bahan k3

9
PERSYARATAN ISO-14001: 1996 4.4.7. KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT Organisasi harus memiliki dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi potensi terjadinya kecelakaan dan situasi darurat, serta mencegah serta menanggulangi dampak lingkungan yang mungkin berkaitan dengannya. Organisasi harus mengkaji ulang dan merevisi prosedur kesiagaan dan tanggap darurat bilamana diperlukan, khususnya setelah terjadinya kecelakaan atau situasi darurat. Organisasi harus pula melakukan pengujian prosedur-prosedur tersebut secara berkala sejauh yang dapat dilakukan. Emergency / Kondisi Darurat Suatu keadaan tidak normal/tidak diinginkan yang terjadi pada suatu tempat/kegiatan, yang cenderung membahayakan bagi manusia, merusak peralatan/harta-benda, atau merusak lingkungan sekitarnya. Suatu kejadian yang didalam daerah unit itu sendiri yang disebabkan oleh sesuatu dari dalam/luar. Disaster / Bencana Suatu kejadian besar/bencana yang datang secara tiba-tiba baik dari dalam maupun luar unit operasi/daerah tersebut yang dapat mengancam pekerja/kehidupan manusia dan kerusakan harta/benda, dan sumber daya manusia dan sarana yang tersedia tidak mampu untuk mengatasi kondisi tsb. Prosedur Keadaan Darurat Tata cara/pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat dengan memanfaatkan sumber tenaga dan sarana yang tersedia untuk menanggulangi akibat dan suatu kondisi yang tidak normal dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang lebih besar. Organisasi / Tim Keadaan Darurat Sekelompok orang yang ditunjuk/dipilih sebagai pelaksana penanggulangan Keadaan Darurat.

Upload: itarachmaw

Post on 19-Dec-2015

235 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

task

TRANSCRIPT

Page 1: bahan k3

PERSYARATAN ISO-14001: 1996

4.4.7. KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT

Organisasi harus memiliki dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi potensi terjadinya kecelakaan dan situasi darurat, serta mencegah serta menanggulangi dampak lingkungan yang mungkin berkaitan dengannya.Organisasi harus mengkaji ulang dan merevisi prosedur kesiagaan dan tanggap darurat bilamana diperlukan, khususnya setelah terjadinya kecelakaan atau situasi darurat.Organisasi harus pula melakukan pengujian prosedur-prosedur tersebut secara berkala sejauh yang dapat dilakukan.

Emergency / Kondisi Darurat

Suatu keadaan tidak normal/tidak diinginkan yang terjadi pada suatu tempat/kegiatan, yang cenderung membahayakan bagi manusia, merusak peralatan/harta-benda, atau merusak lingkungan sekitarnya. Suatu kejadian yang didalam daerah unit itu sendiri yang disebabkan oleh sesuatu dari dalam/luar.

Disaster / Bencana

Suatu kejadian besar/bencana yang datang secara tiba-tiba baik dari dalam maupun luar unit operasi/daerah tersebut yang dapat mengancam pekerja/kehidupan manusia dan kerusakan harta/benda, dan sumber daya manusia dan sarana yang tersedia tidak mampu untuk mengatasi kondisi tsb.

Prosedur Keadaan Darurat

Tata cara/pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat dengan memanfaatkan sumber tenaga dan sarana yang tersedia untuk menanggulangi akibat dan suatu kondisi yang tidak normal dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang lebih besar.

Organisasi / Tim Keadaan Darurat

Sekelompok orang yang ditunjuk/dipilih sebagai pelaksana penanggulangan Keadaan Darurat.

Keadaan darurat bisa diartikan dalam beberapa definisi yang berbeda-beda tergantung pada latar belakang dan konteks kejadiannya. Akan tetapi pada dasarnya semua mengandung pengertian yang sama, yaitu suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan baik manusia maupun mahluk hidup lain, serta menimbulkan kerusakan pada bangunan, harta benda dan lain-lain. Seseorang yang terkena serangan jantung, stroke atau demam yang tinggi bisa dikategorikan ke dalam keadaan darurat. Demikian juga dengan kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran bahan kimia beracun di tempat kerja adalah beberapa contoh keadaan darurat yang sering terjadi, yang semuanya itu tidak dapat diperkirakan kapan dan di mana akan terjadi.

