bab.vi analisis dan strategi program penguatan … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama...

21
BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS PPJTD. Dari berbagai temuan evaluasi program penguatan keuangan dan pengadvokasian untuk memperjuangkan lokasi pada bab-bab sebelumnya, yakni permasalahan yang mempengaruhi tidak berhasilnya program-program tersebut sangat berkaitan dengan permasalahan keorganisasian yakni permasalahan kapasitas kepemimpinan, kapasitas keuangan, kapasitas sarana dan prasarana, kapasitas sumberdaya manusia dan kapasitas jejaring organisasi. Dari hasil evaluasi terhadap program iuran operasional, iuran arisan tenda dan pengadvokasian. Dari ketiga hal tersebut masih banyak kendala atau kelemahan terutama pada kepemimpinan dan pengurus, seperti pengelolaan keuangan internal, pengelolaan administrasi, pengalaman mengatur pembukuan, serta belum mampu menggunakan alat teknologi komputer. Sedangkan dari hasil evaluasi pengadvokasian ditemukan bahwa pemimpin dan pengurus masih banyak kelemahan dalam persiapan advokasi yang intinya memperjuangkan lokasi (ijin) ke pemerintah. Usaha memperjuangkan lokasi (ijin) bagi anggota PPJTD sampai saat belum berhasil dan belum mendapatkan tanggapan yang serius terhadap keinginan anggota PPJTD. Masalah yang menjadi kendala dalam memperjuangkan lokasi disebabkan sumber daya manusia dalam pembuatan konsep, kurangnya pengetahuan tentang sistem sumber, seperti Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Keterbatasan tersebut dilatarbelakangi pendidikan rendah, dan kurangnya pengalaman dalam pengorganisasian dan juga belum pernah mengikuti pelatihan pengadvokasian. Oleh karena itu, untuk menyusun strategi program penguatan kapasitas organisasi dan pengadvokasian untuk mmperjuangkan lokasi dapat dilihat pada analisis SWOT. Analisis dapat digunakan untuk mengetahui program yang berkaitan dengan permasalahan pengadvokasian untuk memperjuangkan lokasi tersebut diatas maka untuk lebih jelasnya akan dianalisis dan menjelaskan faktor internal dengan variabel kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal dengan variabel peluang dan ancaman dalam organisasi PPJTD dijelaskan melalui analisis SWOT, sebagai berikut ini:

Upload: dinhkhuong

Post on 14-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

BAB.VI

ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS PPJTD.

Dari berbagai temuan evaluasi program penguatan keuangan dan

pengadvokasian untuk memperjuangkan lokasi pada bab-bab sebelumnya,

yakni permasalahan yang mempengaruhi tidak berhasilnya program-program

tersebut sangat berkaitan dengan permasalahan keorganisasian yakni

permasalahan kapasitas kepemimpinan, kapasitas keuangan, kapasitas sarana

dan prasarana, kapasitas sumberdaya manusia dan kapasitas jejaring

organisasi. Dari hasil evaluasi terhadap program iuran operasional, iuran arisan

tenda dan pengadvokasian. Dari ketiga hal tersebut masih banyak kendala atau

kelemahan terutama pada kepemimpinan dan pengurus, seperti pengelolaan

keuangan internal, pengelolaan administrasi, pengalaman mengatur

pembukuan, serta belum mampu menggunakan alat teknologi komputer.

Sedangkan dari hasil evaluasi pengadvokasian ditemukan bahwa

pemimpin dan pengurus masih banyak kelemahan dalam persiapan advokasi

yang intinya memperjuangkan lokasi (ijin) ke pemerintah. Usaha

memperjuangkan lokasi (ijin) bagi anggota PPJTD sampai saat belum berhasil

dan belum mendapatkan tanggapan yang serius terhadap keinginan anggota

PPJTD. Masalah yang menjadi kendala dalam memperjuangkan lokasi

disebabkan sumber daya manusia dalam pembuatan konsep, kurangnya

pengetahuan tentang sistem sumber, seperti Lembaga Bantuan Hukum (LBH),

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Keterbatasan tersebut dilatarbelakangi

pendidikan rendah, dan kurangnya pengalaman dalam pengorganisasian dan

juga belum pernah mengikuti pelatihan pengadvokasian.

Oleh karena itu, untuk menyusun strategi program penguatan kapasitas

organisasi dan pengadvokasian untuk mmperjuangkan lokasi dapat dilihat pada

analisis SWOT. Analisis dapat digunakan untuk mengetahui program yang

berkaitan dengan permasalahan pengadvokasian untuk memperjuangkan lokasi

tersebut diatas maka untuk lebih jelasnya akan dianalisis dan menjelaskan

faktor internal dengan variabel kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal

dengan variabel peluang dan ancaman dalam organisasi PPJTD dijelaskan

melalui analisis SWOT, sebagai berikut ini:

Page 2: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

77

6.1 Faktor Internal 6.1.1 Kekuatan pada Organisasi PPJTD. Pada dasarnya organisasi PPJTD mempunyai kekuatan seperti keuatan

dasar hukum PPJTD, kekuatan ikatan emosional yang sama, dan kemauan

pemimpin dalam mengelola PPJTD sebagai berikut:

1) Kuatnya dasar hukum PPJTD sebagai LSM.

Organisasi PPJTD pada dasarnya memiliki dasar hukum yang kuat.

Dasar hukum, organisasi PPJTD telah memiliki ijin dengan Akta Nomor 09

tertanggal 26 Mei 2007 yang ditetapkan oleh Notaris Riena Sabrina, SH.

hal ini menunjukkan kekuatan hukum dalam organisasi untuk

mengembangkan kapasitas organisasi dan pengadvokasian anggotanya.

Dengan adanya dasar hukum dari notaris memberikan ruang gerak kepada

pemimpin PPJTD dapat menggerakan dan mempengaruhi seluruh

anggota dengan baik, sehingga menimbulkan rasa solidaritas tinggi

dalam organisasi untuk mempersatukan anggota PPJTD, dan untuk

memperjuangkan lokasi melalui organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan

kegiatan iuran arisan tenda untuk anggota dan operasional PPJTD dalam

pengadvokasian ke pemerintah.

Dasar hukum tersebut di atas dapat dijadikan dasar kekuatan untuk

menjalin hubungan dengan organisasi lain dalam rangka untuk

memperjuangkan hak anggota PPJTD yakni mendapatkan ijin atau

mendapatkan kemudahan lain untuk mengembangkan kemampuan

pengurus dan anggota PPJTD yaitu untuk meningkatkan ekonomi.

