bga.docx

39
Kamis, 14 Juni 2012 PENGAMBILAN ANALISA GAS DARAH Tugas : Kimia Dasar Dosen : Drs. Muh. Busrah PENGAMBILAN ANALISA GAS DARAH Nama : Edi Sukarman Kelas : E11 Nim : 11.901.207 Program D-3 Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur Kata Pengantar

Upload: nafisah

Post on 15-Feb-2015

180 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: BGA.docx

Kamis, 14 Juni 2012

PENGAMBILAN ANALISA GAS DARAH

Tugas : Kimia DasarDosen : Drs. Muh. Busrah

PENGAMBILAN ANALISA GAS DARAH

Nama        : Edi SukarmanKelas         : E11Nim           : 11.901.207

Program D-3 Analis KesehatanUniversitas Indonesia Timur

 Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas limpahan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan kepada kami.

 Dan kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membantu dan membimbing kami dalam menyelesaikan tugas kami.

Dan harapan kami, semoga hasil dari  sebuah makalah kami dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Page 2: BGA.docx

Namun , dalam makalah ini masih banyak kekurangan , sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangunagar makalah ini menjadi lebih baik.

Demikian yang kami sampaikan, semoga bermanfaat dan atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.

Penyusun

Daftar IsiA . Judul Sampul

B. Kata Pengantar

C. Daftar Isi

D . Bab I Pendahuluan

E . Bab II Pembahasan

F . Bab II Penutup

G . Daftar Pustaka

Page 3: BGA.docx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan

sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit beratyang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapatmenggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan,dimana hal ini merupakan salah satu tindakan yang bertujuan untukpemantauan terhadap sistem respirasi status asam basa tubuh pasien, yaitupertukaran gas antara udara dari paru serta antara darah dan jaringan(Depkes, 2006). Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasilberbagai tindakan penunjang yang dilakukan, jadi dapat digunakan sebagaisalah satu kriteria untuk menilai pengobatan (Muhiman, 2005). Diagnosatidak dapat ditegakkan hanya dari penilaian analisa gas darah dankeseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayatpenyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.Walaupun demikian pemeriksaan Blood Gas Analisis (BGA) ini, bisadijadikan sebagai salah satu tolak ukur pasien-pasien kritis di ICU/ ICCUmasih tetap bisa dipertahankan sampai dengan stabil kondisinya atauprognosa buruk. Diperlukan ketepatan dan keakuratan dalam interpretasihasil, sementara ketepatan dan keakuratan interpretasi hasil tergantungkeakuratan obyek yang diukur, dalam hal ini darah arterinya. Ini menuntutpemahaman dan ketepatan dalam pengambilan darah arteri.Keterampilan seorang perawat dalam pengambilan darah arterisangat menentukan sekali terhadap akurasi hasil, dan sekaligusmenentukan dampak komplikasi yang ditimbulkan. Hal ini tentunyatergantung dari berapa kali dia sudah pernah mengambil darah arteri BGA(pengalaman), pengetahuan perawat terhadap komplikasi yang bisaditimbulkan dari pengambilan darah arteri yang tidak tepat, pemahamanvaskularisasi pasien, apakah masih bagus vaskularisasinya atau sudahkolaps (Bertnus, (2009).Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari pengambilan darah arteriBGA yang tidak memperhatikan prosedur antara lain yaitu: apabila jarumsampai menembus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri,perdarahan, cidera syaraf, spasme arteri, gangguan sirkulasi padaekstremitas, hematoma, risiko emboli otak (Mancini, 1994). SementaraWidayatun (2005), dalam bukunya menambahkan bahwa, oklusi arterijuga merupakan salah satu komplikasi yang bisa membahayakan pasienpasca pengambilan darah arteri.Berdasarkan buku laporan pasien diruang ICU selama bulan Mei –Juni, pengambilan darah arteri di ruang ICU RSUD Tugurejo Semarangdidapatkan ada beberapa pasien yang mengalami hematoma pascapengambilan darah arteri, yaitu; 7 kasus dari 35 pengambilan darah arteriBGA. Kemudian darah lisis dan harus diambil ulang ada 5 kasus dari 35pengambilan. Sementara diketahui keterampilan perawat ICU cukup baik,hal ini diketahui dengan keberhasilan pengambilan sampel tersebut. Akan

Page 4: BGA.docx

tetapi keberhasilan tersebut jika ditinjau dari kesesuain dengan prosedurmasih kurang, karena masih sering terlihat beberapa perawat dalammengambil darah arteri tidak sesuai dengan prosedur pengambilan sampelarteri BGA ( Blood Gas Analisis), walaupun berhasil. Masih ada tahaptahapyang belum dilakukan atau terlewati oleh perawat sebelummengambil darah arteri, seperti; tes Allen’s. (Muttaqin, 2008).Hal inilah yang membuat peneliti tertarik mengangkat topiktentang hubungan pengetahuan dan pengalaman dengan keterampilanperawat dalam melakukan pengambilan darah arteri BGA di ruang ICU/ICCU RSUD Tugurejo Semarang.perawat terhadap protap pengambilan darah arteri BGA, dan kondisi

