bab iv hasil penelitian dan pembahasan...

34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SDN 1 Telaga merupakan salah satu sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, yang dipimpin oleh Ibu. Marni Yadjitala, A.Ma.Pd. Sebelumnya nama SDN I Telaga Kabupaten Gorontalo ini adalah SDN I Bulila. Sekolah ini berdiri pada tahun 1928 yang memiliki bangunan darurat pada masanya. a. Keadaan Guru SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo memiliki 11 tenaga Pendidik / guru. Dan 1 orang tenaga administrasi. Namun dari beberapa tenaga pendidik / guru di atas hanya 10 orang PNS dan 2 orang lainya adalah tenaga honor. Dari masing- masing orang sudah dibagi berdasarkan keahlian masing-masing seperti tabel di bawah ini. Tabel 1. Daftar Keadaan Guru SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Jabatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Marni Yadjitala A.Ma.Pd Hadidjah Ahmad, S.Pd Saripa Akuba, A.Ma.Pd Ramli A. Ahbabuna, S.Pd Maryam Inaku, A.Ma.Pd Rusmiati Suai Aminah Rahman Martin Tomayahu, S.Pd Rita Ilahude, S.Pd Wisda Ibrahim, S.Pdi Syafril Dangkau, S.Pd Astuty Laiya Kepala Sekolah Guru Kelas VI Guru Kelas V Guru Kelas IV Guru Kelas III Guru Kelas IIA Guru Kelas IIB Guru Kelas IA Guru Kelas IB Guru Mata Pelajaran Guru Mata Pelajaran Administrasi

Upload: nguyennga

Post on 12-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SDN 1 Telaga merupakan salah satu sekolah yang ada di wilayah

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, yang dipimpin oleh Ibu. Marni

Yadjitala, A.Ma.Pd. Sebelumnya nama SDN I Telaga Kabupaten Gorontalo ini

adalah SDN I Bulila. Sekolah ini berdiri pada tahun 1928 yang memiliki

bangunan darurat pada masanya.

a. Keadaan Guru

SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo memiliki 11 tenaga Pendidik / guru.

Dan 1 orang tenaga administrasi. Namun dari beberapa tenaga pendidik / guru di

atas hanya 10 orang PNS dan 2 orang lainya adalah tenaga honor. Dari masing-

masing orang sudah dibagi berdasarkan keahlian masing-masing seperti tabel di

bawah ini.

Tabel 1. Daftar Keadaan Guru SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo

No Nama Jabatan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Marni Yadjitala A.Ma.Pd

Hadidjah Ahmad, S.Pd

Saripa Akuba, A.Ma.Pd

Ramli A. Ahbabuna, S.Pd

Maryam Inaku, A.Ma.Pd

Rusmiati Suai

Aminah Rahman

Martin Tomayahu, S.Pd

Rita Ilahude, S.Pd

Wisda Ibrahim, S.Pdi

Syafril Dangkau, S.Pd

Astuty Laiya

Kepala Sekolah

Guru Kelas VI

Guru Kelas V

Guru Kelas IV

Guru Kelas III

Guru Kelas IIA

Guru Kelas IIB

Guru Kelas IA

Guru Kelas IB

Guru Mata Pelajaran

Guru Mata Pelajaran

Administrasi

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

b. Keadaan Siswa

Jumlah siswa di SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo setiap periode tidak

tetap, hal ini disebabkan oleh siswa yang pindah dari sekolah lain maupun siswa

yang pindah dari sekolah itu sendiri. Selain itu, diperoleh data bahwa jumlah

siswa di SD 1 Telaga Kabupaten Gorontalo yang terdaftar pada tahun ajaran

2012/2013 berjumlah 174 siswa. Adapun jumlah siswa kelas IV yang menjadi

sampel penelitian ini berjumlah 24 siswa seperti yang ada pada table dibawah ini.

Table 2. Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

Abd Rahman Lamusu

Ismail Ahmad

Suaib Abdul

Jein malinggolor

Rahmat Yudistira Mohi

Faiz Fauzan Ramidi

Moh. Ichsan Maliki

Moh. Aditiya otta

Moh. Akhirudin Susanto

Wahyumi Ishak

Mario Basiru

Yeyen tangoi

Irvan Mustapa

Tri Agnes Anggraini Samsudin

Nurhayati Manto

Risti Dayanti Halanggi

Nadia Indah Pertiwi

Febiola Yusuf

Febrina Syarif

Anisa Bagoe

Dwi Andra V Putri Mulyadi

Fidya Liputo

Putri Mahmud

Rosiful Hasan

Laki-laki

Laki-laki

Laki-laki

Laki-laki

Laki-laki

Laki-laki

Laki-laki

Laki-laki

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

c. Keadaan Sekolah

1) Keadaan Fisik Sekolah

a) Luas Tanah : 1660 m2

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

b) Jumlah ruang kelas : 8 buah

c) Ukuran Ruang Kelas : 56 m2

Bangunan lain yang ada :

a) Musholah : 36 m2

b) Ruang dewan Guru : 56 m2

c) Ruang Kepala Sekolah : 28 m2

d) Ruang perpustakaan : 56 m2

e) Lapangan olahraga (semua jenis olahraga) : 180 m2

f) WC guru dan siswa : 5 m2

2) Keadaan Lingkungan Sekolah

1. Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah :

Pada bagian depan sekolah terdapat tempat ibadah berupa musholah dan

taman sekolah, di bagian samping kiri dan kanan sekolah terdapat bangunan

rumah-rumah penduduk sekitar, dan pada bagian belakang sekolah terdapat kantin

dan beberapa perumahan untuk pegawai.

2. Kondisi lingkungan sekolah

Sesuai dengan wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan mengamati

sekolah tersebut, untuk kondisi sekolah mendukung untuk proses belajar

mengajar, meski pada beberapa bangunan sekolah merupakan bangunan tua atau

telah lama berdiri,sehingga kelihatan rusak seperti atap, dinding, dan pagar

sekolah.

3) Fasilitas sekolah

a. Perpustakaan : bangunan baik, Luasnya 56 m2

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

b. Ruang dewan guru : bangunan baik, Luasnya 56 m2

c. Buku-buku mata pelajaran : disediakan sesuai jumlah siswa.

d. Meja dan bangku sekolah : tidak sedikit juga yang mengalami

kerusakan karena sering digunakan.

4) Guru dan siswa

1. Jumlah guru : 10 orang

2. Jumlah kelas : 8 kelas

3. Jumlah siswa per kelas : rata-rata 15-30 orang setiap kelas

4. Jumlah siswa seluruhnya : 174 orang

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Dalam proses pelaksanaan penelitian kualitatif ini dilakukan untuk melihat

apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran PKn di kelas IV SDN I Telaga Kabupaten Gorontalo tahun ajaran

2012/2013.

