bab iv hasil penelitian dan pembahasan a....

59
70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Data Kuantitatif Untuk melihat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi pecahan diperlukan adanya analisis dan interpretasi data. Data yang dimaksud di antaranya adalah data mengenai kemampuan awal peserta didik pada kedua kelas, yaitu eksperimen dan kontrol, yang didapat dari hasil pretes. Data mengenai kemampuan akhir peserta didik terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang didapat dari hasil postes, data peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik, dan data mengenai perbedaan kemampuan peserta didik pada kedua kelas setelah pembelajaran dilakukan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai analisis data yang dimaksud dan interpretasinya. a. Analisis Data Hasil Pretes Data mengenai kemampuan awal peserta didik pada kedua kelas diperlukan untuk melihat sejauh mana kemampuan komunikasi matematis peserta didik sebelum dilakukan pembelajaran. Analisis data ini diperoleh melalui pretes. Soal yang digunakan pada pretes adalah soal yang sudah diujicobakan terlebih dahulu. Data yang dianalisis dari hasil pretes ini di antaranya adalah normalitas kelas eksperimen dan kontrol, jika normal langsung saja dilanjutkan kepada uji homogenitas varians, dan yang terakhir dilakukan uji perbedaan rata-rata dari kedua kelas. Namun, jika kedua data sudah di uji normalitas kemudian salah satu data atau keduanya tidak normal maka tidak dilakukan uji homogenitas melainkan langsung saja dilanjutkan dengan uji perbedaan rata-rata dari kedua kelas. Hasil pretes kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

Upload: ngongoc

Post on 10-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

70

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Data Kuantitatif

Untuk melihat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap

kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi pecahan diperlukan

adanya analisis dan interpretasi data. Data yang dimaksud di antaranya adalah

data mengenai kemampuan awal peserta didik pada kedua kelas, yaitu eksperimen

dan kontrol, yang didapat dari hasil pretes. Data mengenai kemampuan akhir

peserta didik terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang

didapat dari hasil postes, data peningkatan kemampuan komunikasi matematis

peserta didik, dan data mengenai perbedaan kemampuan peserta didik pada kedua

kelas setelah pembelajaran dilakukan.

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai analisis data yang dimaksud dan

interpretasinya.

a. Analisis Data Hasil Pretes

Data mengenai kemampuan awal peserta didik pada kedua kelas diperlukan

untuk melihat sejauh mana kemampuan komunikasi matematis peserta didik

sebelum dilakukan pembelajaran. Analisis data ini diperoleh melalui pretes. Soal

yang digunakan pada pretes adalah soal yang sudah diujicobakan terlebih dahulu.

Data yang dianalisis dari hasil pretes ini di antaranya adalah normalitas kelas

eksperimen dan kontrol, jika normal langsung saja dilanjutkan kepada uji

homogenitas varians, dan yang terakhir dilakukan uji perbedaan rata-rata dari

kedua kelas. Namun, jika kedua data sudah di uji normalitas kemudian salah satu

data atau keduanya tidak normal maka tidak dilakukan uji homogenitas melainkan

langsung saja dilanjutkan dengan uji perbedaan rata-rata dari kedua kelas.

