bab iv hasil penelitian dan pembahasan -...

27
53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan observasi serta refleksi yang berisi penjelasan mengenai aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Pada bab ini juga akan membahas mengenai hasil anilisis data serta pembahasannya yang secara rinci akan dijelaskan dalam uraian berikut: 4.1 Deskripsi Siklus I 4.1.1 Rencana Tindakan Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I dirancang dalam 3 kali pertemuan dimana pada pertemuan I dan pertemuan II akan disampaikan materi serta penerapan metode problem based introduction dan pada pertemuan III adalah pemantapan materi serta akan diadakan tes formatif untuk mengukur hasil belajar siswa. Soal-soal tes formatif yang dibuat untuk mengukur hasil belajar siswa berpedoman pada indikator-indikator yang telah disusun. Berikut ini akan disajikan tahapan perencanaan yang dilakukan. Pertemuan I setelah penulis memperoleh informasi pada tahap observasi, selanjutnya dilakukan diskusi dengan guru kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari sebagai guru kolaborator mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan dengan menggunakan pendekatan scientific melalui metode problem based introduction. Standar Kompetensi (SK) pada siklus I adalah 3. Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga dengan kompetensi dasar 3.1 Menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.. Materi yang akan dibahas pada pertemuan I ini adalah Menurunkan rumus luas berbagai bangun datar dari luas persegi panjang. Sebelum mengajar, penulis menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya adalah RPP, LKS dan Lembar observasi. Pertemuan II materi yang akan dibahas adalah luas dan keliling lingkaran pada pertemuan II ini penulis juga mempersiapkan RPP, LKS dan Lembar observasi yang akan digunakan pada pembelajaran II ini. Pertemuan III merupakan tindak lanjut dari pembelajaran I dan II. Pada pertemuan III ini akan membahas secara singkat mengenai pertemuan I dan II kemudian dilanjutkan dengan memberikan soal evaluasi kepada siswa. Pada pertemuan III ini yang dipersiapkan penulis

Upload: buihuong

Post on 29-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian

masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

observasi serta refleksi yang berisi penjelasan mengenai aspek keberhasilan dan kelemahan

yang terjadi. Pada bab ini juga akan membahas mengenai hasil anilisis data serta

pembahasannya yang secara rinci akan dijelaskan dalam uraian berikut:

4.1 Deskripsi Siklus I

4.1.1 Rencana Tindakan

Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I dirancang dalam 3 kali pertemuan dimana

pada pertemuan I dan pertemuan II akan disampaikan materi serta penerapan metode problem

based introduction dan pada pertemuan III adalah pemantapan materi serta akan diadakan tes

formatif untuk mengukur hasil belajar siswa. Soal-soal tes formatif yang dibuat untuk

mengukur hasil belajar siswa berpedoman pada indikator-indikator yang telah disusun.

Berikut ini akan disajikan tahapan perencanaan yang dilakukan.

Pertemuan I setelah penulis memperoleh informasi pada tahap observasi, selanjutnya

dilakukan diskusi dengan guru kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari sebagai guru kolaborator

mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan dengan menggunakan pendekatan

scientific melalui metode problem based introduction. Standar Kompetensi (SK) pada siklus I

adalah 3. Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga

dengan kompetensi dasar 3.1 Menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari

dua bangun datar sederhana.. Materi yang akan dibahas pada pertemuan I ini adalah

Menurunkan rumus luas berbagai bangun datar dari luas persegi panjang. Sebelum mengajar,

penulis menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya adalah

RPP, LKS dan Lembar observasi.

Pertemuan II materi yang akan dibahas adalah luas dan keliling lingkaran pada

pertemuan II ini penulis juga mempersiapkan RPP, LKS dan Lembar observasi yang akan

digunakan pada pembelajaran II ini.

Pertemuan III merupakan tindak lanjut dari pembelajaran I dan II. Pada pertemuan III

ini akan membahas secara singkat mengenai pertemuan I dan II kemudian dilanjutkan dengan

memberikan soal evaluasi kepada siswa. Pada pertemuan III ini yang dipersiapkan penulis

54

adalah soal evaluasi siklus I yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah

siklus I dilaksanakan.

Langkah-langkah pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan langkah

pembelajaran dengan menggunakan metode problem based introduction. Untuk mengetahui

penerapannya di kelas, peneliti menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kesesuaian

tindakan yang dilakukan di kelas dengan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan.

Di dalam lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus di isi oleh

observer dengan cara memberi tanda centang (√). Kolom yang tersedia yaitu kolom “Ya”

yang diberi tanda centang (√) jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

sesuai dengan langkah pembelajaran yang telah disusun sebelumnya, serta kolom “Tidak”

yang diberi tanda centang (√) jika langkah tersebut tidak diimplementasikan di dalam

kegiatan pembelajaran.

4.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun,

pelaksanaan tindakan Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dimana pada

pertemuan I dan II akan dilakukan observasi oleh observer. Hasil pelaksanaan tindakan siklus

I secara garis besar dapat dilihat pada tabel 15 yang kemudian akan diuraikan secara rinci

dalam masing-masing pertemuan.

Tabel 13

Hasil observasi siklus I

No Aspek Indikator Pertemuan

I II III

1

Kegiatan awal Guru melakukan tanya jawab untuk

mengingatkan kembali tentang

materi luas bangun datar yang

pernah dipelajari sebelumnya.

Guru memberitahukan manfaat dari

mempelajari materi tentang luas

bangun datar

2

Eksplorasi

Siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok yang beranggotakan 4-5

orang.

Siswa ditunjukkan dan diberi

55

stimulus cara menentukan rumus

mencari rumus luas berbagai

bangun datar dari luas persegi

panjang oleh guru melalui

demonstrasi dengan menggunakan

bantuan media audio-visual

(komputer/laptop, LCD Proyektor

dan layar).

Siswa dan guru menentukan rumus

luas persegi dan luas segitiga

melalui demonstrasi yang

dilakukan.

Siswa mengerjakan latihan soal

yang diberikan guru secara

kelompok,dengan berdiskusi

kelompok siswa diharapkan dapat

menentukan luas persegi dan luas

segitiga bila diketahui salah satu

unsurnya.

Masing-masing kelompok

melaporkan hasil diskusinya dan

kelompok lain menanggapi. informasi yang tepat untuk mencari penjelasan dan solusi.

Siswa mengerjakan soal-soal

latihan secara individu.

3

Elaborasi

Guru membiasakan peserta didik

membaca dan menulis yang

beragam melalui tugas-tugas

tertentu yang bermakna.

-

Guru memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas, diskusi

dan lain-lain untuk memunculkan

gagasan baru baik secara lisan

maupun tertulis.

