bab iv pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-2-00243-ak bab4001.pdfsurat...
TRANSCRIPT
BAB IV
PEMBAHASAN
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat
membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan
berdasarkan tingkat pendapatan rakyat negara tersebut. Oleh sebab itu, kebijakan
pemerintah didalam pajak ini sangat penting, karena dapat mempengaruhi laju
pertumbuhan negara. Hal tersebut berhubungan dengan kesadaran Wajib Pajak
dalam menjalani kepatuhan pajaknya, seperti melaporkan SPT Tahunan dan
menyetorkan pajak yang terhutangnya.
Dalam menjalankan kepatuhan Wajib Pajak tersebut pemerintah dalam hal ini
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah memberikan fasilitas kemudahan untuk
mendukung jalannya kepatuhan pajak tersebut seperti penerapan e-compliance yang
meliputi e-Registration, e-SPT dan e-filing. Dalam penelitian penerapan e-
compliance atas Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit ,
penulis melakukan penelusuran atas Jumlah Wajib Pajak dalam penggunaan e-
Registration, e-SPT dan e-filling. Ketika melakukan penelitian terdapat beberapa
tahap yang harus dilakukan yaitu dengan meneliti jumlah Wajib Pajak yang terdaftar
di KPP, berapa pengguna Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT secara e-
SPT, e-filling dan manual, serta berapa banyak masyarakat yang mendaftarkan diri
sebagai Wajib Pajak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak secara online
atau yang disebut e-Registration. Penelitian ini dilakukan untuk memastikan bahwa
penggunaan e-compliance telah berjalan secara efektif atau tidak dan berkembang
secara signifikan setiap tahunnya.
IV.1 Pendaftaran Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-Registration Pada KPP
Pratama Jakarta Duren Sawit
Sistem e-Registration mulai efektif digunakan sejak tahun 2005, yaitu sejak
di terbitkannya Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: KEP-173/PJ/2004
tanggal 7 Desember 2004 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak serta Pengukuhan dan Pencabutan Kena Pajak dengan Sistem e-
Registration yang telah diperbaharui dengan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak
Nomor: PER-24/PJ/2009 tanggal 16 Maret 2009 tentang Tata Cara Pendaftaran
Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan
Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak dengan Sistem e-
Registration
e-Registration sendiri mulai diterapkan di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit
pada tahun 2007, dimana Wajib Pajak yang mendaftar secara online masih sedikit hal
tersebut terjadi karena penggunaan internet pada masa tersebut masih kurang
terjangkau oleh masyarakat, seperti dalam hal jaringan yang belum luas, kemudian
belum banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa koneksi internet, serta
pengetahuan masyarakat mengenai e-Registration yang masih minim dan sosialisasi
yang dilakukan KPP masih belum maksimal. Sehingga e-Registration ini dianggap
masih tergolong sistem baru yang diketahui oleh Wajib Pajak. Dalam hal
penggunaan e-Registration di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pada Tahun 2009-
2011 penulis telah melakukan penelitian pada Tabel IV.1 dan Grafiknya IV.1
Tabel IV.1
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-Registration
Tahun 2009-2011
No Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi
Pendafataran WP Secara Manual
Pendaftaran WP Secara e-
Terdaftar Registration
1 2009 53.465 45.622 7.843
2 2010 66.935 53.214 13.721
3 2011 82.764 60.288 22.476 Sumber: Seksi PDI
Grafik IV.1
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-Registration
Tahun 2009-2011
Dari Tabel dan Grafik IV.1 diatas menjelaskan bahwa jumlah dari Wajib
Pajak Orang Pribadi dari Tahun 2009 sampai dengan 2011 mengalami peningkatan
dari setiap tahunnya, namun pendaftaran Wajib Pajak secara e-Registration masih
sedikit bila dibandingkan dengan pendaftaran Wajib Pajak yang menggunakan secara
manual. Akan tetapi Wajib Pajak yang mendaftarkan diri secara e-Registration
terdapat peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena sudah banyak
nya wajib pajak yang memahami tentang penggunaan e-Registration. Namun tidak
menutup kemungkinan bahwa masih banyaknya Wajib Pajak yang mendaftarkan
NPWP secara manual karena dianggap masih hal yang mudah karena hanya
mendatangi langsung ke KPP yang terdaftar dan tidak perlu lagi harus mengakses
internet.
