bab v
DESCRIPTION
STAPENTRANSCRIPT
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
BAB VMASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
(TEKNIK ANALISA KORELASI)
A. Pengertian Korelasi
Kata ”korelasi” berasal dari bahasa Inggris correlation. Dalam bahasa
Indonesia sering diterjemahkan dengan ”hubungan ” atau ”saling hubungan”, atau
”hubungan rimbal-balik”.
Dalam ilmu statistik istilah ”korelasi” diberi pengertian msebagai ”hubungan
antar dua variabel atau lebuh”.
Hubungan antar dua variabel dikenal denmgan istilah ”bivariate correlation”,
sedangkan hubungan antar lebih dari dua variabel disebut ”multivariate correlation”.
Hubungan antar dua variabel misalnya hubungan atau korelasi antara prestasi
studi (variabel Y) dan kerajinan kuliah (variabel X); maksudnya : prestasi studi ada
hubungannya dengan kerajinan kuliah. Hubungan antar lebih dari dua variabel,
misalnya hubungan antara prestasi studi (variabel X1) dengan kerajinan kuliah
(variabel X2), keaktifan mengunjungi perpustakaan (variabel X3) dan keaktifan
berdiskusi (variabel X4).
Dalam contoh di atas, variabel prestasi studi disebut : dependent variable,
yaitu variabel yang dipengaruhi ; sedangkan variabel kerajinan kuliah, keaktifan
mengunjungi perpustakaan dan keaktifan berdiskusi disebut : independent variable,
yaitu variabel bebas, dalam arti : bermacam-macam variabel yang dapat memberikan
pengaruh terhadap prestasi studi.
B. Arah Korelasi
Hubungan antar variabel itu jika ditilik dari segi arahnya, dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu hubungan yang sifatnya satu arah dan hubungan yang
sifatnya berlawanan arah.
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 57(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Hubungan yang bersifat searah diberi nama korelasi positif, sedang hubungan
yang bersifat berlawanan arah disebut korelasi negatif.
Disebut Korelasi Positif, jika dua variabel (atau lebih) yang berkorelasi,
berjalan paralel; artinya bahwa hubungan antar dua variabel (atau lebih) itu
menunjukkan arah yang sama. Jadi apabila variabel X mengalami kenaikan atau
pertambahan, akan diikuti pula dengan kenaikan atau penambahan pada variabel Y;
atau sebaliknya; penurunan atau pengurangan pada variabel X adakn diikuti pula
dengan penurunan atau pengurangan pada variabel Y.
Contoh : Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diikuti dengan
kenaikan ongkos angkutan; sebaliknya jika harga BBM rendag maka ongkos
angkutan pun rendah. Dalam dunia pendidikan misalnya, terdapat korelasi positif
antara nilai hasil belajar Matematika dan nilai hasil belajar Fisika, Kimia, Biologi dan
sebagainya.
Disebut Korelasi Negatif jika dua variabel (atau lebih) yang berkorelasi itu,
berjalan dengan arah yang berlawanan, bertentangan atau kebnalikan. Ini berarti
bahwa kenaikan atau pertambahan pada variabel X misalnya, akan diikuti dengan
penurunan atau pengurangan pada variabel Y.
Contoh : Makin meningkatnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat
diikuti dengan makin menurunnya angka kejahatan atau angka pelanggaran; makin
giat berlatih makin sedikit kesalahan yang diperbuat oleh seseorang; makin
meningkatnya jumlah aseptor Keluarga Berencana diikuti dengan makin menurunnya
angka kelahiran; atau sebaliknya. Dalam dunia pendidikan misalnya, makin kurang
dihayati dan diamalkannya ajaran agama Islam oleh para remaja akan diikuti oleh
makin meningkatnya frekeunsi kenakalan remaja atua sebaliknya
.
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 58(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Korelasi Postif Korelasi Negatif
X Y X Y X Y X Y
C. Peta Korelasi
Arah hubungan variabel yang dicari dapat diamati dengan menggunakan peta
atau diagram, yang dikenal dengan Peta Korelasi. Dalam peta korelasi dapat dilihat
pencaran titik atau moment dari variabel yang sedang dicari korelasinya. Oleh sebab
itu, peta korelasi juga disebut dengan Scatter Diagram (Diagram Pencaram Titik).
