bisnis valas dalam perspektif ekonomi islam _ quranic studies
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Bisnis Valas Dalam Perspektif Ekonomi Islam _ Quranic Studies
1/5
Bisnis Valas Dalam Perspektif Ekonomi IslamMuhsin Hariyanto Agama Islam III FE-UMY,Akhlak, Fikih Kontemporer 16 November 2011
Bisnis Valas Dalam Perspektif Fikih Kontemporer
Dalam kegiatan bisnis valas tersebut, tidak sedikit masyarakat muslim yang terlibat di dalamnya, baik sebagai nasabah
maupun sebagai pengusaha atau karyawan perdagangan valas. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan kajian khusus
mengenai hukum bisnis valas tersebut dalam perspektif ekonomi dan hukum Islam ( m u a m a l a t ), agar umat Islam
mendapatkan jawaban hukum yang jelas dan tegas.
A. Pengertian
Valas adalah singkatan dari valuta asing. Yang dimaksud dengan valuta asing ialah mata uang luar negeri, seperti dollar
Amerika, pound sterling Inggris, ringg it Malaysia dan sebagainya.
Apabila antara negara terjadi perdagangan international, maka tiap negara membutuhkan valuta asing untuk alat bayar
luar negeri, yang dalam dunia perdagangan disebut devisa. Misalnya, importir Indonesia memerlukan devisa untuk
mengimpor barang dari luar negeri. Untuk membayar barang-barang impor tersebut, si importir membutuhkan mata uang
asing.
Demikian juga misalnya, bila sebuah perusahaan di Indonesia mengekspor barang, misalnya ke Jepang, maka
pertukaran mata uang asing diperlukan. Pembayaran oleh Jepang untuk perusahaan Indonesia harus dengan mata
uang lokal, rupiah. Sementara importir Jepang hanya memiliki mata uang yen.
Dalam hal ini ada dua kemungkinan yang dapat ditempuh, guna memenuhi kebutuhan transaksi antara eksportir
Indonesia dan importir Jepang tersebut.
Pertama, bila eksportir Indonesia menagih dalam bentuk rupiah, maka importir Jepang harus menjual yen dan membeli
rupiah untuk membayar barang yang diimpor dari Indonesia. K e d u a ,bila eksportir Indonesia dibayar dengan mata uang
yen, maka eksportir Indonesialah yang harus menukar yen itu kepada rupiah.
Dengan demikian, akan timbul penawaran dan permintaan devisa di bursa valuta asing. Dapat juga terjadi bahwa
transaksi antara dua negara diselesaikan dengan menggunakan mata uang negara ketiga, misalnya dollar.
Hal ini bisa terjadi bila eksportir maupun importir tidak memiliki mata uang lokal negara masing-masing atau mata uang
kedua negara itu sangat jarang diperdagangkan karena mata uangnya sangat lemah. Ini berarti mata uang yang
dipergunakan itu adalah mata uang yang populer di kedua negara itu, misalnya dollar.
Kurs mata uang tersebut bisa berubah-ubah, tergantung pada situasi ekonomi negara masing-masing. Islam mengakui
perubahan nilai mata uang asing dari waktu ke waktu secara s u n n a t u l l a h(mekanisme pasar). Bila perubahan itu terlalutinggi, maka campur tangan pemerintah diperlukan untuk menjaga stabilitas mata uang, karena Islam menginginkan
terciptanya stabilitas kurs mata uang.
Transaksi jua beli valuta asing sebagaimana yang digambarkan di atas, umumnya diselenggarakan di pasar valuta
asing, m o n e y c h a n g e r , bank devisa dan perusahaan bisnis valas.
B. Perspektif Ekonomi Islam
1. Dalam ekonomi Islam, jual beli mata uang disebut dengan istilah a s h - s h a r f . Pada asalnya, mata uang itu hanya
emas dan perak. Uang emas disebut dinar dan uang perak disebut dirham. Kedua mata uang tersebut dinamakan
mata uang intrinsik, yaitu mata uang yang sesuai dengan nilai nominalnya dengan nilai kandungan bahannya.
2. Zaman sekarang mata uang juga berbentuk nikel, tembaga dan kertas yang diberi nilai tertentu. Mata uang selain
dinar dan dirham itu disebut uang nominal yakni angka yang tertulis pada uang nominal tidak sesuai dengan harga
material (intrinsik) uang tersebut.
