bezafibrat fix.docx
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA FARMASI II
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS OBAT KARDIOVASKULAR
Nama kelompok :
1. Lestari Hutasoit (P2.06.30.1.14.017)
2. Wikayati Rahmadani (P2.006.30.1.14.037)
PROGRAM STUDI D III FARMASI
JURUSAN FARMASI
POLITEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
2016
No Praktikum : 02
Hari/tanggal Praktikum : Kamis, 24 Maret 2016
I. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan kuantitatif struktur dan aktivitas (HKSA) obat
kardiovaskular.
2. Untuk mengetahui derivat dari bezafibrat dan faktor-faktor yang mempengaruhi
aktivitas obat.
II. Dasar Teori
A. Kardiovaskular
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, perlu memahami anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicen t( kelalaian). Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.
Obat kardiovaskuler adalah obat yang digunakan untuk kelainan jantung dan pembuluh darah. Obat kardiovaskuler dibedakan menjadi beberapa bagian, diantaranya ;
1. Obat Gagal Jantung
2. Obat Antiaritmia
3. Obat Antihipertensi
4. Obat Lipidemia/Antilipemik
5. Obat Antiangina
B. Obat Antilipemik
a. Pengertian
Obat antilipemik digunakan sebagai untuk pengobatan aterosklorosis, suatu
penyakit yang di sebabkan oleh endapan plasma lipid, terutama ester kolesterol,
yang terlokalisasi pada dinding arteri membententuk plaque ateromateus atau
ateroma, suatu karakteristik luka pada aterosklerosis yang dapat menyebabkan
jantung koroner.
b. Mekanisme Kerja
Secara teoritis antilipemik kemungkinan mempunyai satu atau lebih dari
mekanisme kerja berikut ini:
1. Menghambat biosintesis kolesterol dan prekusornya
2. Menurunkan kadar trigliserida dan menghambat mobilisasin lemak, dengan cara
Menghambat aktivita enzim trigliserida lipase sehingga menurunkan
kecepatan hidrolisi trigliserida
Memblok kerja hormon pelepas asam lemak bebas
Menghambat pengikat asam lemak bebas pada albumin
3. Menurunkan tingkat β-lipoprotein dan pra-β-lipoprotein
4. Menghilangkan plaque
5. Mempercepat ekskresi lipid dan menghambat absorbsi kolesterol.
c. Penggolongan berdasarkan perbedaan struktur kimia
1. Turunan Asam Klofibrat
Terutama menimbulkan efek hipotrigliseridemia. Mekanisme kerjanya belum
begitu jelas, kemungkinan adalah menghambat sintesis trigliserida hepatik
sehingga menurunkan produksi trigliserida atau meningkatkann aktivitas enzim
lipoprotein lipase sehingga meningkatkan kecepatan pengeluaran lipoporotein
serum yang kaya trigliserida.
Contoh: klofibrat, bezafibrat, simfibrat, gemibrozil, dsb.
2. Asam Nikotinat dan Turunannya
Contoh: niasin, asipimoks, dsb
3. Kopolimer
Contoh: kolestipol dan resin kolestiramin.
4. Serat
Contoh: selulosa, dekstran, pektin dan lesitin kedelai
5. Penghambat HMG-CoA Reduktase
Contoh: pravastatin, fluvastatin dan artovastatin
6. Golongan Lain-lain
Contoh: noritindron asetat, oksandrolon, probukol, neomisin sulfat, asam
salisilat, sitesterol dan dekstrotiroksin Na. (Siswandono, 2008)
C. Hubungan Struktur Aktivitas (HSA) dan Hubungan Kuantitatif Struktur
Aktivitas (HKSA)
Inti dari suatu penelitian senyawa obat menurut Schunack et al., (1990) adalah
pengembangan zat aktifbaru untuk menyembuhkan penyakit yang dengan terapi obat sampai saat
ini tidak atau belum berjalan seperti yang diharapkan, atau untuk mengurangi resiko terapeutik
jika dibandingkan dengan obat lama.Perkembangan kimia komputasi menawarkan sebuah solusi
dalam desain senyawa obat baru. Salah satu metode kimia komputasi yang populer dalam desain
obat adalah Hubungaan Kuantitatif Struktur-Aktivitas (HKSA).
