revisi rkl dan rpl - iif.co.idiif.co.id/images/project-summary/matriks--rkl-rpl-pengembangan... ·...

Download Revisi RKL dan RPL - iif.co.idiif.co.id/images/project-summary/Matriks--RKL-RPL-Pengembangan... · BPLHD Provinsi Jawa Barat 3. Kualitas Air 1 Kegiatan Pemboran Komponen lingkungan

If you can't read please download the document

Upload: vothuy

Post on 06-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • Pengembangan Lapangan Uapdan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2

    (Pembangunan Unit 3, 90 MWe)

    A bright star in Indonesia Energy

    Pengembangan Lapangan Uapdan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2

    (Pembangunan Unit 3, 90 MWe)

    Revisi RKL dan RPLRevisi RKL dan RPL

    LokasiKecamatan PangalenganKabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    2012

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 53

    Tabel 6.1. Matriks Ringkasan Rencana Pengelolaan Lingkungan Kegiatan Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2

    (Pembangunan Unit 3,90 MWe)

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    1. Tahap Pra Konstruksi

    Masyarakat masih ada

    yang menganggap

    bahwa pengelolaan dari

    kegiatan eksisting

    selama ini masih belum

    optimal, sehingga

    rencana Pengembangan

    Lapangan Uap dan

    PLTP Wayang Windu

    Unit 1 dan 2

    (Pembangunan Unit 3

    Sebesar 90 MWe) akan

    menimbulkan keresahan

    masyarakat. Sumber

    dampak adalah kegiatan

    survei lapangan

    Laporan

    ketidakpuasan

    masyarakat kepada

    desa masing-masing

    atau Kecamatan

    Pangalengan

    Untuk mencegah

    timbulnya gejolak sosial

    dan menekan timbulnya

    keresahan masyarakat

    - Meningkatkan komunikasi yang telah berjalan baik selama ini dengan masyarakat melalui

    berbagai aktifitas baik formal maupun informal

    yang dilakukan oleh SEGWWL maupun yang

    dilakukan oleh masyarakat

    - Melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat melalui koordinasi dengan Muspika,

    pemerintahan desa dan tingkat RW setempat

    apabila ada kegiatan bersekala besar seperti

    konstruksi, perawatan dan kegiatan lainnya,

    sehingga masyarakat mengetahuinya sehingga

    tidak timbul keresahan.

    - Senantiasa berupaya memprioritaskan penduduk setempat sebagai tenaga kerja proyek

    sesuai kualifikasi dan jumlah yang dibutuhkan

    secara transparan, khusus untuk rekanan

    (kontraktor) melalui mekanisme yang telah

    disepakati bersama.

    - Mempertahankan dan meningkatkan berbagai pengelolaan lingkungan hidup yang telah

    berjalan selama ini.

    - Menerbitkan Buletin secara periodik minimal 1 (satu) tahun sekali sebagai pegangan dan

    sumber informasi bagi masyarakat yang

    membutuhkan di Kecamatan Pangalengan.

    Buletin disebarluaskan ke setiap kantor desa di

    wilayah studi dan di Kantor Kecamatan

    Pangalengan. Buletin berisikan informasi

    umum mengenai segala aktifitas yang terkait

    dengan panas bumi di Wayang Windu termasuk

    informasi terkini yang sedang berkembang di

    masyarakat. at. Keberadaan buletin tersebut

    diharapkan menjadi bentuk interaksi perusahaan

    kepada masyarakat dan atau sebaliknya

    mengenai masukan, informasi dari keduabelah

    pihak demi membina hubungan yang lebih

    Di desa-desa terdekat dengan lokasi

    kegiatan, yaitu Desa Margamukti,

    Desa Sukamanah, Desa Wanasuka,

    Desa Margamulya, Desa Banjarsari,

    dan Desa Pangalengan

    Dilakukan setiap

    enam bulan satu

    kali selama

    kegiatan

    berlangsung

    SEGWWL BPLH

    Kabupaten

    Bandung dan

    Muspika

    Kecamatan

    Pangalengan

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 54

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    harmonis

    II. Tahap Konstruksi

    1. Kualitas Udara

    1 Kegiatan Pemboran

    Komponen lingkungan

    yang terkena dampak

    adalah penurunan

    kualitas udara ambien di

    lokasi sumur yang

    sedang dilakukan

    kegiatan Uji Produksi

    serta lokasi sekitarnya.

    Kegiatan pemboran

    sumur produksi

    merupakan kegiatan

    rutin dalam rangka

    mempertahankan

    pasokan uap untuk

    kebutuhan operasi

    pembangkit Unit 1,

    Tolok ukur dampak

    adalah kadar adalah

    H2S dan NH3

    berdasarkan

    Keputusan Menteri

    Negara Lingkungan

    Hidup No. Kep-

    50/MENLH/XI/1996

    tentang Baku Tingkat

    Kebauan, yaitu

    untuk H2S sebesar

    0,02 ppm (63 g/m3)

    dan NH3 sebesar 2,0

    ppm (1.360 g/m3)

    Mengurangi emisi gas

    H2S dan NH3 pada saat

    uji produksi sehingga

    konsentrasi pencemar di

    udara ambien menjadi

    minimal agar gangguan

    kesehatan bagi pekerja

    atau penduduk yang

    berada dalam radius

    sebaran tidak terjadi

    - Uap panas dari sumur akan dialirkan ke Rock Muffler yang telah diisi air dan NaOH atau

    larutan NaOH diinjeksikan ke dalam pipa di

    bagian hulu dari Rock Muffler. Larutan NaOH

    tersebut akan mengurangi kandungan H2S

    sebelum diemisikan ke udara. Pengelolaan

    dengan NaOH akan dilanjutkan sampai 2 jam

    setelah pembukaan uji sumur atau sampai kadar

    H2S turun dan menjadi stabil.

    - Memasang alat pendeteksi gas H2S yang dilengkapi sistem alarm yang mengeluarkan

    suara sehingga diketahui oleh seluruh pekerja

    agar menjauh dari lokasi Uji Produksi.

    - Rambu-rambu dilarang masuk bagi mereka yang tidak berkepentingan pada saat dilakukan

    uji sumur produksi

    Lokasi pengelolaan lingkungan

    dilakukan di Tapak Sumur yang

    dilakukan Uji Produksi, yaitu MBA,

    MBB, MBC, MBD, MBE, WWA,

    WW, WWC, WWD, WWE, WWF,

    WWG, WWH, WWI, WWJ, WWK,

    WWL, WWM, WWN, WWO,

    WWP, WWQ, WWR, WWS, WWT,

    WWU, WWV dan WWW

    Pengelolaan

    lingkungan

    dilakukan selama

    kegiatan Uji

    Produksi

    SEGWWL BPLH

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    2. Kegiatan Konstruksi PLTP Unit 3

    Kegiatan pengangkutan

    material tanah galian

    sekitar 73.413 m3 dari

    lokasi pembangkit Unit

    3 ke lokasi disposal

    yang jumlah ritasinya

    sekitar 68 rit/hari.

    Apabila selama

    pengangkutan terjadi

    ceceran tanah sepanjang

    jalur angkutan, maka

    pada saat musim

    kemarau akan

    menyebabkan debu

    lokal, sedangkan pada

    musim hujan akan

    menyebabkan jalan licin

    (becek)

    Kadar gas debu

    (TSP) yang

    ditimbulkan

    dibandingkan dengan

    Baku Mutu

    berdasarkan

    Peraturan Pemerintah

    No. 41 Tahun 1999

    tentang Pengendalian

    Pencemaran Udara

    untuk debu sebesar

    230 g/m3

    Untuk menekan

    konsentrasi debu agar

    tidak melebihi baku

    mutu

    - Melakukan penyiraman jalan pada saat cuaca panas khususnya di lingkungan

    permukiman apabila ritasi pengangkutan lebih

    dari 68 rit/hari atau lebih dari 10 rit/jam.

    - Menutup bak truk angkutan material (tanah) dengan terpal/plastik agar material yang

    dibawa tidak tercecer

    - Pembatasan kecepatan untuk kendaraan berat (truk) maksimal 20 km/jam

    dan kendaraan kecil maksimal 30 km/jam pada

    saat melewati permukiman.

    - Kendaraan angkutan tidak beriringan pada saat melewati permukiman, minimal interval waktu

    15 menit antara satu kendaraan dengan

    kendaraan lainnya, sehingga memungkinkan

    partikel tanah (debu) jatuh ke permukaan tanah.

    - Roda truk pengangkut tanah galian sebelum meninggalkan lokasi pembangkit Unit 3 harus

    dibersihkan terlebih dahulu dari tanah yang

    menempel pada roda, sehingga tidak mengotori

    jalan yang dilalui.

    - Apabila terjadi ceceran tanah di jalan yang dilalui, maka segera dibersihkan agar tidak

    Sepanjang jalan yang dilalui oleh

    kegiatan pengangkutan tanah galian

    ke lokasi penimbunan yang

    melewati khususnya :

    a. Kp. Kertamanah (perumahan dan Kantor Kebun Kertamanah),

    b. Kp. Cibeureum c. Kp. Cikakapa d. Kantor PTPN VIII (Kebun

    Malabar) dan permukiman

    karyawan PTPN VIII

    e. Kp. Tanara

    Dilakukan selama

    kegiatan

    pengangkutan

    tanah galian

    menuju lokasi

    disposal, kecuali

    program HSE

    dilakukan sebelum

    kegiatan

    penggalian dan

    penimbunan

    SEGWWL BPLH

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 55

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    timbul debu lokal pada saat cuaca panas,

    sedangkan pada saat turun hujan tidak

    menimbulkan lumpur (becek).

