bab v pemuliaan dan perkawinan

78
BAB V PEMULIAAN DAN SISTEM PERKAWINAN Usaha peternak untuk pembibitan babi (breeding farm) harus mempunyai tujuan yang akan dicapai dalam usaha memperbaiki mutu genetis ternaknya. Memperbaiki performans dengan jalan memperbaiki mutu genetis bertujuan untuk menekan biaya-biaya produksi dan meningkatkan kualitas produk ternak babi. Peternak komersial yang membeli bibit babi dari peternak pembibitan dapat memperbaiki mutu ternaknya apabila peternak pembibitan dapat memperbaiki mutu dengan melaksanakan program perbaikan mutu genetis ternak

Upload: rmontong

Post on 29-May-2015

4.520 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab v pemuliaan dan perkawinan

BAB V

PEMULIAAN DAN SISTEM PERKAWINAN

Usaha peternak untuk pembibitan babi (breeding

farm) harus mempunyai tujuan yang akan dicapai dalam

usaha memperbaiki mutu genetis ternaknya.

Memperbaiki performans dengan jalan memperbaiki

mutu genetis bertujuan untuk menekan biaya-biaya

produksi dan meningkatkan kualitas produk ternak babi.

Peternak komersial yang membeli bibit babi dari

peternak pembibitan dapat memperbaiki mutu ternaknya

apabila peternak pembibitan dapat memperbaiki mutu

dengan melaksanakan program perbaikan mutu genetis

ternak dengan baik. Perbaikan mutu babi jangka panjang

sangat bergantung sepenuhnya pada industri peternakan

pembibitan.

Berbagai praktik manajemen dapat memperbaiki

performans babi, tetapi manajemen yang terbaik

sekalipun tidak akan mampu memperbaiki mutu ternak

secara berkelanjutan tanpa adanya program seleksi jangka

panjang. Oleh sebab itu baik peternak komersial maupun

peternak pembibitan harus memahami dasar-dasar prinsip

Page 2: Bab v pemuliaan dan perkawinan

pemuliabiakan dan bagaimana aplikasi atau perbaikan

mutu ternaknya.

1. Prinsip Pemuliaan pada Ternak Babi dan Penerapannya.

Cabang genetika yang membahas pewarisan sifat-

sifat terukur (kuantitatif atau metrik), tidak bisa

dijelaskan secara langsung melalui hukum pewarisan

Mendel. Sifat-sifat yang tergolong sifat kuantitatif,

misalnya tinggi atau berat badan, hasil panen, atau

produksi susu. Genetika kuantitatif menerapkan hukum

pewarisan Mendel untuk gen dengan pengaruh yang

kecil/lemah (minor gene). Selain itu, diasumsikan bahwa

tidak sedikit gen yang mengendalikan suatu sifat

melainkan banyak gen. Karena itu, sifat kuantitatif sering

dasamakan dengan sifat poligenik.

Pemuliaan bertujuan untuk memperbaiki mutu

ternak babi secara genetis, yang untuk akan memperbaiki

kualitas ternak dan menekan biaya-biaya produksi.

Ternak babi yang dikehendaki memiliki indeks

tinggi yaitu berlemak punggung tipis, pertumbuhan cepat,

dan effisiensi konversi pakan yang baik. Sifat-sifat ini

Page 3: Bab v pemuliaan dan perkawinan

dapat diwariskan pada anak-anaknya. Hal ini terjadi

karena adanya pewarisan suatu sifat dari generasi ke

generasi. Pengetahuan tentang pewarisan suatu sifat

kepada generasi berikutnya dipelajari secara mendalam

pada Ilmu genetika.

Adanya pewarisan suatu sifat menyebabkan

seorang peternak―jika sangat berpengaman―dapat

membedakan babi Yorkshire dan Landrace, Duroc dan

Tamworth. Masing-masing bangsa babi ini memiliki

sifat-sifat khusus yang mudah dikenal dan diwariskan.

Walaupun terdapat keseragaman terhadap sifat-sifat

tertentu, bila diteliti lebih dalam lagi, terdapat variasi

pada sifat-sifat yang lain di antara individu-individu suatu

bangsa babi. Sebagai contoh pada bangsa babi Landrace

terdapat variasi kecil dalam hal mencapai berat jual,

variasi bentuk daun telinga, dan variasi-variasi lainnya.

Hukum pewarisan sifat ini sudah ada sejak adanya

kehidupan yaitu memilih suatu individu yang baik untuk

dijadikan bibit dengan pemahaman “bibit yang baik pasti

menghasilkan keturunan yang baik pula”. Pemahaman

inilah yang diandalkan dalam usaha pemuliaan ternak.

Page 4: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Ketika sel telur dibuahi sperma maka terjadi

perpaduan kedua sel gonad, yang kemudian

menghasilkan pasangan kromosom sel gonad. Pasangan

kromosom ini mengandung materi pewaris yaitu gen-gen

yang menjembatani antar generasi setiap sifat, yang akan

tersimpan dalam gen-gen dan diwariskan oleh kedua tetua

kepada anaknya dan dari generasi ke generasi.

Kromosom serta gen-gen yang ada di dalamnya sebagai

hasil pembuahan gonad jantan dan betina akan mewarisi

50% dari jantan dan 50% lagi dari betina. Jadi, setiap

keturunan membawa separuh-separuh gen dari tetuanya.

Bagaimanapun keseragaman itu diharapkan, pasti

akan ada variasi-variasi kecil. Sebagaimana dua orang

saudara kandung (kakak beradik dari satu ibu dan satu

ayah) tidak seluruh sifatnya sama persis. Demikian juga

dua ekor babi bersaudara kandung tidak pernah memiliki

sifat yang sama. Perbedaan sifat dari saudara kandung

ataupun saudara sebangsa disebut variasi. Variasi ini

dapat terjadi oleh warisan sifat genetis atau faktor

lingkungan.