Guru memberi kesempatan untuk

berpikir,menganalisis,menyelesaik

an masalah dan bertindak tanpa

rasa takut.

Guru memfasilitasi peserta didik

dalam pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif.

Guru memfasilitasi peserta didik -

56

berkompetisi secara sehat untuk

meningkatkan prestasi belajar.

Guru memfasilitasi peserta didik

membuat laporan eksplorasi yang

dilakukan baik lisan maupun

tertulis, secara individual maupun

kelompok.

Guru memfasilitasi peserta didik

untuk menyajikan hasil kerja

individual maupun kelompok.

4

Konfirmasi Guru dan siswa bertanya jawab

tentang hal-hal yang belum

diketahui siswa.

Guru bersama siswa bertanya

jawab meluruskan kesalahan

pemahaman,memberikan

penguatan dan penyimpulan.

5

Kegiatan penutup

Siswa bersama guru membuat

kesimpulan dan rangkuman dari

materi yang disampaikan.

Siswa dan guru melakukan refleksi

dari pembelajaran yang telah

dilakukan.

Jumlah 17 19 19

1. Pertemuan I

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 25

November 2015, pertemuan I pada siklus I ini dimulai pada jam pertama yaitu pukul 07.30

WIB dengan alokasi waktu 3x45 menit. Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran

dengan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa bersama dengan dipimpin oleh ketua

kelas, dilanjutkan mengecek kehadiran siswa, pada pertemuan I ini semua siswa kelas VI SD

Negeri 2 Gedongsari hadir. Setelah melakukan presensi dilanjutkan dengan pemberian

apersepsi berupa melakukan tanya jawab untuk mengingatkan kembali tentang materi luas

bangun datar yang pernah dipelajari sebelumnya . Kegiatan tanya jawab yang dilakukan pada

57

saat apersepsi berjalan dengan lancar. Siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait

dengan materi pada pembelajaran sebelumnya.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan guru adalah menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dilakukan dengan menggunakan metode problem based introduction. Setelah itu

guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5

siswa. Pembagian kelompok dilakukan dengan membagikan amplop berisi tokoh kartun,

kemudian siswa yang mendapatkan gambar tokoh kartun sama berkumpul menjadi satu

kelompok.

Setelah kelompok terbentuk, guru memberikan motivasi dengan cara

mengorientasikan siswa terhadap masalah. Orientasi siswa terhadap masalah dilakukan

dengan cara siswa ditunjukkan dan diberi stimulus cara menentukan rumus mencari rumus

luas berbagai bangun datar dari luas persegi panjang oleh guru melalui demonstrasi dengan

menggunakan bantuan media audio visual (komputer/laptop, LCD Proyektor dan layar).

Setelah kegiatan awal selesai dilaksanakan, dilanjutkan kegiatan inti yaitu siswa

dengan bimbingan guru merancang aktivitas belajar untuk menyelesaikan masalah yang di

orientasikan pada tahap awal. Pada tahap ini guru membagikan lembar kerja siswa terkait

dengan masalah yang di orientasikan pada tahap awal. Dalam LKS yang harus diselesaikan

siswa pada siklus I pembelajaran I ini siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan guru

secara kelompok, dengan berdiskusi kelompok siswa diharapkan dapat menentukan luas

persegi dan luas segitiga bila diketahui salah satu unsurnya.

Dalam menyelesaikan LKS siswa siswa bekerjasama dalam kelompok berpikir

bersama mengumpulkan informasi dan menyatukan pendapatnya untuk mencari penjelasan

dan solusi untuk menyelesaikan LKS tersebut. Akan tetapi pada saat kegiatan diskusi tidak

semua siswa terlibat secara penuh dalam. Kegiatan diskusi lebih di dominasi oleh siswa-

siswa tertentu saja. Selama siswa berdiskusi menyelesaikan LKS guru berkeliling untuk

membimbing siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya jika ada yang belum

dimengerti. Setelah selesai, guru meminta siswa menyiapkan hasil diskusinya untuk

dipresentasikan didepan kelas dan untuk kelompok lain yang tidak sedang presentasi diberi

kesempatan untuk menanggapi, berpendapat atau bertanya terhadap hasil diskusi kelompok

lain yang sedang presentasi. Akan tetapi belum ada siswa yang berani menanggapi atau

menanyakan hal yang belum dimengerti kepada kelompok yang sedang presentasi.

58

Setelah kelompok-kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusi, siswa bersama

dengan guru melalui tanya jawab membahas penyelesaian masalah berdasarkan hasil

presentasi semua kelompok. Dalam kegiatan akhirsiswa dengan bimbingan guru menarik

kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari kemudian melakukan refleksi.

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I

berlangsung, guru kelas VI selaku observer mengamati jalannya pembelajaran dari awal

hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

Berdasarkan lembar observasi, presentase langkah-langkah kegiatan pembelajaran siklus I

pertemuan I yang sesuai dengan sintak mencapai 81,49% atau sebanyak 17 pernyataan dari

19 pernyataan sesuai dengan langkah-langkah yang harusnya dilakukan. Adapun kegiatan

yang belum sesuai dengan perencanaan antara lain guru tidak mengatur jalannya diskusi

dengan baik sehingga kegiatan presentasi menjadi tidak efektif karena siswa hanya membaca

jawaban mereka saja, selain itu pada akhir pembelajaran guru juga lupa tidak memberikan

informasi mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya. Kemudian pada saat kegiatan

diskusi, tidak semua siswa terlibat aktif, dan siswa juga belum berani memberikan tanggapan

pada saat kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

2. Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada Kamis, tanggal 26 November 2015.

Pertemuan II pada siklus I ini dimulai pada jam pertama yaitu pukul 07.30 WIB dengan

alokasi waktu 3x45 menit. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah menghitung luas

dan keliling lingkaran.Sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun, kegiatan awal

yang dilakukan yakni mengajak siswa untuk berdoa. Kegiatan doa dipimpin oleh ketua kelas.

Kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Pada pertemuan II ini semua siswa

kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari hadir. Setelah mengecek kehadiran siswa kegiatan

selanjutnya adalah melakukan apersepsi. Pada tahap ini guru mengajukan pertanyaan-

pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan dilanjutkan

dengan pembagian kelompok. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara membagikan stik

ice cream yang sudah diberi nomor pada ujungnya kepada siswa, kemudian siswa yang

mendapat nomor sama kemudian berkumpul menjadi satu kelompok. Kelompok yang

terbentuk pada siklus IIsebanyak 5 kelompok dimana dalam satu kelompok terdiri dari 5

59

siswa. Setelah kelompok terbentuk kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan motivasi

dengan cara mengorintasikan siswa pada masalah.

