biologi mangrove

18
 1 TUGAS BIOLOGI MAKALAH MANGROVE Nama : Daniel Tri Lakona Sinamo NIM : 1314521006 JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS UDAYANA 2013

Upload: danieltrilakonasinamo

Post on 07-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Biologi Mangrove

TRANSCRIPT

  • 1

    TUGAS BIOLOGI

    MAKALAH MANGROVE

    Nama : Daniel Tri Lakona Sinamo

    NIM : 1314521006

    JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

    FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

    UNIVERSITAS UDAYANA

    2013

  • 2

    Daftar Isi

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang . 3

    1.2. Tujuan . 4

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 . Pengertian Ekosistem Mangrove ..... 5

    2.2 . Fungi dan Manfaat Mangrove . 7

    2.3 . Kerusakan Mangrove . 14

    2.4 . Cara Pencegahan Kerusakan Mangrove . 15

    BAB III PENUTUP

    3.1. Kesimpulan . 17

    3.2. Daftar Pustaka . 18

  • 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak

    terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu

    tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling

    memengaruhi.

    Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal

    balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur

    biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari

    sebagai sumber dari semua energi yang ada.

    Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan

    fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya

    organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan

    pada Hipotesis Gaia, yaitu: organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan

    lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk

    kehidupan. Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi

    sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.

    Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki sekitar 17.500 pulau dengan

    panjang pantai sekitar 81.000 km, sehingga negara kita memiliki potensi sumber daya wilayah

    pesisir laut yang besar. Ekosistem pesisir laut merupakan sumber daya alam yang produktif

    sebagai penyedia energi bagi kehidupan komunitas di dalamnya. Selain itu ekosistem pesisir dan

    laut mempunyai potensi sebagai sumber bahan pangan, pertambangan dan mineral, energi,

  • 4

    kawasan rekreasi dan pariwista. Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem pesisir dan laut

    merupakan aset yang tak ternilai harganya di masa yang akan datang. Ekosistem pesisir dan laut

    meliputi estuaria, hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang, ekosistem pantai dan

    ekosistem pulau-pulau kecil. Komponen-komponen yang menyusun ekosistem pesisir dan laut

    tersebut perlu dijaga dan dilestarikan karena menyimpan sumber keanekaragaman hayati dan

    plasma nutfah. Salah satu komponen ekosistem pesisir dan laut adalah hutan mangrove.

    Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa

    berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini

    tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik.

    Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di

    mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.

    Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan

    kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh

    pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini,

    dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi

    dan evolusi.

    1.2. Tujuan

    Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mnegenai pengertian hutan mangrove,

    ciri-ciri, fungsi dan manfaat, penyebab kerusakan hutan mangrove, serta cara pencegahan

    kerusakan hutan mangrove.

  • 5

    BAB II

    EKOSISTEM MANGROVE

    2.1. Pengertian Ekosistem Mangrove

    Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau

    secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak

    terpengaruh oleh iklim. Sedangkan daerah pantai adalah daratan yang terletak di bagian

    hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berbatasan dengan laut dan masih dipengaruhi

    oleh pasang surut, dengan kelerengan kurang dari 8% (Departemen Kehutanan, 1994

    dalam Santoso, 2000).

    Menurut Nybakken (1992), hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan

    untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh

    beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai

    kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan mangrove meliputi pohon-pohon

    dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili, dan terdiri atas 12 genera tumbuhan

    berbunga : Avicennie, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus,

    Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus (Bengen,

    2000).

    Kata mangrove mempunyai dua arti, pertama sebagai komunitas, yaitu

    komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar

    garam/salinitas (pasang surut air laut); dan kedua sebagai individu spesies (Macnae,

    1968 dalam Supriharyono, 2000). Supaya tidak rancu, Macnae menggunakan istilah

    mangal apabila berkaitan dengan komunitas hutan dan mangrove untuk individu

    tumbuhan. Hutan mangrove oleh masyarakat sering disebut pula dengan hutan bakau

    atau hutan payau. Namun menurut Khazali (1998), penyebutan mangrove sebagai bakau

    nampaknya kurang tepat karena bakau merupakan salah satu nama kelompok jenis

    tumbuhan yang ada di mangrove.

