penyakit jantung pada kehamilan

31
PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS KELOMPOK: AFDAL RIZA (204.311.057) ADITYA WIDY PRADANA (204.311.156) NIDA EKA YANA (204.311.161)

Upload: yesiwidyastuti

Post on 14-Dec-2015

58 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Penyakit jantung pada kehamilan

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS

KELOMPOK:

AFDAL RIZA (204.311.057)ADITYA WIDY PRADANA (204.311.156)NIDA EKA YANA (204.311.161)

Departemen Obstetri dan GinekologiFakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta

2007

Page 2: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan ridho-

Nyalah kami dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Obstetri dan Ginekologi. Semester VII

Tahun Ajaran 2007/2008 yang berjudul “PENYAKIT JANTUNG PADA

KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS” dengan tepat waktu.

Makalah ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi penilaian mata

kuliah Ilmu Obstetri dan Ginekologi. Sebelumnya, pada kesempatan ini kami ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen Ilmu Obstetri dan Ginekologi dan semua

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami

harapkan.

Akhir kata mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu

pengetahuan bagi kami sendiri maupun pembacanya.

Jakarta, September 2007

Penulis

Page 3: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB 1 : PENDAHULUAN.......................................................................................1

BAB 2 : ISI.................................................................................................................2

BAB 3 : KESIMPULAN..........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17

Page 4: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit jantung dapat dijumpai pada wanita, baik yang tidak hamil maupun yang

hamil. Dalam makalah ini akan dibicarakan penyakit jantung dalam hubungannya

dengan kehamilan, persalinan dan nifas.

Pada wanita hamil, oksigen dan zat makanan yang dibutuhkan janin yang sedang

tumbuh harus dipenuhi seluruhnya oleh ibu. Untuk itu jumlah darah ibu akan bertambah

dan membuat kerja jantung ibu hamil menjadi bertambah berat.

Dalam keadaan seperti ini sebagai mekanisme kompensasi terjadi perubahan

fisiologis berupa peningkatan volume darah tanpa peningkatan jumlah sel darah merah

disertai penekanan diafragma (batas rongga dada dan rongga perut) ke arah kiri yang

menyebabkan kerja jantung bertambah berat.

Masa nifas (waktu sesudah melahirkan sampai 40 hari) dapat berbahaya bagi

penderita penyakit jantung, penderita yang hanya sedikit menunjukkan gejala gawat

jantung selama kehamilan dan persalinan, dapat mengalami kolaps setelah anaknya lahir.

Penanganan seorang wanita hamil dengan penyakit jantung sebaiknya ditangani oleh

kerjasama dokter spesialis kandungan dan spesialis penyakit dalam atau spesialis

jantung.3

Page 5: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

BAB II

ISI

1. Etiologi penyakit jantung1

Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan

bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu.

Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih

berat. Karena itu, dalam kehamilan selalu terjadi perubahan-perubahan dalam sistem

kardiovaskular yang biasanya masih dalam batas-batas fisiologik.

Perubahan-perubahan itu terutama disebabkan:

1.) Karena hidremia (hipervolemia) dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak

umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya antara 32 dan 36 minggu

2.) Karena uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke

atas, ke kiri, dan ke depan, sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat

jantung mengalami lekukan dan putaran.

Peningkatan volume plasma yang dimulai kira-kira pada akhir trimester pertama

dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32-34, yang selanjutnya menetap selama

trimester akhir kehamilan, dimana volume plasma bertambah sebesar 22%. Besar dan

saat terjadinya peningkatan volume plasma berbeda dengan peningkatan volume sel

darah merah, hal ini mengakibatkan terjadinya anemia dilusional (pencairan darah).

Page 6: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

Setelah 12-24 jam pascapersalinan terjadi peningkatan volume plasma karena

proses imbibisi cairan dari ekstravaskuler ke dalam pembuluh darah yang kemudian akan

diikuti oleh periode diuresis pascapersalinan yang mengakibatkan terjadinya penurunan

volume plasma (adanya hemokonsentrasi). Dua minggu pasca persalinan merupakan

periode penyesuaian untuk kembali ke nilai volume plasma seperti sebelum hamil.

Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan

tersebut diatas, akan tetapi jantung yang sakit tidak. Karena hal-hal tersebut di atas, maka

dalam kehamilan frekuensi detik jantung agak meningkat dan nadi rata-rata mencapai 88

per menit dalam kehamilan ke 34-36 minggu. Dalam kehamilan lanjut prekordium

mengalami pergeseran kekiri dan pula sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan

katup pulmonal. Kita harus waspada dalam membuat diagnosis penyakit jantung dalam

kehamilan apabila dijumpai gejala-gejala seperti tersebut di atas.

Penyakit jantung menjadi lebih berat karena kehamilan, bahkan dapat terjadi

dekompensasi kordis. Saat-saat berbahaya bagi penderita ialah:

1.) Kehamilan 32-36 minggu apabila hipervolemia mencapai puncaknya

2.) Partus kala II apabila wanita mengerahkan tenaga untuk meneran

3.) Masa postpartum, karena dengan lahirnya plasenta anastomosis arteria-vena

hilang dan darah yang seharusnya masuk ke dalam ruang antervilus sekarang

masuk ke dalam sirkulasi besar.

Dalam ketiga hal tersebut di atas jantung harus bekerja lebih berat. Apabila tenaga

cadangan jantung dilampaui, maka terjadi dekompensasi kordis, jantung tidak sanggup

lagi menunaikan tugasnya.

Page 7: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

Perubahan volume darah yang terjadi pada penderita penyakit jantung merupakan

hasil dari proses adaptasi sebagai upaya kompensasi untuk mengatasi kelainan yang ada,

dimana perubahan yang terjadi sangat dipengaruhi oleh kelainan yang ada dan jangka

waktu kelainan itu timbul. Penderita dengan gangguan kardiovaskular mempunyai

toleransi yang sangat buruk terhadap penurunan volume darah dan pada saat yang sama

juga tidak beradaptasi terhadap kelebihan volume sirkulasi. Volume darah yang terdapat

dalam sirkulasi penderita berada dalam keseimbangan sesuai dengan kelainan yang ada.

Perubahan volume darah yang ditemukan pada penderita penyakit jantung dapat

digolongkan dalam 3 kategori.

1. Oligositemik-hipoplasmik-hipvolemia: keadaan ini ditemukan pada penderita

yang mengalami stenosis katup.dalam keadaan ini volume sirkulasi sedapat

mungkin dipertahankan pada nilai lebih kurang 90% dari nilai volume darah

normal. Untuk memperbaiki keadaan ini, transfusi darah lengkap dapat

diberikan.

2. Polisitemik-hiperplasmik-hipervolemia: ditemukan pada penyakit jantung

bawaan, dimana terjadi campuran darah arteri dan vena, hubungan arteri dan

vena, regurgitasi dan hambatan aliran darah.

3. Polisitemik-normoplasmik atau hiperplasmik hipervolemia ditemukan pada

penderita penyakit jantung bawaan, dimana terjadi campuran darah arteri dan

vena yang hebat, tetralogy Fallot, defek septum, dan patensi duktus arteriosus.

Pada keadaan tertentu perlu dilakukan pengurangan volume darah dalam

sirkulasi penderita dengan melakukan phlebotomi.

Page 8: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

Hampir semua kelainan kardiovaskular, baik yang bawaan maupun yang

diperoleh, baik yang organik maupun yang fungsionil, dapat dijumpai pada wanita hamil,

hanya frekuensi masing-masing tidak sama. Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan

kira-kira 1-4%, yang tersering ialah penyakit jantung akibat demam rheumatik.

Hipotesis mekanisme perubahan kardiovaskular pada masa kehamilan.

Hipotesis ”overfill”

Kehamilan adalah suatu keadaan beban volume ekstra yang ditemukan dengan

adanya peningkatan plasma dan volume ekstraseluler, laju filtrasi glomerulus dan

aliran plasma ginjal. Dianggap bahwa hipersekresi primer aldosteron

menimbulkan retensi natrium dan air.

