mangrove- ekologi pesisir

Download Mangrove- Ekologi Pesisir

If you can't read please download the document

Upload: nurlita-lestariani

Post on 26-Jun-2015

530 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Nurlita lestariani E1A 006 024 TUGAS EKOLOGI PESISIR Jawablah pertanyaan secara lengkap!1. Jelaskan terminologi mangrove dilihat dari: a. Etimologi b. Mangrove sejati c. Mangrove asosiasi d. Mangrove campuran 2. Uraikan karakteristik habitat mangrove dilihat dari segi: a) Fisik b) Geografis c) Topografi d) Fisiografi e) Salinitas f) Klimatik g) Edafik h) Pasang surut i) Genangan 3. Bedakan ciri forensik mangrove dilihat dari: a. Tipe perakaran b. Tipe daun c. Tipe buah d. Tipe bunga 4. Mangrove merupakan ekosisitem yang khas, jelaskan: a. Apa yang dimaksud dengan zonasi pada ekosistem mangrove b. Mengapa terjadi zonasi padad ekosistem mangrove c. Bagaimana pola zonasi yang terjadi pada ekosistem mangrove

d. Faktor apa yang menunjang terjadinya zonasi e. Bagaimana hubungan zonasi dengan suksesi 5. Mangrove mempunyai arti dan fungsi, sebutkan fungsi mangrove dari aspek: a. Ekologi b. Fisik c. Ekonomi

Jawaban :1. Menurut FAO (1982) : mangrove adalah individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut. Istilah mangrove merupakan perpaduan dari dua kata yaitu mangue dan grove. Di Eropa, ahli ekologi menggunakan istilah mangrove untuk menerangkan individu jenis dan mangal untuk komunitasnya. Flora mangrove mayor (flora mangrove sebenarnya), yakni flora yang menunjukkan kesetiaan terhadap habitat mangrove, berkemampuan membentuk tegakan murni dan secara dominan mencirikan struktur komunitas, secara morfologi mempunyai bentuk-bentuk adaptif khusus (bentuk akar dan viviparitas) terhadap lingkungan mangrove, dan mempunyai mekanisme fisiologis dalam mengontrol garam. Contohnya adalah Avicennia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Kandelia, Sonneratia, Lumnitzera, Laguncularia dan Nypa. Flora mangrove minor, yakni flora mangrove yang tidak mampu membentuk tegakan murni, sehingga secara morfologis tidak berperan dominan dalam struktur komunitas, contoh : Excoecaria, Xylocarpus, Heritiera, Aegiceras. Aegialitis, Acrostichum, Camptostemon, Scyphiphora, Pemphis, Osbornia dan Pelliciera Asosiasi mangrove, contohnya adalah Cerbera, Acanthus, Derris,

Hibiscus, Calamus, dan lain-lain. 2. Fisik Karakteristik substrat merupakan faktor pembatas terhadap

pertumbuhan mangrove Rhizophora mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang dalam/tebal dan berlumpur Avicennia marina dan Bruguiera hidup pada tanah lumpur berpasir Tekstur dan konsentrasi ion mempunyai susunan jenis dan kerapatan tegakan Misalnya jika komposisi substrat lebih banyak liat (clay) dan debu (silt) maka tegakan menjadi lebih rapat Konsentrasi kation Na>Mg>Ca atau K akan membentuk konfigurasi hutan Avicennia/Sonneratia/Rhizophora/Bruguiera Mg>Ca>Na atau K yang ada adalah Nipah Ca>Mg, Na atau K yang ada adalah Melauleuca Unsur hara yang terdapat di ekosistem mangrove terdiri dari hara inorganik dan organik. Inorganik : P,K,Ca,Mg,Na Organik : Allochtonous dan Autochtonous (fitoplankton, bakteri, alga) Geografis