Setiap suatu senyawa aktif yang diketahui perubahan strukturnya dengan perubahan aktivitas
biologinya dinamakan mempelajari Structure Activity Relationship (SAR) atau Hubungan
Struktur Aktivitas (HSA)(Wolff, 1994). Menurut Schunack et al., (1990) jenis dan intensitas
hubungan antaraksi antara senyawaobat dan sistem biologik sangat ditentukan oleh sifat fisika
dan kimia molekul obat. Sifat ini adalah hasildari jenis dan jumlah serta ikatan antar atom dan
susunan ruang atom yang membentuk molekulnya.
Dalam mempelajari aktivitas suatu obat dengan metode Quantitative Structure
Activity Relationship (QSAR) atau Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas (HKSA),
diperlukan parameter-parameter fisikakimia tertentu yang berkaitan, sehingga dapat digunakan
untuk memprediksi molekul obat baru yanglebih potensial. Ada tiga macam parameter fisika
kimia, yaitu parameter hidrofobik, efek elektronik, efek sterik.
Hubungan kuantitatif struktur dan aktivitas biologis obat (HKSA) merupakan bagian penting
rancanganobat, dalam usaha mendapatkan suatu obat baru dengan aktivitas yang lebih besar,
keselektifan yang lebihtinggi, toksisitas atau efek samping sekecil mungkin dan kenyamanan
yang lebih besar. Selain itu denganmenggunakan model HKSA, akan lebih banyak menghemat
biaya atau lebih ekonomis, karena untukmendapatkan obat baru dengan aktivitas yang
dikehendaki, faktor coba-coba ditekan sekecil mungkinsehingga jalur sintesis menjadi lebih
pendek.
Hubungan kuantitatif antara aktivitas biologis dan parameter yang menggambarkan
perubahan sifat kimiafisika, yaitu parameter hidrofobik, elektronik dan sterik, pada suatu seri
molekul, mulai dikembangkan secara lebih intensif. Hubungan atau korelasi yang baik
digunakan untuk menunjang interaksi obat-reseptor dan meramalkan jalur sintesis obat yang
lebih menguntungkan.
1. Model Pendekatan HKSA Free-Wilson
Free dan Wilson (1964), mengembangkan suatu konsep hubunganstruktur dan aktivitas
biologis obat, yang dinamakan model de novo atau model matematik Free-Wilson. Mereka
mengemukakan bahwarespons biologis merupakan sumbangan aktivitas dari gugus-gugus
subtituen terhadap aktivitas biologissenyawa induk.
Untuk menghitung sumbangan tiap-tiap gugus terhadap aktivitas biologis struktur
induk, digunakanperhitungan statistic cara matriks dananalisis multiregresi linier dengan
bantuan komputer program QSAR. Dari perhitungan tersebut akan didapat gugus-gugus
yang memberikansumbangan optimalterhadap aktivitas biologis struktur induk.Namun model de
novo ini kurang berkembang karena tidak dapatdigunakan bila efek subtituen bersifattidak linier
atau bila ada interaksi antar subtituen. Selain itu model ini memerlukan banyak senyawa dengan
kombinasi subtituen yang bervariasi untuk dapat menarik kesimpulan yang benar.
Meskipundemikian model ini juga mempunyai keuntungan karena dapat menghubungkan secara
kuantitatif antarastruktur kimia dan aktivitas biologis dari turunan senyawa dengan bermacam-
macam gugus subtitusi padaberbagai zona. Model ini digunakan bila tidak ada datatetapan kimia
fisika dari senyawa-senyawa yangditeliti dan uji aktivitaslebih lambat dibanding dengan sintesis
turunan senyawa.
2. Model Pendekatan HKSA Hansch
Hansch (1963), mengemukakan suatu konsep bahwa hubunganstruktur kimia dengan
aktivitas
biologis(log1/C)suatuturunansenyawadapatdinyatakansecarakuantitatifmelaluiparameter-
parametersifatkimia fisika dari subtituen,yaituparameterhidrofobik (), elektronik()dan sterik (Es).
Untukπ σmenimbulkan aktivitas biologis, molekul obat harus melalui proses-proses berikut:
a. Proses “perjalanan acak” (random walk), yaitu mulai saatobat diberikan, kemudian menembus
beberapamembran biologis hingga sampai ke tempat aksi obat. Proses ini berhubungan dengan
koefisien partisi (P),yang dinyatakan secara matematik sebagai fungsi P atau f (P).
b. Pengikatan obat padatempat reseptor,yang dinyatakan secaramatematik sebagaiKx. Proses
initergantung pada:
1) Ukuran molekul obat, termasuk stereokimia darigugus/molekul.