Hasil pretes kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

71

Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol

No Nama Jumlah

Skor Nilai

1. Syahrul Akbar H. 72 59.01

2. Muhammad Rizki 72 59.01

3 Moch. Heri F. 70 57.37

4 Iqbal Fadhil M. 65 53.27

5 Ernawati 64 52.45

6 Gharizah Y. S. 63 51.63

7 Laisa Kania D.R. 62 50.81

8 Dewi Widia O. 59 48.36

9 Anisah 56 45.90

10 Aeny Nurazizah 55 45.08

11 Dodi Setiawan 50 40.98

12 Rian 50 40.98

13 Ficky Bagus I. 48 39.34

14 Rofiqotus Sa’adah 46 37.70

15 Alia Maharani 45 36.88

16 Silvia Novitasari 44 36.06

17 Iyah Luthfiyah 44 36.06

18 Regina Villa R. 43 35.24

19 Bayu F. 42 34.42

20 Ananda Fikri A. 42 34.42

21 Diana Santani 41 33.60

22 Johan Adithya 40 32.78

23 Diaz Trie Azman 37 30.32

24 Dendro Iqbal P. 37 30.32

25 Wanto 37 30.32

26 Moh. Habillah H. 35 28.68

27 Andyan R. 30 24.59

28 Lusiana 22 18.03

29 Jumina 20 16.39

30 Edi Sujadi 8 6.55

Jumlah 1399 1109,67

Rata-rata 46,63 36,99

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

72

Data hasil pretes kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen

No Nama Jumlah

Skor Nilai

1 Valin Nur Aulia D. 85 69.67

2 Widiyawati 77 63.11

3 Ghina Hanifah 77 63.11

4 Shendy Aulia 74 60.66

5 Noval Nurul Adha 74 60.66

6 Nida Qori’ah 73 59.84

7 Tofan Faturrohman 72 59.01

8 Alfi 71 58.20

9 Virgiawan A. 67 54.92

10 Siti Aisah 65 53.28

11 Windiyah 64 52.46

12 Nuryana 56 45.90

13 Hadi Priyono 54 44.26

14 Selviana 52 42.62

15 Nur Antoni 51 41.80

16 Dede Komala Dewi 51 41.80

17 Aliyah 50 40.99

18 Widiya 50 40.98

19 Windy 47 38.53

20 Ghiska Nafisha 47 38.52

21 Zaki Agung Hugo 45 36.88

22 Aisyah Adzri Sofira 38 31.15

23 Yudhistira Teguh A. 31 25.41

24 Hudan Khiyar M. 28 22.95

25 Putri Jelita 24 19.67

26 Muhammad Amin 22 18.03

27 Winarsih 20 16.39

28 Rifandi 16 13.11

29 Ega Jatra Wicaksana 16 13.11

30 Ainur Muhammad 16 13.11

Jumlah 1513 1240.2

Rata-rata 50.43 41.34

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

73

Pretes dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik di

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pretes dilaksanakan pada tanggal 6 April

2015, yang dimulai dari kelas kontrol kemudian dilaksanakan di kelas

eksperimen. Setelah dilaksanakan pretes, diperoleh hasil kemampuan peserta

didik dalam berkomunikasi tentang matematika pada materi pecahan.

Untuk melihat kemampuan awal peserta didik pada kedua kelas agar lebih

jelas dapat dilihat dari nilai terendah, nilai tertinggi, rataan nilai, dan simpangan

baku pada masing-masing kelas yang terlihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Nilai Pretes pada Kedua Kelas

Kelas NMI Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Rataan

Nilai

Simpangan

Baku

Eksperimen 100 69.67 13.11 41.34 14.49

Kontrol 100 59.01 6.55 36.99 17.29

NMI = Nilai Maksimum Ideal

Berdasarkan Tabel 4.3, diperoleh nilai terendah, nilai tertinggi, rataan nilai,

dan simpangan baku untuk data hasil pretes pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Kemampuan awal peserta didik pada kedua kelas tidak jauh berbeda. Hal

ini terlihat dari nilai terendah dan tertinggi pada masing-masing kelas. Pada kelas

eksperimen dan kontrol skor tertinggi secara berturut-turut 87,8 dan 84,1 dalam

rentang nilai 1-100. Nilai terendah untuk masing-masing kelas adalah 8,5 untuk

kelas eksperimen dan 10,9 untuk kelas kontrol. Begitu pula dengan rataan nilai

yang diperoleh masing-masing kelompok. Kelas eksperimen yang berjumlah 30

peserta didik rataan nilainya 41,34 dengan simpangan baku 14,49, sedangkan

untuk kelas kontrol yang berjumlah 30 peserta didik rataan skornya 36,99 dengan

simpangan baku 17,29.

Selanjutnya, dilakukan analisis untuk mengetahui normalitas data atau

sebaran nilai pretes pada kelas eksperimen dan kontrol. Adapun penjelasan

mengenai analisis data pada masing-masing kelas adalah sebagai berikut ini.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

74

1) Uji Normalitas Data

Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors (Kolmogorov-

Smirnov). Perhitungan uji normalitas data ini menggunakan bantuan software

SPSS v.16 for Windows. Adapun bentuk hipotesis dari uji normalitas data ini

adalah sebagai berikut ini.

