bbdm skenario 1 modul 1.2

64
SKEMA Down Syndr om Ciri ciri : Kelainan kromosom Kognitif Fisik kepribadian Penyebab : Radiasi Ibu usia tua keturuna n Pencegahan : Hamil >21, <30 Menjauhi radiasi Gaya hidup sehat Melakukan pemilihan gen (bayi tabung) Prenatal diagnosis Terapi : Pijat Terapi wicara Pendidikan formal & Non Formal

Upload: fadhilakp

Post on 24-Dec-2015

68 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

bbdm

TRANSCRIPT

Page 1: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

SKEMA

Down Syndro

m

Ciri ciri :Kelainan

kromosomKognitif

Fisikkepribadian

Penyebab :

RadiasiIbu usia

tuaketuruna

n

Pencegahan :Hamil >21, <30

Menjauhi radiasi

Gaya hidup sehat

Melakukan pemilihan gen (bayi tabung)

Prenatal diagnosis

Terapi :Pijat

Terapi wicaraPendidikan

formal & Non Formal

Page 2: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Down Syndrome

Page 3: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Definisi• Suatu kondisi keterbelakangan perkembangan

fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom

• Akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan

• Terjadi pada kromosom 21 berkas q22 gen SLC5A3

Page 4: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Normal Non-Disjunction

Page 5: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

mosaicism

Robertsonian Translocation

Page 6: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Ciri-ciri Down Syndrome

Page 7: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2
Page 8: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2
Page 9: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

• Otot lemah• Sendi felksibel• Postur pendek• Refleks agak lambat• Daya tangkap otak rendah• IQ <50• Keterlambatan perkembangan wicara

Page 10: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Kariotipe Down Syndrome

Page 11: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Down syndrome

Faktor risiko

Page 12: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Hamil pada usia > 35 tahun

Page 13: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Rasio mendapat bayi dengan down syndrome berdasarkan umur ibu yang hamil

• 20 tahun : 1/ 1500• 25 tahun : 1/ 1300• 30 tahun : 1/ 900• 35 tahun : 1/ 350• 40 tahun : 1/ 100• 45 tahun : 1/ 30

Page 14: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

KELAINAN STRUKTURAL KROMOSOM

DELESI INSERSI ISOKROMOSO

M

Page 15: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

KELAINAN STRUKTURAL KROMOSOM

TRANSLOKASI

DUPLIKASI

Page 16: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

KELAINAN STRUKTURAL KROMOSOM

KROMOSOMCINCIN

INVERSI

Page 17: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Kelainan Numerikal Kromosom

Page 18: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Kelainan jumlah kromosom

• 1. Poliploidi (euploidi) terjadi perubahan pada seluruh kromosom , diberi akhiran ploidi Mis; monoploidi (haploid) n, diploidi (2n), triploidi (3n), tetraploidi (4n)

• 2. Aneuploidi, terjadi perubahan pada sebagian (pasangan) kromosom saja , diberi akhiran somi Mis: monosomi (2n-1), trisomi (2n+1)

Page 19: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Kelainan kromosom autosom

Page 20: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Patau syndrome

Sindrom Patau (1960) Genotip 47 XX/XY +13,umurnya kurang dari 3 bulan

Page 21: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Edward syndrome

Sindrom Edward (1960) Genotip 47 XX/XY +18 umurnya kurang dari 6 bulan

Page 22: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Down syndrome

Sindroma Down 1844 diketahui oleh Sequin 1866 tanda klinisnya ditemukan oleh J.Longdown Down Dulu disebut Mongoloid,muka pipih, jarak kedua mata relatif jauh, simien crease, genotipe 47 XX/XY +21

Page 23: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Kelainan kromosom gonosom

Page 24: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Turner syndrome

Sindroma Turner 45 XO, wanita .Has Webb neck tinggi badan 120 cm untuk orang dewasa steril terjadi karena non dysjunction gamet ibu

Page 25: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Klinefelter Syndrome

Sindroma Kline felter 47 XXY fenotip pria steril karena azoospermia Akibat non dysjunction gamet ibu atau ayah.

Page 26: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Triple X syndrome

Sindroma triple X, 47 XXX wanita

Page 27: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Sindrom Diplo Y

Sindroma Diplo Y , 47 XYY

Page 28: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

GenDefinisi =   Gen adalah bagian kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA) dalam kromosom, yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri genetis suatu makhluk hidup.

Page 29: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Hubungan Gen dengan kromosom

Kromosom mengandung DNA. Total keseluruhan informasi genetik yang disimpan didalam kromosom disebut genom. Genom DNA tersusun atas gen-gen.

Page 30: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Hubungan Gen dengan DNAMenurut Bowo (2010), secara substansi sesungguhnya gen

merupakan sepenggal DNA yang diseliputi dan diikat oleh protein, serta berfungsi sebagai zarah penentu sifat organisme

Page 31: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

KROMOSOM

Unit genetik yang terdapat dalam setiap inti sel pada semua makhluk hidup, kromosom berbentuk deret panjang molekul yang disusun oleh DNA dan protein-protein.

Kromosom ini berfungsi sebagai penyimpanan bahan materi genetik kehidupan. 

