[fix] bab 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2012-1-00605-si bab...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori umum
Untuk membantu mengevaluasi masalah dan men-setting cabang baru,
maka diperlukan pemahaman mengenai konsep dasar sistem informasi yang
meliputi pemahaman akan dari definisi data yang membentuknya. Berikut ini
akan dijelaskan konsep dasar dari sistem informasi.
2.1.1 Informasi
Menurut O’Brien dan Marakas (2006:29), informasi dapat didefinisikan
sebagai data yang telah diubah kedalam konteks yang berarti dan berguna
untuk penggunaan akhir tertentu.
Menurut McLeod dan Schell (2007:9), informasi adalah data yang telah
diproses dan memiliki makna, biasanya memberitahukan pengguna sesuatu
yang belum diketahuinya.
Dari definisi diatas, informasi adalah data yang diproses dan nanti diubah
dan memiliki manfaat bagi pengguna akhirnya.
2.1.2 Sistem
Menurut O’Brien dan Marakas (2006:24), dalam bidang sistem
informasi, konsep dasar sebuah sistem didefinisikan sebagai sekelompok
komponen yang saling berhubungan, dengan batasan yang jelas, bekerja sama
8
untuk mencapai tujuan yang sama dengan menerima input dan memproduksi
output dalam sebuah proses perubahan yang teorganisasi.
Menurut McLeod dan Schell (2007:9), sistem mengubah input yang
datang dari lingkungan perusahaan, ditransformasikan dan mengembalikan
output ke lingkungan yang sama.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan
sekelompok atau lebih elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan saling
terintegrasi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sama.
2.1.3 Sistem Informasi
Menurut O’Brien dan Marakas (2006:6), sistem informasi adalah
kombinasi yang teratur dari orang, hardware, software, jaringan
telekomunikasi, dan sumberdaya data yang bertugas menyimpan, menarik,
mengolah, dan memberikan informasi kepada pengguna dalam sebuah
organisasi.
Menurut McLeod dan Schell (2007:9), sistem informasi adalah sistem
virtual yang menampilkan pihak manajemen untuk mengontrol operasi sistem
fisik perusahaan. Sistem fisik perusahaan terdiri dari sumber daya tangible
seperti material, manusia, mesin dan uang.
Menurut Stair dan Reynolds ( 2010:10), sistem informasi adalah
serangkaian elemen – elemen atau komponen – komponen yang saling
terhubung yang mengumpulkan ( input ), memaninpulasi ( process )
9
,menyimpan, menyebarkan (output) data dan informasi dan menyediakan
sebuah reaksi pembetulan ( feedback mechanism ) untuk mencapai tujuan.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa sistem informasi adalah kombinasi
komponen yang terdiri dari orang, hardware, software, jaringan
telekomunikasi dan data yang digunakan untuk mengontrol sistem fisik
perusahaan.
2.1.4 Activity Diagram
Menurut Satzinger et al (2005:144-145), activity diagram adalah sebuah
diagram workflow yang menjelaskan berbagai aktivitas dari user / system,
orang yang melakukan aktivitas dan aliran sekuensial dari aktivitas tersebut.
Gambar oval mewakili aktivitas di dalam workflow. Tanda panah
menggambarkan aliran sekuensial dari aktivitas. Bulatan Hitam digunakan
untuk menggambarkan titik awal dan akhir dari workflow. Simbol diamond
merupakan decision point untuk menentukan proses yang satu atau yang
lainnya. Pada synchronization bar yang memecah aliran menjadi beberapa
aliran proses. Swimlane menggambarkan agent yang menjalankan aktivitas”.
10
Gambar 2.1 Contoh Activity Diagram (Sumber : Satzinger et al, 2005:146)
2.1.5 Proses bisnis
Menurut Monk dan Wagner (2009, p1), sebuah proses bisnis adalah
sekumpulan kegiatan – kegiatan yang melakukan satu macam atau lebih input
dan menciptakan suatu output yang adalah nilai untuk pelanggan.
Gambar 2.2 Proses Bisnis
(Sumber : Monk dan Wagner, 2009:3)
11
2.2 Teori Khusus
2.2.1 ERP
2.2.1.1 Pengertian ERP
Menurut O’Brien (2006:320), Enterprise Resources Planning (ERP)
adalah suatu tulang punggung lintas fungsi perusahaan yang
mengintegrasikan dan mengotomatisasi banyak proses internal dan sistem
informasi dalam hal fungsi produksi, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan
dan sumber daya manusia perusahaan.
