bab vii mine closure

18
Perencanaan dan perancangan tambang BAB VII. MINE CLOSURE 7.1 Perencanaan Penutupan Tambang Pertambangan berpotensi menyebabkan gangguan terhadap lingkungan. Tekanan publik terhadap kegiatan pertambangan diakibatkan oleh perilaku kegiatan pertambangan liar dan tanpa izin, kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap teknologi pertambangan yang benar sehingga muncul persepsi jelek terhadap pertambangan. Untuk mengatasi permasalahan ini perlu ada kebijakan penutupan tambang yang bertujuan untuk mendorong setiap kegiatan pertambangan mempunyai konsep pemanfaatan lahan bekas tambang yang harus sesuai dengan rencana pembanguna daerah. Selain itu adanya dokumen rencana penurtupan tambang, masyarakat akan mengetahui bahwa lahan bekas tambang akan bermanfaat. Pengaturan rencana penutupan tambang di Indonesia pertama kali diatur dalam KepMen PE No.4/1977 kemudian direvisi menjadi KepMen PE No.1211.K/1995 terahir jadi KepMen No. 1737 K/13/MEM/2008. Perencanaan penutupan tambang melibatkan banyak stake holder (perusahaan pertambangan, pemerintah dan masyarakat). Ada beberapa alasan yang mendasari penutupan tambang, antara lain : VII-1

Upload: jemz-j-panjaitan

Post on 03-Jan-2016

127 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bab Vii Mine Closure - Laporan Perencanaan Tambang

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Vii Mine Closure

Perencanaan dan perancangan tambang

BAB VII. MINE CLOSURE

7.1 Perencanaan Penutupan Tambang

Pertambangan berpotensi menyebabkan gangguan terhadap lingkungan. Tekanan

publik terhadap kegiatan pertambangan diakibatkan oleh perilaku kegiatan

pertambangan liar dan tanpa izin, kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap

teknologi pertambangan yang benar sehingga muncul persepsi jelek terhadap

pertambangan.

Untuk mengatasi permasalahan ini perlu ada kebijakan penutupan tambang yang

bertujuan untuk mendorong setiap kegiatan pertambangan mempunyai konsep

pemanfaatan lahan bekas tambang yang harus sesuai dengan rencana pembanguna

daerah. Selain itu adanya dokumen rencana penurtupan tambang, masyarakat akan

mengetahui bahwa lahan bekas tambang akan bermanfaat.

Pengaturan rencana penutupan tambang di Indonesia pertama kali diatur dalam

KepMen PE No.4/1977 kemudian direvisi menjadi KepMen PE No.1211.K/1995

terahir jadi KepMen No. 1737 K/13/MEM/2008. Perencanaan penutupan tambang

melibatkan banyak stake holder (perusahaan pertambangan, pemerintah dan

masyarakat). Ada beberapa alasan yang mendasari penutupan tambang, antara lain :

Cadangan bahan galian yang terdapat di suatu daerah tidak ekonomis untuk

dilakukan kegiatan penambangan

IUP yang dimiliki oleh perusahaan telah berakhir masa berlakunya

IUP yang dimiliki perusahaan dikembalikan ke pemerintah

Adanya perubahan perundang-undangan yang menyebabkan tambang harus

ditutup.

7.1.1. Perencanaan Penutupan Tambang Dari Aspek Teknis Fisik

Penambangan bahan galian batugamping akan berakhir sesuai umur tambang

kegiatan penambangan dihentikan karena sudah tidak ekonomis lagi, tidak

VII-1

Page 2: Bab Vii Mine Closure

Perencanaan dan perancangan tambang

memenuhi Stripping Ratio (SR) , dan adanya kondisi lereng yang tidak aman (telah

mencapai batas konndisi rekomendasi kestabilan lereng).

Setelah tambang ditutup (pada akhir tahun ke 5) maka akan tercipta bentang alam

baru yang berbeda dengan kondisi sebelum dilakukan kegiatan penambangan, yaitu

adanya bentuk pit akhir (final pit) yang merubah bentang alam daerah. Pada akhir

kegiatan penambangan pit ini harus dirubah fungsinya sebagaimana mungkin

sehingga tidak menggangu kesetabilan dari lingkungan alam. Agar tidak menggangu

kesetabilan lingkungan alam yang ada CV. X akan melakukan pengubahan fungsi

dari pit penambangannya sebagai hutan cemara yang nantinya akan dimanfaatkan

sebagai obyek wisata bagi penduduk setempat.

