bab iv pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-2-00243-ak bab4001.pdfsurat...

21
BAB IV PEMBAHASAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan rakyat negara tersebut. Oleh sebab itu, kebijakan pemerintah didalam pajak ini sangat penting, karena dapat mempengaruhi laju pertumbuhan negara. Hal tersebut berhubungan dengan kesadaran Wajib Pajak dalam menjalani kepatuhan pajaknya, seperti melaporkan SPT Tahunan dan menyetorkan pajak yang terhutangnya. Dalam menjalankan kepatuhan Wajib Pajak tersebut pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah memberikan fasilitas kemudahan untuk mendukung jalannya kepatuhan pajak tersebut seperti penerapan e-compliance yang meliputi e-Registration, e-SPT dan e-filing. Dalam penelitian penerapan e- compliance atas Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit , penulis melakukan penelusuran atas Jumlah Wajib Pajak dalam penggunaan e- Registration, e-SPT dan e-filling. Ketika melakukan penelitian terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu dengan meneliti jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP, berapa pengguna Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT secara e- SPT, e-filling dan manual, serta berapa banyak masyarakat yang mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak secara online atau yang disebut e-Registration. Penelitian ini dilakukan untuk memastikan bahwa penggunaan e-compliance telah berjalan secara efektif atau tidak dan berkembang secara signifikan setiap tahunnya.

Upload: lammien

Post on 28-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

BAB IV

PEMBAHASAN

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan

berdasarkan tingkat pendapatan rakyat negara tersebut. Oleh sebab itu, kebijakan

pemerintah didalam pajak ini sangat penting, karena dapat mempengaruhi laju

pertumbuhan negara. Hal tersebut berhubungan dengan kesadaran Wajib Pajak

dalam menjalani kepatuhan pajaknya, seperti melaporkan SPT Tahunan dan

menyetorkan pajak yang terhutangnya.

Dalam menjalankan kepatuhan Wajib Pajak tersebut pemerintah dalam hal ini

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah memberikan fasilitas kemudahan untuk

mendukung jalannya kepatuhan pajak tersebut seperti penerapan e-compliance yang

meliputi e-Registration, e-SPT dan e-filing. Dalam penelitian penerapan e-

compliance atas Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit ,

penulis melakukan penelusuran atas Jumlah Wajib Pajak dalam penggunaan e-

Registration, e-SPT dan e-filling. Ketika melakukan penelitian terdapat beberapa

tahap yang harus dilakukan yaitu dengan meneliti jumlah Wajib Pajak yang terdaftar

di KPP, berapa pengguna Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT secara e-

SPT, e-filling dan manual, serta berapa banyak masyarakat yang mendaftarkan diri

sebagai Wajib Pajak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak secara online

atau yang disebut e-Registration. Penelitian ini dilakukan untuk memastikan bahwa

penggunaan e-compliance telah berjalan secara efektif atau tidak dan berkembang

secara signifikan setiap tahunnya.

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

IV.1 Pendaftaran Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-Registration Pada KPP

Pratama Jakarta Duren Sawit

Sistem e-Registration mulai efektif digunakan sejak tahun 2005, yaitu sejak

di terbitkannya Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: KEP-173/PJ/2004

tanggal 7 Desember 2004 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor

Pokok Wajib Pajak serta Pengukuhan dan Pencabutan Kena Pajak dengan Sistem e-

Registration yang telah diperbaharui dengan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak

Nomor: PER-24/PJ/2009 tanggal 16 Maret 2009 tentang Tata Cara Pendaftaran

Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan

Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak dengan Sistem e-

Registration

e-Registration sendiri mulai diterapkan di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit

pada tahun 2007, dimana Wajib Pajak yang mendaftar secara online masih sedikit hal

tersebut terjadi karena penggunaan internet pada masa tersebut masih kurang

terjangkau oleh masyarakat, seperti dalam hal jaringan yang belum luas, kemudian

belum banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa koneksi internet, serta

pengetahuan masyarakat mengenai e-Registration yang masih minim dan sosialisasi

yang dilakukan KPP masih belum maksimal. Sehingga e-Registration ini dianggap

masih tergolong sistem baru yang diketahui oleh Wajib Pajak. Dalam hal

penggunaan e-Registration di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pada Tahun 2009-

