bab iv pembahasan 4.1 sinopsis drama yae no sakurarepository.ub.ac.id/320/5/bab iv.pdf25 bab iv...

53
25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun 1851, tujuh belas tahun sebelum perang Boshin di Aizu. Lahir dari sebuah keluarga instruktur penembak yang mengabdi pada daimyo, Yamamoto Yae kecil adalah sosok anak perempuan yang tomboi, tidak seperti anak perempuan kebanyakan pada masa itu. Yae memiliki impian untuk bisa berlatih tembak seperti kedua saudara laki-lakinya walau itu tidak mungkin dapat diraihnya karena ia terlahir sebagai seorang wanita. Sejak kecil hingga dewasa, Yae yang keras kepala tetap bersikeras ingin menjadi penembak hingga suatu hari Yae akhirnya berhasil meluluhkan hati ayahnya dan diijinkan untuk ikut berlatih tembak. Setahun telah berlalu dan Yae yang memang berbakat berhasil menjadi penembak jitu terbaik di Aizu. Namun seberbakat apapun Yae tidak akan dapat menepis fakta bahwa wanita dilarang ikut serta dalam peperangan. Namun berkat kegigihan Yae, setelah berkali-kali ditolak dan diremehkan kehadirannya Yae pun kemudian diijinkan memimpin pasukan penembak dalam perang Boshin untuk membela Aizu. Sayangnya Aizu kalah dan Yae beserta keluarga diusir pergi dari tanah kelahirannya, Aizu. Setelah setahun tinggal di Yonezawa, Yae pindah ke Kyoto untuk tinggal bersama kakaknya. Lewat arahan kakaknya lah kemudian Yae mengenal dunia pendidikan dan menyadari bahwa pendidikan juga penting bagi wanita. Yae kemudian belajar berbagai ilmu-ilmu barat seperti bahasa Inggris,

Upload: others

Post on 17-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

25

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura

Setting dalam drama ini dimulai pada tahun 1851, tujuh belas tahun

sebelum perang Boshin di Aizu. Lahir dari sebuah keluarga instruktur penembak

yang mengabdi pada daimyo, Yamamoto Yae kecil adalah sosok anak perempuan

yang tomboi, tidak seperti anak perempuan kebanyakan pada masa itu. Yae

memiliki impian untuk bisa berlatih tembak seperti kedua saudara laki-lakinya

walau itu tidak mungkin dapat diraihnya karena ia terlahir sebagai seorang wanita.

Sejak kecil hingga dewasa, Yae yang keras kepala tetap bersikeras ingin menjadi

penembak hingga suatu hari Yae akhirnya berhasil meluluhkan hati ayahnya dan

diijinkan untuk ikut berlatih tembak. Setahun telah berlalu dan Yae yang memang

berbakat berhasil menjadi penembak jitu terbaik di Aizu. Namun seberbakat

apapun Yae tidak akan dapat menepis fakta bahwa wanita dilarang ikut serta

dalam peperangan. Namun berkat kegigihan Yae, setelah berkali-kali ditolak dan

diremehkan kehadirannya Yae pun kemudian diijinkan memimpin pasukan

penembak dalam perang Boshin untuk membela Aizu.

Sayangnya Aizu kalah dan Yae beserta keluarga diusir pergi dari tanah

kelahirannya, Aizu. Setelah setahun tinggal di Yonezawa, Yae pindah ke Kyoto

untuk tinggal bersama kakaknya. Lewat arahan kakaknya lah kemudian Yae

mengenal dunia pendidikan dan menyadari bahwa pendidikan juga penting bagi

wanita. Yae kemudian belajar berbagai ilmu-ilmu barat seperti bahasa Inggris,

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

26

hukum internasional dan lain sebagainya. Melalui arahan Kakuma, Yae kemudian

menjadi pendidik di sekolah wanita pertama di Jepang.

Sebagai wanita yang cerdas, Yae kerap diminta oleh Kakuma yang

merupakan orang berpengaruh dalam politik di Jepang untuk menemaninya

bertemu dengan orang-orang penting. Walau tidak jarang pendapat Yae dalam

pertemuan tersebut diremehkan, Yae yang seorang wanita tidak jarang membawa

perubahan yang baik untuk Jepang melalui pendapat-pendapatnya.

Dalam pengabdiannya dalam dunia pendidikan Yae juga mendirikan

sekolah bernama Doshisha bersama suaminya Niijima Jo. Berbeda dengan

sekolah wanita ditempat lain yang hanya mengajarkan kerajinan dan pekerjaan

rumah tangga, sekolah wanita dan laki-laki di Doshisha memiliki kurikulum yang

setara.

Niijima Jo, merupakan seorang Jepang yang pernah tinggal di Amerika

selama 10 tahun lamanya, hal inilah yang membuat Jo memilki pemikiran yang

terbuka, sehingga mau menerima Yae apa adanya walau Yae kerap di diolok

banyak pihak sebagai istri yang buruk dan kurang menghormati suaminya.

Kehidupan pernikahan Jo dan Yae terbilang berbeda dengan kehidupan

pernikahan yang umum dalam tradisional Jepang. Yae sebagai wanita yang

harusnya hanya bertugas melaksanakan pekerjaan domestik atau privat juga turut

andil dalam pekerjaan-pekerjaan publik yang dilakoni oleh Jo.

Ketika Jo meninggal, Yae yang masih bersedih kemudian bergabung

menjadi perawat untuk palang merah Jepang dan dikirim menjadi tenaga medis

dalam perang Sino. Perempuan yang dianggap tidak memiliki kemampuan dan

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

27

hanya menjadi beban saja dalam perang kerap mendapat cemooh. Namun Yae

tidak bergeming dan tetap melaksanakn tugasnya sebagai perawat perang. Lewat

usaha dan kegigihannya dalam mendapatkan kesetaraan inilah, Yae kemudian

dianugerahi gelar kehormatan oleh pemerintah Meiji dan merupakan golongan

non kerajaan dan wanita pertama yang berhasil mendapatkan gelar tersebut.

4.2 Tokoh dan Penokohan

Untuk dapat lebih memahami analisis yang penulis jabarkan dalam

penelitian ini, maka penjelasan mengenai tokoh dan penokohan dalam drama Yae

No Sakura ini diperlukan. Dalam sub bab ini penulis membagi tokoh dalam drama

Yae No Sakura ini dalam dua jenis yaitu tokoh utama dan juga tokoh pembantu

4.2.1 Tokoh Utama dalam drama Yae No Sakura

1. Yamamoto Yae

Gambar 4.1 Yamamoto Yae

Yamamoto Yae adalah tokoh utama dalam drama Yae No Sakura. Yae

adalah wanita yang langka pada masanya yang tidak segan dalam melawan tradisi.

Semasa hidupnya, Yae yang seorang penembak pernah ikut berperang dalam

perang Boshin di kampung halamannya di Aizu. Dia juga adalah seorang

penganut agama kristen, pendidik, perawat dan instruktur chanoyu. Sebagai

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

28

penghargaan atas jasanya sebagai perawat perang, pemerintah pada masa itu

menganugerahkan gelar kehormatan kepada Yae, dimana Yae adalah wanita dari

golongan non kerajaan pertama yang berhasil mendapatkannya.

Dalam Drama Yae No Sakura ditemukan beberapa watak dari tokoh

Yamamoto Yae yang diantaranya adalah:

a. Pemberani

Gambar 4.2 Yae pemberani

(Yae No Sakura Episode 1, 00.40.03-00.40.17)

:

: :

Katamori : Takaku takaku to kisoi atte nobotte ita no de arou.

Soremo mata kodomora no ikusa dewa naika. Tanomo : Haa... Katamori : Bushirashiku nanotte detanoda. Hikyou na furu mai wa

shi wa oranuzo. Katamori : Mereka berlomba untuk memanjat lebih tinggi dari yang

lain. Tidakkah itu juga versi perang dari anak-anak? Tanomo : Tapi... Katamori : Dia telah mengaku kesalahannya seperti samurai dan

tidak bertindak pengecut. Tokoh Yamamoto Yae dalam drama Yae No Sakura digambarkan

sebagai sosok yang amat berani dan watak ini sering diperlihatkan pada sepanjang

cerita dalam drama ini. Sebagai salah satu contohnya adalah cuplikan adegan pada

Gambar 4.2 diatas. Tokoh Yae yang ketika itu masih kecil tanpa sengaja

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

29

menganggu jalannya perburuan yang diadakan klan mereka. Yae yang ingin

melihat perburuan dengan lebih dekat dari atas pohon tanpa sengaja menjatuhkan

sandalnya yang kemudian dipergoki oleh salah seorang penasehat Matsudaira

Katamori bernama Saigo Tanomo. Yae dalam adegan ini memilih untuk

mengakui kesalahannya dan tidak melarikan diri. Melihat hal ini, Katamori yang

iba membela Yae dan memuji sikapnya yang berani dan tidak menjadi pengecut

bagaikan seorang samurai.

b. Kuat

Gambar 4.3 Yae berfisik kuat

(Yae No Sakura Episode 24, 00.08.03-00.08.17)

: : : :

Okichi : Yappashi jyousama chikaramochi da naa. Tokuzou : Orani wa totemo kanawanee. Ura : Yae san tamageta~. Saku : Kodomo no koro kara tawarakatsugi wa otoko no ko ni

hike o toranee gara. Saburou wa makete bakkari de... Okichi : Bagaimanapun juga nona memang kuat Tokuzou : Dia memang wanita yang sangat kuat Ura : Yae, aku terkejut~ Saku : Dia tidak pernah kalah dari anak laki-laki semenjak kecil.

Saburou selalu kalah... Wanita sejak sekian lama kerap disebut sebagai manusia yang memiliki

fisik yang lebih lemah dibanding dengan laki-laki. Hal ini namun tidak berlaku

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

30

pada sosok Yae. Yae dalam drama Yae No Sakura digambarkan sebagai sosok

yang kuat seperti dalam dialog dan gambar pada Gambar 4.3. Adegan diatas

menceritakan sosok Yae yang berhasil mengangkat karung beras yang berat

disaksikan kedua muridnya yang sebelumnya telah gagal dalam mengangkat

karung beras yang sama. Menyaksikan hal ini, para anggota keluarga Yamamoto

pun tertawa dan sudah tidak terlalu kaget dengan kekuatan fisik Yae. Ibu Yae

bahkan bercerita bahwa sejak kecil Yae tidak pernah kalah dari anak-anak laki-

laki jika sedang beradu kekuatan.

c. Pantang menyerah

Gambar 4.4 Yae pantang menyerah

(Yae No Sakura Episode 3, 00.39.09-00.39.27)

:

Yae : Watashi wa tsuzukeyasu! Hito ni warawaredemo

kamawanee. Ani sama ga mou akirameru to itte mo watashi wa akiramenee. Teppou o kiwameru made hitori demo tsuzukeyasu!

