bab ll. tinjauan pustaka lt - 1 - · pdf filetegangan normal dinamik dan tegangan geser...
TRANSCRIPT
BAB ll. Tinjauan Pustaka lt - 1
BAB IL IINJAUAI\I PUSTAKA
2.1. Pendahuluan
Ketidaksabilan lereng akibat beban seismik dapat digolongkan menjadi 2
kelompok berdasarkan pada efek predominan lereng. Yang Frtama, inertial
instabilities dimana tegangan geser tanah dianggap relatif konstan dan deformasi
lereng yang terjadi diakibatkan oleh tahanan t nah yang terlampaui oleh tegangan-
tegangan dinamik. Yang kedua weakening instabilrties dimana tanah melemah dan
tidak dapat lagi sabil dengan tegangan-tegangan akibat gempa. Likuifaksi dan
pergerakan siklik adalah contoh kasus yang biasanya tedadi rrrAa weakening
instabilities.
2.2. Analisis Stsbilitas Lereng akibat Gempa
Beban gempa daWt berpengaruh signifikan terhadap tegangan-tegangan dinamik
horisontal dan vertikal pada lereng. Tegangan-tegangan tersebut menghasilkan
tegangan normal dinamik dan tegangan geser sepanjang daerah yang berpotensi
longsor. Jika dibandingkan dengan tegangan geser statik yang ad4 tegangan-tegangan
dinamik daprit melampaui tahanan geser ijin tanah. Hal ini yang menyebabkan
ketidaksabilan lereng. Beberapa metode untuk menganalisa kestabilan lereng dinamik
dijelaskan pada bb ini.
22,1. Cara Statik Ekuivalen ( Psandoxalc Arwlysis)
Pendekatan Pseudostatic adalah mengasumsikan efek dari gemga sebagai
kostanta terhadap percepatan arah horisontal maupun vertikal, yang kemudian
disebut sebgai percepatan pseudostatic dimana menghasilkan gaya dalam sebesar
Fl dan Fu.. Pada umumnya gaya gempa diasumsikan hanya bekerja pada arah
horisontal saja, sehingga k,: 0.
Gb. 2.1. Gaya-gaya yang bekerj a padaanalisis stabilitas lercng pseudostatic
Teeie f,lagister
BAB ll. Tiniauan Pustaka il - 2
F n =anW
resisting.force c^o +W cos F - Fosin fltan4Wsinp + Frcaspdriving.force
Keterangan:
F6: gala gempa horisontal
W: berat tanah
ah : percepatan ps eudostatic
Pemilihan nilai koefisien pseudosra*tic, k6 sangat mempengaruhi hasil analisis.
Terzaghi (1950) menggunakan k1 setresar 0,1 - 0,5 dari gempa rendah sampai gempa
besar. Seed (1979) meneliti 14 bendungan pada 10 negara berpotensial gempa dengnn
FS minimum 1,0 - 1,5 menggunakan k1:0,10 -0,12. Marcuson (I9s1) mengusulkan
k1: l/3 - l/2 dari maksimum percepatan gempa, termasuk faktor amplifikasi maupqn
deamplifikasi. Seed (1979) mengindikasikan bahwa deformasi pada konstruksi dam
dengan percepatan kurang dari 0,759 benrilai cukup kecil dengan angka keamanan
l,l5 menggunakan kn:0,1 (M:6,5) - 0,15 (8,25). Hynes-Griffrn dan Franklin (1994)
mengaplikasilnn Newmark sliding block analysis dengan 350 accelerogram pada
bendungan tanah, dengan angka keamanan > 1,0 digunakan kl: 0,5 dan deformasi
yang dihasilkan tidak besar.
Tabel 2.1. Beberapa pedoman pemakaian koefisien gempa untuk keperluan praktis
Koefisien Gemoa Keterangnn0,10 Gempa Sangat Besar, FOS >1,0 (Corps of Engineers,
1982\0.15 Gempa Besar, FOS >1,0 (Corps of Ensineers. 1982\0.15 - 0.25 Japan, FOS >1,00.05 - 0.15 State of California0,15 Seed (1979), dengan FOS >1,15 dan 20o/o reduksi
tegangant/c-Y2PGA lvlarcuson dan Franklin (1983)" FOS >1.0%PGA Hynes-Griffin dan FranHin (1984), FOS >1,0 dan 2Ao/o
pduksi tegangan
I
F S =I
J
a
Tesie tagister
BAB fl. Tiniauan Puetaka t f - 3
t'
r
Koefisien Gemna Keterangank v < % P G A Lereng aman terhadap gempa rencana% PGA<ky< PGA Kerusakan kecil dan besar daoat diteriadiky > PGA Diperkirakan kerusakan menyeluruh, diharapkan untuk
melakukan Analisis Dinafifk(sumber: Abrarnson, L, 1996)
Kelemahan Analisis Statik Ekuivalen
Representasi efek dinamik, komplek dan fiansien gempa men$adi sebuah
konstanta searah percepatan pseudostatik adalah sesuatu yang jelas lemah.
Bahkan Terzaghi (1950) menyatakan batrwa konsep pseudostatik sangat tidak
akurat (Kramer, 1996).
