bab iv pembahasan iv.1. perencanaan evaluasi real. hal ini...
TRANSCRIPT
45
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1. Perencanaan Evaluasi
Dalam menjalankan suatu evaluasi sistem pengendalian intern atas
penjualan yang baik maka diperlukan suatu perencanaan dalam upaya untuk
mendapatkan informasi serta bukti yang cukup dan real. Hal ini guna agar
proses evaluasi dapat menghasilkan hasil yang baik serta dapat
mengidentifikasi kelemahan dan menghindari salah pengertian dengan pihak
terkait.
IV.1.1 Tujuan Pelaksanaan Evaluasi
Dalam pelaksanaan evaluasi terhadap sistem pengendalian intern atas
penjualan tiket dan snack ini penulis bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern terhadap
penjualan tiket dan snack di Blitz Megaplex sudah memadai dan
berjalan sesuai dengan prosedur serta kebijakan perusahaan.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat kelemahan-kelemahan pada sistem
pengendalian intern terhadap penjualan tiket dan snack di Blitz
Megaplex atau tidak.
3. Untuk mengidentifikasi proses penjualan tiket dan snack di Blitz
Megaplex Grand Indonesia.
IV.2. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pada Siklus Penjualan
46
Pada umunya setiap perusahaan harus memiliki suatu sistem
pengendalian intern yang baik dalam setiap kegiatan operasinya. Sistem
pengendalian intern diperlukan perusahaan dalam upaya untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan akuntansi,
mendorong efisiensi serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
dalam menjalankan operasi perusahaan.
Agar sistem pengendalian intern dapat berjalan dengan efektif, maka
perlu memperhatikan unsur-unsur pengendalian intern yang terdiri dari :
IV.2.1 Evaluasi Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan fondasi dari semua komponen
pengendalian intern lainnya, yang menyediakan disiplin dan struktur dari
perusahaan serta suatu tindakan, kebijakan, serta prosedur yang
menggambarkan secara menyeluruh manajemen puncak, Direktur, dan
komisaris serta pemilik terhadap pengendalian.
1. Integritas dan nilai-nilai etika
Pentingnya integritas dan nilai etika diantara semua personel
dalam organisasi dibutuhkan untuk menciptakan sistem pengendalian
yang baik. Hal ini dapat diterapkan dengan menjalankan tugas sesuai
dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh perusahaan serta
bertanggung jawab dengan baik. Blitz Megaplex telah membuat suatu
standar yang baik dari integritas dan nilai etika kepada karyawan
melalui pernyataan kebijakan dan aturan pelaksanaan.
47
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan
penulis, terdapat beberapa hal yang telah dilakukan oleh perusahaan
terkait dengan integritas dan nilai etika, yaitu :
a. Staf yang selalu datang tepat waktu, good performance
dengan memperhatikan grooming mereka sebelum
menjalankan tugas.
b. Blitz Megaplex telah membentuk kebijakan yang sesuai
dengan tujuan dari bisnis.
c. Perusahaan telah menciptakan komunikasi yang baik
kepada semua karyawan, dalam bentuk verbal dilakukan
dengan selalu mengadakan briefing untuk semua anggota
operasional sebelum dan sesudah menjalankan operasi
perusahaan, serta menjalankan doa bersama sebelum
memulai aktivitas.
Dari kondisi yang telah uraikan, Blitz Megaplex telah menerapkan
integritas dan nilai etika sesuai dengan kriteria, yaitu :
1. Menetapkan suasana dengan mendemonstrasikan integritas dan standar
yang tinggi dari perilaku etis.
2. Mengkomunikasikan kepada karyawan, baik secara verbal maupun
melalui pernyataan kebijakan tertulis dan kode etik berperilaku bahwa
setiap karyawan memiliki tanggung jawab.
48
3. Mengurangi dan menghilangkan godaan yang mengarah individu
untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, melawan hukum, atau
tidak etis.
Blitz Megaplex sudah baik dalam menerapkan integritas dan nilai etika
kepada semua karyawan dan anggota organisasinya, sehingga semua berjalan
sesuai dengan prosedur yang telah dibuat oleh manajemen. Dalam hal ini
evaluasi penulis pada pengendalian internal sebatas terhadap arti integritas
dan nilai etika bagi karyawan serta anggota organisasi.
2. Struktur organisasi dan pembagian wewenang & tanggung jawab
Struktur organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi tujuannya dan membantu melaksanakan
aktivitas-aktivitasnya serta mendukung sistem pengendalian yang baik
pula. Dalam hal ini Blitz Megaplex sudah memiliki pemisahan fungsi
dan pembagian tugas dalam melaksanakan penjualan ticket dan snack
secara baik, hanya saja Blitz Megaplex membutuhkan pemisahan
fungsi dan pembagian tugas yang jelas pada sistem penjualan yaitu
bagian keuangan dan bagian akuntansi.
Struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan Blitz
Megaplex adalah struktur organisasi berbentuk bagan garis dan formal
, yang dengan jelas menginformasikan tingkat jabatan yang ada dalam
Blitz Megaplex. Hal ini membantu para anggota organisasi dan
karyawan bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatannya sesuai
dengan prosedur dan kebijakan perusahaan.
