bab2

11
BAB II GAMBARAN UMUM SURVEY DAS KOTA BIMA DALAM PENGEMBANGAN PLTMH BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 KONDISI GEOGRAFIS KOTA BIMA Kota Bima secara geografis berada di bagian timur Pulau Sumbawa. Kota Bima merupakan salah satu daerah otonom di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang baru terbentuk dengan terbitnya Undang-Undang No. 13 Tahun 2002 dengan luas wilayah lebih kurang 22.225 Ha, sebagaian besar terletak pada dataran rendah dengan variasi ketinggian antara 0-400 m diatas permukaan laut, tepat menghadap keteluk bima dengan pesisir pantai sepanjang 26 km. Kota Bima yang terletak pada bagian timur Pulau Sumbawa merupakan titik poros penghubung atau interconnection antara daerah maupun provinsi lainnya pada bagian Tengah maupun Timur Kepulauan Indonesia (Provinsi Sulawesi – Provinsi NTT), disamping itu letaknya juga dekat dan berhadapan langsung dengan laut.Hal ini tentu berpotensi dan memberikan peran yang sangat penting untuk suatu prospek kegiatan pembangunan dan pengembangan perekonomian Wilayah Pulau Sumbawa khususnya Kawasan yang berdekatan dengan Kota Bima dimasa yang akan datang. Batas Wilayah Kota Bima meliputi : Sebelah Utara :Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima; Sebelah Selatan :Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima; 7

Upload: arief-infiltrasi

Post on 12-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab2

BABII

GAMBARAN UMUM SURVEY DAS KOTA BIMADALAM PENGEMBANGAN PLTMH

BAB IIGAMBARAN UMUM

2.1 KONDISI GEOGRAFIS KOTA BIMA

Kota Bima secara geografis berada di bagian timur Pulau Sumbawa. Kota Bima

merupakan salah satu daerah otonom di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang baru

terbentuk dengan terbitnya Undang-Undang No. 13 Tahun 2002 dengan luas wilayah

lebih kurang 22.225 Ha, sebagaian besar terletak pada dataran rendah dengan variasi

ketinggian antara 0-400 m diatas permukaan laut, tepat menghadap keteluk bima

dengan pesisir pantai sepanjang 26 km.

Kota Bima yang terletak pada bagian timur Pulau Sumbawa merupakan titik

poros penghubung atau interconnection antara daerah maupun provinsi lainnya pada

bagian Tengah maupun Timur Kepulauan Indonesia (Provinsi Sulawesi – Provinsi NTT),

disamping itu letaknya juga dekat dan berhadapan langsung dengan laut.Hal ini tentu

berpotensi dan memberikan peran yang sangat penting untuk suatu prospek kegiatan

pembangunan dan pengembangan perekonomian Wilayah Pulau Sumbawa khususnya

Kawasan yang berdekatan dengan Kota Bima dimasa yang akan datang.

Batas Wilayah Kota Bima meliputi :

Sebelah Utara : Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima;

Sebelah Selatan : Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima;

Sebelah Timur : Kecamatan Wawo Kabupaten Bima; dan

Sebelah Barat : Teluk Bima.

7

Page 2: bab2

BABII

GAMBARAN UMUM SURVEY DAS KOTA BIMADALAM PENGEMBANGAN PLTMH

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Bima

2.2 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK

Jumlah penduduk Kota Bima Tahun 2013 sebanyak148.645 Jiwa,terdiri

dari :

Laki- Laki : 72.915 Jiwa.

Perempuan : 75.730 Jiwa.

Jumlah populasi penduduk terbesar ada pada Kecamatan Raba yaitu 36.391

jiwa, sedangkan populasi penduduk terkecil ada di Kecamatan Rasanae Timur yaitu

16.908 jiwa.

Kepadatan penduduk Kota Bima pada tahun 2013 adalah 669 jiwa/Km2.

Kepadatan terbesar ada di 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Rasanae Barat sebesar

3.200 jiwa/km2 dan Kecamatan Mpunda sebesar 2.214 jiwa/km2. Sedangkan kepadatan

terendah ada di Kecamatan Rasanae Timur yaitu 264 jiwa/km2. Dari data tersebut

terihat ketimpangan yang menonjol dalam persebaran penduduk di Kota Bima. Hal ini

8

Page 3: bab2

BABII

GAMBARAN UMUM SURVEY DAS KOTA BIMADALAM PENGEMBANGAN PLTMH

disebabkan beberapa faktor antara lain kondisi topografi, adanya pusat perdagangan

dan pemerintahan serta prasarana umum lainnya yang menjadi daya tarik penduduk.