A.  Rumusan Masalah1.           Untuk  mengetahui keadaan O2 dan  metabolisme sel ?

2.           Bagaimana efisiensi pertukaran  O2 dan CO2 ?

3.      Bagaimana  kemampuan HB dalam mengangkut O2 dan CO2 ?

4.      Berapa   tingkat tekanan O2 dalam darah arteri ?

5.      Apa hubungan pengambilan analisa gas darah dengan  kimia ?

B.  Tujuan1.            Mengetahui keadaan O2 dan  metabolisme sel

2.            Efisiensi pertukaran  O2 dan CO2.3.            Kemampuan HB dalam mengangkut O2 dan CO2.4.            Tingkat tekanan O2 dalam darah arteri.

BAB IIPembahasan

PENGAMBILAN ANALISA GAS DARAHPengambilan darah arteri melalui fungsi untuk memeriksa gas-gas dalam darah yang berhubungan dengan fungsi respirasi dan metabolisma.Tujuannya :

Page 5: BGA.docx

1.            Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel2.            Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.3.            Kemampuan HB dalam mengangkut O2 dan CO2.4.            Tingkat tekanan O2 dalam darah arteri.Tempat pengambilan darah arteri :1.            Arteri Radialis, merupakan pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk fungsi arteri kecuali terdapat banyak bekas tusukan atau haematoem juga apabila Allen test negatif.2.            Arteri Dorsalis Pedis, merupakan pilihan kedua.3.            Arteri Brachialis, merupakan pilihan ketiga karena lebih banyak resikonya bila terjadi obstruksi pembuluh darah.4.            Arteri Femoralis, merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas tidak dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke seluruh tubuh / tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung lama dapat menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat terjadi percampuran antara darah vena dan arteri.Langkah-langkah melakukan fungsi darah arteri :1.            Persiapan alat.Baki (Troli) yang berisi antara lain:-        1 Buah spuit 2,5 cc yang disposible.-        1 buah spuit 1 cc yang disposible.-        Gabus / karet sebagai penutup jarum.-        2 lembar kain kassa steril.-        Bengkok, plester, gunting.-        Obat lokal anesthesi (bila) perlu.-        Kapas alkohol dengan campuran bethadine.-        Kantong plastik berisi es bila pengirimannya jauh.-        Heparin injeksi 5000 unitSpuit 2,5 cc diisi dengan heparin 0,1 cc atau asal membasahi dinding spuit untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Heparin tidak boleh terlalu banyak dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.2.            Memberitahukan pasien tentang tujuan daripada pengambilan darah arteri yang akan di pungsi.3.            Memilih arteri yang akan di pungsi.4.            Menyiapkan posisi pasien :a.      Arteri Radialisi :-        Pasien tidur semi fowler dan tangan diluruskan.-        Meraba arteri kalau perlu tangan boleh diganjal atau ditinggikan.-        Arteri harus benar-benar teraba untuk memastikan lokalisasinya.b.      Arteri Dorsalis Pedis-                                                                                                        Pasien boleh flat / fowler.c.      Arteri Brachialis-        Posisi pasien semi fowler, tangan di hyperextensikan / diganjal dengan siku.d.      Arteri Femoralis-        Posisi pasien flat5.            Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perasat6.            Raba kembali arteri untuk memastikan adanya pulsasi daerah yang akan ditusuk sesudah dibersihkan dengan kapas bethadine secara sirkuler. Setelah 30 detik kita ulangi dengan kapas alkohol dan tunggu hingga kering.