Ciri yang terkandung dalan peta korelasi itu adalah :
1. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y merupakan Korelasi Positif
Tertinggi, atau Korelasi Positif Sempurna, maka pencaran titik yang terdapat
pada peta korelasi, apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan
membentuk satu buah garis lurus yang condong ke arah kanan.
2. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y merupakan Korelasi Negatif
Tertinggi, atau Korelasi Positif Sempurna, maka pencaran titik yang terdapat
pada peta korelasi, apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain, akan
membentuk satu buah garis lurus yang condong ke arah kiri.
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 59(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
3. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y merupakan Korelasi Positif
yang tinggi atau kuat, maka pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi,
sedikit mulai menjauhi garis linier, yaitu titik tersebut terpencar atu berada di
sekitar garis lurus tersebut yang condong ke arah kanan.
4. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y merupakan Korelasi Negatif
yang tinggi atau kuat, maka pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi,
sedikit mulai menjauhi garis linier, yaitu titik tersebut terpencar atu berada di
sekitar garis lurus tersebut yang condong ke arah kiri.
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 60(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
5. Baik Korelasi Positif maupun Korelasi Negatif dikatakan cukup dan korelasi
rendah, apabila pencaran titik pada Peta Korelasi semakin jauh dari
tersebar/menjauhi garis linier.
D. Angka Korelasi
1. Pengertiannya
Tinggi-rendah, kuat-lemah atau besar kecilnya suatu korelasi dapat diketahui
dengan melihat besar kecilnya suatu angka (koefisien) yang disebut Angka
Indeks Korelasi atau Coefficient of Correlation.
Jadi Angka Indeks Korelasi adalah sebuah angka yang dapat dijadikan petunjuk
untuk mengetahui seberapa besar kekuatan korelasi di antara variabel yang
sedang diselidiki korelasinya.
2. Lambangnya
Angka korelasi biasanya diberi lambang dengan huruf tertentu; misalnya rxy
sebagai lambang koefisien korelasi pada Teknik Korelasi Product Moment,
(baca Rho) sebagai lambang koefisien korelasi pada Teknik Korelasi Tata
Jenjang, (baca Phi) sebagai lambang koefisien korelasi pada Teknik Korelasi
Phi, C atau KK sebagai lambang koefisien korelasi pada Teknik Korelasi
Kontingensi, dan lain-lain.
3. Besarnya
Angka korelasi itu besarnya berkisar antara 0 sampai dengan 1,00, artinya
bahwa angka korelasi itu paling tinggi adalah 1,00 dan paling rendah adalah
0. jika dalam perhitungan diperoleh angka korelasi lebih dari 1,00 hal itu
merupakan petunjuk bahwa dalam perhitungan trsebut telah terjadi kesalahan
4. Tandanya
Korelasi antara variabel X dan Y disebut Korelasi Positif apabila angka indeks
korelasinya bertanda ”plus” (+); misalnya : rxy = + 0,235; rxy = + 0,751.
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 61(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Sebaliknya , apabila angka indeksnya antara variabel X dan Y bertanda ”minus”
(-), maka korelasi yang demikian itu disebut Korelasi Negatif ; misalnya : rxy =
- 0,235; rxy = + 0,235.
Antara variabel X dan Y dikatakan tidak ada korelasinya jika angka indeks
korelasinya = 0.
Tanda plus yang terdapat di depan angka indeks korelasinya memberikan
petunjuk bahwa korelasi itu adalah korelasi positif (korelasi searah). Sedangkan
tanda minus yang terdapat di depan angka indeks korelasi memberi petunjuk
bahwa korelasi itu adalah korelasi negatif (korelasi berlawanan arah)
Dalam hal ini juga, tanda minus tidak menunjukkan bahawa angka yang
diperoleh bukannya lebih kecil dari nol, sebaba angka korelasi yang paling kecil
adalah nol.
5. Sifatnya
Angka indeks korlasi yang diperoleh dari proses perhitungan sifatnya relatif,
yaitu angka yang fungsinya melambangkan indeks hubungan antar variabel
yang dicari korelasinya. Jadi angka indeks korelasi itu bukanlah angka yang
bersifat eksak, atau angka yang merupakan ukuran pada skala linier yang
memiliki unit-unit yang sama besar, sebagaimana yang terdapat pada mistar
penukur panjang.