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Data hasil perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors

(Kolmogorov-Smirnov) dapat dilihat pada Tabel 4.4. Adapun data lebih

lengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretes

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa hasil uji normalitas data pretes kelas

eksperimen memiliki P-value (Sig.) senilai 0,200 untuk uji normalitas Lilliefors

(Kolmogorov-Smirnov). Dengan demikian, untuk uji normalitas Lilliefors

(Kolmogorov-Smirnov) kelas eksperimen lebih besar nilainya dari α = 0,05,

sehingga data berasal dari populasi yang berdistribusi normal diterima. Jadi data

pretes untuk kelas eksperimen berdistribusi normal.

Masih berdasarkan Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas data

pretes kelas kontrol memiliki P-value (Sig.) senilai 0,200 untuk uji normalitas

liliefors (Kolmogorov-Smirnov). Dengan demikian, untuk uji normalitas Lilliefors

(Kolmogorov-Smirnov) kelas kontrol lebih besar nilainya dari α = 0,05, sehingga

data berasal dari populasi yang berdistribusi normal diterima. Jadi data pretes

untuk kelas kontrol berdistribusi normal.

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Pretes Komunikasi

Matematis

Kelas

Eksperimen .107 30 .200

*

Kelas Kontrol .100 30 .200*

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

75

Berikut ini merupakan histogram hasil uji normalitas data pretes kelas

eksperimen yang terdapat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Histogram Hasil Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen

Berikut ini merupakan histogram hasil uji normalitas data pretes kelas kontrol

yang terdapat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Histogram Hasil Uji Normalitas Pretes Kelas Kontrol

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

76

Pada Gambar 4.1 dapat dilihat hasil pretes kelas eksperimen yaitu memiliki

rata-rata 41,34 dengan simpangan baku 17,29. Nilai hasil pretes yang diperoleh

peserta didik pada kelas eksperimen mempunyai penyebaran yang merata dari

rentang nilai antara 1-100, sehingga dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen

merupakan kelas yang berdistribusi normal.

Pada Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa hasil pretes kelas kontrol juga

mempunyai penyebaran nilai peserta didik yang merata. Nilai pretes peserta didik

di kelas kontrol mempunyai rata-rata 38,22 dengan simpangan baku 12,69 dengan

rentang nilai antara 1-100, sehingga dapat diakatakan bahwa kelas kontrol

merupakan kelas yang berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas Data

Selanjutnya, dilakukan analisis data uji homogenitas karena data pretes yang

diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal. Uji

homogenitas dilakukan untuk melihat apakah kelas kontrol dan kelas eksperimen

memiliki variansi yang homogen. Analisis data ini dilakukan dengan

menggunakan uji Levene’s Test For Equality Of Variances. Perhitungan uji

homogenitas data ini menggunakan bantuan software SPSS v.16 for Windows.

Adapun bentuk hipotesis dari uji homogenitas data ini adalah sebagai berikut ini.

H0 : kedua sampel memiliki variansi yang homogen.

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika nilai P-value (Sig.2-talied) lebih

kecil dari α = 0,05. Data hasil perhitungan uji homogenitas data dengan

menggunakan uji Levene’s Test For Equality Of Variances dapat dilihat pada

Tabel 4.5. Adapun data lebih lengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

77

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

F Sig.

Pretes

Komunikasi

Matematis

Equal

variances

assumed

3.301 .074

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa hasil uji homogenitas data pretes

kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki P-value (Sig.) senilai 0,074 untuk uji

homogenitas Levene’s Test For Equality Of Variances. Dengan demikian, untuk

uji homogenitas Levene’s Test For Equality Of Variances kedua sampel lebih

besar nilainya dari α = 0,05, sehingga data berasal dari kedua sampel yang

memiliki variansi yang homogen diterima. Jadi data pretes untuk kedua sampel

memiliki variansi yang homogen.