49
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dalam
pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi
yang diotorisasi dari Direktur yang memiliki wewenang untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Pelimpahan tugas dan wewenang
karyawan yang fungsional masih terdapat kelemahan, yaitu adanya
karyawan yang masih kurang memahami apa yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya, hal ini terjadi di saat jam istirahat karyawan.
Direktur memberikan wewenang kepada manajer untuk
memberikan tugas dan tanggung jawab kepada salah satu karyawan
dalam tim sebagai shift leader dan seorang shift leader bertanggung
jawab terhadap tim yang bekerja saat shift tersebut, termasuk mem-
back-up karyawan yang sedang istirahat, namun dalam praktik seorang
shift leader tidak mengganti ID dalam sistem penjualan saat
melakukan back-up pada jam istirahat karyawan tersebut, bahkan satu
ID digunakan lebih dari 1 karyawan. Hal ini mengakibatkan ada
pekerjaan yang dikerjakan oleh dua orang dan mengakibatkan
perusahaan akan kesulitan dalam meminta pertanggungjawaban pada
karyawan-karyawannya bila terjadi masalah, seperti kurang bayar
dalam transaksi penjualan tunai tiket dan snack.
Sebaiknya perusahaan memberikan pemahaman dalam
pembagian tugas dan tanggung jawab dengan unsur dari komponen
pengendalian internal sehingga setiap karyawan mampu memahami
50
pengaruh atas tindakannya terhadap perusahaan dan bertanggung
jawab selama bekerja di perusahaan.
3. Filosofi dan gaya manajemen
Blitz Megaplex sudah memiliki filosofi dan gaya manajemen
yang baik dan terbuka, hal ini dibuktikan dengan adanya hubungan
yang baik antara atasan ataupun manager puncak dengan bawahan, dan
juga sebaliknya antara bawahan dan atasan saling berkomunikasi
dengan baik serta saling memberikan energy positif yang dapat
mendukung berjalannya operasi.
Hal tersebut dilakukan oleh perusahaan Blitz Megaplex karena
Blitz Megpalex bergerak dalam bisnis produk dan jasa, namun
sebagian besar dalam bidang jasa yang mengutamakan good services
dan menciptakan suasana friendly terhadap pelanggan, maka suasana
nyaman di dalam lingkungan pekerjaan dan antar personel dibutuhkan
guna dapat menjalankan tugas sesuai dengan harapan manajemen.
Kondisi tersebut diciptakan Blitz Megaplex dengan melakukan
secara rutin briefing untuk seluruh unit sebelum dan sesudah operasi,
sehingga menciptakan solidaritas antar personel.
Blitz Megaplex telah menjalankan gaya manajemen yang
cukup baik, hal ini telah sesuai dengan unsur dari komponen
pengendalian intern yaitu perusahaan telah menciptakan suasana yang
dapat memberikan motivasi dan menjalankan sesuai dengan tujuan
perusahaan.
51
4. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Blitz Megaplex sudah memilki kebijakan dan prosedur formal
untuk para karyawan sampai terhadap penggajian para karyawan.
Hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis memperoleh informasi
dalam pelaksanaan kebijakan dan praktik sumber daya manusia dalam
Blitz Megaplex, yaitu :
a. Perusahaan melakukan rekrutmen sesuai dengan standar dan
kebutuhan perusahaan
Blitz Megaplex memiliki standar karyawan yang tinggi, dan
setiap calon karyawan wajib memenuhi kriteria tersebut. Seluruh
karyawan Blitz Megaplex harus mempunyai performance dan
grooming yang baik serta memiliki tingkat kepercayaan diri yang
tinggi karena ruang lingkup dalam pekerjaan seluruhnya
berinteraksi langsung dengan pelanggan, kecuali bagian
keuangan dan akuntansi. Blitz Megaplex juga memiliki batasan
usia untuk karyawan di bagian operasional khususnya front of
house yaitu batas usia maksimal berusia 25 tahun. Perekrutan
dilakukan Blitz Megaplex sesuai dengan kebutuhan operasi
setiap side, dan untuk Bagian Keuangan dan Bagian Akuntansi
karyawan wajib memiliki pendidikan yang dilatar belakangi
lulusan Ekonomi (min D3).
b. Perusahaan mengadakan kebijakan pelatihan (training)
52
Blitz Megaplex secara rutin mengadakan pelatihan untuk setiap
karyawan, hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas service agar
sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah dibuat oleh
perusahaan. Pelatihan juga dilakukan untuk setiap karyawan baru
yang bergabung di perusahaan, ini dilakukan untuk mengenalkan
dan menjelaskan lebih detail tentang perusahaan. Blitz Megaplex
tidak hanya mengadakan pelatihan skill saja, perusahaan juga
mengadakan pelatihan kepada karyawan dalam menjaga
performance dan grooming karyawan dalam beauty class pada
periode tertentu.
c. Perusahaan menerapkan tingkat pendisiplinan karyawan
Blitz Megaplex memiliki sistem dalam menerapkan kedisiplinan
yang tinggi, hal ini dilakukan dengan karyawan wajib melakukan
absensi dua kali, yaitu dengan sistem elektronik (fingerprint) dan
manual (kartu amano yang ditandatangani oleh supervisor
incharge, disertai dengan tanggal dan jam kehadiran karyawan).
