makalah modeling and role modeling theory
TRANSCRIPT
MODELING AND ROLE MODELING THEORY
Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Sains Dalam Keperawatan
O L E H K E L O M P O K E U F O R B I A :
CAU KIM JIULAILI MAHMUDAHMUHAMMAD ALI
NENI NURAENIRIKA DAMAYANTI
YANTI PUSPITA SARI
PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA2008
BAB I
PENDAHULUAN
Teori dan paradigma modeling dan role modeling dikembangkan melalui proses
retroduktif. Model aslinya dikembangkan secara induktif dari pengalaman klinik primer
dan pengalaman hidup pribadi. Erickson beranggapan manusia memiliki hubungan
antara pikiran dan tubuh dan memprediksi kemampuan mereka untuk menghadapi stres.
Dia juga mengartikulasikan hubungan antara kebutuhan dan proses perkembangan,
kepuasan dan objek yang dimaksud, sakit dan kesehatan.
Para ahli dalam teori ini mengembangkan teori Maslow’s yang memberikan
label dan artikulasi terhadap kebutuhan manusia berdasarkan obeservasi individu,
dimana setiap orang menginginkan menjadi lebih baik dari apa yang bisa dicapai. Selain
itu, mereka juga mengembangkan teori Piajet’s yaitu perkembangan kognitif digunakan
sebagai kerangka kerja untuk memahami perkembangan berfikir. Teori lain yaitu teori
Winnicot yang merupakan teori tambahan yang digabungkan dengan model aslinya dan
diartikulasikan dengan menggabungkan konsep penggabungan individu.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Konsep umum dalam teori modeling dan role modeling
Modeling : adalah seni yang mana merupakan proses perawat menggunakannya
sebagai perkembangan dalam menggambarkan dan mengerti tentang dunia klien.
Role Modeling : adalah ketika perawat merencanakan dan mengimplementasikan
intervensi yang unik kepada kliennya. Role modeling dimulai pada tahap kedua
dalam menganalisis fase perencanaan dan intervensi keperawatan.
Keperawatan : adalah bantuan secara holistik kepada individu sehubungan dengan
aktivitas perawatan diri yang berhubungan dengan kesehatan mereka. Tujuannya
adalah untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Manusia dikatakan memiliki kesamaan secara holistik, tahap tumbuh kembang dan
kebutuhan mereka terhadap Affiliated-Individuation (penggabungan individu).
Setiap individu merupakan makhluk yang holistik dan didalam diri masing-masing
terintegrasi kebutuhan dasar, tahap perkembangan dan kemudian for affiliated-
individuation. Perbedaan diantara mereka dikarenakan perbedaan genetik, adaptasi
terhadap stress dan juga pengetahuan mereka terhadap perawatan diri sendiri.
Persamaan Setiap Individu
Holistik : mempercayai bahwa manusia/individu sama-sama memiliki tubuh,
pikiran, emosi dan semangat yang berfungsi sebagai satu unit kesatuan, memiliki
sikap dan kontrol yang merupakan bagian dinamis dari interaksi satu dengan
lainnya, bagaimanapun sadar atau tidak sadar proses inni menjadi lebih penting.
Kebutuhan dasar : Didasarkan pada hirarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan dasar
adalah satu-satunya yang nampak ketika seseorang merasa membutuhkannya.
Menurut Maslow, kebutuhan itu dirasakan perlu, maka individu tidak tetap berada
pada keadaan tersebut, sehingga kebutuhan itu berkembang. Kecemasan merupakan
dampak ketika kebutuhan tidak terpenuhi, suatu situasi yang mungkin dipersepsikan
sebagai ancaman dan menimbulkan stress fisik atau psikososial dan mungkin
menimbulkan penyakit. Penurunan kepuasaan terhadap pertumbuhan kebutuhan
biasanya menimbulkan kecemasan berhubungan dengan kebutuhan kemananan.
