bab iv matriks

Upload: monica-pricilia

Post on 14-Oct-2015

80 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    1/25

    72

    BAB IV

    GAUSS-JORDAN, MATRIKS INVERSIDAN GAUSS SEIDEL

    A. PENDAHULUANDalam bab ini, kami menerangkan dua metode tambahan untuk

    penyelesaian persamaan linear simultan. Metode pertama, Gauss-Jordan,sangat menyerupai eliminasi Gauss. Motivasi pokok kami untuk

    memperkenalkan metode ini kepada anda adalah karena teknik Gauss-

    Jordan memberikan suatu metode numerik yang sederhana dan

    menyenangkan untuk perhitungan matriks inversi. Inversi memiliki

    sejumlah aplikasi yang berharga dalam praktik teknik. Ia juga

    memberikan suatu cara untuk mengevaluasikan kondisi sistem.

    Metode kedua, Gauss-Seidel, mempunyai perbedaan yang mendasar dan

    eliminasi Gauss, dan metode Gauss-Jordan dalam hal ini adalah suatu

    metode iteratif aproksimasi. Artinya, ia melakukan tebakan-tebakan

    awal dan kemudian berulangkali mendapatkan taksiran solusi yang

    diperhalus. Metode Gauss-Seidel terutama sangat cocok bagi

    persamaan-persamaan dalam jumlah besar. Dalam hal ini, metode

    eliminasi dapat mengalami kesalahan-kesalahan pembulatan. Karena

    kesalahan dari metode Gauss-Seidel dikontrol oleh banyaknya iterasi,

    kesalahan pembulatan bukanlah suatu hal yang terkait dengan metode

    ini. Tetapi terdapat keadaan-keadaan di mana teknik Gauss-Seidel tidak

    akan konvergen pada jawaban yang tepat. Keadaan ini dan kompromi

    lainnya antara metode eliminasi dengan iteratif akan dibahas pada

    halaman-halaman berikutnya.

    Tujuan Pembelajaran

    Selesainya pembelajaran matriks maka diharapkan mahasiswa dapat :

    1. Menuliskan algoritma komputer untuk metode Gauss - Jordan

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    2/25

    73

    2. Menyelesaikan kasus fisis menggunakan metode matriks gauss-Jordan

    3. Membuat diagram alir menentukan algoritma matriks invers4. Menentukan matriks inversi5. Menuliskan algoritma metode Gauss-Seidel6. Menentukan konvergensi untuk metode Gauss seidel7. Menyelesaikan masalah fisis menggunakan metode Gauss-Seidel

    B. URAIAN MATERI

    4.1. METODE GAUSS-JORDAN

    Metode Gauss-Jordan adalah suatu variasi dari eliminasi Gauss.

    Perbedaan utama adalah bilamana sebuah yang tidak diketahui

    dieliminasikan dalam metode Gauss-Jordan, ia dieliminasikan dari setiap

    persamaan lainnya ketimbang hanya dari persamaan berikutnya. Jadi,

    Iangkah eliminasi dihasilkan dalam sebuah matriks kesatuan ketimbang

    sebuah matriks triangular (Gambar 8.1). Konsekuensinya, tidak perlu

    melakukan substitusi ke belakang untuk mendapatkan solusi. Metode

    tersebut digambarkan secara baik oleh sebuah contoh.

    [ ]

    [1 0 00 1 00 0 1

    ]

    = =

    =

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    3/25

    74

    Gambar. 4.1 Penjelasan grafik metode Gauss Jordan. Bandingkan

    dengan sebelumnya untuk melihat letak pebedaan di antara teknik ini

    dengan eliminasi Gauss. Tanda asterisk menyatakan bahwa elemen-

    elemen dari ruas sebelah kanan vektor telah dimodifikasi beberapa kali.

    soIusi: Pertama, nyatakan kembali koefisien-koefisien dari ruas

    sebelah kanan sebagai sebuah matriks yang diperluas:

    [ 3 0,1 0,20,1 7 0,30,3 0,2 10 7,8519,371,4 ]Ialu normalisasikan baris pertama dengan membaginya dengan

    elemenpivot, 3,menjadi:

    [ 1 0,0333333 0,06666670,1 7 0,30,3 0,2 10

    2,6166719,371,4

    ]Sukudapat dieliminasikan dari baris kedua dengan mengurangkan 0,Ikali baris pertama dari baris kedua. Dengan cara serupa, mengurangkan0,3 kali baris pertama dari baris ketiga akan mengeliminasikan suku dari baris ketiga:

    [1 0,0333333 0,06666670 7,00333 0,293333

    0 0,190000 10,0200

    2,6166719,5617

    70,6150

    ]

    3 0,1 0,2 =7,850,1 + 7 0,3 =19,30,3 0,2 +10 =71,4

    CONTOH 4.1

    Metode Gauss-Jordan

    Pernyataan Masalah: (gunakan teknik Gauss-Jordan untuk

    menyelesaikan sistern yang serupa seperti pada Contoh 7.5:

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    4/25

    75

    berikutnya, normalisasikan baris kedua dengan membaginya dengan

    7,00333:

    [1 0,0333333 0,06666670 1 0,04188480 0,190000 10,0200 2,616672,7932070,6150 ]Reduksi suku dari persamaan pertama dan ketiga memberikan:

    [1 0 0,06806290 1 0,04188480 0 10,0120 2,523562,7932070,0843 ]

    Baris ketiga kemudian dinormalisasikan dengan membaginya dengan10,0120:

    [1 0 0,06806290 1 0,04188480 0 1 2,523562,793207,00003 ]

    Akhirnya, sukudapat direduksi dari persamaan pertama dan kedua,memberikan:

    [1 0 00 1 00 0 1 3,000002,500017,00003]Jadi, seperti dijelaskan dalam Gambar 8.1, matriks koefisien telah

    ditransformasikan menjadi matriks kesatuan, dan solusi diperoleh pada

    vektor di ruas kanan. Perhatikanlah bahwa substitusi ke belakang tidak

    diperlukan untuk memperoleh solusi.