Analisis dinamik untuk stabilitas lereng dengan metode pseudostatic
mendapatkan lanpung nilai faktor keamanan, tetapi tidak mendapatkan besarnya
deformasi pada lereng yang longsor tersebut Dari beberapa penelitian yang
dilalokan oleh Seed (1979) menuqiukkan bahwa angka keamanan yang didapat
pada analisis pseudostatic tidak menur{ul*an keamanan timbunan selama terjadig€0p2, seperti tabel berihrt:
Dam h* r^f EfekgempaSheffield dam 0,10 1,2 Longsor keselunrhanLower SanFernando Dam
0, 15 1,3 Longsor pada lereng hulu
Upper SanFernando Dam
0,15 2 -2,5
l,ongsor di lereng danpucak bergeser 6 ftkebawah
lfilings Dam(Jaoan)
0,20 1,3 Longsor dam menimbuntambans
Kesulitan dalam mengambil nilai koefisien pseudostatic yang tepat, interpretasi
faktor keamanan dan berkembangnya metode lain yang lebih mendekati realitas
menyebabkan rnetode ini kurang digunakan untuk Analisis dinamik sabilitas
lereng. (Kramer, 1996)
2. 2. 2. Newmarh Sliding Block Amlysts
Gaya gempa mengandung percepatan yang merupakan fungsi wat$u, sehingga
mestinya fbktor keamanan yang ada pada sebuah lereng jika terkena gempa juga
akan berubah seiring dengan waktu. Jika gaya datam pada suatu lereng berubah
menjadi cukup besar dimana gaya tersebut melebihi dari gaya- gaya yang
a
I
Teds tagaster
J
I
BAB ll. Tinjauan Pugtaka _ n-4
menahan maka faktor keamanan akan turun dibawah 1,0. Ketika SF kurang dari
1,0 maka massa yang berpotensi longsor tidak lagi pada keseimbangan, dan
ketidakseimbangan gaya-gaya menjadi lebih cepat. Hal ini dianalogikan oleh
Newmark sebagai kotak gelincir pada permukaan miring.
C'b.2.2. Gaya-gayayang bekerja pada kondisi dinamik
FS|Q) =availab leresisting _ force = Rr(r) _lcas g - kol)sin Fltan|
Do{t) sinB + kr(t)cos pps eudo stat i cdr iv ing _ for " e
3
E zaoo6 1aIl'
0.3
kh
Gb. 2.3. Variasi angka keamanan pseudostatik terhadap koefisien horisontalpseudostatic pada blok dengan kemiringan 20o.
2.2.3. Makdffi-Seed Arnlysts (Sfmflffwl Method)
ldakdisi-Seed (1978) menggunakan percepatan gempa rata-rata dalam
menghitung deformasi pada timbunan berdasarkan pada prosedur Copra (1966)
dan sliding Bloek Analysis. Dengan penyerdehanaan Metode Elemen Hingga
dinamik dan analisis balok geser dari beberapa sfiuktur, metode sederhana ini
dapat memprediks i besamya permanent di sp I acement yang akan terjadi.
Perceptan batas pada bagtan permukaan yang berpotensi longsor dihitung
menggunakan tegangan leleh dinamik (800/o dari tegangan geser undrainedtanah).
Dinamik respon pada timbunan dinyatakan sebagai ratio percepatan yang
BAB ll. Tiniauan Pustaka
borvariasi dengan kedalaman permukaan yang berpotensi longsor terhadap tinggl
timbunan.
Berdasar pada berbagai hipotesis dan hasil nyata yang terjadi pada berbagai
timbunan dan synthetic grormd motion yang diskalakan sehingga menggambarkan
berbagai magnitude gempq Makdisi-seed menghitung variasi permanent
displacernent sebagai ql u*aan magnitude. Data-data tersebut di reduksi dengan
menormalisir terhadap PBA(peak bqsed acceleration) dan perioda dari timbunan.
Prediksi pennctnent displacement dapt dihitung dengan menggunakan chart
dibawah ini.
0 0.2 ffi
0.8 1.03rnar.:-o
Gb. 2.4. Variasi percepatan maksimum rata-tataterladap kedalaman potensiallongsor permukaan pada dam dan urugan. (Afier Makdisi and seed (Ig7s).Simpl ified procedure far estimating dsm and embanknent earthquake-induceddeformations, Journal of Geotechnieal Engineering Divisioa vol. 104, No.GT7. Reprinted by permission of ASCE)
!b5
I
I
0.8
1 .0
1
u-.0.1f ln*I"
{*l o,or
0.001
0,0001
I
u 0.1an"tlo
(*tl o.ot
0.sl
o,0001a,? 0.4 0,6
:k*fima
Gb. 2.5. variasi perpindahan permanen terhadap perceFtan maksimum padaberbagai magnitude gempa. (a) Rangkuman dari sejumlah gempa pada banyakdam dan urugan; (b) Nilai rata-rata. (Arter Makdisi and seed (1978). simptifiedprocedure fo, estimating dam and embanlonent earthqmke-indrceddeformations, Journal of Geotechnical Engineering Division, vol. 104, No.GU. Reprinted by permission of ASCE)
1.00 0,e o.4 0-6 0,s3*Fnrr
' "Sh€ar sric€'(rang6 br all detE)
. . . i . , , . " - . " . ,
i
I
F3'---"'
'ir-"; ,-r.n -
i t
: : i
\ ! " - . s i '..".\. i ...-......--;........-- ;.....-,.
..) i\ i * '-, i' . . ; \ - \ i-"--
:.'':::*it\i"'-";
' ' i . . \ \
i ir-:).r\u : e i r j " \
i i i-" i' - -i- --'r. , -
; i i: ! i
Tesis tlagistsr
BAB ll. Tlniauan Pugtaka !L-6
I
Studi Perbandingan Simpltfied Method dsn Finite Element Method
Sebuah studi tentang perbandingan Simplified Method da Metode Elemen Hingga
dilakukan oleh: Scott A. Ashford, A.M., Thomas J. Weaver, S.M., Ronaldo L.
Carreon.(ASCE 1998). Studi respon seismik pada tiga bendungan di komplek
bndungan Pantabangan, Filipina pada gemga Filipina tahun 1990, dibandingkan
dengan Bendungan Masiway yang mengalami kerusakan terburuk. Pada studi ini
bertujuan membandingkan beberapa metode guna memperkirakan displacement yang
terjadi. Metode yang digunanakan adalah Simplifed Method dan Finite Elemen
Methode. Sedangkan input motion yang digunakan juga divariasikan dari beberapa
motion yang mendekati dengan gempa yang terjadi saat itu yaitu gempa Loma Preita
(UCSC 0o), Gempa Landers (Joshua Tree 90o) dan Gempa Landers (Lucerne Valley
315").
