bab v as rev

6
BAB V METODE PENELITIAN Jenis data yang diambil adalah data primer dan data sekunder . Data primer didapatkan dengan : 1. Pengamatankepada petugas kesehatan di balai pengobatan mengenai tingkat kepatuhan SOP dalam penjaringan suspect TB paru 2. Pengamatan kepada petugas laboratorium di ruang laboratorium mengenai tingkat kepatuhan SOP dalam pemeriksaan dahak/sputum pada pasien suspect TB paru 3. Wawancara dengan koordinator bagian TB paru. 4. Pengisian kuisioner dari penderita TB dan pasien suspect TB orang (keluarga pasien) Data sekunder diperoleh dari laporan koordinasi P2M TB Paru Puskesmas Tempuran.Pengamatan dilakukan dengan petugas pelayanan kesehatan P2M TB Paru di Balai Pengobatan Puskesmas Tempuran dan pengamatan dengan Koordinator laboratorium.Pengisian kuisioner dilakukan di Desa Tempurejo Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, responden diambil sebanyak 6 orang ,terdiri dari 1 pasien TB dan 5 orang sekitar pasien TB yang ditetapkan sebagai suspect TB . Pengumpulan data – data tersebut dilakukan tanggal 16 –18 Maret 2016. Data yang diperoleh dianalisis melalui pendekatan 37

Upload: rachmayasti-rachmat

Post on 12-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Public health

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V As rev

BAB V

METODE PENELITIAN

Jenis data yang diambil adalah data primer dan data sekunder .

Data primer didapatkan dengan :

1. Pengamatankepada petugas kesehatan di balai pengobatan mengenai tingkat

kepatuhan SOP dalam penjaringan suspect TB paru

2. Pengamatan kepada petugas laboratorium di ruang laboratorium mengenai tingkat

kepatuhan SOP dalam pemeriksaan dahak/sputum pada pasien suspect TB paru

3. Wawancara dengan koordinator bagian TB paru.

4. Pengisian kuisioner dari penderita TB dan pasien suspect TB orang (keluarga

pasien)

Data sekunder diperoleh dari laporan koordinasi P2M TB Paru Puskesmas

Tempuran.Pengamatan dilakukan dengan petugas pelayanan kesehatan P2M TB Paru di Balai

Pengobatan Puskesmas Tempuran dan pengamatan dengan Koordinator laboratorium.Pengisian

kuisioner dilakukan di Desa Tempurejo Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, responden

diambil sebanyak 6 orang ,terdiri dari 1 pasien TB dan 5 orang sekitar pasien TB yang ditetapkan

sebagai suspect TB .

Pengumpulan data – data tersebut dilakukan tanggal 16 –18 Maret 2016. Data yang

diperoleh dianalisis melalui pendekatan sistem, baik input, proses, dengan tujuan mengetahui

permasalahan secara menyeluruh. Data kemudian diolah untuk mengidentifikasi

permasalahan.lalu dilakukan analisis masalah dengan mencari kemungkinan penyebab melalui

pendekatan sistem dengan diagram fishbone. Kemudian dilakukan konfirmasi penyebab yang

paling mungkin ke koordinator P2M TB Paru.Kemudian menentukan prioritas alternative

pemecahan masalah secara sistematis yang paling mungkin dilaksanakan dengan menggunakan

kriteria matriks.Setelah itu, dibuat plan of action berdasarkan prioritas pemecahan masalah.

37

Page 2: BAB V As rev

V.1 Batasan Judul

Penulis memilih judul “Rencana Peningkatan Cakupan suspect TB Paru di

Puskesmas Tempuran, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Evaluasi Manajemen

Program, Program Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM)

Periode Januari-Maret 2016” Penulisan tugas mandiri ini dilakukan untuk menganalisis faktor

– faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan suspek TB paru, menentukan alternatif

pemecahan masalah dan prioritas pemecahan masalah serta merencanakan kegiatan yang akan

dilakukan. Cakupan penemuan suspek TB paru yang dianalisis hanya 2 bulan, yaitu bulan

Januari - Februari 2016, sesuai dengan hasil cakupan bulan berjalan SPM 2016, dimana

pencapaian cakupan suspek TB paru yang diraih Puskesmas Tempuran masih di bawah target

pencapaian yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.