    Semua materi dalam Bab 7 tentang jebakan dan perbaikan dalameliminasi Gauss juga diterapkan terhadap metode Gauss-Jordan.

    Misalnya, suatu strategi pivoting yang serupa dapat dipakai untuk

    mencegah pembagian dengan nol dan mereduksi (mengurangi)

    kesalahan pembulatan.

    Walaupun teknik Gauss-Jordan dan eliminasi Gauss kelihatannya hampir

    identik, yang pertama memerlukan kirakira 50% pengoperasian Iebih

    banyak. Karenanya, eliminasi Gauss adalah metode sederhana yang

    disukai guna memperoleh solusi yang eksak dari persamaan linear

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    5/25

    76

    simultan. Salah satu alasan utama kami memperkenalkan Gauss-Jordan

    adalah bahwa ia memberikan cara yang gamblang untuk memperoleh

    matniks inversi, seperti dijelaskan dalam Pasal 8.2.

    4.1 .1 Algoritma Komputer untuk Metode Gauss-Jordan

    Suatu diagram alir untuk rnetode Gauss-Jordan tanpa pivoting parsial

    terlihat pada Gambar 4.2. Sebuah skema pivoting, serupa dengan skema

    yang ditunjukkan pada Gambar 7.10, dapat disertakan dalam algoritma

    ini.

    4.2 MATRIKS INVERSI

    Dalam pengantar tentang pengoperasian matriks (Pasal III.2.2), kami

    telah memperkenalkan catatan bahwa jika sebuah matriks [A] adalah

    bujur sangkar, terdapat matriks Iainnya ;, yang disebut matriksinversi dari [A], untuk [Persamaan (III.3)]:; = ; = Kami telah menunjukkan juga bagaimana inversi dapat digunakan untuk

    menyelesaikan sekumpulan persamaan simultan, seperti pada

    [Persamaan (III.6)]:

    = ; (4.1)

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    6/25

    77

    Suatu aplikasi dan inversi terjadi bila diperlukan untuk menyelesaikan

    beberapa sistem persamaan dalam bentuk:

    =

    hanya dibedakan oleh vektor di ruas kanan [C]. Ketimbang

    menyelesaikan setiap sistem secara individu, suatu pendekatan alternatif

    akan menentukan inversi dari matriks koefisien. Lalu, Persamaan (8.1)

    dapat digunakan untuk mendapatkan setiap solusi secara mudah dengan

    mengalikan ;dengan vektor [C] di ruas kanan tertentu. Karenaperkalian matriks lebih cepat daripada inversi, kita hanya rnelakukan

    langkah yang memakan tempo sekali, lalu diperoleh solusi tambahan

    dalam sebuah bentuk yang efisien. Seperti telah diperluas juga dalamPasal 8.2.1, elemen-elemen inversi sangat berguna sekali.

    [

    1 0 00 1 00 0 1]

    1 0 00 1 00 0 1; ; ;; ; ;; ; ;

    ;GAMBAR 4.3 . Penjelasan grafik dan metode Gauss-Jordan, dengan

    matriks inversi.

    Satu cara yang gamblang untuk menghitung inversi ialah dengan

    menggunakan metode Gauss-Jordan. Untuk melakukan ini, matriks

    koefisien diperluas dengan sebuah matriks kesatuan (Gambar 8.3).

    Kemudian metode Gauss-Jordan diterapkan agar mengurangi matriks

    koefisien menjadi sebuah matriks kesatuan. Jika ini telah selesai, ruas

    kanan matriks yang diperluas akan mengandung inversi. Teknik tersebut

    diilustrasikan dalam contoh berikut ini.

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    7/25

    78

    Solusi: Perluas matriks koefisien dengan sebuah matriks kesatuan

    = [ 3 0,1 0,20,1 7 0,3

    0,3 0,2 10

    1 0 00 1 0

    0 0 1

    ]Gunakan sebagai elemen pivot, normalisasikan baris pertama dangunakan untuk mengelinasi dan baris-baris lainnya:

    [1 0,0333333 0,06666670 7,03333 0,2933330 0,190000 10,0200 0,333333 0 00,0333333 1 00,0999999 0 1]

    beriikutnya, dapat digunakan sebagai elemen pivot dandieliminasikan dari baris-baris lainnya :

    [1 0 0,0680570 1 0,04170610 0 10,0121 0,333175 0,004739329 00,00473933 0,142180 00,10090 0,0270142 1]Akhirnya, digunakan sebagai elemen pivot dan

    dieliminasikan dari baris-baris Iainnya :

    [1 0 10 1 00 0 1

    0,332489 0,00492297 0,006798130,0051644 0,142293 0,004183460,0100779 0,00269816 0,0998801 ]

    CONTOH 4.2

    Penggunaan Metode Gauss-Jordan untuk Menghitung

    Matriks inversi

    Pernyataan Masalah: Tentukan matriks inversi dari sistem

    yang telah diselesaikan sebelumnya dalam Contoh 7.5.