Penyebaran beberapa spesies mangrove terdapat di sekitar ekuator antara 320 LU dan 380 LS. Semakin jauh dari ekuator, spesies mangrove semakin sedikit dan pohonnya semakin kecil. Lokasi mangrove paling utara adalah di bagian tenggara pulau Kyusu dimana

hanya ditemukan 1 spesies saja. Sedangkan lokasi bagian selatan adalah bagian utara selandia baru Topografi Mangrove merupakan ciri tumbuhan atau vegetasi hutan tropis dan subtropis yang dapat tumbuh dengan baik pada daerah pasang surut. Fisiografi Fisiografi pantai dapat mempengaruhi komposisi, distribusi spesies dan lebar hutan mangrove. Pada pantai yang landai, komposisi ekosistem mangrove lebih beragam jika dibandingkan dengan pantai yang terjal. Hal ini disebabkan karena pantai landai menyediakan ruang yang lebih luas untuk tumbuhnya mangrove sehingga distribusi spesies menjadi semakin luas dan lebar. Pada pantai yang terjal komposisi, distribusi dan lebar hutan mangrove lebih kecil karena kontur yang terjal menyulitkan pohon mangrove untuk tumbuh Salinitas Salinitas optimum yang dibutuhkan mangrove untuk tumbuh berkisar antara 10-30 ppt Salinitas secara langsung dapat mempengaruhi laju

pertumbuhan dan zonasi mangrove, hal ini terkait dengan frekuensi penggenangan Salinitas air akan meningkat jika pada siang hari cuaca panas dan dalam keadaan pasang Salinitas air tanah lebih rendah dari salinitas air

Klimatik Mempengaruhi perkembangan tumbuhan dan perubahan faktor

fisik (substrat dan air). Pengaruh iklim terhadap pertimbuhan mangrove melalui cahaya, curah hujan, suhu, dan angin. Penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

o Cahayaa.

Cahaya berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, fisiologi, dan struktur fisik mangrove

b.

Intensitas, kualitas, lama (mangrove adalah tumbuhan long day plants yang membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi sehingga sesuai untuk hidup di daerah tropis) pencahayaan mempengaruhi pertumbuhan mangrove

c.

Laju pertumbuhan tahunan mangrove yang berada di bawah naungan sinar matahari lebih kecil dan sedangkan laju kematian adalah sebaliknya

d.

Cahaya berpengaruh terhadap perbungaan dan germinasi dimana tumbuhan yang berada di luar kelompok (gerombol) akan menghasilkan lebih banyak bunga karena mendapat sinar matahari lebih banyak daripada tumbuhan yang berada di dalam gerombol. o Curah hujan

a.

Jumlah,

lama,

dan

distribusi

hujan

mempengaruhi

perkembangan tumbuhan mangroveb.

Curah hujan yang terjadi mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas air dan tanah

c.

Curah hujan optimum pada suatu lokasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mangrove adalah yang berada pada kisaran 1500-3000 mm/tahun o Suhu

a.

Suhu berperan penting dalam proses fisiologis (fotosintesis dan respirasi)

b.

Produksi daun baru Avicennia marina terjadi pada suhu 1820C dan jika suhu lebih tinggi maka produksi menjadi berkurang

c.

Rhizophora stylosa, Ceriops, Excocaria, Lumnitzera tumbuh optimal pada suhu 26-28C

d.

Bruguiera tumbuah optimal pada suhu 27C, dan Xylocarpus tumbuh optimal pada suhu 21-26C o Angin

a. b.

Angin mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus Angin merupakan agen polinasi dan diseminasi biji sehingga membantu terjadinya proses reproduksi tumbuhan mangrove

Edafik Karakteristik substrat merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan mangrove Rhizophora mucronata dapat tumbuh baik pada substrat yang dalam/tebal dan berlumpur Avicennia marina dan Bruguiera hidup pada tanah lumpur berpasir Tekstur dan konsentrasi ion mempunyai susunan jenis dan kerapatan tegakan Misalnya jika komposisi substrat lebih banyak liat (clay) dan debu (silt) maka tegakan menjadi lebih rapat Konsentrasi kation Na>Mg>Ca atau K akan membentuk konfigurasi hutan Avicennia/Sonneratia/Rhizophora/Bruguiera Mg>Ca>Na atau K yang ada adalah Nipah Ca>Mg, Na atau K yang ada adalah Melauleuca

