2012-1-00518-if bab4001
DESCRIPTION
yesTRANSCRIPT
-
75
BAB 4
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
Berdasarkan penelitian dan analisis terhadap jaringan komputer yang sedang
berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Intikom Berlian Mustika, maka
usulan yang diajukan adalah implementasi jaringan komputer yang baru dengan
menggunakan VLAN. Dalam perancangan topologi yang baru penulis menggunakan
metode top down network design sebagai panduan dalam merancang jaringan baru. Top-
down network design adalah metodologi untuk mendesain network yang dimulai dari
layer atas OSI reference model sebelum pindah ke layer yang lebih bawah. Alasan
penggunaan metode top down network design dalam perancangan jaringan komputer
yang baru adalah sebagai berikut :
1. Fokus terhadap kebutuhan konsumen.
2. Memberikan gambaran tentang jaringan yang akan dibuat.
3. Rancangan jaringan sesuai dengan kebutuhan.
4. Kebutuhan jaringan untuk masa yang akan datang dapat diprediksi dan
dipersiapkan.
4.1 Identifikasi Tujuan dan Kebutuhan Client
Ada empat fase dalam mengidentifikasi tujuan dan kebutuhan konsumen, yaitu :
1. Analisis tujuan bisnis dan hambatannya
Proses bisnis yang berjalan pada PT. Intikom Berlian Mustika
membutuhkan dukungan jaringan komputer yang baik untuk koordinasi
-
76
antar tiap divisi sehingga akan mempermudah proses bisnis. Kendala
yang dihadapi adalah biaya pengadaan device jaringan komputer yang
telah direkomendasikan dan penjadwalan pengerjaan projek yang kurang
baik.
2. Analisis tujuan teknis
Dengan padatnya proses bisnis yang berjalan, PT. Intikom Berlian
Mustika membutuhkan performace jaringan yang baik dan stabil
sehingga dapat mengatasi traffic aliran data yang tinggi.
3. Karakteristik jaringan yang ada
Jaringan komputer PT. Intikom Berlian Mustika terdiri dari tiga
lantai yang saling terhubung satu dengan lainnya karena merupakan satu
kesatuan proses alur kerja. Setiap lantai terdiri dari beberapa divisi-divisi
yang memiliki tugasnya masing-masing. Gambar 3.8 merupakan jaringan
komputer yang digunakan PT. Intikom Berlian Mustika dalam
menjalankan proses kerja di perusahaan. Pengalamatan device jaringan
komputer pada PT. Intikom Berlian mustika menggunakan pengalamatan
secara static dan masih dalam satu subnet.
4. Karakteristik network traffic
Berikut ini adalah delay dari jaringan komputer PT. Intikom
Berlian Mustika :
-
77
Tabel 4.1 Ratarata Delay pada Jaringan yang Sedang
Berjalan
No Ukuran
Paket (byte)
Max Delay
(ms)
Min Delay
(ms)
Round Trip
Average Delay
(ms)
1 100 35 7 22
2 500 234 2 71
3 1000 265 15 82
4 2000 180 30 105
5 3000 351 5 109
6 4000 216 24 124
7 5000 502 6 129
8 10000 381 32 178
9 15000 363 21 181
-
78
4.2 Logical Network Design
Ada lima fase dalam mengidentifikasi tujuan dan kebutuhan konsumen, yaitu
:
1. Membuat desain network topology
Gambar 4.1 Topologi Jaringan PT. Intikom Berlian Mustika yang Baru
-
79
Gambar 4.1 merupakan skema topologi jaringan komputer baru yang
diusulkan pada PT. Intikom Berlian Mustika. Dalam gambar 4.1
menggambarkan susunan topologi secara hierarkial. Dimana terdapat
penambahan perangkat yang baru, seperti menambah server TRI untuk
divisi FAD, server DHCP, email server dan perangkat access point untuk
wireless. Device server dan switch berada dalam satu subnet, namun
untuk membedakan pengalamatan, device server menggunakan IP
10.17.44.xxx sedangkan switch menggunakan IP 10.17.45.xxx .
