bentang alam vulkanik imang

25
I. BENTANG ALAM VULKANIK I.1 Pengertian Bentang Alam Vulkanik Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang proses pembentukannya yang dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi. I.2 Proses Vulkanisme Dalam kaitannya dengan bentang alam, gunungapi mempunyai beberapa pengertian antara lain : a. Merupakan bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun oleh timbunan material/rempah gunungapi. b. Merupakan tempat muncuknya material vulkanik lepas sebagai hasil akivitas magma di dalam bumi (vulkanisme). Berdasarkan proses terjadinya, terdapat 3 macam vulkanisme, yaitu : a. Vulkanisme letusan, dikontrol oleh magma yang bersifat asam yang kaya akan gas, bersifat kental dan ledakan kuat. Vulkanisme ini biasanya menghasilkan material piroklastik dan membentuk gunungapi yang tinggi dan terjal.

Upload: pakalima-manik

Post on 05-Dec-2015

139 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Bentang Alam Vulkanik Imang

TRANSCRIPT

Page 1: Bentang Alam Vulkanik Imang

I. BENTANG ALAM VULKANIK

I.1 Pengertian Bentang Alam Vulkanik

Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang proses

pembentukannya yang dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses

keluarnya magma dari dalam bumi.

I.2 Proses Vulkanisme

Dalam kaitannya dengan bentang alam, gunungapi mempunyai

beberapa pengertian antara lain :

a. Merupakan bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun

oleh timbunan material/rempah gunungapi.

b. Merupakan tempat muncuknya material vulkanik lepas sebagai

hasil akivitas magma di dalam bumi (vulkanisme).

Berdasarkan proses terjadinya, terdapat 3 macam vulkanisme, yaitu :

a. Vulkanisme letusan, dikontrol oleh magma yang bersifat asam

yang kaya akan gas, bersifat kental dan ledakan kuat. Vulkanisme

ini biasanya menghasilkan material piroklastik dan membentuk

gunungapi yang tinggi dan terjal.

b. Vulkanisme lelehan, dikontrol oleh magma yang bersifat basa,

sedikit mengandung gas, magma encer dan ledakan lemah.

Vulkanisme ini biasanya menghasilkan gunungapi yang rendah dan

berbentuk perisai, misalnya Dieng dan Hawaii.

c. Vulkanisme campuran, dipengaruhi oleh magma intermediet yang

agak kental. Vulkanisme ini menghasilkan gunung api strato,

misalnya Merapi dan Merbabu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk gunungapi dan proses

vulkanisme antara lain :

1. Sifat magma (komposisi, kekentalan)

2. Tekanan (berhubungan dengan jumlah kandungan gas)

3. Kedalaman dapur magma

Page 2: Bentang Alam Vulkanik Imang

4. Faktor eksternal (iklim, suhu)

I.3 Proses Pembentukan Gunungapi berdasarkan 7 Busur Magmatisme

Gambar 1.1 Busur Magmatisme

Gambar diatas merupakan proses magmatisme dan zona dimana

magma dikeluarkan. Proses ini sangat dipengaruhi oleh pergerakan

lempeng yang berbeda baik secara fisik maupun kimia serta adanya suhu

tingi dan tekanan tinggi  yang berasal dari dalam bumi. Dalam hal ini

dibagi kedalam 7 busur magmatisme yaitu sebagai berikut.

a. Mid Oceanic Redge

Gambar 1.2 Mid oceanic ridge

Zona MOR adalah zona dimana lempeng samudera dan samudera

saling menjauh atau divergen. Ini sangat dikontrol oleh arus konveksi

yang terjadi pada mantel bumi sehingga magma keluar dan membentuk

pegunungan lantai samudera. Magma yang dihasilkan bersifat basa-

ultra basa.

