borang lapsus hipertensi
DESCRIPTION
borang hipertensiTRANSCRIPT
Borang Laporan Kasus
Topik: Hipertensi
Tanggal (kasus): 28 Mei 2015 Presenter : dr. Maiova Nur Annisa
Tanggal presentasi : 06 Juli 2015 Pendamping : dr. H. Yudi Prasetyo, Sp.P, M. Kes
Tempat presentasi : RS Bhayangkara Kendari
Obyektif presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Laki-laki, 61 thn, dengan diagnosa Hipertensi stage II
Tujuan: Pasien dengan diagnosis hipertensi diperlukan intervensi non farmakologi dan farmakologi, tujuan pengobatan ditujukan untuk
mencapai target tekanan darah ideal, mencegah komplikasi, memperingati gejala penyerta dan memberikan KIE kepada pasien.
Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
Data pasien: Nama: Tn. A No. Registasi: 04.04.51
Nama RS: RS Bhayangkara Telp: Terdaftar sejak: 28 Mei 2015
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/gambaran Klinis:
Hipertensi stage II, keadaan umum pasien baik, datang untuk memeriksa tekanan darah secara rutin disertai dengan keluhan sakit kepala.
2. Riwayat pengobatan:
1
Amlodipin 10 mg 1x1 tablet dan captopril 2x25 mg.
3. Riwayat kesehatan/penyakit:
Keluhan yang sama sebelumnya disangkal.
4. Riwayat keluarga:
Ayah pasien menderita tekanan darah tinggi.
5. Riwayat sosial:
Pasien sebelumnya bekerja sebagai PNS. Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal. Semasih muda pasien sering minum kopi.
6. Lain-lain :
Daftar pustaka:
1. Depkes. 2007. Hipertensi Penyebab Kematian Nomor Tiga. http://www.depkes.go.id./index.php/berita/press-release/810-hipertensi -
penyebab-kematian-nomor-tiga.html. [Akses: 25 Oktober 2013]
2. WHO. 2000. World Health Organization (WHO)/International Society of Hypertesion (ISH) Statement on Management of Hypertension.
Journal of Hypertension 2003;21:1983-1922
3. Arif M, dkk. 2001. Nefrologi dan Hipertensi. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Edisi III. Jakarta: FKUI
4. Depkes. 2007. Laporan RISKESDAS 2007. Departemen Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2007:78-79
5. Arif M, dkk. 2001. Nefrologi dan Hipertensi. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Edisi III. Jakarta: FKUI
6. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. 2005. Hypertensive Vascular Disease. Dalam: Robn and Cotran Phatologic Basic of disease, 7 th edition.
Philadelpia: 2005. p528-529
7. Wade, Hwheir A, Cameron D. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and Compare Health Care Provider and
consumer View of Antihypertensive therapy. Journal of Human Hypertension vol 17. p397
2
Hasil pembelajaran :
1. Mengenali penyakit dan tanda gejal hipertensi.
2. Mendiagnosis hipertensi berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang.
3. Memberikan terapi pada pasien dengan hipertensi.
4. KIE kepada pasien tentang penyakitnya dan penatalaksanaan yang dapat dilakukan.
3
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio
Subjektif
Pasien datang ke RS untuk mengontrol tekanan darah pasien. Pasien juga mengalami
keluhan sakit kepala sejak 2 hari yang lalu. Sakit kepala dirasakan terjadi mendadak
saat pasien sedang marah dan pikiran sedang tegang. Saat kepala tersebut dikatakan
bersifat hilang timbul. Sakit kepala dirasakan semakin berat bila pasien berpikir
tegang dan berkurang bila pasien istirahat.
Objektif
Hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan tekanan darah mendukung diagnosis hipertensi
stage II. Pada kasus ini ditegakkan berdasarkan : Gejala klinis (sakit kepala). Hasil
pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil 160/100 mmHg.
Assessment
Diagnosa ditegakkan melalui gejala klinis yang dijumpai dan pemeriksaan tekanan
darah. Pada kasus ini, dari anamnesa dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan tekanan
darah yang dilakukan, diagnosa hipertensi stage II sudah dapat ditegakkan.
Plan
o Diagnosis
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis. Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya dua bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka atas
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka bawah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80
mmHg didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya
terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg, diukur di kedua lengan pada dua kali bacaan dalam jangka beberapa
minggu.
Jurnal dari Seventh Joint National Committee pada pencegahan, deteksi,
evaluasi dan terapi tekanan darah tinggi, menyebutkan klasifikasi dari
hipertensi untuk orang dewasa.
4
o Terapi
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah Target tekanan darah yatiu
<140/90 mmHg dan untuk individu berisiko tinggi seperti diabetes melitus,
gagal ginjal target tekanan darah adalah <130/80 mmHg, Penurunan
morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler dan Menghambat laju penyakit
ginjal.
5
Terapi dari hipertensi terdiri dari terapi non farmakologis dan farmakologis.
Terapi Non Farmakologis meliputi menurunkan berat badan bila status gizi
berlebih, meningkatkan aktifitas fisik, mengurangi asupan natrium dan
menurunkan konsumsi kafein dan alkohol. Terapi farmakologis yaitu obat
antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu diuretika, terutama jenis
thiazide (Thiaz) atau aldosteron antagonis, beta blocker, calcium chanel
blocker atau calcium antagonist, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor
(ACEI), Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/
blocker (ARB).
o Pendidikan
Dilakukan KIE kepada pasien dan keluarganya untuk membantu agar
kepatuhan meminum obat dan perubahan gaya hidup sehat dapat dilakukan.
6
Selain itu untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur ke
puskesmas.
o Konsultasi
Konsultasi diberikan untuk memberikan pengertian kepada pasien mengenai
penyakitnya serta pengobatan yang dilakukan secara teratur.
o Kontrol
Pasien diminta untuk kontrol bila obat habis, memantau tekanan darah setiap
bulan, menyarankan agar pasien memantau kadar kolesterol, dan gejala
maupun komplikasi yang dirasakan mengganggu. Namun apabila gejala
memberat, dapat langsung dibawa ke pelayanan kesehatan.
7