Pada topologi jaringan baru diatas, terdapat dua daerah yang memiliki
redudansi link yaitu pada jaringan lantai 2 dan jaringan yang
menghubungkan core layer, lantai 1 dan lantai 2. Redudansi link ini
berfungsi sebagai penyedia jalur cadangan apabila salah satu jalur putus,
sehingga ketika salah satu jalur putus maka jalur cadangan akan aktif.
Gambar 4.2 Topologi Jaringan Lantai 1 PT. Intikom Berlian
Mustika yang Baru
-
80
Gambar 4.2 merupakan topologi jaringan komputer lantai 1 PT.
Intikom Berlian Mustika yang Baru. Jaringan lantai 1 ini terhubung
dengan VLAN 11. Jaringan ini terdiri dari 4 buah switch dan sebuah
access point. Jaringan lantai 1 terhubung langsung dengan core layer dan
lantai 2.
Gambar 4.3 Topologi Jaringan Lantai 2 PT. Intikom Berlian
Mustika yang Baru
Penambahan redudansi link pada jaringan lantai 2 kantor PT. Intikom
Berlian Mustika dilakukan karena pertukaran data antara BOD, para
manager, divisi keuangan dan divisi sales & marketing dianggap penting.
Dengan membuat redudansi link, maka dapat menimbulkan terjadinya
broadcast storm. Untuk menangani broadcast storm, maka diterapkan
spanning tree protocol (STP). STP memastikan bahwa hanya ada satu
-
81
jalur logis antara semua tujuan pada jaringan dengan sengaja memblokir
jalur berlebihan yang dapat menyebabkan lingkaran (looping). STP akan
menentukan port mana yang harus di block sehingga hanya 1 link saja
yang aktif dalam satu segment LAN. Hasilnya, frame tetap bisa ditransfer
antar komputer tanpa menyebabkan gangguan akibat adanya frame yang
looping tanpa henti di dalam network. Berikut ini adalah potongan
konfigurasi STP yang ada pada salah satu switch lantai 2 :
Gambar 4.4 Konfigurasi STP switch 0202
Gambar 4.5 Topologi Jaringan Lantai 3 PT. Intikom Berlian
Mustika yang Baru
-
82
Gambar 4.4 merupakan topologi jaringan komputer lantai 3 PT.
Intikom Berlian Mustika yang Baru. Jaringan lantai 4 ini terhubung
dengan VLAN 33. Jaringan ini terdiri dari 4 buah switch, sebuah core
switch dan sebuah access point. Pada jaringan lantai 3 terdapat server
farm yang di dalamnya terdapat 13 server.
2. Membuat desain model untuk pengalamatan dan penamaan
Pada fase ini dilakukan IP addressing pada tiap-tiap device yang
telah ditentukan sebelumnya. Berikut ini adalah skema IP addressing
pada tiap divisi yang akan dirancang.
Tabel 4.2 IP Addressing dan Pengelompokan VLAN
Divisi Lantai Network Address Nama
VLAN
Range IP VLAN
EAS 3 10.17.47.0 33 10.17.47.1 10.17.47.254
EIS 2 10.17.48.0 22 10.17.48.1 10.17.48.254
FAD 2 10.17.48.0 22 10.17.48.1 10.17.48.254
HMS 1 10.17.49.0 11 10.17.49.1 10.17.49.254
MGT
1 10.17.49.0 11 10.17.49.1 10.17.49.254
2 10.17.48.0 22 10.17.48.1 10.17.48.254
3 10.17.47.0 33 10.17.47.1 10.17.47.254
Guest 3 192.168.100.0 44 192.168.100.1 -
192.168.100.126
-
83
Dari table 4.2 dapat dilihat jangkauan IP address tiap-tiap divisi
yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dapat dilihat juga pada tabel
ini merupakan skema nama VLAN yang akan dibuat untuk mewakili
divisi-divisi yang telah ada.
Secara logical, divisi-divisi yang ada akan dikelompokan ke dalam
berbagai segmen. Penamaan VLAN dilakukan agar network
administrator lebih mudah dalam melakukan identifikasi. VLAN itu
merupakan jaringan independen dari sebuah jaringan LAN. VLAN
diberlakukan untuk member izin dalam mengakses data dan keamanan
dari sekumpulan divisi. VLAN mengizinkan multiple IP dan subnet
berada dalam satu jaringan komputer dengan switch yang sama.
