budidaya tanaman pisang
DESCRIPTION
agricultureTRANSCRIPT
A. Biologi Tanaman Pisang
1. Klasifikasi Tanaman Pisang
Taksonomi tanaman pisang adalah sebagai berikut.
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Scitamineae
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca L
(Tjitrosoepomo, 2000)
2. Jenis-Jenis Pisang
Banyak jenis tanaman pisang di Indonesia yang telah dibudidayakan oleh
masyarakat. Ada beberapa varietas pisang hias yang hanya ditanam untuk tujuan
kesenangan, yakni sebagai penghias taman di halaman. Jenis pisang yang lain
adalah pisang serat atau yang lebih dikenal dengan pisang manila. Jenis pisang
ini hanya dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan tekstil dan buahnya tidak
dapat dimakan. Sedangkan jenis yang lain adalah jenis pisang yang termasuk ke
dalam jajaran buah komersial. Dari ketiga jenis pisang tersebut yang mempunyai
nilai ekonomi tinggi dan daya serap pasar luas adalah dari jenis pisang buah
(Musa paradisiaca L). Jenis-jenis pisang yang tergolong dalam Musa
paradisiaca L dan mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah sebagai berikut :
a. Pisang Ambon Kuning
Ciri-ciri pisang ini antara lain :
1) Ukuran buah lebih besar daripada jenis pisang ambon
lainnya.
2) Kulit buahnya tidak terlalu tebal dan mempunyai warna
kuning muda.
3) Daging buah yang sudah matang berwarna kuningputih-
kemerahan.
4) Rasa daging buah pulen, manis dan aromanya harum.
5) Dalam satu tandan biasanya terdapat 9 sisir atau sekitar
129 buah.
6) Cocok untuk hidangan buah segar.
b. Pisang Ambon Lumut
Ciri-ciri pisang ambon lumut antara lain :
1) Ukuran buah lebih kecil dari ambon kuning.
2) Kulit buah berwarna hijau walaupun sudah matang,
tetapi pada kondisi sangat matang kulit berwarna hijau kekuningan
dengan bercak cokelat kehitaman dan kulit lebih tebal daripada kulit
pisang ambon kuning.
3) Daging buah mempunyai warna hampir sama dengan
ambon kuning, hanya sedikit lebih putih.
4) Daging buah agak keras, aromanya lebih harum dan
rasanya lebih manis.
5) Dalam satu tandan dapat mencapai 7-12 sisir dengan
berat 15-18 kg.
6) Cocok untuk hidangan buah segar.
c. Pisang Ambon Putih
Ciri-ciri pisang ambon putih adalah sebagai berikut :
1) Ukuran buahnya lebih besar daripadapisang ambon
lumut.
2) Kulit buah yang sudah matang berwarna kuning keputih-
putihan.
3) Daging buahnya berwarna putih kekuningan.
4) Daging buah terasa manis agak sedikit asam dan
beraroma harum.
5) Dalam satu tandan terdiri dari 10-14 sisir dengan berat
15-25 kg setiap tandan.
6) Cocok untuk hidangan buah segar.
d. Pisang Barangan
Pisang barangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Memiliki ukuran buah lebih kecil daripada pisang
ambon.
2) Terdapat dua jenis yakni yang berwarna kemerah-
merahan dan yang berwarna kuning.
3) Rasa dari daging buah dari yang berwarna kemerah-
merahan lebih enak daripada yang berwarna kuning. Selain itu yang
berwarna kemerah-merahan aromanya lebih harum daripada yang
berwarna kuning.
4) Kulit buah dari pisang yang berwarna merah bintik-
bintik dan berwarna kecoklatan lebih banyak daripada yang berwarna
kuning.
5) Dalam satu tandan biasanya terdapat 5-12 sisir, dengan
berat 9-20 kg per tandan.
6) Cocok untuk hidangan buah segar.
e. Pisang Raja
Pisang raja memliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Kulit buahnya tebal dan berwarna kuning berbintik
hitam pada buah yang sudah matang.
2) Ukuran buahnya cukup besar, berdiameter 3,2 cm
dengan panjang 12-18 cm.
3) Buahnya umumnya berbentuk melengkung.
