bab viii cadangan edit okword2003
DESCRIPTION
cadangan hidrokarbonTRANSCRIPT
BAB VIII
PENENTUAN CADANGAN
8.1. TUJUAN ANALISIS
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan akumulasi minyak dan atau
gas yang tekandung di reservoir dengan metode volumetrik, serta menentukan
harga porositas cut off dan saturasi cut off.
8.2. TEORI DASAR
Cadangan adalah besarnya kandungan hidrokarbon dalam suatu reservoir
yang dapat diproduksi dengan menggunakan teknologi yang ada untuk
memperoleh hasil yang semaksimal mungkin secara ekonomis. Untuk
menentukan jumlah cadangan hidrokarbon suatu reservoir dapat dilakukan dengan
menggunakan lima metode yaitu :
1. Metode Analogy.
2. Metode Volumetric.
3. Metode Decline Curves.
4. Metode Material Balance.
5. Metode Numerical Reservoir Simulation.
Dalam praktikum ini hanya digunakan metode volumetrik, karena metode
ini lebih efisien dan praktis dibandingkan dengan metode-metode lainnya. Untuk
menentukan jumlah hidrokarbon dengan metode volumetric dapat menggunakan
rumus :
………………………......………...…..(8-1)
……………………………….........…(8-2)
Dimana :
IOIP = Initial Oil In Place, bbl
IGIP = Initial Gas In Place, cuft
7758 = Konstanta faktor konversi, bbl/acre-ft
43,560 = Konstanta faktor konversi, cuft/acre-ft
Vb = Volume batuan yang mengandung hidrokarbon, cuft
Ø = Porositas batuan, fraksi
Sw = Saturasi air mula-mula, fraksi
Metode volumetrik menggunakan peta-peta subsurface dan isopach yang
didasarkan pada data elektrik WT, Core, DT dan test produksi, peta kontur
digunakan untuk membuat peta isopach yang terdapat data-data mengenai WOC
dan GOC.
Area produktif reservoir diperoleh dengan menggunakan alat yang disebut
dengan Planimeter maupun Planimeter Digital.
Volume zone produktif dapat ditentukan dengan metode-metode dibawah ini:
o Pyramidal
………………………………….(8-3)
Metode Pyramidal dapat digunakan jika perbandingan bias garis kontur
kurang dari 0,5.
o Trapezoidal
……...…….(8-4)
Metode trapezoidal dapat digunakan jika perbandingan bias garis kontur
lebih besar atau sama dengan 0,5.
Dimana :
Vb = Volume Bulk, fraksi
h = Kedalaman, ft
= Luas permukaan, acre
= Luas ( 0 )
= Luas ( 1 )
= Luas permukaan (n + 1)
Metode cut-off reservoir didefinisikan sebagai suatu harga tertentu dimana
dibawah atau diatas harga tersebut parameter reservoar tidak berlaku lagi untuk
dipertimbangkan. Penentuan cut-off reservoar dilakukan dengan plot variabel-
variabelnya pada kertas kartesian sehingga didapatkan suatu trend garis lurus yang
mewakili semua data dan kemudian ditentukan cutt-off reservoar tersebut.
Beberapa parameter reservoar yang akan dibicarakan dalam penulisan ini adalah
porositas, permeabilitas, saturasi air dan volume clay.
Cut-off porositas didefinisikan sebagai suatu harga porositas dimana harga-
harga porositas dibawah harga tersebut tidak berlaku lagi untuk dipertimbangkan.
Persen kumulatif yang dipertimbangkan adalah persen kumulatif storage pada
harga porositas diatas harga porositas cut-off anggapan.
Porositas batuan berhubungan erat dengan permeabilitas batuan. Pada
batuan permeabel dapat dipastikan batuan tersebut porous, namun belum tentu
batuan porous tersebut permeabel. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
permeabilitas merupakan fungsi dari porositas, k = f(Ф).
merupakan porositas terkecil dimana minyak masih bisa diproduksi.