  • 6

    Ekosistem mangrove adalah suatu sistem di alam tempat berlangsungnya

    kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan

    lingkungannya dan diantara makhluk hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah pesisir,

    terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang

    khas dan mampu tumbuh dalam perairan asin/payau (Santoso, 2000).

    Dalam suatu paparan mangrove di suatu daerah tidak harus terdapat semua jenis

    spesies mangrove (Hutching and Saenger, 1987 dalam Idawaty, 1999). Formasi hutan

    mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kekeringan, energi gelombang,

    kondisi pasang surut, sedimentasi, mineralogi, efek neotektonik (Jenning and Bird, 1967

    dalam Idawaty, 1999). Sedangkan IUCN (1993), menyebutkan bahwa komposisi

    spesies dan karakteristik hutan mangrove tergantung pada faktor-faktor cuaca, bentuk

    lahan pesisir, jarak antar pasang surut air laut, ketersediaan air tawar, dan tipe tanah.

  • 7

    2.2. Fungsi Dan Manfaat Hutan Mangrove

    Peranan, Manfaat dan Fungsi Hutan Magrove dalam kehidupan masyarakat yang hidup di daerah

    pesisir sangat banyak sekali. Baik itu langsung dirasakan oleh penduduk sekitar maupun peranan,

    manfaat dan fungsi yang tidak langsung dari hutan mangrove itu sendiri.

    Tumbuhan yang hidup di hutan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri

    tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran

    yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu

    cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Mangrove

    tersebar di seluruh lautan tropik dan subtropik, tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari

    gerakan gelombang; bila keadaan pantai sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh dengan

    sempurna dan menancapkan akarnya.

    Menurut kamus Webster, habitat didefinisikan sebagai the natural abode of a plant or animal,

    esp. the particular location where it normally grows or lives, as the seacoast, desert, etc.

    terjemahan bebasnya kira-kira adalah, tempat bermukim di alam bagi tumbuhan dan hewan

    terutama untuk bisa hidup dan tumbuh secara biasa dan normal, seperti pantai laut, padang pasir

    dan sebagainya. Salah satu tempat tinggal komunitas hewan dan tanaman adalah daerah pantai

    sebagai habitat mangrove. Di habitat ini bermukim pula hewan dan tanaman lain. Tidak semua

    habitat sama kondisinya, tergantung pada keaneka ragaman species dan daya dukung lingkungan

    hidupnya.

    Telah banyak diketahui bahwa pulau, sebagai salah satu habitat komunitas mangrove, bersifat

    dinamis, artinya dapat berkembang meluas ataupun berubah mengecil bersamaan dengan

    berjalannya waktu. Bentuk dan luas pulau dapat berubah karena aktivitas proses vulkanik atau

    karena pergeseran lapisan dasar laut. Tetapi sedikit orang yang mengetahui bahwa mangrove

    berperan besar dalam dinamika perubahan pulau, bahkan cukup mengagetkan bila ada yang

    menyatakan bahwa mangrove itu dapat membentuk suatu pulau. Dikatakan bahwa mangrove

    berperan penting dalam membentuk pulau.

  • 8

    Beberapa berpendapat bahwa sebenarnya mangrove hanya berperan dalam menangkap,

    menyimpan, mempertahankan dan mengumpulkan benda dan partikel endapan dengan struktur

    akarnya yang lebat, sehingga lebih suka menyebutkan peran mangrove sebagai shoreline

    stabilizer daripada sebagai island initiator atau sebagai pembentuk pulau. Dalam proses ini

    yang terjadi adalah tanah di sekitar pohon mangrove tersebut menjadi lebih stabil dengan adanya

    mangrove tersebut. Peran mangrove sebagai barisan penjaga adalah melindungi zona perbatasan

    darat laut di sepanjang garis pantai dan menunjang kehidupan organisme lainnya di daerah yang

    dilindunginya tersebut. Hampir semua pulau di daerah tropis memiliki pohon mangrove.