4) Daging buah yang sudah matang berwarna kuning
kemerahan, bila dimakan terasa legit dan manis dengan aroma harum.
5) Dalam satu tandan terdapat 6-7 sisir dan dalam satu sisir
biasanya terdapat 15 buah.
6) Jenis pisang ini mulai berbunga umur 14 bulan sejak
anakan dan buahnya akan masak 5,5 bulan kemudian sejak munculnya
bunga.
7) Cocok untuk hidangan buah segar dan olahan.
f. Pisang Kepok
Pisang kepok memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Mempunyai banyak jenis, namun yang lebih dikenal
adalah pisang kepok putih dan pisang kepok kuning.
2) Daging buah pisang kepok putih berwarna putih dan
daging pisang kepok kuning berwarna kuning.
3) Daging buah bertekstur agak keras.
4) Pisang kepok kuning rasanya manis dan lebih enak
daripada kepok putih.
5) Buahnya tidak beraroma harum.
6) Kulit buah sangat tebal dan yang sudah masak berwarna
hijau kekuningan.
7) Dalam satu tandan dapat mencapai 16 sisir dan pada
setiap sisir terdapat sampai 20 buah. Berat setiap tandan sekitar 14-22 kg.
8) Cocok untuk makanan olahan.
g. Pisang Tanduk
Pisang tanduk memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Buahnya berukuran panjang + 20 cm dan berukuran
besar.
2) Kulit buahnya tebal dan berwarna kuning kemerahan dan
berbintik-bintik hitam.
3) Daging buah yang sudah matang berwarna putih
kemerahan.
4) Dalam satu tandan pada umumnya hanya terdapat 3 sisir
dan setiap sisirnya terdapat 10-15 buah dan berat per tandan 7-10 kg.
5) Cocok untuk makanan olahan.
h. Pisang Badak
Pisang badak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Kulit buahnya agak tebal berwarna kuning berbintik
hitam.
2) Daging buahnya berwarna putih kekuningan.
3) Rasa buahnya agak asam dan aromanya kurang harum.
4) Dalam satu tandan terdapat 7-9 sisir dan berat per tandan
mencapai 14-18 g.
i. Pisang Nangka
Pisang nangka memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Bentuk buah dan ukurannya agak panjang yaitu sekitar
15 cm.
2) Kulit buahnya agak tebal dan berwarna hijau walaupun
sudah matang, namun pada buah yang sangat matang kulit buahnya
berwarna hijau kekuningan.
3) Daging buah berwarna kuning kemerahan, rasanya
manis agak asam dan aromanya harum.
4) Dalam satu tandan biasanya terdapat 7-8 sisir dan berat
per tandan 11-14 kg.
5) Cocok untuk makanan olahan.
j. Pisang Mas
Pisang mas memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Buahnya berukuran kecil-kecil, berdiameter 3-4 cm.
2) Kulit buahnya tipis dan pada buah yang masak kulitnya
berwarna kuning terang (cerah).
3) Daging buahnya lunak, rasanya sangat manis dan
aromanya harum.
4) Dalam satu tandan terdapat 5-9 sisir dan setiap sisirnya
dapat mencapai 18 buah dengan berat per tandan seitar 8-12 kg.
5) Cocok untuk hidangan buah segar.
k. Pisang Susu
Ciri-ciri pisang susu adalah sebagai berikut :
1) Ukuran buahnya kecil, hampir sama dengan ukuran
pisang mas.
2) Kulit buahnya tipis, berwarna kuning dengan bintik-
bintik hitam.
3) Daging buahnya berwarna putih kekuningan.
4) Rasa buahnya manis, lunak dan beraroma harum.
5) Dalam satu tandan biasanya terdapat 8 sisir atau lebih.
6) Cocokuntuk hidangan buah segar.
3. Syarat Tumbuh Tanaman Pisang
Tanaman pisang akan tumbuh sehat jika persyaratan dan kebutuhan
hidupnya terpenuhi dengan baik. Persyaratan kebutuhan hidup tanaman pisang
antara lain keadaan tanah, keadaan iklim dan keadaan lingungan.
a. Keadaan tanah
Tanah yang cocok untuk pertumbuhan pisang adalah tanah dengan solum
(kedalaman tanah) dalam, tidak berbatu-batu (bercadas), cukup mengandung air,
namun tidak menggenang, tanah gembur dan banyak mengandung kadar humus.
