bab v & vi kti
DESCRIPTION
kesehatanTRANSCRIPT
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Puskesmas Padang tiji terletak di desa pasar paloh kecamatan
padang tiji Kabupaten Pidie. Wilayah Kerja Puskesmas Padang tiji terdiri
dari 7 Kemukiman dan 64 Gampong, batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Delima dan grong-
grong.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bate dan muara tiga
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Aceh Besar.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Mila.
Puskesmas Grong-grong memiliki 4 Pustu (Puskesmas Pembantu)
yang terdiri dari Pustu kunyet, Pustu peudaya, pustu tanjoeng, dan pustu
beraboe dengan jumlah polindes sebanyak 2 polindes.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mulai tanggal 1
sampai dengan 3 Juli 2013 terhadap 63 responden Bidan yang berada di
wilayah kerja puskesmas Padang tiji kecamatan Padang tiji. Pengumpulan
data dengan membagikan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan tentang
pengetahuan, pendidikan , pelatihan, dan masa kerja. Gambaran
pengetahuan bidan tentang proses sterilisasi peralatan di wilayah kerja
padang tiji kabupaten pidie tahun 2013 adalah sebagai berikut :
39
40
C. Analisa Univariat
1. Pengetahuan
Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan Tentang Proses
Sterilisasi Peralatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2013
No. Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1.
2.
3.
Baik
Cukup
Kurang
14
33
16
22,2
52,4
25,4
Total 63 100
Sumber : Data primer ( diolah tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa dari 63
responden mayoritas bidan memiliki pengetahuan cukup yaitu
sebanyak 33 orang (52,4%).
2. Pendidikan
Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2013
No
.
Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1.
2.
3.
Tinggi
Menengah
Rendah
2
51
10
3,2
80,9
15,9
Total 63 100
Sumber : Data primer ( diolah tahun 2013)
41
Berdasarkan tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa dari 63
responden mayoritas berada pada kategori berpendidikan menengah
yaitu sebanyak 51 orang (80,9%).
3. Pelatihan
Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Pelatihan Bidan Tentang Proses Sterilisasi
Peralatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2013
No. Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1.
2.
Ada
Tidak
6
57
9,5
90,5
Total 63 100
Sumber : Data primer ( diolah tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa dari 63
responden mayoritas Bidan yang tidak pernah mengikuti pelatihan
sterilisasi yaitu sebanyak 57 orang (90,5%).
4. Masa kerja
Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Masa kerja Bidan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2013
No. Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)
1.
2.
3.
Tinggi
Sedang
Rendah
21
22
20
33,3
34,9
31,8
Total 63 100
Sumber : Data primer ( diolah tahun 2013)
42
Berdasarkan tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa dari 63
responden mayoritas bidan yang masa kerja sedang yaitu sebanyak 22
orang (34,9%).
D. Tabulasi Silang
Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan Tentang Proses Sterilisasi Peralatan Ditinjau Dari Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas
Padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2013
No. Pendidikan
PengetahuanTotal
Baik cukup Kurang
F % F % f % F %
1.
2.
3.
Tinggi
Sedang
Rendah
2
11
1
100
21,6
10,0
0
30
3
0
19,6
30,0
0
10
6
0
19,6
60,0
2
51
10
100
100
100
Jumlah 14 22,2 33 52,4 16 25,4 63 100
Sumber : Data primer ( diolah tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa bidan yang
berpendidikan rendah mayoritas mempunyai pengetahuan kurang yaitu
6 orang (60,0%) tentang sterilisasi peralatan, sedangkan bidan yang
berpendidikan tinggi mempunyai pengetahuan baik yaitu 2 orang
(100%).
43
Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan tentang proses sterilisasi
Ditinjau Dari Pelatihan Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie
Tahun 2013
No. Pelatihan Pengetahuan Total
Baik cukup Kurang
F % F % f % F %
1.
2.
Ada
Tidak
6
8
100
14,0
0
33
0
57,9
0
16
0
28,1
6
57
100
100
Jumlah 14 22,2 33 52,4 16 25,4 63 100
Sumber : Data primer ( diolah tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa bidan yang
pernah mengikuti pelatihan mayoritas mempunyai pengetahuan baik
yaitu 6 orang (100%) tentang proses sterilisasi peralatan, sedangkan
bidan yang tidak pernah mengikuti pelatihan sterilisasi mempunyai
pengetahuan kurang yaitu 16 orang (28,1%).
44
Tabel 5.6Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan Tentang Proses Sterilisasi Peralatan Ditinjau Dari Masa Kerja Di Wilayah Kerja Puskesmas
Padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2013
No. Masa kerja
PengetahuanTotal
Baik cukup Kurang
F % F % f % F %
1.
2.
3.
Lama
Cukup lama
Baru
9
4
1
42,9
18,2
5,0
7
16
10
33,3
72,7
50,0
5
2
9
23,8
9,1
45,0
21
22
20
100
100
100
Jumlah 14 22,2 33 52,4 16 25,4 63 100
Sumber : Data primer ( diolah tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa bidan yang
masa kerjanya Baru mayoritas mempunyai pengetahuan kurang yaitu 9
orang (45,0%) tentang proses sterilisasi peralatan, sedangkan bidan
yang masa kerjanya lama mempunyai pengetahuan baik yaitu 9 orang
(42,9%).