3) Uji Perbedaan Rata-rata

Karena dilakukan analisis data uji normalitas dan homogenitas selanjutnya

dilakukan analisis data uji perbedaan rata-rata karena data pretes yang diperoleh

dari kelas kontrol berdistribusi normal dan berada pada variansi yang homogen.

Uji perbedaan rata-rata yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata dari t-test

for Equality of Means pada taraf signifikansi α = 0,05. Adapun bentuk hipotesis

dari uji perbedaan rata-rata ini adalah sebagai berikut ini.

H0 :Tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara peserta didik pada

kelompok eksperimen dengan kemampuan awal peserta didik pada

kelompok kontrol.

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika nilai P-value (Sig.2-talied) lebih

kecil dari α = 0,05. Data hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata dengan

menggunakan uji t-test for Equality of Means dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Adapun data lebih lengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

78

Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Data Pretes

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan perbedaan rata-rata data

pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji t dengan taraf

signifikansi two tailed didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) = 0,429. Kondisi

demikian menunjukkan bahwa H0 diterima atau tidak terdapat perbedaan

kemampuan antara peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini

didasarkan pada nilai P-value (Sig.2-tailed) yang didapat yang nilainya lebih dari

α = 0,05. Dengan demikian, terdapat perbedaan kemampuan awal peserta didik

pada kelas eksperimen dan peserta didik pada kelas kontrol.

b. Analisis Data Hasil Postes

Untuk mengetahui kemampuan akhir peserta didik pada kedua kelas

diperlukan data hasil tes kemampuan akhir (postes). Dengan data hasil postes ini

dapat diketahui perbedaan kemampuan komunikasi matematis peserta didik kedua

kelas dengan kemampuan awal peserta didik kedua kelas melalui pretes, baik

yang mengalami peningkatan maupun tetap. Soal yang digunakan pada postes ini

merupakan soal yang persis sama dengan yang digunakan pada saat pretes.

Setelah data postes diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis data hasil postes

yang di antaranya adalah uji normalitas data pada kedua kelas, jika kedua kelas

normal maka dilanjutkan pada uji homogenitas varians, dan yang terakhir adalah

uji perbedaan rata-rata pada kedua kelas. Sedangkan jika data postes dari salah

satu kelas tidak normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas melainkan

langsung saja melakukan analisis uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji

Independent Samples Test

t-test for Equality of

Means

T df

Sig. (2-

tailed)

Pretes

Komunikasi

Matematis

Equal

variances

assumed

.796 58 .429

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

79

U. Analisis data hasil postes ini menggunakan bantuan software SPSS v.16 for

Windows. Adapun data hasil postes kelas kontrol terdapat pada Tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7 Data Hasil Postes Kelas Kontrol

No Nama Jumlah

Skor Nilai

1 Syahrul Akbar H. 87 71.31

2 Muhammad Rizki 87 71.31

3 Moch. Heri F. 87 71.31

4 Iqbal Fadhil M. 86 70.49

5 Ernawati 86 70.49

6 Gharizah Y. S. 85 69.67

7 Laisa Kania D.R. 85 69.67

8 Dewi Widia O. 84 68.85

9 Anisah 84 68.85

10 Aeny Nurazizah 83 68.03

11 Dodi Setiawan 80 65.57

12 Rian 70 57.38

13 Ficky Bagus I. 65 53.28

14 Rofiqotus Sa’adah 64 52.46

15 Alia Maharani 62 50.82

16 Silvia Novitasari 60 49.18

17 Iyah Luthfiyah 59 48.36

18 Regina Villa R. 57 46.72

19 Bayu F. 56 45.9

20 Ananda Fikri A. 54 44.26

21 Diana Santani 50 40.98

22 Johan Adithya 45 36.89

23 Diaz Trie Azman 40 32.79

24 Dendro Iqbal P. 37 30.33

25 Wanto 36 29.51

26 Moh. Habillah H. 34 27.87

27 Andyan R. 33 27.05

28 Lusiana 30 24.59

29 Jumina 25 20.49

30 Edi Sujadi 20 16.39

Jumlah 1831 1501

Rata-rata 61.03 50.03

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

80

Berikut ini merupakan data hasil postes peserta didik kelas eksperimen yang

terdapat pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8 Data Hasil Postes Kelas Eksperimen

