borang bedah

7
Borang Portofolio Medik Nama Peserta : dr.Arevia Mega Diduta Utami Wahana : PKC Tambora Topik : HIV Tanggal (kasus) : 7 September 2015 Nama Pasien : Ny. M A No. RM : 162/CST/2015 Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Dika Isnaini Tempat Presentasi : PKC Tambora Objektif Presentasi : □ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka □ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa Neonatus □ Bayi □ Anak Remaja □ Dewasa Lansia □ Bumil Deskripsi : Perempuan, 18 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak 2 minggu yang lalu Tujuan : Dapat mendiagnosis dan menangani kasus medik HIV Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit

Upload: arevia-mega-diduta-utami

Post on 27-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

borang

TRANSCRIPT

Page 1: borang bedah

Borang PortofolioMedik

Nama Peserta : dr.Arevia Mega Diduta Utami

Wahana : PKC Tambora

Topik : HIV

Tanggal (kasus) : 7 September 2015

Nama Pasien : Ny. M A No. RM : 162/CST/2015

Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Dika Isnaini

Tempat Presentasi : PKC Tambora

Objektif Presentasi :

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi : Perempuan, 18 tahun datang dengan keluhan keputihan sejak 2 minggu yang lalu

□ Tujuan : Dapat mendiagnosis dan menangani kasus medik HIV

Bahan

Bahasan : □ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit

Cara

Membahas : □ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi □ E-mail □ Pos

Data

Pasien :Nama : Ny. MA No. Registrasi : 162/CST/2015

Nama Klinik : CINTTA Telp : - Terdaftar sejak : 2015

Data Utama untuk Bahan Diskusi :

1. Diagnosis / Gambaran Klinis :

HIV + Bacterio Vaginosis / Pasien datang dengan keluhan keputihan sejak 2 minggu

sebelum datang ke klinik CINTTA

2. Riwayat Pengobatan :

Pasien belum pernah mendapat pengobatan apapun.

3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :

Page 2: borang bedah

Riwayat keputihan sebelumnya tidak ada

Riwayat sifilis sebelumnya tidak ada

Riwayat HIV sebelumnya tidak ada

4. Riwayat Keluarga :

Riwayat DM, HT tidak ada.

5. Riwayat Pekerjaan :

Ibu Rumah Tangga

6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :

Kondisi lingkungan rumah pasien termasuk dalam pemukiman padat.

7. Riwayat hubungan Sosial (disesuaikan dengan pasien dan kasus) :

Hubungan sosial, pasien menikah satu kali. Tidak memiliki pasangan seksual lain selain

suaminya.Pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi berupa kondom sebelumnya.

Pasien tidak pernah menggunakan narkoba dalam bentuk apapun. Pasien tidak pernah

menjadi pendonor ataupun mendapatkan transfusi darah.

8. Lain-lain :

-

Daftar Pustaka :

1. Fauci A, Lane HC. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and Related

Disorders. In : Longo D, Fauci A, Fauci A, Kasper D, Braunwald E, Hause S, Jameson J Loscalzo. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 18th Ed. United States of America: McGraw-Hill. 2011 p241-50.

2. Djoerban Z, Djauzi S. HIV/AIDS di Indonesia. In: Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I,

Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th Ed. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. p272-76.

3. Boswell SL. Approach to the Patient with Human Immunodeficiency Virus (HIV)

Infection. In: Goroll AH, Mulley AG. Primary Care Medicine: Office Evaluation and Management of the Adult Patient. 6th Ed. 2009. p87-101.

4. Levinson W. Human Immunodeficiency Virus. In: Review of Medical Microbiology

and Immunology. 11th Ed. Philadelphia: McGraw Hill. 2010. p299-3085. Aditama TY. Laporan Kasus HIV-AIDS di Indonesia sampai dengan Juni 2012.

