bisnis plan bu narsih

36
PERENCANAAN USAHA AGROINDUSTRI “HOUSE OF CASSAVADI KABUPATEN JEMBER TUGAS KELOMPOK diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas mata kuliah Kewirausahaan pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember Oleh: Fandy Mashury 101510601046 Erryka Aprilia Putri 101510601047 Rr. Kartika Ratnasari 101510601049

Upload: roro-kartika-ratnasari

Post on 24-Oct-2015

139 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bisnis Plan Bu Narsih

PERENCANAAN USAHA AGROINDUSTRI “HOUSE OF CASSAVA”DI KABUPATEN JEMBER

TUGAS KELOMPOK

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugasm a t a k u l i a h K e w i r a u s a h a a n

p a d a P r o g r a m S t u d i A g r i b i s n i sFakultas Pertanian Universitas Jember

Oleh:Fandy Mashury 101510601046Erryka Aprilia Putri 101510601047Rr. Kartika Ratnasari 101510601049

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER2013

Page 2: Bisnis Plan Bu Narsih

I. PENDAHULUAN

I.1 GAMBARAN UMUM

Perusahaan House of Cassava merupakan sebuah usaha baru dibidang

makanan yang mengkhususkan pada pengelolaan dan penyajian singkong. House

of Cassava ini menyediakan berbagai jenis makanan yang berbahan dasar

singkong. dan menyajikan kreasi olahan singkong dengan citarasa yang tinggi

dengan proses pembuatan hingga penyajian yang higienis serta tempat yang

nyaman tetapi tetap dengan harga yang terjangkau untuk semua kalangan. Selain

itu, House of Cassava juga menampilkan nuansa interior yang berbeda agar

menampilan nuansa nyaman dan membangkitkan selera makan.

Tujuan perusahaan adalah memperoleh keuntungan, dimana besar kecilnya

keuntungan tersebut menunjukkan keberhasilan manajemen dalam mengelola

perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila mampu merencakan dan mencapai

laba yang besar tergantung pada besar kecilnya biaya produksi, harga jual, volume

produksi, dan tingkat volume penjualan. Dilihat dari segi manfaat dari usaha

House of Cassava, perusahaan akan mendapatkan financial benefit berupa laba

secara materi dari keuntungan penerimaan dikurangi dengan biaya-biaya yang

telah dikeluarkan.

I.2 LATAR BELAKANG

Indonesia disebut juga negara agraris yang kaya akan hasil–hasil

pertanian. Hal ini didukung oleh letak negara yang berada di jalur khatulistiwa,

serta berbagai sumber daya alam yang dimiliki. Saat ini pertanian di Indonesia

berkembang lambat dikarenakan beberapa hal seperti semakin terbatasnya lahan

pertanian di Indonesia, barang impor dari negara lain, anggapan dan fikiran

masyarakat bahwa bertani adalah pekerjaan kelas bawah, dan kebijakan dalam

memproduksi.

Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya

dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan

pendapatan Negara. Pertanian tidak lagi dipandang dalam ruang lingkup yang

Page 3: Bisnis Plan Bu Narsih

sempit dan penanaman saja. Pertanian saat ini sudah diupayakan secara

terintegrasi. Pertanian tidak fokus hanya pada budidaya saja, namun seluruh aspek

yang menunjang pertanian agribisnis seperti pengolahan sampai pada pemasaran.

Pertanian saat ini adalah pertanian yang berlandaskan sistem agribisnis.

Agribisnis sendiri adalah suatu kesatuan kegiatan usaha dari mata produksi,

pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam

arti luas. Berdasarkan penjelasan diatas, agribisnis digambarkan sebagai sebuah

sistem yang terdiri dari enam subsistem yaitu subsistem pengadaan dan

penyaluran sarana produksi, subsistem budidaya dan usahatani, subsistem

pengolahan dan agroindustri, subsistem pemasaran, subsistem sarana prasarana,

dan subsistem pembinaan. Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh manusia pada

prinsipnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu selalu berupaya agar kegiatan

tersebut dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif (berdaya guna dan berhasil

guna). Kegiatan kerja perlu dilaksanakan secara sistematis dan terencana Untuk

mencapai hal tersebut. Di lain pihak, adanya keterbatasan kemampuan manusia

dalam melaksanakan kegiatan tersebut maka perlu melibatkan orang lain untuk

ikut bekerja sama sehingga terbentuk suatu kelompok kerja, baik yang bersifat

formal maupun informal. Suatu kegiatan kerja sama antara orang-orang dalam

upaya mencapai tujuan tertentu ini termasuk kegiatan manajemen (Firdaus, 2007).

Suatu usaha tani dan produk yang dihasilkan, agar dapat berdaya saing

baik untuk memenuhi kebutuhan pasar/konsumen dalam dan luar negeri

membutuhkan dukungan dan keterkaitan dari masing-masing subsistem agribisnis.