Pasang surut Pasang yang terjadi di kawasan mangrove sangat menentukan

zonasi tumbuhan dan komunitas hewan yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove. Secara rinci pengaruh pasang terhadap pertumbuhan mangrove dijelaskan sebagai berikut:

Lama pasang : 1. Lama terjadinya pasang di kawasan mangrove dapat

mempengaruhi perubahan salinitas air dimana salinitas akan meningkat pada saat pasang dan sebaliknya akan menurun pada saat air laut surut 2. Perubahan salinitas yang terjadi sebagai akibat lama terjadinya pasang merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi distribusi spesies secara horizontal. 3. Perpindahan massa air antara air tawar dengan air laut mempengaruhi distribusi vertikal organisme

Durasi pasang : 1. Struktur dan kesuburan mangrove di suatu kawasan yang memiliki jenis pasang diurnal, semi diurnal, dan campuran akan berbeda. 2. Komposisi spesies dan distribusi areal yang digenangi berbeda menurut durasi pasang atau frekuensi penggenangan. Misalnya : penggenagan sepanjang waktu maka jenis yang dominan adalah Rhizophora mucronata dan jenis Bruguiera serta Xylocarpus kadang-kadang ada.

Rentang pasang (tinggi pasang): 1. Akar tunjang yang dimiliki Rhizophora mucronata menjadi lebih tinggi pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi dan sebaliknya 2. Pneumatophora Sonneratia sp menjadi lebih kuat dan panjang pada lokasi yang memiliki pasang yang tinggi.

Genangan Komposisi spesies dan distribusi areal yang digenangi berbeda menurut durasi pasang atau frekuensi penggenangan. Misalnya : penggenagan sepanjang waktu maka jenis yang dominan adalah Rhizophora mucronata dan jenis Bruguiera serta Xylocarpus kadang-kadang ada.

3. Tipe perakaran ;

Akar mangrove memiliki beberapa adaptasi untuk mempertahankan keberadaannya terhadap kondisi dengan salinitas tinggi. Adaptasi tersebut dirinci sebagai berikut : Kadar garam tinggi (halofit) ; akarnya dapat menyaring NaCl dari air

Gambar Peg Root

Kadar oksigen rendah. Sistem perakaran yang khas : akar nafas (pneumatofora) untuk mengambil oksigen dari udara (Avicennia spp., Xylocarpus spp., Sonneratia spp.); penyangga yang memiliki lentisel (Rhizophora spp); akar lutut untuk mengambil oksigen dari udara (Bruguiera spp. dan Ceriops spp).

Gambar Pneumatofor dan Lentisel pohon mangrove

Tanah Kurang Stabil dan adanya pasang surut; struktur akar ekstensif dan jaringan horizontal yang lebar untuk memperkokoh pohon, mengambil unsur hara, menahan sedimen.

Gambar. Beberapa bentuk akar mangrove (Bengen, 2003). Tipe daun ; Xeromorphic : Kutikel tebal di atas daun, rambut2, wax coating, sunken stomata, distribusi dari cutinized dan sclerenchymatous cell di daun, succulence (tempat penyimpanan air di jaringan daun) merupakan respons terhadap keberadaan Cl-

Transpiration : transpirasi rate rendah jika dibandingkan dengan non saline plant

Tipe buah:

Produksi Propagule : Pembuahan terjadi hanya 0-7,2% dari bunga yang dihasilkan

Vivipary dan Cryptovivipary Vivipary : Embrio keluar dari pericarp dan tumbuh diantara

pohon atau tidak berkecambah selama masih berada pada induknya (Bruguiera, Ceriops, Rhizophora, Kandelia, Nypa) ;