Proses pengumpulan data dimulai pada hari Rabu tanggal 15 Mei tahun

2013, dengan terlebih dahulu peneliti melakukan wawancara kepada siswa-siswa

kelas IV SDN I Telaga, Kabupaten Gorontalo untuk mengetahui secara langsung

bagaimana motivasi siswa didalam menerima materi dari guru khususnya mata

pelajaran PKn. dalam wawancara pertama peneliti tidak mendapatkan masalah

yang menjadi tolok ukur untuk melakukan penelitian tentang motivasi siswa

didalam menerima materi PKn.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

Kemudian pada hari Kamis tanggal 16 Mei tahun 2013 merupakan

kunjungan yang kedua dimana peneliti melakukan wawancara kepada guru wali

kelas IV SDN I Telaga, Kabupaten Gorontalo.

Karena peneliti merasa kurang mendapat masalah dengan jawaban hasil

wawancara siswa yang dilakukan didalam kelas, dimana siswa merasa takut

mengungkapkan bagaimana yang sebenarnya yang terjadi didalam proses belajar

mengajar di kelas, maka peneliti mengambil inisiatif melakukan wawancara ulang

tapi kali peneliti melakukan wawancara kepada siswa dengan datang langsung ke

rumah siswa yang diwawancarai. Hal ini dilakukan dua hari berturut yaitu hari

Selasa dan hari Rabu yakni tanggal 21-22 Mei Tahun 2013.

Namun data yang didapat masih kurang, sehingga peneliti melakukan

wawancara kembali. Kali ini dengan kepala sekolah yakni pada tanggal 11 Juni

2013. Kemudian pada tanggal 12 Juni peneliti datang ke rumah siswa melakukan

wawancara kembali.

Untuk lebih lengkapnya data, peneliti juga melakukan wawancara dengan

orang tua siswa pada tanggal 6 Juli 2013.

Berdasarkan dari hasil wawancara wali kelas, kepala sekolah, orang tua

siswa, dan siswa kelas IV SDN I Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun Ajaran

2012/2013, didapat hasil analisis data sebagai berikut:

1. Temuan Umum

Secara umum peneliti menemukan gambaran umum yang terjadi didalam

proses belajar mengajar. Dalam hal ini proses pembelajaran masih kurang. Guru

menggunakan metode yang kurang relevan dengan mata pelajaran PKn. Penyajian

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

materi cenderung berlangsung dalam bentuk komunikasi satu arah, yakni guru

berceramah dan siswa mendengarkan. Kemudian diakhiri dengan pemberian tugas

dan evaluasi. Keterlibatan yang diberikan guru pada siswa dalam proses

pembelajaran pun hanya diberikan tugas. Sehingga masalah yang dihadapai guru

dalam proses pembelajaran selama ini yakni siswa merasa bahwa tugas yang

diberikan merupakan suatu beban bagi mereka. Ini berarti kualitas partisipasi

siswa dalam belajar masih rendah.

Dalam menghadapi masalah tersebut guru hanya mengambil tindakan

mengundang orang tua siswa. Begitu juga dalam menghadapi siswa yang

mengalami kesulitan belajar, hanya dibebankan pada orang tua dan guru

pembimbing. Seorang guru yang baik seharusnya dapat memahami situasi dan

kondisi siswa. Guru harus melakukan inovasi atau perubahan terhadap

pelaksanaan pembelajaran yakni dengan menggunakan strategi pembelajaran yang

dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Inovasi yang dilakukan guru selama

ini juga tidak maksimal. Guru hanya mengulang materi yang tidak dimengerti.

Dalam hal ini inovasi yang dilakukan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Hal ini

dapat menyebabkan motivasi belajar siswa mempelajari materi-materi PKn sukar

untuk dibangkitkan.

Terkait dengan uraian diatas Khairusy (2004, http://vicray.wordpress.com

diakses tanggal 2 Juni) mengungkapkan bahwa guru yang kreatif lebih mampu

menemukan inovasi-inovasi untuk mengendalikan proses pembelajaran yakni

menciptakan sesuatu yang baru, baru dalam artikata memang benda yang baru,

ataupun memperbaharui objek yang lama, merupakan sebuah hasil kerja keras dari

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

guru-guru yang kreatif. Guru yang mampu berinovasi akan mampu menciptakan

sesuatu yang baru dalam pengajarannya. Siswa akan lebih tertarik dan tidak

jenuh dengan bentuk pengajaran yang inovatif atau tidak monoton. Hal ini dapat

menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.

2. Temuan Khusus

Temuan khusus yang didapat oleh peneliti dari wawancara yang dilakukan

kepada siswa kelas IV SDN I Telaga Kabupaten Gorontalo pada wawancara yang

pertama dimana peneliti merasa kurang puas dengan hasil wawancara yang

dilakukan di dalam kelas, karena siswa merasa takut mengatakan yang sebenarnya

apa yang mereka rasakan didalam proses belajar mengajar dikelas, hal ini yang

mendorong peneliti melakukan wawancara kembali tapi wawancara kali ini

dilakukan dirumah siswa masing-masing dan hasilnya pun tidak seperti yang

mereka katakan sewaktu di dalam kelas.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada siswa, peneliti

menemukan dari beberapa responden yang diwawancarai, semua siswa tidak

menyukai cara mengajar guru. Sesuai pendapat yang diungkapkan dari masing-

masing responden selaku siswa didapat bahwa hal ini disebabkan karena guru

terlalu bersikap keras terhadap siswa, sehingga siswa merasa takut. Selain itu,

guru saat mengajar suaranya terlalu keras, penjelasan materi hanya sedikit

langsung diberi tugas, cara mencatat guru dipapan tulis tidak jelas tulisannya,

belum mengerti langsung diberi tugas, siswa merasa tidak senang dengan tugas

yang diberikan karena terlalu banyak, belajar tidak terlalu serius guru sering

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

keluar kelas, proses pembelajaran biasa saja tidak menyenangkan, dan kadang

belajar hanya mencatat materi.

Peneliti juga menemukan dari beberapa responden yakni siswa yang

diwawancarai, semua mengatakan bahwa guru mengajar tidak pernah

menggunakan media pembelajaran. Kemudian strategi pembelajaran yang

dilakukan guru hanya menjelaskan lalu diberi tugas. Guru tidak pernah

menggunakan model-model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif

dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran terkesan membosankan dan tidak

menyenangkan, serta tugas yang diberikan merupakan suatu beban bagi siswa.

Sedangkan dalam proses pembelajaran PKn memerlukan keterlibatan siswa secara

aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis agar proses

pembelajaran tersebut dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Dari beberapa responden yang diwawancarai pun mengatakan bahwa

pembelajaran yang mereka inginkan itu seperti diskusi dan bermain game yang

berhubungan dengan pembelajaran. Selain itu mereka akan tertarik jika

pembelajaran yang dilakukan menggunakan media pembelajaran sebab dengan

adanya media pemebelajaran siswa mudah mengerti dengan penjelasan yang

diberikan. Namun guru tidak pernah menerapkan pembelajaran seperti itu.