Hasil dari analisa:
Perbandingan Simplified dan Finite Element Method wrtvk input motion 0,35 g
Motion Simplified Methode Finite Element MethodeTo, S€c Ottr"' I U. cm To- sec &""x. I U, cm
ucsc 0.52 t.a2 t2 0.39 1.06 9JT 0.79 0.92 t2 0.38 0.73 0LV 0.47 0.55 0 0.35 0.64 0
Perbandingan Simplfied dan Finite Element Method rntuk input motion 0,50 g
Motion Sirnplilied Methode Finite Element MethodeTo. SOC Smaxr B U, cm To. S€C amax' g U. cm
ucsc 0.55 1.28 27 0.42 t.27 2 lJT 0.85 1 . 1 6 40 0.47 0.87 3LV 0.53 0.68 0 0.37 0.88 3
Hasil perbandingan ternyata tergantung kepada input motion. UCSC menuqiukkan
hasil yang lebih baik dimana nilai T0 (first natural periode), a^^(the maximum crest
acceleration) dan U (displacenent) mendekati pada kedua metode diaas dibanding
dengan JT. Sedangkan LV menunjukkan hasil yang cupuk baik tetapi displacement
yang dihasilkan sangat kecil.
Hasil observasi lapangan, pada daerah dinding hulu 2 - 7 m dibawah puncak dam
terjadi displaeemenf sebesar 16 -92 cm. Jadi penggunaan input motion 0,50 g UCSC
menunjukkan hasil yang berada pda interval displacement yffig ada untuk kedua
Tsgie ilagiater
BAB ll. TiniauanPuEtaka
metode. Dari hasil studi jelas menunjukkan betapa pentingnya pemilihan input mation
dalam Analisis dimnfk.
2.2.4 MetodeElemen Hingga (Fintte Element)
Persamaan GerakElemen
Pada metode elemen hingga hal yang penting adalah diskretisasis elemen seperti pada
garrbar 2.6. Displacement tanah pada setiap titik pada elemen, {v}t{u v},
dinyatakan dalam displacement titik nodal, {q}':tu, u2 uj u4 v1 v2 vj va}sebagai:
{v}= [Nl {q}Dimana [fVJ adalah mafrik fungsi bentuk (shape function}.Matrik Regangan-Displacement [Bl merupakan regangan-regpngan yang ditentukan
dari displacement titik nodal
{e} = IBI {q}Dan matrik tegangan-regangan [D] memiliki hubungan tegangan regiangan sebagai
berikut:
{o} = tDl {e}
u-7
I
I
'+ no+
x
Ctb.2.6. Diskretisasi elemen hingga pada struktur pnil:rn mengilusfiasikan derajatkebebasan dari elemen dengan 4 titik nodal
Penentuan sistem koordinat lokal, (s,0 dari elemen quadrilaterat ke dalam segi empatseperti terlihat pada 9b.2.7. dan dengan menggunakan hubungan regangan-
displacement dan tegangan-regangan, sebuah matrik kekakuan elemen dapatdituliskan (dianggap tebal arah z:1 satuan) sebagai:
1 l
lk"|= JIFf FlBplas.at-l -l
Dimana
t I = *$,( u*, u*,._ anr, 4ff, .),,l" I H u"t*'\ at at ot at )''
Tesls lrlagieter
-l -l
,
Sebuah matrik masa elemen yang konsisten dapat ditulis, dengan asumsi berat jenis
elemen konstan
l l
fu)= pJJFrf Frltlas.at
't_.--,x
Gb. 2.7. Pemetaan elemen quadrilateral dari bidang tak bEraturan pada siskmkoordinat x-y ke bidang segi empat pada sistem koordinat s-r
Matrik damping dapat menjadi hal yang rumit karena mengimplkasikan berbagai
perumusan ketergantungan frekuensi damping. Untuk analisis respon non linier,
damping utamanya dihasilkan dari perilaku hesteretic tanah dan dengan demikian
memperhitungkan variasi matrik kelCIkuan karena kondisi pembebanan siHik. Matrik
konsisten damping dapat dirumuskan sebagai berikut:l t
k,l= pl[Wf ftlFPlas.at-l -l
Dimana [al adalahmatrik damping masa
Persamaan gerak elemen daEat dituliskan sebagai
l, "Itil *["" lti]* [*, Jk] = @<,>lDimana vekfor gaya elemen adalah
l l
@@l = J J trl $r\tlas.at* I M {r}as-1-I r
Dimana {W} adalah vektor gaya beban dan {T}vektor naksi eksternal yang
diaplikasikan pada suatu permukaan.
Persamaan Gerak Global
Berdasar dari persamaan gerak elemen dapat ditulis persamaan gerak global sebagai
berikut
t
Teeis Magirter
BAB ll. TinJauqn Puotaka ll - g
luftl * [cff;l * [K J{, } = Errl}Dimana M adalah matrik masa global, [C] adalah matrik damping global, [K] adalah
matik kekakuan global, {u} adalah vektor displacement global pada titik nodal,
{R(t)}adalah gaya global pada titik nodal.
Pada kasus dengan beban yang diakibatkan oleh gerakan pada dasar, persamaan gemk
global menjadi
luftl * [cJ{,} * [r]{,] = -luftip, <,t
2.3. Persamaan-Pensamaatr Elemen Hingga dengan Geo-ffice
Persamaan gerak (rnotion) untuk sistem respon dinamik dalam elemen hingga
dinyatakan sebagai berikut:
t M ltnl *[, ]{di} +l s l{a} = {F}
dimana:[MJ : matrik masa[D] = matrik dampingffi : matrik kekakuan{F} : vektor gaya
fi): vektor percepatan pada nodal
[i]: vektor kecepatan pada nodal
{a}: vektor perpindalran pda nodal
Matrik K mengandung properti kekakuan material dan vektor F mengandung
komponen beban. Perilaku tanah dapat berupa undrained maupun drained. Matik M
memperhitungkan properti massa seperti tanah, air dan konsfiuksi lainnya. Berdasar
pada hukum Newton tr (F=n.a), lebih besar massa akan didapat percepatan yang
lebih kecil untuk beban tertentu. Matrik C mencerminkan material damping, dimana
pada kenyataannya ini diakibatkan oleh gesekan dan plastisitas/ viskositas. Lebih
besar plasfisitas material akan meredam getaran lebih besar pula dan menghasilkan
perpindahan yang lebih kecil setelatr diberikan sebuah beban.