Pemuliabiakan sekelompok individu dengan

penampilan serupa/seragam merupakan hasil proses

Page 5: Bab v pemuliaan dan perkawinan

seleksi, baik secara alami maupun buatan (dikendalikan

oleh manusia). Istilah ras dalam perkembangan sekarang

lebih banyak dipakai dalam bidang kehewanan. Di

lingkungan pertanian tanaman, istilah ras disamakan

dengan varietas atau kultivar, kecuali dalam istilah "ras

lokal".

1.1. Variasi yang diwariskan

Variasi genetik dalam populasi yang merupakan

gambar dari adanya perbedaan respon individu-individu

terhadap lingkungan adalah bahan dasar dari perubahan

adaptif. Suatu populasi terdiri dari kumpulan individu.

Dengan suatu kekecualian tidak ada dua individu yang

serupa, pada populasi manusia dapat kita lihat dengan

mudah adanya perbedaan-perbedaan individu, misalnya

adanya ciri-ciri anatomi, fisiologi, dan prilaku  yang

khusus.

Variasi genetik terjadi akibat kombinasi pasangan

kromosom yang diturunkan tetua kepada keturunannya.

Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme.

Organisme menghasilkan keturunan lebih dari sekadar

Page 6: Bab v pemuliaan dan perkawinan

dapat bertahan hidup. Keturunan-keturunan ini bervariasi

dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi.

Anggota setiap pasangan sel yang akan masuk ke

dalam suatu sel yang baru sangat ditentukan oleh faktor

kesempatan (peluang). Setiap anggota pasangan dapat

mengandung gen yang sedikit berbeda. Pada babi

diketahui ada 19 pasangan kromosom yang berbeda yang

telah dihitung dan ada kemungkinan terbentuk lebih dari

satu juta kombinasi pasangan kromosom.

1.2. Variasi Lingkungan

Perbedaan yang terlihat antara dua ekor ternak

bukan semata oleh faktor genetis, tapi dapat juga oleh

faktor lingkungan. Perbedaan makanan, cuaca ekstrim,

ataupun penyakit dapat menyebabkan perbedaan

perkembangan. Bersama-sama dengan faktor manajemen

lainnya, faktor-faktor lingkungan ini berpengaruh pada

ternak, dan ini disebut variasi lingkungan. Variasi ini

tidak dapat diwariskan pada generasi selanjutnya, namun

dapat mengaburkan gambaran genetis seekor ternak, dan

menutupi hasil seleksi. Oleh sebab itu, untuk memperoleh

hasil seleksi yang baik, faktor lingkungan haruslah sama

Page 7: Bab v pemuliaan dan perkawinan

antara tetua dan anak-anak yang diseleksi. Seekor

pejantan yang berpotensi tumbuh kurang baik secara

genetis, akan bertumbuh sedang saja walau diberikan

makanan yang bermutu baik. Jadi, seorang peternak yang

memiliki ternak untuk bibit haruslah berpotensi genetis

baik terhadap sifat-sifat penting yang memiliki nilai

ekonomi. Peternak harus mampu menilai sifat yang

diamati itu, entah berasal dari warisan atau berasal dari

lingkungannya.

2. Prinsip-prinsip Perbaikan Genetis Ternak Babi

Prinsip-prinsip dasar dalam metode perbaikan

genetik pada ternak babi atau konsep dasar perbaikan

ternak babi, antara lain dengan cara memilih seekor

pejantan yang berindeks tinggi, yakni pejantan yang

berlemak punggung tipis, kecepatan pertambahan berat

badan atau laju pertumbuhan, dan efisiensi atau konversi

penggunaan makanan yang baik sekali. Dengan

demikian, turunan induk yang dikawininya diharapkan

memiliki indeks yang baik pula.

Metode perbaikan genetika pada babi dapat

dilakukan dengan cara menguraikan teori bagaimana

Page 8: Bab v pemuliaan dan perkawinan

sifat-sifat produksi itu diwariskan dari generasi ke

generasi, dapat dilihat dari 4 hal berikut:

1. Genetika

2. Kromosom dan Gen

3. Variabilitas

4. Heretabilitas

2.1. Genetika

Salah satu fakta yang muncul paling mencolok

bila mempelajari reproduksi ternak adalah

kesanggupannya mewariskan sifat-sifat yang khusus

sehingga peternak dapat dengan mudah membedakan

breed babi ‘Yorkshire’ dibandingkan dengan breed babi

‘Hampshire’, ‘Duroc’ atau dengan ‘Lacombe’, karena

masing-masing breed memiliki sifat-sifat tertentu yang

diwariskan dan mudah diketahui. Namun bila memeriksa

terperinci sifat-sifat sekelompok babi menurut kesamaan

bangsa dan umur, akan menemui variasi sifat-sifat

tertentu dan keseragaman sifat-sifat yang lain di antara

individi-individu itu. Misalnya, dalam sekelompok babi

‘Landrace’ sedikit sekali variasi bentuk telinga, tetapi

perbedaan waktu untuk mencapai babi siap potong dapat

Page 9: Bab v pemuliaan dan perkawinan

berbeda 3 minggu atau lebih meskipun tanggal lahirnya

sama.

 

2.2. Kromosom dan Gen

            Setiap ternak seratus persen bertumbuh dari satu

sel, yakni sebuah sel telur dibuahi atau zigot. Sel ini harus

membagi diri dan menduplikasi dirinya berkali-kali

selama kurun waktu antara sejak dibuahi sampai

perkembangan seekor ternak dewasa yang selanjutnya

sanggup berproduksi. Kedua sel telur dan sel sperma

memiliki setengah dari sepasang susunan berbentuk

tangkai yang dikenal dengan kromosom. Sel telur yang

telah dibuahi berasal dari perpaduan sebuah sel telur dari

induk betina dan sebuah sel sperma dari pejantan. Ketika

pembuahan terjadi, perpaduan sel sperma dengan sel telur

menghasilkan perpasangan kromosom dari sel sperma

dan dari sel telur. Sejak batas sel dibuahi maka

pembagian diri mulai terjadi dan membentuk embrio.