Hal ini menjadikan siswa kurang bersemangat dalam belajar, dengan kata

lain siswa kurang termotivasi dalam belajar. Ini ditandai dengan sikap negatif,

seperti tidak aktif dalam pembelajaran berlangsung, di dalam kelas hanya diam

mendengarkan penjelasan guru atau berperan sebagai pengikut saja, kadang saat

belajar hanya bermain karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

dilakukan guru, jika ada yang tidak mengerti tidak mau memberikan pertanyaan

karena takut.

Kemudian peneliti juga menemukan bahwa yang mempengaruhi

kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn ini karena dengan

jadwal pembelajaran PKn setelah istirahat siswa tidak semangat lagi menerima

pelajaran. Sebab keadaan siswa yang sudah lelah dan berkeringat sehabis bermain.

Selain itu, dipengaruhi juga dengan kondisi kelas yang ribut, kotor, dan panas.

Sehingga siswa tidak bersemangat menerima pelajaran.

Ada juga faktor ektern lain yakni faktor dari keluarga. Faktor yang

dimaksud adalah faktor keadaan ekonomi yang kurang mampu yaitu kurang

terpenuhinya kebutuhan fasilitas belajar siswa. Sehingga dapat mempengaruhi

semangat belajar siswa.

4.2 Hasil Pembahasan

Berdasarkan penelitian deskriptif ini peneliti menemukan beberapa temuan

umum dan temuan khusus, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo,

ada faktor internal (faktor dari dalam diri anak) dan ada juga faktor eksternal

(faktor dari luar).

4.2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar siswa Pada

Mata Pelajaran PKn di SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo

Dalam aktifitas belajar, seorang individu membutuhkan suatu dorongan

atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai. Motivasi dan

belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang

dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi juga mempunyai energi

yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dalam hal ini ada beberapa

faktor yang mempengaruhi belajar. Dari adanya faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar kita bisa dapat mengetahui juga faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar siswa.

Menurut Sadirman (2004 : 89) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

ada dua. Yang pertama, motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif

atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Kedua, motivasi

ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena ada rangsangan

dari luar.

Hal yang sama juga terjadi dalam belajar, menurut Slameto (2010: 54-71)

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa ada dua yaitu faktor intern

dan faktor ekstern. Faktor intern (faktor dari dalam diri anak) seperti faktor

jasmaniah, fshikologis, dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern (faktor dari luar)

seperti faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Dengan temuan umum dan temuan khusus yang didapat dari hasil

wawancara kepala skolah, guru dan siswa SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo,

yang akan dibahas dari faktor-faktor motivasi belajar siswa tersebut antara lain:

1. Faktor Intern

a. Faktor jasmaniah

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

Faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. Keadaan

jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang . kondisi

fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan

belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan

menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan

jasmani sangat mempengaruhi proses belajar.

Dalam wawancara dengan salah satu responden yakni siswa (Febrina)

mengatakan bahwa Ia tidak semangat belajar disebabkan karena keadaan

kondisinya yang sakit (wawancara : 21 Mei 2013). Hal ini dapat menurunkan

motivasi belajar siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Dimyanti dan Mudjiono

(2009: 97) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa

adalah keadaan siswa itu sendiri. Apabila kondisi stabil dan sehat maka motivasi

siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat.

Apabila seseorang sakit, jangankan belajar, makan pun terasa malas maka

dari itu faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

Dengan keadaan fisik yang sehat kita akan semangat belajar.

b. Faktor psikologis

Faktor psikologis seperti intelegensi, minat dan motivasi, perhatian, bakat

dan sikap.

Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan

proses belajarnya. Menurut Syah(2003, http://seputarkampusorange.blogspot.com)

sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk

mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa dalam

belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan

guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.

Sejalan dengan pendapat tersebut, dalam wawancara dengan beberapa

responden yakni siswa, peneliti menemukan bahwa siswa kurang termotivasi

dalam belajar. Ini ditandai dengan sikap negatif, seperti tidak aktif dalam

pembelajaran berlangsung, di dalam kelas hanya diam mendengarkan penjelasan

guru atau berperan sebagai pengikut saja, kadang saat belajar hanya bermain

karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang dilakukan guru, jika ada

yang tidak mengerti tidak mau memberikan pertanyaan karena takut (wawancara:

12 Juni 2013).

Seperti kita ketahui sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh

perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau

lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif

dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang professional dan

bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan

profesionalitas,seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi

siswanya; berusaha mengambangkan kepribadian sebagai seorang guru yang

empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan

pelajaranyang dimampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa

dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkan

siswa bahwa bidang studi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

c. Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kondisi

fisik dalam keadaan lelah, umumnya motivasi belajar seseorang akan menurun.

Sebaliknya jika kondisi fisik berada dalam keadaan bugar dan segar, motivasi

belajar bisa meningkat.

Seperti halnya yang ditemukan peneliti pada siswa kelas IV SDN 1 Telaga

bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa ada juga dipengaruhi

dari faktor kelelahan. Dengan jadwal pembelajaran PKn setelah jam istrahat,

siswa merasa lelah, berkeringat, dan gerah. Sehingga pada saat proses

pembelajaran siswa tidak semangat lagi menerima pelajaran (wawancara: 12 Juni

2013).

Sangatlah jelas dan sering dirasakan oleh siapapun jika kondisi fisik dalam

keadaan lelah, umumnya motivasi belajar seseorang akan menurun. Sebaliknya

jika kondisi fisik berada dalam keadaan bugar dan segar, motivasi belajar bisa

meningkat. Berarti, kondisi fisik seseorang mempengaruhi motivasi belajarnya.

Orang yang sudah sangat lelah tidak baik kalau belajar. Demikian juga kalau

sedang sakit, tidak baik untuk dipaksa belajar. Dalam kondisi psikologis

terganggu, sebutlah misalnya stress, juga tidak bisa mengkonsentrasikan diri

terhadap hal-hal yang dipelajari. Karena tidak bisa konsentrasi, maka gairah

belajarnya menurun. Keadaan demikian ini, bisa menjadikan seseorang belajar

merasa terpaksa dan tidak banyak termotivasi. Jelaslah bahwa kondisi siswa, baik

yang bersifat fisik maupun psikis, sama-sama berpengaruh terhadap motivasi

belajarnya.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern dalam pembahasan ini, akan dibahas antara lain:

1) Faktor Sekolah

a. Metode Mengajar

Tugas guru yang utama adalah mengajar, yaitu menyampaikan atau

mentransfer ilmu kepada anak didiknya. Untuk mencapai hasil pembelajaran

yang maksimal, diperlukan strategi pembelajaran yang tepat. Guru harus cermat

memilih dan menetapkan metode yang sesuai. Namun, Sejauh ini pembelajaran

PKn di kelas mayoritas masih dilaksanakan dengan metode ceramah.