Matrik Masa Ml
Matrik masa dapat berupa consistent mass matrix atav lurnped mass matrix.
consistent mass tnatrix :
l M l = f , a < N l r < N ) d v.F
Tesis tagicter
BAB ll. finiauan Puetaka
lumped mass matrix'.
[ ]il 1= Jctvld"
p : beratjenis
{rp = vekitor baris dari fungsi interpolasi
tV ] : matrik diagonal dari fakfor distibusi masa
QUAKE/IV menggunakan lumped rnass matrix.
Matrik Damping [Dl
Nfatrik damping mempunyai huburgan linier terhadap matrik masa dan matrik
kekakuan.
l D l - a [ M J + . d l K ]Dimana : a dan B adalah bilangan scalar dan disebut Rayleigh damping coefficients.
Hubungan terhadap damping ratio q adalah:
a + 8 a . 2o ' T
dimana: or adalah bagran dari frekuensi getaran sistem.
QUAKEAil menghitung koefisien damping Rayleigh dengan menggunakan nilai
terendah dan keduatercndah dari frekuensi sistem dan sebuah konstanta damping
ratio.
Matrik Kekakuen ffi
lrl - J" tsr Ir][;],udimana:
[B] : matrik regangan- displacement
[C] = matrik constitutive
{rp = vektor baris fungsi interpolasi
Pada analisisplane strain dua dimensi, QUAKEAil menganggap seluruh elemen
menjadi sebuah luasan.
Ir]-,fi[8rtc][e],uDimana: t adalah tebal elemen
Matrik Regangan -Displacement
!r- 10
i
I
Tesis Magioter
I BAB ll- Tiniauan Puetaka
QUAKE/W menggunakan rekayasa tegngan regangan dalam menentukan vekilor
regangan.
f", lt l{"} =l; I[t*J
Variabel yang menjadi masalah tegarlrgur/ deformasi adalah displacement, dimana
berhubungan dengan vektor regangan:
(4 -trrtJdimana:
[B] : matrik regangan,
u, v =rodal displacement arah x- dan y-directions,
Unfuk masalah 2 dimensi plane strain e" =0 dan matrik regangan menjadi
[fr]=
Hubungan Elastic Constitutive
Tegangan terkait dengan rcgangan menurut teori elastisitas sebagai berikut:
to) =lsl{4
dimana [C] adalah matrik constitutive (element property)
t*l=dq
dimana:
E = Modulus Young's
v: Poisson's ratio
! r - 11
t
tr*[a' w a' r"J
Tesie ltlagister
BAB ll Tiniauan Pustaka
Gaya-Gaya Badan (Body Forces)
QUAKEAV dapat memodelkan gayabrurat yang bekefa dalam arah vertikal maupun
horizontal. Gaya tersebut bekerja pada seluruh elemen. Gaya berat arah vertikal bu,
adalah akibat bekerjanya gravitasi pada elemen. Pada suatu material, intensitas gaya
berat dalam arah vertikal adalah didapatkan dari berat volume y,, dimana terkait
dengan berat jenis material p :
f i =Pt
Dimana g adalah konstanta gravitasi. Ketika berat isi y bukan nol, QUAKEAM
mengevaluasi integrasinya dengan integral numerik dan mengaplikasikan sebagai
gaya vertikal kebawah (negatif) pada setiap nodal elemen.
",$[" anr)dv
Demikian pula, jika satuan gaya dalam arah horizontal bh, tidak sama dengan nol ,
gaya arah horisontal pada nodal digunakan dalam perhiturgan.
a*J,[* ]l'')du
Dalam analisis dinamik, berat jenis dihitung dari satuan gaya berat vertikal.
Gaya akibat Beban Gempa
Pembebanan gempa dapat dinyatakan sebagai berikut:
{rs} = [M](t]
dimana: [M] adalah matrik masa dan (d ) adalah percepatan pada nodal
Pemilihan Model Tanah
Pada program QUAKEAM, anah dapat dimodelkan Linier-Elastic atau
Equivalent-Linier. Pada model Linier-Elastic , proprties tanah selalu konstan dan
tidak diperlukan itemsi. Sedangkan pada model Equivalent-Linier ,properties tanah di
perbaruhi pada setiap perhitungan, sehingga dibututrkan iterasi sampai mendapatkan
hasil yang konvergen.
Analisis Linier Ekuivalen (Equtvalefi Linear Arulysts)
Perilaku non linier modulus gesor dan damping ratio lrarena kondisi beban
dinamik dapt disimulasikan dengan analisis Equivalent Linier. Pada analisis ini,
konstanta G dan darnping ratio digmakan selama analisis beban dinamik. Modulus G
n -12
Teois ilagiater
BAB ll. Tiniauan Pustaka
dan damping ratio yang baru dihitung dari siklik atau sebuah regangan geser siklik
ekuivalen yang dihasilkan pada analisi dinamik. Kemudian analisis beban dinamik
baru dimulai dengan modulus dan damping ratio yang baru. Proses iterasi akan
diulang sampai perubahan displacement dari dua iterasi yang berurutan bernilai kecil.
QUAKEAM menghitung displacement normal maksimum selama analisis
beban dinanrik dan membandingkan displacement normal maksimum dari dua iterasi
yang berurutan. Displacement narmal maksimum dihitung dengan nrmus:
i l - 1 3
.n -**[me* t'F,,c',,"1
:
Dimana a'" adalah displacement dinamik pada suatu nodal n, dan i adalah jumlah
iterasi. Idax 0 adalah nilai maksimum selama analisis dinamik. Program akan
berhenti ketika perubahan displacement normal maksimum lebih kecil dari nilai
toleransi eowerge yang ditentukan atau program mencapai jumlah iterasi maksimum
yang ditentukan.
Toleransi konvergen dihitung seperti dibawah ini:
fi,t- - /B.5'('4il* -'1i* ) lTdr*ance--rr
A,-:Til
Dimana ABS adalah nilai absolut
E qulv ale nt Cy c lic Par amde rs
Uji laboratorium dinamik biasanya dilalrukan dengan memberikan tegangan
siklik yang seragam. Getaran gempa memiliki siHis yang tidak beraturan, sehingga
perlu untuk meng-ekuivalenkannya. Seed etal.(1975) menyatakan bahwa siklus
tegangan geser yang seragam sama dengan 650/o dwi siklus tegangan geser maksimum
dari pergsrakan gempa yang tidak beraturan dimana akan menghasilkan tekanan pori
yang sama. Angka ekuivalen siklus berhubungan dengan magnitude gempa, sebagai
contoh jika magnitude gempa 7,mals angka ekuivalen siklusnya 10.