Affiliated- Individuation : konsep yang unik dari teori MRM didasarkan pada
kepercayaan bahwa setiap orang memiliki perjalanan insting untuk menerima dan
secara mandiri merupakan support sistem dalam hidup secara keseluruhan. Berbeda
dari konsep interdependen.
TAHAP PERKEMBANGAN
Tahap Psikososial : didasarkan pada teori Erickson, tugas resolusi pertahanan
merupakan kepuasaan kebutuhan. Perubahan dari tugas kritikal menimbulkan
kepercayaan atau ketidakpercayaan yang mempengaruhi kemampuan fungsional
secara lengkap dan kemampuan merespon kesehatan pada stressor sehari-hari.
Tahap Koknitif : didasarkan pada teori Piaget, kemampuan berpikir juga
berkembang dalam bagian-bagian, digunakan untuk memahami perbedaan masing-
masing tahap perkembangan klien. Untuk edukasi klien berikan informasi yang
singkat dan konkrit.
PERBEDAAN DIANTARA MANUSIA
Peran yang melekat : Genetik pada waktu.prenatal dan perinatal mempengaruhi
status kesehatan
Model dunia : Persepsi individu terhadap lingkungan didasari pada pengalaman,
pengetahuan dan status kesehatan individu di masa lalu
Adaptasi : Cara individu berespon terhadap stress berhubungan dengan kesehatan
dan pertumbuhan individu secara langsung
Potensi beradaptasi : kemampuan individu untuk menghadapi stress, seperti;
memobilisasi sumber-sumber diprediksikan dengan suatu model pengkajian
(APAM) yang terdiri dari tiga kategori koping, meningkat, keseimbangan dan
penurunan. Sumber-sumber mungkin berasal dari internal atau eksternal. Refleks
meningkatkan kecemasan dan ketegangan. Keseimbangan sebagai kondisi seimbang
adalah suatu kondisi yang mungkin menimbulkan respon adaptif atau maladaptive.
Meskipun adaptasi adalah sesuatu yang positif, status maladaptive adalah status
dimana koping individu dipenuhi dengan stress, tetapi hanya pada pengeluaran
energi dari subsistem yang lain. Penurunan adalah suatu kondisi dimana individu
telah mengurangi atau menghabiskan sumber-sumber untuk digunakan
Stress : Suatu respon yang umum untuk rangsangan yang penuh stress dalam
perubahan pola yang melibatkan endokrin, GI dan system limpatik yang
diidentifikasi sebagai sindrom adaptasi umum (GAS). Tiga fase dari GAS adalah
reaksi alarm, status resistensi dan status kelelahan.Rangsangan dipersepsikan
sebagai ancaman atau perubahan (Lazarus). Stres atau distress (Selye). Engle
diidentifikasi sebagai reaksi psikologik dalam menghadapi stress dengan reaksi/
respon flight atau fight. Teori Modeling dan Role Modeling mensintesakan
semuanya kedalam pandangan yang lebih holistik
Self Care : Merupakan proses mengelola respon dalam menghadapi stress. Self care
termasuk apa yang harus kita ketahui tentang diri kita, sumber-sumber yang kita
miliki dan perilaku kita
Pengetahuan tentang Self Care : informasi tentang diri individu mempengaruhi
bagaimana meningkatkan atau mempengaruhi kesehatan individu itu sendiri, hal-hal
apa saja yang mempengaruhi penyakit atau memberi kontribusi dalam masalah
secara langsung dan apa saja yang dibutuhkan untuk meningkatkan pemenuhan,
efektifitas dalam suatu situasi atau kesehatan secara optimal. Termasuk data pikiran-
tubuh
Sumber-sumber Self Care. Sumber-sumber internal dan eksternal membantu
koping dalam menghadapi stressor. Perkembangan yang berlebih sebagai sebagai
kebutuhan dasar ditemukan dan dicapai sebagai tugas perkembangan
Tindakan Self Care : Perkembangan dan penggunaan pengetahuan mengenai
selfcare dan sumber-sumber untuk meningkatkan kesehatan secara optimal.