    Bila buah mangrove jatuh dari pohonnya kemudian terbawa air sampai menemukan tanah di

    lokasi lain tempat menetap buah tersebut akan tumbuh menjadi pohon baru. Di tempat ini, pohon

    mangrove akan tumbuh dan mengembangkan sistem perakarannya yang rapat dan kompleks. Di

    tempat tersebut bahan organik dan partikel endapan yang terbawa air akan terperangkap

    menyangkut pada akar mangrove. Proses ini akan berlangsung dari waktu ke waktu dan terjadi

    proses penstabilan tanah dan lumpur atau barisan pasir (sand bar). Melalui perjalanan waktu,

    semakin lama akan semakin bertambah jumlah pohon mangrove yang datang dan tumbuh di

    lokasi tanah ini, menguasai dan mempertahankan daerah habitat baru ini dari hempasan ombak

    laut yang akan meyapu lumpur dan pasir. Bila proses ini berjalan terus, hasil akhirnya adalah

    terbentuknya suatu pulau kecil yang mungkin akan terus berkembang dengan pertumbuhan

    berbagai jenis mangrove serta organisme lain dalam suatu ekosistem mangrove.

    Dalam proses demikian inilah mangrove dikatakan sebagai bisa membentuk pulau. Sebagai

    barisan pertahanan pantai, mangrove menjadi bagian terbesar perisai terhadap hantaman

    gelombang laut di zona terluar daratan pulau. Hutan mangrove juga melindungi bagian dalam

    pulau secara efektif dari pengaruh gelombang dan badai yang terjadi. Mangrove merupakan

    pelindung dan sekaligus sumber nutrien bagi organisme yang hidup di tengahnya.

    Daun mangrove yang jatuh akan terurai oleh bakteri tanah menghasilkan makanan bagi plankton

    dan merupakan nutrien bagi pertumbuhan algae laut. Plankton dan algae yang berkembang akan

    menjadi makanan bagi berbagai jenis organisme darat dan air di habitat yang bersangkutan.

  • 9

    Demikianlah suatu ekosistem mangrove dapat terbentuk dan berkembang dari pertumbuhan biji

    mangrove.

    Pada saat terjadi badai, mangrove memberikan perlindungan bagi pantai dan perahu yang

    bertambat. Sistem perakarannya yang kompleks, tangguh terhadap gelombang dan angin serta

    mencegah erosi pantai. Pada saat cuaca tenang akar mangrove mengumpulkan bahan yang

    terbawa air dan partikel endapan, memperlambat aliran arus air. Apabila mangrove ditebang atau

    diambil dari habitatnya di pantai maka akan dapat mengakibatkan hilangnya perlindungan

    terhadap erosi pantai oleh gelombang laut, dan menebarkan partikel endapan sehingga air laut

    menjadi keruh yang kemudian menyebabkan kematian pada ikan dan hewan sekitarnya karena

    kekurangan oksigen. Proses ini menyebabkan pula melambatnya pertumbuhan padang lamun

    (seagrass).

    Ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung (non

    economic value) maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic vallues).

    Beberapa manfaat mangrove antara lain adalah:

    Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai.

    Salah satu peran dan sekaligus manfaat ekosistem mangrove, adalah adanya sistem perakaran

    mangrove yang kompleks dan rapat, lebat dapat memerangkap sisa-sia bahan organik dan

    endapan yang terbawa air laut dari bagian daratan. Proses ini menyebabkan air laut terjaga

    kebersihannya dan dengan demikian memelihara kehidupan padang lamun (seagrass) dan

    terumbu karang. Karena proses ini maka mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan

    karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu

    ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi

    tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Akar pohon mangrove juga

    menjaga pinggiran pantai dari bahaya erosi. Buah vivipar yang dapat berkelana terbawa air

    hingga menetap di dasar yang dangkal dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di

    habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau

    sendiri.

  • 10

    Menjernihkan air.