    - Memasang rambu pembatas kecepatan dan memasangnya di tempat yang strategis

    khususnya di permukiman penduduk agar sopir

    dapat mengetahuinya, serta ada pemeriksaan

    rutin terhadap kedisplinan sopir. Bagi sopir

    yang melanggar maka akan dikenai sanksi

    displin. Aturan tersebut dituangkan dalam

    kontrak kerja dengan kontraktor sehingga

    mengikat bagi kontrkator dan harus

    melaksanakannya.

    - Seluruh kendaraan yang digunakan untuk angkutan material, serta seluruh kendaraan yang

    digunakan untuk mendukung kegiatan

    SEGWWL harus kendaraan baru (5 tahun

    terakhir), serta dilengkapi uji emisi agar emisi

    gas buang memenuhi standar baku mutu.

    - Menjalankan program SHE (Safety Health and Environment) Induction khususnya terhadap

    calon sopir pengangkut tanah galian, sehingga

    mereka mengerti tentang perlindungan

    lingkungan yang dikaitkan dengan potensi

    debu.

    2. Kebisingan

    1 Kegiatan Pemboran

    Komponen lingkungan

    yang terkena dampak

    adalah peningkatan

    intensitas kebisingan di

    lokasi sumur pada saat

    kegiatan uji sumur

    produksi

    Tolok ukur dampak

    adalah tingkat

    kebisingan yang

    ditimbulkan

    dibandingkan dengan

    Baku Mutu

    (Ambient)

    berdasarkan

    Keputusan Menteri

    Lingkungan Hidup

    No. Kep

    48/MENLH/II/1996

    tentang Baku Tingkat

    Kebisingan untuk

    kebisingan, yaitu

    untuk areal Tapak

    Sumur maksimum 70

    dBA dan ruang

    Tujuan pengelolaan

    lingkungan adalah

    untuk menekan tingkat

    kebisingan akibat dari

    kegiatan uji sumur

    produksi agar tidak

    melebihi baku mutu

    - Pemasangan Rock Muffler dan atau Silencer yang dapat mereduksi kebisingan hingga 16

    dBA.

    - Pemakaian ear plug bagi pekerja yang sedang melaksanakan uji sumur produksi.

    - Memasang rambu-rambu dilarang masuk bagi mereka yang tidak berkepentingan pada saat

    dilakukan uji sumur produksi.

    - Sosialisasi / pemberitahuan kepada masyarakat

    Lokasi pengelolaan lingkungan

    dilakukan di Tapak Sumur yang

    dilakukan Uji Produksi, yaitu MBA,

    MBB, MBC, MBD, MBE, WWA,

    WW, WWC, WWD, WWE, WWF,

    WWG, WWH, WWI, WWJ, WWK,

    WWL, WWM, WWN, WWO,

    WWP, WWQ, WWR, WWS, WWT,

    WWU, WWV dan WWW

    Pengelolaan

    lingkungan

    dilakukan pada

    kegiatan uji sumur

    produksi

    SEGWWL BPLH

    Kabupaten

    Bandung.

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 56

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    terbuka hijau sebesar

    50dBA

    2. Kegiatan Konstruksi PLTP Unit 3

    Kegiatan pengangkutan

    material tanah galian

    sekitar 73.413 m3 dari

    lokasi pembangkit Unit

    3 ke lokasi disposal

    yang jumlah ritasinya

    sekitar 68 rit/hari.

    Peningkatan kebisingan

    akan terjadi sepanjang

    jalur angkutan

    khususnya di

    permukiman penduduk,

    sehingga akan

    menurunkan

    kenyamanan lingkungan

    Tingkat kebisingan

    yang ditimbulkan

    dibandingkan dengan

    Baku Mutu

    (Ambient)

    berdasarkan

    Keputusan Menteri

    Negara Lingkungan

    Hidup No. 48 Tahun

    1996 untuk

    kebisingan di

    lingkungan

    permukiman sebesar

    55dBA

    Untuk menekan tingkat

    kebisingan agar tidak

    melebihi baku mutu

    - Mengatur jumlah dan kecepatan kendaraan saat melewati permukiman penduduk agar tidak

    beriringan yaitu interval waktu antara satu

    kendaraan dengan kendaraan lain minimal 15

    menit dan kecepatan maksimum kendaraan truk

    pengangkut tanah tidak melebihi 20 km/jam.

    - Melakukan semua kegiatan angkutan pada siang hari antara jam 05.00 20.00 sehingga

    tidak mengganggu penduduk saat beristirahat

    pada malam hari.

    - Memasang rambu pembatas kecepatan dan memasangnya di tempat yang strategis

    khususnya di permukiman penduduk agar sopir

    dapat mengetahuinya, serta ada pemeriksaan

    rutin terhadap kedisplinan sopir. Bagi sopir

    yang melanggar maka akan dikenai sanksi

    displin. Aturan tersebut dituangkan dalam

    kontrak kerja dengan kontraktor sehingga

    mengikat bagi kontrkator dan harus

    melaksanakannya.

    - Seluruh kendaraan yang digunakan untuk angkutan material serta seluruh kendaraan yang

    digunakan untuk mendukung kegiatan

    SEGWWLharus kendaraan baru (5 tahun

    terakhir), serta dilengkapi knalpot standar

    (peredam suara) sehingga tingkat

    kebisingannya sesuai standar pabrik.

    - Menjalankan program SHE (Safety Health and Environment) Induction khususnya terhadap

    calon sopir pengangkut tanah galian, sehingga

    mereka mengerti tentang perlindungan

    lingkungan yang dikaitkan dengan potensi

    kebisingan

    Sepanjang jalan yang dilalui oleh

    kegiatan pengangkutan tanah galian

    menuju disposal, khususnya :

    - Kp. Kertamanah (perumahan dan Kantor Kebun

    Kertamanah),

    - Kp. Cibeureum

    - Kp. Cikakapa - Kantor PTPN VIII (Kebun

    Malabar) dan permukiman

    karyawan PTPN VIII

    - Kp. Tanara

    Selama kegiatan

    pengangkutan

    tanah galian

    menuju lokasi

    disposal, kecuali

    program SHE

    dilakukan sebelum

    kegiatan

    penggalian dan

    penimbunan

    SEGWWL BPLH

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    3. Kualitas Air

    1 Kegiatan Pemboran

    Komponen lingkungan

    yang terkena dampak

    adalah penurunan

    kualitas air permukaan

    akibat kegiatan

    pembuangan limbah cair

    pemboran, lumpur bor,

    Peraturan Menteri

    Energi dan Sumber

    Daya Mineral No.

    045 Tahun 2006

    tentang Pengelolaan

    Lumpur Bor, Limbah

    Lumpur dan Serbuk

    Untuk mempertahankan

    daya dukung air agar

    tidak merana (rentan)

    serta tidak terjadi

    gangguan terhadap

    biota air

    a. Upaya pengelolaan untuk kualitas air limbah

    pemboran dan uji sumur produksi adalah :

    1. Penggunaan lumpur bor berbahan dasar air (water based mud). Penanganan lumpur bor

    sesuai dengan Peraturan Pengelolaan Lumpur

    Bor, Limbah Lumpur dan Serbuk Bor dalam

    kegiatan Pengeboran Migas (Peraturan Menteri

    Lokasi pengelolaan lingkungan

    dilakukan di Tapak Sumur yang

    dilakukan Uji Produksi, yaitu MBA,

    MBB, MBC, MBD, MBE, WWA,

    WW, WWC, WWD, WWE, WWF,

    WWG, WWH, WWI, WWJ, WWK,

    WWL, WWM, WWN, WWO,

    Pengelolaan

    lingkungan

    dilakukan pada

    kegiatan pemboran

    dan uji sumur

    produksi

    SEGWWL BPLH

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung

    & BPLHD

    Provinsi

    Jawa

    Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 57

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    keratan (cutting), serta

    limbah cair uji produksi

    Bor Pada Kegiatan

    Pemboran Minyak

    dan Gas Bumi dan

    PP No. 18 jo. 85

    tahun 1999, tentang

    Penanganan Limbah

    B3. Pengelolaan

    limbah cair

    pemboran dan

    saluran drainase

    mengacu kepada

    PERMENLH No. 04

    Tahun 2007

    Lampiran II.

    Sedangkan untuk

    kualitas air

    permukaan adalah

    Peraturan Pemerintah

    No. 82 tahun 2001

    tentang Pengelolaan

    Kualitas Air dan

    pengendalian

    Pencemaran Air

    ESDM No. 045 Tahun 2006).

    2. Pengelolaan Lumpur Bor dan Serbuk Bor dan tingkat toksisitas berdasarkan Peraturan

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.

    045 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Lumpur

    Bor, Limbah Lumpur dan Serbuk Bor Pada

    Kegiatan Pemboran Minyak dan Gas Bumi dan

    PP No. 18 jo. 85 tahun 1999, tentang

    Penanganan Limbah B3.

    3. Pemboran menggunakan teknologi air drilling saat masuk zona reservoir untuk

    mengurangi pemakaian air, sehingga

    penggunaan lumpur bor dapat dikurangi untuk

    setiap lubang sumur bor.

    4. Limbah pemboran ditampung di kolam penampung limbah (waste pit) yang dilapisi

    HDPE yaitu bahan yang impermeable,

    kapasitas kolam tersebut sekitar 6.000 m3.