Termasuk semua perilaku sadar dan tidak sadar yang langsung mempengaruhi
kesehatan, pertumbuhan, perkembangan dan adaptasi
PERAN PERAWAT
Memfasilitasi : Membantu klien mengidentifikasi, memobilisasi dan
mengembangkan kekuatan individu menuju kesehatan
Pengasuhan/ pemeliharaan : dengan hati-hati mendukung dan mendorong klien
untuk mengintegrasikan seluruh proses biofisik, kognitif dan afektif menuju kearah
sehat
Penerimaan yang tidak dikondisikan : Menggunakan empati untuk memenuhi
penerimaan individu sebagai sesuatu yang layak/ pantas dengan tanpa syarat
TUJUAN INTERVENSI
Membangun kepercayaan : melalui hubungan perawat-klien, menjaga janji,
memenuhi kebutuhan dasar secara fisik dan keamanan secara jujur dan dapat
dipercaya, menggunakan sentuhan dan meningkatkan kepercayaan melalui komentar
mengenai kekuatan
Meningkatkan orientasi yang positif : dalam dunia lain, menerima klien sebagai
orang yang berguna dan memfasilitasi kemampuan untuk membangun dirinya
sendiri menuju masa depan yang positif melalui komentar/ permyataan tentang
sesuatu yang akan terjadi pada minggu yang akan datang, dsb
Meningkatkan control : dalam dunia lain, control persepsi adalah kunci, tanyakan
kebutuhan klien dan bagaimana anda dapat membantunya, menerima opsi dalam
merencanakan tindakan, mengenali pencapaian kecil seperti pernafasan teratur,
control perdarahan
Penegasan dan peningkatan kekuatan : Uraikan semua kekuatan yang dimiliki
meskipun kecil seperti : nadi yang kuat, kemampuan BAK/BAB, berjalan dari
tempat tidur ke kursi
Atur hubungan, arahkan pencapaian tujuan kesehatan : libatkan klien dalam
mengembangkan kesehatannya melalui intervensi yang cocok dengan dunianya.
Model Adaptive Pengkajian Potensial
Hubungan Dinamis
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
KASUS
Stressor Arousal
Equilibrium Adaptive/maladaptive
Impoverishmen
Equilibrium
Stressor
Stress
Coping Stressor
Coping Stressor
Improverishment Arousal
Seorang perawat anak berupaya memberikan asuhan keperawatan kepada pasien anak
yang menjadi tanggungjawabnya dengan menerapkan konsep Erikson et.al.Ia
mengalami kesulitan dan hambatan karena pasien sangat tidak kooperatif. Pasien sering
tamapak kaget ketika perawat mendatanginya dan kemudian dia berteriak- teriak tidak
mau didekati.
PEMBAHASAN
Anak stress karena proses hospitalisasi sehingga dia tidak kooperatif dengan perawat
dimana dia bersikap menolak (koping maladaptif). Untuk mengatasi hal tersebut,
perawat harus memahami terlebih dahulu tentang tumbuh kembang anak. Dengan
demikian diharapkan perawat menemukan cara untuk membina saling percaya dengan
kliennya, dan secara bersama-sama mencapai tujuan agar masalah teratasi.
Solusi Menurut Teori MRM :
Perawat harus mengidentifikasi :
1. Tahap tumbuh kembang anak yang menjadi tanggungjawabnya
2. Kebutuhan dasar anak yang belum terpenuhi
3. Sumber kekuatan dan support sistem klien : orang tua atau teman sebaya
4. Mekanisme adaptasi klien terhadap stress
5. Memahami tentang konsep kehilangan (loss griefing) pada anak ketika ia
mengalami hospitalisasi
6. Memilih pendekatan yang paling tepat sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak,
sehingga dapat terjalin saling percaya antara perawat-klien
7. Pilih intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi anak
8. Libatkan klien dan keluarga dalam memilih dan menerapkan intervensi keperawatan
9. Gunakan bahasa yang sederhana dan dapat dimengerti oleh klien saat memberikan
intervensi keperawatan
Jika dibahas dengan menggunakan Teori Leiningers ”Transkultural”, maka
penyelesaian kasus diatas adalah sebagai berikut :
1. Perawat harus memahami aspek budaya yang anut klien dan keluarga, meliputi
teknologi, religius dan filosofi, faktor sosial, nilai, kepercayaan dan cara hidup,
politik dan legal faktor, faktor ekonomi dan pendidikan. Hal ini akan mempengaruhi
pola dan pemberian asuhan keperawatan.
