bab2 fix tih

42
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia Pada Kehamilan 2.1.1 Definisi Anemia Anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin didalam darah, walaupun nilainya bervariasi antar laboratorium, kadar hemoglobin biasanya kurang dari 13,5g/dl pada pria dewasa dan kurang dari 11,5 g/dl pada wanita dewasa 17 . Sedangkan menurut Winkjosastro anemia didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb atau hitung eritrosit dibawah normal. Namun nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga parameter laboratorium tersebut bervariasi selama periode kahamilan 18 . Umunya ibu hamil di diagnosis anemia apabila kadar hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau hematrokit kurang dari 33%.Menurut Wiliams, anemia pada kehamilan didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin kurang dari 11 gr/dl pada trimester pertama dan trimester ketiga, dan kurang dari 10,5 gr/dl pada trimester kedua. 19 Frekuensi anemia pada ibu hamil di Indonesia relatif masih tinggi yaitu 63,5%, sedangkan di Amerika hanya 6%. Menurut WHO, 40% kematian ibu di Negara berkembang 5

Upload: kamalfaruqb

Post on 14-Dec-2014

53 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab2 FIX Tih

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anemia Pada Kehamilan

2.1.1 Definisi Anemia

Anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin didalam darah, walaupun

nilainya bervariasi antar laboratorium, kadar hemoglobin biasanya kurang dari

13,5g/dl pada pria dewasa dan kurang dari 11,5 g/dl pada wanita dewasa17.

Sedangkan menurut Winkjosastro anemia didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi

Hb atau hitung eritrosit dibawah normal. Namun nilai normal yang akurat untuk ibu

hamil sulit dipastikan karena ketiga parameter laboratorium tersebut bervariasi

selama periode kahamilan18. Umunya ibu hamil di diagnosis anemia apabila kadar

hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau hematrokit kurang dari 33%.Menurut Wiliams,

anemia pada kehamilan didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin kurang dari 11

gr/dl pada trimester pertama dan trimester ketiga, dan kurang dari 10,5 gr/dl pada

trimester kedua. 19

Frekuensi anemia pada ibu hamil di Indonesia relatif masih tinggi yaitu 63,5%,

sedangkan di Amerika hanya 6%. Menurut WHO, 40% kematian ibu di Negara

berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan. Kebanyakan anemia dalam

kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi.13

Kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk

janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu

hamil membutuhkan tambahan sekitar 2-3 mg besi/hari.18

Tabel 2.1 Nilai batas normal anemia pada perempuan18

5

Page 2: Bab2 FIX Tih

Status kehamilan Hemoglobin(g/dl) Hematrokit (%)

Tidak hamil 12,0 36

Hamil

Trimester 1 11,0 33

Trimester 2 10,5 32

Trimester 3 11,0 33

2.1.2 Etiologi

Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat–zat nutrisi. Seringkali

defisiensinya bersifat multiple dengan manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi

buruk, atau kelainan herediter seperti hemaglobinopati. Namun, penyebab mendasar

anemia nutrisional meliputi asupan yang tidak cukup, absorpsi yang tidak adekuat,

bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan yang berlebihan, dan kurangnya nutrisi

hemopoetik. Sekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi

yang memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi.

Penyebab kedua adalah anemia megaloblastik yang dapat disebabkan oleh defisiensi

asam folat dan defisiensi vitamin B12. Penyebab anemia yang lainnya yang jarang

ditemukan adalah hemoglobinopati, proses inflamasi, toksisitas zat kimia, dan

keganasan.6,18

Menurut Mochtar penyebab anemia dalam kehamilan umumnya adalah kurang

gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diit, malabsorpsi, kehilangan darah yang

banyak : persalinan yang lalu, haid, serta penyakit-penyakit kronik seperti tbc,

malaria, paru dan cacing usus.20

6

Page 3: Bab2 FIX Tih

2.1.3 Karakteristik ibu yang mengalami anemia

2.1.3.1 Umur ibu

Usia kehamilan normal 20-35 tahun. Umur pada saat hamil akan mempengaruhi

terjadinya anemia. Bila umur saat hamil relatif muda dibawah 20 tahun akan berisiko

terjadinya anemia. Hal itu dikarenakan bahwa pada umur tersebut akan terjadi

pertumbuhan dan kebutuhan zat gizi. Menurut Depkes tahun 2001 kadar Hb 7-10 gr%

banyak ditemukan pada kelompok umur < 20 tahun (46%) dan lebih dari 35 tahun

(48%) .21

2.1.3.2 Paritas

Paritas dalam arti luas mencakup gravida (jumlah kehamilan), Partus (jumlah

kelahiran) dan abortus (jumlah keguguran) sedang dalam arti khusus yaitu jumlah

anak yang dilahirkan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh S.Nuraini Diah,