3. Tukar menukar mata uang boleh terjadi antara lain : 1. Jenis logam yang sama, seperti emas dengan emas, perak
http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/bisnis-valas-dalam-perspektif-ekonomi-islam/http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/bisnis-valas-dalam-perspektif-ekonomi-islam/http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/bisnis-valas-dalam-perspektif-ekonomi-islam/http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/category/fikih/fikih-kontemporer/http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/bisnis-valas-dalam-perspektif-ekonomi-islam/http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/category/akhlak/http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/category/agama-islam-iii-fe-umy/http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/author/muhsinhar/ -
7/23/2019 Bisnis Valas Dalam Perspektif Ekonomi Islam _ Quranic Studies
2/5
dengan perak, 2. Jenis logam yang berlainan, emas dengan perak, emas dengan nikel, 3. Logam dengan uang
kertas, misalnya emas denga n kertas, 4. Uang kertas dengan uang kertas, misalnya selembar Rp. 1 0.000,- dengan
10 lembar uang ribuan.
4. Pada dasarnya, tukar menukar mata uang atau jual be li mata uang hukumnyajaiz(boleh) dengan syarat sebagai
berikut : 1. Apabila uang yang ditukar itu emas, maka harus memenuhi syarat Pertama,sama beratnya atau sama
timbangan. K e d u a ,penyerahan barangnya dilakukan pada waktu yang sama (n a q d a n / s p o t ), demi untuk
menghindar riba.
5. Apabila mata uang yang ditukar itu emas dengan perak, atau kedua mata uang itu berbada jenisnya, maka dapat
ditukarkan sesuai dengan market ratedan penyerahan barangnya harus dilakukan pada waktu yang sama.
C. Norma-Norma Syariah
Aktivitas perdagangan valuta asing, haru s sesuai denga n n orma-norma syariah, antara lain harus terbebas dari unsur
riba, m a i s i r , g h a r a r . Karena itu perdagangan valas harus memperhatikan batasan sebagai berikut
1. Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (s p o t ), artinya masing-masing pihak harus
menerima/menyerahkan masing-masing mata uang pada saat yang bersamaan.
2. Motif pertukaran adalah un tuk kegiatan bisnis sektor riil, yaitu transaksi barang da n jasa, bukan dalam rangka
spekulasi.
3. Harus dihindari ju al beli be rsyarat. Misalnya, si A setuju membelinya kembali pada tanggal tertentu di masa
mendatang.
4. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak uang diyakini mampu menyediakan valuta asing yang
dipertukarkan.
5. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau dengan kata lain, tidak dibenarkan jual beli tanpa hak
kepemilikan (b a i a l - f u d h u l i ).
Dengan memperhatikan beberapa batasan tersebut, terdapat beberapa tingkah laku perdagangan valas yang harus
diperhatikan : 1. Ekonomi syariah menghindari dan melarang perdagangan tanpa penyerahan (f u t u r e n o n d e l i v e r y
t r a d i n g atau m a r g i n t r a d i n g ). 2. Ekonomi syariah melarang tegas jual beli valas untuk kepentingan spekulasi. 3. Harus
dihindari jual beli valas, baik dalam bentuk s p o t maupun f o r w a r d . 4. Ekonomi syariah juga melarang transaksi s w a p.
Berjanji untuk menukar mata uang asing dengan mata uang setempat pada waktu tertentu dan dengan harga yang
ditetapkan, hukumnyajai z.
D. Larangan Spekulasi Valas
Sekali lagi ditegaskan bahwa pertukaran mata uang atau jual beli valas untu kebutuhan sektor riil, baik transaksi barang
maupun jasa, hukumnya boleh (jai z) menurut hukum Islam. Namun, bila motifnya untuk spekulasi, sebagaimana yang
banyak terjadi saat ini, maka hukumnya haram.