2) Densitas elektron dari gugus/subtituen yang terikat.
Parameter sifat kimia fisika yang sering digunakan dalam HKSA model Hansch adalah
parameter hidrofobik, elektronik dan sterik.
a. Parameter Elektronik
Struktur kimia obat dan sifat fisikokimianya, reaktivitas kimia dan kemampuan
berinteraksi dengan reseptor, pada akhirnya tergantung pada struktur elektroniknya-
susunan, sifat dan interaksi semua elektron dalam molekul. Efek distribusi elektron dalam
senyawa organik dapat langsung atau tidak langsung.
b. Parameter Sterik
Parameter sterik yang sering di gunakan dalam penelitian adalah berupa indeks topologi
c. Parameter Hidrofobik
Pada proses distribusi atau pengangkutan obat, penembusan membran biologis sangat
dipengaruhi oleh sifat kelarutan obat dalam lemak/air, suasana PH dan derajat ionisasi
(pKa).
Dalam hubungan kuantitatif struktur dan aktivitas, parameter sifat kimia fisika
yang sering dilibatkan adalah parameter hidrofobik dan elektronik. Pada proses
distribusi obat pengaruh sifat hidrofobik pada umumnya lebih besar dibanding sifat
elektronik. Proses interaksi obat-reseptor sangat dipengaruhi oleh ikatan kimia, kerapatan
elektron, ukuran molekul dan efek stereokimia, sehingga dalam hubungan struktur dan
aktivitas, ketiga parameter sifat kimia fiskadi atas ikut dilibatkan, terutama
parameter elektronik dan sterik.
(https://www.academia.edu/15683920/BAB_I_PENDAHULUAN_1.1_HKSA)
D. BEZAFIBRAT
Bezafibrat merupakan obat antiheperlipidemik. Obat antihiperlipidemik (hipolipidemik)
adalah golongan obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipida darah yang melebihi
ambang batas normal. Lipida darah (lipid plasma) terdiri dari lemak-lemak netral (trigliserida),
kolesterol (kolesterin) dan fosfolipida. Karena lipid tidak larut dalam air, zat tersebut di bawa
dalam plasma dari jaringan ke jaringan dengan cara terikat pada protein.
Indikasi
Hiperlipidemia primer tipe IIa, III, IV, dan V (klasifikasi Fredrickson), bila
pengobatan dengan diet saja terbukti tidak adekuat.
Hiperlipidemia sekunder yang menetap meskipun penyebab penyakit diobati.
Kontra Indikasi
Penyakit hati (kecuali hati yang berlemak), penyakit kandung empedu disertai
dengan koletiasis.
Gangguan berat fungsi ginjal.
Wanita hamil, menyusui.
Perhatian
Anak-anak, pasien dengan hipoalbuminemia, gagal ginjal total.
Interaksi obat :
Pengurangan penyerapan oleh Kolestiramin.
Potensiasi aksi Kumarin, Sulfonilurea, dan Insulin.
Efek Samping
Gangguan saluran pencernaan (sementara).
Reaksi alergi kulit.
Kemasan
Tablet 200 mg x 5 x 10's
Dosis
3 kali sehari 1 tablet.
Penyajian
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
Pabrik
Generik
Mekanisme kerja
memacu aktivitas lipase protein, sehingga menghidrolisis trigliserida pada khilomikron
dan VLDL.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/bezafibrat)
Bezafibrate
Sistematis (IUPAC) nama
2- (4- {2 - [(4-chlorobenzoyl) amino] etil} fenoksi) asam -2-
methylpropanoic
Data klinis
AHFS / Drugs.com Nama Obat International
MedlinePlus a682711
rute dari administrasi
Lisan
Status resmi
Status resmi UK: POM (Resep saja)
US: ℞ -hanya
Identifier
CAS Nomor 41859-67-0
kode ATC C10AB02 ( WHO )
pubchem CID 39042
IUPHAR / BPS 2668
DrugBank DB01393
ChemSpider 35.728
UNII Y9449Q51XH
kegg D01366
Chebi Chebi: 47612
ChEMBL CHEMBL264374
Data kimia
Rumus C 19 H 20 Cl N O 4
Masa molar 361,819 g / mol
SMILES[show]
inchi
III. Hasil praktikum
BEZAFIBRAT Keterangan
2-(4-{2-[4-chlorbenzoyl)amino]ethyl}phenoxy)-2-
methylpropansaure
FENOFIBRAT Keterangan
Propan-2-yl 2-{4-[(4-chlorophenyl)carbonyl]phenoxy}-2-
methylpropanate
IV. Hasil Pengamatan
Tabel 01. Perbandingan obat benzafibrat dengan derivatnya.