2011 penulis telah melakukan penelitian pada Tabel IV.1 dan Grafiknya IV.1

Tabel IV.1

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-Registration

Tahun 2009-2011

No Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi

Pendafataran WP Secara Manual

Pendaftaran WP Secara e-

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

Terdaftar Registration

1 2009 53.465 45.622 7.843

2 2010 66.935 53.214 13.721

3 2011 82.764 60.288 22.476 Sumber: Seksi PDI

Grafik IV.1

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-Registration

Tahun 2009-2011

Dari Tabel dan Grafik IV.1 diatas menjelaskan bahwa jumlah dari Wajib

Pajak Orang Pribadi dari Tahun 2009 sampai dengan 2011 mengalami peningkatan

dari setiap tahunnya, namun pendaftaran Wajib Pajak secara e-Registration masih

sedikit bila dibandingkan dengan pendaftaran Wajib Pajak yang menggunakan secara

manual. Akan tetapi Wajib Pajak yang mendaftarkan diri secara e-Registration

terdapat peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena sudah banyak

nya wajib pajak yang memahami tentang penggunaan e-Registration. Namun tidak

menutup kemungkinan bahwa masih banyaknya Wajib Pajak yang mendaftarkan

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

NPWP secara manual karena dianggap masih hal yang mudah karena hanya

mendatangi langsung ke KPP yang terdaftar dan tidak perlu lagi harus mengakses

internet.

Berdasarkan hasil wawancara, keuntungan dari sistem E-Reg baik dari Wajib

Pajak maupun KPP Pratama Jakarta Duren Sawit antara lain adalah:

1. Mempermudah bagi masyarakat yang ingin membuat NPWP secara cepat

dan dapat diakses dimana saja namun masyarakat tetap harus menukarkan

Surat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP.

2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan juga mengefisienkan

operasional dan administrasti di KPP.

3. Memberikan fasilitas terkini bagi wajib pajak untuk mendaftarkan diri

secara online dengan memanfaatkan teknologi internet.

4. Mempermudah pembuatan NPWP yang lokasi WP jauh dengan KPP

Domisili, bagi yang tempat tinggal domisili sekarang berbeda dengan

tempat tinggal yang ada di kartu identitas.

5. Memudahkan petugas pajak dalam melayani dan memproses pendaftaran

Wajib Pajak.

IV.2 Penggunaan Aplikasi e-SPT Pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit

Penggunaan aplikasi e-SPT pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit secara

resmi dapat digunakan pada tahun 2007. Wajib Pajak menyampaikan SPT dalam

bentuk elektronik dimana data-data Wajib Pajak direkam dalam media penyimpanan

seperti compact disk (CD) atau flashdisk yang selanjutnya diserahkan ke KPP.

Akan tetapi, walaupun tujuan dari diberlakuannya aplikasi e-SPT ini adalah

untuk mempermudah Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya,

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

namun ternyata pada faktanya masih sedikit Wajib Pajak yang melakukan kewajiban

perpajakannya dengan menggunakan e-SPT. KPP lebih banyak menerima SPT wajib

pajak secara manual bila dibandingkan dengan e-SPT jauh lebih sedikit.

Dalam hal Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT Tahunannya

menggunakan e-SPT di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pada Tahun 2009-2011

penulis telah melakukan penelitian pada Tabel IV.2

Tabel IV.2

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-SPT

Tahun 2009-2011

No Tahun Wajib Pajak

Orang Pribadi Terdaftar

Wajib Pajak Efektif

WP Pengguna e-SPT

1 2009 53.465 47.371 2.452

2 2010 66.935 59.038 2.870

3 2011 82.764 73.592 3.926 Sumber: Seksi PDI Dari tabel IV.2 diatas, dapat diketahui bahwa pengguna e-SPT di KPP

Pratama Jakarta Duren Sawit masih tergolong sedikit. Hal ini disebabkan

pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap tata cara penggunaan e-SPT masih

kurang, ada juga faktor yang membuat Wajib Pajak Orang Pribadi enggan untuk

tidak menggunakan aplikasi e-SPT karena tidak semua Wajib Pajak Orang Pribadi

mempunyai fasilitas atau media elektronik seperti komputer atau laptop yang sesuai

dengan kriteria media pendukung utama dalam penggunaan e-SPT. Wajib Pajak

Orang Pribadi juga tidak semua dapat melakukan cara pengaplikasian e-SPT yang

harus di install terlebih dahulu ke komputer Wajib Pajak.