Teeis llagister
d{t
xE
;q9 m{Etx{)E
E r oEtEE?
, * t o
t
BAB ll. Tiniauan Pustakg - l! - 14
Eslhquaks magnlhrdt, llf
Gb. 2.8. Hubungan Jumlah Siklik Ekuivalen terhadap Magnitude Gempa
Modulus Geser G pada Kondisi Beban SiklikDinamik
Uji laboratorium memperlihatkan bahwa kekakuan tanah berubah regangan
amplitudo sikliknya akibat beban siklik dinamik. Secan modulus geser tanah meilrun
dengan naiknya arnplitudo regangan geser siklik.
Crb.2.9. Modulus padaKondisi Beban Siklik
Variasi secan modulus geser terhadap regangan geser siklik dapat dijelaskan sebagai
fungsi G-Reduction.
l\ilrffi-l &aodsd
Teeis Magieter
flAR ll Tiniarnn Purtaka ll - 15
0 6
x o Et!
gg
t ' t
n 0, 1
Cyc[c Sl,ner Strrin
Gb. 2.10. Contoh grafik hubungan G/Gmax vs Regangan Geser Siklik
QUAKEAM menggunakan hubungan empiris antara Gmax dan tegangan utama initial.
Gmax = k(d^y
Dimana : k dan n adalah konstanta.
ok adalalr tegangan batas efektif utama. Tegangan ftn independent tvlndap Gma:r
jika konstanta n=0. Sedangkan k adalah unit dependent tegangan yang berhubungan
dengan kondisi tanatr di lapangan, seperti kepadatan tanah dan kondisi over-
consolidation tanah.
Ishibashi dan Zhang (1993) mengembangkan sebuah ekspresi untuk
memperkirakan rasio G/Gmax. Dua variabel utama adalah Indeks Plastisitas (F) dan
tegangan batas. Tegangan batas dalam kPa.
+'tr(7,F,r)(.,")*""**Ur-
KU. PI)- t t{t + t*n [r,
+
vO(PDTIN0.000102 tl
n(r, pr) - n =o rz{r - renh [', [ "PI* ] ]-'
(-o oresn")
n * 0 . 0 f o r P l * 0
* 3.37 x lS'6 PI l..f$4 for 0 < PI < | 5* 7.00 x l&7 Fl 1.976 fbr 15 < PI < ?0* ?.70 x l0-5 PI l.l 15 for PI > 70
\f.
Tesig Magicter
BAB ll. TinJauan Pustaka lf - 16
Damping Ratio akibat Kondisi Beban SiklikDinamik
Dengan menunrnnya modulus geser G terhadap naiknya regangan geser siklik,
maka htas hysteresis loops dari grafik tegangan-regangan akan bertambah besar, hal
ini mengindikasikan bahwa damping ratio juga naik seiring naiknya amplitudo
regangan siklik. Gambar dibawah ini memperlihatkan variasi tipikal damping ration
terhadap regangan geser siklik.
Cycllc Sftcrr Srin
Gb.2.11. Contoh Grafft Hubungan DampingRatio vs Regangan Geser Siklik
Variabel untuk mendapatkan damping ratio adalah Indeks Plastisitas dan G Reduction.
6 - g 33rr* oo(-0:0ra5Pr")
[. rrr[*J' -t *t*-t]
Faktor Keamanen dengan program SLOPE/W
Faktor keamanan dengan menggunakan metode keseimbangan ditentukan
bahwa faktor dimana tegangan geser tanah harus diturunkan agax supaya membawa
masa tanah ke batas keseimbangan pada sepanjang permukaan gelincir yang dipilih.
Sejauh ini, pada metode tersebut, ada dua asumsi yang harus dipakai dalam analisis
firktor keamanan:
- Faktor keamanan komponen kohesif tegangan dan komponen gesekan adalah sarna
untuk sehnuh tanah yang terkait
- Faktor keamanan pada seluruh kepingan adalah sama
Asumsi diatas tidak lagi diperlukan pada metode tegangan elemen hingga.
(finite element sfress). Dengan kata lain, perhitungan faktor keamanan dengan
pendekatan metode tegangan elemen hingga tidak sama dengan fbktor keamanan
:{d}
3S:'
8 : * c ,a
5 ;*i6
Ecr !5lJ
.I
*6 roio
N
-.: .d
Teeic lt|agicter
t
BAB f l. Tlniauan Pustaka al - 17
dengan pendekatan keseimbangan batas. Pada metode tegangan elemen hioggu, faktor
keamanan dinyatakan sebagai perbandingan antara jumlah tahanan geser sepanjang
permukaaan gelincir terhadap jumlah gaya geser yang bekerja sepanjang permukaan
gelincir yang sama.
Is"SF=#-
LS*
SF: faklorkeamanan
fSr: jumlah tahanan geser sepanjang permukaaan gelincir
f Sze:lumlah gaya geser yang bekerja sepanjang permukaan gelincir
Gaya tahan @atrap potongan dihitung dengan mengalikan tahanan geser tanah pada
bagtan tengah pada dasar potongan. Bentuk modifikasi persamaan Mohr-Coulomb
pada tanah tak jenuh menyatakan gaya tahanan yang ada :
Sr = sg = (c'+(o, -u,)tan6'+(u"-u,)tanq')p
5
" dimana:
s : tahanan gpser taoah pada bagian tengah pada dasar potongan
b : panjang dasar dari potongan
so: tegangan normal pada bagian tengah dasar potongan
uo:tel<atnnudara pori
' uo: tekanan air pori
0' : sudut ges€r dalam effektif
Sb: sudut geser dalam akibat naiknya tegangan geser akibat penyerapan air
Gaya geser yang terjadi pada tiap potongan dihitrng dengan menjumlahkan
tegangan-tegangan geser pada bagian tengah dari dasar potongan (t*).
