briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

40
BRIKET SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR OLEH : SARI NINGTYASTUTI NIS : 10483 TIA HIDAYAH SANI NIS : 10485 YULIANA EKA SAPUTRI NIS : 10491 LOMBA KARYA TULIS ILMIAH REMAJA SE-JAWA TENGAH SMA NEGERI 1 MAJENANG MAJENANG

Upload: wahyu-ikhsan

Post on 18-Jan-2015

5.777 views

Category:

Technology


3 download

DESCRIPTION

In the relation with the dwindling of petroleum production, other fuel alternati-ves are researched. The utilization of organic wastes processed as biocharcoal briquette is one of the potential alternatives which has other advantages in re-ducing the corresponding health and environmental unneeded effect. One of the organic wastes that potentially to be changed as biocharcoal briquette is coffee husk. This study tried to reveal whether two types of briquette product-ion, i.e. briquette-charcoal and charcoal-briaquette have different quality com-pared with the common wooden charcoal by doing an experiment which em-ployed post-test-only-with-control-group-design. By using SPPS version 15 for windows, the statistical t-test showed that the two coffee husk briquette types were not significantly different in the time needed for water boiling and the time, however compared with the common wooden charcoal, both types were proved better. In terms of the carbon content, the charcoal-briquette type has the highest percentage and has the requisite for good standard.

TRANSCRIPT

Page 1: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

BRIKET SABUT KELAPA

SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR

OLEH :

SARI NINGTYASTUTI NIS : 10483

TIA HIDAYAH SANI NIS : 10485

YULIANA EKA SAPUTRI NIS : 10491

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH REMAJA SE-JAWA TENGAH

SMA NEGERI 1 MAJENANG

MAJENANG

2011/2012

Page 2: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

LEMBAR PENGESAHAN

BRIKET SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR

Oleh :

SARI NINGTYASTUTI NIS : 10483

TIA HIDAYAH SANI NIS : 10485

YULIANA EKA SAPUTRI NIS : 10491

Karya Tulis ini Disusun Guna Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja Se-Jawa Tengah yang Diadakan Oleh Unit Penelitian Ilmiah Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011

Majenang, September 2011

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Sri Mulyani, S.Pd Susri Alfuadi, S.Pd

NIP. 1971 0528 2008 01 2 010 NIP. 1966 1116 1989 02 1 001

Mengetahui :

Kepala Sekolah

Drs. Hendro Setyono

NIP. 19660811 199302 1 001

Page 3: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmat dan kasih – Nya, kami berhasil menyelesaikan karya tulis ini dengan judul

“ Briket Sabut Kelapa Sebagai Alternatif Bahan Bakar” . Karya tulis ilmiah ini

disusun dalam rangka mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat SMA se-

JAWA TENGAH.

Proses penyusunan karya tulis ini melibatkan banyak pihak terkait.

Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang

diberikan dengan tulus, terutama kepada :

1. Bapak Drs. Hendro Setiyono selaku kepala SMA Negeri 1 Majenang.

2. Ibu Sri Mulyani, S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia dan sekaligus

pembimbing penulisan karya tulis ilmiah.

3. Bapak Susri Alfuadi, S.Pd selaku guru Kimia dan sekaligus pembimbing

pengembangan diri karya ilmiah remaja.

4. Orang tua kami yang memberikan dukungan baik materiil dan moril.

5. Teman – teman pengembangan diri Karya Ilmiah Remaja SMA Negeri 1

Majenang yang telah mendukung dan memotivasi kami.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini

jauh dari sempurna. Karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun dari pembaca.