Menurut Rainer et al (2007:248), Sistem Enterprise Resource Planning
mengintegrasikan perencanaan, manajemen, dan penggunaan semua sumber
daya dari organisasi. Tujuan utama dari sistem ERP adalah untuk
mengintegrasikan secara erat area-area fungsional dari organisasi dan untuk
memungkinkan informasi mengalir antar area fungsional. Integrasi secara
erat maksudnya adalah bahwa jika terjadi perubahan dalam satu area
fungsional maka akan segera terlihat perubahan tersebut di semua area
fungsional lain yang berangkutan.
Menurut Monk dan Wagner (2009:239), ERP adalah sebuah sistem yang
membantu untuk mengatur proses bisnis seperti marketing, produksi,
pembelian, dan accounting dalam suatu kesatuan yang terintegrasi.
2.2.1.2 Konsep ERP
Menurut Wijaya Dan Darudiato ( 2009:26-28), Konsep dasar ERP dapat
diterjemahkan sebagai berikut :
12
1. ERP terdiri atas paket software komersil yang menjamin integrasi
yang mulus atas semua aliran informasi diperusahaan, yang meliputi
keuangan, akuntansi, sumber daya manusia, rantai pasok, dan
informasi konsumen.
2. Sistem ERP adalah paket sistem informasi yang dapat dikonfigurasi,
yang mengintegrasikan informasi dan proses yang berbasis informasi
didalam dan melintas area fungsional di dalam sebuah organisasi.
Gambar 2.3 Konsep Sistem ERP (Sumber : Wijaya dan Darudiato, 2009:27)
Enterprises Systems
Plant Maintenance
Financial and Accounting
Customer Relationship Management
Human Resources
Inventory
Sales and Distribution
Business Intelligence
Manufacturing
Procurement
13
2.2.2 Sejarah Perkembangan ERP
Menurut Wijaya dan Darudiato (2009:15-22), Konsep dasar dari ERP
(Enterprise Resource Planning) pertama kali dicetuskan sekitar tahun 1960-
an. Konsep ini dikenal sebagai Material Requirements Planning (MRP) atau
perencanaan kebutuhan material. Konsep MRP dimunculkan dari proses
pengolahan Bill of Material (BOM) atau daftar kebutuhan material yang
harus disediakan untuk mrmbuat suatu produk tertentu. MRP digunakan
untuk mensimulasikan persamaan manufaktur universal. Simulasi ini
menggunakan jadwal perencanaan utama (master schedule) untuk
mengetahui apa yang diperlukan untuk membuat produk tersebut, dan data
persediaan (inventory) untuk mengetahui apa yang dimiliki dan apa yang
harus disediakan atau dibeli.
MRP kemudian berkembang menjadi Closed-Loop MRP. Closed-Loop
MRP menjembatani antara permintaan dan pasokan dan mencoba
menyeimbangkan kedua aspek tersebut melalui sederetan fungsi, antara lain
production planning, master scheduling, MRP, dan plant and supplier
scheduling.
Closed-Loop MRP kemudian berkembang menjadi manufacturing
resource planning (MRP II). Isi dari MRP II sama seperti Closed-Loop MRP,
ditambah perencanaan penjualan dan operasi, keuangan, dan kemampuan
analisis what if untuk mendapatkan jawaban yang mungkin diterapkan. MRP
II pun terus berkembang hingga muncullah ERP ( Enterprise Resource
Planning).
14
2.2.3 Area Fungsional dari Operasional
Menurut Monk dan Wagner (2009:2), Perusahaan mempunyai area
fungsional utama dari operasional yang harus diikuti. Beberapa area
fungsional terdiri dari bermacam - macam fungsi bisnis, aktivitas bisnis
dengan area fungsional dari operasionalnya.
• Marketing and Sales
Area fungsional ini termasuk fungsi bisnis dari pemasaran,
pemrosesan sales order, customer relationship management, customer
support, sales forecasting dan periklanan.
• Financial and Accounting
Area fungsional ini termasuk fungsi bisnis dari akuntansi keuangan,
alokasi biaya dan kontrol, perencanaan dan budgeting serta cash flow
management.