Page 6: BGA.docx

7.            Bila perlu obat anethesi lokal gunakan spuit 1 cc yang sudah diisi dengan obat (adrenalin 1 %), kemudian suntikan 0,2-0,3 cc intracutan dan sebelum obat dimasukkan terlebih dahulu aspirasi untuk mencegah masuknya obat ke dalam pembuluh darah.8.            Lokalisasi arteri yang sudah dibersihkan difiksasi oleh tangan kiri dengan cara kulit diregangkan dengan kedua jari telunjuk dan jari tengah sehingga arteri yang akan ditusuk berada di antara 2 jari tersebut.9.            Spuit yang sudah di heparinisasi pegang seperti memegang pensil dengan tangan kanan, jarum ditusukkan ke dalam arteri yang sudah di fiksasi tadi.-        Pada arteri radialis posisi jarum ± 45 derajat-        Pada arteri brachialis posisi jarum 60 derajat-        Pada arteri femoralis posisi jarum 90 derajatSehingga arteri ditusuk, tekanan arteri akan mendorong penghisap spuit sehingga darah dengan mudah akan mengisi spuit, tetapi kadang-kadang darah tidak langsung keluar. Kalau terpaksa dapat menghisapnya secara perlahan-lahan untuk mencegah hemolisis. Bila tusukan tidak berhasil jarum jangan langsung dicabut, tarik perlahan-lahan sampai ada dibawah kulit kemudian tusukan boleh diulangi lagi kearah denyutan.10.       Sesudah darah diperoleh sebanyak 2 cc jarum kita cabut dan usahakan posisi pemompa spuit tetap untuk mencegah terhisapnya udara kedalam spuit dan segera gelembung udara dikeluarkan dari spuit11.       Ujung jarum segera ditutup dengan gabus / karet.12.       Bekas tusukan pungsi arteri tekan dengan kapas alkohol campur dengan bethadine.-              Pada arteri radialis dan dorsalis pedis selama 5 menit-              Pada arteri brachialis selama 7 – 10 menit-              Pada arteri femoralis selama 10 menit-              Jika pasien mendapat antikoagulan tekan selama 15 menit.13.       Lokalisasi tusukan tutup dengan kassa + bethadine steril.14.       Memberi etiket laboratorium dan mencantumkan nama pasien, ruangan tanggal dan jam pengambilan, suhu dan jenis pemeriksaan.15.       Bila pengiriman / pemeriksaannya jauh, darah dimasukkan kantong plastik yang diisi es supaya pemeriksaan tidak berpengaruh oleh suhu udara luar.16.       Kembali mencuci tangan setelah selesai melakukan perasat.Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum dan sesudah melakukan pengambilan darah.1.            Daerah pengambilan darah sebaiknya pada tempat yang bergantian / selang-seling untuk mencegah terjadinyakerusakan pada pembuluh darah2.            Apabila menggunakan obat lokal anesthesi harus ditest terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya reaksi alergi oleh karena obat tersebut.3.            Apabila pasien yang memerlukan perawatan lama sebaiknya dipasang arteri line.4.            Warna merah darah dapat merupakan petunjuk baik / buruknya dari darah arteri. Pasien PPOM dengan nilai PaO2 rendah darah berwarna lebih gelap biasanya mengandung lebih rendah O2.5.            Bila mungkin cegahlah penusukan pada arteri femoralis.6.            Apabila diperlukan pengambilan darah melalui arteri radialis perlu diketahui dahulu adanya kolateral arteri ulnaris dengan cara percobaan Allen ( test Allen ).Caranya :a.      Anjurkan pasien untuk mengepalkan tangannya dengan kuat supaya darah sebanyak mungkin keluar sehingga telapak tangan pucat.b.      Tekan arteri radialis dan ulnaris agar tertutup sambil pasien membuka kepalannya beberapa kali dan menutupnya kembali. Kemudian tangan dibuka, lepaskan tekanan pada arteri ulnaris.

ANALISA GAS DARAH

Page 7: BGA.docx

(AGD)

1. Definisi

Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion H+ dan dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu:§    Mekanisme dapar kimiaTerdapat 4 macam dapar kimia dalam tubuh, yaitu:1.      Sistem dapar bikarbonat-asam karbonat2.      Sistem dapar fosfat3.      Sistem dapar protein4.      Sistem dapar hemoglobin§    Mekanisme pernafasan§    Mekanisme ginjalMekanismenya terdiri dari:1.     Reabsorpsi  ion HCO3

-

2.     Asidifikasi dari garam-garam dapar3.     Sekresi ammonia

1. Gangguan asam basa sederhana

Gangguan asam basa primer dan kompensasinya dapat diperlihatkan dengan memakai persamaan yang dikenal dengan persamaan Henderson-Hasselbach. Persamaan asam basa adalah sebagai berikut:Persamaan ini menekankan bahwa perbandingan asam dan basa harus 20:1 agar pH dapat dipertahankan dalam batas normal. Persamaan ini juga menekankan kemampuan ginjal untuk mengubah bikarbonat basa melalui proses metabolik, dan kemampuan paru untuk mengubah PaCO2  (tekanan parsial CO2 dalam darah arteri) melalui respirasi. Nilai normal pH adalah 7, 35- 7,45. berikut ini adalah gambaran rentang pH:Perubahan satu atau dua komponen tersebut menyebabkan gangguan asam dan basa. Penilaian keadaan asam dan basa berdasarkan hasil analisa gas darah membutuhkan pendekatan yang sistematis. Penurunan keasaman (pH) darah < 7,35 disebut asidosis, sedangkan peningkatan keasaman (pH) > 7,45  disebut alkalosis. Jika gangguan asam basa terutama disebabkan oleh komponen respirasi (pCO2) maka disebut asidosis/alkalosis respiratorik, sedangkan bila gangguannya disebabkan oleh komponen HCO3 maka disebut asidosis/alkalosis metabolik. Disebut gangguan sederhana bila gangguan tersebut hanya melibatkan satu komponen saja (respirasi atau metabolik), sedangkan bila melibatkan keduanya (respirasi dan metabolik) disebut gangguan asam basa campuran.Langkah-langkah untuk menilai gas darah:1.      Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien mengalami asidemia, dengan dua sebab asidosis metabolik atau asidosis respiratorik; jika meningkat klien mengalami alkalemia dengan dua sebab alkalosis metabolik atau alkalosis respiratorik; ingatlah bahwa

