bonnypabetting_2011_122

10
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kadar Kolesterol Bonny Pabetting Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Abstrak Hiperkolesterolemia adalah salah satu jenis dislipidemia yang sering berkomplikasi pada penyakit serebrovaskular. Selain dipengaruhi oleh faktor familial, kadar kolesterol juga ditengarai dapat dipengaruhi oleh faktor gaya hidup dan jenis kelamin. Penelitian ini berusaha mencari hubungan antara faktor-faktor di atas dengan menggunakan desain deskriptif cross sectional di wilayah kerja Puskesmas ABC. Hasil penelitian menunjukkan tidak satupun variabel independen (kebiasaan merokok, IMT (indeks massa tubuh), jenis kelamin, dan paparan stres) yang menunjukkan hubungan dengan kadar kolesterol pada subjek penelitian. Kata kunci : merokok, IMT, jenis kelamin, stres, hiperkolesterolemia Abstract Hypercholesterolemia is one type of dyslipidemia that often leads to cerebrovascular complication. Besides being influenced by familial factors, cholesterol levels are also suspected to be influenced by lifestyle factors and sex. This research tries to find the relationship between the above factors using a descriptive cross-sectional design in Puskesmas ABC. The results showed that none of the independent variables (smoking habits, BMI (body mass index), gender, and exposure to stress) showed any association with cholesterol levels in the study subjects. Keywords: smoking, BMI, gender, stress, hypercholesterolemia Pendahuluan Latar belakang Hiperkolesterolemia didefinisikan sebagai tingkat kolesterol yang lebih tinggi dari normal. Hiperkolesterolemia yang dihasilkan dari perubahan metabolik kolesterol, merupakan penyebab utama dari gangguan kardiovaskular, seperti atherosclerosis dan penyakit jantung koroner. Hiperkolesterolemia akan mengakibatkan terbentuknya plak timbunan kolesterol bagian dari Low Density Lipoprotein (LDL), sel otot,

Upload: steven-hartanto-kurniawan

Post on 22-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kadar KolesterolBonny PabettingFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

AbstrakHiperkolesterolemia adalah salah satu jenis dislipidemia yang sering berkomplikasi pada penyakit serebrovaskular. Selain dipengaruhi oleh faktor familial, kadar kolesterol juga ditengarai dapat dipengaruhi oleh faktor gaya hidup dan jenis kelamin. Penelitian ini berusaha mencari hubungan antara faktor-faktor di atas dengan menggunakan desain deskriptif cross sectional di wilayah kerja Puskesmas ABC. Hasil penelitian menunjukkan tidak satupun variabel independen (kebiasaan merokok, IMT (indeks massa tubuh), jenis kelamin, dan paparan stres) yang menunjukkan hubungan dengan kadar kolesterol pada subjek penelitian.Kata kunci : merokok, IMT, jenis kelamin, stres, hiperkolesterolemia

AbstractHypercholesterolemia is one type of dyslipidemia that often leads to cerebrovascular complication. Besides being influenced by familial factors, cholesterol levels are also suspected to be influenced by lifestyle factors and sex. This research tries to find the relationship between the above factors using a descriptive cross-sectional design in Puskesmas ABC. The results showed that none of the independent variables (smoking habits, BMI (body mass index), gender, and exposure to stress) showed any association with cholesterol levels in the study subjects. Keywords: smoking, BMI, gender, stress, hypercholesterolemia

PendahuluanLatar belakangHiperkolesterolemia didefinisikan sebagai tingkat kolesterol yang lebih tinggi dari normal. Hiperkolesterolemia yang dihasilkan dari perubahan metabolik kolesterol, merupakan penyebab utama dari gangguan kardiovaskular, seperti atherosclerosis dan penyakit jantung koroner. Hiperkolesterolemia akan mengakibatkan terbentuknya plak timbunan kolesterol bagian dari Low Density Lipoprotein (LDL), sel otot, beberapa protein, dan kalsium yang akan menghambat aliran darah dalam pembuluh darah dengan cara mempersempit pembuluh darah, mengeraskan dinding pembuluh darah dan menutup pembuluh darah. Ketika penimbunan dalam darah ini menjadi cukup besar, kolesterol menghambat aliran darah yang kemudian menimbulkan hipertensi.PermasalahanApakah kebiasaan merokok, IMT (indeks massa tubuh), jenis kelamin, dan paparan stres dapat memengaruhi kadar total kolesterol darah.HipotesisHa : terdapat hubungan antara kebiasaan merokok, IMT, jenis kelamin, dan paparan stres terhadap kolesterol total.Ho : tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok, IMT, jenis kelamin, paparan stres dan kolesterol total.TujuanTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebiasaan merokok, IMT (indeks massa tubuh), jenis kelamin, dan paparan stres terhadapat kadar total kolesterol darah.ManfaatManfaat penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada masyarakat umum dan tenaga kesehatan tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi kadar kolesterol darah.

Tinjauan PustakaKerangka teori Kolesterol adalah lipida struktural (pembentuk struktur sel) yang berfungsi sebagai komponen yang dibutuhkan dalam kebanyakan sel tubuh. Sekitar 80% dari kolesterol diproduksi oleh liver dan selebihnya didapat dari makanan yang kaya akan kandungan kolesterol seperti daging, telur dan produk berbahan dasar susu. Dari segi kesehatan, kolesterol sangat berguna dalam membantu pembentukan hormon atau vitamin D, membantu pembentukan lapisan pelindung disekitar sel syaraf, membangun dinding sel, pelarut vitamin (vitamin A, D, E, K) dan pada anak-anak dibutuhkan untuk mengembangkan jaringan otaknya.