Adapun wajib pajak yang sudah menggunakan e-SPT dalam pelaporan SPT

Tahunannya adalah e-SPT dapat mempermudah Wajib Pajak dalam proses

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

penghitungan perpajakan, karena dengan menggunakan e-SPT penghitungan pajak

akan secara otomatis melalui sistem komputer yang menghasilkan secara cepat dan

akurat. Wajib Pajak juga tidak harus menulis secara manual untuk mengisi SPT

cukup dengan menggunakan sistem komputer semua data akan di input oleh aplikasi

e-SPT.

IV.3 Penggunaan e-Filing Pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit

Penyampaian SPT dilakukan secara elektronik dalam bentuk data digital yang

disampaikan ke Direktorat Jenderal Pajak melalui website DJP atau Perusahaan

Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang telah ditunjuk oleh DJP

dengan sistem online dan real time. Dimana Wajib Pajak dapat melakukan

penyampaian SPT Tahunan dimana saja dan kapan saja, Wajib Pajak dapat

melakukan penyampaian SPT dirumah atau di tempat Wajib Pajak bekerja dengan

mengandalkan koneksi internet Wajib Pajak dapat langsung menyampaikan SPT

secara online.

Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak

Nomor 47/PJ/2008 tanggal 16 Desember 2008 tentang Tata Cara Penyampaian Surat

Pemberitahuan dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara Elektronik (e-

Filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Dan pada tanggal 23

Desember 2011, Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan sistem baru tentang e-

Filing yang dimana Wajib Pajak dapat langsung terhubung oleh website Direktorat

Jenderal Pajak sesuai dengan peraturan PER-39/PJ/2011 tentang tata cara

penyampaian SPT Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-Filing melalui

website Direktorat Jenderal Pajak, khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi yang

menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS. Adapun perbedaan antara penyampaian

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

SPT melalui e-Filing dengan ASP dan website Direktorat Jenderal Pajak dapat dilihat

dari tabel IV.3 berikut ini:

Tabel IV.3

Perbedaan sistem e-Filing Melalui ASP dan website Direktorat Jenderal Pajak

No Keterangan Melalui ASP Melalui website DJP

1 Permohonan e-Fin Ke KPP WP terdaftar ke KPP terdekat atau website DJP

2 Media Penyampaian

Application Service Provider (ASP)

website DJP

3 Tanda Tangan Digital

Digital Certificate Kode verifikasi yang dikirim melalui email atau sms

4 Biaya Membayar sesuai Tarif ASP

Melalui website DJP tidak dikenakan biaya

5 Dokumen Pelengkap

Di kirim ke KPP terdaftar

Tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP

KPP Pratama Jakarta Duren Sawit mulai menerapkan e-Filing pada awal

tahun 2008. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT secara e-Filing masih

tergolong sedikit, hal ini disebabkan karena Wajib Pajak yang ingin melaporkan SPT

Tahunan secara e-Filing harus terhubung dengan Penyedia Jasa Aplikasi terlebih

dahulu dan dikenakan tarif biaya. Tarif biaya yang dikenakan tiap-tiap perusahaan

berbeda-beda tergantung dari perusahaan tersebut. Hal itu yang membuat Wajib

Pajak lebih memilih untuk menyampaikan SPT secara manual karena dianggap lebih

praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya lagi.