Yae : Aku akan melanjutkannya! Aku tidak peduli bila

ditertawakan orang. Bahkan jika kakak berkata menyerah aku tidak akan menyerah. Sampai aku menguasainya aku tidak akan berhenti melanjutkannya walau hanya sendiri!

Sebagai seorang wanita yang banyak mengalami diskriminasi hingga

kemudian berhasil mendapatkan kesetaraan, diperlukan sifat yang pantang

menyerah untuk meraih kesetaraan tersebut, tanpa adanya sifat yang pantang

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

31

menyerah maka mustahil kesetaraan dapat dicapai seseorang. Tokoh Yae dalam

drama ini sangat kental dengan sifat pantang menyerah ini. Terlihat dalam adegan

Gambar 4.4 diatas dimana Yae berusaha memberi semangat Kakuma yang banyak

mendapatkan cemooh orang-orang yang menganggap rendah penembak. Dalam

adegan ini tergambar tokoh Yae yang bertekad bahwa ia tidak akan menyerah

begitu saja hanya karena mendapat cemooh orang karena dianggap wanita yang

aneh hanya karena bisa menembak. Ia tidak akan menyerah bahkan jika kakaknya

menyerah untuk menjadi penembak kembali. Yae bertekad akan tetap terus

berlatih walau harus berlatih sendirian hingga mengusai tembak-menembak.

d. Keras Kepala

Gambar 4.5 Yae keras kepala

(Yae No Sakura Episode 12, 00.08.22-00.09.00)

: : : :

:

: Yae : Watashi wa... iya de gozeeyasu. Sono o hanasu o

kotowari itashi yasu Gonpachi : Chichi to ani ga kimeta hanashi da. Tsubekobe iu na! Yae : Sonji mo iya de gozaeyasu

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

32

Gonpachi : Nani ga fusoku da? Jinbutsu wa moushi fun nee. Rangaku jokyouju no mibun mo aru. Shikan ga kanaeba aizu ni totte dore dake oyaku ni tatsu ka. Oi!

Saku : Yae mo kyuu na kotte dame getenbe. Naa yo~ku

Yae : Kangaete mo iya de gozeeyasu Yae Gonpachi : Ayah dan kakakmu sudah memutuskan, jangan

menolaknya Yae : Walaupun begitu aku menolak Gonpachi : Apa yang tidak kamu suka? Dia punya sifat yang bagus

dan pengajar di sekolah barat dan saat di dipekerjakan dia akan jadi keuntungan yang besar untuk Aizu. Hei!

Saku : Ini terlalu mendadak jadi Yae terkejut. Pikirkan lagi baik-baik ya

Yae : Dipikirkan sekali lagi pun, aku menolak

Tokoh Yamamoto Yae dalam drama Yae No Sakura juga digambarkan

sebagai sosok yang keras kepala. Seperti yang terlihat dalam adegan pada Gambar

4.5, dalam adegan ini terlihat Yae yang menolak perjodohannya dengan

Shonosuke walaupun prospek pernikahan mereka terbilang bagus. Meski telah

dibujuk oleh ayahnya untuk menerima perjodohan tersebut, Yae yang keras

kepala tetap tidak bergeming dan dengan tegas menolak adanya perjodohan yang

di alamatkan padanya.

e. Tomboi

Gambar 4.6 Yae disebut tomboi

(Yae No Sakura Episode 18, 00.11.34-00.11.45)

: :

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

33

Akizuki : Aa sou da. Utsukushikatazo! Yae dono no hanayome

sugata. Kakuma : Sougashi! Utsukushikatta ka ano otenba ga. Akizuki : Ah iya. Yae kelihatan cantik dengan kimono pengantinnya. Kakuma : Benarkah! Jadi kelihatan cantik ya gadis tomboi itu. Terlahir di lingkungan keluarga penembak membuat Yae tumbuh

menjadi gadis yang tomboi. Terlihat dari Gambar 4.6 diatas dimana Yae disebut

sebagai gadis yang tomboi oleh kakaknya yang kaget gadis yang tomboi seperti

Yae bisa juga terlihat cantik dalam upacara pernikahannya. Karena sifatnya yang

tomboi ini pula Yae nyaris tidak bisa menikah karena tidak ada yang ingin

melamar gadis yang tomboi dan aneh seperti Yae.

4.2.2 Tokoh Pendamping dalam drama Yae No Sakura

1. Yamamoto Gonpachi

Gambar 4.7 Yamamoto Gonpachi

Yamamoto Gonpachi adalah ayah dari Yamamoto Yae. Sebagai samurai,

Gonpachi memiliki tugas sebagai instruktur penembak di Aizu. Gonpachi

memiliki watak yang keras, namun dibalik wataknya yang keras tersebut ia juga

adalah sosok ayah yang amat menyayangi anaknya terutama anak wanitanya yaitu

Yae. Gonpachi meninggal dalam perang Boshin dan sebelum ajal menjemput dia

sempat berkata bahwa Yae adalah anak kebanggaannya dan mengijinkan Yae

berlatih tembak adalah keputusan tepat dan terbaik yang pernah dibuatnya.

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

34

2. Yamamoto Kakuma

Gambar 4.8 Yamamoto Kakuma

Yamamoto Kakuma adalah kakak dari Yamamoto Yae. Kakuma adalah

sosok kakak yang keras namun juga sayang kepada adiknya, Yae. Sebagai

samurai yang berasal dari keluarga penembak, Kakuma adalah samurai yang

terkenal cerdas dan memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai persenjataan.

Tidak hanya dalam persenjataan Kakuma juga memilki pengetahuan yang luas

mengenai ilmu barat. Dia juga adalah seorang pendidik, penasehat gubernur dan

politikus yang amat dihormati oleh murid-muridnya dan terkenal di seantero

Kyoto karena keputusan dan ide-idenya yang cerdas dalam membangun Kyoto.

Pemikiran Kakuma yang terbuka turut berperan dan memilki andil yang besar

dalam pendidikan Yae.

3. Kawasaki Shonosuke

Gambar 4.9 Kawasaki Shonosuke

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

35

Kawasaki Shonosuke adalah sahabat dari Yamamoto Kakuma. Mereka

bertemu ketika bersekolah di sekolah yang mengajarkan ilmu barat milik Sakuma

Shozan di Tokyo. Karena memiliki satu visi dengan Kakuma, Shonosuke

kemudian tinggal di rumah keluarga Yamamoto di Aizu untuk mewujudkan cita-

cita mereka bersama. Shonosuke yang merupakan sosok yang sederhana ini

kemudian menikah dengan Yae. Di Aizu, Shonosuke bekerja sebagai guru di

Nisshinkan dan sebagai perakit senapan yang dibantu oleh isterinya, Yae. Namun

pernikahan Shonosuke dan Yae tidak bertahan lama setelah Shonosuke di dakwa

telah melakukan penipuan dan dalam masa tahanannya, Shonosuke meninggal

karena sakit.

4. Niijima Jo

Gambar 4.10 Niijima Jo

Niijima Jo adalah suami dari Yamamoto Yae setelah meninggalnya

Kawasaki Shonosuke. Sempat menetap di Amerika selama 10 tahun, membuat Jo

memiliki pemikiran yang terbuka. Dia juga dikenal sebagai sosok yang mudah

akrab dengan orang lain dan menyenangkan dengan gaya bicara yang apa adanya.

Sebagai seorang misionaris, Jo mendirikan sekolah kristen bernama Doshisha

yang dikemudian hari akan dikenal dengan nama Universitas Doshisha.

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

36

5. Yamamoto Saburou

Gambar 4.11 Yamamoto Saburou

Yamamoto Saburou adalah adik dari Yamamoto Yae. Saburou

digambarkan sebagai sosok dengan fisik yang paling lemah dibanding Yae

maupun Kakuma. Sebagai seorang samurai muda, Saburou ikut berperang

membela Aizu pada perang di Toba Fushimi namun sayangnya Saburou

meninggal dalam perang tersebut. Setelah kematian Saburou, Yae bertekad akan

membalas dendam atas kematiannya.

6. Yamamoto Saku

Gambar 4.12 Yamamoto Saku

Yamamoto Saku adalah ibu dari Yamamoto Yae. Saku digambarkan

sebagai ibu yang sabar dalam menghadapi Yae yang keras kepala dan kerap

melakukan hal diluar kebiasaan wanita tradisional Jepang pada umumnya. Saku

juga adalah sosok yang paling pengertian pada anak-anaknya dibanding dengan

Gonpachi. Sebagai wujud support nya pada Yae, Saku bahkan bekerja sebagai ibu

asrama di sekolah wanita Doshisha.

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

37

7. Yamakawa Yoshichirou

Gambar 4.13 Yamakawa Yoshichirou

Yoshichirou adalah teman masa kecil Yamamoto Yae. Mereka kerap

bermain layangan bersama dan selalu kalah dari Yae. Ketika beranjak dewasa

Yoshichirou yang sebut-sebut sebagai samurai yang brilian diangkat menjadi

salah satu dari penasehat daimyo. Setelah Aizu kalah dalam perang, Yoshichiro

diangkat menjadi ketua klan Aizu yang berubah nama menjadi Tonami. Setelah

sistem kelas dihapuskan pada jaman Meiji, Yoshichiro bergabung dalam militer

Jepang. Selanjutnya ia dan juga adiknya yaitu Kenjirou menerbitkan sebuah

catatan klan Aizu mengenai apa yang sebenarnya terjadi sebelum dan saat perang

Boshin guna membersihkan nama Aizu dari caci maki yang menyebut Aizu

sebagai pengkhianat negara.

