budidaya tanaman pisang

20
A. Biologi Tanaman Pisang 1. Klasifikasi Tanaman Pisang Taksonomi tanaman pisang adalah sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Scitamineae Famili : Musaceae Genus : Musa Spesies : Musa paradisiaca L (Tjitrosoepomo, 2000) 2. Jenis-Jenis Pisang Banyak jenis tanaman pisang di Indonesia yang telah dibudidayakan oleh masyarakat. Ada beberapa varietas pisang hias yang hanya ditanam untuk tujuan kesenangan, yakni sebagai penghias taman di halaman. Jenis pisang yang lain adalah pisang serat atau yang lebih dikenal dengan pisang manila. Jenis pisang ini hanya dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan tekstil dan buahnya tidak dapat dimakan. Sedangkan jenis yang lain adalah jenis pisang yang termasuk ke dalam jajaran buah komersial. Dari ketiga jenis pisang tersebut yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan daya serap pasar luas adalah dari jenis pisang buah (Musa paradisiaca L). Jenis-jenis pisang yang tergolong dalam

Upload: l4dyl4di

Post on 13-Jul-2016

25 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

agriculture

TRANSCRIPT

Page 1: Budidaya Tanaman Pisang

A. Biologi Tanaman Pisang

1. Klasifikasi Tanaman Pisang

Taksonomi tanaman pisang adalah sebagai berikut.

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Scitamineae

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa paradisiaca L

(Tjitrosoepomo, 2000)

2. Jenis-Jenis Pisang

Banyak jenis tanaman pisang di Indonesia yang telah dibudidayakan oleh

masyarakat. Ada beberapa varietas pisang hias yang hanya ditanam untuk tujuan

kesenangan, yakni sebagai penghias taman di halaman. Jenis pisang yang lain

adalah pisang serat atau yang lebih dikenal dengan pisang manila. Jenis pisang

ini hanya dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan tekstil dan buahnya tidak

dapat dimakan. Sedangkan jenis yang lain adalah jenis pisang yang termasuk ke

dalam jajaran buah komersial. Dari ketiga jenis pisang tersebut yang mempunyai

nilai ekonomi tinggi dan daya serap pasar luas adalah dari jenis pisang buah

(Musa paradisiaca L). Jenis-jenis pisang yang tergolong dalam Musa

paradisiaca L dan mempunyai nilai ekonomi tinggi adalah sebagai berikut :

a. Pisang Ambon Kuning

Ciri-ciri pisang ini antara lain :

1) Ukuran buah lebih besar daripada jenis pisang ambon

lainnya.

2) Kulit buahnya tidak terlalu tebal dan mempunyai warna

kuning muda.

3) Daging buah yang sudah matang berwarna kuningputih-

kemerahan.

4) Rasa daging buah pulen, manis dan aromanya harum.

Page 2: Budidaya Tanaman Pisang

5) Dalam satu tandan biasanya terdapat 9 sisir atau sekitar

129 buah.

6) Cocok untuk hidangan buah segar.

b. Pisang Ambon Lumut

Ciri-ciri pisang ambon lumut antara lain :

1) Ukuran buah lebih kecil dari ambon kuning.

2) Kulit buah berwarna hijau walaupun sudah matang,

tetapi pada kondisi sangat matang kulit berwarna hijau kekuningan

dengan bercak cokelat kehitaman dan kulit lebih tebal daripada kulit

pisang ambon kuning.

3) Daging buah mempunyai warna hampir sama dengan

ambon kuning, hanya sedikit lebih putih.

4) Daging buah agak keras, aromanya lebih harum dan

rasanya lebih manis.

5) Dalam satu tandan dapat mencapai 7-12 sisir dengan

berat 15-18 kg.

6) Cocok untuk hidangan buah segar.

c. Pisang Ambon Putih

Ciri-ciri pisang ambon putih adalah sebagai berikut :

1) Ukuran buahnya lebih besar daripadapisang ambon

lumut.