Page 8: BGA.docx

kompensasi ginjal dan pernafasan jarang memulihkan pH kembali normal, sehingga jika ditemukan pH yang normal meskipun ada perubahan dalam PaCO2 dan HCO3 mungkin ada gangguan campuran)2.      Perhatikan variable pernafasan (PaCO2 ) dan metabolik (HCO3) yang berhubungan dengan pH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan primer bersifat respiratorik, metabolik atau campuran (PaCO2 normal, meningkat atau menurun; HCO3 normal, meningkat atau menurun; pada gangguan asam basa sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah dalam arah yang sama; penyimpangan dari HCO3 dan PaCO2 dalam arah yang berlawanan menunjukkan adanya gangguan asam basa campuran).3.      Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi (hal ini dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika nilai bergerak yang sama dengan nilai primer, kompensasi sedang berjalan).4.      Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam basa campuran)§         Rentang nilai normalpH             : 7, 35-7, 45                                         TCO2               : 23-27 mmol/LPCO2         : 35-45 mmHg                                      BE                   : 0 ± 2 mEq/LPO2            : 80-100 mmHg                                    saturasi O2        : 95 % atau lebihHCO3        : 22-26 mEq/L§         Tabel gangguan asam basa:

Jenis gangguan pH PCO2 HCO3

Asidosis respiratorik akut NAsidosis respiratorik terkompensasi sebagianAsidosis respiratorik terkompensasi  penuh NAsidosis metabolik akut NAsidosis metabolik terkompensasi sebagianAsidosis metabolik terkompensasi penuh NAsidosis respiratorik dan metabolikAlkalosis respiratorik akut NAlkalosis respiratorik tekompensasi sebagianAlkalosis respiratorik terkompensasi penuh NAlkalosis metabolik akut NAlkalosis metabolik terkompensasi sebagianAlkalosis metabolic terkompensasi penuh NAlkalosis metabolik dan respiratorik     Klasifikasi gangguan asam basa primer dan terkompensasi:

1. Normal bila tekanan CO2 40 mmHg dan pH 7,4. Jumlah CO2 yang diproduksi dapat dikeluarkan melalui ventilasi.

2. Alkalosis respiratorik. Bila tekanan CO2 kurang dari 30 mmHg dan perubahan pH, seluruhnya tergantung pada penurunan tekanan CO2 di mana mekanisme kompensasi ginjal belum terlibat, dan perubahan ventilasi baru terjadi. Bikarbonat dan base excess dalam batas normal karena ginjal belum cukup waktu untuk melakukan kompensasi. Kesakitan dan kelelahan merupakan penyebab terbanyak terjadinya alkalosis respiratorik pada anak sakit kritis.

3. Asidosis respiratorik. Peningkatan tekanan CO2 lebih dari normal akibat hipoventilasi dan dikatakan akut bila peninggian tekanan CO2 disertai penurunan pH. Misalnya, pada intoksikasi obat, blokade neuromuskuler, atau gangguan SSP. Dikatakan kronis bila ventilasi yang tidak adekuat disertai dengan nilai pH dalam batas normal, seperti

Page 9: BGA.docx

pada bronkopulmonari displasia, penyakit neuromuskuler, dan gangguan elektrolit berat.

4. Asidosis metabolik yang tak terkompensasi. Tekanan CO2 dalam batas normal dan pH di bawah 7,30. Merupakan keadaan kritis yang memerlukan intervensi dengan perbaikan ventilasi dan koreksi dengan bikarbonat.

5. Asidosis metabolik terkompensasi. Tekanan CO2 < 30 mmHg dan pH 7,30–7,40. Asidosis metabolik telah terkompensasi dengan perbaikan ventilasi.

6. Alkalosis metabolik tak terkompensasi. Sistem ventilasi gagal melakukan kompensasi terhadap alkalosis metabolik ditandai dengan tekanan CO2 dalam batas normal dan pH lebih dari 7,50 misalnya pasien stenosis pilorik dengan muntah lama.