Artinya masing-masing subsistem agribisnis baik subsistem hulu, tengah dan hilir

haruslah mampu berdaya saing serta menyikapi setiap perubahan lingkungan yang

terjadi. Saat ini, pembangunan pertanian tidak lagi berorientasi semata-mata pada

peningkatan produksi tetapi kepada peningkatan produktivitas dan nilai tambah

karenanya efisiensi usaha haruslah dipertimbangkan. Petani diharapkan tidak

hanya bekerja di on-farm saja tetapi diarahkan dan dituntut bagaimana

menumbuhkembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan serta dapat mengolah

produk yang dihasilkan menjadi produk setengah jadi.

Page 4: Bisnis Plan Bu Narsih

Industri bisa dimulai dengan menguntungkan apabila biaya-biaya yang

dikeluarkan bisa tertutupi dengan keuntungan yang diperoleh. Biasanya suatu

kapaisitas produksi minimum harus dipenuhi agar pengusaha tertarik terjun ke

bidang bisnis. Di sini jelas bahwa pertanian harus mencapai tingkat perkembangan

tertentu agar industri pengolahan bisa berkembang. Dalam industry pengolahan

yang harus diperhatikan adalah tataniaga. Tanpa pasar hasil pertanian akan rusak

atu busuk dan petani tidak akan bergairah untuk berproduksi lebih daripada yang

dibutuhkan. Tetapi dalam pemasaran ini pun tidak aka nada pedagang yang

tertarik untuk membeli, membawa dan menjualnya apabila jumlah produksinya

terlalu kecil. Dalam hal ini juga ada semacam jumlah minimum (skala) produksi

yang harus dipenuhi agar pedangan bergairah untuk membeli. (Mubryanto, 1989)

Singkong (Manihot esculenta crantz) merupakan salah satu komoditi

pangan lokal yang berpotensi untuk mensubtitusi tepung terigu sebagai bahan

baku pangan. Hal ini didukung oleh produktivitas yang tinggi, budidaya yang

mudah dan harga yang murah. Salah satu jenis makanan yang banyak diminati

oleh masyarakat Indonesia adalah Mie. Mie dapat dibuat dari tepung berbahan

dasar singkong. Beberapa bagian dari singkong yang telah dimanfaatkan untuk

dibuat mie diantaranya pati singkong, tepung singkong dan tepung singkong

modifikasi (modified cassava flour). Sampai saat ini penelitian-penelitian

mengenai formulasi mie dari pati singkong dan tepung singkong sudah banyak

dilakukan.

Industri singkong merupakan makanan yang disukai oleh semua orang,

baik anak-anak, remaja maupun orang tua. Tidak hanya dari segi rasanya yang

enak, singkong juga memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, sehingga tidak ada

alasan untuk tidak menyukai singkong. Selain itu di Indonesia tersedia lahan

pertanian dan perkebunan yang cukup luas, tanah yang subur dan iklim yang

mendukung merupakan faktor utama yang mengakibatkan banyak  penduduk

bermata pencaharian dalam sektor pertanian dan perkebunan. Salah satu

hasil perkebunan tersebut adalah singkong. Melihat dari sumber daya yang banyak

tersedia yaitu buah singkong, maka usaha singkong merupakan usaha yang

memiliki peluang yang besar.

Page 5: Bisnis Plan Bu Narsih

I.3 TUJUAN

a. Tujuan Jangka Pendek Mensosialisasikan produk unggulan yang ditawarkan

kepada calon konsumen.

b. Tujuan Jangka Menengah

Mengevalusi serta membandingkan kelebihan dan kelemahan produk

perusahaan yangditawarkan kepada konsumen.

Memperkuat manajemen dan daya saing bisnis perusahaan.

Melakukan kerja sama dengan perusahaan terkait untuk makin

meningkatkan pelayanankepada konsumen.

c. Tujuan Jangka Panjang

Menjadi satu tempat tujuan utama dan pertama bagi konsumen di Jember

untuk memperoleh produk singkong serta tempat berkumpul dalam suasana

menyenangkan dan mampu bersaing dengan usaha sejenis lainnya.

Page 6: Bisnis Plan Bu Narsih

II. RANCANGAN BISNIS

2.1 Rancangan Bisnis Utama (Core Business)

Gambar 2.1 Skema Rancangan Bisnis

1. Tahap Identifikasi

Menurut Soetriono et al 2002, tahap ini merupakan tahap yang penting

sekali karena pada tahap inilah ide dan konsep proyek lahir sebagai sarana

mencapai sasaran pembangunan nasional. Ide tersebut didasarkan atas pengenalan

luas atas tujuan pembangunan nasional untuk sektor tertentu. Konsep dari

agroindustri Restoran “House of Cassava” adalah untuk mengembangkan hasil

olahan singkong sehingga mempunyai nilai tambah yang tinggi untuk masyarakat.