Sedangkan jenis tanah yang cocok adalah jenis tanah liat berkapur atau alluvial.
Pada tanah-tanah yang kritis, tanaman pisang masih dapat tumbuh dan hidup
tetapi hasilnya kurang baik. Namun, dengan reklamasi dan pengolahan tanah yang
baik serta dengan pemberian pupuk dan penghijauan tanaman pisang dapat
berproduksi lebih baik.
Pada tanah-tanah liat yang berat, tanaman pisang masih dapat tumbuh dan
memberikan hasil yang tinggi apabila tanah tersebut diolah dengan baik dan
pengairannya baik pula. Tanah liat yang berat sulit merembeskan air dan mudah
memadat sehingga mudah terjadi genangan air, terutama pada musim penghujan.
Oleh karena itu, pengairan pada tanah liat berat harus baik tetapi tetapi air tidak
menggenang. Air yang menggenang dapat menyebabkan akar-akar pisang
membusuk dan mudah terserang penyakit terutama penyakit panama (layu
fusarium). Keasaman (pH) tanah harus sesuai dengan pertumbuhan tanaman
pisang, yakni sekitar 4,5-7,5. Tanaman pisang akan mengalami hambatan
pertumbuhan apabila derajad keasaman tanahnya di bawah nilai 4,5 atau di atas
nilai 7,5. Nilai pH optimumnya adalah 5-7.
Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai
macam keadaan topografi tanah, baik pada tanah datar ataupun pada tanah miring.
Namun yang ideal adalah pada tanah datar pada ketinggian di bawah 1000 meter
di atas permukaan laut. Tanaman pisang akan tumbuh dengan baik pada
ketinggian sampai 800 meter di atas permukaan laut.
Tanaman pisang sebenarnya tergolong jenis tanaman dataran rendah.
Namun tanaman pisang masih dapat hidup dan berproduksi di daerah-daerah
pegunungan yang mempunyai ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan
laut. Tanaman pisang yang ditanam di pegunungan dengan ketinggian di atas
1000 meter di atas permukaan laut, maka produksinya kurang memuaskan dan
umur panennya menjadi lebih lama jika dibandingkan dengan pisang yang
ditanam pada ketinggian di bawah 1000 meter di atas permukaan laut.
b. Keadaan iklim
Rataan curah hujan yang cocok untuk tanaman pisang adalah berkisar
antara 1.520-3.800 mm per tahun. Namun demikian, tanaman pisang masih
toleran di daerah yang curah hujannya lebih rendah lagi. Pisang yang ditanam di
daerah tadah hujan memerlukan curah hujan rata-rata 2.000-2.500 mm per tahun.
Tinggi rendahnya curah hujan ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tanaman untuk berproduksi, karena curah hujan mempunyai
pengaruh terhadap ketersediaan air tanah yang sangat diperlukan oleh tanaman.
Pada daerah yang beriklim basah sering terjadi stagnasi (genangan) air. Genangan
air ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, sebab tanaman mudah terserang
peyakit. Oleh karena itu, penanaman pisang di daerah yang beriklim basah harus
memiliki kedalaman muka air tanah 50-200 cm di bawah tanah. Sedangkan pisang
yang ditanam di daerah yang beriklim kering masih dapat tumbuh subur apabila
kedalaman air tanahnya kurang dari 150 cm di bawah tanah. Tinggi rendahnya
kedalaman air tanah ini mempunyai pengaruh terhadap tanaman dalam hal
mendapatkan air, terutama dalam musim kemarau.
Faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pisang
adalah suhu udara. Rataan suhu yang cocok untuk pertumbuhan pisang adalah
berkisar antara 160-380C dengan suhu udara optimal rata-rata 270C. Di bawah
suhu 160-380C tanaman pisang akan tumbuh kerdil dan tangkai bunga akan
muncul terlambat. Tanaman pisang yang ditanam pada suhu di bawah 80C dalam
waktu yang panjang akan menimbulkan kerusakan tanaman secara total.