3. Memilih switching
Dalam melakukan konfigurasi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
konfigurasi pada switch MLS (Multi Layer Switch), switch yang
terhubung langsung ke end device (switch end device), dan switch
penghubung antara switch MLS dan switch end device (switch
distribution).
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam
melakukan konfigurasi pada rancangan yang akan dibuat, yaitu antara
lain :
a) Switch MLS
Membuat VLAN di switch MLS
Pemberian VLAN ID untuk tiap-tiap lantai
-
84
Pemberian IP address pada setiap VLAN ID
Membuat konfigurasi spanning tree protocol (STP) pada
beberapa interface VLAN.
Port yang terhubung ke switch lain dikonfigurasi :
Trunk encapsulation dot1Q
Port mode trunk (terhubung ke switch dan access
point)
Port model access (terhubung ke end device)
Membuat routing table ke default gateway
Membuat konfigurasi Access Control List (ACL)
b) Switch End Device
Pemberian hak akses VLAN ID ke end device.
Port yang terhubung ke switch dikonfigurasi :
Port mode trunk
Membuat spanning tree protocol (STP) pada port switch
yang terhubung ke end device.
c) Switch distribution
Port yang terhubung ke switch dikonfigurasikan :
Trunk encapsulation dot1Q
Port mode trunk (terhubung ke switch dan access
point)
-
85
4. Membangun strategi network security
Pada jaringan yang berjalan saat ini, keamanan data-data penting
perusahaan masih rentan untuk diakses oleh user yang tidak memiliki
hak. Dengan menerapkan VLAN pada jaringan komputer PT. Intikom
Berlian Mustika maka hak akses VLAN dapat diatur sehingga akan
mengurangi peluang pelanggaran akses ke informasi rahasia dan penting.
Berikut ini merupakan potongan konfigurasi pembatasan akses
untuk keamanan data pada jaringan PT. Intikom Berlian Mustika :
Gambar 4.6 Konfigurasi Access Control List VLAN 44
Konfigurasi diatas menunjukkan bahwa adanya pembatasan akses
dari VLAN 44 untuk mengakses beberapa server. VLAN 44 hanya
-
86
diizinkan untuk mengakses server DHCP, server firewall, proxy server,
dan domain controller.
Selain menggunakan VLAN, jaringan komputer PT. Intikom
Berlian Mustika juga membangun sebuah server yang berfungsi sebagai
SEP (Symantec Endpoint Protection) antivirus server. Antivirus ini
berfungsi untuk proteksi jaringan baik serangan dari dalam maupun
serangan yang berasal dari luar (internet).
5. Membangun strategi network management
Pada jaringan yang berjalan saat ini masih menggunakan
pengalamatan IP secara static. Kekurangan dari pengalamatan IP secara
static yaitu admin harus secara langsung meng-setting setiap device yang
terhubung dalam jaringan.
Dengan menerapkan DHCP pada jaringan komputer PT. Intikom
Berlian Mustika maka pengalamatan IP dapat dilakukan secara dynamic
sehingga memudahkan admin ketika meng-setting setiap device karena
tidak perlu secara langsung meng-setting setiap device secara manual.
Gambar 4.7 Konfigurasi DHCP pada VLAN 11
-
87
Gambar 4.7 merupakan potongan konfigurasi DHCP pada VLAN
11 yang digunakan sebagai penerus fasilitas DHCP ke client dimana
DHCP pool nya sudah dikonfigurasi di DHCP server.
Sesuai dengan gambar 4.1, semua lantai yang ada dihubungkan
oleh tiap-tiap distribution switch. Distribution switch akan terhubung
dengan access switch yang ada pada masing-masing lantai. Jumlah access
switch disesuaikan dengan banyaknya divisi yang berada pada masing-
masing lantai. Pengelompokan switch ini dimaksudkan untuk
memudahkan network administrator mengelola dan memonitor jaringan
komputer yang ada.