    Akar pernafasan (akar pasak) dari api-api dan tancang bukan hanya berfungsi untuk pernafasan

    tanaman saja, tetapi berperan juga dalam menangkap endapan dan bisa membersihkan

    kandungan zat-zat kimia dari air yang datang dari daratan dan mengalir ke laut. Air sungai yang

    mengalir dari daratan seringkali membawa zat-zat kimia atau polutan. Bila air sungai melewati

    akar-akar pasak pohon api-api, zat-zat kimia tersebut dapat dilepaskan dan air yang terus

    mengalir ke laut menjadi bersih. Banyak penduduk melihat daerah ini sebagai lahan marginal

    yang tidak berguna sehingga menimbunnya dengan tanah agar lebih produktif. Hal ini sangat

    merugikan karena dapat menutup akar pernafasan dan menyebabkan pohon mati.

    Mengawali rantai makanan.

    Daun mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan oleh

    mikro organisme (bakteri dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan

    hewan kecil air yang pada gilirannya menjadi mangsa hewan yang lebih besar serta hewan darat

    yang bermukim atau berkunjung di habitat mangrove.

    Melindungi dan memberi nutrisi.

    Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan

    ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di

    daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai

    nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah

    bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.

  • 11

    Manfaat bagi manusia.

    Masyarakat daerah pantai umumnya mengetahui bahwa hutan mangrove sangat berguna dan

    dapat dimanfaatkan dalam berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pohon mangrove

    adalah pohon berkayu yang kuat dan berdaun lebat. Mulai dari bagian akar, kulit kayu, batang

    pohon, daun dan bunganya semua dapat dimanfaatkan manusia. Beberapa kegunaan pohon

    mangrove yang langsung dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah:

    Tempat tambat kapal.

    Daerah teluk yang terlidung seringkali dijadikan tempat berlabuh dan bertambatnya perahu.

    Dalam keadaan cuaca buruk pohon mangrove dapat dijadikan perlindungan dengan bagi perahu

    dan kapal dengan mengikatkannya pada batang pohon mangrove. Perlu diperhatikan agar cara

    tambat semacam ini tidak dijadikan kebiasaan karena dapat merusak batang pohon mangrove

    yang bersangkutan.

    Obat-obatan.

    Kulit batang pohonnya dapat dipakai untuk bahan pengawet dan obat-obatan. Macam-macam

    obat dapat dihasilkan dari tanaman mangrove. Campuran kulit batang beberapa species

    mangrove tertentu dapat dijadikan obat penyakit gatal atau peradangan pada kulit. Secara

    tradisional tanaman mangrove dipakai sebagai obat penawar gigitan ular, rematik, gangguan alat

    pencernaan dan lain-lain. Getah sejenis pohon yang berasosiasi dengan mangrove (blind-your-

    eye mangrove) atau Excoecaria agallocha dapat menyebabkan kebutaan sementara bila kena

    mata, akan tetapi cairan getah ini mengandung cairan kimia yang dapat berguna untuk mengobati

    sakit akibat sengatan hewan laut. Air buah dan kulit akar mangrove muda dapat dipakai

    mengusir nyamuk. Air buah tancang dapat dipakai sebagai pembersih mata. Kulit pohon tancang

    digunakan secara tradisional sebagai obat sakit perut dan menurunkan panas. Di Kambodia

    bahan ini dipakai sebagai penawar racun ikan, buah tancang dapat membersihkan mata, obat

    sakit kulit dan di India dipakai menghentikan pendarahan. Daun mangrove bila di masukkan

    dalam air bisa dipakai dalam penangkapan ikan sebagai bahan pembius yang memabukkan ikan

    (stupefied).

  • 12

    Pengawet.

    Buah pohon tancang dapat dijadikan bahan pewarna dan pengawet kain dan jaring dengan

    merendam dalam air rebusan buah tancang tersebut. Selain mengawetkan hasilnya juga

    pewarnaan menjadi coklat-merah sampai coklat tua, tergantung pekat dan lamanya merendam

    bahan. Pewarnaan ini banyak dipakai untuk produksi batik, untuk memperoleh pewarnaan

    jingga-coklat. Air rebusan kulit pohon tingi dipakai untuk mengawetkan bahan jaring payang

    oleh nelayan di daerah Labuhan, Banten.