Page 10: Bab v pemuliaan dan perkawinan

2.3. Variabilitas

Variasi Genetis adalah sebagian dari variasi di

antara ternak babi yang diakibatkan oleh kombinasi

pasangan kromosom yang disumbangkan oleh seekor

ternak keturunannya. Dalam pembentukan suatu sel telur

ataupun sel sperma, anggota setiap pasangan yang akan

masuk dalam sel ditentukan sepenuhnya oleh adanya

kesempatan, dan setiap anggota pasangan dapat

mengandung gen yang berbeda sedikit. Pada ternak babi

dengan 19 pasang kromosom yang berbeda telah dihitung

bahwa ada kemungkinan lebih dari satu juta kombinasi

kromosom yang mungkin. Jumlah kombinasi pasangan

kromosom yang besar ini mengasumsikan betapa besar

variasi sifat-sifat yang akan diwariskan pada babi

generasi selanjutnya.

Variasi oleh lingkungan―bukan hanya

gen―menjadi sumber perbedaan antara dua ekor ternak.

Perbedaan makanan, penyakit atau cuaca yang ekstrem

dapat mempengaruhi perkembangan. Faktor-faktor inilah

Page 11: Bab v pemuliaan dan perkawinan

yang sangat berpengaruh terhadap manajemen usaha

peternakan.

Dalam hal peningkatan perbaikan genetis untuk

efisiensi usaha peternakan babi ini dapat dilihat dari 2 hal

mendasar yaitu:

1. Perbaikan genotip

2. Perbaikan lingkungan atau semua faktor-faktor

non-genotipik

Seleksi adalah proses memilih individu tertentu

dalam suatu kelompok untuk tujuan pembibitan. Melalui

seleksi terjadi peningkatan frekuensi gen yang

dikehendaki dan menekan frekuensi gen yang tidak

dikehendaki.

3. Faktor Penentu Perubahan Genetis

Perubahan perbaikan genetis setiap tahun dari

suatu sifat tergantung pada tiga faktor, yaitu: 1) Selection

differential, 2) Heritabilitas, dan 3) Generation interval

dari kelompok.

3.1. Selection Differential

Page 12: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Selection differential adalah selisih antara

performans rata-rata individu yang terseleksi dan

performans rata-rata populasi dari tempat asal individu-

individu terseleksi tadi (total populasi). Dengan hanya

memilih hanya sejumlah kecil ternak untuk bibit dari

suatu populasi akan menghasilkan selection differential

yang besar.

Sebagai contoh: satu populasi ternak babi

mempunyai rata-rata tebal lemak punggung 1,85 cm pada

berat 112 kg. Bila mengambil populasi terpilih dengan

rata-rata tebal lemak punggung 1,67 cm pada berat yang

sama akan memiliki nilai selection differential yang

lebih tinggi dibandingkan dengan memilih populasi

terpilih dengan rata-rata 1,78 cm. Semakin besar selection

differential semakin besar kemajuan genetis yang dapat

dicapai. Semakin banyak sifat yang diikutkan dalam

program seleksi maka semakin kecil nilai selection

differential dari setiap sifat yang diseleksi.

Memilih sifat-sifat yang tidak bernilai ekonomi

penting menyebabkan berkurangnya kemajuan-kemajuan

untuk sifat-sifat yang bernilai ekonomi penting. Oleh

sebab itu batasi kriteria seleksi hanya pada sifat-sifat

Page 13: Bab v pemuliaan dan perkawinan

yang bernilai ekonomi penting yang memberi respons

terhadap seleksi.

Page 14: Bab v pemuliaan dan perkawinan

3.2. Heritabilitas

Heritabilitas adalah derajat suatu sifat yang

dipengaruhi oleh komposisi faktor genetis, dengan kata

lain secara sederhana didefinisikan sebagai bagian dari

variasi yang disebabkan oleh warisan atau derajat

kekuatan pewarisan.

Sebagai contoh tebal lemak punggung mempunyai

nilai 50% tebal lemak punggung dalam kelompok itu

menyatakan bahwa separuh dari variasi adalah faktor

genetis dan separuh lagi oleh lingkungan. Sifat-sifat yang

tinggi nilai heritabilitasnya adalah yang termudah

diperbaiki dalam suatu peternakan babi.

Pengawinan dan seleksi dari individu yang

superior dalam sifat-sifat ini akan berpengaruh besar

dalam perbaikan ternak. Seleksi menjadi kurang efektif

untuk sifat yang mempunyai nilai heritabilitas rendah

(contohnya jumlah anak per kelahiran atau jumlah anak

yang disapih) karena sifat tersebut sangat dipengaruhi

faktor lingkungan. Seleksi akan bermanfaat untuk sifat-

Page 15: Bab v pemuliaan dan perkawinan

sifat yang mempunyai nilai heritabilitas tinggi atau

sedang.

Heritabilitas yang agak rendah tetapi masih masuk akal

derajat perbaikan dapat dicapai melalui perkawinan dan

seleksi individu yang superior untuk sifat-sifat yang

dimaksud yang heritabilitasnya sedang. Sifat-sifat yang

heritabilitasnya rendah tidak bertanggap baik terhadap

seleksi.

3.3. Generation Interval (Interval Generasi)

Generation interval suatu kelompok ternak adalah

rata-rata umur tetua pada saat anak-anak terseleksi lahir.

Kelompok ternak bibit yang berumur lebih tua akan

mempunyai generation interval yang lebih panjang.

Generation interval yang panjang menyebabkan

kemajuan seleksi (perbaikan mutu genetis) pertahun

menjadi rendah. Generation interval yang pendek

menyebabkan perbaikan mutu genetis lebih cepat.

Untuk memperbaiki sifat-sifat yang mempunyai

heritabilitas rendah jangan menggunakan program

seleksi, tetapi gunakanlah cara lain seperti kawin silang.