Berdasarkan hasil wawancara, keuntungan dari sistem E-Reg baik dari Wajib
Pajak maupun KPP Pratama Jakarta Duren Sawit antara lain adalah:
1. Mempermudah bagi masyarakat yang ingin membuat NPWP secara cepat
dan dapat diakses dimana saja namun masyarakat tetap harus menukarkan
Surat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP.
2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan juga mengefisienkan
operasional dan administrasti di KPP.
3. Memberikan fasilitas terkini bagi wajib pajak untuk mendaftarkan diri
secara online dengan memanfaatkan teknologi internet.
4. Mempermudah pembuatan NPWP yang lokasi WP jauh dengan KPP
Domisili, bagi yang tempat tinggal domisili sekarang berbeda dengan
tempat tinggal yang ada di kartu identitas.
5. Memudahkan petugas pajak dalam melayani dan memproses pendaftaran
Wajib Pajak.
IV.2 Penggunaan Aplikasi e-SPT Pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit
Penggunaan aplikasi e-SPT pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit secara
resmi dapat digunakan pada tahun 2007. Wajib Pajak menyampaikan SPT dalam
bentuk elektronik dimana data-data Wajib Pajak direkam dalam media penyimpanan
seperti compact disk (CD) atau flashdisk yang selanjutnya diserahkan ke KPP.
Akan tetapi, walaupun tujuan dari diberlakuannya aplikasi e-SPT ini adalah
untuk mempermudah Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya,
namun ternyata pada faktanya masih sedikit Wajib Pajak yang melakukan kewajiban
perpajakannya dengan menggunakan e-SPT. KPP lebih banyak menerima SPT wajib
pajak secara manual bila dibandingkan dengan e-SPT jauh lebih sedikit.
Dalam hal Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT Tahunannya
menggunakan e-SPT di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pada Tahun 2009-2011
penulis telah melakukan penelitian pada Tabel IV.2
Tabel IV.2
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-SPT
Tahun 2009-2011
No Tahun Wajib Pajak
Orang Pribadi Terdaftar
Wajib Pajak Efektif
WP Pengguna e-SPT
1 2009 53.465 47.371 2.452
2 2010 66.935 59.038 2.870
3 2011 82.764 73.592 3.926 Sumber: Seksi PDI Dari tabel IV.2 diatas, dapat diketahui bahwa pengguna e-SPT di KPP
Pratama Jakarta Duren Sawit masih tergolong sedikit. Hal ini disebabkan
pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap tata cara penggunaan e-SPT masih
kurang, ada juga faktor yang membuat Wajib Pajak Orang Pribadi enggan untuk
tidak menggunakan aplikasi e-SPT karena tidak semua Wajib Pajak Orang Pribadi
mempunyai fasilitas atau media elektronik seperti komputer atau laptop yang sesuai
dengan kriteria media pendukung utama dalam penggunaan e-SPT. Wajib Pajak
Orang Pribadi juga tidak semua dapat melakukan cara pengaplikasian e-SPT yang
harus di install terlebih dahulu ke komputer Wajib Pajak.
Adapun wajib pajak yang sudah menggunakan e-SPT dalam pelaporan SPT
Tahunannya adalah e-SPT dapat mempermudah Wajib Pajak dalam proses
penghitungan perpajakan, karena dengan menggunakan e-SPT penghitungan pajak
akan secara otomatis melalui sistem komputer yang menghasilkan secara cepat dan
akurat. Wajib Pajak juga tidak harus menulis secara manual untuk mengisi SPT
cukup dengan menggunakan sistem komputer semua data akan di input oleh aplikasi
e-SPT.