7. Alkalosis metabolik terkompensasi sebagian. Ventilasi yang tidak adekuat serta pH lebih dari 7,50.

8. Hipoksemia yang tidak terkoreksi. Tekanan oksigen kurang dari 60 mmHg walau telah diberikan oksigen yang adekuat

9. Hipoksemia terkoreksi. Pemberian O2 dapat mengoreksi hipoksemia yang ada sehingga normal.

10. Hipoksemia dengan koreksi berlebihan. Jika pemberian oksigen dapat meningkatkan tekanan oksigen melebihi normal. Keadaan ini berbahaya pada bayi karena dapat menimbulkan retinopati of prematurity, peningkatan aliran darah paru, atau keracunan oksigen. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan yang lain seperti konsumsi dan distribusi oksigen.  

1. Tujuan

§         Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa§         Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler§         Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh

1. Indikasi

§         Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik§         Pasien deangan edema pulmo§         Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)§         Infark miokard§         Pneumonia§         Klien syok§         Post pembedahan coronary arteri baypass§         Resusitasi cardiac arrest§         Klien dengan perubahan status respiratori§         Anestesi yang terlalu lama

1. Lokasi pungsi arteri

§         Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s test)§         Arteri brakialis§         Arteri femoralis§         Arteri tibialis posterior§         Arteri dorsalis pedis

Page 10: BGA.docx

Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya risiko emboli otak.

Contoh allen’s test:Cara allen’s test:Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.

1. Komplikasi

§         Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri§         Perdarahan§         Cidera syaraf§         Spasme arteri

1. Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD

§   Gelembung udaraTekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.§   AntikoagulanAntikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.§   MetabolismeSampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.§   SuhuAda hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah

1. Hal-hal yang perlu diperhatikan

§         Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih

Page 11: BGA.docx

§         Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin untuk mencegah darah membeku§         Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri, berikan anestesi lokal§         Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui  kepatenan arteri§         Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri, lihat darah yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah  arteri§         Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah tercampur rata dan tidak membeku§         Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri lebih deras daripada vena)§         Keluarkan  udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup ujung jarum dengan karet atau gabus§         Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil§         Segera kirim ke laboratorium ( sito )I.  Persiapan pasien§         Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan§         Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit§         Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul§         Jelaskan tentang allen’s testJ.      Persiapan alat§         Spuit  2 ml atau 3ml  dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk anak-anak) dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa§         Heparin§         Yodium-povidin§         Penutup jarum (gabus atau karet)§         Kasa steril§         Kapas alkohol§         Plester dan gunting§         Pengalas§         Handuk kecil§         Sarung tangan sekali pakai§         Obat anestesi lokal jika dibutuhkan§         Wadah berisi es§         Kertas label untuk nama§         Thermometer§         Bengkok

1. Prosedur kerja

1.      Baca  status dan data klien untuk memastikan pengambilan AGD2.      Cek alat-alat yang akan digunakan3.      Cuci tangan4.      Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya5.      Perkenalkan nama perawat6.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien7.      Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan8.      Beri kesempatan pada klien untuk bertanya9.      Tanyakan keluhan klien saat ini

Page 12: BGA.docx

10.  Jaga privasi klien11.  Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien12.  Posisikan klien dengan nyaman13.  Pakai sarung tangan sekali pakai14.  Palpasi arteri radialis15.  Lakukan allen’s test16.  Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk17.  Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah18.  Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-povidin, kemudian diusap dengan kapas alkohol19.  Berikan anestesi lokal jika perlu20.  Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit21.  Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 ° sambil menstabilkan arteri klien dengan tangan yang lain22.  Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila darah tidak bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena)23.  Ambil darah 1 sampai 2 ml24.  Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa 5-10 menit25.  Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet26.  Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin27.  Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah28.  Ukur suhu dan  pernafasan klien29.  Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen yang digunakan klien jika kilen menggunakan terapi oksigen30.  Kirim segera darah ke laboratorium31.  Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak mengeluarkan darah (untuk klien yang mendapat terapi antikoagulan, penekanan membutuhkan waktu yang lama)32.  Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan33.  Cuci tangan34.  Kaji respon klien setelah pengambilan AGD35.  Berikan reinforcement positif pada klien36.  Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya37.  Akhiri kegiatan dan ucapkan salam38.  Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan AGD, dari sebelah mana darah diambil dan respon klien

Analisa gas darah (AGD)

definisiAnalisa gas darah (AGD) biasanya dilakukan untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau gangguan metabolik. Komponen dasar AGD mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2, HCO3 dan BE (base excesses/kelebihan basa).nilai rujukanDewasa :pH: 7,35-7,45; PaCO2: 35-45 mm Hg; PaCO2: 75-100 mmHg; SaO2: >95%; SvO2: >70%; HCO3: 24-28 mEq/l; kelebihan basa (base excess): +2 sampai -2 mEq/lAnak:pH: 7,36-7,44. pengukuran lainnya sama dengan dewasa.

Page 13: BGA.docx

Penarikan kesimpulan:

Jika pH < 7,35, PaCO2 > 45 mm Hg dan HCO3 serta BE normal, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa mengarah pada keadaan asidosis respiratorik.

