bedah onkologi - kelenjar parotis.ppt
TRANSCRIPT
dr. Kamal Basri Siregar, Sp.B Onk
Kelenjar parotis merupakan kelenjar yang berkembang pertama sekali yaitu pada minggu ke 4 embriogenesis dibandingkan kelenjar liur mandibula dan sublingual.
Jaringan parenkim dari kelenjar berasal dari proliferasi epitel-epitel rongga mulut.
Stroma (kapsul dan septum) kelenjar berasal dari mesenkim yaitu krista neuralis.
Walaupun merupakan yang pertama kali berkembang, namun enkapsulasi kelenjar ini yang terakhir dibandingkan kelenjar liur lainnya.
Kelenjar parotis unik karena epitel buds tumbuh bercabang dan meluas di sekitar saraf facialis.
Epitel buds ini membesar, memanjang dan bercabang sebagai awal pembentukan struktur padatnya.
Tiap cabang diakhir dengan satu atau dua end bulb yang padat.
End bulb terus memanjang dan menjadi tubulus terminal.
Tubulus ini bergabung dengan duktus kanalisasi dan peripheral acini.
Duktus kanalisasi komplit perkembangannya pada bulan ke 6 embrio.
Sel acinar dibentuk pada bulan ke 7-8, sel sekretori (acini) mulai berkembang di sekitar sistem duktus. Sel serosa : terdiri dari granul-granul kecil yang
mensekresikan protein dan enzim. Sel mucus: terdiri dari granul-granul yang lebih
besar yang memproduksi mukoprotein dan lebih kental sekretnya.
Sel seromusinosa
Unit sekresi kelenjar liur terdiri dari terminal asinus, duktus ekskresi, sel mioepitel, unit sekresi yang dasar adalah asinus yang berada di sekitar duktus.
Sel sekretorinya adalah pyramidal dengan lumen yang sempit.
Membran basalnya dikelilingi sel mioepitel stelata kontraktil.
Duktus asiner bergabung dengan duktus interkalatum, kemudian bersatu menjadi saluran utama ekskretori kelenjar.
Acini dalam kelenjar liur mayor terdapat dalam lobulus dan lobus.
Tiap lobulus mempunyai satu duktus ekskretori. Tiap lobulus disatukan oleh jaringan ikat padat
yang terdiri dari duktus ekskretori, pembuluh limfe, serabut saraf dan ganglia yang membentuk lobus.
Tipe dan Posisi Kelenjar- Kelenjar saliva yang terbesar dan hampir seluruhnya tersusun oleh kelenjar tipe acini serosa. - Terletak di bawah meatus acusticus eksternus dan terletak di dalam suatu lekukan di belakang ramus mandibulae dan di depan M.sternocleidomastoideus.
Bentuk, Lobus dan Processus Kelenjar- Dari superficial, berbentuk baji, dengan dasarnya di atas dan apeksnya di belakang angulus mandibulae. - N.facialis dan cabang-cabangnya berjalan ke depan di dalam glandula parotidea dan membagi glandula ini dalam lobus superficialis dan profunda.- Margo superior glandula meluas ke atas di belakang articulation temporomandibularis masuk ke bagian posterior fossa mandibularis. Bagian kelenjar ini disebut processus glenoidalis.
Margo anterior glandula ini meluas ke depan, superficial terhadap M.masseter, membentuk processus facialis. Sebagian kecil dari processus facialis dapat terpisah dari glandula utama dan disebut sebagai glandula parotidea acessoria.
Pars profunda kelenjar dapat meluas ke depan di antara m.pterygoideus medialis dan ramus mandibulae, membentuk processus pterygoideus.
Kapsula Kelenjar- Glandula parotidea adalah massa berlobus yang dikelilingi oleh kapsula jaringan ikat. - Selain itu glandula dibungkus oleh kapsula fibrosa padat yang berasal dari lamina superficialis fascia colli profunda
Duktus Parotideus- Duktus parotideus berjalan ke depan di atas permukaan lateral M.masseter, 1 jari di bawah arcus zygomaticus. - Jalan ductus ini yang miring di antara membran mucosa dan m.buccinator berfungsi mencegah masuknya udara ke dalam duktus pada saat meniup dengan kuat.- Glandula parotidea accessoria bermuara melalui duktus kecil ke dalam bagian atas ductus parotideus.
