bisnis plan bu narsih
TRANSCRIPT
PERENCANAAN USAHA AGROINDUSTRI “HOUSE OF CASSAVA”DI KABUPATEN JEMBER
TUGAS KELOMPOK
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugasm a t a k u l i a h K e w i r a u s a h a a n
p a d a P r o g r a m S t u d i A g r i b i s n i sFakultas Pertanian Universitas Jember
Oleh:Fandy Mashury 101510601046Erryka Aprilia Putri 101510601047Rr. Kartika Ratnasari 101510601049
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER2013
I. PENDAHULUAN
I.1 GAMBARAN UMUM
Perusahaan House of Cassava merupakan sebuah usaha baru dibidang
makanan yang mengkhususkan pada pengelolaan dan penyajian singkong. House
of Cassava ini menyediakan berbagai jenis makanan yang berbahan dasar
singkong. dan menyajikan kreasi olahan singkong dengan citarasa yang tinggi
dengan proses pembuatan hingga penyajian yang higienis serta tempat yang
nyaman tetapi tetap dengan harga yang terjangkau untuk semua kalangan. Selain
itu, House of Cassava juga menampilkan nuansa interior yang berbeda agar
menampilan nuansa nyaman dan membangkitkan selera makan.
Tujuan perusahaan adalah memperoleh keuntungan, dimana besar kecilnya
keuntungan tersebut menunjukkan keberhasilan manajemen dalam mengelola
perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila mampu merencakan dan mencapai
laba yang besar tergantung pada besar kecilnya biaya produksi, harga jual, volume
produksi, dan tingkat volume penjualan. Dilihat dari segi manfaat dari usaha
House of Cassava, perusahaan akan mendapatkan financial benefit berupa laba
secara materi dari keuntungan penerimaan dikurangi dengan biaya-biaya yang
telah dikeluarkan.
I.2 LATAR BELAKANG
Indonesia disebut juga negara agraris yang kaya akan hasil–hasil
pertanian. Hal ini didukung oleh letak negara yang berada di jalur khatulistiwa,
serta berbagai sumber daya alam yang dimiliki. Saat ini pertanian di Indonesia
berkembang lambat dikarenakan beberapa hal seperti semakin terbatasnya lahan
pertanian di Indonesia, barang impor dari negara lain, anggapan dan fikiran
masyarakat bahwa bertani adalah pekerjaan kelas bawah, dan kebijakan dalam
memproduksi.
Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya
dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan
pendapatan Negara. Pertanian tidak lagi dipandang dalam ruang lingkup yang
sempit dan penanaman saja. Pertanian saat ini sudah diupayakan secara
terintegrasi. Pertanian tidak fokus hanya pada budidaya saja, namun seluruh aspek
yang menunjang pertanian agribisnis seperti pengolahan sampai pada pemasaran.
Pertanian saat ini adalah pertanian yang berlandaskan sistem agribisnis.
Agribisnis sendiri adalah suatu kesatuan kegiatan usaha dari mata produksi,
pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam
arti luas. Berdasarkan penjelasan diatas, agribisnis digambarkan sebagai sebuah
sistem yang terdiri dari enam subsistem yaitu subsistem pengadaan dan
penyaluran sarana produksi, subsistem budidaya dan usahatani, subsistem
pengolahan dan agroindustri, subsistem pemasaran, subsistem sarana prasarana,
dan subsistem pembinaan. Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh manusia pada
prinsipnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu selalu berupaya agar kegiatan
tersebut dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif (berdaya guna dan berhasil
guna). Kegiatan kerja perlu dilaksanakan secara sistematis dan terencana Untuk
mencapai hal tersebut. Di lain pihak, adanya keterbatasan kemampuan manusia
dalam melaksanakan kegiatan tersebut maka perlu melibatkan orang lain untuk
ikut bekerja sama sehingga terbentuk suatu kelompok kerja, baik yang bersifat
formal maupun informal. Suatu kegiatan kerja sama antara orang-orang dalam
upaya mencapai tujuan tertentu ini termasuk kegiatan manajemen (Firdaus, 2007).
Suatu usaha tani dan produk yang dihasilkan, agar dapat berdaya saing
baik untuk memenuhi kebutuhan pasar/konsumen dalam dan luar negeri
membutuhkan dukungan dan keterkaitan dari masing-masing subsistem agribisnis.