Hipotesis ”underfill”

Kehamilan adalah suatu keadaan berkurangnya volume darah yang efektif, yang

disertai dengan hipersekresi aldosteron sekunder. Menurut hipotesis ini,

vasodilatasi arterial adalah penyebab perubahan sirkulasi utama yg menyebabkan

“underfilling” sirkulasi, menurunnya tekanan darah, meningkatnya curah jantung

sekunder terhadap berkurangnya afterload, stimulasi poros renin-angiotensin-

aldosteron, serta dilepaskannya vasopresin.2

Page 9: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

2. Diagnosis

Dari anamnesis sering sudah diketahui bahwa wanita itu penderita penyakit

jantung, baik sejak masa sebelum ia hamil maupun dalam kehamilan-kehamilan yan

terdahulu. Terutama penyakit demam rheuma mendapat perhatian khusus dalam

anamnesis, walaupun bekas penderita demam rheuma tidak selalu menderita kelainan

jantung.

Burwell dan Metcalfe mengajukkan 4 kriteria, satu diantaranya sudah cukup

untuk membuat diagnosis penyakit jantung dalam kehamilan:

1) Bising diastolik, presistolik, atau bising jantung terus menerus

2) Pembesaran jantung yang jelas

3) Bising jantung yang nyaring, terutama bila disertai thrill

4) Aritmia yang berat

Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan1

Klasifikasi penyakit jantung yang sifatnya fungsionil dan berdasarkan keluhan –

keluhan yang dahulu dan sekarang dialami oleh penderita. Klasifikasi penyakit jantung

yang selama ini telah dikenal adalah klasifikasi menurut New York Heart Association

(NYHA), sebagai berikut :

NYHA kelas I, para penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik

serta tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit jantung seperti cepat lelah, sesak nafas

atau berdebar-debar, apabila mereka melakukan kegiatan biasa.

Page 10: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

NYHA kelas II, penderita dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka tidak

mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang biasa menimbulkan

gejala-gejala insufisiensi jantung seperti kelelahan, jantung berdebar, sesak nafas atau

nyeri dada.

NYHA kelas III, penderita penyakit jantung dengan banyak pembatasan dalam kegiatan

fisik. Mereka tidak mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang

kurang dari kegiatan biasa sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung seperti

yang tersebut di atas.

NYHA kelas IV, penderita tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun tanpa

menimbulkan keluhan. Waktu istirahat juga dapat menimbulkan gejala-gejala insufisiensi

jantung, yang bertambah apabila mereka melakukan kegiatan fisik meskipun sangat

ringan.

3. Penanganan1

Penanganan wanita hamil dengan penyakit jantung, yang sebaiknya dilakukan

dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog, banyak ditentukan oleh

kemampuan fungsionil jantungnya.

Kelainan penyerta sebagai faktor predisposisi yang dapat memperburuk fungsi

jantung ialah:

I. Peningkatan usia penderita dengan penyakit jantung hipertensi dan superimposed

preeklamsia dan eklampsia

II. Aritmia jantung atau hipertrofi ventrikel kiri

III. Riwayat dekompensasi kordis

Page 11: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

IV. Anemia.

Sebaliknya hipotensi juga tidak baik, terutama pada wanita dengan septum

terbuka. Apabila hal-hal tersebut di atas tidak dicegah, maka penderita masuk ke dalam

kelas yang lebih tinggi. Kenaikan berat badan yang berlebihan, infeksi, serta retensi air

harus dicegah, dan anemia harus diobati.

Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung

pada derajat fungsionilnya, dan ini harus ditentukan pada setiap kunjungan periksa hamil.

Kelas I

Tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan

Kelas II

Umumnya penderita pada keadaan ini tidak membutuhkan pengobatan tambahan, tetapi

mereka harus menghindari aktifitas yang berlebihan, terutama pada kehamilan usia 28-32

minggu. Bila kondisi sosial tidak menguntungkan atau terdapat tanda-tanda perburukan

dari jantung, maka penderita harus dirawat.

Kelas III

Yang terbaik bagi penderita dalam keadaan seperti ini adalah dirawat dirumah sakit

selama hamil, terutama pada usia kehamilan 28 minggu. Biasanya dibutuhkan pemberian

diuretika.

Kelas IV

Penderita dalam keadaan ini mempunyai resiko besar dan harus dirawat dirumah sakit

selama kehamilannya.

Page 12: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

Para penderita kelas I dan terbanyak penderita kelas II dapat meneruskan

kehamilan sampai cukup bulan dan melahirkan pervaginam. Selama kehamilan,

persalinan dan nifas penderita harus dalam pengawasan yang ketat. Pencegahan

timbulnya dekompensasi kordis harus diusahakan sebaik-baiknya oleh dokter yang

bersangkutan dan penderita sendiri.