Dalam hal Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT Tahunannya

menggunakan e-Filing di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pada Tahun 2009-2011

penulis telah melakukan penelitian pada Tabel IV.4

Tabel IV.4

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-Filing

Tahun 2009-2011

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

No Tahun Wajib Pajak

Orang Pribadi Terdaftar

Wajib Pajak Efektif

WP Pengguna e-

Filing

1 2009 53.465 47.371 2

2 2010 66.935 59.038 3

3 2011 82.764 73.592 5 Sumber: Seksi PDI

Dari tabel IV.4 diatas, dapat diketahui bahwa Wajib Pajak yang

menggunakan e-Filing sangatlah sedikit. Hal ini terjadi karena untuk menggunakan

e-Filing Wajib Pajak harus menghubungi Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi untuk

mendapatkan aplikasi yang akan di install ke komputer Wajib Pajak agar langsung

terhubung dengan Direktorat Jenderal Pajak. Wajib Pajak akan dikenakan biaya oleh

Perusahaan yang menyediakan Jasa Aplikasi atas pemasangan aplikasi ini. Masing-

masing perusahaan menawarkan paket-paket biaya yang dapat menunjang layanan

tersebut.

Hal lain yang membuat Wajib Pajak masih sedikit menggunakan e-Filing

adalah Wajib Pajak belum mengerti dan memahami tentang pengaplikasian e-Filing

dan juga tata cara yang dilakukan untuk menggunakan e-Filing. Wajib Pajak takut

akan terjadi kendala atau kesalahan teknis saat melakukan pengaplikasian e-Filing

yang dirasa masih tergolong sistem baru oleh Wajib Pajak. Wajib Pajak masih

terbiasa dengan penyampaian SPT secara manual karena lebih terjangkau untuk

biaya, Wajib Pajak tidak perlu lagi harus membayar mahal apabila dilakukan dengan

menggunakan Penyedia Jasa Aplikasi. Oleh sebab itu, agar e-Filing lebih diterima

oleh Wajib Pajak, perlu adanya penyuluhan seputar tentang e-Filing terhadap Wajib

Pajak yang masih belum memahami dan mengerti tentang e-Filing.

IV.4 Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi 2009

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

Dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi serta

meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, perlu diberikan kemudahan kepada

Wajib Pajak dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan untuk melakukan

kewajiban perpajakannya sehingga meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

Fasilitas yang telah disediakan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal

Pajak untuk memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya

adalah penggunaan e-SPT dan e-Filing. Dimana sistem tersebut diharapkan dapat

meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak.

Data berikut ini merupakan data kepatuhan pelaporan SPT Tahunan PPh

Orang Pribadi tahun 2009 di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit.

Tabel IV.5

Persentase Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara

Manual, e-SPT dan e-Filing Tahun 2009

2009 Jumlah WP

Orang Pribadi Efektif

Waktu Lapor % Waktu Lapor

Telat Tidak Telat Tidak

Manual 44.917 9.023 35.894 20% 80%

e-SPT 2.452 540 1.912 22% 78%

e-Filing 2 0 2 0% 100%

Sumber: Seksi PDI

Dari tabel IV.5 diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP

Pratama Jakarta Duren Sawit yang menggunakan e-Filing hanya 2 (dua) Wajib Pajak

dari 47.369 Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi di tahun

2009. Hal ini disebabkan masih sedikitnya Wajib Pajak yang mengerti dan

memahami tata cara penggunaan e-Filing. Wajib Pajak yang menggunakan aplikasi

e-Filing harus melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) dan dikenakan biaya sesuai tarif

yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut. Hal ini yang membuat Wajib Pajak

enggan untuk menggunakan aplikasi e-Filing. Tidak semua Wajib Pajak memiliki

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

fasilitas seperti komputer atau laptop dan juga koneksi internet yang tersedia di

tempat tinggalnya. Oleh sebab itu, Wajib Pajak lebih memilih untuk melaporkan SPT

Tahunan secara manual.

Untuk mempermudah pengamatan pada tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang

menggunakan e-SPT, e-Filing dan manual pada tabel di atas, grafik berikut akan

menggabungkan data pada tabel IV.5.