    Dapatkan solusi dengan mengalikan ;dengan vektordi ruas kanan:

    = [7,85 19,3 71 ,4]. Tambahan pula, dapatkan solusiuntuk sebuah vektor yang berlainan di ruas kanan:

    =20 50 15

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    8/25

    79

    Karenanya, inversi adalah:

    ; = [0,332489 0,00492297 0,00679813

    0,0051644 0,142293 0,004183460,0100779 0,00269816 0,0998801 ]

    Sekarang, inversi dapat dikalikan dengan vektor di ruas kanan

    pertama untuk menentukan solusi:

    =7,850,332489 19,30,00492297 + 71,40,00679813= 3,00041181

    =7,850,0051644 19,30,142293 +71,40,00418346 =2,48809640 = 785,010779 19,30,00269816+ 71,40,0998801 =7,00025314Solusi kedua dengan mudah diperoleh dengan melakukan perkalian

    Iainnya seperti dalam:

    = 200,332489 + 500,00492297 + 150,00679813=6,99790045 = 20( , 0051644) + 500,142293 +150,00418346 = 7,0741139 = 200,0100779 + 500,00269816 + 150,0998801= 1,43155150

    4.2.1 Komputasi RangsanganTanggapan

    Seperti telah dibahas dalam Pasal III.1.2, kebanyakan sistem persamaan

    linear yang dihadapkan dalam praktik teknik diturunkan dari hukum-

    hukum kekekalan. Pernyataan matematika dan hukum-hukum ini adalah

    beberapa bentuk dari persamaan keseimbangan untuk meyakinkan

    bahwa suatu perilaku tertentumassa, gaya, momentum, atau lainnya

    adalah kekal. Untuk keseimbangan gaya dalam sebuah struktur, perilaku

    dapat berupa komponen-komponen horizontal atau vertikal dari gaya-

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    9/25

    80

    gaya yang bekerja pada setiap simpul dari struktur (lihat Studi Kasus

    9.3). Untuk keseimbangan massa, perilaku dapat berupa massa dalam

    setiap reaktor dari sebuah proses kimia. Bidang-bidang teknik lainnya

    mengandung contoh-contoh yang serupa.

    Sebuah persamaan keseimbangan tunggal dapat ditulis untuk setiap

    bagian sistem, menghasilkan sekumpulan persamaan yang

    mendefinisikan tingkah perilaku keseluruhan sistem. Persamaan-

    persamaan ini saling berhubungan, atau bergandengan, dalam hal bahwa

    setiap persamaan meliputi satu atau lebih variabel dari persamaan-

    persamaan Iainnya. Untuk banyak kasus, sistem-sistem ini adalah linear

    dan karenanya, bentuk eksak ditangani dalam bab ini.

    = (4.2)Sekarang, untuk persamaan keseimbangan, suku-suku dan Persamaan

    (4.2) mempunyai interpretasi fisis tertentu. Misalnya, elemen-elemen

    dari [X] adalah besaran sebuah struktur, mereka menunjukkan gaya-gaya

    horizontal dan vertikal dalam setiap anggota. Untuk keseimbangan

    massa, mereka adalah massa dari bahan kimia dalam setiap reaktor.

    Dalam kasus Iainnya, mereka menyatakan keadaan atau tanggapansistem yang sedang kita coba untuk menentukannya.

    Vektor [C] di ruas kanan mengandung elemen-elemen dari

    keseimbangan yang tidak tergantung dari perilaku sistemartinya,

    semua adaIah konstanta. Karenanya, ia seringkali menyatakan gaya-

    gaya luar atau rangsangan yang menggerakkan sistem.

    Akhirnya, matriks koefisien [A] biasanya mengandung parameter-

    parameter yang menyatakan bagaimana setiap bagian sistem berinteraksiatau digandengkan. Konsekuensinya, Persamaan (8.2) boleh dinyatakan

    kembali sebagai:

    [Interaksi] [Tanggapan] = [Rangsanganj

    Sekarang, seperti telah kita ketahui dari bab ini, terdapat pelbagai cara

    untuk menyelesaikan Persamaan (8.2). Tetapi dengan menggunakan

    matriks inversi akan mengandung hasil tertentu yang menarik. Solusi

    formal [Persamaan (8.1)] dapat dinyatakan sebagai:

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    10/25

    81

    = ;atau (ingat definisi kita tentang perkalian matriks dalam Kotak III.2):

    = ; + ; + ; = ; + ; + ; = ; + ; + ;

    Jadi, kita menemukan bahwa matriks yang diinversikan itu sendiri,

    selain memberikan sebuah solusi, memiliki perilaku yang sangat

    berguna. Artinya, setiap elemennya menyatakan tanggapan sebuah

    bagian tunggal dari sistem terhadap sebuah satuan rangsangan darisembarang bagian sistem.