Orientasi siswa pada masalah dilakukan dengan cara siswa ditunjukkan dan diberi

stimulus cara menentukan luas dan keliling oleh guru melalui demonstrasi dengan

menggunakan bantuan media audio visual (komputer/laptop, LCD Proyektor dan layar).

Setelah kegiatan awal selesai dilakukan dilanjutkan dengan kegiatan inti, yaitu siswa dengan

bimbingan guru merancang aktivitas belajar untuk menyelesaikan masalah yang di

orientasikan pada tahap awal. Pada tahap iniguru membagikan lembar kerja siswa yang harus

diselesaikan masing-masing kelompok terkait dengan masalah yang telah di orientasikan

pada tahap awal. Dalam LKS yang harus diselesaikan siswa pada siklus I pembelajaran II ini

siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan guru secara kelompok, dengan berdiskusi

kelompok siswa diharapkan dapat menentukan luas dan keliling lingkaran bila diketahui

salah satu unsurnya.

Siswa bekerjasama dalam kelompok berpikir bersama mengumpulkan informasi dan

menyatukan pendapatnya untuk mencari penjelasan dan solusi untuk menyelesaikan LKS

tersebut. Kegiatan diskusi kelompok pada pembelajaran II ini berjalan baik. Selama siswa

berdiskusi menyelesaikan LKS guru berkeliling untuk membimbing siswa dan memberikan

kesempatan siswa bertanya jika ada hal yang belum dimengerti. Pada pembelajaran II ini

siswa siswa beberapa siswa berani menanyakan hal-hal yang belum dimengerti kepada guru.

Setelah selesai, guru meminta siswa menyiapkan hasil diskusinya untuk

dipresentasikan di depan kelas dan untuk kelompok lain yang tidak sedang presentasi diberi

kesempatan untuk menanggapi, berpendapat atau bertanya terhadap hasil diskusi kelompok

lain yang sedang presentasi. Setelah kelompok-kelompok selesai mempresentasikan hasil

diskusi, siswa bersama dengan guru melalui tanya jawab membahas penyelesaian masalah

berdasarkan hasil presentasi semua kelompok.

Dalam kegiatan akhir, siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan mengenai

materi yang telah dipelajari kemudian melakukan refleksi. Dilanjutkan dengan guru

menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan II

ini guru memberi informasi kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan

evaluasi dan siswa diminta untuk mempelajari materi pada pertemuan I dan pertemuan II.

60

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada saat pembelajaran siklus I pertemuan II

berlangsung, guru kelas IV selaku observer mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dari

awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru dan respon siswa tersebut pembelajaran sudah

berlangsung dengan baik sesuai dengan rencana maupun sintaks yang telah disusun. Guru

sudah mengatur jalannya presentasi dengan baik dengan memberitahu siswa mengenai

peraturan-peraturan sebelum siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok, pada kegiatan

akhir guru sudah memberikan informasi mengenai pembelajaran selanjutnya. Pada

pembelajaran II ini kegiatan diskusi berjalan efektif, semua siswa sudah terlibat dalam

kegiatan diskusi kelompok. Presentase kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan langkah-

langkah pembelajaran pada siklus II ini mencapai 100% atau sejumlah 19 langkah-langkah

kegiatan pembelajaran telah terlaksana.

3. Pertemuan III

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III dilakukan pada hari Jumat, tanggal

27 November 2015. Pada awal pembelajaran guru menyiapkan siswa untuk mengikuti proses

pembelajaran. Setelah selesai guru melakukan apersepsi dengan mengingat kembali materi

pelajaran pada pertemuan I dan II. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal terkait materi pada pertemuan pertama dan kedua yang belum dipahami.

Kemudian guru memeriksa kesiapan alat dan bahan yang digunakan pada saat tes,

memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal dengan jujur, lalu meminta membagikan

lembar evaluasi dalam bentuk soal uraian sebagai tes siklus I. Pada siklus I pertemuan III ini

kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Guru sudah mengulas materi

pembelajaran pada pertemuan I dan II secara baik dengan melibatkan siswa dan siswa juga

mengerjakan soal postest dengan tenang sehingga tes evaluasi siklus I berjalan dengan lancar.

4.1.3 Hasil Tindakan Siklus I

Hasil belajar siswa diperoleh setelah pembelajaran selesai dilaksanakan yaitu pada

pertemuan ketiga siklus I. Pada pertemuan ketiga, siswa mengerjakan soal evaluasi sesuai

dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan II. Soal evaluasi yang harus

dikerjakan siswa pada siklus I ini berbentuk soal pilihan ganda dengan jumlah 25 soal dimana

tersebut sudah di uji validitas dan reliabilitasnya.

61

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika SD Negeri 2

Gedongsari adalah 70. Berdasarkan skor yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi siklus I

maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar. Untuk mempermudah dalam

membuat tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar yang perlu dilakukan yaitu menentukan

jangkauan (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P) (Subana, 2000:48). Adapun

rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Jangkauan (R) = skor maksimal - skor minimal

= 80 - 36

= 44

Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 29

= 1 + 3,3 . 1,46

= 1 + 4,82

= 5,82 (dibulatkan menjadi 6)

Panjang kelas (P)

=

=7

Setelah melaksanakan perhitungan diatas, maka berdasarkan nilai yang diperoleh

siswa kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari dapat disajikan tabel distribusi hasil belajar siklus I

yang dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus 1

No Nilai Frekuensi Persentase

1 35 - 41 1 4%

2 42 - 48 8 32%

3 49 - 55 0 0%

4 56 - 62 1 4%

5 63 - 69 3 12%

6 70 - 76 8 32%

7 77 - 83 4 16%

Jumlah 25 100%

Nilai tertinggi 80

Nilai terendah 36

Rata-rata 62,88

62

Dari tabel di atas dapat diketahui persebaran nilai yang diperoleh siswa yaitu sejumlah

1 siswa atau sebesar 4% dari 25 siswa mendapatkan nilai antara 35 sampai 41, sejumlah 8

siswa atau sebesar 32% dari 25 siswa mendapatkan nilai antara 42 sampai 48, sejumlah 0

siswa atau sebesar 0% dari 25 siswa mendapatkan nilai antara 49 sampai 55, sejumlah 1

siswa atau sebesar 4% dari 25 siswa mendapatkan nilai antara 56 sampai 62, sejumlah 3

siswa atau sebesar 12% dari 25 siswa mendapatkan nilai antara 63 sampai 69, dan sejumlah 8

siswa atau sebesar 32% dari 25 siswa mendapatkan nilai antara 70 sampai 76, sejumlah 4

siswa atau sebesar 16% dari 25 siswa mendapatkan nilai antara 77 sampai 83. Adapun nilai

tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I ini adalah 80, sedangkan nilai terendah adalah 36

dan nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 62,88.

Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VI pada siklus I maka dapat

disusun presentase ketuntasan hasil belajar yang dapat dilihat pada tabel 17. (KKM 70)

Tabel 17

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Nilai Kategori Jumlah Siswa

Jumlah Persentase

≥70 Tuntas 13 52%

< 70 Tidak Tuntas 12 48%

Jumlah 25 100%

Nilai Tertinggi 80

Nilai Terendah 36

Rata-rata 62,88

Dari tabel ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I, dapat diketahui bahwa siswa

yang sudah tuntas sebanyak 13 siswa dan siswa yang belum tuntas adalah 12 siswa.

Presentase jumlah siswa yang tuntas adalah sebesar 52% dan yang belum tuntas sebesar 48%.

Presentase ketuntasan belajar siswa pada tabel 17 tersebut dapat digambarkan dalam grafik

lingkaran yang dapat dilihat pada gambar di bawah.

63

Gambar 2: Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

4.1.4 Refleksi

Melalui refleksi dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran sudah cukup baik

karena sebagian besar rencana pembelajaran yang telah dibuat dan langkah-langkah

pembelajaran menggunakan metode problem based introduction sudah terlaksana. Meskipun

demikian masih terdapat beberapa kekurangan-kekurangan pada saat pembelajaran I dan II

berlangsung.

Berdasarkan lembar observasi yang telah di isi oleh observer pada pertemuan I masih

terdapat beberapa kelemahan. Pada lembar observasi aktivitas guru dapat diketahui bahwa

guru tidak mengatur jalannya kegiatan presentasi kelompok dengan baik, sehingga kegiatan

presentasi tidak berjalan dengan efektif. Hal tersebut disebabkan karena pada saat siswa

mempresentasikan hasil diskusi siswa hanya membaca saja sehingga menyebabkan siswa lain

yang tidak presentasi tidak tertarik. Selain itu pada saat kegiatan akhir guru juga tidak

memberikan informasi kepada siswa mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya.

Sedangkan pada lembar observasi respon siswa pada pertemuan I dapat diketahui

bahwa pada saat kegiatan diskusi kelompok, semua anggota kelompok masih belum terlibat.

Kegiatan diskusi kelompok didominasi oleh siswa yang aktif saja. Hal tersebut menyebabkan

tidak semua siswa terlibat secara penuh dalam aktivitas penyelesaian masalah sehingga

pemahaman materi siswa terhadap materi pembelajaran masih kurang. Pada pertemuan I ini

siswa juga belum berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain yang sedang

mempresentasikan jawabannya.

48% 52%

PERSENTASE KETUNTASAN HASIL BELAJAR SIKLUS 1

< TIDAK TUNTAS >= TUNTAS

64

Pada pertemuan II, berdasarkan lembar observasi respon siswa dapat diketahui bahwa

guru sudah mengatur jalannya kegiatan diskusi dengan baik. Selain itu pada kegiatan akhir

pembelajaran guru juga sudah memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran

selanjutnya. Sedangkan berdasarkan lembar observasi respon siswa dapat diketahui bahwa

pada saat kegiatan diskusi semua siswa terlibat, akan tetapi masih belum ada siswa yang

berani mengajukan pertanyaan pada saat kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi.

.Berdasarkan hasil belajar yang didapat setelah kegiatan pembelajaran selesai

dilakukan dapat diketahui hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika menggunakan

metode problem based introduction mengalami peningkatan dari kondisi awal. Adapun

presentase ketuntasan hasil belajar siklus I yang diperoleh siswa yaitu sebanyak 52% atau

sebanyak 13 dari 25siswa telah mencapai ketuntasan (KKM=70). Sedangkan presentase

siswa yang belum mencapai ketuntasan adalah 48% atau sebanyak 12 dari 25 siswa. Pada

kegiatan pembelajaran masih terdapat rencana-rencana yang belum terlaksana. Terutama

pada saat kegiatan diskusi dan kegiatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk berani

mengutarakan tanggapan, sehingga penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.

4.2 Deskripsi Siklus II

Berdasarkan catatan perbaikan pada siklus I terkait dengan kurangnya keberanian

siswa mengutarakan pendapat, kegiatan presentasi yang tidak berjalan dengan efektif, dan

belum semua anggota kelompok terlibat dalam kegiatan diskusi yang menyebabkan KKM

belum mencapai standar maka di dalam siklus II ini dilakukan perbaikan kembali agar

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I tidak terulang kembali.

4.2.1 Rencana Tindakan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II disusun berdasarkan Standar

Kompetensi (SK) 3. Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume

prisma segitiga dengan kompetensi dasar (KD) 3.1 Menghitung luas segi banyak yang

merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.. Materi yang akan dibahas pada

pertemuan I ini adalah menurunkan rumus luas berbagai bangun datar dari luas persegi

panjang. Rencana pembelajaran pada siklus II dirancang dalam 3 pertemuan dimana pada

pertemuan I dan pertemuan II akan disampaikan materi serta penerapan metode problem

based introduction dan pada pertemuan III adalah pemantapan materi serta akan diadakan tes

65

formatif untuk mengukur hasil belajar siswa. Soal-soal tes formatif yang dibuat berpedoman

pada indikator-indikator yang telah disusun.

Pertemuan II materi yang akan dibahas adalah luas dan keliling lingkaran pada

pertemuan II ini penulis juga mempersiapkan RPP, LKS dan Lembar observasi yang akan

digunakan pada pembelajaran II ini.

Langkah-langkah pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan langkah

pembelajaran dengan menggunakan metode problem based introduction. Untuk mengetahui

penerapannya di kelas, peneliti menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kesesuaian

tindakan yang dilakukan di kelas dengan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan.

Di dalam lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus di isi oleh

observer dengan cara memberi tanda centang (√). Kolom yang tersedia yaitu kolom “Ya”

yang diberi tanda centang (√) jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

sesuai dengan langkah pembelajaran yang telah disusun sebelumnya, serta kolom “Tidak”

yang diberi tanda centang (√) jika langkah tersebut tidak diimplementasikan di dalam

kegiatan pembelajaran.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun dalam siklus II ini

pelaksanaan tindakan akan dilakukan dalam 3 kali pertemuan dimana dalam pertemuan I dan

II akan diadakan pengamatan. Hasil pelaksanaan tindakan siklus II secara garis besar dapat

dilihat pada tabel 18 yang kemudian akan diuraikan secara rinci dalam masing-masing

pertemuan.

Tabel 18

Hasil observasi siklus II

No Aspek Indikator Pertemuan

I II III

1

Kegiatan awal Guru melakukan tanya jawab untuk

mengingatkan kembali tentang

materi luas bangun datar yang

pernah dipelajari sebelumnya.

