blok cairan

22
Blok Cairan SKENARIO 1 : DEHIDRASI Wrap up Kelompok : A-19 Ketua : Brenda Karina (1102010052) Sekertaris : Dewi Ajeng R.K.N (1102010069) Anggota : 1. (1102010001) : Aan Muthmainnah 2. (1102008012) : Airlangga PHL 3. (1102010017) : Amelia Alresna 4. (1102010033) : Arif Gusaseno 5. (1102010086) : Eka Septira 6. (1102010102) : Firda Jusela S 7. (1102009126) : Hafiz Fadhli FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: amalia-fatmasari

Post on 14-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

FGHF

TRANSCRIPT

Page 1: Blok Cairan

Blok Cairan

SKENARIO 1 : DEHIDRASI

Wrap up

Kelompok : A-19

Ketua : Brenda Karina (1102010052)

Sekertaris : Dewi Ajeng R.K.N (1102010069)

Anggota :

1. (1102010001) : Aan Muthmainnah2. (1102008012) : Airlangga PHL3. (1102010017) : Amelia Alresna4. (1102010033) : Arif Gusaseno5. (1102010086) : Eka Septira6. (1102010102) : Firda Jusela S7. (1102009126) : Hafiz Fadhli

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA

2010/2011

Page 2: Blok Cairan

ي�م� ح� الر� م�ن� ح� الر� الل�ه� م� ب�س�

DEHIDRASISeorang remaja 17 tahundibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolah

raga. Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan : kadar Natrium : 130 mEq/L, Kalium : 2,0 mEq/L dan Klorida : 95 mEq/L. Setelah kondisi membaik, pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika Islam.

SASARAN BELAJAR1. Memahami larutan dan cairan

1.1 Definisi Larutan dan Cairan1.2 Fungsi Larutan dan Cairan1.3 Klasifikasi Larutan dan Cairan1.4 Komposisi Cairan Tubuh1.5 Distribusi Cairan Tubuh1.6 Input dan Output Cairan

2. Memahami keseimbangan cairan tubuh3. Memahami gangguan keseimbangan cairan tubuh

3.1 Hipovolemia3.2 Dehidrasi3.3 Hipervolemia3.4 Edema

4. Memahami gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh (natrium – kalium)4.1 Hiponatremia4.2 Hipernatremia4.3 Hipokalemia4.4 Hiperkalemia

5. Memahami etika minum dalam Islam

Page 3: Blok Cairan

1.Memahami larutan dan cairan

1.1 DEFINISI LARUTAN

Definisi LarutanLarutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih macam zat yang terdiri dari solute ( zat terlarut) dan solvent ( zat pelarut)

Definisi cairanCairan : bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas.

1.2 FUNGSI LARUTAN DAN CAIRANFungsi Larutan :Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru antara solut(zat yang dilarutkan) dan solvent(zat pelarut)

Fungsi Cairan :

a. Mengatur suhu tubuhBila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.

b. Melancarkan peredaran darahJika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.

c. Membuang racun dan sisa makananTersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.

d. KulitAir sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.

e. PencernaanPeran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.

f. PernafasanParu-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar

Page 4: Blok Cairan

tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.

g. Sendi dan ototCairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.

h. Pemulihan penyakitAir mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang

1.3 KLASIFIKASI LARUTAN DAN CAIRANi. Berdasarkan kepekatan

Larutan encer Larutan yang mengandung relatif sedikit solute (zat yang dilarutkan) dalam larutan

Larutan pekat Larutan yang mengandung banyak solute(zat yang dilarutkan) dalam larutan

Larutan jenuh Larutan dimana ada keseimbangan antara solute padat dan solute dalam larutan

Larutan tak jenuh Larutan yang mengandung jumlah solute yang kurang dari larutan jenuh

ii. Berdasarkan daya hantar listrik

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dibedakan atas :a. Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (α = 1)

o Asam-asam kuat, seperti : HCl, HClO4, H2SO4, HNO3, dll..

o Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah,

seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2, dll.o Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, KNO3, dll.

b. Elektrolit LemahLarutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: 0 < α < 1

o Asam-asam lemah : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S, dll.

