bab4 evaluasi

17
BAB 4 TES 1. Pengertian Berasal dari bhs perancis: testum; piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. James Ms. Cattel (1890); orang yang memperkenalkan tes. Binet dan Simon; Perancis (1904): mengembangkan tes Intelligence Quotiont (IQ) Tes; merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk atau mengukur sesuatu dlm suasana, dgn aturan-aturan yang sudah ditentukan. Testing; Saat tes dilaksanakan Testee (tercoba); responden yang sedang mengerjakan tes Tester (pencoba); orang yang melaksanakan pengambilan tes thd 1

Upload: guest7ed217a

Post on 28-Jul-2015

2.713 views

Category:

Entertainment & Humor


1 download

TRANSCRIPT

BAB 4TES

BAB 4TES

1. PengertianBerasal dari bhs perancis: testum; piring untuk

menyisihkan logam-logam mulia.James Ms. Cattel (1890); orang yang memperkenalkan tes.Binet dan Simon; Perancis (1904): mengembangkan tes Intelligence Quotiont (IQ)

Tes; merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk atau mengukur sesuatu dlm suasana, dgn aturan-aturan yang sudah ditentukan.Testing; Saat tes dilaksanakanTestee (tercoba); responden yang sedang mengerjakan tesTester (pencoba); orang yang melaksanakan pengambilan

tes thd responden1

2. Persyaratan Tes: berkaitan dengan mutu tes berkaitan pengadministrasian dalam pelaksanaan

Gilbert sax (1980) menyatakan ada bbrp kelemahan tes:1)Secara psikologis terkadang menyinggung pribadi seseorang2)Menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil belajar yang murni3)Mengategorikan siswa secara tetap4)Tidak mendukung kecemerlangan dan daya kreasi siswa5)Hanya mengukur aspek tingkah laku yang terbatas

2

3. Ciri-Ciri Tes yang Baik Validitas Reliabilitas Objektifitas Praktibilitas Ekonomis

2.1. Validitas: Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.

Contoh: untuk mengukur besarnya partisipasi siswa dlm proses belajar bukan diukur melaui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat melalui: kehadiran terpusatnya perhatian pada pelajaran ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dlm arti relevan dgn permasalahannya.

Nilai hasil ulangan tidak menggambarkan partisipasi, tetapi menggambarkan prestasi. 3

2.2. Relibilitas: Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan.

Contoh: TABEL NILAI TES PERTAMA DAN TES KEDUA

waktu tesNama

Pengetesan Pertama

Pengetesan keuaNama Pengetesan Pertama

Pengetesan kedua

Amin 6 7

Budi 5,5 6,6

Ahya 8 9

Didit 5 6

Evi 6 7

Annida 7 8

Bagaimana reliabilitas tes pertama dan tes kedua?

4

2.3. Objektivitas: tk ada unsur pribadi yang mempengaruhi.Menekankan ketetapan (consistency) pada sistem

skoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.

Ada dua faktor yang mempengaruhi subjektifitas suatu tes: Bentuk tes Penilai:

kesan penilai thdp siswa tulisan bahasa waktu mengadakan penilaian kelelahan.Diperlukan pedoman penilaian, terutama menyangkut masalah kontinyuitas (terus-menerus/ berkali-kali dan komprehensivitas (menyeluruh; mencakup seluruh materi, mencakup berbagai aspek berpikir (ingatan, pemahaman, aplikasi dll) serta melalui berbagai cara; tes lisan, tes tertulis, tes perbuatan, pengamatan insidental dll. 5

2.4. Praktibilitas praktis; mudah dilaksanakan, mudah diperiksa, ada petunjuk yang jelas shg dpt diwakili orang lain. mudah peangadministrasiannya

2.5. Ekonomis Pelaksanaan tes tidak membutuhkan biaya tinggi, tenaga banyak, dan waktu lama.

6

BAB 5VALIDITAS

Agar dpt diperoleh data yang valid instrumen/alat evaluasi harus valid. Dgn kata lain, instrumen evaluasi disyaratkan valid agar diperoleh hasil evaluasi yang valid.