Page 16: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Kawin silang menghasilkan hibrida tegar (hybrid vigour)

yang memiliki daya waris rendah.

Beberapa sifat yang memiliki nilai ekonomi

penting dengan estimasi nilai heritabilitasnya dapat

dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 10. Estimasi Heritabilitas Beberapa Sifat Ekonomi Penting

No. Sifat h2 (%)

1.Daya hidup anak sampai penyapihan

0

2. Jumlah anak yang lahir 103. Jumlah anak saat penyapihan 104. Berat lahir 205. Berat sapihan 206. Efisiensi penggunaan pakan 257. Kecepatan tumbuh 308. Umur mencapai pubertas 359. Tebal lemak punggung 40

4. Cara-cara Seleksi

Ada dua cara seleksi yang dikenal orang, yaitu:

seleksi alam dan seleksi buatan.

Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi

adalah teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup

Page 17: Bab v pemuliaan dan perkawinan

yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya

lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah

mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya

melalui proses survival of the fittest, yaitu yang paling

kuat bertahan hidup. Contohnya adalah hewan-hewan di

hutan, atau perternakan tradisional, atau ternak yang

dipelihara pada alam terbuka. Dan sesama makhluk hidup

akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.

Seleksi buatan adalah seleksi yang dilakukan

manusia dan diarahkan sedemikian rupa untuk

kepentingan manusia.

5. Efektivitas Seleksi

Seleksi dilakukan untuk memilih sekelompok

ternak yang mempunyai produksi lebih tinggi dari rata-

rata populasinya. Keunggulan kelompok terpilih (PS) di

atas rata-rata populasi (P) disebut selection differential

(S). Berapa besar keunggulan kelompok terpilih yang

dapat diwariskan kepada keturunannya disebut efektifitas

seleksi atau respons seleksi atau disebut juga perbaikan

mutu genetik (G)

R = G = h2 x S = h2 (PS – P)

Page 18: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Nilai R atau G, sangat ditentukan oleh nilai h2 dan S dari

sifat yang diseleksi. Cara-cara seleksi yang dikenal ini

dapat juga digolongkan atas seleksi berdasarkan satu sifat

dan seleksi berdasarkan lebih dari satu sifat.

6. Seleksi berdasarkan satu sifat

1. Seleksi atas dasar catatan produksi silsilah

2. Seleksi atas dasar catatan individu itu sendiri

3. Seleksi atas dasar catatan kerabat segenerasi

4. Seleksi atas dasar keturunan

5. Seleksi atas dasar berbagai kombinasi berbagai

dasar.

Seleksi atas dasar catatan produksi silsilah (pedigree)

dilakukan bila:

Calon bibit masih sangat muda (catatan produksi

belum tersedia)

Bila seleksi dilakukan untuk sifat yang terbatas

sex (sex limited), misalnya produksi susu yang

tidak bisa diukur pada pejantan

Data silsilahnya bisa dipakai diatas dua generasi

diatas ternak yang diseleksi.

Page 19: Bab v pemuliaan dan perkawinan
Page 20: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Gambar 22. Seleksi secara eksterior

Page 21: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Seleksi atas dasar catatan individu atau seleksi massa

Seleksi ini disebut juga disebut juga seleksi

individu atau uji performans. Seleksi ini akan tepat

dilakukan apabila:

Lingkungan seragam

Catatan produksi dilakukan dengan teliti

Tidak ada data silsilah

Seleksi ini didasarkan pada performans ternak yang

diamati langsung.

Seleksi atas dasar keturunan atau uji zuriat atau

progeny testing

Pemilihan bibit didasarkan pada catatan rataan

produksi keturunan (zuriat) -nya dapat dilakukan pada

babi induk jantan atau induk betina. Sebab, babi induk

betina―masa bunting relatif singkat―dapat melahirkan

banyak anak per kelahiran per tahun.

Seleksi atas dasar catatan produksi kerabat (famili)

Page 22: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Seleksi ini didasarkan pada catatan produksi

kerabat langsung segenerasi, seperti saudara kandung

atau saudara tiri. Makin besar hubungan kekerabatan

dengan individu yang diseleksi, makin besar kegunaan

catatan produksi tersebut untuk keperluan seleksi.

Seleksi atas dasar kombinasi catatan berbagai dasar

Bila sifat yang akan diseleksi tidak terbatas pada

seks maka semua informasi dapat digunakan untuk

melengkapi dugaan nilai pemuliaan seekor ternak yang

diseleksi.

7. Seleksi berdasarkan lebih dari satu sifat

7.1. Tandem selection (cara bergilir)

Bila terdapat sifat yang akan diperbaiki, misalnya

tebal lemak punggung (x), pertambahan berat badan (y),

dan konversi pakan (z), maka setiap sifat akan diseleksi

secara bergilir. Jadi, mulai menyeleksi sifat x sampai

tercapai tingkat produksi yang diinginkan, kemudian

bergilir pada sifat y dan seterusnya.

Page 23: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Keefektifan cara ini sangat bergantung pada

adanya korelasi antara sifat x, y, dan z yang diperbaiki.

Bila terdapat korelasi antara sifat x dan y maka dipilih

sifat mana yang paling mudah dan murah dalam

pengukurannya. Bila sifat x yang dipilih maka sifat y

dengan sendirinya akan meningkat sabab ada respons

terkait. Sebaliknya, bila antara sifat x dan y terdapat

korelasi negatif, maka bila sifat x yang dipilih (seleksi)

maka sifat y dengan sendirinya akan menurun, dan

sebaliknya.

Dari segi waktu, cara ini kurang efisien sebab

memerlukan waktu, kecuali bila sifat-sifat yang dipilih

untuk diseleksi mempunyai korelasi positif, atau negatif.

Selain itu membutuhkan banyak calon bibit untuk

memulai seleksi ini. Setelah setiap sifat selesai diseleksi,

dilakukan pengelompokan hingga tersisa sedikit pada

akhir seleksi.