Sedangkan kelembaban nisbi udara yang cocok untuk tanaman pisang adalah
60%. Untuk proses fotosintesis, tanaman pisang membutuhkan sinar matahari
penuh secara langsung sepanjang hari. Di daerah yang memiliki curah hujan
tinggi, lebih dari 3.000 mm per tahun, hanya menerima penyinaran matahari
kurang dari 69%. Sedangkan di daerah yang mempunyai curah hujan kurang dari
2.000 mm per tahun menerima penyinaran matahari rata-rata sekitar 60%-75% .
Tinggi rendahnya intensitas sinar matahari yang diterima oleh tanaman pisang
berpengaruh terhadap mutu buah pisang yang dihasilkan, khususnya dalam hal
jumlah kandungan gula dan vitamin C.
Keadaan angin juga berpengaruh terhadap tanaman pisang. Angin yang
kencang dengan kecepatan lebih dari 4 m/detik dapat menyebabkan robohnya
tanaman pisang. Disamping itu, angin yang kencang dapat menyebabkan
penguapan air tanah, sehingga tanah menjadi cepat kering dan keras. Akibatnya
adalah imbangan antara udara dan air di dalam tanah tidak seimbang dan tidak
mencukupi. Keadaan tanah yang kering dan padat menyebabkan aktivitas jasad
renik di dalam tanah tidak dapat membantu proses pelepasan unsur hara di dalam
tanah. Akibatnya adalah pertumbuhan akar terhambat karena tanaman tidak dapat
menyerap unsur hara sehingga tanaman tumbuh tidak normal. Disamping itu juga
terjadi defisiensi unsur makanan atau hara. Untuk mengatasi kerugian yang
disebabkan oleh angin, maka pada daerah-daerah yang terkena angin kencang
perlu diusahakan tanaman lindung untuk menghindari angin (wind break).
(Cahyono, 2007)
4. Perbanyakan tanaman pisang
Tanaman pisang pada umumnya diperbanyak secara vegetatif, yaitu
dengan menggunakan anakan yang tumbuh dari bonggol induknya. Selain itu,
bibit tanaman pisang juga dapat diperoleh dari bonggol tanaman pisang yang
dibelah-belah menjadi beberapa bagian sesuai dengan jumlah mata tunas yang
terdapat dalam bonggol tersebut. Bibit yang diperoleh dari bonggol pisang yang
dibelah-belah dikenal dengan nama bibit bit, sedangkan bibit yang berupa anakan
disebut sucker.
Pembibitan dengan menggunakan bonggol dapat diperoleh bibit yang
seragam dan dalam waktu tidak lama dapat diperoleh bibit dalam jumlah banyak.
Selain itu, bibit yang berasal dari bonggol memiliki daya produksi lebih tinggi
dan masa berbuahnya lebih pendek dibandingkan dengan bibit yang berasal dari
anakan.
Bibit dengan menggunakan bonggol dapat dipanen pada umur 529 hari,
sedangkan bibit yang menggunakan anakan umur panennya berkisar antara 523-
552 hari tergantung dari anakan yang digunakan. Penggunaan bibit dari anakan
pisang yang sudah dewasa umur panennya akan lebih pendek dibandingkan
dengan bibit dari anakan muda ataupun anakan sedang. Keuntungan lain adalah
bibit dari bonggol lebih produktif daripada bibit dari anakan. Disamping
pembibitan dari anakan dan bonggol, pembibitan pisang juga dapat dilakukan
dengan teknik kultur jaringan. (Cahyono, 2007)
B. Pemeliharaan Tanaman Pisang
1. Pemupukan
Pemupukan yang berarti menyuburkan tanaman berikut produktivitasnya
mengikutsertakan beberapa unsur. Unsur-unsur ini ialah sebagai berikut :
a. tanaman sendiri yang terdiri dari berbagai jenis atau varietas
b. tanah tempat tanamannya tumbuh dengan keanekaragaman struktur
dan teksturnya, kadar zat mineralnya, kadar bahan organisnya (humus),
kedalamannya (profil), kedalam tanah bagian atasnya (top soil) dan
keasamannya (pH tanah)
c. iklim yang dibentuk oleh curah hujan, suhu udara, intensitas
penyinaran sinar matahari dan angin
d. jenis pupuk yang dimanfaatkan
e. orangnya sendiri yang menentukan intensitas penggarapan tanah,
caranya menanam, membasmi hama penyakit, membasmi gulma dan akhirnya
melakukan pemeliharaan pasca panen
(Rismunandar, 1990)
Setiap tanaman termasuk tanaman pisang sangat membutuhkan pupuk untuk
proses fisiologis dan morfologis. Selain untuk proses fisiologis dan morfologis
tanaman, pemberian pupuk juga berfungsi untuk :
a. konservasi atau pengawetan tanah
b. meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah
c. mencegah terjadinya erosi
d. menambah kandungan zat-zat mineral
e. meningkatkan populasi jasad renik di dalam tanah
f. meningkatkan dan mempertahankan sifat fisik tanah agar gembur dan
lembab hingga sifat keasaman tanah tetap optimal
g. mengembalikan keseimbangan unsur hara dalam tanah terutama unsur
N, P, K
h. untuk mengganti dan menambah unsur-unsur hara yang telah hilang
Cara pemberian pupuk sangat tergantung pada kondisi lahan setempat.