    Pakan dan makanan.

    Daunnya banyak mengandung protein. Daun muda pohon api-api dapat dimakan sebagai sayur

    atau lalapan. Daun-daun ini dapat dijadikan tambahan untuk pakan ternak. Bunga mangrove jenis

    api-api mengandung banyak nectar atau cairan yang oleh tawon dapat dikonversi menjadi madu

    yang berkualitas tinggi. Buahnya pahit tetapi bila memasaknya hatihati dapat pula dimakan. .

    Bahan mangrove dan bangunan.

    Batang pohon mangrove banyak dijadikan bahan bakar baik sebagai kayu bakar atau dibuat

    dalam bentuk arang untuk kebutuhan rumah tangga dan industri kecil. Batang pohonnya berguna

    sebagai bahan bangunan. Bila pohon mangrove mencapai umur dan ukuran batang yang cukup

    tinggi, dapat dijadikan tiang utama atau lunas kapal layar dan dapat digunakan untuk balok

    konstruksi rumah tinggal. Batang kayunya yang kuat dan tahan air dipakai untuk bahan

    bangunan dan cerocok penguat tanah. Batang jenis tancang yang besar dan keras dapat dijadikan

    pilar, pile, tiang telepon atau bantalan jalan kereta api. Bagi nelayan kayu mangrove bisa juga

    untuk joran pancing. Kulit pohonnya dapat dibuat tali atau bahan jaring.

  • 13

    Beberapa manfaat dan fungsi hutan mangrove dapat dikelompokan sebagai berikut:

    A.Manfaat / Fungsi Fisik :

    1. Menjaga agar garis pantai tetap stabil

    2. Melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi.

    3. Menahan badai/angin kencang dari laut

    4. Menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan terbentuknya lahan baru.

    5. Menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi air daratan yang tawar

    6. Mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.

    B. Manfaat / Fungsi Biologis :

    1. Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi plankton,

    sehingga penting pula bagi keberlanjutan rantai makanan.

    2. Tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang, kepiting dan udang.

    3. Tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung dan satwa lain.

    4. Sumber plasma nutfah & sumber genetik.

    5. Merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota.

    C. Manfaat / Fungsi Ekonomis :

    1. Penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan.

    2. Penghasil bahan baku industri : pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan,

    kosmetik, dll

  • 14

    3. Penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, bandeng melalui pola tambak

    silvofishery

    4. Tempat wisata, penelitian & pendidikan.

    2.3. Kerusakan Mangrove

    Ada beberapa faktor penyebab kerusakan lingkungan hutan mangrove di Indonesia. Pertama,

    pemanfaatan hutan mangrove yang lepas kontrol alias liar karena masyarakat yang menempati

    daerah pesisir ketergantungannya sangat tinggi. Kedua, konversi lingkungan hutan mangrove

    yang mengutamakan bisnis semata, seperti perkebunan, tambak, industri, wisata, dan

    pemukiman, tanpa adanya pertimbangan tentang kelestarian hutan itu sendiri.

    Namun, dua penyebab utamanya adalah ketidaktahuan tentang arti dan peran penting hutan

    mangrove bagi kehidupan dan kurangnya penguasaan tentang teknik-teknik pengelolahan

    mangrove yang ramah lingkungan. Selain itu, penyebab kerusakan mangrove bisa ditimbulkan

    dari faktor lain, seperti hama yang selalu menyerang pohon mangrove, yang dikenal

    sebagai scale insect atau kutu loncat.

    Serangga hama ini jika menyerang tanaman mangrove memiliki ciri-ciri khas, yakni daun

    mangrove menjadi kuning, kemudian rontok dan mati. Selain serangga hama ini, kepiting bisa

    mematikan tanaman mangrove yang masih muda, terutama di daerah tambak, kepiting menggigit

    batang mangrove yang muda dengan cara melingkar sehingga akan mengakibatkan putusnya

    suplai makanan terputus, karena ulah kepiting itu lama kelamaan mangrove akan mati. Tentu

    usaha saat pembibitan akan sia-sia jika diserang kepiting.