Page 3: Bentang Alam Vulkanik Imang

b. Continental Rift Zone

Gambar 1.3 MOR dan Continental rift

Continenal rift zone merupakan zona yang hampir sama dengan

zona MOR (MOR diatas dan continental rift zone dibawah). Bedanya,

pada zona continental rift zona terjadi pada lempeng continental yang tetap

dikontrol oleh arus konveksi pada mantel bumi sehingga lempeng

continental saling menjauh atau divergen dan membentuk sebuah pecahan

celah yang panjang hingga ribuan kilometer dan lebarnya ratusan

kilometer atau mirip dengan graben. Magma yang dihasilkan pada zona ini

adalah magma basa intermediet karena berasal dari astenosfer yang

bersifat ultra basa bertemu dengan lempeng benua yang bersifat asam

sehingga menghasilkan magma basa intermediet.

c.   Island Arc

Gambar 1.4 Island arc

Page 4: Bentang Alam Vulkanik Imang

Island arc merupakan busur kepulauan yang terbentuk akibat

terjadinya pergerakan lempeng samudera dari MOR yang secara terus

menerus sehingga membentuk suatu busur kepulauan. Dilihat dari

gambar 1 diatas island arc terletak pada zona subduction karena island

arc yang sudah terbentuk dibawa oleh pergerakan lempeng samudera.

Magma yang dihasilkan bersifat basa.

d.   Volcanic Arc

Gambar 1.5 Volcanic arc

Volcanic arc merupakan busur gunung api yang terbentuk pada

zona subduction dimana terjadi penunjaman antara lempeng samudera

dengan lempeng benua sehingga lempeng samudera menyusup

dibawahnya langsung terjadi melting dan terbentuklah gunung vulkanik

dengan magma yang bersifat intermediet.

e. Back Arc Basin

Gambar 1.6 Back arc basin

Back arc basin merupakan suatu cekungan dibelakang zona

subduction (lihat gambar 1.6). Proses ini hampir sama dengan zona

MOR yang terjadi pada lempeng samudera. Ketika lempeng samudera

Page 5: Bentang Alam Vulkanik Imang

bergerak saling menjauh (rifting) sementara diatas lempeng samudera

ada lempeng benua sehingga terbentuk cekungan dibelakang zona

subduction. Ini biasanya terbentuk bersamaan dengan island arc.

Magma yang dihasilkan bersifat basa.

f. Oceanic Intraplate

Gambar 1.7 Oceanic Intraplate

Oceanic intraplate terjadi pada zona hotspot yang berasal dari

mantel. Ini terjadi karena pergerakan lempeng sehingga kerak samudera

menipis yang memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar

samudera sehingga membentuk gunungapi atau pulau-pulau gunungapi

di tengah samudera. Karena lempeng samudera terus bergerak, maka

terbentuk deretan pulau-pulau tengah samudera.(lihat gambar 1 bagian

6). Magma yang dihasilkan bersifat ultra basa karena langsung berasal

dari astenosfer dalam bumi.

g. Continental Intraplate

Continental intraplate ini juga terjadi pada zona hotspot tepatnya

pada lempeng continental. Dari peregerakan lempeng tersebut

menjadikan kerak benua mulai menipis namun  magma tidak bisa

keluar karena berada paling jauh dibawah sehingga hanya terbentuk

gunung. Dari lempeng continental yang terus bergerak maka terbentuk

deretan pegunungan. (lihat gambar 1 bagian 7). Magma yang dihasilkan

bersifat ultra basa yang berasal dari astenosfer dalam bumi.

I.4 Tipe Letusan

Setiap gunung berapi memiliki karakteristik letusan (erupsi)

tertentu yang dapat dilihat dari material yang dikeluarkan,

Page 6: Bentang Alam Vulkanik Imang

intensitas erupsi, bentukan alam hasil erupsi dan kekuatan

letusannya. Para ahli geologi membedakan letusan gunung api

dalam 7 tipe yaitu:

Gambar 1.8 Tipe-tipe letusan gunungapi

a. Letusan Tipe Hawaii

Ciri-ciri letusan tipe Hawai antara lain: (1) lava yang

dikeluarkan dari lubang kepundan bersifat cair (2) lava

mengalir ke segala arah (3) Bentuk gunung yang dihasilkan

tipe hawaai menyerupai perisai atau tameng. (4) skala

letusannya relative lebih kecil namun intensitasnya cukup

tinggi. Contoh gunung berapi dengan tipe letusan Hawaii

antara lain: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di

Hawaii.