7.1.2. Rencana Pengembangan Masyarakat Dan Wilayah

Setelah berhentinya kegiatan penambangan dan pengolahan batugamping yang

dilakukan oleh CV. X, maka segala kegiatan maupun volume pekerjaan berkurang

secara drastis. Dengan demikian pemutusan hubungan kerja terhadap semua

karyawan tidak dapat dihindarkan. Melalui pengubahan fungsi lahan bekas tambang

menjadi obyek wisata, perusahaan merencanakan adanya pengalihan pekerjaan bagi

karyawan tambang menjadi pengelola obyek wisata tersebut. Perusahaan

merencanakan kegiatan alih fungsi tambang ini melibatkan segenap karyawan dan

masyarakat sekitar dengan memberikan pelatihan dan ketrampilan kerja dan dengan

memanfaatkan bangunan-bangunan disekitar tambang serta akses jalan sepenuhnya

diserahkan kepada pemerintah daerah. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi

terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan diharapkan dapat memberikan

pemasukan (kontribusi) bagi kas pemerintah daerah.

Desa - desa di sekitar daerah penambangan akan mendapat perhatian khusus dari CV.

X. Kegiatan yang dilakukan untuk pengembangan masyarakat ini menyangkut

beberapa bidang diantaranya bidang pemberdayaan ekonomi, bidang pendidikan,

bidang kesehatan dan kebersihan, bidang keagamaan.

Kegiatan bidang ekonomi bertujuan untuk menciptakan peluang kerja dan berusaha

bagi masyarakat. Kegiatan ini meliputi beberapa kegiatan diantaranya:

VII-2

Page 3: Bab Vii Mine Closure

Perencanaan dan perancangan tambang

Peluang kerja pada program revegetasi

Peluang bisnis kecil pada program rehabilitasi lahan

Bantuan program bergulir untuk warung kecil

Bantuan modal kelompok budidaya ikan

Bantuan modal untuk wiraswasta

Kegiatan bidang pendidikan lebih ditekankan pada bantuan sarana dan pra sarana

pendidikan yang dimaksudkan untuk memperlancar proses belajar mengajar, serta

membantu pemerintah dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kegiatan bidang kesehatan dan kebersihan dilakukan misalnya dengan mengadakan

penyuluhan, lomba bayi sehat sunatan massal dan memberikan bantuan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat desa yang memerlukan. Disamping itu perusahaan juga

membangun sarana air bersih untuk keperluan sehari hari.

Kegiatan bidang keagamaan misalnya dilakukan dengan membangun sarana

peribadatan bagi penduduk sekitar dan juga dilakukan dengan pemberian buku buku

untuk menunjang kemajuan kehidupan keagamaan di daerah sekitar.

7.1.3. Pengelolaan Aset Dan Lokasi

Aset - aset CV. X berupa sarana pendukung seperti bengkel dan perlengkapanya,

Gudang dan kantor kantor terpaksa dibongkar karena rawan terhadap tindak

pencurian dan akan menambah biaya untuk perawatannya. Bekas bangunan seperti

lantai ataupun tiang beton akan dihancurkan dan dibersihkan kemudian dilakukan

revegetasi.

Sebagian dari asset yang masih berharga seperti mobil dinas, furniture, computer dan

sarana pendukung lainya akan di jual kepada pembeli, yang mana hasil dari

penjualan ini akan digunakan untuk membiayai kegiatan pengembangan masyarakat.

Sebagian dari dana hasil penjualan juga akan disumbangkan kepada masyarakat

sebagai bagian dari program pengembangan masyarakat dan juga diberikan kepada

karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja sebagai program”salam

perpisahan”.

VII-3

Page 4: Bab Vii Mine Closure

Perencanaan dan perancangan tambang

7.1.4 Manajemen Penutupan Lahan

Penutupan tambang CV. X akan dimulai satu tahun sebelum umur tambang usai,

tetapi bukan berarti semua kegiatan yang menyangkut CV. X akan berhenti begitu

saja.