Meskipun berbagai usaha pencegahan sudah dilakukan, diorganisasi dan dikelola secara baik, akan tetapi keadaan darurat masih saja bisa terjadi. Bahkan di instansi-instansi yang mempunyai

Page 2: bahan k3

keterlibatan dalam keadaan darurat ini seperti Pusat Pengembangan Keselamatan Kerja dan Hiperkes dan Mabes Polri di Jakarta, pernah mengalami kebakaran hebat. Untuk itu kita harus selalu mengembangkan kemampuan kita tentang bagaimana memanage keadaan darurat mulai dari persiapan, latihan dan penanggulangan darurat sampai pada bagaimana mencegah terjadinya atau terulangnya keadaan darurat. Pencegahan disini adalah berupa totalitas pelaksanaan program-program K3 mulai dari tingkat nasional, perusahaan sampai ke tingkat personal dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan sakit akibat kerja. Perencanaan merupakan kata kunci untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga perencanaan dalam hal ini mempunyai peran yang luar biasa. Perencanaan tanggap darurat tidak berarti hanya merencanakan tindakan yang harus dilakukan pada saat terjadinya keadaan darurat saja, akan tetapi juga meliputi tindakan pencegahan dan persiapan-persiapan jika terjadi keadaan darurat, latihan dan simulasi tanggap darurat, manajemen tanggap darurat, dan sampai pada pemulihan kondisi pasca keadaan darurat. Yang dapat dikategorikan dalam keadaan darurat (emergency) adalah keadaan-keadaan yang tidak dapat ditangani dengan segera oleh petugas pada waktu terjadinya insiden, menimbulkan ancaman/keresahan yang selanjutnya dimungkinkan dapat mengakibatkan korban jiwa, menimbulkan kerusakan harta benda dan melukai manusia, menimbulkan kerusakan peralatan yang membahayakan (terjadinya ledakan, kebakaran, dsb), dan berpotensi untuk menimbulkan kerusakan mahluk hidup dan lingkungan luar.Adapun berdasarkan penyebabnya, keadaan darurat (emergency) dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:Bencana alam (natural emergency)

Natural emergency adalah keadaan darurat yang disebabkan oleh kondisi alam dan diluar kendali manusia, seperti banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, dsb.

Karena perbuatan manusia (technological emergency)Yang pertama harus diketahui adalah technological emergency terjadi sebagai akibat dari kegagalan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan kerja. Contoh-contoh dari emergency golongan ini yaitu kebakaran, peledakan instalasi peralatan, kebocoran bahan kimia berbahaya, tumpahan bahan-bahan beracun, kebocoran nuklir dan bencana akibat tindakan terorisme.

Baik natural atau technological emergency biasanya menyebabkan kondisi emergency yang luar biasa, belum lepas dari ingatan kita bencana tsunami yang melanda Aceh dan Sumatera Utara, gempa bumi di Nabire, kecelakaan pesawat di bandara Adi Sumarmo, kecelakaan kereta api di Bintaro Jakarta, kebakaran di perusahaan Petro Widada, dan banyak lagi. Juga perlu menjadi catatan tragedi di Bhopal India, bencana nuklir Chernobill Rusia dan Piper Alpha Italia. Dalam keadaan darurat industri, menurut lokasi terjadinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu :Local emergency

Yaitu keadaan darurat yang timbul akibat kejadian yang berdampak pada bagian-bagian tertentu dalam suatu lokasi industri. Dalam hal ini dampak yang ditimbulkan diharapkan dapat dikendalikan oleh petugas setempat, juga diharapkan tidak terjadi penyebaran efek ke lokasi lain. Keadaan darurat ini contohnya adalah kebocoran bahan kimia berbahaya di gudang, kebocoran penutup dan kebocoran-kebocoran kecil lain.

On-site emergency

Adalah keadaan darurat yang berdampak pada manusia, harta benda dan lingkungan dimana dampak tersebut menyebar ke seluruh bagian lingkungan kerja. Pada keadaan ini fasilitas-fasilitas pelayanan keadaan darurat sangat dibutuhkan. Contoh on-site emergency adalah

Page 3: bahan k3

kebakaran tangki penyimpan bahan kimia mudah terbakar, pecahnya pipa instalasi dalam proses kimia berbahaya, dsb.