b. Letusan Tipe Stromboli

Letusan tipe Stromboli memiliki ciri-ciri: (1) seringnya

terjadi letusan-letusan kecil yang tidak begitu kuat, namun

terus- menerus, dan banyak mengeluarkan efflata. Contoh,

Gunung Vesuvius di Italia, Gunung Raung di Jawa, dan

Gunung Batur di Bali. (1) Letusannya memiliki interval

waktu hampir sama. Gunung api Stromboli di Kepulauan

Lipari tenggang waktu letusannya 12 menit, artinya setiap

12 menit kawah melontarkan material padat berupa pasir,

batu, dan abu. (2) material yang dimuntahkan berupa

Page 7: Bentang Alam Vulkanik Imang

material padat, gas, dan batu Contoh tipe letusan

Stromboli yaitu Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung

Raung (Jawa).

c. Letusan Tipe Vulkano

Tipe vulkano mempunyai ciri-ciri, yaitu (1) cairan

magma yang kental dan dapur magma yang bervariasi dari

dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang

sedang sampai tinggi. Tipe ini merupakan tipe letusan

gunung api pada umumnya. Contoh, Gunung Semeru di

Jawa Timur, (2) besar kecilnya letusan didasarkan atas

kekuatan tekanan dan kedalaman dapur magmanya.(3)

daya rusak cukup besar. Contoh: Gunung Vesuvius dan

Etna di Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.

d. Letusan Tipe Merapi

Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga

menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi

semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava.

Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan

akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng

gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi

pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus

gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi

penduduk di sekitarnya.

e. Letusan Tipe Perret atau Plinian

Tipe perret termasuk tipe yang sangat merusak

karena ledakannya sangat dahsyat. Ciri utama tipe ini ialah

letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh

awan menyerupai bunga kol di ujungnya. Contoh, letusan

Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan St. Helens yang

meletus pada tanggal 18 Mei 1980 merupakan tipe perret

Page 8: Bentang Alam Vulkanik Imang

yang letusannya paling kuat dengan fase gas setinggi 50

km. Karena letusannya sangat hebat, menyebabkan

puncak gunung menjadi tenggelam dan merosotnya

dinding kawah, kemudian membentuk sebuah kaldera.

f. Letusan Tipe Pelee

Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat

penyumbatan kawah di puncak gunung api yang

bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan

gas menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan

kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.

g. Letusan Tipe Sint Vincent

Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan

tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah

di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang

sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus

pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus

pada tahun 1902.

I.5 Morfologi Gunungapi

Morfologi gunung api dapat dibedakan menjadi tiga zona dengan cirri-ciri

yang berlainan yaitu :

1. Zona Pusat Erupsi

Banyak radial dike/sill

Adanya simbat kawah (pluge) dancrumble breccias

Adanya zona hidrotermal

Endapan piroklastik kasar

Bentuk morfologi kubah dengan pusat erupsi

2. Zona Proksimal

Material piroklastik agak terorientasi

Pada material piroklastik dan lava dijumpai pelapukan, dicirikan oleh

soil yang tipis

Page 9: Bentang Alam Vulkanik Imang

Sering dijumpai parasitic cone

Banyak dijumpai ignimbrite dan welded tuff

3. Zona Distal

Material piroklastik berukuran halus

Banyak dijumpai lahar

I.6 Macam-macam Bentang Alam Vulkanik

Bentang alam vulkanik dibedakan menjadi beberapa macam, dengan dasar

klasifikasi kenampakan visual morfologinya. Srijono (1984, dikutip Widagdo,

1984) menggambarkan klasifikasi bentang alam vulkanik berdasarkan bentuk

morfologinya. Klasifikasi tersebut dapat diuraikan menjadi :

1. Bentuk Timbulan (morfologi positif) / Kubah Vulkanik.

Menurut morfologi gunung api yang mempunyai bentuk cembung keatas.

Morfologi ini dibedakan atas dasar asal kejadiaanya menjadi :

a. Kerucut Semburan

Gambar 1.9 Kerucut gunungapi

- Kerucut semburan utama

Merupakan morfologi kerucut semburan yang terbentuk oleh erupsi lava

yang bersifat kental.

- Kerucut Parasit

Merupakan morfologi yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api

yang berada pada lereng gunung api yang lebih besar.

