blok 13

15
Tinjauan Pustaka Gangguan Tidur pada Lanjut Usia Siska (102012102/C5) Universitas Kristen Krida Wacana, Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta, 11510 [email protected] Abstrak Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri.Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seseorang memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu memenuhi kebutuhan fisiologisnya dibandingkan kebutuhan yang lain. Kebutuhan fisiologis tersebut salah satunya adalah istirahat dan tidur. Kata kunci: Istirahat dan tidur. Abstract Humans have certain needs that must be met satisfactorily through homeostatic processes, both physiological and psychological. Needs is a very important, useful, or necessary to maintain homeostasis and life itself. Physiological needs have the highest priority in the hierarchy of Maslow. Someone has some unmet needs will first meet the physiological needs than the needs of others. The physiological needs one of them is rest and sleep. 1 | Page

Upload: siska-jevika

Post on 12-Jul-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tumbuh kembang

TRANSCRIPT

Page 1: blok 13

Tinjauan Pustaka

Gangguan Tidur pada Lanjut Usia

Siska (102012102/C5)

Universitas Kristen Krida Wacana, Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta, 11510

[email protected]

Abstrak

Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui

proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan merupakan suatu hal yang

sangat penting, bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu

sendiri.Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seseorang

memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu memenuhi kebutuhan

fisiologisnya dibandingkan kebutuhan yang lain. Kebutuhan fisiologis tersebut salah satunya

adalah istirahat dan tidur.

Kata kunci: Istirahat dan tidur.

Abstract

Humans have certain needs that must be met satisfactorily through homeostatic processes,

both physiological and psychological. Needs is a very important, useful, or necessary to

maintain homeostasis and life itself. Physiological needs have the highest priority in the

hierarchy of Maslow. Someone has some unmet needs will first meet the physiological needs

than the needs of others. The physiological needs one of them is rest and sleep.

Keywords: Rest and sleep.

Pendahuluan

Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi manusia, karena dalam tidur

terjadi proses pemulihan, proses ini bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang pada

keadaan semula, dengan begitu, tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar

kembali. Proses pemulihan yang terhambat dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa

1 | P a g e

Page 2: blok 13

bekerja dengan maksimal, akibatnya orang yang kurang tidur akan cepat lelah dan mengalami

penurunan konsentrasi.2

Kondisi tidur dapat memasuki suatu keadaan istirahat periodik dan pada saat itu

kesadaran terhadap alam menjadi terhenti, sehingga tubuh dapat beristirahat.Otak memiliki

sejumlah fingsi, struktur, dan pusat-pusat tidur yang mengatur siklus tidur dan terjaga. Tubuh

pada saatyang sama menghasilkan substansi yang ketika dilepaskan ke dalam aliran darah

akan membuat mengantuk. Proses tersebut jika diubah oleh stres, kecemasan, gangguan dan

sakit fisik dapat menimbulkan insomnia atau gangguan tidur.3

Gangguan tidur-bangun dapat disebabkan oleh perubahan fisiologis misalnya pada

proses penuaan normal. Riwayat tentang masalah tidur, higiene tidur saat ini, riwayat obat

yang digunakan, laporan pasangan, catatan tidur, serta polisomnogram malam hari perlu

dievaluasi pada lansia yang mengeluh gangguan tidur. Keluhan gangguan tidur yang sering

diutarakan oleh lansia yaitu insomnia, gangguan ritme tidur,dan apnea tidur. Makalah ini

akan membahas tentang diagnosis gangguan tidur tersebut serta cara penatalaksanaannya.

Pembahasan

Anamnesis

Seorang laki-laki berusia 64 tahun dibawa ke Poli Psikogeriatrik oleh anaknya dengan

keluhan utama tidak bisa tidur dan marah-marah sejak 2 bulan yang lalu.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan meliputi, inspeksi, palpasi, perkusi,

danauskultasi.

Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Tes darah digunakan untuk mendeteksi masalah tiroid atau kondisi lain yang

dapat menyebabkan masalah tidur.

b. Polysomnography

2 | P a g e

Page 3: blok 13

Pengujian yang dilakukan di pusat-pusat tidur jika kondisi seperti sleep apnea

yang diduga. Pada tes ini, orang akan diminta untuk menghabiskan malam penuh di pusat

tidur sambil di monitor denyut jantung, gelombang otak, respirations, gerakan, kadar oksigen,

dan parameter lain saat mereka sedang tidur. Data tersebut kemudian dianalisa oleh dokter

khusus terlatih untuk mendiagnosa atau mengesampingkan apnea tidur.

c. Actigraphy

Tes lain yang lebih objektif yang mungkin dilakukan dalam situasi tertentu

tetapi tidak secara rutin bagian dari evaluasi untuk insomnia. Actigraph adalah sebuah

detektor gerakan gerakan indera seseorang saat tidur dan terjaga. Hal ini dipakai mirip

dengan jam tangan selama berhari-hari ke minggu, dan data pergerakan dicatat dan dianalisa

untuk menentukan pola tidur dan gerakan. Tes ini mungkin berguna dalam kasus gangguan

insomnia primer, gangguan irama sirkadian, atau kesalahpahaman tidur negara.

Diagnosis kerja

Insomnia

Insomnia adalah suatu kondisi tidur yang tidak memuaskan secara kuantitas dan/atau

kualitas, yang berlangsung untuk satu kurun waktu tertentu. Taraf penyimpanagan yang

sesungguhnya dari apa yang lazim dianggap sebagai tidur normal secara umum sebaiknya

tidak secara primer dianggap sebagai diagnosis insomnia, oleh karena beberapa individu

(yang disebut juga sebagai penidur singkat (short sleeper)) membutuhkan tidur hanya sedikit

dan tidak mengaggap dirinya menderita insomnia. Sebaliknya terdapat sejumlah orang yang

sering menderita insomnia karena kualitas tidur yang buruk, sedangkan kuantitas tidurnya

seara subjektif dan/atau objektif berada dalam batas-batas normal.

Diantara penderita insomnia, kesulitan masuk tidur adalah keluhan yang paling umum,

kemudian diikuti oleh sulit mempertahankan tidur dan bangun terlalu dini. Namun demikian,

biasanya pasien melaporkan kombinasi dari ketiga keluhan ini. Yang khas, insomnia

berkembang pada waktu terjadi peningkatan stres kehidupan dan cenderung lebih umum

terdapat pada wanita, orang yang lebih tua dan pada orang yang secara psikologis terganggu

dan orang yang sosioekonominya kurang beruntung. Jika insomnia dialami berulang-ulang,

dapat menigkatkan kekhawatiran tidak bisa tidur dan suatu preokupasi dengan segala

konsekuensinya, hal ini menimbulkan lingkaran kemelut yang tidak terselesaikan.

3 | P a g e

Page 4: blok 13

Individu dengan insomnia, mengatakan dirinya merasa tegang, cemas, khawatir, atau

depresif pada asaat tidur, dan merasa seolah-olah pikirannya melayang-layang. Mereka

biasanya mengeluh tak cukup tidur, banyak masalah pribadi, gangguan kesehatan dan bahkan

khawatir menyebabkan kematian. Sering mereka mengatasinya dengan minum obat atau

alkohol. Pada waktu pagi mereka mengeluh lelah fisik dan mental, pada siang hari mereka

secara khas merasa depresif, cemas, tegang mudah tersinggung dan ada peokupasi dengan

diri sendiri.

Etiologi

Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai penyebab yang berbeda.Penyebab dapat

dibagi menjadi faktor situasional, kondisi medis atau psikiatris, atau gangguan tidur

primer.Insomnia juga dapat diklasifikasikan berdasarkan lama gejala yaitu, transient, jangka

pendek atau kronis.Insomnia transient biasanya berlangsung kurang dari tujuh hari, insomnia

jangka pendek biasanya berlangsung selama sekitar satu sampai tiga minggu, dan insomnia

kronis berlangsung selama lebih dari tiga minggu.4

Banyak penyebab insomnia transien dan jangka pendek adalah sama dan beberapa

termasuk:

- Jet lag

- Perubahan shift kerja

- Bisingan berlebihan atau tidak menyenangkan

- Suhu kamar yang kurang nyaman (terlalu panas atau terlalu dingin)

- Situasi Stres dalam kehidupan (persiapan ujian, kehilangan yang dicintai, perceraian,

pengangguran, atau perpisahan dengan seseorang)

- Adanya penyakit medis atau bedah akut; atau rawat inap

- Penarikan dari obat, alkohol, obat penenang, atau obat perangsang

Gejala fisik yang tidak terkendali (sakit, demam, masalah pernapasan, hidung

tersumbat, batuk, diare, dll) juga dapat menyebabkan seseorang untuk menderita

insomnia.Mengontrol gejala ini dan penyebab mereka dapat menghasilkan resolusi insomnia.