IV.3 Penggunaan e-Filing Pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit
Penyampaian SPT dilakukan secara elektronik dalam bentuk data digital yang
disampaikan ke Direktorat Jenderal Pajak melalui website DJP atau Perusahaan
Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang telah ditunjuk oleh DJP
dengan sistem online dan real time. Dimana Wajib Pajak dapat melakukan
penyampaian SPT Tahunan dimana saja dan kapan saja, Wajib Pajak dapat
melakukan penyampaian SPT dirumah atau di tempat Wajib Pajak bekerja dengan
mengandalkan koneksi internet Wajib Pajak dapat langsung menyampaikan SPT
secara online.
Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak
Nomor 47/PJ/2008 tanggal 16 Desember 2008 tentang Tata Cara Penyampaian Surat
Pemberitahuan dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara Elektronik (e-
Filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Dan pada tanggal 23
Desember 2011, Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan sistem baru tentang e-
Filing yang dimana Wajib Pajak dapat langsung terhubung oleh website Direktorat
Jenderal Pajak sesuai dengan peraturan PER-39/PJ/2011 tentang tata cara
penyampaian SPT Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-Filing melalui
website Direktorat Jenderal Pajak, khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi yang
menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS. Adapun perbedaan antara penyampaian
SPT melalui e-Filing dengan ASP dan website Direktorat Jenderal Pajak dapat dilihat
dari tabel IV.3 berikut ini:
Tabel IV.3
Perbedaan sistem e-Filing Melalui ASP dan website Direktorat Jenderal Pajak
No Keterangan Melalui ASP Melalui website DJP
1 Permohonan e-Fin Ke KPP WP terdaftar ke KPP terdekat atau website DJP
2 Media Penyampaian
Application Service Provider (ASP)
website DJP
3 Tanda Tangan Digital
Digital Certificate Kode verifikasi yang dikirim melalui email atau sms
4 Biaya Membayar sesuai Tarif ASP
Melalui website DJP tidak dikenakan biaya
5 Dokumen Pelengkap
Di kirim ke KPP terdaftar
Tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP
KPP Pratama Jakarta Duren Sawit mulai menerapkan e-Filing pada awal
tahun 2008. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT secara e-Filing masih
tergolong sedikit, hal ini disebabkan karena Wajib Pajak yang ingin melaporkan SPT
Tahunan secara e-Filing harus terhubung dengan Penyedia Jasa Aplikasi terlebih
dahulu dan dikenakan tarif biaya. Tarif biaya yang dikenakan tiap-tiap perusahaan
berbeda-beda tergantung dari perusahaan tersebut. Hal itu yang membuat Wajib
Pajak lebih memilih untuk menyampaikan SPT secara manual karena dianggap lebih
praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya lagi.
Dalam hal Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT Tahunannya
menggunakan e-Filing di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pada Tahun 2009-2011
penulis telah melakukan penelitian pada Tabel IV.4
Tabel IV.4
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-Filing
Tahun 2009-2011
No Tahun Wajib Pajak
Orang Pribadi Terdaftar
Wajib Pajak Efektif
WP Pengguna e-
Filing
1 2009 53.465 47.371 2
2 2010 66.935 59.038 3
3 2011 82.764 73.592 5 Sumber: Seksi PDI
Dari tabel IV.4 diatas, dapat diketahui bahwa Wajib Pajak yang
menggunakan e-Filing sangatlah sedikit. Hal ini terjadi karena untuk menggunakan
e-Filing Wajib Pajak harus menghubungi Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi untuk
mendapatkan aplikasi yang akan di install ke komputer Wajib Pajak agar langsung
terhubung dengan Direktorat Jenderal Pajak. Wajib Pajak akan dikenakan biaya oleh
Perusahaan yang menyediakan Jasa Aplikasi atas pemasangan aplikasi ini. Masing-
masing perusahaan menawarkan paket-paket biaya yang dapat menunjang layanan
tersebut.