2) Kulit buah yang sudah matang berwarna kuning keputih-

putihan.

3) Daging buahnya berwarna putih kekuningan.

4) Daging buah terasa manis agak sedikit asam dan

beraroma harum.

5) Dalam satu tandan terdiri dari 10-14 sisir dengan berat

15-25 kg setiap tandan.

6) Cocok untuk hidangan buah segar.

d. Pisang Barangan

Pisang barangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Page 3: Budidaya Tanaman Pisang

1) Memiliki ukuran buah lebih kecil daripada pisang

ambon.

2) Terdapat dua jenis yakni yang berwarna kemerah-

merahan dan yang berwarna kuning.

3) Rasa dari daging buah dari yang berwarna kemerah-

merahan lebih enak daripada yang berwarna kuning. Selain itu yang

berwarna kemerah-merahan aromanya lebih harum daripada yang

berwarna kuning.

4) Kulit buah dari pisang yang berwarna merah bintik-

bintik dan berwarna kecoklatan lebih banyak daripada yang berwarna

kuning.

5) Dalam satu tandan biasanya terdapat 5-12 sisir, dengan

berat 9-20 kg per tandan.

6) Cocok untuk hidangan buah segar.

e. Pisang Raja

Pisang raja memliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Kulit buahnya tebal dan berwarna kuning berbintik

hitam pada buah yang sudah matang.

2) Ukuran buahnya cukup besar, berdiameter 3,2 cm

dengan panjang 12-18 cm.

3) Buahnya umumnya berbentuk melengkung.

4) Daging buah yang sudah matang berwarna kuning

kemerahan, bila dimakan terasa legit dan manis dengan aroma harum.

5) Dalam satu tandan terdapat 6-7 sisir dan dalam satu sisir

biasanya terdapat 15 buah.

6) Jenis pisang ini mulai berbunga umur 14 bulan sejak

anakan dan buahnya akan masak 5,5 bulan kemudian sejak munculnya

bunga.

7) Cocok untuk hidangan buah segar dan olahan.

f. Pisang Kepok

Pisang kepok memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Page 4: Budidaya Tanaman Pisang

1) Mempunyai banyak jenis, namun yang lebih dikenal

adalah pisang kepok putih dan pisang kepok kuning.

2) Daging buah pisang kepok putih berwarna putih dan

daging pisang kepok kuning berwarna kuning.

3) Daging buah bertekstur agak keras.

4) Pisang kepok kuning rasanya manis dan lebih enak

daripada kepok putih.

5) Buahnya tidak beraroma harum.

6) Kulit buah sangat tebal dan yang sudah masak berwarna

hijau kekuningan.

7) Dalam satu tandan dapat mencapai 16 sisir dan pada

setiap sisir terdapat sampai 20 buah. Berat setiap tandan sekitar 14-22 kg.

8) Cocok untuk makanan olahan.

g. Pisang Tanduk

Pisang tanduk memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Buahnya berukuran panjang + 20 cm dan berukuran

besar.

2) Kulit buahnya tebal dan berwarna kuning kemerahan dan

berbintik-bintik hitam.

3) Daging buah yang sudah matang berwarna putih

kemerahan.

4) Dalam satu tandan pada umumnya hanya terdapat 3 sisir

dan setiap sisirnya terdapat 10-15 buah dan berat per tandan 7-10 kg.

5) Cocok untuk makanan olahan.

h. Pisang Badak

Pisang badak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Kulit buahnya agak tebal berwarna kuning berbintik

hitam.

2) Daging buahnya berwarna putih kekuningan.

3) Rasa buahnya agak asam dan aromanya kurang harum.

Page 5: Budidaya Tanaman Pisang

4) Dalam satu tandan terdapat 7-9 sisir dan berat per tandan

mencapai 14-18 g.

i. Pisang Nangka

Pisang nangka memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Bentuk buah dan ukurannya agak panjang yaitu sekitar

15 cm.