Sedangkan adalah saturasi air terbesar dimana minyak masih bisa
diproduksi. adalah permeabilitas terendah dimana minyak masih bisa
mengalir melewati pori-pori batuan yang saling berhubungan. Manfaat dari
metoda cut off ini yaitu sebagai dasar penentuan suatu lapisan reservoir yang akan
diproduksi oleh suatu perusahaan.
Untuk menunjang hasil yang akuratdalam perhitungan dengan
menggunakan metode volumetrik, maka dapat digunakan metoda cut off reservoir.
Metoda cutt off reservoir dapat didefinisikan sebagai suatu harga tertentu dimana
dibawah atau diatas harga tersebut parameter reservoir tidak berlaku lagi untuk
dipertimbangkan.
Dengan memasukkan harga cut-off permeabilitas pada grafik hubungan
antara porositas dengan permeabilitas, maka cut-off permeabilitas tersebut akan
memotong trend garis linier, selanjutnya ditarik ke bawah sejajar dengan
ordinatnya maka garis tersebut memotong absisnya. Perpotongan antara garis
tersebut dengan absisnya akan mendapatkan harga cut-off porositas.
Pada formasi shaly sand, penentuan cut-off porositas diperoleh dari harga
cut-off Vclay, dengan menentukan hubungan antara porositas dan Vclay. Dengan
demikian harga cut-off porositas merupakan harga porositas pada cut-off Vclay.
Cut-off permeabilitas didefinisaikan sebagai suatu harga permeabilitas,
dimana dibawah harga tersebut permeabilitas sudah tidak berlaku lagi untuk
dipertimbangkan dalam perhitungan.
Penetuan cut-off permeabilitas dapat ditentukan dengan melakukan plot
antara persen kumulatif “kh” dari hasil well test versus data permeabilitas hasil
analisa core.
Cut-off saturasi air didefinisikan sebagai harga saturasi air dimana harga
saturasi air diatas harga tersebut tidak lagi dipertimbangkan, saturasi air
didapatkan dari harga cut-off porositas.
Cut-off Vclay didefinisikan sebagai harga Vclay dimana Vclay diatas harga
tersebut tidak lagi dipertimbangkan. Hasil penentuan cut-off porositas selain dapat
digunakan untuk menentukan cut-off saturasi air juga dapat digunakan untuk
menetukan cut-off Vclay, adapun prosedur penentuannya adalah :
1. Hasil defleksi kurva gamma ray log dan porositas hasil well logging pada
koordinat kartesian, dimana gamma ray unit sebagai ordinat dan porositas
sebagai absisnya.
2. Data-data tersebut apabila dihubungkan secara interpolasi akan diperoleh
trend garis lurus.
3. Bila ditarik garis lurus keatas sejajar dengan ordinatnya, maka akan memotong
garis trend tersebut. Selanjutnya ditarik kekiri sejajar dengan absisnya, maka
akan memotong sumbu ordinatnya.
4. Dari titik perpotongan ini diperoleh harga cut-off gamma ray unit.
5. Selanjutnya harga cut-off gamma ray unit tersebut dimasukkan kedalam
persamaan :
……………...........……………..……....(7-
5)
Dengan mengetahui cut-off reservoar maka metode volumetrik yang
digunakan untuk memperkirakan cadangan reservoar akan menghasilkan jumlah
yang akurat, dimana data dari beberapa sumur tidak berlaku lagi untuk
dipertimbangkan. Bila harga cut-off porositas dan permeabilitas diplot pada grafik
log versus kedalaman bersih (net pay) lapisan produktif.
Setelah dianalisa dengan metode statistik dan cut-off, maka perlu diadakan
evaluasi data-data beberapa sumur, diantaranya, penentuan derajat stratifikasi,
penentuan derajat unformity dan penentuan derajat penebalan.