Berkaitan dengan rencana penutupan tambang, maka ada hal-hal yang harus

disiapkan oleh perusahaan dalam setahun sebelum kegiatan operasi penambangan

berakhir,antara lain :

Penyampaian laporan kepada pemerintah daerah tentang seluruh kegiatan

penambangan yang telah dilakukan.

Penyusunan rencana penutupan tambang (RPT) yang didalamnya berisi :

- Arah Kegiatan

Arahan kegiatan diperlukan agar pekerjaan peralihan fungsi area lebih sistematis

dan tidak ada tumpang tindih disetiap pekerjaannya. Kegiatan awal adalah

membentuk bekas pit menjadi tempat yang layak untuk area pariwisata, dan

melakukan pembongkaran bangunan.

- Kebijakan penutupan

Kebijakan penutupan pada lahan bekas tambang bagi perusahaan CV. X tidak

terlalu banyak dibandingkan dengan perusahaan tambang terbuka lainnya, hal

yang diperlukan adalah mengalih fungsikan daerah yang awalnya merupakan

beberapa bangunan seperti pabrik pengolahan, kantor, gudang penyimpanan,

bengkel dan lain-lain menjadi area hutan (penghijauan kembali).

- Pengelolaan asset perusahaan yang meliputi peralatan, bangunan, karyawan,

lahan, sarana, dan prasarana pendukung

Asset perusahaan yang ditinggalkan oleh perusahaan nilai tidak sedikit

dikarenakan investasi yang dikeluarkan sangat besar diantaranya untuk peralatan

muat, angkut, pengolahan, mobil-mobil dinas bagi keperluan karyawan,

perlengkapan kantor. Untuk menjadikan pemasukan bagi asset yang sudah tidak

digunakan lagi maka akan dilakukan pelelangan.

- Rencana pengembalian wilayah

Rencana pengembalian wilayah terutama pada daerah permukaan adalah

menjadikannya sebagai hutan cemara.

VII-4

Page 5: Bab Vii Mine Closure

Perencanaan dan perancangan tambang

- Gambaran kondisi pasca tambang (peta desain pit akhir kegiatan penambangan)

Kondisi pasca tambang adalah adanya area tempat penimbunan, lahan yang

awalnya menjadi perkantoran, pabrik pengolahan, bengkel, dan lain-lain dimana

setelah penutupan tambang tempat-tempat ini menjadi tidak bermanfaat sehingga

perlu dialih fungsikan.

- Analisis tentang dampak penutupan tambang terhadap lingkungan fisik dan

ekonomi masyarakat

Menurut analisis dari perusahaan, kedepannya masalah dampak lingkungan yang

akan dialami adalah tempat penimbunan, area pabrik, kantor, bengkel yang sudah

tidak subur lagi untuk dijadikan lahan hutan cemara (penghijauan kembali).

- Perkiraan biaya penutupan tambang

Salah satu alternatif yang ada adalah dengan menetapkan jaminan reklamasi terhadap

semua kegiatan pertambangan. Namun demikian penetapan besarnya jaminan

reklamasi harus dilakukan dengan seksama agar dana jaminan tersebut benar-benar

mampu memperbaiki kualitas lingkungan bila terjadi pencemaran. Selain itu perlu

diatur dengan tegas siapa yang harus melaksanakan upaya pemulihan, apakah

instansi terkait (misalnya Dinas Pertambangan, Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan Daerah).

Sosialisasi rencana penutupan tambang (RPT) kepada karyawan, instansi terkait,

masyarakat dan pemerintah daerah.

- Karyawan

Dampak sosial pada karyawan setelah penutupan area tambang perlu menjadi

perhatian, sehingga komunikasi perlu dijalin dengan baik terutama saat cadangan

mulai habis dan akan dilakukan penutupan kegiatan penambangan. Biaya

pesangon yang dibayar perusahaan harus sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku di Indonesia.

- Instansi Terkait

Instansi terkait merupakan rekan kerja yang sangat dibutuhkan perusahaan saat

kegiatan penambangan dilakukan. Oleh karena itu ketika perusahaan akan

melakukan penutupan area penambangan maka instansi- instansi terkait perlu

diberikan informasi .