Tabel 2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Bima Tahun 2013

No Kecamatan Luas (Km2)

Penduduk Jumlah (Jiwa)

Kepadatan (Jiwa/Km2)Laki-Laki Perempuan

1. Rasanae Barat 10,14 16.085 16.362 32.447 3.2002. Mpunda 15,28 16.031 17.794 33.825 2.2143. Rasanae Timur 64,07 8.366 8.542 16.908 2644. Raba 63,73 17.796 18.595 36.391 5715. Asakota 69,03 14.637 14.437 29.074 421

Jumlah 222,25 72.915 75.730 148.645 669 Sumber: Kota Bima Dalam Angka 2013

2.3 KARAKTERISTIKDAS KOTA BIMA

2.3.1 Kondisi Umum Fisik Wilayah DAS

9

Page 4: bab2

BABII

GAMBARAN UMUM SURVEY DAS KOTA BIMADALAM PENGEMBANGAN PLTMH

Gambar 2.2 Peta Hidrologi Kota BimaDari gambar diatas terlihat bahwa pada umumnya Kota Bima merupakan daerah

tangkapan air (DTA). Berdasarkan tipologi fisik Kota Bima merupakan daerah dataran

dan daerah perairan, Daerah Tangkapan Air (DTA) Kota Bima yang paling dominan ada

pada wilayah timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bima.

2.3.2 Karakteristik Hidrologi Sumber Daya Air Beberapa Sungai Utama

Informasi dasar mengenai karakteristik hidrologi sejumlah sungai utama diKota

Bima disajikan pada Tabel 2.Dari 6 (enam) Sungai yang ada di Kota Bima, terdapat 2

(dua) Sungaiutama yaitu pada DAS Lampedan DAS Jatiwangi.

Tabel 2. Nama Sungai Utama Kota Bima, Menurut Panjang dan Lebar

No. Nama Sungai Panjang(Km)

Lebar (m)Kecamatan

Hulu Hilir1. Sungai Lampe 25 30 Rasanae Timur Rasanae Barat2. Sungai Dodu 12 20 Rasanae Timur Rasanae Timur3. Sungai Nungga 22 20 Rasanae Timur Mpunda4. Sungai Ntobo 12 20 Raba Rasanae Barat5. Sungai Kendo 15 15 Raba Rasanae Barat6. Sungai Jatiwangi 16 15 Asakota Asakota

Sumber : Kota Bima Dalam Angka 2013

Status penggunaan lahan dari kedua DAS utama ini sudah didominasi oleh lahan budidaya dan pemukiman yang menunjukkan tingkat perkembangan wilayah yang ada. Penggunaan lahan pertanian dan padi sawah serta lahan hutan mengalami penyusutan akibat dari degradasi lahan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 Dan gambar 2.3 Peta Pola Ruang Kota Bima.

Tabel 3. Karakteristik Sungai Utama Dengan Status Penggunaan Lahan

No. Nama SungaiLuas DAS

(Km2)

Titik TertinggiTitik Terendah

(m)

Penggunaan Lahan (%) 1)

F A P U

1. Sungai Lampe 750 4400

2. Sungai Dodu 240 460100

10

Page 5: bab2

BABII

GAMBARAN UMUM SURVEY DAS KOTA BIMADALAM PENGEMBANGAN PLTMH

3. Sungai Nungga 440 57725

4. Sungai Ntobo 240 53525

5. Sungai Kendo 225 45525

6. Sungai Jatiwangi 240 2680

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 20151). F : Hutan; A : Lahan Pertanian; P : Sawah; U : Pemukiman