4.3 Physical Network Design
Pada perancangan jaringan kantor yang baru, PT. Intikom Berlian
Mustika tidak melakukan pembelian perangkat baru, namun hanya
memaksimalkan perangkat-perangkat yang telah digunakan sebelumnya dan
perangkat-perangkat yang diberikan oleh partner bisnis sebagai bentuk apresiasi
kerjasama. Perangkat-perangkat server yang digunakan pada PT. Intikom Berlian
Mustika untuk membangun jaringan komputer yang baru dapat dilihat sebagai
berikut :
-
88
Tabel 4.3 Perangkat Server yang Digunakan PT. Intikom Berlian Mustika pada
Jaringan Baru
NO SERVER NAME FUNCTION TYPE IP ADDRESS
1 DCITKSVR01 domain controller
IBM X series 236 10.17.44.16
2 EXITKSVR01 email server IBM X series 3650 10.17.44.1
3 HMSITKSV01
HMS Apllication,
database dan file server
IBM X series 206 10.17.44.17
4 AXITKSVR01
FAD Application
Stream dan file server
IBM X series 3200 10.17.44.13
5 AVITKSVR01 SEP Antivirus Server PC 10.17.44.19
6 EMAILSERVER Domino Server
(Quotation, letter)
PC HP DC7700 10.17.45.70
7 AVAYA PABX Server PC 11.17.40.120
8 TRI
FAD Stream Apllication,
Database dan File Server
PC 10.17.44.53
9 PC HP d220MT Proxy Server PC HP d220MT 10.17.44.5
-
89
Tabel 4.3 Perangkat Server yang Digunakan PT. Intikom Berlian Mustika pada
Jaringan Baru
Perangkat switch yang digunakan pada jaringan baru PT. Intikom Berlian
Mustika adalah :
Tabel 4.4 Perangkat Switch yang Digunakan PT. Intikom Berlian Mustika pada
Jaringan Baru
No Switch IP Address
1 Switch cisco catalyst 3750 10.17.45.240
2 Switch cisco catalyst 2924M XL
10.17.45.241
3 Switch cisco catalyst 2950 10.17.45.247
4 Switch cisco catalyst 2960 10.17.45.250
5 Switch cisco catalyst 3560 10.17.45.196
NO SERVER NAME FUNCTION TYPE IP ADDRESS
10 CHECKPOINT Firewall server IBM X series 3500 10.17.44.10
11 SPITKSVR01 Share Point Server IBM X series 3500 10.17.44.14
12 HOSTOCS01 Host OCS Server IBM X series 3650 M2 10.17.44.12
13 ITKDHCPSVR01 DHCP Server PC 10.17.44.189
14 HELPDESKSVR help desk web server
IBM X series 3400 172.16.1.6
15 EDGEITKSVR07 SMTP Server PC 172.16.1.5
-
90
Tabel 4.4 Perangkat Switch yang Digunakan PT. Intikom Berlian Mustika pada
Jaringan Baru
No Switch IP Address
6 Procurve 2510B-24 unmanageable
7 Procurve 2510B-24 10.17.45.190
8 Procurve 2510B-24 10.17.45.249
9 Procurve 2510B-24 10.17.45.191
10 Procurve 2620-24P 10.17.45.246
11 Procurve 2620-24 10.17.45.248
12 Procurve 2610-24 10.17.45.244
13 Procurve 2510B-24 unmanageable
Perangkat access point yang digunakan pada jaringan baru PT. Intikom
Berlian Mustika adalah :
Tabel 4.5 Perangkat Access Point yang Digunakan PT. Intikom Berlian Mustika
pada Jaringan Baru
No Type IP Address
1 Cisco aironet 1200 Series 10.17.45.151
2 Cisco aironet 1200 Series 10.17.45.239
3 Cisco aironet 1200 Series 10.17.45.242
4 Cisco aironet 1200 Series 10.17.45.243
-
91
4.4 Melakukan Testing pada Jaringan yang Baru
Pada tahap ini akan dilakukan deteksi terhadap koneksi jaringan
komputer dengan menggunakan utility ping dan axence net-tools. Lewat utility
ping dan axence net-tools akan diketahui berapa kecepatan, delay dan bandwith
koneksi antar perangkat yang terhubung dan saling berkomunikasi. Jika
perangkat terhubung satu sama lain maka akan memperoleh reply data dan
sebaliknya jika perangkat tidak terhubung akan terjadi request time out atau
dengan kata lain koneksi terputus.
