DI BANDUNG TAHUN 2007 DAN

DITEGUHKAN DALAM KEBAKTIAN PENGUTUSAN YANG DILAKSANAKAN PADA TANGGAL

24 MARET 2007 DI GKI GUNUNG SAHARI, JAKARTA PUSAT; PENGURUS HARIAN MPK

MASA LAYANAN 2007 – 2012 PADA PERIODE TAHUN 2007 SAMPAI DENGAN 2010 TELAH

MELAKSANAKAN KEGIATAN-KEGIATAN ANTARA LAIN:

22 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 23: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 23

pelayanan pendidikan di SLB di tingkat nasional dan

internasional serta mampu menerapkannya di sekolah.

Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 27 – 30 April 2008

di Wisma Hijau, Cimanggis-Depok, dengan jumlah

peserta 24 orang yang berasal dari 14 SLB Kristen

di Indonesia. Selain itu para peserta juga melakukan

oberservasi langsung dalam proses belajar mengajar yang

dilaksanakan di SLB Dwi Tuna Rawinala-Jakarta Timur.

3) PELATIHAN KEPALA DAN GURU KELOMPOK

BERMAIN (KB) DAN TAMAN KANAK-KANAK TK (TK)

KRISTEN SE JAWA TIMUR

Pada tanggal 4-6 September 2008 bertempat di Pondok

Betlehem, Desa Krobyokan, Jedong-Wagir, RT 01/ RW

07, Malang MPKW XI Jatim mengadakan pelatihan bagi

para Guru Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-

Kanak (TK). Topik yang diangkat yaitu “Pengembangan

Profesionalisme Bagi Para Guru Kelompok Bermain dan

Taman Kanak-Kanak”. Selama tiga hari, para guru yang

berjumlah 97 orang (melebihi target yang telah ditentukan)

dari berbagai sekolah se-Jatim dan 1 sekolah dari Jateng

dilatih oleh seorang fasilitator yang kompeten di bidang

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu Bu Yulianti

Siantayani, M.Pd

4) PENERBITAN BUKU MURAH, YAITU BUKU

MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS VIII DAN IX

SMP.

Berkat anugerah Tuhan Yang Maha Pengasih dan ijin

dari Departemen Pendidikan Nasional PH-MPK telah

menerbitkan buku murah yaitu 2(dua) buku Matematika

berjudul Mudah Belajar Matematika untuk murid SMP

kelas VIII dan IX yang diunduh dari BSE (Buku Sekolah

Elektronik), Depdiknas. Kedua buku tersebut dicetak

masing-masing sebanyak 1.500 eksemplar. Buku tersebut

diharapkan dapat membantu sekolah-sekolah Kristen

sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

pendidikan Kristen di Indonesia. Ongkos cetak buku dan

ongkos kirim per buku Rp. 10.000,-.

5) PENERBITAN MODUL PENDIDIKAN PERDAMAIAN

JENJANG TK, SD, SMP DAN SMA/SMK.

Setelah mengalami proses yang cukup panjang yaitu

sejak tahun 2007 akhirnya Modul Pendidikan Perdamaian

dapat dicetak. Pencetakan modul tersebut dilaksanakan

atas dukungan dana dari EED (bantuan terakhir). Modul

Pendidikan Perdamaian terdiri dari 4(empat) modul yaitu

untuk jenjang TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Modul

Pendidikan Kristen dicetak disesuaikan dengan perkiraan

jumlah sekolah Kristen sesuai jenjangnya yaitu: (1) jenjang

TK dicetak sebanyak 1.000 eksemplar, (2) jenjang SD

dicetak sebanyak 1.500 eksemplar, (3) jenjang SMP

dicetak sebanyak 600 eksemplar, dan (4) jenjang SMA/

SMK dicetak sebanyak 500 eksemplar.

Buku Modul Pendidikan Perdamaian adalah buku

pegangan untuk guru yang ditugaskan sebagai menjadi

fasilitator pelaksanaan Pendidikan Perdamaian yang bisa

dilaksanakan di luar jam belajar (ekstrakurikuler) atau

diintegrasikan dalam mata pelajaran (Pendidikan Agama

Kristen) yang dilakukan oleh guru PAK.

6) PROGRAM PEMANDIRIAN SEKOLAH KRISTEN.

DENGAN MEMBERIKAN BEBERAPA BANTUAN

KE BEBERAPA SEKOLAH KRISTEN YANG

MEMBUTUHKAN.

PH-MPK berusaha memberikan bantuan dana yang

sangat terbatas berdasarkan prioritas dan kriteria program

pemandirian sekolah yang telah ditetapkan. Yayasan/

sekolah yang telah mendapat bantuan dengan dana yang

terbatas yaitu: (a) Yapmas Sumba sebesar Rp. 15 juta; (b)

YPK Lampung: SMP Kristen 2 Bandarjaya-Terbagi Besar,

Lampung Tengah sebesar Rp. 10 juta; (c) YPK GMIBM,

Sulut: SD Kristen XII Sumba sebesar Rp. 15 juta; dan

(d) YPPK Dr. J.B. Sitanala, Maluku: SD Kristen Manglusi

sebesar Rp. 17.5 juta.

7) PEMBENTUKAN TIM ADVOKASI HUKUM DAN HAM

LPKI

Pengurus Harian MPK telah membentuk Tim Advokasi

Hukum dan HAM LPKI masa layanan 2007 – 2012. Tim

ini beranggotakan beberapa dosen fakultas hukum dan

praktisi hukum. Tugas tim adalah melakukan pengkajian

berbagai peraturan perundang-undangan, menyampaikan

usulan-usulan kepada berbagai pihak melalui PH-MPK

dan membantu memberikan saran kepada anggota

MPK yang sedang menghadapi masalah yang berkaitan

dengan peraturan perundang-undangan.

8) PELATIHAN TIM ADVOKASI HUKUM DAN HAM

DENGAN PESERTA DARI MPKW.

Dalam rangka membekali tim advokasi hukum dan

HAM di tingkat MPKW khususnya dalam melaksanakan

tugas-tugas advokasi dan pengkajian berbagai peraturan

perundang-undangan maka diselenggarakan pelatihan

yang dilaksanakan tanggal 4-6 November 2007 di

Salatiga. Nara sumber pelatihan adalah ahli hukum,

pengamat politik dan praktisi hukum.

9) KONSULTASI REGIONAL ADVOKASI HUKUM DAN

HAM DI BEBERAPA MPKW.

Konsultasi regional dilaksanakan dalam rangka

mengkaji berbagai peraturan perundang-undangan dan

implementasinya di daerah serta melakukan inventarisasi

berbagai permasalahan yang dihadapi dan mencari

berbagai alternatif pemacahannya, antara lain adanya

berbagai Perda.

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 23

Page 24: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

24 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 25: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 25

Page 26: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

26 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

LAPORAN KEGIATAN PH MPK

26 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Kegiatan ini dilaksanakan di: (1) MPKW Lampung yang

dilaksanakan pada tanggal 31 Maret – 2 April 2008

di Bandar Lampung; (2) MPKW Jawa Timur yang

dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2008 di Surabaya; dan

(3) MPKW Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara yang

dilaksanakan pada tanggal 4 -5 Juli 2008 di Makasar.

10) PENGKAJIAN PP NO. 55 TAHUN 2007 TENTANG

PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN

KEAGAMAAN.

Dalam rangka mendalami dan mencari berbagai

alternatif solusi menghadapi dampak yang ditimbulkan

dari pelaksanaan PP tersebut maka PH MPK bersama

lembaga-lembaga gerejawi antara lain PGI dan PGLII

melaksanakan kajian bersama yang dilaksanakan pada

tanggal 1 Maret 2008 yang dihadiri oleh 54 orang dari

pengurus yayasan/badan di Jabodetabek. Salah satu

kesimpulannya adalah PH MPK supaya menyampaikan

permohonan Judicial Review terhadap PP tersebut ke MA

dengan dukungan beberapa lembaga gerejawi.

PH-MPK melalui kuasa hukum yang ditunjuk telah

mengajukan materi permohonan pengujian PP 55 tahun

2007. Namun permohonan tersebut tidak diterima/kalah.

11) KONSULTASI DAN LOKAKARYA UU BHP BAGI

PENYELENGGARA SEKOLAH KRISTEN.

Konsultasi dan lokakarya yang dilaksanakan pada tanggal

15 – 17 Juli 2009 di Pondok Remaja PGI-Cipayung, Bogor.

dihadiri oleh 76 (tujuh puluh enam) orang yang berasal dari

berbagai daerah di Indonesia yaitu terdiri dari Pengurus

Yayasan/Badan Penyelenggara Pendidikan Kristen,

Pengurus MPKW, Majelis Sinode, Tim Advokasi Hukum

dan HAM MPK. Nara sumber dan materi konlok yaitu: (1)

Telaah Kritis UU No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum

Pendidikan (BHP), oleh Dr. Luhut M.P. Pangaribuan,

S.H., LLM.; (2) Membedah isi UU No.9 Tahun 2009

tentang Badan Hukum Pendidikan oleh Prof. Dr. Johanes

Gunawan, S.H., LLM; (3) Kedudukan dan Peran Gereja

(sebagai Pemilik dan Penyelenggara Sekolah Kristen)

dalam Badan Hukum Pendidikan, oleh Pdt. Jack Ospara,

M.Th.; dan (3) Mencari Bentuk Ideal Penyelenggaraan dan

Pengelolaan Sekolah-sekolah Kristen dalam Kaitannya

dengan UU No.9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum

Pendidikan, oleh Dr. Drs. Henson, S.H,. CN, M.H.

Turut serta dalam melakukan Judicial Review terhadap UU

No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan ke

MK. Keputusan MK menyatakan bahwa (a) Menyatakan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan

Hukum Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 10,Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4965) bertentangan dengan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945; (b) Menyatakan Undang-Undang Nomor

9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

10,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4965) tidak mempunyai kekuatan hukum

mengikat;

12) MENYELENGGARAKAN BULAN PENDIDIKAN

KRISTEN DI INDONESIA SETIAP TAHUN YAITU

PADA TANGGAL 2 MEI S/D 5 JUNI.

Salah satu kegiatan yang juga bertujuan untuk

meningkatkan rasa memiliki adalah pelaksanaan ”Bulan

Pendidikan Kristen di Indonesia”.

Pergumulan bersama terhadap misi bersama di bidang

pendidikan Kristen telah menghasilkan berbagai

kesepakatan baik yang dilakukan melalui konsultasi

nasional tentang strategi bersama pengembangan

pendidikan Kristen di Indonesia maupun dari hasil-hasil

studi lembaga-lembaga keumatan Kristen selama ini.

Bulan Pendidikan Kristen di Indonesia adalah untuk

menyegarkan dan merefl eksi kembali peran pendidikan

Kristen selama ini serta meningkatkan rasa memiliki maka

sejak tahun 2001 ditetapkan adanya Bulan Pendidikan

Kristen di Indonesia: 2 Mei – 5 Juni tiap tahun.

Diharapkan kegiatan ini dilaksanakan di seluruh

Indonesia dengan mengikutsertakan gereja-gereja, tokoh

masyarakat Kristen, lembaga-lembaga Kristen dan

tentunya lembaga pendidikan Kristen. Penetapan kegiatan

yang dimulai tanggal 2 Mei sampai dengan 5 Juni

dimaksudkan sebagai wujud apresiasi bahwa pendidikan

Kristen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

pendidikan nasional.

13) MENJALIN KERJASAMA

Dalam rangka menjalankan perannya PH-MPK juga

menjadi kerjasama dengan berbagai pihak antara lain

lembaga-lembaga gerejawi (PGI, PGLII, BK, PBI, GMAHK,

PGPI), BMPS, MNPK, Kemendiknas, Ditjen Bimas Kristen

Kemenag, dan lembaga-lembaga lain.

Di masa depan tantangan yang dihadapi semakin besar

mengingat keterbatasan dana yang dihadapi sehingga

diharapkan peran Majelis Pendidikan Kristen Wilayah (MPKW)

lebih berfungsi dalam melaksanakan program bersama di aras

wilayah dengan dukungan dana bersama di antara anggota

MPK di wilayah.

LAPORAN DAN INFORMASI KEGIATAN

YANG TELAH DILAKUKAN

OLEH PENGURUS HARIAN MPK 2007 – 2009

Page 27: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 27

Page 28: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

28 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

MENGEMBANGKAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF Sebagai Salah Satu Ciri Khas Sekolah-sekolah Kristen Indonesia Abad XXI

MAKALAH PENDIDIKAN

Page 29: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 29

PENDAHULUAN

Dalam dua dasa warsa terakhir ini semakin

banyak sekolah swasta termasuk di

dalamnya sekolah-sekolah Kristen baru yang

bermunculan. Tentu saja hal ini patut disyukuri

dan disambut dengan gembira. Namun tatkala

sebagian besar sekolah ini ternyata melayani

segmen masyarakat tertentu, maka terjadilah kejenuhan

(over-supply) di satu sisi, walau di sisi lain Indonesia masih

membutuhkan lebih banyak sekolah untuk menampung anak-

anak dari keluarga yang kurang mampu, khususnya pada

jenjang sekolah menengah dan perguruan tinggi.

Seiring dengan bertambahnya jumlah sekolah seperti tersebut

di atas, sekolahpun mulai berlomba-lomba berupaya “mencari”

murid. Sejak itu sekolah-sekolah pun mulai mengenal dan

menerapkan berbagai strategi “pemasaran” dalam upaya

menarik perhatian masyarakat.

Sekolah dengan ciri khas tertentu umumnya lebih mudah

menarik perhatian dan minat para orangtua calon murid, paling

tidak dari segmen masyarakat tertentu untuk mendaftar pada

sekolah tersebut, dibandingkan dengan sekolah lain pada

umumnya. Namun seiring dengan perubahan jaman ciri khas

sebuah sekolah yang tadinya merupakan daya pembeda yang

menarik bisa saja tak lagi mampu memikat hati para calon

muird dan orangtua mereka.