Hal yang sama terjadi di kelas IV SDN 1 Telaga kabupaten Gorontalo.

Seperti dalam wawancara dengan responden yakni siswa (wawancara: 12 Juni

2013) bahwa penyajian materi berlangsung dalam bentuk komunikasi satu arah,

yakni guru hanya berceramah dan siswa mendengarkan, kemudian diakhiri

dengan pemberian tugas dan evaluasi.

Hal ini dapat menyebabkan interaksi belajar mengajar yang lebih

melemahkan motivasi belajar siswa. Ruminiati (2007: 4) mengatakan bahwa

kelemahan metode ceramah ini, apabila metode ini selalu digunakan dan terlalu

lama maka pembelajaran akan terkesan membosakan, siswa menjadi pasif, dan

tidak memberi kesempatan untuk berdiskusi. Situasi yang demikian dapat

menyebabkan motivasi belajar siswa tidak akan terbangun karena siswa masih

merasa kesulitan dalam menerima pelajaran PKn, PKn dianggap sebagai pelajaran

yang membosankan. ini dapat dilihat dari wawancara dengan responden yakni

siswa (wawancara: 12 Juni 2013) mengatakan bahwa mereka tidak senang dengan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Salah satu alasannya mereka tidak

mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh guru.

Memotivasi siswa merupakan salah satu langkah awal yang harus

dilakukan oleh seorang guru dalam pengajaran dan pembelajaran. Dalam proses

mengajar dan belajar, guru dituntut memiliki berbagai pengetahuan dan

pemahaman yang bermanfaat untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi

siswanya semasa belajar, sehingga proses belajar yang dibimbingnya berjaya

secara optimal. Guru yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan siswa,

menjadikan siswa juga bergairah belajar. Sehingga disini guru harus kreatif

menggunakan strategi pembelajaran yang menarik yang dapat menumbuhkan

motivasi belajar siswa. Seperti dalam wawancara dengan siswa (wawancara: 12

Juni 2013) mengatakan bahwa pembelajaran yang mereka inginkan adalah

pembelajaran dengan model diskusi dan bermain game.

Seorang guru yang baik harus dapat memahami situasi dan kondisi siswa.

Selain itu, guru harus bisa membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi

siswa. Siswa sebagai individu tidak terlepas dari permasalahan baik yang

menyangkut masalah belajar atau masalah yang berhubungan dengan pribadi.

Dalam menyikapi masalah tersebut, kecermatan dan ketepatan guru sangat

diperlukan, karena berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa harus segera

ditangani demi terciptanya situasi kondusif bagi proses belajar mengajar.

b. Hubungan guru dan siswa

Dua unsur terpenting dalam proses pembelajaran adalah guru dan siswa.

Hubungan guru dengan siswa di dalam proses pembelajaran merupakan faktor

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

yang sangat menentukan. Proses pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan

interaksi antara guru dengan siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang

model-model pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Guru

mempunyai peran ganda dan sangat strategis dalam kaitannya dengan kebutuhan

siswa. Peran dimaksudkan adalah guru sebagai guru, guru sebagai orang tua, dan

guru sebagai sejawat belajar.

Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan, peneliti temukan bahwa

hubungan guru dengan murid kurang baik. Ini disebabkan karena sikap guru yang

kurang disenangi oleh siswa-siswanya. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan

responden selaku siswa (wawancara: 12 Juni 2013) mengatakan bahwa gurunya

itu jahat, suka marah-marah dan suka membentak. Selain itu peneliti menemukan

siswa kurang menyukai cara mengajar guru. Ini sesuai wawancara dengan

responden selaku siswa (wawancara: 12 Juni 2013) mengatakan bahwa mereka

tidak menyukai pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sebab pembelajarannya

hanya menjelaskan kemudian diberi tugas atau evaluasi. Mereka juga kurang

mengerti dengan penjelasan yang diberikan guru.

Melihat kondisi pembelajaran sperti itu, hal ini dapat dikatakan bahwa

hubungan guru dan siswa kurang baik. Ini dapat berpengaruh pada motivasi

belajar siswa. Dalam proses pembelajaran suasana sebuah kelas didukung oleh

peran guru dan anggota kelas. Jika suasana kelas tidak mendukung, maka dapat

menghambat proses belajar anak. Hubungan siswa dengan guru, siswa dengan

teman juga perlu dibangun sedemikian rupa sehingga tercipta suasana yang baik

dan nyaman bagi siswa, sehingga mereka betah menjadi bagian dari kelas.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

c. Alat pengajaran/Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing

maka diharapkan guru dapat memilih dan menentukan macam-macam media

sesuai dengan topik bahasan dan karakteristik materi pelajaran. Dengan media

pembelajaran, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Jika pembelajaran

menarik siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut

Ruminiati (2007: 11) mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan wahana

penyuluhan informasi belajar atau penyaluran pesan berupa materi ajar oleh guru

kepada siswa sehingga siswa menjadi lebih tertarik dengan pembelajaran yang

dilakukan.

Namun, kenyataannya peneliti temukan dilapangan pembelajaran yang

dilakukan di kelas IV SDN 1 Telaga tidak pernah menggunakan media

pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh responden yakni siswa (wawancara:

12 Juni 2013) mengatakan bahwa guru tidak pernah menggunakan media

pembelajaran saat mengajar. Padahal siswa akan tertarik jika pembelajaran itu

menggunakan media pembelajaran. Dengan alasan bahwa dengan media

pembelajaran tersebut siswa akan senang dan mudah mengerti dengan penjelasan

yang diberikan. Hal ini menjadikan motivasi belajar siswa sulit untuk

dipertahankan.

d. Keadaan gedung

Sudah umum diketahui bahwa yang menentukan motivasi belajar

seseorang, selain faktor individu juga faktor lingkungan, lebih-lebih lingkungan

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

belajar. Sebab, individu secara sadar ataukah tidak, senantiasa tersosialisasi oleh

lingkungannya. Seperti yang diungkapkan oleh Dimyanti dan Mudjiono (2009:

99) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah

keadaan lingkungan siswa, dalam hal ini lingkungan sekolah. Apabila kondisi

lingkungan sehat, aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi

belajar mudah diperkuat.