Guru memberitahukan manfaat dari

mempelajari materi tentang luas

bangun datar

2

Eksplorasi

Siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok yang beranggotakan 4-5

66

orang.

Siswa ditunjukkan dan diberi

stimulus cara menentukan rumus

mencari rumus luas berbagai

bangun datar dari luas persegi

panjang oleh guru melalui

demonstrasi dengan menggunakan

bantuan media audio-visual

(komputer/laptop, LCD Proyektor

dan layar).

Siswa dan guru menentukan rumus

luas persegi dan luas segitiga

melalui demonstrasi yang

dilakukan.

Siswa mengerjakan latihan soal

yang diberikan guru secara

kelompok,dengan berdiskusi

kelompok siswa diharapkan dapat

menentukan luas persegi dan luas

segitiga bila diketahui salah satu

unsurnya.

Masing-masing kelompok

melaporkan hasil diskusinya dan

kelompok lain menanggapi. informasi yang tepat untuk mencari penjelasan dan solusi.

Siswa mengerjakan soal-soal

latihan secara individu.

3

Elaborasi

Guru membiasakan peserta didik

membaca dan menulis yang

beragam melalui tugas-tugas

tertentu yang bermakna.

Guru memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas, diskusi

dan lain-lain untuk memunculkan

gagasan baru baik secara lisan

maupun tertulis.

Guru memberi kesempatan untuk

berpikir,menganalisis,menyelesaik

an masalah dan bertindak tanpa

rasa takut.

Guru memfasilitasi peserta didik

67

dalam pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif.

Guru memfasilitasi peserta didik

berkompetisi secara sehat untuk

meningkatkan prestasi belajar.

Guru memfasilitasi peserta didik

membuat laporan eksplorasi yang

dilakukan baik lisan maupun

tertulis, secara individual maupun

kelompok.

Guru memfasilitasi peserta didik

untuk menyajikan hasil kerja

individual maupun kelompok.

4

Konfirmasi

Guru dan siswa bertanya jawab

tentang hal-hal yang belum

diketahui siswa.

Guru bersama siswa bertanya

jawab meluruskan kesalahan

pemahaman,memberikan

penguatan dan penyimpulan.

5

Kegiatan penutup

Siswa bersama guru membuat

kesimpulan dan rangkuman dari

materi yang disampaikan.

Siswa dan guru melakukan refleksi

dari pembelajaran yang telah

dilakukan.

Jumlah 19 19 19

1. Pertemuan I

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan I ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 28

November 2015, pertemuan I pada siklus I ini dimulai pada jam pertama yaitu pukul 07.30

WIB dengan alokasi waktu 3x45 menit. Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran

dengan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa bersama dengan dipimpin oleh ketua

kelas, dilanjutkan mengecek kehadiran siswa, pada pertemuan I ini semua siswa kelas VI SD

Negeri 2 Gedongsari hadir. Setelah melakukan presensi dilanjutkan dengan pemberian

apersepsi berupa melakukan tanya jawab untuk mengingatkan kembali tentang materi luas

68

bangun datar yang pernah dipelajari sebelumnya . Kegiatan tanya jawab yang dilakukan pada

saat apersepsi berjalan dengan lancar. Siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait

dengan materi pada pembelajaran sebelumnya.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan guru adalah menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dilakukan dengan menggunakan metode problem based introduction. Setelah itu

guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5

siswa. Pembagian kelompok dilakukan dengan membagikan amplop berisi tokoh kartun,

kemudian siswa yang mendapatkan gambar tokoh kartun sama berkumpul menjadi satu

kelompok.

Setelah kelompok terbentuk, guru memberikan motivasi dengan cara

mengorientasikan siswa terhadap masalah. Orientasi siswa terhadap masalah dilakukan

dengan cara siswa ditunjukkan dan diberi stimulus cara menentukan rumus mencari rumus

luas berbagai bangun datar dari luas persegi panjang oleh guru melalui demonstrasi dengan

menggunakan bantuan media audio visual (komputer/laptop, LCD Proyektor dan layar).

Siswa dan guru bertanya jawab terkait dengan demonstrasi yang telah dilakukan dan

kemudian guru memunculkan permasalahan tentang menemukan rumus luas berbagai bangun

datar dari luas persegi panjang. Pada tahap orientasi siswa pada masalah ini, siswa terlihat

berantusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa juga aktif menjawab

pertanyaan guru.

Setelah kegiatan pendahuluan selesai dilaksanakan, dilanjutkan kegiatan inti yaitu

siswa dengan bimbingan guru merancang aktivitas belajar untuk menyelesaikan masalah

yang di orientasikan pada tahap awal. Pada tahap ini guru membagikan Lembar Kerja Siswa

(LKS) terkait dengan masalah yang di orientasikan pada tahap awal. Dalam LKS yang harus

diselesaikan oleh masing-masing kelompok terdapat beberapa gambar bangun datar harus

dicari luasnya. Siswa bekerjasama dalam kelompok berpikir bersama mengumpulkan

informasi dan menyatukan pendapatnya untuk mencari penjelasan dan solusi untuk

menyelesaikan LKS tersebut. Pada pembelajaran kedua ini semua siswa aktif terlibat dalam

kegiatan diskusi.

Selama siswa berdiskusi menyelesaikan LKS guru berkeliling untuk membimbing

siswa dan memberikan kesempatan siswa bertanya jika ada yang belum dimengerti. Siswa

terlihat aktif menanyakan hal-hal yang belum dimengerti kepada guru. Setelah siswa selesai

69

mengerjakan, guru meminta siswa menyiapkan hasil diskusinya untuk dipresentasikan

didepan kelas. Pada pembelajaran ini guru mengatur jalannya presentasi dengan baik.

Sebelum kegiatan presentasi guru juga menyampaikan aturan-aturan. Setelah kelompok

selesai presentasi kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin

memberikan tanggapan. Siswa sudah mulai berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada kelompok yang sedang presentasi. Kelompok yang presentasi juga dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan dengan baik. Setelah kelompok-kelompok selesai mempresentasikan

hasil diskusi, siswa bersama dengan guru melalui tanya jawab membahas penyelesaian

masalah berdasarkan hasil presentasi semua kelompok.

Dalam kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan mengenai

materi yang telah dipelajari kemudian dilanjutkan dengan melakukan refleksi. Dari kegiatan

refleksi dapat diketahui bahwa siswa merasa senang dengan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan. Setelah selesai kemudian guru menyampaikan informasi mengenai materi yang

akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa mempelajari materi yang

akan dipelajari.

