bab iv.pdf

14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengamatan parameter fisika, kimia, dan biologi. Hasil pengamatan parameter pada stasiun I yaitu parameter fisika diperoleh rata-rata suhu 29,2ºC, sedangkan kecerahan rata-rata 145 cm. Parameter kimia diperoleh rata-rata pH 7,65, sedangkan oksigen terlarut pada stasiun ini rata-rata 4,9 mg/l. Parameter biologi yaitu fitoplankton diperoleh keanekaragaman 0,3285. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu, pH, dan oksigen terlarut yaitu Water Quality Checher (WQC), kecerahan digunakan alat Secchi disk, sedangkan pengambilan sampel fitoplankton digunakan alat Plankton net. Tabel 1. Pengamatan parameter pada stasiun I (muara sungai) di perairan sungai Je’neberang. No Parameter Stasiun I Alat 07.00-09.00 Wita 11.00-13.00 Wita 15.00-17.00 Wita 1. 2. 3. Fisika a. Suhu b.kecerahan Kimia a. pH b. Oksigen terlarut Biologi Fitoplankton 29,1ºC 145 cm 7,63 4,8 mg/l 0,2205 29,3ºC 145 cm 7,68 4,9 mg/l 0,2142 29,3ºC 145 cm 7,65 4,9 mg/l 0,5508 WQC Secchi Disk WQC WQC Plankton Net

Upload: abdul-wahab-hadada

Post on 24-Apr-2015

157 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV.pdf

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengamatan parameter fisika, kimia, dan biologi.

Hasil pengamatan parameter pada stasiun I yaitu parameter fisika diperoleh

rata-rata suhu 29,2ºC, sedangkan kecerahan rata-rata 145 cm. Parameter kimia

diperoleh rata-rata pH 7,65, sedangkan oksigen terlarut pada stasiun ini rata-rata 4,9

mg/l. Parameter biologi yaitu fitoplankton diperoleh keanekaragaman 0,3285. Alat

yang digunakan untuk mengukur suhu, pH, dan oksigen terlarut yaitu Water Quality

Checher (WQC), kecerahan digunakan alat Secchi disk, sedangkan pengambilan

sampel fitoplankton digunakan alat Plankton net.

Tabel 1. Pengamatan parameter pada stasiun I (muara sungai) di perairan sungai Je’neberang.

No

Parameter Stasiun I

Alat 07.00-09.00 Wita

11.00-13.00 Wita

15.00-17.00 Wita

1. 2. 3.

Fisika a. Suhu b.kecerahan Kimia a. pH b. Oksigen terlarut Biologi Fitoplankton

29,1ºC 145 cm 7,63 4,8 mg/l 0,2205

29,3ºC 145 cm 7,68 4,9 mg/l 0,2142

29,3ºC 145 cm 7,65 4,9 mg/l 0,5508

WQC Secchi Disk WQC WQC Plankton Net

Page 2: BAB IV.pdf

Hasil pengamatan parameter pada stasiun II yaitu parameter fisika diperoleh

rata-rata suhu 30,2ºC, kecerahan rata-rata 127 cm. Parameter kimia diperoleh rata-

rata pH 7,69, oksigen terlarut rata-rata 5,3 mg/l. Parameter biologi diperoleh

keanekaragaman fitoplankton rata-rata 0,4513.

Tabel 2. Pengamatan parameter pada stasiun II (penambangan pasir) di sungai Je’neberang.

No

Parameter Stasiun II

Alat 07.00-09.00 Wita

11.00-13.00 Wita

15.00-17.00 Wita

1.

2.

3.

Fisika

a. Suhu

b. kecerahan

Kimia

a. pH

b. Oksigen terlarut

Biologi

Fitoplankton

29,6ºC

127 cm

7,67

5,2 mg/l

0,2872

30,7ºC

127 cm

7,70

5,4 mg/l

0,5376

30,5ºC

127 cm

7,70

5,3 mg/l

0,5292

WQC

Secchi Disk

WQC

WQC

Plankton Net

Hasil pengamatan parameter pada stasiun III yaitu parameter fisika

diperoleh rata-rata suhu 31,2ºC, kecerahan rata-rata 134 cm. Parameter kimia

diperoleh rata-rata pH 8,57, oksigen terlarut rata-rata 7,4 mg/l. Parameter biologi

diperoleh keanekaragaman fitoplankton rata-rata 0,3758.