1. Testing Konektivitas Menggunakan Ping
Berikut adalah hasil ping yang telah dilakukan :
Gambar 4.8 Hasil Ping Antara VLAN11 dengan VLAN11
Gambar 4.8 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN11 dengan
VLAN11 telah berjalan, dimana memiliki waktu perjalanan packet data
minimum 1 millisecond dan maksimum 3 millisecond sehingga memiliki
latency rata-rata sekitar 1 millisecond.
-
92
Gambar 4.9 Hasil Ping Antara VLAN11 dengan VLAN22
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN11 dengan
VLAN22 telah berjalan, dimana memiliki waktu perjalanan packet data
minimum 1 millisecond dan maksimum 4 millisecond sehingga memiliki
latency rata-rata sekitar 2 millisecond.
Gambar 4.10 Hasil Ping Antara VLAN11 dengan VLAN33
-
93
Gambar 4.10 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN11
dengan VLAN33 telah berjalan, dimana memiliki waktu perjalanan
packet data minimum 1 millisecond dan maksimum 3 millisecond
sehingga memiliki latency rata-rata sekitar 2 millisecond.
Gambar 4.11 Hasil Ping Antara VLAN11 dengan VLAN44
Gambar 4.11 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN11
dengan VLAN44 tidak berhasil, karena komunikasi dari VLAN11
menuju VLAN44 ditolak atau deny. Hal itu disebabkan karena
diterapkannya metode Access Control List.
-
94
Gambar 4.12 Hasil Ping Antara VLAN22 dengan VLAN22
Gambar 4.12 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN22
dengan VLAN22 telah berjalan, dimana memiliki waktu perjalanan
packet data minimum 1 millisecond dan maksimum 4 millisecond
sehingga memiliki latency rata-rata sekitar 2 millisecond.
Gambar 4.13 Hasil Ping Antara VLAN22 dengan VLAN11
-
95
Gambar 4.13 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN22
dengan VLAN11 telah berjalan, dimana memiliki waktu perjalanan
packet data minimum 1 millisecond dan maksimum 3 millisecond
sehingga memiliki latency rata-rata sekitar 1 millisecond.
Gambar 4.14 Hasil Ping Antara VLAN22 dengan VLAN33
Gambar 4.14 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN22
dengan VLAN33 telah berjalan, dimana memiliki waktu perjalanan
packet data minimum 1 millisecond dan maksimum 3 millisecond
sehingga memiliki latency rata-rata sekitar 2 millisecond.
-
96
Gambar 4.15 Hasil Ping Antara VLAN22 dengan VLAN44
Gambar 4.15 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN22
dengan VLAN44 tidak berhasil, karena komunikasi dari VLAN22
menuju VLAN44 ditolak atau deny. Hal itu disebabkan karena
diterapkannya metode Access Control List.
Gambar 4.16 Hasil Ping Antara VLAN33 dengan VLAN33
-
97
Gambar 4.16 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN33
dengan VLAN33 telah berjalan, dimana memiliki waktu perjalanan
packet data minimum 2 millisecond dan maksimum 3 millisecond
sehingga memiliki latency rata-rata sekitar 2 millisecond.
Gambar 4.17 Hasil Ping Antara VLAN33 dengan VLAN11
Gambar 4.17 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN33
dengan VLAN11 telah berjalan, dimana memiliki waktu perjalanan
packet data minimum 1 millisecond dan maksimum 4 millisecond
sehingga memiliki latency rata-rata sekitar 2 millisecond.
-
98
Gambar 4.18 Hasil Ping Antara VLAN33 dengan VLAN22
Gambar 4.18 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN33
dengan VLAN22 telah berjalan, dimana memiliki waktu perjalanan
packet data minimum 1 millisecond dan maksimum 4 millisecond
sehingga memiliki latency rata-rata sekitar 2 millisecond.
Gambar 4.19 Hasil Ping Antara VLAN33 dengan VLAN44
Gambar 4.19 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN33
dengan VLAN44 tidak berhasil, karena komunikasi dari VLAN33
-
99
menuju VLAN44 ditolak atau deny. Hal itu disebabkan karena
diterapkannya metode Access Control List.