Fathonah Siti, dan Kuswardinah Asih tentang faktor determinan yang menyebabkan

anemia diketahui bahwa ibu hamil dengan paritas kurang dari 2 kali akan mengalami

anemia sebanyak 9 kali dibandingkan dengan paritas lebih dari 2 kali. Hal ini

menunjukkan bahwa kehamilan pertama lebih mudah mengalami anemia disbanding

dengan kehamilan sebelumnya.22

2.1.3.3 Jarak kelahiran

Jarak kelahiran adalah jarak antara kelahiran sebelumnya dengan kelahiran

berikutnya.Menurut penelitian yang dilakukan oleh S.Nuraini Diah, Fathonah Siti,

dan Kuswardinah Asih tentang faktor determinan yang menyebabkan anemia

diketahui bahwa ibu hamil dengan kehamilan pertama menyebabkan anemia sebesar

41,4% sedangkan yang tidak anemia 37,4%. 22

2.1.3.4 Sosial ekonomi

7

Page 4: Bab2 FIX Tih

Status pekerjaan erat hubungannya dengan pendapatan seseorang, semakin

meningkat pendapatan seseorang maka semakin beragam makanan yang dikonsumsi.

Semakin tinggi tingkat social ekonomi akan menambah tingkat perilaku seseorang.

Didalam suatu wilayah, apabila tingkatan sosial ekonomi tinggi maka kebutuhan

pangan pada wilayah tersebut tinggi,sehingga gizi buruk dapat diminimalisir.

Sebaliknya apabila suatu wilayah mengalami ketahanan pangan yang rendah akan

sering muncul permasalahan gizi yang buruk.21

2.1.3.5 Pendidikan

Rendahnya tingkat pendidikan akan mempengaruhi ibu hamil dengan terjadinya

anemia. Pendidikan sangat penting dalam menentukan status gizi dalam keluarga.

Kemampuan membaca dan menulis akan mempengaruhi ibu hamil dalam

memperoleh informasi kesehatan.21

2.1.3.6 Pekerjaan

Berat ringannya pekerjaan ibu hamil akan mempengaruhi kondisi tubuh ibu

hamil. Ibu yang bekerja mempunyai kecenderungan kurang istirahat, konsumsi

makan yang tidak seimbang sehingga mempunyai risiko lebih besar untuk menderita

anemia dibandingkan ibu yang tidak bekerja.21

2.1.3.7 Konsumsi zat besi

Program kesehatan ibu Departemen Kesehatan menganjurkan agar ibu hamil

minum paling sedikit 90 pil zat besi selama kehamilannya23Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Rahmawati di Puskesmas Halmahera tentang kepatuhan responden

mengkonsumsi tablet besi folat ternyata lebih dari setengah jumlah responden (58,9%

tidak patuh mengkonsumsi tablet besi folat) sehingga apabila terjadi anemia pada

kehamilan dapat mengakibatkan kematian maternal,peningkatan angka kesakitan dan

kematian janin serta peningkatan risiko bayi berat lahir rendah.24

8

Page 5: Bab2 FIX Tih

2.1.3.8 ANC (Ante Natal Care)

Pemeriksaan kehamilan / Antenatal care adalah jenis pelayanan kesehatan yang

harus dilakukan ibu hamil. Di Indonesia, setiap ibu hamil dianjurkan mendapat

pelayanan yaitu: pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah,

pemberian zat besi, imunisasi tetanus toksoid, dan pemeriksaan fundus uteri.23

2.1.4 Klasifikasi anemia pada kehamilan

2.1.4.1 Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensii besi adalah anemia karena turunnya cadangan besi tubuh

sehingga proses eritropoesis terganggu, anemia defisiensi besi tergolong anemia

karena gizi.18

Penyebab anemia pada kehamilan paling sering adalah anemia defisiensi besi.

Sekitar 95% wanita hamil dengan anemia mengalami anemia defisiensi besi karena

menstruasi yang terlalu banyak atau kehilangan besi seringkali akibat kehamilan

sebelumnya.18

Defisiensi besi merupakan defisiensi nutrisi yang paling sering ditemukan baik di

Negara maju maupun di Negara berkembang. Anemia defisiensi besi merupakan

tahap defisiensi besi yang paling parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan besi,

konsentrasi besi serum, dan saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi

hemoglobin atau nilai hematrokit yang menurun. Pada kahamilan, kahilangan zat besi

terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin untuk eritropoesis, kehilangan darah

pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah keseluruhannya dapat mencapai 900 mg

atau setara dengan 2 liter darah. Oleh karena sebagian besar perempuan mengawali

kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan tambahan ini

berakibat pada anemia defisiensi besi.18

Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan suplementasi besi dan

asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk

9

Page 6: Bab2 FIX Tih

memenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan. Namun, banyak literature

menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada

kehamilan. Diwilayah – wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan

untuk memberikan suplementasi sampai tiga bulan postpartum.18

Pada kehamilan, anemia defisiensi besi akan mempengaruhi peningkatan 2 kali

lipat angka kejadian bayi premature dan mengalami peningkatan tiga kali lipat bayi

berat lahir rendah.19

Pengobatan anemia defisiensi besi pada kehamilan dapat kita berikan besi peroral

yaitu sulfas ferosus 325 mg tiga kali sehari (180 mg unsur besi setiap hari). Selain itu