No Nama Jumlah

Skor Nilai

1 Valin Nur Aulia D. 111 90.98

2 Widiyawati 111 90.98

3 Ghina Hanifah 111 90.98

4 Shendy Aulia 111 90.98

5 Noval Nurul Adha 111 90.98

6 Nida Qori’ah 109 89.34

7 Tofan Faturrohman 106 86.88

8 Alfi 103 84.42

9 Virgiawan A. 100 81.96

10 Siti Aisah 95 77.86

11 Windiyah 90 73.77

12 Nuryana 90 73.77

13 Hadi Priyono 90 73.77

14 Selviana 89 72.95

15 Nur Antoni 89 72.95

16 Dede Komala Dewi 88 72.13

17 Aliyah 88 72.13

18 Widiya 88 72.13

19 Windy 88 72.13

20 Ghiska Nafisha 88 72.13

21 Zaki Agung Hugo 87 71.31

22 Aisyah Adzri Sofira 87 71.31

23 Yudhistira Teguh A. 87 71.31

24 Hudan Khiyar M. 87 71.31

25 Putri Jelita 86 70.49

26 Muhammad Amin 86 70.49

27 Winarsih 86 70.49

28 Rifandi 86 70.49

29 Ega Jatra Wicaksana 86 70.49

30 Ainur Muhammad 86 70.49

Jumlah 2820 2311.40

Rata-rata 94 77.04

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

81

Postes dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan akhir peserta didik kelas

kontrol dan kelas eksperimen setelah diadakan pembelajaran. Postes di kelas

kontrol dan kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2015 yang diawali

pada kelas kontrol kemudian dilanjutkan pada kelas eksperimen. Setelah

dilaksanakan postes, diperoleh hasil kemampuan komunikasi matematis peserta

didik pada materi pecahan.

Untuk melihat kemampuan akhir peserta didik pada kedua kelas agar lebih

jelas dapat dilihat dari nilai terendah, nilai tertinggi, rataan nilai, dan simpangan

baku pada masing-masing kelas yang terlihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Nilai Postes pada Kedua Kelas

Kelas NMI Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Rataan

Nilai

Simpangan

Baku

Eksperimen 100 90.98 70.49 77.04 18.01

Kontrol 100 71.31 16.39 50.03 8.03

NMI = Nilai Maksimum Ideal

Berdasarkan Tabel 4.9, diperoleh nilai terendah, nilai tertinggi, rataan nilai,

dan simpangan baku untuk data hasil postes pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Kemampuan akhir peserta didik pada kedua kelas sangat berbeda. Hal ini

terlihat dari nilai terendah dan tertinggi pada masing-masing kelas. Pada kelas

eksperimen nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik sebesar 90,98 dan pada

kelas kontrol nilai tertinggi sebesar 71,31 dalam rentang nilai 1-100. Nilai

terendah untuk masing-masing kelas adalah 70,49 untuk kelas eksperimen dan

16,39 untuk kelas kontrol. Begitu pula dengan rataan nilai yang diperoleh masing-

masing kelas. Kelas eksperimen yang berjumlah 30 peserta didik rataan nilainya

77,04 dengan simpangan baku 18,01, sedangkan untuk kelompok kontrol yang

berjumlah 30 peserta didik rataan nilainya 50,03 dengan simpangan baku 8,03.

Adapun penjelasan mengenai analisis data pada masing-masing kelas adalah

sebagai berikut.

1) Uji Normalitas Data

Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors (Kolmogorov-

Smirnov). Perhitungan uji normalitas data ini menggunakan bantuan software

SPSS v.16 for Windows. Adapun bentuk hipotesis dari uji normalitas data ini

adalah sebagai berikut ini.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

82

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Hasil perhitungan uji normalitas data postes dengan menggunakan uji

Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dapat dilihat pada Tabel 4.10. Adapun data lebih

lengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran.

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Postes

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-

Smirnova

df Sig.