Jika pH > 7,45, PaCO2 < 35 mm Hg dan HCO3 serta BE normal, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa mengarah pada keadaan alkalosis respiratorik.

Jika pH < 7,35, PaCO2 normal, sementara HCO3 dan BE masing-masing < 24 mEq/l dan <-2, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa terjadi pada keadaan asidosis metabolik.

Jika pH > 7,45, PaCO2 normal, sementara HCO3 dan BE masing-masing > 28 mEq/l dan >+2, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa mengarah pada keadaaan alkalosis metabolikmasalah klinis

Asidosis respiratorik:Penyakit paru kronis (emfisema, bronkitis kronis, asma parah), sindrom gawat pernafasan akut (ARDS), anestesi, pneumoniaPengaruh obat: narkotik, sedatif

Alkalosis respiratorik:Toksisitas salisilat (fase awal), kecemasan, histeris, tetani, olahraga aktif, demam, hipertiroid, delirium tremens, emboli paruAsidosis metabolik:Ketoasidosis diabetik, diare berat, kelaparan/malnutrisi, syok, luka bakar, gagal ginjal,, infark miokardial akutAlkalosis metabolik:Muntah berat, pengisapan lambung, ulkus peptik, pengeluaran kalium, pemberian bikarbonat berlebih, gagal hepar, kistik fibrosis  Jantung

Jantung atau heart merupakan salah satu organ yang penting dalam kelangsungan hidup kita.

Telah kita ketahui bahwa jantung memompa darah ke seluruh tubuh untuk menyediakan oksigen beserta zat-zat lain untuk kepentingan seluruh sel dalam tubuh kita.

Karena kepentingan itu jantung terus menerus berkontraksi memompa darah tanpa henti sepanjang hidup.

     Bagian-Bagian Jantung

jantung dibagi dua bagian yaitu kanan dan kiri yang masing-masing terdiri dari dua bagian pula yaitu atrium dan ventrikel .

Jantung bagian kanan berhubungan dengan fungsi pertukaran gas oksigen dan karbondioksida di paru-paru dimana jantung kananlah yang memompa darah ke paru-paru.

Page 14: BGA.docx

Sedangkan jantung kiri berhubungan dengan fungsi peredaran darah ke seluruh tubuh karena jantung kiri yang memompa darah ke seluruh tubuh.

  Atrium kanan jantung menerima aliran darah balik dari seluruh tubuh. Atrium kiri jantung menerima darah dari paru-paru. Ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru. Sedangkan ventrikel kiri memompa darah ke seluruh tubuh.

Katup jantung . Pada masing-masing bagian jantung, atrium dan ventrikel dipisahkan oleh suatu katup yang berfungsi mencegah baliknya aliran darah dari ventrikel ke atrium yang secara normal darah mengalir dari atrium ke ventrikel. Bunyi jantung yang bisa kita dengarkan melalui alat stetoskop atau melalui telinga yang ditempelkan di dada timbul akibat menutupnya katup ini.

Keterangan diagram:

atrium kanan

atrium kiri

ventrikel kanan

ventrikel kiri

sekat kanan & kiri

katup jantung kiri

katup jantung kanan

  LETAK JANTUNG

Jantung terletak dalam rongga dada dilindungi oleh rangka dada yaitu tulang dada, tulang iga dan tulang belakang. Jantung terletak dalam dada bersama dengan paru-paru yaitu terdapat diantaranya. Posisi jantung berada agak sebelah kiri dari tulang dada.

Jantung dibungkus oleh suatu lapisan yang disebut pericardium . Diantara pembungkusnya ( pericardium ) dengan jantung terdapat cairan berfungsi sebagai pelumas untuk memudahkan pergerakan jantung pada saat memompa.

     Cara Kerja Jantung Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru . Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara

Page 15: BGA.docx

di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.   Pembuluh Darah Vena Pembuluh Darah Arteri Pembuluh Darah   Pembuluh darah arteri 1. Tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik 2. Merupakan pembuluh yang liat dan elastis 3. Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik 4. Memiliki sebuah katup ( valvula semilunaris ) yang berada tepat di luar jantung 5. Terdiri atas : 5.1 Aorta yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuh 5.2 Arteriol yaitu percabangan arteri 5.3 Kapiler :       a. Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena b. Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal 6. Dindingnya terdiri atas 3 lapis yaitu : 6.1 Lapisan bagian dalam yang terdiri atas Endothelium 6.2 Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis 6.3 Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis   Pembuluh Balik (Vena)

Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali

Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.

Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi

Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit ( valvula semi lunaris ) dan menjaga agar darah tak berbalik arah.

Terdiri dari : 5.1. Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas tubuh menuju         serambi kanan jantung. 5.2. Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah tubuh ke        serambi kanan jantung. 5.3. Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri       jantung.  