Gambar 4.20 Hasil Ping Antara VLAN44 dengan VLAN44
Gambar 4.20 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN44
dengan VLAN44 telah berjalan, dimana memiliki waktu perjalanan
packet data minimum 2 millisecond dan maksimum 4 millisecond
sehingga memiliki latency rata-rata sekitar 3 millisecond.
Gambar 4.21 Hasil Ping Antara VLAN44 dengan VLAN11
-
100
Gambar 4.21 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN44
dengan VLAN11 tidak berhasil, karena komunikasi dari VLAN44
menuju VLAN11 ditolak atau deny. Hal itu disebabkan karena
diterapkannya metode Access Control List.
Gambar 4.22 Hasil Ping Antara VLAN44 dengan VLAN22
Gambar 4.22 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN44
dengan VLAN22 tidak berhasil, karena komunikasi dari VLAN44
menuju VLAN22 ditolak atau deny. Hal itu disebabkan karena
diterapkannya metode Access Control List.
-
101
Gambar 4.23 Hasil Ping Antara VLAN44 dengan VLAN33
Gambar 4.23 menunjukkan bahwa koneksi antara VLAN44
dengan VLAN33 tidak berhasil, karena komunikasi dari VLAN44
menuju VLAN33 ditolak atau deny. Hal itu disebabkan karena
diterapkannya metode Access Control List.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Koneksi Antar VLAN
No Source Destination Delay (ms)
Min Max Avg
1 VLAN11
VLAN11 1 3 1
VLAN22 1 4 2
VLAN33 1 3 2
VLAN44 - - -
-
102
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Koneksi Antar VLAN
No Source Destination Delay (ms)
Min Max Avg
2 VLAN22
VLAN11 1 3 1
VLAN22 1 4 2
VLAN33 1 3 2
VLAN44 - - -
3 VLAN33
VLAN11 1 4 2
VLAN22 1 4 2
VLAN33 2 3 2
VLAN44 - - -
4 VLAN44
VLAN11 - - -
VLAN22 - - -
VLAN33 - - -
VLAN44 2 4 3
-
103
2. Testing Delay Menggunakan Ping
Berikut adalah hasil ping yang telah dilakukan :
Gambar 4.24 Ping ke Server dari Komputer User dengan Ukuran Packet
100 Bytes dan Banyaknya Packet 10 Buah pada Jaringan Baru
Gambar 4.24 menunjukkan bahwa koneksi jaringan yang terjadi
antara user dengan proxy server memiliki waktu perjalanan packet
minimum 2 millisecond, maksimum 22 millisecond dan rata rata
perjalanan waktu 16 millisecond.
-
104
Gambar 4.25 Ping ke Server dari Komputer User dengan Ukuran Packet
500 Bytes dan Banyaknya Packet 10 Buah pada Jaringan Baru
Gambar 4.25 menunjukkan bahwa koneksi jaringan yang terjadi
antara user dengan proxy server memiliki waktu perjalanan packet
minimum 6 millisecond, maksimum 26 millisecond dan rata rata
perjalanan waktu 12 millisecond.
Gambar 4.26 Ping ke Server dari Komputer User dengan Ukuran Packet
1000 Bytes dan Banyaknya Packet 10 Buah pada Jaringan Baru
-
105
Gambar 4.26 menunjukkan bahwa koneksi jaringan yang terjadi
antara user dengan proxy server memiliki waktu perjalanan packet
minimum 6 millisecond, maksimum 24 millisecond dan rata rata
perjalanan waktu 15 millisecond.
Gambar 4.27 Ping ke Server dari Komputer User dengan Ukuran Packet
2000 Bytes dan Banyaknya Packet 10 Buah pada Jaringan Baru
Gambar 4.27 menunjukkan bahwa koneksi jaringan yang terjadi
antara user dengan proxy server memiliki waktu perjalanan packet
minimum 9 millisecond, maksimum 23 millisecond dan rata rata
perjalanan waktu 17 millisecond.
-
106
Gambar 4.28 Ping ke Server dari Komputer User dengan Ukuran Packet
3000 Bytes dan Banyaknya Packet 10 Buah pada Jaringan Baru
Gambar 4.28 menunjukkan bahwa koneksi jaringan yang terjadi
antara user dengan proxy server memiliki waktu perjalanan packet
minimum 6 millisecond, maksimum 26 millisecond dan rata rata
perjalanan waktu 19 millisecond.