2) Kuatnya modal sosial dan ikatan-ikatan emosional yang sama.

Kepercayaan yang ditanamkan dalam organisasi yang ikut bergabung

dalam organisasi merupakan modal sosial. PPJTD muncul sebagai sistem

yang menyadarkan mereka untuk bekerja sama sebagai ikatan sosial yang

mempunyai profesi yang sama yakni pedagang kaki lima, yang sama-sama

menggunakan lahan publik sebagai tempat jualan. Oleh sebab itu, modal

kepercayaan tukar menukar informasi untuk membentuk suatu ikatan

kekuatan untuk memudahkan tindakan kolektif dalam pengadvokasian ke

pemerintah. Ikatan emosional yang ditunjukkan mereka adalah dengan

mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk

Page 3: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

78

melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin, pembelian

tenda, biaya tenaga suka rela dan pembeliaan alat-alat organisasi. Selain itu

uang iuran juga digunakan dalam pengadvokasian dimana biaya

dikeluarkan untuk membeli air minum kepada seluruh anggota PPJTD yang

terlibat dalam memperjuangkan lokasi pada saat mendatangi ke DPRD dan

Walikota. Kekuatan lain adalah bahwa perjuangan untuk semua anggota

PPJTD dan tidak melihat latar belakang asal usul mereka berasal ataupun

etnis.

3) Kuatnya kemauan pemimpin dan pengurus mengelola PPJTD.

Selama ini pemimpin PPJTD dan pengurusnya telah menunjukkan

kemampuan untuk memimpin PPJTD. Pemimpin organisasi PPJTD mampu

menggerakan dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan dalam organisasi

seperti arisan tenda, dan mengadakan pengadvokasian dalam rangka untuk

memperjuangkan lokasi jualan ke pemerintah untuk mendapatkan ijin. Hal

ini menunjukkan motivasi kerja kuat, dedikasi, dan loyalitas yang tinggi

terhadap pekerjaan dan organisasi. Hal lain yang ditunjukkan oleh ketua

PPJTD dengan memberikan petunjuk atau nasehat kepada setiap anggota

untuk menjaga kebersihan lingkungan kerja dan menjaga keamanan dan

ketertiban serta pengadaan sirkulasi uang iuran anggota.

Akibat dari kemampuan pemimpin dan pengurus dapat dirasakan

oleh anggota adalah apabila ada petugas Satpol PP datang selalu

mendatangi ke ketua organisasi dan pengurus. Artinya segala sesuatu

diatur oleh pengurus. Anggota tidak berurusan langsung dengan

pemerintah.

Dampak dari kemampuan ketua dan pengurus dapat ditunjukkan

penanganan dan mengurangi hal-hal yang akan menjadi masalah antara

anggota PPJTD dan pemerintah. Apabila ada anggotanya melakukan

kesalahan berjualan menjolok ke badan jalan kemudian diketahui oleh

walikota, maka yang menjadi sasaran teguran adalah ketua dan pengurus

organisasi melalui lewat Camat dan Kelurahan. Secara tidak langsung cara

peneguran tersebut di atas menunjukkan bahwa keberadaan organisasi

yang dipimpinnya dapat diakui dan diketahui tidak secara langsung. Dengan

demikian perannya ketua dan pengurus dalam organisasi sangat penting

bagi anggota dan pemerintah.

Page 4: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

79

6.1.2 Kelemahan Menjadi Permasalahan Organisasi PPJTD.

Untuk mengetahui permasalahan atau kendala yang dialami oleh

organisasi PPJTD yakni permasalahan kapasitas pengurus dalam pemahaman

advokasi, permasalahan pengembangan keuangan, sarana dan prasarana,

SDM, jejaring dengan organisasi, permasalahan lokasi jualan, dan

permasalahan belum mendapat dukungan hukum akan diuraikan sebagai

berikut:

1) Permasalahan kapasitas pengurus dalam pemahaman advokasi.

Ketua merupakan inti dari manajemen karena ketua merupakan motor

penggerak bagi seluruh sumberdaya yang dimiliki organisasi dalam rangka

mencapai tujuan usaha ekonomi dan pengadvokasian tersebut ditentukan

faktor kemahiran kepemimpinan pembuatan konsep dan hubungan dengan

pihak LSM lain. Namun pada kenyataan pengurus PPJTD sangat terbatas

pengetahuan dalam pemahaman advokasi dan pengalaman tentang

pengelolaan keorganisasian. Hal ini disebabkan oleh latarbelakang

pendidikan yang disandangnya yang rendah yakni hanya tamatan dari

SLTP. Bahkan ketua dan pengurusnya tidak pernah mengikuti suatu

pelatihan apapun tentang organisasi dan pemahaman advokasi, selama

menggerakan anggota sesuai dengan kemampuannya, bahkan sering

tergantung kepada penasehat organisasi untuk membuat konsep

pengetikan dan lain-lainnya. Dilihat dari pengalaman sehari-hari hanya

mengeluti pedagang kaki lima sebagai pekerjaan profesinya. Jadi inilah

yang menjadi penyebab kelemahan ketua dan pengurusnya dalam

organisasi PPJTD untuk membuat konsep-konsep, baik dalam administrasi

maupun konsep dalam pengadvokasian untuk memperjuangkan lokasi.

Selain itu melemahnya kemampuan untuk bernegoisasi dan menggalang

kekuatan dengan LSM atau lembaga bantuan hukum.

2) Permasalahan kapasitas pengembangan keuangan, sarana prasarana,

SDM, Jejaring dalam organisasi.

Permasalahan kegunaan uang iuran dari anggota PPJTD dalam

operasional organisasi adalah sebagai berikut:

Dana yang digunakan dalam belanja ATK kantor.

Organisasi hanya mengharapkan iuran dari anggota untuk

pelaksanaan kegiatan keadministrasian organisasi. Hal-hal yang

Page 5: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

80

diperlukan dan organisasi seperti belanja kertas, tinta komputer, buku

kas, biaya pengetikan, biaya administrasi ijin organisasi dan lai-lain.

Dana yang digunakan untuk biayai pengurus.

Gaji pengurus selama ini digaji tidak permanen. Artinya kadang

mendapat gaji kadang juga tidak mendapat gaji. Karena harapan dari

iuran tersebut tidak bisa mencukupi untuk memberikan gaji kepada

pengurus. Sehingga selama ini pengurus menerima sesuai dengan

hasil dari sisa pembelanjaan jika masih ada.

Dana yang digunakan untuk pengembangan tenda baru.