o Basa-basa lemah : NH4OH, Ni(OH)2, dll.

o Garam-garam yang sukar larut : AgCl, CaCrO4, PbI2 , dll.

c. Non Elektrolit (α = 0)

Page 5: Blok Cairan

larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak berion)

o Urea CO(NH2)2

o Gula Monosakarida & Disakarida

o Etilen Glikol (C2H6O2)

o Gliserol (C3H8O3)

o Naftalena (C10H8)

o Benzena (C6H6)

o Alkohol : Metanol (CH3OH) & Etanol (C2H5OH)

iii. Berdasarkan kemampuan menyerap Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal tidak

terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan

Larutan tak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu:

a. Larutan yang mengalami pelepasan kalor pada saat pencampuran sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult

b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.

iv. Berdasarkan wujud / fasanya

1.4 KOMPOSISI CAIRAN TUBUH

Solvent Solut Larutan

No Fasa Contoh Fasa Contoh

1 Cair Air Cair Alkohol Spiritus

2 Cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk las

3 Cair Air Padat Garam Larutan garam

4 Padat Pd Gas H2 Gas oven

5 Padat Cd Cair Hg Amalgam gigi

6 Padat Au Padat Ag Sinsin

7 Gas O2 Gas He Gas untuk menyelam

8 Gas Udara Cair Minyak wangi Spray

9 Gas O2 Padat Naftalen Kamfer

Page 6: Blok Cairan

1.AirAir adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.

2.Solut(terlarut)(a) Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain( miliekuivalen/liter ) atau dengan berat molekul dalam garam ( milimol/liter mEq/L ). Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, mol/L dalam larutan selalu sama.

Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na˖), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K˖). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam

Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4ɜ).

Karena kandungan elektrolit dari palsma dan cairan interstisial secara esensial sama, nilai elektrolit plasma menunjukkan komposisi cairan ekstraselular, yang terdiri atas cairan intraselular dan interstisial. Namun demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu menunjukkan komposisi elektrolit dari cairan intraselular. Pemahaman perbedaan antara dua kompartemen ini penting dalam mengantisipasi gangguan seperti trauma jaringan atau ketidakseimbangan asam-basa. Pada situasi ini, elektrolit dapat dilepaskan dari atau bergerak kedalam atau keluar sel, secara bermakna mengubah nilai elektrolit palsma.

(b) Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.

1.5 DISTRIBUSI CAIRAN DALAM TUBUH

Page 7: Blok Cairan

Unsur utama kompartemen cairan tubuh :

Ini adalah daftar parsial. Unsur lain termasuk ion kalsium Ca 2+, magnesium Mg2+, protein dan asam organik.

Catatan : Nilai tertentu adalah rata-rata.

Pendapat ahli lain tentang unsur utama kompartemen cairan tubuh disebutkan sebagai berikut,

Morgan, G. Edward. Clinical Anesthesiology. Appleton & Lange, 1996, p.518

Page 8: Blok Cairan

KANDUNGAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH

1.6 OUTPUT DAN OUTPUT CAIRAN

INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI UNSUR TUBUH YANG UTAMA

Catatan : Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru disebut Insensible Loss (IWL)

Bila ingin mengetahui “Insensible Loss (IWL)” maka kita dapat menggunakan penghitungan sebagai berikut :

DEWASA = 15 cc/kg BB/hari ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari

Page 9: Blok Cairan

Jika ada kenaikan suhu :IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36.8C)

(Dari Iwasa M, Kogoshi S. Fluid Therapy. Bunko do, 1995. P 8.)

JUMLAH KEHILANGAN AIR DAN ELEKTROLIT per 100 kcal BAHAN METABOLIK DALAM KEADAAN NORMAL MAUPUN SAKIT

2. Memahami keseimbangan cairan tubuh

Homeostatis tergantung kepada pemeliharaan keseimbangan antara masukan (input) dan keluaran (output) semua konstituen yang terdapat di lingkungan cairan internal.