• Human Resource
Area fungsional ini termasuk fungsi bisnis dari perekrutan dan hiring,
pelatihan, penggajian, governence compliance, dan benefit.
• Supply Chain Management
Area fungsional ini termasuk fungsi bisnis dari pembelian material,
penerimaan material, transportasi / logistik, jadwal produksi,
manufacturing dan plant maintenance.
15
2.2.4 Sejarah SAP
Menurut Anderson (2011:7-8) SAP didirikan 40 tahun yang lalu di
Mannheim, Jerman oleh sekelompok mantan insinyur IBM dengan visi
tunggal yaitu membangun sebuah paket perangkat lunak yang
menggabungkan beragam fungsi bisnis perusahaan. Idenya adalah untuk
membantu perusahaan mengganti 10 atau 15 aplikasi bisnis yang berbeda
seperti sistem keuangan, aplikasi warehouse, aplikasi perencanaan produksi,
dst dengan sistem tunggal yang terintegrasi. Lebih baik lagi, para mantan
karyawan IBM ini ingin menciptakan sistem yang mewujudkan praktek
terbaik bagi berbagai tipe bisnis dan industri. Dalam prosesnya,
dibayangkan bahwa software baru ini dapat meminimalkan kompleksitas
dan menjalankan bisnis dengan komputasi secara real time. Visi ini menjadi
nyata ketika System, Application, and Product in Data Processing (SAP),
atau dalam bahasa Jerman Systemanalyse und Programentwicklung berdiri
pada tahun 1972.
Tujuan SAP dari hari pertama adalah untuk mengubah dunia, dan hal itu
terus dilakukan sampai saat ini. Disamping dari visi utama yang dimiliki,
para pemimpin perusahaan mencipatakan platform multibahasa dan
multinasional yang mampu secara mudah mengakomodasi standardan
teknik bisnis proses yang baru. Pada saat ini SAP digunakan lebih dari satu
juta business user dengan lebih dari seratus ribu pelanggan di sekitar 120
negara diseluruh dunia.
16
2.2.5 Modul - Modul SAP
Gambar 2.4 SAP Module
(Sumber: Monk dan Wagner, 2009:28)
Menurut Monk dan Wagner (2009:27-29) Sistem SAP terdiri dari
beberapa modul yang mendukung jalannya proses bisnis dalam perusahaan.
Modul-modul yang ada dalam sistem SAP antara lain:
• Sales and Distribution (SD) menyimpan sales order dan jadwal
pengiriman. Informasi mengenai pelanggan (harga, bagaimana dan
dimana pengiriman produk, bagaimana pelanggan membayar dan
informasi lainnya) dikelola dan diakses dari modul ini.
• Material Management (MM) mengatur akuisisi bahan baku dari supplier
(pembelian) dan kemudian penanganan penyimpanan bahan baku, dari
gudang untuk diproses menjadi barang jadi.
• Plant Maintenance (PM) memungkinkan perencanaan untuk perawatan
mesin - mes in pabrik dan mengatur perawatan sumber daya, jadi
kerusakan perlengkapan dapat diminimalisasi.
17
• Project System (PS) memungkinkan perencanaan dan mengontrol
kelebihan R&D, konstruksi dan proyek pemasaran. Modul ini
memungkinkan agar biaya dikumpulkan pada proyek, dan ini sering
digunakan untuk mengatur implementasi dari sistem SAP R/3.
• Financial Accounting (FI) menyimpan transaksi dalam catatan buku
besar. Juga menghasilkan pernyataan untuk kegunaan laporan eksternal.
• Controlling (CO) digunakan untuk manajemen internal. Disini biaya
pabrik perusahan ditempatkan pada produk dan cost center, memfasilitasi
analisa biaya.
• Asset Management (AM) membantu perusahaan untuk mengatur
pembelian asset tetap (pabrik dan mesin) dan hubungan depresiasi.
• Human Resource (HR) memfasilitasi perekrutan karyawan, hiring, dan
pelatihan. Modul ini dilengkapi penggajian dan benefit.
• Production Planning (PP) memelihara informasi produksi. Disini
produksi direncanakan dan dijadwalkan, dan aktivitas produksi disimpan.
• Quality Management (QM) membantu untuk merencanakan dan
menyimpan aktivitias control kualitas, seperti pemerikasaan produk dan
keterangan material
• Workflow (WF) dapat digunakan untuk mengotomatisasi beberapa
aktivitas dalam R/3. Dapat menampilkan analisa alur tugas dan
mendorong karyawan (via email) jika mereka membutuhkan untuk
menerima aksi.