8. Makimura Masanao

Gambar 4.14 Makimura Masanao

Makimura adalah gubernur Kyoto yang eksentrik kepribadiannya dan

amat mengagumi budaya barat. Dibawah pimpinannya beserta penasehatnya yaitu

Kakuma, Kyoto yang merupakan kota kuno berubah perlahan menjadi kota yang

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

38

lebih modern. Namun, tidak jarang pula kebijakannya menimbulkan kontroversi

yang suatu hari bahkan pernah membawanya ke dalam jeruji besi. Walau

berpikiran cerdas, Makimura terkadang juga sangat plin plan dalam mengambil

keputusan yang mana hal ini kerap dikeluhkan oleh Yae. Makimura sendiri secara

terang-terangan mengakui bahwa ia membenci Yae, karna Yae dianggapnya

terlalu berisik sebagai wanita.

9. Takagi Tokio

Gambar 4.15 Takagi Tokio

Takagi Tokio adalah teman Yamamoto Yae sejak kecil. berbeda dengan

Yae yang tomboi, sering bermain layangan dan memanjat pohon, Tokio adalah

wanita yang feminin. Dia terkenal pandai dalam merajut dan menenun, karna

keahliannya inilah Tokio kemudian terpilih sebagai asisten dari Teru Hime, kakak

dari Matsudaira Katamori, daimyo Aizu. Setelah Aizu kalah dalam perang dan

seluruh klan pindah ke Tonami, Tokio kemudian menikah dengan komandan

Shinsengumi bernama Saito Hajime.

4.3 Bentuk Aksi Feminisme Liberal pada Tokoh Yamamoto Yae dalam Drama Yae No Sakura

Menurut kaum feminis liberal, hak wanita dan hak laki-laki harus

disetarakan dalam berbagai bidang, baik hak atas pendidikan, politik, ekonomi

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

39

(bekerja di dunia publik) dan lain-lain. Berangkat dari pandangan kaum feminis

liberal di atas, yang menginginkan wanita mendapatkan kesetaraan dalam

berbagai bidang, maka penulis telah mengklasifikasikan feminisme liberal yang

tercermin dalam drama Yae No Sakura ke dalam beberapa bidang dan akan

penulis jabarkan satu persatu kedalam enam sub bab yang berbeda-beda.

4.3.1 Bentuk Aksi Feminisme Liberal Tokoh Yamamoto Yae dalam Keluarga

Data 1

Gambar 4.16 Gambaran Yae ingin menjadi penembak

(Yae no Sakura Episode 1, 00.14.34)

(Yae no Sakura Episode 1, 01.04.28)

Dalam drama Yae no Sakura telah dikisahkan sejak episode awal bahwa

Yae adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Lahir dari keluarga

samurai yang secara turun-temurun adalah instruktur penembak, Yae memilki

keinginan yang kuat untuk dapat pula menjadi seorang penembak. Di usianya

yang masih kanak-kanak, ia sering kedapatan secara sembunyi sembunyi melihat

kakak dan ayahnya berlatih tembak. Dan amat mengagumi sosok kedua anggota

keluarganya tersebut.

Sebagai gambaran, tampak pada Gambar 4.16 di atas, Yae kecil yang

diam-diam melihat kakaknya berlatih tembak daripada membantu ibunya

mengurus rumah tangga. Tampak pula dalam dalam adegan lain pada Gambar

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

40

4.16 gambaran Yae yang sedang menyalin buku menembak dengan sembunyi-

sembunyi karena ayahnya, yaitu Yamamoto Gonpachi yang melarang Yae

membaca apalagi berlatih tembak dikarenakan ia adalah seorang wanita. Yae tidak

mengerti mengapa ayah dan kakaknya tidak bersedia mengajarinya menembak

serta dilarang membaca buku menembak sementara adiknya yang masih sangat

kecil saja diperbolehkan.

Gambar 4.17 Gonpachi melarang Yae menembak

(Yae no Sakura Episode 1, 00.16.05-00.16.52)

: : : : :

: : : : :

: :

: :

: : : :

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

41

Yae : Otottsama! Gonpachi : Um? Yae : Watashi mo anitsama mitee ni teppousa utte mitee. Saku : Are kono ko wa mata totetsumonee koto iidashite. Gonpachi : Omae ga teppou uttenajyosuru? Onago wa naginata sa

yarumonda. Saburou : Ore mo naginata yaritee! Gonpachi : Omae wa teppou sa yarane wa dameda. Saburou : Hai. Yae : Da kenjyo teppou wa tsuyoshiendabe? Kakuma : Aa tsuyoshiezo. Tobi dougu to waruku iu mono mo

orukenjyona sottara hito wa nani mo bungatteneenda. Yae : Ichiban tsue? Gonpachi : Dakara houjutsushinan sa tsutomeru wagaya wa

orokunare do mo oshiru no chigaku ni yashiku sa tamamonotteru.

Yae : Nara yappashi teppou ga ii. Watashi tsuyoku naritai mono!

Kakuma : Teppou wa ookiku te omoteezo. Onago ni wa totemo otsugaenee.

Yae : Yae wa ookiku nariyasu. Chikaramochi ni nariyasu. Gonpachi : Dame da. Naranu koto wa naranu. Okawari. Saku : Takagi sama no obaa sama ga me sa wazuratte. Okichi : Sore wa fujiyuudabe shina. Yae : Ayah! Gonpachi : Hmm? Yae : Aku juga ingin bisa menembak seperti kakak Saku : Ah anak ini lagi-lagi mengatakan hal yang konyol Gonpachi : Kenapa kamu harus menembak? Anak wanita harusnya

belajar naginata Saburou : Aku juga ingin belajar naginata Gonpachi : Kau belajar menembak, tidak boleh Saburou : Baik Yae : Tapi senapan itu sangat kuat ya? Kakuma : Iya kuat. Walaupun beberapa orang menjelek jelekkan

senapan. Mereka itu tidak mengerti apa-apa Yae : Yang paling kuat? Gonpachi : Karenanya lah sebagai instruktur menembak kita bisa

tinggal di dekat kastil walau kita dari keluarga kelas bawah.

Yae : Kalau begitu tentu saja aku lebih memilih senapan. Aku ingin menjadi kuat!

Kakuma : Senapan itu besar dan berat. Wanita tidak akan bisa menanganinya

Yae : Yae akan tumbuh besar dan kuat Gonpachi : Tidak boleh. Tidak berarti tidak. Tambah lagi Saku : Mata nenek Takagi memburuk

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

42

Okichi : Itu sangat menyusahkan pastinya

Pada jaman feodal, sistem keluarga di Jepang menganut sistem yang

disebut sebagai sistem ie, sistem ini bahkan tertuang dalam undang-undang pada

masa Meiji. Dalam sistem ie, kepala keluarga merupakan pemegang kekuasaan

tertinggi sementara anggota keluarga yang lain berada di bawahnya dan harus

tunduk dan patuh pada keputusan kepala keluarga. Pada Gambar 4.17 tampak

ayah dari Yae yaitu Yamamoto Gonpachi sebagai kepala keluarga Yamamoto

yang melarang putrinya bermimpi bisa ikut berlatih tembak. Dalam adegan di atas

tampak jelas diskriminasi yang dialami tokoh Yae sebagai satu-satunya anak

wanita dalam keluarga, dimana ia dilarang untuk ikut belajar menembak

mengikuti jejak kedua saudaranya hanya karena dia adalah seorang wanita.

Tampak pula gambaran kuasa seorang kepala keluarga yang mana setiap

keputusan yang dibuatnya tidak boleh ada yang mengganggu gugat. Setiap

anggota keluarga diwajibkan patuh terhadap keputusannya tak terkecuali Yae.

Dalam sistem ie pulalah tercantum peraturan bahwa kedudukan wanita sangat

rendah, dimana mereka tidak memilki hak apapun dan tugasnya hanya mengurus

rumah tangga, sehingga pada masa itu, wanita tidaklah memiliki kekuatan untuk

menentukan nasibnya sendiri.

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

43

Data 2

Gambar 4.18 Gonpachi dan Kakuma berdiskusi

(Yae no Sakura Episode 2, 00.37.45-00.39.21)

:

:

:

Kakuma : Kodomo no zaregoto to mukashii wa kigi nagashite

oriyashita ga, zutto kangaede ida do wa.. Kakuma : Kore yae ga? Gonpachi : Mukashi shigatte tori agedakenjyo oya no menusunse ima

demo tsuzugeden no wa wakatteta. Kodomo no e demo kan dokoru wa tsukanderu. Hitotzu mo oshienee no ni tensettsuumondabe. Yappari teppou no ie no musume da. Yae wa chikara mo aru. Tanryoku demo otoko ni magenee. Shigondara mono ni nanbe. Ndakenjyo sore ga nani nanda. Ima desee sekennami gara hazureta onago da. Kono ue teppou nan zo yattara mono warai no tane dan. Hebo naraba mada ii. Ii ude ni nattara komanda. Onago ga teppou no ugo furou basho wa doko ni mo nee. Izure setsunee omoisuru.

Kakuma : Dulu aku menganggapnya hanya sebagai lelucon anak

kecil. tapi ternyata selama ini dia benar-benar memikirkannya

Kakuma : Ini yae yang menggambar? Gonpachi : Dulu aku memarahi dan merampas itu darinya tapi dia

terus melakukannya dibelakangku. Bahkan sebagai anak

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

44

kecil dia berhasil menemukan poin terpenting. Dia jelas memiliki bakat. Sepertinya yang bisa diduga dia anak wanita seorang penembak. Yae memiliki kekuatan dan stamina seperti laki-laki. Dia layak medapatkan pelatihan. Tapi apa yang bisa diperbuat dengan itu? Walau dia bukan wanita biasa, jika dia sampai belajar menembak dia akan jadi bahan olokan. Dia bisa buruk dan tidak punya bakat. Tidak ada tempat bagi wanita menggunakan kemampuan menembaknya. Dia akan terluka nantinya

Yae sebagai seorang anak wanita terus menuntut kesetaraan di antara dia

dan kedua saudara laki-laki dalam keluarganya. Yae tidak mendapat latihan

menembak karena tradisi yang berlaku dalam masyarakat Jepang bahwa wanita

Jepang pada masa itu hanya boleh terjun dalam dunia domestik yang berkaitan

dengan rumah tangga dan bukanlah dunia publik yang disebut-sebut menjadi

wilayah laki-laki. Seperti yang tercermin pada Gambar 4.18, dimana Gonpachi

dan Kakuma sedang berdiskusi mengenai keinginan Yae untuk bisa berlatih

tembak yang sudah tidak bisa terbendung lagi, mereka khawatir karena walau Yae

kelihatannya memang memiliki bakat dalam menembak tapi bakat itu tidak dapat

mengubah apapun. Tradisi dan adat-istiadat yang berlaku dalam masyarakat

adalah yang menjadi masalah disini. Dikhawatirkan apabila keinginan Yae untuk

berusaha melawan tradisi dan menjadi seorang penembak dipenuhi, maka dia

akan dikucilkan dan dicemooh oleh masyarakat karena dianggap berbeda dan

tentu saja ini akan memalukan nama keluarga. Adegan diatas diambil

menggunakan low-key lighting untuk menciptakan unsur keteganggan dalam

adegan diskusi yang nantinya akan menentukan nasib tokoh Yae kedepannya.