Untuk pengembangan usaha tenda anggota PPJTD sebanyak 16

buah. Tenda tersebut dengan harga Rp. 1.700.000,00 per buah. Ini juga

mengharapkan dana dari iuran anggota PPJTD. pengadaan tenda ini

bertujuan untuk menghindari dari penggusuran yang sering dituduh

sebagai penyebab ketidakindahan dan kebersihan. Namun masih

banyak yang belum mendapatkan gilrannya karena faktor keuangan

tidak bisa mencukupi disebabkan oleh naiknya harga tenda

Dana yang digunakan dalam pengadvokasian.

Dalam pengadvokasian juga memerlukan dana. Dana yang

perlukan dalam pengadvokasian adalah untuk membuat konsep,

transportasi untuk pengurus ke lembaga pembuatan hukum (Notaris).

Pengeluaran untuk membeli makanan dan minuman pada saat

pengadvokasian di lapangan. Semua itu hanya mengharapkan iuran dari

anggota PPJTD. Hal ini menjadi beban organisasi untuk menguras

anggota melalui dana iuran tersebut.

Permasalahan belum memiliki sarana dan prasarana.

Dalam hal sarana yang dimaksudkan ada dua, sarana tempat

kerja dan sarana pemyampaian keluhan. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kualitas pelayanan adalah faktor sarana pelayanan

(perlengkapan kerja) untuk kepentingan seperti mempercepat proses

pelaksanaan pekerjaan agar dapat menghemat waktu, meningkatkan

produktifitas pelayanan, menyediakan pelayanan yang lebih baik,

terjaminnya ketepatan ukuran dan stabilitas ukuran layanan,

mempermudah dalam gerak pelaku pelayanan, memberikan rasa

kenyamanan kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja dan kepuasan

pelayanan. Sedangkan kelemahan pada organisasi PPJTD adalah

Page 6: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

81

semua peralatan perkantoran dan ruang kerja masih meminjam kepada

organisasi lain.

Dalam pengadvokasian ke pemerintah, DPRD dianggap sebagai

sarana penyampaian keluhan yang dirasakan oleh anggotanya dalam

penggusuran oleh Satpol PP. Dalam penyampaian advokasi mereka

tidak menggunakan spanduk sebagai sarana penyampaian pendapat.

Kegiatan yang mereka lakukan adalah berdialog dengan pemerintah

untuk bersedia membicarakan masalah mereka terutama untuk

kepentingan anggota yang sedang melakukan kegiatan jualan di lahan

publik. Namun sampai sekarang belum ada tanggapan yang serius

terhadap keluhan yang disampaikan oleh pengurus organisasi PPJTD.

Permasalahan SDM belum pernah mengikuti pelatihan keorganisasian.

Kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

informasi telah mendorong tumbuh dan berkembangnya kreaktvitas dan

inovasi serta pendayagunaan modal intelektual atau pengetahuan yang

dimiliki organisasi untuk kemajuan organisasi pada masa yang akan

datang. Kunci kemampuan daya saing adalah manusia berkualitas,

penuh kreativitas dan inovasi sebagai modal intelektual sehingga

mampu menciptakan keunggulan bersaing. Oleh sebab itu, modal

intelektual adalah hal yang penting dimiliki seseorang dan perlu di

dayagunakan secara terus menerus. Selain itu, sumber daya manusia

juga dikatakan sebagai kompetensi inti dalam pengembangan baik

individu dan kelompok termasuk dalam organisasi PPJTD.

Sedangkan kelemahan yang ada pada organisasi PPJTD terutama

pada pemimpin dan pengurusnya pada dasar tidak mempunyai

kemampuan dan pengetahuan ketrampilan tentang keorganisasian yang

menunjang dalam pelaksanaan pembuatan konsep dan hubungan

dengan LSM atau lembaga hukum dalam kepentingan kegiatan

organisasi untuk memperjuangkan lokasi. Faktor yang mempengaruhi

adalah latarbelakang pendidikan mereka pada umunnya adalah rendah

hanya rata-rata tamatan SLTP. Bahkan mereka tidak pernah mengikuti

jenis kerampilan apapun tentang organisasi baik pelatihan manajemen,

pelatihan kepemimpinan maupun pengadvokasian dan hukum.

Permasalahan belum ada kerjasama atau jejaing dengan LSM.

Page 7: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

82

Selama ini organisasi PPJTD hanya mengandalkan kemampuan

anggota PPJTD sendiri dalam pengadvokasian ke pemerintah.

Organisasi ini tidak pernah melakukan hubungan kerja sama dengan

lembaga swadaya masyarakat untuk mendampingi mereka dalam dalam

bantuan modal pengembangan usaha. Tidak ada hubungan dengan

LSM lain disebabkan oleh kurang informasi tentang sistem sumber-

sumber LSM yang ada dalam masyarakat. Selain itu belum pernah juga

melakukan hubungan dengan koperasi, donator atau Bank untuk yang

bisa mendapatkan kredit usaha kepada anggota.

3) Permasalahan lokasi jualan.

Permasalahan yang dihadapi oleh anggota PPJTD adalah

pemanfaatan lahan publik sebagai tempat jualan. Lokasi yang ditempati

adalah di di atas trotoar dan jalan masuk ke rumah pribadi dan kantor yang

ada di sekitar Jl. Ir. H. Djuanda dan Jl Merdeka, kelurahan Citarum. Alasan

menggunakan lahan publik karena anggota PPJTD adalah pada umunya

mereka tidak mampu atau kurang mampu bahkan miskin. Kerampilannya

hanya mampu menjalankan ekonomi dengan kegiatan jualan makanan dan

minuman yang dilakukan oleh pedagang kaki lima yang ditempatkan di atas

trotoar sejak tahun 1998/1999.

Pada tahun tahun 2005, pemerintah kota mengeluarkan peraturan

daerah tentang kebersihan, ketertiban dan keindahan (K3). Pada tahun

2006 pemerintah melaksanakan peraturan tersebut dengan melakukan

kebersihan (penggusuran) PKL, termasuk anggota PPJTD yang ada di Jl.

Ir. H. Djuanda dan Jl. Merdeka.

4) Permasalahan belum mendapat dukungan lembaga bantuan hukum.

Permasalahan yang dihadapi oleh organisasi PPJTD pada saat

memperjuangkan lokasi ke pemerintah tanpa ada lembaga bantuan hukum

yang mendukung perjuangan mereka. Mereka hanya mengadalkan

kekuatan yang ada dalam organisasi PPJTD. Faktor yang mempengaruhi

ketidak ketidak berhasilan tersebut adalah latarbelakang pendidikan yang

dimiliki oleh pengurus sangat minim. Selain itu juga pengetahuan dan

pengalaman dalam organisasi untuk menjaring hubungan dengan lembaga

hukum sangat terbatas. Oleh karena itu, sampai saat ini mereka belum

Page 8: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

83

mendapatkan ijin lokasi jualan dalam rangka untuk meningkatkan ekonomi

melalui kegiatan jualan yang selama ini diperjuangan untuk memenuhi

kebutuhan hidup.

