bab iv metode penelitian - repository.mercubuana.ac.id iv.pdf · modeling (sem) dengan uji...

21
55 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Pendekatan metode penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metode deskripsi dimana akan meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan- pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori, peneliti mencoba menentukan hubungan antar variabel berdasarkan data yang diperoleh dari sample yang ditentukan dalam suatu populasi melalui survei pada unit observasi. 4.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 4.2.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian diukur menggunakan pengembangan instrumen yang pernah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga memungkinkan untuk meningkatkan validitas dan realibilitas pengukuran. Pengukuran masing-masing variabel menggunakan skala Likert 1 sampai dengan 5 yang masing-masing mempunyai arti sebagai berikut : 1 = sangat tidak setuju (STS) http://digilib.mercubuana.ac.id/

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 55

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1. Jenis Penelitian

    Pendekatan metode penelitian yang dilakukan adalah menggunakan

    metode deskripsi dimana akan meneliti status kelompok manusia, suatu objek,

    suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

    masa sekarang. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam

    masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi

    tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-

    pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh

    dari suatu fenomena. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatori,

    peneliti mencoba menentukan hubungan antar variabel berdasarkan data yang

    diperoleh dari sample yang ditentukan dalam suatu populasi melalui survei pada

    unit observasi.

    4.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

    4.2.1. Variabel Penelitian

    Variabel penelitian diukur menggunakan pengembangan instrumen yang

    pernah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga

    memungkinkan untuk meningkatkan validitas dan realibilitas pengukuran.

    Pengukuran masing-masing variabel menggunakan skala Likert 1 sampai dengan

    5 yang masing-masing mempunyai arti sebagai berikut :

    1 = sangat tidak setuju (STS)

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 56

    2 = tidak setuju (TS)

    3 = netral (N)

    4 = setuju (S)

    5 = sangat setuju (SS)

    Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

    seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013: 93)

    sebagai jawaban setiap pertanyaan pada bagian kedua dari kuisioner. Kuesioner

    dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu :

    a) Bagian pertama berupa pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan-pertanyaan

    mengenai identitas responden seperti nama responden, unit kerja, jabatan,

    usia dan pendidikan terakhir yang tidak akan diukur.

    b) Bagian kedua adalah pertanyaan-pertanyaan tertutup meliputi semua variabel

    dalam penelitian ini. Metode yang digunakan adalah Structural Equation

    Modeling (SEM) dengan uji validitas dan reliabilitas menggunakan metode

    Confirmatory Factor Analysis yang dilakukan dengan bantuan software

    analisis LISREL 8.8.

    4.2.2. Definisi Operasional Variabel

    Pengukuran variabel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

    pengukuran skala ordinal, adapun variabel yang akan diukur dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut :

    1) Motivasi Kerja (X1) adalah kondisi pada pegawai UNJ yang berpengaruh

    untuk membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang

    berhubungan dengan lingkungan kerja (Pinder 2008: 11). Sedangkan menurut

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 57

    Hasibuan (2008:141) motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang

    menciptakan kegairahan seseorang, agar mau bekerja sama, bekerja efektif

    dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai tujuan.

    2) Kompetensi Pegawai (X2) adalah kemampuan pegawai UNJ untuk dapat

    meningkatkan kinerjanya. Kompetensi merupakan pengembangan dari

    sumber daya manusia yang dapat menentukan kinerja.. Kompetensi Pegawai

    adalah karaktersitik kemampuan pegawai dalam melaksanakan kegiatan

    pelayanan.

    3) Kualitas Pelayanan Pegawai (Y1) adalah kualitas pelayanan pegawai UNJ

    sebagai refleksi persepsi evaluatif konsumen terhadap pelayanan yang

    diterima pada suatu waktu tertentu. Berdasarkan dua definisi kualitas

    pelayanan di atas dapat diketahui bahwa terhadap dua faktor utama yang

    mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu pelayanan yang diharapkan

    (expected service) konsumen dan pelayanan yang diterima atau dirasakan

    (perceived service) oleh konsumen atau hasil yang dirasakan

    (Christina,2011:2).