Off-site emergencyOff-site emergency adalah keadaan darurat yang dampaknya dapat menyebar ke seluruh lingkungan kerja dan lingkungan luar. Misalnya pada kasus kebakaran dan peledakan tangki bahan bakar yang berkapasitas besar, kebocoran gas beracun, kecelakaan transportasi bahan-bahan berbahaya, ancaman bom pada instalasi proses kimia berbahaya, dsb.

Manajemen Keadaan Darurat (emergency management) Tiga pilar utama dalam manajemen keadaan darurat adalah: Pertama, Pencegahan (emergency prevention) Kedua, Persiapan (emergency preparation) Ketiga, Respon/Tanggap Darurat (emergency response)

Dari ketiga pilar tersebut, tanggap darurat (emergency response) merupakan usaha manusia yang paling tua dalam menaksir suatu kead aan darurat. Karena pada masa lalu manajemen keadaan darurat berarti pengelolaan atau pengendalian keadaan darurat yang tengah terjadi. Sedangkan pilar manajemen KTD yang kedua yaitu persiapan KTD baru muncul beberapa tahun kemudian setelah melalui pengalaman yang cukup panjang bahwa emergency response harus juga dipertimbangkan sebagai upaya kuratif, sedangkan persiapan KTD mencakup promotif dan preventif. Pada perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa emergency management tidak mungkin berhasil tanpa menyentuh penyebab inti dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Untuk itu maka dikembangkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang merupakan interaksi dari berbagai elemen dalam menetapkan kebijakan dan tujuan K3 serta bagaimana mencapai tujuan tersebut. Dalam SMK3 pada tingkat organisasi, pencegahan, persiapan dan respon terhadap keadaan darurat merupakan komponen aktivitas yang harus direncanakan dan diimplementasikan. Aktivitas tersebut dilakukan pertama dengan cara mengidentifikasi potensi kecelakaan dan keadaan darurat. Setelah itu dilakukan penilaian terhadap risiko dan kemungkinan terjadinya keadaan darurat sesuai dengan besar dan jenis pekerjaan yang ada. Yang terakhir adalah dilakukan evaluasi terhadap hasil penilaian risiko guna menentukan prioritas penanganan sesuai dengan tingkat keseriusan atau derajat keparahan dampak yang mungkin ditimbulkan.

Prosedur Tanggap Darurat

oleh: Agus Masroh

AdvertisementProsedur tanggap darurat, yaitu tata cara dalam mengantisipasi keadaan darurat, secara garis besarnya meliputi:•Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat.•Pendidikan dan Latihan.•Penanggulangan keadaan darurat.•Pemindahan dan penutupan.

1.Rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat.Rencana/rancangan menghadapi keadaan darurat dimaksudkan untuk mempersiapkan koordinasi dan petunjuk bagi rencana kegiatan organisasi/perusahaan, kesiagaan untuk bertindak dan mendeteksi kejanggalan pada kegiatan organisasi (pada proses pelayanan) dan/atau gejala alam,

Page 4: bahan k3

dimana diduga kemungkinan akan adanya kecelakaan baik perseorangan, gangguan di wilayah kerja atau kekacauan lingkungan.Penyusunan rencana/rancangan tersebut diatas, mengacu pada informasi sebagai berikut :a.Kemungkinan akan bahaya.b.System peringatan bahaya.c.Prosedur pengaturan tugas & bertindak.d.Manajemen dan controle.Komunikasi di lapangan.f.Urutan Kuasa.g.Tindakan / kegiatan anggotah.Pusat organisasi keadaan darurati.Prosedur pemindahan ( evakuasi )j.Kelompok penolongk.Modal.Tanda dan peringatan yang baik dan benar untuk menghadapi keadaan darurat dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing, seperti :a)Deteksi kebakaranb)Alarm kebakaranc)System peralatan deteksid)Teriakan para pekerja.e)Peringatan dari luar.Rencana/rancangan tersebut harus berisikan informasi yang memungkinkan siapa saja untuk bisa menguasai keadaan darurat, seperti membunyikan alarm dan memberitahukan kepada atasan mereka secepatnya.