Skala usaha ini memang tidak terlalu besar karena masih dalam perkembangan

awal dan apabila usaha ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan bisa

maka akan dikembangkan dengan rencana makro, seperti pembukaan cabang-

cabang restoran di beberapa daerah.

2. Tahap Persiapan Proyek

Tahap ini seringkali merupakan tahap yang sangat membutuhkan waktu

terutama dalam menyiapkan restoran dan menentukan desain produk yang sesuai

dengan keinginan pembeli, selain membutuhkan waktu yang banyak juga

mengeluarkan biaya mahal untuk mendirikan usaha baru dengan property yang

baru. Kegiatan utama dalam persiapan proyek ini adalah menyusun laporan studi

Evaluasi (V)

Identifikasi (I)

Persiapan (II)

Appraisal (III)

Implementasi (IV)

Page 7: Bisnis Plan Bu Narsih

kelayakan usaha dengan memasukkan pertimbangan-pertimbangan aspek proyek

lainnya.

3. Tahap Appraisal Proyek

Tahap ini merupakan kegiatan penilaian atas studi kelayakan proyek.

Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh lembaga yang berbeda dari yang membuat

studi kelayakan. Sering kali kegiatan ini tidak saja menilai studi kelayakan, tetapi

juga melengkapi data yang dirasakan kurang. Analisis dari proyek ini nantinya

akan didapatkan seperti nilai IRR dan kriteria investasi yang lain, setelah

dianalisis kemudian diperoleh hasil dan mengambil kesimpulan dari analisis

tersebut.

4. Tahap Implementasi

Tahap ini merupakan tahap yang paling penting, dimana sumbangan yang

diharapkan dari proyek muncul dan yang perlu diperhatikan adalah bahwa proyek

harus sesuai rencana awal. Manajer proyek harus mempunyai kesempatan dan

kemampuan untuk melakukan wewenangnya dalam menyesuaikan hasil

perencanaan dengan kondisi yang dihadapi dalam implementasi ini. Manajer

mempertimbangkan lembaga yang berbeda untuk menilai dari kelayakan

agroindustri ini untuk jangka panjang kemudian dapat dikembangkan dengan

analisis dari tahap awal tersebut.

5. Tahap Evaluasi

Tahap ini adalah merupakan suatu tahap evaluasi tentang proyek yang

telah selesai implementasinya. Penilaian yang utama adalah masalah manajemen

proyek, terutama manajemen perencanaan proyek. Output dari evaluasi ini,

pengalaman empiris proyek yang dinilai baik itu positif maupun negatif selama

siklus perencanaan proyek akan merupakan input bagi siklus perencanaan proyek

berikutnya. Pada tahun pertama, kinerja dari SDM yang ada perlu dievaluasi oleh

manajer apakah proyek telah berjalan sesuai dengan perencanaan awal atau tidak

sehingga manajer akan menjadikan pelajaran agar kesalahan yang terjadi tidak

terjadi di tahun-tahun berikutnya.

Page 8: Bisnis Plan Bu Narsih

2.2 Metode Operasional

Pendirian Restoran pada umumnya membutuhkan tempat yang strategis

sehingga mudah dijangkau oleh pembeli. Disamping pendirian restoran, barang-

barang yang akan dijual harus disiapkan. Di restoran ini akan di jual beberapa

produk yaitu makanan dan minuman yang berbahan singkong. Menu makanan

utama yang akan ditawarkan adalah mie singkong serta aneka camilan dari

singkong, sedangkan menu minuman yang akan ditawarkan adalah ice cream

singkong dan pudding singkong lapis . Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam

membuat menu yang ditawarkan:

1. Mie Singkong

Bahan

1) 125 gram tepung singkong (mocaf)

2) 50 gram terigu

3) 1 buah telur

4) Garam secukupnya

5) 60 cc air

6) 1 sdm minyak kelapa

Tahap pembuatan:

1) Mencampurkan tepung singkong dengan telur ayam, garam dan minyak.

Uleni hingga terasa licin dan elastic di tangan, juga lepas dari wadah

tempat mencampur. Bagi menjadi dua bagian.

2) Letakkan setiap bagian adonan diantara dua lembar plastic dan tipiskan

setebal 3 mm. Mengukus selama 5 menit, dinginkan sejenak dan potong-

potong tipis memanjang seperti lembaran mie atau dapat juga

menggunakan alat pemotong khusus mie.

Tahap penyajian:

1) Rebus air dalam panci hingga mendidih.

2) Masukkan mie mentah kedalam panci tersebut selama 5 menit, lalu

tiriskan.

3) Setelah itu mie dapat dikreasikan menurut kreasi dan selera.