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada saat pembelajaran siklus II pertemuan I

berlangsung, guru kelas VI selaku observer mengamati jalannya pembelajaran dari awal

hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dan siswa.

Berdasarkan lembar observasi tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran

matematika dengan menggunakan metode problem based introduction telah dilakukan

dengan baik sesuai dengan rencana dan sintaks yang telah disusun. Hal tersebut dapat dilihat

dalam lembar observasi pada bagian lampiran dimana langkah-langkah kegiatan

pembelajaran yang sesuai dengan langkah sudah mencapai 100%.

2. Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus II dilaksanakan pada Selasa, tanggal 28 April 2015 pada jam

pelajaran pertama yaitu pukul 07.30 dengan alokasi waktu 3x45 menit. Kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan adalah melanjutkan materi yang telah disampaikan pada

siklus II spertemuan I. Pada siklus II pertemuan II ini materi yang akan dipelajari adalah

menghitung luas berbagai bangun datar dari luas persegi panjang. Pada pembelajaran II ini

semua siswa kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari hadir. Sesuai dengan rencana tindakan yang

akan dilaksanakan, kegiatan awal yang dilakukan yakni dengan mengkondisikan siswa

70

dengan cara mengajak siswa berdoa dengan dipimpin oleh salah satu temannya, mengecek

presensi siswa, melakukan apersepsi dengan bertanya jawab mengenai dampak dan cara

penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya.

Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan dilanjutkan dengan

pembagian kelompok. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara membagikan amplop

yang berisi gambar berbagai emoticon, kemudian siswa yang mendapat gambar sama

berkumpul menjadi satu kelompok. Kelompok yang terbentuk pada siklus II pertemuan II ini

adalah sebanyak 5 kelompok dimana dalam masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

Setelah kelompok terbagi kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa dengan

cara mengorintasikan siswa pada masalah. Orientasi siswa terhadap masalah dilakukan

dengan cara siswa ditunjukkan dan diberi stimulus cara menentukan rumus mencari rumus

luas berbagai bangun datar dari luas persegi panjang oleh guru melalui demonstrasi dengan

menggunakan bantuan media audio-visual (komputer/laptop, LCD Proyektor dan layar).

Setelah kegiatan awal selesai dilakukan dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu siswa

dengan bimbingan guru merancang aktivitas belajar untuk menyelesaikan masalah yang di

orientasikan pada tahap awal. Pada tahap ini guru membagikan Lembar Kerja Siswa terkait

dengan masalah yang di orientasikan pada tahap awal .Pada tahap ini guru membagikan

Lembar Kerja Siswa (LKS) terkait dengan masalah yang di orientasikan pada tahap awal.

Dalam LKS yang harus diselesaikan oleh masing-masing kelompok terdapat beberapa

gambar bangun datar harus dicari luasnya. Siswa bekerjasama dalam kelompok berpikir

bersama mengumpulkan informasi dan menyatukan pendapatnya untuk mencari penjelasan

dan solusi untuk menyelesaikan LKS tersebut. Pada pembelajaran kedua ini semua siswa

aktif terlibat dalam kegiatan diskusi.

Setelah kelompok-kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusi, siswa bersama

dengan guru melalui tanya jawab membahas penyelesaian masalah berdasarkan hasil

presentasi semua kelompok. Selanjutnya dalam kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru

menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari kemudian melakukan refleksi.

Setelah selesai guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya

kemudian guru memberikan informasi kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya adan

diadakan evaluasi sehingga siswa diminta untuk mempelajari materi pada pertemuan I dan

pertemuan II.

71

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada saat pembelajaran siklus II pertemuan

II berlangsung, guru kelas VI selaku observer mengamati jalannya pembelajaran dari awal

hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dan siswa.

Berdasarkan lembar observasi tersebut pembelajaran II ini sudah baik, semua langkah-

langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintak atau mencapai 100%, hal tersebut

dapat dilihat pada lampiran.

3. Pertemuan III

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan III dilakukan pada hari Selasa, tanggal 1

Desember 2015. Pada awal pembelajaran guru menyiapkan siswa untuk mengikuti proses

pembelajaran. Setelah selesai guru melakukan apersepsi dengan mengingat kembali materi

pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan I dan II siklus II. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal terkait materi pada pertemuan pertama

dan kedua yang belum dipahami. Kemudian guru memeriksa kesiapan alat dan bahan yang

digunakan pada saat tes, memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal dengan jujur, lalu

meminta membagikan lembar evaluasi dalam bentuk soal uraian sebagai tes siklus II. Pada

siklus II pertemuan III ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik.

4.2.3 Hasil Tindakan Siklus II

Hasil belajar siswa diperoleh setelah pembelajaran selesai dilaksanakan yaitu pada

pertemuan ketiga siklus II. Pada pertemuan ketiga, siswa mengerjakan soal evaluasi sesuai

dengan materi yang sudah dipelajari pada pertemuan I dan II. Siswa mengerjakan soal tes

berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 20 soal. Dari hasil belajar siswa sebelum

dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II hasil belajar yang

diperoleh siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat pada hasil rekap nilai post test

siklus I dan Post test siklus II. Jika pada siklus I sebanyak 3 siswa belum mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM), maka, selanjutnya pada siklus II ini sumua siswa sudah dapat

mencapai KKM. Berdasarkan skor yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi siklus II maka

dapat dibuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar. Untuk membuat tabel tersebut maka yang

perlu dilakukan yaitu menentukan jangkauan (R), banyaknya kelas (K) dan panjang kelas (P).

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Jangkauan (R) = skor maksimal - skor minimal

72

= 100 – 44

= 56

Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 29

= 1 + 3,3 . 1,46

= 1 + 4,82

= 5,82 (dibulatkan menjadi 6)

Panjang Kelas (p) =

=

= 9

Setelah melaksanakan perhitungan diatas, maka berdasarkan nilai yang diperoleh

siswa kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari dapat disajikan tabel distribusi hasil belajar siklus II

yang dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus II

No Nilai Frekuensi Persentase

1 38 - 46 1 4%

2 47 - 55 2 8%

3 56 - 64 5 20%

4 65 - 73 2 8%

5 74 - 82 0 0%

6 83 - 91 3 12%

7 92 - 100 12 48%

Jumlah 25 100%

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 44

Rata - rata 79,2

Dari tabel di atas dapat diketahui persebaran nilai yang diperoleh siswa yaitu sejumlah

sejumlah 1 siswa atau sebesar 4% dari 25 siswa mendapatkan nilai antara 38 sampai 46,

sejumlah 2 siswa atau sebesar 8% dari 25 siswa mendapatkan nilai antara 47 sampai 55,

sejumlah 5 siswa atau sebesar 20% dari 25 siswa mendapatkan antara nilai antara 56 sampai

64, sejumlah 2 siswa atau sebesar 8% dari 25 siswa mendapatkan nilai antara 65 sampai 73,

73

sejumlah 0 siswa atau sebesar 0% dari 25 siswa mendapatkan nilai antara 74 sampai 82 ,

sejumlah 3 siswa atau sebesar 12% dari 25 siswa mendapatkan nilai antara 83 sampai 91, dan

sejumlah 12 siswa atau sebesar 48% dari 25 siswa mendapatkan nilai antara 92 – 100.

