bab iv model customer centric crm untuk …digilib.itb.ac.id/files/disk1/688/jbptitbpp-gdl... ·...
TRANSCRIPT
81
BAB IV
MODEL CUSTOMER CENTRIC CRM
UNTUK PERUSAHAAN ASURANSI JIWA
IV.1 Hasil Analisis Hipotesis
Dari seluruh pembuktian hipotesis yang telah dilakukan untuk mencari hubungan
asosiatif antara variabel dependent dan independent pada model hipotesis yang
diusulkan, ada satu hipotesis yang terbukti “tidak memiliki hubungan positif dan
signifikan”, yaitu hipotesis H8 yang memiliki hipotesis hubungan antara variabel
produk yang digunakan dengan variabel fitur CRM yang disukai customer.
Rekapitulasi hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel IV.1 Hasil Uji Hipotesis
No. Hipotesis Hipotesis Hasil Uji Hipotesis
H1
Hubungan antara variabel pekerjaan customer dengan variabel touchpoint yang disukai customer
Hubungan positif dan signifikan dengan
koefisien kontingensi sebesar 0,634
H2
Hubungan antara variabel produk yang digunakan dengan variabel touchpoint yang disukai customer
Hubungan positif dan signifikan dengan
koefisien kontingensi sebesar 0,3153
H3
Hubungan antara variabel lamanya menjadi customer dengan variabel touchpoint yang disukai customer
Hubungan positif dan signifikan dengan
koefisien kontingensi sebesar 0,53278006
H4
Hubungan antara variabel pekerjaan customer dengan variabel produk yang digunakan
Hubungan positif dan signifikan dengan
koefisien kontingensi sebesar 0,379582543
H5
Hubungan antara variabel produk yang digunakan dengan variabel lamanya menjadi customer
Hubungan positif dan signifikan dengan
koefisien kontingensi sebesar 0,399305
82
No. Hipotesis Hipotesis Hasil Uji Hipotesis
H6 Hubungan antara variabel pekerjaan customer dengan variabel dengan lamanya menjadi customer
Hubungan positif dan signifikan dengan
koefisien kontingensi sebesar 0,400013732
H7 Hubungan antara variabel pekerjaan customer dengan variabel fitur CRM yang disukai customer
Hubungan positif dan signifikan dengan
koefisien kontingensi sebesar 0,63747595
H8 Hubungan antara variabel produk yang digunakan dengan variabel fitur CRM yang disukai customer
Tidak ada hubungan positif dan signifikan
dengan koefisien kontingensi sebesar
0,346743
H9 Hubungan antara variabel lamanya menjadi customer dengan variabel fitur CRM yang disukai customer
Hubungan positif dan signifikan dengan
koefisien kontingensi sebesar 0,47309585
H10 Hubungan antara variabel touchpoint yang disukai customer dengan variable derajat loyalitas customer
Hubungan positif dan signifikan dengan
koefisien kontingensi sebesar 0,4904244
H11 Hubungan antara variabel fitur CRM yang disukai customer dengan variable derajat loyalitas customer
Hubungan positif dan signifikan dengan
koefisien kontingensi sebesar 0,575483
H12
Hubungan antara variabel touchpoint yang disukai customer dengan variabel fitur CRM yang disukai customer
Hubungan positif dan signifikan dengan
koefisien kontingensi sebesar 0,528725
H13 Hubungan antara variable factor social dengan variable derajat loyalitas customer
Hubungan positif dan signifikan dengan
koefisien kontingensi sebesar 0,499724215
83
IV.2 Perancangan Model Customer Centric CRM untuk Perusahaan
Asuransi Jiwa
Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, dirancang model customer centric
CRM untuk perusahaan Asuransi Jiwa yang diawali dengan penyempurnaan
model hipotesis. Pernyempurnaan terhadap masing-masing model hipotesis dapat
dilihat pada gambar IV.1.
Gambar IV.1 Penyempurnaan Model Hipotesis Touchpoint Yang Disukai
Untuk model hipotesis touchpoint yang disukai customer, seluruh variable yang
didefinisikan ternyata memiliki hubungan yang signifikan dengan variable yang
telah dihipotesiskan. Variabel-variabel yang memiliki hubungan terhadap
touchpoint yang disukai customer, yaitu variable pekerjaan customer, variable
produk yang digunakan, dan variable lamanya menjadi customer.