Grafik IV.2

Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara

Manual, e-SPT dan e-Filing Tahun 2009

Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa, kepatuhan pelaporan SPT Tahunan

Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-Filing lebih tinggi dibandingkan dengan

pelaporan secara manual dan e-SPT. Hal ini disebabkan pelaporan secara e-Filing

dilakukan secara online dan real time yang langsung terkirim ke database Direktorat

Jenderal Pajak. Apabila SPT Tahunan yang disampaikan secara elektronik pada akhir

batas waktu penyampaian SPT Tahunan yang jatuh pada hari libur, dianggap

menyampaikan tepat waktu dan dapat dilakukan selama 24 (dua puluh empat) jam

sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan standar Waktu Indonesia Bagian Barat.

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

Tanggal pelaporan secara e-SPT dan manual tercatat pada saat Wajib Pajak

melaporkan langsung SPT Tahunannya ke KPP.

Tingkat kepatuhan pelaporan pengguna e-SPT lebih rendah dibandingkan

dengan pelaporan secara manual dan e-Filing, karena aplikasi e-SPT sering terjadi

kendala pada saat loading data, human error yaitu apabila data yang di input salah,

Wajib Pajak merasa sulit untuk membetulkannya, sehingga penggunaan aplikasi ini

hanya dapat digunakan oleh orang yang sudah memahami dan mengerti aplikasi ini

dengan baik.

IV.5 Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi 2010

Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit mengalami

peningkatan, dan itu ikut mempengaruhi terhadap jumlah Wajib pajak yang

melaporkan SPT Tahunan. KPP Pratama Jakarta Duren Sawit setiap tahunnya

berupaya untuk meningkatkan tingkat kepatuhan pelaporan Wajib Pajak dari tahun

sebelumnya.

Di tahun 2010, pencapaian KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam upaya

meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak belum optimal dengan apa yang diharapkan,

karena perkembangannya masih banyak Wajib Pajak yang terlambat melaporkan

SPT Tahunan.

Berikut ini data pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP

Pratama Jakarta Duren Sawit pada tahun 2010.

Tabel IV.6

Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara

Manual, e-SPT dan e-Filing Tahun 2010

2010 Jumlah WP

Orang Pribadi Waktu Lapor % Waktu Lapor

Telat Tidak Telat Tidak

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

Efektif

Manual 56.165 10.007 46.158 18% 82%

e-SPT 2.870 592 2.278 21% 79%

e-Filing 3 0 3 0% 100% Sumber: Seksi PDI

Dari tabel IV.6 diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP

Pratama Jakarta Duren Sawit yang menggunakan e-Filing maupun e-SPT mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya. Namun, pelaporan SPT secara manual masih

mendominan karena prosedur penyampaian SPT secara manual lebih mudah

dibandingkan melaporkan SPT secara e-Filing atau e-SPT. Wajib Pajak tidak perlu

men-install dan mempelajari tata cara pengaplikasian e-SPT. Selain itu, data-data

SPT Tahunan yang dicetak tidak terlalu banyak.

Pada tahun 2010 terjadi peningkatan tingkat kepatuhan pelaporan SPT

Tahunan Orang Pribadi pengguna manual dan e-SPT. Peningkatan untuk pengguna

e-SPT dan manual naik sekitar 2%, sedangkan penggunaan e-Filing tetap sama

dengan tahun sebelumnya di tahun 2009. E-filing merupakan sistem yang dapat

mempermudah Wajib Pajak dalam melaporkan SPT nya, karena cepat, mudah dan

aman. E-filing merupakan suatu cara penyampaian yang dilakukan secara online

yang real time melalui Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider

(ASP). Namun pada kenyataanya, masih sedikit pengguna e-filing tersebut karena

Wajib Pajak yang ingin menyampaikan SPT secara e-filing dikenakan biaya

pengiriman data ke database Direktorat Jenderal Pajak, hal itu yang membuat Wajib

Pajak enggan untuk beralih menggunakan e-filing walaupun e-filing memberikan

kemudahan bagi Wajib Pajak yang ingin melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Untuk mempermudah analisis berikut ini grafik peningkatan kepatuhan

pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta

Duren Sawit pada tahun 2010.