2. Perawat tetap harus memahami tentang tahap tumbuh kembang anak, tetapi dia juga
harus memperhatikan aspek budaya dimana anak ini tumbuh dan berkembang.
Dengan latar belakang budaya yang berbeda, anak biasanya juga memiliki karakter
yang berbeda sehingga membutuhkan pendekatan yang tidak sama dalam
menyelesaikan masalahnya.
KASUS LAIN
Ny. R, 26 tahun post SC hari ke 3 (P1A0). Saat ini tinggal serumah dengan mertua yang
sangat overprotektif dan memiliki nilai kepercayaan yang sangat kuat terhadap
budayanya. Ny. R mengalami kesulitan menghadapi mertuanya, yang sering
memberikan aturan-aturan setelah melahirkan yang ia anggap tidak rasional, misalnya
Ny R tidak boleh makan ikan, daging ayam, telor karena itu dianggap dapat
menyebabkan luka lama sembuh dan darah berbau amis.
PEMBAHASAN
Analisa kasus diatas menggunakan Teori Leiningers ”Transkultural”
Konsep teori yang dikemukan oleh Leiningers adalah: culture, cultural value,
culture care diversity, cultural care universality,culture care, worldview, social
structure dimensions, environmental context, etnohistory, generic care system.
Professional care system, cultural congruent nursing care, health, caring cultural care
preservation, cultural care accommodation, and cultural care repatterning.
Budaya merupakan nilai-nilai, keyakinan dan cara hidup dari setiap kelompok
yang dipelajari, ditransmisikan, dimana menuntun untuk berfikir, mengambil keputusan
dan bertindak dalam cara-cara yang dipolakan (Leininger, 1991). Asumsi teori
Leininger berhubungan dengan nilai-nilai, keyakinan, dan praktek-praktek budaya yang
dibentuk dan terikat pada pandangan dunia (world view) yang meliputi : teknologi,
agama dan keyakinan, sosial/kebangsaan, budaya dan nilai-nilai, politik dan legal,
ekonomi dan pendidikan yang saling mempengaruhi terhadap pola dan bentuk praktek
dari layanan keperawatan secara holistik dengan memandang individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat sebagai system kesehatan yang berbeda.
Menurut Leininger tindakan keperawatan sebagai sesuatu hal yang
menjembatani antara suatu masyarakat awam dan system professional. Dalam rangka
mencapai keselarasan dan keseimbangan dalam perawatan dengan memperhatikan
budaya terdapat 3 (tiga) hal yang dapat dilakukan oleh perawat yaitu culture care
preservation, cultural care accomodation, dan restrukturisasi cultural care.
Teori Trancultural Nursing oleh Medilene Linenger dituangkan dalam
“Sunrise Model” sebagaimana pada gambar berikut:
Sunrise Model yang dikemukakan oleh Leinenger merupakan teori yang sangat
memiliki kesesuaian dengan penerapan proses keperawatan karena merepresentasikan
dari proses pemecahan masalah. Fokus proses keperawatan adalah klien sebagai
penerima layanan kesehatan, sedangkan klien dalam pandangan Sunrise model
difokuskan pada pengetahuan dan pemahaman akan budaya yang dimiliki oleh klien
sebagai suatu kekuatan utama.
Culture shock dapat dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana klien tidak
mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan, sehingga
memunculkan perasaan ketidaknyaman, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami
disorientasi. Pemahaman perawat tentang Sunrise Model membantu perawat untuk
mencegah terjadi culture shock dan culture imposition (shock dan pemaksaan budaya).