Untuk itu sekolah Kristen perlu terus belajar dan beradaptasi

dengan perubahan tanpa harus meninggalkan misi utama

yang diembannya. Dalam hal ini kepemimpinan (leadership)

merupakan faktor utama yang memberikan arah dan sekaligus

daya dorong ke arah tercapainya kinerja sekolah yang prima,

sebagaimana digambarkan dalam alur pikir Baldrige Award,

sejenis penghargaan tahunan yang diberikan oleh pemerintah

Amerika Serikat kepada organisasi di Amerika dan di luar

Amerika – baik profi t dan non profi t (termasuk di dalamnya

pendidikan) – yang dinilai mencapai kinerja yang unggul (lihat

Gambar 1).

MISI UTAMA SEKOLAH KRISTEN

Apapun visi, misi, dan tujuan yang dirumuskannya, setiap

sekolah Kristen seyogyanya tak meninggalkan panggilan

dan misi utamanya, sebagaimana Abraham, bapak iman

kita, dipanggil untuk menjadi saluran berkat bagi semua

bangsa di dunia agar dia mengajarkan kepada anak-anak dan

keturunannya segala sesuatu yang Allah ajarkan dan

kehendaki.

Gambar 1. Alur Pikir Baldrige Education Criteria for

Excellence Performance

Page 30: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

30 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

“Bukankah keturunannya akan menjadi bangsa yang

besar dan berkuasa? Bukankah melalui dia, semua bangsa di

bumi akan Kuberkati? Sebab Aku telah memilih dia, supaya

diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada

keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang

ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan

keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham

apa yang dijanjikan-Nya kepadanya” (Kejadian 18:18-19).

Memegang janji Allah ini, jelas sekolah Kristen bukan hanya

diharapkan menjadi “a good school” tetapi dipanggil untuk

menjadi “a great school” di mana melalui keberadaan dan

kiprah layanannya dapat dipersiapkan generasi muda yang

mampu menjadi agen-agen transformasi bangsa yang rela

dan mampu berkarya bagi bangsanya? Wawasan panggilan

dan misi utama ini pun bukan sekedar wawasan lokal tetapi

wawasan global, yaitu panggilan untuk mengubah dunia

berdasarkan ajaran Firman Tuhan.

DIBUTUHKAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF

Tak dapat disangkal, dewasa ini kita hidup dalam dunia yang

semakin transaksional. Sekolah sebagai institusi pendidikan

tak jarang ikut terseret dalam pusaran arus dunia. Memang

benar sekolah harus dikelola secara profesional, namun itu tak

berarti sekolah kemudian cenderung memfokuskan diri pada

upaya memperoleh pendapatan sebanyak-banyaknya dari

uang sumbangan para orangtua murid yang diterima untuk

kemudian lebih banyak dimanfaatkan untuk membangun

fasilitas fi sik daripada untuk membangun kapasitas

manusianya (baca: guru dan staf). Alasan pembenar yang

seringkali dikemukakan adalah tuntutan ”pasar”. Segmen

masyarakat menengah atas di Indonesia ditengarai cenderung

memilih sekolah dengan fasilitas fi sik yang ”wah” sekalipun

kualitasnya masih tanda tanya.

Pusaran arus ”tren” pendidikan di Indonesia saat ini juga

mengarahkan sekolah-sekolah untuk berlomba-lomba

menjadi sekolah bertaraf internasional tanpa benar-benar

memahami hakekat dan tujuannya. Cukup banyak sekolah

yang menggunakan ”label” internasional lebih untuk keperluan

”pemasaran” ketimbang benar-benar lahir dari sebuah

pengakuan masyarakat luas atas kinerjanya yang setara

dengan sekolah-sekolah berkualitas di dunia.

Untuk menghindari sekolah Kristen terseret pusaran arus

dunia atau tertinggal di belakang, dibutuhkan kepemimpinan

transformatif sebagaimana dinyatakan oleh Rasul Paulus

dalam suratnya kepada jemaat di Roma.

”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,

tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu

dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,

yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma

12:2).

Pola kepemimpinan transformatif, yang dibangun

berdasarkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang melayani

MAKALAH PENDIDIKAN

Page 31: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 31

uang sumbangan dan uang sekolah mereka? Belum lagi

harus les ini dan itu agar nilai bisa menjadi baik? Kelak jangan

heran jika mereka cenderung menjadi pribadi-pribadi yang

transaksional.

Sekolah-sekolah Kristen dengan pola kepemimpinan

transformatif seharusnya mempunyai ciri khas utama, yaitu

menyiapkan anak-anak ke arah transformatif (lihat Gambar

2). Mereka disiapkan menjadi garam dan terang dunia. Pola

pendidikan mereka haruslah holistik (Lukas 2:52).

PENUTUP

Di tengah kekuatiran karena derasnya arus persaingan

antar sekolah, justru sekolah-sekolah Kristen pertama-tama

haruslah mengembangkan pola kepemimpinan transformatif.

Untuk itu setiap anggota pengurus dan pemimpin sekolah

hendaknya menjadi pribadi-pribadi yang terus belajar, terutama

dari Firman Tuhan. Hanya dengan pola kepemimpinan yang

transformatifl ah sekolah-sekolah Kristen dapat mendorong

terjadinya perubahan dalam berbagai

aspek kehidupan sekolah (lihat

Gambar 1) dan menjadikan sekolah-

sekolah yang berciri khas, sekolah-

sekolah yang disukai banyak orang

dan yang terutama disukai oleh Tuhan.

Oleh : Takim Andriono, Ph.D.

Ketua MPKW Jawa Timur & Ketua Yayasan

Pendidikan Visi dan Misi, Surabaya.

(servant leadership) juga akan mengimbas pada pola-pola

pembelajaran dan praktik-praktik manajemen sekolah.

Dengan pola kepemimpinan transformatif. sekolah Kristen

akan meninggalkan praktik-praktik masa lalunya yang

cenderung mendikte, birokratis, menghambat perubahan, dan

menggantinya dengan praktik-praktik baru menuju budaya

pemberdayaan dan pembebasan, yang mampu mengantispasi

perubahan dengan cepat namun tetap memegang teguh

panggilan dan misi utamanya.

MEMBAWA ANAK-ANAK KE ARAH TRANSFORMATIF

Banyak sekolah Kristen yang menjalankan berbagai akitivitas

pembelajaran sehari-hari tanpa menyadari ke arah mana

sebenarnya sekolah sedang membawa anak-anak yang Tuhan

percayakan kepadanya. Tak jarang Tuhan menitipkan anak-

anak dari keluarga yang kurang mampu. Jika kelak anak-anak

ini lulus dan kehidupan mereka tak lebih baik dari orangtua

mereka, bukankah diam-diam, kemungkinan besar tanpa

disadari kita mengarahkan mereka menjadi korban atau orang

yang kalah pertandingan kehidupan ini (lihat Gambar 2). Besar

kemungkinan Tuhan mempercayakan anak-anak dari keluarga

yang kurang harmonis dan jika kelak mereka terjebak dalam

“kubangan” yang sama, bukankah sekolah harus merasa

“gagal” dalam menjalankan misinya?

Tak jarang sekolah-sekolah Kristen yang tanpa disadari

mengarahkan anak-anak yang tumbuh dengan banyak

berfokus pada dirinya sendiri. Segala sesuatu dihitung dengan

materi. Bukankah mereka sudah membayar dengan mahal

Ganbar 2. Ke arah Mana Kita Bawa Anak-anak Kita?

TRANSFORMATIF

MENJADI KORBAN/

ORANG YANG KALAH

TRANSAKSIONAL

Page 32: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

32 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 33: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 33

Page 34: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

34 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

pa yang terpikir dalam benak Anda, bila sekolah

Anda diminta untuk melakukan sinergi dengan

sekolah lain? Hal pertama yang terpikir adalah

apa yang akan sekolah saya dapatkan dari sinergi

itu ? Hal kedua, adalah apa yang mau disinergikan ? Hal

ketiga, dengan sekolah mana sinergi ini akan dilakukan ? Hal

keempat, bagaimana kualitas sekolah tersebut? Hal kelima,

bagaimana melakukannya? Hal keenam adalah mungkinkah

sinergi itu dilakukan ? Akhir dari pikiran kita mungkin akan

berakhir pada keputusan bahwa sekolah saya tidak akan

melakukan sinergi dengan sekolah itu. Benarkah demikian ?

Apa sulitnya kita melakukan sinergi ? Manfaat apa saja yang

akan kita peroleh dari suatu bentuk sinergi ? Siapa saja yang

diuntungkan dari sinergi itu ? Bagaimana pandangan sekolah

Kristen dalam mensikapi sinergi ini ? Marilah kita renungkan

hal ini dan mencoba menjawabnya secara bijak.

PEMAHAMAN TENTANG SINERGI SEKOLAH

Sinergi dalam kamus bahas a Indonesia berarti kegiatan atau

operasi gabungan. Kegiatan gabungan dalam pemahaman

sinergi adalah 2 belah pihak melaksanakan sesuatu secara

bersama untuk sebuah tujuan tertentu.

Sinergi sekolah berarti 2 sekolah atau lebih melakukan

kegiatan gabungan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam

hal ini yang terpenting adalah terjadinya pencapaian tujuan,

yang sebelumnya telah ditetapkan secara bersama antar

pihak sekolah yang melakukan sinergi. Melalui sebuah sinergi

akan terjadi himpunan kekuatan besar antar sekolah tersebut

untuk melaksanakan kegiatan secara efi sien dan efektif untuk

mencapai tujuannya.

Model, bentuk dan tujuan sinergi sekolah dapat bermacam-

macam sesuai kebutuhan dan situasi kondisi sekolah-sekolah

yang melakukan sinergi itu. Ada beberapa macam model,

bentuk dan tujuan sinergi sekolah, antara lain :

1) Kumpulan beberapa sekolah yang tergabung dalam

sebuah wadah atau lembaga melakukan sinergi untuk

mencapai tujuan atas dasar kebutuhan bersama, contoh

asosiasi sekolah swasta melakukan kegiatan bersama

untuk mempersiapkan akreditasi sekolah dipandu nara

sumber dari dinas pendidikan

2) Dua sekolah melakukan sinergi untuk mencapai tujuan

atas dasar kebutuhan bersama, contoh sekolah X dan

sekolah Y melakukan diskusi guru untuk mata pelajaran

tertentu , dengan nara sumber bergantian dari kedua

MUNGKINKAH SEKOLAH KRISTEN di INDONESIA SALING BERSINERGI ?

SINERGI

REFLEKSI

A

Page 35: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 35

sekolah tersebut sehingga guru-guru dari kedua sekolah

memperoleh wawasan lebih.

3) Dua sekolah melakukan sinergi sesuai dengan keunggulan

bidangnya masing-masing agar tercapai kekuatan

bersama, contoh sekolah X dengan keunggulan dalam

bidang IPA , dan sekolah Y dengan keunggulan bidang

Sosial bersinergi melakukan pelatihan serta lomba guru

dan siswa untuk sekolah-sekolah luar se-wilayahnya.

4) Dua sekolah melakukan sinergi untuk membantu sekolah

lain yang membutuhkan bantuan, contoh sekolah X

dan sekolah Y bersinergi mengumpulkan dana dan

perlengkapan sekolah untuk kelangsungan operasional

sekolah Z yang berada di daerah terpencil

PANDANGAN SEKOLAH KRISTEN TENTANG SINERGI

SEKOLAH

Sekolah Kristen memiliki tantangan untuk menerapkan

pendidikan yang dapat mentransformasi bangsa. Sekolah

Kristen memiliki tugas yang sangat berat untuk mengatasi

tantangan tersebut. Kehadiran sekolah Kristen diharapkan

dapat membantu Pemerintah untuk menghasilkan manusia

yang sehat, cerdas, bersemangat tinggi, kreatif, peduli,

memiliki ketahanan juang, termotivasi untuk membangun

bangsanya dan yang takut akan Tuhan.

Tugas yang berat ini lambat laun semakin bertambah

berat sesuai dengan tantangan dan kemajuan zaman yang

mengiringinya. Masalah social budaya, politik, hukum,

ekonomi yang terjadi di negara ini turut mewarnai perjalanan

kehidupan sekolah Kristen. Bermacam tantangan djumpai dan

dirasakan oleh sekolah-sekolah Kristen yang sudah eksis sejak

dahulu maupun yang baru tumbuh. Beberapa tantangan yang

dijumpai dan dirasakan saat ini adalah :

1. Persaingan ketat antar sekolah Kristen, sekolah Kristen

dengan sekolah negeri, dengan sekolah swasta lain yang

bercirikan khusus, dengan sekolah nasional plus, dan

dengan sekolah internasional dalam hal merekrut siswa,

memberikan fasilitas kesejahteraan guru, menyediakan

fasilitas program dan sarana prasarana sekolah, dan lain-lain.

2. Pudarnya misi “ krisitiani “ untuk melayani siswa sampai “

meraih jiwa”

3. Pudarnya “ nilai-nilai istimewa” sekolah Kristen sebagai

sekolah berdisiplin dan bermutu

4. Tuntutan akan peningkatan mutu pengajar

5. Berkembangnya materi, metode, dan sarana pembelajaran

sesuai perkembangan zaman

6. Berkembangnya tuntutan kebutuhan orang tua terhadap

sekolah

7. Tuntutan akan kesejahteraan guru yang “layak”

8. Ketersediaan calon guru “ kristen “ dengan jumlah yang

terbatas dikarenakan masyarakat kurang berminat menjadi

guru

9. Ketidakpedulian gereja terhadap sekolah Kristen , padahal

sekolah adalah sebagai jalur paling efektif untuk meraih jiwa

bagi Kristus.

