borang portofolio jiwa

12
Borang Portofolio Kasus 4 Topik: General Anxiety Disorder Tanggal (kasus): 6 november 2015 Peserta: dr. Widya Wibawanty Tanggal presentasi: - Pendamping: Tempat presentasi: - Obyektif presentasi: Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi: Tn.AM , 37 tahun, Sering mencemaskan sesuatu. Tujuan: Memahami manajemen terapi pada gangguan cemas Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Upload: widya-wibawanty

Post on 10-Apr-2016

61 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

qqq

TRANSCRIPT

Page 1: Borang Portofolio jiwa

Borang Portofolio

Kasus 4

Topik: General Anxiety Disorder

Tanggal (kasus): 6 november 2015 Peserta: dr. Widya Wibawanty

Tanggal presentasi: - Pendamping:

Tempat presentasi: -

Obyektif presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Tn.AM , 37 tahun, Sering mencemaskan sesuatu.

Tujuan: Memahami manajemen terapi pada gangguan cemas

Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Page 2: Borang Portofolio jiwa

Data pasien: Nama: Tn. AM Nomor Registrasi:

Nama Wahana: RSUD Badaruddin Telp: Terdaftar sejak:

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/ Gambaran Klinis: Cemas

2. Riwayat Pengobatan: Pasien sudah berobat untuk mengobati gejala berdebar-debar, dan sering pingsanny.

3. Riwayat kesehatan/ Penyakit: Pasien mengalami gejala tersebut sejak 15 tahun terakhir, tidak ada riwayat trauma dan kejang, riwayat penggunaan NAPZA (-)

4. Riwayat keluarga: Hipertensi, asma, sakit jantung, alergi, kelainan darah disangkal

5. Riwayat pekerjaan: PNS

6. Lain~lain :Pasien sering merasa berdebar-debar,terjadi apabila ada suatu pemicu seperti mencemaskan sesuatu hal yang menurut pasien sebenarnya

tidak perlu di cemaskan, pasie juga sering pingsan, pasien merasa hidup sudah di ujung tanduk.Daftar Pustaka:

a. Cuningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ. Williams Obstetrics. 23rd edition. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2003.

Page 3: Borang Portofolio jiwa

b. Buku Ajar Ilmu Kebidanan dan Kandungan FKUI

c.

Hasil pembelajaran:

1. Definisi Gangguan cemas

2. Jenis-jenis gangguan cemas

3. Kriteria diagnosa gangguan cemas

4. Management terapi gangguan cemas

5. Pengaruh gangguan cemas terhadap pekerjaan sehari-hari

6. Komunikasi, informasi, edukasi mengenai gangguan cemas

Page 4: Borang Portofolio jiwa

1 Subyektif: Keluhan cemas sudah di alami sejak 15 tahun yang lalu dan memberat beberapa bulan terakhir ini. Gangguan cemas ini di rasakan pertama kali saat kelas kuliah semester akhir karena pasien terpengaruh oleh tekanan tugas akhir masa kuliahnya dan pasien takut tidak bisa menyelesaikan masa kuliahnya, saat itu juga pasien merasa pusing, berdebar-debar, sakit kepala serta timbul kecemasan dan rasa takut. Setelah itu kecemasan pasien kadang-kadang muncul, hingga suatu saat pasien melihat berita tentang kebakaran hutan sehingga kecemasan pasien muncul secara tiba-tiba dan terus menerus hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari di sertai sakit kepala, nyeri ulu hati, sesak napas,jantung berdebar-debar dan sampai pingsan. Pasien merasa cemas akan terjadi kebakaran disekitarnya. Apabila tidak ada kegiatan, cemas lebih sering timbul, dan sesekali pasien sampai pingsan dalam sehari. Jika cemas timbul pasien berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan (berdoa) dan mencari hiburan (bermain dengan anak). Kecemasan pasien juga sering timbul apabila anaknya bermain di luar. Seminggu setelah melihat berita kebakaran pasien mulai berobat ke dokter umum dan dokter spesialis karena sesak dan jantungnya berdebar-debar, pasien merasa takut ada masalah dalam jantungnya , pasien juga berobat karena keluhan sering pingsan dan sakit kepalanya, pasien merasa takut ada sesuatu di dalam kepalanya, setelah melakukan pengobatan keluhan pasien berkurang sementara, namun pasien kembali merasakan jantung berdebar-debar, sakit kepala sampai pingsan kembali, lalu pasien Masuk IGD BLUD RSU Dr. Soemarno Sostroatmodjo (27/10/15) dan di beri alprazolam 0,5 mg 0-0-1, namun kecemasan pasien masih timbul, pasien lalu berobat jalan ke poliklinik jiwa di BLUD RSU Dr. Soemarno Sostroatmodjo dan di berikan fluoxatine 20 mg 1-0-0, alprazolam 0,5 mg 1-0-1 dan kontrol rutin 2 minggu kemudia, hingga saat ini (6/11/12) pasien kontrol dan merasa gejala sudah berkurang, namun pasien masih merasa ketakutan-ketakutan terhadap sesuatu (takut meninggal dan takut terjadi sesuatu pada anaknya), pasien merasa hidup sudah di ujung tanduk. pasien juga mendapatkan terapi pikiran otomatis dari dokter jiwa untuk terapi behavior pada pasien sendiri. Pasien pernah melakukan EKG, tetapi hasilnya normal, pasien tidak pernah melihat bayangan atau sesuatu yang hanya pasien sendiri yang bisa melihat, dan pasien juga tidak pernah mendengar suara bisikan-bisikan yang menyuruh pasien melakukan sesuatu. pasien susah tidur karena pasien sering mimpi buruk. Pasien tinggal bersama istri dan anaknya. Pasien merasa terganggu dengan gejala yang di alaminya. Pasien bekerja sebagai guru dan pasien sering merasa tertekan oleh atasannya, pasien tidak dapat bekerja seperti biasanya, pasien masih bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, pasien banyak berdiam diri ketika waktu senggang.

Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Persalinan Pasien lahir tanggal 11 juni 1978 dengan kondisi normal, cukup bulan proses persalinan di rumah

2. Riwayat balitaPasien mendapatkan ASI, pertumbuhan dan perkembangan baik sesuai umur.

Page 5: Borang Portofolio jiwa

3. Riwayat masa kanak-kanakPasien masuk SD sejak usia 7 tahun, prestasi sekolah biasa saja, pertumbuhan dan perkembangan baik

4. Riwayat Masa RemajaPasien sekolah SMP dan SMA dengan baik, tidak pernah terlibat kasus kekerasan.

5. Riwayat Masa DewasaRiwayat pendidikan : pasien kuliah jurusan pendidikanRiwayat pekerjaan : pasien bekerja sebagai guru PNSRiwayat pernikaga : pasien sudah menikah

6. Riwayat keluargaPasien adalah anak ke 2 dari 4 bersaudara, hubungan dengan keluarga baik, tidak ada riwayat keluhan yang sama pada keluarga.\

7. Situasi sekarangSaat ini pasien tinggal bersama istri dan anaknya

2. Objektif: STATUS MENTALA. DESKRIPSI UMUM

a. Penampilan : tampak seorang laki-laki dengan baju kaos biru celana panjang, wajah sesuai usia, penampilan rapih, kulit putihb. Kesadaran : baikc. Perilaku dan aktivitas psikomotor : cenderung gelisahd. Pembicaraan : spontan, lancar, intonasi biasae. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

B. KEADAAN EFEKTIF (MOOD), PERASAAN DAN EMPATIa. mood : cemasb. Afek : Appropiatec. Keserasian : serasid. Empati : baik

C. FUNGSI INTELEKTUAL (KOGNITIF).

Page 6: Borang Portofolio jiwa

a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai taraf pendidikanb. Daya konsentrasi : baikc. Orientasi waktu, tempat dan orang : baikd. Daya ingat