Gambar 2.3 Peta Pola Ruang Kota Bima

2.3.2 Karakteristik Sosial Ekonomi Wilayah DAS Kota Bima

11

Page 6: bab2

BABII

GAMBARAN UMUM SURVEY DAS KOTA BIMADALAM PENGEMBANGAN PLTMH

A. Sumberdaya Hutan

Sumberdaya hutan di Kota Bima yangberfungsi sebagai sumberdaya alam dan

lingkungan hidup mempunyai peranan sangat strategis untuk menunjang pelaksanaan

pembangunan. Sumberdaya hutan juga menjadipelindungbeberapa Daerah Aliran

Sungai dari bahaya banjir, kekeringan, erosi dan sedimentasi. Namun dilain pihak,

kualitas dan kuantitas sumberdaya hutan cenderung semakin menurun. Hal ini antara

lain karena penebangan hutan yang berlebihan, kebakaran hutan, perambahan hutan

dan perladangan berpindah. Penurunan kualitas dan kuantitas hutan cenderung

meningkat. Sementara kegiatan-kegiatan rehabilitasi sumberdaya hutan, seperti

reboisasi, pengendalian perladangan berpindah, pengendalian kebakaran hutan, masih

belum memadai dibanding dengan laju kerusakan yang terjadi.

B. Sumberdaya Lahan

Lahan merupakan sumberdaya alamyang dapat diperbaharui dan sekaligus

merupakan media lingkungan untuk memproduksi pangan, perumahan, dan lain-

lain.Pertambahan jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kegiatan

pembangunan telah berakibat terjadinya pergeseran pola penggunaan lahan di Kota

Bima. Sering dijumpai pola penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan

lahan tersebut, sehingga timbul berbagai masalah, seperti terjadinya lahan kritis,

hilangnya lahan subur, dan terjadinya pencemaran tanah.

Degradasi lahan tersebut terjadikarena peruntukan lahan/tanah yang kurang

tepat, sebagai akibat pelaksanaan yang tidak memperhatikan kaidah penataan ruang

dan kriteria kemampuan serta kesesuaian lahan. Guna menjamin pemanfaatan yang

lestari, lahan harus dikelola dengan memperhatikan keseimbangan antara aspek

konservasi dan pemanfaatannya.

C. Sumberdaya Air

12

Page 7: bab2

BABII

GAMBARAN UMUM SURVEY DAS KOTA BIMADALAM PENGEMBANGAN PLTMH

Pesatnya perkembangan industri danpeningkatan jumlah penduduk telah

memacu penggunaan air, baik berupa air tanah maupun air permukaan. Hal ini

merupakan ancaman bagi ketersediaan air maupun kualitas air. Dengan bertambahnya

jumlah penduduk, maka kebutuhan air yang berasal dari air permukaan akan meningkat

pula. Kebutuhan air untuk irigasi dari tahun ke tahun juga bertambah, demikian pula

kebutuhan air untuk industri diperkirakan akan mengalami peningkatan pula.

Kondisi kekritisan sumber air, keadaannya sudah mulai tampak dari sekarang,

dimana beberapa wilayah kekurangan air bersih terutama pada musim kemarau, seperti

terjadi di beberapa Kelurahan belakangan ini. Pemanfaatan air permukaan dan air tanah

terus meningkat yang mengakibatkan terjadinya penurunan muka air tanah.

D. Sumberdaya Manusia

Pertambahan jumlah penduduk yang tinggi akan mempunyai implikasi

terhadapkebutuhan sumberdaya lahan, baik untukpemukiman, pendidikan, tempat

berusaha,atau untuk kepentingan lainnya. Padahalsumberdaya lahan sangat terbatas,

membukahutan tanpa perencanaan yang matang dantanpa memperhatikan kelestarian

lingkungan.

Untuk mengatasi kemiskinanpada beberapa wilayah, khususnya untuk

mengentaskan petani dari perangkap kemiskinan, dilakukan pelestarian fungsi

sumberdaya alam yang menjadi sumber penghidupan masyarakat, seperti kawasan

hutan, daerah penggalian tambang, dan lain-lain. Pelestarian fungsi tersebut disertai

dengan penciptaan iklim yang sehat dan kondusif dengan memberikan kemudahan dan

akses yang adil dan merata bagi kelompok miskin untuk memanfaatkan sumberdaya

alam tersebut.

2.4 Landasan Hukum

13

Page 8: bab2

BABII

GAMBARAN UMUM SURVEY DAS KOTA BIMADALAM PENGEMBANGAN PLTMH

Penyusunan Survey DAS untuk Pemanfaatan Pengembangan PLTMH Kota Bima

ini dilakukan dengan mengacu pada peraturan perundang – undangan yang berlaku

seperti :

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Bima di

Propinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002

Nomor 26, (Tambahan Lembaran Negara Nomor 4188);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4377);

6. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2008 tentang Air

Tanah;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai;

14