Dari hasil analisis terhadap touchpoint mana yang lebih disukai oleh customer,
didapat bahwa telepon dan financial planner merupakan touchpoint yang lebih
disukai untuk digunakan para customer untuk berkomunikasi dengan pihak
perusahaan. Telepon memiliki komposisi sebesar 37,089 % dan financial planner
memiliki komposisi sebesar 36,620 %. Sehingga untuk touchpoint telepon dan
financial planner, merupakan touchpoint yang berada dalam titik kritis yang wajib
dimiliki oleh pihak perusahaan asuransi jiwa. Dalam perancangan model ini, maka
X1
X2
X3
Y1
0,3795
0,4
0,399
0,3153
0,634
0,5327 Hubungan Signifikan
Tidak Ada Hubungan Signifikan
84
Telepon menempati touchpoint pertama dan financial planner menempati
touchpoint ke dua.
Untuk touchpoint berikutnya yang disukai oleh customer adalah komunikasi
dengan email dan chatting. Email memiliki komposisi sebesar 11,268 % dan
Chating memiliki komposisi sebesar 8,920 %. Oleh karena itu Email menempati
touchpoint ke tiga, dan Chatting menempati touchpoint ke empat.
Urutan touchpoint berikutnya adalah SMS yang memiliki komposisi 8,920 %, dan
Fax menempati urutan touchpoint yang teerakhir dengan komposisi 3,756 %.
Perancangan touchpoint-touchpoint tersebut dapat dilihat pada gambar IV.2.
Gambar IV.2 Touchpoint yang disukai customer
Untuk analisis fitur CRM yang disukai oleh customer, ada satu hipotesis yang
perlu diperbaiki. Hipotesis H8 yaitu, hubungan antara variable produk yang
digunakan dengan fitur yang disukai, dari hasil uji hipotesis terbukti tidak
Customer
Touchpoints
Telepon FP Fax Email SMS
PERUSAHAANASURANSI JIWA
Chat
Touchpoint paling disukai
Touchpoint disukai
Touchpoint kurang disukai
85
memiliki pengaruh yang signifikan. Sehingga perbaikan dan penyempurnaan
model hipotesis fitur yang disukai dapat dilihat pada gambar IV.3 :
Gambar. IV.3 Penyempurnaan Model Hipotesis Fitur Yang Disukai
Dari hasil analisis terhadap fitur mana yang lebih disukai oleh customer, didapat
bahwa fitur CSM (Customer Service Measurement), Web Based Self Service dari
divisi call center, Optimisasi Channel, dan behaviour prediction dari divisi Sales,
merupakan fitur yang paling disukai oleh customer perusahaan asuransi jiwa.
CSM memiliki komposisi tertinggi yaitu 20,188 persen, Optimisasi channel
sebesar 18,779 persen, WBSS sebesar 18,310 persen, dan Behaviour Prediction
sebesar 15,962 persen. Oleh karena itu keempat fitur CRM tersebut merupakan
fitur CRM yang perlu didahulukan dalam implementasi CRM untuk perusahaan
asuransi jiwa.
Fitur CRM berikutnya adalah personalisasi dari divisi sales sebesar 13,146 persen,
Call Routing sebesar 3, 756 persen dan Workforce Management sebesar 3,756
persen, kedua fitur terakhir adalah fitur untuk divisi call center. Fitur CRM
terakhir yang kurang disukai oleh customer dari divisi cal center adalah Contact
Center Sales Support sebesar 2,347 persen, dan Call Scripting sebesar 0,939
X1
X2
X3
Y2
0,637
0,346
0,473Hubungan Signifikan
Tidak Ada Hubungan Signifikan
86
persen, sedangkan untuk divisi sales, adalah Cross selling sebesar 2,347 persen
dan Customer Retention sebesar 0,469 persen.
Perancangan fitur-fitur untuk masing-masing divisi dapat dilihat pada gambar
IV.4.
Gambar IV.4 Fitur yang disukai customer
Untuk model hipotesis pengaruh terhadap derajat loyalitas customer, seluruh
variable yang didefinisikan ternyata memiliki hubungan yang signifikan dengan
variable yang telah dihipotesiskan. Variabel-variabel yang memiliki hubungan
Customer Variabel A | Variabel B | Variabel C
Fitur Customer Centric CRM
PERUSAHAANASURANSI JIWA
Divisi Sales
Divisi Call Center
Optimasi Channel Behaviour Prediction
Personalisasi
Cross Selling Customer Retention
CSMWBSS
Call Routing WFM
CCSS Call Scripting
Fitur yang paling disukai
Fitur yang disukai
Fitur yang kurang disukai
87
terhadap derajat loyalitas customer, yaitu variable touchpoint yang disukai,
variable fitur yang disukai, dan variable faktor sosial. Penyempurnaan model
hipotesis pengaruh terhadap derajat loyalitas customer dapat dilihat pada gambar
IV.5.