Page 24: Bab v pemuliaan dan perkawinan

7.2. Independent culling level (batas penyingkiran bebas)

Dengan cara ini, misalnya seleksi terhadap 3 sifat

x, y, dan z, dilakukan secara bersamaan pada generasi

yang sama. Setiap sifat dianggap bebas satu dengan

lainnya, kemudian ditetapkan batas penyingkirannya atau

batas syarat minimal yang harus dimiliki tiap sifat pada

calon bibit. Setiap ternak yang tidak memiliki syarat

minimal yang ditetapkan langsung disingkirkan (diafkir).

Jadi, bila tersedia 100 ekor calon bibit, mula-mula

diseleksi sifat x, tersedia 80 ekor yang memenuhi kriteria

sifat tersebut, selanjutnya seleksi terhadap sifat y, tersisa

60 ekor yang memenuhi kriteria sifat tersebut,

selanjutnya diseleksi terhadap sifat z dan yang memenuhi

kriteria terdapat pada 40 ekor ternak yang tersedia. Maka

seleksi dilakukan hanya pada 40 ekor ternak yang tersisi

yang memiliki syarat minimal untuk sifat x, y, dan z,

sejak awal sampai akhir seleksi. Jadi peternak tidak

dibebani untuk memelihara 100 ekor ternak pada awal

program seleksi.

Page 25: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Kelemahan cara ini yaitu intensitas seleksi setiap

sifat menjadi kecil karena tiga sifat sekaligus dan untuk

mempertahankan populasi perlu mempertahankan ternak

pengganti (replacement stock) yang cukup besar, yaitu

sekitar 50%. Kelemahan lainnya, yaitu seekor ternak

yang lemah pada salah satu sifat saja sudah harus gugur

pada tahap seleksi awal. Padahal ternak tersebut kuat

pada sifat lainnya (sifat y dan z).

7.3. Index Selection (Cara indeks)

Dengan seleksi cara indeks ini, setiap calon bibit

diseleksi atas dasar satu nilai indeks yang merangkum

sifat-sifat yang perlu ditingkatkan dengan rumus, sebagai

berikut:

Keterangan:

X1, X2, …Xk adalah nilai fenotipik setiap sifat ke 1, 2,...k

b1, b2, ……..bk adalah koefisien untuk sifat ke 1, 2,…..k

Koefisien b1, b2, …..bk dicari melalui metode statistik,

yaitu regresi ganda dengan memasukkan faktor-faktor,

Indeks = I = b1X1 + b2X2 + ………bkXk

Page 26: Bab v pemuliaan dan perkawinan

seperti heritabilitas setiap sifat, nilai ekonomis setiap

sifat, dan korelasi genetik dan fenotip antar sifat.

Cara seleksi indeks ini paling efisien

dibandingkan dengan kedua cara lainnya (Tandem dan

Independent Culling Level), karena mempertimbangkan

semua sifat sekaligus.

Kelemahan cara ini, yaitu :

Memerlukan pencatatan yang rumit dan semua

hewan harus dipelihara sampai akhir masa seleksi.

Memerlukan fakta h2, nilai ekonomik dan korelasi

genetik yang mungkin belum tersedia.

Memerlukan alat komputasi cepat (komputer)

untuk menghitung indeks.

Kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi

dengan memiliki hanya dua sampai tiga sifat penting saja

untuk keperluan seleksi.

Selanjutnya berikut ini contoh indeks yang pernah

digunakan di Iowa, Amerika Serikat:

I = 270 + (100 x ADG) – (150 x F) – (35 x FE)

Page 27: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Keterangan:

I = Indeks

ADG = Pertambahan Berat Badan Harian

F = Tebal Lemak Punggung

FE = Efisensi pakan per pertambahan berat badan

(lb/lb)

Contoh:

Babi A, dengan ADG = 1,9 F = 1,4 inch

FE = 3,3

Babi B, dengan ADG = 1,7 F = 1,2 inch

FE = 2,5

Indeks babi A dan babi B dapat dihitung dengan rumus di

atas, sbb:

IA = 270 + (100 x 1,9) – (150 x 1,4) – (35 x 3,3) = 134,5

IB = 270 + (100 x 1,7) – (150 x 1,2) – (35 x 2,5) = 172,5

Page 28: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Indeks Induk = 100 + 6,5 (L – L) + 1,0 (W – W)

Dari data di atas, babi A mempunyai pertumbuhan

lebih baik dari babi B, tetapi kualitas lemak punggung

dan efisiensi penggunaan pakan babi B lebih

menguntungkan.

Walaupun penyusunan skor dalam seleksi ini

lebih rumit, tapi hasil peramalannya lebih tepat sehingga

banyak digunakan dan disarankan oleh USDA, Amerika

Serikat.

Khusus untuk seleksi induk, mencari induk mana

yang baik digunakan suatu indeks yang menggambarkan

besar kecilnya produktivitas seekor induk. Bentuk indeks

yang digunakan adalah:

Keterangan:

L = Jumlah anak yang lahir hidup

L = Rataan jumlah anak yang lahir hidup

W = Berat anak pada umur 21 hari

W = Rataan berat anak pada umur 21 hari

Page 29: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Rumus indeks induk hanya digunakan untuk

membandingkan performans induk babi satu dengan

lainnya. Namun untuk membandingkan performans antar

anak-anak babi dan induk, lebih baik digunakan ramalan

produktivitas di waktu mendatang, dengan rumus Most

Probable Sow Productivity

8. Seleksi Babi Induk

Keberhasilan suatu usaha peternakan babi

tergantung dari pemeliharaan induk babi yang baik. Oleh

sebab itu, penting sekali memilih induk dan calon induk

yang baik, dilihat dari segi:

Kesehatan

Kesabaran

Jumlah puting dan letak puting

Sifat keindukan yang baik

Konstitusi

Temperamen

Kualitas karkas keturunannya

MPSP = 100 + b (Indeks Induk – 100)

Page 30: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Kesehatan,- Sebagai faktor utama. Babi yang tidak sehat

pertumbuhannya lambat dan merugikan perusahaan.