    5. Cutting dipisahkan di shale shaker, kemudian masuk ke cutting box, selanjutnya dibawa ke

    TPS di Tapak Sumur MBA menggunakan dump

    truk yang dilengkapi kain penutup. Keratan

    sumur yang terkumpul di TPS diambil oleh

    pihak ketiga yang meiliki ijin dari KLH Jakarta.

    6. Penggunaan air untuk pembuatan lumpur pemboran berasal dari Condensate yang

    ditampung di Thermal Pond, kemudian

    dipompakan melalui pipa ke lokasi sumur yang

    dibor, sehingga tidak menimbulkan konflik

    dengan masyarakat yang menggunakan air

    permukaan. Setelah selesai kegiatan pemboran,

    air tersebut dikembalikan ke Thermal Pond.

    7. Air terproduksi yang dihasilkan dari kegiatan uji sumur produksi, digabungkan dengan air

    limbah pemboran, kemudian disalurkan

    kembali ke Thermal Pond untuk diinjeksikan ke

    sumur injeksi.

    b) Upaya pengelolaan ceceran minyak, oli dan

    pelumas adalah :

    1. Membuat saluran drainase sekeliling rig pemboran dan gudang agar air hujan yang

    mengandung minyak tidak menyebar,

    kemudian disalurkan ke Oil Trap.

    2. Membuat Oil Trap untuk memisahkan lapisan minyak yang terbawa oleh air hujan, kemudian

    lapisan minyak yang terkumpul di angkut ke

    TPS B3 dan diambil oleh pihak ketiga yang

    WWP, WWQ, WWR, WWS, WWT,

    WWU, WWV dan WWW

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 58

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    meiliki ijin dari KLH Jakarta.

    3. Ceceran pelumas dan pelumas bekas dikumpulkan dan di angkut ke TPS B3 dan

    diambil oleh pihak ketiga yang meiliki ijin dari

    KLH Jakarta.

    c) Upaya pengelolaan limbah cair domestik dan

    limbah padat adalah :

    1. Pembuatan septik tank yang dilengkapi bidang rembesan untuk limbah domestik

    (MCK).

    2. Limbah domestik padat akan dikumpulkan dan diimbil oleh Dinas Kebersihan

    Kabupaten Bandung untuk dikirim ke TPA

    sampah.

    3. Sisa bahan kimia lumpur bor akan dikumpulkan dan dikembalikan ke gudang

    untuk dipergunkan kembali dalam pemboran

    berikutnya

    2. Kegiatan PLTP Unit 3

    Kegiatan pengggalian di

    PS dan penimbunan di

    lokasi disposal sekitar

    73.413 m3 pada saat

    konstruksi pondasi

    pembangkit Unit 3 dan

    penimbunan tanah

    galian di lokasi disposal

    akan meningkatkan

    pelumpuran, kekeruhan

    dan TSS di perairan

    umum khususnya anak

    Sungai Cisangkuy,

    cibeureum dan Cilaki

    pada saat turun hujan

    akibat material tanah

    terbawa oleh air hujan

    Baku Mutu

    berdasarkan PP No.

    82 Tahun 2001,

    Golongan 2 dan

    Keputusan Gubernur

    Jawa Barat No. 39

    Tahun 2000

    Untuk mempertahankan

    daya dukung air agar

    tidak merana (rentan)

    serta tidak terjadi

    gangguan terhadap

    biota air

    - Dibuatkan saluran air hujan darurat terlebih dahulu disekeliling lokasi sebelum dilakukan

    penggalian di PS dan penimbunan di disposal,

    pada ujung saluran tersebut dibuat kolam (bak)

    pengendapan untuk menampung lumpur yang

    terbawa air hujan sehingga TSS yang terbawa

    pada saat hujan dapat dikendalikan.

    - Penggalian untuk pondasi dilakukan secara selektif artinya hanya pada batas-batas kawasan

    yang telah ditandai sebagai rencana tapak

    pondasi, kemudian tanah hasil galian segera

    diangkut ke lokasi disposal agar potensi erosi

    apabila turun hujan dapat diminimalkan.

    - Penimbunan tanah galian di disposal area dilakukan secara bertahap, lapis demi lapis

    maksimal setiap 50 cm segera dipadatkan agar

    tanah tidak gembur, sehingga apabila turun hujan

    akan mengurangi erosi.

    - Daerah curam dan rentan gerakan tanah (longsor) di lokasi disposal perlu dibangun dinding penahan

    tanah (DPT) atau retaining wall atau bronjong

    kawat, sehingga tidak terjadi longsoran

    khususnya pada saat turun hujan.

    - Menjalankan program SHE (Safety Health and Environment) Induction khususnya terhadap

    calon pekerja di bagian pondasi, sehingga mereka

    - Lokasi penggalian pondasi di pembangkit Unit 3.

    - Lokasi yang berada di selatan Power Stattion (PS) unit 1&2.

    - Lokasi yang berada di disposal area WWE Wellpad.

    - Lokasi disposal area MBC Wellpad.

    - Lokasi disposal area WWN

    Pembuatan saluran

    air hujan, kolam

    pengendapan, DPT

    dan program SHE

    dilakukan sebelum

    penggalian dan

    penimbunan

    dilakukan,

    sedangkan yang

    lainnya dilakukan

    selama kegiatan

    penggalian dan

    penimbunan

    SEGWWL BPLH

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 59

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    mengerti tentang perlindungan lingkungan yang

    dikaitkan dengan potensi pelumpuran/erosi

    4. Fisiografi dan Geologi

    Kegiatan penimbunan

    sebanyak 73.413 m3 di

    lokasi disposal pada saat

    konstruksi pondasi

    pembangkit Unit 3 dan

    penimbunan tanah hasil

    galian di lokasi disposal

    akan berpotensi

    menimbulkan longsoran

    karena daerahnya cukup

    miring khususnya di

    lokasi disposal area

    MBC

    Terjadinya gerakan

    tanah (longsor) di

    lokasi disposal

    Untuk mempertahankan

    kondisi kestabilan tanah

    di lokasi disposal

    - Dibuatkan saluran air hujan darurat terlebih dahulu disekeliling lokasi sebelum dilakukan

    penimbunan di lokasi disposa agar air hujan dari

    bagian atas (dari luar) lokasi penimbunan tidak

    masuk ke lokasi yang sedang ditimbun, sehingga

    gerakan tanah dapat diminimalkan.

    - Penimbunan tanah galian di disposal dilakukan secara bertahap, lapis demi lapis maksimal setiap

    50 cm segera dipadatkan agar tanah tidak gembur,

    sehingga apabila turun hujan akan mengurangi

    erosi.

    - Daerah curam dan rentan gerakan tanah (longsor) di lokasi disposal perlu dibangun dinding penahan

    tanah (DPT) atau retaining wall atau bronjong

    kawat, sehingga tidak terjadi longsoran

    khususnya pada saat turun hujan.

    - Menjalankan program SHE (Safety Health and Environment) Induction khususnya terhadap

    calon pekerja di bagian pondasi, sehingga mereka

    mengerti tentang perlindungan lingkungan yang

    dikaitkan dengan potensi pelumpuran/erosi.

    - Lokasi yang berada di selatan Power Station (PS) unit 1&2.

    - Lokasi yang berada di disposal area WWE -.

    - Lokasi disposal area MBC.

    - Lokasi disposal area WWN

    Pembuatan saluran

    air hujan, kolam

    pengendapan, DPT

    dan program SHE

    dilakukan sebelum

    penggalian dan

    penimbunan

    dilakukan,

    sedangkan yang

    lainnya dilakukan

    selama kegiatan

    penggalian dan

    penimbunan

    SEGWWL BPLH

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    5. Lalulintas

    Terjadinya kerusakan

    jalan berupa jalan

    berlubang yang dapat

    menimbulkan keresahan

    penduduk sepanjang

    jalan yang dilalui.

    Sumber dampaknya

    adalah angkutan

    material dan peralatan

    pemboran, serta

    angkutan tanah galian

    menuju lokasi disposal

    Tingkat kerusakan

    jalan sebelum

    kegiatan berlangsung

    Bertujuan untuk

    meminimalisir tingkat

    kerusakan jalan agar

    kenyamanan

    masyarakat pengguna

    jalan tidak terganggu

    - Sebelum dilakukan kegiatan pengangkutan material dan peralatan yang menggunakan alat

    dan kendaraan berat, maka dilakukan sosialisasi

    melalui surat pemberitahuan formal kepada para

    pemangku kepentingan terkait terlebih dahulu

    - Melakukan perbaikan jalan sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan beradasarkan pertimbangan

    teknik dan sosial secara proporsional.

    - Penjadwalan pengangkutan atau mobilisasi kendaraan dengan kualifikasi berat khusus di

    jalur akses (Norogtog Berman Sukadana

    Tirtasari Cinyiruan Cibeureum Cikakapa

    Cibitung - Kertamanah) Wayang Windu yaitu

    mulai jam 05.00 WIB hingga 20.00 WIB,

    terkecuali pada saat keadaan/kondisi darurat

    dengan pemberitahuan sebelumnya, serta

    pemasangan rambu-rambu lalu lintas sesuai

    arahan Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung

    dan selalu berkoordinasi.

    Di sepanjang jalan menuju lokasi

    kegiatan, khususnya di wilayah

    Norogtog Berman Sukadana

    Tirtasari Cinyiruan Cibeureum

    Kertamanah, , Kp. Cibitung, Kp.

    Cikakapa dan perumahan karyawan

    PTPN VIII Kebun Malabar dan Kp.