2.Pendidikan dan latihanPendidikan dan latihan dalam menghadapi keadaan darurat, dimaksudkan selain untuk memastikan perlindungan yang maksimal bagi jiwa dan kekayaan ( gedung, mesin/peralatan, kendaraan dan lain-lain), juga untuk mengurangi timbulnya situasi dengan akibat yang merugikan. Persyaratan utama yang harus dimengerti oleh para pekerja adalah mengerti dan memahami kegunaan dari : prosedur tanggap darurat dan rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat serta memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan prosedur penanggulangannya.3.Penanggulangan Keadaan darurat.Dalam hal menangani/menangulangi keadaan darurat, khususnya dilingkungan industry baik industry barang maupun industry jasa, diperlukan usaha bersama dari seluruh tim penyelamat ( Rescue Team). Untuk itu kelompok-kelompok tim penanggulangan keadaan darurat ( Emergency Response Team) harus sudah dibentuk dengan nama khusus, tindakan-tindakan dan kepada siapa harus dilaporkan dan koordinasi apa yang ada. Berikut ini adalah kelompok penanggulangan keadaan darurat yang bisa dibentuk :a.Pusat Koordinator selaku Pos Komando.b.Tim Penyelamat yang berpengalaman di bidang Pertolongan Pertama.c.Tim/Regu Pemadam Kebakaran.d.Keamanan ( Satuan Pengamanan/SATPAM).e.Anggota staff lain yang terpilih.4.Pemindahan dan penutupan.Pada saat keadaan darurat, pastikan untuk menutup/menghentikan kegiatan/pekerjaan dan melakukan evakuasi (pemindahan) seluruh pekerja dari tempat kejadian. Evakuasi ini harus selalu disetujui oleh pejabat tertinggi dari jajaran manajemen atau apabila tidak ada ditempat bisa diwakili oleh pejabat dibawahnya, sesuai jenjang organisasi yang telah ditetapkan.Anggota tim/regu penyelamat harus selalu bersedia merelakan diri tinggal di tempat kejadian, kecuali dalam bahaya atau sesuai dengan petunjuk manajer senior.

Page 5: bahan k3

Rancangan dan tanggap darurat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses manajemen. Komitmen dan kebijakan manajemen dalam menyikapi upaya pencegahan kerugian akibat keadaan darurat, merupakan “kunci” untuk mengendalikan resiko yang mungkin terjadi, sehingga d`pat mencegah dan atau meminimalisasi kerugian.Sikap waspada dan kesadaran serta disiplin yang tinggi dan penuh tanggung jawab dari seluruh unsure yang terlibat baik pimpinan perusahaan maupun tenaga kerja, akan pentingnya mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam prosedur tanggap darurat untuk tetap terpeliharanya pelayanan yang prima terhadap keselamatan tenaga kerja, dapat diciptakan melalui pendidikan dan latihan yang berkualitas

J. Kesiapan Penaganan Keadaan DaruratKeadaan darurat adalah kejadian yang tidak diinginkan yangmengakibatkan jumlah korban banyak (fatal/cacat) atau kerugian dan kerusakanyang besar, keadaan darurat dapat dibagi menjadi : kebakaran , kecelakaan kerjadan huru hara.Kesiapan penanganan keadaan darurat merupakan tindakan persiapanpenanggulangan yang cepat, tepat dan mengenai sasaran sehingga akanmengurangi dampak kerugian penanganan darurat di PT.Indocement TunggalPrakarsa, Tbk melibatkan beberapa bagian yaitu Safety Departement, HealthDepartemen, Security Departemen dan Plant/ Divisi.1. ProsedurPenanganan keadaan darurat di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbkmelalui prosedur sebagai berikut:a. Jika terjadi keadaan darurat di wilayah PT, Indocement Tunggal Prakarsa,Tbk bisa langsung menyampaikan berita kepada BPK pada pesawat 9999dan selanjutnya akan membunyikan alarm.b. Petugas yang ada di radio room menghubungi unit – unit terkait sesuaikebutuhan dan diusahakan agar komunikasi tetap berjalan.c. Pihak – pihak yang terkait dihubungi.41d. Superintendant bertanya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengankejadian pada lini terkait di TKP.e. Pola operasional penangganan ditentukan oleh superintendent.f. Superintendant bertanggung jawab terhadap anak buahnya maupunkelengkapa perlengkapan.g. laporan tentang keadaan darurat tersebut dalam waktu 1X24 jam harussudah masuk kecuali ada hari libur, tetapi laporan secara lisan harusdilaporkan pada saat itu juga.2. Sarana Komunikasi Dan InformasiSarana yang digunakan untuk keadaan darurat meliputi:a. Telepon meliputi:(1) Direcline untuk menghubungi komunikkasi dari luar plantsite dengannomer 8689 999(2) Emergency call terdiri dari:(a) Poliklinik : 9977(b) Security : 99988(c) BPK : 9999b. Radio telekomunikasi1) Radio Repair untuk distribusi tanjung priuk, kantor pusat , internsecurity distribusi semen dan transportasi batu bara.