- Jangka panjang : baik- Jangka sedang : baik- Jangka pendek : baik- Jangka segera : baik

e. Pikiran abstrak : baikf. Kemampuan menolong diri sendiri : baik

D. GANGGUAN PERSEPSIa. Halusinasi : tidak adab. Ilusi : tidak adac. Depersonalisasi : tidak adad. Derealisasi : tidak ada

E. PROSES PIKIRa. Arus pikiran

- Produktivitas : Cukup- Kontinuitas : Relevan- Hendaya berbahasa : Tidak ada

b. Isi pikiran- Preokupasi : tdak ada- Gangguan pikiran : tidakada

F. PENGENDALIAN IMPULSBaik

G. DAYA NILAIa. Norma sosial : baikb. Uji daya nilai : baikc. Penilaian realitas : baik

Page 7: Borang Portofolio jiwa

H. TILIKAN (INSIGHT)Pasien sadar dirinya sakit dan butuh pengobatan (derajat 6)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

A. Pemeriksaan FisikVital sign : Tensi 120/80 Nadi 98x/menit Respirasi 24x/menit Suhu 36.6 cPemeriksaan EKG : dalam batas normal

Status Generalis : Kesadaran : komposmentisKepala : normocephal, mata : konjungtiva anemis (-/-) pupil 3mm/3mmThorax : pulmo : inspeksi : Simetris kanan kiri

Palpasi : vocal femitus kanan = kiriPerkusi : sonorAuskultasi : vasikular (+/+) rhonkhi (-/-) wheezing (-/-)

Cardio: inspeksi : ictus cordis terlihat di 1 jari medialis midclavularis sinisraPalasi : ictus cordis teraba di 1 jari medial midclavularis sinistra, reguler, kuat angkat (+)Perkusi : tidak ada pembesaran jantungAustkultasi : BJ I-II reguler

Abdomen : inspeksi : datar,tidak ada tanda infeksiPalpasi : supel, tidak ada nyeri tekanPerkusi : timpani (+)Auskultasi : peristaltik (+) normal

Ekstermita : dalam batas normal

Page 8: Borang Portofolio jiwa

3. ASSASMENTa. Aksis I

Berdasarkan autoanamnesis di dapatkan gejala yang bermakna berupa perasaan cemas sejak kuliah tingkat akhir, keadaan ini mengakibatkan pasien merasa terganggu (distress), dan sulit melakukan pekerjaannya (disability) oleh karena itu pasien di golongkan sebagai gangguan jiwa. Dari pemeriksaan fisik, tidak ada tanda-tanda disfungsi otak, sehingga di golongkan sebagai gangguan jiwa non-organik. Pasien tidak mengalami hendaya berat dalam menilai realita yang di golongkan sebagai gangguan jiwa non psikotik. Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental di dapatkan gejala anxietas berupa ketakutan dan kecemasan jika terjadi sesuatu terhadap diri pasien karena penyakitnya, dan takut terjadi sesuatu pada lingkungan dan anaknya, ketegangan motorik berupa kegelisahan dan sakit kepala, jantung berdebar-debar dan sesak napas bahkan sampai pingsan. Gejala-gejala tersebut muncul 15 tahun yang lalu dan menonjol pada situasi tertentu saja maka berdasarkan PPDGJ III, pasien ini di golongkan sebagai Gangguan Cemas Menyeluruh (F41,1)

b. Aksis IIPasien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudar. Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak seusianya. Pasien sekolah hingga tamat S1 dan dapat bergaul dengan teman sebayanya. Dari kepribadia pasien di golongkan ciri kepribadian tidak khas.

c. Aksis IIITidak ada diagnosis

d. Aksis IVStressor psikososial : Beban pekerjaan.