Keseimbangan dapat dibagi atas 3 yaitu 1. keseimbangan stabil, keadaan dimana pemasukan total suatu bahan ke dalam tubuh

sebanding dengan pengeluaran total tubuh2. keseimbangan positif, keadaan dimana terjadinya peningkatan suatu bahan melalui

pemasukan melebihi pengurangannya melalui pengeluaran 3. keseimbangan negatif, keadaan dimana terjadi pengurangan suatu bahan melebihi

pemasukannyaKeseimbangan Cairan

Cairan ekstrasel berfungsi sebagai perantara antara sel dan lingkungan eksternal. Semua pertukaran H2O dan konstituen lain antara CIS dan lingkungan eksternal harus melalui CES. Air yang ditambahkan ke cairan tubuh pertama kali selalu memasuki kompartemen CES, dan cairan selalu keluar dari tubuh melalui CES.

Keseimbangan cairan dipertahankan dengan mengatur volume CES dan osmolaritas CES. Walaupun pengaturan kedua faktor ini berkaitan erat satu sama lain, keduanya bergantung pada beban relatif NaCl dan H2O di tubuh , alasan bahwa keduanya dikontrol secara ketat dan cukup berbeda :

1. Volume cairan ekstrasel harus diatur secara ketat untuk membantu mempertahankan tekanan darah. Pemeliharaan keseimbangan garam sangan penting dalam pengaturan jangka-panjang volume CES

Page 10: Blok Cairan

Penurunan volume CES, dengan menurunkan volume plasma, sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah arteri. Sebaliknya, peningkatan volume CES meningkatkan tekanan darah arteri dengan memperbesar volume plasma.

Natrium dan anion – anion pendampingnya menentukan lebih dari 90% aktivitas osmotik CES. Karena aktifitas osmotik dapat dipersamakan dengan “ daya menahan air “, beban Na+ ( kuantitas total NaCl, bukan konsentrasinya) total di CES menentukan jumlah total air yang dapat ditahan secara osmosis. Dengan demikian, massa total garam Na+ di CES menentukan volume CES, dan dengan demikian, pengaturan volume CES terutama bergantung pada pengaturan keseimbangan garam.

Untuk mempertahankan keseimbangan garam di tingkat tertentu, pemasukan garam harus seimbang dengan pengeluarannya. Satu – satunya jalan bagi pemasukan garam adlah ingesti yang biasanya jauh melebihi kebutuhan tubuh untuk mengganti pengeluaran garam yang harus terjadi, sedangkan untuk pengeluaran terdapat 3 jalur yaitu pengeluaran obligatorik melalui keringat dan tinja serta eksresi terkontrol garam melalui urin. Dengan mengatur tingkat ekskresi garam melalui urin ,yaitu dengan mengatur kecepatan ekskresi Na+ dengan diikuti Cl- , secara normal ginjal mempertahankan massan Na+ total dalam CES konstan.

Natrium difiltrasi secara bebas di glomerulus dan direabsorpsi secara aktif, tetapi ion ini tidak diekskresikan oleh tubulus sehingga jumlah Na+ yang diekskresikan di urin mencerminkan jumlah Na+ yang difiltrasi tetapi tidak direabsorpsi. Dengan demikian ginjal menyesuaikan jumlah garam yang diekskresi dengan mengontrol 2 proses

i. Mengontrol laju filtrasi glomerolus ii. Mengontrol Na+ di tubulus

Jumlah Na+ yang direabsorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan mengontrol tekanan darah. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na+ dan retensi Na+ di tubulus distal dan collecting. Retensi Na+ meningkatkan retensi air sehingga meningkatkan volume plasma dan menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri.

Selain sistem renin-angiotensin-aldosteron, Atrial Natriuretic Peptide (ANP) atau hormon atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air. Hormon ini disekresi oleh sel atrium jantung jika mengalami distensi akibat peningkatan volume plasma. Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal meningkatkan eksresi urin sehingga mengembalikan volume darah kembali normal.(lihat gambar)

2. Osmolaritas cairan ekstrasel harus diatur secara ketat untuk mencegah pembengkakan atau penciutan sel-sel. Pemeliharaan keseimbangan air sangat penting dalam pengaturan osmolaritas CES