Dalam penerapan proses keperawatan, pengetahuan budaya harus dimiliki
sebelum mengideintifikasi kondisi klien. Pada level satu dikaji pengetahuan dan
informasi tentang struktur social dan pandangan dunia terhadap budaya klien.
Selanjutnya dibutuhkan informasi tentang bahasa dan lingkungan, teknologi, agama,
filosophi dan kebangsaan, sosial struktur, nilai budaya dan kepercayaan, politik, legal
sistem, ekonomi dan pendidikan. Pengetahuan ini dibutuhkan dalam rangka
mengaplikasikan keperawatan pada klien dalam konteks individu, keluarga, kelompok,
comunitas dan institusional (level dua).
Penilaian terhadap nilai kepercayaan, tingkah laku klien, terhadap sistem
kesehatan diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan klien dalam rangka
merumuskan diagnosa keperawatan (level tiga). Selajutnya setelah ditetapkan suatu
diangnosa keperawatan maka disusunlah perencanaan dan implementasi keperawatan
(level empat) yang dalam model ini sebagai nursing care decition and action. Sunrise
Model secara spesifik tidak menjabarkan evaluasi sebagai suatu bagian khusus.
Walaupun demikian teori transcultural nursing makna penting dalam rangka pemenuhan
kebutuhan perawatan yang memberikan keuntungan bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara L. Irvin, RN, PhD.Written January 1997. History MRM. http://www.mrmnursingtheory.org/aboutus.htm. retrived tanggal 2 November 2008.pukul 13.00 WIB
Leininger, The Basic Concepts of Transcultural Nursing, diambil dari http://www.culturediversity.org/index.html pada 1 Oktober 2007
Tomey, A.M, and Alligood, M.R.(2006). Nursing Theorist and Their Work, 6th edition, Mosby-Year Book, Inc, Missouri
Tomey, A.M, and Alligood, M.R.(2006). Nursing Theorist Utilization & Aplication, 6th
edition. Mosby-Year Book, Inc, Missouri
PEMBAHASAN KASUS BERDASARKAN MODELING AND ROLE MODELING THEORY
Anak di rumah sakit (hospitalisasi)
Ada kebutuhan dasar yang tidak terpenuhiTerjadi stressor akibat perubahan lingkunganAnak tidak bisa beradaptasiMerasa kehilangan seperti teman sebaya, bermain, sekolah, keluarga
Support sistem (individu, teman sebaya, keluarga)
Timbul berduka akibat terjadi perubahan sehingga menyebabkan koping tidak adaptif
Intervensi keperawatan Memahami tahap tumbuh kembang anak,
perkembangan kognitif anak : bahasa yang sederhana yang dimengerti anak, psikososial: sesuai tgs perkembangan.
Intervensi disesuaikan dengan kondisi anak
Gangguan pertumbuhan; fisik & psikologis
Mengurangi stressor ekternal dan internal tercapai kesehatan optimal
Menggunakan konsep kebutuhan dasar manusia
Menggunakan konsep stress & adaptasi
Menggunakan konsep tumbuh kembang manusia beserta tugas perkembangannya
Konsep perkembangan kognitif
Menggunakan konsep kehilangan (loss griefing)
Faktor teknologi : misal menggunakan permainan anak
Pola dan praktik pemberi perawatan
Kesehatan/sakit/kematian secara holistic
Berfokus pada individu, keluarga, kelompok, komunitas dan institusi dalam berbagai kontek kesehatan
Perawatan individu
Pengambilan keputusan dan tindakan perawatan transkultural
Mengurangi ekternal dan internal stressor
Faktor religi dan psikososial
Faktor sosial : teman sebaya, orang tua, sekolah
Faktor kultural nilai, kepercayaan
Faktor politik dan hukum
Praktik keperawatanPraktik perawatan profesional
Faktor edukasiFaktor ekonomi
Pemeliharaan, negosiasi, restrukturisasi