Page 6: bahan k3

2) Radio SSB Untuk jalur cigading dan kantor pusat, radio ini jarangdigunakan atau btidak aktif.423) Radio orari 2 meter untuk hbungan kepolisian\, koramil, maupunmasyarakat umum dengan frekuensi VHF 14.241.0 MHz dan UHF400 MHz.c. secara manual dengan pengeras suara melalui mobil komandoAdapun tanda terjadinya keadaan darurat adalah:1) Sirine.2) Secara manual dengan pengeras suara melalui mobil komando.3. EvakuasiEvakuasi merupakan kegiatan pemindahan manusiadan harta benda ketempat yang aman pada saat keadaan darurat dan menentukan tempat berkumpul,agar mudah dalam pengawasan.Tempat evakuasi, yaitu:a. Lapangan didepan HED ( health Environment Departement)b. Lapangan parker pool P6 – P7/8Pelaksanaan evakuasi untuk sarana angkutan:a. Plant/Divisi menyediakan mobil operasionalb. Transportasi menyediaan mobil operasional dan atau bus4. Tim pelaksanaStruktur organisasi keadaan darurat di PT. Indocement Tunggal Prakarsaadalah sebagai berikut:a. Koordinator : Safety Departementb. Anggota : 1) Health Departement Head2) Security Departement Head433) SuperintendentTugas dan tanggung jawab masing-masing personil adalah:a. Koordinator1) Mempunyai wewenang dan tanggung jawabmengendalikan keadaandaruarat sampai kondisi normal kembali.2) Menyebarkan informasi yang akurat tentang keadaan darurat.3) Mengendalikan komunikasi keadaan darurat.4) Mencari bantuan plant/divisi atau luar perusahaanb. Barisan Pemadam KebakaranMempunyai tugas menyelamatkan, memadamkan kebakaran, menevakuasikorban manusia maupunharta benda.c. Poliklinik1) Mempersiapkan ambulans dan memberikan P3K di lokasi keadaan darurat.2) Membawa korban yang tidak dapat diatasi ke rumah sakit terdekat.d. Security1) Mengatur jalur lalu lntas di sekitar lokasi keadaan darurat.2) Mengamankan lokasi keadaan darurat dari tindak kriminal.e. Plant/divisi1) Melakukan penanganan pertama pada saat keadaan darurat.2) Membantu tim keadaan darurat.

G. Kesiapan Penanganan Keadaan DaruratPeraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 tentang pedomanpenerapan dan sistem manajemen K3 dijelasakan bahwa perusahaan harus

Page 7: bahan k3

memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau bencana yang diujisecara berkala untuk mengetahui keadaan pada saat kejadian yang sebenarnya.Disebutkan pula bahwa perusahaan harus membuat prosedur rencana pemulihantenaga kerja yang mengalami trauma.53Mengacu pada peraturan di atas, PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbktelah membentuk suatu prosedur khusus penanganan keadaan darurat. Dalam halpenanganan keadaan daruarat PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk menetapkanskala prioritas:1. Dekat dengan posisi pabrik2. Pertimbangan jarakUntuk menunjang kelancaran penanganan maka dilengkapi sarankomunikasi dan informasi yang lengkap serta melibatkan beberapa bagian.Informasi keadaan darurat telah diperlihatkan dan diketahuioleh seluruh tenagakerja maupun umum.

Berdasarkan penyebabnya, keadaan darurat (emergency) dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

1. Bencana Alam (natural emergency)

Keadaan darurat yg disebabkan oleh kondisi alam dan diluar kendali manusia, seperti : banjir, gempa bumi, kebakaran

Perbuatan Manusia (techological emergency)

Terjadi sebagai akibat dari kegagalan upaya K3 di lingkungan kerja, seperti : kebakaran, peledakan, kebocoran bahan kimia, dll