Sebagai contoh, misal angka korelasi antara variabel X dan Y = 0,75 (rxy =
0,75), sedangkan angka korelasi antara variabel Y dan Z = 0,25 (ryz = 0,25). Di
sini tidak dapat dikatakan bahwa rxy = 3 kali lipatnya ryz atau menyatakan bahwa
ryz = 1/3 rxy.
E. Teknik Analisa Korelasional, Pengertian, Tujuan, dan Penggolongannya
1. Pengertiannya
Teknik Analisa Korelasional adalah teknik analisa statistik mengenai hubungan
antar dua variabel atau lebih.
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 62(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
2. Tujuannya
Ada 3 macam tujuan dalam teknik analisa korelasional, yaitu
a. Ingin mencari bukti (berlandaskan pada data yang ada), apakah memang
benar antara variabel yang satu dan variabel yang lain terdapat hubungan
atau korelasi.
b. Ingin menjawab pertanyaan apakah hubungan antar variabel itu (jika
memang ada hubungannya), termasuk hubungan yang kuat, cukupan,
ataukah lemah.
c. Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian (secara matematik), apakah
hubungan antar variabel itu merupakan hubungan yang berarti atau
meyakinkian (signifikan), ataukah hubungan yang tidak berarti atau
tidak meyakinkan.
3. Penggolongannya
Teknik Analis Korelasional dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
Teknik Analisa Korelasional Bivariat dan Teknik Analisa Korelasional
Multivariat.
Teknik Analisa Korelasional Bivariat ialah teknik analisa korelasi yang
mendasarkan diri pada dua buah variabel.
Contoh : Korelasi antara prestasi belajar dalam bisang studi Agama Islam
(variabel X) dan sikap keagamaan siswa (variabel Y).
Adapun Teknik Analisa Korelasional Multivariat ialah teknik analisa korelasi
yang mendasarkan diri pada lebih dari dua variabel.
Contoh : Korelasi antara Sikap Keagamaan Siswa (variabel X1) dengan Suasana
Keagamaan di Lingkungan Keluarga (variabel X2), Lingkungan Keagamaan
Siswa di Masyarakat (variabel X3), Tingkat Pengetahuan Agama Orang Tua
Siswa (variabel X4), dan Prestasi Belajar Siswa dalam bidang studi Agama
Islam (variabel Y).
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 63(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
4. Cara Mencari Korelasi pada Teknik Analisa Korelasional Bivariat
Sebagaimana dikemukakan oelh Borg dan Gall dalam bukunya Educationl
Research, terdapat 10 macam teknik perhitungan korelasi yang termasuk dalam
Teknik Analisa Korelasional Bivariat, yaitu
a. Teknik Korelasi Product Moment (Product Moment Corrlelation)
b. Teknik Korelasi Tata Jenjang (Rank Different Correlation atau Rank
Order Correlation)
c. Teknik Korelasi Koefisien Phi (Phi Coefficient Correlation)
d. Teknik Korelasi Kontingensi (Contingency Coefficient Correlation)
e. Teknik Korelasi Point Biserial (Point Biserial Correlation)
f. Teknik Korelasi Biserial (Biserial Vorrelation)
g. Tekinik Korelasi Kendall Tau (Kendall’s Tau Correlation)
h. Teknik Korelasi Rasio (Correlation Ratio)
i. Teknik Korelasi Widespread Tetrakorik (Tetrachoric Correlation)
Penggunaan teknik korelasi tersebut di atas akan sangat terkandung pada jenis
data statistic yang akan dicari korelasinya.
F. Teknik Korelasi Product Moment
1. Pengertiannya
Product Moment Correlation adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi
antar dua variabel yang kerap kali digunakan. Teknik korelasi ini dikembangkan
oelah Karl Pearson, sehingga lebih dikenal dengan istilah Teknik Korelasi
Pearson.
Disebut Product Moment Correlation karena koefisien korelasinya diperoleh
dengan mencari hasil perkalian dari moment-momen variabel yang
dikorelasikan.