    Sedangkan karena rusaknya hutan mangrove menyebabkan instrusi air laut; turunnya

    kemampuan ekosistem mendegradasikan sampah organik; penurunan keanekaragaman satwa di

    daerah pesisir; pencemaran pantai, kemampuan ekosistem menahan tiupan angin dan gelombang

    air laut menurun, abrasi pantai meningkat; sumber makanan dan tempat pemijahan

    (perkembangbiakan) biota laut menurun. Kerusakan dan punahnya hutan mangrove bisa

    diperhatikan di sepanjang garis pantai negara kita yang panjangnya mencapai 81.000 kilometer.

    http://www.anneahira.com/hama.htm

  • 15

    2.4. Cara Pencegahan Kerusakan Mangrove

    Tentu saja kerusakan hutan mangrove semakin hari semakin memprihatinkan. Sebenarnya, ada

    beberapa usaha atau solusi untuk memperbaiki kerusakan hutan mangrove tersebut.

    1. Usaha menanam kembali mangrove di wilayah yang termasuk habitatnya. Masyarakat

    sebaiknya dilibatkan dalam usaha penanaman kembali mangrove. Masyarakat bisa dilibatkan

    dalam hal pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanfaatan yang berbasiskan konservasi.

    Usaha ini bisa memberikan pelajaran kepada masyarakat, selain juga memberi peluang kerja.

    2. Dengan memberikan evaluasi dan pengaturan ulang tata ruang wilayah pesisir, sekitar

    kawasan hutan mangrove.

    3. Penegakan hukum yang adil.

    4. Memperluas program komunikasi terhadap konservasi lingkungan hutan mangrove.

    5. Penanaman kesadaran dan motivasi kepada masyarakat untuk menjaga, melestarikan, dan

    memanfaatkan lingkungan hutan mangrove dengan bertanggungjawab.

    6. Izin usaha pemanfaatan hutan mangrove diperketat.

    7. Meningkatkan pengetahuan dan penerapan kearifan lokal soal konservasi. Masalah konservasi

    sendiri sudah ditetapkan oleh pemerintah dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 32 Tahun

    1990.

    8. Memperbaiki ekosistem daerah pesisir secara terencana dan berbasis masyarakat.

    Langkah yang cepat dan tepat harus dilakukan untuk mengatasi kerusakan hutan mangrove.

    Menciptakan desain besar soal tata ruang daerah pesisir harus segera dilaksanakan. Perlu juga

    membagi zona per kawasan, seperti kawasan konservasi, kawasan pemanfaatan, kawasan

    penyangga, dan kawasan inti. Sampai saat ini, hanya Pemalang yang mempunyai Peraturan

    Daerah soal pelestarian lingkungan hutan mangrove.

    http://www.anneahira.com/kerusakan-hutan-indonesia.htm

  • 16

    Partisipasi masyarakat merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh masyarakat, utamanya yang

    berada di daerah sekitar hutan mangrove untuk mengelola juga mempertahankan ekosistem dari

    hutan mangrove secara terus-menerus. Kegiatan ini harus mempertimbangkan aspek kelestarian

    lingkungan hidup.

    Partisipasi masyarakat dilakukan tidak hanya dengan menyumbang tenaga, tapi juga harus

    diartikan lebih luas lagi, tetapi harus menyangkut mulai dari taraf perencanaan, pelaksanaan,

    kemudian pemanfaatan. Peran masyarakat sangatlah penting untuk terjadinya keberhasilan

    program, karena sangat bergantung kepada hasil kerja sama yang dilakukan oleh masyarakat.

    Perlu adanya pertemuan serta diskusi bagi para anggota masyarakat di lingkungan sekitar hutan

    mangrove. Dalam pertemuan tersebut, masyarakat akan membahas serta mendiskusikan berbagai

    soal mengenai kondisi lingkungan hutan mangrove.