Hal lain yang membuat Wajib Pajak masih sedikit menggunakan e-Filing
adalah Wajib Pajak belum mengerti dan memahami tentang pengaplikasian e-Filing
dan juga tata cara yang dilakukan untuk menggunakan e-Filing. Wajib Pajak takut
akan terjadi kendala atau kesalahan teknis saat melakukan pengaplikasian e-Filing
yang dirasa masih tergolong sistem baru oleh Wajib Pajak. Wajib Pajak masih
terbiasa dengan penyampaian SPT secara manual karena lebih terjangkau untuk
biaya, Wajib Pajak tidak perlu lagi harus membayar mahal apabila dilakukan dengan
menggunakan Penyedia Jasa Aplikasi. Oleh sebab itu, agar e-Filing lebih diterima
oleh Wajib Pajak, perlu adanya penyuluhan seputar tentang e-Filing terhadap Wajib
Pajak yang masih belum memahami dan mengerti tentang e-Filing.
IV.4 Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi 2009
Dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi serta
meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, perlu diberikan kemudahan kepada
Wajib Pajak dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan untuk melakukan
kewajiban perpajakannya sehingga meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Fasilitas yang telah disediakan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal
Pajak untuk memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya
adalah penggunaan e-SPT dan e-Filing. Dimana sistem tersebut diharapkan dapat
meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak.
Data berikut ini merupakan data kepatuhan pelaporan SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi tahun 2009 di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit.
Tabel IV.5
Persentase Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara
Manual, e-SPT dan e-Filing Tahun 2009
2009 Jumlah WP
Orang Pribadi Efektif
Waktu Lapor % Waktu Lapor
Telat Tidak Telat Tidak
Manual 44.917 9.023 35.894 20% 80%
e-SPT 2.452 540 1.912 22% 78%
e-Filing 2 0 2 0% 100%
Sumber: Seksi PDI
Dari tabel IV.5 diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP
Pratama Jakarta Duren Sawit yang menggunakan e-Filing hanya 2 (dua) Wajib Pajak
dari 47.369 Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi di tahun
2009. Hal ini disebabkan masih sedikitnya Wajib Pajak yang mengerti dan
memahami tata cara penggunaan e-Filing. Wajib Pajak yang menggunakan aplikasi
e-Filing harus melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) dan dikenakan biaya sesuai tarif
yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut. Hal ini yang membuat Wajib Pajak
enggan untuk menggunakan aplikasi e-Filing. Tidak semua Wajib Pajak memiliki
fasilitas seperti komputer atau laptop dan juga koneksi internet yang tersedia di
tempat tinggalnya. Oleh sebab itu, Wajib Pajak lebih memilih untuk melaporkan SPT
Tahunan secara manual.
Untuk mempermudah pengamatan pada tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang
menggunakan e-SPT, e-Filing dan manual pada tabel di atas, grafik berikut akan
menggabungkan data pada tabel IV.5.
Grafik IV.2
Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara
Manual, e-SPT dan e-Filing Tahun 2009
Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa, kepatuhan pelaporan SPT Tahunan
Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-Filing lebih tinggi dibandingkan dengan
pelaporan secara manual dan e-SPT. Hal ini disebabkan pelaporan secara e-Filing
dilakukan secara online dan real time yang langsung terkirim ke database Direktorat
Jenderal Pajak. Apabila SPT Tahunan yang disampaikan secara elektronik pada akhir
batas waktu penyampaian SPT Tahunan yang jatuh pada hari libur, dianggap
menyampaikan tepat waktu dan dapat dilakukan selama 24 (dua puluh empat) jam
sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan standar Waktu Indonesia Bagian Barat.