    Perhatikan bahwa formulasi ini adalah linear dan karenanya, superposisi

    dan proporsionalitas dipegang. Superposisi berarti jika sebuah sistem

    dikenai oleh beberapa rangsangan yang berbeda (harga-harga c),

    tanggapan dapat dihitung secara individu dan hasilnya dijumlahkan

    untuk memperoleh suatu tanggapan total. Proporsionalitas

    (kesebandingan) berarti bahwa perkalian rangsangan dengan suatu hasilbesaran menghasilkan jawaban terhadap rangsangan yang sedang

    dikalikan oleh besaran yang sama. Jadi, koefisien ; adalah suatukonstanta kesebandingan yang memberikan harga dikarenakan satusatuan tingkat . Hasil ini tidak bergantung kepada efek dan terhadap , yang masing-masing ditimbulkan oleh koefisien ; dan;. Karenanya, kita dapat menarik kesimpulan bahwa elemen ;darimatriks inversi menyatakan harga dan

    disebabkan satu satuan besaran

    dari . Dengan menggunakan contoh struktur, elemen ; dari matriksinversi menyatakan gaya pada anggota i disebabkan satu satuan gayaluar pada simpul j. Bahkan untuk sistem-sistem yang kecil, perilaku

    interaksi dari rangsangan-tanggapan tentunya tidak akan terjadi secara

    intuitif. Dengan demikian, matriks inversi memberikan suatu teknik

    yang berdayaguna untuk mengartikan hubungan bagian-bagian

    komponen dari sistem yang rumit. Kemampuan ini akan ditunjukkan

    pada Studi Kasus 9.3.

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    11/25

    82

    4.2.2 Enversi dan Kondisi Timpang (Dur-Kondisi)

    Di samping pemakaiannya dalam teknik, inversi juga memberikan suatu

    cara untuk melihat apakah sistem adalah kondisi-timpang. Tiga cara

    kisedia untuk keperluan ini:

    1. Skalakan matriks koefisien, [A], sedemikian agar elemenyang terbesar pada setiap kolom adalah 1. Jika terdapat

    elemen dari ;yang beberapa orde lebih besar darielemen-elemen matriks semuIa, kelihatannya sistem adalah

    kondisi-timpang.

    2. Kalikan inversi dengan matriks koefisien semula dan periksaapakah hasilnya mendekati matriks satuan. Jika tidak, iamenunjukkan kondisi-timpang.

    3. Inversikan matriks inversi dan periksa apakah hasilnya cukupmen

    1. dekati matriks koefisien semula. Jika tidak, ia kembalimenunjukkan bahwa sistem adalah kondisi-timpang.

    4.2.3 Algonitma Komputer untuk Matriks Inversi

    AIgoritrna komputer dari Gambar 8.2 dapat dimodifikasikan untuk

    menghitung matriks inversi. Ini meliputi perluasan matriks koefisien

    dengan sebuah matriks satuan pada awal pemrograman. Ditambahkan,

    beberapa dan indeks loop harus dilipatduakan supaya komputasi

    dilakukan untuk semua kolom dari matriks koefisien yang diperluas.

    Jika pivoting parsial diikut sertakan ke dalam algoritma Gauss-Jordan,

    diperlukan modifikasi yang lebih banyak. Ini disebabkan oleh kenyataan

    bahwa setiap kali sebuah baris dari matriks koefisien dipivotkan, kolomdari matriks inversi harus digeser dengan cara yang serupa.

    Gambar 8.4 menggambarkan fenomena ini. Misalnya, kalau baris ketiga

    di-pivot-kan atau digeser di antara baris 1 dan 2, arti atau

    interpretasi mengenai kolom 2 dari matriks yang diinversikan

    berubah. Ketimbang menunjukkan pengaruh dari satu satuan peubahan terhadap setiap harga x, ia akan menunjukkan pengaruh dari satusatuan perubahan

    terhadap setiap harga x.

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    12/25

    83

    Tambahan terhadap ciri di atas, program komputer harus didesain guna

    mencari solusi untuk sembarang jumlah vektor di ruas kanan, seperti

    telah dibicarakan pada awal Pasal 8.2. Ini dengan mudah dapat

    dilakukan dengan sebuah loop yang ditempatkan setelah komputasimatriks invensi. Loop ini segera memberitahu pemakai untuk sebuah

    vektor di ruas kanan yang kemudian dapat dikalikan dengan ;untukmendapatkan solusi. Proses tersebut dapat di!anjutkan sampai pemakai

    menanggapi bahwa solusi sudah tidak diperlukan lebih lama lagi.

    GAMBAR 4.4 Penjelasan grafik tentang bagaimana menggerakkan

    sebuah baris dan matriks koefisien (yaitu pivoting parsial)

    mempunyai dampak pada interpretasi mengenai elemen-elemen

    matriks inversi yang dihasilkan.

    4.3 METODE GAUSS-SEIDEL

    Metode eliminasi eksak yang telah dibahas sebelumnya dapat digunakan

    untuk menyelesaikan kira-kira 25 sampai 50 persamaan linear simu!tan.

    Jumlah ini seringkali dapat diperluas dan jika sistem berkondisi baik,

    strategi pivot dilakukan, persamaan kesalahan digunakan, atau matriks

    adalah sparsi. Tetapi karena kesalahan pembulatan, metode eliminasi

    seringkali membuktikan kurang pantas untuk sistem-sistem yang besar.

    Untuk jenis masalah ini, metode iteratif atau aproksimasi sering

    menguntungkan untuk dipergunakan.

    Kita telah mempergunakan jenis teknik yang serupa untuk mendapatkan

    akar dari sebuah persamaan tunggal dalam Bab 5. Pendekatan itu terdiri

    dari penebakan suatu harga kemudian menggunakan sebuah metode

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    13/25

    84

    sistematis untuk mendapatkan suatu taksiran akar yang diperhalus.