    Tanara

    Dilakukan sebelum

    kegiatan

    (sosialisasi),

    selama kegiatan

    pengangkutan dan

    setelah kegiatan

    konstruksi

    (perbaikan jalan)

    SEGWWL BPLH

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 60

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    - Untuk mobilisasi peralatan PLTP Unit 3 yang memiliki ukuran dan berat yang khusus

    (Transformer, Turbin, Generator) pengelolaan

    yang dilakukan berdasarkan pengalaman

    mobilisasi saat pengembangan Unit 1 dan Unit 2

    yaitu melibatkan aparat Kepolisian(Polisi Sektor

    Pangalengan dan Resort Kota Besar Bandung)

    dan DLLAJ setempat

    6. Biota Air

    Kegiatan penggalian di

    PS dan penimbunan di

    lokasi disposal akan

    menimbulkan gangguan

    terhadap biota air karena

    terjadi penurunan

    kualitas air. Kegiatan

    penyebabnya adalah

    bahan galian sekitar

    73.413 m3 pada saat

    konstruksi pondasi

    pembangkit Unit 3 dan

    penimbunannya di

    lokasi disposal

    Keanekaan jenis

    plankton dan benthos

    digunakan tolok ukur

    Indeks Diversitas

    Shannon- Wiener dan

    indeks dominansi

    Simpson

    Untuk mempertahankan

    daya dukung air agar

    tidak terjadi gangguan

    terhadap biota air

    - Dibuatkan saluran air hujan darurat terlebih dahulu disekeliling lokasi sebelum dilakukan

    penggalian di PS dan penimbunan di disposal,

    pada ujung saluran tersebut dibuat kolam (bak)

    pengendapan untuk menampung lumpur yang

    terbawa air hujan sehingga TSS yang terbawa

    pada saat hujan dapat dikendalikan.

    - Penggalian untuk pondasi dilakukan secara selektif artinya hanya pada batas-batas kawasan

    yang telah ditandai sebagai rencana tapak

    pondasi, kemudian tanah hasil galian segera

    diangkut ke lokasi disposal agar potensi erosi

    apabila turun hujan dapat diminimalkan.

    - Penimbunan tanah galian di disposal dilakukan secara bertahap, lapis demi lapis maksimal setiap

    50 cm segera dipadatkan agar tanah tidak

    gembur, sehingga apabila turun hujan akan

    mengurangi erosi.

    - Daerah curam dan rentan gerakan tanah (longsor) di lokasi disposal perlu dibangun dinding

    penahan tanah (DPT) atau retaining wall atau

    bronjong kawat, sehingga tidak terjadi longsoran

    khususnya pada saat turun hujan.

    - Menjalankan program SHE (Safety Health and Environment) Induction khususnya terhadap

    calon pekerja di bagian pondasi, sehingga

    mereka mengerti tentang perlindungan

    lingkungan yang dikaitkan dengan potensi

    pelumpuran/erosi

    - Lokasi penggalian pondasi di pembangkit Unit 3.

    - Lokasi yang berada di selatan Power Station (PS) unit 1&2.

    - Lokasi yang berada di disposal area WWE .

    - Lokasi disposal area MBC.

    - Lokasi disposal area WWN

    Pembuatan saluran

    air hujan, kolam

    pengendapan, DPT

    dan program SHE

    dilakukan sebelum

    penggalian dan

    penimbunan

    dilakukan,

    sedangkan yang

    lainnya dilakukan

    selama kegiatan

    penggalian dan

    penimbunan

    SEGWWL BPLH

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    7. Mata Pencaharian

    1. Mobilisasi Dan Aktivitas Tenaga Kerja Konstruksi

    Terbukanya kesempatan

    kerja dan peluang usaha

    bagi masyarakat

    setempat sebagai

    dampak dari kegiatan

    Jumlah masyarakat

    setempat yang

    direkrut sebagai

    tenaga kerja sesuai

    kualifikasi dan

    Meningkatkan

    pendapatan masyarakat

    dan aktivitas ekonomi

    lokal

    - Senantiasa berupaya memprioritaskan penduduk setempat sebagai tenaga kerja proyek

    sesuai kualifikasi dan jumlah yang dibutuhkan

    secara transparan, khusus untuk rekanan

    (kontraktor) melalui mekanisme yang telah

    Lokasi pengelolaan lingkungan

    adalah di desa-desa terdekat dengan

    lokasi kegiatan, yaitu Desa

    Margamukti, Desa Sukamanah,

    Desa Wanasuka, Desa Margamulya,

    Dilakuakan satu

    kali sebelum

    kegiatan

    berlangsung

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 61

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    mobilisasi dan aktivitas

    tenaga kerja konstruksi

    untuk kegiatan

    pemboran yang akan

    melibatkan tenaga kerja

    sekitar 150 orang dan

    kegiatan konstruksi

    pembangunan lapangan

    uap dan pembangkit

    Unit 3 sebanyak 350

    orang dan 800 orang

    saat puncaknya

    kebutuhan, serta

    usaha penduduk yang

    terkait dengan

    kegiatan konstruksi

    dan tenaga kerja

    pendatang

    disepakati bersama

    - Mekanisme perekrutan tenaga kerja setempat yang selama ini dilakukan dapat dievaluasi

    bersama dengan pemangku kepentingan terkait

    agar harapan masyarakat dan keluhan selama

    ini dapat direspon dengan baik

    Desa Banjarsari, dan Desa

    Pangalengan.

    Jawa Barat

    2. Pematangan Lahan

    Kegiatan penimbunan

    tanah hasil kegiatan

    penggalian sebanyak

    73.413 m3 di lokasi

    disposal apabila longsor

    dan mengenai kebun

    sayuran yang berbatasan

    dengan lokasi timbunan

    akan menimbulkan

    terganggunya mata

    pencaharian petani

    akibat hasil panen

    terganggu, sehingga

    dikhawatirkan akan

    menimbulkan keresahan

    Laporan tentang

    kejadian longsor

    yang menyebabkan

    kebun penduduk

    terganggu

    Untuk meminimalisir

    gangguan terhadap

    kebun petani dan

    mencegah keresahan

    - Dibuatkan saluran air hujan darurat terlebih dahulu disekeliling lokasi sebelum dilakukan

    penimbunan di lokasi disposa agar air hujan dari

    bagian atas (dari luar) lokasi penimbunan tidak

    masuk ke lokasi yang sedang ditimbun, sehingga

    gerakan tanah dapat diminimalkan.

    - Penimbunan tanah galian di disposal dilakukan secara bertahap, lapis demi lapis maksimal setiap

    50 cm segera dipadatkan agar tanah tidak gembur,

    sehingga apabila turun hujan akan mengurangi

    erosi.

    - Daerah curam dan rentan gerakan tanah (longsor) di lokasi disposal perlu dibangun dinding penahan

    tanah (DPT) atau retaining wall atau bronjong

    kawat, sehingga tidak terjadi longsoran khususnya

    pada saat turun hujan.

    - Menjalankan program SHE (Safety Health and Environment) Induction khususnya terhadap calon

    pekerja di bagian pondasi, sehingga mereka

    mengerti tentang perlindungan lingkungan yang

    dikaitkan dengan potensi pelumpuran/erosi.

    - Memberi kompensasi bagi tanaman yang terkena gangguan langsung di sekitar area kerja oleh

    kegiatan penimbunan. Pemberian kompensasi

    dilakukan sesuai mekanisme dan memegang asas

    kepatutan yang berlaku berdasarkan kesepahaman

    bersama

    Di lokasi disposal yang berbatasan

    dengan kebun penduduk yaitu

    sekitar disposal area Power Station

    Unit 1 dan 2 serta disposal area

    MBC

    Dilakukan sebelum

    dan selama

    kegiatan

    penimbunan

    berlangsung

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    8. Keresahan

    Keresahan penduduk

    merupakan dampak

    turunan dari kerusakan

    Kejadian protes dari

    penduduk bahkan

    kemungkinan

    Untuk mencegah

    timbulnya gejolak sosial

    dan menekan timbulnya

    - Melakukan pengelolaan terhadap komponen lingkungan lalulintas (kerusakan jalan) akibat

    dampak kegiatan angkutan material dan peralatan

    - Sepanjang jalur angkutan untuk kegiatan pemboran dan

    sepanjang jalur angkutan menuju

    Sebelum dan

    selama kegiatan

    bersangkutan

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 62

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    jalan akibat angkutan

    kegiatan mobilisasi

    kendaraan

    material/peralatan

    pemboran dan

    pengangkutan tanah

    buangan ke lokasi

    disposal, serta

    timbulnya dampak

    terhadap tanaman di

    sekitar lokasi disposal

    area Power Station Unit

    1 & 2 dan disposal area

    MBC

    terjadinya unjuk rasa

    akibat tidak terkelola

    dengan baik dampak

    utama

    keresahan masyarakat pemboran, serta angkutan tanah hasil buangan

    agar tidak terjadi kerusakan jalan.

    - Melakukan pengelolaan terhadap komponen lingkungan fisiografi dan geologi akibat kegiatan

    penimbunan tanah hasil buangan di lokasi

    disposal, tanaman di sekitar lokasi disposal area

    Power Station Unit 1 & 2 dan disposal area MBC

    tidak terkena gangguan dari lokasi penimbunan

    disposal, yaitu wilayah Kp.

    Kertamanah, Kp. Cinyiruan dan

    Kp. Tirtasari, Kp. Cibitung dan

    perumahan karyawan PTPN VIII

    Kebun Malabar dan Kp. Tanara.