Kesuburan dan sifat keindukan,- Seekor induk tidak

hanya mampu melahirkan banyak anak tapi juga harus

mampu membesarkan anak-anaknya sampai masa

penyapihan. Induk yang baik melahirkan 12 – 14 ekor

anak hidup; jumlah anak pada umur 3 minggu adalah 10

– 12 ekor; berat litter pada umur 3 minggu adalah 60 kg;

dan jumlah anak pada umur 6 – 9 minggu adalah 9 – 10

ekor.

Jumlah puting susu dan letaknya,- Setiap induk harus

memiliki minimal 12 buah puting susu, bahkan 14 puting,

Gambar 23a. Profil induk yang baik

Page 31: Bab v pemuliaan dan perkawinan

terletak secara simetris. Selain itu letak puting harus baik

dan tidak terbalik. Hal ini penting sebab menjadi jaminan

untuk menghasilkan air susu bagi anak-anaknya.

Temperamen

induk,- Sebaiknya induk tidak liar dan nervous atau

bertemperamen jelek. Penampilan induk babi yang

nervous atau liar akan berpengaruh dalam menjaga anak-

anak babi selama proses menysui menuju ke masa

penyapihan. Kemudian induk yang nervous dan liar

tersebut cenderung kurang baik dalam menjaga dan

memelihara anak-anak babi sehingga saran yang terbaik

untuk induk babi yang memiliki temperamen yang jelek

seperti itu baiknya dilepas atau dijual.

Gambar 23b. Profil induk dengan jumlah puting yang baik

Page 32: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Konstitusi,- Kemampuan induk menghadapi stress

terutama bila harus melahirkan dua kali per tahun, dengan

manajemen standar. Tahan terhadap lingkungan yang

kurang baik, tidak menjadi sangat kurus ketika menyusui

anak-anaknya. Kaki harus kuat untuk menahan tubuhnya.

Kualitas karkas keturunannya,- Babi bibit diperiksa

untuk menghasilkan bacon dan daging berkualitas baik.

Sekarang ini kualitas karkas dapat diuji pada ternak hidup

dengan menggunakan ultrasonic testing.

Selain memiliki catatan (record) yang baik, harus

ada juga penilaian secara visual pada babi dara umur 6

bulan. Penilaian ini sebaiknya dibuat di lapangan terbuka

(yard) dengan melihat caranya berjalan dan

membandingkan dengan babi-babi lainnya atau dengan

pengukuran seperti pada gambar 16 dan 17.

Page 33: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Penilaian induk dilakukan terhadap hal-hal seperti ;

1. Pertumbuhan sesuai umur

2. Kepala ringan dan sesuai dengan tipe bangsanya

3. Bahu licin dan tegak agak lebar ke bagian atas

4. Bahu licin memanjang kebelakang, panjang dan

melengkung sedikit

5. Ham lebar dan dalam, dengan pangkal ekor agak

tinggi

6. Perut bagian bawah lembut dan licin bila disentuh,

dengan 14 buah puting yang berkembang baik dan

terletak simetris.

Gambar 23c. Struktur tulang induk yang baik. (Courtesy of Pork Industrial Handbook)

Page 34: Bab v pemuliaan dan perkawinan

9. Seleksi Pejantan

Seekor pejantan pada umumnya dipelihara selama

3–4 tahun dan selama masa pakainya dapat menghasilkan

lebih dari 2000 ekor anak. Oleh sebab itu, perlu memilih

dengan baik pejantan yang akan digunakan sesuai yang

diinginkan.

Bahkan pejantan dapat digunakan sampai 6–8

tahun. Akan tetapi untuk menggunakan pejantan dalam

usaha pembibitan harus diperhatikan bahwa pejantan

hendaknya yang memiliki catatan/record yang baik.

Selain memiliki record yang baik, perlu sekali melakukan

penilaian secara visual, yaitu:

1. Kaki-kaki harus baik, kuat dan berjalan baik.

2. Sifat maskulin, bertumbuh baik sesuai umurnya.

3. Harus dapat berdiri tegak diatas kakinya. Keempat

kaki harus kuat dan tegak terutama kaki bagian

belakang. Dapat dinilai sewaktu berjalan ditempat

terbuka dilantai beton atau padang rumput.

4. Konformasi tubuh harus baik secara umum, ideal

seperti tipe daging, maskulin, punggung harus sedikit

agak melengkung, bahu licin, perut bagian bawah

Page 35: Bab v pemuliaan dan perkawinan

licin dengan 14 puting yang terletak simetris. Ini

penting karena akan diwariskan pada anak

perempuannya.

Sifat ternak babi dapat di golongkan atas beberapa

macam sifat:

1. Sifat produktif (kecepatan pertumbuhan, keefisienan

penggunaan pakan dan produksi air susu). Hasil

penelitian menunjukkan sifat-sifat ini memiliki

heritabilitas sedang. Hal ini berarti sifat-sifat ini dapat

diperbaiki melalui seleksi. Sifat ini juga dapat

diperbaiki melalui perkawinan silang dengan

memberi hasil yang baik.

2. Sifat reproduktif (meliputi jumlah anak per kelahiran,

jumlah anak disapih/ kelahiran). Umumnya sifat ini

memiliki nilai heritability rendah sehingga respons

seleksi rendah. Oleh sebab itu sifat ini lebih responsif

terhadap kawin silang.

3. Sifat struktural (meliputi sifat karkas yang khas

seperti tebal lemak punggung, perdagingan, ukuran

otot, ukuran tubuh dewasa) Sifat struktural ini

memiliki nilai heritabilitas tinggi sehingga sangat

responsif terhadap seleksi.