    Karena bagian buku ini menangani suatu masalah yang serupa

    mendapatkan harga-harga secara simultan yang memenuhi sekumpulan

    persamaan kita dapat menduga bahwa metode aproksimasi demikianakan berguna dalam konteks ini.

    Alasan bahwa metode iteratif berguna untuk kemudahan sistem

    pembulatan adalah bahwa suatu metode aproksimasi dapat diteruskan

    sampai ia konvergen dalam toleransi kesalahan praspesifikasi. Jadi,

    pembulatan merupakan hal yang tidak lebih lama, karena anda

    mengontrol tingkat kesalahan yang dapat diterima.

    Metode Gauss-Seidel adalah metode yang paling sering memakai caraiteratif. Anggaplah bahwa kita diberi sekumpulan n persamaan:

    = Jika semua elemen diagonal tidak nol, persamaan pertama dapat

    diselesaikan untuk x, persamaan kedua untuk , dan seterusnyamenurut:

    = ;;; ; (8.3a) = ;;; ; (8.3b) = ;;; ;

    (4.3c)

    =;;; ;,

    (4.3d)

    Sekarang kita dapat memulai proses solusi dengan menggunakan

    tebakan untuk setiap harga x. Cara yang mudah untuk mendapatkan

    tebakan-tebakan awal ialah dengan menganggap bahwa harga semuanya

    adalah nol. Harga-harga nol ini dapat dimasukkan ke dalam Persamaan

    (4.3a) agar dapat dipergunakan untuk menghitung harga baru =/

    . Kemudian kita memasukkan harga baru

    ini bersama-sama

    dengan tebakan-tebakan nol sebelumnya bagi , ..., , ke dalam

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    14/25

    85

    Persamaan (4.3b) untuk menghitung suatu harga baru bagi . Prosestersebut diulangi untuk setiap persamaan, sehingga kita memakai

    Persamaan (4.3d) untuk menghitung taksiran baru untuk

    . Lalu kita

    kembali pada persamaan pertama dan mengulangi prosedur keseluruhansampai solusi kita konvergen dan cukup dekat dengan harga yang

    sebenarnya. Konvergensi itu dapat dicek dengan menggunakan kriteria

    [ingat Persamaan (3.5)]:

    , = ; 1 0 0 % < (8.4)

    untuk semua i, di mana j dan j 1 adalah iterasi-iterasi sekarang dansebelumnya.

    Solusi: Pertama, selesaikan tiap persamaan untuk yang tidak

    diketahui pada diagonal :

    = , : ,: , [C8.3.l]

    3 0,1 0,2 = 7,850,1 + 7 0,3 =19,30,3 0,2 + 1 = 71,4

    CONTOH

    Metode Gauss-Seidel

    Pernyataan Masalah: Gunakan metode Gauss-Seidel untuk

    mendapatkan solusi dan sistem yang sama dengan Contoh 7.5 dan

    8.1:

    Ingatlah bahwa solusi yang sebenarnya adalah = 3, = 2,5dan

    = 7

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    15/25

    86

    = ;, ; ,: , [C8.3.2]

    = , ; ,: , [C4.3.3]Dengan menganggap bahwa dan adalah nol, Persamaan(C4.3.1)

    dapat dipakai untuk menghitung:

    = 7,853 =2,616666667Harga ini, bersama dengan harga anggapan dari = 0, dapatdimasukkan ke dalam Persamaan (C8.3.2) untuk menghitung:

    = 19,3 0, 12,616666667 + 07 =2,794523810

    Iterasi pertama diselesaikan dengan memasukkan harga-harga yang

    dikalkulasikan untuk dan ke dalam Persamaan (C8.3.3) agarmemenuhi: = 71,4 0, 32,616666667 + 0,2 2,79452381010=7,005609524

    untuk iterasi kedua, proses yang sama diulangi untuk menghitung:

    = 7,85 + 0,12,794523810 + 0,27,0056095243 =2,990556508 || =0,31%

    = 19,3 0,12,990556508 + 0,37,0056095247 =2,499624684 || =0,015%

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    16/25

    87

    = 71,4 0, 32,990556508 + 0,2 2,499624684

    10

    =7,00029081 || =0,0042%Karenanya, metode adalah konvergen pada solusi yang sebenarnya.

    Iterasi tambahan dapat diterapkan untuk memperbaiki jawaban. Tetapi,

    dalam masalah sebenarnya, kita sebelumnya tidak akan mengetahui

    jawaban yang sesungguhnya. Konsekuensinya, Persamaan (8.4)

    memberikan suatu cara untuk menaksir kesalahan:

    , = 2,990556508 2,6166666672,990556508 100%=12,5%, = 2,499624684 2,7945238102,499624684 100%= 11,8%, = 7,000290811 7,005609524

    7,000290811 100% = 0,076%

    Perhatikan, seperti halnya ketika menentukan akar-akar dari sebuah

    persamaan tunggal, formulasi sebagai Persamaan (4.4) biasanya

    memberikan suatu harapan konservatif dan konvergensi. Jadi, bila

    ditemukan, ia meyakinkan bahwa hasil tersebut diketahui sekurang-

    kurangnya dalam batas toleransi yang dispesifikasikan oleh .Perhatikan bahwa untuk metode Gauss-Seidel, jika setiap harga x yang

    baru dihitung, ia segera dipakai untuk persamaan berikutnya guna

    menentukan harga x yang lainnya. Jadi, kalau solusinya konvergen,taksiran tersedia yang terbaik akan dikerjakan. Sebuah pendekatan

    alternatif, dinamakan iterasi Jacobi, memanfaatkan beberapa taktik yang

    berbeda. Ketimbang menggunakan setiap harga x terakhir yang tersedia,

    teknik ini menggunakan Persamaan (4.3) untuk menghitung sekumpulan

    tiap harga x yang baru berdasarkan sekumpulan harga x yang lama. Jadi,

    jika harga yang baru dihasilkan, ia tidak segera dipakai, tetapi agak

    ditahan untuk iterasi berikutnya.