Majenang, Agustus 2011

Penulis

Page 4: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………. i

Lembar pengesahan ……………………………………………………. ii

Kata Pengantar ………………………………………………………… iii

Daftar Isi ………………………………………………………………. iv

Ringkasan ……………………………………………………………… v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1

B. Tujuan Penelitian ………………………………………….. 3

C. Manfaat Penelitian ………………………………………… 3

BAB II TELAAH PUSTAKA

A. Klasifikasi Kelapa ( Cocos nucifera ) …………………….. 4

B. Deskripsi Kelapa ( Cocos nusifera ) ………………………. 4

C. Pengertian Bahan Bakar dan Energi Alternatif …………… 6

BAB III METODE PENULISAN ………………………………….... 10

BAB IV PEMBAHASAN

A. Percobaan Pertama

1. Bahan …………………………………………………. 11

2. Alat …………………………………………………….11

3. Tahap – tahap pembuatan briket sabut kelapa …………12

B. Percobaan Kedua

1. Bahan …………………………………………………. 13

2. Alat …………………………………………………… 13

Page 5: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

3. Tahap – tahap pembuatan briket sabut kelapa ………... 13

C. Pengujian …………………………………………………. 14

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………………. 15

B. Saran ………………………………………………………….. 15

Daftar Pustaka ………………………………………………………… 16

Daftar Riwayat Hidup ( biodata atau curriculum vitae ) ………………

Lampiran ……………………………………………………………….

Page 6: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

RINGKASAN

Kabupaten Cilacap merupakan wilayah Jawa Tengah yang berbatasan

dengan Jawa Barat. Wilayah ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu Cilacap

selatan, timur, utara, dan Cilacap barat. Wilayah Cilacap timur, utara, dan barat

merupakan daerah pegunungan sehingga masyarakatnya bermata pencaharian

sebagai petani dengan cara bercocok tanam. Tanaman yang banyak

dibudidayakan oleh masyarakat Cilacap secara umum adalah pohon kelapa.

Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, masyarakat membudidayakan kelapa.

Menurut filosofi masyarakat setempat pohon kelapa kaya akan manfaat. Karena

banyaknya manfaat tersebut, masyarakat Cilacap barat terutama di daerah Karang

Pucung, Cimanggu, Majenang, dan Wanareja memproduksi gula merah.

Sedangkan serabut kelapa dimanfaatkan untuk membuat sapu oleh beberapa

penduduk. Sebagian di ekspor ke daerah Gombong dan sebagian lagi untuk kayu

bakar.

Sesuai dengan perkembangan IPTEK, maka serabut tersebut diolah

menjadi sebuah briket. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi dari

serabut kelapa. Kelapa (Cocos nucifera) adalah salah satu jenis tumbuhan dari

suku aren-arenan atau Arecaceae dan merupakan anggota tunggal dalam marga

Cocos. Tumbuhan ini dapat tumbuh baik di daerah pantai maupun daerah

beriklim tropis. Kelapa dikatakan sebagai pohon yang serbaguna, karena hampir

semua bagiannya dapat dimanfaatkan, mulai dari ujung atas hingga akarnya.

Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp

yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok

kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek.

Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang dapat diubah menjadi

energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan

dan dimanipulasi. Jenis-jenis bahan bakar berdasarkan materinya, yaitu :

Page 7: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

a. Bahan bakar padat.

b. Bahan bakar cair.

c. Bahan bakar gas.

Sekarang ini bahan bakar padat, cair maupun gas sudah jarang

ditemukan, sehingga mulailah dikembangkan bahan bakar alternatif.

Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang

dapat digunakan dan bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional

tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Satu energi alternatif adalah

briket. Briket adalah sumber energi alternatif pengganti minyak tanah dan elpiji

dari bahan-bahan bekas atau bahan yang sudah tidak terpakai. Dengan

penggunaan briket sebagai bahan bakar maka, kita dapat memanfaatkan limbah

produksi yang mudah didapat. Contoh briket yaitu, briket dari batok kelapa,

briket dari serbuk gergaji, dan briket dari sampah organik berupa daun kering.

Seperti yang telah diuraikan diatas, briket dapat dibuat dari limbah produksi,

salah satu limbah produksi yang banyak terdapat di wilayah Cilacap barat,

khususnya Majenang dan Wanareja adalah sabut kelapa. Sabut (serabut) kelapa

atau dalam bahasa jawa biasa disebut sepet merupakan bagian yang cukup besar

dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan buah.