    - Lokasi disposal area Power Station Unit 1 & 2 dan disposal

    area MBC

    berlangsung Kabupaten

    Bandung

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    9. Kamtibmas

    Adanya keresahan

    masyarakat karena

    timbulnya gannguan

    jalan berupa jalan

    berlubang yang dapat

    menimbulkan keresahan

    penduduk sepanjang

    jalan akses yang dilalui

    pada saat kegiatan

    angkutan material dan

    peralatan pemboran,

    serta angkutan tanah

    buangan menuju lokasi

    disposal

    Adanya ungkapan

    ketidak-puasan

    masyarakat yang

    berujung terjadinya

    protes terhadap

    kegiatan

    Untuk mencegah

    timbulnya gejolak sosial

    dan gangguan

    kamtibmas

    - Terus menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat.

    - Mengatur jumlah dan kecepatan kendaraan pengangkut saat melewati permukiman penduduk

    agar tidak beriringan dengan kecepatan

    maksimum kendaraan tidak melebihi 30 km/jam.

    - Melakukan semua kegiatan pada siang hari dan jadwal yang berlaku untuk lintasan di jalan akses

    - Menutup bak truk pengangkut material galian menggunakan suatu lapisan (kain terpal) sehingga

    partikel galian tidak tertiup angin pada saat

    diangkut ke disposal area.

    - Meningkatkan upaya pengelolaan lingkungan hidup terhadap kegiatan yang telah berjalan

    Lokasi pengelolaan lingkungan

    adalah di wilayah permukiman yang

    dilalui angkutan material dan

    peralatan pemboran dan tanah galian

    menuju lokasi disposal, yaitu

    wilayah Kp. Kertamanah, Kp.

    Cinyiruan dan Kp. Tirtasari, Kp.

    Cibitung dan perumahan karyawan

    PTPN VIII Kebun Malabar dan Kp.

    Tanara

    Selama kegiatan

    pematangan lahan

    berlangsung

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    10 Kenyamanan

    Gangguan kenyamanan

    disebabkan kerusakan

    jalan (komponen

    lalulintas) berupa jalan

    berlubang yang dapat

    menimbulkan debu pada

    saat cuaca panas (debu

    yang menempel pada

    permukaan bangunan

    dan tanaman) dan becek

    pada saat hujan

    Debu yang

    menempel pada

    permukaan bangunan

    dan tanaman pada

    saat cuaca panas dan

    becek pada saat

    hujan

    Untuk mencegah debu

    dan pelumpuran (becek)

    akibat ceceran tanah

    dan kerusakan jalan,

    sehingga tidak

    menimbulkan gangguan

    kenyamanan

    - Melakukan pengelolaan terhadap komponen kualitas udara agar debu lokal dan pelumpuran

    yang disebabkan ceceran tanah sepanjang jalur

    angkutan dapat diminimalkan.

    - Melakukan pengelolaan terhadap komponen kebisingan agar peningkatan kebisingan

    sepanjang jalur angkutan memenuhi baku mutu

    lingkungan permukiman.

    - Melakukan pengelolaan terhadap kerusakan jalan (komponen lalulintas) agar tidak timbul debu

    lokal dan pelumpuran sepanjang jalur angkutan

    Lokasi pengelolaan lingkungan

    adalah di wilayah permukiman yang

    dilalui angkutan material dan

    peralatan pemboran dan tanah galian

    menuju lokasi disposal, yaitu

    wilayah Kp. Kertamanah, Kp.

    Cinyiruan dan Kp. Tirtasari, Kp.

    Cibitung dan perumahan karyawan

    PTPN VIII (Kebun Malabar) dan

    Kp. Tanara

    Selama kegiatan

    pematangan lahan

    berlangsung

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 63

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    sepanjang jalan yang

    dilalui pada saat

    kegiatan angkutan

    material dan peralatan

    pemboran, serta

    kebisingan yang

    menyebabkan gangguan

    istirahat penduduk

    sepanjang jalan

    angkutan

    11 Angka Kesakitan

    Gangguan kesehatan

    berupa angka kesakitan

    ISPA disebabkan

    kerusakan jalan

    (komponen lalulintas)

    berlubang dan ceceran

    tanah yang dapat

    menimbulkan debu pada

    saat cuaca panas

    sepanjang jalan

    angkutan material dan

    peralatan pemboran dan

    tanah galian menuju

    lokasi disposal

    Data tentang 10

    penyakit dominan

    dari Puskesmas

    Pangalengan,

    khususnya jumlah

    penderita ISPA

    Untuk meminimalkan

    gangguan Kesehatan

    Masyarakat yang dapat

    menimbulkan angka

    kesakitan

    - Melakukan pengelolaan terhadap komponen kualitas udara agar debu lokal dan pelumpuran

    yang disebabkan ceceran tanah sepanjang jalur

    angkutan dapat diminimalkan.

    - Melakukan pengelolaan terhadap kerusakan jalan (komponen lalulintas) agar tidak timbul debu

    lokal dan pelumpuran sepanjang jalur angkutan

    Lokasi pengelolaan lingkungan

    adalah di wilayah permukiman yang

    dilalui angkutan material dan

    peralatan pemboran dan tanah galian

    menuju lokasi disposal, yaitu

    wilayah Kp. Kertamanah, Kp.

    Cinyiruan dan Kp. Tirtasari, Kp.

    Cibitung dan perumahan karyawan

    PTPN VIII Kebun Malabar dan Kp.

    Tanara

    Selama kegiatan

    pematangan lahan

    berlangsung

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    12 Kesehatan Masyarakat

    Gangguan Kesehatan

    Masyarakat akibat

    vektor penyakit

    disebabkan kerusakan

    jalan (komponen

    lalulintas) berlubang dan

    ceceran tanah yang

    dapat menimbulkan

    debu pada saat cuaca

    panas dan lumpur pada

    saat hujan sepanjang

    jalan angkutan material

    dan peralatan pemboran

    dan tanah galian menuju

    lokasi disposal

    Debu yang

    menempel pada

    permukaan bangunan

    dan tanaman pada

    saat cuaca panas dan

    lumpur pada saat

    hujan

    Untuk meminimalkan

    gangguan Kesehatan

    Masyarakat

    - Melakukan pengelolaan terhadap komponen kualitas udara agar debu lokal dan pelumpuran

    yang disebabkan ceceran tanah sepanjang jalur

    angkutan dapat diminimalkan.

    - Melakukan pengelolaan terhadap kerusakan jalan (komponen lalulintas) agar tidak timbul debu

    lokal dan pelumpuran sepanjang jalur angkutan

    Lokasi pengelolaan lingkungan

    adalah di wilayah permukiman yang

    dilalui angkutan material dan

    peralatan pemboran dan tanah galian

    menuju lokasi disposal, yaitu

    wilayah Kp. Kertamanah, Kp.

    Cinyiruan dan Kp. Tirtasari, Kp.

    Cibitung dan perumahan karyawan

    PTPN VIII Kebun Malabar dan Kp.

    Tanara

    Selama kegiatan

    pematangan lahan

    berlangsung

    SEGWWL Dinas

    Kesehatan dan

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung.

    Dinas

    Kesehatan

    dan BPLH

    Kabupaten

    Bandung ,

    serta

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    III Tahap Operasi

    1. Kualitas Udara

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 64

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    Pengoperasian lapangan

    uap dan PLTP Unit 1,

    Unit 2 dan Unit 3 akan

    meningkatkan gas H2S

    dan NH3 di udara

    ambient, sehingga

    dikhawatirkan akan

    menimbulkan gangguan

    terhadap kesehatan

    (ISPA). Sumber dampak

    berasal dari non

    condensable gas (NCG)

    yang tidak retangkap

    (terserap) air di cooling

    tower, sehingga terlepas

    ke udara bebas

    Kadar emisi gas H2S

    dan NH3 dari

    cerobong cooling

    tower, kemudian

    dibandingkan dengan

    baku mutu menurut

    Peraturan Menteri

    Lingkungan Hidup

    No. 21 tahun 2008

    tentang Baku Mutu

    Emisi Sumber Tidak

    Bergerak Bagi Usaha

    Dan/Atau Kegiatan

    Pembangkit Tenaga

    Listrik Termal, yaitu

    untuk gas H2S

    sebesar 35 mg/m3

    dan NH3 sebesar 0,5

    mg/m3 dan untuk

    udara ambien

    Keputusan Menteri

    Negara Lingkungan

    Hidup No. Kep-

    50/MENLH/XI/1996

    tentang Baku Tingkat

    Kebauan, yaitu

    untuk H2S sebesar

    0,02 ppm (63 g/m3)

    dan NH3 sebesar 2,0

    ppm (1.360 g/m3)

    Untuk menekan

    konsentrasi H2S agar

    tidak melebihi baku

    mutu

    - Pengelolaan terhadap kualitas udara selama masa operasional PLTP adalah melalui pemipaan non

    condensable gas (NCG) yang dialirkan ke menara

    pendingin agar gas tersebut larut dalam air

    kondensat yang kemudian diinjeksikan ke dalam

    sumur injeksi.