Artinya masing-masing subsistem agribisnis baik subsistem hulu, tengah dan hilir
haruslah mampu berdaya saing serta menyikapi setiap perubahan lingkungan yang
terjadi. Saat ini, pembangunan pertanian tidak lagi berorientasi semata-mata pada
peningkatan produksi tetapi kepada peningkatan produktivitas dan nilai tambah
karenanya efisiensi usaha haruslah dipertimbangkan. Petani diharapkan tidak
hanya bekerja di on-farm saja tetapi diarahkan dan dituntut bagaimana
menumbuhkembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan serta dapat mengolah
produk yang dihasilkan menjadi produk setengah jadi.
Industri bisa dimulai dengan menguntungkan apabila biaya-biaya yang
dikeluarkan bisa tertutupi dengan keuntungan yang diperoleh. Biasanya suatu
kapaisitas produksi minimum harus dipenuhi agar pengusaha tertarik terjun ke
bidang bisnis. Di sini jelas bahwa pertanian harus mencapai tingkat perkembangan
tertentu agar industri pengolahan bisa berkembang. Dalam industry pengolahan
yang harus diperhatikan adalah tataniaga. Tanpa pasar hasil pertanian akan rusak
atu busuk dan petani tidak akan bergairah untuk berproduksi lebih daripada yang
dibutuhkan. Tetapi dalam pemasaran ini pun tidak aka nada pedagang yang
tertarik untuk membeli, membawa dan menjualnya apabila jumlah produksinya
terlalu kecil. Dalam hal ini juga ada semacam jumlah minimum (skala) produksi
yang harus dipenuhi agar pedangan bergairah untuk membeli. (Mubryanto, 1989)
Singkong (Manihot esculenta crantz) merupakan salah satu komoditi
pangan lokal yang berpotensi untuk mensubtitusi tepung terigu sebagai bahan
baku pangan. Hal ini didukung oleh produktivitas yang tinggi, budidaya yang
mudah dan harga yang murah. Salah satu jenis makanan yang banyak diminati
oleh masyarakat Indonesia adalah Mie. Mie dapat dibuat dari tepung berbahan
dasar singkong. Beberapa bagian dari singkong yang telah dimanfaatkan untuk
dibuat mie diantaranya pati singkong, tepung singkong dan tepung singkong
modifikasi (modified cassava flour). Sampai saat ini penelitian-penelitian
mengenai formulasi mie dari pati singkong dan tepung singkong sudah banyak
dilakukan.
Industri singkong merupakan makanan yang disukai oleh semua orang,
baik anak-anak, remaja maupun orang tua. Tidak hanya dari segi rasanya yang
enak, singkong juga memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, sehingga tidak ada
alasan untuk tidak menyukai singkong. Selain itu di Indonesia tersedia lahan
pertanian dan perkebunan yang cukup luas, tanah yang subur dan iklim yang
mendukung merupakan faktor utama yang mengakibatkan banyak penduduk
bermata pencaharian dalam sektor pertanian dan perkebunan. Salah satu
hasil perkebunan tersebut adalah singkong. Melihat dari sumber daya yang banyak
tersedia yaitu buah singkong, maka usaha singkong merupakan usaha yang
memiliki peluang yang besar.
I.3 TUJUAN
a. Tujuan Jangka Pendek Mensosialisasikan produk unggulan yang ditawarkan
kepada calon konsumen.
b. Tujuan Jangka Menengah
Mengevalusi serta membandingkan kelebihan dan kelemahan produk
perusahaan yangditawarkan kepada konsumen.
Memperkuat manajemen dan daya saing bisnis perusahaan.
Melakukan kerja sama dengan perusahaan terkait untuk makin
meningkatkan pelayanankepada konsumen.
c. Tujuan Jangka Panjang
Menjadi satu tempat tujuan utama dan pertama bagi konsumen di Jember
untuk memperoleh produk singkong serta tempat berkumpul dalam suasana
menyenangkan dan mampu bersaing dengan usaha sejenis lainnya.
II. RANCANGAN BISNIS
2.1 Rancangan Bisnis Utama (Core Business)
Gambar 2.1 Skema Rancangan Bisnis
1. Tahap Identifikasi
Menurut Soetriono et al 2002, tahap ini merupakan tahap yang penting
sekali karena pada tahap inilah ide dan konsep proyek lahir sebagai sarana
mencapai sasaran pembangunan nasional. Ide tersebut didasarkan atas pengenalan
luas atas tujuan pembangunan nasional untuk sektor tertentu. Konsep dari
agroindustri Restoran “House of Cassava” adalah untuk mengembangkan hasil
olahan singkong sehingga mempunyai nilai tambah yang tinggi untuk masyarakat.