Tanggal pelaporan secara e-SPT dan manual tercatat pada saat Wajib Pajak
melaporkan langsung SPT Tahunannya ke KPP.
Tingkat kepatuhan pelaporan pengguna e-SPT lebih rendah dibandingkan
dengan pelaporan secara manual dan e-Filing, karena aplikasi e-SPT sering terjadi
kendala pada saat loading data, human error yaitu apabila data yang di input salah,
Wajib Pajak merasa sulit untuk membetulkannya, sehingga penggunaan aplikasi ini
hanya dapat digunakan oleh orang yang sudah memahami dan mengerti aplikasi ini
dengan baik.
IV.5 Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi 2010
Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit mengalami
peningkatan, dan itu ikut mempengaruhi terhadap jumlah Wajib pajak yang
melaporkan SPT Tahunan. KPP Pratama Jakarta Duren Sawit setiap tahunnya
berupaya untuk meningkatkan tingkat kepatuhan pelaporan Wajib Pajak dari tahun
sebelumnya.
Di tahun 2010, pencapaian KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam upaya
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak belum optimal dengan apa yang diharapkan,
karena perkembangannya masih banyak Wajib Pajak yang terlambat melaporkan
SPT Tahunan.
Berikut ini data pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP
Pratama Jakarta Duren Sawit pada tahun 2010.
Tabel IV.6
Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara
Manual, e-SPT dan e-Filing Tahun 2010
2010 Jumlah WP
Orang Pribadi Waktu Lapor % Waktu Lapor
Telat Tidak Telat Tidak
Efektif
Manual 56.165 10.007 46.158 18% 82%
e-SPT 2.870 592 2.278 21% 79%
e-Filing 3 0 3 0% 100% Sumber: Seksi PDI
Dari tabel IV.6 diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP
Pratama Jakarta Duren Sawit yang menggunakan e-Filing maupun e-SPT mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya. Namun, pelaporan SPT secara manual masih
mendominan karena prosedur penyampaian SPT secara manual lebih mudah
dibandingkan melaporkan SPT secara e-Filing atau e-SPT. Wajib Pajak tidak perlu
men-install dan mempelajari tata cara pengaplikasian e-SPT. Selain itu, data-data
SPT Tahunan yang dicetak tidak terlalu banyak.
Pada tahun 2010 terjadi peningkatan tingkat kepatuhan pelaporan SPT
Tahunan Orang Pribadi pengguna manual dan e-SPT. Peningkatan untuk pengguna
e-SPT dan manual naik sekitar 2%, sedangkan penggunaan e-Filing tetap sama
dengan tahun sebelumnya di tahun 2009. E-filing merupakan sistem yang dapat
mempermudah Wajib Pajak dalam melaporkan SPT nya, karena cepat, mudah dan
aman. E-filing merupakan suatu cara penyampaian yang dilakukan secara online
yang real time melalui Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider
(ASP). Namun pada kenyataanya, masih sedikit pengguna e-filing tersebut karena
Wajib Pajak yang ingin menyampaikan SPT secara e-filing dikenakan biaya
pengiriman data ke database Direktorat Jenderal Pajak, hal itu yang membuat Wajib
Pajak enggan untuk beralih menggunakan e-filing walaupun e-filing memberikan
kemudahan bagi Wajib Pajak yang ingin melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Untuk mempermudah analisis berikut ini grafik peningkatan kepatuhan
pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta
Duren Sawit pada tahun 2010.
