biopotensial pada jantung

Upload: budiputra

Post on 07-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Biopotensial Pada Jantung

    1/3

    Hari Wibawanto, 2013

    1

    Biopotensial pada Jantung

    Aktivitas elektrik pada jantung merupakan bagian integral bagi operasi beberapa jenis

    instrumen medis, termasuk elektrokardiograf, pacu jantung, dan defibrilator. Sedikit saja ada

    gangguan elektrik mampu menjadikan organ vital ini berhenti memompa darah yang

    diperlukan untuk mempertahankan hidup.

    Jantung terdiri atas dua otot halus utama, yakni atrium  dan ventrikel   yang membentuk

     syncytium  atau gabungan sel-sel, yang menghantarkan depolarisai dari satu sel ke sel

     berikutnya. Kerna bocoran ionik di dalam membran otot halus, jaringan jantung mengalami

    depolarisasi secara spontan dari kondisi istirahatnya, dan secara efektif berosilasi atau

     berdetak. Node sinoatrial (SA) berdetak pada kecepatan 70-80 pe rmenit (beat per minute

    atau bpm) pada kondisi istirahat; node atrioventricular (AV) berdetak 40-60 bpm, dan bundle

    branch berdetak antara 15-40 bpm.

     Node SA secara normal menentukan detak jantung, karena ia berdetak pada laju paling cepat

    dan menyebabkan stimulasi dari jaringan lain sebelum mencapai ambang swa-pacu (self-

     pacing). Jadi node SA dapat diangap sebagai pemacu jantung (heart ’  s pacemaker ). Alur

    depolarisasi sel dalam jantung diilustrasikan pada gambar berikut ini.

    Gambar 1. Alur depolarisasi melalui jantung

    Depolarisasi node SA menyebar ke seluruh atrium dan mencapai node AV dalam waktu 40

    ms, Karena kecepatan konduksi yang rendah dari jaringan node AV, depolarisasi

    memerlukan kira-kira 110 ms untuk mencapai bundle branch yang disebut sebagai  Purkinje

     system. Ventrikel kemudian mengembang, ventrocle kanan memaksa darah ke dalam paru-

     paru, dan ventrikel kiri mendorong darah ke dalam aorta dan selanjutnya melalui sistem

    sirkulasi. Periode kontraksi jantung ini disebut systole.

    Potensial aksi dalam ventrikel bertahan selama 200-250 ms. Waktu yang relatif lama ini

    memungkinkan kontraksi ventrikular untuk mengosongkan darah ke dalam arteri. Jantung

  • 8/18/2019 Biopotensial Pada Jantung

    2/3

    Hari Wibawanto, 2013

    2

    kemudian dalam kondisi repolarisasi selama periode istirahat yang disebut diastole. Siklus

    kemudian berulang.

    Elektrokardiogram

    Selama diastole, ketika jantung pada kondisi istirahat, semua sel terpolarisasi sehingga

     potensial di dalam sel negatif terhadap bagian luarnya. Normalnya. Depolarisasi terjadi mula-

    mula pada node SA, menjadikan sisi luar jaringan negatif terhadap sisi dalam sel, dan juga

    menjadikannya negatif terhadap haringan yang belum depolarisasi. Ketidakseimbangan ini

    menghasilkan arus ionik, I, dan menyebabkan lengan kiri (left arm, LA) terukur positif

    terhadap lengan kanan (right arm, RA) sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 2. Tegangan

    yang dihasilkan disebut sebagai p-wave.

    Setelah kira-kira 90 ms, atrium terdepolarisasi penuh dan arus ionik yang terukur oleh I akan

     berkurang menuju nol. Depolarisasi kemudian melewati node atrioventrikular menyebabkan

    tundaan sekitar 110 ms. Depolarisasi kemudian menuju otot ventrikular kanan,

    mendepolarisasinya, dan membuatnya negatif relatif terhadap otot ventrikular kiri yang masih

    terpolarisasi sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.b. Arah I menyebabkan tegangan plus-

    ke-minus dari LA ke RA yang disebut sebagai R-wave.

    Gambar 2. Arus ionik sebagai sumber arus elektrokardiogram

    Bentuk gelombang lengkap pada Gambar 3 disebut sebagai elektrokardiogram (ECG) dengan

    label P, Q, R, S, dan T mengindikasikan fitur yang berbeda. P-wave muncul dari depolarisasi

    atrium. QRS complex muncul dari depolarisasi ventrikel. Besar R-wave dalam QRS complex

    ini kira-kira 1 mV. T-wave (Gambar 2.c) muncul dari repolarisasi otot ventrikel. Selama T-wave  repolarisasi partial otot jantung menyebabkan arus ionik, dan potensial ECG yang

  • 8/18/2019 Biopotensial Pada Jantung

    3/3

    Hari Wibawanto, 2013

    3

     berkaitan, yang sebelumnya dijelaskan untuk  R-wave. U-wave yang kadang-kadang

    mengikuti T-wave  adalah efek orde kedua dari ketidak tentuan asal-muasal dan kecil

     pengaruhnya pada diagnostik. Interval, segmen, dan kompleksnya ECG didefinisikan pada

    Gambar 3. Durasi tipikalnya adalah sebagai berikut:

    Tabel 1. Durasi tipikal elektrokardiogram

    Fitur Durasi (ms)

    QRS complex 70 - 110

    R-R interval 600 - 1000

    P-R interval 150 –  200

    S-T interval 320

    Durasi QRS, interval P-R, dan interval S-T, bergantung pada laju depolarisasi jantung dan

    relatif konstan pada semua individu, baik olahragawan maupun bukan. Rentang di atasmerefleksikan perbedaan individual dalam populasi normal.

    Gambar 3. Definisi ECG

    Interval:

    P  – R Awal P-wave sampai awal QRS complexS  – T Akhir S-wave sampai akhir T-waveQ  – T Awal Q-wave sampai akhir T-wave

    Segmen:

    P  – R Akhir P-wave sampai awal Q-waveS  – T Akhir S-wave sampai awal T-wave

    Complex:

    QRS Awal Q-wave sampai akhir S-wave

    Durasi:

    Durasi rata-rata ditnjukkan pada gambar, dalam detik