Adapun nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus II yang diperoleh siswa adalah 100

sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 44 dan nilai rata-rata kelas adalah 79,2

Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV pada siklus II maka dapat

disusun presentase ketuntasan hasil belajar yang dapat dilihat pada tabel 20. (KKM 70)

Tabel 20

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Nilai Kategori Jumlah Siswa

Jumlah Persentase

≥70 Tuntas 16 64%

< 70 Tidak Tuntas 9 36%

Jumlah 25 100%

Dari tabel ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II, dapat diketahui bahwa siswa

yang sudah tuntas sebanyak 16 siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa.

Presentase jumlah siswa yang tuntas adalah sebesar 64% dan yang belum tuntas sebesar 36%.

Presentase ketuntasan belajar siswa pada tabel 22 tersebut dapat digambarkan dalam grafik

lingkaran yang dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 3: Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

36%

64%

PERSENTASE KETUNTASAN HASIL BELAJAR SIKLUS II

< TIDAK TUNTAS >= TUNTAS

74

4.2.4 Refleksi

Berdasarkan refleksi dapat diketahui bahwa pada Siklus II kegiatan pembelajaran

sudah sangat sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran matematika dengan menggunakan

metode problem based introduction pada pertemuan I dan II siswa sudah berani menanggapi

kelompok lain yang presentasi, siswa juga terlihat lebih berantusias. Semua siswa aktif

terlibat dalam kegiatan diskusi. Kegiatan presentasi juga sudah terlaksana dengan baik.

Semua lembar observasi telah menyatakan “ya” artinya semua perencanaan atau sintaks

sudah terlaksana. Presentase keterlaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II adalah 100%.

Dengan kata lain pada siklus II ini indikator proses pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode problem based introduction telah tercapai.

Dari hasil tes formatif yang telah diberikan pada pertemuan III siklus II menunjukan

64% siswa atau sebanyak 16 dari 25 siswa siswa sudah mencapai KKM dan hanya 36% siswa

atau sebayak 9 dari 25 siswa belum mencapai KKM. Pada siklus II ini nilai tertinggi yang

diperoleh meningkat, jika pada siklus I nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 pada

siklus II ini meningkat menjadi menjadi 100. Peningkatan juga terjadi pada nilai terendah,

jika pada siklus I nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 36 pada siklus II ini nilai

terendah meningkat menjadi 44.

Berdasarkan hasil refleksi dapat diketahui bahwa indikator kinerja telah tercapai. Oleh

sebab itu guru dan peneliti membuat keputusan bahwa penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan sampai siklus II.

4.3 Analisis Data Rekapitulasi Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Hasil belajar siswa dari sebelum tindakan, siklus I dan siklus II mengalami

peningkatan. Berikut ini merupakan rekapitulasi hasil belajar siswa kondisi awal, siklus I dan

siklus II pada mata pelajaran matematika kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari yang disajikan

pada tabel 21.

75

Tabel 21

Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Kriteria Nilai Kondisi awal Siklus I Siklus II

Jumlah

siswa

Persentas

e %

Jumlah

siswa

Persentas

e %

Jumlah

siswa

Persentas

e %

Tuntas ≥ 70 11 44% 13 52% 16 64%

Tidak

tuntas

< 70 14 56% 12 48% 9 36%

Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%

Rata-rata 56,72 62,88 79,2

Nilai minimal 40 36 44

Nilai maksimal 78 80 100

Berdasarkan tabel 21 dapat diketahui ketuntasan hasil belajar siswa meningkat dari

kondisi awal, dan setelah dilaksanakannya Siklus I dan Siklus II. Jumlah siswa yang belum

tuntas pada kondisi awal sebanyak 14 siswa. Setelah siklus I berlangsung, jumlah anak yang

mendapat nilai di bawah KKM berkurang menjadi 12 siswa, dan kemudian pada akhir siklus

II jumlah anak yang mendapat nilai di bawah KKM menjadi 9 siswa dikarenakan ada siswa

yang tidak berangkat sekolah sebanyak 5 siswa tanpa keterangan, 2 siswa sakit dan 2 siswa

berangkat sekolan tetapi tidak tuntas.

Berdasarkan rekapitulasi diatas juga dapat dilihat bahwa presentase hasil belajar siswa

yang sudah mencapai KKM pada keadaan awal, siklus I, dan siklus II mengalami

peningkatan. Adapun penjabarannya yaitu, persentase siswa yang telah mencapai KKM di

kondisi awal adalah 44% , sedangkan pada Siklus I sebesar 52% kemudian pada akhir siklus

II 64%. Untuk memperjelas peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari

pada mata pelajaran Matematika dapat dilihat dari diagram batang di bawah ini.

76

Gambar 4: Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar kondisi awal, siklus I

dan siklus II diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran matematika dengan

menggunakan metode problem based introduction dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari dengan peningkatan yang signifikan dimana dapat

dibandingkan pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II selalu meningkat dalam jumlah

presentase siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM.

4.4 Pembahasan

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode problem based

introduction dilakukan dengan memberikan permasalahan kepada siswa sebagai starting

point dalam kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk memotivasi siswa agar terlibat

secara aktif. Masalah yang diajukan tersebut merupakan masalah kontekstual yang harus

diselesaikan siswa dalam kelompok. Melalui aktifitas kerja kelompok tersebut siswa dituntut

untuk aktif mencari informasi yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikan masalah. Pada

saat kegiatan pembelajaran ini peran guru hanya sebatas fasilitator. Melalui kegiatan

pembelajaran ini siswa terlihat lebih bersemangat dan lebih berantusias mengikuti kegiatan

pembelajaran. Kegiatan presentasi yang dilakukan memberikan kesempatan kepada siswa

untuk dapat lebih percaya diri mengutarakan tanggapan atau menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih kondusif.

Dari data yang dipaparkan oleh peneliti dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran

dengan menggunakan metode problem based introduction dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung. Dari

KONDISI AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2

TIDAK TUNTAS 56% 48% 36%

TUNTAS 44% 52% 64%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

77

hasil observasi yang dilakukan di kelas VI SD Negeri 2 Gedongsari Kecamatan Jumo

Kabupaten Temanggung dapat diketahui bahwa pada kondisi awal jumlah siswa yang

mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) pada mata pelajaran matematika adalah

sebanyak 11 siswa atau 44% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 14siswa atau 56%

dimana nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 78 dan nilai terendah yang diperoleh siswa

adalah 40 dengan nilai rata-rata 56,72.

Pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal. Pada siklus

I jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada mata pelajaran matematika adalah sebanyak

13 siswa atau 52% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 12siswa atau 48% dimana

nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah

36 dengan nilai rata-rata kelas yaitu 62,88. Dalam penelitian ini terdapat indikator proses dan

indikator hasil. Indikator proses dalam penelitian ini adalah indikator keberhasilan yang

dilakukan oleh guru dan siswa dalam penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode

problem based introduction. Penerapan pembelajaran menggunakan metode problem based

introduction dikatakan berhasil jika 100% atau semu langkah-langkah dalam proses

pembelajaran itu sudah terlaksana dengan baik. Sedangkan indikator hasil yang ditetapkan

dalam penelitian ini adalah 60%, artinya penelitian ini dikatakan berhasil jika 60% atau lebih

siswa mendapatkan nilai 70 atau lebih dari 70. Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru dan

respon siswa pada siklus I pertemuan I dan II belum tercapai karena pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan menggunakan metode problem based introduction belum

100% terlaksana. Hasil belajar siswa pada siklus I juga belum mencapai indikator yang

ditetapkan oleh peneliti yaitu minimal 70% siswa sudah mencapai KKM. Untuk itu penelitian

dilanjutkan pada siklus II karena indikator kinerja belum tercapai seluruhnya.

Hasil belajar pada siklus II jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada mata

pelajaran Matematika adalah sebanyak 16 siswa atau 64% sedangkan siswa yang tidak tuntas

sebanyak 9 siswa atau 36% dimana nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai

terendah yang diperoleh siswa adalah 44 dengan nilai rata-rata kelas yaitu 79,2. Berdasarkan

hasil wawancara dengan guru kelas setelah diperoleh data ketuntasan hasil belajar siswa

maka dapat diketahui bahwa 2 siswa yang tidak tuntas tersebut merupakan siswa pindahan

dari luar pulau yaitu Sulawesi, dimana masih mengalami kesulitan dalam hal menyelesaikan

soal. Selain itu siswa tersebut masih berada pada tahap menyesuaikan diri dengan teman

sekelasnya sehingga untuk dapat berdiskusi dengan siswa lain siswa tersebut mengalami

kesulitan. Sedangkan 2 siswa lainnnya yang tidak tuntas dapat diketahui bahwa siswa

78

tersebut memiliki kamampuan kognitif yang cenderung lebih rendah dibawah siswa lainnya

dan 5 siswa lainnya mengikuti tes tetapi waktu tes berjalan murid tersebut harus mengikuti

lomba Mapsi antar SD. Jadi tes belum selesai lembar jawab dikumpulkan.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dapat diketahui aktifitas guru dan respon

siswa baik pada pertemuan I maupun pada pertemuan II siklus II sudah terlaksana dengan

baik. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan menerapkan metode problem based

introduction sudah dilaksanakan dengan baik. Penelitian yang dilakukan pada siklus II

seluruhnya sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yaitu hasil belajar

siswa sudah lebih dari 60% siswa yang telah mencapai KKM dan 100% langkah-langkah

yang telah disusun terlaksana dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa penerapan

pembelajaran dengan menggunakan metode problem based introduction dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sugiyanto (2009:152)

bahwa melalui pembelajaran yang diterapkan dengan metode problem based introduction

siswa akan lebih memahami konsep yang diajarkan karena dalam pembelajaran ini

melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah. Melalui metode problem based

introduction siswa dihadapkan pada suatu permasalahan kontekstual yang digunakan untuk

menstimulus peran aktif siswa untuk mengkostruk pengetahuannya sendiri. Dengan begitu

ilmu yang diperoleh akan bertahan lebih lama karena siswa mendapatkannya sendiri dan

bukan hanya sekedar duduk, diam dan menerima informasi dari guru.

Peningkatan hasil belajar pada penelitian ini sesuai dengan kelebihan dari pembelajaran

dengan metode problem based introduction. Menurut Pierce dan Jones (Ratnaningsih, 2003)

kelebihan problem based introduction sebagai metode pembelajaran adalah:

1.Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif 2. Meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah 3. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar 4. Membantu siswa

belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru 5. Dapat mendorong

siswa/mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri 6. Mendorong kreativitas

siswa dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang telah ia lakukan 7. Dengan PBM akan

terjadi pembelajaran bermakna. 8. Dalam situasi PBM, siswa/mahasiswa mengintegrasikan

pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang

relevan. 9. PBM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif

79

siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan

hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Arends (Trianto, 2007) menyatakan bahwa metode problem based instroduction

merupakan pembelajaran di mana siswa mengerjakan masalah secara otentik supaya mereka

dapat menyusun pengetahuan mereka sendiri, keterampilan berpikir tingkat tinggi serta

mengembangkan kemandirian dan sifat percaya diri. Melalui pembelajaran dengan

menggunakan metode problem based introduction akan memungkinkan kegiatan

pembelajaran lebih efektif karena pada pembelajaran ini siswa memiliki peranan penting.

Pada saat kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode problem

based introduction siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Erwin Setya Pradana(2012)

dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang segi banyak Melalui

Penggunaan Metode Problem Based Introduction Siswa Kelas VI SDN 6 Depok. Dari hasil

penelitian ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar Matematika siswa kelas VI di

SDN 6 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan setelah menggunakan metode problem

based introduction. Hal ini nampak pada perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada

kondisi prasiklus sebesar 29,17%, siklus I meningkat menjadi 66,7% dan pada siklus II

meningkat menjadi 91,7% dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM=70).

Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nike

Arisa dengan judul, Penerapan Metode problem based introduction untuk meningkatkan

pembelajaran Matematika siswa kelas VI SDN Pringapus 2 Kecamatan Dongko kabupaten

Trenggalek pada Tahun 2011/2012. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil

belajar terhadap pelajaran matematika. Hal ini ditandai dengan peningkatan nilai pada siklus I

yaitu 76,65 % menjadi 93,3 % pada siklus II.

Implikasi praktis yang terjadi setelah pelaksanaan tindakan kelas ini yaitu guru dapat

menggunakan metode pembelajaran yang inovatif untuk memperbaiki mutu kegiatan

pembelajaran. Bagi siswa implikasi dari penelitian ini adalah menarik perhatian siswa agar

lebih sungguh-sungguh dalam belajar sehingga hasil belajar meningkat.