2) Kulit buahnya agak tebal dan berwarna hijau walaupun

sudah matang, namun pada buah yang sangat matang kulit buahnya

berwarna hijau kekuningan.

3) Daging buah berwarna kuning kemerahan, rasanya

manis agak asam dan aromanya harum.

4) Dalam satu tandan biasanya terdapat 7-8 sisir dan berat

per tandan 11-14 kg.

5) Cocok untuk makanan olahan.

j. Pisang Mas

Pisang mas memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Buahnya berukuran kecil-kecil, berdiameter 3-4 cm.

2) Kulit buahnya tipis dan pada buah yang masak kulitnya

berwarna kuning terang (cerah).

3) Daging buahnya lunak, rasanya sangat manis dan

aromanya harum.

4) Dalam satu tandan terdapat 5-9 sisir dan setiap sisirnya

dapat mencapai 18 buah dengan berat per tandan seitar 8-12 kg.

5) Cocok untuk hidangan buah segar.

k. Pisang Susu

Ciri-ciri pisang susu adalah sebagai berikut :

1) Ukuran buahnya kecil, hampir sama dengan ukuran

pisang mas.

2) Kulit buahnya tipis, berwarna kuning dengan bintik-

bintik hitam.

3) Daging buahnya berwarna putih kekuningan.

Page 6: Budidaya Tanaman Pisang

4) Rasa buahnya manis, lunak dan beraroma harum.

5) Dalam satu tandan biasanya terdapat 8 sisir atau lebih.

6) Cocokuntuk hidangan buah segar.

3. Syarat Tumbuh Tanaman Pisang

Tanaman pisang akan tumbuh sehat jika persyaratan dan kebutuhan

hidupnya terpenuhi dengan baik. Persyaratan kebutuhan hidup tanaman pisang

antara lain keadaan tanah, keadaan iklim dan keadaan lingungan.

a. Keadaan tanah

Tanah yang cocok untuk pertumbuhan pisang adalah tanah dengan solum

(kedalaman tanah) dalam, tidak berbatu-batu (bercadas), cukup mengandung air,

namun tidak menggenang, tanah gembur dan banyak mengandung kadar humus.

Sedangkan jenis tanah yang cocok adalah jenis tanah liat berkapur atau alluvial.

Pada tanah-tanah yang kritis, tanaman pisang masih dapat tumbuh dan hidup

tetapi hasilnya kurang baik. Namun, dengan reklamasi dan pengolahan tanah yang

baik serta dengan pemberian pupuk dan penghijauan tanaman pisang dapat

berproduksi lebih baik.

Pada tanah-tanah liat yang berat, tanaman pisang masih dapat tumbuh dan

memberikan hasil yang tinggi apabila tanah tersebut diolah dengan baik dan

pengairannya baik pula. Tanah liat yang berat sulit merembeskan air dan mudah

memadat sehingga mudah terjadi genangan air, terutama pada musim penghujan.

Oleh karena itu, pengairan pada tanah liat berat harus baik tetapi tetapi air tidak

menggenang. Air yang menggenang dapat menyebabkan akar-akar pisang

membusuk dan mudah terserang penyakit terutama penyakit panama (layu

fusarium). Keasaman (pH) tanah harus sesuai dengan pertumbuhan tanaman

pisang, yakni sekitar 4,5-7,5. Tanaman pisang akan mengalami hambatan

pertumbuhan apabila derajad keasaman tanahnya di bawah nilai 4,5 atau di atas

nilai 7,5. Nilai pH optimumnya adalah 5-7.

Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai

macam keadaan topografi tanah, baik pada tanah datar ataupun pada tanah miring.

Namun yang ideal adalah pada tanah datar pada ketinggian di bawah 1000 meter

Page 7: Budidaya Tanaman Pisang

di atas permukaan laut. Tanaman pisang akan tumbuh dengan baik pada

ketinggian sampai 800 meter di atas permukaan laut.