Postes Komunikasi

Matematis

Kelas

Eksperimen 30 .000

Kelas Kontrol 30 .020

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa hasil uji normalitas data postes kelas

eksperimen memiliki P-value (Sig.) senilai 0,000 untuk uji normalitas Lilliefors

(Kolmogorov-Smirnov). Dengan demikian, untuk uji normalitas Lilliefors

(Kolmogorov-Smirnov) kelas eksperimen lebih kecil nilainya dari α = 0,05,

sehingga H0 data berasal dari populasi yang berdistribusi normal ditolak. Jadi,

data pretes untuk kelas eksperimen berdistribusi tidak normal.

Masih berdasarkan Tabel 4.10, dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas data

postes kelas kontrol memiliki P-value (Sig.) senilai 0,020 untuk uji normalitas

liliefors (Kolmogorov-Smirnov). Dengan demikian, untuk uji normalitas Lilliefors

(Kolmogorov-Smirnov) kelas kontrol lebih kecil nilainya dari α = 0,05, sehingga

H0 data berasal dari populasi yang berdistribusi normal ditolak. Jadi, data postes

untuk kelas kontrol berdistribusi tidak normal.

Berikut merupakan histogram hasil uji normalitas data postes kelas

eksperimen yang terdapat pada Gambar 4.3

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

83

Gambar 4.3 Histogram Hasil Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen

Berikut merupakan histogram hasil uji normalitas data postes kelas kontrol

yang terdapat pada Gambar 4.4

Gambar 4.4 Histogram Hasil Uji Normalitas Postes kelas Kontrol

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

84

Dengan demikian, penyebaran nilai postes untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah tidak normal atau H0 ditolak, karena memiliki P-value (Sig.) yang

lebih kecil dari 0,05.

2) Uji Perbedaan Rata-rata

Selanjutnya, dilakukan analisis data uji perbedaan rata-rata karena data postes

yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi tidak normal.

Uji perbedaan rata-rata yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata dari Mann

Whitney atau disebut juga uji-U dengan taraf signifikansi α = 0,05. Menurut

Uyanto (dalam Fauzan, 2012), uji U dilakukan sebagai alternatif dari uji-t dua

sampel independen. Adapun bentuk hipotesis dari uji perbedaan rata-rata ini

adalah sebagai berikut.

H0 :Tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis peserta didik

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H1 :Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika nilai P-value (Sig.2-talied) lebih

kecil dari α = 0,05. Perhitungan uji-U dari Mann Whitney ini menggunakan

bantuan software SPSS v.16 for Windows. Data hasil perhitungan uji-U dari Mann

Whitney dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 4.11 Analisis Uji-U pada Data Postes

Test Statisticsa

Postes

Komunikasi

Matematis

Mann-Whitney U 30.000

Wilcoxon W 495.000

Z -6.226

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: Kelas

Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan perbedaan rata-rata

data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji U

dengan taraf signifikansi two tailed didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) =

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

85

0,000. Kondisi demikian menunjukkan bahwa H0 atau tidak terdapat perbedaan

kemampuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditolak. Hal ini didasarkan

pada nilai P-value (Sig.2-tailed) yang didapat yang nilainya lebih kecil dari α =

0,05. Dengan demikian, terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis

peserta didik pada kelas eksperimen dan peserta didik pada kelas kontrol.

c. Analisis N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik

Untuk melihat selisih nilai pretes dan postes di kelas eksperimen dan kelas

kontrol dilakukan uji gain ternormalisasi. Uji gain ini dilakukan untuk melihat

peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik baik di kelas

eksperimen maupun di kelas kontrol setelah dilakukan pembelajaran. Uji N-gain

yang dinormalisasi ini menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010.

Dengan rumus gain dan interpretasi menurut Hake (dalam Fauzan, 2012) sebagai

berikut.

pretesmaks

pretespostes

SS

SSg

Keterangan:

Spostes = Skor postes

Spretes = Skor pretes

Smaks = Skor maksimum

Hasil perhitungan dari rumus tersebut dapat diinterpretasikan sesuai dengan

Tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12 Klasifikasi Interpretasi N-Gain

Besar Persentase Interpretasi

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Berdasarkan Tabel 4.12, dapat dijelaskan bahwa jika nilai gain lebih besar

dari 0,7 maka interpretasinya tinggi, jika nilai gain antara 0,3 sampai 0,7 maka

interpretasinya sedang, dan jika nilai gain kurang dari 0,3 maka interpretasinya

rendah.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

86

Berikut ini dipaparkan nilai gain kemampuan komunikasi matematis peserta

didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdapat pada Tabel 4.13 dan

Tabel 4.14.