Page 11: Blok Cairan

Osmolaritas suatu cairan adalah ukuran konsentrasi partikel zat individual yang larut di dalamnya. Semakin tinggi osmolaritas, semakin tinggi konsentrasi zat terlarut atau, jika kita melihatnya secara berbeda, semakin rendah konsentrasi H2O. Air cenderung berpindah melalui osmosis daro konsentrasi zat terlarut rendah (tinggi H2O) ke konsentrasi zat terlarut tinggi (rendah H2O)

Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat menembus membran plasma di intrasel dan ekstrasel. Ion natrium merupakan solut yang banyak ditemukan di cairan ekstrasel, dan ion utama yang berperan penting dalam menentukan aktivitas osmotik cairan ekstrasel. Sedangkan di dalam cairan intrasel, ion kalium bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel. Distribusi yang tidak merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar kedua ion ini bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik di kedua kompartmen ini. Dalam keadaan normal , osmolaritas CES dan CIS sama , karena konsentrasi total K+ dan zat-zat terlarut lain yang tidak dapat menembus membran didalam sel setara dengan konsentrasi total Na+ dan zat-zat terlarut lain yang tidak dapat menembus membran didalam cairan yang berada disekitar sel.

Karena setiap sel, terutama neuron otak, tidak berfungsi sempurna jika menciut atau membengkak, osmolaritas CES harus diatur secara ketat untuk mencegah pergeseran cairan osmotik antara CES dan CIS. Kontrol keseimbangan H2O penting untuk mengatur osmolaritas CES. Karena peningkatan H2O bebas menyebabkan CES terlalu encer dan defisit H2O bebas menyebabkan CES terlalu pekat, osmolaritas CES harus segera dikoreksi dengan memulihkan keseimbangan H2O untuk menghindari aliran H2O yang diinduksi secara osmotik masuk atau keluar sel. Untuk mempertahankan keseimbangan H2O yang stabil, pemasukan H2O harus setara sengan pengeluaran H2O.

Dari banyak sumber pemasukan dan pengeluaran H2O, hanya dua yang dapat diatur untuk menjaga keseimbangan H2O. Pada sisi pemasukanm rasa haus mempengaruhi jumlah cairan yang masuk, dan pada sisi pengeluaran, ginjal dapat mengubah-ubah jumlah urin yang dibentuk. Sebagian dari faktor lain juga diatur tetapi bukan untuk menjaga keseimbangan H2O, seperti pemasukan makanan untuk menjaga keseimbangan energi dan kontrol keringat untuk mempertahankan suhu tubuh.

Kontrol Pemasukan Air oleh Rasa HausRasa haus adalah suatu perasaan subjektif yang mendorong seseorang mengkonsumsi H2O. Pusat rasa haus terletak di hipotalamus dekat dengan sel penghasil vasopesin. Rasa haus meningkatkan pemasukan H2O, sementara vasopresin, dengan mengurangi produksi urin, menurunkan pengeluaran H2O.

Kontrol pengeluaran air di urin oleh vasopresinPenyesuaian dalam reabsorpsi dan ekskresi H2O dilaksanakan melalui perubahan sekresi vasopresin. Reabsorpsi H2O penting dalam mengatur volume CES karena reabsorpsi garam disertai oleh reabsorpsi H2O setara. Namun, dibagian distal tubulus reabsorpsi H2O bebas yang bervariasi dapat terjadi tanpa reabsorpsi garam yang sebanding.

Page 12: Blok Cairan

Vasopresin meningkatkan permeabilitas tubulus bagian terakhir atau membran luminal terhadap H2O. Jumlah H2O bebas yang di reabsorpsi dapat disesuaikan menurut kebutuhan untuk memulihkan osmolaritas CES ke normal, bergantung pada jumlah vasopresin yang ada.

Masukan eksitatorik predominan untuk skresi vasopresin dan rasa haus datang dari osmoreseptor hipotalamus. Osmoreseptor ini memantau osmolaritas cairan yang mengelilingi mereka sehingga mencerminkan konsentrasi lingkungan cairan internal keseluruhan.Penurunan volume CES dalam jumlah besar dan penurunan tekanan arteri maka

reseptor volume atrium kiri secara refleks merangsang sekresi vasopresin dan rasa haus.