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

Grafik IV.3

Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara

Manual, e-SPT dan e-Filing Tahun 2010

Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa, kepatuhan pelaporan secara e-filing

lebih tinggi dibandingkan dengan pelaporan secara manual dan e-SPT. Akan tetapi

Wajib Pajak yang menyampaikan secara manual lebih banyak bila dibandingkan

secara e-filing dan e-SPT. Hal ini disebabkan Wajib Pajak lebih memilih melaporkan

SPT secara manual karena dianggap tidak merepotkan karena langsung datang ke

KPP. Wajib Pajak Orang Pribadi yang biasanya melaporkan SPT Tahunan secara

manual tidak banyak lembaran SPT yang harus dibawa ke KPP karena biasanya

lembaran SPT Tahunan paling sedikit hanya 2 (dua) lembar yang menggunakan

formulir 1770SS dan itu yang membuat Wajib Pajak tidak perlu menggunakan media

elektronik dalam pelaporan SPT nya.

IV.6 Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi 2011

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

KPP Pratama Jakarta Duren Sawit mengharapkan setiap tahun ada

peningkatan pelaporan Wajib Pajak. Banyak berbagai upaya yang dilakukan KPP

untuk menyadarkan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Salah

satu upaya yang dilakukan KPP adalah dengan menerbitkan Surat Teguran Pajak

(STP) bagi Wajib Pajak yang tidak menyampaikan SPT dan telat lapor. Namun

masih sedikitnya kesadaran Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban

perpajakannya. Salah satunya masih banyak Wajib Pajak yang tidak membayar pajak

dan melaporkan pajak terhutangnya.

Analisis kepatuhan pelaporan SPT secara e-filing, e-SPT dan manual untuk

SPT Tahunan Orang Pribadi tahun 2011 di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dapat

dilihat berdasarkan tabel berikut:

Tabel IV.7

Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara

Manual, e-SPT dan e-Filing Tahun 2011

2011 Jumlah WP

Orang Pribadi Efektif

Waktu Lapor % Waktu Lapor

Telat Tidak Telat Tidak

Manual 69.661 9.324 60.337 13% 87%

e-SPT 3.926 634 3.292 16% 84%

e-Filing 5 0 5 0% 100% Sumber: Seksi PDI

Dari tabel IV.7 diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak di KPP Pratama

Jakarta Duren Sawit yang menggunakan e-filing hanya 5 (lima) Wajib Pajak. Namun

jumlah pengguna e-filing di tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya.

Sedikitnya pengguna e-filing di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit

dikarenakan Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT-nya banyak

menggunakan formulir 1770SS , dimana formulir tersebut merupakan Wajib Pajak

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

Orang Pribadi yang penghasilan brutonya selama disetahunkan tidak lebih dari

60.000.000 atau kurang dari 60.000.000. Bagi Wajib Pajak yang melaporkan SPT

Tahunan dengan formulir 1770SS lebih baik melaporkan secara manual, karena

lampiran yang diserahkan ke KPP tidak banyak.

Untuk mempermudah analisis berikut ini grafik peningkatan kepatuhan

pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta

Duren Sawit pada tahun 2011.

Grafik IV.4

Persentasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara

Manual, e-SPT dan e-Filing Tahun 2011

Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa, kepatuhan pelaporan secara manual

lebih tinggi dibandingkan dengan pelaporan secara e-filing dan e-SPT. Hal ini

disebabkan Wajib Pajak lebih memilih melaporkan SPT secara manual karena

dianggap tidak menyulitkan karena langsung datang ke KPP. Wajib Pajak Orang

Pribadi yang biasanya melaporkan SPT Tahunan secara manual tidak banyak

lembaran SPT yang harus dibawa ke KPP karena biasanya lembaran SPT Tahunan

paling sedikit hanya 2 (dua) lembar yang menggunakan formulir 1770SS dan itu

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

yang membuat Wajib Pajak tidak perlu menggunakan media elektronik dalam

pelaporan SPT nya.

IV.7 Analisis Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan

Orang Pribadi Tahun 2009-2011

Tingkat kepatuhan pelaporan di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit setiap

tahunnya mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah wajib pajak

yang terdaftar. Data berikut ini merupakan data Wajib Pajak OP yang melaporkan

SPT Tahunan Orang Pribadi dari tahun 2009-2011.