Struktur di Dalam Glandula Parotidea- Struktur di dalam glandula parotidea, dari lateral ke medial adalah n.facialis, v.retromandibularis dan a.carotis eksterna. Beberapa nodus dari kelompok nodi lymphoidei parotidei juga terdapat di dalam kelenjar.
• Batas-Batas Glandula Parotidea– Batas superficial: nodi lymphoidei parotidei,
fascia, n.auricularis magnus, dan kulit.– Batas superior : meatus acusticus eksternus dan
facies posterior articulation temporomandibularis.
– Batas posteromedial : processus mastoideus, M.sternocleidomastoideus, selubung carotis a.carotis interna, v.jugularis interna, n.vagus, n.glossopharyngeus, n.acessorius, n.hypoglossus, dan n.facialis.
– Batas anteromedial: pinggir posterior ramus mandibula, articulation temporomandibularis, m.masseter dan m.pterygoideus medialis. Glandula ini menempel pada dinding faring.
Perdarahan A.carotis eksterna dan cabang terminalnya.
Vena bermuara ke dalam vena retromandibularis.
Aliran Limfe Pembuluh limfe bermuara ke dalam nodi
lymphoidei parotidei dan nodi lymphoidei cervicales profundi.
Persarafan Serabut-serabut sekretomotorik parasimpatis
dari nucleus salivatorius inferior n.IX mempersarafi glandula parotidea.
memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase saliva, yang merupakan suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida
mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan.
memiliki efek antibakteri, oleh lisozim, suatu enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu
sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang meransang papil pengecapan
membantu kita berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah.
Saliva berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi. Aliran saliva yang terus menerus membantu membilas residu makanan, melepaskan sel epitel, dan benda asing.
Penyangga bikarbonat di saliva menetralkan asam di makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut, sehingga membantu mencegah karies gigi.
sekitar 1-2 liter saliva disekresikan per hari, kecepatan 0,5 ml/menit sampai 5 ml/menit.Sekresi saliva yang bersifat spontan dan kontinu, bahkan tanpa adanya rangsangan yang jelas, disebabkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah ujung-ujung saraf parasimpatis yang berakhir di kelenjar saliva.
Tumor didefinisikan sebagai pertumbuhan baru suatu
jaringan dengan multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga
sebagai neoplasma
Tumor didefinisikan sebagai pertumbuhan baru suatu
jaringan dengan multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga
sebagai neoplasma
Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang
terletak di depan telinga
Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang
terletak di depan telinga
Tumor ParotisTumor Parotis
Insidens tumor kelenjar liur di Amerika ialah 1.5 kasus setiap 100,000 orang. Dijangkakan 700 kematian terjadi akibat tumor kelenjar liur pertahun.Tumor kelenjar liur sering terjadi pada usia dekade ke-6.
Tumor kelenjar liur sering terjadi pada usia dekade ke-6. Tumor maligna biasanya terjadi pada usia di atas 60 tahun dan tumor benigna pada usia di atas 40 tahun. Tumor jinak lebih sering pada wanita tetapi tumor maligna terdistribusi rata pada wanita dan laki-laki
Paparan radiasi, Faktor merokok, Infeksi, Pekerjaan (penata rambut dan
pekerja salon), Nutrisi, genetik (Brooke-Spiergler
syndrome, nominantly inherited trichoepithelioma) dan
faktor lingkungan (paparan serbuk gergaji, pestisida, dan bahan kimia untuk industri kulit).