Validitas:Soal secara keseluruhanButir soal (item)

1. Ragam Validitas1) Validitas logis; Kondisi valid tsb dipandang

terpenuhi karena instrumen ybs sudah dirancang dengan baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.Validitas ini ada dua macam:• Validitas isi: instrumen evaluasi disusun

berdasarkan isi materi pelajaran7

• Validitas konstrak (construct validity): Instrumen evaluasi disusun berdasarkan konstrak aspek-aspek kejiwaan yang seharusnya dievaluasi

2) Validitas empiris: Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Dengan demikian instrumen tidak cukup disusun hanya berdasarkan ketentuan seperti pada validitas logis, tetapi harus dibuktikan melalui pengalaman.

Validitas empiris ada dua mcam: Validitas “ada sekarang” (concurent validity) ;

Untuk mengetahui apakah tes sudah valid atau belum diperlukan kriterium masa lalu yang sekarang datanya dimiliki (spt nilai ulangan harian atau nilai tes sumatif tahun terdahulu).

8

Validitas prediksi (predictive validity); Suatu tes dikatakan memiliki validitas prediksi bila mempunyai kemampuan untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Contoh: tes masuk Perguruan Tinggi.

9

2. Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur Teknik Korelasi Product Moment; dikemukakan oleh Pearson :

Rumus korelasi product moment dengan simpangan :

∑xy

rxy =

(∑x2) (∑y

2 )

10

Rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y; dua variabel yang dikorelasikan (x = X – X dan y = Y – Y)

= jumlah perkalian x dengan yx2 = kuadrat dari xy2 = kuadrat dari y

∑xy

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:

N∑XY – (∑X)(∑Y) rxy =

{N∑X2 – (∑X)2} {N∑Y2 – (∑Y)2}

11

Nilai koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai + 1,00.Koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikanKoefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran.

Untuk melakukan interpretasi mengenai besarnya korelasi adalah sbb:______________________________________________ Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

12

Penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara:1)Dengan melihat harga r dan interpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup, dsb.2)Dengan berkonsultasi ke tabel harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui signifikan atau tidak korelasi tsb. Jika harga r < harga kritik dlm tabel, maka korelasi tsb tidak signifikan. Jika harga r > harga kritik dlm tabel, maka korelasi tsb signifikan.

13

3. Validitas Butir Soal atau Validitas Item Jika dari hasil perhitungan mengenai validitas soal

diketahui bahwa validitas soal tes misal sangat rendah atau rendah, selanjutnya guru ingin mengetahui butir-butir soal mana saja yang menyebabkan soal soal secara keseluruhan tsb jelek karena validitas soalnya rendah maka perlu dicari validitas butir soal.

Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada validitas butir soal/ item menyebebkan skor total menjadi tinggi atau rendah.

Untuk soal-soal bentuk objektif skor item biasa diberikan dengan 1 bagi item yang dijawab benar, dan 0 (nol) bagi item yang dijawab salah.

14

Contoh perhitungan:

No

NAMA Butir soal Skortotal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Harto 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8

2 Yoyo 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5

3 Oki 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4

4 Dina 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5

5 Rosi 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6

6 Dina 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4

7 Lia 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7

8 Annida 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8

Misal akan dihitung validitas item no 6.Skor tsb sebagai X, skor total sebagai Y

15

No Nama X Y

1 Harto 1 82 Yoyo 0 53 Oki 1 44 Dina 1 55 Rosi 1 66 Dina 0 47 Lia 1 78 Annida 1 8

Ket.X = skor item no 6Y = skor total

∑X = 6 ∑X2 = 6

∑Y = 47 ∑Y2 = 295

∑XY = 38

t = 5,87 p = 6 = 0,75 8

p = 6,33 q = 2 = 0,258

X

X

Data di atas dimasukan ke dalam rumus korelasi product moment dg angka kasar;

16

N∑XY – (∑X)(∑Y) rxy =

{N∑X2 – (∑X)2} {N∑Y2 – (∑Y)2}

= 8 x 38 – 6 x 47

(8 x 6 – 62 ) (8 x 295 – 472)

= 22 42,57

= 0,52

Koefisien validitas item nomor 6 adalah 0,52.

17