Page 9: Bisnis Plan Bu Narsih

2. Puding Lapis Coklat

Bahan I:

1) 500 ml santan dari 1/2 butir kelapa

2) 3 bungkus agar-agar bubuk

3) 1 1/2 sendok teh jeli instan

4) 100 gram singkong yang sudah diparut halus

5) 125 gram gula pasir

6) 1/4 sendok teh garam

7) 2 lembar daun pandan

8) 1 kuning telur

Bahan II:

1) 500 ml santan dari 1/2 butir kelapa

2) 2 1/2 bungkus agar-agar bubuk

3) 1 1/2 sendok teh jeli instan

4) 100 gram singkong, diparut halus

5) 175 gram gula pasir

6) 20 gram cokelat bubuk

7) 1/4 sendok teh garam

8) 1/4 sendok teh cokelat pasta

9) 1 kuning telur

Tahap pembuatan

1) Bahan I: rebus semua bahan kecuali kuning telur sambil diaduk sampai

mendidih. Angkat.

2) Tambahkan kuning telur. Aduk rata. Masak lagi di atas api sambil diaduk

sampai meletup-letup. Tuang di loyang tulban. Biarkan berkulit.

3) Bahan II, rebus semua bahan kecuali kuning telur sambil diaduk sampai

mendidih. Angkat.

4) Tambahkan kuning telur. Aduk rata. Masak lagi di atas api sambil diaduk

sampai meletup-letup. Tuang di atas lapisan I. Bekukan. Untuk 16 potong.

3. Es Krim Singkong

Bahan

Page 10: Bisnis Plan Bu Narsih

1) singkong 0,5 Kg

2) santan 200 ml dari separuh buah kelapa

3) susu kental manis 4 sachet

4) vanili bubuk 2 bungkus kecil

5) daun pandan 3 lembar

6) gula pasir 6 sdm

7) garam 1 sdt

8) air 600 ml

Tahap Pembuatan

1) Kupas singkong, pisahkan dari kulit dan bersihkan sampai bersih

2) Potong-potng dan kukus hingga matang dan diinginkan

3) Rebus air hingga mendidih dan kemudian masukan gula, vanili bubuk dan

daun pandan. biarkan mendidih sampai beberapa saat

4) Tambahkan susu kental manis, santan dan garam. aduk hingga merata

5) Selagi mendidih, masukan singkong rebus. matikan api dan biarkan hingga

dingin

6) Blender hingga lembut dan masukan ke freezer

7) Aduk-aduk setiap 2 jam agar adonan es cream tercampur rata dan lembut

8) Bekukan dalam freezer dan kemas dengan baik

2.3 Lokasi dan Area Operasi Bisnis

Lokasi dari perusahaan House of Cassava ini adalah di daerah sekitar kampus

Universitas Jember di Jl.Kalimantan Raya. Lokasi ini ditetapkan karena banyak

pertimbangan, yaitu:

1. Faktor kelancaran pemasaran produk

Pemasaran produk dilakukan di daerah sekitar kampus karena segmentasi pasar

dari produk singkong ini adalah mahasiswa. Jarak antara kampus ke restoran

House of Cassava sangat dekat sehingga mahasiswa mudah menjangkaunya.

2. Kondisi infrastruktur publik dan lingkungan sosial

Adanya perusahaan di daerah ini akan menambah kegiatan ekonomi yang ada

disana sehingga dapat menyerap tenaga kerja di sekitar daerah tersebut.

Page 11: Bisnis Plan Bu Narsih

Kondisi jalan, penerangan juga tidak mengganggu adanya perusahaan House of

Cassava ini.

2.4 Pasar dan Pelanggan

Aspek pasar adalah inti dari penyusunan studi kelayakan. Kendatipun secara

teknis telah menunjukkan hasil yang baik dalam berproduksi, tetapi hal tersebut

tidak ada artinya apabila tidak dibarengi dengan pemasaran produk. Pemasaran

singkong ini dilakukan dengan mendirikan Restoran sendiri. Pelanggan yang

menjadi target adalah seluruh kalangan terutama mahasiswa di beberapa

universitas di sekitar Jember. Promosi dilakukan dengan cara memberi taster

kepada masyarakat dan juga melewati media cetak seperti selebaran-selebaran,

dan media social, yakni melalui situs facebook, twitter, dan sebagainya. Promosi

pertama kali dilakukan adalah di daerah sekitar kampus karena dengan begitu

akan memperoleh pelanggan dari daerah terdekat dan menyebarkan ke tempat-

tempat yang lain.