Blitz Megaplex terdapat prosedur untuk karyawan yang
melakukan pelanggaran, yaitu dengan memberikan surat
peringatan 1,2, dan 3, hal ini dilakukan sehingga karyawan
termotivasi untuk menjalan kedisiplinan dalam bertugas.
d. Terdapat kebijakan pengevaluasian dan promotion
Blitz Megaplex memiliki kebijakan dalam melakukan
pengevaluasian kinerja para karyawan setiap yang rutin
53
dilakukan 3 bulan sekali, penilaian ini berlaku untuk semua
posisi bagian, hal ini berguna untuk pengajuan manajer terhadap
karyawan kepada manager puncak untuk jenjang karir karyawan
tersebut. Blitz Megaplex juga memiliki pengevaluasian karyawan
setiap bulannya dengan memberikan reward dan sertifikat
kepada karyawan yang memiliki prestasi dalam menjalankan
tugasnya, seperti best crew of the mounth, high sales, best
grooming, kebijakan ini untuk memotivasi karyawan dalam
menjaga kualitas kinerja serta menjalankan tugas sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.
Sumber daya manusia merupakan bagian dari aset perusahaan yang
sangat penting. Blitz Megaplex sudah menerapkan pengendalian internal yang
efektif dalam kebijakan dan prosedur sumber daya manusia, hal ini dilakukan
dengan menjaga hubungan baik antar personel, komunikasi antar personel,
menanamkan kedisiplinan yang tinggi serta kebijakan perekrutan karyawan
dan proses penyeleksian yang dikembangkan dengan baik, dan memiliki
program yang sangat memotivasi karyawan dan memberikan penghargaan
atas kinerja yang tinggi sesuai nilai etika yang etis.
IV.2.2 Evaluasi Penilaian Risiko
Direktur telah menetapkan serta mengidentifikasi penilaian risiko
dengan baik, sehingga dapat menjalankan kegiatan serta aktivitas dengan baik
54
serta pelaksanaan pengendalian intern dan meminimalisasi penyimpangan
pada perusahaan.
Dari pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis,
Direktur telah mempertimbangkan risiko yang akan muncul dengan
menganalisis beberapa kondisi :
1. Risiko adanya pesaing
Dalam bisnis yang bergerak dalam jasa dan produk yang
menyediakan konsep one entertainment center, Blitz Megaplex
merupakan salah satu jaringan bioskop di Indonesia. Direktur Blitz
Megaplex sudah sangat paham dalam mempersiapkan bekal untuk
menghadapi pesaing yang sudah sekian lama mendominasi pasar,
perusahaan memutuskan untuk menciptakan Blitz Megaplex sebagai
bioskop yang memiliki standar international, baik dalam konsep,
sistem, peralatan, dan desain interior..
Blitz Megaplex juga menyediakan pelayanan sistem penjualan
ticket secara online, sehingga lebih mempermudah pelanggan untuk
memperoleh ticket bioskop, selain dengan sistem online perusahaan
juga menyediakan sistem penjualan ticket dengan BTM (blitz ticket
machine) yang pembayaran dilakukan dengan sistem autodebit blitz
card member.
Dalam hal menghadapi resiko adanya pesaing Blitz Megaplex
telah melakukan dengan baik dan sesuai dengan unsur dari komponen
pengendalian intern yaitu memiliki strategi untuk mempertahankan
55
loyalitas pelanggannya, yaitu dengan menjaga kualitas produk serta
fasilitas yang disediakan, sehingga memberikan kepuasan yang
berbeda kepada pelanggan Blitz Megaplex.
2. Risiko adanya kecurangan karyawan
Setiap perusahaan pasti menyadari adanya kemungkinan
terjadinya kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan.
Kecurangan yang mungkin terjadi dilakukan karyawan seperti adanya
penjualan fiktif atau ganda. Blitz Megaplex memiliki kebijakan untuk
mencegah terjadi kecurangan tersebut dengan meminimalisasi sistem
penjualan yang dilakukan secara tunai.
Dalam sistem penjualan ticket perusahaan memberikan fasilitas
dan sistem penjualan yang baru dengan cara mengganti proses
transaksi penjualan tunai (cash) dengan sistem autodebit menggunakan
blitz card member. Selain itu, dalam proses transaksi penjualan
dilakukan dengan sistem komputerisasi yang memiliki urutan dan
tahapan.
Dalam sistem penjualan snack perusahaan belum dapat
memberlakukan dengan sistem yang sama seperti penjualan tiket,
sebagian besar transaksi penjualan dilakukan dengan penjualan tunai.
Dalam hal ini untuk mengantisipasi kecurangan, perusahaan
menerapkan sistem double record dari setiap transaksi penjualan
snack.
56
Dalam menghadapi risiko adanya kecurangan yang
kemungkinan dilakukan oleh karyawan, Blitz Megaplex telah
menerapkan sistem pembayaran baru yang dapat meminimalisasi
kecurangan pada aktivitas penjualan dan menerapkan sistem double
record untuk memudahkan pemeriksaan hasil penjualan pada hari
tersebut.
3. Risiko perkembangan teknologi
Dalam menghadapi risiko perkembangan era global agar dapat
selalu menciptakan kepuasan pelanggan, hal yang dilakukan
perusahaan yaitu perusahaan selalu update dalam setiap perkembangan
film baik dari dalam negeri, luar begeri, bahkan untuk film bollywood
yang tidak diberikan oleh perusahaan lain.