VII-5

Page 6: Bab Vii Mine Closure

Perencanaan dan perancangan tambang

- Masyarakat

Ketika kegiatan penambangan berakhir dampak social pada masyarakat sekitar

dipastikan akan berubah dan sudah hal biasa bila terjadi konfik- konflik antara

perusahaan dengan masyarakat sekitar sehingga selain dilakukan kegiatan

sosialisasi tetapi hak masyarakat setelah tambang berakhir perlu diperhatikan.

- Pemerintah daerah

Kegiatan penambangan merupakan salah satu motor penggerak perekonomian

suatu pemerintahan terutama pemerintah daerah yang mendapatkan dampak

langsung pertumbuhan perekonomian baik dari pajak, maupun pemenuhan

angkatan kerja dari masyarakat sekitar dan pada sector-sektor pendukung lainnya

seperti karyawan di restoran, department store, serta fasilitas pendukung lainnya.

7.1.5 Pengelolaan Tenaga Kerja

Dengan berhentinya kegiatan produksi semua tenaga kerja disesuaikan dengan

kebutuhan perusahaan. Para pekerja yang masih diperlukan diantaranya bagian

lingkungan, administrasi, dan keamanan. Karyawan ini di kontrak dalam jangka

waktu tertentu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Pengelolaan

tenaga kerja ini akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan perusahaan

yaitu dengan :

Alih Pekerjaan Non Tambang

Alih pekerjaan non tambang yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan

memindahkan kepada instansi-instansi yang membutuhkan.

Alih Pekerjaan Bidang Tambang

Untuk pekerja yang langsung berhubungan dengan bidang pertambangan dapat

dipindahkan ke area tambang lain yang masih dimiliki oleh CV. X.

7.2. Konseptual Rencana Penutupan Tambang

Konseptual Rencana penutupan tambang merupakan bagian dari AMDAL, namun

dapat saja dibuat secara terpisah. Rencana penutupan tambang akan mengalami

penyempurnaan sesuai dengan kesepakatan dengan semua stakeholder.

Muatan pengaturan rencana penutupan tambang meupakan pengembangan dari

pengaturan reklamasi yang diatur dengan keputusan Dirjen Pertambangan Umum

VII-6

Page 7: Bab Vii Mine Closure

Perencanaan dan perancangan tambang

No. 336.K/1996, kemudian dikombinasi dengan mengacu pengaturan pentupan

tambang di Manitoba, Kanada untuk petunjuk teknis penutupan tambang mengacu

pada yang sudah dilakukan di Australia. Penutupan tambang ini akan dikeluarkan

dalam bentuk KEPPRES/PP.

Rencana penutupan tambang meliputi deskripsi kondisi daerah penambangan pada

saat eksploitasi, operasi/produk berhasil, deskripsi kondisi daerah penambangan yang

diharapkan , lokasi dan sarana yang akan diamankan, serta rencana pembiayaan.

Proses penyusunan dokumen rencana penutupan Tambang dapat dilihat pada gambar

7.1.

Untuk memudahkan pemerintah dalam menjalankan tugasnya, perusahaan wajib

melaporkan kemajuan pelaksanaan kegiatan penutupan tambang secara berkala

setiap tiga bulan kepada menteri atau gubernur atau bupati/walikota sesuai

kewenangannya. Persetujuan diberikan setelah dilakukan penilaian/evaluasi terhadap

pelaksanaan penutupan tambang.

7.3. Analisis Dampak Lingkungan Sosial Di Wilayah Pertambangan

Kegiatan penambangan akan memberikan beberapa dampak social terutama bagi

kehidupan masyarakat sekitar, seperti tersedianya lapangan kerja, peningkatan taraf

hidup masyarakat sekitar daerah penambangan, peningkatan kegiatan ekonomi dan

juga perubahan kebudayaan masyarakat sekitar.