10. Dampak kebijakan dan aturan pemerintah untuk sekolah

swasta dan bercirikan agama

Sekolah Kristen yang ada saat ini seharusnya selalu sadar dan

waspada akan tantangan ini. Tantangan ini dapat menjadi

ancaman bagi sekolah Kristen yang “ minim” sumber daya,

sekolah yang kurang peduli terhadap kondisi zaman atau

sekolah yang masih terlena dengan kejayaan masa lalunya.

Tantangan ini dapat mengakibatkan kehancuran bagi pihak

sekolah. Minimnya calon siswa yang mendaftar, biaya

operasional sekolah yang sudah melampaui pemasukan

sekolah, sulitnya mendapatkan guru yang berkualitas

merupakan beberapa indicator mengarah kehancuran

sekolah.

APA YANG HARUS DIPERBUAT OLEH SEKOLAH

KRISTEN ?

Tantangan-tantangan ini hendaknya dipandang bukan sebagai

ancaman bagi sekolah Kristen, melainkan dipandang sebagai

sebuah realita yang harus dihadapi dan dicarikan solusinya.

Sekolah Kristen yang “ kuat “ sumber daya mungkin saja

tidak akan terlalu pusing untuk menghadapi tantangan ini,

dibandingkan dengan sekolah “kristen “ yang” minim” sumber

daya. Walaupun demikian, baik sekolah yang “ kuat “ atau “

minim “ sumber daya , kedua macam sekolah ini perlu selalu

menyadari beberapa hal, yaitu : 1) sadar dan berpegang

teguh terhadap ‘ misi ” yang diembannya, 2) sadar untuk

mengintrospeksi akan kekuatan dan kelemahan dirinya

masing-masing, 3) sadar untuk proaktif melakukan tindakan

untuk menanggulangi ancaman, dan 4 ) hal lain yang tidak

lebih pentingnya yaitu sadar pula untuk melihat serta peduli

terhadap sekolah-sekolah lain dalam komunitasnya.

Page 36: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

36 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Kesadaran-kesadaran tersebut akan membuat setiap

sekolah paham akan tindakan yang perlu dilakukan dalam

menghadapi tantangan yang ada. Bisa jadi ada saja sekolah

Kristen yang tidak dapat mengatasi tantangan yang ada.

Sekolah tersebut tentu saja perlu dibantu oleh sekolah lain.

Pada laian pihak akan nayak pula sekolah yang sudah dapat

mengatasi tantangan yang ada. Kalau demikian, tindakan

apakah yang diperlukan oleh sekolah-sekolah tersebut. Sikap

saling memperhatikan, saling peduli, saling member i, saling

mendukung satu dengan lainnya harus dimiliki oleh setiap

sekolah Kristen. Mengapa ? Pada intinya setiap sekolah

Kristen perlu selalu mengingat akan keberadaan, peran

dan panggilannya sebagai sebuah sekolah Kristen yang “

sebenarnya “ , seperti yang Yesus Kristus tetapkan.

Keberadaan, peran dan panggilan sebagai sekolah Kristen

adalah :

1. Kesatuan sekolah-sekolah Kristen sebagai “ satu tubuh

“ Kristus ( I Korintus 12 : 12-27 ) . Sekolah –sekolah

Kristen yang ada saat ini merupakan anggota-anggota

tubuh Kristus yang tidak dapat dipisahkan satu dengan

lainnya dalam menjalankan fungsinya di dunia pendidikan.

Antar sekolah Kristen harus berusaha mengutamakan

kepentingan dan tujuan bersama di dunia ini dalam

menjalankan misinya. Antar sekolah Kristen hendaknya

selalu bersinergi atau bergabung untuk me njalankan

peran dan panggilannya di dunia ini.

2. Peran sekolah Krisiten sebagai “ garam dan terang

dunia” ( Matius 5 : 13-16 ) . Kehadiran sekolah Krsiten

harus dapat dirasakan manfaatnya oleh semua makhluk

ciptaan Tuhan. Kehadiran sekolah Kristen harus selalu

menjadi pembawa “ berkat “ bagi kehidupan orang lain,

termasuk untuk kehidupan bangsanya

3. Panggilan sekolah Kristen untuk mewujudkan “ amanat

agung” dari Yesus Kristus ( Matius 28 : 19- 20 ).

Kehadiran sekolah membawa pengaruh yang besar

untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang belum mengenal

Yesus Kristus serta mengajarkan ajaran-Nya.

Keberadaan, peran dan panggilan sekolah Kristen hendaknya

dapat dijadikan dasar pijakan bagi setiap sekolah Kristen

dalam melakukan sinerginya dengan sekolah lain.

TUGAS, PERAN DAN TANTANGAN MPK ( MAJELIS

PENDIDIKAN KRISTEN ) DI INDONESIA DALAM

MEWUJUDKAN SINERGI SEKOLAH KRISTEN

Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia yang menjadi “

wadah” dan “ payung besar” bagi sekolah-sekolah Kristen

di Indonesia, perlu berjuang keras untuk mengayomi dan

memajukan sekolah-sekolah Kristen di bawah naungannya

agar dapat menjalankan peran dan panggilannya sebagai

sekolah Kristen yang sebenarnya. Tugas, Peran dan

Tantangan MPK saat ini dan mendatang adalah :

1. Memahami dengan jelas keberadaaan sekolah-sekolah

di bawah naungannya serta memiliki peta kondisi dan

kebutuhan masing-masing sekolah tersebut.

2. Membantu dalam mewujudkan setiap sekolah Kristen di

bawah naungannya untuk “ mandiri” dan “ tetap eksis”

menjalankan operasional sekolahnya sesuai dengan

tuntutan zaman

3. Mencari terobosan-terobosan baru melalui kerjasama

atau kemitraan dengan lembaga pemerintah dan swasta

untuk meningkatkan mutu dan layanan sekolah kepada

masyarakat, peningkatan kesejahteraan guru, serta

REFLEKSI

Page 37: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 37

kemudahan dalam pelaksanaan kebijakan dan aturan-

aturan pemerintah bagi sekolah Kristen.

4. Membuat kebijakan –kebijakan yang akomodatif

dalam pelaksanaan sinergi sekolah-sekolah di bawah

naungannya

5. Memakai peta kondisi dan kebutuhan sekolah dalam

memberdayakan potensi sekolah-sekolah yang “kuat “

sumber daya untuk membantu sekolah-sekolah Kristen “

minim “ sumber daya.

6. Menjadi “ motivator “ dan “ jembatan “ antar sekolah

Kristen di bawah naungannya untuk mewujudkan sinergi

demi kemajuan bersama.

APLIKASI BENTUK SINERGI ANTAR SEKOLAH

KRISTEN

Beberapa bentuk sinergi yang dapat dilakukan antar sekolah

Kristen secara nyata adalah :

1. Berbagi pengetahuan secara bersama, melalui pelatihan

dan diskusi tentang pembelajaran, manajemen sekolah,

kegiatan kesiswaan, guru “terbang “, guru magang,

pertukaran siswa, dan lain-lain

2. Memberikan bantuan dana dan sarana sekolah kepada

sekolah yang membutuhkan

3. Menjadi sekolah “asuh “ ; sebuah sekolah yang

mengasuh sekolah lain untuk kebutuhan tertentu

4. Menjadi “ sister school “ , dua buah sekolah yang

melakukan kegiatan bersama untuk tujuan tertentu

5. Membuat dan menjalankan kebijakan dan aturan

secara seragam antar beberapa sekolah Kristen untuk

membangun “ citra “ positif , contoh : pemakaian buku

pelajaran yang sama, tes bersama, kegiatan bersama,

seragam sekolah yang sama, bentuk layanan sekolah,

bentuk penerapan nilai-nilai kristiani, dan lain-lain

MANFAAT YANG DIPEROLEH DARI SINERGI ANTAR

SEKOLAH KRISTEN

Melihat paparan di atas, maka siapakah yang diuntungkan dari

sinergi tersebut ? Mungkin di antara kita akan menjawabnya

tentu saja sekolah yang “ minim “ sumber dayanya. Sekolah

tersebut selalu mendapat bantuan dan dukungan dari sekolah

“ kuat “ sumber daya. Sekolah “ kuat “ sumber daya akan

menjadi “ sapi perah “ bagi sekolah “ minim “ sumber daya.

Belum lagi kita akan berpikir bahwa akan ada dampak lainnya

yang lebih menghebohkan bila antar sekolah Kristen saling

bersinergi.

Beberapa pikiran negatif akan muncul, antara lain akan terjadi

“ pembajakan “ atau “ mutasi “ guru dan siswa antar sekolah,

rahasia “ dapur “ sekolah akan diketahui oleh sekolah lain,

kerugian dalam hal waktu, pikiran, tenaga dan dana untuk

kepentingan sekolah lain, dan lain sebagainya.

Ingat! Jika pikiran negatif ini selalu muncul dalam benak kita

dan juga selalu mengalahkan dasar panggilan kita sebagai

sekolah Krsiten , maka sinergi tidak akan pernah terwujud di

antara kita sebagai satu tubuh Kristus. Peran dan panggilan

sebagai sekolah Kristen hanya akan menjadi “ slogan “ belaka

! Sinergi antar sekolah Kristen akan hanya menjadi “ wacana

“ belaka, walau sering dibahas dalam berbagai pertemuan

penting. Sekolah Kisten akan tetap berjalan sendiri-sendiri

dalam menjalankan misinya. Mungkin saja pada saat

mendatang kita masih akan menemui beberapa sekolah

Kristen yang tetap eksis bertahan di zamannya, dan juga tak

dapat dipungkiri lagi bahwa kitapun akan melihat semakin

banyak sekolah Kristen yang “ mati “ dengan sendirinya.

Tragis, bukan !!!

Sebagai penutup refl eksi ini, marilah kita semua mengIngat

fi rman Tuhan dalam Kolose 3:14 : “ … kenakanlah

kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan

menyempurnakan “. Kasih Yesus yang akan menjadi dasar

pengikat antar sekolah Kristen di Indonesia untuk bersatu,

untuk saling mendukung, serta untuk saling menyempurnakan

pekerjaan Tuhan dalam dunia pendidikan.

Pada akhirnya niat

ber”sinergi “ atau tidak,

pilihan itu berada dalam

tangan kita masing-

masing. Berupayalah terus

untuk menjadi sekolah

Kristen yang menjadi “

berkat “ bagi komunitas

dan bangsanya. Pada

saatnya nanti Tuhan akan

melihat dan memberkati “

pekerjaan” kita di bumi ini.

SELAMAT BERSINERGI !

OLEH : DRA. VITRIYANI PRYADARSINA, M.PD

KOORDINATOR PENDIDIKAN - SEKOLAH KRISTEN

PANCARAN BERKAT, JAKARTA

ANGGOTA BIDANG PENDIDIKAN – MPKW 6 –

JAKARTA & BEKASI, 2007 - 2012

Page 38: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

38 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

BIPROFESI

2010 – Now Commissioner President of PT Peoplesight Ideal Citra

2009 – Now Commissioner President of PT Pandawa Karya Citra

2001 – Now Managing Partner of Peoplesight International Consulting

Senior Trainer & Advisor Consultant of many Industries / Company

GROUPS

2002 – 2005 Managing Director of INTRA Magazine - Promoting Integrity and Professionalism

1998 – 2001 Chief of Astra Management Development Institute (AMDI)

Senior Trainers & Advisor Consultant of PT Astra International Tbk

1994 – 1998 Team Leader of People-Culture-Organizational Development Program

Trainers & Consultant of PT Astra International Tbk

1990 – 1994 Coordinator of Astra Management System - Trainers of Astra Education and Training Centre

1989 – 1990 Staff of Astra Education and Training Centre (AETC)

1980 – 1989 Designer & Contractor of Building / Interior / Landscape

KEMASYARAKATAN

2001 – Now Pendiri & Ketua Dewan Pembina Yayasan Pencerahan Bangsa

1998 – Now Ketua Dewan Penyantun STT-Stapin

1991 – 1998 Pendiri & Ketua Pendidikan STT-Stapin

2000 – 2005 Ketua Pengarah Jaringan Persekutuan Kantor Nasional (JPKN)

1993 – 2001 Perintis & Koordinator Jaringan Persekutuan Kantor Astra Group

Beliau adalah tokoh yang membawakan sesi tentang

“POTRET YAYASAN DAN SEKOLAH KRISTEN DI INDONESIA”, “TANTANGAN MEWUJUDKAN SYNERGI ANTAR MPK, YAYASAN DAN SEKOLAH KRISTEN DI INDONESIA” di Sidang Pengurus Pleno IV - Majelis

Pendidikan Kristen di Indonesia Tahun 2010 di Wisma

Bahtera, Cipayung-Bogor ini.

Daniel Dianto merupakan salah seorang motivator

handal yang dimiliki oleh bangsa ini. Bapak dua orang

putra dan putri -- Gabriel Gradianto & Giovani Gracia ini

awalnya merupakan seorang Sarjana Teknik Arsitektur,

kemudian melanjutkan ke Magister Manajemen. Suami

dari Ir. Sri Haryati, MM -- CEO of Peoplesight Group ini

juga melengkapi dirinya dengan berbagai pendidikan

dan pelatihan di lingkungan Astra-Group di luar, serta

mendalami Psychology & Theology.