Uraian diatas bertolak belakang dengan keadaan di lapangan. Seperti hasil

wawancara dengan responden selaku siswa (wawancara 12 Juni) mengatakan

bahwa kondisi lingkungan kelas tempat belajar kotor, ribut, dan panas. Apalagi

pada waktu siang hari, suasana sangat panas. Ini disebabkan lingkungan sekolah

kurang ditumbuhi pepohonan dan tumbuhan-tumbuhan hijau lainnya. Salah satu

Responden yakni Kepala Sekolah (wawancara: 11 Juni 2013) mengatakan juga

bahwa keadaan lingkungan sekolah, masih terhitung 75% baik. Ada sedikit 25%

kurang baik yakni masalah dinding, atap, dan pagar sekolah. Dengan melihat

kondisi lingkungan seperti itu, dapat menyebabkan semangat belajar siswa akan

terganggu. Sehingga motivasi belajar siswa dapat menurun. Dalam hal ini jika

motivasi belajar siswa menurun dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga

prestasi belajarnya pun dapat menurun. Seperti yang diungkap oleh Tarmidi

(2006, http://library.usu.ac.id) yang mengatakan bahwa iklim kelas berkorelasi

positif dengan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil pembelajaran siswa.

Dengan kata lain, iklim kelas merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

efektifitas dan kualitas pembelajaran di kelas. Iklim kelas merupakan faktor

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

ekternal yang dapat mempengaruhi prestasi akademik siswa. Iklim kelas sendiri

meliputi ruangan kelas, lingkungan kelas dan lain-lain.

Segar , pengap, nyaman atau tidakkah tempat belajar, ini berpengaruh

terhadap motivasi belajar. Demikian juga yang amburadul, itu tidak akan

memberikan gairah bagi belajar seseorang. Sebaiknya tempat yang teratur, yang

tertata rapi, mendorong seseorang bergairah belajar. Tempat belajar yang berisik

oleh suara bisa menganggu belajar, yang tenang, bisa menimbulkan gairah belajar.

Jadi lingkungan sekolah berpengaruh terhadap motivasi belajar.

e. Tugas yang terlalu banyak

Guru memberikan tugas untuk siswa merupakan hal yang wajar. Tetapi

siswa akan merasa jenuh dengan tugas yang terlalu banyak. Bagi sebagian siswa

tugas merupakan beban. Hal seperti inilah yang akan menghambat proses belajar

anak.

Dari uraian diatas, peneliti menemukan hal yang sama dilapangan. Tugas

yang diberikan guru merupakan suatu beban bagi siswa. Seperti hasil wawancara

dengan responden yakni guru (wawancara: 16 Mei 2013) mengatakan bahwa

masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran yakni siswa tidak mau

mengerjakan tugas, sebab tugas yang diberikan merupakan suatu beban bagi

mereka. Hal tersebut dikarenakan tugas yang diberikan terlalu banyak. Ini dapat

dilihat dari hasil wawancara dengan responden yakni siswa (wawancara: 12 Juni

2013) mengatakan bahwa mereka tidak senang dengan tugas yang diberikan oleh

guru, sebab tugas yang diberikan terlalu banyak. Keadaan demikian akan

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

mempengaruhi motivasi belajar siswa. Siswa akan tidak semangat lagi menerima

pelajaran.

Terlalu banyaknya tugas tersebut membuat siswa malas untuk

mengerjakannya. Karena terlalu banyak, mereka menjadi tidak fokus dan akhirnya

mengabaikan tugas-tugas tersebut. Setiap siswa tentu memiliki kemampuan yang

berbeda-beda dalam menyelesaikan tugas. Sebagai seorang guru sebaiknya dapat

memperhatikan hal itu. Mengingat siswa tidak hanya mempelajari 1 mata

pelajaran dari guru tersebut saja. Sebaiknya seorang guru dapat berkomunikasi

dengan guru lain mengenai pemberian tugas kepada siswanya agar beban yang

ditanggungnya dapat terkontrol.

2) Faktor Keluarga

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama.Tetapi

dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Yang termasuk faktor ini

antara lain adalah sebagai berikut.

a. Cara orang tua mendidik

Orang tua yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan anak-

anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan anak-anaknya,

akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya. Orang tua yang bersifat kejam,

otoriter, akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak. Hal ini akan

berakibat anak tidak dapat tentram, tidak senang di rumah, ia pergi mencari teman

sebayanya, hingga lupa belajar. Pada umumnya orang tua tidak memberikan

dorongan kepada anaknya, hingga anak tidak menyukai belajar, bahkan karena

sikap orang tuanya yang salah, anak bisa benci belajar.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

Dilapangan peneliti menemukan bahwa orang tua mendidik anaknya dengan

baik, mereka selalu memperhatikan perkembangan belajar anak, tidak

memaksakan anak atau bersikap keras terhadap anak, membantu anak dalam

kesulitan belajar, dan selalu memberikan dorongan atau motivasi kepada anak

untuk semangat belajar. Berbagai cara yang dilakukan orang tua agar anak

tersebut termotivasi untuk belajar. seperti dalam wawancara dengan salah satu

responden yakni orang tua (wawancara: 6 Juli 2013) mengatakan bahwa salah

satu cara agar anak giat belajar yakni dengan pemberian hadiah. Saya mencari

tahu kepada anak apa yang anak sukai. Tapi dengan syarat anak harus mendapat

juara atau setidaknya mendapat nilai yang bagus. Dari situ anak akan semangat

belajar dan berusaha mendapat nilai yang bagus dengan meningkatkan cara

belajarnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Fathurrohman dan Sutikno (2007:

20) mengatakan bahwa hadiah akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar

lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Di samping itu, siswa

yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang

berprestasi.

Dari hasil wawancara dapat digambarkan bahwa terlihat perhatian orang

tua terhadap belajar anak sangat baik, ada kasih sayang orang tua, dan juga

pemberian motivasi untuk belajar.

b. Relasi antar anggota keluarga

Faktor ini penting sekali dalam menentukan kemajuan belajar anak.Yang

dimaksud hubungan di sini adalah kasih sayang penuh pengertian, atau bahkan

kebencian, sikap keras, acuh tak acuh, memanjakan dan lain-lain. Kurangnya

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

kasih sayang akan menimbulkan emosional insecurity. Demikian juga sikap keras,

kajam, acuh tak acuh akan menimbulkan hal yang serupa. Kasih sayang dari orang

tua dapat berupa: 1) Apakah orang tua sering meluangkan waktunya untuk

omong-omong bergurau dengan anak-anaknya. 2) Biasakan orang tua

membicarakan kebutuhan keluarga dengan anak-anaknya, seorang anak akan

mengalami kesulitan belajar karena faktor-faktor tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti menemukan bahwa hubungan

orang tua dengan anak itu terjalin dengan baik. Orang tua selalu memperhatikan

perkembangan anak dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak. Seperti dalam

wawancara dengan salah satu responden yakni orang tua (wawancara: 6 Juli 2013)

mengatakan bahwa dalam menanamkan sikap semangat belajar salah satu cara

yakni bermain sambil belajar. saya memotivasi belajar anak dalam matematika

yakni dengan bermain kartu remi. Dalam kartu itu ada bilangan 1 sampai 13. Jadi

ada perhitungan. Dari situ dia mulai paham terus. Jadi bermain diselingi belajar.