18
2.2.6 Produk - Produk SAP
Terdapat beberapa produk SAP diantaranya adalah :
• MySAP business suite adalah paket lengkap dari open enterprise solution
yang menghubungkan semua orang yang dilibatkan, informasi, dan
proses ,dan oleh karena itu meningkatkan efektivitas dari hubungan
bisnis. MySAP business suite menwarkan solusi bisnis yang fleksibel
untuk perusahaan besar yang mempunyai jumlah user yang besar dan
proses yang secara konstan berubah.
• MySAP all-in-one adalah prepackaged, versi spesifikasi industri dari
MySAP business suite dengan built-in content, peralatan, dan metodologi
untuk biaya yang efektif. Solusi MySAP all-in-one menawarkan
kombinasi fleksibel out-of-thebox dengan kekuatan dari SAP solusi bisnis
kelas dunia
• SAP business one adalah sesuatu yang mudah digunakan untuk bisnis dan
solusi untuk manajemen operational untuk bisnis dinamik dengan ukuran
karyawan antara sepuluh sampai beberapa ribu. Solusi ini mudah namun
sangat kuat, menyediakan dengan segera dan melengkapi gambaran
operasi bisnis dan aktivitas pelanggan. ([Anonim 1])
2.2.7 System-wide Concept
System-wide concept merupakan konsep, elemen organisasi, master
data, dan transaksi yang merupakan elemen dasar yang didesain dan
19
diutilisasi untuk menggambarkan struktur perusahaan dan proses bisnis
dengan sistem SAP.
Elemen organisasi adalah struktur perusahaan yang dipetakan ke aplikasi
SAP. Berikut adalah elemen organisasi di dalam SAP :
• Client yang merupakan elemen organisasi dengan level tertinggi,
mewakili grup perusahaan.
• Company Code adalah unit legal yang independen secara akuntansi
mewakili elemen organsasi pusat dari akuntansi keuangan, juga mewakili
pajak perusahaan untuk negara.
• Plant merupakan pabrik produk, mendistribusikan produk, atau
menyediakan layanan. Ini merupakan pusat unit organisasi dari produksi.
• Storage Location untuk stok material dalam manajemen inventori yang
dapat dibedakan dengan satu plant disesuaikan dengan Storage Location.
• Sales Organization adalah pusat elemen organisasi dalam manajemen
sales order yang mengontrol cara penjualan ke pelanggan.
• Distribution Channel dapat digunakan untuk mendefinisikan bagaimana
produk yang berbeda menjangkau pemakai, sebagai contoh direct - end
customer
• Organization Unit menggambarkan bermacam - macam unit bisnis yang
ada di perusahaan.
• Position adalah karyawan perorangan yang bertugas di perusahaan.
Master Data dibuat terpusat dan tersedia untuk semua aplikasi dan semua
pemakai yang sah, master data juga mempunyai segi organisasi karena
20
informasi ini adalah diatur dalam gambaran yang ditempatkan ke elemen
organisasi. Transaksi adalah program aplikasi yang menjalankan proses bisnis
dalam sistem SAP. Contohnya, membuat sales order, mengubah master
pelanggan, atau menampilkan list laporan sales order. ([Anonim 1])
2.2.8 Change Management Landscape
Standar software SAP perlu disesuaikan untuk dapat memenuhi
kebutuhan spesifik perusahaan. Upgrades atau perubahan tersebut
membutuhkan kustomisasi di dalam sistem produksi.
Untuk menjamin konsistensi sistem, SAP merekomendasikan three-system
landscape, yang terdiri dari :
• Pengembangan customer-spesific programs begitu pula dengan
kustomisasi yang dibutuhkan. Tahap ini dinamakan development system
(DEV).
• Pengembangan dan perubahan akan dilanjutkan ke quality assurance
system (QAS) untuk dilakukan pengecekan pengaruh dari perubahan
terhadap produksi. Object yang telah diuji dan disetujui akan dibawa ke
test system, copy dari production system. Dan tahap yang terakhir adalah
production system (PROD). ([Anonim 1])
21
2.2.9 Sales and Disribution
Menurut Anderson (2011:98) module sales and distribution
mempersenjatai perusahaan dengan instrumen yang penting untuk
melakukan kegiatan penjualan dan mengatur proses penjualan pada
perusahaan. Modul SD menyediakan informasi yang lengkap yang
berhubungan dengan penjualan, trend pasar, dan kapabilitis dari perusahaan.