Sm = t.F
Teeis Magister
t
BAB ll- Tiniauan Puataka ll - 18
Faktor keamanan local dari sebuah potongan dapat dihitung dengan persamaan :
Local.SF=g - sF
Sm r-B
Tegangan-tegangan normal maupun tegangan-tegangan geser dihasilkan dari
pada program SIGMA/W atau QUAKE/W. Dengan demikian persamaan-
persamaan untuk menghitung angka keamanan adalah linier, sehingga tidak
diperlukan iterasi untuk mendapatkan angka keamanan, sama seperti pada metode
keseimbangan batas.
Perhitungan Tegangan Normel dan Tegangan Geser yang bekerja
(Nontul Stress and Mobtltzed Shear Stess )
Informasi yang dibutuhkan adalah dari analisis tegangan, yaitu tegangran o lq
o y, and r xy pada tiap titik Gauss pada tiap elemen. Tegangan-tegangan ini
digunakan untuk menghitung tegangan normal dan tegangan geser yang bekerjapada
bagian dasar setiap kepingan. Prosedurnya adalah sebagai beriht:
Langkah 1: Identifikasi Elemen
Langkah pertama adalah mengidentifikasi elemen dimana pada tengah bagran
dasar sebuah kepingan. Hal ini dilakukan dengan menentukan koordinat global dari
titik tengah dasar (base cente), kemudian ditentukan untukkoordinat lokal (r,s) dari
base eenter sebuah elemen.
Pada analisis elemen hingga, koordinat global dari titik dasar berhubungan
dengan koordinat gilobal titik-titik nodal setiap elemen:
x: <N> {X}
y: <N> {Y}
dimana:
x: koordinat global x dari base center
y: koordinat global y dari base center
{X} : koordinat elobal x dari titik-titik dari elemen
{Y} : koordinat global y dari titik-titik dari elemen
{{) : matrik interpolasi
Tesis ilagister
BAB ll. Tiniauan Pustaka ll - 19
Karena firngsi interpolasocN> ditentukan dalam koordinat local (r,s) dan
koordinat global tidak dikeahui, koordinat local dari base center pada sebuah elemen
dapat dihasilkan dari menyelesaikan dua persamaan simultan dibawah ini.
Sebuah base center pada sebuah elemen jika koordinat lokalnya berada pada range
dibawah ini:
.Untuk elemen segi tiga: (0 S r > 1) and (0 S s > l)
.Untuk elemen segi empat (-1 < r > 1) and (l S s > 1)
Jika koordinat local keluar dari range, maka base center tidak berada di elemeq dan
prosedur akan berpindah ke elemen berikutnya. Hal ini berlanjut sampi elemen
dimana mempunyai base center ditemukan.
Langkah 2: Tegangan-Tegangan Nodal Elemen
Untuk menghitung state tegangan pada base center, yang pertama diperlukan
adalah menetapkan tegangan pada titik-titik di elemen. Hal ini dilalrukan dengan
memproyeksikan nilai Gauss pada titik-titik dan kemudian merata-rata nilai-nilai di
nodal dari elemen yang bersangkutan. Proyeksi dilakukan dengan menggunakan
fungsi interpolasi.
/ = {ffxs}dimana:
f : tegangan pada titik+itik di elemen
{rP: matrik fungsi interpolasi
{F} = Nilai-nilai tegangan pada titik-titik Gauss
Fungsi interpolasi adalah sama dengan fimgsi standard yang digunakan untuk
menggambarkan sebuah variabel dalam sebuah elemen dalam bentuk nilai-nilai nodal,
kecuali jika koordinat local berbanding terbalik dengan titik-titik integrasi dari titik
standard Gauss.
Sebagai contoh, koordinat local titik integrasi Gauss di dalam sebuah elemen
adalah (0,577, 0,577). Ketika diproyeksikan dari titik Gauss ke titik sudut, koordinat-
koordinat local terdekat titik sudut adalah (1,73, 1,73). Gambar dibawah ini
memberikan ilustrasi skema proyeksi untuk sebuah elemen segi empat
Tseis tlagieter
t
,t
.t
\
I
BAB ll. Tinjauan PUstaka ll - 20
(-1.?320, 1.73e0) (1,7320, 1.7320)
. Element Gauss PdnE
I Elemgnt Gorner Nodeg
(-1.T$eO, -1.7SA0) (1.7320, -1.7320)
Proyeksi diatas membuat setiap elemen menjadi bermasalalr, dan nilai dari setiap
elemen yang terkait kemudian dirata-ratakan. Untuk menyelesaikan prosedur ini, o*,
oy, diil r, harus diketalui pada setiap node dalam mesh yangada.
Langkah 3: Tegangan-Tegangan Base Center
Setelah oy, oy, dan to pada node-node diketahui, standard yang sama dari
fungsi interpolasi digunakan lagi untuk menghitung tegangan pada titik tengah dasar
kepingan. Koordinat lokal pada base center diketahui dari identifikasi elemen
(langkah 1). Dalam bentuk persamaan,
{'} -{r4{q}
dimana:
{o } : tegangan-tegangan pada base center
<}.I>: matrik fngsi interpolasi
{o"} : tegangan-tegangan pada node-node elemen
Hasil dari penyelesaian pada tahap ini adalah,o;, (iy, and r", pada setiap base center
dari sebuah kepingan.
Langkah 4: Tegangan Normal dan Geser padr- Base Center
Tegangan normal {or} dan tegangan geser mobilize tt*} pada base center
dihitung menggunakan rumus berikut (Higdon, 1978):
Tagia tlagister
ofi
o 1 6 t F - o
= r I+ x l cos? f+ t s i t L lg
tf -tr
T =T cosZd- x Js rnZd
n t r y z
dimana:
o" : tegangan total arah x di base center
or: tegangan total arah y dt base center
qo, = tegangan geser arah x and y dt base center
0 : sudut yang diukur dari sumbu x positif ke garis dimana tegangan normal bekerja.
Garis dimana tegangan normal bekerja, tegak lurus terhadap garis singgung dasar
kepingan, sedangkan garis dimana tegangan geser bekerja sejajar dengan garis dasar
kepingan.