Page 3: BAB IV.pdf

Tabel 3. Pengamatan parameter pada stasiun III (limbah domestik) di perairan sungai Je’neberang.

No

Parameter Stasiun III

Alat 07.00-09.00 Wita

11.00-13.00 Wita

15.00-17.00 Wita

1.

2.

3.

Fisika

a. Suhu

b. kecerahan

Kimia

a. pH

b. Oksigen terlarut

Biologi

Fitoplankton

30,9ºC

134 cm

8,58

7,2 mg/l

0,465

31,5ºC

134 cm

8,58

7,5 mg/l

0,1876

31,4ºC

134 cm

8,56

7,5 mg/l

0,475

WQC

Secchi Disk

WQC

WQC

Plankton Net

2. Pengamatan identifikasi jenis fitoplakton.

Identifikasi jenis fitoplankton pada tiga stasiun ditemukan 30 jenis

fitoplankton yang termasuk dalam kelas Bacilliarophyta (Diatom), Dinophyta

(Dinoflagellata), dan Cyanophyta (Alga biru hijau). Komposisi jenis fitoplankton

pada stasiun I didominasi kelas Dinophyta, sedangkan pada stasiun II dan III

didominasi kelas Bacilliarophyta. Identifikasi jenis fitoplankton disajikan dalam tabel

4, 5, dan 6, sebagai berikut:

Page 4: BAB IV.pdf

Tabel 4. Pengamatan komposisi jenis fitoplankton pada Stasiun I.

No Jenis Fitoplankton Waktu Pengambilan

Ulangan Jumlah 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gymnodinium Sp. Hemiaulus Sp. Oscillatoria Sp. Guinardia striata Odontella mobilliensis Thalassionema Sp. Plagiodiscus Sp. Pleurosigma Sp. Diplopsalis Sp.

(07.00-09.00 Wita)

43 13 8 3 7 3 6 - -

25 8 1 - - - 2 1 3

17 3 3 2 4 1 - 3 1

17 3 3 2 4 1 - 3 1

27 11 4 - 2 2 1 1 1

133 40 21 6

18 6

11 5 5

10 11 12 13 14 15 16 17

Gymnodinium Sp. Hemiaulus Sp. Oscillatoria Sp. Dactyliosolen Sp. Odontella mobilliensis Thalassionema Sp. Plagiodiscus Sp. Diplopsalis Sp.

(11.00-13.00 Wita)

34 15 2 2 5 - 3 3

27 11 4 1 7 2 6 1

23 17 1 - 4 1 3 -

21 14 - - - - - 1

16 8 - - 1 3 1 2

121 65 7 3

17 6

13 7

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Gymnodinium Sp. Hemiaulus Sp. Oscillatoria Sp. Dactyliosolen Sp. Odontella mobilliensis Thalassionema Sp. Guinardia striata Plagiodiscus Sp. Pleurosigma Sp. Diplopsalis Sp.

(15.00-17.00 Wita)

17 8 5 - 3 - - 2 3 -

11 12 1 2 - 1 3 - - 1

7 17 1 - 2 - - 1 2 1

9 9 - - - - - 2 - 2

13 11 3 1 - 2 1 - - -

57 57 10 3 5 3 4 5 5 4

Page 5: BAB IV.pdf

Tabel 5. Pengamatan komposisi jenis fitoplankton pada stasiun II.

No Jenis Fitoplankton Waktu Pengambilan

Ulangan Jumlah 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16

Diplopsalis Sp. Ditylum Sp. Coscinodiscus Sp. Oscillatoria Sp. Asterionellopsis glacialis Ceratium furca Protoperidinium Sp. Pseudanabaena Sp. Gymnodinium Sp. Thalassionema Sp. Chaetoceros Sp. Hemiaulus Sp. Dactyliosolen Sp. Eutreptia viridis Navicula Sp. Prorocentrum minimum

(07.00-09.00 Wita)

17 22 15 13 18 17 21 11 8 10 5 4 7 4 2 3

11 17 9 9 7 11 15 8 6 5 4 7 2 2 4 5

21 20 11 7

14 10 13 15 10 8 7 3 1 1 2 1

13 27 21 15 10 15 10 7 4 3 2

10 - - 7 -

16 19 13 11 6 20 7 11 8 5 3 2 2 - 7 1

78 105 69 55 55 73 66 52 36 31 21 26 12 7

22 10

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Pseudanabaena Sp. Gymnodinium Sp. Thalassionema Sp. Chaetoceros Sp. Hemiaulus Sp. Dactyliosolen Sp. Eutreptia viridis Ceratium furca Navicula Sp. Prorocentrum minimum Ditylum Sp. Coscinodiscus Sp. Protoperidinium Sp. Oscillatoria Sp.