No Parameter Induk (Benzafibrat) Derivat (Fenofibrat)
1. Boiling Point 1024.68 [K] 888.79 [K]
2. Melting Point 762.65 [K] 524.37 [K]
3. Critical Temp 1029.99 [K] 884.23 [K]
4. Critical Pres 19.82 [Bar] 16.46 [Bar]
5. Critical Vol 991.5 [cm3/mol] 1021.5 [cm3/mol]
6. Gibbs Energy -202.42 [Kj/mol] -232.74 [kJ/mol]
7. Log P 3.77 4.75
8. MR 95.38 [cm3/mol] 98.37 [cm3/mol]
9. Heat of Form -604.56 [kJ/mol] -597.86 [kJ/mol]
10 CMR 9.6841 9.7792
V. Pembahasan
Berdasarkan analisis komputasi yang di lakukan, Analisis Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas (HKSA) obat bezafibrat dengan derivatnya merupakan salah satu aplikasi dari kimia komputasi dan juga bagian yang dipelajari dalam bidang kimia medisinal. Dengan metoda analisis HKSA, senyawa yang akan disintesis dapat didesain terlebih dahulu berdasarkan hubungan antara sifat-sifat kimia serta fisik molekul dengan aktivitas biologisnya, dengan menggunakan hubungan tersebut, aktivitas teoritik suatu senyawa baru dapat diprediksi, dan dengan demikian fokus riset dapat dipersempit, biaya dan waktu pun dapat dihemat (Kubinyi, 1993). HKSA bertujuan untuk menghubungkan struktur molekul dengan aktivitas atau sifat biologi.
Untuk memperoleh obat dengan aktivitas yang lebih tinggi, dengan efek samping atau oksisitas yang lebih rendah dan bekerja lebih selektif, perlu dilakukan modifikasi struktur molekul obat. Istilah isosterisme telah digunakan secara luas untuk menggambarkan seleksi dari bagian sruktur yang karena karakterisasi sterik, elektronik dan sifat kelarutannya, elektronik dan sifat kelarutannya, memungkinkan untuk saling dipergantikan pada modifikasi struktur molekul obat. Pada senyawa obat bezafibrat memiliki turunannya fenofibrat, yang dapat di identifikasi struktur kimianya bahwa bezafibrat memiliki gugus amina, ikatan Cl- dan gugus OH. Sedangkan pada derivatnya tidak di temukan gugus amina dan OH. Menyebabkan induknya lebih polar di bandingkan derivatnya. Disamping itu, interaksi obat reseptor ada dua nilai yang sangat penting yaitu distribusi muatan elektronik dalam obat dan reseptor, serta bentuk konformasi obat dan reseptor.
Obat bezafibrat termasuk golongan obat antilipemik yang berdasarkan perbedaan struktur kimianya termasuk ke dalam turunan asam klofobrat yang mekanismenya belum jelas, menghambat sintesis trigliserida hepatik sehingga menurunkan produksi trigliserida atau meningkatkann aktivitas enzim lipoprotein lipase sehingga meningkatkan kecepatan pengeluaran lipoporotein serum yang kaya trigliserida (Siswandono, 20008). Dimana, meningkatkan eksresi biliar kolesterol ke dalam feses. Fibrat juga menurunkan kadar fibrinogen plasma.
Golongan fibrat digunakan dalam pengobatan hipertrigliseridemia, menyebabkan penurunan yang signifikan pada kadar trigliserol plasma. Hiperlipidemia primer tipe IIa, III, IV, dan V (klasifikasi Fredrickson), bila pengobatan dengan diet saja terbukti tidak adekuat. Di samping itu indikasinya, hiperlipidemia sekunder yang menetap meskipun penyebab penyakit diobati.