    4) Kinerja Pegawai (Y2) adalah hasil atau keluaran pegawai UNJ dari suatu

    proses (Nurlaila, 2010:71) berupa kuantitas atau kualitas sesuatu yang

    dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan

    (Luthans, 2005:165). Pengukuran variabel menggunakan skala Likert 1

    sampai dengan 5.

    Variabel dalam penelitian ini masih sangat abstrak, sehingga perlu

    diturunkan kedalam bentuk dimensi dan indikator agar dapat di ukur. Adapun

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 58

    operasionalisasi variabel penelitian ini dijelaskan dalam tabel 4.1 berikut ini:

    Tabel 4.1. Operasionalisasi Variabel

    Varibel Dimensi Indikator Skala Ukur Motivasi Kerja (X1)

    Self Actualization

    (Teori Maslow) 1 Keinginan untuk maju Ordinal

    2 Pencapaian potensi diri Ordinal 3 Sifat kreatif Ordinal

    Social needs

    (Teori Maslow) 4 Hubungan dengan rekan

    sekerja Ordinal

    5 Hubungan dengan atasan Ordinal 6 Teamwork Ordinal

    Kompetensi Pegawai (X2)

    Knowledge

    (Spencer dan Spencer)

    7 Pemahaman tugas dan tanggung jawab pekerjaan

    Ordinal

    8 Pengetahuan tentang prosedur dan teknis pelayanan

    Ordinal

    9 Pengatahuan tentang peraturan

    Ordinal

    Skills

    (Spencer dan Spencer)

    10 Keterampilan administratif Ordinal 11 Keterampilan teknis Ordinal 12 Keterampilan sosial Ordinal

    Kualitas Pelayanan (Y1)

    Reliability

    (Dharmmesta dan Irawan)

    13 Keandalan pegawai dalam memberikan Informasi

    Ordinal

    14 Keandalanan pegawai dalam teknis pelayanan

    Ordinal

    15 Keandalan pegawai menjawab pertanyaan pelanggan

    Ordinal

    Responsiveness

    (Dharmmesta dan Irawan)

    16 Respon pegawai terhadap keluhan

    Ordinal

    17 Respon pegawai terhadap saran

    Ordinal

    18 Respon pegawai terhadap antrian

    Ordinal

    Kinerja Pegawai (Y2)

    Quality

    (Moeheriono)

    19 Kualitas hasil pekerjaan Ordinal 20 Frekuensi melakukan

    kesalahan Ordinal

    21 Kemampuan bekerja dibawah tekanan

    Ordinal

    Effisiensi

    (Moeheriono)

    22 Effisiensi biaya kerja Ordinal 23 Kecekatan pegawai

    bekerja Ordinal

    24 Kecepatan pegawai bekerja

    Ordinal

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 59

    4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

    4.3.1. Populasi Penelitian

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

    mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

    dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Populasi

    merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau

    karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau

    obyek yang lain (Sumarsono, 2004: 44). Populasi dalam penelitian ini adalah

    pegawai adminisitrasi pada kantor Universitas Jakarta yang tersebar pada 11 unit

    kerja yang berjumlah 456 pegawai.