8.3. DATA
o Ketebalan = 40 ft
o Boi = 1,31 bbl/STB
o Interval = 5 ft
o Luas area rata-rata (acre)
- A0 = 464
- A1 = 431
- A2 = 347
- A3 = 215
- A4 = 118
- A5 = 49
- A6 = 21
- A7 = 7
Tabel VIII-1.Data SCAL dan Data PVTSw fw%0,38 0,000,42 0,980,46 2,340,50 5,780,53 13,620,57 28,430,61 47,440,65 67,140,69 84,960,73 94,250,76 100,00
8.4. PROSEDUR PERHITUNGAN
8.4.1.Prosedur Penentuan Cadangan
1. Memplot hasil perhitungan Porositas (Ø* corr) vs Volume Shale (Vsh)
pada lapisan prospek hidrokarbon. Dengan adanya bukti bahwa adanya
aliran hidrokarbon maka penentuan Cut off porositas dapat ditentukan
dengan melihat harga pororsitas terkecil. Begitu juga dengan Cut off Vsh.
2. Cut off Swi ditentukan dengan data SCAL dan PVT dengan cara
melakukan plot antara Sw vs Fw (Water-Cut) kemudian menetukan batas
keekonomian Fw yaitu sebesar 98%, tarik ke bawah sehingga harga Cut-
off Sw didapatkan.
3. Mengitung harga Sw rata-rata pada daerah yang memeiliki Sw lebih kecil
dari Sw Cut-off.
4. Menghitung Ø* corr rata-rata pada daerah yang memiliki n Ø* corr lebih
besar dari Ø Cut-off.
5. Menghitungn besarnya cadangan minyak dengan rumus :
……………...........…………………....(7-6)
8.3.3. Perhitungan
1. Menentukan rata-rata luas permukaan
Skala pada peta = 1 : 1000
A0 avg =
= 239033.33 cm2 = 0,0059 acre
A1 avg =
= 208700 cm2 = 0,0052 acre
A2 avg =
= 157433.33 cm2 = 0,0038 acre
A3 avg =
= 113066.67 cm2 = 0,0028 acre
A4 avg =
= 47666.67 cm2 = 0,0012 acre
A5 avg =
= 13933.33 cm2 = 0,0003 acre
2. Menentukan Ratio
A0 = 0
A1 = = 0,886
A2 = = 0,734
A3 = = 0,728
A4 = = 0,421
A5 = = 0,292
3. Menentukan Vb dengan metode Trapezoidal dan Pyramidal. jika Ratio
> 0,5 menggunakan metode Trapezoidal, jika < 0,5 menggunakan
metode Pyramidal.
a. A1
Vb = ( An + An+1 )
=
= 0,0730 acre-ftb. A2
Vb = ( An + An+1 )
=
= 0,0593 acre-ft
c. A3
Vb = ( An + An+1 )
=
= 0,0433 acre-ftd. A4
Vb = ( An + An+1 + )
=
= 0,0174 acre-fte. A5
Vb = ( An + An+1 + )
=
= 0,0067 acre-ft
4. Menentukan nilai K limit menggunakan persamaan darcy, dengan
asumsi Q = 150 BPD
q =
k =
=
= 5.423761 mD
5. Menghitung K untuk tiap kedalaman
Contoh pada kedalaman 1130 m
k =
=
= 0,52610
6. Menghitung Ø cut off dan Sw cut off
Ø cut off ( x ), dari grafik 7.1
y = klimit = 5.423761
y = 323,6x - 30,777
x =
Ø cut off = 0,112
Sw cut off ( y ), dari Grafik 7.2
y = Ø cut off = 0.112
y = -0,8114x + 0,8304
y = 0,74
Sw cut off = 0,74
10. Menentukan Porositas rata – rata dari matching antara Φ dan Sw
Φ* =
=
= 0,152
11. Menentukan Saturasi Air rata – rata dari matching antara Φ dan Sw
Sw* =
=
= 0,690
12. Menentukan cadangan
N = 55,6986 STB
Tabel VII-1. Pengukuran luas peta dengan Planimeter dan Perhitungan Vb
Luasan Pengukuran Planimeter
(An) I II IIIA rata-rata (cm2)
A rata-rata (acre)
A0 246300 234400 236400 239033,3333 0,0059A1 220000 207500 207500 211666,6667 0,0052A2 134900 165500 165500 155300,0000 0,0038A3 112900 113200 113200 113100,0000 0,0028A4 48300 46800 47900 47666,6667 0,0012A5 13600 14400 13800 13933,3333 0,0003
Tabel VII-2.