juga dapat kita berikan besi parenteral. Besi parenteral ini kita berikan kepada pasien

yang intoleransi terhadap besi per oral atau penyerapan yang buruk. Dianjurkan

pemberian besi parenteral 250 mg untuk setiap gram Hb dibawah normal. Besi

dekstran (imferon) mengandung 5% logam besi (50mg/ml). Mula-mula berikan 50mg

(1ml) IntraMuskular, kemudian 100 – 250 mg IM dua kali seminggu sampai dosis

total sudah diberikan.25

2.1.4.2 Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi asam folat

dan ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik yang khas. Defisiensi asam folat

merupakan penyebab kedua terbanyak anemia defisiensi gizi. Selain karena defisiensi

asam folat, anemia megaloblastik juga disebabkan oleh defisiensi vitamin B12

(kobalamin). Folat dan turunannya formil FH4 penting untuk sintesis DNA yang

memadai dan produksi asam amino. Kadar asam folat yang tidak cukup dapat

menyebabkan manifestasi anemia megaloblastik.18

Gejala-gejala anemia defisiensi asam folat sama dengan anemia secara umum

ditambah kulit yang kasar dan glossitis. Pada pemeriksaan apusan darah tampak

prekursor eritrosit secara morfologis lebih besar (makrositik) dan perbandingan inti-

sitoplasma yang abnormal juga normokrom. MCH dan MCHC biasanya normal,

10

Page 7: Bab2 FIX Tih

sedangkan MCV yang besar berguna untuk membedakan anemia ini dari perubahan

fisiologik kehamilan atau anemia defisiensi besi.18

Penatalaksanaan defisiensi asam folat ini dengan pemberian folat secara oral

sebanyak 1 sampai 5 mg per hari peroral maupun parenteral hingga tercapai

perbaikan hematologis. Anemia megaloblastik dalam kehamilan biasanya tidak

memberi respon terhadap pemberian vitamin B12 bahkan dalam dosis besar. berikan

resep tinggi vitamin dan protein. Transfusi jarang diperlukan.25

2.1.4.3 Anemia Hemolitik

Pada anemia hemolitik, kerusakan sel darah merah yang signifikan akan

memperpendek umur normal eritrosit dalam sirkulasi perifer yaitu sekitar 120 hari.26.

Menurut mochtar anemia hemolitik disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan

sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia

dengan kelainan-kelainan gambaran darah,kelelahan,kelemahan,serta gejala

komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.20

Pada umumnya anemia hemolitik akan di temukan tanda sklera yang ikterik.

Anemia hemolitik biasanya di picu oleh penggunaan obat-obatan selama kehamilan

atau nifas dapat terjadi pada individu-individu dengan kelainan metabolism bawaan

dan defisiensi glukosa 6-fosfat dehydrogenase (G6PD) dalam eritrosit. Kelainan

terkait X ini mengenai 12% laki-laki kulit hitam dan 3% wanita kulit hitam. Orang

kulit putih, terutama yang bersala dari mediterania atau Timur Tengah dapat

mengalami anemia hemolitik kronik maupun akut akibat G6PD karena sel darah

merah dan sel darah putih nya kekurangan enzim G6PD.18

Anemia hemolitik dapat mempengaruhi ibu maupun neonatus. Pencegahannya

kita lakukan edukasi pada mereka yang berisiko mengalami anemia hemolitik yaitu

dengan cara menghentikan obat atau zat toksik. Berikan tambahan zat besi dan

tranfusi biasanya jarang dilakukan.25

11

Page 8: Bab2 FIX Tih

2.1.4..4 Anemia Hipoplastik

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang

mampu membuat sel-sel darah baru. Penyebabnya belum diketahuiKarena obat-obat

penambah darah tidak memberi hasil, maka satu-satunya cara terbaik untuk

memperbaiki keadaan penderita adalah transfuse darah yang sering dan perlu diulang

sampai beberapa kali.18

2.1.5 Patofisiologi Anemia pada Kehamilan

Perubahan hematologis normal selama kehamilan adalah volume plasma

meningkat 50%, volume total sel darah merah dalam sirkulasi meningkat 20%. 27

Sel darah merah (eritrosit) mengandung hemoglobin (Hb) yang berfungsi

membawa oksigen dalam darah. Sel darah merah berbentuk gepeng seperti cakram,

bentuk ini yang membuat sel darah merah menjadi luas untuk difusi oksigen

melewati membrane dan bentuk tipis sel darah merah memungkinkan oksigen

mencapai bagian dalam sel. Volume sel darah merah total selama kehamilan

meningkat yang akan menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen janin dan ibu.27

Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan

produksi eritropoetin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah

(eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi

yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi

penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.18

Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologik pada kehamilan.