    4.3.2. Sampel Penelitian

    Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti oleh karena

    tidak dimungkinkan mengambil populasi secara keseluruhan, maka pada

    penelitian ini digunakan sampel sebagai subyek penelitian. Dasar dilakukan

    penyampelan adalah agar dapat menarik simpulan dengan sejumlah elemen dan

    populasi sebagai sampel untuk keseluruhan populasi. Manfaat dilakukan

    penyampelan yaitu: biaya yang lebih murah, keakuratan hasil yang lebih baik,

    pengumpulan data yang lebih cepat ketersediaan elemen populasi. Teknik

    pengambilan sampel adalah suatu cara yang dipergunakan untuk menentukan

    sampel penelitian. Singarimbun dan Effendi (2006:60) mengungkapkan bahwa

    besarnya sampel tidak boleh kurang dari 5% dari populasi yang ada. Jumlah

    populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 456 orang. Selanjutnya dipilih

    sample untuk mewakili populasi. Adapun pedoman penentuan besarnya sample

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 60

    size dalam penelitian ini adalah :

    1) Menurut Loehlin dalam (Latan, 2013:45) merekomendasikan jika model

    penelitian dibangun memiliki 2-4 variabel, maka sampel yang dibutuhkan

    antara 100-200.

    2) Bentler dan Chou dalam (latan, 2013:45) merekomendasikan jumlah sampel

    yang harus dipenuhi untuk estimasi SEM adalah 5 (lima) kali parameter yang

    akan estimasi

    3) Tabachinick dan Fidel dalam ( Latan 2013:45) merekomendasikan jumlah

    sampel 10 kali parameter yang akan diestimasi.

    Dalam penelitian ini melibatkan sebanyak 24 indikator, sehingga merujuk

    pada aturan kedua diperlukan ukuran sampel minimal sebanyak 5x24 yaitu 120

    sampel. Penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini, menggunakan

    metode nonprobability sampling dengan teknik simple kuota. Non probality

    sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan

    peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

    menjadi sample (Sugiyono,2013 :84).

    Menurut Sugiyono (2013:85) teknik sampling kuota adalah teknik untuk

    menentukan sample dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai

    dengan jumlah kuota yang dinginkan. Dalam penelitian ini jumlah sampling sudah

    ditentukan sebanyak 120 sampling di ambil secara proposional dari masing-

    masing unit. Data sebaran populasi dan sample disajikan dalam tabel 4.2 berikut

    ini :

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 61

    Tabel 4.2 Distribusi Populasi dan Sample Penelitian

    Unit Observasi Populasi Sample % Total Populasi BAAK 20 5 1,10 BAPSI 14 4 0,87 BAUK 114 30 6,58 Fakultas Bahasa dan Seni 25 6 1,31 Fakultas Ekonomi 15 4 0,87 Fakulras Ilmu Keolahragaan 19 5 1,10 Fakultas Ilmu Politik 32 8 1,75 Fakultas Ilmu Sosial 17 5 1,10 Fakultas Matematikan dan IPA 29 8 1,75 Fakultas Teknik 38 10 2,20 UPT & Unit lain 133 35 7,68

    Total Populasi 456 120 26,31

    Sumber : Universitas Negeri Jakarta, diolah penulis tahun 2016

    4.4. Jenis dan Sumber Data

    4.4.1 Jenis data penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif, karena

    data yang diperoleh nantinya berupa angka (1-5) yang menggunakan skala linkert

    dari jawaban kuisioner yang disebar kepada seluruh responden. Dari angka yang

    diperoleh akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis data. Penelitian ini terdiri atas

    empat variabel, yaitu Motivasi Kerja dan Kompetensi Pegawai (sebagai variabel

    independent) dan Kinerja Pegawai dan Kualitas Pelayanan (sebagai variabel

    dependent).

    4.4.2 Sumber data penelitian

    Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

    mengenai data. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer yaitu data

    yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 62

    sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari

    sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.

    4.5. Teknik Pengumpulan Data

    Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini melalui

    interview (wawancara) dan kuisioner. Wawancara dilakukan dengan maksud

    untuk untuk mendapatkan data awal (studi pendahuluan) yang bertujuan

    mendapatkan informasi yang lebih mendetail dalam hubungannya dengan subjek

    penelitian dan objek penelitian. Dilanjutkan dengan menyebarkan kuisioner

    kepada para pegawai yang telah dipilih secara acak pada setiap unit kerja,

    penyebaran kuisioner dilakukan menggunakan paper kuisioner dengan

    membagikan langsung ke masing-masing unit terkait.