Ingat!! Bahwa penurunan volume CES/plasma dan rendahnya tekanan darah arteri yang rendah juga secara refleks meningkatkan aldosteron. Hal ini menyebabkan paningkatan reabsorpsi Na+ yang akhirnya menyebabkan retensi osmotik H2O, ekspansi volume CES, dan peningkatan tekanan darah arteri.

3. Memahami gangguan keseimbangan cairan tubuh

3.1 Hipovolemia

Hipovolemia adalah suatu keadaan dimana berkurangnya volume cairan tubuh yang akhirnya menimbulkan hipoperfusi jaringan. Hipovolemia adalah berkurangnya cairan ekstrasel dimana air dan natrium berkurang dalam jumlah yang stabil. Hipovolemia dapat terjadi pada kehilangan air dan natrium melalui saluran intestinalis,ginjal, kulit dan sekuetrasi cairan.Pada hipovolemia cairan yang berkurang atau hilang hanyalah cairan ekstrasel. Karena cairan yang keluar atau hilang adalah cairan yang isotonik, maka kadar natrium plasma tetap dalam batas normal

3.2 Dehidrasi

KETIDAK SEIMBANGAN VOLUME CAIRAN TUBUH

Defisit volume ECF adalah berkurangnya cairan isotonik plasma (serta hilangnya ion Na dan air yang relatif seimbang) → disebut dehidrasi

1. Penurunan 2% : dehidrasi ringan2. Penurunan 5% : dehidrasi sedang3. Penurunan 8% : dehidrasi berat

Pada keadaan dehidrasi akan terjadi hipernatremia, karena cairan yang keluar atau hilang adalah cairan hipotonik. Dehidrasi dapat terjadi pada keaadan keluarnya air melalui keringat, penguapan dari kulit, saluran intestinal, diabetes insipidus, diuresis osmotik, yang semuanya disertai rasa haus dengan gangguan akses cairan. Atau dapat terjadi bila cairan ekstrasel masuk ke intrasel secara berlebihan pada kejang hebat atau setelah melakukan latihan berat. Atau dapat terjadi bila asupan cairan hipertonik berlebihan

Page 13: Blok Cairan

3.3 Hipervolemia

Hipervolemia adalah suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan volume cairan ekstrasel, khususnya intrvaskular melebihi kemampuan tubuh mengeluarkan air melalui ginjal, saluran intestinal, kulit.

3.4 Edema

Edema adalah suatu pembengkakan yang dapat diraba akibat penambahan volume cairan intersisium. Ada 2 faktor :

1. Retensi natrium di ginjal2. Perubahan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan keluarnya cairan

intravaskular kedalam jaringan intersisium

4. Memahami gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh (natrium – kalium)

4.1. HiponatremiaDefinisi : kadar Na+ serum di bawah normal (<>Causa : CHF, gangguan ginjal dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit AddisonTanda dan Gejala :* Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam beberapa jam, pasien mungkin mual, muntah, sakit kepala dan keram otot.* Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit kepala hebat, letargi, kejang, disorientasi dan koma.* Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti gagal jantung, penyakit Addison).* Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin ada tanda-tanda syok seperti hipotensi dan takikardi.

4.2. HipernatremiaDefinisi : Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L)Causa : Kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik, diuresis osmotik, diabetes insipidus, sekrosis tubulus akut, uropati pasca obstruksi, nefropati hiperkalsemik; atau karena hiperalimentasi dan pemberian cairan hipertonik lain.Tanda dan Gejala : iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang sekunder terhadap hipernatremia.

4.3. HipokalemiaDefinisi : kadar K+ serum di bawah normal (<>Etiologi

* Kehilangan K+ melalui saluran cerna (misalnya pada muntah-muntah, sedot nasogastrik, diare, sindrom malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar)

Page 14: Blok Cairan

* Diuretik* Asupan K+ yang tidak cukup dari diet* Ekskresi berlebihan melalui ginjal* Maldistribusi K+* Hiperaldosteron

Tanda dan Gejala :

Lemah (terutama otot-otot proksimal), mungkin arefleksia, hipotensi ortostatik, penurunan motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus. Hiperpolarisasi myokard terjadi pada hipokalemia dan dapat menyebabkan denyut ektopik ventrikel, reentry phenomena, dan kelainan konduksi. EKG sering memperlihatkan gelombang T datar, gelombang U, dan depresi segmen ST.