4 | P a g e

Page 5: blok 13

Penyebab Insomnia kronis atau Jangka Panjang– Mayoritas penyebab insomnia kronis

atau jangka panjang biasanya dikaitkan dengan kondisi jiwa atau fisiologis yang mendasari

(medis).

Penyebab Psikologi Insomnia – Masalah yang paling umum yang dapat menyebabkan

insomnia meliputi:

- Cemas

- Depresi

- Stres (mental, emosional, situasional, dll)

- Skizofrenia, dan / atau

- Mania (gangguan bipolar)

Insomnia dapat merupakan indikator depresi. Banyak orang akan menderita insomnia selama

fase akut dari penyakit mental. Seperti yang disebutkan sebelumnya, depresi dan kecemasan

yang berkaitan erat dengan insomnia.Dari semua penyebab medis dan psikologis sekunder

insomnialain, kecemasan dan depresi adalah yang paling umum.

Penyebab Fisiologis Insomnia – Penyebab fisiologis mulai dari gangguan ritme sirkadian

(gangguan jam biologis), ketidakseimbangan tidur-bangun, ke berbagai kondisi medis.

Berikut ini adalah kondisi medis yang paling umum yang memicu insomnia:

- Sindrom sakit kronis

- Sindrom kelelahan kronis

- Gagal jantung kongestif

- Angina pada malam hari (nyeri dada) dari penyakit jantung

- Penyakit refluks asam (GERD)

- Penyakit paru obstruktif kronis (COPD)

- Nocturnal asma (asma dengan gejala pernapasan malam waktu)

- Obstructive sleep apnea

- Penyakit degeneratif, seperti penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer (Sering,

insomnia merupakan faktor penentu untuk penempatan panti jompo.)

- Tumor otak, stroke, atau trauma ke otak

Faktor-faktor Resiko

Faktor-faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko individu untuk insomnia:

5 | P a g e

Page 6: blok 13

- Usia - orang tua lebih rentan terhadap insomnia

- Gender - wanita lebih cenderung memiliki insomnia daripada pria

- Stres atau peristiwa traumatik

- Pergeseran atau perubahan jadwal kerja – kerja malam

- Perjalanan melintasi zona waktu

- Penyalahgunaan zat

- Asma - bronkodilator kadang-kadang menyebabkan insomnia

- Bekerja berlebihan komputer

- Depresi

- Gaya hidup yang kurang olah raga

Patogenesis

Insomnia adalah dianggap sebagai gangguan “hyperarousal” gairah yang tinggi dialami

sepanjang hari.Keadaan bergairah tinggi ini dapat menunjukkan dirinya sebagai keadaan

waspada berlebih pada siang hari dan kesulitan memulai dan mempertahankan tidur pada saat

malam hari. Gairah tersebut,dihubungkan dengan keadaan kognitif dan fisiologis insomnia.

Model kognitif menunjukkan bahwa kekhawatiran dan renungan mengenai tekanan hidup

mengganggu tidur, menciptakan episode akut insomnia, khususnya dalam memulai tidur dan

kembali tidur setelah terbangun.Kemudian, setelah seorang individu mulai mengalami

kesulitan tidur, cemas dan renungan mengenai kehidupan beralih kepada peristiwa

kekhawatiran tentang tidur itu sendiri dan tentang konsekuensi pada siang hari yang

merupakan tidak cukup tidur.Pemikiran negatif seperti ini akan terus diperkuat jika

terdapatnya keadaan yang dapat mengganggu tidur.5

Sejalan dengan model kognitif, model lain dari evolusi insomnia mengusulkan gairah

tinggi yang terutama karena faktor fisiologis atau neurofisiologis.Rangsangan fisiologis telah

dievaluasi melalui pengukuran tingkat metabolisme seluruh tubuh, variabilitas detak jantung,

pengukuran neuroendokrin, dan neuroimaging fungsional. Seluruh tingkat metabolisme tubuh

dapat diukur melalui konsumsi oksigen (O2).Studi terbaru dibandingkan tidur yang baik

dengan pasien yang didiagnosis dengan insomnia.Para pasien insomnia menunjukkan tingkat

metabolisme secara signifikan lebih tinggi (diukur pada interval di hari 24-jam) dibandingkan

dengan control, yaitu orang yang sehat.Tingkat variabilitas detak jantung dapat merupakan

rangsangan yang diatur oleh kegiatansistem saraf simpatis dan parasimpatis.Dalam study 36-

6 | P a g e

Page 7: blok 13

jam menemukan bahwa tingkat rata-rata detak jantung meningkat dan variabilitas menurun

pada semua tahapan tidur pada pasien insomnia dibandingkan dengan orang sehat dan dengan

pola tidur normal.