HiperkolesterolemiaHiperkolesterolemia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tingkat kolesterol yang sangat tinggi dalam darah. Peningkatan kolesterol dalam darah disebabkan kelainan pada tingkat lipoprotein. Hiperkolestrolemia dapat diklasifikasikan menjadi :a. Hiperkolesterolemia PrimerHiperkolsterolmia primer adalah gangguan lipid yang terbagi menjadi 2 bagian, yakni hiperkolesterol poligenik dan hiperkolesterol familial. Hiperkolesterol poligelik disebabkan oleh berkurangnya daya metabolisme kolestrol, dan meningkatnya penyerapan lemak.Hiperkolesterolemia familial adalah meningkatnya kadar kolesterol yang sangat dominan (banyak) akibat ketidakmampuan reseptor LDL. Penderita biasanya akan mengalami gangguan penyakit jantung koroner (PJK) dengan kadar kolesterol mencapai 1.000 mg/dl.b. Hiperkolesterolemia SekunderHiperkolesterolemia Sekunder terjadi akibat penderita mengidap suatu penyakit tertentu, stress, atau kurang gerak (olahraga). Berbagai macam obat juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Wanita yang telah masuk masa menopause (berhenti haid) jika diberi terapi estrogen akan mengalami peningkatan kadar kolesterol.c. Hiperkolesterolemia TurunanHiperkolesterolemia ini terjadi akibat kelainan genetis atau mutasi gen pada tempat kerja reseptor LDL, sehingga menyebabkan pembentukan jumlah LDL yang tinggi atau berkurangnya kemampuan reseptor LDL. Kejadian ini biasanya ditandai dengan kadar kolesterol yang mencapai 400 mg/dl dan kadar HDL dibawah 35 mg/dl, meskipun penderita sering berolahraga, memakan makanan berserat, jarang mengkonsumsi lemak hewani dan tidak merokok.Kerangka konsepMetode penelitian adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini ingin mencari tahu hubungan antara variabel independen (kebiasaan merokok, IMT (indeks massa tubuh), jenis kelamin, paparan stres) dengan variabel total kolesterol sebagai variabel dependennya.

Metodologi PenelitianDesain penelitianDesain yang digunakan adalah penelitian deskriptif cross sectional (potong-lintang) yaitu data dikumpulkan dalam suatu waktu untuk dianalisis tanpa mengikuti perjalanan pajanan dan outcome pada subjek penelitianTempat dan waktu penelitianPenelitian dilakukan di wilayah kerja puskesmas ABC, kecamatan DEF, Jakarta Barat pada tanggal 8 Juli 2014.Sumber dataSumber data yang digunakan adalah sumber data primer dari pengukuran untuk variabel IMT; kuesioner untuk variabel jenis kelamin, kebiasaan merokok dan pajanan stres; serta pemeriksaan darah untuk variabel total kolesterol.PopulasiPopulasi penelitian merupakan seluruh warga yang berdomisili di wilayah kerja puskesmas ABC. Pada tahun 2014 tercatat jumlah warga sebesar 1400 orang. Teknik pengambilan sampelPengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Setelah itu, didapatkan 140 orang sampel sebelum dikurangi dengan kriteria eksklusi.Kriteria inklusiKriteria inklusi meliputi seluruh warga yang berdomisisli di wilayah kerja puskesmas ABC dan berusia antara 21 tahun sampai 59 tahun pada hari pengumpulan data.Kriteria eksklusiDari total 140 orang, 5,7% (n=8) menolak berpartisipasi dalam penelitian, dan 1,4% (n=2) tidak dapat dimasukkan sebagai subjek karena sedang menjalani pengobatan untuk hiperkolesterolemia. SampelBerdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi di atas, terdapat 130 orang (9,28%) yang berpartisipasi sebagai subjek penelitianIdentifikasi variabelVariabel dependen adalah total kolesterol. Variabel independen adalah kebiasaan merokok, IMT, jenis kelamin, dan paparan stres. Definisi operasional dan instrumen pengumpulan dataTotal kolesterol adalah kadar kolesterol serum yang diperoleh melalui pemeriksaan darah di laboratorium. Selanjutnya, bila dibagi menjadi kategori, kadar kolesterol normal adalah 200 yakni sebesar 93,8%. Tabel 3 menunjukkan pengelompokan atas variabel kebiasaan merokok dan total kolesterol yang telah dikategorikan. Setelah diuji dengan Fishers exact test, tidak ditemukanhubungan antara kebiasaan merokok dan total kolesterol, p = 0,58. Tabel 4 menunjukkan pengelompokan atas variabel kebiasaan merokok dan total kolesterol yang telah dikategorikan. Setelah diuji dengan Chi-square test, tidak ditemukan hubungan antara IMT dan total kolesterol, X2(2, N = 130) = 4,96, p = 0,08.Tabel 5 menunjukkan pengelompokan atas variabel Jenis kelamin dan total kolesterol yang telah dikategorikan. Setelah diuji dengan Chi-square test, tidak ditemukan hubungan antara jenis kelamin dan total kolesterol, X2(1, N = 130) = 0,00, p = 0,98.Tabel 6 menunjukkan pengelompokan atas variabel pajanan stres dan total kolesterol yang telah dikategorikan. Setelah diuji dengan Fishers exact test, tidak ditemukan hubungan antara pajanan stres dan total kolesterol, p = 1,00.

PenutupKesimpulan dan saranDari hasil penelitian, tidak satu pun dari variabel independen (kebiasaan merokok, IMT, jenis kelamin, dan paparan stres) yang memiliki pengaruh terhadap kadar kolesterol darah. Dengan demikian, hipotesis ditolak.

Daftar Pustaka1.