Lanjutan (1) Pengukuran luas peta dengan Planimeter dan Perhitungan Vb
Ratio (An+1)/An Metode
h Vb (acre-
ft)m ft
- - - - -0,886 Trapezoidal 4 13,12 0,07300,734 Trapezoidal 4 13,12 0,05930,728 Trapezoidal 4 13,12 0,04330,421 Pyramidal 4 13,12 0,01740,292 Pyramidal 4 13,12 0,0067
∑Vb 0,1996
Tabel VII-3.Tabulasi Perhitungan Cadangan dari Kombinasi Log
No. Depth O* corr Sw K (mD)
(meter)
1 1130 0,100 0,77529 0,52610
2 1131 0,091 0,84139 0,29221
3 1132 0,089 0,76998 0,31571
4 1133 0,086 0,81252 0,24298
5 1134 0,089 0,80696 0,28744
6 1135 0,104 0,74845 0,67348
7 1136 0,091 0,82150 0,30653
8 1137 0,066 0,76039 0,08431
9 1138 0,093 0,79786 0,35836
10 1139 0,086 0,81099 0,24390
11 1140 0,089 0,79183 0,29853
12 1141 0,093 0,80138 0,35521
13 1142 0,084 0,72830 0,27204
14 1143 0,085 0,74181 0,27657
15 1144 0,057 0,75324 0,04442
16 1145 0,062 0,76245 0,06329
17 1146 0,070 0,73362 0,11803
18 1147 0,082 0,78144 0,21202
19 1148 0,079 0,80162 0,17037
20 1149 0,087 0,73926 0,30920
21 1150 0,074 0,76109 0,14082
22 1151 0,098 0,77227 0,48415
23 1152 0,081 0,78849 0,19706
24 1153 0,125 0,79776 1,35630
25 1154 0,129 0,66795 2,22928
Tabel VII-4. Lanjutan (1) Tabulasi Perhitungan Cadangan dari Kombinasi Log
No. Depth O* corr Sw K (mD)
(meter)
26 1155 0,127 0,70175 1,88257
27 1156 0,112 0,76115 0,90895
28 1157 0,132 0,71870 2,13546
29 1158 0,120 0,73687 1,32294
30 1159 0,121 0,72040 1,43677
31 1160 0,118 0,70333 1,34631
32 1161 0,126 0,69149 1,87107
33 1162 0,136 0,72247 2,41703
34 1163 0,110 0,74078 0,88488
35 1164 0,119 0,72369 1,32087
36 1165 0,181 0,79453 7,23321
37 1166 0,309 0,70643 101,54958
38 1167 0,246 0,57578 54,78909
39 1168 0,159 0,60249 7,02075
40 1169 0,108 0,65370 1,04628
41 1170 0,129 0,69874 2,03713
42 1171 0,104 0,69163 0,78867
43 1172 0,097 0,82116 0,40890
44 1173 0,095 0,84000 0,35580
45 1174 0,068 0,83715 0,07956
46 1175 0,089 0,83277 0,26990
8.3.4. Analisa
1. Pada kedalaman 1130 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,100 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,77529 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
2. Pada kedalaman 1131 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,091 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,84139 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
3. Pada kedalaman 1132 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,089 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,76998 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
4. Pada kedalaman 1133 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,086 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,81252 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
5. Pada kedalaman 1134 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,089 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,80696 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
6. Pada kedalaman 1135 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,104 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,74845 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
7. Pada kedalaman 1136 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,091 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,82150 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
8. Pada kedalaman 1137 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,066 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,76039 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
9. Pada kedalaman 1138 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,093 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,79786 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
10. Pada kedalaman 1139 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,086 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,81099 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
11. Pada kedalaman 1140 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,089 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,79183 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
12. Pada kedalaman 1141 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,093 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,80138 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
13. Pada kedalaman 1142 m merupakan lapisan tidak prospek karena hanya
memenuhi satu syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,084 yang lebih kecil dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,72830 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
14. Pada kedalaman 1143 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,085 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,74181 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
15. Pada kedalaman 1144 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,057 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,75324 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
16. Pada kedalaman 1145 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,062 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,76245 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
17. Pada kedalaman 1146 m merupakan lapisan tidak prospek karena hanya