2. Penggunaannya
a. Variabel yang dikorelasikan berbetnuk gejala atau data yang bersifat
kontinu
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 64(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
b. Sampel yang diteliti mempunyai sifat homogen, atau setidak-tidaknya
mendekati homogen
c. Regresinya merupakan regresi linier
3. Lambangnya
Kuat-lemah atau tinggi-rendahnya korelasi antar dua variabel yangs dang
diteliti, dapat diketahui dengan melihat besar-kecilnya angka indeks korelasi,
yang pada Teknik Korelsi Prudct Moment diberi lambang ”r”. Angka indeks
korelasi Product Moment ini diberi indeks dengan huruf kecil dari huruf-huruf
yang dipergunakan untuk dua buah variabel yang sedang dicari korelasinya.
Jadi, apabila variabel pertama diberi lambang X dan variabel kedua diberi
lambang Y, amaka angka indeks korelasinya dinyatakan dengan lambang rxy.
4. Cara Mencari Angka Indeks Korelasi Product Moment
Ada beberpa macam cara yang dapat dipergunakan untuk mencari angka indeks
korelasi Product Moment.
Apabila data yang ada dalah Data Tunggal, sedangkan Number of Cases-nya
kurang dari 30, maka sesuai dengan hal yang dikemukakan oleh Henry E.
Garrett, Ph.D. dalam bukunya Statistics in Psychology and Education, angka
indeks korelasi product moment dapat dihitung dengan 6 cara, yaitu
a. Menghitung deviasi standarnya terlebih dahulu
b. Atau cara singkat tanpa menghitung deviasi standarnya
c. Memperhitungkan skor-skor aslinya atau ukuran-ukuran kasarnya
d. Memperhitungkan Mean-nya
e. Memperhitungkan selisih deviasi dari variabel-variabel yang dikorelasikan
terhadap Mean-nya
f. Memperhitungkan selisih dari masing-masing skor aslinya atau angka
kasarnya.
Adapun untuk Data Tunggak yang Number of Cases-ya 30 atau lebih dari 30
dan untuk Data Kelompok, angak indeks korelasi rxy dapat diperoleh dengan
bantuna peta atau diagram.
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 65(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
5. Cara Memberi Intepretasi terhadap Angka Indeks Korelasi ”r:” Product Moment
Terhadap angka Indeks Korelasi yang telah diperoleh dari perhitungan dapat
memberi interpretasi atau penafsiran tertentu. Dalam hubungan ini ada dua
macam cara kita tempuh, yaitu
a. Interpretasi terhadap angka indeks korelsai ”r” Product Moment itu
dilakukan dengan cara kasar atau dengan cara yang sederhana
Ada pedoman yang digunakan, yaitu
Besarnya ”r” Product Moment(rxy)
Interpretasi
0,00 – 0,20
Antara variable X dan Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variable X dan Y)
0,20 – 0,40Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,40 – 0,70Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70 – 0,90Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
b. Interpretasi itu diberikan dengan terlebih dahulu berkonsultasi pada Tabel
Nilai r Product Moment
Apabila cara kedua ini yang ditempuh, maka posedur yang harus
dilakukan adalah :
Merumuskan Hipotesa alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil atau
Hipotesa Nol (H0)
Hipotesa alternatifnya (Ha) kita rumuskan sebagai berikut :
”Ada korelasi positif ( atau korelasi negatif) yang signifikan antara
variabel X dan variabel Y”
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 66(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Adapun rumusan Hipotesa Nihil adalah :
” Tidak ada (atau tidak terdapat) korelasi positif ( atau korelasi
negatif) yang signifika antara variabel X dan variabel Y”
Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan
(Maksudnya ; manakah yang benar : Ha ataukah Ho?) dengan jalan
memperbandingkan besarnya ”r” yang telah diperoleh dalam proses
perhitungan dengan ”r” observasi (ro) dengan besarnya ”r” yang
tercantum dalam Tabel Nilai r Product Moment, dengan terlebih
dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degress of freedomnya
(df) yang rumusnya :
df = N – nr
df = degress of freedom
N = Number of cases
Nr = banyaknya variable yang dikorelasiakan (jika bivariat maka nr
= 2)
Dengan diperoleh db atau df maka akan dicari besarnya ”r” yang
tercantum dalam Tabel Nilai ”r” Product Moment, baik pada taraf
signifikansi 5% atau 1%.
Jika ro sama dengan atau lebih besar dari pada rt maka Hipotesa
alternatif (Ha) disetujui atau terbukti kebenarannya. Dan Hipotesa
Nihilnya ditolak.