Tabel 4.13 Data N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas

Eksperimen

Nama Pretes Postes Gain Interpretasi

Valin Nur A. 69.67 90.98 0.70 Tinggi

Widiyawati 63.11 90.98 0.75 Tinggi

Ghina H. 63.11 90.98 0.75 Tinggi

Shendy Aulia 60.66 90.98 0.77 Tinggi

Noval N. A. 60.66 90.98 0.77 Tinggi

Nida Qori’ah 59.84 89.34 0.73 Tinggi

Tofan F. 59.01 86.88 0.68 Sedang

Alfi 58.2 84.42 0.63 Sedang

Virgiawan A. 54.92 81.96 0.59 Sedang

Siti Aisah 53.28 77.86 0.53 Sedang

Windiyah 52.46 73.77 0.45 Sedang

Nuryana 45.9 73.77 0.52 Sedang

Hadi Priyono 44.26 73.77 0.53 Sedang

Selviana 42.62 72.95 0.53 Sedang

Nur Antoni 41.8 72.95 0.54 Sedang

Dede K. D. 41.8 72.13 0.52 Sedang

Aliyah 40.99 72.13 0.53 Sedang

Widiya 40.98 72.13 0.53 Sedang

Windy 38.53 72.13 0.55 Sedang

Ghiska N. 38.52 72.13 0.55 Sedang

Zaki A.H. 36.88 71.31 0.55 Sedang

Aisyah A. S. 31.15 71.31 0.58 Sedang

Yudhistira T. 25.41 71.31 0.62 Sedang

Hudan K. M. 22.95 71.31 0.63 Sedang

Putri Jelita 19.67 70.49 0.63 Sedang

M. Amin 18.03 70.49 0.64 Sedang

Winarsih 16.39 70.49 0.65 Sedang

Rifandi 13.11 70.49 0.66 Sedang

Ega Jatra W. 13.11 70.49 0.66 Sedang

Ainur M. 13.11 70.49 0.66 Sedang

Jumlah 1240.13 2311.4 18.42

Rata-rata 41.34 77.04 0.61 Sedang

Berdasarkan Tabel 4.13, kemampuan komunikasi matematis peserta didik di

kelas eksperimen secara keseluruhan mengalami peningkatan yang tergolong ke

dalam peningkatan sedang dan tinggi. Dari 30 peserta didik, terdapat 6 peserta

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

87

didik mengalami peningkatan yang tinggi, dan 24 peserta didik mengalami

peningkatan sedang.