Tanaman pisang sebenarnya tergolong jenis tanaman dataran rendah.

Namun tanaman pisang masih dapat hidup dan berproduksi di daerah-daerah

pegunungan yang mempunyai ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan

laut. Tanaman pisang yang ditanam di pegunungan dengan ketinggian di atas

1000 meter di atas permukaan laut, maka produksinya kurang memuaskan dan

umur panennya menjadi lebih lama jika dibandingkan dengan pisang yang

ditanam pada ketinggian di bawah 1000 meter di atas permukaan laut.

b. Keadaan iklim

Rataan curah hujan yang cocok untuk tanaman pisang adalah berkisar

antara 1.520-3.800 mm per tahun. Namun demikian, tanaman pisang masih

toleran di daerah yang curah hujannya lebih rendah lagi. Pisang yang ditanam di

daerah tadah hujan memerlukan curah hujan rata-rata 2.000-2.500 mm per tahun.

Tinggi rendahnya curah hujan ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan

perkembangan tanaman untuk berproduksi, karena curah hujan mempunyai

pengaruh terhadap ketersediaan air tanah yang sangat diperlukan oleh tanaman.

Pada daerah yang beriklim basah sering terjadi stagnasi (genangan) air. Genangan

air ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, sebab tanaman mudah terserang

peyakit. Oleh karena itu, penanaman pisang di daerah yang beriklim basah harus

memiliki kedalaman muka air tanah 50-200 cm di bawah tanah. Sedangkan pisang

yang ditanam di daerah yang beriklim kering masih dapat tumbuh subur apabila

kedalaman air tanahnya kurang dari 150 cm di bawah tanah. Tinggi rendahnya

kedalaman air tanah ini mempunyai pengaruh terhadap tanaman dalam hal

mendapatkan air, terutama dalam musim kemarau.

Faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pisang

adalah suhu udara. Rataan suhu yang cocok untuk pertumbuhan pisang adalah

berkisar antara 160-380C dengan suhu udara optimal rata-rata 270C. Di bawah

suhu 160-380C tanaman pisang akan tumbuh kerdil dan tangkai bunga akan

muncul terlambat. Tanaman pisang yang ditanam pada suhu di bawah 80C dalam

waktu yang panjang akan menimbulkan kerusakan tanaman secara total.

Page 8: Budidaya Tanaman Pisang

Sedangkan kelembaban nisbi udara yang cocok untuk tanaman pisang adalah

60%. Untuk proses fotosintesis, tanaman pisang membutuhkan sinar matahari

penuh secara langsung sepanjang hari. Di daerah yang memiliki curah hujan

tinggi, lebih dari 3.000 mm per tahun, hanya menerima penyinaran matahari

kurang dari 69%. Sedangkan di daerah yang mempunyai curah hujan kurang dari

2.000 mm per tahun menerima penyinaran matahari rata-rata sekitar 60%-75% .

Tinggi rendahnya intensitas sinar matahari yang diterima oleh tanaman pisang

berpengaruh terhadap mutu buah pisang yang dihasilkan, khususnya dalam hal

jumlah kandungan gula dan vitamin C.

Keadaan angin juga berpengaruh terhadap tanaman pisang. Angin yang

kencang dengan kecepatan lebih dari 4 m/detik dapat menyebabkan robohnya

tanaman pisang. Disamping itu, angin yang kencang dapat menyebabkan

penguapan air tanah, sehingga tanah menjadi cepat kering dan keras. Akibatnya

adalah imbangan antara udara dan air di dalam tanah tidak seimbang dan tidak

mencukupi. Keadaan tanah yang kering dan padat menyebabkan aktivitas jasad

renik di dalam tanah tidak dapat membantu proses pelepasan unsur hara di dalam

tanah. Akibatnya adalah pertumbuhan akar terhambat karena tanaman tidak dapat

menyerap unsur hara sehingga tanaman tumbuh tidak normal. Disamping itu juga

terjadi defisiensi unsur makanan atau hara. Untuk mengatasi kerugian yang

disebabkan oleh angin, maka pada daerah-daerah yang terkena angin kencang

perlu diusahakan tanaman lindung untuk menghindari angin (wind break).