- Kerucut Sinder

Page 10: Bentang Alam Vulkanik Imang

Merupakan morfologi yang terbentuk oleh erupsi kecil yang terjadi pada

kaki gunung api, berupa kerucut rendah dengan bagian puncak tampak

cekung datar.

b. Kubah Lava (Lava Dome)

Merupakan morfologi yang berbentuk kubah membulat yang terbentuk

oleh magma yang sangat kental, biasanya dacite/rhyolite. Kubah terdiri dari

satu atau lebih aliran lava individu.

c. Gunungapi Tameng/Perisai

Merupakan morfologi yang terbentuk oleh aliran magma cair encer,

sehingga pada waktu magma keluar dari lubang kepundan, meleleh ke semua

arah dala jumlah besar dari suatu kawah besar/kawah pusat dan menutupi

daerah yang luas yang relatif tipis. Sehingga bentuk gunung yang terbentuk

mempunyai alas yang sangat luas dibandingkan dengan tingginya

Sifat magmanya basa dengan kekentalan rendah dan kurang mengandung

gas. Karena itulah erupsinya lemah, keluarnya ke permukaan bumi secara

effusif/meleleh. Akibatnya lerengnya landai (2o – 100) tingginya tidak

seberapa dibanding diameternya, dan permukaan lereng yang halus.

Contohnya adalah gunungapi di Hawaii (Mauna Loa, Kilauea).

d. Dataran Vulkanik

Secara relatif, dataran vulkanik dicirikan oleh puncak topografi yang

datar, dengan variasi beda tinggi yang tidak mencolok. Macam-macam dataran

vulkanik diantaranya adalah dataran basal, plato basal dan dataran kaki

vulkan.

e. Vulkan Semu

Vulkan semu adalah morfologi mirip kerucut gunungapi, bahan

pembentuknya berasal dari vulkan yang berdekatan. Dapat pula terbentuk oleh

erosi lanjut terhadap suatu vulkan yang sudah lama tidak menunjukkan

kegiatannya (mati). Morfologi ini kemungkinan dihasilkan oleh suatu sistem

patahan mayor yang melintasi gunungapi aktif dan mampu mengangkat massa

yang besar. Morfologi vulkan semu ini sering disebut Gunung Gendol.

Page 11: Bentang Alam Vulkanik Imang

Gunung Gendol adalah bukit kecil di daerah muntilan , Jawa Tengah pada

dataran kaki vulkan G. Merapi.

Vulkan semu jenis lain adalah lajuran vulkanik (volcanic neck), yaitu

morfologi yang terbentuk bila suatu kubah vulkanik tererosi sehingga tinggal

berbentuk lajuran. Biasanya, di sekitar vulkanik tersebut sering dijumpai retas

yang memanjang.

2. Depresi Vulkanik (Morfologi Negatif)

Depresi vulkanik adalah morfologi bagian vulkan yang secara umum berupa

cekungan. Berdasarkan material pengisinya depresi vulkanik dibedakan menjadi :

a. Danau Vulkanik

Danau vulkanik yaitu depresi vulkanik yang terisi oleh air sehingga

membentuk danau

Page 12: Bentang Alam Vulkanik Imang

b. Kawah

Yaitu depresi vulkanik yang terbentuk oleh letusan dengan diameter

maksimum 1,5 km, dan tidak terisi oleh apapun selain material hasil letusan.

Berdasarkan asal mulanya dibedakan kawah letusan dan kawah runtuhan.

Sedang berdasarkan letaknya terhadap pusat kegiatan dikelompokkan kawah

kepundan dan kawah samping (kawah parasiter). Pengisian kawah oleh

airhujan akan menyebabkan terbentuknya danaukawah. Dan letusan pada

gunungapi yang mempunyai danaukawah akan menyebabkan terjadinya lahar

letusan yang bersuhu tinggi

c. Kaldera

Yaitu depresi vulkanik yang terbentuknya belum tentu oleh letusan, tetapi

didahului oleh amblesan pada komplek vulkan, dengan ukuran lebih dari 1,5

km. Pada kaldera ini sering muncul gunungapi baru. Menurut H. William

(1947), berdasarkan proses yang membentuknya kaldera dibedakan menjadi :

1. Kaldera letusan, yaitu kaldera yang disebabkan oleh letusan gunungapi

yang sangat kuat yang menghancurkan bagian puncak kerucut dan

mnyemburkan massa batuan dalam massa yang sangat besar. Kaldera

Bandai-san di Jepang dan Tarawera di New Zealand termasuk dalam jenis

ini.