Kemudian anak ini juga membacanya kurang, caranya juga diselingi bermain

sambil belajar yakni bermain kartu kuartet. Dalam permainan kuartet disitu kita

harus membaca apa yang ada dikartu itu, kemudian disamakan dengan lawan

bermain. Jadi harus tahu membaca. Nah, dari situ dia sudah mulai lancar

membaca. Bermain disini bukan dalam hal negatif, namun bermain sambil belajar.

dan itu dikontrol terus bahkan meluangkan waktu-waktu yang tersisa untuk

bermain bersama. Jadi, saya bisa tahu langsung bagaimana perkembagan

belajarnya.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

Berdasarkan wawancara tersebut dapat digambarkan bahwa hubungan

orang tua dan anak terjalin dengan baik. Jarang orang tua memperhatikan anak

dengan meluangkan waktu untuk bermain bersama. Cara yang dilakukan juga

sangat baik, bermain sambil belajar.

c. Suasana Rumah

Suasana rumah atau keluarga yang sangat ramai/gaduh, selalu tegang,

selalu banyak masalah diantara anggota keluarga antara ayah dan ibu selalu ada

masalah atau membisu, menyebabkan anak tidak tahan di rumah, sehingga tidak

mustahil kalau prestasi belajar anak menurun.Untuk itu hendaknya suasana rumah

dibuat menyenangkan, tentram, damai, harmonis, agar anak betah tinggal di

rumah. Keadaan ini akan menguntungkan bagi kemajuan belajar anak.

Yang terjadi dilapangan peneliti menemukan bahwa banyak anggota

keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Namun, hal tersebut tidak berpengaruh

terhadap kenyamanan belajar anak. Orang tua sangat memperhatikan waktu-waktu

belajar anak. Seperti dalam wawancara dengan salah satu responden yakni orang

tua siswa (wawancara : 6 Juli 2013) mengatakan bahwa dalam suasana rumah, ada

waktunya belajar, ada waktunya santai, dan ada waktunya bermain. Pada waktu

anak belajar itu diperhatikan dengan baik. Jika sementara belajar televisi harus

dimatikan, agar anak belajar aman dan tidak terganggu.

Jadi dalam hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa banyaknya

anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah tidak berpengaruh terhadap

ketidak nyamanan anak. Tinggal bagaimana kita bisa mengatur kondisi dan

waktu. Ada waktu belajar, waktu santai, dan waktu bermain.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

d. Keadaan Ekonomi Keluarga

Ekonomi yang kurang atau miskin akan menimbulkan kurangnya alat-alat

belajar, kurangnya biaya yang disediakan olah orang tua, dan tidak mempunyai

tempat belajar yang baik. Keadaan seperti itu akan menghambat kemajuan anak.

Faktor biaya merupakan faktor yang sangat penting, karena belajar dan

kelangsungannya sangat memerlukan biaya.Misalnya untuk membeli alat-alat,

uang sekolah, dan biaya-biaya lainnya. Maka keluarga yang miskin akan merasa

berat untuk mengeluarkan biaya yang bermacam-macam itu. Karena keuangan

digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari.

Keluarga yang miskin juga tidak dapat menyediakan tempat untuk belajar

yang memadai, dimana tempat belajar itu merupakan tempat terlaksananya belajar

secara efisien dan efektif.

Ekonomi yang berlebihan atau kaya mereka akan menjadi segan belajar

karena ia terlalu banyak bersenang-senang. Mungkin juga mereka terlalu dimanja

oleh orang tua, orang tua tidak tahan melihat anaknya belajar dengan bersusah

payah. Keadaan seperti ini akan dapat menghambat kemajuan belajar.

Dalam wawancara dengan beberapa responden, dilapangan peneliti

menemukan bahwa orang tua siswa dominan berpenghasilan sebagai petani dan

ibu rumah tangga. Jadi penghasilan yang didapat kadang bisa mencukupi kadang

tidak. Namun sebagai orang tua, sekolah anak sudah merupakan kewajiban orang

tua terhadap anak. Seperti dalam wawancara dengan salah satu responden yakni

orang tua siswa (wawancara: 6 Juli 2013) mengatakan bahwa fasilitas belajar

yang disediakan yang ada hanya alat tulis menulis saja. Dengan kondisi ekonomi

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

kami, mungkin ibu juga bisa lihat dari kondisi rumah kami, kemudian dengan

membiayayi ketiga anak yang masih sekolah, kami tidak sanggup untuk membeli

meja belajar atau fasilitas belajar lain. Mungkin itu juga yang membuat mereka

malas untuk belajar. sebagai orang tua kami hanya bisa berusaha menyediakan

alat tulis menulis seadanya saja. Dapat digambarkan bahwa ekonomi juga

berpengaruh terhadap aktivitas belajar anak.

Dari uraian berbagai faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa di

kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo peneliti dapat menyimpulkan bahwa

proses pembelajaran yang terjadi di kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo

belum maksimal. Banyak siswa yang tidak termotivasi untuk belajar. Seorang

guru, pasti mengetahui pentingnya motivasi belajar dalam kegiatan belajar

mengajar. Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar seharusnya perlu

mempertahankan semangat belajar siswa. Bukti-bukti menunjukkan bahwa siswa

hanya giat belajar jika ia termotivasi untuk belajar. Dengan demikian maka guru

perlu mengenal cara-cara untuk memotivasi belajar siswa agar pembelajaran tetap

berlangsung seperti yang diinginkan guru. Relasi antara orang tua dan guru juga

perlu harus terjalin dengan baik. Orang tua dan guru harus bekerja sama untuk

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

4.2.2 Kendala-kendala Yang Dihadapi Guru Dan Siswa Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran PKn Di Kelas

IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo

Dalam masalah belajar pasti ditemui beberapa kendala. Begitu juga dalam

meningktakan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV SDN 1

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

Telaga Kabupaten Gorontalo, ditemui beberapa kendala yang dihadapi guru dan

siswa. Peneliti menemukan kendalanya tersebut terdapat dalam hubungan antara

guru dan siswa itu sendiri.

Keharmonisan hubungan guru dan siswa mempunyai efek terhadap

pengelolaan kelas. Guru yang apatis terhadap siswa membuat siswa menjauhinya.

Siswa lebih banyak menolak kehadiran guru itu. Rasa benci yang tertanam di

dalam diri siswa menyebabkan bahan pelajaran sukar diterima dengan baik.

Kecendrungan sikap siswa yang negatif lebih dominan. Sifat kemunafikan ini

menciptakan jurang pemisah antara guru dan siswa.