Penatalaksanaan

Karena banyaknya penyebab gangguan tiudr pada usia lanjut, maka penataan laksanaan

gangguan tidur pada usia lanjut harus dilakukan secara individual, dengan meneliti dan

menilai gejala dan tanda pada setiap pasien. Penatalaksanaan ini dibagi menjadi 2:

a. Non-mentosa

Mengembangkan kebiasaan tidur yang teratur. Ini berarti menjaga waktu tidur

yang teratur dan waktu bangun. Waktu tidur harus berlangsung selama yang

diperlukan untuk merasa segar pada hari berikutnya, dan waktu ekstra di tempat

tidur di luar apa yang dibutuhkan harus dihindari.

Lambat bawah dan bersantai sebelum tidur (dimulai setidaknya 30 menit

sebelum tidur). Sebuah makanan ringan dapat membantu.

Jauhkan gelap kamar tidur, tenang, dan pada suhu yang nyaman.

Latihanharian. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari atau sore hari(tetapi

tidak lebih dari 7-8pm).

Jangan memaksa diri untuk tidur. Jika tidak dapat jatuh tertidur dalam waktu

15-30 menit, meninggalkan tempat tidur dan lakukan sesuatu yang rileks sampai

mengantuk, seperti mendengarkan musik atau membaca bacaan ringan.

Jangan mengkonsumsi alcohol selama 4-6 jam sebelum tidur. Kafein dan

penggunaan tembakau juga harus di hindari sebelum tidur.

Tidur pada siang hari biasanya harus dihindari.

Jangan terlibat dalam kegiatan mental atau fisik yang berat sesaat sebelum tidur.

Jangan mengambil masalah seseorang untuk tidur.

b. Medika-mentosa

Diberikan sesuai dengan penyebab yang mendasari terjadinya gangguan tidur

tersebut.Obat-obat transkuiliser minor seperti golongan Benzodiazepine dapat diberikan

pada pasien insomnia akut, diberikan dosis kecil dengan waktu yang tidak lama.

7 | P a g e

Page 8: blok 13

Komplikasi

Penyakit kardiovaskuler

Pasien angina dapat menderita insomnia akibat serangan angina dimalam hari. Begitu

pula pasien pasca infark jantung dan pasca bedah jantung sering mengeluh

insomnia.Beberapa pasien pasca infark jantung yang diobati dengan benzodiazepin dapat

mengalami apnea tidur berulang dengan durasi pendek. Selain itu pasien gagal jantung kronik

dapat pula mengalami apnea pernafasan yang sangat berat saat berbaring.6

Penyakit saluranpencernaan

Ulkus peptikum, hernia hiatus, refleks gastroesofagus, atau kolitis dapat

menimbulkaninsomnia.

Penyakit muskuloskeletal

Tidur seringtergangguakibat penyakit mediklain seperti artritis,rematik, dansindrom

nyerilainnya.Terapiyangsesuai dapat memperbaiki tidur (misalnya,analgesikuntuk nyeri).

Pencegahan

Rekomendasi umum untuk mencegah insomnia meliputi:7

- Bekerja untuk meningkatkan kebiasaan tidur.

- Belajar untuk bersantai. Self-hypnosis, biofeedback dan relaksasi pernapasan sering

membantu.

- Kontrol lingkungan. Hindari cahaya, kebisingan, dan suhu yang berlebihan. Gunakan

tempat tidur hanya untuk tidur dan menghindari menggunakannya untuk membaca dan

menonton TV. Aktivitas seksual adalah pengecualian.

- Menetapkan waktu tidur rutin. Perbaiki waktu bangun.

- Hindari makan besar, asupan cairan yang berlebihan, dan latihan berat sebelum tidur dan

mengurangi penggunaan stimulan termasuk kafein dan nikotin.

8 | P a g e

Page 9: blok 13

- Jika tidak tertidur dalam waktu 20 sampai 30 menit, coba kegiatan yang santai seperti

mendengarkan musik yang menenangkan atau membaca.