1. Klasifikasi Histopatologi WHO/ AJCC
Benign Malignant
plemorphic adenoma ( mixed benign
tumor)
mucoepidermoid carcinoma
Warthin’s tumor adenoid cystic carcinoma
Lymphoepithelial lesion Adenocarcinoma
Oncocytoma acinic cell carcinoma
monomorphic adenoma Malignant mixed tumor
Benign cysts epidermoid carcinoma
Other ananplastic carcinoma
Carcinoma ex pleomarphic adenoma (carcinoma arising in a mixed tumor)
malignant mixed tumor (biphasic malignancy)
mucoepidermoid carcinoma
low grade
intermediated grade
high grade
adenoid cystic carcinoma
Acinous( acinic) cell carcinoma
Adenocarcinoma
Mucus-producing adenopapillary dan non papillary
Salivary duct carcinoma (ductal carcinoma)
Other adenocarcinoma
Oncocytic cell carcinoma (malignant oncocytoma)
Clear cell carcinoma
Primary squamous cell carcinoma
Undifferentiated carcinoma
Epithelial-myoepthelial carcinoma
Metastatic
Unclassified
LOW GRADE
Acinic cell carcinoma
Basal cell adenocarcinoma
Clear cell carcinoma
Cystadenocarcinoma
Epithelial- myoepithelial carcinoma
Mucinous adenocarcinoma
Polymorphous low grade adenocarcinoma (PLGA)
LOW GRADE, INTERMEDIATE GRADE AND HIGH GRADE
Adenocarcinoma, NOS
Mucoepidermoid carcinoma
Squamous cell carcinoma
INTERMEDIATE GRADE AND HIGH GRADE
Myoepithelial carcinoma
HIGH GRADE
Anaplastic small cell carcinoma
Carsinosarkoma
Large cell undifferentiated carcinoma
Small cell undifferentiated carcinoma
Salivary duct carcinoma
• T (tumor)TX : Tumor primer tidak dapat dinilaiT0 : Tidak ada bukti tumor primerT1 : Tumor ≤ 2 cm tanpa ekstensi
ekstraparenkim T2 : Tumor > 2 cm, ≤ 4 cm tanpa ekstensi
ekstraparenkimT3 : Tumor > 4 cm atau adanya ekstensi
ekstraparenkimT4a : Tumor menyerang kulit, mandibula, saluran
telinga, saraf facial atau beberapa struktur yang lain
T4b : Tumor menyerang dasar tengkorak atau tulang pterygoid atau merusak arteri karotis
• N (nodul)NX : Daerah kelenjar getah bening tidak dapat dinilaiN0 : Tidak ada nodul metastasis pada kelenjar limfa regionalN1 :Nodul < 3 cm pada kelenjar tunggal ipsilateralN2a : Nodul > 3 cm dan ≤ 6 cm pada kelenjar tunggal ipsilateralN2b : Metastasis di beberapa kelenjar getah bening ipsilateral,
nodul ≤ 6 cmN2c : Metastasis kelenjar getah bening kontralateral atau
bilateral, nodul ≤ 6 cmN3 : Metastasis kelenjar getah bening tunggal atau multipel,
nodul > 6 cm • M (metastasis)• MX : Tidak ditemukan metastasis jauh• M0 : Tidak ada metastasis jauh• M1 : Terdapat metastasis jauh
1. Pleomorphic Adenoma2. Warthin Tumor3. Onkositoma4. Adenoma Monomorphic
Prevalensi:70% tumor parotis50% tumor submandibula45% tumor kelenjar liur minor6% tumor sublingual
Sering terjadi pada usia 40-60 tahunWanita : Pria = 3-4 : 1
Prevalensi:6-10% dari tumor parotisSering terjadi pada usia 40-70 tahunPria : Wanita = 5 : 1
Prevalensi:2,3% dari tumor kelenjar liur78% onkositoma terjadi pada parotis9% onkositoma terjadi pada submandibula
Prevalensi:1,8% dari tumor kelenjar liurSering terjadi pada usia 60 tahun
•Mencakup 4-15% dari seluruh keganasan kelenjar liur dan merupakan kanker terbanyak dari keganasan kelenjar liur minor
•Paling sering muncul dengan nyeri atau parastesia
•Mikroskopis terdiri dari sel kecil gelap dengan sitoplasma sedikit tersususn seperti rantai Swiss Cheese
Adenoid cyctic
carcinoma(ACC)
•Insidensinya jarang tapi merupakan tumor yang agresif, cenderung terjadi pada usia 40 tahun,
•diklasifikasikan menurut gambaran histopatologi berdasarkan derajat diferensiasi selular: grade 1 tumor sirkumskripta dan invasi minimal, grade 3 tumor lebih solid dan dengan rata-rata mitosis yang lebih besar dan grade 2 tumor gambarannya antara grade 1 dan grade 3
Adenocarcinom
a
•Umumnya sebagai tumor padat, yang tumbuh cepat sering terfiksir ke jaringan lunak dan kulit disertai nyeri dan parese wajah
•Makroskopis dan mikroskopis serupa dengan karsinoma sel skuamous di tempat lain dan bervariasi dari well-differentiated dan keratinisasi sampai poorly differentiated tanpa keratinisasi.