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

45

Data 3

Gambar 4.19 Yae memohon diijinkan berlatih tembak

(Yae no Sakura Episode 2, 00.36.42-00.37.32)

: : : : :

Yae : Watashi houjutsu sa naraideenodesu Kakuma : Ee? Gonpachi : Yosaneeka Kakuma : Nan no hanashi da? Yae : Otottsama niwa shikararerushi, onago no yaru kotode

nee no mo yo~ku wakatteru. Ndakenjyo, yappari yaridee. Houjutsu no koto shiridee. Teppou uttemidee. Anittsama ya Saburou to onaji youni houjutsu no ie ni umarede. Watashi dake yarenee no wa kuyashii. Otottsama! Anittsama! Watashi ni houjutsu sa oshietekunansho

Yae : Aku ingin belajar menembak Kakuma : Apa? Gonpachi : Sudah cukup Kakuma : Apa yang kau bicarakan? Yae : Ayah memarahiku dan aku tahu benar belajar menembak

bukan buat wanita. Tapi tetap saja, aku ingin. Aku ingin belajar menembak. Aku ingin menembakkan senapan. Sama-sama lahir di keluarga penembak bersama kakak dan Saburou. Dan hanya aku yang tidak bisa menembak itu menjengkelkan. Ayah! Kakuma! Tolong ajari aku menembak

Page 22: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

46

Alih-alih mengambil tanggung jawab bagi perkembangan dirinya untuk

tumbuh menjadi pohon redwood5 yang besar, wanita melepaskan kebebasannya

dan membiarkan orang lain membentuk dirinya menjadi pohon bonsai6 (Tong,

1998:22). Wanita dianggap tidak seperti pohon redwood yang dapat tumbuh

tinggi dan besar, namun hanya dapat tumbuh bagaikan pohon bonsai kerdil yang

dengan tanpa perlawanan dibentuk sedemikian rupa oleh orang lain tanpa mampu

menentukan nasib mereka sendiri. Machotka (2009:24), bahkan menilai bahwa

wanita Jepang adalah wanita yang paling taat, patuh, tunduk, dan bahkan yang

paling rendah hati di dunia. Namun pendapat dua ahli diatas tidak berlaku pada

Yae. Tampak pada Gambar 4.19 dan dialog yang tersaji diatas, Yae yang sudah

beranjak dewasa menolak untuk patuh kepada keputusan ayahnya yang dalam

tradisi harusnya dipatuhinya karena merupakan kepala keluarga, dalam adegan

diatas tampak Yae yang masih tanpa bosan memperjuangkan keinginannya

dengan menggebu-gebu untuk dapat setara dengan kedua saudaranya dan dapat

ikut berlatih tembak, Yae merasa sedih karena hanya dirinya lah dalam keluarga

yang tidak boleh belajar menembak hanya karena ia terlahir sebagai seorang

wanita. Sesuai dengan pendapat dalam feminisme liberal bahwa subordinasi

wanita berakar pada sekumpulan adat kebiasaan dan paksaan yang sah yang

5 Redwood (Sequoiadendron giganteum) adalah pohon yang disebut-sebut sebagai pohon tertua di dunia yang ada sejak jaman purba. Termasuk dalam kelompok pohon cemara, pohon jenis ini juga diklaim sebagai pohon terbesar dan tertinggi di dunia dengan ketinggian mencapai 115,5 meter dan diameter hingga 7,9 meter.

6 Bonsai adalah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas. Seni ini mencakup berbagai teknik pemotongan dan pemangkasan tanaman, pengawatan, serta membuat akar menyebar di atas batu.

Page 23: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

47

menghalangi akses wanita dalam apa yang disebut dengan dunia publik, Yae

paham betul bahwa adat yang berlaku dalam masyarakat Jepang pada masa itu

tidak mengijinkannya untuk keluar dari kebiasaan dan terjun dalam dunia publik.

Namun ia juga tidak mengerti mengapa ia tidak memiliki hak yang sama atas

kedua saudara laki-lakinya, Yae ingin dapat menentukan nasibnya sendiri. Yae

dalam hal ini memiliki pemikiran sesuai dengan uraian Wollstonecraft dalam

Tong (1998) yaitu kaum wanita adalah manusia yang utuh, artinya wanita yang

bukan sekedar alat atau instrumen untuk kebahagiaan orang lain. Wanita adalah

suatu tujuan, suatu agen yang memiliki rasionalitas, yang berkemampuan untuk

menentukan nasibnya sendiri.

Data 4

Gambar 4.20 Keinginan Yae berlatih tembak dikabulkan

(Yae no Sakura Episode 2, 00.41.56-00.42.26)

:

:

:

:

:

:

Kakuma : Kamae de miro. Yae : Ee?

Page 24: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

48

Kakuma : Ii kara hayagu! Omoi ka? Yae : Hai. Kakuma : Sore ga teppou no omosa da. Inochi no yari tori suru

buki no omosa da. Nishi wa samurai no musume da. Hajimetto kimetara kiwameru made higu koto wa yurusa nee. Yowane hagu koto mo yurusanee. Mata kiwameta tokoro de dare ga homede gureru to iu koto mo nee. Iya nara ima sugu juu no okige. Kakugo wa iina?

Yae : Hai! Kakuma : Cobalah pegang. Yae : Eh? Kakuma : Tidak apa-apa, cepat! Beratkah? Yae : Iya Kakuma : Itu adalah berat dari senapan. Berat dari senjata yang

dapat membunuh orang. Kau adalah anak wanita dari samurai. Sekali kau sudah memulai, kau tidak boleh menyerah. Kau juga tidak boleh mengeluh. Tidak akan ada juga yang akan memuji jika kau menembak dengan baik. Jika kau tidak bisa mengatasinya letakkan senapan itu kembali sekarang juga. Sudah siapkah kau?

Yae : Siap! Perjuangan Yae yang ingin mendapatkan kesetaraan di dalam

keluarganya, berbuah manis dimana akhirnya ayah dan juga kakaknya

mengijinkannya ikut berlatih menembak. Gambaran mengenai tokoh Yae yang

akhirnya diijinkan berlatih tembak tersaji dalam gambar 4.20, adegan yang

sebagian besar diambil dengan angle close up shot ini berhasil membuat penonton

merasa tersentuh dan merasa terlibat dengan apa yang sedang terjadi. Adegan ini

mengisahkan Kakuma, kakak dari Yae memintanya datang ketempat latihan dan

menyuruhnya memegang senapan, serta mengatakan bahwa Yae tidak boleh

menyesal akan keputusan yang dibuatnya dan harus serius dalam berlatih tembak

kedepannya karena Kakuma akan mengajarinya. Mengutip John Stuart Mill dan

Harriet Taylor (dalam Tong, 1998:23) yang mengikuti jejak Mary Wollstonecraft

Page 25: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

49

pada abad ke 19, Mill dan Taylor percaya bahwa setiap individu berhak untuk

mengejar apa yang mereka inginkan selama mereka tidak saling membatasi atau

menghalangi di dalam proses pencapaian tersebut. Mill dan Taylor juga berangkat

dari Wollstonecraft dalam keyakinan mereka, menyatakan bahwa jika masyarakat

ingin mencapai kesetaraan seksual, atau keadilan gender, maka masyarakat harus

memberikan wanita hak politik dan kesempatan, serta pendidikan yang sama yang

dinikmati oleh laki-laki.

4.3.2 Bentuk Aksi Feminisme Liberal Tokoh Yamamoto Yae dalam Pendidikan

Pada zaman Meiji, pendidikan disusun berdasarkan pada ajaran Konfusius

yang dijadikan sebagai dasar program pemerintah dan sistem pendidikan wanita

pada masa itu. Pemerintah menganggap bahwa wanita memegang peranan penting

di dalam perawatan dan pendidikan anak sebagai generasi penerus nama keluarga

dan negara. Oleh karena itu, pendidikan yang diberikan bagi wanita adalah

pendidikan yang berhubungan dengan rumah tangga dan perawatan anak agar

menjadi ibu dan istri yang baik. Dengan kata lain, tujuan pendidikan wanita

sebenarnya pada waktu itu adalah untuk membentuk wanita menjadi ryousai

kenbo (ibu yang baik dan istri yang bijaksana).

Risako Doi (2011:5) menyatakan bahwa panduan moral adalah teks

dengan penekanan kuat pada budidaya moral dan petunjuk tentang cara-cara yang

tepat membesarkan anak. Beberapa teks yang dianggap sebagai panduan moral

adalah Onna Imagawa (1687). Anak-anak perempuan di dalam drama Yae no

Sakura menggunakan Onna Imagawa sebagai panduan moral mereka dalam

Page 26: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

50

bersikap. Dorothy Ko (2003:204) menyatakan bahwa nyaris semua anak

perempuan yang belajar membaca dan menulis pada masa ini (Edo) menggunakan

dasar bahan bacaan yang sama yaitu Onna Imagawa serta Onna Daigaku.

Data 5

Gambar 4.21 Ketimpangan pendidikan laki-laki dan wanita

(Yae no Sakura Episode 2, 00.03.44-00.04.14)

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Danshi tachi : Shi notamawaku senjou no kuni o michimuru ni wa

koto o uyamande makoto ari

Onna : Tsune no kokoro sadaka damashiku onna no michi akira kanarazaru wa onago no tashinami ga kaite aru. Kana to isshoni yo~ku oboeneba nannie

Tokio : Hai!

Page 27: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

51

Yae : Onago wa kana no yomi kaki dake dekireba ii to iu

kenjyo. Kana dake dewa teppou no hon wa yomenee Tokio : Yae : Ji ga muzukashigute... Danshi tachi :

koto o uyamande makoto ari you o setsushite jin o

Yae : Yoshichirou san! Chito tazunerugenjyomo. Kore nan to yomunogashi?