Skala usaha ini memang tidak terlalu besar karena masih dalam perkembangan
awal dan apabila usaha ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan bisa
maka akan dikembangkan dengan rencana makro, seperti pembukaan cabang-
cabang restoran di beberapa daerah.
2. Tahap Persiapan Proyek
Tahap ini seringkali merupakan tahap yang sangat membutuhkan waktu
terutama dalam menyiapkan restoran dan menentukan desain produk yang sesuai
dengan keinginan pembeli, selain membutuhkan waktu yang banyak juga
mengeluarkan biaya mahal untuk mendirikan usaha baru dengan property yang
baru. Kegiatan utama dalam persiapan proyek ini adalah menyusun laporan studi
Evaluasi (V)
Identifikasi (I)
Persiapan (II)
Appraisal (III)
Implementasi (IV)
kelayakan usaha dengan memasukkan pertimbangan-pertimbangan aspek proyek
lainnya.
3. Tahap Appraisal Proyek
Tahap ini merupakan kegiatan penilaian atas studi kelayakan proyek.
Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh lembaga yang berbeda dari yang membuat
studi kelayakan. Sering kali kegiatan ini tidak saja menilai studi kelayakan, tetapi
juga melengkapi data yang dirasakan kurang. Analisis dari proyek ini nantinya
akan didapatkan seperti nilai IRR dan kriteria investasi yang lain, setelah
dianalisis kemudian diperoleh hasil dan mengambil kesimpulan dari analisis
tersebut.
4. Tahap Implementasi
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting, dimana sumbangan yang
diharapkan dari proyek muncul dan yang perlu diperhatikan adalah bahwa proyek
harus sesuai rencana awal. Manajer proyek harus mempunyai kesempatan dan
kemampuan untuk melakukan wewenangnya dalam menyesuaikan hasil
perencanaan dengan kondisi yang dihadapi dalam implementasi ini. Manajer
mempertimbangkan lembaga yang berbeda untuk menilai dari kelayakan
agroindustri ini untuk jangka panjang kemudian dapat dikembangkan dengan
analisis dari tahap awal tersebut.
5. Tahap Evaluasi
Tahap ini adalah merupakan suatu tahap evaluasi tentang proyek yang
telah selesai implementasinya. Penilaian yang utama adalah masalah manajemen
proyek, terutama manajemen perencanaan proyek. Output dari evaluasi ini,
pengalaman empiris proyek yang dinilai baik itu positif maupun negatif selama
siklus perencanaan proyek akan merupakan input bagi siklus perencanaan proyek
berikutnya. Pada tahun pertama, kinerja dari SDM yang ada perlu dievaluasi oleh
manajer apakah proyek telah berjalan sesuai dengan perencanaan awal atau tidak
sehingga manajer akan menjadikan pelajaran agar kesalahan yang terjadi tidak
terjadi di tahun-tahun berikutnya.
2.2 Metode Operasional
Pendirian Restoran pada umumnya membutuhkan tempat yang strategis
sehingga mudah dijangkau oleh pembeli. Disamping pendirian restoran, barang-
barang yang akan dijual harus disiapkan. Di restoran ini akan di jual beberapa
produk yaitu makanan dan minuman yang berbahan singkong. Menu makanan
utama yang akan ditawarkan adalah mie singkong serta aneka camilan dari
singkong, sedangkan menu minuman yang akan ditawarkan adalah ice cream
singkong dan pudding singkong lapis . Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam
membuat menu yang ditawarkan:
1. Mie Singkong
Bahan
1) 125 gram tepung singkong (mocaf)
2) 50 gram terigu
3) 1 buah telur
4) Garam secukupnya
5) 60 cc air
6) 1 sdm minyak kelapa
Tahap pembuatan:
1) Mencampurkan tepung singkong dengan telur ayam, garam dan minyak.
Uleni hingga terasa licin dan elastic di tangan, juga lepas dari wadah
tempat mencampur. Bagi menjadi dua bagian.
2) Letakkan setiap bagian adonan diantara dua lembar plastic dan tipiskan
setebal 3 mm. Mengukus selama 5 menit, dinginkan sejenak dan potong-
potong tipis memanjang seperti lembaran mie atau dapat juga
menggunakan alat pemotong khusus mie.
Tahap penyajian:
1) Rebus air dalam panci hingga mendidih.
2) Masukkan mie mentah kedalam panci tersebut selama 5 menit, lalu
tiriskan.
3) Setelah itu mie dapat dikreasikan menurut kreasi dan selera.