Gambar IV.5 Penyempurnaan Model Hipotesis Pengaruh Terhadap Derajat
Loyalitas
Dari hasil analisis pengaruh penggunaan touchpoints dan fitur-fitur CRM terhadap
derajat loyalitas customer didapat bahwa sebanyak 15,962 persen responden
berpendapat sangat setuju dan 40,845 persen setuju bahwa penggunaan
touchpoints dan fitur-fitur CRM tersebut dapat meningkatkan derajat loyalitas
customer. Sedangkan sebanyak 20,188 persen responden berpendapat ragu-ragu,
sebanyak 9,859 persen berpendapat tidak setuju, dan sebanyak 13,146 persen
berpendapat sangat tidak setuju bahwa penggunaan touchpoint dan fitur-fitur
CRM tersebut berpengaruh terhadap derajat loyalitas customer. Sebaran pendapat
responden tentang pengaruhnya terhadap peningkatan derajat loyalitas customer
dapat dilihat pada gambar IV.6
Y1
Y2
Z1
0,49
0,57
0,52
Y3
0,499
Hubungan Signifikan
Tidak Ada Hubungan Signifikan
88
Pengaruh Terhadap Peningkatan Derajat Loyalitas Customer
16%
41%20%
10%13%
Sangat Berpengaruh BerpengaruhRagu - Ragu Tidak BerpengaruhSangat Tidak Berpengaruh
Gambar IV.6 Pengaruh Penggunaan Touchpoint dan Fitur CRM terhadap Derajat
Loyalitas
IV.3 Model Customer Centric CRM untuk Perusahaan Asuransi Jiwa
Dari masing-masing bagian yang telah dirancang sebelumnya, yang terdiri atas
model touchpoint dan fitur yang disukai customer, lalu disusun kedalam model
utama yaitu model Payne. Pengembangan model customer centric CRM untuk
perusahaan asuransi jiwa dengan menggunakan model dasar Payne tersebut dapat
dilihat pada gambar IV.7.
Dari model yang telah dirancang tersebut, maka dapat dijadikan acuan bagi
perusahaan asuransi jiwa untuk mengimplementasikan CRM dalam
perusahaannya. Dari model tersebut dapat terlihat touchpoint mana saja yang
berada dalam prioritas paling utama yang harus disediakan oleh perusahaan untuk
customernya. Begitupun dengan fitur-fitur CRM mana saja yang perlu
didahulukan untuk memanjakan para customernya.
Dalam implementasinya dibutuhkan infrastruktur teknologi serta standar-standar
pelayanan yang perlu dilakukan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi
customernya. Karena CRM bukan hanya menitik beratkan pada penerapan
teknologi informasi, namun CRM merupakan strategi organisasi secara
keseluruhan dalam mengelola customernya. Baik dari sisi strategi penerapan
89
teknologi informasi hingga penyediaan prosedur-prosedur standar pelayanan
terhadap customer maupun kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan
pengelolaan customer.
Gambar IV.7 Model Customer Centric CRM untuk Perusahaan Asuransi Jiwa
CRM ENGINE
CRM DB
CUSTOMER
Operasional
Analytical
Touchpoints
Telepon FP Fax Email SMSChat
Fitur Customer Centric CRM
Divisi Sales
Divisi Call Center
O CB P
Personalisasi
C SCR
CSM WBSS
C R WFM
CCSS Call Scrip
KETERANGAN GAMBAR :
Arah Komunikasi Paling Disukai
Disukai
Kurang Disukai
90
IV.4 Rekomendasi Implementasi Model Customer Centric CRM
Model Customer Centric CRM merupakan dasar bagi perusahaan Asuransi Jiwa
untuk menerapkan strategi CRM pada perusahaannya. Adapun dalam penelitian
ini akan diberikan beberapa rekomendasi sehubungan dengan hal implementasi
teknologi informasi. Rekomendasi yang diberikan merupakan rekomendasi proses
bisnis.