Yoshichirou Yae ta da! Anak laki Menurut Konfusius, untuk dapat memajukan

Wanita : Jangan menjadi wanita yang selalu keluar dari jalan yang benar Onna Imagawapedoman moral bagi wanita. Pelajari dengan baik sambil melatih tulisanmu.

Tokio : Baik

Yae : Wanita hanya perlu mengetahui cara membaca dan menulis hiragana, tapi itu belum cukup untuk bisa membaca buku menembak.

Tokio : Apakah bukunya menarik? Yae : Membaca huruf- Anak laki Konfusius, untuk dapat memajukan negara,

maka harus mengabdikan diri dan mengorbankan diri Yae : Yoshichirou! Ada yang ingin kutanyakan. Bagaimana

cara membaca ini? Yoshichirou : Ini dibaca penutup Yae

Pendidikan tingkat dasar sampai dengan tingkat atas untuk wanita hanya

dibatasi pada pelajaran membaca, menulis, memasak dan menjahit. Begitu pula

yang tercermin dalam drama Yae no Sakura. Adegan pada Gambar 4.21

mengkisahkan anak laki-laki yang belajar ilmu konfisius dengan membaca dengan

keras sebuah buku dan anak wanita yang sedang belajar menulis serta membaca

hiragana melalui Onna Imagawa, tampak pula adegan dimana Yae meminta

bantuan teman laki-lakinya, yaitu Yoshichirou untuk membantunya memahami

Page 28: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

52

kanji dalam buku menembak yang disalinnya diam-diam. Gambar 4.21 diatas

membuktikan adanya diskriminasi dalam pendidikan yang mana anak laki-laki

mendapatkan pendidikan Konfusius sedangkan wanita hanya perlu belajar

membaca hiragana dengan dasar bahan bacaan yaitu buku panduan moral seperti

Onna Imagawa saja dan tidak diperbolehkan belajar kanji yang rumit apalagi

belajar ajaran Konfusius.

Data 6

Gambar 4.22 Yae belajar hukum internasional

(Yae no Sakura Episode 32, 00.10.07)

:

Yae : Kyousei? Yogu wagannee. Houjuutsu no hon to wa gatte ga chigau.

Iya kodomo demo wagan dakara dekinee hazu wa nee. Yae : Administrasi? Ini membingungkan. Ini sangat berbeda dengan buku-

buku menembak. Tidak, jika anak kecil saja bisa mengerti, aku juga pasti bisa.

Ketika memasuki usia dewasa, pandangan bahwa wanita Jepang memiliki

keterbatasan dalam menempuh pendidikan tidak berlaku pada tokoh Yae. Setelah

kepindahan Yae ke Kyoto untuk tinggal bersama Kakuma kakaknya, Yae tersadar

bahwa pendidikan penting pula bagi setiap wanita. Kakaknya yang semenjak

kematian ayahnya menjadi kepala keluarga Yamamoto lah yang mendorong dan

menyadarkan Yae bahwa pendidikan itu penting pula untuk wanita sepertinya.

Page 29: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

53

Yae kemudian belajar berbagai ilmu barat seperti bahasa Inggris, hukum

internasional, agama kristen dan lain sebagainya. Terlihat pada Gambar 4.22

tampak Yae yang sedang serius belajar hukum internasional sesuai dengan

rekomendasi dari Kakuma, dalam dialog yang diucapkannya tergambar pula

bahwa Yae sebenarnya kesulitan membaca buku tersebut namun ia sebagai orang

dewasa tidak ingin kalah dengan anak-anak kecil yang bahkan bisa mengerti isi

buku tersebut, Yae tetap berusaha dan bertekad untuk tidak akan menyerah dalam

belajar dan mengejar kesetaraannya dalam pendidikan.

Yae beranggapan bahwa wanita juga berhak mendapatkan pendidkan yang

setara dengan pria. Dalam teori feminisme liberal, feminis liberal disebut sangat

menjunjung tinggi aspek rasionalitas. Kaum feminis liberal meyakini bahwa

rasionalitas merupakan kapasitas yang membedakan antara manusia dengan

binatang, hal ini diyakini oleh sebagian besar kaum feminis liberal, termasuk

Wollstonecraft. Sebagai manusia yang memiliki rasionalitas, wanita memiliki

kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya mengenai nilai-nilai moral

sama halnya dengan laki-laki.

Wollstonecraft (Tong, 1998:20) menegaskan, jika nalar adalah kapasitas

yang membedakan manusia dan binatang, maka kecuali jika wanita bukan

binatang liar, wanita dan laki-laki sama-sama memiliki kapasitas ini. Karena itu,

masyarakat wajib memberikan pendidikan kepada wanita, seperti juga kepada

anak laki-laki, karena semua manusia berhak mendapatkan kesempatan yang

setara untuk mengembangkan kapasitas nalar dan moralnya. Sehingga mereka

dapat menjadi manusia yang utuh.

Page 30: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

54

4.3.3 Bentuk Aksi Feminisme Liberal Tokoh Yamamoto Yae dalam Pernikahan

Di dalam sistem keluarga Jepang yang berdasarkan sistem ie suami

memegang peranan sebagai kepala rumah tangga atau kepala ie sedangkan istri

sebagai ibu rumah tangga (shufu). Selain itu, terdapat batas yang ketat antara

peran yang dijalankan oleh suami dan istri dalam rumah tangga. Hal ini sesuai

dengan norma sosial tradisional yang berlaku di dalam masyarakat Jepang dimana

wanita ditempatkan ke dalam peran-peran domestik sedangkan laki-laki ke dalam

peran-peran publik (Imamura, 1990:1).

Dalam budaya Jepang, jika samurai melihat daimyo sebagai tuan mereka,

wanita tidak memiliki tuan tertentu. Dia harus melihat suaminya sebagai tuan nya,

dan harus melayani dia dengan seluruh kekaguman dan hormat, tidak membenci

atau meremehkannya. Tugas besar seumur hidup wanita adalah ketaatan. Dalam

hubungan dengan suaminya, baik ekspresi wajah dan cara wanita memanggil

suaminya haruslah sopan, rendah hati, dan damai, tidak pernah kesal dan keras,

tidak pernah kasar dan sombong itulah yang harus menjadi perhatian pertama

dan utama dari wanita. Ketika suami mengeluarkan instruksi, istri harus mematuhi

mereka. Jika ragu dia harus menanyakannya suaminya dan patuh mengikuti

perintah-nya (Machotka, 38:2009).

Page 31: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

55

Data 7

Gambar 4.23 Gonpachi meminta Yae menghormati Shonosuke

(Yae no Sakura Episode 14, 00.25.51-00.25.56)

: : :

: :

: :

:

: :

Gonpachi : Onago wa otto o nan to yobumonda? Saku Gonpachi : Yae no yatsu mada Shonosuke sama nado to yonde oruzo.

Mukodono mo mukodono da. Shotai o kamaeta kara ni wa

sashizu shitemo rawaneba omanda. Saku : Ndanashi. Gonpachi : Washi ga muko ni haitta toki wa motto doudou to furu

matteitazo. Nani k ate o utanebana. Saku Gonpachi : U~mu.

Gonpachi : Sou iu koto o orosoka nishite wa naranu noda. Iina?

Kore wa mukodono no tame da. Yae : Ndakenjyo... Gonpachi : Otto o tateru no ga onago no yakume da.

Page 32: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

56

Gonpachi : Bagaimana wanita memanggil suaminya? Saku : Dengan suami-ku (Danna-sama) Gonpachi : Yae masih saja memanggilnya dengan Shonosuke

(Shonosuke-sama). Masalahnya ada pada dia juga. Dia sekarang pemimpin keluarga jadi dia harusnya terus memerintah Yae

Saku : Itu benar Gonpachi : Aku lebih keras dari itu ketika masuk dalam keluarga ini.

Kita harus melakukan sesuatu Saku : Kita harusnya tidak ikut campur Gonpachi : Hmm

... Gonpachi : Kau tidak boleh meremehkan hal ini. Paham kan? Ini

demi kepentingan Shonosuke juga Yae : Tapi... Gonpachi : Membuat suaminya terlihat bagus adalah tugas wanita

Sebagai tokoh yang menginginkan kesetaraaan gender dalam berbagai

bidang, kehidupan pernikahan Yamamoto Yae tentu saja berbeda. Dalam drama

Yae no Sakura, Yae dikisahkan menikah dengan sahabat dari kakaknya yaitu

Kawasaki Shonosuke. Yae digambarkan bukan seperti istri dalam tradisional

Jepang kebanyakan. Setelah menikah bukannya memanggil nama Shonosuke

dengan sebutan Danna-sama, Yae memanggil Shonosuke dengan sebutan

Shonosuke-sama. Hal ini dinilai tidak pantas oleh ayahnya yang tergambar dalam

Gambar 4.23 yang meminta Yae memanggil nama suami nya dengan lebih hormat

karena tentu saja jika tidak akan merusak citra suaminya.

Dalam kehidupan pernikahan masyarakat tradisional Jepang, sebagai

kepala rumah tangga suami berperan di dalam bidang ekonomi dan sosial (peran

publik), dimana suami bertanggung jawab atas keberlangsungan usaha yang

dikelola oleh ie, dan suami tidak memiliki kewajiban untuk mengerjakan tugas-

tugas domestik. Di dalam sistem keluarga tradisional Jepang tugas-tugas domestik

menjadi kewajiban istri, dimana peran istri sebagai ibu rumah tangga, diantaranya

Page 33: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

57

adalah mengerjakan pekerjaan rumah tangga, merawat serta mendidik anak, dan

juga merawat mertua. Di dalam keluarga Jepang tradisional, suami sebagai kepala

rumah tangga dipandang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan istri yang berperan sebagai ibu rumah tangga, bahkan di dalam keluarga

Jepang tradisional kekerasan yang dilakukan oleh suami kepada istri diterima

sebagai sesuatu yang wajar (Sugimoto, 2004:167).

Setelah keluarga terbentuk, suatu keharusan bagi suami dan istri untuk

membagi pekerjaan mereka muncul. Artinya, suami pergi keluar untuk bekerja,

sementara istri melakukan pekerjaan rumah tangga. Laki-laki melakukan tugas

mereka tanpa ikut campur wanita (Sekiguchi 97:2010). Pasangan Yae dan

Shonosuke yang sama-sama seorang penembak tentu saja dalam hal ini juga

berbeda. Walaupun mendapat kecaman dari orang-orang yang lebih tua karena

tidak pantas bagi Yae ikut campur dalam pekerjaan suaminya, Yae dan Shonosuke

bahu-membahu merakit senapan yang akan digunakan oleh para samurai Aizu.