Page 8: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kabupaten Cilacap merupakan wilayah Jawa Tengah yang

berbatasan dengan Jawa Barat. Wilayah ini terbagi menjadi empat

bagian, yaitu Cilacap timur, yang merupakan perbatasan Kabupaten

Banyumas, Cilacap selatan, merupakan daerah pantai yang terdiri dari

pantai Logending hingga Pangandaran, Cilacap utara, merupakan

perbatasan Kabupaten Brebes, dan Cilacap barat, merupakan perbatasan

Jawa Tengah dengan Jawa Barat. Wilayah Cilacap selatan merupakan

daerah pesisir pantai, sehingga mata pencaharian masyarakat di wilayah

tersebut sebagian besar sebagai nelayan. Sedangkan wilayah Cilacap

timur, utara, dan barat merupakan daerah pegunungan sehingga

masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani.

Tanaman yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Cilacap

secara umum adalah pohon kelapa, walaupun sebagian juga menanam

karet, cengkeh, pinus,dan tanaman pertanian. Kondisi pertanian di

wilayah ini bersifat musiman. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi,

masyarakat membudidayakan kelapa. Menurut filosofi masyarakat

setempat pohon kelapa kaya akan manfaat. Daun muda kelapa yang

disebut janur dapat dimanfaatkan ketika menjelang lebaran yaitu untuk

membuat ketupat, daun yang kering dapat digunakan sebagai pengganti

kayu bakar dan tangkai anak daun yang disebut lidi dimanfaatkan sebagai

sapu. Buahnya yang masih muda dapat digunakan sebagai obat ataupun

minuman segar, sedangkan jika sudah tua, diambil santannya. Tempurung

buah kalapa dimanfaatkan sebagai arang. Serabutnya digunakan untuk

membuat sapu, matras, dan keset. Sedangkan batang kelapanya dapat

dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.

Page 9: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

Karena banyaknya manfaat tersebut, masyarakat Cilacap barat

terutama di daerah Karang Pucung, Cimanggu, Majenang, dan Wanareja

memanfaatkan nira kelapa untuk memproduksi gula merah. Sedangkan

serabut kelapa dimanfaatkan untuk membuat sapu oleh beberapa

penduduk. Sebagian di ekspor ke daerah Gombong dan sebagian lagi

untuk kayu bakar.

Sejalan dengan perkembangan IPTEK, maka serabut tersebut diolah

menjadi sebuah briket. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai

ekonomi dari serabut kelapa. Selain itu, briket dari sabut kelapa

merupakan terobosan baru yang memiliki prospek yang lebih baik

ditengah mahalnya gas dan kelangkaan BBM saat ini. Oleh sebab itu

penulis mengambil tema optimalisasi sumber daya alam untuk

mewujudkan generasi muda yang cerdas dan kompetitif dengan judul “

Briket Sabut Kelapa Sebagai Bahan Bakar Alternatif“.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menemukan

permasalahan sebagai berikut :

1. Manfaat sabut kelapa sebagai bahan kerajinan rumahan atau home

industry.

2. Manfaat sabut kelapa sebagai bahan bakar.

3. Manfaat sabut kelapa sebagai media tanaman anggrek.

Berdasarkan masalah – masalah di atas, penulis membatasi masalah

pada nomor dua yaitu manfaat sabut kelapa sebagai bahan bakar untuk

dikembangkan menjadi bahan bakar yang lebih praktis dan efektif yang

berupa briket.

Page 10: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah sabut kelapa dapat dikembangkan menjadi bahan bakar yang

lebih praktis berupa briket ?

2. Bagaiman proses pembuatannya ?

3. Apakah hasil dari proses ini dapat digunakan sebagai bahan bakar al-

ternatif?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses pembutan briket sabut kelapa sebagai salah

satu upaya pemanfaatan sabut kelapa yang banyak terdapat di keca-

matan Wanareja.

2. Untuk mengetahui apakah briket sabut kelapa dapat digunakan seba-

gai bahan bakar alternatif bagi masyarakat.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai sarana untuk melatih kepekaan siswa dalam upaya meman-

faatkan sumber daya alam yang belum diberdayakan.

2. Sebagai jembatan untuk meningkatkan daya kreatifitas siswa, khusus-

nya dalam menuangkan gagasan, pendapat, pikiran, dan perasaannya

dalam bentuk karya ilmiah.