Selain itu, Daniel Dianto juga dikenal luas sebagai seorang

INSPIRATOR - MOTIVATOR - IMPLEMENTOR yang :

Mengkristalisasi mimpi menjadi Shared mission&vision,

Strategy & Structure Deployment

menyiapkan ORGANISASI sebagai ”Tanah yang

Subur”;

Menggali Calling, menjunjung-tinggi Character dan

meningkatkan Competence

menjadikan PRIBADI sebagai ”Benih yang Unggul”;

Membangun Style of Leadership, Socialization of

Principle dan System of Appreciation

menciptakan BUDAYA-KERJA sebagai ”Cuaca yang

Kondusif”.Ir. Daniel Dianto, MM

PROFIL PEMBICARA DANIEL DIANTO

INSPIRATOR - MOTIVATOR - IMPLEMENTOR

Page 39: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 39

Page 40: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

40 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

KANTOR PUSAT : Gedung Kompas Gramedia Unit Palmerah Barat Lt.6, Jalan

Palmerah Barat No. 29-37, Jakarta 10270, Telp. (o21) 5367-7834, 5365-0111, 530-

1991 ext. 3851, Fax (021) 549-3073, website: www.bswgramedia.com.

mendukung siswa untuk aktif dalam kompetisiMenjadi mitra Sekolah dalam

mendukung siswa untuk aktif dalam kompetisi

Kolaborasi teknologi Komputer dan Robotikdi kemas dalam sebuah kurikulum

Kolaborasi teknologi Komputer dan Robotikdi kemas dalam sebuah kurikulum

Page 41: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 41

Page 42: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

42 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 43: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 43

Surprise ketika tahu bahwa Pak Jacob Jack Ospara, S.Th., M.

Th, yang menjadi anggota DPD 2009-2014 PROVINSI

MALUKU, juga ikutan di Facebook. Segera add friend dan satu

hari kemudian dapat konfi rmasi.

Komunikasi coba dilakukan dengan memberikan pertanyaan

sbb: “Mohon tanya bagaimana penggunaan Buku Sekolah

Elektronik (BSE) pada sekolah-sekolah MPK di Provinsi

Seribu Pulau?”. Laporan tentang BSE telah dimuat pada

alamat: http://www.mpkwjakarta.org/?BUKU_SEKOLAH_

ELEKTRONIK_UNTUK_MPK

Pak Jack yang juga berprofesi sebagai Pendeta dan Dosen

UKIM Ambon menulis pada tanggal 27 September 2010 sbb:

“Jangankan elektronik, perpustakaan biasa saja, banyak

sekolah di Maluku - Wilayah Seribu Pulau, terutama

di pulau terpencil, gunung dan lembah tak dapat

menjangkaunya. Andalan para siswa adalah pengetahuan

gurunya, yang juga kadang karena sangat kurang buku-

buku, ya berarti terbatas juga lah. Ada Sekolah Menengah

Negeri di Kabupaten Maluku Barat Daya yang sejak

berdirinya beberapa tahun lalu sampai sekarang belum

juga punya gedung dan peralatan termasuk perpustakaan.

Kalau sekolah negeri aja begitu keadaannya bisa

dibayangkan bagaimana keadaan sekolah Kristen. Saya

sudah pernah mengusulkan agar sekolah Kristen di pulau

dan tempat terpencil lain, sebaiknya dinegerikan. Gereja

n Yayasan Kristen konsentrasi ciptakan mutu sekolah

Kristen di minimal kota kecamatan sebagai laboratorium

dan contoh sekolah Kristen bagian pelayanan Kristen

di Maluku. Apabila kondisi sekarang dilanjutkan maka

Gereja dan Yayasan Kristen jelas melanggar HAM karena

tidak mampu memenuhi hak masyarakat memperoleh

pendidikan yang baik dan bermutu. Maaf karena beberapa

hari di luar daerah, saya baru bisa berkomentar sekarang.

Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati pelayanan dan

pengabdian kita.”

Kalau melihat usia Pak Jack yang lahir di Nuwewang, sudah

63 tahun karena lahir pada 18 Mei 1947, berarti sudah

tergolong “senior citizen” alias “lansia” atau “manula” atau

“wulan”, tetapi tetap akrab dengan kemajuan tekonologi

khususnya internet maka bisa dijadikan TELADAN untuk guru-

guru sekolah MPK di seluruh Indonesia.

Hal ini sesuai dengan PRIORITAS STRATEGIS No. 5 yang telah

ditetapkan oleh MPK dan lengkapnya sbb:

“Prioritas langkah strategis yang dilakukan MPK adalah

(1) pengembangan sistem kelembagaan MPK; (2)

pengembangan kapasitas MPK; (3) pemberdayaan

dan pengembangan SDM; (4) manajemen aset (harta

dan keuangan) MPK sesuai nilai-nilai transparansi,

indepedensi, akuntabilitas, responsibilitas dan fairness,

untuk membangun kepercayaan dengan semua pihak; (5)

pengembangan teknologi; (6) mentradisikan prestasi juara

dunia olimpiade keilmuan dan (7) identitas dan ciri khas

pendidikan Kristen.”

Selamat kepada Pdt. Jack Ospara, M.Th., semoga sekolah-

sekolah terus bertambah maju. (BG)

JACOB JACK OSPARA, KETUA III MPK

PROFIL JACOB JACK OSPARA

Page 44: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

44 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

When this question was put to Julie Brentson, registrar at Investigator

College as part of her coursework for the Diploma in School

Marketing, she set about fi nding out just what the local population

thought about her school. She was in for a few surprises. Wearing

her corporate uniform and name badge, Julie canvassed the

opinions of local business people within a one-kilometer radius of the school. She

introduced herself and informed respondents that she was undertaking market

research on community perceptions about Investigator College.

As part of the conversation she asked two questions: How would you describe

Investigator College to someone new to the area? What do you know about the

College (if anything)? “It was a bit confronting at fi rst,” said Julie, “but I used to work

in real estate and my experience in the fi eld came back, and progressively I began to

relax and enjoy it.”

Investigator College is a Christian School situated on the Murray River, 80 kilometers

south of Adelaide. Julie conducted her research in Goolwa, a rural town with a local

population of 6,500. The school has 650 students from reception to year 12 spread

across two campuses. Six years ago it underwent a management and name change.

Julie discovered that outsiders held an assortment of perceptions, and, generally

speaking, were not well-informed about the school. In some cases, the facts they

gave back to her were wrong or outdated. The local real estate agent knew very little

about the school and this was a worry because Goolwa is a revitalizing town that is

attracting young families looking for a lifestyle change. “The local real estate offi ce is

usually the fi rst port of call for people coming to live in Goolwa, and the question a

family invariably asks is the name of the good schools in the area,” said Julie.

MARKET POSITION: ASK A LOCALWHAT POSITION

DOES YOUR

SCHOOL HOLD IN

THE MARKETPLACE?

STOP . . . THIS

QUESTION DOES

NOT ASK WHERE

YOU SEE YOURSELF;

RATHER IT ASKS

HOW OTHER PEOPLE

SEE YOU? THAT’S

QUITE A DIFFERENT

PROPOSITION.

SCHOOL MARKETING MARKET POSITION

44 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 45: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 45

your present, former and prospective students, parents and

staff, local business people, other educational institutions,

and any other groups that are relevant to you, such as

clergy. You need to plant and maintain a positive, accurate

image of your school in their minds.

3. DECIDE HOW YOU WILL REACH PEOPLE

Schools have many channels of communication to reach

their target audiences – consider what they read, what they

do and where they gather; and be there.

4. ENSURE QUALITY OF PROMOTIONAL MATERIAL

Consistency is important so make sure you have quality

promotional material, a good website and a style guide for

internal use.

5. TRAIN STAFF

Operating in a competitive market environment is a new

concept for staff (teaching and non-teaching) so they need

training to help them understand market forces, the

attributes of a customer friendly school, and why they

should pull together to project a unifi ed image.

6. EVALUATE

Some of your marketing strategies will be successful and

others will not, so you need a way to track and record the

effectiveness of different approaches. It’s a good idea to use

SMART objectives. This acronym stands for objectives that

are

Specifi c – goals that are expressed as a number,

frequency, or percentage.

Measurable – methods to measure outcomes in

quantitative terms.

Achievable – resources, the time, the right people, the

political environment, the budget to get results.

Relevant – objectives that will benefi t your school.

Time-defi ned – action plans with a start and fi nish time.

With a Strategic Marketing Plan with SMART objectives you

are ready to raise awareness about your school’s positive

features and develop a fresh new identity. I fi nd it takes about

10 months to change community perception, so don’t expect

an instant turn-around. Gradually you will hear a different

sort of talk– there will be a consistent positive buzz that

you will hear wherever you go. When people genuinely start

feeding back to you the information you have been projecting

outwards you will know that your repositioning strategy is

working.

Her small sample was a convincing indication that the

marketing offi ce had a lot of work to do to reposition the

school and develop an accurate identity in the community’s

mind. Her research and action plan formed part of her fi nal

assignment for her diploma, which was to prepare a strategic

marketing plan for Investigator College.

DEFINING YOUR POSITION IN THE MARKETPLACE

Market position is a refl ection of your image. It is the

perception that lives in the minds of your target audience; for

example, you may see your school as progressive, creative

and well-managed, with good academic results and a focus on

the performing arts. In contrast, the community, for whatever

reason, may see you as that singing and dancing school with

noisy, unkempt kids without a uniform and not much discipline.

The former is your view; the latter is your market position.

Market position happens whether or not you do anything

about it, and is often measured relative to the position of

your competitors. If you manage your image and project a

clear, consistent identity you can reposition your school in the

collective mind, but market position is something that needs

constant maintenance. Market position can be fragile,

as many a school has found after an unhappy run of media

glare. The fi rst thing you need to do is gather valid data on how

you are seen beyond the rosy glow of your loyal supporters.

The market research undertaken by Investigator College is an

excellent starting point.

Next you need to manage your image by defi ning the market

position you want to achieve, and work to put this in place.

When I asked Julie what she would like people to be saying

about Investigator College she replied: “a very good, school,

from reception to year 12.” As a marketer it takes a lot of hard

work to plant this simple image in the collective mind. Here are

suggestions to guide you.

6 STEPS TO REPOSITION YOUR SCHOOL

1. KNOW THE MESSAGE YOU WANT TO GET OUT

Simplify the school’s identity and make sure all staff are

pulling in the same direction with a clear understanding of

the quality features of the school, its strategic direction, its

ethos and image objectives. Talk about this regularly with

both teaching and nonteaching staff.

2. DEFINE YOUR TARGET AUDIENCE

Anyone who has an opinion about the school that they

discuss with others is your target audience. This includes

Market position can be fragile,

as many a school has found after

an unhappy run of media glare.

The real estate agent is the

fi rst stop for new families. They

always ask: “Which are the good

schools in the area?”

(Online article from www.marketingschools.net)

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 45

Page 46: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

46 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

MAKALAH SEKOLAH PILIHAN

SEKOLAHPILIHAN

ORANG TUA

Page 47: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 47

Sekolah mengeluarkan

berbagai jurus agar

dapat menjaring murid

sebanyak mungkin

agar sekolahnya tetap

eksis (mempunyai

murid banyak), dan

yang paling baru semakin majunya

waktu penfataran siswa baru, dan

kini di tahun 2010 pendaftaran siswa

baru untuk tahun ajaran 2011 di kota-

kota besar sudah dimulai pada bulan

Oktrober 2010. Dan yang tragis adalah

persaingan yang tidak sehat antar

sekolah Kristen sudah saling “memakan”

dalam usahanya agar tetap bertahan.

Agar antar sekolah. Khususnya antar

Sekolah Kristen dapat berkompetisi

secara sehat, maka ada baiknya sekolah

mengenal apa yang ada di benak orang

tua murid mengenai sekolah pilihan bagi

anak-anaknya.

Berdasarkan hasil survey, penulis

menemukan beberapa fakta yang

menjadi dasar pertimbangan orang tua

menentukan pilihan sekolah untuk anak-

anaknya, antara lain :

1. LOKASI SEKOLAH,

Jarak rumah dengan sekolah

menjadi pertimbangan utama bagi

orang tua dalam memilih sekolah,

pertimbangan ini khususnya untuk

pilihan TKK, SD dan SMP. Menurut

mereka sekolah yang dekat

rumah akan menghemat biaya

transportasi dan terkait dengan

keamanan.

Orang tua murid akan lebih memilih

lokasi sekolah yang mudah di

akses oleh transportasi umum.

Selain itu lokasi yang dihindari oleh

orang tua murid di dalam memilih

sekolah adalah lokasi sekolah

yang tidak sehat (dekat keramaian

umum, dekat tempat pembuangan

sampah, dan lingkungan banjir)

2. KEDISIPLINAN

Kedisiplinan Sekolah menjadi

harga mati bagi orang tua

ketika mempertimbangkan

menyekolahkan anak. Kedisiplinan

ini tidak hanya menyangkut

kedisiplinan siswa saja, tetapi juga

menyangkut kedisplinan guru dan

kepala sekolah.

Persoalan kedisiplinan ini sangat

kasat mata di lihat oleh orang tua

UNTUK MENJADI SEKOLAH

SWASTA YANG TETAP EKSIS

DI ERA KOMPETISI SAAT

INI BUKANLAH PERKARA

MUDAH, FAKTA SUDAH

MEMBUTIKAN BAHWA

BANYAK SEKOLAH SWASTA

YANG DITUTUP KARENA

MEMANG TIDAK ADA LAGI

MURID YANG MENDAFTAR DI

SEKOLAH TERSEBUT.

Page 48: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

48 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

murid, merka akan mempertanyakan apakah sekolah dan

guru memberikan tugas / pekerjaan rumah untuk siswa,

apakah sekolah / guru berani memberikan teguran /

sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah,

apakah banyak siswa dan guru yang membolos.

Bahkan ada yang memberikan penilaian bahwa untuk

melihat sekolah itu gurunya menerapkan kedisiplinan

atau tidak adalah dengan menengok WC sekolah, jika

WC sekolah jorok dan bau, maka bisa dipastikan sekolah

tersebut tidak disiplin, demikian sebaliknya.

3. KUALITAS GURU

Berikut komentar salah satu orang tua tentang Guru di

Sekolah :

“Sekarang ini daku menganggap kebanyakan sekolah

cuman mirip Sekolah Terbuka aja”

Disekolah diberikan modul, lalu diajar secara massal dan

tidak tau mana anak yang sudah oke mana yang belum

sehingga perlu dibantu, setelah pulang anak

les, jadi mengerti karena jasa guru lesnya.