     Sistem Peredaran Darah Manusia   Macam Peredaran Darah

Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda  yang terdiri dari :

1. Peredaran darah panjang/besar/sistemik

o Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju serambi kanan ( atrium ) jantung .

Page 16: BGA.docx

2. Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal

o Adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis , di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis .

Pembuluh Darah Arteri / Nadi, Vena / Balik dan Kapiler - Ilmu Biologi

Tue, 16/05/2006 - 11:18pm — godam64 1. Pembuluh darah arteri atau nadiPembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan kaku.- Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh.- Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru.2. Pembuluh darah vena atau balikPembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis.- Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh.- Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.3. Pembuluh darah kapilerpembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah.Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis.Salah satu penyakit yang menyerang pembuluh balik adalah varises.

Page 17: BGA.docx

Peredaran darah sistemi:

Sistem  peredaran darah pulmonal

PENGAMBILAN DARAH VENA

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.

Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.

Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :

Lengan pada sisi mastectomy Daerah edema Hematoma Daerah dimana darah sedang ditransfusikan Daerah bekas luka Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah

menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.

Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).

Page 18: BGA.docx

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :

Pemasangan turniket (tali pembendung) o pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan

hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total)

o melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan

masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah. Penusukan

o penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.

o tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma

Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.

Pengambilan Darah Vena dengan Syring

Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.

Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).

Prosedur :

Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, dan tabung. Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.

Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.

Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien

minum obat tertentu, tidak puasa dsb. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas. Minta pasien mengepalkan tangan. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk

memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki

Page 19: BGA.docx

dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.

Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.

Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.

Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.

Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum

Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.

Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior.

Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.

Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).

Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).

Prosedur :

Page 20: BGA.docx

Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, tabung vakum.

Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman

mungkin. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien

minum obat tertentu, tidak puasa dsb. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas. Minta pasien mengepalkan tangan. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk

memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.

Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.

Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.

Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.

Menampung Darah Dalam Tabung

Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut :

Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)

Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi

Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.

Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)

Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)

Page 21: BGA.docx

Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.

Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.

Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.

Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).

Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan imunohematologi.

Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA.

Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur

Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :

Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.

Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.

Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama - botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru), ketiga - tabung non additive (tutup merah), keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)

PENGAMBILAN DARAH KAPILER

Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah :

Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga. Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak

kaki atau ibu jari kaki. Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti

vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat.

Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method).

Page 22: BGA.docx

Prosedur

Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri

berkurang. Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-

peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.

Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.

Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk mencegah terbentuknya jendalan.

BAB IIIPenutup

A.  Kesimpulan

Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan    hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita

Page 23: BGA.docx

harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.

B.  Saran

Makalh ini masih jauh dari kesempurnaan , maka  penulis memberikan saran    “ carilah  materi tambahan di buku – buku , internet , atau  di wadah – wadah yang lain , agar anda dapat lebih memahami tentang materi ini “.

Daftar Pustaka

http://www.google.co.id/#hl=id&cp=41&gs_id=84&xhr=t&q=latar+belakang+pengambilan+analisa+gas+darah

&pq=latar+belakang&pf=p&sclient=psy-ab&source=hp&pbx=1&oq=latar+belakang+pengambilan+analisa+gas+da&aq=0w&a

qi=q-w1&aql=&gs_sm=&gs_upl=&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.,cf.osb&fp=62032fb566f5ff3a&bi

w=1366&bih=597

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6098

Mengejar Mimpi

Page 24: BGA.docx

Ditulis Oleh : edi sukarman ~ Blogspot Gago-Gado

Saudara sedang membaca artikel tentang PENGAMBILAN ANALISA GAS DARAH. Oleh Admin, Jika Sahabat Suka dengan artikel ini, Mohon Like FBnya. Tetapi jika Sahabat Kurang Suka dengan Artikel ini, Berilah Secuil Komentar Buat Saya. Dan Sobat Juga Boleh Menyebar Luaskan Artikel ini dengan Menyertakan Link Sumbernya . Terima Kasih !

:: Get this widget ! ::

Baca Artikel Lainnya:

<a

Page 25: BGA.docx

Makalah

Makalah Bakteriologi Lengkap Media Pertumbuhan Mikroorganisme Bahan Tambahan Makanan Pengawet Kultur Protoplasma Uji Sterilitas Tetes Mata Falsafah Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia MAKALAH PANCASILA " DEMOKRASI INDONESIA " Tugas Kimia - Lingkungan KIMIA AIR TUMBUHAN YANG BUNGANYA DIGUNAKAN DALAM UPACARA ADAT Batas Kritis Suatu Unsur Hara (N) dan Pengukuran Kandungan Klorofil pada