6.2 Faktor Eksternal 6.2.1 Peluang Pada Organisasi PPJTD. Pada dasarnya organisasi PPJTD mempunyai peluang untuk

memanfaakan pelatihan kepemimpinan dari Badan Pembrdayaan dan

Departemen Sosial melalui Dinas di Propinsi, memanfaatkan pengusaha,

koperasi Bank untuk menambah bermodalan keuangan organisasi serta

memanfaatkan organisasi GGM dan Boxer untuk mencari dukungan

memperjuangkan lokasi sebagai berikut:

1) Adanya program pelatihan kepemimpinan dari Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Departemen Sosial.

Peluang adanya pelatihan pembinaan kepemimpinan dari Badan

Pemberdayaan Masyarakat dan Departemen Sosial melalui dinas-dinas di

propinsi sangat besar, karena setiap tahun dari Departemen Sosial

membina dan mengembangkan organisasi sosial masyarakat baik formal

maupun informal. Ketua dan pengurus PPJTD merupakan kepemimpinan

sosial masyarakat, termasuk pula sebagai kaderisasi kepemimpinan

organisasi PPJTD untuk meningkatkan kegiatan usaha dan

pengadvokasian. Semakin kuatnya mutu kepemimpinan diharapkan

memperbaiki mutu pengembangan usaha dan pengadvokasian. Dengan

demikian, organisasi ini perlu mendapat perhatian untuk dilatih dan dibina.

2) Adanya pengusaha, koperasi dan Bank.

Peluang yang dapat dimanfaatkan seperti pengusaha Mall Swalayan

BIP. Hotel Utari, Hotel Karmila, Hotel Santika Hotel Angrek. Peluang lain

yang ada di wialayah tersebut ada koperasi Istioma, koperasi SMPSN. VII,

Koperasi Rendam III Silinwangi dan Koperasi Riau. Sedangkan peluang lain

juga adalah Bank seperti Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank Bumi Putra,

Bank Jabar, Bank Niaga, dan Bank Muamalat. Koperasi dan Bank selalu

mencari nasabah untuk memberikan kredit usaha ekonomi maupun usaha

pengembangan organisasi. Oleh karena itu organisasi PPJTD bisa bekerja

Page 9: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

84

sama dengan koperasi dan Bank dalam upaya penambahan bermodalan

usaha organisasi.

Sumber-sumber tersebut diatas menjadi peluang untuk meningkatkan

kemampuan keuangan organisasi dalam usaha anggota dan

pengadvokasian. Dengan demikian semua perencanaan program dapat

terlaksanakan dengan baik sesuai tujuan organisasi, baik pengembangan

pelatihan sumberdaya manusia maupun pada saat pelaksanaan

pengadvokasian, karena telah mendapat dukungan dana dalam program

peningkatan SDM pengurus organisasi.

3) Adanya Sarana dan Prasarana Boxer dan GGM.

Sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang dipergunakan untuk

menunjang kegiatan organisasi, baik kegiatan pengembangan usaha

maupun kegiatan pengadvokasian. Sarana yang dimiliki organisasi ini sering

digunakan untuk pelatihan kepemudaan dan kegiatan lainnya. Organisasi

juga sering menjadi mediasi dalam pelatihan atau pembinaan organisasi

maupun kegiatan sosial masyarakat. Hal ini bisa dijadikan tempat kegiatan

pelatihan kepemimpinan ataupun organisasi tersebut bisa menfalitas ke

tempat lain. Karena mempunyai hubungan atau jaringan dengan LSM yang

ada di kota Bandung.

4) Adanya Hubungan Organisasi Boxer dan GGM dengan LMS dan Organisasi.

Boxer dan organisasi GGM merupakan peluang bagi organisasi

PPJTD untuk mencari dukungan dari organisasi lain. Karena organisasi

tersebut mempunyai jaringan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

dan mempunyai jaringan dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang ada

di kota Bandung. Sehingga pada saat pelaksanaan pelatihan bisa menjadi

nara sumber atau pelatih dalam kegiatan pelatihan.

6.2.2 Ancaman Pada Organisasi PPJTD. Ancaman yang akan menjadi masalah besar bagi anggota PPJTD

adalah melakukan kegiatan diatas trotoar yang belum mendapatkan ijin dari

pemerintah yang akan diuraikan sebagai berikut:

1) Belum adanya ijin dari pemerintah.

Bebergai usaha yang dilakukan untuk mendapatkan ijin usaha bagi

anggota PPJTD belum ada titik terang. Usaha pengadvokasian yang

Page 10: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

85

dilakukan oleh pengurus organisasi selama juga belum membuah hasil.

Alasan pemerintah tidak memberikan ijin karena anggota PPJTD melanggar

auran pemerintah daerah tentang kebersihan, ketertiban dan keindahan

(K3). Selain melarang untuk menggunakan fasilitas publik seperti trotoar,

bahu jalan dan taman penghijauan. Dengan demikian anggota yang

berjualan di atas lahan publik merasa wawas terhadap pemerintah dalam

hal ini adalah satpol PP. Hal ini akan berakibat pada penggusuran yang

dilakukan oleh pemerintah. Apabila ini terjadi maka akan menjadi masalah

besar bagi anggota PPJTD terlebih keluarga mereka yang selama ini

mengharapkan penghasilan dari usaha dagang yang dilakukan di atas

lahan publik tersebut.

Akibat dari Perda no. 11 tersebut PKL dipaksa untuk meninggalkan

tempat usaha dan harus berurusan dengan pihak Satpol PP, karena

dianggap melanggar peraturan pemerintah daerah. Disisi lain PKL

merupakan usaha sektor informal ekonomi produktif yang merasa

kehilangan matapencaharian sebagai tumbuhan harapan untuk memenuhi

kekebutuhan hidup keluarganya. Dengan demikian mereka melakukan

penolokan selalui pengadvokasian ke pemerintah yang dikoordinir oleh

organisasi PPJTD.

Dampak dari penggusuran tersebut PKL akan banyak kehilangan

matapencaharian untuk membiayai anak sekolah dan kebutuhan rumah

tangga. Dengan demikian pengangguran akan semakin meningkat.

Permasalahan kriminalitas dan pengemis akan meningkat pula, karena

ketidak berdayaan untuk bersaing dengan pengusaha yang menguasai

perekonomian masyarakat.