Proses bisnis merupakan serangkaian aktivitas yang merespon kejadian bisnis dan
pekerjaan yang dilakukan oleh suatu sistem untuk mentransformasikan sebuah
input menjadi output yang bernilai tambah kepada customer. Untuk model
Customer Centric CRM akan diberikan rekomendasi untuk divisi Sales dan divisi
Call Center.
Proses bisnis yang akan direkomendasikan terdiri atas proses bisnis penjualan dan
proses bisnis pelayanan terhadap nasabah perusahaan Asuransi Jiwa. Secara
keseluruhan terdapat enam event yang dapat didefinisikan dalam membuat proses
bisnis tersebut, yaitu Marketing, Pre-Sales, Sales, New Business, Service dan
Support. Masing-masing event memiliki keterkaitan dengan divisi lainnya dalam
perusahaan. Dalam proses penjualan dan pelayanan terhadap nasabah, ada dua
divisi lain yang teridentifikasi, yaitu Divisi Accounting dan Divisi Marketing.
Gambar IV.8 Diagram Proses Asuransi
Inquiry/ Prospect
Customize New Business
Commit Service Support
Marketing
Planning
Applications
Payment
Quote
ProposalContract Pricing
Product Catalogu
Contract Rating
Underwriter
Report
Policy
Policy
Customiz
Solving Problem
Marketing Sales Accounting Call Center
MANAGEMENT AND CONTROL
91
Gambar IV.8 menunjukan serangkaian event yang disebut dengan diagram proses
asuransi. Diagram proses asuransi tersebut menggambarkan aktivitas penjualan
serta pelayanan dalam bisnis asuransi jiwa. Ada enam event yaitu Inquiry /
Prospecting, Customize, Commit, New Business, Service dan Support. Masing-
masing event memiliki sub event atau proses masing-masing, seperti dapat dilihat
pada gambar IV.8.
IV.4.1 Rekomendasi Proses Bisnis Divisi Sales
Rekomendasi proses bisnis untuk divisi Sales terdiri atas empat fungsi event, yaitu
event marketing, pre-sales, sales dan new business. Rangkaian kegiatan yang
digunakan untuk menggambarkan proses bisnis untuk divisi sales ini dimulai dari
kegiatan marketing, yang dilakukan internal perusahaan yang terdiri atas kegiatan:
a. Trade show result, merupakan aktivitas pameran yang dilakukan oleh
perusahaan.
b. Advertising Campaigns, merupakan aktivitas kampanye periklanan melalui
media massa.
c. PR Campaigns, merupakan aktivitas kampanye sosialisasi yang dilakukan
oleh pihak Public Relation perusahaan.
d. Outsourced Telemarketing, merupakan aktivitas pemasaran melalui telepon
yang dilakukan oleh pihak outsource.
e. Data mining, merupakan aktivitas penggalian data calon prospek.
Lalu pada event pre-sales, terdapat serangkaian kegiatan pengolahan prospecting
yang dilakukan melalui pengolahan telepon keluar – masuk, email, pemasaran
langsung, serta cross selling dan up selling. Setelah kegiatan marketing dan pre-
sales menentukan dimulainya aktifitas pemasaran, maka dipilih calon prospek
yang akan dituju. Jika calon prospek sudah jelas maka selanjutnya dicek, apakah
calon prospek tersebut telah memiliki account pada perusahaan atau tidak. Jika
calon prospek belum memiliki account, maka perusahaan akan menentukan siapa
sales person yang ditunjuk untuk mewakili perusahaannya menghubungi calon
prospek. Penentuan siapa sales person yang ditunjuk menggunakan salah satu
fitur Customer Centric CRM yaitu Work Force Management.
92
Selanjutnya sales person akan mulai melakukan proses pendekatan dengan calon
prospek untuk memperoleh Sales Opportunity. Jika sales opportunity signal telah
diterima oleh sales person dari calon prospek maka event berubah dari pre-sales
menjadi event sales.
Pada event sales, sales person akan menyediakan preliminary proposals sesuai
dengan kebutuhan prospek. Selain itu, sales person juga mendiskusikan alokasi
investasi maupun pricing dengan prospek. Apabila prospek telah setuju dengan
proposal yang diajukan oleh sales person, maka proposal akan dikirim ke bagian
underwriting yang akan mengkaji proposal tersebut apakah layak untuk diterima
atau tidak. Jika pihak underwriting telah menyetujui proposal tersebut, maka
proposal akan diterima dan diberikan ke bagian new business untuk selanjutnya
diolah polis asuransinya. Jika polis asuransi telah selesai, maka status account
prospek telah berubah menjadi nasabah dengan status polis aktif.