(Cahyono, 2007)

4. Perbanyakan tanaman pisang

Tanaman pisang pada umumnya diperbanyak secara vegetatif, yaitu

dengan menggunakan anakan yang tumbuh dari bonggol induknya. Selain itu,

bibit tanaman pisang juga dapat diperoleh dari bonggol tanaman pisang yang

dibelah-belah menjadi beberapa bagian sesuai dengan jumlah mata tunas yang

terdapat dalam bonggol tersebut. Bibit yang diperoleh dari bonggol pisang yang

dibelah-belah dikenal dengan nama bibit bit, sedangkan bibit yang berupa anakan

disebut sucker.

Page 9: Budidaya Tanaman Pisang

Pembibitan dengan menggunakan bonggol dapat diperoleh bibit yang

seragam dan dalam waktu tidak lama dapat diperoleh bibit dalam jumlah banyak.

Selain itu, bibit yang berasal dari bonggol memiliki daya produksi lebih tinggi

dan masa berbuahnya lebih pendek dibandingkan dengan bibit yang berasal dari

anakan.

Bibit dengan menggunakan bonggol dapat dipanen pada umur 529 hari,

sedangkan bibit yang menggunakan anakan umur panennya berkisar antara 523-

552 hari tergantung dari anakan yang digunakan. Penggunaan bibit dari anakan

pisang yang sudah dewasa umur panennya akan lebih pendek dibandingkan

dengan bibit dari anakan muda ataupun anakan sedang. Keuntungan lain adalah

bibit dari bonggol lebih produktif daripada bibit dari anakan. Disamping

pembibitan dari anakan dan bonggol, pembibitan pisang juga dapat dilakukan

dengan teknik kultur jaringan. (Cahyono, 2007)

B. Pemeliharaan Tanaman Pisang

1. Pemupukan

Pemupukan yang berarti menyuburkan tanaman berikut produktivitasnya

mengikutsertakan beberapa unsur. Unsur-unsur ini ialah sebagai berikut :

a. tanaman sendiri yang terdiri dari berbagai jenis atau varietas

b. tanah tempat tanamannya tumbuh dengan keanekaragaman struktur

dan teksturnya, kadar zat mineralnya, kadar bahan organisnya (humus),

kedalamannya (profil), kedalam tanah bagian atasnya (top soil) dan

keasamannya (pH tanah)

c. iklim yang dibentuk oleh curah hujan, suhu udara, intensitas

penyinaran sinar matahari dan angin

d. jenis pupuk yang dimanfaatkan

e. orangnya sendiri yang menentukan intensitas penggarapan tanah,

caranya menanam, membasmi hama penyakit, membasmi gulma dan akhirnya

melakukan pemeliharaan pasca panen

Page 10: Budidaya Tanaman Pisang

(Rismunandar, 1990)

Setiap tanaman termasuk tanaman pisang sangat membutuhkan pupuk untuk

proses fisiologis dan morfologis. Selain untuk proses fisiologis dan morfologis

tanaman, pemberian pupuk juga berfungsi untuk :

a. konservasi atau pengawetan tanah

b. meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah

c. mencegah terjadinya erosi

d. menambah kandungan zat-zat mineral

e. meningkatkan populasi jasad renik di dalam tanah

f. meningkatkan dan mempertahankan sifat fisik tanah agar gembur dan

lembab hingga sifat keasaman tanah tetap optimal

g. mengembalikan keseimbangan unsur hara dalam tanah terutama unsur

N, P, K

h. untuk mengganti dan menambah unsur-unsur hara yang telah hilang

Cara pemberian pupuk sangat tergantung pada kondisi lahan setempat.