Kemudian ulangan disekolah, guru taunya doi udah

sukses mengajar dari hasil ulangan anak anak.

Jadi : modul+guru les = sekolah terbuka.

Ada tuntutan dari pihak orang tua agar Guru menjadi

sosok yang mampu mengenali perbedaan pribadi tiap

murid dan memberikan pendidikan dan pengajaran

berdasarkan talenta masing-masing (multiple intelegence)

Tuntutan lain dari ortu adalah agar Guru bersedia terbuka

di dalam menjalin komunikasi dengan para orang tua

murid. Ortu akan sangat senang bila ada komunikasi dari

guru untuk menyampaikan perkembangan murid, dengan

demikian ortu mengetahui lebih jelas dan lebih dekat

anak-anaknya melalui Guru.

Guru adalah sosok pribadi yang seharusnya di GUgu dan

di tiRU, artinya Guru seharusnya menjadi pribadi yang

dapat diteladani oleh setiap muridnya,

MAKALAH SEKOLAH PILIHAN

Page 49: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 49

4. KURIKULUM

Meskipun tidak dapat memberikan penjelasan

detail alasannya,oOrang tua murid ternyata lebih

menyukai sekolah yang dalam kurikulumnya

memberikan nilai lebih dibandingkan dengan

kurikulum yang standard dari pemerintah.

Tambahan tersebut lebih diarahkan pada

pembentukan karakter dan program

pengembangan dan bakat murid.

Orang tua memandang bahwa Sekolah jangan

hanya menggenjot aspek kognitif saja dengan

menjuarai berbagai kejuaraan mata pelajaran,

sekolah harus memberikan perhatian yang sangat

serius terhadap pengembangan spiritualitas siswa

dan juga guru-gurunya.

Spiritualitas Guru sangat tercermin pada

perilakunya sehari-hari ketika berhadapan dengan

murid dan orang tua murid.

5. BIAYA PENDIDIKAN.

Mahal atau murahnya biaya pendidikan sangatlah

relative, namun hal ini tetap menjadi dasar petimbangan,

orang tua tentulah akan menyekolahkan anak-anaknya

ke sekolah yang sesuai dengan kemampuan fi nancial

mereka.

Namun demikian, jika orang tua menganggap sekolah

pilihannya adalah sekolah yang secara kualitas baik,

maka orang tua akan mengusahakan berbagai cara agar

anaknya dapat masuk ke sekolah tersebut.

6. REPUTASI SEKOLAH.

Reputasi terkait dengan prestasi yang dicapai dan image

yang berhasil dibentuk, Sekolah yang menjadi pilihan

orang tua tentunya sekolah yang mempunyai reputasi

yang baik. Dan biasanya tanpa mengiklankan diri sekolah

tersebut sudah menjadi terkenal berkat MLM (Marketing

Lewat Mulut).

Reputasi sekolah menyangkut Kualitas SDM, baik Guru

maupun Murid dan Lulusannya.

7. SARANA PENUNJANG PENDIDIKAN

Meskipun bukan menjadi dasar pertimbangan utama,

namun demikian kondisi fi sik bangunan sekolah,

ketersediaan alat bantu pendidikan, dan fasilitas sekolah

sekolah lainnya seringkali menjadi pertimbangan

pemilihan sekolah.

Dikota-kota besar bahkan ada tuntutan adanya fasilitas

mobil antar jemput sekolah, lokasi parkir, kantin,

tempat tunggu orang tua, lapangan olah raga, internet

dengan wifi , e-learning, dan berbagai kemudahan serta

kenyamanan.

MAMAMAMAMAMAAAAAAMAAAMAMAAAMAAAAAMAMM JEEEEEEEEEELILILILILILILLIISS SS SSSS S SSSS SS S S PPP

g , g, g

yamanan.

Oleh: Drs. Tikky Suwantikno, M.Si.

DIREKTUR PELAKSANA

YPK ORA ET LABORA

PENGURUS MPKW 6 JAKARTA & BEKASI -

BIDANG PENDIDIKAN

Page 50: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

50 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 51: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 51

Page 52: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

52 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Sebelum saya mulai menulis artikel di kolom ini,

beberapa jam saya luangkan waktu untuk membaca

seluruh hasil survei “Top Brand Index” (TBI) 2010.

Banyaknya waktu yang harus saya curahkan ini karena

saya juga mencoba untuk melihat beberapa data

TBI selama beberapa tahun sebelumnya. Karena TBI

sudah dimulai sejak tahun 2000, maka hasil survei di 2010

ini adalah hasil yang kesebelas. Kalau setiap tahun terdapat

sekitar 500 merek yang disurvei, bisa Anda bayangkan bahwa hasil survei TBI

ini sudah melibatkan 5.000 posisi merek. Kalau setiap merek memiliki tiga dimensi

pengukuran, yaitu top of mind share, top of market share, dan top of commitment

share, maka total terdapat 15 ribu data.

Barangkali kalau dalam dunia akademis, data ini bisa digunakan untuk membuat

tesis bagi puluhan mahasiswa jenjang master dan beberapa doktoral. Banyak

aspek yang bisa digali dan banyak konsep yang dapat diformulasikan. Setiap

kali saya presentasikan kepada para profesor dari universitas ternama, rata-

rata mereka memberikan respons yang sangat positif. Kekuatan dari hasil

survei ini jelas terletak pada komitmen Frontier Consulting Group untuk

melakukannya selama 11 tahun tanpa terputus. Di Amerika, data-data

longitudinal dari sebuah survei skala nasional yang berdurasi lebih dari 10

tahun banyak terjadi bila dana survei didukung oleh pemerintah.

Saya pribadi, sebagai formulator Top Brand Index dan penggagas Top

Brand Award, merasakan kegunaan dengan memiliki data yang panjang

dan lengkap. Sebuah data dan informasi yang menurut saya, sungguh

bernilai sebagai proses pembelajaran bagi para pelaku bisnis dan marketer di

Indonesia. Sebagai konsultan dan pembicara seminar, saya merasakan bahwa

ketajaman strategi yang sering saya formulasikan dan bagikan sangat dipengaruhi

oleh hasil survei TBI ini.

Pengaruh Top Brand Index—terutama dalam bentuk penghargaan Top Brand

Award—juga sudah mendapatkan dukungan dari para pemilik merek. Hingga saat ini,

saya yakin, logo Top Brand Award adalah logo yang paling banyak digunakan dalam

HANDI IRAWAN

TOP BRAND: STRATEGIC THINKER

JURNAL TOP BRAND

010

apat

BI

imensi

itment

mbuat

ak

ap

di

wa

garuhi

nd

ga saat ini,

an dalam

RAWAN

Page 53: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 53

kemasan dan paling banyak dikomunikasikan

melalui layar televisi maupun media cetak. Bila

Anda menggunakan Google dengan mengetik

“Top Brand Award”, akan ditemukan ribuan

artikel atau berita seputar Top Brand Award.

Sekali lagi, yang lebih penting bagi pelaku bisnis

adalah mendiskusikan hasil TBI, mempelajari

posisi merek mereka, dan kemudian mencari

pelajaran yang penting dari hasil-hasil survei

untuk membuat strategi dan taktik membangun

merek yang semakin efektif dan cepat.

MENGASAH RADAR MARKETER

Selama tiga tahun terakhir ini, dalam setiap

seminar di acara penghargaan Top Brand

Award, saya memberikan contoh mengenai tren

berbagai merek. Bagi marketer yang mereknya

sedang tergelincir, haruslah waspada. Salah

satu contoh yang sering saya sebutkan adalah

pertarungan antara kecap ABC dan kecap

Bango. Di tahun 2007, TBI dari kecap ABC dan kecap Bango

adalah 49,1 persen dan 39,1 persen. Kemudian di tahun

2008, 48,5 persen dan 40,6 persen. Kemudian, di tahun

2009, TBI untuk kedua merek ini menjadi 47,9 persen dan

41,3 persen. Bagi saya, ini sudah merupakan sebuah sinyal

waspada untuk kecap ABC. Nyatanya, di tahun 2010 ini,

kecap Bango kemudian berhasil mengukuhkan diri di puncak

Top Brand dengan indeks sebesar 47 persen, atau unggul dari

kecap ABC yang memiliki indeks 39,8 persen.

Berkali-kali saya juga mengingatkan akan posisi Khong Guan

untuk kategori biskuit. Di tahun 2007, 2008, dan 2009, TBI

untuk merek ini adalah 17,6 persen, 12,7 persen, dan 12,3

persen. Merek ini seharusnya memerlukan repositioning lebih

radikal. Karena tidak terlihat banyak perubahan, maka di tahun

2010 ini, TBI untuk merek ini adalah 10,8 persen.

Untuk kategori pembiayaan roda empat, ACC memang masih

unggul di tahun 2008. Pada tahun 2009, keunggulan ACC

mulai menipis yaitu TBI-nya turun dari 35,9 persen menjadi

33,3 persen. Akhirnya, tren kemudian terjadi dan

kemudian posisinya menduduki tempat kedua,

walau masih masuk dalam kategori Top

Brand. Seharusnya, ACC lebih agresif.

Beberapa posisi market leader yang tidak

akan gampang di masa mendatang

adalah Nu Green Tea yang dibayangi

oleh Sosro Green Tea dari kategori

minuman teh hijau, Extra Joss yang

dibayangi oleh Kuku Bima, Diapet

yang akan dibayangi oleh

Entrostop, multivitamin

Hemaviton yang

akan dibayangi ketat oleh Enervon C, Laurier akan ditempel

ketat oleh Charm, Adidas akan dibayangi oleh Nike, Baygon

ditempel oleh HIT, Garuda Indonesia terlihat mulai terbayangi

oleh Lion. Para pemimpin dalam ekuitas merek ini, di tahun

2010 dan selanjutnya, haruslah meningkatkan kewaspadaan.

Merek-merek seperti Frutang, Vicks Formula 44, BNI Taplus,

Cat Dulux, Kartu Kredit Citibank, dan Nokia, membutuhkan

penyegaran, baik melalui inovasi produk baru maupun strategi

positioning-nya.

Merek-merek seperti Kopi ABC, Kacang Dua Kelinci, Bodrex,

Pond’s, Polytron, Tabungan Britama, Toyota Avanza, Shell

Helix, Yamaha Vixion, dan Prudential telah menunjukkan grafi k

yang baik. Strategi mereka di masa lalu dapat dikatakan

sangat baik. Bila pesaing tidak melakukan perubahan, mereka

akan dapat memperbaiki posisinya.

AKSELERASI PERUBAHAN

Perubahan posisi merek yang jelas akan jauh lebih cepat

dibandingkan dengan masa lalu. Bila Anda masuk dalam

industri di mana teknologi memainkan peranan penting

dalam menciptakan sebuah produk, atau teknologi digital

sudah menjadi bagian dari komunikasi, maka kewaspadaan

Anda sebagai marketer haruslah berlipat ganda. Kita melihat

bagaimana Speedy hanya membutuhkan waktu kurang dari

tiga tahun untuk menjadi Top Brand.

Blackberry adalah merek ponsel yang banyak menjadi

pembicaraan. Memang nilai TBI di tahun 2010 masih terlihat

kecil. Maklum, survei ini dilakukan untuk responden yang

mewakili populasi dari A hingga kelas sosial E. Demikian pula,

karena jumlah ponsel di pasar Indonesia yang sudah mencapai

lebih dari 150 juta, maka 1 juta Blackberry yang terjual masih

g g y g

sedang tergelincir, haruslah waspada. S

satu contoh yang sering saya sebutkan

pertarungan antara kecap ABC dan kec

Bango. Di tahun 2007, TBI dari kecap A

adalah 49,1 persen dan 39,1 persen. Ke

2008, 48,5 persen dan 40,6 persen. Ke

2009, TBI untuk kedua merek ini menjad

41,3 persen. Bagi saya, ini sudah merup

waspada untuk kecap ABC. Nyatanya, d

kecap Bango kemudian berhasil mengu

Top Brand dengan indeks sebesar 47 pe

kecap ABC yang memiliki indeks 39,8 p

Berkali-kali saya juga mengingatkan aka

untuk kategori biskuit. Di tahun 2007, 20

untuk merek ini adalah 17,6 persen, 12,

persen. Merek ini seharusnya memerluk

radikal. Karena tidak terlihat banyak peru

2010 ini, TBI untuk merek ini adalah 10,8

Untuk kategori pembiayaan roda empat

unggul di tahun 2008. Pada tahun 2009

mulai menipis yaitu TBI-nya turun dari

33,3 persen. Akhirnya, tren ke

kemudian posisinya men

walau masih masuk d

Brand. Seharusnya,

Beberapa posisi ma

akan gampang di

adalah Nu Green

oleh Sosro Gree

minuman teh h

dibayangi ole

yang a

En

H

Page 54: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

54 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 55: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 55

Handi Irawan adalah Chairman Frontier Consulting

Group, sebuah perusahaan yang menyediakan

jasa konsultasi, riset dan training dalam bidang

strategi pemasaran dan kepuasan pelanggan.

Handi Irawan sebagai penggagas ICSA

(Indonesian Customer Satisfaction Award),

IMAC (Indonesia’s Most Admired Companies),

TOP BRAND, Marketing Award Hari Pelanggan

Nasional dan RaBi (Rekor Bisnis) Handi Irawan

adalah penulis best seller yaitu 10 Prinsip

Kepuasan Pelanggan, bukunya yang lain adalah

Indonesian Customer Satisfaction, Winning

Strategy, Smarter Marketing Moves, dan 10

Karakter Unik Konsumen Indonesia.