memenuhi satu syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,070 yang lebih kecil dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,73362 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
18. Pada kedalaman 1147 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,082 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,78144 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
19. Pada kedalaman 1148 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,079 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,80162 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
20. Pada kedalaman 1149 m merupakan lapisan tidak prospek karena hanya
memenuhi satu syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,087 yang lebih kecil dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,73926 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
21. Pada kedalaman 1150 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,074 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,76109 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
22. Pada kedalaman 1151 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,098 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,77227 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
23. Pada kedalaman 1152 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,081 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,78849 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
24. Pada kedalaman 1153 m merupakan lapisan tidak prospek karena hanya
memenuhi satu syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,125 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,79776 lebih besar daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
25. Pada kedalaman 1154 m dapat diindikasikan lapisan prospek karena
memenuhi dua syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,129 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,66795 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
26. Pada kedalaman 1155 m dapat diindikasikan lapisan prospek karena
memenuhi dua syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,127 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,70175 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
27. Pada kedalaman 1156 m merupakan lapisan tidak prospek karena hanya
memenuhi satu syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,112 yang sama dengan dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,76115 lebih besarl daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
28. Pada kedalaman 1157 m dapat diindikasikan lapisan prospek karena
memenuhi dua syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,132 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,71870 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
29. Pada kedalaman 1158 m dapat diindikasikan lapisan prospek karena
memenuhi dua syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,120 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,73687 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
30. Pada kedalaman 1159 m dapat diindikasikan lapisan prospek karena
memenuhi dua syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,121 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,72040 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
31. Pada kedalaman 1160 m dapat diindikasikan lapisan prospek karena
memenuhi dua syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,118 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,70333 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
32. Pada kedalaman 1161 m dapat diindikasikan lapisan prospek karena
memenuhi dua syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,126 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,69149 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
33. Pada kedalaman 1162 m dapat diindikasikan lapisan prospek karena
memenuhi dua syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,136 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,72247 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
34. Pada kedalaman 1163 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,110 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,74078 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
35. Pada kedalaman 1164 m dapat diindikasikan lapisan prospek karena
memenuhi dua syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,119 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,72369 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
36. Pada kedalaman 1165 m merupakan lapisan tidak prospek karena hanya
memenuhi satu syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,181 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,79453 lebih besar daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
37. Pada kedalaman 1166 m dapat diindikasikan lapisan prospek karena
memenuhi dua syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,309 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,70643 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
38. Pada kedalaman 1167 m merupakan dapat diindikasikan lapisan
prospek karena memenuhi dua syarat yaitu, ditinjau dari harga
porositas, Ø*corr = 0,246 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112
sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,57578 lebih kecil daripada Sw
cutoff sebesar 0,74.