Gambar 4.29 Ping ke Server dari Komputer User dengan Ukuran Packet
4000 Bytes dan Banyaknya Packet 10 Buah pada Jaringan Baru
-
107
Gambar 4.29 menunjukkan bahwa koneksi jaringan yang terjadi
antara user dengan proxy server memiliki waktu perjalanan packet
minimum 10 millisecond, maksimum 27 millisecond dan rata rata
perjalanan waktu 20 millisecond.
Gambar 4.30 Ping ke Server dari Komputer User dengan Ukuran Packet
5000 Bytes dan Banyaknya Packet 10 Buah pada Jaringan Baru
Gambar 4.30 menunjukkan bahwa koneksi jaringan yang terjadi
antara user dengan proxy server memiliki waktu perjalanan packet
minimum 8 millisecond, maksimum 33 millisecond dan rata rata
perjalanan waktu 23 millisecond.
-
108
Gambar 4.31 Ping ke Server dari Komputer User dengan Ukuran Packet
10000 Bytes dan Banyaknya Packet 10 Buah pada Jaringan Baru
Gambar 4.31 menunjukkan bahwa koneksi jaringan yang terjadi
antara user dengan proxy server memiliki waktu perjalanan packet
minimum 17 millisecond, maksimum 38 millisecond dan rata rata
perjalanan waktu 26 millisecond.
Gambar 4.32 Ping ke Server dari Komputer User dengan Ukuran Packet
15000 Bytes dan Banyaknya Packet 10 Buah pada Jaringan Baru
-
109
Gambar 4.32 menunjukkan bahwa koneksi jaringan yang terjadi
antara user dengan proxy server memiliki waktu perjalanan packet
minimum 21 millisecond, maksimum 49 millisecond dan rata rata
perjalanan waktu 30 millisecond.
0
10
20
30
40
50
60
100 500 1000 2000 3000 4000 5000 10000 15000
De
lay
(m
s)
Ukuran Packet (byte)
Delay Chart
Min
Max
Avg
Gambar 4.33 Grafik Delay Hasil Ping yang Dilakukan pada Jaringan
Baru di Kantor PT. Intikom Berlian Mustika
-
110
Tabel 4.7 Hasil Ping yang Dilakukan di Jaringan yang Baru Kantor PT. Intikom Berlian
Mustika
Tabel diatas merupakan hasil ping yang dilakukan di jaringan
yang baru Kantor PT. Intikom Berlian Mustika. Berdasarkan data
yang ada di atas maka dapat disimpulkan besarnya ukuran paket
mempengaruhi rata-rata delay. Semakin banyak dan besar ukuran
paket yang dikirimkan, maka rata-rata delay akan semakin besar
begitu pula sebaliknya.
No Ukuran
paket (byte)
Max Delay
(ms)
Min Delay
(ms)
Round Trip
Average
Delay (ms)
Paket lost
(%)
1 100 22 2 6 0
2 500 26 6 12 0
3 1000 24 6 15 0
4 2000 23 9 17 0
5 3000 26 6 19 0
6 4000 27 10 20 0
7 5000 33 8 23 0
8 10000 38 17 26 0
9 15000 49 21 30 0
-
111
Tabel 4.8 Perbandingan Round Trip Average Delay Jaringan Lama dan Jaringan Baru
pada Kantor PT. Intikom Berlian Mustika
Tabel diatas merupakan perbandingan rata-rata delay jaringan
lama dengan jaringan baru. Tabel diatas menunjukkan rata-rata delay
jaringan yang baru lebih baik dibandingkan rata-rata delay jaringan yang
lama. Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
menerapkan VLAN, maka ratarata delay lebih kecil dibandingkan
dengan jaringan tanpa menggunakan VLAN. Hal ini membuktikan bahwa
No Ukuran paket (byte)
Round Trip Average
Delay Jaringan Lama
(ms)
Round Trip Average
Delay Jaringan Baru
(ms)
1 100 22 6
2 500 71 12
3 1000 82 15
4 2000 105 17
5 3000 109 19
6 4000 124 20
7 5000 129 23
8 10000 178 26
9 15000 181 30
-
112
performa jaringan PT Intikom Berlian Mustika menjadi lebih baik jika
menggunakan VLAN.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi pengurangan
rata-rata delay dan pengurangan waktu respon untuk setiap paket data
yang dikirimkan dengan penerapan VLAN. Hal ini terjadi karena VLAN
mampu mengurangi jumlah data yang dikirim ke tujuan yang tidak perlu.