Data 8

Gambar 4.24 Yae dicemooh murid

(Yae no Sakura Episode 37, 00.21.15- 00.21.18)

: !?

Ichihara : Shikamo an nuengotaru yome wa nani ka!? Otto ba

yobi sute nishite agyan seiyou ka buren gakkou ba shite!

Page 34: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

58

Ichihara : Dan dia punya monster (nue) sebagai isteri yang

memanggilnya dengan nama depan dan berpakaian seperti orang barat

Setelah meninggalnya Shonosuke, tidak berapa lama kemudian Yae

menikah lagi dengan seorang misionaris sekaligus pendidik bernama Niijima Jo.

Tidak jauh berbeda dengan pernikahannya dengan Shonosuke, Yae memanggil

suaminya dengan sebutan Jo. Hal ini tentunya sempat mendapatkan kontroversi

dari masyarakat, terutama dari murid-murid Jo seperti yang tercermin dalam

Gambar 4.24 dimana murid-murid Jo bahkan berniat memutuskan untuk berhenti

dari sekolah karena merasa Jo tidak memiliki harga diri sebagai seorang pria.

Namun sebagai suami Yae, Jo tidak mempersalahkan hal-hal semacam ini.

Data 9

Gambar 4.25 Jo bersyukur Yae menjadi istrinya

(Yae no Sakura Episode 37, 00.07.53-00.21.15)

: :

: :

:

: :

Page 35: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

59

: Jo : Yae san Yae : Hai Jo : Watashi wa anata ga.... kowai tsuma de yokatta Yae : Ha? Jo : Otto no watashi o heiki de okoru. Nihon ni konna jousei ga

iru to wa omoimasen deshita. Watashi wa watashi no ushiro dewanaku tonari o tomo ni aruku tsuma ga hoshikattan desu. Toki ni otto o michibiki mae o aruku tsuma ga

Yae : Mae o aruku tsuma... Jo : Otto datte toki ni wa mayoi machigai mo shimasu. Dakara

watashi ga machigatte iru toki enryo naku okotte kudasai Yae : Hai Jo : Yae Yae : Iya Jo : Aku bersyukur kau adalah istri yang menakutkan Yae : Ha? Jo : Kau memarahiku tanpa ragu. Aku tidak pernah berpikir

akan menemukan wanita sepertimu di Jepang. Aku ingin istri yang berjalan disebelahku, dan bukan di belakangku. Dan terkadang, dia akan menuntunku dan berjalan di depanku

Yae : Istri yang berjalan di depan... Jo : Bahkan suami bisa punya masalah dan membuat

kesalahan. Jadi, ketika aku salah aku ingin kau memarahiku

Yae : Baik

Pernah tinggal di Amerika selama 10 tahun membuat Jo memiliki

pemikiran yang terbuka tentang pernikahan dibanding pria Jepang kebanyakan, ia

tidak ragu melakukan pekerjaan domestik. Selain itu, layaknya Shonosuke, seperti

yang tergambar pada dialog dan Gambar 4.25 dia merasa senang dapat bertemu

dengan Yae yang tidak seperti istri yang lain, mampu menegurnya jika melakukan

kesalahan dan menuntunnya serta tanpa ragu berjalan di depannya. Jo juga kerap

berkata bahwa suami dan istri adalah setara dan bagaikan seorang sehabat.

Adegan pada gambar 4.25 diambil menggunakan high angle, angle ini digunakan

untuk menggambarkan bahwa Yae dan Jo memiliki kekuatan yang sama dan

Page 36: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

60

setara, karena high angle sendiri biasa digunakan untuk menggambarkan bahwa

seseorang memiliki kekuatan yang lebih daripada yang lainnya.

Walau mendapat tentangan dari berbagai pihak atas sikapnya yang dirasa

kurang menghormati suaminya, Tokoh Yae tetap bersikap masa bodoh dengan

pendapat orang dan tetap bersikap apa adanya dan dapat memperoleh kesetaraan

dalam pernikahan tidak terlepas dari peran kedua suaminya baik Jo maupun

Snososuke yang berpikiran terbuka dan mau menerima Yae apa adanya.

4.3.4 Bentuk Aksi Feminisme Liberal Tokoh Yamamoto Yae dalam Militer

Data 10

Gambar 4.26 Yae ingin kemampuan menembaknya berguna

(Yae no Sakura Episode 8 00.18.30-00.19.02)

: :

:

:

:

Yae : Yappari watashi wa umare soko nattana. Yoshichirou : Um? Yae : Kotta toki ni nani mo dekinee no wa jirettee.

Moshi otoko ni umarete tara miyako ni hasesanjite ani sama to isshoni hatarakigu no ni.

Yoshichirou : Teppou o katsuideka?

Page 37: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

61

Yae : Nda! A~a... hon ni otoko dattara yokatta. Yae : Seperti yang kuduga tidak ada bagusnya aku lahir Yoshichirou : Hmm? Yae : Tidak bisa melakukan apapun itu tak tertahankan.

Jika saja aku laki-laki aku akan segera ke Kyoto dan bekerja bersama kakak

Yoshichirou : Sambil membawa senapan kah? Yae : Benar! Aah... Sungguh alangkah baiknya jika aku

laki-laki Fukuzawa menyatakan laki-laki dan wanita tidak datang dekat satu sama

lain, pria mengejar tugas mereka di luar sementara wanita harus tetap di dalam

(1958 1971, vol. 5: 594). Sebagai seorang wanita, walaupun Yae memiliki bakat

yang luar biasa dalam menembak, tidak akan mampu menepis fakta bahwa wanita

tidak akan diterima untuk ikut dalam peperangan. Hal ini tercermin dalam

Gambar 4.26 diatas. Dalam Gambar 4.26 Yae mengatakan bahwa sebagai seorang

wanita ia tidak dapat melakukan apapun untuk membantu kakaknya dan daimyo

mereka, Matsudaira Katamori dan berandai-andai bila dia terlahir sebagai laki-laki.

Dahulu posisi wanita dalam masyarakat Jepang berada dalam posisi

tinggi, namun hal ini berubah semenjak keshogunan diberlakukan di Jepang dan

terbentuknya kelas samurai. Ketika itu mulai terjadi perubahan peranan wanita

yang disebabkan oleh kuatnya pengaruh ajaran Konfusianisme, dan juga adanya

pandangan tentang kekuatan fisik wanita tidak cocok untuk menjadi samurai

(tentara) yang tugas utamanya berperang.

Page 38: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

62

Data 11

Gambar 4.27 Yae meyakinkan pasukan agar mengijinkannya bergabung

(Yae no Sakura Episode 26, 00.09.32-00.10.31)

:

Yae : Ima kono toki ni sotta mukashi na gara no kangaedenajyo

shimasuka! Kore wa otoko dake no tatakai dewa nee nashi! Miyako kara kizu darake ni natte kaette kita mina sama o ken da toki kara kaette konakatta kazoku o machi tsuzuketa ano toki kara otoko mo onago mo nee! Kore wa aizu subete no tatakai da! Watashi o ikusa ni kaesse! Watashi no ude wa oyaku ni tatsu! Sore o tsukawanee nara tatakai o houkishita to onaji koto! Watashi wa yamamoto Kakuma no imouto da. Teppou no koto nara darenimo magenee! Teki no oshiro wa watasanu. Nakama ga yararen no o tamatte miru tsumori ha nee! Watashi tachi no daiji na furusa to aizu wa kono te de mamoru!

Yae : Kita sekarang harus berpikir makin maju. Ini bukan hanya

pertarungan laki-laki. Sejak aku melihat kalian semua pulang dari miyako terluka dan menunggu anggota keluarga yang tidak pernah kembali, aku sadar tidak ada perbedaan dalam gender. Perang ini menyangkut semua orang di Aizu. Tolong sertakan aku. Aku bisa berguna. Tidak menggunakan aku berarti menyerah dalam perang. Aku adalah adik wanita Yamamoto Kakuma. Tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkan kemampuan menembakku. Aku tidak akan membiarkan musuh merebut

Page 39: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

63

kastil kita. Aku tidak ingin melihat kawan seperjuanganku dibunuh oleh mereka. Kampung halaman kita yang berharga. Dengan tangan ini aku akan melindungi Aizu

Selain pandangan bahwa wanita adalah manusia yang lemah, kewajiban

wanita dari keluarga samurai untuk menjaga rumah ketika terjadi peperangan juga

menjadi penyebab wanita tidak diperkenankan turun ke medan perang. Menjaga

rumah tangga adalah tugas pokok wanita samurai. Hal ini khususnya penting

selama awal feodal Jepang, ketika suami prajurit sering bepergian ke luar negeri

atau terlibat dalam pertempuran, istri dibiarkan untuk mengelola semua urusan

rumah tangga, perawatan bagi anak-anak, dan mungkin bahkan mempertahankan

rumah secara paksa. Gambaran wanita yang dilarang bergabung dalam perang

tergambar pada Gambar 4.27, dalam dialog pada adegan tersebut Yae memohon

untuk diijinkan memimpin pasukan penembak namun tidak diijinkan hanya

karena ia adalah seorang wanita dan bukanlah tempat wanita untuk ikut dalam

perang. Disini Yae kemudian menepis stereotype bahwa wanita itu lemah dengan

mengingatkan para samurai bahwa walaupun seorang wanita, ia adalah adik dari

Yamamoto Kakuma yang tersohor dan dilatih langsung olehnya, sehingga amat

disayangkan jika ia yang berbakat dan memilki kemampuan menembak lebih baik

dari semua orang yang ada di Aizu tidak dimanfaatkan dalam perang ini. Setelah

sempat berkali-kali diusir dan ditolak, Yae pun diijinkan bergabung dalam perang.

Page 40: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

64

Data 12

Gambar 4.28 Yae memimpin pasukan penembak

(Yae no Sakura Episode 26, 00.12.20-00.23.10)

:

: !?

:

:

:

:

:

: !

:

:

:

:

:

:

:

Yae : Tamakome! Dainitai kamae! Nerae! Uttde! Rouhei 1 : Soko de nani shiteru!? Rouhei 2 : Nishi onago deneeka! Yae : Daiichitai tamakome osoi! Shounentachi : Hai! Rouhei 1 : Katte na koto sunna! Yae : Shiki wa watashi ga toriyasu.

