bagaimana pergerakan mandibula saat berfungsi
DESCRIPTION
DentistryTRANSCRIPT
Bagaimana pergerakan mandibula saat berfungsi?
Berdasarkan hasil penelitian elektromiografi, gerak mandibula dalam hubungannya
dengan rahang atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut yaitu :
1. Gerak membuka
Seperti sudah diperkirakan, gerak membuka maksimal umumnya lebih kecil daripada
kekuatan gigitan maksimal (menutup). Muskulus pterygoideus lateralis berfungsi menarik
prosessus kondiloideus ke depan menuju eminensia artikularis. Pada saat bersamaan, serabut
posterior muskulus temporalis harus relaks dan keadaan ini akan diikuti dengan relaksasi
muskulus masseter, serabut anterior muskulus temporalis dan muskulus pterygoideus medialis
yang berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula berotasi di
sekitar sumbu horizontal, sehingga prosessus kondilus akan bergerak ke depan sedangkan
angulus mandibula bergerak ke belakang. Dagu akan terdepresi, keadaan ini berlangsung dengan
dibantu gerak membuka yang kuat dari muskulus digastricus, muskulus geniohyoideus dan
muskulus mylohyoideus yang berkontraksi terhadap os hyoideum yang relatif stabil, ditahan
pada tempatnya oleh muskulus infrahyoidei. Sumbu tempat berotasinya (Pedersen, 1996).
a. Gerak membuka
b. Gerak menutup
c. Protrusi
d. Retusi
e. Gerak lateral
mandibula tidak dapat tetap stabil selama gerak membuka, namun akan bergerak ke
bawah dan ke depan di sepanjang garis yang ditarik (pada keadaan istirahat) dari prosessus
kondiloideus ke orifisum canalis mandibularis (Pedersen, 1996).
3. Gerak menutup
Penggerak utama adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, dan muskulus
pterygoideus medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi, dari menutup pada posisi
protrusi penuh sampai menutup pada keadaan prosesus kondiloideus berada pada posisi paling
posterior dalam fosa glenoidalis. Gerak menutup pada posisi protrusi memerlukan kontraksi
muskulus pterygoideus lateralis, yang dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Caput
mandibula akan tetap pada posisi ke depan pada eminensia artikularis. Pada gerak menutup
retrusi, serabut posterior muskulus temporalis akan bekerja bersama dengan muskulus masseter
untuk mengembalikan prosesus kondiloideus ke dalam fosa glenoidalis, sehingga gigi geligi
dapat saling berkontak pada oklusi normal (Pedersen, 1996).
Pada gerak menutup cavum oris, kekuatan yang dikeluarkan otot pengunyahan akan
diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas. Muskulus pterygoideus
lateralis dan serabut posterior muskulus temporalis cenderung menghilangkan tekanan dari caput
mandibula pada saat otot-otot ini berkontraksi, yaitu dengan sedikit mendepresi caput selama
gigi geligi menggeretak. Keadaan ini berhubungan dengan fakta bahwa sumbu rotasi mandibula
akan melintas di sekitar ramus, di daerah manapun di dekat orifisum canalis mandibular.
Walaupun demikian masih diperdebatkan tentang apakah articulatio temporomandibula
merupakan sendi yang tahan terhadap stres atau tidak. Hasil-hasil penelitian mutakhir dengan
menggunakan model fotoelastik dan dengan cahaya polarisasi pada berbagai kondisi beban
menunjukkan bahwa artikulasio ini langsung berperan dalam mekanisme stress (Pedersen, 1996).
4. Protrusi
Pada kasus protrusi bilateral, kedua prosesus kondiloideus bergerak ke depan dan ke
bawah pada eminensia artikularis dan gigi geligi akan tetap pada kontak meluncur yang tertutup.
Penggerak utama pada keadaan ini adalah muskulus pterygoideus lateralis dibantu oleh muskulus
pterygoideus medialis. Serabut posterior muskulus temporalis merupakan antagonis dari
kontraksi muskulus pterygoideus lateralis. Muskulus masseter, muskulus pterygoideus medialis
dan serabut anterior muskulus temporalis akan berupaya mempertahankan tonus kontraksi untuk
mencegah gerak rotasi dari mandibula yang akan memisahkan gigi geligi. Kontraksi muskulus
pterygoideus lateralis juga akan menarik discus artikularis ke bawah dan ke depan menuju
eminensia artikularis. Daerah perlekatan fibroelastik posterior dari diskus ke fissura
tympanosquamosa dan ligamen capsularis akan berfungsi membatasi kisaran gerak protrusi ini
(Pedersen, 1996).
5. Retrusi
Selama pergerakan, kaput mandibula bersama dengan discus artikularisnya akan
meluncur ke arah fosa mandibularis melalui kontraksi serabut posterior muskulus temporalis.
Muskulus pterygoideus lateralis adalah otot antagonis dan akan relaks pada keadaan tersebut
(Pedersen, 1996).
Otot-otot pengunyahan lainnya akan berfungsi mempertahankan tonus kontraksi dan
menjaga agar gigi geligi tetap pada kontak meluncur. Elastisitas bagian posterior discus
articularis dan capsula articulatio temporomandibularis akan dapat menahan agar diskus tetap
berada pada hubungan yang tepat terhadap caput mandibula ketika prosesus kondiloideus
bergerak ke belakang (Pedersen, 1996).
6. Gerak lateral
Pada saat rahang digerakkan dari sisi yang satu ke sisi lainya untuk mendapat gerak
pengunyahan antara permukaan oklusal premolar dan molar, prosesus kondiloideus pada sisi
tujuan arah mandibula yang bergerak akan ditahan tetap pada posisi istirahat oleh serabut
posterior muskulus temporalis sedangkan tonus kontraksinya akan tetap dipertahankan oleh otot-
otot pengunyahan lain yang terdapat pada sisi tersebut. Pada sisi berlawanan prosesus
kondiloideus dan diskus artikularis akan terdorong ke depan ke eminensia artikularis melalui
kontraksi muskulus pterygoideus lateralis dan medialis, dalam hubungannya dengan relaksasi
serabut posterior muskulus temporalis. Jadi, gerak mandibula dari sisi satu ke sisi lain terbentuk
melalui kontraksi dan relaksasi otot-otot pengunyahan berlangsung bergantian, yang juga
berperan dalam gerak protrusi dan retrusi Pada gerak lateral, caput mandibula pada sisi
ipsilateral, ke arah sisi gerakan, akan tetap ditahan dalam fosa mandibularis. Pada saat
bersamaan, caput mandibula dari sisi kontralateral akan bergerak translasional ke depan.
Mandibula akan berotasi pada bidang horizontal di sekitar sumbu vertikal yang tidak melintas
melalui caput yang ‘cekat’, tetapi melintas sedikit di belakangnya. Akibatnya, caput ipsilateral
akan bergerak sedikit ke lateral, dalam gerakan yang dikenal sebagai gerak Bennett (Pedersen,
1996).
Selain menimbulkan pergerakan aktif, otot-otot pengunyahan juga mempunyai aksi
postural yang penting dalam mempertahankan posisi mandibula terhadap gaya gravitasi. Bila
mandibula berada pada posisi istirahat, gigi geligi tidak beroklusi dan akan terlihat adanya celah
atau freeway space diantara arkus dentalis superior dan inferior