Disamping itu, pemberian pupuk juga harus memperhatikan cara penggunaannya,
waktu penggunan dan dosis (jumlah) penggunaannya. Pemberian pupuk yang
tidak tepat justru dapat menyebabkan penurunan produksi. Pemberian pupuk,
khususnya pupuk anorganik seperti Urea, TSP dan KCl yang dilakukan secara
tidak tepat akan berdampak negatif terhadap tanah dan mikroorganisme di dalam
tanah.
Pupuk yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi terdiri dari
tiga unsur utama yaitu Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Ketiga unsur ini sangat
sedikit tersedia dalam tanah. Oleh karena itu, pemberian pupuk khususnya N, P, K
sangat dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan tanaman. (Cahyono, 2007)
Nitrogen merupakan sendi dari pembentukan protein. Sekitar 78% dari
volume udara terdiri atas nitrogen. Ia sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
memberikan warna hijau yang sehat kepada daun, memperbaiki kualitas pada
tanaman yang menghasilkan daun dan penting dalam peningkatan pembentukan
protein dalam daun, biji-bijian dan sebagainya. Kekurangan nitrogen dapat
mengakibatkan :
a. pertumbuhan tanaman kerdil, tidak normal
b. warna daun kekuning-kuningan
c. kekurangan yang parah dapat membuat daun mati (berwarna sawo
matang)
d. buah tidak sempurna pertumbuhannya, cepat masak dan kadar protein
dalam tanaman sangat rendah
Fosfor penting untuk pertumbuhan pada umumnya, pembentukan protein,
pembentukan akar, mempercepat tuanya buah atau biji, meningkatkan hasil biji-
bijian dan umbi-umbian dan memperkuat tubuh tanaman pada umumnya.
Kekurangan zat ini akan berakibat :
a. tanaman menjadi kerdil
b. pertumbuhan akar sangat berkurang
c. pertumbuhan cabang atau ranting meruncing sebagai akibat
pertumbuhan tangkai daun yang menguncup ke arah batang atau ranting
d. masaknya buah lambat
e. warna daun lebih hijau daripada biasa
f. daun yang sudah tua tampak menguning sebelum waktunya
g. hasil buah atau biji sama sekali tidak ada
Unsur utama yang ketiga adalah kalium. Bila tanaman kekurangan zat ini
maka :
a. tanaman tumbuhnya lambat
b. daun tampak agak keriting dan mengkilau
c. lama-lama daun tampak menguning pada pucuk dan pinggirannya,
akhirnya bagian daun antara jari-jari daun menguning pula, sedangkan jari-
jarinya tetap hijau
d. tangkai daun lemah tumbuhnya
e. kulit biji keriput
(Rismunandar, 1990)
2. Pengairan
Air merupakan kebutuhan utama dalam dunia pertanian. Fungsi pengairan
dalam dunia pertanian adalah sebagai berikut :
a. untuk mencegah tanaman menderita kekeringan.
b. untuk mengatur suhu dan kelembaban tanah sehingga sesuai dengan
yang dikehendaki tanaman.
c. untuk melarutkan dan meratakan penyebaran pupuk atau zat-zat
makanan yang diberikan dalam tanah sehingga mudah diserap oleh tanaman.
d. untuk menetralisasi tanah dari bahan-bahan yang berbahaya seperti
garam-garam dan asam-asam yang terlalu tinggi yang dapat meracuni tanah
dan tanaman.
e. dengan penggenangan dapat memberantas hama dan penyakit.
f. bersama-sama dengan unsur-unsur lain meningkatkan pertumbuhan
tanaman dan pembentukan hasil (buah).