... Yae : Tsugi! Mada hayae! Yoshi! Kamae! Nerae! Uttde!

Tsugi hinawa! Rouheitachi : Ou! Yae : Hibuta o kire! Uttde! Kenjirou : Tamakome owari! Yae : Kamae! Shounentachi : Hai! Rouhei 1 : Nanto mikoto na shiki dewa nai ka!

Page 41: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

65

Rouhei : Onnada tera ni naka naka yarioru! Yae : Isi peluru kalian! Pasukan kedua bersiap! Tembak! Pasukan tua 1 : Apa yang kau dilakukan disitu? Pasukan tua 2 : Kau itu kan wanita! Yae : Pasukan pertama cepat isi peluru kalian! Anak-anak : Baik! Pasukan 1 : Ini bukan tempatmu! Yae : Yang akan memimpin adalah aku

... Yae : Berikutnya! Jangan menembak dulu! Yosh! Siap!

Bidik! Tembak! Pasukan berikutnya! Pasukan tua : Baik! Yae : Bersiap! Tembak! Kenjirou : Peluru sudah terisi! Yae : Bersiap! Anak-anak : Baik! Pasukan tua 1 : Dia memimpin dengan baik! Pasukan tua 2 : Tidak buruk buat seorang wanita!

Pandangan gender bisa menimbulkan subordinasi terhadap wanita.

Anggapan bahwa wanita itu emosional sehingga wanita tidak bisa memimpin

berakibat pada munculnya sikap yang menempatkan wanita pada posisi yang tidak

penting (Fakih, 2007: 16). Tokoh Yae yang telah mendapatkan ijin untuk

memimpin pasukan penembak, tercermin dalam Gambar 4.28 tidak serta-merta

dapat memimpin pasukan. Kehadiran Yae ditolak karena sebagai wanita dia

dinilai tidak layak bergabung dalam peperangan dan apalagi memimpin sebuah

pasukan. Dalam adegan diatas tergambar tokoh Yae yang bersikeras akan

memimpin pertempuran walau mendapat penolakan dari pasukannya sendiri.

Setelah Yae kemudian Yae mengambil alih pimpinan pasukannya pun mengakui

bahwa walau seorang wanita namun Yae dapat memimpin pasukan dengan baik.

Untuk mendapatkan unsur dramatis, adegan dalam Gambar 4.28 diambil dalam

high-key lighting.

Page 42: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

66

Data 13

Gambar 4.29 Yae memotong rambutnya demi menyamar

(Yae no Sakura Episode 26, 00.40.15-00.41.20)

: : : : : : : :

:

:

: :

: :

Tokio : Yae san? Yae : Tokio san Tokio : Nani shiteru no? Yae : Kami o kirou to omotte. Tokio : Ee? Yae : Ima kara yashiyuu ni okonattekuru Tokio : Yae san ga yuku no gashi? Yae : Sakki shiganshita genjyo onago wa tsurete igeneeto

iwareta. Tokio : Shikatanee. Onago da to shirete teki ni tsukamattara

najyo na me ni au ka... Yae : Dakara kami o kiru. Kono gakkou de kami o kireba

daremo onago to wa omouwaneebe. Tokio : Yae san!

Page 43: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

67

Yae : Jibun dewa umaku kirenakute. Tokio san kittekunansho.

Tokio : Konna ni kirei na kami na noni... onago no inochi na noni...

Yae : Watashi wa Saburou dakara nagai kami wa mou youranee.

Tokio : Yae? Yae : Tokio Tokio : Apa yang sedang kau lakukan? Yae : Berusaha memotong rambutku Tokio : Eh? Yae : Aku akan ikut dalam gerilya malam Tokio : Kau akan ikut? Yae : Aku menawarkan diri bergabung tapi mereka bilang

tidak bisa membawa wanita. Tokio : Mau bagaimana lagi. Jika tertangkap siapa yang tahu

apa yang akan musuh perbuat pada wanita Yae : Karena nya aku memotong rambutku. Tidak akan ada

yang berpikir aku wanita dengan pakaian ini dan juga rambut pendek

Tokio : Yae! Yae : Aku tidak bisa memotongnya dengan bagus jika

sendirian. Tokio, tolong potongkanlah untukku Tokio : Rambutmu yang cantik ini... rambut itu penting untuk

wanita... Yae : Karena aku Saburou, aku tidak butuh rambut panjang

Ditangkap oleh musuh saat terjadi perang adalah hal yang berbahaya bagi

seorang wanita. Musuh dapat melakukan apa saja kepada sandera wanitanya. Hal

itu lah yang membuat adanya pandangan bahwa bagi wanita, lebih baik mati dari

pada menjadi sandera musuh dan akan mempermalukan nama keluarga apabila

musuh melakukan tindakan tidak senonoh kepada mereka. Selain karena dilarang

karena adalah seorang wanita, hal inilah pula yang menjadi latar belakang Yae

pada Gambar 4.29 memotong pendek rambutnya.

Page 44: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

68

Gambar 4.30 Yae ikut dalam gerilya malam

(Yae no Sakura Episode 27, 00.05.10-00.05.18)

Dengan rambutnya yang terpotong pendek, Yae berhasil menyamar

menjadi laki-laki dengan mengatas namakan adiknya, Saburou yang telah tewas

dan berhasil bergabung dalam gerilya malam dalam Gambar 4.30. Berkat rambut

Yae yang telah terpotong pendek, pihak musuh tidak ada menyadari bahwa Yae

adalah seorang wanita dan berhasil mendapatkan kebebasannya dalam militer.

4.3.5 Bentuk Aksi Feminisme Liberal Tokoh Yamamoto Yae dalam Politik/Berpendapat

Wanita pada jaman feodal Jepang dilarang mengemukakan pendapatnya.

Pendapat wanita tidak dihargai dan cenderung dilecehkan karena adanya

pandangan bahwa laki-laki lebih superior dibanding wanita, sekaligus pandangan

bahwa wanita yang berpendidikan rendah tidaklah pantas ikut campur dan

mengutarakan pendapatnya dihadapan publik.

Data 14

Gambar 4.31 Yae mengajukan protes ke Makimura

(Yae no Sakura Episode 33, 00.11.30-00.12.25)

Page 45: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

69

:

: !?

:

:

:

:

:

: :

:

:

:

:

:

:

: :

Yae : Shitsurei itashiyasu. Makimura : Fureimono! Totsuzen nanjya!? Yae : Kagyuu no youji de gozeeyasu. Makimura : Kagyuu? Yae : Nyokouba e kudasaru okane o fuyashite ku nan sho. Seito

ga fueta no desukara okane mo fueru no ga douri. Onegai itashiyasu.

Makimura : Hah! Sore ga kagyuu no youjika? Yae : Hai. Makimura : Hahahaha Yae : Kore made nanto joushin shitemo osata ga goseemasen

deshita. Ani Kakuma to kokorosashi o tomo ni suru makimura sama ni kagitte tanjite kyouiku no mondai o hanatte okareru wa hazu wa nee

Makimura : Atari mae jya Yae : Omimi ni ireta kara ni wa sumiyaka na gosaidan o

uketamawaritai to sonjiyasu Makimura : Tashika ni sokudansokketsu wa ware ga shinjyou Yae : Dewa Makimura : Jitsu wa tsui imashi gata karada no guai ga waruunatte

na kitaku suru koto o sokketsu shita tokoro jya. Gomen

Page 46: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

70

... Yae : Shitsurei itashiyasu. Okagen wa ikaga de gozeeyashou? Gyunabe

no nioi ga itashiyasu ga. Makimura : Aa~! Yae : Chuushoku o oedara nyoukouba no ken o hanashi no tsuzuki o. Yae : Permisi Makimura : Kurang ajar! Beraninya kau kemari tanpa

pemberitahuan?! Yae : Ada hal yang mendesak Makimura : Mendesak? Yae : Tolong tambah bantuan biaya pendidikan untuk sekolah

wanita. Kami harus dapat lebih banyak untuk murid yang makin bertambah. Kami mohon

Makimura : Hah! Itukah urusanmu yang mendesak? Yae : Iya Makimura : Hahahaha Yae : Kami tidak menerima balasan atas petisi kami. Anda yang

memiliki impian yang sama dengan Kakuma tidak akan mengabaikan pendidikan bukan?

Makimura : Tentu saja tidak Yae : Sekarang setelah mendengar ini, tolong buatlah keputusan

dengan cepat Makimura : Keputusan cepat adalah prinsipku Yae : Jadi...? Makimura : Sebenarnya aku sedang tidak enak badan jadi

keputusanku adalah pulang dengan cepat. Maaf ...

Yae : Permisi. Bagaimana keadaan anda? Aku bisa mencium bau gyunabe.

Makimura : Aa~! Yae : Mari kita bicara soal dana sekolah wanita setelah anda

selesai makan

Wanita yang dianggap tidak seharusnya terjun dalam dunia publik kerap

tidak mendapat perhatian pada saat berpendapat dan mencoba membuat

perubahan. Seperti yang tercermin dalam Gambar 4.31 serta dialog di atas dimana

Yae berusaha mengutarakan pendapatnya pada gubernur Kyoto yaitu Makimura

dan meminta bantuan dana untuk sekolah dimana ia mengajar diberikan kucuran

dana yang lebih tinggi. Bukannya memenuhi aspirasi Yae, Makimura cenderung

melecehkan kehadiran Yae dihadapannya dan pendapatnya diacuhkan. Adegan

Page 47: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

71

diatas banyak mengambil gambar sosok Makimura yang terlihat terganggu

dengan kehadiran Yae, ekspresi Makimura yang tampak meremehkan Yae serta

ekspresi Yae yang terlihat kaget karena ia tidak mendapatkan tanggapan positif

yang diharapnya akan didapatkannya dari Makimura. Walau dilecehkan Yae

namun tampak tidak menyerah, seperti yang terdapat di gambar diatas, Yae

mendatangi rumah Makimura dan mendapati Makimura yang mengaku sedang

tidak enak badan sedang berpesta daging.