Disamping itu, pemberian pupuk juga harus memperhatikan cara penggunaannya,

waktu penggunan dan dosis (jumlah) penggunaannya. Pemberian pupuk yang

tidak tepat justru dapat menyebabkan penurunan produksi. Pemberian pupuk,

khususnya pupuk anorganik seperti Urea, TSP dan KCl yang dilakukan secara

tidak tepat akan berdampak negatif terhadap tanah dan mikroorganisme di dalam

tanah.

Pupuk yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi terdiri dari

tiga unsur utama yaitu Nitrogen, Fosfor dan Kalium. Ketiga unsur ini sangat

sedikit tersedia dalam tanah. Oleh karena itu, pemberian pupuk khususnya N, P, K

sangat dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan tanaman. (Cahyono, 2007)

Nitrogen merupakan sendi dari pembentukan protein. Sekitar 78% dari

volume udara terdiri atas nitrogen. Ia sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

memberikan warna hijau yang sehat kepada daun, memperbaiki kualitas pada

tanaman yang menghasilkan daun dan penting dalam peningkatan pembentukan

Page 11: Budidaya Tanaman Pisang

protein dalam daun, biji-bijian dan sebagainya. Kekurangan nitrogen dapat

mengakibatkan :

a. pertumbuhan tanaman kerdil, tidak normal

b. warna daun kekuning-kuningan

c. kekurangan yang parah dapat membuat daun mati (berwarna sawo

matang)

d. buah tidak sempurna pertumbuhannya, cepat masak dan kadar protein

dalam tanaman sangat rendah

Fosfor penting untuk pertumbuhan pada umumnya, pembentukan protein,

pembentukan akar, mempercepat tuanya buah atau biji, meningkatkan hasil biji-

bijian dan umbi-umbian dan memperkuat tubuh tanaman pada umumnya.

Kekurangan zat ini akan berakibat :

a. tanaman menjadi kerdil

b. pertumbuhan akar sangat berkurang

c. pertumbuhan cabang atau ranting meruncing sebagai akibat

pertumbuhan tangkai daun yang menguncup ke arah batang atau ranting

d. masaknya buah lambat

e. warna daun lebih hijau daripada biasa

f. daun yang sudah tua tampak menguning sebelum waktunya

g. hasil buah atau biji sama sekali tidak ada

Unsur utama yang ketiga adalah kalium. Bila tanaman kekurangan zat ini

maka :

a. tanaman tumbuhnya lambat

b. daun tampak agak keriting dan mengkilau

c. lama-lama daun tampak menguning pada pucuk dan pinggirannya,

akhirnya bagian daun antara jari-jari daun menguning pula, sedangkan jari-

jarinya tetap hijau

d. tangkai daun lemah tumbuhnya

e. kulit biji keriput

(Rismunandar, 1990)

2. Pengairan

Page 12: Budidaya Tanaman Pisang

Air merupakan kebutuhan utama dalam dunia pertanian. Fungsi pengairan

dalam dunia pertanian adalah sebagai berikut :

a. untuk mencegah tanaman menderita kekeringan.

b. untuk mengatur suhu dan kelembaban tanah sehingga sesuai dengan

yang dikehendaki tanaman.

c. untuk melarutkan dan meratakan penyebaran pupuk atau zat-zat

makanan yang diberikan dalam tanah sehingga mudah diserap oleh tanaman.

d. untuk menetralisasi tanah dari bahan-bahan yang berbahaya seperti

garam-garam dan asam-asam yang terlalu tinggi yang dapat meracuni tanah

dan tanaman.

e. dengan penggenangan dapat memberantas hama dan penyakit.

f. bersama-sama dengan unsur-unsur lain meningkatkan pertumbuhan

tanaman dan pembentukan hasil (buah).