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    17/25

    88

    Perbedaan antara metode Gauss-Seidel dan iterasi Jacobi dijelaskan

    dalam Gambar 4.5. Walaupun terdapat sejumlah kasus dimana metode

    Jacobi konvergen lebih cepat, pemanfaatan dari taksiran yang terbaik

    biasanya membuat metode Gauss-Seidel disukai.

    GAMBAR 4.5 Penjelasan grafik dan perbedaan antara metode (a)

    Gauss-Seidel dan (b) metode iterasi Jacobi untuk menyelesaikan

    persamaan aijabar linear sitmultan.

    4.3.1 Kriteria Konvergensi untuk Metode Gauss-Seidel

    Catat bahwa metode Gauss-Seidel mempunyai maksud yang serupa

    dengan teknik iterasi satu titik sederhana yang dipakai dalam Pasal 5.1

    untuk menyelesaikan akar-akar suatu persamaan tunggal. Ingatlah

    bahwa iterasi satu titik sederhana memiliki dua masalah yang mendasar:

    (1) ia seringkali tidak konvergen, dan (2) kalaupun konvergen, sering

    melakukannya secara perlahan. Metode Gauss-Seidel dapat juga

    memperlihatkan kelemahan-kelemahan ini.

    Suatu kondisi untuk konvergensi adalah bahwa koefisien diagonal pada

    setiap persamaan lebih besar daripada jumlah koefisien lainnya dalam

    persamaan. Suatu pernyataan kuantitatif dari kriteria ini adalah:

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    18/25

    89

    , > , [4.5]dimana sumasinya diambil dari j = 1 sampai n, tidak termasuk j = i.

    Persamaan (4.5) adalah suatu kriteria yang memadai, tetapi tidak perlusuatu kriteria konvergensi. Artinya, walaupun metode tersebut kadang-

    kadang bisa bekerja jika Persamaan (4.5) tidak dipenuhi, konvergensi

    dijamin kalau kondisi tersebut dipenuhi. Sistem di mana Persamaan

    (4.5) dipegang, disebut dominan secara diagonal. Untunglah, banyak

    masalah praktis teknik yang memenuhi persyaratan.

    8.3.2 Perhaikan Konvergensi Menggunakan Relaksasi

    Relaksasi memperlihatkan sedikit modifikasi pada metode Gauss-Seideldan didesain guna memperbaiki konvergensi. Setelah setiap harga yang

    haru dari x dicari dengan menggunakan Persamaan (8.3), harga tersebut

    diubah oleh suatu rata-rata yang diboboti dari hasil sebelumnya dan

    iterasi yang sekarang:

    = + 1 [4.6]dimana

    adalah suatu faktor bobot yang diberi harga antara 0 dan 2.

    Jika = 1, 1 adalah nol dan hasil itu tidak dimodifikasikan.Tetapi jika diberi harga antara 0 dan 1, hasil tersebut adalah suatu rata-rata yang diboboti dan hasil yang sekarang dan yang terdahulu. Jenis

    modifikasi ini disebut under-relaksasi.Pilihan jenis ini dilakukan untuk

    membuat konvergensi suatu sistem yang tidak konvergen.

    Untuk harga-harga dari 1 sampai 2, bobot ekstra ditempatkan padaharga yang sekarang. Dalam hal ini, terdapat suatu anggapan implisit

    bahwa harga baru bergerak ke arah yang betul menuju solusi yang

    sesungguhnya, tetapi pada kelajuan yang terlalu perlahan. Jadi, bobot

    yang ditambahkan pada diharapkan guna memperbaiki estimasidengan mendorongnya Iebih dekat pada yang sebenarnya. Jadi, jenis

    modifikasi yang demikian, dinamakan over-relaksasi, didesain untuk

    mempercepat konvergensi dari suatu sistem yang telah konvergen.

    Pemilihan dan suatu harga yang baik untuk

    merupakan masalah

    spesifik yang tinggi dan seringkali ditentukan melalui uji-coba (trial and

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    19/25

    90

    error). Untuk suatu solusi tunggal dari sekumpulan pertama, ia

    seringkali tidak diperlukan. Tetapi jika sistem yang tengah dipelajari

    akan diselesaikan secara berulangkali, efisiensi yang diperkenalkan oleh

    suatu pemilihan yang bijaksana dari sangat penting sekali. Contoh-contoh yang baik adalah sistem yang sangat besar dari persamaandiferensial parsial yang sering muncul waktu memodelkan variasi

    variabel yang kontinu (ingatlah sistem berskala mikro yang dijelaskan

    pada Gambar (III.1b). Studi kasus kedua dalam Bab 9 memberikan suatu

    contoh mengenai perlakuan relaksasi dalam suatu konteks masalah

    teknik.