2. Puding Lapis Coklat
Bahan I:
1) 500 ml santan dari 1/2 butir kelapa
2) 3 bungkus agar-agar bubuk
3) 1 1/2 sendok teh jeli instan
4) 100 gram singkong yang sudah diparut halus
5) 125 gram gula pasir
6) 1/4 sendok teh garam
7) 2 lembar daun pandan
8) 1 kuning telur
Bahan II:
1) 500 ml santan dari 1/2 butir kelapa
2) 2 1/2 bungkus agar-agar bubuk
3) 1 1/2 sendok teh jeli instan
4) 100 gram singkong, diparut halus
5) 175 gram gula pasir
6) 20 gram cokelat bubuk
7) 1/4 sendok teh garam
8) 1/4 sendok teh cokelat pasta
9) 1 kuning telur
Tahap pembuatan
1) Bahan I: rebus semua bahan kecuali kuning telur sambil diaduk sampai
mendidih. Angkat.
2) Tambahkan kuning telur. Aduk rata. Masak lagi di atas api sambil diaduk
sampai meletup-letup. Tuang di loyang tulban. Biarkan berkulit.
3) Bahan II, rebus semua bahan kecuali kuning telur sambil diaduk sampai
mendidih. Angkat.
4) Tambahkan kuning telur. Aduk rata. Masak lagi di atas api sambil diaduk
sampai meletup-letup. Tuang di atas lapisan I. Bekukan. Untuk 16 potong.
3. Es Krim Singkong
Bahan
1) singkong 0,5 Kg
2) santan 200 ml dari separuh buah kelapa
3) susu kental manis 4 sachet
4) vanili bubuk 2 bungkus kecil
5) daun pandan 3 lembar
6) gula pasir 6 sdm
7) garam 1 sdt
8) air 600 ml
Tahap Pembuatan
1) Kupas singkong, pisahkan dari kulit dan bersihkan sampai bersih
2) Potong-potng dan kukus hingga matang dan diinginkan
3) Rebus air hingga mendidih dan kemudian masukan gula, vanili bubuk dan
daun pandan. biarkan mendidih sampai beberapa saat
4) Tambahkan susu kental manis, santan dan garam. aduk hingga merata
5) Selagi mendidih, masukan singkong rebus. matikan api dan biarkan hingga
dingin
6) Blender hingga lembut dan masukan ke freezer
7) Aduk-aduk setiap 2 jam agar adonan es cream tercampur rata dan lembut
8) Bekukan dalam freezer dan kemas dengan baik
2.3 Lokasi dan Area Operasi Bisnis
Lokasi dari perusahaan House of Cassava ini adalah di daerah sekitar kampus
Universitas Jember di Jl.Kalimantan Raya. Lokasi ini ditetapkan karena banyak
pertimbangan, yaitu:
1. Faktor kelancaran pemasaran produk
Pemasaran produk dilakukan di daerah sekitar kampus karena segmentasi pasar
dari produk singkong ini adalah mahasiswa. Jarak antara kampus ke restoran
House of Cassava sangat dekat sehingga mahasiswa mudah menjangkaunya.
2. Kondisi infrastruktur publik dan lingkungan sosial
Adanya perusahaan di daerah ini akan menambah kegiatan ekonomi yang ada
disana sehingga dapat menyerap tenaga kerja di sekitar daerah tersebut.
Kondisi jalan, penerangan juga tidak mengganggu adanya perusahaan House of
Cassava ini.
2.4 Pasar dan Pelanggan
Aspek pasar adalah inti dari penyusunan studi kelayakan. Kendatipun secara
teknis telah menunjukkan hasil yang baik dalam berproduksi, tetapi hal tersebut
tidak ada artinya apabila tidak dibarengi dengan pemasaran produk. Pemasaran
singkong ini dilakukan dengan mendirikan Restoran sendiri. Pelanggan yang
menjadi target adalah seluruh kalangan terutama mahasiswa di beberapa
universitas di sekitar Jember. Promosi dilakukan dengan cara memberi taster
kepada masyarakat dan juga melewati media cetak seperti selebaran-selebaran,
dan media social, yakni melalui situs facebook, twitter, dan sebagainya. Promosi
pertama kali dilakukan adalah di daerah sekitar kampus karena dengan begitu
akan memperoleh pelanggan dari daerah terdekat dan menyebarkan ke tempat-
tempat yang lain.