Efeknya para PKL tetap tidak berdaya terus dan menambah beban

pemerintah untuk memikirkan masalah kemiskinan dan pengangguran yang

setiap tahun selalu bertambah. Apalagi krisis keuangan dan ekonomi sangat

berpotensi untuk menaikan grafik kemiskinan di Indonesia termasuk PKL

yang bergabung dalam organisasi PPJTD.

2) Penggusuran atau direlokasi ke tempat lain.

Kegiatan usaha jualan anggota PPJTD yang menggunakan lahan

publik trotoar yang berada di Jl Ir. H. Djuanda dan Jl. Merdeka akan menjadi

ancaman penggusuran jika pemerintah tidak mengakui beradaan PKL

Page 11: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

86

tersebut. Sebab sesuai dengan aturan apabila anggota melakukan

kegiatannya diatas lahan publik yang dilarang oleh pemerintah Walikota

Bandung, digusur dan barangnya disita dan angkut ke kantor Satpol PP.

Kemudian dipaksa untuk meninggalkan tempat tersebut ke tempat lain yakni

Jl. Kencana ITB yang telah pilih oleh pemerintah secara sepihak tanpa

melibatkan pengurus PPJTD. Namun anggota PPJTD tetap tidak mau

dipindahkan, sehingga diberikan kembali sarana dagangnya yang disita

oleh Satpol PP, tetapi harus disediakan uang tembusan yang cukup besar.

Dan anggota tetap melaksanakan kegiatannya ditempat tersebut akan

menjadi ancaman jika tidak dilakukan pengadvokasian yang didukung

kekuatan lembaga hukum dan masyarakat.

6.3 Strategi Penyusunan Program Pemberdayaan dan pengadvokasian

Berdasarkan gambaran faktor internal dan faktor eksternal tersebut

diatas diperkirakan akan berpengaruh terhadap kegiatan PPJTD, yakni

kegiatan pengembangan keuangan usaha organisasi dan pengadvokasian

memperjuangkan lokasi, yang akan dianalisis strategi atas unsur-unsur

Kekuatan dan Peluang (S-O), strategi atas unsur Kekuatan dan Ancaman (S-T),

strategi atas unsur Kelemahan dan Peluang (W-O) serta strategi atas unsur

kelemahan dan Ancaman (W-T) unsur-unsur ini dimunculkan dalam matrik

SWOT untuk mengetahui kedua faktor intern dan ekstern dengan demikian

dapat diformulasikan sebagai berikut:

1) Strategi S-O : yakni dilakukan untuk memanfaatkan kekuatan internal

PPJTD secara maksimal untuk meraih berbagai peluang

diluar organisasi PPJTD.

2) Strategi S-T : yakni dilakukan untuk memanfaatkan kekuatan internal

PPJTD secara maksimal untuk dapat menghadapi

berbagai ancaman yang timbul dari ekternal PPJTD, serta

berupaya agar ancaman tersebut dapat dikondisikan

menjadi peluang baru bagi PPJTD.

3) Strategi W-O : yakni dilakukan untuk menekan kelemahan agar mampu

mencapai memaksimalisasi atau memanfaatkan peluang

yang timbul di luar organisasi PPJTD

Page 12: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

87

4) Strategi W-T : yakni dilakukan dalam rangka menekan kelemahan untuk

bisa terfokus dalam menangani berbagai ancaman yang

timbul dari luar terhadap PPJTD.

Tabel 5. Matrik Analisis SWOT Strategi Penguatan Kapasitas PPJTD dan

Anggotanya.

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

KEKUATAN (STRENGTHS)

1. Kuatnya dasar hukum PPJTD sebagai LSM

2. Kuatnya modal sosial dan ikatan-ikatan emosional yang sama.

3. Kuatnya Kemauan pemimpin dan mengelola mengurus PPJTD

KELEMAHAN

(WEAKNESSES)

1. Pendidikan kepemimpinan PPJTD dan pengurus rendah.

2. Iuran keuangan organisasi tidak mencukupi

3. Sarana dan Prasarana belum dimiliki.

4. Belum pernah mengikuti pelatihan SDM organisasi.

5. Tidak melakukan hubungan dengan LSM Hukum.

PELUANG (OPPORTUNITIES)

1. Adanya Program pelatihan kepemimpinan organisasi dari BPM dan Depsos.

2. Adanya Pengusaha, koperasi dan Bank.

3. Adanya sarana Boxer dan GGM.

4. Adanya hubungan organisasi Boxer dan organisasi pemuda dengan LSM dan LBH.

Hasil S-O: Memanfaatkan pelatihan dasar hukum dan jaringan serta pemahaman konsep advokasi untuk meningkatkan kemampuan pengurus

Hasil W-O:

Memanfaatkan, pelatihan pengembangan sumberdaya manusia untuk meningkatkan kemampuan pengurus organisasi.

ANCAMAN (THREATS)

1. Belum adanya ijin dari pemerintah.

2. Penggusuran atau direlokasi ke tempat lain.

Hasil S-T: Memanfaatkan kekuatan organisasi dan kemauan pengurus PPJTD ke pemerintah dan pengusaha.

Hasil W-T: Menggalang kekuatan untuk pengadvokasian.

Untuk membuat strategi penguatan kapasitas PPJTD yang dibahas dalam

forum diskusi bersama pengurus PPJTD, tokoh masyarakat dan anggota. Dalam

pembahasan ini setiap orang mengemukakan pendapatnya sesuai dengan

pertanyaan-pertanyaan tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

yang akan dihadapi oleh organisasi. Setelah mengetahui kekuatan dan

kelemahan dibuatlah pilihan-pilihan strategi program untuk penguatan kapasitas

pengurus dan anggotanya yang dimunculkan dalam analisis SWOT.

Berdasarkan kesepakatan diskusi memunculkan 4 unsur pokok

penguatan kapasitas PPJTD yang dianggap penting penanganan masalah yang

akan di hadapi oleh pengurus dan anggota PPJTD mengenai masalah

Page 13: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

88

kemampuan organisasi, masalah keuangan, masalah sumberdaya manusia,

masalah dan masalah pengadvokasian yang perlu diperbaikan melalui

pelatihan dan mengadakan hubungan dengan organisasi lain membantu

pengadvokasian dalam penyelesaian tujuan-tujuan organisasi PPJTD, oleh

karena itu strategi rencana program sebagai berikut:

6.3.1 Strategi memanfaatkan pelatihan dasar hukum dan jaringan serta pemahaman konsep advokasi untuk meningkatakan kemampuan pengurus. (Hasil S-O)

Dengan memperhaitkan kekuatan organisasi PPJTD telah menjadi

organisasi LSM dengan dasar hukum dari pemerintah kelurahan, ini merupakan

dasar kekuatan dan kuatnya modal sosial dan ikatan-ikatan emosial yang sama

serta kemauan keras pemimpin dan pengurus dapat dimanfaatkan sebagai

kekuatan untuk meraih peluang dengan bekerja sama dengan organisasi luar.