Blitz Megaplex juga menyediakan fasilitas auditorium
berteknologi real 3D dengan screen silver dan sound system high
quality yaitu THX audio. Blitz Megaplex juga menyediakan
auditorium dengan konsep yang berbeda, seperti velvet class, satin
class, dan dinning class.
Direktur Blitz Megaplex sangat berhati–hati dalam menghadapi
resiko ini dan perusahaan telah melakukan dengan baik sesuai dengan
unsur komponen pengendalian intern, dengan terus melakukan
eksistensi dari kualitas serta mengikuti perkembangan.
4. Risiko kesalahan yang dilakukan oleh karyawan (human error)
57
Keterbatasan pasti dimiliki oleh setiap diri seseorang, begitu
juga dengan karyawan. Dalam hal ini sering ditemukan kasus dimana
karyawan Bagian operasional melakukan salah input data pesanan
pelanggan, masalah ini terjadi dikarenakan ada beberapa karyawan
yang kurang memahami sistem yang digunakan untuk penjualan dan
kelompok snack yang dijual, sehingga diperlukan Supervisor untuk
menyelesaikan masalah ini.
Masalah seperti pernah terjadi dalam lebih dari satu petugas
yang berbeda di waktu yang sama, sedangkan dalam satu shift
Supervisor bertugas hanya satu orang saja (kecuali week end),
sehingga kejadian ini dapat menghambat aktivitas penjualan.
Situasi ini juga dapat disebabkan karena sistem komputer yang
digunakan dalam proses penjualan tidak merespon dengan baik,
software yang diguanakan tidak pernah di update, sehingga
perusahaan perlu melakukan update software pada sistem komputer
agar aktivitas penjualan dapat berjalan sesuai prosedur yang
ditetapkan.
Selain itu juga terjadi kesalahan karyawan yang memberikan
kelebihan uang kembali pada transaksi penjualan tunai pada counter
penjualan snack, sehingga terjadi kurangnya jumlah uang yang
seharusnya disetorkan kepada Manager saat closing duty atau
pergantian shift, hal ini karyawan harus menutupi kekurangan tersebut
dengan uang kas tim.
58
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, maka terdapat
beberapa hal yang dapat dilakukan dan sudah dilakukan oleh Blitz Megaplex
untuk mengantipati risiko-risiko tersebut, seperti :
a. Blitz Megaplex telah memasang CCTV di setiap pos penjualan untuk
memantau setiap aktivitas penjualan tiket dan snack.
b. Blitz Megaplex memberikan contact sheet terhadap karyawan yang
melakukan kesalahan input saat aktivitas penjualan.
c. Blitz Megaplex lebih fokus terhadap upaya memberikan kualitas
terhadap pelanggan untuk menjaga eksistensi dan kepuasaan
pelanggan.
IV.2.3 Evaluasi Aktivitas Pengendalian
Evaluasi akitivitas pengendalian yang dilakukan oleh penulis meliputi
:
1. Pemisahan tugas yang memadai
Pengendalian internal penjualan dilaksanakan melalui suatu
organisasi yang mengatur pembagian tugas, wewenang serta tanggung
jawab yang tepat dan koordinasi yang baik antara setiap fungsi yang
ada. Pembagian tugas yang baik dapat berfungsi dengan baik jika
disajikan secara formal, hal ini dapat meminimalisasi terjadinya
kesalahan dan kecurangan yang mungkin terjadi.
Pembagian tugas dan wewenang dalam Blitz Megaplex cukup
memadai dan sesuai dengan fungsinya, hal ini ditunjukkan dengan :
59
a. Fungsi penjualan terpisah dari fungsi penerimaan kas
Blitz Megpalex memiliki fungsi penjualan dan penerimaan
kas yang telah dipisah, hal ini terlihat dengan fungsi
penjualan dilakukan oleh Bagian Operasional dan fungsi
kas dilakukan oleh Supervisor. Dengan adanya pemisahan
fungsi ini dilakukan Blitz Megaplex untuk melindungi
perusahaan dari kejadian yang dapat menimbulkan
kerugian terhadap perusahaan.
b. Fungsi penerimaan kas terpisah dari fungsi keuangan
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada
Bagian Keuangan, ditemukan bahwa fungsi penerimaan kas
yang berfungsi menerima hasil pembayaran dari penjualan
tunai dan menjaga penyimpanan kas terpisah dengan fungsi
keuangan yang memilki tugas memonitor dan merecord
kas yang masuk ke perusahaan.
Hal ini dilakukan perusahaan bertujuan fungsi keuangan
dapat melakukan pengawasan terhadap jumlah kas yang
masuk dan keluar dari kas perusahaan yang dipegang oleh
fungsi penerimaan kas. Dalam hal ini fungsi keuanhan
berfungsi sebagai internal check dari fungsi penerimaan
kas.
60
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh penulis, masih ada
beberapa kelemahan yang terdapat dalam sistem penjualann tiket dan snack
pada Blitz Megaplex, yaitu :
- Karyawan tidak teliti dalam mengecek tiket film
Dalam melaksanakan aktivitas penjualan ditemukan bahwa
terdapat karyawan khususnya bagian pintu masuk auditorium yang
tidak dengan teliti mengecek judul film, show time, dan tanggal tiket
pelanggan.