Hal yang sama terjadi dilapangan. Kendala yang dihadapi guru adalah

keberadaan siswa itu sendiri. Seperti dalam hasil wawancara dengan salah satu

responden guru (wawancara: 16 Mei 2013) mengatakan bahwa dalam masalah

proses belajar yang dialami selama ini yakni jika diberikan tugas mereka kadang

tidak mau mengerjakan tugas karena tugas yang diberikan merupakan beban bagi

siswa. Jadi, dalam hal ini siswa kurang bersemangat dalam belajar. Belajar sudah

menjadi beban bagi siswa. Namun guru tidak menyadari bahwa kendala yang

dihadapi guru tersebut disebabkan dari guru itu sendiri. Sehingga kendala yang

dihadapi siswa adalah dari guru itu sendiri. Guru terlalu bersikap keras terhadap

siswa. Jadi siswa kurang menyukai cara mengajar guru. Dari beberapa responden

yang diwawancarai yakni siswa (wawancara: 12 Juni 2013) mengatakan bahwa

semua siswa tidak menyukai cara mengajar guru. Sesuai pendapat yang

diungkapkan dari masing-masing responden selaku siswa didapat bahwa hal ini

disebabkan karena guru terlalu bersikap keras terhadap siswa, sehingga siswa

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

merasa takut. Selain itu, guru saat mengajar suaranya terlalu keras, penjelasan

materi hanya sedikit langsung diberi tugas, cara mencatat guru dipapan tulis tidak

jelas tulisannya, belum mengerti langsung diberi tugas, siswa merasa tidak senang

dengan tugas yang diberikan karena terlalu banyak, belajar tidak terlalu serius

guru sering keluar kelas, proses pembelajaran biasa saja tidak menyenangkan, dan

kadang belajar hanya mencatat materi.

Peneliti juga menemukan dari beberapa responden yakni siswa yang

diwawancarai, semua mengatakan bahwa guru mengajar tidak pernah

menggunakan media pembelajaran. Kemudian strategi pembelajaran yang

dilakukan guru hanya menjelaskan lalu diberi tugas. Guru tidak pernah

menggunakan model-model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif

dalam pembelajaran.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi guru dan

siswa dalam meningktakan motivasi belajar pada mata pelajaran PKn di kelas IV

SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo adalah terdapat dalam hubungan guru dan

siswa itu sendiri.

Proses pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan interaksi antara

guru dengan siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model-model

pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Guru mempunyai

peran ganda dan sangat strategis dalam kaitannya dengan kebutuhan siswa. Peran

dimaksudkan adalah guru sebagai guru, guru sebagai orang tua, dan guru sebagai

sejawat belajar.

1. Guru sebagai guru

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

Pekerjaan utama guru adalah mengajar dan mendidik siswa siswa, yang

berusaha agar semua siswanya mampu menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi yang diajarkan dengan baik.

2. Guru sebagai orang tua

Tempat mencurahkan segala perasaan siswa, tempat mengadu siswa ketika

mengalami gangguan. Siswa merasa aman dan nyaman ketika dekat dengan guru,

bahkan merasa rindu jika tidak bertemu guru. Interaksi guru dan siswa bagaikan

hubungan orang tua dan anak, hangat, akrab, harmonis, dan tulus.

3. Guru sebagai teman

Sebagai pasangan untuk berbagai pengalaman dan beradu argumentasi

dalam diskusi secara informal. Guru tidak merasa direndahkan jika siswa tidak

sependapat, atau memang pendapat siswa yang benar, dan menerima saran siswa

murid yang masuk akal. Hubungan guru dan siswa mengutamakan nilai-nilai

demokratis dalam proses pembelajaran (dalam http://eksan.web.id/archives/235).

4.2.3 Upaya Untuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa Di Kelas IV

SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam

kegiatan belajar siswa di sekolah, seperti yang diungkapkan oleh (Djamarah dan

zain, 2006 : 149) yaitu:

1. Memberi angka

Memberikan angka (nilai) artinya adalah sebagai satu simbol dari hasil

aktifitas anak didik. Dalam memberi angka (nilai) ini, semua anak didik

mendapatkan hasil aktifitas yang bervariasi. Pemberian angka kepada anak didik

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi agar hasilnya dapat lebih

ditingkatkan lagi.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menemukan di lapangan, dalam

pemberian nilai sewaktu-waktu dapat berubah sesuai sikap siswa di kelas itu

bagaimana. Ini dapat dilihat dalam hasil wawancara dengan responden yakni

siswa (wawancara: 21 Mei 2013) mengatakan bahwa jika siswa berkelahi atau

berbuat masalah, nilai akan dikurangi. Jika nilai 100 akan dikurangi menjadi 75.

Jadi,tadinya nilainya tinggi akan berubah menjadi nilai yang rendah. Ini akan

berpengaruh pada keadaan siswa. Semangat belajarnya akan menurun. Karena

siswa sudah berusaha belajar mendapat nilai yang baik tapi hanya karena ada

masalah dengan teman nilainya menjadi turun. Apalagi siswa yang merasa tidak

bersalah akan lebih menurun semangat belajarnya. Dalam proses pembelajaran

guru harusnya memberikan penjelasan pada siswa, bahwa sikap juga ada penilaian

tersendiri. Bisa saja berpengaruh pada nilai akhir siswa. Jika sikapnya didalam

kelas baik nilai akhir yang didapat juga akan baik. Jika sikapnya tidak baik nilai

akhirnya juga akan tidak baik,walaupun siswa itu sering mendapat nilai yang baik

pada setiap tugas dan ujian yang diberikan. Jadi, guru tidak seharunya

menghukum siswa dengan mengurangi hasil belajarnya. Akan tetapi

membimbing anak itu dan memberikan hukuman atas perbuatannya, hukuman

yang dimaksud disini adalah hukuman yang mendidik. Seperti menyapu lantai

mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan, atau apa saja yang sifatnya mendidik.

Jadi sebaiknya guru tidak mengambil tindakan seperti itu. Sebab dalam kasus ini

bukan motivasi yang akan tumbuh melainkan motivasi belajar akan menurun.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

2. Hadiah

Maksudnya adalah suatu pemberian berupa kenang-kenangan kepada anak

didik yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan

semangat (motivasi) belajar siswa karena akan diangap sebagai suatu penghargaan

yang sangat berharga bagi siswa.

Dalam pengamatan peneliti selama ini yang terjadi di lapangan upaya

untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan pemberian hadiah dalam

proses pembelajaran itu tidak ada. Padahal hadiah ini sangat berpengaruh terhadap

gairah belajar siswa. Apalagi pada siswa sekolah dasar, mereka akan semangat

melakukan sesuatu jika diberikan hadiah. Namun hadiah juga tidak bisa sering

diberikan. Hanya saja sebagai penghargaan atas prestasi anak di kelas. Jika sering

diberi tugas dikhawatirkan siswa akan giat belajar jika ada hadiah yang diberikan.