Pengguna dari modul SD dapat mengakses data produk, strategi marketing,
panggilan penjualan, harga, dan petunjuk penjualan kapan saja yang dapat
digunakan untuk memfasilitasi kegiatan penjualan dan pemasaran dari
produk yang dimiliki oleh perusahaan. Informasi yang terdapat dalam modul
SD ini bersifat online dan up to date yang dapat digunakan untuk melayani
pelanggan yang sudah ada dan untuk mencari pelanggan baru yang potensial.
Dalam modul SD ini juga terdapat berbagai jenis kontrak yang dapat
digunakan untuk berbagai macam kebutuhan bisnis. Perjanjian yang meliputi
harga, tanggal pengiriman, dan banyaknya jumlah pengiriman terdapat dalam
modul ini.
SAP menyediakan pengetahuan yang unggul dalam proses back office
yang terdiri dari inquiries, quotation, order generation, contract, dan billing
cycle management. Selain itu juga memberikan keuntungan bisnis dari
peninjauan yang lengkap dari siklus pelanggan yang terdiri dari order status,
billing, payment, dan credit management. Sebagai fitur tambahan, SAP juga
dapat mendukung kegiatan penjualan secara online melalui internet dan
penjualan melalui perangkat mobile serta mendukung fungsi dari call center.
22
Proses pembuatan sales order ini emndeskripsikan proses penjualan
secara komplit dimulai dari aktivitas pre-sales, pembuatan sales order,
kemudian dilanjutkan dengan pemenuhan dari sales order, dan yang terakhir
diakhiri dengan pembuatan invoice dari sales order yang telah dibuat yang
kemudian berhubungan dengan dokumen financial accounting.
Dasar siklus dari sales order processing untuk servis atau material terdiri
dari beberapa tahapan berikut :
• Pre-Sales Activities
Pada pre-sales activities, inquiries atau quotations dapat dimasukkan
kedalam sistem. Dokumen - dokumen ini digunakan sebagai referensi
dalam pembuatan sales order.
• Sales Order Creation and Availability Check
Sales order dapat mengadopsi informasi dari dokument pre-sales
(quotation atau inquiry). Sales scheduling agreements atau sales contract
dapat juga dibuat dengan referensi dari sales order. Pada saat pembuatan
dari sales order, ketersediaan dari material dapat di cek untuk
mengkonfirmasikan waktu pengiriman barang yang diminta oleh
pelanggan.
• Delivery and Goods Issue
Outbound delivery merupakan dasar dari suatu proses ketika barang
secara fisik dipindahkan dengan baik untuk melakukan posting good
issue. Picking (pengambilan) dapat dipenuhi dengan penggunaan
23
warehouse management system dan transportasi dapat direncanakan dan
dikerjakan.
• Billing
Sebagai langkah terakhir dari proses penjualan, faktur diterbitkan dan
juga harus dimasukkan kedalam accounting. ([ Anonim 1])
Gambar 2.5 Cycle of Sales and Distribution
Sumber: ([ Anonim 3])
2.2.10 Sales and Distribution Structures
Struktur organisasi dalam modul sales and distribution terdiri dari :
• Company Code
Company Code adalah unit legal yang independen secara akuntansi
mewakili elemen organsasi pusat dari akuntansi keuangan, juga mewakili
pajak perusahaan untuk negara. Pada level ini dapat membuat balance
sheet serta profit and loss statement.
24
• Sales Area
Sales Area terbagi menjadi 3 yaitu Sales Organization, Distribution
Channel, dan Division.
• Pada sales organization secara unik di assign ke company code. Lebih
dari satu sales organization dapat di assign ke company code. Pada
statistik penjualan, sales organization merupakan tingkat yang tertinggi
dimana semua dokumen penjulan di assign pada sales organization.
• Distribution Channel menjelaskan bagaimana barang dan jasa
didistribusikan kepada konsumen. Beberapa distribution channel dapat di
assign kepada sales organization. Untuk menggunakan fungsi sales and
distribution pada sistem, membutuhkan paling sedikit satu distibution
channel.