Mekanisme yang mendasari perubahan ini belum jelas, anemia fisiologik dalam

kehamilan bertujuan menurunkan viskositas darah maternal sehingga meningkatkan

perfusi plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin.18

Anemia pada kehamilan paling banyak disebabkan oleh anemia defisiensi zat besi

(95%). Anemia ini dalam kehamilan menurut manuaba dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan janin yaitu mempengaruhi berat lahir rendah.28

12

Page 9: Bab2 FIX Tih

Gambar 2.1. Mekanisme anemia defisiensi Besi

Sumber 29: Silbernagl

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil meningkat, jika asupan zat besi pada

wanita hamil menurun akan menyebabkan defisiensi zat besi yang akan

mempengaruhi sintesis hemoglobin sehingga terjadilah anemia defisiensi zat besi.29

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke

plasenta, uterus yang terus membesar dengan pembuluh darah yang membesar juga.

Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologis dengan adanya

pencairan darah yang disebut hidremia. Peningkatan eritrosit yang lebih rendah akan

13

Page 10: Bab2 FIX Tih

daripada penambahan volume plasma menyebabkan konsentrasi hemoglobin dalam

darah menjadi lebih rendah yang akan menyebabkan anemia pada kehamilan.30

Pembentukan darah janin memerlukan Fe dalam hati, limpa, dan sumsum tulang

belakang ibu. Peredaran darah janin berlangsung selama kehidupan intrauterine,

dimana plasenta memegang peranan yang sangat penting. Sehingga apabila ibu

mengalami anemia maka fungsi plasenta akan terganggu sehingga dapat

menimbulkan berbagai penyulit dalam pertumbuhan dan perkembangan janin.28

Pada penelitian yang dilakukan oleh Bhalerao dkk di India dengan studi kohort

menunjukkan bahwa angka kejadian anemia pada ibu hamil mempengaruhi kelahiran

premature, berat badan lahir rendah sebanyak 4,2 kali.31

2.1.6 Diagnosis Anemia dalam kehamilan

Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan

anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata

berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil

muda.Pemeriksaan dan pengawasan Hemoglobin (Hb) dapat dilakukan dengan

menggunakan alat sahli.28 Hasil Pemeriksaan hemoglobin (Hb) dengan metode sahli

dapat digolongkan sebagai berikut28 :

Hb 11 gr % tidak anemia

Hb 9-10 gr Anemia Ringan

Hb 7-8 gr% Anemia Sedang

Hb <7 gr% Anemia Berat

Pemeriksaan darah minimal dua kali dilakukan selama kehamilan yaitu pada

trimester I dan trimester III. Apabila sebagian besar ibu hamil mengalami anemia,

maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu hamil di

puskesmas. 28

14

Page 11: Bab2 FIX Tih

Gambar : 2.2 Alur penegakan diagnosis

Sumber :32 Noerjasin

2.1.7 Tata Laksana Anemia pada Kehamilan

Terapi anemia defisiensi besi ialah dengan preparat besi oral atau parenteral.

Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau

Na-ferobisitrat.

Pemberian preparat besi sebanyak 60mg/hari dapat menaikkan kadar Hb

sebanyak 1 gr% perbulan. Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum

dekstran sebanyak 1000 mg (20ml) intravena atau 2x10 ml/im pada gluteus dapat

15

Page 12: Bab2 FIX Tih

meningkatkan Hb relative lebih cepat yaitu 2 g%. Indikasi diberikan preparat

parenteral ini adalah intoleransi besi pada traktus gastrointestinal, anemia yang berat

dan kepatuhan yang buruk. Efek samping utamanya ialah reaksi alergi, untuk

mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tidak ada reaksi dapat

diberikan seluruh dosis.13

2.1.8 Dampak anemia pada kehamilan

Menurut manuaba (1998) Anemia pada kehamilan memiliki dampak atau

pengaruh yaitu:26

2.1.8.2 Bahaya selama kehamilan

Dapat terjadi abortus, persalinan premature, hambatan tumbuh kembang janin,

mudah terjadi infeksi, hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim, ancaman

dekompensasi kordis apabila kadar Hb < 6 gr/dl, mola hidatidosa, hyperemesis

gravidarum, perdarahan antepartum dan ketuban pecah dini (KPD).26

2.1.8.3 Bahaya saat persalinan

Pada saat persalinan anemia pada ibu hamil bisa menyebabkan gangguan HIS

atau kekuatan mengejan, kala pertama dapat berlangsung lama, kala dua berlangsung

lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan,

kala ini dapat diikuti oleh retensio plasenta dan perdarahan postpartum karena atonia

uteri, kala empat dapat terjadi perdarahan sekunder dan atonia uteri.26

2.1.8.4 Kala Nifas

Pada kala nifas setelah ibu melahirkan, anemia juga berpengaruh terhadap kala

nifas yaitu memudahkan terjadinya infeksi puerperium, pengeluaran Air Susu Ibu

berkurang, terjadi dekompensasi kordis yang mendadak setelah persalinan, terjadi

anemia kala nifas dan bisa mengakibatkan infeksi mammae.26

2.1.8.5 Bahaya terhadap janin

16

Page 13: Bab2 FIX Tih

Anemia pada kehamilan dapat menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin

dalam Rahim sehingga dapat menyebabkan abortus, kelahiran premature, bayi berat

lahir rendah, dapat terjadi cacat bawaan, bayi lahir dengan anemia, dan dapat

memudahkan terjadi infeksi dan kematian perinatal.26

2.2 BAYI BERAT LAHIR RENDAH

2.2.1 Definisi bayi berat lahir rendah

Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram

pada saat kelahiran tanpa memandang masa kehamilan atau masa gestasi.4,13, 33-37

Dahulu secara historis bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500

gram disebut dengan istilah prematur,tetapi sekarang bayi dengan berat lahir kurang

dari 2500 gram disebut sebagai Bayi berat lahir rendah35. Bayi berat lahir rendah

dibedakan atas 2 kategori yaitu : bayi berat lahir rendah oleh karena prematur (usia

kandungan kurang dari 37 minggu) atau bayi berat lahir rendah karena intrauterine