6. Contoh Cara Mencari dan Memberikan Interpretsi Terhadap Angka Indeks
Korelasi ”r” Product Moment
a. Cara Mencari dan Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi
”r” Product Moment untuk Data Tunggal, di mana N kurang dari 30 dengan
terlebih dahulu memperhitungkan Deviasi Standarnya
Rumus
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 67(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Langkah
- Menyiapkan tabel kerja atau Tabel Perhitungan, yangterdiri dari 8
kolom. Pada kolom 1 dimuat Subjek Penelitian. Kolom 2 memuat skor
variabel X. Kolom 3 memuat variabel Y. Kolom 4 memuat deviasi skor
variabel X terhadap Mean Grupnya (Mx). Kolom 5 memuat deviasi skor
variabel Y terhadap Mean Grupnya. Kolom 6 memuat hasil perkalian
antara deviasi v dan deviasi y. Kolom 7 memuat hasil pengkuadratan
devias x. Dan kolom 8 memuat hasil pengkuadratan deviasi y
- Menghitung Mean dari variabel X dengan menggunakan rumus :
- Menghitung Mean dari variabel Y :
- Menghitung Deviasi Stamndar variabel X ;
- Menghitung Deviasi Standar variabel Y :
- Menghitung angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y
dengan menggunakan rumus :
b. Cara Mencari dan Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi
”r” Product Moment untuk Data Tunggal di mana N kurang dari 30 dengan
tidak menggunakan Standar Deviasi.
Rumus :
Langkah
- Menyiapkan tabel kerja atau Tabel Perhitungan, yangterdiri dari 8
kolom. Pada kolom 1 dimuat Subjek Penelitian. Kolom 2 memuat skor
variabel X. Kolom 3 memuat variabel Y. Kolom 4 memuat deviasi skor
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 68(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
variabel X terhadap Mean Grupnya (x = X – Mx). Kolom 5 memuat
deviasi skor variabel Y terhadap Mean Grupnya (y = Y – My). Kolom 6
memuat hasil perkalian antara deviasi v dan deviasi y. Kolom 7 memuat
hasil pengkuadratan devias x. Dan kolom 8 memuat hasil pengkuadratan
deviasi y
- Mencari angka indeks korelasi ”r” product moment antara variabel X
dan variabel Y :
c. Memberikan interpretasi terhadap rxy atau ro, serat menarik kesimpulannya
yang dapat dilakukan secara sederhana atau dilakukan dengan jalan konsultasi
pada tabel nilai ”r” product moment.
d. Cara Mencari dan Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi
”r” Product Moment untuk Data Tunggal di mana N kurang dari 30 dengan
tidak menggunakan Mean-nya
Rumus :
e. Cara Mencari dan Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi
”r” Product Moment untuk Data Tunggal di mana N kurang dari 30 dengan
tidak menggunakan Selisih Deviasinya
f. Cara Mencari dan Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi
”r” Product Moment untuk Data Tunggal di mana N kurang dari 30 dengan
tidak menggunakan Selisih skornya
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 69(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
g. Cara Mencari dan Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi
”r” Product Moment untuk Data Tunggal di mana N = 30 atau lebih dari 30
h. Cara Mencari Angka Indeks Korelasi ”r” Product Moment, untuk Data
Kelompok
Langkah :
- Merumuskan Ha dan Ho
- Menyiapkan peta korelasi serta perhitungannya
- Mencari Cx dengan rumus fx’/N
- Mencari Cy, dengan fy’/N
- Mencari SD dengan :
- Mencari SD dengan :
- Mencari rxy
Contoh :
Skor Variabel X :
67 72 66 70 73 72 70 69 71 6973 74 66 72 73 70 72 73 71 7270 68 74 66 68 71 73 67 69 7271 73 69 68 66 72 71 70 69 6871 69 68 67 69 70 71 72 69 72
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 70(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Skor Variabel Y :
59 64 58 62 65 64 62 61 61 6165 66 58 64 65 62 64 65 63 6462 60 66 58 60 63 65 59 61 6463 65 61 60 58 64 63 62 61 6065 60 62 60 59 64 66 63 59 60
X Y
66 67 68 69 70 71 72 73 74 f Y’ fy’ y’2 fy’2 x’y’
661
+42
+323 +4 +12 16 48 36
651
+36
+547 +3 +21 9 63 57
6410
7+28
8 +2 +16 4 32 28
635
+51
+26 +1 +6 1 6 7
6210
50
6 0 0 0 0 0
615
+55 -1 -5 1 5 5
601
+64
+161
+21-4
7 -2 -14 4 28 20
592
+182
+64 -3 -12 9 36 24
584
+644 -4 -16 16 64 64
f 4 3 5 8 6 7 9 6 2 N = 50 x’2y’2 =241
x’ -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4
fx’ -16 -9 -10 -8 0 +7 +18 +18 +8
x’2 16 9 4 1 0 1 4 9 16
fx’2 64 27 20 8 0 7 36 54 36
x’y’ 64 24 16 13 0 12 26 54 32
a. Merumuskan Hipotesa alternatifnya :
Ha = ada korelasi positif yang signifikan antara variable X dan variable
Y
b. Merumuskan Hipotesa nihilnya
H0 = tidak ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 71(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
c. Langkah 1 mencari Cy dan Cx, dengan :
Langkah 2 mencari SDx.