Pendidikan yang diselesaikan oleh Handi Irawan

adalah Program MBA dari IPMI, Master Commerce

in Marketing dari University of New Sount Wales

(UNSW), mengikuti Program Doctoral selama 2

tahun di Australia, dan juga pernah mengikuti

Executive Program di Harvard Business School

dan Kellogg Business School. Handi Irawan juga

pengasuh kolom Winning Strategy di Majalah

Marketing dan penulis di berbagai media lainnya

seperti SWA, Bisnis Indonesia, BusinessWeek,

Majalah Sheng Ye dan Garuda Magazine serta

selama 3 tahun menjadi host di radio Pas FM

untuk program “Marketing with Handi Irawan”.

Handi Irawan D., MBA. MCom.

terlihat kecil. Tetapi saya yakin, TBI

Blackberry di tahun depan akan

meloncat drastis.

Semuanya ini menunjukkan bahwa

perusahaan haruslah semakin

meningkatkan kemampuan para

marketernya untuk terus kreatif dan

inovatif dalam menjaga maupun

membangun ekuitas mereknya.

Terdapat korelasi yang kuat

antara perusahaan yang memiliki tim marketer yang andal

dengan kekuatan dari merek-merek yang mereka tangani.

Mereka piawai dalam memformulasikan strategi membangun

mereknya.

Mudah-mudahan, hasil survei yang dipublikasikan oleh Majalah

Marketing ini memberi kontribusi bagi para marketer untuk menjadi

brand strategist yang lebih andal. Perusahaan-perusahaan

Indonesia membutuhkan lebih banyak marketer yang berperan

sebagai strategic thinker. Inilah yang saya rasakan, gap yang

terjadi di perusahaan. Cukup banyak tim marketing yang mampu

menjalankan aktivitas dan program pemasaran, tetapi sungguh

sedikit yang dapat berperan sebagai strategic thinker atau sebagai

brand strategist dalam konteks pembangunan ekuitas merek.

BAGAIMANA MARKETER DAPAT MENJADI

STRATEGIC THINKER DALAM MENGEMBANGKAN

MEREKNYA?

Pertama, seorang pemikir haruslah mempunyai input yang baik.

Data dan informasi yang tersedia dari hasil survei ini dapat menjadi

input yang baik. Semua data dan tren ini dapat menjadi stimulator

yang baik bagi marketer untuk mulai berpikir.

Kedua, seorang pemikir strategi yang baik haruslah memiliki

volume yang besar dalam berpikir, atau intensitas yang tinggi untuk

memikirkan sesuatu. Mereka terus bertanya, mengapa merek

saya turun atau naik? apa penyebabnya? Strategi manakah yang

sudah baik dan manakah yang salah? kesemuanya ini, membuat

marketer terbiasa untuk berpikir semakin mendalam dan sekaligus

memperluas horizon pemikiran.

Ketiga, marketer haruslah selalu ingin berpikir untuk mencari ide

yang besar. Berpikir untuk mencari ide yang besar adalah sebuah

proses yang dapat dilatih. Untuk mencari ide besar, marketer

perlu memperhatikan tren, melakukan eksplorasi, dan berupaya

untuk mengubah eksplorasi dengan strategi-strategi yang radikal.

Sekali lagi, saya berharap bahwa hasil survei TBI menjadi input dan

stimulator yang efektif, sepadan dengan komitmen kami dalam

melakukan riset ini secara periodik.

Sumber :

http://www.marketing.co.id/2010/03/28/top-brand-strategic-

thinker/

Page 56: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

56 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 57: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 57

Page 58: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

58 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Whether you are a principal,

a teacher or support

staff; whether you are in

the private or the public

system; whether you deal directly with

students and parents, or work behind

the scenes; whether you like it or not

… You provide a service to a set of

customers. Customers keep your school

open. Customers pay your salary. If you

think customers are unimportant, try

doing without them for 90 days !

We all recognize bad customer service

when we receive it - being treated like

an invisible customer; told WE have the

problem, not the organization; receiving

wrong information; no greeting, no eye

contact; unable to get through on the

telephone; messages not returned;

left forever on hold. In a survey of 135

parents conducted by the Centre For

Marketing Schools, 92 per cent of

respondents ticked one or more of

the characteristics above as a feature

of their child’s school. And yet, good

customer service is a powerful marketing

tool that can set a school apart in a

competitive

marketplace.

WHO ARE OUR CUSTOMERS?

Customers come in all sizes and shapes

-our students, parents, past students,

visitors; indeed, anyone who wants

something from us, is a customer. And,

whenever a person has dealings with

us they have a legitimate credential

to broadcast an impression about the

school. It’s up to us to make sure they

carry a positive message.

THE ABC OF CUSTOMER SERVICE

Good service cannot replace a good

education, but there is a supporting

ABC of customer service that everyone

in a school can perform. For little extra

cost, attention to Attitude, Behaviour

and Communication can advance your

educational objectives.

ATTITUDE

When a mother rang to talk to the

principal about a matter of concern,

the secretary’s voice was fl at and

perfunctory as she said: “I’m dealing

with someone else at the moment.

Please hold.” Before the parent could

reply, she found herself on hold, and as

she waited, she decided that it wasn’t

so much the words that upset her as

the way they were delivered. The tone

and tempo of the secretary’s voice

suggested the mother was a nuisance.

The mother waited a while longer and

hung up. The parent’s problem never did

reach the principal. Mind you, it got a

good airing in the car park.

Had the secretary used a more positive

tone of voice, smiled down the phone,

used the parent’s name and waited for

a response, the customer would have

willingly waited her turn. Such small,

easy to learn communication techniques

can enhance customer relations at

your school. It’s up to management to

model a good customer culture. When

executive staff answer a ringing phone

or go out of their way to assist a parent,

they send a message that customers

are important. I’m sure that achievers

are recognized in your school, but what

SCHOOL MARKETING COSTUMER FRIENDLY

about good customer service providers?

Are they acknowledged with a pat on

the back, a public announcement, or

a certifi cate for outstanding service? It

was Friday afternoon when the school

bus driver noticed a bag on the seat of

his empty vehicle. He put the bus away

and used his own car to take the bag

home to a relieved mother. On Monday

morning the mother rang the school to

commend the driver.

When the principal told the assembly,

the bus driver received many

unexpected strokes from the staff. By

recognizing his act of caring service, the

principal was rewarding the behaviour he

desired and encouraging others to have

the same attitude.

BEHAVIOUR

How many times have you approached a

counter wearing your ‘invisible clothing’

and nobody acknowledged you?

Sets a bad tone, doesn’t it? People

form an impression based on your

response/or lack of response to them.

When parents were asked to list

the criteria they used to judge good

customer service, the six most frequently

mentioned features were:

••Method of greeting (eye contact,

cheery, use of names)

••Body language (smile, attentive,

open)

••Listening ability

••Appearance of person and

environment

••Knowledgeable (re: school/ subject/

arrangements)

••Sincerity and willingness to help

HOW CUSTOMER-FRIENDLY IS YOUR SCHOOL?SCHOOLS OFTEN SPEND BIG DOLLARS ON BROCHURES AND ADVERTISING

TO DEVELOP A SET OF MARKETING TOOLS, BUT THERE IS ONE IMPORTANT

MARKETING STRATEGY THAT COSTS NOTHING - GOOD CUSTOMER SERVICE. THIS

ARTICLE ASKS: HOW CUSTOMER– RIENDLY IS YOUR SCHOOL?

Page 59: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 59

COMMUNICATION

Accurate, up-to-date information

that helps your customers solve their

problems, answer their questions or

advance their goals drives positive

customer sentiment. How friendly and

informative are your school newsletters?

Are they easy to read, with plenty of

white space, clever illustrations and

short articles, written in non-jargon

language? Do they invite feedback and

involvement? What are they saying

between the lines?

When CMS conducts student surveys

we ask the respondents if they read

the school newsletter and if is a useful

information tool. The response to

this question frequently indicates that

schools need to give more thought to

their newsletters to make sure they are

satisfying the customers’ needs. What

about your school prospectus? Does

it use the words ‘you’ and ‘your’ to

describe what it can do for its students,

or is it full of chest-beating and historical

detail?

Does it consist of loose sheets of paper

that annoyingly fall to the ground or are

impossible to fi t back into place? Is

it posted out quickly in response to an

enquiry? A web site is an information

system that can meet your customers’

needs 24 hours a day, seven days a

week, all year round, even when the

school is on holidays. Do you have a

parent portal for easy parent access

to information such as results, notices,

timetables? Is your website easy to

navigate, quick to download and to up-

to date?

Do you have a virtual tour of your

school, a staff page and a frequently

asked questions page (FAQ)? Are all

customers equal in your school? I hope

not. Customers don’t want to be treated

equally; each person has different needs,

which they want you to understand.

So, an important aspect of customer

communication is listening. You must

hear what the customer wants. Ask,

and be open to input. Invite customers

to give feedback through face-to-face

contact, informal functions, market

surveys, tear-off forms on newsletters,

phone calls, open forums and so on.

Are you defensive when a customer

complains, or do you acknowledge that

it’s a diffi cult thing to speak up, and do

you thank people for telling you how they

see a situation? Most people will accept

your decisions as long as they feel they

have been heard and your reasons have

been logically explained.

SILENT COMMUNICATORS

Your school’s environment is a silent

communicator about the attitudes and

actions within its walls. Cleanliness and

the condition of the grounds and

buildings refl ect concern for the

school and the people in it. Do you

have a regular ‘walk around’ with your

marketing staff with pen and pad in hand

to inspect the physical features of your

school?

Is your foyer alive with displays of

student work that impresses visitors

with the academic and creative merit

of the school? What about school

notice boards? Are they up-to-date and

inviting, or tired and faded? Now read

your signboards through the eyes of

your customers. Are they welcoming or

forbidding? Which sign comes closest to

your script “Welcome to XYZ School?

All visitors please check in at the main

offi ce” or the bossy message, “All visitors

must report to the school offi ce.”

(Online article from www.marketingschools.net)

Page 60: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

60 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

ou and I know that each school has its

own personality, strengths and values,

but often the public has no idea about

this. In a crowded market where all

schools are perceived to offer the same

benefi ts (education) to the same target

group (K to Y12) and use the same

words to describe what they do, it’s a

challenge to make your school stand

apart.

Market differentiation is a tool that can help you do it. This is

a marketing strategy of distinguishing your product or service

from the competition to make it more desirable. So what

makes a school appear to be different, and what can you do

to capitalize on your unique qualities?

SCHOOL MARKETING DIFFERENTATION

DIFFERENTIATING YOUR SERVICE IN A CROWDED MARKETPLACE IS A SMART

MARKETING STRATEGY, SO WHAT MARKET QUALITIES DO YOU HAVE THAT

CAN MAKE YOUR SCHOOL STAND OUT FROM THE REST AND INCREASE ITS

DESIRABILITY IN THE EYES OF YOUR CUSTOMERS?

BEING DISTINCTLY DIFFERENT

DIFFERENCES THAT GIVE MARKET ADVANTAGE

There are several marketable qualities that can differentiate

your school and position it as a fi rst school of choice. Some of

these are:

•UNIQUE PRODUCTIf you are the only school in the district or offer a specialty such

a sports high school or a conservatorium of music, you have

a powerful advantage. With smart marketing you can capture

the entire potential population so that people will seek you out

and travel long distances to enroll.

•ACCESSIf you are closer or more convenient than the competition,

people will give you a go because the convenience factor

is a strong market advantage. Of course, to keep your

60 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 61: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 61

customers, you must provide good service or they will sacrifi ce

convenience for quality, which they may fi nd elsewhere.

•SERVICEIf friendliness, personal attention, quality information, parent

engagement and ready access to decision makers are the

trade marks of your school, you are well-positioned to hold

your customers for a long time. These intangible human

relationship qualities are hard to advertise and promotion relies

largely on the power of referrals.

•PRICEIf you offer education at an affordable price and/or offer

scholarships, bursaries and other fi nancial incentives,

you are touching the hip pocket. This is a primary driver of

choice.

•VARIED CURRICULUMIf you cater for appetites seeking alternatives such as the IB,

vocational training, senior colleges and a global education,

you can attract families looking for alternative education and a

broad palette of educational opportunity.

•REPUTATIONIf you are a well-established school with an enviable record

and a name for integrity, your history will

give you a market advantage that sets you apart and appeals

to a cross-section of people.

•CUSTOMIZED SOLUTIONSIf you offer academic programs that fulfi ll modern trends,

programs for special needs, or you provide residential care,

environmental education or specifi c religious education, you

have the building blocks needed for market differentiation.

Look at the list above and decide what you do differently. You

may claim many of these attributes, but it’s best to identity one

thing that is really exciting, as is the case of Brighton Grammar

School who has introduced an exciting new program into its

Middle School that involves hands-on learning experiences to

engage adolescent boys in school.

MARKET DIFFERENTIATION IN ACTION

Graeme Harrisat Brighton Grammar School, has developed an

innovative sea change program for Year 9 students that has

several off-campus extended explorations to far-off locations.

It also offers rural experiences, city visits and special interest

activities. See www.brightongrammar.vic. edu.au

“Year 9 is an awkward transition stage so we wanted to stretch

the boys, deinstitutionalize learning and reinvigorate students

at many points throughout the year by getting them out into

the community for practical learning,” said Graeme.

Parents were initially concerned that academic studies may

suffer and homework would be hard to measure, but the

school explained that integrating a sea theme into the

academic program would enrich individual subject disciplines,

not compromise them. Feedback indicated that this happened.

Parent Jan McCloud, who is a great advocate of the program

and the school, said that when the school fi rst asked

parents for their input about Year 9 the parents identifi ed a

need establish a balance between academic studies and an

interactive program of a different sort to develop the students’

other side and keep them active and occupied.

“This program is a unique response to a changing environment

and it adds great value to BGS,” she said. “Parents have

been well briefed about the objectives and I have seen my

son grow in confi dence and independence as he tackles new

tasks.”