Karsinoma sel
skuamous primer
Gambar menunjukkan massa berbatas tegas dalam kelenjar parotis kiri, yang telah terbukti sebagai adenoma pleomorfik
Adenoma pleomorfik pada kelenjar parotis kiri potongan axial leher
Adenoma pleomorfik pada kelenjar parotis kanan potongan axial leher
suatu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang menyerang kelenjar ludah di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas
timbul secara endemik atau epidemik
Menyerang anak-anak dibawah usia 15 tahun (sekitar 85% kasus).
Kelompok paramyxovirusUkuran 90 – 300 mµAktif dalam lingkungan yang kering
tapi virus ini hanya dapat bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan. Hancur pada suhu <4 ºC, oleh formalin, eter, serta pemaparan cahaya ultraviolet selama 30 detik
Virus masuk dalam tubuh melalui hidung atau mulut
Bakteri : staphylococcus aureus
Dua stadium, yaitu stadium prodormal yang muncul pada 1 sampai 2 hari dan stadium pembengkakan yang muncul 7 sampai 9 hari
Nyeri ketika mengunyah atau menelan, terutama jika menelan cairan asam. Jika kelenjar liur disentuh, maka akan timbul nyeri.
Gejala parotitis muncul dalam waktu 12 sampai 24 harisetelah terinfeksi.
Malaise, anoreksia, menggigil, demam, nyeri tenggorokan, dan nyeri pada sudut rahang
Anamnesis Pasien akan mengeluhkan nyeri saat mengunyah dan menelan, pasien juga dapat mengelukan malaise, anoreksia, menggigil, bisa disertai demam, nyeri tenggorokan, dan nyeri pada sudut rahang.
Pemeriksaan fisik Tanda vital semua dalam batas normal. Tampak pembengkakan parotis biasanya dari telinga sampai bagian bawah ramus mandibula. Suhu tubuh dari normal ke subfebris.
Pemeriksaan laboratorium
Pada parotitis tanpa komplikasi jumlah leukosit normal, meskipun terdapat leukopenia ringan dan limfositosis relatif.
Amilase serum Biasanya ada kenaikan amilase serum,
kenaikan cenderung dengan pembengkakan parotis dan kemudian kembali normal dalam kurang lebih 2 minggu.
Parotitis supuratifaBiasanya demam tinggi, nyeri pada otot leher, pembengkakan pada kelenjar parotis biasanya unilateral, dapat diikuti pembesaran pada kelenjar ludah yang lain, kulit di atas kelenjar panas, memerah dan nyeri tekan.
Parotitis berulangKlinis kadang terlihat kadang tidak, pembengkakan dari kelenjar parotis dapat unilateal atau bilateral, biasanya tidak diikuti pembesaran kelenjar ludah yang lain.
bersifat self-limited yang berlangsung kurang lebih dalam 1 minggu. Tidak ada terapi spesifik, oleh karena itu pengobatan parotitis seluruhnya simptomatis dan suportif.