Argumentasi dan dasar pemikiran larangan perdagangan spekulasi valas untuk spekulasi, dirumuskan dala m bentukpoin di bawah ini :
1. Pendapat Mahathir Muhammad, PM Malaysia, Mahathir Muhammad dikenal luas sebagai orang yang mengecam
keras praktik perdagangan valas (M a r g i n t r a d i n g v a l a s). Larangan keras ini didasarkan pada sejumlah alasan :
1. Berdagang valuta asing ini tidak ubahnya seperti judi, karena dalam transaksinya penuh dengan spekulasi. 2.
Konstribusi m a r g i n t r a d i n g sangat signifikan terhadap melemahnya rupiah atas dollar AS. Sedangkan melemahnya
rupiah atas dollar merupakan bencana bagi ekonomi Indonesia. 3. Praktikm a r g i n t r a d i n g biasanya tidak
mengindahkan f a i r b u s s i n e s. 4. Karena tidak ada proses transaksi riel, para pelaku hanya mengandalkan selisih
dari harga valuta pada saat penutupan.
2. Uang bukan komuditas. Dalam ekonomi Islam, uang tidak boleh dijadikan sebagai komoditas, namun dalamperdagangan valuta, yang secara jelas, telah dijadikan sebagai komoditas.
2. Menurut Taqiyuddin An-Nabhani dalam bukuAn-Nizh am al Iqtishadi al-Islami , mengatakan bahwa uang adalah
standar nilai pada barang dan jasa (199-297). Demikian pula Thahir Abdul Muhsin Sulaiman dalam buku I l a j u l
-
7/23/2019 Bisnis Valas Dalam Perspektif Ekonomi Islam _ Quranic Studies
3/5
M u s y k i l a h a l - I q t i s h a d i b i l I s l a m, memandang uang sebagai m e d i u m o f e x c h a n g e .
Pakar ekonomi Islam sepakat, bahwa perdagangan spekulasi valuta telah menimbulkan dampak buruk bagi
perekonomian dunia dan senantiasa mengancam ekonomi banyak negara. Oleh karena itu praktik spekulasi valas harus
dilarang.
Menurut ekonomi Islam, transaksi valas hanya dibenarkan apabila digunakan untuk kebutuhan sektor riel, seperti
membeli barang untuk kebutuhan import, berbelanja atau membayar jada di luar negeri, sebagaimana yang dibutuhkan
para jamaah haji, dan sebagainya.
Perdagangan valas dalam kegiatan spekulasi adalah sebuah transaksi maya (semu), karena padanya tidak terdapat jual
beli sektor riil. Dalam perdagangan valas, yang diperjualbelikan adalah uang itu sendir, bukan barang atau jasa.
Dalam transaksi maya, tidak ada sektor riil (barang atau jasa) yang diperjualbelikan. Mereka hanya memperjualbelikan
kertas berharga dan mata uang untuk tujuan spekulasi. Selisih dan tambahan (g a i n) yang diperoleh dan jual beli itu
termasuk kepada riba. Karena g a i nitu diperoleh b i g h a i r i i w a d h i n, yakni tanpa ada sektor riil yang dipertukarkan, kecuali
mata uang itu sendiri.
Tegasnya, g a i n(harga beli lebih besar dari harga jual) yang diperoleh dalam perdagangan valas adalah riba.
Pelarangan riba yang secara tegas terdapat dalam Al-Quran (QS. 2 : 275-279), pada hakikatnya, merupakan pelarangan
terhadap transaksi maya. Firman Allah, Allah menghalalkan jual beli (sektor riil), dan mengharamkan riba (transaksi
maya).
E. Dampak Spekulasi Perdagangan Valas
1. Perdagangan valas menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian suatu negara, antara lain menimbulkan
ketidakstabilan nilai tukar mata uang. Sehingga menggusarkan para pengusaha dan masyarakat umum, malah kegiatan
jual -beli valas cenderung mendorong jatuhnya nilai uang rupiah, karena para spekula n sengaja melakukan rekayasa
pasar agar nilai mata uang suatu negara berfluktuasi secara tajam.
Bila nilai rupiah anjlok, maka secara otomatis, rusaklah ekonomi Indonesia yang ditandai dengan naiknya harga barang-
barang atau terjadinya inflasi secara tajam. Sedangkan inflasi adalah realitas ekonomi yang tidak diinginkan ekonomi
Islam.