    4.6. Teknik Analisis Data

    Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation

    Model (SEM). Alasan utama penggunaan SEM dalam penelitian ini adalah

    kemampuan menganalisis pola hubungan antara konstruk laten dan indikatornya,

    konstruk laten yang satu dengan lainnya, serta kesalahan pengukuran secara

    langsung. SEM memungkinkan dilakukannya analisis di antara beberapa variabel

    dependen dan independen secara langsung (Hair et.al, 2006:3). Dalam penelitian

    ini perangkat lunak yang digunakan adalah Lisrel 8.8.

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 63

    4.7. Structural Equation Model (SEM)

    SEM adalah singkatan dari model persamaan struktural (structural

    equation model) yang merupakan generasi kedua teknik analisis multivariate yang

    memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks

    baik recursive maupun nonrecursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh

    mengenai suatu model. Tidak seperti analisis multivariate biasa yang

    menggunakan regresi berganda dan analisis factor dalam SEM peneliti dapat

    melakukan tiga kegiatan sekaligus, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas

    instrumen (setara dengan analisis faktor konfirmatori), pengujian model hubungan

    antar variabel laten yang setara dengan analisis path, dan mendapatkan model

    yang bermanfaat untuk prediksi yang setara dengan model struktural atau analisis

    regresi (Yamin, 2009:14). Dengan digabungkannya pengujian model struktural

    dan pengukuran tersebut memungkinkan peneliti untuk :

    a) Menguji kesalahan pengukuran (measurement error) sebagai bagian yang tak

    terpisahkan dari structural equation model.

    b) Melakukan analisis faktor bersamaan dengan pengujian hipotesis.

    Dalam model persamaan struktural mengandung 2 jenis variabel yaitu

    variabel laten dan variabel teramati, 2 jenis model yaitu model struktural dan

    model pengukuran serta 2 jenis kesalahan yaitu kesalahan struktural dan

    kesalahan pengukuran. SEM membagi tahapan dalam model persamaan

    struktural menjadi 7 langkah, yaitu: (1) mengembangkan model secara teoritis

    atau konseptualisasi model; (2) menyusun diagram jalur (path diagram); (3)

    menerjemahkan diagram jalur menjadi persamaan struktural (spesifikasi model);

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 64

    (4) identifikasi model; (5) estimasi parameter; (6) mengevaluasi atau penilaian

    model fit; (7) modifikasi model. Berikut uraian masing-masing langkah model

    persamaan struktural:

    1). Mengembangkan Model Secara Teoritis

    Tahapan ini berhubungan dengan pengembangan hipotesis sebagai dasar

    dalam menghubungkan variabel laten dengan variabel laten lainnya dan juga

    dengan indikatornya. Spesifikasi model secara garis besar dijalankan dengan

    menspesifikasikan model pengukuran serta menspesifikasikan model struktural.

    Spesifikasi model pengukuran meliputi aktivitas mendefinisikan variabel-variabel

    laten, mendefinisikan variabel-variabel teramati, dan mendefinisikan hubungan

    antara variabel laten dengan variabel teramati. Spesifikasi model struktural

    dilakukan dengan mendefinisikan hubungan kausal di antara variabel-variabel

    laten. Model dikembangkan dari konsep dan teori yang telah di bahas di bab 3

    penelitian ini. Dalam SEM terdapat dua sub model yaitu model struktural dan

    model pengukuran seperti Gambar 4.1

    Gambar 4.1 Sub Model SEM (Diamantopolous, A., Siguaw, J.A , 2000).