Pada Organisme terdapat dua macam kromosom, yaitu :• Kromosom Seks (Genosom) yang menentukan jenis kelamin• Kromosom Tubuh (Autosom) yang tidak menentukan jenis kelamin

Page 32: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2
Page 33: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

DNA (Deoxyribo Nucleic Acid )

Page 34: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

STRUKTUR PRIMER DNA

• Merupakan rantai deoksi ribonukleotida yang tersusun atas residu :– 2-deoksi ribosa– Basa A, G, C, T– Asam fosfat

• Tidak ada residu U

STRUKTUR SEKUNDER DNA

Dua rantai poli deoksi ribonukleotida membentuk pita spiral dobel yang saling berpilin → membentuk double helix

Page 35: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Fungsi DNA

1. DNA berfungsi untuk membawa informasi genetik2. DNA berperan dalam proses sintesis protein3. DNA berfungsi untuk membentuk RNA

Page 36: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Replikasi DNA

Page 37: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Pemeriksaan Kelainan kromosom Prenatal Non-Invasif

Page 38: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Tanya jawab riwayat

Usia

Riwayat penyakit

Riwayat penyakit keluarga

Page 39: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Tes Darah• Pemeriksaan alpha-fetoprotein DNA memeriksa

kadar protein dalam darah mendeteksi kelainan pada saraf

• Pemeriksaan Triple Test memeriksa kelainan kromosom misal Down syndrome

Page 40: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Ultrasonografi (USG)• Usia kehamilan: 10-13 minggu• Memeriksa cairan di bagian bawah leher, jarak

aman ruang 2,5 mm

Page 41: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Pemeriksaan Kelainan kromosom Prenatal Non-Invasif

Page 42: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Tanya jawab riwayat

Usia

Riwayat penyakit

Riwayat penyakit keluarga

Page 43: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Tes Darah• Pemeriksaan alpha-fetoprotein DNA memeriksa

kadar protein dalam darah mendeteksi kelainan pada saraf

• Pemeriksaan Triple Test memeriksa kelainan kromosom misal Down syndrome

Page 44: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Ultrasonografi (USG)• Usia kehamilan: 10-13 minggu• Memeriksa cairan di bagian bawah leher, jarak

aman ruang 2,5 mm

Page 45: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Pemeriksaan Kelainan Kromosom Invasif

Page 46: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Chorionic Villus Sampling (CVS)• Usia kehamilan 10-13 minggu• Tujuan: mengambil sampel villi atau bagian dari

plasenta lewat dinding perut atau vagina

Page 47: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Amniosentesis• Usia kehamilan 15-16 minggu• Pengambilan cairan amnion/ketuban kurang lebih

15-20 ml

Page 48: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Kordosentesis• Usia kehamilan 20-22 minggu• Dilakukan karena sampel amnion meragukan• Pengambilan melalui darah tali pusat

Page 49: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

DIAGNOSIS KELAINAN KROMOSAOM PASCA

KELAHIRAN( POST NATAL)

Page 50: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Pemeriksaan Fisik

Page 51: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Pemeriksaan Kromosom

• Metode tradisional (traditional karyotyping)Kelemahan : metode ini adalah waktu

pemeriksaannya cukup lama, mahal, memakai tenaga banyak, dan terkadang kurang sensitif untuk kelainan kecil. Keuntungan : dapat mendeteksi

banyak kelainan kromosom karena menganalisis seluruh kromosom.

Page 52: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

• Metode FISH (Fluorescent in situ hybridization).Keuntungan : pemeriksaannya lebih cepat, hanya 2-3 hari. Kelemahan : kelainan kromosom tertentu saja yang bisa dilihat karena kromosom itu sudah dipilih

terlebih dahulu. Meski begitu, pemeriksaan ini tetap banyak

dipakai untuk mengetahui adanya sindroma

Down, sindroma Edward, sindroma Patau, sindroma Turner, dan triploidi

Page 53: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2
Page 54: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Pemeriksaan Darah  (Percutaneus Umbilical Blood Sampling)

• dalam darah ada sel-sel limposit atau sel darah putih. Sel-sel inilah yang dikembangkan hingga mengalami pembelahan jadi 2 dan didapat kromosomnya.

Page 55: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Umumnya cara ini dilakukan terutama pada indikasi: • bila jenis kelaminnya diragukan

(sex ambigua)• wanita dengan manore primer (tak

pernah haid)• anak dengan kelebihan kromosom• kasus leukimia dan tumor ganas• retardasi mental atau kebodohan

tanpa diketahui penyebabnya• keguguran berulang kali• serta infertilitas

Page 56: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Jumlah struktur kromosom kariotipe normal

Page 57: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2
Page 58: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Kromoson Normal

• Jumlah 46 atau 23 pasang• 22 pasang autosom, 1 pasang seks

kromosom• Ada 7 grup penggolongan menurut

bentuk /struktur

Page 59: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Tahapan Pembelahan Mitosis

Page 60: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

SIKLUS SEL

Page 61: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

SIKLUS SEL• G1(gap 1): periode setelah mitosis, gen-gen aktif

berekspresi• S (sintesis): fase sintesis DNA (replikasi),

kromosom dua kromatid• G2 (gap 2): setelah S, terjadi aktifitas gen-gen

untuk mengontrol pembentukan protein/ enzim untuk persiapan pembelahan

• M : fase pembelahan sel• G0: fase istirahat/dormant

Page 62: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2
Page 63: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

KLIK

Page 64: Bbdm Skenario 1 Modul 1.2

Thank you