Akibat lain adalah goncang dan ambruknya perusah aan yang tergantung pada bahan impor yang pada gili rannya
mengakibatkan kesulitan operasional dan sering menimbulkan PHK di mana-mana. Demikian pula, suku bunga
perbankan menjadi tinggi, APBN harus direvisi karena disesuaikan dengan dollar. Defisit APBN pun semakin
membengkak secata tajam.
Demikianlah keburukan jatuhnya nilai mata uang rupiah yang dipicu oleh permainan spekulasi valas. Berdasarkan
dampak negatif itu, perdagangan valas untuk kepentingan spekulasi, amat dilarang dalam Islam.
2. Dampak lain transaksi maya dalam perekonomian ialah terjadinya ketidakseimbangan arus moneter dengan arus
finansial. Realitas ketidakseimbangan arus moneter dan arus barang/jasa tersebut, mencemaskan dan mengancam
ekonomi berbagai negara.
Dalam ekonomi Islam, jumlah uang yang beredar, bukanlah variabel yang dapat ditentukan begitu saja oleh pemerintah
sebagai variabel eksogen. Dalam ekonomi Islam, jumlah uang yang beredar ditentukan di dalam perekonomian sebagai
variabel endogen, yaitu ditentukan oleh banyaknya permintaan uang di sektor riel. Atau dengan kata lain, jumlah uang
yang beredar sama banyaknya dengan nilai barang dan jasa dalam perekonomian.
Dalam ekonomi Islam, sektor finansial dan sektor riel. Inilah perbedaan konsep ekonomi Islam dengan ekonomi
konvensional, jelas memisahkan antara sektor finansial dan sektor riel.
Akibat pemisah an itu, ekonomi dunia rawan krisis, khususnya negara-negara berkembang (terparah Indonesia). Seb ab,
pelaku ekonomi tidak lagi menggunakan uang untuk kepentingan sektor riil, tetapi untuk kepentingan spekulasi mata
-
7/23/2019 Bisnis Valas Dalam Perspektif Ekonomi Islam _ Quranic Studies
4/5
uang.
Spekulasi inilah yang dapat menggoncang ekonomi berbagai negara, khususnya negara yang kondisi politiknya tidak
stabil. Akibat spekulasi itu, jumlah uang yang beredar sangat tidak seimbang dengan jumlah barang di sektor riil.
Bagi spekulan, tidak penting apakah nilai menguat atau melemah. Bagi mereka yang penting adalah mata uang selalu
berfluktuasi. Tidak jarang mereka melakukan rekayasa untuk menciptakan fluktuasi bila a da momen yang tepat,
biasanya satu peristiwa politik yang minimbulkan ketidakpastian.
Menjelang momentum tersebut, secara perlahan-lahan mereka membeli rupiah, sehingga permintaan akan rupiah
meningkat. Ini akan mendorong nilai rupiah menguat. Penguatan rupiah secara semu ini, akan menjadi makanan empuk
para spekulan.
Bila momentumnya muncul dan ketidakpastian mulai merebak, mereka akan melepaskan rupiah sekaligus dalam jumlah
besar. Pasar akan kebanjiran rupiah dan tentunya nilai rupiah akan anjlok. Para spekulan meraup keuntungan dari
selisih harga harga beli dan harga jual. Makin besar selisihnya, makin menarik bagi para spekulan untuk bermain.
3. Perdagangan mata uang (valas) secar signifikan menimbulkan kerawanan krisis bagi suatu negara. Karena itulah,
maka konferensi tahunanAsociation of Muslim scientistdi Chicago, Oktober 1998 yang membahas masalah krisis
ekonomi Islam, menyepakati bahwa akar persoalan krisis adalah perkembangan sektor finansial yang berjalan sendiri,
tanpa terkait dengan sektor riil.
Dengan demikian, nilai suatu mata uang dapat berfluktuasi secara liar. Solusinya adalah mengatur sektor finansial agar
dijauhkan dari segala transaksi yang mengandung riba, termasuk transaksi maya di pasar uang.
Gejala d e c o p l i n g , sebagaimana digambarkan di atas, disebabkan, karena alat tukar dan penyimpanan kekayaan, tetapi
telah menjadi komoditas yang diperjualbelikan dan sangat menguntungkan bagi mereka yang
memperoleh g a i n (tambah selisih harga jual dan harga beli). Meskipun bisa berlaku sebaliknya, yakni orang yang bisa
mengalami kerugian milyaran dolar AS.