Organisasi Boxer dan organisasi GGM dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH)

organisasi luar yang bisa ditingkatkan hubungan bekerja sama dalam advokasi

dan pelatihan kepemimpinan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Departemen Sosial melalui dinas-dinas yang ada di propinsi. Maka bisa

dirancang strategi dalam matrik analisis SWOT. Ini dimaksukan untuk

memunculkan strategi alternatif, sebagai upaya pemecahan masalah tempat

usaha yang selama ini menjadi kendala dalam usaha jualan bagi anggota

PPJTD.

Untuk mewujudkan strategi memperjuangkan lokasi perlu ketrampilan

pelatihan-pelatihan seperti dasar hukum, mengindentifikasi sistem sumber yang

dapat membantu advokasi, memberikan informasi tentang adanya sumber yang

dapat dimanfaatkan oleh PPJTD, bertindak sebagai avokasi maupun negoisasi

terhadap pemerintah, berbicara, berargumen melalui prosedur, teknik-teknik

membangun jejaring dengan lembaga-lembaga pelayanan masyarakat, serta

prinsip-prinsip advokasi untuk melakukan perubahan. Sehingga pengurus

PPJTD mampu dan mahir dalam berbicara, perunding, pelobi ddalam

memperjuangkan lokasi usaha jualan anggota PPJTD itu sendiri. Ini sangat

diperlukan untuk pengembangan kapasitas pengurus organisasi. Oleh karena

itu, program yang dapat diterima dan sangat realitis dengan organisasi yang

diperlukan, sehingga dalam rancangan program pelaksanaan kegiatannya

adalah pelatihan meningkatkan kemampuan pemimpin dalam pemahaman

pengadvokasian.

Page 14: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

89

Rancangan program pelatihan tentang advokasi terhadap pengurus

organisasi dirasakan sangat perlu. Ini dimaksudkan untuk melatih,

mengarahkan pemimpin dan pengurus organisasi untuk meningkatkan

pengetahuan advokasi.

6.3.2 Memanfaatkan pelatihan pengembangan sumberdaya manusia untuk meningkatkan kemampuan pengurus organisasi. (Hasil W-O)

Dengan memperhatikan kelemahan pengetahuan kepemimpinan dan

pengurus rendah, keuangan tidak mencukupi, sarana prasarana belum

memiliki, SDM minim dan tida hubungan dengan LSM hukum maka

dimanfaatkan peluang yang ada diluar organisasi, seperti program pelatihan

kepemimpinan organisasi dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Departemen Sosial, adanya pengusaha, Koperasi dan Bank serta lembaga

hukum untuk meningkatkan pengetahuan pengurus melalui pelatihan

pemahaman tentang disiplin kerja, dedikasi, dan loyalitas yang tinggi terhadap

pekerjaan organisasi, rasa tanggung jawab dan pemahaman mendalam

terhadap tugas dan kewajibang sebagai pemimpin dan pengurus dalam

manajemen, jiwa wirausahaan yang tinggi dan konsisten dan pola pikir dan pola

tindak yang sesuai dengan visi misi dan budaya kerja organisasi. Oleh karena

itu, dirancang strategi program dalam matrik analisis SWOT. Kemudian dengan

pilihan alternatif program dalam upaya memecahkan masalah kelemahan

organisasi tersebut diatas.

Maka diperlukan alternatif pengembangan pelatihan kepemimpinan untuk

meningkatkan kemampuannya agar mampu bersaing dalam rangka

meningkatkan kemampuan pengurus dengan memanfaakan potensi-potensi

yang di lingkungan organisasi. Dengan demikian wujud dari peningkatan

sumber daya manusia melalui rancangan program yang diangggap sangat perlu

dan mendesak adalah Pelatihan kepemimpinan dan manajemen organisasi

Rancangan program tersebut sangat penting karena tujuan dari organisasi

PPJTD untuk melanjutkan perjuangannya ke pemerintah untuk mendapatkan

ijin bagi anggota harus memilik pengetahuan kepemimpinan dan manajemen

dalam pembuatan surat dan konsep dalam untuk memperjuangkan lokasi jualan

anggota PPJTD.

Page 15: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

90

6.3.3 Memanfaatkan kekuatan organisasi dan kemauan pengurus PPJTD ke pemerintah dan pengusaha (Hasil S-T)

Pemanfaatan kekuatan internal PPJTD, seperti dasar hukum PPJTD,

modal sosial dan ikatan-ikatan emosional serta kuatnya kemauan pimpinan dan

pengurus tersebut diatas dapat dimanfaatkan untuk menghadapi berbagai

ancaman yang timbul dari eksternal PPJTD, seperti berijinan dan penggusuran

dari pemerintah. Untuk mengatasi ancaman tersebut, perlu adanya dorongan

badan-badan sosial masyarakat dan organisasi-organisasi (LSM) informal dan

formal untuk mengambil sikap dan langkah-langkah dalam pembuatan

kebijakan sosial maupun advokasi untuk mencapai perubahan mengatasi

permasalahan yang dihadapi oleh anggota PPJTD. Oleh karena itu, organisasi

PPJTD sebagai garis depan (frontline unit) untuk melaksanakan fungsi juru

bicara, perunding, pelobi, dialog dalam rangka mencari solusi bagi anggota

PPJTD.

Berdasar hal ini, maka dalam maktrik analisis SWOT, dapat dianalisis

dan menjadi pilihan alternatif untuk penyelesaian masalah larangan bagi

anggota PPJTD, yang sampai saat ini belum mendapatkan ijin tersebut. Tujuan

ini adalah membantu organisasi mendapatkan pengakuan. Hal lain yang

dimaksudkan juga untuk menghindari dari penggusuran dan tidak menjadi

sorotan pemerintah tentang keberadaan anggota PPJTD. Untuk menghindari

penggusuran dan berijinan yang akan ditolak oleh pemerintah maka dilakukan

program alternatif pemecahan masalah adalah Kekuatan organisasi untuk

membangun kemitraan dengan pemerintah, pengusaha, koperasi dan Bank.