• Division digunakan untuk mengelompokkan barang dan jasa. Beberapa
divisi dapat di assign ke sales organization. Beberapa distribution
channel dapat di assign kepada sales organization. Untuk menggunakan
fungsi sales and distribution pada sistem, membutuhkan paling sedikit
satu divisi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sales area merupakan kombinasi dari
sales organization, distribution channel, dan division. Hal ini menerangkan
distribution channel yang digunakan oleh sales organization untuk menjual
produk dari divisi yang ada. Setiap dokumen sales and distribution hanya
dapat diassign ke satu sales area. Assignment ini tidk dapat diganti. Sales
25
area hanya bisa dimiliki oleh satu company code. Hubungan ini dibuta
dengan cara men-assign sales organization.
Gambar 2.6 Sales Area of Sales and Distribution
Sumber: ([ Anonim 3])
• Shipping
Pada fungsi shipping terdapat plant dan storage location. Plant
merupakan tempat dimana barang disimpan dan dapat merepresentasikan
fasilitas produksi. Plant dan storage location merupakan unit organisasi
yang dapat digunakan oleh area logistik pada sistem. Pada modul sales
and distribution, plant memiliki fungsi berikut :
a. Untuk menggunakan fungsi sales and distribution pada sistem,
membutuhkan paling sedikit satu plant.
b. Setiap plant secara unik di-assign ke company code
c. Assignment antara sales organization dan plants tidak perlu unik
d. Plant diperlukan untuk menentukan shipping point.
Shipping point merupakan unit organisasi tertinggi yang
mengatur aktivitas pengirimian. Setiap outbound delivery diproses oleh
satu shipping point. Assignment dari shipping point dilakukan pada plant
26
level. Lebih dari satu shipping point dapat di-assign kepada plant. Lebih
dari satu plant dapat juga di-assign kepada shipping point, meskipun ini
hanya direkomendasikan untuk plant yang jaraknya saling berdekatan
satu sama lain. ([ Anonim 3])
Gambar 2.7 Sales and Distribution Strucutures
Sumber: ([ Anonim 3])
2.2.11 Financial Accounting
2.2.11.1 Business Area
Business Area adalah segmen usaha, cabang dimana kelompok
perusahaan beroperasi. Business Area menyediakan tingkat evaluasi
tambahan pelaporan segmen. Selain itu, business area secara general
adalah company code yang mandiri.
Business Area digunakan untuk kepentingan internal, seperti
untuk membuat neraca, laporan laba/rugi, atau bisa juga untuk memenuhi
permintaan laporan dari external segment. ([ Anonim 2])
27
Gambar 2.8 Contoh Business Areas
Sumber: ([ Anonim 2])
2.2.11.2 Accounting Foundation
Pada SAP R/3 Sistem Akuntansi terdiri dari beberapa komponen:
1. Financial Accounting(FI) termasuk:
a. G/L Accounting
b. Hutang dan piutang
c. Aset
2. Corporate Finance Management(CFM) termasuk:
a. Manajemen keuangan perusahaan (perencanaan, analisis, pendukung
keputusan, transaksi keuangan, pembayaran, kemampuan resiko dalam
banyak lingkungan perusahaan)
b. Treasury Management ( kas, stok, obligasi)
3. Profitability and Sales Accounting termasuk:
a. Analisis Keuntungan
4. Product Cost Controlling termasuk:
28
a. Perencanaan Biaya Produk
b. Cost Obejct Controlling
5. Overhead Cost Controlling termasuk:
a. Cost Centers
b. Internal Orders
c. Kegiatan berdasarkan pembiayaan ([ Anonim 2])
2.2.11.3 Cost Centers
Cost Center adalah unit organisasi di dalam controlling area yang
menggambarkan lokasi dimana timbulnya biaya. Untuk membuat divisi
organisasi berdasarkan beberapa aspek, yaitu persyaratan fungsional,
alokasi kriteria, lokasi fisik , atau tanggung jawab untuk bermacam
biaya.Semua cost center harus ada pada standard hierarki. ([ Anonim 2])
2.2.11.4 Profit Center
Profit Center adalah unit organisasi dalam akuntasi yang
menggambarkan struktur management-oriented dari organisasi, yang
bertujuan untuk internal control.Untuk memastikan data dalam Profit
Center Accounting tetap konsisten, maka masing-masing profit center
harus dimasukkan pada Standard Hierarchy.([Anonim 2])
29
2.2.11.5 Fund Centers
Fund Center adalah unit organisasi dalam FM Area dimana
menggambarkan struktur organisasi (area tanggung jawab, departemen,
proyek) dalam bentuk hierarki. Budget biasanya akan dimasukkan dalam
fund center. Anggaran yang ada pada fund center dengan nilai komitmen
dan aktual.