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 65

    2). Menyusun Diagram Alur

    Diagram jalur dikembangkan sebagai metode untuk mempelajari pengaruh

    secara langsung dan secara tidak langsung dari variabel bebas

    (independen/eksogen variable) terhadap variabel terikat (dependen/endogen

    variable). Diagram jalur digunakan untuk menelaah hubungan antara model

    kausal yang telah dirumuskan peneliti atas dasar pertimbangan teoritis dan

    pengetahuan tertentu. Hubungan kausal selain didasarkan pada data, juga

    didasarkan pada pengetahuan, perumusan hipotesis dan analisis logis, sehingga

    dapat dikatakan analisis jalur dapat digunakan untuk menguji seperangkat

    hipotesis kausal serta menafsirkan hubungan tersebut. Model teoritis yang telah

    dibangun kemudian digambarkan ke dalam bentuk diagram jalur. Biasanya

    hubungan-hubungan kausal dinyatakan dalam bentuk persamaan.

    Gambar 4.2. Diagram Alur/Model Struktural Penelitian

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 66

    3). Menerjemahkan Diagram Alur menjadi Persamaan

    Structural Equation Modelling (SEM) memperkenalkan 2 (dua) jenis

    model, yaitu model struktural dan model pengukuran. Model Struktural

    menggambarkan hubungan-hubungan yang ada diantara variabel laten.

    Model struktural penelitian ini adalah:

    η1 = γ11 ξ1 + γ12 ξ2 + ζ1

    η2 = γ21 ξ1 + γ22 ξ12 + β21 η1 + ζ2

    Model pengukuran penelitian ini adalah:

    Persamaan model pengukuran menggambarkan hubungan variabel laten dengan

    variabel-variabel teramati atau indikator.

    Bentuk persamaan model pengukuran dan kesalahan pengukuran adalah:

    Variabel eksogen Motivasi Kerja (MK):

    X1 = λ11x ξ1 + δ1

    X2 = λ21x ξ1 + δ2

    X3 = λ31x ξ1 + δ3

    X4 = λ41x ξ1 + δ4

    X5 = λ51x ξ1 + δ5

    X6 = λ62x ξ1 + δ6

    Variabel eksogen Kompetensi Pegawai (KP):

    X7 = λ72x ξ2 + δ7

    X8 = λ82x ξ2 + δ8

    X9 = λ92x ξ2 + δ9

    X10 = λ102x ξ2 + δ10

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 67

    X11 = λ112x ξ2 + δ11

    X12 = λ122x ξ2 + δ12

    Variabel endogen Kualitas Pelayanan Pegawai (KPP):

    Y1 = λ11y η1 + ε1

    Y2 = λ21y η1 + ε2

    Y3 = λ31y η1 + ε3

    Y4 = λ41y η1 + ε4

    Y5 = λ52y η2 + ε5

    Y6 = λ62y η2 + ε6

    Variabel endogen Kinerja Pegawai(KiP) :

    Y7 = λ72y η2 + ε7

    Y8 = λ82y η2 + ε8

    Y9 = λ92y η2 + ε9

    Y10 = λ102y η2 + ε10

    Y11 = λ112y η2 + ε11

    Y12 = λ122y η2 + ε12

    4). Identifikasi Model

    Informasi yang diperoleh dari data, diuji untuk menentukan apakah cukup

    untuk mengestimasi parameter dalam model. Tahapan identifikasi model

    dimaksudkan untuk menjaga agar model yang dispesifikasikan bukan merupakan

    model yang under-identified atau unidentified. Model yang memenuhi syarat

    untuk dianalisis hanyalah model yang over-identified dimana jumlah parameter

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 68

    yang diestimasi lebih kecil dari jumlah data yang diketahui. Terdapat tiga

    kemungkinan status identifikasi model :

    a. Model teridentifikasi (Just-identified) jika df = 0

    b. Model tidak teridentifikasi (Under-identified) jika df < 0

    c. Model teridentifikasi (Over-identified) jika df > 0

    Degree of freedom dihitung melalui persamaan

    1 0

    2p q p q

    df t

    Penjelasan :

    p : banyaknya variabel observed eksogen

    q : banyaknya variabel observed endogen

    t : banyaknya parameter yang akan ditaksir (Semua jalur termasuk varians

    kovarians dari semua variabel eksogen dan juga error)

    5). Estimasi Parameter

    Model penelitian yang sudah memenuhi spesifkasi dan identifikasi model

    selanjutnya dilakukan estimasi model. Sebelum melakukan estimasi model

    terlebih dahulu dilakukan pemelihan metode estimasi (Sugiyono, 2013 : 43).