3. Sebagai upaya unutk menggali potensi dan kemampuan siswa agar

berkarya.

4. Sebagai sarana untuk memberdayakan masyarakat agar lebih dapat

memanfaatkan limbah disekitarnya dan peka terhadap kondisi

lingkungan.

Page 11: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Kelapa

Menurut Amin Tabin (2010) bahwa kelapa dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

 Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

 Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

 Sub Kelas : Arecidae

 Ordo : Arecales

 Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan)

 Genus : Cocos

 Spesies : Cocos nucifera L.

Kemudian menurut Wikipedia klasifikasi dari kelapa ditinjau secara

ilmiah adalah :

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

(tidak termasuk) Monocots

(tidak termasuk) Commelinids

Ordo: Arecales

Famili: Arecaceae

Upafamili: Arecoideae

Bangsa: Cocoeae

Genus: Cocos

Spesies: C. nucifera

Nama binomialCocos nucifera

L.

Page 12: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada

umumnya kelapa termasuk tumbuhan jenis pinang-pinangan atau palem

yang memiliki akar serabut, dan buah tunggal atau monokotil.

B. Deskripsi Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-

arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos.

Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia

sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi

masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang

dihasilkan tumbuhan ini (Amin Tabin : 2010)

Selain itu Amin Tabin menjelaskan pula bahwa pohon ini memiliki

ciri - ciri batang tunggal, beruas – ruas, tebal, dan berkayu, berakar

serabut yang berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan

berpasir pantai, daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal,

tersusun pada batang, warna daun hijau kekuningan, bunga tersusun

majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea, terdapat bunga

jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal

karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal, buah

besar dengan diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna

kuning, hijau, atau cokelat, buah tersusun dari mesokarp berupa serat

yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras

(disebut batok) dan kedap air, endokarp melindungi biji yang hanya

dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp.

Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fasa

padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah telah tua,

embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah

(disebut kentos), dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m.

Page 13: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah pantai maupun daerah

beriklim tropis. Kelapa dikatakan sebagai pohon yang serbaguna, karena

hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan, mulai dari ujung atas

hingga akarnya. Akar kelapa menginspirasi penemuan teknologi

penyangga bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar Udara

Soekarno Hatta) oleh Sedyatmo, batangnya, yang disebut glugu dipakai

orang sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai

papan untuk rumah. Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah

dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan

anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang

sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai

upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni

merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut

lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu. Tandan bunganya, yang disebut

mayang (sebetulnya nama ini umum bagi semua bunga palma), dipakai

orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu.

Bunga betinanya, disebut bluluk (bahasa Jawa), dapat dimakan. Cairan

manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira atau legèn

(bhs.Jawa), dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi

tuak.

Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian

mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan

bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi

anggrek. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp,

dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan

bahan baku berbagai bentuk kerajinan tangan.

Endosperma buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang

melekat di dinding dalam batok (daging buah kelapa) adalah sumber

penyegar populer. Daging buah muda berwarna putih dan lunak serta

Page 14: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

biasa disajikan sebagai es kelapa muda atau es degan. Cairan ini

mengandung beraneka enzim dan memilki khasiat penetral racun dan efek

penyegar/penenang. Beberapa kelapa bermutasi sehingga endapannya

tidak melekat pada dinding batok melainkan tercampur dengan cairan

endosperma. Mutasi ini disebut (kelapa) kopyor. Daging buah tua kelapa

berwarna putih dan mengeras. Sarinya diperas dan cairannya dinamakan

santan. Daging buah tua ini juga dapat diambil dan dikeringkan serta

menjadi komoditi perdagangan bernilai, disebut kopra. Kopra adalah

bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Cairan buah tua

kelapa biasanya tidak menjadi bahan minuman penyegar dan merupakan

limbah industri kopra. Namun demikian dapat dimanfaatkan lagi untuk

dibuat menjadi bahan semacam jelly yang disebut nata de coco dan

merupakan bahan campuran minuman penyegar. Daging kelapa juga

dapat dimanfaatkan sebagai penambah aroma pada daging serta dapat

dimanfaatkan sebagai obat rambut yang rontok dan mudah patah.