Fund Center master record memiliki informasi penting, yaitu:
1. Nama dan deskripsi dari fund center
2. Superior fund center
3. Fund center manager
4. Dana ([ http 1])
2.2.11.6 Controlling Area
Controlling Area merupakan element organisasi yang paling penting di
dalam Controlling Application. Controlling Area digunakan untuk
kepentingan internal akuntansi. Controlling Area mengidentifikasikan
struktur organisasi yang mandiri dimana menggambarkan biaya dan
pendapatan yang dapat diatur dan dialokasikan. ([ Anonim 2])
30
Gambar 2.9 Controlling Area
Sumber: ([ Anonim 2])
2.2.11.7 Cost Element
Cost Element mengklasifikasikan pemakaian faktor produksi suatu
organisasi yang telah dinilai di dalam suatu controlling area. Cost element
merujuk pada item yang berhubungan dengan biaya dalam chart of account.
([ Anonim 2])
31
2.2.12 Material Management
Gambar 2.10 Procurement of cycle
Sumber: ([ Anonim 4])
1. Determination of requirements
Departemen dari user yang bertanggung jawab dapat memberikan
permintaan material ke bagian pembelian secara manual melalui sebuah
permintaan pembelian (Purchase Requistion). Jika prosedur MRP untuk
sebuah material di material master telah diatur, sistem SAP R/3 akan
secara otomatis menghasilkan sebuah permintaan pembelian (PR ).
2. Determination of source of supply
Bagian pembelian dapat menggunakan determination of source of
supply untuk membuat permintaan penawaran harga (Requests for
Quotations) dan kemudian memasukkan penawaran harga (Quotations).
RFQ dapat dibuat berdasarkan referensi purchase orders (PO), contracts
dan conditions yang telah ada di dalam sistem.
32
3. Vendor Selection
Sistem akan menyederhanakan seleksi vendor dengan membuat
perbandingan harga diantara semua quotation yang ada. Sistem juga akan
mengirim surat penolakan secara otomatis
4. Purchase Order Handling
PO dapat dibuat secara manual atau secara otomatis oleh sistem.
Ketika membuat PO, data dapat diambil dari dokumen lain, sepeti PR
atau quotation untuk mengurangi jumlah entry yang diperlukan. Terdapat
juga pilihan menggunakan outline agreements.
5. Purchase Order Monitoring
Status PO dapat dimonitor dalam sistem. Perusahaan juga dapat
menentukan, sebagai contoh, apakah sebuah pengiriman disertakan
dengan faktur / invoice atas PO yang telah dikirim. Perusahaan juga dapat
mengingatkan vendor atas pengiriman yang terlambat.
6. Goods Receipt
Goods Receipt dapat dilakukan berdasarkan referensi dari PO
yang bersangkutan. Oleh sebab itu, jumlah entry yang diperlukan dapat
dikurangi dan dapat dilakukan pemeriksa apakah material dan jumlah
material yang dikirim sesuai dengan PO. Sistem akan mengupdate PO
history dari PO.
33
7. Invoice Verification
Invoice dapat dibuat berdasarkan referensidari PO atau surat jalan
sehingga kalkulasi dari invoice tersebut lebih akurat. Ketersediaan data
PO dan goods receipt membantu dalam perbedaan jumlah dan harga.
8. Payment Processing
Pembayaran ke vendor dilakukan oleh financial accounting.([Anonim 4])
2.2.13 Testing
Menurut Myers (2004:11) mengatakan bahwa testing adalah proses yang
menjalankan suatu program untuk menemukan kesalahan.
2.2.14 User Acceptance Testing
Menurut Fajardo (2007:120) User Acceptance Testing memungkinan
pengguna akhir dari sistem secara mandiri mengeksekusi kasus pengujian dari
perspektif bagaimana pengguna akhir tersebut berencana untuk melaksanakan
tugasnya di lingkungan production. Yang melakukan proses user acceptance
testing hanyalah pengguna akhir.