Page 36: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Pejantan Yorkshire yang baik

Gambar 24. Contoh penampilan pejantan yang baik.

Page 37: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Tabel 11. Estimasi Nilai Heritabilitas untuk Sifat dengan Nilai Ekonomi yang Penting.

1 Sifat produktif h2 (%)Bobot anak/induk/kelahitan 26Bobot anak/induk (42 h) 34Bobot anak individu (42 h) 8Bobot anak individu ( 5-6 bln) 20Pertambahan bobot badan/hari 30Konversi pakan 35

2. ReproduktifLaju ovulasi (estrus 2) 49Bau jantan ( 210 hari) 36Banyak anak/kelahiran 10Banyak anak disapih (56h) 65

3. StrukturalPanjang kaki 60Jumlah tulang belakang 74Jumlah puting 32 Skor konformitas 29Tipe 92Panjang karkas 59Penampang lemusir (Loin eye area) 48Tebal lemak punggung 50Tebal dinding perut 52Persentase karkasa. Pinggang (loin) 58b. Bahu 47c. Potongan lemak 63

Page 38: Bab v pemuliaan dan perkawinan

d. Potongan daging 31

Page 39: Bab v pemuliaan dan perkawinan

10. Sistem Perkawinan

Suatu usaha peternakan akan berjalan dengan

sangat efektif apabila pengaturan sistim perkawinan dapat

dilakukan dengan tepat. Pengaturan sistim perkawinan

yang tepat sangat dipengaruhi oleh kesiapan ternak babi

yang akan digunakan baik itu babi pejantan (boar)

maupun babi induk (Sow).

Adapun kesiapan masing-masing ternak babi baik

pejantan maupun induk sangat dipengaruhi oleh korelasi

yang positif antara umur dan berat badan. Hal ini

disebabkan oleh perbedaan kecepatan pertumbuhan yang

sering berbeda antara ternak babi walaupun usia

sama―baik umur sejak lahir sampai dewasa maupun

berat badan yang disebut dewasa tubuh dan dewasa

kelamin.

Walaupun berat badan ternak babi bertumbuh

cepat, tetapi bila tidak diiringi dengan usia yang cukup

akan berpengaruh signifikan terhadap kualitas anak babi

yang dihasilkan.

Pada umumnya babi pejantan baru mulai

digunakan untuk dikawinkan setelah mencapai umur +8

bulan atau antara 7-9 bulan dengan berat badan sudah

Page 40: Bab v pemuliaan dan perkawinan

mencapai lebih dari 70-80 kg, walaupun sebelumnya

sudah mencapai pubertas. Hal ini dilakukan agar dapat

menghasilkan umur sperma yang baik. Selain umur

pejantan, jumlah pelayanannya pada babi betina juga

sangat dipengaruhi oleh perkembangan, temperamen,

kesehatan, dan sistim perkawinan.

Pejantan muda umur 8-12 bulan sebaiknya hanya

dapat digunakan 1 kali/hari, dan sampai umur 4 tahun,

yang disebut sebagai umur aktif pejantan dapat melayani

babi betina sebanyak 2 kali/hari. Penggunaan pejantan

untuk melayani/mengawini babi betina yang berlebihan

dapat menyebabkan konsentrasi sperma berkurang,

bahkan menghasilkan konsentrasi sperma yang belum

matang. Seekor pejantan yang dipelihara dengan

manajemen yang baik akan layak sampai berumur 6-8

tahun.

Tabel 12. Frekuensi Mengawinkan Pejantan

Frekuensi kawin

Pejantan muda( < 1 tahun)

Pejantan dewasa( > 1 tahun)

Per hari 2 3Per minggu 8 12Per bulan 25 40

Page 41: Bab v pemuliaan dan perkawinan

12

11

10

9

Jum

lah

ejak

ulas

i pe

r min

ggu

Jum

lah

anak

bab

i la

hir h

idup

pe

r litt

er

Usia pejantan

Farrowing

Ejakul

Lahir

Farr

owin

g ra

te (%

)

Grafik Pengaruh umur pejantan terhadap jumlah frekwensi perkawinan, farrowing rate dan litter size. (Whittemore, 1993)7

5

85

95 5

4

3

2

1

6 12

18

Page 42: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Sistim perkawinan pada ternak babi sama dengan pada

ternak lainnya, yaitu :

Kawin alam

Kawin buatan (Artficial Insemination/AI)

10.1. Kawin Alam

Pada ternak babi kawin alam sangat umum

dilakukan. Pejantan dimasukkan dalam kandang betina

yang sedang estrus dan mengawini betina-betina tersebut.

Pada perkawinan alami ini perlu diperhatikan jumlah dan

umur betina yang ada. Pejantan muda tidak boleh

melayani lebih dari satu kali per hari. Pejantan dewasa

(lebih dari 1 tahun) dapat mengawini betina dua kali

sehari. Frekuensi mengawinkan pejantan pada kawin

Gambar 25. Kawin Alam Ternak babi

Page 43: Bab v pemuliaan dan perkawinan

alam dianjurkan agak bervariasi, akan tetapi tetap

menunjukkan untuk pejantan muda frekwensinya harus

lebih rendah daripada pejantan dewasa dimana untuk

definisi pejantan muda adalah yang berumur kurang dari

1 tahun (lihat Tabel 11).

10.2. Kawin Buatan [Inseminasi Buatan (IB) /Artificial Insemination (AI).

Prinsip pelaksanaan Inseminasi buatan

[Inseminasi Buatan (IB) / Artificial Insemination (AI)]

pada ternak babi adalah jika babi dalam masa birahi maka

akan dapat dikawinkan, jika tidak pada masa birahi maka

tidak dapat dilaksanakan perkembangbiakan. Pelaksanaan

IB telah dilakukan di industri peternakan babi, tapi selalu

harus berdasarkan pengalaman petugas yang memahami

prinsip dasar tanda birahi. Kawin buatan lebih banyak

dilakukan di Eropa Barat, terutama di Belanda dan

Inggris. Di Amerika Serikat juga dilakukan kawin buatan

tapi sangat terbatas (tidak intensif).