C. Bahan Bakar

Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang dapat diubah menjadi

energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan

dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses

pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas

setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi

dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi

nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar)

sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia.

Bahan bakar lainnya yang dapat dipakai adalah logam radioaktif.

Page 15: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

Jenis-jenis bahan bakar berdasarkan materinya, yaitu :

d. Bahan bakar padat

Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat yang

umumnya digunakan sebagai sumber energi panas, misalnya kayu dan batubara.

Energi panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk memanaskan air menjadi

uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi.

e. Bahan bakar cair

Bahan bakar yang berbentuk cair, paling populer adalah bahan bakar

minyak atau BBM. Selain dapat digunakan untuk memanaskan air menjadi uap,

bahan bakar cair biasa digunakan kendaraan bermotor. Karena bahan bakar cair

seperti bensin dapat dibakar dalam karburator dan menjalankan mesin.

f. Bahan bakar gas

Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG)

dan Liquid Petroleum Gas (LPG). CNG pada dasarnya terdiri dari metana,

sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butane, dan bahan kimia lainnya.

LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama dengan bahan bakar gas

yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan bermotor. Namun sekarang ini

bahan bakar padat, cair maupun gas sudah jarang ditemukan, sehingga mulailah

dikembangkan bahan bakar alternatif.

Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang

dapat digunakan dan bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional

tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini

digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang

mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi,

yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global berdasarkan

Intergovernmental Panel on Climate Change. Selama beberapa tahun, apa yang

Page 16: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

sebenarnya dimaksud sebagai energi alternatif telah berubah akibat banyaknya

pilihan energi yang dapat dipilih dengan tujuan yang berbeda dalam

penggunaannya. Istilah "alternatif" merujuk kepada suatu tekhnologi selain

tekhnologi yang digunakan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi.

Tekhnologi alternatif yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan

mengatasi masalah dan tidak menghasilkan masalah seperti penggunaan bahan

bakar fosil. Oxford Dictionary mendefinisikan energi alternatif sebagai energi

yang digunakan untuk menghentikan penggunaan sumber daya alam atau

perusakan lingkungan. Dalam sejarahnya, transisi penggunaan energi alternatif

berdasarkan faktor ekonomi, hadirnya suatu sumber energi baru bertujuan untuk

menggantikan sumber energi yang semakin lama semakin langka, dan mahal

( tidak ekonomis ). Salah satu energi alternatif adalah briket.

Briket adalah sumber energi alternatif pengganti minyak tanah dan elpiji

dari bahan-bahan bekas atau bahan yang sudah tidak terpakai. Dengan

penggunaan briket sebagai bahan bakar, maka kita dapat memanfaatkan limbah

produksi yang mudah didapat. Selain itu, penggunaan briket dapat menghemat

pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau gas elpiji. Dengan

memanfaatkan limbah produksi sebagai bahan pembuatan briket maka akan

meningkatkan pemanfaatan limbah hasil produksi sekaligus mengurangi resiko

pertumbuhan sarang penyakit, karena selama ini yang ada hanya dibiarkan begitu

saja. Briket yang dikenal sekarang ini adalah briket batu bara, namun batu bara

merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga lama –

kelamaan akan habis. Sehingga sekarang ini mulai dikembangkan briket dari

bahan baku lain yang dapat diperbaharui antara lain :

a. Briket dari batok kelapa.

b. Briket dari serbuk gergaji dan

c. Briket dari sampah organik berupa daun kering.

Page 17: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

Seperti yang telah diuraikan diatas, briket dapat dibuat dari limbah

produksi, salah satu limbah produksi yang banyak terdapat di wilayah Cilacap

barat, khususnya Majenang dan Wanareja adalah sabut kelapa.

Sabut (serabut) kelapa atau dalam bahasa jawa biasa disebut sepet

merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat

keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan

satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut.

Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75 % dari sabut), dan gabus 175

gram (25 % dari sabut). Sabut kelapa ini banyak dimanfaatkan sebagai kerajinan

tangan maupun sebagai media tanam, sabut kelapa juga digunakan sebagai bahan

bakar pengganti kayu oleh para penduduk desa.