V.2 Definisi Opersional

1. Suspect TB paru adalah seseorang yang berada di sekitar atau sering

kontak dengan pasien BTA positif dengan atau tanpa gejala atau tanda-

tanda TB dan yang telah dilakukan pemeriksaan dahak SPS dengan hasil

negatif di Puskesmas Tempuran.

2. Pasien TB paru adalah pasien TB paru dengan BTA positif yang tercatat

dalam register penderita di Puskesmas Tempuran.

3. CakupanSuspect TB adalah batasan suatu masalah yang didapat dengan

angka persentase perhitungan jumlah seluruh pasien suspect TB paru di

Puskesmas Tempuran (hasil kegiatan) dibagi dengan sasaran (sasaran

bulan berjalan Januari –Februari 2016) dengan target pencapaian 80 %.

4. Stategi penemuan pasien suspect TB yaitu pasif promotif aktif,

pemeriksaan kontak, namun penemuan secara aktif dari rumah ke rumah

tidak cost effective

5. Pengetahuan adalah hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah pasien TB dan

suspect TB di wilayah Puskesmas Tempuran melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu.Tingkat pengetahuan ini dilihat dari

38

Page 3: BAB V As rev

hasilpengisian kuisioner mengenai pengetahuan dengan ketentuan

pengetahuan dianggap baik bila CR > 80 %.

6. Perilaku adalah tindakan atau perbuatan pasien TB dan suspect TB di

wilayah Puskesmas Tempuran yang dapat diamati bahkan dapat

dipelajari.Penilaian perilaku dari ini dilihat dari hasil pengisian kuisioner

mengenai perilaku dengan ketentuan perilaku dianggap baik bila CR > 80

%.

7. Tingkat kepatuhan adalah penilaian tehadap tingkat ketaatan tenaga

kesehatan Puskesmas Tempuran dalam melaksanakan segala sesuatu yang

telah diatur.Tingkat kepatuhan ini dilihat dari hasil pengamatan terhadap

tingkat kepatuhan SOP penjaringan suspect dan pemeriksaan dahak di

Puskesmas Tempuran yang diberi penilaian dengan rumus Jumlah Ya :

Jumlah (Ya + Tidak) x 100 %. Yang apabila CR > 80 % dianggap tingkat

kepatuhannya baik.

8. Standard Operating Procedures (SOP) adalah serangkaian instruksi

tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan

administrasi serta bagaimana,kapan harus dilakukan,dimana dan oleh

tenaga kesehatan Puskesmas Tempuran dalam penjaringan suspect TB

paru dan pemeriksaan dahak pasien suspect TB.

9. Penyuluhan adalah ilmu social yang mempelajari system dan proses

perubahan pada masyarakat di wilayah Puskesmas Tempuranagar dapat

terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang

diharapkan.Penyuluhan yang dimaksud adalah penyuluhan mengenai TB

paru kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tempuran.

10. Faktor lingkungan fisik adalah faktor lingkungan yang berwujud fisik

yakni rumah yang sehat yang manaadalah rumah yang memenuhi kriteria

rumah sehat yakni meliputi komponen rumah (bangunan), sarana sanitasi,

perilaku penghuni yang dimana hasil akhirya menggunakan skoring

dengan jumlah rumah sehat sebesar 1008-1388, rumah kurang sehat

sebesar 614-1007, dan rumah tidak sehat sebesar 229-613.

39

Page 4: BAB V As rev

11. Unit Pelayanan Kesehatan adalah suatu badan/suatu profesi kerja yang

melaksanakan kegiatan proses pemenuhan kebutuhan kesehatan.Dan unit

pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah unit pelayanan kesehatan baik

pemerintah maupun swasta (BKPM,dokter praktek swasta dan bidan

praktek swasta) yang menjaring kemitraan kerja dengan Puskesmas

Tempuran untuk menjaring pasien suspect TB paru.

IV.3Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

Kriteria Inklusi adalah petugas kesehatan P2PM TB paru(dokter,perawat),petugas

laboratorium,koordinator P2PM TB Paru,pasien TB paru dan orang sekitar pasien TB

paru(suspect TB) yakni keluarga pasien yang diperiksa dahaknya yakni di Dusun JambuDesa

Tempurejo.

Faktor Eksklusi adalah penderita TB paru di Dusun Jambu DesaTempurejo yangsudah

mendapatkan pengobatan atau sudah sembuh dari penyakit TB paru BTA (-).

40