Langkah 3 mencari SDy,
Langkah 4 mencari rxy,
d. Perbandingan rxy dengan rtabel dengan
df = N – nr = 50 - 2 = 48 karena tidak ada di table maka
digunakan df 50 pada taraf signifikan 5% adalah 0,273.
Maka rxy > r0 sehingga Hipotesa Nol di tolak
Berarti ada korelasi positif
e. Kesimpulan : Tinggi rendahnya data pada variabel X sangat kuat
hubungannya dengan data dari variabel Y.
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 72(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
G. Teknik Korelasi Tata Jenjang
1. Pengertiannya
Pada Teknik Korelasi Tata Jenjang besar kecilnya atau kuat-lemahnya
korelasi antara variabel; yang sedang diselidiki korelasinya diukur
berdasarkan perbedaan urutan kedudukan skornya; jadi bukan berdasarkan
pada skor hasil pengukuran yang sebenarnya. Datanya adalah data ordinal
atau data berjenjang atau data urutan.
2. Penggunaannya
Teknik Analisa Korelasional Tata Jenjang dapat efektif digunakan apabila
subjek yang dijadikan sampel dalam poenelitian lebih dari sembilan tetapi
kurang dari tiga puluh.
3. Lambangnya
Lambang Teknik Korelasi Tata Jenjang dilambangkan dengan . Besarnya
antara 0,00 - 1,00
4. Rumusnya
5. Cara Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi Tata Jenjang
Ha = Ada korelasi positif yang signifikan antara variabel I dan variabel II
Ho = Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara variabel I dan variabel II
6. Cara menghitung dan Memberikan Interpretasi terhadap Angka Indeks
Korelasi Tatata Jenjang
Ada 3 macam cara menghitungnya, yaitu :
a. dalam keadaan tidak terdapat urutan yang kembar
b. dalam keadaan terdapat urutan yang kembar dua
c. dalam keadaan terdapat kemabr tiga buah atau lebih
Contoh ;
Skor yang Melambangkan Prestasi Belajar Bidang Studi
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 73(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Agama Islam dan Sikap Keagamaan dari Sejumlah 10 Siswa MAN
NomorUrut
NamaSkor Rank D =
R1 – R2 D2
I II I = R1 II = R2
1 A 66 60 6 6 0 02 B 82 77 2 2 0 03 C 65 59 7 7 0 04 D 76 75 3 3 0 05 E 69 63 5 5 0 06 F 57 40 9 10 -1 17 G 90 80 1 1 0 08 H 50 47 10 9 1 19 I 74 70 4 4 0 010 J 59 54 8 8 0 0
N = 10 D = 0 2 = D2
a. Ha = Ada korelasi positif yang signifikan antara Prestasi Belajar bidang
studi Agama Islam
dengan Sikap Keagamaan
H0 = Tidak ada korelasi positif yang siginifikan antara Prestasi Belajar
bidang studi Agama
Islam dengan Sikap Keagamaan
b. Menghitung
c. Rho dibandingkan dengan Rho tabel , di mana df = 10 , pada tabel taraf
signifikansi 5% 0,648 dan yang 1% adalah 0,794. Dengan demikian rho yang
diperoelh (hitungan) jauh lebih besar dibandingkan dengan rho tabel maka Ho
ditolak.
d. Kesimpulan : secara signifikan prestasi belajar bidang studi agama islam berkorelasi positif dengan sikap keagamaan
H. Teknik Korelasi Phi
1. Pengertiannya
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 74(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Teknik Korelasi Koefisien Phi digunakan apabila data yang dikorelasikan adalah
data yang benar-benar dikotomik (terpisah secara tajam) atau variabel yang
dikorelasikan itu adalah variabel diskrit murni.