(11.00-13.00 Wita)

7 6 11 3 2 1 3 9 3 4 13 9 14 4

10 3 9 2 4 3 1 6 2 3 16 7 17 -

11 5 7 4 - - - 7 4 1

14 6 9 2

9 2

10 1 1 4 - 5 1 - 9 3

11 1

13 - 6 - 5 2 1 8 5 2 11 5 8 -

50 16 43 10 12 10 5

36 15 10 63 30 59 7

31 32 33 34 35 36 37 38 39

Ceratium furca Lyngbya Sp. Chaetoceros Sp. Gyrodinium Sp. Prorocentrum minimum Pseudanabaena Sp. Coscinodiscus Sp. Thalassionema Sp. Ditylum Sp.

(15.00-17.00 Wita)

7 2 1 3 3 7 3 10 6

4 - 3 4 6 3 7 7 9

1 1 - 3 5 6 5 2 7

2 - 1 1 2 2 3 - 7

- - - 1 - 3 4 3 4

14 3 5

11 16 21 22 22 33

Page 6: BAB IV.pdf

Tabel 6. Pengamatan komposisi jenis fitoplankton pada stasiun III.

No Jenis Fitoplankton Waktu Pengambilan

Ulangan Jumlah 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

Prorocentrum minimum Dactyliosolen Sp. Protoperidinium Sp. Pseudanabaena Sp. Asterionellopsis glacialis Odontella mobilliensis Pseudo-nitzchia Sp. Spirulina Sp. Leptocylindricus Sp. Skeletonema costatum

(07.00-09.00 Wita)

6 3 3 2 3 13 6 2 4 3

3 7 5 - 6 10 5 - 3 1

2 5 2 3 5

11 3 4 5 5

4 3 - 1 1 7 4 1 2 2

1 4 3 2 3 10 3 3 2 -

16 22 13 8

18 51 21 10 16 11

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Coscinodiscus Sp. Skeletonema costatum Hemiaulus Sp. Asterionellopsis glacialis Pseudanabaena Sp. Oscillatoria Sp. Prorocentrum mexicatum Ceratium furca Anabaenopsis Sp. Chaetoceros Sp. Cydotella Sp. Dactyliosolen Sp. Protoperidinium Sp.

(11.00-13.00 Wita)

14 15 5 12 7 9 19 7 8 9 7 10 6

11 7 9 7 3 6 21 4 2 7 64 6 3

7 13 6 8 3 8

18 4 4 5 5 6 3

9 11 5 4 4 6

19 3 3 6 5 5 4

6 11 2 7 1 3 13 5 5 4 6 8 2

47 57 27 38 18 32 90 23 27 30 27 35 18

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

Hemiaulus Sp. Anabaenopsis Sp. Dactyliosolen Sp. Skeletonema costatum Asterionellopsis glacialis Chaetoceros Sp. Prorocentrum mexicatum Thalassionema Sp. Protoperidinium Sp. Pseudanabaena Sp. Coscinodiscus Sp.

(15.00-17.00 Wita)

4 5 5 4 6 4 3 4 6 3 7

8 3 7 5 7 3 1 2 3 1 9

5 3 4 4 4 6 - 3 - - 7

4 1 2 1 3 5 2 1 1 - 4

3 2 4 3 6 2 1 2 - 2 5

24 14 22 17 26 20 7

12 10 6

32

Page 7: BAB IV.pdf

3. Keanekaragaman jenis fitoplankton.

Keanekaragaman jenis fitoplankton pada tiga stasiun diperoleh

keanekaragaman jenis fitoplankton, sebagai berikut:

Tabel 7. Keanekargaman jenis fitoplankton pada tiga Stasiun pengamatan.