Apabila timbul gejala-gejala dekompensasi kordis, wanita harus segera dirawat

dan digolongkan ke dalam kelas satu tingkat lebih tinggi. Penderita harus istirahat baring

dan diberi pengobatan dengan digitalis. Dalam persalinan diperlukan pengawasan khusus

dan diusahakan partus per vaginam. Dari berbagai penyelidikan ternyata bahwa partus

per vaginam menunjukan angka morbiditas dan mortalitas ibu yang lebih rendah. Seksio

sesarea hanya dilakukan atas indikasi obstetrik, seperti plasenta previa dan disproporsi

sefalo-pelvik.

Kala persalinan biasanya tidak berbahaya. Rasa nyeri dan penderitaan perlu

dikurangi, lebih-lebih apabila persalinan diperkirakan akan berlangsung cukup

lama.pemberian sedasi dan analgesi dengan derivat morfin dapat menguntungkan ibu.

Pendekatan psiklogis supaya ibu tetap tenang dan merasa aman mempunyai pengaruh

yang baik. Wanita ditidurkan setengah duduk apabila posisi ini lebih menyenangkan

baginya.

Nifas mengandung bahaya pula bagi penderita penyakit jantung. Penderita yang

tidak atau hanya sedikit menunjukan gejala-gejala gawat jantung selama kehamilan dan

persalinan dapat mendadak menderita kolaps setelah anaknya lahir. Sebaiknya penderita

dirawat di rumah sakit sekurang-kurangnya 14 hari setelah melahirkan dengan istirahat

dan mobilisasi tahap demi tahap serta menghindari infeksi.

Page 13: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

Penderita dalam kelas III dan IV tidak boleh hamil karena bahaya terlampau

besar. Apabila ia hamil juga, maka pada kehamilan kuran dari 12 minggu, abortus

terapeutik perlu dipertimbangkan. Pada kehamlan yang berjalan terus, untuk mencegah

timbulnya dekompensasi, sebaiknya ia harus berbaring terus selam kehamilan dan nifas.

Laktasi dilarang bagi penderita dalam kelas III dan IV.

4. Prognosis bagi ibu dan anak

Prognosis bagi wanita hamil dengan penakit jantung tergantung pada beratnya

penyakit yang diderita menurut klasifikasi fungsionil, umur penderita, dan penyulit-

penyulit lain yang tidak berasal dari jantung. Tentunya penanganan yang tepat dan

keinginan wanita untuk sembuh dengan mentaati berbagai pantangan ikut pula

menentukan prognosis.

Angka kematian ibu dalam keseluruhannya berkisar antara 1 dan 5%, dan bagi

penyakit yang berat sampai 15%.menurut klasifikasi fungsionil angka kematian ibu

ditemukan sebagai berikut:

- kelas I : 0,17%

- kelas II : 0,28%

- kelas III : 5,52%

- kelas IV : 5,84%

Kelainan yang paling sering menyebabkan kematian ibu ialah edema paru-paru

akut pada stenosis mitralis. Prognosis hasil konsepsi lebih buruk lagi, disebabkan oleh

dismaturasi dan gawat janin waktu persalinan.

Page 14: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

5. Penyebab kelainan pada jantung

I. Penyakit jantung rematik

Penyakit jantung rematik, adalah suatu penyakit autoimun. Penyakit ini didahului

oleh demam rematik yang disebabkan oleh kuman Streptokokus hemolitikus = Lancefild

group A yang umumnya menyerang orofaring, nasofaring, dan kulit.

Adanya aktivitas demam rematik dapat diduga bila terdapat:

1) Suhu subfebris dengan takikardi yang lebih cepat dari semestinya

2) Leukositosis dan laju endap darah yang tetap tinggi

3) Terdengar desir jantung yang berubah-ubah sifatnya maupun tempatnya dan

4) C reaktif protein positif dan ASTO 300 Tod unit atau lebih

II. Endokarditis bakterialis

Endokarditis bakterilis, baik yang akut maupun yang menahun, sebagai

komplikasi kelainan jantung akibat rheuma atau yang bawaan, sekarang jarang dijumpai

dalam kehamilan dan nifas.