4.4. HiperkalemiaDefinisi:kadar K+ serum di atas normal (> 5,5 mEq/L)Etiologi:

* Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau kronik, diuretik hemat kalium, penghambat ACE.* beban kalium dari nekrosis sel yang masif yang disebabkan trauma (crush injuries), pembedahan mayor, luka bakar, emboli arteri akut, hemolisis, perdarahan saluran cerna atau rhabdomyolisis. Sumber eksogen meliputi suplementasi kalium dan pengganti garam, transfusi darah dan penisilin dosis tinggi juga harus dipikirkan.* Perpindahan dari intra ke ekstraseluler; misalnya pada asidosis, digitalisasi, defisiensi insulin atau peningkatan cepat dari osmolalitas darah.* Insufisiensi adrenal* Pseudohiperkalemia. Sekunder terhadap hemolisis sampel darah atau pemasangan torniket terlalu lama* Hipoaldosteron

Tanda dan Gejala : Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung. EKG memperlihatkan perubahan-perubahan sekuensial seiring dengan peninggian kalium serum. Pada permulaan, terlihat gelombang T runcing (K+ > 6,5 mEq/L). Ini disusul dengan interval PR memanjang, amplitudo gelombang P mengecil, kompleks QRS melebar (K+ = 7 sampai 8 mEq/L). Akhirnya interval QT memanjang dan menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi ventrikel dan asistole cenderung terjadi pada K+ > 10 mEq/L. Temuan-temuan lain meliputi parestesi, kelemahan, arefleksia dan paralisis ascenden.

5. Memahami Etika Minum dalam Islam

Tata cara dan etika minum :

Page 15: Blok Cairan

Mengucapkan basmalah di awal minum dan hamdalah setelah minum

Disunnahkan minum dengan duduk

Diriwayatkan dari Anan RA, dia berkata: “rasulullah melarang seseoramh

minum dengan berdiri. Maka mereka bertanya,”bagaimana dengan makan?”

Beliau menjawab,”lebih lagi waktu makan” (HR.Muslim)

Mengambil gelas atau tempat minum dengan tangan kanan dan minum

dengan tangan kanan pula.

Minum dengan tiga tegukan yang dimulai dengan basmalah dan ditutup

dengan hamdalah

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, Rasulullah saw. bersabda:

“janganlah kalian minum seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan

minum dua-dua (teguk) atau tiga-tiga (teguk), hendaknya kalian membaca

basmalah ketika minum dan membaca hamdalah setelah minum.” (HR.at-

Tirmidzi)

Tidak meniup makanan dan minuman.

Hendaknya tidak minum langsung dari mulut tempat air, tetapi

menuangnya di gelas, lalu meminumnya.

Tidak berlebihan minum terutama di saat makan karena hal ini mengganggu

pencernaan, sebaiknya minum beberapa saat sebelum dan sesudah makan.

Tidak minum dengan menggunakan tempat dari perak, karana tidak

diperbolehkan dalam agama

Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA, dia berkata, Rasulullah saw. bersabda:

“orang-orang yang makan dan minum dengan benjana emas dan perak,

sungguh telah menuangkan ke dalam perutnya api neraka.” (HR.Muslim)

Hendaknya ketika membagikan minuman, memegang tempat minum

(nampan) dengan tangan kiri, memberikannya dengan tangan kanan.

Dimulai dari yang tertua atau yang tinggi kedudukanya dalam

masyarakat.

Hendaknya pemberi minum oarng yang terakhir minum.

Diriwayatkan dari Abi Qatadah RA, nabi saw. bersabda: “Orang yang

memberi minum adalah orang yang paling akhir minum.” (HR.at-Tirmidzi)

Page 16: Blok Cairan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Hadits

Price, Sylvia A. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit 1 Edisi 4. Jakarta :

EGC, 1994

Robbins, Kumar. Buku Ajar Patofisiologi 1 edisi 4. Jakarta : EGC, 1995

Sudoyo, Aru W, dkk. Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi 4. Jakarta : Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam, 2006