2.5 Pernyataan Viabilitas

Pernyataan viabilitas dilakukan dengan cara meganalisis semua biaya yang

dikeluarkan dan pendapatan secara finansial. Analisis kelayakan seperti itu akan

dapat diambil interpretasi apakah perusahaan layak diteruskan atau tidak, dan

bagaimana mengevaluasi biaya-biaya yang telah dikeluarkan agar mendapatkan

keuntungan paling maksimal. Berikut adalah data produksi dan cash flow

perencanaan usaha agroindustri House of Cassava:

Tabel 2.1 Data Produksi Perusahaan House of Cassava

Tahun

Jumlah Produksi Harga Per

piring (Rp) Penerimaan(piring)

Tahun 1

Mie Singkong 2000 8500 17000000Pudding Singkong 1000 7000 7000000

Es Krim singkong 500 5500 2750000

26750000

Page 12: Bisnis Plan Bu Narsih

Tahun 2

Mie Singkong 2000 9500 19000000Pudding Singkong 1000 7000 7000000

Es Krim singkong 500 5500 2750000

28750000

Tahun 3

Mie Singkong 2000 10000 20000000Pudding Singkong 1000 7500 7500000

Es Krim singkong 500 6000 3000000

30500000

Tahun 4

Mie Singkong 2000 10500 21000000Pudding Singkong 1000 7500 7500000

Es Krim singkong 500 6500 3250000

31750000

Total     203750000

Harga yang ditetapkan oleh perusahaan untuk produk mi singkong adalah

Rp, untuk pudding singkong lapis seharga Rp 1.800/biji sedangkan untuk Es krim

singkong adalah Rp. Produk olahan singkong ini akan disajikan dalam piring

satrhji, yang secara visual akan ditampakkan pada daftar menu dan desain interior

restoran, sehingga konsumen memiliki gambaran terlebih dahulu tentang produk

singkong tersebut dan memesan produk singkong kesukaannya. Untuk

perhitungan produksi, di tahun ke-0 belum menghasilkan keuntungan dari

penjualan produk singkong karena pada tahun ke-0 masih dalam tahap

pengumpulan biaya tetap (fix cost) perusahaan, sehingga pendapatannya masih

belum menutupi keseluruhan biaya, sehingga belum menghasilkan

keuntungan/margin. Tahun pertama, perusahaan menghasilkan x mi singkong, y

pudding singkong dan z es krim singkong. Produksi di tiap tahunnya tetap, tapi

ada kenaikan harga produk diakibatkan naiknya harga bahan baku produk

sehingga penerimaannya pun naik.

Page 13: Bisnis Plan Bu Narsih

Tabel 2.2 Cash Flow Perusahaan House of CassavaTahun Cost (Rp) Revenue (Rp)

0 83.880.700,00 0.001 60.607.700,00 72.576.000,002 67.175.550,00 80.844.000,003 68.899.680,00 90.642.000,004 70.174.200,00 94.248.000,005 71.561.400,00 97.854.000,00

Total 422.299.230,00 436.164.000,00

Berdasarkan tabel diatas, di tahun ke-0 adalah masa pengumpulan biaya

tetap perusahaan yang dapat kita bandingkan dengan pengeluaran di tahun-tahun

berikutnya lebih kecil dibanding tahun ke-0, karena di tahun pertama hingga

kelima perusahaan mengeluarkan biaya hanya untuk biaya variabel untuk

produksi suwar-suwir tersebut. Biaya variabel di setiap tahun juga bertambah

karena ada kenaikan harga bahan baku sehingga akan menambah biaya bahan

baku dan yang lainnya. Selama lima tahun perusahaan House of Cassava, total

biaya yang dikeluarkan mencapai Rp. 422.299.230,00 dan total penerimaan

sebesar Rp. 436.164.000,00

METODE ANALISIS KELAYAKAN ATAS INVESTASI

1. Metode NPV (Nilai sekarang bersih), dimana syarat kelayakan investasi bila

NPV > 0. Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan

perbandingan antara penerimaan – penerimaan kas bersih (aliran kas operasional

maupun aliran kas terminal) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur

investasi dimasa yang akan datang. Perhitungan nilai sekarang perlu ditentukan

tingkat bunga yang relevan. PV kas bersih dapat dicari dengan cara membuat dan

menghitung dari cash flow perusahaan selama umur investasi tertentu. Selisih

antara nilai kedua PV tersebutlah yang dikenal dengan Net Present Value (NPV).

Rumusan yang biasa digunakan dalam menghitung NPV adalah sebagai berikut :

Page 14: Bisnis Plan Bu Narsih

Kriteria penilaian untuk NPV adalah apabila NPV > 0 maka usulan proyek

diterima. Apabila NPV < 0 maka usulan proyek ditolak dan apabila NPV = 0, nilai

perusahaan tetap meskipun usulan proyek diterima atau ditolak.