Seharusnya saat pelanggan mulai memasuki auditorium, usher
(karyawan pintu masuk auditorium) memeriksa dengan teliti tiket yang
diberikan oleh pelanggan, meskipun kondisi penonton dalam full
capacity (rush hour).
Ketidaktelitian ini mengakibatkan adanya double seat yang
dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan serta menghambat proses
berjalannya aktivitas.
Dalam hal seperti ini Blitz Megaplex harus memberikan
pelatihan khusus kepada karyawan dan memberikan teguran kepada
karyawan apabila kesalahan tersebut terjadi berulang kali agar
karyawan tetap menjalankan tugas dengan baik, fokus, dan sesuai
prosedur yang ditentukan oleh Blitz Megaplex.
- Penerapan go green pada tiket film sehingga tiket menjadi rentan
Blitz megaplex memiliki konsep bisnis yang sangat baik dan
menyediakan fasilitas standar international, dan menerapkan go green
61
pada setiap produknya begitu juga dengan tiket film, akan tetapi hal ini
mengakibatkan tiket film menjadi rentan salah satunya mudah robek,
lusuh sehingga merusak data pada tiket, bahkan tiket dapat terbuang
oleh pelanggan karena terkecoh dengan bahan bakunya yang
menggunakan kertas printer bill.
Hal ini juga dapat mengakibatkan kurangnya bukti dokumen
dalam aktivitas penjualan, yaitu karyawan petugas pintu masuk
auditorium wajib menyimpan setiap potongan ticket pelanggan sebagai
bukti hasil penjualan untuk disesuaikan dengan hasil laporan
penjualan.
- Blitz Megaplex tidak memiliki internal auditor yang independen
untuk mengawasi kegiatan penjualan perusahaan
Blitz Megaplex tidak memiliki bagian khusus yang berfungsi
sebagai internal auditor untuk mengawasi dan mengevaluasi aktivitas
penjualan perusahaan. Hasil tugas yang dilakukan oleh para karyawan
perusahaan hanya diperiksa dan diawasi oleh Supervisor dan Manajer
dan auditor eksternal yang disewa oleh Blitz Megaplex.
Hal ini disebabkan, Direktur perusahaan memiliki pemikiran
bahwa perusahaan tidak perlu memiliki internal auditor karena
perusahaan cukup menyewa eksternal auditor untuk untuk memeriksa
kegiatan dari keuangan perusahaan.
Dengan situasi seperti ini dikhawatirkan kemungkinan terjadi
beberapa kelemahan pada pengendalian internal di perusahaan dan
62
keraguan terhadap keraguan terhadap keakuratan laporan yang dibuat
dengan data-data yang dapat dimanipulasi sehingga terjadinya
kecurangan serta penyalahgunaan yang akhirnya merugikan
perusahaan.
Dengan hal ini manajemen akan sulit mengetahui apakah
kegiatan operasional perusahaan benar-benar dijalankan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini
disebabkan perusahaan tidak memiliki internal auditor yang
independen.
2. Evaluasi terhadap otorisasi yang sesuai transaksi dan aktivitas.
Setiap transaksi harus disahkan dengan benar jika kendali
diharapkan untuk memuaskan. Dalam perusahaan setiap transaksi yang
terjadi harus berdasarkan persetujuan dari Direktur yang memiliki
wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Catatan
form dan dokumen (potongan tiket dan report penjualan snack)
merupakan media yang digunakan untuk mencatat terjadinya transaksi.
Hal ini mengharuskan penggunanya harus diawasi sebaik mungkin
agar dalam pelaksanaan transaksi diotorisasi secara jelas dan sesuai.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, ditemukan
bahwa sistem otorisasi atas prosedur penjualan tiket dan snack yang
dilakukan Blitz Megaplex sudah cukup memadai dilakukan,
diantaranya :
63
a. Setiap transaksi penjualan tiket dan snack, data disimpan
dalam database dan kegiatannya diamati langsung
kegiatannya oleh Supervisor.
b. Setelah bagian tiketing menyelesaikan transaksi, maka
karyawan menginformasikan kepada pelanggan untuk
mengecek kembali ticketnya dan untuk mengingat waktu
film, hal ini dikarenakan Blitz Megaplex tidak
menyediakan audio speaker pemberitahuan di lobby
maupun lounge bahwa pelanggan bisa masuk ke dalam
auditorium, pemberitahuan tersebut diganti dengan
menerapkan sistem keaktifan lampu di depan auditorium.
c. Sebelum karyawan pintu masuk auditorium, karyawan
harus mengecek area auditorium dan menunggu konfirmasi
dari bagian projectionist bahwa auditorium siap dibuka dan
projectionist juga akan menginformasikan bahwa film
sudah diputar dengan demikian, informasi tersebut
mengharuskan karyawan pintu masuk auditorium
menginformasikan kembali kepada karyawan ticketing agar
tidak melakukan penjualan tiket lagi untuk ticket film
auditorium tersebut.
d. Hasil dari potongan tiket yang dilakukan oleh karyawan
pintu masuk auditorium, harus diserahkan kepada
Supervisor beserta dengan hasil laporan penjualan tiket
64
untuk dilakukan double check dari hasil laporan penjualan
karyawan tiketing sesuai atau tidak dengan potongan tiket
yang diterima.
e. Dan untuk penjualan snack, petugas counter snack sebelum
menginput data pesanan pelanggan harus mengulang
kembali pesanan yang dipesan, hal ini untuk menghindari
adanya canceled pesanan.
f. Setelah transaksi selesai maka karyawan juga wajib
mengingatkan kepada pelanggan untuk mengecek printed
bill dan uang kembali sesuai atau tidak.
g. Apabila terjadi suatu klaim atas transaksi tersebut, maka
pihak Blitz Megaplex akan mengajukan klaim dengan
persetujuan Manajer.