Air dalam usaha pertanian, termasuk pisang memang mutlak diperlukan.

Akan tetapi tidak sembarangan air dapat digunakan untukpengairan pertanian.

Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam penggunaan air adalah sebagai

berikut :

a. air harus banyak mengandung mineral dan unsur-unsur hara lainnya

yang sangat diperlukan oleh tanaman

b. air tidak mengandung bahan-bahan beracun yang dapat mengganggu

pertumbuhan tanaman dan berpengaruh negatif terhadap tanah

c. sumber air tidak berasal dari saluran pembuangan limbah industri

Tanaman pisang yang kekurangan air pertumbuhannya akan terhambat.

Kekurangan air pada masa pertumbuhan vegetatif dapat mempengaruhi kecepatan

perkembangan dan jumlah jumlah bunga menjadi sedikit sehingga produki buah

dalam satu tandan menjadi rendah. Kekurangan air pada fase pembungaan dapat

menurunkan jumlah buah. Sedangkan kekurangan air yang terjadi selama periode

pembentukan buah, dapat mempengaruhi ukuran dan kualitas buah yakni

tandannya pendek dan buahnya kecil-kecil.

Kebutuhan air pada tanaman pisang tergantung pada umur tanaman. Pada

periode perkecambahan, awal periode pertumbuhan vegetatif, pada saat

Page 13: Budidaya Tanaman Pisang

pembungaan dan pada periode pembentukan buah, tanaman memerlukan suplai

air yang cukup. Pemberian air yang teratur dan memadai selama musim

pertumbuhan akan menghasilkan tanaman yang subur, batangnya tinggi, daunnya

lebar, tangkai bunga cepat muncul dan buahnya banyak. Interval pemberian air

juga mempunyai pengaruh besar terhadap buah yang dihasilkan. Hasil yang besar

dapat diperoleh dengan interval (selang waktu) pemberian air (irigasi) yang

pendek. (Cahyono, 2007)

3. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pada umumnya hama dan penyakit yang menyerang tanaman pisang adalah

dari golongan insekta, nematode, mamalia, bakteri dan cendawan. Untuk

mencegah dan mengatasi terjadinya serangan hama dan penyakit tersebut, kebun

pisang perlu dikontrol secara berkala, cermat dan teliti agar sejak dini sudah

diketahui bila ada hama atau penyakit yang menyerang tanaman pisang.

Pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman pisang dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu cara preventif dan cara kuratif. Pemberantasan cara

preventif adalah usaha mencegah tumbuhnya hama dan penyakit sebelum

tanaman terinfeksi. Tindakan preventif ini dapat dilakukan dengan cara

pengolahan tanah secara intensif, mengatur jarak tanam yang tepat, menanam

tepat pada waktunya, Sistem pengairan teknis yang baik, menanam jenis yang

resisten dan penyiangan. Sedangkan pemberantasan cara kuratif adalah

memberantas atau mengobati tanaman yang telah terinfeksi hama dan penyakit.

Metode pemberantasan hama dan penyakit yang paling efektif saat ini

adalah dengan menggunakan pestisida misalnya insektisida, fungisida,

bakterisida, nematisida dan lain-lain. Sedangkan metode lain yang dapat

digunakan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman pisang adalah dengan

cara biologis yakni dengan menggunakan hewan lain yang merupakan musuh

alaminya. Disamping itu, dapat pula dilakukan secara mekanis yakni langsung

membunuh hewan yang menjadi hama atau dengan pemangkasan bagian tanaman

yang telah terinfeksi oleh cendawan dan bakteri. Dapat pula dilakukan dengan

sanitasi yaitu membersihkan sisa-sisa tanaman setelah panen, sehingga tidak

Page 14: Budidaya Tanaman Pisang

menjadi tanaman inang atau tempat persembunyian hama dan penyakit.

(Cahyono, 2007)