2. Metode Benefit Cost Ratio (BC Ratio) atau Net B/C merupakan nilai manfaat

yang bisa didapatkan dari proyek atau usaha setiap kita mengeluarkan biaya

sebesar satu rupiah untuk proyek atau usaha tersebut. Net B/C merupakan

perbandingan antara NPV positif dengan NPV negatif. Perhitungan Net B/C,

biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun untuk mengetahui benefit

netto yg positif dan negative, kemudian jumlah present value positif

dibandingkan dengan jumlah present value yang negatif. Nilai Net B/C memiliki

arti sebagai berikut:

1) Net B/C > 1, maka berarti proyek atau usaha layak dijalankan secara finansial.

2) Net B/C = 1, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut berada

dalam keadaan break even point.

3) Net B/C < 1, maka berarti proyek atau usaha tidak layak dijalankan secara

finansial

3. Metode IRR (internal Rate of Return) atau tingkat suku bunga yang

memberikan NPV =0 dengan syarat kelayakan bila IRR > suku bunga pinjaman

yang paling atraktif. IRR ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang

menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau

penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal. Jika IRR yang didapat lebih

besar dari rate of return yang ditentukan maka investasi dapat diterima. Rumus

IRR ini adalah :

i1 + ∑ NPV (+) (i2 – i1)

Page 15: Bisnis Plan Bu Narsih

IRR = ∑ NPV (+) + NPV (-)

4. PR (Profitability Ratio) merupakan perbandingan antara selisih benefit

dengan biaya dibanding dengan jumlah investasi. Nilai dari masing-masing

variabel dalam bentuk PV atau nilai yang telah di discount factor yang berlaku.

Rumus dari PR adalah sebagai berikut :

PR = PV Net Benefit / PV Investasi

5. Gross B/C adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah didiskon

dengan cost secara keseluruhan yang telah didiskon. Jika gross B/C > 1 (satu)

berarti proyek (usaha) layak dikerjakan. Gross B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak

layak dikerjakan. Gross B/C = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP.

Perhitungan gross B/C yang menjadi pembilang adalah jumlah present value arus

benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto).

Semakin besar gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan

biaya. Artinya proyek relatif semakin layak. Gross B/C dapat dihitung dengan

rumus :Gross B/C = ∑ PV (B) / ∑ PV (C).

Page 16: Bisnis Plan Bu Narsih
Page 17: Bisnis Plan Bu Narsih

Tabel Finansial Perusahaan House of Cassava

Th Cost Revenue Net Benefit 15% NPV 16% PV (B) PV (C)DF 50

%NPV 50 %

DF 80%

NPV 80%

0 Rp26,158,103 Rp0 -Rp26,158,103 1 -Rp26,158,103 Rp0 Rp26,158,103 1-

Rp26,158,1031 -Rp26,158,103

1 Rp26,764,413 Rp32,130,000 Rp5,365,587 1.16 Rp6,224,081 Rp37,270,800 Rp31,046,719 0.67 Rp3,594,943 0.55 Rp2,951,073

2 Rp27,431,355 Rp35,840,000 Rp8,408,645 1.35 Rp11,314,673 Rp48,226,304 Rp36,911,631 0.44 Rp3,699,804 0.31 Rp2,606,680

3 Rp28,164,990 Rp40,040,000 Rp11,875,010 1.56 Rp18,535,655 Rp62,498,276 Rp43,962,620 0.3 Rp3,562,503 0.2 Rp2,375,002

4 Rp28,971,989 Rp43,260,000 Rp14,288,011 1.81 Rp25,870,435 Rp78,328,259 Rp52,457,824 0.2 Rp2,857,602 0.1 Rp1,428,801

Jumlah Rp137,490,850 Rp151,270,000 Rp13,779,150   Rp35,786,741 Rp226,323,639 Rp190,536,897  -

Rp12,443,251  -Rp16,796,547

Rata-rata

Rp27,498,170 Rp30,254,000 Rp2,755,830   Rp7,157,348 Rp45,264,728 Rp38,107,379   -Rp2,488,650   -Rp3,359,309

NPV (16%) = 36.323.874,60

Net B/C = 36.323.874,60/23.273.000,00 = 1,56

Gross B/C = 274.308.660,00/237.984.785,40 = 1,15

IRR = 40,14%

PR = 11,78

PP = 1,8 (1 tahun 8 bulan )

Dari beberapa analisis kelayakan diatas, maka usaha agroindustri “House of Cassava” layak untuk di usaha dan memiliki prospek yang baik.

Page 18: Bisnis Plan Bu Narsih

III. KEPEMILIKAN BISNIS

Bentuk kepemilikan adalah bentuk kegiatan bisnis dilihat dari siapa

pemilik/pendirinya, sumber modalnya, apa tujuan pendiriannya, sehingga terdapat

bermacam-macam bentuk kepemilikan bisnis. Ada beberapa bentuk kepemilikan

bisnis, yaitu:

1. Sole propiertorship atau kepemilikan bisnis tunggal. Bentuk bisnis ini biasa

ditemukan dimana saja, dengan adanya kepemilikan tunggal sang pemilik bisa

leluasa mengatur roda bisnisnya tanpa diganggu oleh para pemegang saham.