2. Kaldera runtuhan, yaitu kaldera yang disebabkan oleh letusan yang

berjalan cepat yang memuntahkan batuapung dalam jumlah banyak,

sehingga menyebabkan kekosongan pada dapur magma. Penurunan

permukaan magma di dalam waduk pun akan menyebabkan runtuhnya

bagian atas dapur magma, dan memicu terjadinya runtuhan bagian puncak

gunungapi. Hampir kebanyakan kaldera terbentuk melalui proses ini,

contoh kaldera Krakatau, di Indonesia dan Crater Lake di Oregon,

Amerika

3. Kaldera erosi, yaitu kaldera yang disebabkan oleh erosi pada bagian

puncak kerucut, dimana erosi akan memperlebar daerah lekukan sehingga

daerah kalderah tersebut semakin luas. Gejala seperti ini banyak

ditemukan di gunungapi Jepang.

Page 13: Bentang Alam Vulkanik Imang

I.7 Bentuk Gunung Api

Gunung api merupakan bentukan alam yang terbentuk karena aktivitas

magma yang keluar dari perut bumi. Di bumi ini terdapat beranekaragam bentuk

gunung api. Berikut ini beberapa bentuk api yang ada di muka bumi.

1. Stratovolcano

Gunung api ini berbentuk seperti kerucut. Puncak gunung api ini

semakin lama semakin tinggi karena endapan erupsi lava dan bahan

piroklastik dari kawah gunung. Pembentukan stratovolcano ini terjadi di

zona subduksi. Di Indonesia gunung api strato paling banyak dijumpai.

Contoh gunung api ini adalah Gunung Merapi, Gunung

Tangkubanperahu, Gunung Semeru.

Gambar 1.10 Gunung Merapi

2. Cinder Volcano

Gunung api ini memiliki karakteristik lubang kepundannya yang

berbentuk seperti corong/kubah dengan kemiringan lereng yang curam.

Gunung api ini memiliki letusan yang sangat besar berjenis stromboli.

Contoh gunung api yang bertipe ini adalah Gunung Vesuvius di Italia. 

Page 14: Bentang Alam Vulkanik Imang

Gambar 1.11 Gunung Vesuvius

3. Shield Volcano

Gunung api ini berbentuk seperti perisai atau tameng. Bentuk

gunung api ini relatif datar dan landai karena jenis lava yang

dierupsikan merupakan lava cair bersifat basalt. Shield volcano banyak

terbentuk pada zona hot spot di tengah samudera. Contoh gunung api

ini adalah Gunung Maona Loa di Hawai.

Gambar 1.12 Gunung Maona Loa

4. Maar Volcano

Gunung api ini terbentuk dari erupsi eksplosif dan dikendalikan

oleh dapur magma yang dangkal. Ketinggian gunung api ini rendah dan

Page 15: Bentang Alam Vulkanik Imang

pasca letusan biasanya akan terbentuk danau yang dasarnya relatif

kedap air. Contoh Maar Volcano adalah Eichholz Maar.

Gambar 1.12 Eichholz Maar

Gambar 1.13 Eichholz Maar

5. Caldera

Adalah gunung api yang terbentuk karena runtuhan puncak gunung

api sebelumnya. Kaldera merupakan kawah gunung api yang sangat

luas dan di dalam kompleks kawah tersebut sering muncul gunung api

baru seperti Kaldera Bromo dan Yellowstone.

Page 16: Bentang Alam Vulkanik Imang

Gambar 1.14 Eichholz Maar

I.8 Dampak Lingkungan Gunungapi

Gunungapi dapat mempengaruhi lingkungan, baik pengaruh baik

(sesumber), maupun pengaruh buruk (bencana) bagi manusia. Dampak positif

dengan adanya gunungapi adalah :

a. Panas bumi (geothermal), sebagai sumber tenaga listrik dari proses

hidrotermal yang terjadi di daerah gunungapi, seperti yang diusahakan

di Pegunungan Dieng dan Lahendong.

b. Sebagai taman wisata, dikembangkan dari potensi keindahan alam dan

suasana alam yang masih asli dan sejuk seperti di Kaliurang, Puncak,

Sarangan.

c. Sebagai daerah pertanian daerah yang subur seperti banyak kita jumpai

di seluruh Indonesia. Contohnya : Batu, Kaliurang, Dieng, Wonosobo.

d. Sebagai daerah pengisian (recharge) air tanah bagi daerah-daerah sekitar

gunungapi seperti Gunung Merapi untuk daerah sekitar Yogyakarta.

e. Sebagai daerah penyeimbang / pembagi hujan di daera sekitarnya.