F. Kesadaran Negara Maju
Sebenarnya, sebagai pakar ekonomi dunia telah menyadari kerapuhan sistem moneter kapitalisme seperti itu.
Teori b u b b l e g r o w t h dan r a n d o m w a l k telah memberikan penjelasan yang meyakinkan bahaya transaksi maya (bisnis
dan spekulasi mata uang dan bisnis (spekulasi) saham di pasar modal).
Pelarangan riba yang secara tegas terdapat dalam al-Quran (QS. 2 : 275 279), pada hakikatnya, merupakan
pelarangan terhadap transaksi maya. Firman Allah, Allah mengha lal kan jual beli (sektor riil ) dan mengh aramkan riba
(transaksi maya).
Para pemimpin negara-negara G7 pun telah menyadari bahaya dan keburukan transaksi maya dalam perekonomian.
Pada tahun 1998 mereka menyepakati bahwa perlu adanya pengaturandi pasar uang sehingga tidak menimbulkan
krisis yang berkepanjangan. Jadi, bila negara-negara G7 telah menyadari bahaya transaksi maya, mengapa Indonesia
masih belum melihat dampak negatifnya bagi perekonomian.
Karena itu, pemerintah hendaknya melarang transaksi maya atau transaksi derivatif baik di money changer, bank devisa
dan pasar uang. Bank syariah, seperti Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri, sejak berdirinya
menghindari bisnis spekulasi mata uang, karena dilarang dalam ekonomi Islam.
G. Kesimpulan
1. Pada dasarnya jual beli valas dibolehkan, bila jual beli itu dimaksudkan untuk kebutuhan transaksi sektor riil (barangdan jasa), misalnya untuk membayar barang-barang yang diimport kepada eksportir luar negeri atau untuk berpergian
dan belanja di l uar negeri.
2. Perdagangan valas untuk kepentingan spekulasi adalah haram, karena mengandung unsur riba dan maysir, serta
-
7/23/2019 Bisnis Valas Dalam Perspektif Ekonomi Islam _ Quranic Studies
5/5
menimbulkan dampak negatif (m u d h a r a t ) bagi perekonomian masyarkat umum (m a s l a h a t a m m a h). Kerena itu alasan-
alasan itu, umat Islam harus menghindarinya.
Spekulasi valas artinya, seseorang membeli uang asing hanya untuk memperoleh g a i n(selisih) harga beli dan harga
jual . Seseora ng spekulan membeli mata uang asing, misalnya dola r, ketika harganya turun dan melepaskannya ketika
harga naik dan begitulah seterusnya.
Selisih harga beli dan harga jual menjadi keuntungan spekulan. Selisih yang diperoleh tanpa ada i w a d hatau transaksi
sektor riil adalah riba. Sedangkan kemungkinan dan ketidakpastian nilai tukar mata uang yang berakibat bagi kerugian
dan keuntungan si spekulan tergolong kepada judi.
3. Perlu ditegaskan kembali bahwa dalam perdagangan valas, g a i n yangdiperoleh adalah riba, karena g a i nitu bukan
hasil kegiatan bisnis sektor barang atau jasa, tetapi hasil pertukaran mata uang semata.
4. Perdagangan valas telah menjadikan uang sebagai komoditas dan kegiatan ini disebut dengan transaksi maya,
karena dalam kegiatan bisnis ini terjadi perputaran arus uang dalam jumlah besar, tetapi tidak ada kegiatan sektor riilnya
(b a i barang dan jasa). Padahal menurut ekonomi Islam, fungsi uang tidak boleh sebagai komoditas.
Dalam ekonomi Islam, segala bentuk transaksi maya dilarang. Bila transaksi ini dibolehkan, maka pasar uang akan
tumbuh jauh lebih cepat daripada pertumbuhan pasar barang dan jasa. Pertumbuhan yang tidak seimbang ini akan
menjadi sumber krisis dan bencana seperti yang terjadi sekarang ini, sebab uang telah dijadikan sebagai komoditas
yang diperdagangkan secara spekulatif.
5. Perdagangan valas telah memicu secara signifikan bagi kejatuhan rupiah. Sedangkan kejatuhan rupiah berarti
kehancuran ekonomi suatu negara atau rakyat umum.