7.3.1. Ruang Lingkup Dan Landasan Logika Analisis Dampak Sosial

Dengan berakhirnya kegiatan penambangan maka akan berdampak terhadap

ketenagakerjaan yaitu pemutusan hubungan kerja. Dampak tersebut sudah lama

disadari oleh karyawan perusahaan dan akan berakibat menurunnya penghasilan

masyarakat sekitar daerah penambangan. Oleh karena itu . CV DIYOS SEMESTA

bertanggung jawab memberikan bantuan bekal ketrampilan penduduk sekitar guna

menunjang kelangsungan hidupnya melalui Comunnity Development selama proses

penambangan masih berlangsung. Sehingga dengan berakhirnya aktivitas

penambangan diharapkan produktivitas masyarakat sekitar tambang dapat terjaga

melalui pelestarian fungsi ekonomis bekas tambang

VII-7

Page 8: Bab Vii Mine Closure

Perencanaan dan perancangan tambang

7.3.2. Variabel dan Indikator Dampak Sosial

Indikator yang terjadi setelah kegiatan penambangan berlangsung adalah semakin

beragamnya mata pencaharian penduduk setempat, semakin terbukanya akses

menuju lokasi tersebut, berubahnya persepsi masyarakat mengenai tambang yang

meningkatkan kesejahteraan penduduk dengan terbukanya matapencaharian baru.

7.3.3. Model-Model Analisis Dampak Sosial

Pendekatan-pendekatan terhadap dampak sosial yang terjadi sebagai akibat

berahirnya aktivitas penambangan ditinjau dari segi pendidikan masyarakat setempat,

sarana prasarana yang menunjang kebutuhan sosial di daerah bekas penambangan,

dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat

7.4. Dampak Penambangan Terhadap Lingkungan dan Pemulihan

Lingkungan Hidup

Kegiatan operasional penambangan akan mengakibatkan perubahan tata guna tanah.

Perubahan tersebut disebabkan oleh adanya pembuatan area pertambangan. Dengan

adanya perubahan tersebut akan berdampak negative terhadap lingkungan.

Kegiatan operasional penambangan juga akan mengakibatkan penurunan kualitas air.

Penurunan kualitas air tersebut disebabkan oleh erosi tanah sedangkan erosi.

mengakiibatkan sedimentasi dan kekeruhan air. Dengan begitu akan terjadi

penurunan kualitas air.

Untuk mengembalikan tata guna lahan maka areal bekas penambangan akan

ditanami vegetasi sesuai dengan macam vegetasi sebelum diadakannya sebelum

penambangan, sedangkan bekas pit penambangan akan diubah menjadi danau.

Pengendalian terhadap kualitas air akan dilakukan dalam beberapa hal diantaranya

pantauan terhadap kestabilan lereng sehingga tidak terjadi erosi yang mengakibatkan

proses sedimentasi. Disamping itu juga dibuat saluran drainage untuk mengendalikan

ke lokasi bekas penambangan lagi.

VII-8

Page 9: Bab Vii Mine Closure

Perencanaan dan perancangan tambang

7.4.1. Watak Penambangan dan Dampak lingkungan

Kegiatan penambangan merupakan suatu kegiatan dimana merubah rona bumi dari

keadaan sebelumnya untuk diambil mineral berharga yang terkandung didalamnya.

Sebelum dilakukan kegiatan penutupan tambang perlu dibuat suatu rumusan tentang

perkiraan kegiatan yang akan dilakukan termasuk dampak penting yang berpengaruh

terhadap manusia dan lingkungan.

Untuk identifikasi dan perkiraan kegiatan penutupan tambang beserta dampaknya,

kriteria berikut ini dapat dipakai sebagai acuan:

1. Harus selaras dengan kriteria lingkungan yang

sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia

2. Mengenali dampak potensial yang dapat mempengaruhi lingkungan, terutama

yang berhubungan dengan sedimentasi

2. Mencegah dampak negative yang dapat mempengaruhi kegiatan social ekonomi

masyarakat sekitar tambang

3. Aspek penanganan terhadap lokasi bekas lubang dan daerah bahaya lainnya

Dalam mengidentifikasi dan memperkirakan dampak kegiatan penutupan tambang

juga diperhitungkan faktor fisik-kimia dan faktor social ekonomi budaya. Dampak

lingkungan yang perlu diperhatikan meliputi dampak lingkungan yang menyangkut

kualitas air, lingkungan lahan dan kualitas udara. Dampak terhadap sumber daya

manusia dan dampak terhadap masyarakat desa sekitar tambang.