Pada pasien dengan keadaan umum baik dapat diberikan terapi ;
- Istirahat yang cukup-Pemberian diet lunak dan cairan cukup-Medikamentosa
Analgetik-antipiretik bila perlu- Metampiron : anak >6 bulan
250-500 mg/hai maksimum 2 g/hari
- Parasetamol : 7,5-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis.
merupakan cedera berat dan sering dikaitkan dengan morbiditas jangka panjang
sering dikaitkan dengan cedera yang melibatkan kulit di atasnya, gigi, lidah, atau mukosa rongga mulut
Berdasarkan mekanisme:•Trauma oral•Trauma intraoral•Trauma kombinasi
Berdasarkan sifat:•Trauma akut•Trauma kronis
• Anamnesis:Dijumpai adanya riwayat terbenturDijumpai adanya riwayat pemakaian
gigi palsu• Pemeriksaan fisik:Pada inspeksi dinilai adanya cedera
wajah baik menyeluruh maupun sebagian
Pada palpasi dinilai adanya fraktur tulang dan fungsi otot-otot wajah
• Pemeriksaan fisik tambahanDinilai fungsi nervus fasialis, nervus
lingualis dan nervus hypoglosus• Pemeriksaan penunjangSialography
• Konservatif menghindari penggunaan rongga mulut dengan
mengurangi asupan secara oral dengan tujuan penyembuhan primer
• Pembedahan
Definisi tidak adanya kelenjar ludah, bisa menjadi
unilateral atau bilateral
etiologietiologi tidak diketahui, tetapi dapat
diisolasi atau terjadi pada cacat perkembangan lainnya, seperti hemifacial micostomia dan dysostosis mandibulo-wajah (Treacher Collins syndrome), sindrom Down, dan ectodermal displasia
Gejala kliniskekeringan pada mulut, kesulitan dalam
pengunyahan dan menelan makanan padat, pola yang tidak biasa dari gigi karies, erosi gigi, adanya plak, penyakit periodontal, infeksi jaringan lunak, chelitis, mucositis atrofi, dan tidak adanya saluran saliva.
pemeriksaan CT-scan atau MRI akan menunjukkan
adanya kelenjar atau penggantian dengan jaringan lemak dan fibrous
Terapisupportive dan diarahkan untuk
mengurangi xerostomia dan dampaknya, pengganti saliva, mencuci mulut sesering mungkin, terapi flourida dan kebersiha mulut yang baik
Adalah kelainan bentuk anatomi. Kondisi ini sulit dalam melokalisasi lesi dengan radiografi periapikal pada anak-anak dan karena biasanya tanpa gejala. Lokasi termasuk amandel, rektum, dan mandibula. Pada Radiografi, radiolusensi bulat atau oval antara rahang bawah kanal dan perbatasan inferior mandibula.
Definisi Adalah tumor yang palig umum dari kelenjar
parotid pada waktu kecil. Neoplasma epitel jinak yg biasanya berproliferasi selama tahun pertama kehidupan
Diagnosis Berdasarkan riwayat dan pemeriksaan fisik,
dengan lesi biasanya lembut, kenyal, massa yang perhatikan selama bulan-bulan pertama hidup dan terus membesar selama sekitar satu tahun. Hampir setengah dari semua pasien memiliki tanda vaskular terkait atas pipi.
Konfirmasi radiografi dengan resonansi magnetic imaging (MRI) dianjurkan untuk tumor yang mendalam tanpa keterlibatan kulit di mana diagnosis klinis kurang pasti
TerapiSelama tahun pertama kehidupan, ketika lesi
aktif berkembang biak, observasi adalah pengobatan pilihan. Namun, sistemik steroid dosis tinggi, biasanya diberikan selama rata-rata 8-9 bulan, dalam kasus ulserasi kulit, gangguan pernapasan, gangguan penglihatan dari keterlibatan kelopak mata, gagal jantung kongestif, atau gangguan pendengaran konduktif dari kanal auditori eksternal kompresi. Dengan dosis tinggi steroid terapi, regresi atau stabilisasi tumor terjadi pada sekitar 84% tumor .