2,4. Analisis StstikEkuivalen dengrn Program Komputer PLAXIS
2.4.1. Material Model
Pemodelan Mohr-Coulomb (PerfechPlosticity)
Plastisitas berhubungan dengan regangan yang tidak kembali (irreversible).
Guna mengevaluasi apakah plastisitas teryadi atau tidak, sebuah fungsi keruntuhan f,
diperkenalkan sebagai fungsi tegangan dan regangan. Fungsi ini sering disajikan
sebagai suatu permukaan dalam tegangan utama. Model plastis sempuma adalah
model konstitutif dengan permukaan runtutr yang tetap (f,ued), yaitu permukaan
keruntuhan yang benar-benar ditentukan oleh parameter-parameter dan tidak
terpengaruh oleh regangan plastisnya. Untuk tegwgan tetap disajikan oleh titik-titk
dalam permukaan leleh, perilaku ini mumi elastis dan seluruh reganganoya kembali
ke kondisi semula (reversible).
Perilaku E lastic Perfectly-Plasdc
Prinsip dasar dari elastoplastis adalah regangan dan regangan dasar dibagi ke
dalam bagian elastis dan bagian plastis:
t : g!+qP 6 - 6 e a 6 P
Hukum Hook digunakan untuk mengaitkan tegangan dasar dan regangan dasar.
Tesie trlagister
BAB ll. Tiniauan Pustska ll -22
o ' : t t : g ( i - { )
Berdasarkan teori klasik plastisitas (Hill, 1950), regangan dasar plastis adalah
proporsional terhadap derivatif dari fungsi keruntuhan tegangan. FIal ini berati bahwa
regangan dasar plastis dapat disajikan sebagai vektor yang tegak lurus terhadap
permukaan leleh. Bentuk klasik dari teori ini menghubungkan dengan teori plastisitas
yang ada. Bagaimanapun , untuk tipe keruntuhan Mohr-Coulomb, teori plastisitas
terdahulu lebih memprediksi dilatansi. Dengan demikian, sebagai tarnbahan firngsi
keruntuhan, sebuah fungsi potensial plastis g diperkenalkan. Kasus g * f adalah
dinyatakan sebagni bukan plastisitas penuh. Pada umumnya, r€gangan dasar plastis
dituliskan sebagai:
i P = n a $Ao'
Dimana lpengali plastis. Pada perilaku elastis murni I : 0o sedangkan pada kasus
perilaku plastis L adalah positif
x. =a untuk f<0 atau: # 2'g<o @hsris)a-r T
x" >o untuk f=o dan: # { Ur, (plastis)
Gb.2.12. Ide dasar sebuah model elastic plastic sempuma
Persamaan-persarnaan ini digunakan unfuk menyatakan hubungan antua nilai
tegangan efektif dan nilai regangan pada elastoplastis (Smith & Griffith, 1982;
Vermeer & de Borst, 1984):
Teaie tagister
BAB fl- Tinieuan Puatgka ll-23
6 , : ( o r - " o e 0 g O f r p r l e
l : d : A o ' A o ' : f -\ - /
D, 9.L: a {
dimana:
. a f rd : :
o o '
Parameter a digunakan sebagai sebuah switch. Jika perilaku material elastis, nilai cr:
0, sebaliknya untuk plastis, nilai cr: 1.
Teori plastisitas diatas terbatas pada permt*aan keruntuhan yang halus dan tidak
berlaku pada permukaaan keruntuhan lebih dari satu (multi strface) seperti disajikan
dalam model Mohr-Coulomb. Untuk jenis keruntuhan demikian teori plastisitas
dikembangkan oleh Koiter (1960) dan yang lannya:
:D ^ og t ogz9' : tLI
A_ - 4Z
Un - ...
Dengan cara yang sama, beberapa fungsi keruntuhan independen (fi,f2,...) digunakan
untuk menentukan besamya bilangan pengali (gr, gz, ...).
Perumusan Model Mohr-Coulomb
Kondisi keruntuhan Mohr-Coulomb adalah kelanjuan dari hukum gesekan
Coulomb tentang kete{apan umum tegang;an. Pada kenyataannya kondisi ini
meyakinkan hukum gesekan Coulomb berlaku pada setiap bidang pada sebuah elemen
material.
Kondisi penuh keruntuhan Mohr-Coulomb dinyatakan dalam 3 fungsi
keruntuhan dimana dirumuskan dalam bsntuk tegangan utama:
f i : l loz" oj ' l+$(o2'+ oi ' ls in p 'ccnsp < 0
fz= $lo| - of l+t{ os ' + 6i )snp'ccosp 3 0
ft: +loi - o2'l+$( oi + o2')s:u.p-ccosp < a
Dua parameter model plastis yang muncul dalam fungsi keruntutran adalah sudut
geser g dan kohesi c. Fungsi-funpi keruntuhan memperlihatkan sebuah kerucut
hexagonal dalam numg tegangan utama seperti gambar dibawah ini.
Teais Magister
BAB fl. Tiniauan Pustaha ,l-24
-otr= -O'r*-O'a
Gb. 2.13. Permukaan keruntuhan Mohr-Coulomb dalam ruang tegangan utama (c : 0)
Sebagai tambahan pada fungsi kerunfirhan, 3 fungsi potensial plastis dinyatakan
dalam model Mohr-Coulomb:
g: +loz ' - o j ' l+$( o2' + os')snw
gz: $ lo3 ' ' o l l+$( os ' + 6 l )sny
&: + lo i ' o2 ' l+$( o i + oz ' )snvr
Fungssi potensial plastis terdiri dari sebuah parameter plastisitas, sudut
dilatansi ry. Parameter ini dibutuhkan untuk memodelkan perubahan regangan
volumetrik positif seperti kenyakan pada tanah Wdat.
Untuk c> 0, kriteria standar Mohr- Coulomb memperbolehkan tarik. Ternyata,
tegangan tarik ijin memhsar dengan kohesi. Pada kenyataannya, tanatr tidak menahan
atau hanya memiliki tahanan tarik yanga sangat kecil. Perilaku dernikian dapat
dilakukan dalam analisis PLAXIS dengan memasang sebuah tension eut-off. Pada
kasus seperti ini, lingkaran Mohr dengan tegangan utama negatif tidak diperbolehkan.