39. Pada kedalaman 1168 m dapat dapat diindikasikan lapisan prospek
karena memenuhi dua syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr
= 0,159 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,60249 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
40. Pada kedalaman 1169 m merupakan lapisan tidak prospek karena hanya
memenuhi satu syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,108 yang lebih kecil dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,65370 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
41. Pada kedalaman 1170 m dapat diindikasikan lapisan prospek karena
memenuhi dua syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,129 yang lebih besar dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,69874 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
42. Pada kedalaman 1171 m merupakan lapisan tidak prospek karena hanya
memenuhi satu syarat yaitu, ditinjau dari harga porositas, Ø*corr =
0,104 yang lebih kecil dari harga Øcutoff = 0,112 sedangkan harga
saturasi air, Sw = 0,69163 lebih kecil daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
43. Pada kedalaman 1172 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,097 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,82116 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
44. Pada kedalaman 1173 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,095 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,84000 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
45. Pada kedalaman 1174 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,068 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,83715 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
46. Pada kedalaman 1175 m merupakan lapisan tidak prospek karena
ditinjau dari harga porositas, Ø*corr = 0,089 yang lebih kecil dari harga
Øcutoff = 0,112 sedangkan harga saturasi air, Sw = 0,83277 lebih besar
daripada Sw cutoff sebesar 0,74.
8.4. PEMBAHASAN
Metode volumetris dipergunakan pada awal operasi sebelum suatu sumur
diproduksi, yaitu untuk menghitung cadangan awal suatu reservoir. Ini dilakukan
karena data yang didapatkan dari reservoar masih minim Pada percobaan kali ini
dilaksanakan penghitungan cadangan dengan menggunakan metoda volumetris,
yaitu dengan pengukuran peta isopach dengan menggunakan planimeter.
Selain dengan metode ini, ada juga beberapa metode-metode lain, yang
dapat di gunakan untuk menghitung cadangan. Antara lain, metode
kualitatif,kuantitatif,material balance, dan juga volumetric serta decline curve.
Semakin besar harga Sw,maka semakin kecil cadangan yang kita miliki,
dan sebaliknya jika harga Sw ini kecil maka semakin besar cadangan yang kita
miliki pada reservoir, perhitungan cadangan ini dapat menggunakan rumus
Original Oil In Place atau sering di sebut OOIP/IOIP.
Semakin besar harga permeabilitas maka semakin besar pula kemampuan
suatu lapisan batuan untuk dapat meloloskan fluida, dan berlaku juga untuk
sebaliknya.
Dari praktikum ini di dapat nilai permeabilitas terbesar pada kedalamna
1908 ft dengan nilai 132392.8578 mD. Ini menunjukkan lapisan ini prospek untuk
dapat meloloskan fluida. Adapun aplikasi lapangan dari praktikum ini yakni
menghitung besar nya cadangan yang kita miliki dengan metode volumetric “
OOIP/IOIP “. Adapun beberapa parameter yang mempengaruhi nilai ini yakni,
porositas, saturasi air,volum bulk, dan juga factor volume formasi batuan.
Dari praktikum ini di dapat N total yakni 247366,7 dan untuk saturasi air ( Sw )
nilainya 0.0242 serta untuk porositas rata-rata adalah 0.3007.
.
8.5. KESIMPULAN
1. Dari praktikum yang kita lakukan ini kita dapat menghitung seberapa besar
cadangan yang kita miliki.
2. Diperoleh harga cadangan N sebesar 247366,7 STB.
3. Jika harga Sw besar maka cadangan yang kita miliki kecil dan sebaliknya
jika harga Sw kita kecil maka cadangan yang kita miliki besar.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan OOIP secara volumetris
yaitu Sw rata-rata,, ΔVb dan Φ rata-rata.
5. Untuk kedalaman yang prospek adalah pada kedalaman 1908 ft, sebab
memiliki nilai permeabilitas yang besar/tinggi. Ini mengidentifikasikan
kemampuan untuk meloloskan fluidanya sangat besar.