Tanaman Identifikasi Gejala Defisiensi dan Kelebihan Unsur Hara Mikro Pada Tanaman Pengujian Ketahanan Benih Terhadap Cekaman Lingkungan. Makalah Resusitasi PENELITIAN TUMBUHAN PAKU Laporan Praktikum Penentuan Bobot Jenis dan Rapat Jenis Makalah Lengkap Tentang Etika MAKALAH BAKTERIOLOGI PENYAKIT KUSTA ( Mycobacterium leprae ) DOWNLOAD MAKALAH PARASITOLOGI " CACING TAAMBANG TUGAS MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN APLIKASI BIOKIMIA YANG BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN MAKALAH KOMUNIKASI MASSA MAKALAH “KEMISKINAN di NEGARA INDONESIA” MAKALAH SENI RUPA Pendidikan Seni Rupa Fakultas Seni & Desain Universitas

Negeri Makassar penerapan NAT pada pelayanan transfusi darah

Diposkan oleh edi sukarman di 16:07 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Label: Makalah

Facebook

0 Blogger Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Buku Tamu

Mohon Sahabat Tinggalkan Secuil Kata Buatku!

Arsip Blog

▼   2012 (953) o ►   11/18 - 11/25 (22) o ►   11/11 - 11/18 (34) o ►   11/04 - 11/11 (54)

Page 26: BGA.docx

o ►   10/28 - 11/04 (43) o ►   10/21 - 10/28 (36) o ►   10/14 - 10/21 (19) o ►   10/07 - 10/14 (82) o ►   09/30 - 10/07 (98) o ►   09/23 - 09/30 (77) o ►   09/16 - 09/23 (31) o ►   08/12 - 08/19 (25) o ►   08/05 - 08/12 (42) o ►   07/29 - 08/05 (2) o ►   07/22 - 07/29 (7) o ►   07/08 - 07/15 (3) o ►   07/01 - 07/08 (66) o ►   06/24 - 07/01 (142) o ►   06/17 - 06/24 (40) o ▼   06/10 - 06/17 (42)

MAKALAH KOMUNIKASI KESEHATAN “PELAYANAN KESEHATAN”...

TUGAS BAHASA INGGRIS ARTIKEL KESEHATAN “USUS ... Tugas KOMKES PELAYANAN KESEHATAN MAKALAH KOMUNIKASI KESEHATAN TENTANG

PELAYANAN KES... TUGAS BAHASA INGGRIS ARTIKEL KESEHATAN “STROKE”... Tugas Artikel Bahasa Indonesia dan Inggris "Sekila... MAKALAH MEDIA DAN REAGENSIA TENTANG MEDIA MAKALAH PENGERTIAN DAN DEFENISI KOMINIKASI Tugas Kimia Farmasi Barbiturat TUGAS BAHASA INGGRIS ARTIKEL KESEHATAN “KANKER

USU... Tentang Hajar Aswad Kisah Nabi Luth a.s. Kisah Nabi Ismail a.s. Kisah Nabi Allah Ishaq a. Kisah Nabi Isa a.s. Kisah Nabi Ilyasa' a.s. Kisah Nabi Ilyas a.s. Download Naruto Shippuden Episode 267 Subtitle Ind... Kisah Nabi Allah Idris a.si Kisah Nabi Ibrahim a.s. Kisah Nabi Allah Hud a.s. Kisah Nabi Harun a.s Kisah Nabi Ayub a.s. Kisah Nabi Adam a.s. Kisah Nabi Allah Hud a.s. PENGAMBILAN ANALISA GAS DARAH Perbandingan hasil pemeriksaan hematokrit mengguna... Makalah Dwimatra Dan Unsur Warna TUGAS BAKTERIOLOGI (P) MAKALAH BIOKIMIA BIOSINTESIS TRIASILGLISEROL DAN

S...

Page 27: BGA.docx

MAKALAH BIOKIMIA SIKLUS KREBS MAKALAH BIOKIMIA METABOLISME PROTEIN DAN ASAM

AMIN... MAKALAH BIOKIMIA LIPOPROTEIN MAKALAH BIOKIMIA LIPOLISIS MAKALAH BIOKIMIA LIPOGENESIS MAKALAH BIOKIMIA KETOGENESIS MAKALAH BIOKIMIA HEXOSE MONOPHOSPHATE SHUNT

( HMP... MAKALAH GLIKOLISIS LENGKAP MAKALAH ESTERIFIKASI LENGKAP Makalah Media Dalam Laboratorium Analis Kesehatan Makalah Media Dalam Laboratorium Download Avatar The Legend Of Korra Episode 9 Grat...

o ►   06/03 - 06/10 (18) o ►   05/27 - 06/03 (1) o ►   04/22 - 04/29 (69)

►   2011 (130)

Sahabat

Info Blog

 

Iklan Oleh Sitti

<p>Your browser does not support iframes.</p>

Iklan Oleh adsensecamp

Page 28: BGA.docx

Sumber Artikel: http://edisukarman.blogspot.com/2012/06/pengambilan-analisa-gas-darah.html#ixzz2CrGiVrt2