Grafik IV.3
Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara
Manual, e-SPT dan e-Filing Tahun 2010
Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa, kepatuhan pelaporan secara e-filing
lebih tinggi dibandingkan dengan pelaporan secara manual dan e-SPT. Akan tetapi
Wajib Pajak yang menyampaikan secara manual lebih banyak bila dibandingkan
secara e-filing dan e-SPT. Hal ini disebabkan Wajib Pajak lebih memilih melaporkan
SPT secara manual karena dianggap tidak merepotkan karena langsung datang ke
KPP. Wajib Pajak Orang Pribadi yang biasanya melaporkan SPT Tahunan secara
manual tidak banyak lembaran SPT yang harus dibawa ke KPP karena biasanya
lembaran SPT Tahunan paling sedikit hanya 2 (dua) lembar yang menggunakan
formulir 1770SS dan itu yang membuat Wajib Pajak tidak perlu menggunakan media
elektronik dalam pelaporan SPT nya.
IV.6 Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi 2011
KPP Pratama Jakarta Duren Sawit mengharapkan setiap tahun ada
peningkatan pelaporan Wajib Pajak. Banyak berbagai upaya yang dilakukan KPP
untuk menyadarkan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Salah
satu upaya yang dilakukan KPP adalah dengan menerbitkan Surat Teguran Pajak
(STP) bagi Wajib Pajak yang tidak menyampaikan SPT dan telat lapor. Namun
masih sedikitnya kesadaran Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya. Salah satunya masih banyak Wajib Pajak yang tidak membayar pajak
dan melaporkan pajak terhutangnya.
Analisis kepatuhan pelaporan SPT secara e-filing, e-SPT dan manual untuk
SPT Tahunan Orang Pribadi tahun 2011 di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dapat
dilihat berdasarkan tabel berikut:
Tabel IV.7
Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara
Manual, e-SPT dan e-Filing Tahun 2011
2011 Jumlah WP
Orang Pribadi Efektif
Waktu Lapor % Waktu Lapor
Telat Tidak Telat Tidak
Manual 69.661 9.324 60.337 13% 87%
e-SPT 3.926 634 3.292 16% 84%
e-Filing 5 0 5 0% 100% Sumber: Seksi PDI
Dari tabel IV.7 diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak di KPP Pratama
Jakarta Duren Sawit yang menggunakan e-filing hanya 5 (lima) Wajib Pajak. Namun
jumlah pengguna e-filing di tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya.
Sedikitnya pengguna e-filing di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit
dikarenakan Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT-nya banyak
menggunakan formulir 1770SS , dimana formulir tersebut merupakan Wajib Pajak
Orang Pribadi yang penghasilan brutonya selama disetahunkan tidak lebih dari
60.000.000 atau kurang dari 60.000.000. Bagi Wajib Pajak yang melaporkan SPT
Tahunan dengan formulir 1770SS lebih baik melaporkan secara manual, karena
lampiran yang diserahkan ke KPP tidak banyak.
Untuk mempermudah analisis berikut ini grafik peningkatan kepatuhan
pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta
Duren Sawit pada tahun 2011.
Grafik IV.4
Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara
Manual, e-SPT dan e-Filing Tahun 2011
Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa, kepatuhan pelaporan secara manual
lebih tinggi dibandingkan dengan pelaporan secara e-filing dan e-SPT. Hal ini
disebabkan Wajib Pajak lebih memilih melaporkan SPT secara manual karena
dianggap tidak menyulitkan karena langsung datang ke KPP. Wajib Pajak Orang
Pribadi yang biasanya melaporkan SPT Tahunan secara manual tidak banyak
lembaran SPT yang harus dibawa ke KPP karena biasanya lembaran SPT Tahunan
paling sedikit hanya 2 (dua) lembar yang menggunakan formulir 1770SS dan itu
yang membuat Wajib Pajak tidak perlu menggunakan media elektronik dalam
pelaporan SPT nya.
IV.7 Analisis Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan
Orang Pribadi Tahun 2009-2011
Tingkat kepatuhan pelaporan di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit setiap
tahunnya mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah wajib pajak
yang terdaftar. Data berikut ini merupakan data Wajib Pajak OP yang melaporkan
SPT Tahunan Orang Pribadi dari tahun 2009-2011.