Kodrat wanita dalam mengandung dan melahirkan, dan secara kultural

diharuskan untuk memeliharanya, yang pada gilirannya akan mengurangi sifat

agresif, sebaliknya menumbuhkan sifat pasif, lemah lembut, dan sebagainya

(Ratna, 2009: 187). Stereotipe sifat pasif yang disebut ada pada wanita diatas

adalah kunci dari terkurungnya kebebasan berpendapat kaum wanita. Lebih lanjut

lagi, dalam ajaran Konfusius, terdapat lima kelemahan terburuk yang menimpa

wanita. Kelimanya adalah ketidak patuhan, ketidakpuasan, fitnah, iri hati, dan

kekonyolan. Tanpa diragukan lagi, lima kelemahan ini ditemukan dalam tujuh

atau delapan dari setiap sepuluh wanita. Dari lima kelemahan tersebut, yang

terburuk dari semuanya dan akar dari empat lainnya adalah kekonyolan. Alam

seorang wanita adalah pasif (yin). Alam yin berasal dari kegelapan malam. Oleh

karena itu, dilihat dari standar alam laki-laki, wanita dengan kebodohan (berarti

bahwa dia) gagal untuk memahami tugas yang terbentang di depan matanya, tidak

menyadari tindakan yang akan membawa kesalahan dalam kepalanya sendiri, dan

tidak memahami bahkan hal-hal yang akan membawa malapetaka kepada

suaminya dan anak-anak. (Kaibara 1909:44)

Page 48: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

72

Kesimpulannya dari pandangan Kaibara di atas adalah wanita dilarang

atau pendapatnya tidak dihargai oleh publik karena ada stereotipe bahwa wanita

itu memiliki kodrat yang harusnya pasif dan bodoh atau konyol. Selain itu, karena

pendidikan wanita yang kurang dibanding laki-laki, membangun opini bahwa bisa

jadi wanita yang mencoba mengemukakan pendapatnya tidak menyadari bahwa

pendapatnya itu dapat membawa malu atau bahkan malapetaka

dalam keluarga.

Data 15

Gambar 4.32 Yae menyindir pemerintah (Yae no Sakura Episode 33, 00.26.10-00.36.49)

:

:

: !?

: :

Kakuma : Yae. Iwakura sama wa nani o mite orareru? Yae : saki hodo kara zutto emi o ukikabete oide de gozeeyasu ga

sono me wa nani o miden no ka watashi ni wa wakarimasen.

Iwakura : Nani ya!? Omae wa. Yae : Yamamoto Kakuma no imouto, Yae ni gozeeyasu. Yae : Oshiete kunansho. Anata kata ni wa ittai donna atarashii

kuni no sugata ga miete iru no desuka? Daremo ka gakkou

Page 49: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

73

ni kyougete byouin ni kakarete doriimu ga katarerusonna nihon ga kendakute Makimura sama to ani wa hataraitein no desu. Makimura sama no koto douka go saikou o!

Kakuma : Yae. Apa yang dilihat Iwakura saat ini? Yae : Dia tersenyum. Aku tidak tahu mana yang dia lihat. Iwakura : Apa-apaan!? Siapa kamu? Yae : Saya Yae, adik dari Yamamoto Kakuma Yae : Tolong beritahu negara baru yang seperti apa yang ada

dalam pandangan anda? Jepang dimana semua orang bisa mendapat pendidikan dan pengobatan medis dan bicara tentang mimpi mereka, Makimura dan kakakku sedang bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita itu. Perihal Makimura, tolong pertimbangkan kembali

Setiap pendapat wanita tidak selalu membawa malu dan malapetaka

terlihat pada Gambar 4.32 serta dialog yang tergambar diatas. Dimana Yae yang

selalu menemani Kakuma dalam setiap kegiatan politiknya mempertanyakan cita-

cita Kido dan Iwakura akan negara Jepang yang baru yang telah melenceng dari

tujuan awal karena telah terlalu tergiur akan kekuasaan politik. Sempat heran

dengan betapa lancangnya Yae berbicara dan mengemukakan pendapatnya di

muka mereka, pernyataan Yae yang cenderung menyindir ini kemudian berhasil

membebaskan gubernur Kyoto, Makimura dari kurungannya sebagai korban

politik dari Kido dan Iwakura.

Page 50: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

74

4.3.6 Bentuk Aksi Feminisme Liberal Tokoh Yamamoto Yae dalam

Pekerjaan

Data 16

Gambar 4.33 Yae sebagai perawat diusir (Yae no Sakura Episode 50, 00.04.20-00.05.05)

: :

: :

: :

:

: : :

: :

Eiseihei 1 : Tooshite kure! Kangofu : Tetsudaimasu! Eiseihei 1 : Te o dasande kudasai! Eiseihei 2 : Byouin wa senchi mo onaji desu. Gofujin ga shashari

deru tokoro de wa nai! ...

Yae : Saa kochira ni, kochira ni. Eiseihei 3 : Utsuruzo. Te o dasuna. Yae : Makasete kunansho. Kizutsuita mono o kangosuru no ni

otoko mo onna mo arimasen. Eiseihei 3 : Shikashi... Yae : 1 2 3! Yae : Boshin no ikusa no toki mo kango wa onago no shigoto

de shitayo. Eiseihei 2 : Boshin no ikusa?

Page 51: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

75

Yae : Watashi wa Aizu no oshiro ni imashita kara. Medik 1 : Beri jalan! Perawat : Kami akan membantu! Medik 1 : Tolong jangan ikut campur! Medik 2 : Rumah sakit adalah seperti medan perang. Mereka

bukanlah untuk wanita. ...

Yae : Kemari, ikuti aku. Medik 3 : Mari pindahkan. Jangan ikut campur. Yae : Serahkan pada kami. Tidak ada perbedaan gender dalam

merawat. Medik 3 : Tapi... Yae : 1 2 3! Yae : Dalam perang Boshin, para wanitalah yang bekerja

melakukan perawatan. Medik 2 : Perang Boshin? Yae : Aku berada dalam kastil Aizu.

Pada perang Sino, Yae bekerja sebagai perawat perang dari Palang

Merah Jepang di Hiroshima. Yae di sini menjadi pemimpin para perawat di

Rumah Sakit Hiroshima. Namun ditengah tugasnya yang penuh resiko ini

bukannya penghargaan yang didapatnya namun justru pelecehan terus dialaminya

bersama teman-teman perawat wanita yang lainnya. Seperti yang terlihat dalam

adegan pada Gambar 4.33 diatas yang sebagian besar diambil dengan low-key

lighting untuk menambah unsur ketegangan, dimana seorang petugas medis

meremehkan perawat wanita yang dianggapnya hanya mengganggu saja karena

baginya rumah sakit juga merupakan medan perang dan bukanlah tempat wanita

untuk berada di sana. Wanita juga dianggap tidak pantas untuk bekerja. Seperti

yang dikatakan oleh Okamura (1983:1), pada hakekatnya wanita berderajat lebih

rendah dari pada pria, sehingga peranan wanita adalah untuk mengabdi kepada

pria. Terdapat pula ungkapan di Jepang sehubungan dengan hal ini yaitu, Otoko

wa Matsu, onna wa fuji (Seorang pria adalah pohon pinus, seorang wanita adalah

Page 52: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

76

wisteria; seorang wanita bergantung pada seorang pria seperti wisteria7, memanjat

tanaman dengan bunga putih atau ungu yang menjadi angin di sekitar pohon

pinus), dan Otoko wa dokyoo, onna wa aikyoo (Pria harus berani, wanita harus

menarik). Dari dua ungkapan di atas dapat dilihat bahwa dari segi linguistik dan

sejarahnya, ide mengenai wanita di Jepang telah dikonstruksikan sebagai suatu

pihak yang bergantung, bahkan secara kasar hanya merupakan beban bagi kaum

laki-laki dan hanya perlu bersikap charming (cantik) dalam hidup (Takemaru

2010:3).

Untuk membebaskan dirinya dari peran yang opresif dan pranata yang

misoginis, seorang wanita harus menuruti nalar, dan melepaskan diri dari tugas-

tugasnya sebagai istri dan ibu secara konsisten dan kuat (Tong, 1998:23), hal ini

ditunjukkan pula oleh tokoh Yae yang tergambar pada Gambar 4.33 di atas

dimana Yae tidak terkonfrontasi dengan ocehan petugas medis yang mencoba

untuk mengusirnya. Yae tetap melaksanakan tugasnya dengan tenang dan

berusaha menyangkal perkataan para petugas medis yang berusaha

menyudutkannya.

Mill menggagas dalam bukunya, bahwa jika wanita diakui sebagai

sepenuhnya rasional dan berhak atas kebebasan sipil, serta kesempatan ekonomi

seperti halnya laki-laki, masyarakat akan ikut merasakan manfaatnya: seorang 7 Wisteria (juga sering dieja Wistaria atau Wysteria) adalah tanaman berbunga dari keluarga kacang polong (fabaceae) yang termasuk dalam sepuluh spesies tanaman merambat yang biasa ditemukan di Amerika Serikat bagian Timur, China, Korea dan Jepang. Wisteria merupakan tanaman hias yang sangat populer terutama di China dan Jepang. Tanaman ini tumbuh dengan merambat dan melilit di media seperti kayu setinggi 20 meter di atas tanah dan mereka mampu menyebar 10 meter secara lateral.

Page 53: BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakurarepository.ub.ac.id/320/5/BAB IV.pdf25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sinopsis Drama Yae No Sakura Setting dalam drama ini dimulai pada tahun

77

warga negara yang mempunyai semangat terhadap publik, seorang pasangan yang

mempunyai kapasitas untuk menjadi stimulasi intelektual bagi suaminya, suatu

penggandaan massa dari kekuatan mental yang tersedia untuk pelayanan yang

wanita yang berbahagia.

Menurut pandangan teoris politik Susan Okin, keuntungan yang diproyeksikan

dari pembebasan wanita dapat terus berkembang, bahkan jika kemampuan wanita

sedikit lebih di bawah laki-laki (Tong, 1998:28).

Sehubungan dengan gagasan Mill dalam Tong diatas, pada episode

terakhir drama Yae no Sakura disebutkan bahwa atas dedikasinya sebagai perawat

dalam perang, Yae mendapatkan gelar kehormatan dari pemerintah Meiji, yang

mana gelar ini adalah gelar pertama yang diberikan pemerintah kepada wanita dan

non royalty. Fakta ini menjadi bukti bahwa kerja keras dan aksi Yae dalam

memperoleh kesetaraan seperti yang dikatakan Mill diakui telah bermanfaat bagi

masyarakat dan kemanusiaan.