Dengan adanya sistem otorisasi ini dapat membantu terwujudnya
sistem pengendalian internal yang memadai, hal ini dibutuhkan untuk
menghindari kesalahan atau kecurangan yang kemungkinan terjadi.
3. Evaluasi terhadap dokumen dan catatan yang memadai.
Dokumen dan catatan adalah objek fisik dimana transaksi
direcord dan diringkas. Dokumen menyediakan bukti berkaitan
dengan keterjadian dari transaksi dan harga. Contoh dari dokumen :
form penjualan, printed report penjualan, potongan tiket, printed bill
dan form atas klaim.
65
Dokumen diotorisasi dengan baik jika disertai dengan tanda
tangan ataupun stempel dari pihak berwenang, maka dokumen
mmberikan pertanggungjawaban dalam mengotorisasi dan mencatat
transaksi. Catatan yang meliputi daftar gaji karyawan dan laporan
penjualan ticket dan snack yang sudah diotorisasi oleh bagian
keuangan.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis
dengan bagian keuangan, beberapa ditemukan mengenai dokumen dan
catatan yang memadai :
a. Membuat laporan hasil penjualan tiket dan laporan
produksi serta laporan pendapatan hasil penjualan snack,
diantaranya :
1) Laporan penjualan ticket film regular
2) Laporan penjualan ticket film grouping
3) Laporan penjualan snack per shift
4) Laporan penjualan snack atas even
Semua laporan tersebut menjadi tanggung jawab
seorang Supervisor.
b. Membuat laporan produksi dan pendapatan secara berkala
1) Membuat laporan harian produksi dan
pendapatan side yang dilakukan serta menjadi tanggung
jawab Manajer side tersebut.
66
2) Membuat laporan bulanan produksi dan
pendapatan side yang dilakukan oleh bagian keuangan
yang menjadi tanggung jawab Assistant Cinema
Manager di side tertsebut.
c. Membuat laporan saldo dan pemusnahan potongan ticket
1) membuat laporan saldo tiket dan snack dan laporan
saldo event yang menjadi tanggung jawab Manajer.
2) Jika terjadi tiket rusak / tinta printer tidak tercetak dan
rusaknya box popcorn serta cup glass, maka dibuat
laporan harian yang dilakukan dan menjadi tanggung
jawab Supervisor.
Dari semua penjelasan dokumen Blitz Megaplex dalam aktivitas
penjualan, secara umum telah memadai dan bagian penjualan telah memiliki
pengendalian internal yang baik. Dengan adanya laporan atau dokumen atas
penjualan tiket dan snack akan memudahkan pengendalian intern atas
dokumen yang hilang, hal ini sangat mempengaruhi sasarn penetapan waktu,
kelengkapan, dan keterjadian bukti audit yang terkait dengan masalah yang
ada.
4. Evaluasi terhadap pengendalian fisik atas aset dan catatan.
Blitz Megaplex telah menerapkan pengendalian fisik yang baik
atas aset dan catatannya. Dari hasil observasi dan wawancara dengan
Cinema Manager yang dilakukan penulis, ditemukan pengendalian
fisik atas aset dan catatan yaitu perusahaan secara berkala membuat
67
salinan pendukung dari program dan data-data arsip penjualan ke file
kantor pusat.
Perusahaan telah membuat salinan data pendukung dari
program dan data-data arsip penjualan sebagai data cadangan apabila
terjadi kemungkinan adanya data asli yang hilang. Dengan adanya
back up data disetiap penjualan tiket dan snack perusahaan dapat
melakukan pengecekan secara berkala terhadap pendapatan
perusahaan dan melakukan penganalisaan secara detail data laporan
penjualan jika diperlukan.
5. Perusahaan melakukan perlindungan fisik terhadap dokumen-dokumen
dalam aktivitas penjualan.
Blitz Megaplex telah melakukan proses pencatatan penjualan
dengan baik, dokumen serta catatan penjualan tiket dan snack
disimpan dengan rapi oleh masing-masing bagian dalam perusahaan
yang bertanggung jawab atas dokumen dan catatan tersebut.
Hal ini dapat terlihat dengan adanya dokumen dan catatan
seperti form laporan penjualan tiket dan snack, form pendapatan
disimpan berdasarkan urutan tanggal dan hari.
Dengan adanya hal tersebut dapat memudahkan karyawan
dalam mencari data yang dibutuhkan. Proses tersebut juga dapat
mendukung saat pelaksanaan proses pengecekan dan pencocokan
berjalan dengan baik.