Tabel IV.8
Jumlah Pelaporan SPT Tahunan Secara Manual, e-SPT dan e-Filing di KPP
Pratama Jakarta Duren Sawit Tahun 2009-2011
Bentuk Pelaporan 2009 2010 2011
Manual 44.917 56.165 69.661 e-SPT 2.452 2.870 3.926 e-Filing 2 3 5
Sumber: Seksi PDI
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2009 hingga 2011, Wajib
Pajak Orang Pribadi pengguna e-filing sangat sedikit yakni tidak melebihi 1% dari
total jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang lapor. Hal ini disebabkan untuk
menggunakan e-filing Wajib Pajak di kenakan tarif biaya kepada perusahaan
Penyedia Jasa Aplikasi. Tarif yang dikenakan Wajib Pajak tergantung dari setiap
perusahaan, karena perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi memiliki tarif yang berbeda-
beda.
Untuk pengguna e-SPT di tahun 2009-2011 yang melaporkan SPT Tahunan
Orang Pribadi tidak melebihi 5% dari total jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
lapor. Hal ini dikarenakan untuk menggunakan e-SPT, Wajib Pajak diwajibkan untuk
mendownload dan menginstal aplikasi e-SPT. Sebagian besar Wajib Pajak merasa
kesulitan untuk mendownload serta mempelajari aplikasi tersebut meskipun untuk
menggunakan aplikasi ini tidak dipungut biaya.
Tidak ada upaya yang dilakukan oleh pihak KPP untuk meningkatkan jumlah
Wajib Pajak pengguna e-SPT dan e-filing untuk pelaporan SPT Tahunan. Hal ini
karena tidak ada peraturan yang mewajibkan Wajib Pajak untuk menggunakan
aplikasi tersebut. Pihak KPP hanya memberikan himbauan dan memberi informasi
tentang kemudahan dan manfaat dari penggunaan aplikasi tersebut.
Dari tahun 2009-2011 dapat dianalisis tingkat kepatuhan pelaporan Wajib
Pajak Orang Pribadi secara manual, e-SPT dan e-filing dari tabel berikut.
Tabel IV.9
Persentase Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Tahun
2009-2011
Bentuk Pelaporan 2009 2010 2011
Manual 80% 82% 87%
e-SPT 78% 79% 84%
e-Filing 100% 100% 100% Sumber: Seksi PDI
Berdasarkan pada tabel diatas, tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan
Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pengguna e-filing
Tahun 2009 hingga 2011 adalah mencapai nilai 100%. Hal ini dikarenakan Wajib
Pajak yang melaporkan SPT dengan e-filing dilakukan secara cepat, mudah dan
aman. Karena e-filing merupakan sistem online yang langsung terhubung dengan
database Direktorat Jenderal Pajak yang dimana data SPT Wajib Pajak akan sampai
tepat waktu dimana Wajib Pajak melaporkan SPT nya.
Tingkat kepatuhan pelaporan secara manual lebih baik dari pada pelaporan
secara e-SPT. Hal ini karena bagi pengguna e-SPT Wajib Pajak tetap harus
melaporkan SPT dalam bentuk elektronik ke KPP. Selain itu kendala dalam
penggunaan e-SPT yaitu apabila terjadi human error berupa kesalahan dalam
mengentri data yang memerlukan tenaga khusus untuk membetulkan atau mengganti
data yang sudah dimasukkan ke dalam aplikasi e-SPT sehingga cukup memakan
waktu.
Untuk mempermudah analisis pada tabel IV.9 diatas, disajikan data berupa
grafik berikut:
Grafik IV.5
Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Tahun 2009-2011
Berdasarkan pengamatan pada grafik di atas, dapat diketahui bahwa tingkat
kepatuhan pelaporan yang paling baik adalah e-filing, dan selanjutnya pelaporan
manual, dan tingkat kepatuhan pelaporan yang paling rendah pada grafik di atas
adalah pelaporan secara e-SPT.