Untuk itu, alangkah baiknya guru memberikan hadiah tidak memberi tahu terlebih

dahulu pada siswa sebelum siswa itu menyelesaikan tugas dengan baik dan benar.

3. Pujian

Memberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu yang

diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian berarti adanya suatu perhatian

yang diberikan kepada siswa, sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar

akan tinggi. Pujian disini seperti berkata “kerjamu bagus”, “kerjamu rapi”,

“selamat sang juara baru” dan sebagainya.

Uraian tersebut bertolak belakang dengan keadaan dilapangan, peneliti

justru menemukan pujian yang diberikan itu sangat kurang bahkan mungkin tidak

ada. Dengan karakter guru yang keras malah yang didapat siswa, bukan pujian

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

melainkan setiap proses pembelajaran siswa merasa takut dengan adanya guru.

Guru hanya sering marah-marah dan bersuara keras yang membuat siswa takut.

Jangankan memberikan pujian bertanya saja siswa merasa takut karena dibentak

dan tidak dihargai, bahkan tidak disuruh bertanya. Seperti dalam hasil wawancara

dengan salah satu responden yakni siswa (wawancara 12 Juni 2013) Jein

mengatakan bahwa Ia takut bertanya jika ada materi yang tidak dimengerti karena

jika bertanya guru hanya mengatakan kenapa bartanya, tidak bisa bertanya harus

dipikir sendiri. Ini akan menyebabkan adanya pembunuhan karakter terhadap

siswa. Siswa seperti tidak dihargai. Sehingga yang ada motivasi belajar siswa

menurun, tidak mau bertanya jika ada yang tidak dimengerti dan berperan sebagai

pengikut saja. Padahal pujian ini merupakan alat motivasi yang positif. Setiap

orang tentunya senang dipuji, sama halnya dengan siswa itu sendiri.

4. Gerakan tubuh

Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan, gerakan

kepala, yang membuat suatu perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh

guru. Gerakan tubuh saat memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa

didalam menyimak suatu materi pelajaran lebih mudah dan gampang.

Dalam penelitian dilapangan ditemukan gerakan tubuh saat mengajar

hanya menimbulkan ketekanan siswa dalam belajar. Sebab dengan karakter guru

yang keras, guru kurang memberikan senyuman bahkan yang ada hanya

memperlihatkan wajah yang melotot. Ini sesuai hasil wawacara salah satu

responden yakni siswa (wawancara: 12 Juni 2013) Dwi mengatakan bahwa cara

mengajar guru tidak baik sebab jika mengajar selalu melotot. Dengan gerakan

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

tubuh seperti itu dapat mengurangi semangat belajar siswa. Padahal gerakan tubuh

merupakan penguatan yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa,

sehingga proses pembelajaran akan lebih menyenangkan.

5. Memberi tugas

Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera

diselesaikan. Pemberian tugas kepada siswa akan memberikan suatu dorongan dan

motivasi kepada anak didik untuk memperhatikan segala isi pelajaran yang

disampaikan.

Namun yang terjadi dilapangan tugas yang diberikan tugas yang diberikan

merupakan suatu bebab bagi siswa, sebab tugas yang diberikan terlalu banyak.

Seperti dari hasil wawancara dengan responden yakni siswa (wawancara: 12 Juni

2013) mengatakan bahwa mereka tidak senang dengan tugas yang diberikan oleh

guru, sebab tugas yang diberikan terlalu banyak. Untuk itu, sebagai seorang guru

sebaiknya dapat memperhatikan hal itu. Mengingat siswa tidak hanya

mempelajari 1 mata pelajaran dari guru tersebut saja. Sebaiknya seorang guru

dapat berkomunikasi dengan guru lain mengenai pemberian tugas kepada

siswanya agar beban yang ditanggungnya dapat terkontrol.

6. Memberikan ulangan

Ulangan adalah strategi yang paling penting untuk menguji hasil

pengajaran dan juga memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk

mengulangi pelajaran yang telah disampaikan dan diberikan oleh guru. Dalam

penelitian di lapangan seperti halnya tugas, pemberian ulangan juga sering

dilakukan.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

7. Mengetahui hasil

Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu

sifat yang ada pada setiap manusia. Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil

pekerjaan yang dilakukannya. Namun yang terjadi dilapangan siswa kurang

mengetahui hasil pekerjaan yang dilakukannya. Kadang tugas yang diberikan

dibiarkan saja. Seperti dari hasil wawancara dengan salah satu responden yakni

siswa (wawancara: 21 Mei) Irvan mengatakan bahwa tugas yang diberikan kadang

dibiarkan saja. Hal ini menjadikan siswa tidak mengetahui kesalahan atas tugas

yang dikerjakan. Padahal dengan mengetahui hasil siswa akan bisa mengetahui

kesalahan atas tugas yang dikerjakannya. Sehingga siswa akan terdorong untuk

lebih menambah semangat belajarnya demi mendapat hasil yang lebih baik lagi.

8. Hukuman

Dalam proses belajar mengajar, memberikan sanksi kepada siswa yang

melakukan kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk menarik dan

meningkatkan perhatian siswa. Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa

yang bersangkutan.

Namun, kenyataan yang ditemukan dilapangan hukuman yang diberikan

terlalu keras. Ini disebabkan karena karakter guru yang keras.seperti wawancara

dengan salah satu responden yakni siswa (wawancara 12 Juni 2013) Agil

mengatakan bahwa menurunya gurunya jahat, suka memukul.

Dalam dunia pendidikan ini tidak dibenarkan. Seharusnya guru

memberikan hukuman dengan cara mendidik. Seperti menyapu lantai mencatat

bahan pelajaran yang ketinggalan, atau apa saja yang sifatnya mendidik. Hal ini

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …eprints.ung.ac.id/2718/10/2013-1-86206-151409080-bab4...Daftar Keadaan Siswa kelas IV SDN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo No Nama Siswa Jenis

sejalan dengan pendapat responden yakni kepala sekolah (wawancara: 11 Juni

2013) mengatakan bahwa dalam memberikan sanksi kepada anak yang melakukan

pelanggaran atau kesalahan sanksinya harus sesuai dengan pendidikan. Jadi,

misalnya siswa diberikan tugas kemudian tidak melaksanakan, maka siswa itu

diberikan tugas kembali, tapi diupayakan tidak mengganggu siswa itu belajar.

Mungkin sanksinya akan diberikan sesudah belajar. Jadi, orang lain sementara

istrahat, siswa itu hanya melaksanakan tugas. Kemudian tidak boleh ada yang

membantu. Agar siswa itu bisa bertanggung jawab melakukan pelanggaran dan

tahu bagaimana rasanya kalau tidak melaksanakan tugas. Dengan salah satu upaya

tersebut siswa akan berusaha untuk bersikap tenang dengan memfokuskan

perhatiannya kepada bahan pelajaran dijelaskan kembali oleh guru.