III. Kelainan katup jantung

Kelainan katup jantung yang sering dijumpai pada kehamilan berturut-turut

adalah mitral stenosis (MS), gabungan MS dengan mitral insufisiensi (MS-MI), mitral

insufisiensi (MI), aorta stenosis (AS), aorta insufisiensi (AI), gabungan antara AS dan AI

(AS-AI), penyakit katup pulmonal dan penyakit katup trikuspidal.

a. Mitral stenosis

Page 15: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

Mitral stenosis (MS) merupakan bagian terbesar dari penyakit jantung rematik

dalam kehamilan. Komplikasi dapat terjadi pada kehamilan, persalinan dan

masa nifas.

Pada MS, setiap peningkatan aliran darah menyebabkan peningkatan tekanan

pada atrium kiri, yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler paru. Hal ini

mengakibatkan resiko untuk terjadinya komplikasi bendungan pembuluh darah

paru menjadi lebih besar. Bertambahnya frekuensi denyut jantung akan

memendekkan waktu diastolik untuk mengalirkan darah melalui katup

mitral.untuk mempertahankan curah jantung yang normal, maka diperlukan

peningkatan tekanan atrium kiri. Meningkatnya volume darah paru

menyebabkan pelebaran dari sistem vaskular paru, dan mungkin MS yang

cukup berat akan menyebabkan peningkatan tekanan vena dan kapiler paru.

Bertambahnya beban atrium kiri sering menimbulkan komplikasi berupa

fibrilasi atrial.

b. Mitral insufisiensi

Diagnosis MI ditegakkan bila terdengar bising sistolik derajat III atau lebih. MI

mengakibatkan bertambahnya beban volume atrium kiri dan venriel kiri, jarang

menyebabkan hipertensi atrium kiri dan hipertensi pulmonal.

c. Aorta stenosis

Aorta stenosis merupakan kelainan katup aorta yang paling sering dijumpai,

biasanya bersama-sama dengan MS. Pada AS dijumpai obstruksi curah jantung

dari ventrikel kiri pada waktu sistolik, sehingga pengosongan ventrikel kiri tidak

sempurna. Mengakibatkan tekanan pada ventrikel kiri meningkat.

Page 16: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

d. Aorta insufisiensi

Pada aorta insufisiensi, terjadi aliran darah balik dari aorta ke ventrikel kiri pada

waktu diastolik. Darah yang kembali dengan darah dari atrium kiri ke ventrikel

kiri menyebabkan peningkatan volume darah di ventrikel kiri sewaktu diastolik.

Ventrikel kiri menyesuaikan dengan memperbesar kemampuan menampung

darah sewaktu diastolik sehingga tidak terjadi peninggian tekanan ventrikel kiri,

atrium kiri dan pembuluh pulmonal.

e. Penyakit katup pulmonal

Kelainan katup pulmonal oleh demam reumatik dalam kehamilan jarang terjadi.

Dengan meningkatnya frekuensi pemakaian obat-obatan intravena, maka

frekuensi kerusakan katup pulmonal dapat meningkat.

f. Penyakit katup trikuspidal

Kelainan katup trikuspidal juga sangat jarang terjadi pada kehamilan.gejala

kelainan katup ini biasanya tertutup oleh gejala penyakit katup mitral atau katup

aorta yang terjadi bersamaan

g. Kardiomiopati peripartum

Kardiomiopati peripartum adalah penyakit miokardium idiopatik yang terjadi

pertama kali pada trimester III kehamilan atau dalam 5 bulan setelah

melahirkan.

IV. Kelainan jantung bawaan

Biasanya kelainan jantung bawaan diketahui oleh penderita sebelum kehamilan,

akan tetapi kadang-kadang dikenal oleh dokter pada pemeriksaan fisik waktu hamil.