Sebagai parameter pembandingnya seperti boiling point, melting poin, critical Temp-Press-Volum, Gibbs energy, heat of form, CMR, log P dan MR, di hasilkan dari data komputasi tersebut. Hal ini dapat di ketahui dari table 1 seperti Log P, CMR, Heat of form, dan MR. Log P adalah index lipofislisitas/hidrofobisitas, dan dinyatakan sebagai log P ([kelarutan dalam oktanol]/[kelarutan dalam air murni]). Sehingga semakin tinggi nilai log P, lipofilisitas semakin tinggi. Obat-obat yang bersifat hidrofobik dengan koefisien partisi tinggi akan terdistribusi pada kompartemen yang bersifat hidrofobik pula, misalnya lapisan lemak. Karena seluruh tubuh manusia terdiri dari membran yang bersifat lipofil, sehingga obat lebih larut dalam kondisi lipofil. Di tunjukkan nilai log P pada bezifibrat sebesar 3,77, sedangkan derivatnya memiliki nilai log P sebesar 4,75. Begitupun dengan MR (molekul relatif) menunjukkan ikatan yang terbentuk menentukan gaya yang bekerja pada obat tersebut. Hubungan struktur kimia bezifibrat dengan derivatnya mengalami peningkatan, yaitu 95.38 [cm3/mol] pada bezifibrat dan derivatnya sebesar 98.37 [cm3/mol] Berkaitan dengan CMR (konsentrasi molekul relatif). Sehingga derivat bezifibrat tersebut lebih dapat berikatan dan lebih larut di banding dengan induknya.
Boiling point (titik didih) adalah keadaan dimana cairan akan mendidih ketika tekanan uap cairannya sama dengan tekanan diatas permukaan cairan tersebut. Karena tekanan uap cairan berubah menurut perubahan temperaturnya, maka cairan mempunyai banyak titik didih yang berbeda, yaitu tergantung pada tekanan diatas permukaannya. Hal ini Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul cairan. Senyawa yang gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tariknya lemah maka titik didihnya rendah. Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul cairan. Senyawa yang gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tariknya lemah maka titik didihnya rendah. Adanya ikatan hidrogen antarmolekul menyebabkan titik senyawa relatif lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa lain yang memilki berat molekul sebanding. Di tunjukkan pada induk senyawa obat
tersebut memilika gugus OH, sehingga nilai boiling poin nilainya lebih besar dari derivatnya, di tunjukkan perbedaannya sebesar 1024.68 [K] dan 888,79 [K].
VI. Kesimpulan
Hubungan kuantitatif struktur dan aktivitas (HKSA) biologis obat bezifibrat dengan derivatnya fenofibrat, turunannya lebih dapat meningkatkan kelarutan senyawa dalam lemak sehingga memperpanjang masa kerja obat. Ditunjukkan sruktur kimia bezafibrat memiliki gugus NH (amina), gugus OH dan ikatan Cl-, sedangkan derivatnya di modifikasi dengan tidak di temukan gugus OH maupun NH (amina) namun memiliki ikatan Cl -. Sehingga interaksi obat-reseptor ada dua nilai yang sangat penting yaitu distribusi muatan elektronik dalam obat dan reseptor, serta bentuk konformasi obat dan reseptor. Disamping itu, pada parameter stereokimia pembandingnya yaitu nilai derivatnya meningkat pada tabel 1 Log P, CMR, Heat of form, dan MR. Log P. Merupakan parameter yang menggambarkan perubahan sifat kimiafisika, yaitu parameter hidrofobik, elektronik dan sterik.
Obat bezafibrat termasuk golongan obat antilipemik yang berdasarkan perbedaan struktur kimianya termasuk ke dalam turunan asam klofobrat yang mekanismenya belum jelas, menghambat sintesis trigliserida hepatik sehingga menurunkan produksi trigliserida atau meningkatkann aktivitas enzim lipoprotein lipase sehingga meningkatkan kecepatan pengeluaran lipoporotein serum yang kaya trigliserida.
VII. Daftar PustakaNogrady, Thomas. 1992. Kimia Medisinal: pendekatan secara biokimia; terjemahan
Raslim Rasyid dan Amir Musadad. Bandung: Penerbit ITB
Siswandono, dan Bambang Soekarjo. 1995. Kimia Medisinal Edisi I. Surabaya: Airlangga University Press.
http://www.academia.edu/9673673/Laporan_Kimia_Titik_Leleh_dan_Titik_Didih/diakses pada tanggal 22 maret 2016 pukul 19.35
https://www.academia.edu/15683920/BAB_I_PENDAHULUAN_1.1_Pendahuluan / diakses pada tanggal 21 maret 2016 pukul 05.40
http://pionas.pom.go.id/monografi/bezafibrat / diakses pada tanggal 29 maret 2016 pukul 20.15
http://pharmaciststreet.blogspot.co.id/2013/01/hubungan-struktur-aspek-stereokimia-dan.html/ diakses pada tanggal 31 maret 2016 pukul 06.20