2. Partnership atau kemitraan. Tidak semua orang mampu bergerak sendiri, ada

aturan main yang harus diikuti sesuai dengan kesepakatan awal dengan partner

dari bisnis ini.

3. Corporation atau perusahaan yang dimiliki oleh orang banyak asalkan

mempunyai saham di perusahaan tersebut. Pemegang saham mayoritas dapat

mengendalikan arah bisnis perusahaan. Korporasi ini dapat berganti pemilik

dan tentunya arah bisnisnya sesuai dengan kebijakan pemilik baru. Para

pemilik saham akan mendapatkan deviden yang dibagikan setahun sekali

dengan jumlah yang mungkin berbeda setiap tahunnya sesuai dengan

keuntungan yang telah dibukukan.

4. Join ventures and syndicates atau kerja sama dan sindikasi. Maksudnya adalah

suatu kerja sama dua atau lebih perusahaan yang memproduksi satu produk

yang sama. Setiap pihak mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam

memajukan bisnis ini bersama.

Bentuk kepemilikan bisnis yang dikelola perorangan itu adalah sejenis

badan usaha yang didirikan oleh seseorang warga Negara Indonesia, sebagai

wadah kegiatan bisnis untuk mata pencaharian sehari-hari guna menghidupi diri,

anak dan keluarganya. Bisnis House of Cassava ini adalah bisnis Joint venture,

modal dan tanggung jawab perusahaan adalah individu sehingga segala resiko

yang ada adalah resiko yang dihadapi pemilik sendiri.

Page 19: Bisnis Plan Bu Narsih

IV. SUMBER DAYA BISNIS

Sumber daya bisnis adalah segala sumber daya yang digunakan untuk

kelancaran dalam membuat bisnis, seperti sumber daya manusia dan sumber daya

alam sebagai bahan baku atau input dari pendirian restoran House of Cassava dan

pengolahan singkong. Untuk mengelola perusahaan agroindustri House of

Cassava diperlukan tenaga pimpinan sebagai manajer dan pengawas, dan tenaga

kerja yang mengolah singkong. Pimpinan menunjuk orang kepercayaan, disini

diambil dari keluarga sendiri untuk menjadi asisten manajer yang bertugas

mengelola penjualan hasil produksi dan mengelola dana perusahaan. Asisten

manajer bertanggung jawab atas perencanaan, peranggaran, pengadaan, serta

pengawasan penggunaan dana.

Beberapa sumber daya yang mungkin dapat dipertimbangkan.

1. Kamar dagang dan industri

Pemilik perusahaan menghubungi lembaga yang menjual bahan baku produk

untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan input sampai dengan

output yang dikeluarkan.

2. Asosiasi Pengusaha dan Relasi Bisnis

Sebagai seorang produk owner yang akan membangun dan mengembangkan

usaha, harus bergaul dengan rekan pengusaha. Di Indonesia, banyak asosiasi

atau himpunan pengusaha berdasar bidangnya masing-masing. Dari sini bisa

mendapat sumber daya yang tepat sesuai bidang bisnis dikembangkan

3. Konsultan

Sumber daya professional, seperti seorang konsultan, sudah pasti dapat

diandalkan untuk membantu penyusunan business plan. Konsultan yang dapat

dipercaya dan handal dapat membantu kelancaran baik secara financial

maupun social usaha pengolahan singkong.

Page 20: Bisnis Plan Bu Narsih

V. MODAL DAN KEUANGAN

Dana Modal Tetap

Gedung/bangunan Rp 15.000.000

Mesin dan Peralatan Rp 5.095.000

Variabel Cost

Bahan olahan singkong Rp 6.063.163

Total Cost Rp 26.158.103

Dana yang didapat oleh investor untuk membuat proyek ini direncanakan

sekitar 30% merupakan modal sendiri dan sisanya, sekitar 70% adalah dari

investor yaitu dari pengusaha di Jember.

Page 21: Bisnis Plan Bu Narsih

VI. RANCANGAN PEMASARAN

Rancangan pemasaran yang diinginkan oleh pemilik perusahan dilakukan

dengan mendirikan restoran sendiri. Dalam memasarkan produk, sekurang-

kurangnya harus mengetahui perkembangan pasar, penetapan harga pasar, dan

kebijaksanaan dari pemilik usaha agroindustri. Berdasarkan survei pasar, House of

Cassava mempunyai peluang untuk mencapai kesusksesan dilihat dari segi:

1. Dari segi bahan baku, Indonesia merupakan daerah pertanaian dan perkebunan

begitu juga di Kota Jember yang mempunyai potensi besar penghasil singkong.