Penerapan e-compliance pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit cukup baik
karena selalu mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Untuk e-filing tingkat
kepatuhan pelaporan statis pada nilai 100%. Sedangkan e-SPT dalam perkembangan
di tahun 2009 hingga 2011 mencapai 78% hingga 84%.
Namun untuk penerapan pelaporan secara e-SPT, kurang efektif. Pada grafik
dapat diketahui bahwa pelaporan secara manual ternyata lebih baik dari pelaporan
secara e-SPT. Hal ini dikarenakan aplikasi e-SPT tetap harus melibatkan KPP dalam
prosedur pelaporan yakni tanggal pelaporan sesuai dengan tanggal Wajib Pajak
datang ke KPP untuk menyerahkan SPT Induk dan SPT elektronik. Hal ini dianggap
rumit bagi Wajib Pajak, karena selain Wajib Pajak harus mempelajari aplikasi e-SPT,
Wajib Pajak juga tetap harus datang juga ke KPP.
IV.8 Manfaat dan Kendala Penggunaan e-SPT dan e-Filing pada KPP
Pratama Jakarta Duren Sawit
Berdasarkan hasil wawancara, manfaat yang diperoleh KPP Pratama Jakarta
Duren Sawit dalam menerima pelaporan SPT melalui e-Filing, sebagai berikut:
1. Mempermudah proses perekaman data SPT di dalam basis data Direktorat
Jenderal Pajak.
2. Mengurangi pertemuan langsung antara Wajib Pajak dengan Petugas
Pajak.
3. Mengurangi dampak antrian dan volume pekerjaan proses penerimaan
SPT.
4. Mengurangi volume berkas fisik atau kertas dokumen perpajakan.
5. Mengurangi kesalahan dalam perekaman data SPT.
Sedangkan manfaat yang diperoleh KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam
menerima pelaporan SPT melalui e-SPT, sebagai berikut:
1. Mengurangi resiko kesalahan input perekaman.
2. Tidak perlu melakukan perekaman SPT yang dilaporkan Wajib Pajak.
3. Mengurangi penyimpanan dokumen dibandingkan jika menggunakan
hardcopy
Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh KPP Pratama Jakarta Duren
Sawit dalam menerima pelaporan SPT melalui e-Filing, sebagai berikut:
1. Kurangnya Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunanya secara e-Filing
sehingga penggunaan e-Filing belum berjalan maksimal.
2. Intranet yang kurang mendukung disebabkan konektivitas jaringan
internet di Indonesia memang berjalan kurang optimal dan sering
terjadinya gangguan.
3. Media komputer yang secara tiba-tiba mengalami masalah atau gangguan
teknis dalam proses penerimaan data SPT Wajib Pajak.
Adapun kendala yang dihadapi oleh KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam
menerima pelaporan SPT melalui e-SPT, sebagai berikut:
1. KPP sering mendapatkan keluhan dari Wajib Pajak sendiri, mereka
menganggap lebih rumit apabila terjadi salah input, aplikasi e-SPT
tersebut membutuhkan pengetahuan yang khusus.
2. Komputer yang digunakan biasanya secara tiba-tiba terjadi trouble atau
tidak dapat dijalankan.
3. Terjadinya sistem error pada saat loading e-SPT kedalam komputer
sehingga laporan Wajib Pajak bisa tertunda diterima.
Adapun upaya yang dilakukan KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam
menyikapi kendala-kendala yang terjadi adalah para Account Representative
memberikan pelayanan terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai e-Filing atau
e-SPT. Sehingga apabila ada Wajib Pajak Orang Pribadi yang mengalami kendala
atau masalah seputar penginstallan dan pengoperasian aplikasi tersebut Account
Representative akan membantu Wajib Pajak Orang Pribadi. Dan bagi Wajib Pajak
lama yang menggunakan e-Filing atau e-SPT diberikan informasi mengenai update
atau perkembangan mengenai e-SPT maupun e-Filing.