2.5 Pernyataan Viabilitas
Pernyataan viabilitas dilakukan dengan cara meganalisis semua biaya yang
dikeluarkan dan pendapatan secara finansial. Analisis kelayakan seperti itu akan
dapat diambil interpretasi apakah perusahaan layak diteruskan atau tidak, dan
bagaimana mengevaluasi biaya-biaya yang telah dikeluarkan agar mendapatkan
keuntungan paling maksimal. Berikut adalah data produksi dan cash flow
perencanaan usaha agroindustri House of Cassava:
Tabel 2.1 Data Produksi Perusahaan House of Cassava
Tahun
Jumlah Produksi Harga Per
piring (Rp) Penerimaan(piring)
Tahun 1
Mie Singkong 2000 8500 17000000Pudding Singkong 1000 7000 7000000
Es Krim singkong 500 5500 2750000
26750000
Tahun 2
Mie Singkong 2000 9500 19000000Pudding Singkong 1000 7000 7000000
Es Krim singkong 500 5500 2750000
28750000
Tahun 3
Mie Singkong 2000 10000 20000000Pudding Singkong 1000 7500 7500000
Es Krim singkong 500 6000 3000000
30500000
Tahun 4
Mie Singkong 2000 10500 21000000Pudding Singkong 1000 7500 7500000
Es Krim singkong 500 6500 3250000
31750000
Total 203750000
Harga yang ditetapkan oleh perusahaan untuk produk mi singkong adalah
Rp, untuk pudding singkong lapis seharga Rp 1.800/biji sedangkan untuk Es krim
singkong adalah Rp. Produk olahan singkong ini akan disajikan dalam piring
satrhji, yang secara visual akan ditampakkan pada daftar menu dan desain interior
restoran, sehingga konsumen memiliki gambaran terlebih dahulu tentang produk
singkong tersebut dan memesan produk singkong kesukaannya. Untuk
perhitungan produksi, di tahun ke-0 belum menghasilkan keuntungan dari
penjualan produk singkong karena pada tahun ke-0 masih dalam tahap
pengumpulan biaya tetap (fix cost) perusahaan, sehingga pendapatannya masih
belum menutupi keseluruhan biaya, sehingga belum menghasilkan
keuntungan/margin. Tahun pertama, perusahaan menghasilkan x mi singkong, y
pudding singkong dan z es krim singkong. Produksi di tiap tahunnya tetap, tapi
ada kenaikan harga produk diakibatkan naiknya harga bahan baku produk
sehingga penerimaannya pun naik.
Tabel 2.2 Cash Flow Perusahaan House of CassavaTahun Cost (Rp) Revenue (Rp)
0 83.880.700,00 0.001 60.607.700,00 72.576.000,002 67.175.550,00 80.844.000,003 68.899.680,00 90.642.000,004 70.174.200,00 94.248.000,005 71.561.400,00 97.854.000,00
Total 422.299.230,00 436.164.000,00
Berdasarkan tabel diatas, di tahun ke-0 adalah masa pengumpulan biaya
tetap perusahaan yang dapat kita bandingkan dengan pengeluaran di tahun-tahun
berikutnya lebih kecil dibanding tahun ke-0, karena di tahun pertama hingga
kelima perusahaan mengeluarkan biaya hanya untuk biaya variabel untuk
produksi suwar-suwir tersebut. Biaya variabel di setiap tahun juga bertambah
karena ada kenaikan harga bahan baku sehingga akan menambah biaya bahan
baku dan yang lainnya. Selama lima tahun perusahaan House of Cassava, total
biaya yang dikeluarkan mencapai Rp. 422.299.230,00 dan total penerimaan
sebesar Rp. 436.164.000,00
METODE ANALISIS KELAYAKAN ATAS INVESTASI
1. Metode NPV (Nilai sekarang bersih), dimana syarat kelayakan investasi bila
NPV > 0. Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan
perbandingan antara penerimaan – penerimaan kas bersih (aliran kas operasional
maupun aliran kas terminal) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur
investasi dimasa yang akan datang. Perhitungan nilai sekarang perlu ditentukan
tingkat bunga yang relevan. PV kas bersih dapat dicari dengan cara membuat dan
menghitung dari cash flow perusahaan selama umur investasi tertentu. Selisih
antara nilai kedua PV tersebutlah yang dikenal dengan Net Present Value (NPV).
Rumusan yang biasa digunakan dalam menghitung NPV adalah sebagai berikut :
Kriteria penilaian untuk NPV adalah apabila NPV > 0 maka usulan proyek
diterima. Apabila NPV < 0 maka usulan proyek ditolak dan apabila NPV = 0, nilai
perusahaan tetap meskipun usulan proyek diterima atau ditolak.