7.4.2. Aspek Teknik Rehabilitasi Lahan Tambang

Rehabilitasi tambang dilakukan dengan cara pembongkaran terlebih dahulu

bangunan yang berdiri diatas lokasi yang akan dilakukan revegetasi. Setelah lokasi

bekas bangunan terbongkar semua lapisan tanah penutup yang telah ditimbun untuk

beberapa lama di tempat penimbunan dipindahkan ke lokasi yang hendak dilakukan

revegetasi kemudian baru dilakukan reklamasi sesuai dengan vegetasi semula

sebelum diadakanya kegiatan penambangan. Kegiatan ini akan terus dilakukan

pemantauan sampai dirasakan keadaan lokasi bekas penambangan tidak mengganggu

kesetabilan lingkungan alam.

VII-9

Page 10: Bab Vii Mine Closure

Perencanaan dan perancangan tambang

7.4.3. Kendala Pemulihan Vegetasi Pasca Tambang

Kendala yang dihadapi dalam pemulihan vegetasi pasca tambang diantaranya adalah

telah berubahnya formasi tanah karena kegiatan penambangan. Kegiatan penambang

dilakukan dengan pengupasan tanah penutup, yang pada akhirnya hasil timbunan

tanah penutup dalam suatu tempat ini akan dikembalikan ke area bekas penambangan

terutama bagian infrastuktur yang nantinya akan dilakukan revegetasi. Tanah

penutup yang sudah lama tertimbun tentunya akan mengalami perubahan unsur hara

di dalamnya karena adanya proses sedimentasi oleh air.

Kendala juga terjadi karena lahan yang akan dilakukan revegetasi merupakan daerah

daerah yang semula dibangun gedung untuk infrastuktur ataupun maintenage

sehingga sedikit banyak tanah bekas lokasi ini telah tercemar, sedangkan untuk

vegetasinya sendiri diusahakan sesuai dengan vegetasi yang sudah ada di daerah

tersebut sebelum adanya kegiatan penamban

7.5. Audit Penutupan Tambang

Prakiraan biaya rencana penutupan tambang meliputi ;

- Biaya pengurusan penyerahan asset lahan bekas tambang (decommissioning).

Dasar hukum yang digunakan adalah Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala

BPN No.4 Tahun 1998 tentang Pedoman Penetapan Uang Pemasukan dan Pemberian

Hak atas Tanah Negara serta perkiraan pengeluaran dana taktis, yang menetapkan

bahwa besaran biayanya adalah Rp.225.000,00 per hektar dan dibayarkan pada saat

semua tanggung jawab perusahaan telah selesai dipenuhi.

- Biaya Pembongkaran Asset

Terdiri dari bagian biaya konstruksi dan bagian biaya listrik, termasuk didalamnya

tenaga kerja dan biaya pembelian peralatan pembongkaran.

- Biaya Rehabilitasi Lahan Terganggu

Terdiri dari biaya langsung ( biaya pembongkaran, biaya penataan lahan, dan biaya

revegetasi), dan biaya tidak langsung ( biaya mobilisasi dan demobilisasi alat, biaya

perencanaan, biaya administrasi dan keuangan kantor, biaya supervisi, dan asumsi

biaya kenaikan harga).

VII-10

Page 11: Bab Vii Mine Closure

Perencanaan dan perancangan tambang

- Biaya Pemantauan Lingkungan

Terdiri dari biaya langsung :

Biaya analisis air : 3 bulan sekali, 23 parameter (air darat), dan 22

parameter(air laut)

Biaya analisis tanah : 6 bulan sekali, 15 parameter

Biaya analisis udara : 3 bulan sekali

- Biaya Pengelolaan Tenaga Kerja

Dasar hukum yang dipakai adalah pasal 27 ayat 3 KepMen Tenaker

No.150/Men/2000, yang menyebutkan bahwa :

Bagi karyawan yang terkena pemutusan tenaga kerja (PHK), pesangon yang

didapatkana sebesar sekian kali untuk masa kerja tertentu.

Dilaksanakan pendidikan dan latihan keterampilan bagi karyawan sebelum

penutupan tambang dilaksanakan

- Biaya Pengembangan Potensi wilayah pada pasca Tambang Terdiri dari :

Pembiayaan tak langsung meliputi biaya pengembangan masyarakat untuk 3

tahun ke depan, dan pemantauan kondisi social, ekonomi, dan budaya.

Biaya umum dan administrasi.

VII-11