Gambaran lengkap mengenai proses sales dan marketing tersebut dapat dilihat
pada gambar IV.9 dan IV.10.
93
Recomendation Sales and Marketing Process
New BusinessSalesPre-SalesMarketing
Trade show results
E-mails
Phone-in
Data mining
Outsourced telemarketing
PR campaigns
Advertising campaigns
Cross-sellling
Direct Selling
Lead reviewed
Does contact exist?
Does account exist?
Create contact
Create account
Create opportunity
Begin working
through sales stages
1
Yes
No
No
Assign to salesperson
Do they qualify?
Yes
Disqualify leadNo
Qualify this lead
Yes
Gambar IV.9 Rekomendasi Proses Bisnis Sales dan Marketing 1
94
Recomendation Sales and Marketing Process
New BusinessSalesPre-SalesMarketing
1
Submit to Underwriter
Proposal accepted
Turn Proposals to
Policy
Order submitted to
New Business Division
Approve Proposals
Review pricing
Create preliminary proposals
Yes
Policy Status updated
Policy Status Updated
Reject ProposalsNo
No
Yes
Gambar IV.10 Rekomendasi Proses Bisnis Sales dan Marketing 2
IV.4.2 Rekomendasi Proses Bisnis Divisi Call Center
Rekomendasi proses bisnis untuk divisi Call Center terdiri atas tiga fungsi event,
yaitu event sales, service, dan support. Rangkaian kegiatan yang digunakan untuk
menggambarkan proses bisnis untuk divisi Call Center ini dimulai dari
95
munculnya kontak dari pihak customer kepada perusahaan. Kontak dapat melalui
berbagai touchpoint yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam proses bisnis yang
digambarkan ini, memiliki tiga macam touchpoint yaitu email, telepon, serta fax.
Pada kontak pertama, CSR akan melakukan verifikasi terhadap customer,
verifikasi yang dilakukan terdiri atas, identitas customer. Jika customer belum
teridentifikasi, maka akan dibuatkan account yang akan disimpan dalam database
perusahaan. Selanjutnya CSR akan menanyakan tujuan customer melakukan
kontak tersebut. Jika customer melakukan kontak dengan tujuan melakukan
pembelian produk asuransi jiwa, maka akan dilanjutkan dengan melakukan
rangkaian kegiatan Sales hingga New Business, seperti yang telah digambarkan
pada gambar IV.10.
Namun jika customer melakukan kontak dikarenakan ada masalah yang perlu
diselesaikan sehubungan dengan polisnya, maka akan dicarikan solusi terbaik oleh
CSR. Dan jika CSR tidak dapat menyelesaikan permasalahan customer, maka
akan dilanjutkan kepada pihak yang lebih berkompetensi yang dalam hal ini
disebut dengan event Support, untuk memberikan solusi terbaik. Hal tersebut
menggunakan fitur CRM Call Routing.
Seorang CSR harus dapat melihat dengan jeli apakah dalam komunikasi tersebut
dapat muncul sales opportunity, dalam hal ini menggunakan salah satu fitur CRM
pada divisi sales yaitu Cross Selling dan Up Selling. Dari hal tersebut, jika sinyal
sales opportunity diberikan oleh customer, maka akan dilakukan rangkaian
kegiatan pada gambar IV.9. Namun jika komunikasi tersebut telah dianggap
cukup oleh pihak customer, maka kontak dianggap selesai. Seluruh percakapan
yang dilakukan oleh seorang CSR dengan pihak customer dilakukan sesuai
dengan standar komunikasi yang dimiliki oleh perusahaan, dalam hal ini
merupakan salah satu fitur CRM yang disebut dengan Call Scripting. Gambar
IV.11 merupakan rekomendasi proses bisnis untuk divisi Call Center.
96
Recomendation Service Process
SupportServiceSales
E-mail Phone call
Verify customer's
identification
Do account and contact
exist?
Create account and
contact
Determine nature of call
Open case
Product support
Order products
Create order
Close caseCan CSR resolve?
Close case
Assign to SupportSales
opportunity?Assign to
Sales
Resolve case
Close caseCreate sales
order
Work through sales opportunity
Close case
No
Yes
Yes
No
Yes Yes
No
YesNo
Take other action
No
Close case
Fax
Gambar IV.11 Rekomendasi Proses Bisnis Call Center