17

Page 14: Bab2 FIX Tih

growth retardation (IUGR) yaitu bayi cukup bulan tetapi berat badan kurang untuk

usianya.35

2.2.2 Epidemiologi bayi berat lahir rendah

Selama tahun 1991, 7,1% kelahiran hidup di Amerika Serikat yang beratnya

kurang dari 2500 gram, frekuensi untuk bayi kulit hitam dua kali lebih tinggi dengan

bayi berkulit putih. Sejak tahun 1981 frekuensi bayi berat lahir rendah meningkat

karena adanya peningkatan jumlah kelahiran bayi premature. Sekitar 30% di Amerika

Serikat mengalami IUGR dan dilahirkan sesudah 37 minggu. Di Negara-negara yang

sedang berkembang sekitar 70% bayi berat lahir rendah adalah IUGR. Bayi dengan

IUGR mempunyai morbiditas dan mortalitas lebih besar daripada bayi dengan

pertumbuhan umur yang tepat.35

2.2.3 Klasifikasi Bayi Berat Lahir Rendah

Klasifikasi berat badan bayi baru lahir dapat di bedakan atas:4

a. Bayi dengan berat badan normal yaitu 2500 gram - 4000 gram

b. Bayi dengan berat badan lebih yatu lebih dari 4000 gram

c. Bayi dengan berat badan rendah yaitu kurang dari 2500 gram (1500 gram –

2500 gram)

d. Bayi dengan berat badan sangat rendah yaitu kurang dari 1500 gram

e. Bayi dengan berat badan ekstrim rendah yaitu kurang dari 1000 gram.

Menurut proverawati, ada beberapa cara dalam mengelompokkan bayi berat lahir

rendah yaitu :38

18

Page 15: Bab2 FIX Tih

1. Menurut harapan hidupnya

a. bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gram

b. bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 100-1500 gram

c. bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000

gram.

2. Menurut masa gestasinya

a. prematuritas murni : masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat

badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat.

b. Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan

seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi

pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa

kehamilan.

2.2.4 Ciri-ciri Bayi Berat Lahir Rendah

Menurut Wiknjosastro, ciri – ciri bayi berat lahir rendah yaitu : berat lahir sama

dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm,

lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, umur

kehamilan kurang dari 37 minggu, kepala relative lebih besar dari badannya, kulit

tipis, transparan, lanugonya banyak, lemak subcutan kurang, sering tampak peristaltik

usus, tangis bayi lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur dan sering apneu.13

2.2.5 Faktor resiko Bayi Berat Lahir Rendah

Menurut manuaba (2010) faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian bayi

berat lahir rendah adalah 6:

2.2.5.1 Faktor maternal / faktor ibu

19

Page 16: Bab2 FIX Tih

Faktor maternal pada ibu yang menyebabkan kelahiran bayi prematur dan BBLR

yaitu usia kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan yang

terlalu dekat, dan penyakit menahun pada ibu.6

2.2.5.1.1 Usia ibu

Usia reproduksi yang optimal pada ibu adalah usia 20 tahun sampai 35

tahun .13Pada usia kurang dari 20 tahun , organ-organ reproduksi belum berfungsi

dengan sempurna, rahim, dan panggul ibu belum tumbuh mencapai ukuran dewasa

sehingga bila terjadi kehamilan dan persalinan akan lebih mudah mengalami

komplikasi. Pada usia lebih dari 35 tahun terjadi penurunan kesehatan reproduksi

karena proses degeneratif sudah mulai muncul. Salah satu efek dari proses

degeneratif adalah skelerosis pembuluh darah arteri kecil dan arteriole miometrium

menyebabkan aliran darah ke endometrium tidak merata dan maksimal sehingga

dapat mempengaruhi penyaluran nutrisi ibu ke janin dan membuat gangguan pada

pertumbuhan janin dalam rahim.39

Menurut manuaba, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

merupakan faktor risiko terjadinya bayi berat lahir rendah. 6

2.2.5.1.2 Jarak kehamilan dan bersalin terlalu dekat

Jarak kelahiran adalah jarak lahirnya anak yang satu dengan anak yang lainnya.