Sehingga bahan baku untuk membuat singkong bisa dengan mudah didapatkan.

2. Dari segi pesaing, bisnis seperti House of Cassava telah banyak berkembang di

kota-kota besar di Jawa. Hasil yang diperoleh sangat memuaskan. Untuk kota

Jember bisnis ini belum disentuh oleh pebisnis lain sehingga belum terdapat

pesaing.

3. Dari segi produk, menawarkan beranekaragam pilihan baik makanan atau

minuman dari bahan singkong sehingga konsumen dapat menikmatinya

4. Dari segi lokasi, House of Cassava akan didirikan dekat dengan lokasi sekitar

kampus dimana akses untuk menuju House of Cassava dapat dengan mudah

dituju. Selain itu konsep dari House of Cassava akan dibuat semenarik dan

senyaman mungkin sehingga akan banyak konsumen yang berdatangan.

5. Dari segi harga, House of Cassava menawarkan harga yang menarik. Dimana

harga tersebut dapat dijangkau oleh semua konsumen tetapi tetap dengan

kualitas yang baik.

6. Dari segi konsumen, House of Cassava akan memenuhi semua keinginan

konsumen. Mulai dari anak-anak yaitu design singkong yang lucu dan tempat

yang menghibur serta harga yang terjangkau. Untuk remaja design tempat yang

sesuai dengan selera remaja sehingga House of Cassava dapat digunakan untuk

tempat berkumpul

Page 22: Bisnis Plan Bu Narsih

7. Segmentasi pasar

Segmentasi pasar yang kami sasar adalah Mahasiswa di universitas sekitar

Jember dan masyarakat secara umum karena singkong banyak diminati semua

kalangan.

Page 23: Bisnis Plan Bu Narsih

VII. RANCANGAN IMPLEMENTASI DAN SISTEM

PENGAWASAN BISNIS

Pemilik perusahaan agroindustri harus melakukan pengawasan terhadap

kegiatan usaha yang dikerjakan secara teratur apakah hasil dari pekerjaan telah

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan bila terjadi penyimpangan perlu

dilakukan tindakan perbaikan agar kesalahan tidak terjadi terus-menerus. Sasaran

pengawasan yang perlu diperhatikan adalah jumlah produk yang direncanakan

apakah sesuai dengan perencanaan semula atau belum, kualitas dari produk olahan

singkong juga perlu diperhatikan. Tenaga kerja yang telah ada juga perlu diawasi,

disini yang bertugas menjadi pengawas adalah pemilik yang langsung turun

tangan. Pemilik sebagai manajer mengawasi masalah pembelian bahan baku, baik

mengenai jumlah, harga, masalah pergudangan maupun kualitas dari bahan baku

itu sendiri.

Gambar 7.1 Skema Sistem Pengawasan Perusahaan

Tenaga Kerja

Manajer(Pemilik Perusahaan)

Sasaran Perusahaan

Input Perusahaan

Page 24: Bisnis Plan Bu Narsih

IX. PENUTUP

House of Cassava adalah perusahaan makanan yang pengolahannya

menggunakan bahan baku hasil pertanian, berarti memiliki keterkaitan yang kuat

dengan kegiatan budidaya pertanian maupun dengan konsumen akhir atau dengan

kegiatan industri lain. Pemilihan bisnis ini dikarenakan belum ada restoran House

of Cassava di sekitar kampus jember. Singkong adalah makanan yang banyak

disukai kalangan dan sangat banyak manfaatnya. Bahan baku singkong yang

dipakai juga merupakan potensi Jember akan produksi singkong yang unggul.

Beberapa menu olahan singkong akan di sajikan di restoran ini, mulai dari cake

singkong, singkong buah, aneka camilan singkong.. Dengan desain ruangan House

of Cassava yang menarik, maka singkong-singkong tersebut terasa lebih istimewa

sehingga para konsumen menjadi nyaman dan ketagihan untuk merasakan

nikmatnya hidangan singkong. Di moment-moment istimewa, House of Cassava

menyediakan singkong khusus sehingga konsumen tertarik membeli. Analisis

kelayakan secara finansial pada perencanaan agroindustri ini menyatakan bahwa

semua kriteria analisis finansial mempunyai potensi yang bagus karena layak

secara finansial dan layak untuk dilanjutkan apabila proyek dilaksanakan.

Page 25: Bisnis Plan Bu Narsih

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Muhammad. 2007. Manajemen Agribisnis. Jember: Sinar Grafika Offset.

Mubryanto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: LP3ES.

Ningtyas. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Kecil "Waroeng Cokelat" (Kasus Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat. Skirpsi. Fakultas Pertanian. Institute Pertanian Bogor. Bogor.