Namun pemanfaatannya sebagai bahan bakar, selain kompor minyak

maupun kompor gas. Disamping itu penggunaan sabut kelapa sabagai bahan

bakar masih kurang praktis jika masih dalam bentuk utuh. Biasanya yang

menggunakan sabut kelapa sebagai bahan bakar adalah industri pembuatan batu

bata atau kerajian keramik yang lain. Padahal jika sabut kelapa ini diubah

menjadi bentuk lain agar lebih praktis dalam penggunaannya sebagai bahan bakar

maka ini akan menjadi sebuah potensi yang sangat bagus, karena sabut kelapa

mudah dicari dan harganya pun dapat dikatakan murah. Bentuk lain dari sabut

kelapa agar lebih praktis dalam penggunaannya sebagai bahan bakar adalah

dengan mengolahnya lebih lanjut sebagai briket.

Page 18: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode

observasi, pencatatan data, dokumentasi dan percobaan. Metode

observasi untuk melakukan pengamatan di lingkungan sekitar berkaitan

dengan pemanfaatan sumber daya alam. Observasi ini dilakukan selama

dua hari, yaitu hari Jumat dan Sabtu, tanggal 22 s.d 23 Juli 2011 di Desa

Cikukun, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap.

Selanjutnya metode pencatatan data, metode dokumentasi,

dilaksanakan bersamaan dengan metode percobaan atau eksperimen

tentang pembuatan briket. Metode pencatatan dilakukan untuk mencatat

semua peristiwa selama percobaan berlangsung, hasil dari percobaan,

manfaat dari hasil percobaan tersebut. Sedangkan metode dokumentasi

dilakukan untuk mengambil gambar sebagai dokumen selama percobaan

berlangsung dan hasil dari percobaan tersebut. Adapun metode percobaan

yaitu proses pembuatan briket sabut kelapa.

Proses pembuatan briket dari sabut kelapa ini dilakukan dua tahap

percobaan. Percobaan pertama pada tanggal 27 s.d 29 Juli 2011.dan

percobaan kedua pada tanggal 14 s.d 16 Agustus 2011.

Page 19: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada penulisan karya ilmiah ini, penulis melakukan percobaan

sebanyak dua tahap. Percobaan pertama dilakukan tanggal 27 s.d 29 Juli

2011. Sedangkan percobaan kedua dilakukan tanggal 14 s.d 16 Agustus

2011 .

A. Percobaan Pertama

Proses pembuatan briket sabut kelapa ini mengacu pada proses

pembuatan briket dari bahan lainnya, misalnya briket dari tempurung

kelapa, daun – daun kering, dan lain – lain. Adapun bahan dan alat yang

dipergunakan :

1. Bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam proses pembuatan briket

sabut kelapa adalah :

a. Sabut kelapa.

b. Tepung tapioka.

c. Air.

2. Alat

Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan briket sabut

kelapa adalah :

a. Kaleng bekas.

b. Paralon.

c. Korek api.

d. Ayakan.

e. Baskom.

Page 20: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

f. Mutu

3. Tahap – tahap pembuatan briket sabut kelapa

a. Tahap pertama yaitu pemisahan.

Tahap ini penulis melakukan pemisahan sabut dengan tem-

purung kelapa. Selanjutnya kelapa dikupas hingga sabut terpisah

dengan tempurungnya untuk kemudian dibuat ke dalam ukuran

kecil.

b. Tahap kedua yaitu pembakaran

Tahap ini penulis melakukan pembakaran sabut kelapa

yang terpisah dengan tempurungnya dan menjadi ukuran yang

lebih kecil. Kemudian sabut kelapa dimasukkan ke dalam

kaleng bekas dan dibakar selama 50 menit lalu didiamkam se-

lama 1 malam.

c. Tahap ketiga yaitu pencetakan

Tahap ini dilakukan setelah arang sabut kelapa didiamkan

selama 1 malam. Selanjutnya arang tersebut dihancurkan.