Jarak kelahiran < 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik,

persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim yang

belum pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat

berdekatan < 2 tahun akan mengalami peningkatan risiko terhadap terjadinya

perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan plasenta previa, anemia dan

ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi dengan BBLR.40

2.2.5.1.3 Gizi yang kurang pada saat hamil (Anemia)

20

Page 17: Bab2 FIX Tih

Malnutrisi membawa akibat pada janin. Berat badan bayi baru lahir disamping

ditentukan oleh genetik juga di pengaruhi oleh status gizi ibu saat hamil. Janin dalam

kandungan membutuhkan zat makanan yang cukup terutama protein dan vitamin

untuk perkembangan dan pertumbuhannya. Bila ibu malnutrisi, bayi tidak terpenuhi

kebutuhannya. 41

Kehamilan berisiko tinggi ialah kehamilan yang disertai oleh penyakit dengan

kondisi seperti diabetes, penyakit jantung dan anemia. Dampak kekurangan zat besi

pada ibu hamil dapat menyebabkan peningkatan angka kesakitan dan angka kematian

janin, serta peningkatan risiko terjadinya berat badan lahir rendah.41

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil meningkat, jika asupan zat besi pada

wanita hamil menurun akan menyebabkan defisiensi zat besi yang akan

mempengaruhi sintesis hemoglobin sehingga terjadilah anemia defisiensi zat besi.29

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke

plasenta, uterus yang terus membesar dengan pembuluh darah yang membesar juga.

Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologis dengan adanya

pencairan darah yang disebut hidremia. Peningkatan eritrosit yang lebih rendah

daripada penambahan volume plasma menyebabkan konsentrasi hemoglobin dalam

darah menjadi lebih rendah yang akan menyebabkan anemia pada kehamilan .30

Pembentukan darah janin memerlukan Fe dalam hati, limpa, dan sumsum tulang

belakang ibu. Peredaran darah janin berlangsung selama kehidupan intrauterine,

dimana plasenta memegang peranan yang sangat penting. Sehingga apabila ibu

mengalami anemia maka fungsi plasenta akan terganggu sehingga dapat

menimbulkan berbagai penyulit dalam pertumbuhan dan perkembangan janin.28

Menurut penelitian yang dilakukan Puji Esse, di Rumah Sakit Umum Baru

Makassar tentang hubungan faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya

BBLR, anemia mempunyai hubungan dengan terjadinya BBLR dengan p value

(0,000). Hal ini dikarenakan apabila ibu hamil mengalami anemia maka pasokan

oksigen menuju jaringan menurun dan pengangkutan karbondioksida dari jaringan

21

Page 18: Bab2 FIX Tih

menjadi terhambat sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan

janin dan plasenta.42

2.2.5.2 Faktor Kehamilan

Faktor risiko kehamilan ibu yang menyebabkan kelahiran bayi BBLR yaitu :

hamil dengan hidramnion, hamil ganda, peradarahan antepartum, preeklamsia-

eklamsia, dan ketuban pecah dini.

2.2.5.2.1 Hamil dengan hidramnion

Hidramnion atau polihdramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah cairan

amnion lebih banyak dari normal, biasanya lebih dari 2000ml atau 2 liter.43

2.2.5.2.2 Hamil ganda

Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan

ganda ini dapat memberikan resiko yang tinggi terhadap bayi dan ibu. Pertumbuhan

janin kehamilan ganda atau kembar ini memerlukan pengawasan yang intensif selama

kehamilan, pertumbuhan janin ganda ini bergantung kepada faktor plasenta, apakah

menjadi satu (sebagian besar hamil kembar monozigotik) atau bagaimana lokasi

implantasi plasentanya. Kedua faktor tersebut menyebabakan aliran darah ke janin

lebih kuat dari yang lain, sehingga janin yang aliran darahnya lemah akan

mendapatkan nutrisi yang kurang sehingga menyebakan pertumbuhan janin

terhambat.6

2.2.5.2.3 Perdarahan Antepartum

Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi pada setelah kehamilan 28

minggu 9tetapi sering diartikan sebagai perdarahan pada trimester tiga. Sebab- sebab

peradarahan antepartum tersebut adalah plasenta previa dan solusio plasenta. Plasenta

previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bagian bawah rahim sehingga

menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.gejala yang timbul adalah

22

Page 19: Bab2 FIX Tih

perdarahan uterus keluar melalui vagina tanpa disertai rasa nyeri.Komplikasi dari

plasenta previa bagi janin dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan gawat janin

sehingga sering dilakukan tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan

dalam kehamilan sebelum aterm. Pada kehamilan < 37 minggu dapat dilakukan

amniosentesis untuk mengetahui kematangan paru janin dan pemberian kortikosteroid

untuk pematangan paru janin.9

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal

plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium

sebelum waktunya atau sebelum bayi lahir.komplikasi solusio plasenta ini pada ibu

dapat menyebabkan anemia , syok hipovolemik, gangguan pembekuan darah dan

sebagainya. Sedangkan komplikasi pada janin dapat mengakibatkan kematian janin,

kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah dan kematian perinatal9

2.2.5.2.4 Preeklamsia-eklamsia

Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu setelah kehamilan

disertai dengan proteinuria sedangkan eklamsia adalah preeklamsia yang disertai

dengan kejang atau koma.9 Menurut Cunningham preeklamsia merupakan sindrom

spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan

aktivasi endotel,keadaan ini mempunyai pengaruh langsunggg terhadap kualitas janin

karena terjadinya penurunan aliran darah plasenta menyebabkan janin kekurangan

nutrisi sehingga terjadilah gangguan pertumbuhan janin.44

Pada kehamilan normal, dengan sebab yang belum jelas terjadi invasi trofoblast

ke dalam lapisan otot arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot

tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi troffoblast juga memasuki

jaringan sekitar arteri spiralis sehingga matriks menjadi gembur dan memudahkan

lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen

ini memiliki dampak penurunan tekanan darah uteroplasenta. Akibatnya, aliran darah