Stasiun Waktu Pengambilan Keanekaragaman (H’) I

II

III

07.00-09.00

11.00-13.00

15.00-17.00

07.00-09.00

11.00-13.00

15.00-17.00

07.00-09.00

11.00-13.00

15.00-17.00

0,2205

0,2142

0,5508

0,2872

0,5376

0,5292

0,465

0,1876

0,475

4. Persentase jenis fitoplankton

Persentase jenis fitoplankton pada stasiun I diperoleh kelas Dinophyta

sebanyak 49%, kelas Bacilliarophyta sebanyak 45%, dan kelas Cyanophyta sebanyak

6%. Pada stasiun II diperoleh jenis fitoplankton dari kelas Bacilliarophyta sebanyak

62%, kelas Dinophyta sebanyak 26%, dan kelas Cyanophyta sebanyak 12%.

Sedangkan pada stasiun III diperoleh persentase jenis fitoplankton dari kelas

Bacilliarophyta sebanyak 49%, kelas Dinophyta sebanyak 35%, dan kelas

Cyanophyta sebanyak 16%. Persentase jenis fitoplankton disajikan pada gambar 1, 2,

dan 3, sebagai berikut:

Page 8: BAB IV.pdf

Gambar 1. Histogram komposisi jenis fitoplankton pada stasiun I di perairan sungai Je’neberang.

Gambar 2. Histogram komposisi jenis fitoplankton pada stasiun II di perairan sungai Je’neberang.

Gambar 3. Histogram komposisi jenis fitoplankton pada stasiun III di perairan sungai Je’neberang.

45%49%

6%Bacilliarophyta

Dinophyta

Cyanophyta

62%26%

12%Bacilliarophyta

Dinophyta

Cyanophyta

49%35%

16%Bacilliarophyta

Dinophyta

Cyanophyta

Page 9: BAB IV.pdf

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian pada tiga stasiun ditemukan 30 jenis fitoplankton

yang termasuk kedalam kelas Bacilliarophyta (Diatom), Dinophyta (Dinoflagellata),

dan Cyanophyta (Alga Biru-Hijau). Pada stasiun I (muara sungai) ditemukan 10 jenis

fitoplankton dari kelas Bacilliarophyta yang terdiri dari 7 famili, kelas Dinophyta 1

famili, dan kelas Cyanophyta 1 famili. Jenis fitoplankton yang paling banyak

ditemukan di stasiun ini yaitu Gymnodinium Sp. dari famili Gymnodiniaceae kelas

Dinophyta, sedangkan jenis fitoplankton yang jumlahnya sangat sedikit ditemukan

yaitu Dactyliosolen Sp. dari famili Rhizosoleniaceae kelas Bacilliarophyta. Indeks

keanekaragaman jenis fitoplankton pada stasiun ini tergolong rendah rata-rata 0,3285,

hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya kecepatan arus dan aktifitas

pemangsaan karena fitoplankton merupakan produsen utama pada daerah perairan.

Persentase jenis fitoplankton pada stasiun ini yaitu kelas Dinophyta sebanyak 49%,

sedangkan kelas Bacilliarophyta sebanyak 45%, dan kelas Cyanophyta sebanyak 6%.

Kelas Dinophyta (dinoflagellata) mencakup berbagai spesies yang

uniseluler, sebagian besar dilengkapi dengan dinding sel. Dinophyta hidup di dalam

air laut dan air tawar. Spesies ini umumnya berkembangbiak dengan cara pembelahan

sel. Kelas Bacilliarophyta (diatom) merupakan alga uniseluler atau berbentuk koloni,

yang secara luas tersebar di dalam air tawar dan air asin. Kebanyakan spesies

berenang-renang bebas, tetapi beberapa menempel pada tumbuhan atau benda-benda

lain. Bentuk umum sel itu persegi panjang sampai bulat tetapi banyak variasinya.