Embracing the challenges, Year 9 student Justin tried scuba

diving and windsurfi ng. He brought his marine experiences

back to the classroom and wrote about them in English,

depicted them in design, played them out in drama and took

a whole new Year 9 boys from Brighton Grammar School

learning to surf near Byron Bay as part of the school’s

innovative sea change program interest in science and

geography.

“School is great; none of my friends at other schools are doing

this,” he told me enthusiastically, without any hint of adolescent

disconnection typical of this age.

MARKET DIFFERENTIATION STRATEGIES

You may have several distinctive programs at your school, but

do you use them to add a sense of value to your school and

help maximize market share and fulfi ll your customers’ needs?

If not, you may need to develop a marketing strategy to show

that you are distinctly different. Here are some tips to get you

started:

••Understand the competition and the similarities and

differences of other school programs in the marketplace.

••Show how your innovation is grounded in sound

educational practice and what it can do for the customer.

••Undertake market research so you align with parents’

thinking.

••Advertise your new initiative boldly via your website and

media to build awareness.

••Give your advocates quality information so they can spread

the message by word of-mouth and create a buzz about

the distinctive differences at your school.

(Online article from www.marketingschools.net)

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 61

Page 62: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

62 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

PENDAHULUANTantangan sekolah kristen yang terus berhadapan fi losofi

sekularisme dalam pengelolaan sekolah tidaklah mudah.

Tantangan sekaligus peluang dalam peningkatan pelayananan

tersebut datang, baik dari lingkungan internal maupun

eksternal, di sisi lain sekolah harus mampu menjawab

ekspetasi masyarakat untuk merealisasikan visi dan misi

yang diembannya. Sekolah sering kali dihadapkan dengan

bebagai fi losofi dunia yang terus menerpa keberadaan sekolah

kristen. Sekolah kristen harus dapat terus berkembang di

tengah arus sekularisme, globalisasi dan postmodernisme.

Di tengah pusaran tekanan perkembangan ilmu dan

teknologi, sekolah kristen dituntut untuk terus berkembang

dan mampu memberikan pelayanan bagi siswa, orang tua,

gereja, masyarakat dan juga pemerintah. Sekolah kristen

FILOSOFI, KURIKULUM & MANAJEMEN

PENDIDIKAN KRISTEN

harus mampu menghadirkan konsistensi kualitas pendidikan

yang terbaik (academic excellent), mengaplikasikan kurikulum

pendidikan kristen bagi anak, memberikan pelayanan

rohani dan perkabaran injil, serta mampu menghadirkan

kepemimpinan kristen dengan terus menerus menghidupi visi,

misi, nilai dan budaya sekolah.

Pelayanan sekolah kristen yang terkait dengan misi dan

visi, harus merupakan sajian representasi dari pelayanan

perkabaran injil. Manajemen pendidikan di sekolah tidak hanya

memberikan perkembangan intelektual tetapi juga pemuridan

dan pelayanan spiritual bagi perkembangan siswa dan guru.

Dasar dari manajemen pendidikan kristen harus mengacu

pada fi losofi pendidikan kristen yang diturunkan dari visi dan

misi sekolah.

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

Page 63: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 63

MANAJEMEN, VISI DAN MISIManajemen bagi pelayanan di sekolah kristen, berbeda sudut

pandangnya dengan manajemen bisnis pada umumnya,

walaupun unsur-unsur yang mendukungnya nampaknya

sama. Manajemen sekolah kristen bertumpu pada

perspektif pelayanan rohani dan penginjilan (“baca ministy

and evangelism”), namun manajemen sekolah kristen juga

mengunakan cara-cara manajemen terkini yang sesuai dengan

prinsip-prinsip Alkitabiah. Dasar fi losofi s dengan prinsip Alkitab

inilah yang menjadi landasan bagi sekolah kristen untuk

berada dalam pelayanan pendidikan kristen agar tidak mudah

terombang ambing dengan fi losofi dan praksis pendidikan

yang berbeda dan tak tentu arah. Sekolah kristen berpegang

pada prinsip fi rmatn Tuhan dan tidak mudah terjebak

pada praksis “campur sari” (ecletiscm). Praktik campur sari

menggambungkan berbagai implementasi pendidikan dalam

satu wadah yang arahnya tidak jelas dan tidak menentu.

Filosofi s pendidikan kristen inilah yang juga menjadi daya

penggerak bagi keberhasilan sekolah kristen. Sekolah kristen

harus mampu mengembangkan kurikulum kristen dalam

proses pembelajaran, pelatihan bagi guru untuk proses

pembelajaran bagi metode yang digunakan.

Tugas dari manajemen sekolah kristen tidak terlepas

dari penyusunanan perencanaan, strategi, kerangka dan

pelaksanaan bagi kebehasilan pendidikan kristen. Keberhasilan

dari perencanaan ini bersumber dari prinsip-prinsip alkitabiah

yang menjadi referensi pelayanan bagi siswa, guru, pimpinan

dan orang tua. Pirnsip alkitabiah menjadi inspirasi bagi visi

dan misi sekolah. Bila visi dan misi sekolah kristen sudah

kehilangan nilai dan prinsip Alkitab maka spirit dari pelayanan

rohani dari sekolah sudah kehilangan arah, tidak jelas dan

tidak menentunya arah perkembangannya.

Prinsip-prinsip Alkitab, Christian worldview, Filosofi pendidikan

kristen harus terus dihidupkan,

diterapkan, dipelihara dan disuarakan

oleh gereja, pimpinan sekolah dan

guru. Dengan terus terkawalnya prinsip

perkembangan bagi sekolah kristen,

perencanan jangka pendek dan jangka

panjang bagi sekolah akan dapat

diperkirakan arah keberhasilannya.

Penataan prinsip Alkitab dalam

pelaksaan sekolah kristen dinyatakan

dalam manual, administrasi petunjuk

pelaksanaan, pelatihan bagi guru-guru

dalam pelaksanaan pendidikan dan juga

buku-buku pembelajaran bagi siswa.

Pelaksanaan manajemen harus tercermin

dalam implementasi keseharian dalam

pendidikan siswa, tercermin dalam

pembelajaran dan dilaksanakannya kurikulum pendidikan

kristen (Christian Education). Sekolah perlu mengembangkan

dan mengintegrasikan pirnsip-prinsip alkitabiah dalam setiap

pembelajaran, menjamin setiap komponen bagi pendidikan

kristen terjalin dalam pelaksanaannya.

Manajemen terkini yang sesuai dengan prinsip Alkitabiah

perlu dikembangkan sekolah kristen. Bebagai varian dari

manajemen perencanaan seperti Balance Score Card (BSC),

manajemen pemasaran, manajemen kualitas pelayanan,

ataupun manajemen pengembangan manusia (Human Capital

Development) bisa saja digunakan. Namun penggunaan dari

manajemen tersebut berdasarkan pada prinsip kepercayaan

(trust), iman, kasih dan yang terutama berdasar pada

kebenaran Alkitab (Bible truth) bagi kemajuan bersama dalam

pelayananan kualitas pendidikan dan penginjilan.

ADMINISTRASI PENDIDIKANPengelolaan manajemen dan administrasi bagi pelayanan

pendidikan merupakan bagian bagi keberhasilan ministry

sekolah. Pengelolaan administrasi secara prosedural, sistemik

dan terkendali menjadi keberhasilan layanan pendidikan.

Perencanaan dan pengelolaan yang terencana sebelum

seorang siswa hadir di hari pertama (the fi rst day of school),

akan mempengaruhi keseluruhan proses keberhasilan

pembelajaran selama siswa berada di dalam kelas. Sekolah

sudah mempersiapkan administrasi, perencanaan, persiapan

pembelajaran dan segala proses administrasi selama satu

tahun pembelajaran, termasuk fasilitas pembejalaran dan

pelatihan bagi guru sebelum memulai tahun pembelajaran

yang baru.

Sekolah perlu mempersiapkan detail pelaksanaan layanan

pendidikan, termasuk bahan ajar yang digunakan, metode

yang digunakan, pedagogi dan evaluasi pendidikan.

Perencanaan yang detail meliputi persiapan karya wisata, studi

Page 64: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

64 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Mengucapkan Selamat dan SuksesAtas terselenggaranya Sidang Pengurus Pleno IVMAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA

3 - 5 November 2010di Wisma Bahtera, Cipayung - Bogor

SEKOLAH KASIH BUNDA

Page 65: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 65

lapangan, layanan ekstrakurikuler, layanan Perkabaran Injil,

retreat, modul Bimbingan konseling, dan modul leadership.

Sekolah perlu menyosialisasikan program-programnya pada

orang tua agar sinkronisasi layanan pendidikan menjadi lebih

terintegrasi. Pertemuan antara guru dan orang tua, seminar

orang tua, jalinan komunikasi dengan orang tua dapat

dilakukan dalam bentuk parenthing school untuk menyamakan

persepsi dalam mendidik anak. Keterpaduan dan kesamaan

fi losofi s dalam mendidik anak menjadi keberhasilan

bagi pelayanan pendidikan anak. Sekolah tidak hanya

mengembangkan kurikulum bagi siswa tetapi juga meraih

keberhasilan orangtua mendidik anak di rumah.

Pengelolaan manajemen dan administrasi keuangan tak

terlepas dari implementasi ICT (information communication

technology). Implementasi teknologi informasi tak dapat

dipungkuri akan menjadi menjadi tulang punggung bagi

keberhasilan layanan pendidikan. Implementasi teknologi

informasi berbasis web yang terpadu dapat meliputi layanan

sistem administrasi keuangan, akademik, dan e-learning.

Pengelolaan menjadi pendukung bagi layanan prima

keseharian dalam proses pembelajaran. Dukungan ICT harus

dapat memfasilitasi kecepatan, ketepatan dan akuntabilitas

layanan keuangan.

KURIKULUM DAN PENDIDIK KRISTENBagi sekolah kristen, misi dan visi harus tercermin dalam

kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Kurikulum

pendidikan kristen (Christian education) menjadi roh bagi

pelayanan pendidikan dalam berbagai aspek. Kurikulum

ini mempengaruhi berbagai proses yang berlangsung

dalam sekolah. Kurikulum dipahami sebagai panduan yang

mencakup perencanaan, metode, pedagogi, bahan ajar

dan evaluasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran akan tercermin dalam visi dan misi sekolah, oleh

karenanya sekolah harus mampu mengembangkan kurikulum

kristen bagi perkembangan spiritual, intelektual, fi sik, sosial

dan emosional anak.

Kurikulum pendidikan kristen terkait dengan fi losofi kristen

berproses dalam visi dan misi sekolah. Filosofi pendidikan

kristen menjadi dasar dari pembentukan kurikulum pendidikan

kristen, merupakan akar dari berbagai proses yang akan

berlangsung di dalam sekolah. Filosofi pendidikan kristen pada

dasarnya memberikan panduan tentang kebenaran (All truth

of God truth), Christian worldview, nature of teacher, nature of

student, dan role of parents. Dasar-dasar ini yang menjadi titik

pangkal dari semua pembelajaran yang belangsung di dalam

kelas.

Guru memegang peran penting dalam menjalankan kurikulum

pendidikan kristen. Paradigma dan worldview pendidikan

kristen yang sesuai dengan visi dan misi sekolah harus ada

pada setiap guru yang ada di sekolah. Kesamaan ini dijalin

dengan personal development dalam pelatihan internal yang

dilakukan oleh sekolah sendiri. Sekolah harus menyediakan

sarana teacher training agar implementasi dari kurikulum

pendidikan kristen terlaksana dalam keseharian di dalam kelas.

PENUTUPKetersediaan kurikulum pendidikan kristen adalah hal yang

terutama dalam sekolah kristen. Kurikulum ini menjadi

kendaraan untuk tercapainya visi dan misi sekolah. Kurikulum

ini menjadi spirit bagi manajemen sekolah karena seluruh

proses dan prosedur termasuk administrasi dan tata cara

pengambilan keputusan dalam

pelaksanaan pendidikan kristen

dipandang dari perspekstif

pendidikan kristen. Keberadaan

fi losofi yang mendasari kurikulum

pendidikan kristen mengembalikan

kita pada pelayanan pendidikan

yang bertumpu ada academic

exellence, high standard conduct,

evagelism dan spiritual ministry.

OLEH :

IR. DRS. KHOE YAO TUNG, MM,

MKOM, MSC ED., DR (CAND).

KEPALA BIDANG PENDIDIKAN SEKOLAH KRISTEN IPEKA

WAKIL KETUA MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN WILAYAH JAKARTA

BEKASI 2007-2012

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

Page 66: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

66 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

TOPIK STANDAR PELAYANAN

• STANDAR 1 - DOKTRIN PENGELOLAAN

MPK wajib menjalankan pengelolaan keuangan yang

mencerminkan kebenaran dan praktek Alkitabiah.

Council of Christian Education in Indonesia (CCEI) shall

conduct its fi nancial in a manner which refl ects those

generally accpted biblical truths and practices.

• STANDAR 2 - BADAN PENGURUS DAN BADAN

PENGAWAS PERBENDAHARAAN

MPK dipimpin oleh Badan Pengurus yang sekurang-kurangnya

terdiri dari 5 orang, yang mayoritas dari mereka adalah

independen, mengadakan rapat sekurang-kurangnya setiap

enam bulan untuk menentukan kebijakan dan menelaah hasil

yang dicapai.

Badan Pengawas Perbendaharaan MPK, yang mayoritas dari

mereka adalah independen, akan menelaah laporan keuangan

tahunan dan membina komunikasi antara Badan Pengurus

dan Akuntan Publik. Tanggung jawab dari Badan Pengawas

Perbendaharaan adalah: (1) Memberikan rekomendasi

bagi penunjukkan Kantor Akuntan Publik; (2) Setiap tahun

mengadakan pertemuan dengan Kantor Akuntan Publik; (3)

Menelaah, mengevaluasi dan mencermati rekomendasi dari

akuntan independen atas masalah-masalah akuntansi dan

pengendalian manajemen; (4) Menelaah laporan keuangan

tahunan bersama akuntan independen; (5) Membina

komunikasi antara Badan Pengurus dan Akuntan Publik.