2. Metode Benefit Cost Ratio (BC Ratio) atau Net B/C merupakan nilai manfaat
yang bisa didapatkan dari proyek atau usaha setiap kita mengeluarkan biaya
sebesar satu rupiah untuk proyek atau usaha tersebut. Net B/C merupakan
perbandingan antara NPV positif dengan NPV negatif. Perhitungan Net B/C,
biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun untuk mengetahui benefit
netto yg positif dan negative, kemudian jumlah present value positif
dibandingkan dengan jumlah present value yang negatif. Nilai Net B/C memiliki
arti sebagai berikut:
1) Net B/C > 1, maka berarti proyek atau usaha layak dijalankan secara finansial.
2) Net B/C = 1, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut berada
dalam keadaan break even point.
3) Net B/C < 1, maka berarti proyek atau usaha tidak layak dijalankan secara
finansial
3. Metode IRR (internal Rate of Return) atau tingkat suku bunga yang
memberikan NPV =0 dengan syarat kelayakan bila IRR > suku bunga pinjaman
yang paling atraktif. IRR ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau
penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal. Jika IRR yang didapat lebih
besar dari rate of return yang ditentukan maka investasi dapat diterima. Rumus
IRR ini adalah :
i1 + ∑ NPV (+) (i2 – i1)
IRR = ∑ NPV (+) + NPV (-)
4. PR (Profitability Ratio) merupakan perbandingan antara selisih benefit
dengan biaya dibanding dengan jumlah investasi. Nilai dari masing-masing
variabel dalam bentuk PV atau nilai yang telah di discount factor yang berlaku.
Rumus dari PR adalah sebagai berikut :
PR = PV Net Benefit / PV Investasi
5. Gross B/C adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah didiskon
dengan cost secara keseluruhan yang telah didiskon. Jika gross B/C > 1 (satu)
berarti proyek (usaha) layak dikerjakan. Gross B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak
layak dikerjakan. Gross B/C = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP.
Perhitungan gross B/C yang menjadi pembilang adalah jumlah present value arus
benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto).
Semakin besar gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan
biaya. Artinya proyek relatif semakin layak. Gross B/C dapat dihitung dengan
rumus :Gross B/C = ∑ PV (B) / ∑ PV (C).
Tabel Finansial Perusahaan House of Cassava
Th Cost Revenue Net Benefit 15% NPV 16% PV (B) PV (C)DF 50
%NPV 50 %
DF 80%
NPV 80%
0 Rp26,158,103 Rp0 -Rp26,158,103 1 -Rp26,158,103 Rp0 Rp26,158,103 1-
Rp26,158,1031 -Rp26,158,103
1 Rp26,764,413 Rp32,130,000 Rp5,365,587 1.16 Rp6,224,081 Rp37,270,800 Rp31,046,719 0.67 Rp3,594,943 0.55 Rp2,951,073
2 Rp27,431,355 Rp35,840,000 Rp8,408,645 1.35 Rp11,314,673 Rp48,226,304 Rp36,911,631 0.44 Rp3,699,804 0.31 Rp2,606,680
3 Rp28,164,990 Rp40,040,000 Rp11,875,010 1.56 Rp18,535,655 Rp62,498,276 Rp43,962,620 0.3 Rp3,562,503 0.2 Rp2,375,002
4 Rp28,971,989 Rp43,260,000 Rp14,288,011 1.81 Rp25,870,435 Rp78,328,259 Rp52,457,824 0.2 Rp2,857,602 0.1 Rp1,428,801
Jumlah Rp137,490,850 Rp151,270,000 Rp13,779,150 Rp35,786,741 Rp226,323,639 Rp190,536,897 -
Rp12,443,251 -Rp16,796,547
Rata-rata
Rp27,498,170 Rp30,254,000 Rp2,755,830 Rp7,157,348 Rp45,264,728 Rp38,107,379 -Rp2,488,650 -Rp3,359,309
NPV (16%) = 36.323.874,60
Net B/C = 36.323.874,60/23.273.000,00 = 1,56
Gross B/C = 274.308.660,00/237.984.785,40 = 1,15
IRR = 40,14%
PR = 11,78
PP = 1,8 (1 tahun 8 bulan )
Dari beberapa analisis kelayakan diatas, maka usaha agroindustri “House of Cassava” layak untuk di usaha dan memiliki prospek yang baik.
III. KEPEMILIKAN BISNIS
Bentuk kepemilikan adalah bentuk kegiatan bisnis dilihat dari siapa
pemilik/pendirinya, sumber modalnya, apa tujuan pendiriannya, sehingga terdapat
bermacam-macam bentuk kepemilikan bisnis. Ada beberapa bentuk kepemilikan
bisnis, yaitu:
1. Sole propiertorship atau kepemilikan bisnis tunggal. Bentuk bisnis ini biasa
ditemukan dimana saja, dengan adanya kepemilikan tunggal sang pemilik bisa
leluasa mengatur roda bisnisnya tanpa diganggu oleh para pemegang saham.