23

Page 20: Bab2 FIX Tih

ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan meningkat sehingga dapat menjamin

pertumbuhan dengan baik. Proses ini disebut remodeling arteri spiralis.9

Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan

otot arteri spiralis dan jaringan matriks disekitarnya. Lapisan otot spiralis menjadi

kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan terjadi distensi

dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relative mengalami vasokonstriksi dan

terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis sehingga aliran darah menurun dan

terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.9

2.2.5.2.5 Ketuban Pecah dini

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.

Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut dengan

ketuban pecah dini dalam keadaan premature. Dalam keadaan normal 8-10 %

perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini. Ketuban pecah dalam

persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang.

Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda dan pada trimester ketiga selaput

ketuban mudah pecah. Pada trimester terakhir terjadi perubahan biokimiawi pada

selaput ketuban yang akan menyebabkan pecahnya selaput ketuban.9

Salah satu komplikasi dari ketuban pecah dini adalah terjadinya peningkatan

risiko persalinan premature dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Ketuban

pecah dini juga dapat menyebabkan terjadinya oligohidramnion yang akan menekan

tali pusat hingga terjadinya asfiksia atau hipoksia.9

2.2.5.3 Faktor Janin

2.2.5.3.1 Cacat bawaan

Menurut WHO cacat bawaan disebut juga dengan cacat lahir atau kelainan

bawaan. Cacat bawaan adalah kelainan struktural atau fungsional, termasuk gangguan

metabolisme yang hadir pada saat kelahiran.43

24

Page 21: Bab2 FIX Tih

Cacat bawaan terjadi paling banyak pada kehamilan dengan diabetes mellitus

gestasional (DMG) yang tidak terpantau sebelum kehamilan dan pada trimester

pertama. 50% kematian perinatal disebabkan kelainan jantung, kelainan ginjal,

kelainan saluran cerna, kelainan neurologi dan skelet.13

2.2.5.3.2 Infeksi dalam rahim

Infeksi dalam rahim atau infeksi uterus disebut dengan endometritis,

endomiometritis, endoparametritis. Faktor predisposisi menurut libombo dkk (1994)

melaporkan bahwa metritis setelah pelahiran pervaginam lebih sering terjadi pada

wanita yang kehamilannya disertai gangguan pada janin, termasuk lahir mati, berat

lahir rendah, persalinan premature, dan morbiditas neonatus. 45

2.2.5.4 Faktor yang masih belum diketahui

2.2.6 Diagnosis bayi berat lahir rendah

2.1.6.1 Anamnesis

Anamnesis ditanyakan kepada ibu tentang riwayat kehamilan dan faktor-faktor

resiko yang mempengaruhi kejadian bayi berat lahir rendah seperti : umur ibu,

riwayat persalinan sebelumnya, paritas, jarak kehamilan sebelumnya, kenaikan berat

badan selama hamil, aktivitas ibu yang berlebihan, trauma pada ibu, penyakit yang

diderita selama hamil dan obat-obatan yang diminum selama hamil. 33,34

2.1.6.2 Pemeriksaan Fisik

Yang dapat dijumpai pada pemeriksaan fisik antara lain :33,34

25

Page 22: Bab2 FIX Tih

Ditemukan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.

Tanda prematuritas ( bila bayi kurang bulan )

1. Tulang rawan telinga belum terbentuk

2. Masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)

3. Refleks masih lemah

4. Alat kelamin luar : pada perempuan labium mayus belum menutup

labium minus dan pada bayi laki-laki belum terjadi penurunan testis

dan kulit testis rata (rugae testis belum terbentuk)

Tanda bayi berat lahir rendah kecil untuk masa kehamilan : tanda janin

tumbuh lambat yaitu tidak di jumpai tanda prematuritas, kulit keriput dan

kuku lebih panjang.