    Dengan adanya pertemuan dan diskusi ini, masyarakat dapat mengidentifikasi serta

    menginventarisasi masalah-masalah yang terjadi di lingkungan pantai. Di samping itu, juga akan

    ada banyak ide serta alternatif dalam memecahkan masalah yang datangnya dari masyarakat itu

    sendiri.

    Pemerintah dapat berperan sebagai fasilitator dalam memberikan arahan juga membantu

    pelaksanaan program dan perencanaan ide yang sebelumnya telah disepakati oleh masyarakat.

    Diharapkan nantinya akan timbul kesadaran dari masyarakat tentang arti penting lingkungan

    hutan mangrove bagi manusia juga kehidupan makhluk lainnya.

  • 17

    BAB III

    PENUTUP

    3.1. Kesimpulan

    Ekosistem Hutan Mangrove sangat berperan penting terhadap kehidupan makhluk hidup.

    Bila keseimbangan ekosistem Hutan Mangrove terganggu ataupun dengan sengaja dirusak, maka

    secara langsung hal tersebut akan berdampak pada kelangsungan hidup makhluk hidup, baik

    manusia, tumbuhan maupun hewan, sebab beberapa makhluk hidup bergantung pada ekosistem

    Hutan Mangrove.

    Selain itu, bila Hutan Mangrove di alih fungsikan menjadi tambak, lalu dialih fungsikan

    lagi menjadi perkebunan kelapa sawit, hal itu tidak dapat memberikan investasi yang lama

    disebabkan salinitas diwilayah tersebut sangat tinggi, dan juga jenis tanah yang digunakan

    sebagai perekebunan tersebut kurang cocok untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan

    tanaman kelapa sawit,serta hal itu hanya akan menurunkan kualitas tanah.

    Dan juga, bila ekosistem Hutan Mangrove terusik, secara tidak langsung akan berdampak

    pada ekosistem yang lain, karena ekosistem yang satu dengan yang lain saling memiliki

    keterkaitan atau hubungan. Disamping itu, flora fauna yang hidup dalam ekosistem tersebut

    dapat terganggu pertumbuhan dan perkembangannya, dan yang paling parah flora fauna tersebut

    punah. Bila hal itu terjadi, maka manusia pun akan merasakan dampaknya sendiri.

  • 18

    Daftar Pustaka

    Hutan Mangrove.

    http://www.lablink.or.id/Eko/Wetland/lhbs-mangrove.htm.

    Diakses Sabtu, 28 Desember 2013

    Hutan Bakau Hutan Mangrove; Definisi dan Fungsi.

    http://alamendah.files.wordpress.com

    Diakses Sabtu, 28 Desember 2013

    Peranan, Manfaat dan Fungsi Hutan Mangrove.

    http://ekologihutan.blogspot.com

    Diakses Sabtu, 28 Desember 2013

    Hutan Mangrove Indonesia, Sumber Daya Alam Yang Terlupakan.

    http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2010/05/hutan-mangrove-indonesia-sumber-daya.html

    Diakses Sabtu, 28 Desember 2013

    Hutan Mangrove dan Luasannya di Indonesia.

    http://mbojo.files.wordpress.com

    Diakses Sabtu, 28 Desember 2013

    Makalah Hutan Mangrove

    http://worldofnaveezha.wordpress.com/2013/04/07/makalah-hutan-mangrove/

    Diakses Sabtu, 28 Desember 2013

    Kerusakan Lingkungan Hutan Mangrove

    http://www.anneahira.com/kerusakan-lingkungan-hutan.htm

    Diakses Sabtu, 28 Desember 2013

    http://www.lablink.or.id/Eko/Wetland/lhbs-mangrove.htmhttp://alamendah.files.wordpress.com/http://ekologihutan.blogspot.com/http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2010/05/hutan-mangrove-indonesia-sumber-daya.htmlhttp://mbojo.files.wordpress.com/http://worldofnaveezha.wordpress.com/2013/04/07/makalah-hutan-mangrove/http://www.anneahira.com/kerusakan-lingkungan-hutan.htm