45
E. Pembahasan
1. Distribusi frekuensi pengetahuan bidan tentang proses sterilisasi di tinjau dari pendidikan
Berdasarkan tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa bidan yang
berpendidikan rendah mayoritas mempunyai pengetahuan kurang
yaitu (60,0%) tentang proses sterilisasi peralatan, sedangkan bidan
yang berpendidikan tinggi mempunyai pengetahuan baik yaitu
(100%).
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam
pendidikan itu terjadi proses perubahan perkembangan atau perubahan
kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri
individu, kelompok atau masyarakat (Natoadmojo,2003).
Menurut hasil penelitian Nanda 2009 bahwa frekuensi
pengetahuan bidan yang di tinjau dari pendidikan tentang proses
sterilisasi peralatan mempunyai pengetahuan yang cukup.
Dari hasil penelitian maka penulis berasumsi bahwa tingkat
pendidikan responden sangat berpengaruh terhadap pengetahuan yang
dimilikinya. Dimana responden berpendidikan tinggi akan lebih
mampu untuk memahami tentang sterilisasi dibandingkan responden
yang berpendidikan rendah.
2. Distribusi frekuensi pengetahuan bidan tentang proses sterilisasi di tinjau dari pelatihan
Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa bidan yang
pernah mengikuti pelatihan mayoritas mempunyai pengetahuan baik
46
yaitu (100%) tentang proses sterilisasi peralatan, sedangkan bidan
yang tidak pernah mengikuti pelatihan sterilisasi mempunyai
pengetahuan kurang yaitu (28,1%).
Menurut Mathis (2002), Pelatihan adalah suatu proses dimana
orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu
mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat
dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara
sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para
pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta
keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini.
Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dengan
pengembangan, dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam
cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai
kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat
ini maupun di masa mendatang.
Dari hasil penelitian maka penulis berasumsi bahwa pelatihan
yang didapatkan oleh responden akan berpengaruh pada tingkat
pengetahuan responden. Dimana responden yang mengikuti pelatihan,
cenderung lebih mengerti tentang proses sterilisasi peralatan
dibandingkan dengan responden yang tidak pernah mengikuti
pelatihan.
3. Distribusi frekuensi pengetahuan bidan tentang proses sterilisasi di tinjau dari Masa kerja
47
Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa bidan yang
masa kerjanya baru mayoritas mempunyai pengetahuan kurang yaitu 9
orang (45,0%) tentang proses sterilisasi peralatan, sedangkan bidan
yang masa kerjanya tinggi mempunyai pengetahuan baik yaitu 9 orang
(42,9%).
Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja (pada
suatu kantor, badan, dan sebagainya. Semakin lama seseorang bekerja
maka semakin terampil dan makin berpengalaman pula dalam
melaksanakan pekerjaan. Masa kerja merupakan faktor individu yang
berhubungan dengan prilaku dan persepsi individu yang
mempengaruhi kompetensi individu, misalnya seseorang yang lebih
lama bekerja akan dipertimbangkan lebih dahulu dalam hal promosi,
hal ini berkaitan erat dengan apa yang disebut senioritas (Siagian, 2000
).
Dari hasil penelitian maka penulis berasumsi bahwa masa kerja
sesorang responden akan berpengaruh pada tingkat pengetahuan
responden. Dimana responden yang masa kerjanya tinggi, cenderung
lebih mengerti tentang proses sterilisasi peralatan dibandingkan dengan
responden yang masa kerjanya rendah.
48
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Gambaran
pengetahuan bidan tentang proses sterilisasi peralatan Di Wilayah Kerja
Puskesmas padang tiji Kabupaten Pidie tahun 2013 dengan sampel 63
orang maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Responden yang berpendidikan rendah mayoritas mempunyai
pengetahuan kurang yaitu 6 orang (60,0%) tentang proses sterilisasi
peralatan, sedangkan bidan yang berpendidikan tinggi mempunyai
pengetahuan baik yaitu 2 orang (100%).
2. Responden yang pernah mengikuti pelatihan mayoritas mempunyai
pengetahuan baik yaitu 6 orang (100%) tentang proses sterilisasi
peralatan, sedangkan bidan yang tidak pernah mengikuti pelatihan
mempunyai pengetahuan kurang yaitu 16 orang (28,1%).
49
3. Responden yang masa kerjanya baru mayoritas mempunyai
pengetahuan kurang yaitu 9 orang (45,0%) tentang proses sterilisasi
peralatan, sedangkan bidan yang masa kerjanya lama mempunyai
pengetahuan baik yaitu 9 orang (42,9%).
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di pelajari dibangku
kuliah serta dapat memperbandingkan teori yang telah dipelajari
dengan kenyataan dilapangan.
2. Bagi Instituti Pendidikan
Dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan referensi untuk
pustaka dan hasil penelitian ini dapat di jadikan dasar dalam melakukan
penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Petugas Kesehatan
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya
bagi pekerja kesehatan mengenai pentingnya melakukan tindakan
sterilisasi peralatan kepada pasien dengan baik dan benar.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk melakukan
penelitian berikutnya.
48
50