    Dalam CB-SEM terdapat tiga pilihan metode estimasi yang sering digunakan oleh

    peneliti yaitu Maximum Likelihood (ML), General Least Squares (GLS) dan

    Asymptotically Distribution Free (ADF).

    Dalam penelitian ini metode estimasi yang digunakan adalah Maximum

    Likelihood (ML). Pemilihan metode ini didasari atas jumlah sample yang

    digunakan berkisar antara 100 – 400 sample dan tujuan penelitian yang

    mengkonfirmasi teori yang telah di uraikan di bab sebelumnya. Maximum

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 69

    Likelihood merupakan metode estimasi yang paling populer dan banak digunakan

    oleh peneliti dibidang SEM karena mampu menghasilkan estimasi parameter yang

    terbaik jika memenuhi asumsi multivariate normality (Latan, 2013 : 44).

    6). Penilaian Model Fit

    Tahapan ini ditujukan untuk mengevaluasi derajat kecocokan atau

    Goodness of Fit (GOF) antara data dengan model. Suatu model diakatakan fit

    apabila kovarian matriks suatu model (model-based covariance matrix) adalah

    sama dengan kovarian matriks data (data observed covariance matrix). Hair et al.

    (2008: 28) evaluasi terhadap GOF model dilakukan melalui beberapa tingkatan,

    yaitu:

    1) Kecocokan keseluruhan model (overall model fit) bertujuan apakah suatu

    model fit dengan data

    2) Kecocokan model pengukuran (measurement model fit) bertujuan untuk

    mengetahui Validitas & Reliabilitas data

    3) Kecocokan model struktural (structural model fit).

    Evaluasi Model bertujuan untuk mengevaluasi model secara keseluruhan,

    apakah model mempunyai fit yang baik atau tidak. Evaluasi model dalam SEM

    dapat dilakukan dengan menilai hasil pengukuran model (Measurement model)

    yaitu melalui analisis faktor konfirmatori atau confirmatory factor analysis (CFA)

    dengan menguji validitas dan reliabilitas konstruk laten kemudian dilanjutkan

    dengan evaluasi model struktural (structural Model) secara keseluruhan dengan

    menilai kelayakan model melalui kriteria goodness of fit (Latan, 2013: 46). Dalam

    evaluasi model hal yang dilakkan adalah pengukuran model (measurement

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 70

    model) dan menilai kelayakan model (goodness of fit). GOF merupakan indikasi

    dari perbandingan antara model yang di spesifkasi dengan matriks covarian antar

    indikator atau obeserved variabel. Secara keseluruhan Goodness of Fit dari suatu

    model dapat dinilai berdasarkan beberapa ukuran kecocokan yang disajikan pada

    Tabel 4.3 berikut ini :

    Tabel 4.3 Kriteria Penerimaan Suatu Model

    No Indikator Goodness of Fit Target Values

    1 Chi-square P-level > 0,05 (diharapkan kecil)

    2 GFI ≥ 0,90 atau 0,95

    3 AGFI ≥ 0,90 atau 0,95

    4 NFI ≥ 0.90 atau 0,95

    5 NNFI ≥ 0,95

    6 SRMR ≤ 0,08

    7 CFI ≥ 0.95

    8 RMSEA ≤ 0,06

    Sumber : Schumacker, R.E, Lomax, R.G (2010)