Air dalam usaha pertanian, termasuk pisang memang mutlak diperlukan.
Akan tetapi tidak sembarangan air dapat digunakan untukpengairan pertanian.
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam penggunaan air adalah sebagai
berikut :
a. air harus banyak mengandung mineral dan unsur-unsur hara lainnya
yang sangat diperlukan oleh tanaman
b. air tidak mengandung bahan-bahan beracun yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman dan berpengaruh negatif terhadap tanah
c. sumber air tidak berasal dari saluran pembuangan limbah industri
Tanaman pisang yang kekurangan air pertumbuhannya akan terhambat.
Kekurangan air pada masa pertumbuhan vegetatif dapat mempengaruhi kecepatan
perkembangan dan jumlah jumlah bunga menjadi sedikit sehingga produki buah
dalam satu tandan menjadi rendah. Kekurangan air pada fase pembungaan dapat
menurunkan jumlah buah. Sedangkan kekurangan air yang terjadi selama periode
pembentukan buah, dapat mempengaruhi ukuran dan kualitas buah yakni
tandannya pendek dan buahnya kecil-kecil.
Kebutuhan air pada tanaman pisang tergantung pada umur tanaman. Pada
periode perkecambahan, awal periode pertumbuhan vegetatif, pada saat
pembungaan dan pada periode pembentukan buah, tanaman memerlukan suplai
air yang cukup. Pemberian air yang teratur dan memadai selama musim
pertumbuhan akan menghasilkan tanaman yang subur, batangnya tinggi, daunnya
lebar, tangkai bunga cepat muncul dan buahnya banyak. Interval pemberian air
juga mempunyai pengaruh besar terhadap buah yang dihasilkan. Hasil yang besar
dapat diperoleh dengan interval (selang waktu) pemberian air (irigasi) yang
pendek. (Cahyono, 2007)
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pada umumnya hama dan penyakit yang menyerang tanaman pisang adalah
dari golongan insekta, nematode, mamalia, bakteri dan cendawan. Untuk
mencegah dan mengatasi terjadinya serangan hama dan penyakit tersebut, kebun
pisang perlu dikontrol secara berkala, cermat dan teliti agar sejak dini sudah
diketahui bila ada hama atau penyakit yang menyerang tanaman pisang.
Pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman pisang dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu cara preventif dan cara kuratif. Pemberantasan cara
preventif adalah usaha mencegah tumbuhnya hama dan penyakit sebelum
tanaman terinfeksi. Tindakan preventif ini dapat dilakukan dengan cara
pengolahan tanah secara intensif, mengatur jarak tanam yang tepat, menanam
tepat pada waktunya, Sistem pengairan teknis yang baik, menanam jenis yang
resisten dan penyiangan. Sedangkan pemberantasan cara kuratif adalah
memberantas atau mengobati tanaman yang telah terinfeksi hama dan penyakit.
Metode pemberantasan hama dan penyakit yang paling efektif saat ini
adalah dengan menggunakan pestisida misalnya insektisida, fungisida,
bakterisida, nematisida dan lain-lain. Sedangkan metode lain yang dapat
digunakan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman pisang adalah dengan
cara biologis yakni dengan menggunakan hewan lain yang merupakan musuh
alaminya. Disamping itu, dapat pula dilakukan secara mekanis yakni langsung
membunuh hewan yang menjadi hama atau dengan pemangkasan bagian tanaman
yang telah terinfeksi oleh cendawan dan bakteri. Dapat pula dilakukan dengan
sanitasi yaitu membersihkan sisa-sisa tanaman setelah panen, sehingga tidak
menjadi tanaman inang atau tempat persembunyian hama dan penyakit.
(Cahyono, 2007)