- Batasi tidur siang sampai kurang dari 15 menit, kecuali diarahkan oleh dokter.

- Hal ini umumnya lebih baik untuk menghindari tidur siang bila memungkinkan untuk

membantu mengkonsolidasikan tidur malam.

- Ada gangguan tidur tertentu, bagaimanapun, bahwa akan manfaat dari tidur siang.

Diskusikan masalah ini dengan dokter.

Prognosis

Kebanyakan orang yang menderita insomnia tanpa kondisi medis yang mendasari sembuh

dalam beberapa minggu. Bagi mereka yang mengalami insomnia dari peristiwa traumatis

(seperti orang dengan gangguan stres pasca trauma), gangguan tidur dapat berlanjut tanpa

henti. Orang yang menjadi tergantung pada pil tidur dan obat resep untuk tidur sering

memiliki kesulitan yang paling mengatasi insomnia. Insomnia kronis dapat mendorong

perkembangan kondisi medis, gangguan mental, dan jalan, bekerja, dan kecelakaan rumah

tangga.8

Kesimpulan

Tidur merupakan suatu proses di otak yang dibutuhkan seseorang untuk dapat

berfungsi dengan baik. Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering

ditemukan.Sekitar 67% lansia mengalami gangguan tidur.Gangguan tidur yang paling sering

ditemukan pada lansia yaitu insomnia, gangguan ritmik tidur, dan apnea tidur.

Berdasarkan dugaan etiologinya, gangguan tidur dibagi menjadi empat kelompok yaitu,

gangguan tidur primer, gangguan tidur akibat gangguan mental lain, gangguan tidur akibat

kondisi medik umum, dan gangguan tidur yang diinduksi oleh zat.

Beberapa kondisi medik umum seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit paru,

neurodegenerasi, penyakit endokrin, kanker, dan penyakit saluran pencernaan, serta penyakit

muskuloskeletal sering menimbulkan gangguan tidur.

Gangguan mental seperti depresi, anksietas, demensia serta delirium dapat pula

menimbulkan gangguan tidur.Pola gangguan tidur pada penderita depresi berbeda dengan

yang tidak menderita depresi; pada depresi terjadi gangguan pada setiap stadium gangguan

tidur.Langkah pertama mengobati gangguan tidur adalah mengoptimalkan terapi terhadap

penyakit yang mendasarinya.Terapi farmakologik sepertibenzodiazepin merupakan pilihan

9 | P a g e

Page 10: blok 13

utama untuk mengatasi gangguan tidur; walaupun demikian, lama penggunaannya harus

dibatasi karena penggunaan jangka lama malah dapat menimbulkan masalah tidur atau dapat

menutupi gangguan yang mendasarinya.Efek samping sedasi dapat menyebabkan kecelakaan

seperti terjatuh.Obat-obat seperti antidepresan, neuroleptik dapat pula digunakan untuk

gangguan tidur.

Daftar Pustaka

1. Maramis WF. Gangguan tidur. Dalam: Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga

University Press; 1994; hal. 102-3.

2. Sateia M, Carskadon MA. Insomnia. Dalam: Sleep Medicine. Philadelphia: Hanley &

Belfus Inc.;2002. Hal 153-9.

3. Anonim. Gangguan tidur nonorganik. Dalam: Pedoman Penggolongan dan Diagnosis

Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan; 1993; hal. 236-

4. Bhalla RN. Depression. Aug 11, 2010 [14Des, 2013] Diunduh dari:

http://emedicine.medscape.com/article/286759-overview.

5. Goldman HH. Anxiety. Dalam: General Psychiatry. Connecticut: Lange Medical

Publication; 1992. Hal 55, 233-4, 242-3.

6. Roth T. Insomnia: definition, prevalence, etiology, and consequences. August 15, 2007

[14 ,Des 2011] Diunduh dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1978319/.

7. Toy EC. Approach to primary insomnia. Dalam: Psychiatry. Edisi 2. New York: Lange

Medical Books/McGraw Hill; 2007; hal. 150-3.

8. Ebert M, Loosen P, Nurcombe B. Current diagnosis and treatment in psychiatry. New

York: McGraw-Hill; 2005; hal. 437-40.

9. Kaplan HI, Sadock BJ. Insomnia. Dalam: Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Widya Medika;

2002; hal. 315-20.

10 | P a g e