Gambar Buah yang Vivipary dan Cryptovivipary

Cryptovivipary : Embrio berkembang melalui buah tidak keluar dari pericarp

(Aegialitis, Acanthus, Avicennia, Laguncularia) Tipe bunga; perbungaan dimulai pada umur 3-4 tahun dan dipengaruhi oleh alam. Polinasi terjadi melalui kerjasama angin, serangga, dan burung. 4. a. zonasi mangrove adalah daerah atau wilayah pembagian komunitas mangrove, dimana tiap komunitas memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda. b. penyebab : faktor-faktor yang mempengaruhi pembagian zonasi tekait dengan respon jenis tanaman terhadap salinitas, pasang surut dan keadaan tanah. Kondisi tanah mempunyai konteribusi besar, dalam membentuk zoonasi penyebran tanaman dan hewan seperti perbedaan spesies kepiting pada kondisi tanah yang berbeeda-beda. Api-api dan pedada tumbuh sesuai di zona berpasir, mangrove cocok di tanah lembek berlumpur dan kaya humus sedangkan jenis tancang menyukai tanah lempung dengan sedikit bhan organik. Keadaan morfologi tanaman daya apung dan cara penyeberan bibitnya serta persaingan antar spesies, merupakan faktor lain dalam penentuan zonasi ini. c. Pembagian zonasi Kawasan mangrove yang dipengaruhi adanya perbedaan penggenangan atau perbedaan salinitas meliputi : 1. Zona garis pantai, yaitu kawasan yang berhadapan langsung dengan laut. Lebar zona ini sekitar 10-75 meter dari garis pantai dan biasanya ditemukan jenis Rhizophora stylosa, R. mucronata, Avicennia marina dan Sonneratia alba.

2. Zona tengah, merupakan kawasan yang terletak di belakang zona garis pantai dan memiliki lumpur liat. Biasanya ditemukan jenis Rhizophora apiculata, Avicennia officinalis, Bruguiera cylindrica, B. gymnorrhiza, B. parviflora, B. sexangula, Ceriops tagal, Aegiceras corniculatum, Sonneratia caseolaris dan Lumnitzera littorea. 3. Zona belakang, yaitu kawasan yang berbatasan dengan hutan darat. Jenis tumbuhan yang biasanya muncul antara lain Achantus ebracteatus, A. ilicifolius, Acrostichum aureum, A. speciosum. Jenis mangrove yang tumbuh adalah Heritiera littolaris, Xylocarpus granatum, Excoecaria agalocha, Nypa fruticans, Derris trifolia, Osbornea octodonta dan beberapa jenis tumbuhan yang biasa berasosiasi dengan mangrove antara lain Baringtonia asiatica, Cerbera manghas, Hibiscus tiliaceus, Ipomea pes-caprae, Melastoma candidum, Pandanus tectorius, Pongamia pinnata, Scaevola taccada dan Thespesia populnea. Hutan mangrove juga dapat dibagi menjadi zonasi-zonasi berdasarkan jenis vegetasi yang dominan, mulai dari arah laut ke darat sebagai berikut: 1. Zona Avicennia, terletak paling luar dari hutan yang berhadapan langsung dengan laut. Zona ini umumnya memiliki substrat lumpur lembek dan kadar salinitas tinggi. Zona ini merupakan zona pioner karena jenis tumbuhan yang ada memilliki perakaran yang kuat untuk menahan pukulan gelombang, serta mampu membantu dalam proses penimbunan sedimen. 2. Zona Rhizophora, terletak di belakang zona Avicennia.

Substratnya masih berupa lumpur lunak, namun kadar salinitasnya agak rendah. Mangrove pada zona ini masih tergenang pada saat air pasang. 3. Zona Bruguiera, terletak di balakang zona Rhizophora dan memiliki substrat tanah berlumpur keras. Zona ini hanya terendam pada