The tension cut-offmemprkenalkan 3 ambahan fungsi keruntuhan:
f+= 6t ' - or < 0
fs:c.2 ' - c l l ( 0
fo: c's'- or S 0
Ketika prosedur tension cut-off ini digunakan, tegangan tarik ijin [r ditentukan sama
dengan nol. Untuk 3 fungsi keruntuhan ini aturan aliran dipakai. Untuk tegangan
dasar berada di permukaan keruntuhan, perilakunya adalah elastis dan mengikuti
hukum Hook tentang isotropik elestis linier. Karena itu disamping parameter
-0'1
e
iTeeic tagieter
BAB ll. Tiniau?n Puetaka - ll -.25
plastisitas c, <p dany, input yang disyaratkan pada geser elastis adalatt modulus
Young's E danPoisson's ratio ry.
Parameter-Parameter Dasar Model Mohr-Coulom b
Model Mohr-Coulomb mensyaratkan 5 parameter, dimana umumnya
dihasilkan dari uji dasar contoh tanah. Parameter-parameter tersebut adalah:
modulus Young's tkN/m1
Poisson's ratio t-l
sudut geser fl
tkl.I/mtl
t'l
Modulus Young (E)
PLAXIS menggunakan modulus young sebagai dasar modulus kekakuan
dalam model elastis dan model Mohr-Coulomb, tetapi beberapa altematif moduli
diperlihatkan juga. Modulus kekakuan mempunyai dimensi dari tegangan.
Pengambilan nilai parameter kekakuan perlu dicermati karena banyak material tanalt
memperlihatkan perilaku nonJinier dari awal pembebanan. Dalam mekanika tanah
kemiringan awal di indikasikan sebagai Eo dan secan modulus pada 50o/o tegangan
dinotasikan.Oso. Untuk material dengan mnge linier elastik yang besar akan realistis
menggunakan Ea, tdapi unfuk beban tanatr umumnya menggunakan Eso. Dalarnloil
masalah tmloading, seperti kasus terowongan dan galian, lebih diperlukan Eu, dari
Wda Eio.
Untuk tanah-tanah, baik modulus unloading En" maupun modulus beban awal
Ee, cenderung naik bersama tekanan batas. Dengan demikian, lapisan tanah yang
dalam cenderung mempunyai kekakuan yang lebih besar dibanding lapisan yang
dangkal. Selain itrt, kekakuan tergantung pada garis tegangan yang ada. Dari
penelitian, kekakuan jauh lebih tinge untuk penarikan beban (unloading) dan
pembebanan kembali (reloading) dibanding pembebanan awal. Juga, kekakuan tanah
dalam bentuk modulus Young lebih rendah untuk tekan (mengalir : drained)
dibanding untuk geser. Sehingga ketika menggunakan konstanta nodulus kekakuan
untuk menggambarkan perilaku tanah, seharusnya dipilih sebuah nilai yang konsisten
dengan tingkat tegangan dan jalannya garis tegangan (stress path development).
E
v
ac
V
kohesi
sudut dilatansi
Tesis lrlagieter
BAB ll. Tinlauan Pusteka ll - 26
l o - o Il t 3 l
Gb.2.14. Definisi Eo danEso unfuk hasil uji drained standard triaxial
Poixon's ratio (r)
Uji-uji standard triaxial mengalami penurunan volume yang sigufikan pada
awal pembebanan dan konsekuensinya Polsson ratio (vs) nya rendah. Pada beberapa
kasus seperti masalah pelepasan beban sebagian, realistik menggunakan nilai rendah
tersebut, tetapi pada umumnya ketika menggunakan model Mohr-Coulomb,
p€nggunaan nilai yang lebih besar direkomendasikan.
Pemilihan Poisson's ratio cukup mudah ketika digunakan model elastis atau
Mohr-Coulomb, adalah pembebanan gravitasi (naiknya il,Iweight dari
0 ke I pada perhitungan plastis). Untuk jenis pembebanan ini PLAXIS memberikan
rasio yang realistis yaitu
IG=on/ ou.
o n l c u = v / ( 1 - v )
Untuk l-dimensi tekanan, mudah untuk memilih Poisson's ratio yang
menggambarkan nilai Ko yang realistis. Dengan demikian, v dievaluasi dengan
mencocokkan Ko. Pada banyak kasus diberikan nilai v antara 0,3 dan 0,4.
Kohesi (c/
Tahanan kohesi mempunyai dimensi tegangan. Untuk tanah non kohesif (c: 0),
PLAXIS menyarankan untuk memasukkan nilai yang kecil (c > 0,2 kPa).
I
Tesis illagister
Sudut Geser (p)
-ct 2 -o I stress
Crb. 2.15. Lingkaran teganganpada keruntuhan Coulomb
Secara umum, sudut geser menentukan tegiangan geser seperti terlihat pada
gambar lingkaran Molu. Penentuan kriteria keruntuhan lebih umum menggunakan
kriteria keruntuhan Mohr{oulomb karena lebih baik dibanding pendekatan Drueker-
Prager dimana kurang akurat untuk konfigurasi axisymmetric.
2.4.2. Masukan Analisis Statik Bkuivalen
Untuk menenfukan SF statik ekuivalen, sebagai masukan adalah percepatan di
permukaan tanah (ar,) atau lebih dikenal sebagai percepatan pseudostatik. Dalam
Plaxis, gaya pseudostatik akan aktif jika berat material sudak diaktifkan
( lttt "ight =t ). Untuk mengaktifkan keduanya maka lMaccet =1.
d^Zlfireight =l
I
Y
flalrwashr=t
c/phi reduction
cQhi reduction dikernl sebagai cara menentukan angka keamanan longsor pada Plaxis
dimana merupakan pendekatan parameter tegangan tan <p dan c tanah yang secara
berturut-turut menurun sampai keruntuhan terj adi.
Tesis ilagister
SF=tegangan.ijin = n il a t.2 ld,Sf . s aat .r unt uh
tegangan.saat.nmtuh
I usr - ffiQ*ou' = ""'H '
tanena,cea crefued
t
Tesic tagieter