Kemudian diayak menggunakan ayakan. Masukkan arang yang

telah diayak ke dalam baskom lalu masukkan tepung tapioka

aduk hingga rata, kemudian masukkan air dan aduk hingga

semua bahan menyatu. Siapkan paralon sebagai pencetak,

adonan yang telah tercampur dimasukkan ke dalam paralon lalu

ditekan hingga menjadi padat.

d. Tahap keempat yaitu penjemuran

Tahap ini dilaksanakan setelah adonan tadi dicetak

menggunakan peralon, dikeluarkan dari dalam paralon dan

diletakkan di atas papan. Kemudian hasil cetakan tadi dijemur di

bawah sinar matahari selama 1 hari.

Page 21: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

Berdasarkan percobaan pertama, briket yang dihasilkan

kurang padat. Dengan kondisi itu, briket tersebut kurang keras

sehingga bara yang dihasilkan kurang maksimal atau tidak tahan

lama. Selain itu, briket tersebut juga mudah hancur. Dengan hasil

percobaan di atas, penulis melakukan percobaan untuk tahap

kedua. Percobaan tahap ini, penulis menyempurnakan kekurangan

yang ditemukan pada tahap pertama.

B. Percobaan kedua

Percobaan kedua ini dilakukan dengan mengoven sabut kelapa yang

telah kering dalam kaleng bekas yang sebelumnya telah diberi lubang diatasnya,

yang bertujuan agar asap dari dalam kaleng mengalami sirkulasi udara. Adapun

bahan dan alat yang dipergunakan :

1. Bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam proses pembuatan briket sabut

kelapa adalah :

a. Sabut kelapa kering.

b. Tepung tapioka.

c. Air .

d. Kayu bakar.

2. Alat

Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan briket sabut kelapa

adalah :

a. Kaleng bekas.

b. Bambu berbentuk pipa.

c. Bambu bulat.

d. Ayakan.

e. Baskom.

f. Korek.

Page 22: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

g. Mutu.

3. Tahap – tahap pembuatan briket

a. Tahap pertama yaitu Penyayatan

Tahap ini penulis melakukan penyayatan terhadap sabut

kelapa yang sudah kering menggunakan tangan menjadi ukuran

yang lebih kecil.

b. Tahap kedua yaitu pengovenan

Tahap ini penulis melakukan pengovenan sabut kelapa yang

telah berukuran kecil. Kemudian sabut kelapa dimasukkan ke

dalam kaleng bekas yang sebelumnya telah diberi lubang

diatasnya dan dipasang bambu berbentuk pipa, lalu diletakkan

diatas api selama 1 jam dan didiamkan selama 1 malam.

c. Tahap ketiga yaitu pencetakan

Tahap ini dilakukan setelah arang sabut kelapa didiamkan

selama 1 malam. Selanjutnya arang tersebut dihancurkan.

Kemudian diayak menggunakan ayakan. Masukkan arang yang

telah diayak ke dalam baskom lalu masukkan tepung tapioka aduk

hingga rata, kemudian masukkan air dan aduk hingga semua

bahan menyatu. Siapkan bambu berbentuk bulat sebagai pencetak,

adonan yang telah tercampur dimasukkan ke dalam bambu

berbentuk bulat lalu ditekan hingga menjadi padat.

d. Tahap keempat yaitu penjemuran

Tahap ini dilaksanakan setelah adonan tadi dicetak

menggunakan bambu berbentuk bulat, dikeluarkan dari dalam

bambu dan diletakkan di atas papan. Kemudian hasil cetakan tadi

dijemur di bawah sinar matahari selama 1 hari.

Page 23: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

Setelah sabut kelapa dibuat menjadi briket, selanjutnya briket tersebut dibakar

untuk mengetahui bagaimana kualitas api yang dihasilkan dan seberapa lama api

itu dapat bertahan. Pada pengujian ini penulis menggunakan minyak tanah untuk

mempermudah penggunaannya. Briket ini dapat bertahan selama satu setengah

jam dengan api berwarna merah dan besar.