Bacilliarophyta memperbanyak diri dengan proses seksual, tetapi cara yang utama

Page 10: BAB IV.pdf

melalui pembelahan sel. Kelas Cyanophyta (alga biru-hijau) umumnya berwarna

hijau kebiruan yang disebabkan oleh adanya pigmen fikosianin, klorofil, dan karotin

serta kadang-kadang fikoeritrin. Spesies ini hidup di air tawar, air laut, dan air payau.1

Fitoplankton pada daerah estuari memiliki populasi yang rendah, biasanya

terjadi pada akhir musim gugur dan musim dingin karena berkurangnya cahaya dan

kekeruhan perairan sangat tinggi sebagai akibat besarnya debit air sungai dan

turbulensi. Hal ini diikuti oleh pertumbuhan Bacilliarophyta yang pesat pada akhir

musim dingin. Bacilliarophyta seringkali mendominasi fitoplankton, tetapi

Dinophyta dapat menjadi dominan selama bulan panas dan dapat tetap dominan

sepanjang waktu di beberapa estuaria.2

Pada pengamatan parameter fisikanya yaitu suhu pada stasiun ini rata-rata

29,2ºC, kisaran suhu yang baik untuk pertumbuhan fitoplankton antara 20ºC-35ºC

dan kecerahannya rata-rata 145 cm. Kecerahan suatu perairan salah satu faktor yang

mempengaruhi kelimpahan fitoplankton, makin cerah suatu perairan makin tinggi

kelimpahannya. Pengamatan parameter kimianya yaitu pH rata-rata 7,65, kisaran pH

tersebut masih berada pada kisaran nilai yang baik untuk kehidupan biota perairan.

Pada umumnya fitoplankton hidup pada kisaran pH 2-9, sedangkan pengamatan

oksigen terlarut pada stasiun ini rata-rata 4,9 mg/l. Oksigen telarut merupakan salah

1Sunarto, Karakteristik Biologi dan Peranan Plankton bagi Ekosistem Laut (Jatinagor:

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, 2008), h. 11-12. 2Dewi Wulandari, Keterikatan antara Kelimpahan Fitoplankton dengan Parameter Fisika

Kimia di Estuari Sungai Brantas (Porong) Jawa timur (Bogor: DMSP, FPIK, Institut Pertanian Bogor, 2009), h. 6.

Page 11: BAB IV.pdf

satu unsur pokok pada proses metabolisme organisme, terutama untuk proses

respirasi, kandungan oksigen terlarut di perairan tidak boleh kurang dari 2 mg/l.3

Spesies yang ditemukan pada muara sungai Je’neberang ini memiliki

kesamaan dan perbedaan dengan pengamatan spesies fitoplankton di estuaria sungai

Brantas (porong), Jawa Timur yaitu dari jenis spesies yang ditemukan terdiri dari

kelas Bacilliarophyta, Dinophyta, dan Cyanophyta, sedangkan kelas yang

mendominasi di perairan estuaria sungai Brantas yaitu Bacilliarophyta, sedangkan

pada pengamatan di perairan estuaria sungai Je’neberang didominasi kelas

Dinophyta, hal ini disebabkan karena pertumbuhan Bacilliarophyta yang pesat pada

akhir musim dingin, sedangkan Dinophyta dapat menjadi dominan selama bulan

panas.4

Pada stasiun II (daerah penambangan pasir) ditemukan 18 jenis fitoplankton

dari kelas Bacilliarophyta yang terdiri dari 8 Famili, kelas Dinophyta 5 Famili, dan

kelas Cyanophyta 2 Famili. Jenis fitoplankton yang paling banyak ditemukan di

stasiun ini yaitu Ditylum Sp. dari famili Lithodesmiaceae kelas Bacilliarophyta,

sedangkan jenis fitoplankton yang jumlahnya sangat sedikit ditemukan yaitu Lyngbya

Sp. dari famili Oscillatoriaceae kelas Cyanophyta. Indeks keanekaragaman jenis

fitoplankton pada stasiun ini tergolong rendah rata-rata 0,4513, hal ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor misalnya kecerahan, kecepatan arus dan aktifitas pemangsaan.

Komposisi jenis fitoplankton pada stasiun ini didominasi kelas Bacilliarophyta yaitu

3Ibid. 4Ibid., h. 27.

Page 12: BAB IV.pdf

sebanyak 62%. Kelas Bacilliarophyta mampu menyesuaikan diri dengan kondisi

lingkungan sekitarnya, kelas ini bersifat kosmopolitan serta mempunyai toleransi dan

daya adaptasi yang tinggi dibandingkan dengan kelas lainnya.5

Pada pengamatan parameter fisikanya yaitu suhu pada stasiun ini rata-rata

30,2ºC, suhu pada stasiun ini masih baik untuk pertumbuhan fitoplankton dan

kecerahannya rata-rata 127 cm, kecerahan pada stasiun ini lebih rendah dibandingkan

stasiun I, hal ini disebabkan karena adanya aktifitas penambangan pasir. Pengamatan

parameter kimianya yaitu pH rata-rata 7,69 dan oksigen terlarutnya rata-rata 5,3 mg/l,

sama halnya pada stasiun I, pH dan oksigen terlarut pada stasiun ini masih baik untuk

pertumbuhan fitoplankton.

