biopotensial pada jantung
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Biopotensial Pada Jantung
1/3
Hari Wibawanto, 2013
1
Biopotensial pada Jantung
Aktivitas elektrik pada jantung merupakan bagian integral bagi operasi beberapa jenis
instrumen medis, termasuk elektrokardiograf, pacu jantung, dan defibrilator. Sedikit saja ada
gangguan elektrik mampu menjadikan organ vital ini berhenti memompa darah yang
diperlukan untuk mempertahankan hidup.
Jantung terdiri atas dua otot halus utama, yakni atrium dan ventrikel yang membentuk
syncytium atau gabungan sel-sel, yang menghantarkan depolarisai dari satu sel ke sel
berikutnya. Kerna bocoran ionik di dalam membran otot halus, jaringan jantung mengalami
depolarisasi secara spontan dari kondisi istirahatnya, dan secara efektif berosilasi atau
berdetak. Node sinoatrial (SA) berdetak pada kecepatan 70-80 pe rmenit (beat per minute
atau bpm) pada kondisi istirahat; node atrioventricular (AV) berdetak 40-60 bpm, dan bundle
branch berdetak antara 15-40 bpm.
Node SA secara normal menentukan detak jantung, karena ia berdetak pada laju paling cepat
dan menyebabkan stimulasi dari jaringan lain sebelum mencapai ambang swa-pacu (self-
pacing). Jadi node SA dapat diangap sebagai pemacu jantung (heart ’ s pacemaker ). Alur
depolarisasi sel dalam jantung diilustrasikan pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Alur depolarisasi melalui jantung
Depolarisasi node SA menyebar ke seluruh atrium dan mencapai node AV dalam waktu 40
ms, Karena kecepatan konduksi yang rendah dari jaringan node AV, depolarisasi
memerlukan kira-kira 110 ms untuk mencapai bundle branch yang disebut sebagai Purkinje
system. Ventrikel kemudian mengembang, ventrocle kanan memaksa darah ke dalam paru-
paru, dan ventrikel kiri mendorong darah ke dalam aorta dan selanjutnya melalui sistem
sirkulasi. Periode kontraksi jantung ini disebut systole.
Potensial aksi dalam ventrikel bertahan selama 200-250 ms. Waktu yang relatif lama ini
memungkinkan kontraksi ventrikular untuk mengosongkan darah ke dalam arteri. Jantung
-
8/18/2019 Biopotensial Pada Jantung
2/3
Hari Wibawanto, 2013
2
kemudian dalam kondisi repolarisasi selama periode istirahat yang disebut diastole. Siklus
kemudian berulang.
Elektrokardiogram
Selama diastole, ketika jantung pada kondisi istirahat, semua sel terpolarisasi sehingga
potensial di dalam sel negatif terhadap bagian luarnya. Normalnya. Depolarisasi terjadi mula-
mula pada node SA, menjadikan sisi luar jaringan negatif terhadap sisi dalam sel, dan juga
menjadikannya negatif terhadap haringan yang belum depolarisasi. Ketidakseimbangan ini
menghasilkan arus ionik, I, dan menyebabkan lengan kiri (left arm, LA) terukur positif
terhadap lengan kanan (right arm, RA) sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 2. Tegangan
yang dihasilkan disebut sebagai p-wave.
Setelah kira-kira 90 ms, atrium terdepolarisasi penuh dan arus ionik yang terukur oleh I akan
berkurang menuju nol. Depolarisasi kemudian melewati node atrioventrikular menyebabkan
tundaan sekitar 110 ms. Depolarisasi kemudian menuju otot ventrikular kanan,
mendepolarisasinya, dan membuatnya negatif relatif terhadap otot ventrikular kiri yang masih
terpolarisasi sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.b. Arah I menyebabkan tegangan plus-
ke-minus dari LA ke RA yang disebut sebagai R-wave.
Gambar 2. Arus ionik sebagai sumber arus elektrokardiogram
Bentuk gelombang lengkap pada Gambar 3 disebut sebagai elektrokardiogram (ECG) dengan
label P, Q, R, S, dan T mengindikasikan fitur yang berbeda. P-wave muncul dari depolarisasi
atrium. QRS complex muncul dari depolarisasi ventrikel. Besar R-wave dalam QRS complex
ini kira-kira 1 mV. T-wave (Gambar 2.c) muncul dari repolarisasi otot ventrikel. Selama T-wave repolarisasi partial otot jantung menyebabkan arus ionik, dan potensial ECG yang
-
8/18/2019 Biopotensial Pada Jantung
3/3
Hari Wibawanto, 2013
3
berkaitan, yang sebelumnya dijelaskan untuk R-wave. U-wave yang kadang-kadang
mengikuti T-wave adalah efek orde kedua dari ketidak tentuan asal-muasal dan kecil
pengaruhnya pada diagnostik. Interval, segmen, dan kompleksnya ECG didefinisikan pada
Gambar 3. Durasi tipikalnya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Durasi tipikal elektrokardiogram
Fitur Durasi (ms)
QRS complex 70 - 110
R-R interval 600 - 1000
P-R interval 150 – 200
S-T interval 320
Durasi QRS, interval P-R, dan interval S-T, bergantung pada laju depolarisasi jantung dan
relatif konstan pada semua individu, baik olahragawan maupun bukan. Rentang di atasmerefleksikan perbedaan individual dalam populasi normal.
Gambar 3. Definisi ECG
Interval:
P – R Awal P-wave sampai awal QRS complexS – T Akhir S-wave sampai akhir T-waveQ – T Awal Q-wave sampai akhir T-wave
Segmen:
P – R Akhir P-wave sampai awal Q-waveS – T Akhir S-wave sampai awal T-wave
Complex:
QRS Awal Q-wave sampai akhir S-wave
Durasi:
Durasi rata-rata ditnjukkan pada gambar, dalam detik