Penilaian bayi berat lahir rendah menurut winkjosastro dilakukan dengan cara

menimbang bayi baru lahir dan sesuai dengan beratnya, maka jika berat bayi lahir

1500-2500 akan digolongkan menjadi Bayi berat lahir rendah, atau jika berat bayi

kurang dari 1500 gram digolongkan menjadi bayi berat lahir sangat rendah dan jika

berat badan bayi baru lahir kurang dari 1000 gram digolongkan menjadi bayi berat

lahir ekstrem rendah.13

2.2.7 Masalah bayi berat lahir rendah

2.2.7.1 Suhu Tubuh

Pusat pengaturan napas masih belum sempurna, luas badan bayi relative besar

sehingga penguapannya bertambah, otot bayi masih lemah, lemak kulit dan lemak

cokelat kurang sehingga cepat kehilangan panas tubuh, kemampuan metabolism

panas masih rendah sehingga bayi dengan berat badan lahir rendah perlu diperhatikan

agar tidak terlalu banyak kehilangan panas tubuh dan dapat dipertahankan sekitar 36

sampai 370 C.13

26

Page 23: Bab2 FIX Tih

2.2.7.2 Pernapasan

Pusat pengaturan pernapasan belum sempurna, surfaktan paru-paru masih kurang

sehingga perkembangannya tidak sempurna, otot pernapasan dan tulang iga masih

lemah,dapat disertai penyakir seperti infeksi paru-paru dan gagal pernapasan.13

2.2.7.3 Organ pencernaan makanan

Belum berfungsi secara sempurna sehingga penyerapan makanan kurang baik,

aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna sehingga pengosongan

lambung berkurang, mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan

aspirasi pneumonia.13

2.2.7.4 Hepar yang immatur

Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin sehingga mudah terjadi

hiperbilirubinemia (kuning) sampai kernikterus.13

2.2.7.5 Ginjal yang immature

Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolism dan air masih belum

sempurna sehingga mudah terjadi edema.13

2.2.7.6 Perdarahan dalam otak

Pembuluh darah bayi masih rapuh dan mudah pecah, sering mengalami gangguan

pernapasan sehingga memudahkan terjadinya perdarahan dalam otak, perdarahan

dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian pada bayi.13

2.2.8 Tatalaksana bayi berat lahir rendah13

Penanganan bayi berat lahir rendah:

1. Mempertahankan suhu dengan ketat.

27

Page 24: Bab2 FIX Tih

BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus

dipertahankan dengan ketat.

2. Mencegah infeksi dengan ketat

BBLR sangat rentan terhadap infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan

infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.

3. Pengawasan nutrisi (Air Susu Ibu)

Refleks menelan pada BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian

nutrisi harus dilakukan dengan cermat.

4. Penimbangan ketat

Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat

kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan

harus dilakukan secara ketat.

Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari atau 100-120

cal/kg/hari. Pemberian diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan bayi

untuk sesegera mungkin mencukupi kebutuhan cairan.kalori.

Tabel 2.2 bagan penanganan BBLR 13

Kriteria Berat lahir bayi < 2500 gram

Kategori Bayi berat lahir sangat rendah

(BBLSR)

Bayi berat lahir rendah

(BBLR)

Penilaian Berat lahir < 1500 gram Berat lahir 1500-2500gram

Penanganan

Puskesmas - Keringkan secepatnya dengan handuk hangat

- Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering

dan hangat, pertahankan tetap hangat

- Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit

dan / bungkus BBLSR dengan kain hangat.

- Beri lampu 60 watt, dengan jarak minimal 60 cm dari

28

Page 25: Bab2 FIX Tih

bayi.

- Kepala bayi ditutup topi

- Beri oksigen

- Tali pusat dalam keadaan bersih

- Tetesi ASI bila dapat

menelan, bila tidak dapat

menelan, langsung rujuk.

- Rujuk ke rumah sakit

- Beri ASI, bila tidak

dapat menghisap, bisa

menelan langsung

tetesi dari putting

- Bila tidak dapat

menelan langsung

dirujuk

Rumah sakit - Sama dengan di atas

- Beri minum dengan sonde / tetesi ASI

- Bila tidak mungkin, infus dextrose 10 % + Bicarbonas

Natricus 1,5 % = 4 : 1, hari 1 : 60 cc/kg/hari,

hari 2 : 70cc/kg/hari

- Antibiotika

- Bila tidak dapat menghisap putting susu / tidak dapat

menelan langsung / sesak / biru / tanda –tanda hipotermia

berat, terangkan kemungkinan akan meninggal

29

Page 26: Bab2 FIX Tih

2.3 kerangka teori

30

A.Faktor ibu

- Umur ibu <20 tahun / > 35 tahun

- Jarak kelahiran- Gizi saat hamil yang

kurang (Anemia dalam kehamilan)

B. Faktor Kehamilan

- Hamil dengan Hidramnion- Hamil Ganda- perdarahan antepartum- Preeklamsia dan eklamsia- Ketuban Pecah Dini

C. Faktor Janin

- Cacat bawaan

- Infeksi dalam rahim

Kejadian Bayi Berat Lahir

Rendah

Page 27: Bab2 FIX Tih

Sumber : Manuaba (2010)

Gambar 2.3 Kerangka teori

2.4 Kerangka Konsep

Gambar 2.4 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

31

D. Faktor yang masih belum diketahui

Anemia Pada Ibu Hamil Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah

Page 28: Bab2 FIX Tih

2.5 Hipotesis Penelitian

H0 pada penelitian ini adalah :

Tidak terdapat hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian berat bayi lahir rendah.

H1 pada penelitian ini adalah :

Terdapat hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat lahir rendah.

32