Kunci untuk memaksimalkan tingkat kesuburan

dalam kelompok ternak yang akan dikembangbiakan

memerlukan pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar

Page 44: Bab v pemuliaan dan perkawinan

IB, waktu inseminasi, penggunaan pelumas, penggunaan

pejantan, pembiakan berlebihan dan penanganan semen.

Gambar 26. Penampang organ Reproduksi ternak babi jantan.

Page 45: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Sembilan kunci prinsip-prinsip penanganan

semen:

1. Pastikan semen didinginkan sepenuhnya sebelum

pengemasan dan sebelum meninggalkan pejantan.

2. Pastikan suhu semen dikontrol selama pengangkutan

dengan pendingin (tidak beku) gel packs atau unit

pendingin. Kendaraan transportasi tidak akan

memberikan pendinginan yang efektif karena semen

dibundel dan pendinginan konduktif terjadi perlahan-

lahan.

3. Tempatkan semen di unit pendingin segera setelah

tiba di peternakan. Jika tidak dapat menyediakan

penyimpanan pada saat kedatangan, siapkan unit

pendingin lain sehingga dapat menyimpan saat

semen tiba.

4. Pertahankan suhu tinggi/rendah setiap hari dan atur

memutar sperma.

5. Dua kali seminggu pengiriman harus memastikan

bahwa semua semen yang digunakan dalam koleksi

lima hari. Dengan pengiriman tiga kali seminggu,

Page 46: Bab v pemuliaan dan perkawinan

semen harus digunakan dalam waktu empat hari

pengumpulan. Dan dengan pengiriman per hari,

semen harus digunakan pada hari ke-2.

6. Mengatur unit pendingin pada suhu yang sama untuk

pejantan dengan mendinginkan semen (biasanya

61°F).

7. Memeriksa pergerakan motilitas semen dengan

menggunakan mikroskop. Periksa kualitas semen

pejantan sekali sehari. Dengan solusi pencairan

Beltsville (BTS) pills, misalnya, sperma akan

bergerak cepat. Dengan berbasis HEPES Extenders,

sperma tidak akan bergerak cepat. Dengan berbasis

Extenders Tris, Anda perlu melihat sperma dalam

waktu 15 detik sebelum mereka menempel pada kaca

slide agar jelas terlihat sperma tidak bergerak.

Dengan berbasis HEPES Extenders dan BSA,

tampak sperma terbaik setelah satu menit. Terlepas

dari extender, semen harus dipanaskan selama

beberapa menit sebelum evaluasi. Sebuah alternatif

lain adalah dengan menggunakan slide lebih hangat

dan biarkan tetesan untuk menghangatkan pada slide

Page 47: Bab v pemuliaan dan perkawinan

sebelum meletakkan penutup dan mengevaluasi slip

pada sampel.

8. Ambil sperma di

kotak pendingin

dengan gel pack

dari unit pendingin

(tidak beku

kemasan). Hanya

mengambil apa

yang akan Anda

gunakan dalam

satu jam.

Dosis yang telah dikeluarkan tidak boleh

dikembalikan lagi ke unit pendingin.

9. Pastikan Anda tidak menggunakan semen sebelum

pejantan telah diberikan polymerase chain reaction

(PCR) agar babi tidak terkena penyakit reproduksi

dan sindrom pernafasan (PRRS). Tidak harus ada

kerugian di produksi dengan sperma 1 Hari vs 0

Hari. Bahkan, kualitas sperma mungkin lebih baik

karena telah diberikan extender untuk menstabilkan

sperma dengan antibiotik.

Gambar 27. Penampungan semen ternak babi jantan untuk IB.

Page 48: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Karena sifat sperma babi yang tidak terlalu tahan

pada suhu beku, maka kawin buatan lebih banyak

menggunakan semen segar pada babi. Inseminator juga

perlu ketrampilan mendeteksi estrus secara tepat agar

diperoleh nilai konsepsi yang tinggi.

Waktu yang tepat (Timing)

Pelaksanaan satu kali inseminasi per hari adalah

memadai, sehingga pengaturan jadwal akan menjamin

terjadinya inseminasi kurang dari 24 jam. Pengaturan

berahi untuk pelaksanaan inseminasi sebaiknya telah

Gambar 28. Pelaksanaan kawin buatan (IB) pada babi

Page 49: Bab v pemuliaan dan perkawinan

dijadwalkan untuk pelaksanaan selanjutnya sebelum

pelaksanaan setiap hari. Jika akan melakukan inseminasi

ketiga, maka induk yang akan dikawinkan telah disiapkan

sebelum pelaksanaan selanjutnya, atau 12 jam setelah

inseminasi kedua. Selama proses inseminasi, pastikan

pejantan benar-benar terangsang.

Untuk semua perangkat handsfree dan menghemat

tenaga kerja inovasi, kehadiran pejantan masih diperlukan

untuk merangsang rahim untuk menarik sperma ke dalam

ovarium induk. Ovarium bagi sperma adalah medan

pertempuran, sehingga perlu dijaga agar sebanyak

mungkin untuk bertahan hidup.

Sistim perkawinan juga dimaksudkan untuk:

1. Mengawinkan dua bangsa berbeda (cross breeding)

untuk memperoleh manfaat hybrid vigour.

2. Mengawinkan bangsa yang sama yang masih

ada hubungan kerabat (inbreeding), induk dengan anak

jantan, pejantan dengan anak betina yang memiliki

keturunan sedarah atau saudara betina dengan saudara

jantan.

Page 50: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Gambar 29 . Penampang organ reproduksi dan cara melakukan Inseminasi buatan (IB).

W. Singleton, 1977. Purdue University, USA.

Page 51: Bab v pemuliaan dan perkawinan

Gambar 30. Model dan hasil persilangan pembibitan ternak babi unggulan