    4.3.3 Algoritma Komputer untuk Metode Gauss-Seidel

    Suatu algoritma komputer untuk metode Gauss-Seidel, dengan relaksasi,

    diperlihatkan pada Gambar 8.6. Catatlah, algoritma ini tidak dijamin

    akan mengandung suatu hasil yang layak jika persamaan tidak

    dimasukkan ke dalam suatu bentuk yang dominan secara diagonal.

    Suatu cara untuk memodifikasikan algoritma tersebut supaya

    memperhitungkan sebagian dari kelemahan ini adalah dengan cara

    mencari koefisien-koefisien setiap persamaan selama iterasi agarmenandai koefisien yang terbesar. Persamaan yang ditanyakan lalu dapat

    diselesaikan untuk harga-harga x yang bersesuaian dengan koefisien ini.

    Untuk komputasi yang berikutnya, koefisien-koefisien dari harga x

    sisanya akan dicari untuk menandai koefisien yang terbesar. Persamaan

    tersebut akan dapat diselesaikan untuk harga x yang sesuai.

    Dengan mengikuti bentuk ini, kita sekurang-kurangnya akan

    memaksimalkan kesempatan kita memperoleh dominansi diagonal.

    Tetapi rencana tersebut tidak akan menjadikan trivial terhadap program.

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    20/25

    91

    Gambar. 4.6 Diagram alir untuk metode Gauss-Seidel

    8.3.4 Konteks Masalah untuk Metode Gauss-Seidel

    Di samping mengatasi dilema pembulatan, teknik Gauss-Seidel memiliki

    sejumlah keuntungan lain yang terutama membuatnya menarik dalam

    konteks masalah teknik tertentu. Misalnya, kalau matriks yang

    ditanyakan sangat besar dan sangat sparsi atau jarang (artinya:

    kebanyakan elemen-elemennya adalah nol), metode eliminasi

    menghabiskan sejumlah besar memori komputer yang mengandung nol.

    Dalam Kotak 7.2, kita melihat bagaimana kelemahan ini dapat diatasi,

    jika koefisien matriks tersebut berpita (banded). Untuk sistem yang tidak

    berpita tidak terdapat cara yang sederhana guna mencegah kebutuhan

    memori yang besar jika menggunakan metode eliminasi. Karena setiap

    komputer memiliki sejumlah memori yang terhingga, ketidakefisienan

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    21/25

    92

    ini dapat menempatkan suatu kendala yang riil pada ukuran sistem,

    dimana untuk metode eliminasi adalah praktis.

    Meskipun suatu algoritma yang umum semacam algoritma yang terdapat

    pada Gambar 8.6 cenderung pada kendala yang serupa, struktur

    persamaan Gauss-Seidel [Persamaan (8.3)] memberi suatu program yang

    jelas untuk dikembangkan bagi sistem tertentu. Karena banyak koefisien

    yang tidak nol dibutuhkan dan dimasukkan ke dalam Persamaan (8.3),

    penghematan memori komputer yang sangat besar memang

    memungkinkan. Walaupun keperluan ini diutamakan sekali dalam

    investasi pengembangan piranti lunak, keuntungan jangka panjang

    adalah mutlak jika berhadapan dengan sistem yang besar, dimana

    banyak simulasi yang dilakukan. Kedua sistem variabel makro dan

    variabel mikro dapat menghasilkan matriks yang besar dan sparsi,

    dimana untuk metode Gauss-Seidel memang menarik. Dalam Studi

    Kasus 9.2, kita sedikit akan lebih memperluas hal-hal ini.

    C.PENUTUP

    Rangkuman

    Metode Gauss-Jordan adalah suatu variasi dari eliminasi Gauss.

    Perbedaan utama adalah bilamana sebuah yang tidak diketahui

    dieliminasikan dalam metode Gauss-Jordan, ia dieliminasikan dari setiap

    persamaan lainnya ketimbang hanya dari persamaan berikutnya. Jadi,

    Iangkah eliminasi dihasilkan dalam sebuah matriks kesatuan ketimbang

    sebuah matriks triangular (Gambar 8.1). Konsekuensinya, tidak perlu

    melakukan substitusi ke belakang untuk mendapatkan solusi.

    Matriks inversi : Telah diperkenalkan catatan bahwa jika sebuah

    matriks [A] adalah bujur sangkar, terdapat matriks Iainnya ;, yangdisebut matriks inversi dari [A], untuk [Persamaan (III.3)]:

    ; = ; = Juga telah ditunjukkan bagaimana inversi dapat digunakan untuk

    menyelesaikan sekumpulan persamaan simultan

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    22/25

    93

    Algoritrna komputer dari Gambar 4.2 dapat dimodifikasikan untuk

    menghitung matriks inversi. Ini meliputi perluasan matriks koefisien

    dengan sebuah matriks satuan pada awal pemrograman. Ditambahkan,

    beberapa dan indeks loop harus dilipatduakan supaya komputasidilakukan untuk semua kolom dari matriks koefisien yang diperluas.

    Metode Gauss-Seidel. Metode eliminasi eksak yang telah dibahas

    sebelumnya dapat digunakan untuk menyelesaikan kira-kira 25 sampai

    50 persamaan linear simu!tan. Jumlah ini seringkali dapat diperluas dan

    jika sistem berkondisi baik, strategi pivot dilakukan, persamaan

    kesalahan digunakan, atau matriks adalah sparsi. Tetapi karena

    kesalahan pembulatan, metode eliminasi seringkali membuktikan kurang

    pantas untuk sistem-sistem yang besar. Untuk jenis masalah ini, metode

    iteratif atau aproksimasi sering menguntungkan untuk dipergunakan.