    Uraian masing-masing dari goodness of fit index sebagai berikut:

    a) χ2 – Chi Square Statistic merupakan alat uji paling fundamental untuk

    mengukur overall fit. Alat uji ini juga merupakan alat uji statistik mengenai

    adanya perbedaan antara matriks kovarians populasi dengan matriks

    kovarians sampel. Model yang diuji dipandang baik atau memuaskan

    apabila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai χ2, semakin baik

    model tersebut. Dalam uji beda chi-square, χ2 = 0 berarti benar-benar tidak

    ada perbedaan dan H0 diterima. Dengan demikian, model tersebut diterima

    berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p > 0,05 atau p > 0,10.

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 71

    Dalam uji ini peneliti mencari penerimaan hipotesis nol. Nilai χ2 yang kecil

    dan tidak signifikanlah yang diharapkan agar hipotesis nol sulit ditolak (H0

    diterima).

    b) The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) adalah suatu

    indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistic

    dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan Goodness of Fit yang

    dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA ≤ 0,08

    merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan suatu

    close fit dari model tersebut berdasarkan degrees of freedom. Brownie dan

    Cudeck dalam Ferdinand (2000:53) berpendapat bahwa nilai RMSEA ≤ 0,08

    mengindikasikan adanya reasonable error of approximation. Model akan fit

    bila nilai RMSEA ≤ 0,06 dan para ahli tidak ingin menggunakan model

    dengan RMSEA > 0,10

    c) Goodness of Fit Index (GFI), indeks kesesuaian ini menghitung proporsi

    tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan

    oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan. GFI adalah suatu

    ukuran non-statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit)

    hingga 1.0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan

    “better fit”.

    d) AGFI – Adjusted Goodness-of-Fit (GFI) adalah analog dari R2 dalam

    regresi berganda. Fit indeks ini dapat disesuaikan terhadap degrees of

    freedom yang tersedia untuk menguji diterima atau tidaknya model. Tingkat

    penerimaan yang direkomendasikan adalah bila nilai AGFI ≥ 0,90. GFI

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 72

    maupun AGFI adalah kriteria yang memeperhitungkan proporsi tertimbang

    dari varians dalam suatu matriks kovarians sampel. Nilai 0,95 dapat

    diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit),

    sedangkan nilai 0,90 – 0,95 menunjukkan tingkatan cukup (adequate fit)

    e) CMIN/DF The minimum sample discrepancy function (CMIN) dibagi

    dengan degree of freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/DF, yang

    umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk

    mengukur tingkat fitnya suatu model. CMIN/DF tidak lain adalah statistik

    chi-square, χ2 dibagi Df-nya sehingga disebut χ2- relatif. Nilai χ2-relatif <

    2,0 atau bahkan terkadang < 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara

    model dan data.

    f) Tucker Lewis Index (TLI) adalah suatu alternative incremental fit index

    yang membandingkan suatu model yang diuji terhadap suatu baseline

    model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya suatu

    model adalah penerimaan ≥ 0,95, dan nilai yang sangat mendekati 1

    menunjukkan a very good fit.

    g) Comparative Fit Index (CFI) besaran indeks ini adalah pada rentang nilai

    sebesar 0 – 1. Semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit paling

    tinggi (a very good fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,95.

    Keunggulan dari indeks ini adalah bahwa indeks ini besarannya tidak

    dipengaruhi oleh ukuran sampel, karena itu sangat baik untuk mengukur

    tingkat penerimaan suatu model. Indeks CFI identik dengan Relative

    Noncentrality Index (RNI). Dalam penilaian model, indeks TLI dan CFI

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 73

    sangat dianjurkan untuk digunakan karena indeks ini relatif tidak sensitif

    terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi pula oleh kerumitan

    model.

    Kriteria untuk menentukan signifikansi parameter hasil estimasi dalam SEM

    dapat dilakukan dengan uji-t. Parameter tersebut meliputi:

    (a) Parameter Beta (β), yaitu parameter pengaruh (efek) variabel endogen

    terhadap variabel endogen lainnya.