    - Pembersihan Pipa air distribusi dan filler Menara Pendingin secara rutin untuk menurunkan

    temperatur pendinginan steam di kondenser agar

    kelarutan NCG menjadi optimum, sehingga emisi

    NCG menjadi minimal

    Lokasi PLTP, khususnya pada

    menara pendingin

    Selama operasional

    PLTP berlangsung

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    2. Kebisingan

    Kebisingan yang

    ditimbulkan dari turbin

    dan generator

    pembangkit Unit 1 dan

    Unit 2 masih memenuhi

    baku mutu namun

    apabila ditambah

    dengan turbin dan

    generator pembangkit

    Unit 3 maka berpotensi

    akan meningkatkan

    kebisingan. Sumber

    dampak adalah

    pengoperasian PLTP

    Unit 1, Unit 2 dan Unit

    Tingkat kebisingan

    yang ditimbulkan

    dibandingkan dengan

    Baku Mutu

    berdasarkan

    Keputusan Menteri

    Negara Lingkungan

    Hidup No.Kep-

    48/MENLH/XI/1996,

    tentang Baku Tingkat

    Kebisingan, yaitu

    tingkat kebisingan

    untuk daerah

    industry (areal Power

    Station) sebesar 70

    Untuk menekan tingkat

    kebisingan agar tidak

    melebihi baku mutu

    - Memelihara secara rutin berbagai mesin pembangkit agar suara yang ditimbulkan oleh

    mesin tersebut tetap normal sesuai standar

    pabriknya.

    - Pengelolaan lingkungan pada saat kondisi emergency dan overhaul, maka steam dialirkan

    ke Rock Muffler yang dapat mereduksi

    kebisingan sebesar 16 dBA.

    - Memelihara dan melakukan peremajaan tanaman green barrier sekitar batas areal Power Station

    karena sebaran kebisingan dapat diredam

    (tereduksi) sebesar 2 - 5 dBA (Raw dan Wooten,

    1980) oleh tanaman tergantung jenis dan

    kerapatan tanaman

    Lokasi PLTP Unit 1, Unit 2 dan

    Unit 3

    Selama operasional

    PLTP Unit 1, Unit

    2 dan Unit 3

    berlangsung.

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 65

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    3 dBA, areal terbuka

    hijau (kebun teh dan

    hutan) adalah 50

    dBA dan lingkungan

    permukiman adalah

    55 Dba

    3. Kualitas Air

    1. Pengoperasian Lapangan Uap

    Pengoperasian

    tambahan lapangan uap

    WWT akan

    meningkatkan jumlah

    brine water menjadi

    158.745 m3/bulan (5.292

    m3/hari) dari

    sebelumnya 119.059

    m3/bulan (3.969 m3/hari)

    dan akan diinjeksikan ke

    dalam sumur yang telah

    beroperasi yaitu sumur

    injeksi WWW-1

    Jumlah brine water

    yang mengalir ke

    anak Sungai

    Cisangkuy.

    Untuk mencegah agar

    brine water tidak masuk

    ke air permukaan

    - Menginjeksikan seluruh Brine Water yang dihasilkan dari lapangan uap ke dalam sumur

    injeksi WWW-1.

    - Memlihara sumur injeksi cadangan agar siap digunakan setiap saat apabila terjadi gangguan di

    sumur injeksi WWW-1. Apabila proses injeksi

    Brine Water ke sumur injeksi WWW-1

    mengalami gangguan, maka bisa dilakukan

    injeksi ke sumur WWW-2.

    - Membuat jalur pipa interkoneksi antar jalur pipa injeksi agar apabila terjadi gangguan dengan

    salah satu sumur injeksi baik itu di WWF atau

    WWW, maka injeksi bisa dilaihkan ke WWW

    atau sebaliknya ke WWF karena ke dua lokasi

    tersebut sudah terpasang jalur pipanya.

    - Mempertahankan kapasitas pipa untuk Brine saat ini sebesar 300 kg/s. Yang terpakai saat ini

    sebesar 30 kg/s, sedangkan setelah Unit 3

    beroperasi diperkirakan menghasilkan Brine

    sebesar 30 kg/s, sehingga kapasitas pipa tidak

    terlampaui. , Untuk itu, jalur pipa ke sumur

    injeksi sampai saat ini tidak perlu ada

    penambahan dan cukup dengan jalur yang ada

    - Pemeliharaan rutin meliputi penggantian pipa secara berkala dan pemeriksaan jalur injeksi

    brine dari PLTP ke sumur injeksi

    Sumur injeksi WWW-1 dan area

    kegiatan SEGWWL

    Selama operasional

    lapangan uap

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    2. Pengoperasian PLTP Unit 1, 2 dan Unit 3

    Pengoperasian PLTP

    akan menghasilkan

    Condensate dari Unit 1

    dan Unit 2 (eksisting)

    adalah sekitar 380.808

    m3/bulan (12.693

    m3/hari), akan

    meningkat sebesar

    126.936 m3/bulan (4.231

    Jumlah Condensate

    yang mengalir ke

    anak Sungai

    Cisangkuy

    Untuk mencegah agar

    Condensate tidak

    masuk ke air

    permukaan

    - Menginjeksikan seluruh air condensate yang berasal dari Cooling Tower pembangkit Unit 1,

    Unit 2 dan Unit 3 ke dalam sumur injeksi yang

    telah beroperasi yaitu sumur injeksi WWF-1 dan

    WWF-3.

    - Memelihara sumur injeksi cadangan agar siap diginakan setiap saat apabila terjadi gangguan di

    sumur injeksi WWF-1 dan WWF-3. Apabila

    proses injeksi condensate ke sumur injeksi

    Sumur injeksi WWF-1 dan WWF-3

    dan area kegiatan SEGWWL

    Dilakukan selama

    operasional seluruh

    unit PLTP

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 66

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    m3/hari) setelah

    pembangkit Unit 3

    beroperasi, sehingga

    jumlah seluruh

    Condensate dari

    pembangkit Unit 1, Unit

    2 dan Unit 3 yang harus

    diinjeksi ke sumur

    WWF-1 dan WWF-3

    menjadi 507.744

    m3/bulan (16.925

    m3/hari)

    WWWF-1 atau WWF-3 mengalami gangguan,

    maka bisa dilakukan injeksi ke sumur WWS.

    - Membuat jalur pipa interkoneksi antar jalur pipa injeksi agar apabila terjadi gangguan dengan

    salah satu sumur injeksi baik itu di WWF atau

    WWW, maka injeksi bisa dialihkan ke WWW

    atau sebaliknya ke WWF karena ke dua lokasi

    tersebut sudah terpasang jalur pipanya.

    - Mempertahankan kapasitas pipa untuk condensate adalah sebesar 200 kg/s. Yang

    terpakai saat ini sebesar 100 kg/s, sedangkan

    setelah Unit 3 beroperasi diperkirakan

    menghasilkan Condensate sebesar 80 kg/s,

    sehingga kapasitas pipa tersebut tidak

    terlampaui. Untuk itu, jalur pipa ke sumur injeksi

    sampai saat ini tidak perlu ada penambahan dan

    cukup dengan jalur yang ada

    - Pemeliharaan rutin meliputi penggantian pipa secara berkala dan pemeriksaan jalur injeksi

    kondensat dari PLTP ke sumur injeksi

    4 Hidrologi

    1. Pengoperasian Lapangan Uap WWT

    Pengoperasian lapangan

    uap WWT akan

    meningkatkan jumlah

    brine water menjadi

    158.745 m3/bulan (5.292

    m3/hari) dari

    sebelumnya 119.059

    m3/bulan (3.969 m3/hari)

    dan akan diinjeksikan ke

    dalam sumur injeksi

    WWW-1, apabila terjadi

    gangguan pada sumur

    injeksi WWW-1 brine

    water harus dialirkan ke

    badan air, sehingga akan

    meningkatkan debit air

    permukaan

    Jumlah brine water

    yang mengalir ke

    anak Sungai

    Cisangkuy

    Untuk meminimalisir

    brine water yang masuk

    ke air permukaan

    - Menginjeksikan seluruh Brine Water yang dihasilkan dari lapangan uap ke dalam sumur

    injeksi WWW-1.

    - Memelihara sumur injeksi cadangan agar siap digunakan setiap saat apabila terjadi gangguan di

    sumur injeksi WWW-1. Apabila proses injeksi

    Brine Water ke sumur injeksi WWW-1

    mengalami gangguan, maka bisa dilakukan

    injeksi ke sumur WWW-2.

    - Membuat jalur pipa interkoneksi antar jalur pipa injeksi agar apabila terjadi gangguan dengan

    salah satu sumur injeksi baik itu di WWF atau

    WWW, maka injeksi bisa dialihkan ke WWW

    atau sebaliknya ke WWF karena ke dua lokasi

    tersebut sudah terpasang jalur pipanya.

    - Mempertahankan kapasitas pipa untuk Brine saat ini sebesar 300 kg/s, yang terpakai saat ini

    sebesar 30 kg/s, sedangkan setelah Unit 3

    beroperasi diperkirakan menghasilkan Brine

    sebesar 30 kg/s, sehingga kapasitas pipa tidak

    terlampaui. , Untuk itu, jalur pipa ke sumur

    injeksi sampai saat ini tidak perlu ada

    penambahan dan cukup dengan jalur yang ada

    Sumur injeksi WWW-1 dan area

    kegiatan SEGWWL

    Selama operasional

    lapangan uap

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 67

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    - Pemeliharaan rutin meliputi penggantian pipa secara berkala dan pemeriksaan jalur injeksi

    brine dari PLTP ke sumur injeksi

    2 Pengoperasian PLTP Unit 1, 2 dan Unit 3

    Pengoperasian PLTP

    Unit 3 akan

    meningkatkan jumlah

    Condensate menjadi

    507.744 m3/bulan

    (16.925 m3/hari) dari

    sebelumnya 380.808

    m3/bulan (12.693

    m3/hari) yang berasal

    dari Unit 1 dan Unit 2,

    Condensate tersebut

    akan diinjeksikan ke

    dalam sumur injekasi

    WWF-1 dan WWF-3,

    apabila terjadi gangguan

    pada sumur injeksi

    WWF-1 dan WWF-3

    Condensate harus

    dialirkan ke badan air,

    sehingga akan

    meningkatkan debit air

    permukaan

    Jumlah Condensate

    yang mengalir ke

    anak Sungai

    Cisangkuy

    Untuk meminimalisir

    Condensate yang masuk

    ke air permukaan

    - Menginjeksikan seluruh air condensate yang berasal dari Cooling Tower ke dalam sumur

    injeksi WWF-1 dan WWF-3.