Sehingga lalu lintas data yang terjadi di jaringan tersebut dengan
sendirinya akan berkurang.
3. Testing menggunakan Axence NetTools
Berikut ini adalah hasil testing jaringan komputer kantor
PT. Intikom Berlian Mustika menggunakan Axence NetTools
(Fatoni, 2012) :
-
113
Gambar 4.34 Hasil Pengukuran Bandwidth pada Jaringan Baru
Menggunakan Axence NetTools
Hasilnya adalah paket dapat dikirim dengan kecepatan minimal
93904 bit/s, kecepatan maksimal 8426329 bit/s dan kecepatan rata-
ratanya 120952 bit/s. Jumlah paket yang dikirimkan sebanyak 2069
paket, paket yang dapat diterima 2069 paket dan tidak ada paket yang
gagal dikirimkan.
-
114
Berikut adalah analisa performa jaringan dengan beberapa ukuran
paket :
Gambar 4.35 Analisa Bandwidth Jaringan Baru Sebanyak 20 Packet Dalam
Berbagai Ukuran Packet
Gambar 4.35 menunjukkan bahwa koneksi jaringan yang terjadi antara
user dengan proxy server memiliki rata rata bandwidth sebesar 729 kB/s.
-
115
Gambar 4.36 Analisa Bandwidth Jaringan Baru Sebanyak 50 Packet Dalam
Berbagai Ukuran Packet
Gambar 4.36 menunjukkan bahwa koneksi jaringan yang terjadi antara
user dengan proxy server memiliki rata rata bandwidth sebesar 813 kB/s.
-
116
Gambar 4.37 Analisa Bandwidth Jaringan Baru Sebanyak 75 Packet Dalam
Berbagai Ukuran Packet
Gambar 4.37 menunjukkan bahwa koneksi jaringan yang terjadi antara
user dengan proxy server memiliki rata rata bandwidth sebesar 670 kB/s.
-
117
Gambar 4.38 Analisa Bandwidth Jaringan Baru Sebanyak 100 Packet Dalam
Berbagai Ukuran Packet
Gambar 4.38 menunjukkan bahwa koneksi jaringan yang terjadi antara
user dengan proxy server memiliki rata rata bandwidth sebesar 704 kB/s.
-
118
Tabel 4.9 Perbandingan Average Delay dan Bandwith Jaringan Lama dan Jaringan Baru
pada Kantor PT. Intikom Berlian Mustika
No Banyak
Paket
Ukuran
Paket
(bytes)
Jaringan Lama Jaringan Baru
Average
Delay (ms)
Bandwith
(Kb/s)
Average
Delay (ms)
Bandwith
(Kb/s)
1 20
50 4 52 3 69
1000 10 464 4 589
5000 13 1268 8 1529
2 50
50 4 66 3 83
1000 4 612 4 679
5000 16 1324 7 1677
3 75
50 4 56 6 56
1000 5 515 7 561
5000 11 1377 9 1393
4 100
50 23 47 16 51
1000 6 550 5 513
5000 16 1287 10 1549
-
119
Berdasarkan data yang ada di atas maka dapat disimpulkan bahwa
banyak dan besarnya ukuran paket mempengaruhi rata-rata delay dan
besarnya pemakaian bandwidth. Semakin banyak dan besar ukuran paket
yang dikirimkan, maka rata-rata delay dan pemakaian bandwidth yang
digunakan akan semakin besar begitu pula sebaliknya. Dengan
menerapkan VLAN, maka ratarata delay lebih kecil dibandingkan
dengan jaringan tanpa menggunakan VLAN. Begitu juga dengan
besarnya bandwidth jaringan dengan menggunakan VLAN lebih besar
dibandingkan dengan jaringan tanpa menggunakan VLAN. Hal ini
membuktikan bahwa performa jaringan PT Intikom Berlian Mustika
menjadi lebih baik jika menggunakan VLAN.