Selain berpotensi sebagai daerah yang menguntungkan gunungapi juga

berpotensi sebagai sumber bencana. Secara garis besar bahaya akibat erupsi

gunungapi dapat dibagi menjadi dua yaitu bahaya langsung (primer) dan bahaya

setelah terjadinya letusan (sekunder). Bahaya primer akibat erupsi gunungapi

meliputi :

Page 17: Bentang Alam Vulkanik Imang

a. Aliran Lava

Aliran lava yaitu terjadinya aliran batu cair yang pijar dan bersuhu tinggi

(sampai 12000 C). Alirannya menuruni lereng yang terjal dan dapat mencapai

beberapa kilometer. Semua benda yang dilaluinya akan hangus dan terbakar.

Apabila melongsor akan menimbulkan awan panas.

b. Bom Gunungapi

Bom gunungapi berujud batuan panas dan pijar berukuran 10 cm – 2 m.

Batuan ini dapat terlempar dari pusat erupsi sejauh hingga 10 km. Bom ini dapat

menimbulkan kebakaran hutan, pemukiman dan lahan pertanian. Bila tiba di tanah

bom ini akan mengeluarkan letusan dan akan hancur.

c. Pasir Lapili

Pasir dan lapili adalah campuran material letusan yang ukuranya lebih kecil

dari bom (< 2 mm). Sedangkan lapili lebih besar daripada pasir hingga mencapai

beberapa cm. Apabila terjadi letusan pasir dan lapili ini dapat terlempar hingga

puluhan kilometer. Pasir dan lapili ini dapat menghancurkan atap rumah karena

bebannya juga dapat merusak lahan pertanian hingga dapat membunuh tanaman.

d. Awan Pijar

Awan pijar adalah suspensi dai material halus yang dihasilkan oleh erupsi

gunungapi dan dihembuskan oleh angin hingga mencapai beberapa kilometer.

Awan pijar ini merupakan campuran yang pekat dari gas, uap dan material halus

yang bersuhu tinggi (hingga 12000 C). Suspensi ini berat sehingga mengalir

menuruni lereng gunungapi dan seolah-olah meluncur, luncurannya dapat

menapai 10 – 20 km. Dan membakar apa yang dilaluinya seperti yang terjadi pada

Gunung Merapi pada tanggal 22 November 1994 yang memakan korban 60 orang

terbakar hidup-hidup dan tak terhitung lagi ternak yang mati terpanggang akibat

hembusan awan panas ini.

e. Abu Gunungapi

Abu ini merupakan campuran material yang paling halus dari suatu letusan

gunungapi. Suhunya bisa tidak panas lagi. Ukurannya kurang dari 1 mikron - 0.2

mm. Bahaya yang ditimbulkan antara lain bisa mengganggu penerbangan seperti

yang terjadi pada saat letusan G. Galunggung, dapat menimbulkan sesak napas

Page 18: Bentang Alam Vulkanik Imang

apabila terlalu banyak mengisap abu gunungapi dan menimbulkan penyakit

silikosis, yaitu penyakit yang diakibatkan oleh penggumpalan silika bebas pada

paru-paru yang diakibatkan oleh terisapnya abu gunungapi yang mengandung

silika bebas.

f. Gas Beracun

Kadar gas yang tinggi dapat menimbulkan kematian. Gunungapi biasanya

mengeluarkan gas CO, CO2, H2S, HCN, H3As, NO2, Cl2 dan gas lain yang

jumlahnya sedikit. Nilai batas ambang untuk gas CO 50 ppm (part per million),

CO2 5,00 ppm, sedangkan gas H3As yang sangat mematikan pada 0,05 ppm. Gas

yanga dikeluarkan saat erupsi tidak begitu berbahaya karena gas tersebut langsung

terbakar pada saat terjadi letusa gunungapi. Yang paling berbahaya adalah apabila

gas tersebut dikeluarkan pada sisa-sisa gunungapi seperti yang terjadi di

Pegunungan Dieng. Gas tersebut BJ-nya lebih besar dari udara bebas sehingga

letaknya berada pada daerah-daerah yang rendah seperti di lembah-lembah, dekat

permukaan tanah.