2. Lambangnya
Lambang Teknik Korelasi Phi dilambangkan dengan . Besarnya antara 0,00 -
1,00
3. Rumusnya
a. Bila dalam menghitung atau mencari berdasarkan diri pada frekuensi
masing-masing sel yang terdapat dalam Tabel Kerja
b. Bila dalam menghitung mendasarkan pada pro[orsinya
c. Bila mencari terlebih dahulu menghitung Kai Kuadrat
Kai Kuadrat :
4. Cara Mencari Interpretasi Terhadap Angka Indeks Korelasi Phi
Sekolah Asal dan Prestasi Tes SIPENMARU dari 1760 Calon
Prestasi Tes SIPENMARU
Sekolah AsalJumlah
SMTA Negeri SMTA SwastaLulus 270 (a) 470 (b) 740
Tidak Lulus 180 (c) 840 (d) 1020Jumlah 450 1310 1760
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 75(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Berdasarkan Teknik Korelasi Koefisien Phi
a. Ha = Ada korelasi signifikan antara Prestasi Tes SIPENMARU Lulusan
SMTA Negeri dengan SMTA Swasta
H0 = Tidak ada korelasi yang siginfikan antara Prestasi Tes SIMPENMARU
Lulusan SMTA dengan SMTA Swasta
b.
c. interpretasinya terhadap Phi,
df = N – nr = 1760 – 2 = 1758
karen tidak ada yang 1758 maka digunakan 1000 di mana taraf signifikan 5%
adalah 0,062 dan untuk 1% adalah 0,081. Dapat dilihat bahwa r hitung lebih
besar dibandingkan dengan r tabel maka Ho di tolak.
Kesimpulan : Terdapat korelasi positif antara Prestasi Tes SIPENMARU
Lulusan SMTA Negeri dengan SMTA Swasta
I. Teknik Korelasi Koefisien Kontingensi
1. Pengertiannya
Teknik Analisa Korelasional Bivariat berbentuk kategori atau gejala ordinal.
Teknik Korelasi Koefisien Kontingensi digunakan apabila variabel itu hanya
terbagi menjadi dua kategori dan kedua kategori tersebut sifatnya diskrit.
2. Lambangnya
Kaut-lemah atau tinggi-rendahnya korelasi dapat diketahui dari besar kecilnya
angka indeks korelasi yang dioberi lambang C atau KK
3. Rumus X2 didapat melalui Kai Kuadrat
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 76(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
4. Cara Menghitung Interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi Kontinensi
Contoh : Kegiatan dalam Organisisa Extra Universiter
Dan Prestasi Studi dari Sejumlah 600 Orang Mahasiswa
Sel f0 ft (f0 – fr) (fo – ft)2 (f0 – ft)2/ft
1 20 -2,5 6,25 0,27
2 70 -20 400 4,44
3 60 +22,5 506,25 13,5
4 30 -22,5 506,25 16,875
5 245 +35 1225 5
6 75 -12,5 156,25 2,08
7 40 +25 625 15,625
8 45 -15 225 5
9 15 -10 100 6,67
Jumlah N =
6000 69,46 = X2
a. Interpretasinya :
Ha = Ada korelasi positif yang signifikan antara kegiatan dalam organisasi
universitas dan prestasi studi
H0 = Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara kegiatan dalam organisasi
universitas dan prestasi studi
b.
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 77(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
C atau KK = =
Maka
c. Interpretasinya dengan tabel r tabel
df = N – nr = 600 – 2 = 598 (karena tidak ada pada tabel r maka digunakan df
sebesar 600, dimana signifikan 5% adalah 0,080 dan 1% adalah 0,105)
Ternyata phi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan di tabel maka Ho
di tolak
Kesimpulan : adanya korelasi positif yang signifikan antara kegiatan dalam
organisasi universitas dan prestasi studi.