2. Partnership atau kemitraan. Tidak semua orang mampu bergerak sendiri, ada
aturan main yang harus diikuti sesuai dengan kesepakatan awal dengan partner
dari bisnis ini.
3. Corporation atau perusahaan yang dimiliki oleh orang banyak asalkan
mempunyai saham di perusahaan tersebut. Pemegang saham mayoritas dapat
mengendalikan arah bisnis perusahaan. Korporasi ini dapat berganti pemilik
dan tentunya arah bisnisnya sesuai dengan kebijakan pemilik baru. Para
pemilik saham akan mendapatkan deviden yang dibagikan setahun sekali
dengan jumlah yang mungkin berbeda setiap tahunnya sesuai dengan
keuntungan yang telah dibukukan.
4. Join ventures and syndicates atau kerja sama dan sindikasi. Maksudnya adalah
suatu kerja sama dua atau lebih perusahaan yang memproduksi satu produk
yang sama. Setiap pihak mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
memajukan bisnis ini bersama.
Bentuk kepemilikan bisnis yang dikelola perorangan itu adalah sejenis
badan usaha yang didirikan oleh seseorang warga Negara Indonesia, sebagai
wadah kegiatan bisnis untuk mata pencaharian sehari-hari guna menghidupi diri,
anak dan keluarganya. Bisnis House of Cassava ini adalah bisnis Joint venture,
modal dan tanggung jawab perusahaan adalah individu sehingga segala resiko
yang ada adalah resiko yang dihadapi pemilik sendiri.
IV. SUMBER DAYA BISNIS
Sumber daya bisnis adalah segala sumber daya yang digunakan untuk
kelancaran dalam membuat bisnis, seperti sumber daya manusia dan sumber daya
alam sebagai bahan baku atau input dari pendirian restoran House of Cassava dan
pengolahan singkong. Untuk mengelola perusahaan agroindustri House of
Cassava diperlukan tenaga pimpinan sebagai manajer dan pengawas, dan tenaga
kerja yang mengolah singkong. Pimpinan menunjuk orang kepercayaan, disini
diambil dari keluarga sendiri untuk menjadi asisten manajer yang bertugas
mengelola penjualan hasil produksi dan mengelola dana perusahaan. Asisten
manajer bertanggung jawab atas perencanaan, peranggaran, pengadaan, serta
pengawasan penggunaan dana.
Beberapa sumber daya yang mungkin dapat dipertimbangkan.
1. Kamar dagang dan industri
Pemilik perusahaan menghubungi lembaga yang menjual bahan baku produk
untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan input sampai dengan
output yang dikeluarkan.
2. Asosiasi Pengusaha dan Relasi Bisnis
Sebagai seorang produk owner yang akan membangun dan mengembangkan
usaha, harus bergaul dengan rekan pengusaha. Di Indonesia, banyak asosiasi
atau himpunan pengusaha berdasar bidangnya masing-masing. Dari sini bisa
mendapat sumber daya yang tepat sesuai bidang bisnis dikembangkan
3. Konsultan
Sumber daya professional, seperti seorang konsultan, sudah pasti dapat
diandalkan untuk membantu penyusunan business plan. Konsultan yang dapat
dipercaya dan handal dapat membantu kelancaran baik secara financial
maupun social usaha pengolahan singkong.
V. MODAL DAN KEUANGAN
Dana Modal Tetap
Gedung/bangunan Rp 15.000.000
Mesin dan Peralatan Rp 5.095.000
Variabel Cost
Bahan olahan singkong Rp 6.063.163
Total Cost Rp 26.158.103
Dana yang didapat oleh investor untuk membuat proyek ini direncanakan
sekitar 30% merupakan modal sendiri dan sisanya, sekitar 70% adalah dari
investor yaitu dari pengusaha di Jember.
VI. RANCANGAN PEMASARAN
Rancangan pemasaran yang diinginkan oleh pemilik perusahan dilakukan
dengan mendirikan restoran sendiri. Dalam memasarkan produk, sekurang-
kurangnya harus mengetahui perkembangan pasar, penetapan harga pasar, dan
kebijaksanaan dari pemilik usaha agroindustri. Berdasarkan survei pasar, House of
Cassava mempunyai peluang untuk mencapai kesusksesan dilihat dari segi:
1. Dari segi bahan baku, Indonesia merupakan daerah pertanaian dan perkebunan
begitu juga di Kota Jember yang mempunyai potensi besar penghasil singkong.