e. Aksis VGAF scale (70-61) berupa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan secara umum baik,

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan psikiatri di dapatkan gejala-gejala anxietas yakni berupa jantung berdebar-debar, sakit kepala, sesak napas, serta perasaan takut dan cemas sampai pingsan atau terjadi hal yang buruk pada diri pasien karena penyakitnya. Gejala-gejala ini berlangsung hampir setiap hari dan tidak terbatas pada situasi tertentu saja.Untuk dapat menegaka gejala diagnosis anxietas menyelurug berdasarkan PPDGJ III maka pasien harus memiloki gejala-gejala berupa:Penderita harus menunjukan anxietas sebagai gejala primer yang haris berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu hingga beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan tertentu saja. Gejala-gejala tersebut umumnya menyangkut unsur-unsur berikut:

- Kecemasan (kekhawatiran akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk sulit konsentrasi dan sebagainya)

Page 9: Borang Portofolio jiwa

- Ketegangan motorik (gelisah sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai) dan- Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing

kepala, mulut kering dsb)Pasien ini di temukan sifat gejala anxietas yang sama yakni hampir tiap hari sehingga dapat diagnosis sebagai gangguan cemas menyeluruh.Prognosis pasiendi katakan baik karena pasien mendapat dukungan penuh dari keluarga, keinginan untuk sembuh dari pasien dan tidak ada riwayat penyakit sama dari keluargaPasien di beri 3 terapi yakni farmakoterapi, psikoterapi dan sosioterapi, untuk farmakoterapi di berikan antianxietas golongan benzodiazepin jenis alprazolam, karena efek terapi yang cepat dan pada pasien di temukan gejala sulittidur maka efek samping yakni sedasi di manfaatkan. Psikoterapi dan sosioterapi bagi pasien bermanfaat untuk meringankan beban psikis yang di miliki oleh pasien sehingga dapat mempercepat penyembuhan

4. PLANFarmakoterapi : fluoxatine 20 mg 1-0-0, alprazolam 0,5 mg 1-0-1Psikoterapi :

- cognitive therapy, dimana penderita di ajarkan untuk mengenali dan menilai pikiran-pikiran cemasnya dengan tujuan untuk mencari alternative dan pikiran-pikirab yang bisa membantu mengalihkan fokusnya, yang kemudian di nilai secara praktikal

-

Page 10: Borang Portofolio jiwa
Page 11: Borang Portofolio jiwa

4.”Plan”:Diagnosis: G3P1A1 usia kehamilan 11 minggu, abortus insipiens

Pengobatan: pemasangan iv line untuk mempermudah memberikan terapi yang dimasukan melalui jalan intravena seperti pemberian cairan dan obat anastesi untuk proses kuretase. Selanjutnya melakukan proses dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan jaringan hasil konsepsi karena kehamilan sudah tidak dapat dipertahankan. Pemberian antibiotic dan analgetik setelah kuretase untuk mencegah terjadinya infeksi dan mengurangi nyeri.

Pendidikan: Penjelasan mengenai pentingnya kontrol kehamilan secara teratur dan mendapatkan nutrisi dengan gizi seimbang serta rendah garam. Mengurangi aktivitas yang dirasa berat dan membahayakan selama proses kehamilan.

Konsultasi: Edukasi mengenai pentingnya kontrol kehamilan rutin dengan bekerjasama melalui penyuluhan-penyuluhan yang dapat dilakukan unit pelayanan kesehatan primer seperti puskesmas dan posyandu dalam pemberian nutrisi dengan gizi seimbang sekaligus memantau keadaan ibu dan janin dalam rangka mencapai pelayanan kesehatan ibu dan anak yang optimal serta menurunkan angka mortalitas maupun morbiditas ibu dan janin terutama terkait dengan tingginya prevalensi angka kematian ibu dan janin.

Page 12: Borang Portofolio jiwa