68
Dalam hal yang dilakukan oleh perusahaan penulis menilai hal
tersebut sudah baik karena dengan adanya penyimpanan data yang
tertata rapid an mencerminkan pengendalian internal yang baik.
IV.2.4 Evaluasi Informasi dan Komunikasi
Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan
dengan sistem informasi akuntansi adalah transaksi yang dilakukan dengan
mencegah salah saji dalam asersi laporan keuangan dan tindakan kecurangan
yang mungkin dilakukan oleh sumber daya manusia.
Berdasarkan dari hasil wawancara dan dokumentasi yang dilakukan
oleh penulis, diketahui adanya temuan yang berhubungan dengan penerapan
informasi dan komunikasi pada perusahaan, yaitu :
1. Informasi dan komunikasi yang terjalin di perusahaan.
Informasi dan komunikasi yang terjalin di Blitz Megaplex
sudah baik dan formal, hal ini diterapkan dengan setiap informasi
dan jika terjadi adanya perubahan kebijakan ataupun prosedur
operasional dikomunikasikan dengan baik secara lisan dan tertulis.
Daily activity penjualan juga dikomunikasikan sebelum dan
sesudah karyawan melakukan kerja, hal ini dilakukan Blitz
Megaplex sebagai bahan evaluasi dan persiapan terhadap semua
karyawan dan anggota organisai sebelum dan sesudah
melaksanakan tugas agar jika terjadi kesalahan proses dalam
69
aktivitas penjualan tidak terjadi kembali di esok hari atau di shift
selanjutnya.
Blitz Megaplex telah memiliki komunikasi yang baik antar
personil dan menyediakan informasi yang formal, hal ini telah
sesuai dengan unsur dari komponen spengendalian intern. Apabila
ini terus menerus dialkukan dengan baik, maka operasional dan
aktivitas penjualan diperusahaan akan berjalan dengan baik sesuai
dengan prosedur dan tujuan perusahaan.
2. Blitz Megaplex telah memiliki sistem akuntansi.
Hal ini dapat dilihat dengan terjadinya prosedur penjualan
untuk transaksi penjualan ticket secara online dan snack secara
tunai. Prosedur penjualan menunjukkan arus informasi yang baik
untuk proses transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan
sebagai dasar untuk menetapkan pengendalian internal kunci pada
setiap aktivitasnya, menetapkan risiko pengendalian dan mengukur
efisiensi dan efektivitas operasi penjualan dan peneriamaan kas.
Dari hasil pengamatan di Blitz Megaplex yang dilakukan oleh
penulis, evaluasi penulis memiliki penilaian yang baik pada Blitz
Megaplex, karena setiap perusahaan harus memiliki prosedur
penjualan sebagai dasar perusahaan melakukan aktivitasnya. Blitz
Megaplex juga sudah menerapkan kebijakan, sistem, dan prosedur
yang telah sesuai dengan fungsi dan sesuai dengan materi yang
diperoleh penulis.
70
3. Prosedur dan kebijakan yang dibuat telah memudahkan karyawan
dalam melakukan aktivitas operasional perusahaan.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
penulis mengenai prosedur penjualan penjualan snack dan ticket,
bahwa Blitz Megaplex telah membuat prosedur dan kebijakan yang
mudah dipahami oleh karyawan sehingga memudahkan karyawan
dalam menjalankan tugas dan operasioanal perusahaan.
Hal ini dapat diketahui dengan adanya prosedur penjualan yang
menjelaskan tentang pencatatan dan pelaporan. Supervisor
melakukan pencatatan dari hasil penjualan yang dilakukan oleh
bagian penjualan untuk dilaporkan ke Manajer dan bagian
keuangan setiap harinya dan digolongkan sesuai dengan shift,
sehingga memudahkan bagian keuangan dan manajer untuk
melakukan pengecekan ualang terhadap sah atau tidaknya laporan
atas pencatatan penjualan ticket dan snack.
Namun dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan
oleh penulis, masih terdapat adanya kelemahan terkait dengan
informasi dan komunikasi perusahaan, yaitu :
a. Masih terjadi error dalam melakukan input data penjualan.
Dalam situasi ini perusahaan harus lebih cepat dan
tanggap apabila terjadi error pada sistem komputer yang
diguanakan dalam aktivitas penjualan dan pelaporan data
penjualan.
71
Apabila hal ini tidak segera diperbaiki oleh perusahaan
maka dapat dikhawatirkan mengakibatkan hilangnya data
penjualan dan database penjualan perusahaan dan juga
dapat menghambat kegiatan penjualan dan pelaporan
penjualan.
Dari masalah ini perusahaan harus menggunakan
antivirus di komputernya dan selalu meng-update software
tersebut sehingga dapat meminimalisasi error yang terjadi
tersebut.
Dan pihak Blitz Megaplex memberikan himbauan
terhadap bagian TI perusahaan agar dapat segera mungkin
melakukan revisi secara berkala terhadap alat yang
digunakan dalam sistem penjualan dan sistem support
lainya agar dapat membantu aktivitas penjualan berjalan
secara baik dan sesuai prosedur.
b. Perusahaan belum memiliki nomor urut pada dokumen.
Blitz Megaplex belum menerapkan nomor urut pada
pelaporan hasil penjualan snack dan tiket, form pelaporan
penjualan hanya disertai tanggal dan hari, hal ini masih
belum memenuhi kriteria yang sesuai dalam informasi dan
komunikasi dalam pengendalian intern.