Pada stasiun III (daerah pembuangan sampah) ditemukan 13 jenis

fitoplankton dari kelas Bacilliarophyta terdiri atas 7 Famili, kelas Dinophyta 3

Famili, dan kelas Cyanophyta 2 Famili. Jenis fitoplankton yang paling banyak

ditemukan di stasiun ini yaitu Skeletonema costatum dari famili Lithodesmiaceae

kelas Bacilliarophyta, sedangkan jenis fitoplankton yang jumlahnya sangat sedikit

ditemukan yaitu Spirulina Sp. dari famili Oscillatoriaceae kelas Cyanophyta. Indeks

keanekaragaman jenis fitoplankton pada stasiun ini tergolong rendah rata-rata 0,3758,

hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya kecerahan, kecepatan arus dan

aktifitas pemangsaan. Komposisi jenis fitoplankton pada stasiun ini didominasi kelas

5Ibid., h. 20.

Page 13: BAB IV.pdf

Bacilliarophyta yaitu sebanyak 49%, sama halnya pada stasiun II kelas

Bacilliarophyta mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitarnya.

Pada pengamatan parameter fisikanya yaitu suhu pada stasiun ini rata-rata

31,2ºC, suhu pada stasiun ini masih baik untuk pertumbuhan fitoplankton dan

kecerahannya rata-rata 134 cm, untuk pengamatan parameter kimianya yaitu pH rata-

rata 8,57 dan oksigen terlarutnya rata-rata 7,4 mg/l, nilai pH dan oksigen terlarut pada

stasiun ini lebih tinggi dibandingkan pada stasiun I dan II, hal ini disebabkan karena

pengaruh limbah domestik pada daerah tersebut.

Pada stasiun I didominasi kelas Dinophyta sebanyak 49%, stasiun II

didominasi kelas Bacilliarophyta sebanyak 62%, dan stasiun III juga didominasi

kelas Bacilliarophyta sebanyak 49%. Pada ketiga stasiun pengamatan didominasi

spesies Gymnodinium Sp. dari famili Gymnodiniaceae kelas Dinophyta, sedangkan

spesies fitoplankton yang paling sedikit jumlahnya ditemukan yaitu Lyngbya Sp. dari

famili Oscillatoriaceae kelas Cyanophyta. Hal ini disebabkan karena kelas

Bacilliarophyta mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitarnya,

kelas ini bersifat kosmopolitan serta mempunyai toleransi dan daya adaptasi yang

tinggi dibandingkan dengan kelas lainnya.6

Indeks keanekaragaman fitoplankton yang paling banyak terdapat pada

stasiun II rata-rata 0,4513, sedangkan yang paling rendah pada stasiun I rata-rata

0,3285. Hasil indeks keanekaragaman fitoplankton dari tiga stasiun tersebut masih

6Ibid., h. 20.

Page 14: BAB IV.pdf

tergolong rendah karena keanekaragaman jenisnya rata-rata < 2,30. Rumus

modifikasi keanekaragaman jenis apabila keanekaragaman jenis < 2,30,

keanekaragaman termasuk rendah, penyebaran jumlah individu tiap genus rendah dan

kestabilan komunitas rendah, apabila 2,30 < H’ < 6,08 keanekaragaman jenis

termasuk sedang, penyebaran jumlah individu tiap genus sedang dan kestabilan

komunitas sedang, dan apabila H’ > 6,08 keanekaragaman jenis termasuk tinggi,

penyebaran jumlah individu tiap genus tinggi dan kestabilan komunitas tinggi.7

7Habib Krisna Wijaya, Komunitas Perifiton dan Fitoplankton serta Parameter Fisika

Kimia Perairan sebagai Penentu Kualitas Air di Bagian Hulu Sungai Cisadane Jawa Barat (Bogor: DMSP, FPIK, Institut Pertanian Bogor, 2009), h. 29.