    - Memlihara sumur injeksi cadangan agar siap digunakan setiap saat apabila terjadi gangguan di

    sumur injeksi WWF-1 dan WWF-3. Apabila

    proses injeksi condensate ke sumur injeksi

    WWWF-1 atau WWF-3 mengalami gangguan,

    maka bisa dilakukan injeksi ke sumur WWS.

    - Membuat jalur pipa interkoneksi antar jalur pipa injeksi agar apabila terjadi gangguan dengan

    salah satu sumur injeksi baik itu di WWF atau

    WWW, maka injeksi bisa dialihkan ke WWW

    atau sebaliknya ke WWF karena ke dua lokasi

    tersebut sudah terpasang jalur pipanya.

    - Mempertahankan kapasitas pipa untuk condensate adalah sebesar 200 kg/s. Yang

    terpakai saat ini sebesar 100 kg/s, sedangkan

    setelah Unit 3 beroperasi diperkirakan

    menghasilkan Condensate sebesar 80 kg/s,

    sehingga kapasitas pipa tersebut tidak

    terlampaui. Untuk itu, jalur pipa ke sumur injeksi

    sampai saat ini tidak perlu ada penambahan dan

    cukup dengan jalur yang ada

    - Pemeliharaan rutin meliputi penggantian pipa secara berkala dan pemeriksaan jalur injeksi

    kondensat dari PLTP ke sumur injeksi

    Sumur injeksi WWF-1 dan WWF-3

    dan area kegiatan SEGWWL

    Selama operasional

    seluruh unit PLTP.

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    5. Fisiografi dan Geologi

    Kegiatan injeksi brine

    water ke dalam sumur

    injeksi WWW-1 dan

    Condensate ke dalam

    sumur injeksi WWF-1

    dan WWF-2 telah

    menimbulkan isu yang

    berkembang di

    masyarakat bahwa

    kegiatan PLTP turut

    memicu gempa yang

    selama ini kerap terjadi,

    Riwayat gempa yang

    terjadi selama ini

    Untuk meredam isu

    yang berkembang di

    masyarakat mengenai

    gempa

    - Pengelolaan lingkungan dilakukan dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat

    mengenai riwayat gempa serta mengenai

    kegiatan yang dilakukan oleh SEGWWL, karena

    gempa yang terjadi selama ini merupakan bagian

    dari bahaya lingkungan beraspek geologi berupa

    gerakan tanah, erupsi freatik dan gempa bumi.

    - Menerbitkan Buletin secara periodik minimal 1 (satu) tahun sekali sebagai pegangan dan sumber

    informasi bagi masyarakat yang membutuhkan

    di Kecamatan Pangalengan. Buletin

    disebarluaskan ke setiap kantor desa di wilayah

    Di desa-desa terdekat dengan lokasi

    kegiatan, yaitu Desa Margamukti,

    Desa Sukamanah, Desa Wanasuka,

    Desa Margamulya, Desa Banjarsari,

    dan Desa Pangalengan

    Selama operasional

    kegiatan

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 68

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    sehingga dapat

    menimbulkan

    keresahan. Sumber

    dampak adalah

    Pengoperasian

    Lapangan Uap dan

    Pengoperasian PLTP

    Unit 1 Unit 2 dan Unit

    studi dan di Kantor Kecamatan Pangalengan.

    Buletin berisikan informasi umum mengenai

    segala aktifitas yang terkait dengan panas bumi

    di Wayang Windu termasuk informasi terkini

    yang sedang berkembang di masyarakat.

    Keberadaan buletin tersebut diharapkan menjadi

    bentuk interaksi perusahaan kepada masyarakat

    dan atau sebaliknya mengenai masukan,

    informasi dari keduabelah pihak demi membina

    hubungan yang lebih harmonis

    6. Lalulintas

    Terjadinya kerusakan

    jalan berupa jalan

    berlubang di sepanjang

    jalan menuju lokasi

    kegiatan, khususnya di

    wilayah Norogtog

    Berman Sukadana

    Tirtasari Cinyiruan

    Cibeureum Cikakapa -

    Kertamanah yang

    dianggap oleh

    masyarakat akibat dari

    kegiatan SEGWWL,

    sehingga dapat

    menimbulkan

    keresahan. Sumber

    dampak adalah kegiatan

    mobilisasi dan aktivitas

    angkutan tenaga kerja

    pada saat kegiatan

    operasi

    Kerusakan jalan atau

    laporan keluhan

    masyarakat mengenai

    kerusakan jalan

    Meminimalisir

    kerusakan jalan agar

    kenyamanan

    masyarakat pengguna

    jalan tidak terganggu

    - Melakukan perbaikan jalan sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan beradasarkan pertimbangan

    teknik dan sosial secara proporsional.

    - Penjadwalan pengangkutan atau mobilisasi kendaraan dengan kualifikasi berat khusus di

    jalur akses (Norogtog Berman Sukadana

    Tirtasari Cinyiruan Cibeureum Cikakapa

    Cibitung - Kertamanah) Wayang Windu yaitu

    mulai jam 05.00 WIB hingga 20.00 WIB,

    terkecuali pada saat keadaan/kondisi darurat

    dengan pemberitahuan sebelumnya, serta

    pemasangan rambu-rambu lalu lintas sesuai

    arahan Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung

    dan selalu berkoordinasi.

    - Menerbitkan Buletin secara periodik minimal 1 (satu) tahun sekali sebagai pegangan dan sumber

    informasi bagi masyarakat yang membutuhkan

    di Kecamatan Pangalengan. Buletin

    disebarluaskan ke setiap kantor desa di wilayah

    studi dan di Kantor Kecamatan Pangalengan.

    Buletin berisikan informasi umum mengenai

    segala aktifitas yang terkait dengan panas bumi

    di Wayang Windu termasuk informasi terkini

    yang sedang berkembang di masyarakat.

    Keberadaan buletin tersebut diharapkan menjadi

    bentuk interaksi perusahaan kepada masyarakat

    dan atau sebaliknya mengenai masukan,

    informasi dari keduabelah pihak demi membina

    hubungan yang lebih harmonis

    Di sepanjang jalan menuju lokasi

    kegiatan, khususnya di wilayah

    Norogtog Berman Sukadana

    Tirtasari Cinyiruan Cibeureum

    Kertamanah, , Kp. Cibitung, Kp.

    Cikakapa dan perumahan karyawan

    PTPN VIII Kebun Malabar dan Kp.

    Tanara

    Dilakukan selama

    operasional

    kegiatan

    berlangsung

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas

    Perhubungan

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    7. Ruang dan Lahan

    Proyek PLTP Panas

    Bumi SEGWWL

    mempunyai daya tarik

    Alih fungsi lahan

    dari perkebunan dan

    hutan menjadi

    Untuk mengendalikan

    alih fungsi lahan - Melakukan koordinasi untuk klarifikasi dengan

    pemerintah baik desa, kecamatandan dinas

    terkait di Kabupaten Bandung apabila terjadi

    Wilayah Kuasa Pertambangan

    SEGWWL

    Dilakukan selama

    operasional

    kegiatan

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas ...

    Kabupaten

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 69

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    bagi penduduk baik bagi

    penduduk setempat

    maupun bagi penduduk

    luar. Hal ini dapat

    berdampak pada

    peningkatan mobilitas

    penduduk baik yang

    bersifat sementara

    sebagai wisatawan

    maupun permanen,

    sehingga mendorong

    terciptanya gangguan

    pada ruang dan lahan,

    utamanya penyusutan

    terhadap ruang terbuka

    hijau (RTH) akibat alih

    fungsi lahan

    infrastruktur kegiatan

    wisata

    indikasi pembangunan fisik di sekitar areal kerja

    SEGWWL.

    - Melaporkan secara rutin setiap tahun kepada BPLH Kabupaten Bandung mengenai berbagai

    fasilitas fisik bangunan yang dimiliki SEGWWL

    berlangsung Bandung BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    8 Biota Air

    1. Pengoperasian Lapangan Uap WWT

    Gangguan terhadap

    biota air merupakan

    dampak turunan dari

    penurunan kualitas air

    permukaan akibat

    masuknya brine water

    ke perairan umum pada

    saat kegiatan

    pengoperasian lapangan

    uap

    Keanekaragaman

    biota air di perairan

    permukaan.