Tabel IV.8

Jumlah Pelaporan SPT Tahunan Secara Manual, e-SPT dan e-Filing di KPP

Pratama Jakarta Duren Sawit Tahun 2009-2011

Bentuk Pelaporan 2009 2010 2011

Manual 44.917 56.165 69.661 e-SPT 2.452 2.870 3.926 e-Filing 2 3 5

Sumber: Seksi PDI

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2009 hingga 2011, Wajib

Pajak Orang Pribadi pengguna e-filing sangat sedikit yakni tidak melebihi 1% dari

total jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang lapor. Hal ini disebabkan untuk

menggunakan e-filing Wajib Pajak di kenakan tarif biaya kepada perusahaan

Penyedia Jasa Aplikasi. Tarif yang dikenakan Wajib Pajak tergantung dari setiap

perusahaan, karena perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi memiliki tarif yang berbeda-

beda.

Untuk pengguna e-SPT di tahun 2009-2011 yang melaporkan SPT Tahunan

Orang Pribadi tidak melebihi 5% dari total jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

lapor. Hal ini dikarenakan untuk menggunakan e-SPT, Wajib Pajak diwajibkan untuk

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

mendownload dan menginstal aplikasi e-SPT. Sebagian besar Wajib Pajak merasa

kesulitan untuk mendownload serta mempelajari aplikasi tersebut meskipun untuk

menggunakan aplikasi ini tidak dipungut biaya.

Tidak ada upaya yang dilakukan oleh pihak KPP untuk meningkatkan jumlah

Wajib Pajak pengguna e-SPT dan e-filing untuk pelaporan SPT Tahunan. Hal ini

karena tidak ada peraturan yang mewajibkan Wajib Pajak untuk menggunakan

aplikasi tersebut. Pihak KPP hanya memberikan himbauan dan memberi informasi

tentang kemudahan dan manfaat dari penggunaan aplikasi tersebut.

Dari tahun 2009-2011 dapat dianalisis tingkat kepatuhan pelaporan Wajib

Pajak Orang Pribadi secara manual, e-SPT dan e-filing dari tabel berikut.

Tabel IV.9

Persentase Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Tahun

2009-2011

Bentuk Pelaporan 2009 2010 2011

Manual 80% 82% 87%

e-SPT 78% 79% 84%

e-Filing 100% 100% 100% Sumber: Seksi PDI

Berdasarkan pada tabel diatas, tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan

Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Jakarta Duren Sawit pengguna e-filing

Tahun 2009 hingga 2011 adalah mencapai nilai 100%. Hal ini dikarenakan Wajib

Pajak yang melaporkan SPT dengan e-filing dilakukan secara cepat, mudah dan

aman. Karena e-filing merupakan sistem online yang langsung terhubung dengan

database Direktorat Jenderal Pajak yang dimana data SPT Wajib Pajak akan sampai

tepat waktu dimana Wajib Pajak melaporkan SPT nya.

Tingkat kepatuhan pelaporan secara manual lebih baik dari pada pelaporan

secara e-SPT. Hal ini karena bagi pengguna e-SPT Wajib Pajak tetap harus

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

melaporkan SPT dalam bentuk elektronik ke KPP. Selain itu kendala dalam

penggunaan e-SPT yaitu apabila terjadi human error berupa kesalahan dalam

mengentri data yang memerlukan tenaga khusus untuk membetulkan atau mengganti

data yang sudah dimasukkan ke dalam aplikasi e-SPT sehingga cukup memakan

waktu.

Untuk mempermudah analisis pada tabel IV.9 diatas, disajikan data berupa

grafik berikut:

Grafik IV.5

Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Tahun 2009-2011

Berdasarkan pengamatan pada grafik di atas, dapat diketahui bahwa tingkat

kepatuhan pelaporan yang paling baik adalah e-filing, dan selanjutnya pelaporan

manual, dan tingkat kepatuhan pelaporan yang paling rendah pada grafik di atas

adalah pelaporan secara e-SPT.