Page 17: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

Dalam usia reproduksi dapat dijumpai koarktatio aorta, duktus arteriosus Botalli

persistens, defek septum serambi dan bilik, serta stenosis pulmonalis. Penderita tetralogi

Fallot biasanya tidak sampai mencapai usia dewasa kecuali apabila penyakit jantungnya

dioperasi. Pada umumnya penderita kelainan jantung bawaan tidak mengalami kesulitan

dalam kehamilan asal penderita tidak sianosis dan tidak menunjukan gejala-gejala lain di

luar kehamilan. Penyakit jantung bawaan dibagi atas:

a. Golongan sianotik :

Tetralogi Fallot

Terdiri atas 4 kelainan yaitu defek septum ventrikel, stenosis pulmonal,

over riding aorta, hipertrofi ventrikel kanan. Pada tekanan tertentu darah

akan mengalir ke ventrikel kiri sewaktu sistole sehingga aorta menerima

darah campuran antara darah arteri dan vena. Dengan semakin lanjutnya

proses, maka tekanan di ventrikel kanan makin meningkat dan hipertrofi

bertambah sehingga sianosis bertambah.keadaan ini diperberat dengan

terjadinya kehamilan.

Penyakit Eisenmenger

Penyakit ini ditemukan kelainan berupa: defek septum vntrikel, hipertrofi

ventrikel kanan, aorta bergeser ke kanan bersamaan dengan dilatasi arteria

pulmonalis dan resistensi pembuluh darah pulmonal yang meningkat. Pada

kehamilan terjadi penurunan reistensi perifer, akibat kelainan ini maka

terjadi aliran darah dari kanan ke kiri. Prognosis penyakit ini ditentukan

oleh derajat hipertensi pulmonal.

Page 18: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

b. Golongan asianotik :

Patent ductus arteriosus

Keadaan dimana masih tetap ada hubungan aorta dengan a. Pulmonalis.

Akibatnya darah dari aorta sebagian masuk ke a. pulmonalis karena

tekanan darah dalam aorta lebih besar sehingga tekanan darah dalam a.

pulmonalis bertambah. Bila keadaan ini berlangsung lama, tekanan dalam

arteria pulmonalis akan menjadi lebih besar daripada tekanan dalam aorta,

sehingga aliran darah balik dari arteria pulmonalis ke aorta. Patent ductus

arteriosus dalam kehamilan itu berbahaya bila terjadi hipertensi pulmnal

yang dapat menyebabkan kelemahan otot jantung.

Atrial septal defek

Keadaan dimana septum interatrium tetap terbuka. Akibat atrial septal

defek terjadi aliran darah dari atrium kiri ke kanan sehingga aliran darah di

paru-paru bertambah dan darah arterial dan venosus bercampur. Keadaan

ini dapat mengakibatkan hipertensi pulmonal dan dekompensasi ventrikel

kanan.

Ventrikel septal defek

Penutupan sekat antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan tidak sempurna.

Bila lubang terletak di atas, kelainan sering bersamaan dengan kelainan

lain, seperti atrial septal defek dan stenosis pulmonalis. Tempat yang

sering ialah di bawah katup aorta.

Koarktasio aortae

Page 19: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

Penyempitan setempat aorta yang terletak antara a. subklavia kiri dan

muara duktus arteriosus. Terdapat dua bentuk kelainan yaitu bentuk

infantile (penyempitan antara a. subklavia kiri dan duktus arteriosus) dan

bentuk dewasa (penyempitan terletak di dekat muara duktus arteriosus)

BAB III

KESIMPULAN

Penyakit jantung dapat dijumpai pada wanita, baik yang tidak hamil maupun yang

hamil. Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan

bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu.

Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih

berat. Karena itu, dalam kehamilan selalu terjadi perubahan-perubahan dalam sistem

Page 20: Penyakit Jantung Pada Kehamilan

kardiovaskular yang biasanya masih dalam batas-batas fisiologik. Klasifikasi penyakit

jantung yang sifatnya fungsionil dan berdasarkan keluhan - keluhan yang dahulu dan

sekarang dialami oleh penderita.

Penanganan seorang wanita hamil dengan penyakit jantung sebaiknya ditangani

oleh kerjasama dokter spesialis kandungan dan spesialis penyakit dalam atau spesialis

jantung.

DAFTAR PUSTAKA

1) Wiknjosastro, Hanifah. Ilmu kebidanan. Edisi 2. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo. 1999.

2) Prof. Dr. Jahja Kisjanto. Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Penyakit Dalam.

Jakarta. 1997.

3) http://www.suaramerdeka.com

4) http://www.portalkalbe.com

Page 21: Penyakit Jantung Pada Kehamilan