Program tersebut dianggap mendesak bagi anggota PPJTD. Meningkat

selama berusaha selalu dengan rasa wawas dengan penggusuran yang akan

dilakukan oleh pihak Satpol PP. Dengan demikian program tersebut dianggap

cocok untuk segera dilaksanakan.

6.3.4 Strategi menggalang kekuatan untuk pengadvokasian (Hasil W-T)

Upaya yang dilakukan untuk menekan kelemahan organisasi PPJTD,

seperti pendidikan pemimpin dan pengurus rendah, belum pernah mengikuti

pelatihan SDM organisasi dan tidak pernah melakukan hubungan dengan

Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Hal ini yang menjadi faktor kelemahan dalam

argumen dengan pemerintah dalam rangka memperjuangkan lokasi jualan

Page 16: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

91

anggota. Berbagai kemungkinan yang akan menjadi ancaman yang timbul dari

luar PPJTD, seperti ancaman tidak berikan ijin dan penggusuran dari

pemerintah, untuk itu perlu adanya membangun koalisi dengan pihak LSM lain,

untuk menrancang pendoman pengadvokasian, memobolisasi sumber dalam

aksi memperjuangkan lokasi jualan tersebut. Maka berdasarkan hasil strategi

dan rancangan yang terdapat dalam matrik analisis SWOT. Untuk memilih

alternatif dalam bidang keadvokasian ke pemerintah dan pengusaha. Dalam

kesepakatan untuk meningkatkan kekuatannya bagi organisasi PPJTD dalam

rangka pengadvokasian adalah menggalang kekuatan untuk pengadvokasian.

Rancangan program tersebut dianggap sesuai dengan kebutuhan yang

selama ini dialami oleh organisasi PPJTD, terutama pengurus organisasi dalam

melaksanakan tugas-tugasnya pengadvokasian masih menjadi lemah.

Diharapkan program membangun kekuatan dengan LSM dan lembaga bantuan

hukum, dapat memberikan semangat untuk bekerja keras dan meningkatkan

kepercayaan terhadap anggota untuk mendapatkan ijin dari pemerintah.

Tabel 6 Program pemberdayaan dan pengadvokasian

No.

Propram pemberdayaan dan pengadvokasian

Permasalahan

Strategi pemecahan masalah

Indikator keberhasilan

1

Permasalahan kapasitas pengurus dalam pemahaman advokasi.

Memanfaatkan pelatihan dasar hukum dan jaringan serta pemahaman konsep advokasi untuk meningkatkan kemampuan pengurus (Hasil S-O)

Meningkatkan

pengetahuan advokasi.

2

Permasalahan kapasitas pengembangan, keuangan, sarana-prasarana, SDM dan jejaring dengan lembaga lain sangat rendah dan kurang.

Memanfaatkan Pelatihan pengembangan sumberdaya manusia untuk meningkatkan kemampuan pengurus organisasi. (Hasil W-O)

Meningkatkan

kemampuan pengurus

PPJTD

3

Permasalahan lokasi jualan.

Memanfaatkan kekuatan organisasi dan kemauan pengurus PPJTD ke pemerintah dan pengusaha. (Hasil S-T)

Mendapatkan ijin bagi

anggota PPJTD

4

Permasalahan belum mendapat dukungan lembaga bantuan hukum.

Strategi Menggalang Kekuatan Untuk Pengadvokasian (Hasil W-T)

Perubahan kebijakan.

Page 17: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

92

6.4 Rancangan program Hasil analisis SWOT pada tabel 6 tersebut di atas dapat menggambarkan

bahwa program perumusan strategi penguatan kapasitas pengadvokasian

dalam memperjuangkan lokasi jualan anggota memunculkan 4 strategi yang

dibutuhkan oleh organisasi dan anggota PPJTD untuk dilaksanakan.

Rancangan program yang akan dilaksanakan yaitu: program pelatihan

pengadvokasian, pelatihan kepemimpinan dan manajemen organisasi,

sedangkan membangun kemitraan pengusaha, koperasi dan Bank, LSM dan

lembaga hukum serta mengadakan lobi ke pemerintah dan pengusaha tidak

diberikan pelatihan cukup dengan penjelasan saja.

Beberapa program kegiatan tersebut di atas sangat diperlukan oleh

pengurus organisasi dan anggotanya. Selama ini mereka belum pernah

mengikuti program pelatihan apapun dari pemerintah maupun dari masyarakat.

Oleh karena itu pelaksanaan program ini lebih ditunjukan kepada peningkatan

kapasitas organisasi yang lebih efesien dan efektif dalam pengadvokasian.

6.4.1 Program Pelatihan Meningkatkan Kemampuan Pemimpin Dalam Pengadvokasian.

1) Latar Belakang

Program pelatihan diharapkan meningkatkan kemampuan pemimpin

dalam pekerjaan yang akan memperjuangkan lokasi jualan sebagai tempat

untuk meningkatkan ekonomi anggota yang dilakukan dilebih efekif dan

efisien. Sebab dengan pelatihan tersebut dapat memperbaiki

keadministrasian berkaitan dengan usaha pembuatan konsep

pengadvokasian yang dilakukan oleh organisasi PPJTD, dan bagaimana

pemahaman tentang advokasi yang benar. Artinya memberikan

pengetahuan kepada pengurus PPJTD tentang segala sesuatu yang belum

diketahui dalam rangka memperjuangkan lokasi jualan untuk mendapat ijin

dari pemerintah. Hal ini adalah untuk melatih mengindentifikasi sistem

sumber (LSM) yang memberikan membantu advokasi, memberikan informasi

tentang cara bertindak sebagai avokasi maupun negoisasi terhadap

pemerintah, berbicara, berargumen melalui prosedur, teknik-teknik

membangun jejaring dengan lembaga-lembaga pelayanan masyarakat, serta

prinsip-prinsip advokasi perubahan.

Page 18: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

93

Berdasarkan informasi yang dihimpun bahwa, selama ini organisasi

PPJTD melakukan pembelaan diri atau pengadvokasian ke pemerintah

bertujuan untuk memperjuangkan lokasi tidak didampingi oleh Lambaga

Bantuan Hukum (LBH) dan LSM lainnya. Mereka secara bersama-sama

seluruh anggota PKL yang bergabung dalam organisasi yang mendatangi ke

pemerintah dipimpin oleh ketua PPJTD Genapo. Tanpa melakukan

persiapan materi atau konsep yang mantap untuk berargumen dengan

pemerintah.

