berita rkl rpl pt.wsl

8
5 Pemantauan RKL-RPL Di PT. Wana Subur Lestari Pemantauan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) adalah salah satu program yang dilaksanakan oleh bidang dampak dan penaatan hukum lingkungan khususnya sub bidang kajian dampak lingkungan. Program pemantauan ini dilaksanakan terhadap perusahaan yang kegiatannya memiliki dampak terhadap lingkungan. RKL dan RPL adalah bagian dari dokumen yang dipersyaratkan dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Kebijakan mengenai Amdal tertera jelas dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Kebijakan ini diperjelas dengan lahirnya Peraturan pemerintah Nomor 27 tahun 1999 dan diperbaharui dengan Peraturan pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan. Menurut PP 27 tahun 2012, RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup) adalah upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan. Sedangkan definisi dari RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan. Dokumen RKL dan RPL yang telah disahkan penggunaannya (disebut dokumen induk) sebagai pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatannya, harus dilaporkan secara berkala, mulai dari tahap prakonstruksi, kontruksi, operasi dan pasca operasi. Pelaporan ini dilaksanakan setiap semester (6 bulan sekali) dan laporan yang disampaikan harus sesuai dengan isi pada dokumen induknya.

Upload: etty-septia-sari

Post on 09-Aug-2015

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Berita Rkl Rpl Pt.wsl

5

Pemantauan RKL-RPL Di PT. Wana Subur Lestari

Pemantauan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) adalah salah satu program yang dilaksanakan oleh bidang dampak dan penaatan hukum lingkungan khususnya sub bidang kajian dampak lingkungan. Program pemantauan ini dilaksanakan terhadap perusahaan yang kegiatannya memiliki dampak terhadap lingkungan.

RKL dan RPL adalah bagian dari dokumen yang dipersyaratkan dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Kebijakan mengenai Amdal tertera jelas dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Kebijakan ini diperjelas dengan lahirnya Peraturan pemerintah Nomor 27 tahun 1999 dan diperbaharui dengan Peraturan pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang izin lingkungan.

Menurut PP 27 tahun 2012, RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup) adalah upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan. Sedangkan definisi dari RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

Dokumen RKL dan RPL yang telah disahkan penggunaannya (disebut dokumen induk) sebagai pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatannya, harus dilaporkan secara berkala, mulai dari tahap prakonstruksi, kontruksi, operasi dan pasca operasi. Pelaporan ini dilaksanakan setiap semester (6 bulan sekali) dan laporan yang disampaikan harus sesuai dengan isi pada dokumen induknya.

Page 2: Berita Rkl Rpl Pt.wsl

5

Gambar 1.Contoh laporan RKL-RPL

Laporan yang telah diterima oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Kalimantan Barat tidak hanya disimpan sebagai bentuk kewajiban pengelolaan lingkungan hidup oleh perusahaan. Biasanya ditindaklanjuti dengan inspeksi ke lapangan tempat dilaksanakannya kegiatan. Bentuk kegiatan ini adalah dengan pemantauan RKL-RPL ke perusahaan. Salah satunya adalah pemantauan RKL-RPL ke PT. Wana Subur Lestari (WSL).

PT. WSL adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (hutan tanaman). Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari Alas Kusuma Group yang berlokasi di kecamatan Kubu, Batu Ampar dan Terentang kabupaten Kubu Raya.

Page 3: Berita Rkl Rpl Pt.wsl

5

Gambar 2.Lokasi kegiatan PT. WSL

Luas areal kegiatan perusahaan ini sesuai dengan surat keputusan Menteri Kehutanan nomor SK.450/Menhut-II/2010 adalah + 40.040 hektar. Jenis tanaman yang dikembangkan dalam areal ini adalah jenis Akasia Krasikarpa (Acacia Crassicarpa) sebagai tanaman pokok dan famili Meranti (Dipterocarpaceae) sebagai tanaman unggulan. Tanaman acasia carpa ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas (pulp)

Gambar 3.Bibit dan tanaman Acasia Carpa

Untuk menuju lokasi kegiatan, perjalanan dilakukan melalui jalur transportasi air (jalur sungai) dengan menggunakan speedboat.

Page 4: Berita Rkl Rpl Pt.wsl

5

Gambar 4.Penggunaan speedboat untuk transportasi ke lokasi

Perjalanan menuju lokasi kegiatan tidak cukup hanya melalui jalur sungai, tetapi harus dilanjutkan dengan menggunakan jalur transportasi darat atau transportasi air melalui kanal yang dibuat oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans). Jalur transportasi darat dapat digunakan jika cuaca sedang panas dan jalan tidak rusak. Tetapi saat musim hujan, jalur transportasi darat terputus karena tergenang oleh air. Oleh karena itu, jalur transportasi air melalui jalur kanal lebih banyak digunakan pada saat musim hujan.

Gambar 5.Kanal menuju ke lokasi

Page 5: Berita Rkl Rpl Pt.wsl

5

Pemantauan RKL-RPL ini tidak hanya dilaksanakan oleh BLHD Prov.Kalbar tetapi juga didampingi oleh BLH Kabupaten Kubu Raya. Pelaksanaan pemantauan ini juga tetap harus didampingi oleh sektor yang terkait dengan kegiatan yang dipantau yaitu Dinas Kehutanan.

Gambar 6.Kegiatan Pemantauan

Tujuan dari pemantauan ini adalah untuk melihat secara langsung kondisi lapangan terutama yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan apakah telah sesuai dengan yang tertera di dalam dokumen induk dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Adapun yang dipantau untuk kegiatan ini meliputi pengelolaan kualitas air, udara, tanah, keanekaragaman hayati, kebakaran hutan dan lahan, dan lainnya.

Page 6: Berita Rkl Rpl Pt.wsl

5

Gambar 7.

Menara api, peralatan pemadam kebakaran

Hasil pemantauan berupa temuan lapangan, disarankan dalam bentuk rekomendasi untuk segera diperbaiki dan ditindaklanjuti oleh perusahaan. Adapun temuan yang menjadi rekomendasi dalam kegiatan pemantauan RKL-RPL di PT. WSL meliputi :

1) Perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan laporan RKL-RPL semester I dan II tahun 2012 kepada BLH Kabupaten Kubu Raya dan BLHD Provinsi Kalimantan Barat. Format laporan mengacu pada Keputusan Menteri Nomor 45 tahun 2005.

2) Perusahaan wajib tetap membuat peta rencana kerja tahunan.3) Perusahaan wajib melampirkan peta potensi kebakaran (lahan

masyarakat, pemukiman penduduk yang berada di areal izin perusahaan).

4) Perusahaan wajib membuat tempat penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun (TPS-LB3) yang permanen untuk menampung oli bekas, kain majun, lampuTL rusak, tempat bekas penampungan herbisida dan aki bekas. Kontraktor yang yang bekerja di kawasan perusahaan wajib menyimpan oli bekasnya ke TPS-LB3.

Page 7: Berita Rkl Rpl Pt.wsl

5

5) Perusahaan wajib menganalisa parameter kualitas air berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001.

6) Perusahaan wajib tetap melaporkan perkembangan perbaikan upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan sebagai bentuk Continual Improvement dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Dengan pemantauan yang dilakukan secara berkala sebagai bentuk pengawasan dan pembinaan dari instansi yang terkait terhadap perusahaan, diharapkan pengelolaan lingkungan hidup dapat terus dilakukan.

Dilaporkan Oleh : Etty Septia Sari, ST, M.I.L