CCEI shall be governed by a responsible board of

less than fi ve individuals, a majority of whom shall be

independent, which shaal meet at least semiannually to

establish policy and review its accomplishments.

A committee consisting of a majority of independent

members shaal review the annual fi nancial statements

and maintain direct communication between the board

and the independent certifi ed public accountants. The

responsibilities of delegated committee are to: (1) Maka

recommendations for the appointment an independent

certifi ed public accountants fi rm; (2) Annually meet with

the independent certifi ed public accounting fi rm; (3)

Review, evaluate, and oversee any recommendations

the independent accountants maka in their reports about

the organization’s internal accounting and management

controls; (4) Review the annual statements with the

independent accountants; (5) Maintain communication

between the board and the independent certifi ed public

accounting fi rm.

STANDAR PENATALAYANAN

M P K7

66 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 67: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 67

• STANDAR 3 - LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan MPK harus disajikan sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia dan

setiap tahun diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Independen

sesuai dengan Standar Auditing yang berlaku di Indonesia.

CCEI’s fi nancial statements should be prepared in

accordance with Indonesia generally accepted accounting

principles (GAAP) and annually audited by an independent

certifi ed public accounting fi rm in accordance with

Indonesia generally accepted auditing standards (GAAS).

• STANDAR 4 - PENGGUNAAN DANA

MPK wajib menjalankan pengelolaan dan pengendalian

keuangan yang perlu untuk mendapatkan kepastian yang

memadai bahwa semua dana yang diterima digunakan sesuai

dengan tujuan yang telah ditentukan.

CCEI shall exercise the management and fi nancial

controls necesarry to provide reasonable assurance that

all resources are used in conformity for which they are

intended. CCEI is the recipients of public trust and must

fulfi ll fi duciary responsibilities. Therefore, reasonable

procedures must be established to assure that all funds

are used to fulfi ll the exempt purposes of the organization

and are used in accordance with any donor-stipulated

purposes.

• STANDAR 6 - BENTURAN KEPENTINGAN

MPK harus selalu menghindari benturan kepentingan.

Transaksi dengan pihak terafi liasi hanya dimungkinkan apabila:

(1) transaksi yang signifi kan diungkapkan sepenuhnya dalam

laporan keuangan auditan; (2) pihak afi liasi tidak terlibat dalam

pengambilan keputusan atas transaksi tersebut; (3) terdapat

proses tender ataupun perbandingan penilaian; dan (4)

anggota Badan Pengurus sudah bertindak sedemikian rupa

dan menunjukkan bahwa transaksi ini untuk kebaikan MPK.

CCEI shall avoid confl icts of interest. Transactions with

related parties may be undertaken only if all of the following

are observed: (1) a material transaction is fully disclosed

in the audited fi nancial statements of CCEI; (2) the related

party is exluded from the discussion and approval of

such transaction; (3) a competitive bid or comparable

valuation exists; and (4) the CCEI’s board has acted and

demonstrated that the transaction is in the best interest of

CCEI.

• STANDAR 7 - PENGGALANGAN DANA

MPK harus memenuhi Standar Penggalngan Dana berikut:

(1) Kebenaran informasi dalam komunikasi penggalangan

dana; (2) Komunikasi penggalangan dana tidak menimbulkan

harapan donor yang tidak realistis; (3) Komunikasi dan

maksud donor harus dihormati, karena dapat menimbulkan

konsekuensi hukum; (4) Dana yang tidak menjadi bagian

program, harus disalurkan melalui organisasi yang memiliki

tujuan yang sesuai atau dikembalikan; (5) Apabila kegiatan

amal disertai imbalan berupa insentif atau premi, seperti buku,

tiket masuk, cd, dan lain-lain, maka nilai wajar barang-barang

tersebut harus dicantumkan; (6) Donasi berupa properti

perlu melibatkan profesional yang relevan; (7) Kompensasi

kepada konsultan/tenaga pencari dana atas dasar persentasi

(%) dari dana yang diperoleh tidak diperkenankan; (8) Tidak

semua donasi bisa dikurangkan untuk keperluan pajak (tax-

deductible); (9) Personal MPK tidak diperkenankan menerima

royalti dari produk yang digunakan dalam kegiatannya; (10)

Properti yang diterima sebagai donasi dijelaskan secara akurat

tanpa menjelaskan nilai pasarnya; (11) MPK harus menghindari

penerimaan donasi akan dapat menimbulkan kesulitan bagi

donor.

CCEI shall comply with each of Standards for fund-raising:

(1) Truthfulness in communication; (2) Communication

and Donor Expectations; (3) Communication and Donor

Intent; (4) Projects Unrelated to a Ministry’s Primary

Purpose; (5) Incentives and Premiums; (6) Financial Advice;

(7) Percentage Compensation for Fund-raisers; (8) Tax-

deductible Gifts for a Named Recipient’s Personal Benefi t;

(9) Confl ict of Interest on Royalties; (10) Acknowledgment of

Gifts-in-Kind; (11) Acting in the Interest of the Donor.

(diadaptasi dari THE EVANGELICAL COUNCIL FOR

FINANCIAL ACCOUNTABILITY (ECFA) Seven Standards of

Responsible Stewardship, oleh BPP-MPK

• STANDAR 5 - KETERBUKAAN KEUANGAN

MPK akan menyediakan copy laporan dari laporan keuangan

terkini sesuai permintaan dan memberikan informasi lainnya

yang disyaratkan ketentuan perundangan atau ikatan

perjanjian lainnya.

CCEI shall provide a copy of its current fi nancial statements

uon written request and provide other disclosures as

the law may require. Standard 5 can be summarized as

fostering the following: (a) A spirit of Christian stewardship

over the resources God and donors have entrusted to

us, intended for use to advance God’s Kingdom; (b) An

attitude of openness concerning a member organizaton’s

accountability of its stewardship; (c) A sense of humility and

gratitude for the material blessings God has provided; (d) A

desire to be an example of Christian integrity.

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 67

Page 68: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

68 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

GALERI MPK

KONLOK

Konsultasi Dan Lokakarya Undah Undang Badan Hukum

Pendidikan, diselenggarakan oleh MPK pada tanggal 15 – 17

Juli 2009 di Wisma Pondok Remaja PGI – Bogor.

Pengurus MPKW Jakarta bertemu Bapak Uripto

pada tanggal 8 September 2009

Seminar SUKSES

MENGAJAR

SAINS yang

dibawakan oleh

Prof. Yohanes

Surya pada 5

Desember 2009 di

Gedung UKRIDA

Jakarta

Peserta pelatihan Guru SLB Kristen sedang praktek di SLB

Dwi Tuna Raniwala Jakarta

Pelatihan Kepala Sekolah se-Sumatra Utara di Medan

Page 69: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 69

Para tokoh MPPK sedang berdiskusi pada Kongres

XI di Tomohon

Mendiknas Dr. Bambang Sudibyo di antara peserta Kongres XIV MPK

di Jakarta

Mendiknas Dr. Bambang Sudibyo hadir pada

pembukaan Kongres XIV MPK 2007

Mendiknas Dr. Yahya Muhaimin pada Kongres XIII MPPK

tahun 2000 di Yogyakarta

Praktek pelatihan CBSA bagi guru di Sekolah

Kristen YAPMAS, Waingapu-Sumba NTT

Pelatihan guru STM Kristen oleh MPK di FT UKI Jakarta

Pelatihan guru STM Kristen oleh MPK di FT UKI Jakarta

Sri Sultan HB X pada Kongres XIII MPPK tahun 2000

Page 70: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

70 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 71: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 71

Page 72: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

72 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 73: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 73

Page 74: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

74 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Berdasarkan umur Pak Uripto Widjaja

sudah kepala 8 maka tidak aneh atau

heran kalau disebut sebagai “SESEPUH

MPK”. Yang paling istimewa ialah selalu

mengikuti “pengembangan teknologi”

(PRIORITAS STRATEGIS No. 5 MPK)

maka tampak pada foto, Dr Erik Tapan

(moderator milis LANSIA) menulis

kalimat sbb: “Dan, ini yang paling seru.

Punya E-MAIL ADDRESS!!”.

Pada tahun 2000 ketika Pak Uripto Widjaja menyerahkan

sumbangan 5 set computer untuk MDPK yang kini bernama

MPKW 6 Jakarta untuk pelatihan computer buat guru-guru

Sekolah Kristen di Jakarta. Waktu itu BPK PENABUR Jakarta

menyelenggarakan sampai 3 (tiga) gelombang. Foto-foto

lain serta laporannya bisa dilihat pada: http://mpkw6jakarta.

multiply.com/photos/album/8/PELATIHAN_KOMPUTER_

MDPK_TAHUN_2000 (Pernah dipasang di website BPK

PENABUR).

Ada cerita menarik sebagai hasil dari pelatihan tersebut. Pada

tahun 2006 ketika penulis bergabung di YPK Ora et Labora

setelah pensiun dari BPK PENABUR, Pak Lukas, staf kantor

sekretariat Ora et Labora, cerita bahwa pernah ikut pelatihan

computer di BPK PENABUR tahun 2000 dan sebagai bukti

diperlihatkannya diktat yang dibagikan waktu itu. Wah, hebat,

diktat tahun 2000 masih beliau simpan.

Semua itu adalah berkat jasa Pak Uripto Widjaja yang

selalu menjadi berkat buat banyak orang karena Pak

Uripto Widjaja tidak mau dipestakan ketika HUT EMAS 50

tahun pernikahannya tahun 2000 maka ongkos pestanya

dihadiahkan kepada guru-guru.

Selain pelatihan computer di atas, penulis masih ingat

guru-guru di BPK PENABUR Jakarta dapat hadiah payung

dan guru-guru yang menerimanya penulis minta kesan

dan pesannya berupa tulisan tentang Pak Uripto Widjaja.

Hasilnya menjadi buku dengan judul “INSPIRASI SEORANG

URIPTO WIDJAJA” dan ketika peluncurannya di Aula Lantai 7

Gedung E UKRIDA, Jalan Tanjung Duren Raya No. 4, Jakarta

Barat pada hari Sabtu, tanggal 26 Juli 2003 menghasilkan

dana sebesar Rp.234,183,553.96 untuk bea siswa di BPK

PENABUR dan UKRIDA.

Pada tahun 2010 ini buku tersebut hanya bersisa beberapa

exemplar saja tetapi versi e-book bisa dibaca pada alamat:

::URIPTO WIDJAJA::SESEPUH MPK

Foto Pak Uripto

yang terpasang

dalam milis

LANSIA

PROFIL URIPTO WIDJAJA

Page 75: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 75

http://issuu.com/bg440507/docs/buku_uw

http://issuu.com/bg440507/docs/bagian1

http://issuu.com/bg440507/docs/bagian2

http://issuu.com/bg440507/docs/bagian3

http://issuu.com/bg440507/docs/bagian4

http://issuu.com/bg440507/docs/bagian5

Berkat dukungan dari Pak Uripto Widjaja

dengan perusahaannya yang bernama PT

Galva, menyediakan perlengkapan projector

BENQ untuk pelatihan MONTAGEWORLD

BERITISH COUNCIL oleh Ibu Sanni Susanti

bagi guru-guru sekolah MPKW 6 Jakarta.

Pak Uripto Widjaja (86 th) merayakan THE

60TH DIAMOND ANNIVERSARY dengan

Ibu Henny Tjahjarahardja (83 th) pada hari

Sabtu, 02 Oktober 2010 di Hotel Shangrila,

Jakarta, videonya dapat dilihat pada:

http://www.youtube.com/watch?v=z5qevYzqDVk

http://www.youtube.com/watch?v=QiKv57fnkAI

http://www.youtube.com/

watch?v=8qDLqEHQMvA

http://www.youtube.com/watch?v=lTRNxFoITiY

Titipan pesan Pak Uripto Widjaja untuk

sekolah-sekolah MPK di seluruh Indonesia:

• Tetap bersatu agar dapat

memperjuangkan kepentingan

bersama ke lembaga yang lebih tinggi

• Saling bantu membantu antar sekolah

MPK, khususnya Yayasan Pendidikan

Kristen yang lebih maju mau

membantu YPK lain.

• PRIORITAS STRATEGIS No. 5 MPK

yaitu “pengembangan teknologi” terus

ditingkatkan.

• Untuk No. 3 tersebut, akan disediakan

dana 100 juta tahap pertama. Silakan

dibuat perencanaannya.

Mohon dukungan doa agar semua ini dapat

berjalan dengan lancar.

TEKS : BAMBANG GUNAWAN

1

2

3

5

7

4

6

1. Tahun 2000, Pak Uripto menyerahkan sumbangan 5

set komputer untuk MPKW VI, yang digunakan untuk

pelatihan guru-guru Sekolah Kristen di Jakarta ; 2,3,4 PT

Galva, menyediakan perlengkapan projector BENQ untuk

pelatihan MONTAGEWORLD BERITISH COUNCIL oleh

Ibu Sanni Susanti bagi guru-guru KANAAN - 14 Februari

2005; 5,6,7 PT Galva, menyediakan perlengkapan

projector BENQ untuk pelatihan MONTAGEWORLD

BERITISH COUNCIL oleh Ibu Sanni Susanti bagi guru-

guru PANCARAN BERKAT - 8 Februari 2005

Page 76: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

76 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010Bapak Riswan Widjaya & Ibu Roosmalia Komala

Selamat & SuksesSidang Pengurus Pleno IV - Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia

Tahun 2010

Page 77: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 77

Page 78: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

78 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010

Page 79: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN di INDONESIA 79

Page 80: BUKU ACARA SPP4-MPK 2010

80 SIDANG PENGURUS PLENO IV - THN 2010