Penerapan e-compliance pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit cukup baik

karena selalu mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Untuk e-filing tingkat

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

kepatuhan pelaporan statis pada nilai 100%. Sedangkan e-SPT dalam perkembangan

di tahun 2009 hingga 2011 mencapai 78% hingga 84%.

Namun untuk penerapan pelaporan secara e-SPT, kurang efektif. Pada grafik

dapat diketahui bahwa pelaporan secara manual ternyata lebih baik dari pelaporan

secara e-SPT. Hal ini dikarenakan aplikasi e-SPT tetap harus melibatkan KPP dalam

prosedur pelaporan yakni tanggal pelaporan sesuai dengan tanggal Wajib Pajak

datang ke KPP untuk menyerahkan SPT Induk dan SPT elektronik. Hal ini dianggap

rumit bagi Wajib Pajak, karena selain Wajib Pajak harus mempelajari aplikasi e-SPT,

Wajib Pajak juga tetap harus datang juga ke KPP.

IV.8 Manfaat dan Kendala Penggunaan e-SPT dan e-Filing pada KPP

Pratama Jakarta Duren Sawit

Berdasarkan hasil wawancara, manfaat yang diperoleh KPP Pratama Jakarta

Duren Sawit dalam menerima pelaporan SPT melalui e-Filing, sebagai berikut:

1. Mempermudah proses perekaman data SPT di dalam basis data Direktorat

Jenderal Pajak.

2. Mengurangi pertemuan langsung antara Wajib Pajak dengan Petugas

Pajak.

3. Mengurangi dampak antrian dan volume pekerjaan proses penerimaan

SPT.

4. Mengurangi volume berkas fisik atau kertas dokumen perpajakan.

5. Mengurangi kesalahan dalam perekaman data SPT.

Sedangkan manfaat yang diperoleh KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam

menerima pelaporan SPT melalui e-SPT, sebagai berikut:

1. Mengurangi resiko kesalahan input perekaman.

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

2. Tidak perlu melakukan perekaman SPT yang dilaporkan Wajib Pajak.

3. Mengurangi penyimpanan dokumen dibandingkan jika menggunakan

hardcopy

Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh KPP Pratama Jakarta Duren

Sawit dalam menerima pelaporan SPT melalui e-Filing, sebagai berikut:

1. Kurangnya Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunanya secara e-Filing

sehingga penggunaan e-Filing belum berjalan maksimal.

2. Intranet yang kurang mendukung disebabkan konektivitas jaringan

internet di Indonesia memang berjalan kurang optimal dan sering

terjadinya gangguan.

3. Media komputer yang secara tiba-tiba mengalami masalah atau gangguan

teknis dalam proses penerimaan data SPT Wajib Pajak.

Adapun kendala yang dihadapi oleh KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam

menerima pelaporan SPT melalui e-SPT, sebagai berikut:

1. KPP sering mendapatkan keluhan dari Wajib Pajak sendiri, mereka

menganggap lebih rumit apabila terjadi salah input, aplikasi e-SPT

tersebut membutuhkan pengetahuan yang khusus.

2. Komputer yang digunakan biasanya secara tiba-tiba terjadi trouble atau

tidak dapat dijalankan.

3. Terjadinya sistem error pada saat loading e-SPT kedalam komputer

sehingga laporan Wajib Pajak bisa tertunda diterima.

Adapun upaya yang dilakukan KPP Pratama Jakarta Duren Sawit dalam

menyikapi kendala-kendala yang terjadi adalah para Account Representative

memberikan pelayanan terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi mengenai e-Filing atau

e-SPT. Sehingga apabila ada Wajib Pajak Orang Pribadi yang mengalami kendala

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00243-AK Bab4001.pdfSurat Keterangan Terdaftar Sementara ke KPP. 2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

atau masalah seputar penginstallan dan pengoperasian aplikasi tersebut Account

Representative akan membantu Wajib Pajak Orang Pribadi. Dan bagi Wajib Pajak

lama yang menggunakan e-Filing atau e-SPT diberikan informasi mengenai update

atau perkembangan mengenai e-SPT maupun e-Filing.