Anggota tim konfigurasi dan pengujian mengatasi masalah yang
diidentifikasi saat user acceptance testing tersebut. Tim pengujian dan
anggota team change management membantu melatih pengguna akhir dan
mempersiapkan mereka untuk user acceptance test.
34
2.2.15 Teknik Pengumpulan Data
2.2.15.1 Interview (Wawancara)
Menurut Sugiyono (2007:129) “wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit”. Wawancara terdiri dari dua macam yaitu :
• Wawancara terstruktur
Digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara
pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan
• Wawancara tidak terstruktur
Adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
35
2.2.15.2 Observasi
Menurut Sugiyono (2008:203), observasi sebagai teknik pengumpulan
data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain,
yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner secara
berkomunikasi dengan orang maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi
juga obyek-obyek alam yang lain.
2.2.15.3 Internship
Menurut Hamadeh et al (2004:1) Internship adalah suatu metode ujicoba
di perusahaan dan merupakan salah satu cara terbaik untuk mencoba bidang
karir profesional atau mencoba suasana kerja pada suatu perusahaan.
Internship dapat berlangsung selama dua minggu sampai satu tahun penuh,
meskipun kebanyakan hanya berlangsung selama tiga bulan atau lebih.
Biasanya durasi kerja pada kegiatan internship adalah full time, tetapi tidak
tertutup kemungkinan ada yang berdurasi sebagai part time.
2.2.15.4 Kerangka Pikir
Berikut ini merupakan sebuah bagan yang dapat digunakan untuk
membantu dan menggambarkan kerangka pemikiran dalam penyusunan
skripsi ini:
36
Gambar 2.11 Kerangka Pikir
Melakukan Identifikasi Masalah
Menentukan Topik dan Berdiskusi dengan Perusahaan
Melakukan Studi Pustaka
Menganalisa Serta Mengecek Setting Client 120 & 140
Melakukan Testing berdasarkan requirement
dari BPA Staff
User Acceptance Testing(UAT)
Pengumpulan Data:
Observasi Internship
Memberikan Laporan Hasil Pengecekan, Perbaikan, dan Testing
Memperbaiki Setting Client 120 & 140
37
1. Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari dan menentukan topik
berdasarkan pilihan yang telah diberikan oleh jurusan. Setelah itu melakukan
diskusi dengan pihak perusahaan untuk memastikan topik yang akan dipilih
sebagai penuntun penulisan skripsi.
2. Setelah menentukan topik berdasarkan diskusi dengan perusahaan, maka dapat
dilakukan identifikasi masalah berdasarkan hasil wawancara dengan pihak
perusahaan untuk mengetahui masalah yang mereka alami.
3. Setelah mendapatkan topik dan mengidentifikasikan masalah, maka dilakukan
studi pustaka. Untuk lebih memahami topik dan memastikan bahwa topik ini
belum pernah ditulis oleh orang lain.
4. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data dengan melakukan
kegiatan :
a. Observasi
Mengamati proses bisnis perbaikan setting cabang baru yang dilakukan
oleh BPA staff pada PT Astra International
b. Intership
Melakukan kegiatan internship pada perusahaan untuk lebih memahami
proses bisnis dan masalah yang terjadi secara lebih detail dan langsung.
5. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa dan pengecekan berdasarkan
dokumentasi setting client yang diberikan oleh BPA staff
6. Setelah proses pengecekan, maka akan dilakukan perbaikan setting pada client
120 dan 140 yang bermasalah sehingga setting menjadi konsisten
38
7. Setelah proses perbaikan setting selesai dilakukan, BPA staff juga akan
memberikan perintah dan arahan untuk melakukan testing transaksi. Testing
akan dilakukan dengan menggunakan metode UAT(User Acceptance Testing).
8. Setelah melakukan pengecekan dan perbaikan maka sistem SAP PT.Astra
International Tbk telah konsisten.
9. Selain itu setelah dilakukan testing transaksi sesuai dengan requirements dari
BPA Staff, maka dapat dipastikan bahwa transaksi SAP PT.Astra International
masih berjalan dengan baik dan benar.
10. Proses terakhir yang dilakukan adalah pembuatan laporan dari hasil pengecekan,
perbaikan, dan testing transaksi yang dilakukan kepada BPA staff PT Astra
International.