    (b) Parameter Gamma (γ), yaitu parameter pengaruh (efek) variabel eksogen

    terhadap variabel endogen.

    (c) Parameter Lambda (λ), berkaitan dengan pengukuran variabel laten

    berdasarkan indikator pembentuknya

    (d) Parameter Delta (δ) dan Epsilon (ε), berkaitan dengan error pengukuran

    variabel laten eksogen dan endogen berdasarkan indikator pembentuknya

    (e) Parameter Psi (ψ), Phi (φ), Theta (θ).

    Kriteria kekuatan hubungan (pengaruh/efek) persamaan struktural

    (structural equations) dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (R2). Makin

    besar R2 atau makin mendekati 1, berarti hubungan (pengaruh/efek) persamaan

    struktural tersebut semakin kuat.

    7). Interpretasi dan Modifikasi Model

    Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model dan memodifikasikan

    model bagi model-model yang tidak memenuhi syarat pengujian yang dilakukan.

    Setelah model diestimasi, residualnya haruslah kecil atau mendekati nol dan

    distribusi frekuensi dari kovarians residual harus bersifat simetrik Tabachnick dan

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 74

    Fidell dalam Ferdinand, (2000:62). Hair et al. dalam Ferdinand (2000:62)

    memberikan sebuah pedoman untuk mempertimbangkan perlu tidaknya

    modifikasi sebuah model yaitu dengan melihat jumlah residual yang dihasilkan

    oleh model. Batas keamanan untuk jumlah residual adalah 5%. Bila jumlah

    residual lebih besar dari 5% dari semua residual kovarians yang dihasilkan oleh

    model, maka sebuah modifikasi perlu dipertimbangkan. Selanjutnya bila

    ditemukan bahwa nilai residual yang dihasilkan oleh model itu cukup besar

    (>2,58), maka cara lain dalam memodifikasi adalah dengan mempertimbangkan

    untuk menambah sebuah alur baru terhadap model yang diestimasi itu.

    Dengan penjelasan yang lebih singkat: jika model diterima, dilakukan

    interpretasi pola kausalitas yang dihasilkan (diestimasikan), apakah secara

    statistik signifikan dan mengikuti teori yang mendasari. Selanjutnya bisa

    dilakukan modifikasi model untuk menghasilkan model alternatif (competing

    models) yang akan dibandingkan dengan model aslinya. Model yang lebih baik

    dipilih setelah mendapat justifikasi teoritis.

    4.7. Linear Structural Relationship (LISREL)

    LISREL (Linear Structural Relationship) dikembangkan oleh Karl

    Joreskog and Dag Sorbom. Lisrel adalah software statistik yang digunakan paling

    meluas dikalangan peneliti maupun praktisi. Kelebihan dari software lisrel adalah

    kemampuannya mengidentifikasi hubungan antara variabel yang kompleks. Cara

    mengoperasikannya yang terdiri dari bebagai pilihan, baik dengan syntax maupun

    dengan program sederhana, menjadikannya lebih banyak digunakan berbagai

    http://digilib.mercubuana.ac.id/

  • 75

    kalangan. Syntax tentu akan disukai bagi pengguna yang memang faham dengan

    bahasa pemograman. Sementara Simplis atau simple lisrel merupakan alternatif

    bagi mereka yang awam dengan bahasa pemograman. Pilihan berbagai metode

    estimasi sudah tersedia di Lisrel, sehingga tidak terpaku kepada satu metode

    estimasi Maximum Likelihood. Metode estimasi mana yang akan kita gunakan

    tergantung kondisi data,. Satu hal kekurangan dari software lisrel ini adalah

    ketidakmampuannya mengolah data SEM dengan jumlah sampel yang sedikit.

    http://digilib.mercubuana.ac.id/