Page 24: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa briket sabut kelapa

dapat dijadikan sebagai alternatif bahan bakar di jaman modern seperti sekarang

ini, dengan pemanfaatan sabut kelapa sebagai bahan baku pembuatan briket maka

kita dapat mengurangi limbah yang mencemari lingkungan. Selain mengurangi

limbah yang ada di lingkungan sekitar, pemanfaatan sabut kelapa sebagai briket

memiliki keuntungan karena tidak memerlukan biaya yang besar dan dalam

proses pembuatannya dapat digolongkan mudah sehingga semua orang dapat

melakukannya, bahan bakunya pun mudah didapat jika dibandingkan dengan

briket batu bara yang bahan bakunya tidak dapat diperbaharui dan suatu saat akan

habis.

Penggunaan briket sabut kelapa hampir sama dengan briket batu bara

yaitu dengan merendamnya terlebih dahulu ke dalam minyak tanah atau spirtus

selama 30 menit untuk kemudian dibakar. Dengan pemanfaatan sabut kelapa

sebagai briket, maka akan meminimalisir biaya pengolahan dan dapat

meningkatkan nilai guna sabut kelapa tersebut. Selain itu, pembuatan briket ini

dapat dikembangkan menjadi industri besar, sehingga akan membuka lapangan

kerja baru yang akan meningkatkan perekonomian masyarakat.

B. Saran

1. Perlu dilakukan percobaan dan penelitian lebih lanjut oleh pihak- pi-

hak terkait.

2. Perlu adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga

lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam yang tidak terpakai.

3. Perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan

sabut kelapa sebagai bahan bakar alternatif.

Page 25: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad Syukron. 2010. Sepet atau sabut ( serabut ) kelapa. Diunduh pada tanggal 26 Juli 2011 dari berbagifun.blogspot.com/2010/11/sepet-atau-sabut-serabut-kelapa.html .

Anonim. Tanpa tahun. Bahan bakar. Diunduh pada tanggal 12 Agustus 2011 dari id. wikipedia .org/wiki/Bahan_bakar .

Anonim. Tanpa tahun. Energi alternatif. Diunduh pada tanggal 12 Agustus 2011 dari id.wikipedia.org/wiki/Energi_alternatif.

Anonim. Tanpa tahun. Kelapa. Diunduh pada tanggal 2 Agustus 2011 dari id. Wikipedia.org/wiki/kelapa.

Anonim. Tanpa tahun. Kelapa (Cocos nucifera). Diunduh pada tanggal 2 Agustus 2011 dari www.plantamor.com/index.php ? Plan = 365 .

Tabin, Amin. 2010. Klasifikasi Kelapa (Cocos nucifera). Diunduh pada tanggal 5 Agustus 2011 dari amintabin.blogspot.com/klasifikasi-kelapa-cocos-nucifera-1.ht.

Page 26: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar
Page 27: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

LAMPIRAN

1. Tahap PenyayatanBahan Mentah

3. Tahap Penghalusan2. Tahap Pengovenan

5. Tahap Pencampuran 4. Tahap Pengayakan

Page 28: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

7. Tahap Pencetakan6. Tahap Penambahan Air

9. Hasil Akhir8. Tahap Penjemuran

Page 29: Briket sabut kelapa sebagai alternatif bahan bakar

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ( Biodata atau curriculum vitae )

1. Nama peserta : SARI NINGTYASTUTI

NIS : 10483

Alamat : Perweh RT 05 RW 03 Desa Tarisi kec. Wanareja

Tempat/tanggal lahir : CIAMIS / 20 JUNI 1995     

Jurusan : IPS

Telp./HP : 087736810580

2. Nama peserta : TIA HIDAYAH SANI

NIS : 10485     

Alamat : Babakan RT 02 RW 04 Desa Bantar kec. Wanareja

Tempat/tanggal lahir : CILACAP / 20 JUNI 1995

Jurusan : IPA

Telp./HP : 085747743279

3. Nama peserta : YULIANA EKA SAPUTRI

NIS : 10491

Alamat : Jl. Ki Adeg No.02 RT 02 RW 11, Jenang, Majenang

Tempat/tanggal lahir : CILACAP / 4 JULI 1995

Jurusan : IPA

Telp./HP : 0857427991