    Mencegah agar biota air

    tidak terganggu

    Melakukan pengelolaan terhadap penurunan

    kualitas air seperti yang telah diuraikan di bagian

    kualitas air

    Sumur injeksi WWW-1 dan area

    kegiatan SEGWWL

    Selama operasional

    lapangan uap

    SEGWWL BPLH

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

    2. Pengoperasian PLTP Unit 1, Unit 2 dan Unit 3

    Gangguan terhadap

    biota air merupakan

    dampak turunan dari

    penurunan kualitas air

    permukaan akibat

    masuknya Condesate ke

    perairan umum pada

    kegiatan pengoperasian

    pembangkit Unit 1, Unit

    2 dan Unit 3

    Keanekaragaman

    biota air di perairan

    permukaan

    Untuk mencegah agar

    biota air tidak

    terganggu

    Melakukan pengelolaan terhadap penurunan

    kualitas air seperti yang telah diuraikan di bagian

    kualitas air

    Sumur injeksi WWF-1 dan WWF-3

    dan area kegiatan SEGWWL

    Selama operasional

    seluruh unit PLTP

    SEGWWL BPLH

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 70

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    9. Mata Pencaharian

    1. Mobilisasi Dan Aktivitas Tenaga Kerja Operasi

    Mobilisasi dan aktivitas

    tenaga kerja

    pengoperasian lapangan

    uap dan pembangkit

    Unit 1 dan Unit 2 selalu

    melibatkan masyarakat

    lokal, sehingga

    pengoperasian

    pembangkit Unit 3 akan

    membuka kesempatan

    kerja bagi masyarakat

    setempat. Sumber

    dampak adalah

    mobilisasi dan aktivitas

    tenaga kerja untuk

    seluruh operasional

    kegiatan

    Jumlah masyarakat

    setempat yang

    direkrut sebagai

    tenaga kerja untuk

    kegiatan

    Meningkatkan

    pendapatan masyarakat

    dan aktivitas ekonomi

    lokal

    - Senantiasa berupaya memprioritaskan penduduk setempat sebagai tenaga kerja proyek sesuai

    kualifikasi dan jumlah yang dibutuhkan secara

    transparan, khusus untuk rekanan (kontraktor)

    melalui mekanisme yang telah disepakati

    bersama

    - Mekanisme perekrutan tenaga kerja setempat yang selama ini dilakukan dapat dievaluasi

    bersama dengan pemangku kepentingan terkait

    agar harapan masyarakat dan keluhan selama ini

    dapat direspon dengan baik.

    - Bekerjasama dengan dinas terkait di Kabupaten Bandung atau lembaga pendidikan untuk

    menyelenggarakan pelatihan sesuai kebutuhan

    tenaga semi skill di SEGWWL

    - Memberikan kesempatan magang kepada siswa SMA, D3 S1 khususnya bagi yang menerima

    beasiswa dari SEGWWL dalam proses

    penyelesaian tugas akhir.

    - Melakukan pembinaan manajerial dan pemberian dukungan finansial terhadap dunia

    usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang

    ada di Kecamatan Pangalengan, serta mendirikan

    Koperasi UMKM sebagai dukungan finansial.

    - Pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan usaha pengembangan potensi

    alam setempat seperti yang pernah dilakukan

    yaitu :

    Kegiatan penanaman kopi arabika. Pengadaan bibit tanaman untuk reboisasi atau

    penanaman lahan gundul seperti tanaman

    Bibit yang disediakan Perusahaan antara lain

    adalah bibit pohon Rasamala, Eucalyptus,

    Suren, Damar, Salamander, Puspa, Acacia

    Decuren, Pinus, Cypres, dan Alpukat.

    Program Sapi Laktasi Bergulir adalah program pemberian bantuan sapi laktasi kepada para

    peternak sapi.

    Program Budi daya Ulat Sutra dan Daun Murbei

    Program Pengadaan Reaktor Biogas Penyusunan program CSR selalu

    dikoordinasikan dengan berbagai pihak baik

    masyarakat maupun pemerintah (desa dan

    Di desa-desa terdekat dengan lokasi

    kegiatan, yaitu Desa Margamukti,

    Desa Sukamanah, Desa Wanasuka,

    Desa Margamulya, Desa Banjarsari,

    dan Desa Pangalengan

    Dilakukan satu kali

    sebelum setiap

    kegiatan

    berlangsung

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 71

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    kecamatan), serta disosialisasikan agar

    program tersebut terlaksana dengan baik dan

    mencapai sasaran di masyarakat setempat.

    - Menerbitkan Buletin secara periodik minimal 1 (satu) tahun sekali sebagai pegangan dan sumber

    informasi bagi masyarakat yang membutuhkan

    di Kecamatan Pangalengan. Buletin

    disebarluaskan ke setiap kantor desa di wilayah

    studi dan di Kantor Kecamatan Pangalengan.

    Buletin berisikan informasi umum mengenai

    segala aktifitas yang terkait dengan panas bumi

    di Wayang Windu termasuk informasi terkini

    yang sedang berkembang di masyarakat.

    Keberadaan buletin tersebut diharapkan menjadi

    bentuk interaksi perusahaan kepada masyarakat

    dan atau sebaliknya mengenai masukan,

    informasi dari keduabelah pihak demi membina

    hubungan yang lebih harmonis

    2. Pengoperasian Lapangan Uap dan PLTP Unit 1, Unit 2 dan Unit 3

    Adanya anggapan dari

    masyarakat bahwa

    pengoperasian lapangan

    uap dan pembangkit

    Unit 1, Unit 2 dan Unit

    3 terhadap tanaman

    sayuran yang lokasinya

    berdekatan dengan area

    kegiatan. Sumber

    dampaknya adalah uap

    panas yang terbuang ke

    udara bebas

    Laporan gangguan

    terhadap tanaman

    akibat pengoperasian

    lapangan uap dan

    pembangkit Unit 1,

    Unit 2 dan Unit 3

    dari petani atau desa

    atau kecamatan

    Untuk mencegah

    keresahan petani - Melakukan pengelolaan terhadap dampak

    penurunan kualitas udara seperti yang telah

    diuraikan di bagian atas (kualitas udara) pada

    saat pengoperasian lapangan uap dan

    pembangkit Unit 1, Unit 2 dan Unit 3.

    - Menerbitkan Buletin secara periodik minimal 1 (satu) tahun sekali sebagai pegangan dan sumber

    informasi bagi masyarakat yang membutuhkan

    di Kecamatan Pangalengan. Buletin

    disebarluaskan ke setiap kantor desa di wilayah

    studi dan di Kantor Kecamatan Pangalengan.

    Buletin berisikan informasi umum mengenai

    segala aktifitas yang terkait dengan panas bumi

    di Wayang Windu termasuk informasi terkini

    yang sedang berkembang di masyarakat.

    Keberadaan buletin tersebut diharapkan menjadi

    bentuk interaksi perusahaan kepada masyarakat

    dan atau sebaliknya mengenai masukan,

    informasi dari keduabelah pihak demi membina

    hubungan yang lebih harmonis

    - Memberi kompensasi bagi tanaman yang terkena gangguan langsung di sekitar area kerja.

    Pemberian kompensasi dilakukan sesuai

    mekanisme dan memegang asas kepatutan yang

    berlaku berdasarkan kesepahaman bersama

    Di desa-desa terdekat dengan lokasi

    kegiatan, yaitu Desa Margamukti,

    Desa Sukamanah, Desa Wanasuka,

    Desa Margamulya, Desa Banjarsari,

    dan Desa Pangalengan

    Dilakukan selama

    kegiatan

    berlangsung

    SEGWWL BPLH dan

    Dinas Tenaga

    Kerja

    Kabupaten

    Bandung

    BPLH

    Kabupaten

    Bandung &

    BPLHD

    Provinsi

    Jawa Barat

  • star energy

    BAB VI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

    Revisi RKL dan RPL Pengembangan Lapangan Uap dan PLTP Wayang Windu Unit 1 dan 2 (Pembangunan Unit 3, 90 MWe) Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

    VI - 72

    No. Dampak Penting dan

    Sumber Dampak

    Tolok Ukur

    Dampak

    Tujuan Rencana

    Pengelolaan

    Lingkungan Hidup

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan

    Periode

    Pengelolaan

    Lingkungan

    Institusi Pengelolaan Lingkungan

    Pelaksana Pengawas Pelaporan

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

    10 Keresahan

    1. Mobilisasi Dan Aktivitas Tenaga Kerja Operasi

    Timbulnya keresahan

    masyarakat karena

    sebagian penduduk

    menganggap bahwa

    sebagian besar tenaga

    kerja operasi selalu diisi

    oleh tenaga kerja dari

    luar sehingga peluang

    kerja akan sulit

    dinikmati oleh

    masyarakat setempat

    Jumlah tenaga kerja

    setempat yang

    bekerja di

    SEGWWL.

    Untuk mencegah

    timbulnya keresahan di

    masyarakat

    - Senantiasa berupaya memprioritaskan penduduk setempat sebagai tenaga kerja proyek sesuai

    kualifikasi dan jumlah yang dibutuhkan secara

    transparan, khusus untuk rekanan (kontraktor)

    melalui mekanisme yang telah disepakati

    bersama

    - Mekanisme perekrutan tenaga kerja setempat yang selama ini dilakukan dapat dievaluasi

    bersama dengan pemangku kepentingan terkait

    agar harapan masyarakat dan keluhan selama ini

    dapat direspon dengan baik.

    - Bekerjasama dengan dinas terkait di Kabupaten Bandung atau lembaga pendidikan untuk

    menyelenggarakan pelatihan sesuai kebutuhan

    tenaga semi skill di SEGWWL

    - Memberikan kesempatan magang kepada siswa SMA, D3 S1 khususnya bagi yang menerima

    beasiswa dari SEGWWL dalam proses

    penyelesaian tugas akhir.

    - Melakukan pembinaan manajerial dan pemberian dukungan finansial terhadap dunia

    usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang

    ada di Kecamatan Pangalengan, serta mendirikan

    Koperasi UMKM sebagai dukungan finansial.

    - Pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan usaha pengembangan potensi

    alam setempat seperti yang pernah dilakukan

    yaitu :

    - Kegiatan penanaman kopi arabika. - Pengadaan bibit tanaman untuk reboisasi atau

    penanaman lahan gundul seperti tanaman Bibi