Sehingga bahan baku untuk membuat singkong bisa dengan mudah didapatkan.
2. Dari segi pesaing, bisnis seperti House of Cassava telah banyak berkembang di
kota-kota besar di Jawa. Hasil yang diperoleh sangat memuaskan. Untuk kota
Jember bisnis ini belum disentuh oleh pebisnis lain sehingga belum terdapat
pesaing.
3. Dari segi produk, menawarkan beranekaragam pilihan baik makanan atau
minuman dari bahan singkong sehingga konsumen dapat menikmatinya
4. Dari segi lokasi, House of Cassava akan didirikan dekat dengan lokasi sekitar
kampus dimana akses untuk menuju House of Cassava dapat dengan mudah
dituju. Selain itu konsep dari House of Cassava akan dibuat semenarik dan
senyaman mungkin sehingga akan banyak konsumen yang berdatangan.
5. Dari segi harga, House of Cassava menawarkan harga yang menarik. Dimana
harga tersebut dapat dijangkau oleh semua konsumen tetapi tetap dengan
kualitas yang baik.
6. Dari segi konsumen, House of Cassava akan memenuhi semua keinginan
konsumen. Mulai dari anak-anak yaitu design singkong yang lucu dan tempat
yang menghibur serta harga yang terjangkau. Untuk remaja design tempat yang
sesuai dengan selera remaja sehingga House of Cassava dapat digunakan untuk
tempat berkumpul
7. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar yang kami sasar adalah Mahasiswa di universitas sekitar
Jember dan masyarakat secara umum karena singkong banyak diminati semua
kalangan.
VII. RANCANGAN IMPLEMENTASI DAN SISTEM
PENGAWASAN BISNIS
Pemilik perusahaan agroindustri harus melakukan pengawasan terhadap
kegiatan usaha yang dikerjakan secara teratur apakah hasil dari pekerjaan telah
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan bila terjadi penyimpangan perlu
dilakukan tindakan perbaikan agar kesalahan tidak terjadi terus-menerus. Sasaran
pengawasan yang perlu diperhatikan adalah jumlah produk yang direncanakan
apakah sesuai dengan perencanaan semula atau belum, kualitas dari produk olahan
singkong juga perlu diperhatikan. Tenaga kerja yang telah ada juga perlu diawasi,
disini yang bertugas menjadi pengawas adalah pemilik yang langsung turun
tangan. Pemilik sebagai manajer mengawasi masalah pembelian bahan baku, baik
mengenai jumlah, harga, masalah pergudangan maupun kualitas dari bahan baku
itu sendiri.
Gambar 7.1 Skema Sistem Pengawasan Perusahaan
Tenaga Kerja
Manajer(Pemilik Perusahaan)
Sasaran Perusahaan
Input Perusahaan
IX. PENUTUP
House of Cassava adalah perusahaan makanan yang pengolahannya
menggunakan bahan baku hasil pertanian, berarti memiliki keterkaitan yang kuat
dengan kegiatan budidaya pertanian maupun dengan konsumen akhir atau dengan
kegiatan industri lain. Pemilihan bisnis ini dikarenakan belum ada restoran House
of Cassava di sekitar kampus jember. Singkong adalah makanan yang banyak
disukai kalangan dan sangat banyak manfaatnya. Bahan baku singkong yang
dipakai juga merupakan potensi Jember akan produksi singkong yang unggul.
Beberapa menu olahan singkong akan di sajikan di restoran ini, mulai dari cake
singkong, singkong buah, aneka camilan singkong.. Dengan desain ruangan House
of Cassava yang menarik, maka singkong-singkong tersebut terasa lebih istimewa
sehingga para konsumen menjadi nyaman dan ketagihan untuk merasakan
nikmatnya hidangan singkong. Di moment-moment istimewa, House of Cassava
menyediakan singkong khusus sehingga konsumen tertarik membeli. Analisis
kelayakan secara finansial pada perencanaan agroindustri ini menyatakan bahwa
semua kriteria analisis finansial mempunyai potensi yang bagus karena layak
secara finansial dan layak untuk dilanjutkan apabila proyek dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Muhammad. 2007. Manajemen Agribisnis. Jember: Sinar Grafika Offset.
Mubryanto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: LP3ES.
Ningtyas. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Kecil "Waroeng Cokelat" (Kasus Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat. Skirpsi. Fakultas Pertanian. Institute Pertanian Bogor. Bogor.