72
Hal ini juga dapat menyulitkan karyawan untuk
menganalisa dalam melakukan pengecekan dan
pencocokan data.
Perusahaan hanya mencantumkan nomor urut pada
bukti transaksi, dan sebaiknya perusahaan juga
mencantumkan nomor urut pada form serta dokumen-
dokumen penjualan, sehingga dapat membantu proses
pemeriksaan dokumen apabila terjadi kesalahan atau
kemungkinan kecurangan yang dapat merugikan
perusahaan dan dapat mencapai tujuan pengendalian intern
yang baik.
IV.2.5 Evaluasi Pemantauan
Pemantauan merupakan suatu proses yang harus dimiliki oleh setiap
perusahaan guna untuk menilai kualitas kinerja pengendalian intern. Direktur
Blitz Megaplex memberikan tanggung jawab kepada Manager yang dibantu
oleh Supervisor.
1. Pemeriksaan atas kelengkapan dan keabsahan dokumen.
Dari hasil wawancara dengan bagian keuangan bahwa
perusahaan telah melakukan pemeriksaan secara berkala atas
kelengkapan dan keabsahan dokumen. Hal ini dilakukan Blitz
Megaplex dengan setiap transaksi penjualan di input langsung dalam
sistem penjualan, sehingga secara otomatis data penjualan tersimpan di
73
komputer. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menyediakan back-up
data penjualan.
Dengan adanya pemeriksaan atas kelengkapan dan keabsahan
dokumen yang dilakukan Blitz Megaplex, keandalan dan kebenaran
data akuntansi akan semakin terjaga dengan baik dan dapat
meminimalisasi serta menghindari kemungkinan terjadinya salah saji
dan kecurangan.
2. Perusahaan telah menerapkan sanksi atas pelanggaran yang dibuat oleh
karyawan.
Blitz Megaplex memiliki prosedur dan kebijakan yang sudah
cukup baik. Dalam hal yang hal ini untuk setiap kesalahan dan
pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan baik disengaja ataupun
tidak disengaja, perusahaan telat menetapkan sanksi-sanksi ataupun
peringatan atas kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan oleh
karyawan :
a. Teguran / peringatan lisan
Dari hasil wawancara ke bagian operasional yang dilakukan
oleh penulis, teguran / peringatan lisn diberikan oleh atasan langsung /
pimpinan berwenang untuk kesalahan bersifat umum yang masih dapat
diperbaiki dan dicatat dalam contact sheet personal karyawan yang
melakukan kesalahan tersebut.
b. Peringatan tertulis
74
Blitz Megaplex memberikan peringatan tertulis yang
dilakukan oleh atasan / pimpinan langsung kepada karyawan yang
melakukan kesalahan yang sifatnya sama dan mendapatkan catatan
contact sheet personal yang sama sebanyak tiga kali.
Peringatan tertulis terdiri dari surat peringatan 1-3 sesuai
dengan berat / ringannya jenis pelanggaran yang dilakukan oleh
karyawan tersebut.
Dengan adanya kebijakan serta prosedur yang formal, Blitz
Megaplex mengharapkan adanya tanggapan yang positif dari seluruh
karyawan sehingga dapat melaksanakan tugas secara professional.
Apabila hal tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
prosedur perusahaan maka kecurangan, kelalaian serta tindakan yang
dapat mengakibatkan hambatan aktivitas operasional dihindari dan
minimalisasi.
c. Pemantauan langsung oleh manajemen dalam menilai kinerja
karyawan.
Dalam hal ini Blitz Megaplex menerapkan proses pemantauan
dilakukan oleh manajemen secara periodik yaitu 3 bulan sekali. Hal ini
dilakukan perusahaan bertujuan untuk mengevaluasi kinerja setiap
karyawan secara langsung, sehingga seluruh aktivitas opertsioanla
dapat selalu berjalan sesuai kebijakan dan prosedur dan apabila terjadi
masalah dapat segera diselesaikan oleh manajemen.
d. Perusahaan melakukan cash opname dan stock opname
75
Pemantauan ini dilakukan Blitz Megaplex secara periodik yang
dilakukan oleh Supervisor yang bantu oleh shift leader setiap unit
untuk stock opname dan cash opname dilakukan oleh Manajer yang
dibantu oleh bagian keuangan. Hal ini dilakukan perusahaan setiap
akhir bulan.
Stock opname dilakukan perusahaan untuk memastikan
persamaan data antara jumlah fisik barang-barang persediaan yang
berada digudang dengan persediaan akhir yang telah dicatat dalam
laporan mutasi barang setiap akhir bulan sekali.
Stock opname juga dilakukan untuk mengecek apakah
karyawan telah menjalankan sistem FIFO pada barang-barang
persediaan yang menjadi kebijakan dan prosedur perusahaan.
Kondisiyang yang telai diuraikan, Blitz Megaplex telah
memiliki prosedur yang baik dan sesuai dengan unsur pengendalian
intern. Hal ini dilakukan untuk menjaga aset perusahaan serta
melindungi kekayaan perusahaan dari kekhawatiran adanya
kecurangan atau kehilangan yang dapat merugikan perusahaan.