saat air pasang tertinggi atau 2 kali dalam sebulan. 4. Zona Nypa, merupakan zona yang paling belakang dan berbatasan dengan daratan. Bengen (1999) menyatakan bahwa zonasi mangrove Indonesia dari laut ke darat pada umumnya; 1. Daerah paling dekat dengan laut, dengan substrat agak berpasir, sering ditumbuhi Avicennia sp. Biasanya berasosiasi dengan Sonneratia yang bisa tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik. 2. Lebih ke arah darat, umumnya didominasi Rhizopora. Selain itu juga dijumpai Bruguiera dan Xylocarpus. 3. Zona yang didominasi Bruguiera. 4. Zona transisi antara mangrove dengan hutan dataran rendah yang biasanya ditumbuhi oleh Nypa fruticans dan pandan laut (Pandanus sp.) Noor et.al., (2006) menyatakan bahwa zona mangrove bila dikaitan dengan pasang surut terbagi sebagi berikut: 1. Areal yang selalu digenangi air walaupun saat pasang terendah. Didominasi Avicennia dan Sonneratia. 2. Areal yang digenangi oleh pasang sedang. Dominasi Rhizopora. 3. Areal yang digenangi hanya pada saat pasang tinggi, areal ini lebih ke daratan. Umumnya didominasi oleh Bruguiera dan Xylocarpus. Areal yang digenangi hanya pada saat pasang tertinggi (hanya beberapa hari dalam sebulan). Didominasi B. sexangula dan L. littoreae.

beberapa faktorr lingkungan yang penting dalam mengontrol

zonasin adalah: pasang surut yang secara tidak langsung mengontrol dalamnya muka air, dan salinitas air dan tanah. Secara langsung arus pasang laut dapat menyebabkan kerusakan pada anakan. Tipe tanah yang secara tidak langsung menentukan tingkat aerasi tanah, tingginya muka air dan drainase. Kadar garam tanah dan air yang berkaitan dengan toleeransi spesies terhadap kadar garam Cahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anakan dari spesies intoleran seperti Rhizopora, Avicenia dan Sonneratia. f.

Pasokan dan aliran air tawar hubungan zonasi dengan suksesi

tumbuh dan berkembangnya ssuatu hutan dikenal dengan nama suksesi hutan. Hutan bakau merupakan salah satu contoh suksesi hutan di lahan basah disebut hydrosere. Dengan adanya proses suksesi ini, perlu diketahui bahwa zonasin hutan bakau tidaklah kekal melainkan secara perlahan-lahan bergeser. Suksesi dimulai dengan terbentuknya suatu paparan lumpur yang dapat berfungsi sebagai suatu substrat hutan bakau. Hingga suatu saat substrat baru ini diinvasi oleh prpagul-propagul vegetasi mangrove dan mulai terbentuk vegetasui pioner hutan bakau . 5. manfaat mangrove a. Ekologi 1) Tempat hidup (berlindung, mencari makan, pemijahan dan asuhan) biota laut seperti ikan dan udang). 2) Sumber bahan organik sebagai sumber pakan konsumen pertama (pakan cacing, kepiting dan golongan kerang/keong), yang selanjutnya menjadi sumber makanan bagi konsumen di atasnya dalam siklus rantai makanan dalam suatu ekosistem.

3) Tempat hidup berbagai satwa liar, seperti monyet, buaya muara, biawak dan burung. 4) Sebagai pengatur iklim mikro b. Fisik 1) Menjaga garis pantai 2) Mempercepat pembentukan lahan baru/perluasan pantai melalui pengendapan 3) Sebagai pelindung terhadap gelombang dan arus 4) Sebagai pelindung tepi sungai atau pantai 5) Mendaur ulang unsur-unsur hara penting 6) Penahan abrasi pantai. 7) Penahan intrusi (peresapan) air laut. 8) Penahan angin. 9) Menurunkan kandungan gas karbon dioksida (CO2) di udara, dan bahan-bahan pencemar di perairan rawa pantai. c. Ekonomi 1) Penghasil keperluan rumah tangga (kayu obatan) 2) Penghasil keperluan industri (bahan baku kertas, tekstil, kosmetik, penyamak kulit, pewarna) 3) Penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang, madu, dan telur burung 4) Akuakultur 5) Tempat kegiatan wisata alam (rekreasi, pendidikan dan penelitian). 6) Tempat sumber mata pencaharian masyarakat nelayan tangkap dan petambak., dan pengrajin atap dan gula nipah. bakar, arang, bahan bangunan, bahan makanan, obat-