Accessed on: September 15th 2015. Available at: http://www.spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php?lang=id&gg=1

6. WHO. A global view of HIV Infection. Accessed on September 15th 2015.Available at:

http://gamapserver.who.int/mapLibrary/Files/Maps/HIVPrevalenceGlobal2006.png7. Merati TP, Djauzi S. Respon Imun Infeksi HIV. In: Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I,

Page 3: borang bedah

Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th Ed. Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. p421-7

8. David C. Dugdale. HIV infection. Accessed on: September 15th 2015. Available at:

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000602.htm9. WHO. Antiretroviral Therapy for HIV Infection in Adults and Adolescents,

Recommendations for a public health approach, 2010 Revision. Accessed on: September

15th 2015. Available at: http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/en/

10. WHO. Post-Exposure Prophylaxis to Prevent HIV Infection. Joint WHO/ILO Guidelines on

Post-Exposure Prophylaxis (PEP) to Prevent HIV Infection. Accessed on: September 15th

2015. Available at: http://www.who.int/hiv/pub/guidelines/en/

Hasil Pembelajaran :

1. Diagnosis HIV dan IMS lainnya

2. Screening IMS dan pengobatan IMS

3. Pemilihan regimen terapi ARV

4. Insisasi ARV pada pasien HIV

5. Edukasi tentang diagnosis, penyebab, prognosis pada pasien

6. Edukasi pengobatan harus rutin dan tidak boleh putus

Page 4: borang bedah

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

1. Subjektif :

Pasien datang keluhan utama nyeri perut di seluruh lapang perut mendadak sejak 4 jam SMRS, riwayat nyeri lambung berulang. Nyeri bertambah berat ketika setelah minum obat dari bidan, karena pasien berobat ke bidan untuk keluhan nyeri ulu hati

2. Objektif :

Hasil pemeriksaan fisik , Hasil pemeriksaan laboratorium darah tepi,AGD.Hasil Rontgen abdomen 3 posisi Pada kasus ini diagnosis ditegakkan dari

Gejala klinik (nyeri perut mendadak)

Hasil laboratorium (leukositosis)

Hasil Rontgen Abdomen 3 posis

3. Assesment (penalaran klinis) :

Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik tersebut, pasien ini telah mengalami peradangan di peritoneum karena nyeri ulu hati yang berulang yang bisa diseebabkan oleh gastropati dm ataupun gastritis dimana pada pasien ini sering menderita ulu hati . disertai kemungkinan minum 5 macam obat yg diberikan dari bidan yang menambah nyeri membuat adanya kemungkinan penggunaan obat penghilang anti nyeri atau steroid yang menyebabkan terjadinya perforasi non trauma.

Pada pasien ini juga dilakukan pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah rutin, kimia darah, elektrolit dan GDS. Nilai hemoglobin dan hematokrit untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan atau dehidrasi. Hitung trombosit dan faktor koagulasi diperlukan untuk persiapan bedah. 

Dilakukan juga pemeriksaan radiologis untuk melihat penyebab peritonitis pada pasien ini, karena perforasi dapat dilihat pada pemeriksaan foto polos abdomen 3 posisi. Pada dugaan perforasi apakah karena ulkus peptikum, pecahnya usus buntu atau karena sebab lain.

Peritonitis yang tidak diobati dapat menjadi sangat fatal. Penatalaksanaan peritonitis secara kausal ialah eradikasi kuman yang menyebabkan radang di peritoneum. Secara non-invasif dapat dilakukan dengan drainase abses dan endoskopi perkutan, namun yang lebih umum dilakukan ialah laparotomi eksplorasi rongga peritoneum.

4. Plan :

Diagnosis :

Kecil kemungkinan keluhan ini bukan disebabkan peritonitis ec perforasi gaster karena anamnesis dan pemeriksaan penunjang mengarah ke diagnosis tersebut

Page 5: borang bedah

Pengobatan :

Terapi definitive pada peritonitis adalah laparotomi explorasi serta pencucian cavum peritoneum.

Pendidikan :

Edukasi bahwa ketika sakit jangan sembarangan minum obat yang tidak direkomendasikan oleh dokter.

Konsultasi :

Dijelaskan secara rasional tentang penyebab, dan kemungkinan prognosis serta tatalaksana pada pasien .

Kegiatan Periode Hasil yang Diharapkan

- - -