J. Teknik Korelasi Point Biserial
1. Pengertian dan Penggunaannya
Teknik Korelasi Point Biserial digunakan apabila untuk mencari korelasi
antara dua variabel; dimana variabel I berbentuk variabel kontinum,
sedangakan variabel II berbentuk diskrit murni. Selain itu, dapat juga
digunakan untuk mencari validitas item di mana tiap butir soal dikorelasikan
dengan skor hasil tes secara totalitas.
2. Lambangnya
Angka indeks korelasi yang menunjukkan keeratan hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel yang lain, pada Teknik Korelasi ini dilambangkan
dengan rpbi.
3. Rumusnya :
4. Cara Memberikan Interpreasti terhadap Angka Indeks Korelasi Point Biserial
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 78(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Menggunakan tabel ”r” Product Moment dengan terlebih dahulu mencari df
nya. Jika rpbi yang diperoleh dalam hitungan ternyata sama dengan atau lebih
besar dari pada r tabel , maka dapat diambil kesimpulab bahwa kedua variabel
yang sedang kita carai korelasinya, ternyata signifikan memang berkorelasi.
Jika rpbi lebih kecil daripada r tabel berarti tidak ada korelasi signifikan.
Teknik Analisa Korelasi Point Biserial
Nama Siswa
Skor yang dicapai untuk butir soal nomorXt Xt
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
A 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 8 64
B 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 6 36
C 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 6 36
D 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 10 100
E 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 7 49
F 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 144
G 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 9 81
H 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 6 36
I 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 10 100
J 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 11 121
N = 10 6 5 7 5 7 5 5 7 6 6 6 6 8 6 85 767
P 0,6 0,5 0,7 0,5 0,7 0,5 0,5 0,7 0,6 0,6 0,6 0,6 0,8 0,6
Q 0,4 0,5 0,3 0,5 0,3 0,5 0,5 0,3 0,4 0,4 0,4 0,4 0,2 0,4
Mencari validitas soal dari No. 1- 14 :
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 79(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
1. Menguji Vliditas soal No. 1:
Mencari rpbi
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan 1%
0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih kecil maka soal Nomor 1 adalah tidak valid.
2. Menguji Vliditas soal No.2:
Mencari rpbi
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan 1%
0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih kecil maka soal Nomor 2 adalah tidak valid.
3. Menguji Vliditas soal No.3:
Mencari rpbi
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan 1%
0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih kecil maka soal Nomor 3 adalah tidak valid.
4. Menguji Vliditas soal No.4:
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 80(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Mencari rpbi
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan 1%
0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih kecil maka soal Nomor 4 adalah tidak valid.
5. Menguji Vliditas soal No.5:
Mencari rpbi
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan 1%
0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih kecil maka soal Nomor 5 adalah tidak valid.
6. Menguji Vliditas soal No.6:
Mencari rpbi
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan
1% 0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih kecil maka soal Nomor 6 adalah
tidak valid.
7. Menguji Vliditas soal No.7:
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 81(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Mencari rpbi
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan 1%
0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih kecil maka soal Nomor 7 adalah tidak valid.
8. Menguji Vliditas soal No.8:
Mencari rpbi
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan 1%
0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih kecil maka soal Nomor 8 adalah tidak valid.
9. Menguji Vliditas soal No.9:
Mencari rpbi
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan 1%
0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih kecil maka soal Nomor 9 adalah tidak valid.
10. Menguji Vliditas soal No.10:
Mencari rpbi
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 82(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan 1%
0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih besar maka soal Nomor 10 adalah valid.
11. Menguji Vliditas soal No.3:
Mencari rpbi
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan 1%
0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih kecil maka soal Nomor 11 adalah tidak valid.
12. Menguji Vliditas soal No.12:
Mencari rpbi
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan 1%
0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih kecil maka soal Nomor 12 adalah tidak valid.
13. . Menguji Vliditas soal No.13:
Mencari rpbi
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 83(TEKNIK ANALISA KORELASI)
STATISTIK PENDIDIKAN 2013
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan 1%
0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih kecil maka soal Nomor 13 adalah tidak valid.
14. . Menguji Vliditas soal No.14:
Mencari rpbi
Interpretasinya : df = N – nr = 10 – 2 = 8
Dengan df = 8 diperoleh harga r tabel pada signifikan 5% adalah 0,632 dan 1%
0,765. Karena rpbi yang diperoleh lebih besar maka soal Nomor 14 adalah valid.
MASALAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL Page 84(TEKNIK ANALISA KORELASI)