    Evaluasi

    Kalkulasi Tangan

    4.1 Gunakan metode Gauss-Jordan untuk menyelesaikan Soal 7.6.

    4.2 Tentukan matriks inversi untuk Soal 7.6. Periksa hasil-hasil anda

    dengan mengalikan [A] dengan; agar memberikan matriksidentitas.

    4.3 Gunakan metode Gauss-Jordan, dan ulangi Soal 7.9.

    SOAL-SOAL

    4.4 Tentukan matriks inversi untuk Soal 7.9. Periksa hasil-hasil anda

    dengan mengubah ; =1 Jangan menggunakan strategipivoting.

    4.5 Gunakan metode Gauss-Jordan dengan pivoting parsial, hitunglah

    matriks inversi untuk Soal 7.10. Atur kembali, inversikan sedemikian

    sehingga baris dan kolom memastikan urutan dari matriks semula

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    23/25

    94

    sebelum dipivot-kan (lihat Gambar 8.4 dan pembahasan pada Pasal

    4.2.3).

    4.6 Gunakan metode Gauss Jordan untuk menyelesaikan

    10 3 + 6 = 24,51 + 8 2 = 92 + 4 9 =50

    4.7 Tentukan matriks inversi untuk Soal 8.6. Gunakan inversi untuk

    menyelesaikan masalah semula maupun untuk menyelesaikan kasus

    tambahan dimana vektor sisi ruas kanan adalah =110 55 105.4.8 Selesaikan Soal 8.6 dengan menggunakan metode Gauss-Seidel,

    dengan suatu kriteria berhenti =10%4.9 Selesaikan Soal 7.8 dengan menggunakan metode Gauss - Seidel

    dengan suatu kriteria berhenti =10%4.10 Gunakan metode Gauss-Seidel untuk menyelesaikan =0,90 = 5% + 7 3 =51

    4 4 + 9 = 6112 3 = 8

    4.11 Gunakan metode Gauss-Seidel untuk menyelesaikan

    =0,90 = 5% 6 + = 604 = 2

    6 8 = 444.12 Diberikan sekumpulan persamaan yang berikut:

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    24/25

    95

    4 2 = 39 6 + 2 =28 3 +12 =86

    Selesaikan dengan menggunakan (a) eliminasi Gauss, (b) metode

    Gauss-Jordan, dan (c) metode Gauss-Seidel = 5%4.13 Diberikan sekumpulan persamaan berikut:

    3 +12 = 105 12 + 2 =33 14 =103

    Selesaikan dengan menggunakan (a) eliminasi Gauss, (b) metode

    Gauss-Jordan, dan (c) metode Gauss-Seidel = 5%Soal-soal yang Berhubungan dengan Komputer

    4.14 Kembangkan suatu program akrab-pemakai untuk metode Gauss-

    Jordan, berdasarkan Gambar 4.2. Sertakan suatu rencana serupa

    dengan yang dilukiskan pada Gambar 7.10, sehingga pivoting

    parsial digunakan.

    4.15 Uji program yang dikembangkan dalam Soal 4.14 dengan cara

    mengulangi komputasi dari Contoh 4.1.

    4.16 Ulangi Soal 7.6 dan 7.8 sampai 7.11, dengan menggunakan piranti

    luoak yang dibuat dalam Soal 4.14.

    4.17 Kembangkan sebuah program akrab-pemakai untuk metode Gauss-

    Jordan dengan matriks inversi dan pivoting parsial. Masukkan segi-

    segi yang disarankan dalam Pasal 4.2.3 ke dalam program anda.

    4.18 Ulangi Soal 4.5 dan 4.7 dengan menggunakan piranti lunak yang

    telah dibuat pada Soal 4.17.

    4.19 Kembangkan sebuah program komputer yang akrab-pemakai untuk

    metode Gauss-Seidel berdasarkan Gambar 4.6 . Jalankan program

  • 5/24/2018 Bab IV Matriks

    25/25

    96

    itu Untuk mengecek kriteria konvergensi yang dinyatakan oleh

    Persamaan (8.5), Tambahan piila, masukkan relaksasi seperti pada

    Persamaan (8,6).

    4.20 Uji program yang telah dibuat pada Soal 8419 dengan

    menggunakannya untuk mengulangi Contoh 4.3.

    4.21 Gunakan piranti lunak yang dibuat dalam Soal 8.19, dan ulangi

    Soal 4.8 sampai 4.11.

    Literatur

    Alan R. Pascal , 1992. Program for sciences and engineers.Sybex Inc.

    Burden and Faires, 1989. Numerical analysis, PWS-KENT Publishing

    Company

    Marry.L Boas,1996. Mathematical Methods in the physical sciences.Jhon

    Wiley and Sons

    R.Soegeng. 2002. Dasar-dasar Visualisasi 2D menggunakan Pascal turbo

    dan delphi. Salemba Teknika

    Steven.C and Raymond.P. 1991. Numerical methods for engineers.Mc Graw-Hill Book Company.

    Suarga,M. 2007. Fisika komputasi Solusi Problema Fisika dengan

    MatlaB.Andi Jogyakarta

    Steven.K. 1986. Computational Physics, Addison Wesley publishing

    Company,Inc.