Dengan demikian diperlukan pelatihan tentang pengetahuan

pengadvokasian yang baik dalam menggalang sekutu maupun konsep-

konsep yang menjadi dasar argumen dalam pengadvokasian, pengetahuan

tentang sikap dan prilaku dalam perorganisasi yang baik dengan etika yang

baik terhadap anggota bawahan dan pimpinan dan dengan pihak lain di luar

organisasi, dan pengetahuan ketrampilan tentang berkomunikasi dan

menjalin hubungan dengan organisasi lembaga bantuan hukum dalam

pengadvokasian untuk mempengaruh kebijakan pemerintah terhadap

anggota PPJTD.

2) Tujuan

Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan tentang pemahaman pengadvokasian dengan cara dan prilaku

yang baik serta cara untuk mendapatkan sistem sumber, kepada seluruh

pengurus PPJTD.

3) Penanggung jawab

LBH sebagai tim pelatihan dalam teknisi pengadvokasian.

4) Lokasi

Di Gedung Galanggang Generasi Muda (GGM) Bandung

5) Sasaran

Seluruh pengurus PPJTD

6) Waktu

Disesuaikan dengan program BPM dan Depsos.

7) Sumber Dana

Sumber Dana dari seluruh anggota PPJTD dan ABPD.

Page 19: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

94

6.4.2 Program pelatihan kepeminpinan dan manajemen organisasi. 1) Latar Belakang.

Program pelatihan kepemimpinan dan manajemen dimaksudkan

untuk menambah wawasan kepemimpinan, selain itu juga untuk

memperbaiki sikap, tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan agar

mampu memperjuangkan lokasi dengan konep-konsep pengadvokasian

baik. Pelatihan dimaksudkan juga untuk menyesuaikan dengan kebutuhan

baru atas sikap yang sesuai dengan perubahan. Salah satu sasaran yang

diharapkan adalah pekerjaan dapat dilakukan lebih efektif dan efesien.

Artinya setelah mndapatkan pelatihan diharapkan lebih baik dari yang

sebelumnya, sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing.

Selanjutnya untuk memberikan pemahaman mengenai ciri pimimpin

yang baik adalah membagi-bagikan kewenangan yang bersifat operasional

kepada bawahan; berpengetahuan luas, mempunyai keyakinan dalam

mencapai tujuan, mengetahui sifat hiragi dan komplesitas dari tujuan yang

ingin dicapai, ketepatan dan kecepatan dalam pengambilan keputusan,

menguasai emosi dan mengunakan rasio atau objektif, adil dalam

memperlakukan bawahan, menguasai prinsip-prinsip human relations,

teknik komunikasi dan mampu membangun tim kerja yang intim dan

harmonis, mampu menjadi penasehat, guru dan kepala bagi bawahannya;

serta, mempunyai gambaran menyeluruh tentang seluruh kegiatan

organisasi.

Jika dalam pelatihan tersebut diharapkan organisasi PPJTD mampu

menguasai ilmu administrasi, manajemen, konsep, surat menyurat dalam

rangka memperbaiki admisintrasi keorganisasian sehingga bisa menjadi

organisasi berkualitas untuk mampu memajukan anggotanya

memperjuangkan tujuan anggota. Dengan demikian merupakan

penghargaan bagi dirinya dan terus dikembangkan melalui pendidikan yang

teratur pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan.

2) Tujuan

Tujuan pelatihan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan

pengetahuan tentang pengelola adminstrasi dan manajemen organisasi

serta pembuatan konsep-konsep pengadvokasian, pembukuan, surat

mennyurat kepada pengurus PPJTD.

Page 20: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

95

3) Penanggung jawab.

Yang menjadi tanggung jawab dalam pelaksanaan atau pelatih

program ini adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Dinas Sosial

serta seluruh pengurus organisasi PPJTD.

4) Lokasi.

Lokasi pelaksanaan pelatihan kepemimpinan adalah Gedung GGM

Kota Bandung.

5) Sasaran.

Sasaran pelatihan adalah seluruh pengurus PPJTD.

6) Waktu.

Disesuakan dengan program BPM dan Depsos.

7) Sumber Dana.

Anggota PPJTD dan ABPD dari program pemerintah dalam hal ini

Badan Pemberdayaan Masyarakat.

6.4.3 Kekuatan organisasi untuk membangun kemitraan dengan pemerintah, pengusaha, koparasi dan Bank.

Untuk membangun kemitraan dngn pemerintah, pengusaha, koperasi dan

bank diharapkan organisasi PPJTD sebagai garis depan (frontline unit) untuk

melaksanakan fungsi juru bicara, perunding, pelobi, dialog dalam rangka

mencari solusi bagi anggota PPJTD.

Tujuan dilakukan memitraan diharapkan mampu menghimpun dan

menyakinkan pihak donator tentang usaha anggota PPJTD, menjadi

penyediaan modal dalam bentuk kerja sama yakni pinjaman atau kredit dalam

mengembangkan tenda baru agar tidak terjadi penggusuran oleh pemerintah

bahkan menjadi kerjasama dalam penataan PKL dengan satu kesepakatan

bersama. Dengan demikian bisa dilakukan negoisasi sebagai program

penguatan kapasitas keuangan organisasi. Harapan bisa dilaksanakan pada

tahun 2009.

6.4.4 Menggalang kekuatan untuk pengadvokasian.

Dalam pertimbangan peluang dan kelemahan pada organisasi PPJTD

kemudian dapat mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan lembaga,

Page 21: BAB.VI ANALISIS DAN STRATEGI PROGRAM PENGUATAN … · mengadakan uang iuran operasional dari sesama anggota PPJTD untuk . 78 melakukan kegiatan keorganisasian dalam hal mengurus ijin,

96

Gelangan Generasi Muda (GGM) dan organisasi Boxer sebagai dukungan,

maka organisasi tersebut mempunyai jaringan dengan LSM lain sehinga

dimanfaatkan sebagai pengantara dalam mencari dukungan. Dengan adanya

dukungan kedua organisasi bisa dijadikan mitra kerja untuk menjalin hubungan

dengan lembaga swadaya masyarakat lain untuk menggalang kekuatan dan

perlu adanya membangun koalisi dengan pihak LSM lain, untuk merancang

pendoman pengadvokasian, memobolisasi sumber dalam aksi

memperjuangkan lokasi jualan tersebut.

Dengan demikian organisasi bisa mencapai tujuan untuk mempengaruhi

kebijakan sosial terhadap permasalahan anggota PPJTD yakni menggunakan

lahan publik satu kesepakatan antara pembuat kebijakan dan anggota PPJTD.

Dengan demikian anggota PPJTD dapat meningkatkan kapasitas penguatan

pengembangan organisasi dalam rangka usaha ekonomi dalam memenuhi

kebutuhan hidup.