Tabel 4.14 Data N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas

Kontrol

Nama Pretes Postes Gain Interpretasi

Syahrul A. H 59.01 71.31 0.30 Sedang

M. Rizki 59.01 71.31 0.30 Sedang

M. Heri F. 57.37 71.31 0.33 Sedang

Iqbal Fadhil 53.27 70.49 0.37 Sedang

Ernawati 52.45 70.49 0.38 Sedang

Gharizah Y. 51.63 69.67 0.37 Sedang

Laisa Kania 50.81 69.67 0.38 Sedang

Dewi Widia 48.36 68.85 0.39 Sedang

Anisah 45.9 68.85 0.42 Sedang

Aeny N. 45.08 68.03 0.42 Sedang

Dodi S. 40.98 65.57 0.42 Sedang

Rian 40.98 57.38 0.28 Rendah

Ficky B. I 39.34 53.28 0.23 Rendah

Rofiqotus S. 37.7 52.46 0.24 Rendah

Alia M. 36.88 50.82 0.22 Rendah

Silvia N. 36.06 49.18 0.21 Rendah

Iyah L. 36.06 48.36 0.19 Rendah

Regina V. R. 35.24 46.72 0.18 Rendah

Bayu F. 34.42 45.9 0.18 Rendah

Ananda F. A 34.42 44.26 0.15 Rendah

Diana S. 33.6 40.98 0.11 Rendah

Johan A. 32.78 36.89 0.06 Rendah

Diaz T. A. 30.32 32.79 0.03 Rendah

Dendro I. P 30.32 30.33 0.00 Rendah

Wanto 30.32 29.51 -0.01 Rendah

M. Habillah 28.68 27.87 -0.01 Rendah

Andyan R. 24.59 27.05 0.03 Rendah

Lusiana 18.03 24.59 0.08 Rendah

Jumina 16.39 20.49 0.04 Rendah

Edi Sujadi 6.55 16.39 0.10 Rendah

Jumlah 1146.55 1500.8 6.40

Rata-rata 38.22 50.02 0.21 Rendah

Berdasarkan Tabel 4.14, peningkatan kemampuan komunikasi matematis

peserta didik di kelas kontrol masih rendah. Dari 30 peserta didik, hanya 11

peserta didik yang mengalami peningkatan yang tergolong sedang dan 19 peserta

didik mengalami peningkatan rendah.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

88

Dengan demikian, berdasarkan Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 yang telah

dilakukan analisis uji gain di kelas eksperimen dan kelas kontrol, diketahui bahwa

rata-rata gain di kelas eksperimen sebesar 0,61 dengan interpretasi sedang karena

0,3 < g < 0,7. Sedangkan rata-rata gain di kelas kontrol sebesar 0,21 dengan

interpretasi rendah karena g < 0,3. Nilai rata-rata gain di kelas eksperimen lebih

besar daripada nilai rata-rata gain di kelas kontrol. Hal tersebut dapat diartikan

bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik di kelas

eksperimen lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis peserta didik

di kelas kontrol.

Untuk melihat perlakuan di kelas mana yang lebih baik dalam meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis peserta didik, maka dilakukan uji normalitas,

uji homogenitas jika kedua data normal, dan uji perbedaan rata-rata n-gain yang

diperoleh oleh kedua kelas. Berikut ini merupakan penjelasan dari analisis data

yang dimaksud.

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi data n-gain kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak normal. Analisis data

ini menggunakan uji Liliefors (Kolmogorov-smirnov). Perhitungan uji normalitas

pada penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 for windows. Adapun hipotesis yang

akan diuji adalah sebagai berikut.

H0 = data berasal dari sampel yang berdistribusi normal.

H1 = data berasal dari sampel yang berdistribusi tidak normal.

Kriteria pengambilan keputusan dengan taraf signifikansi (α = 0,05) menurut

Priyatno (2013, hlm. 17) ialah jika nilai P-value (sig) ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan

jika nilai P-value (sig) > 0,05 maka H0 diterima. Data hasil perhitungan uji

normalitas dengan menggunakan uji Liliefors (Kolmogorov-smirnov) dapat dilihat

pada Tabel 4.15 berikut.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

89

Tabel 4.15 Uji Normalitas Data N-Gain

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova

df Sig.

Gain Eksperimen 30 .026

Kontrol 30 .200*

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Dari Tabel 4.15 diperoleh data hasil uji normalitas N-gain pada kedua kelas.

untuk kelas eksperimen didapat nilai sig sebesar 0,026. Hal tersebut berarti data

N-gain kelas eksperimen berdistribusi tidak normal, sedangkan untuk kelas

kontrol didapat nilai sig sebesar 0,200 yang berarti data N-gain kelas kontrol

berdistribusi normal. Berikut ini disajikan histogram persebaran N-gain pada

kelas eksperimen yang terdapat pada Gambar 4.5 berikut.

Gambar 4.5 Histogram Hasil Uji Normalitas N-gain Kelas Eksperimen

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

90

Berikut ini merupakan histogram hasil uji normalitas N-gain pada kelas

kontrol yang terdapat pada Gambar 4.6

Gambar 4.6 Histogram Hasil Uji Normalitas N-gain Kelas Kontrol

Pada Gambar 4.6 terlihat bahwa peserta didik memiliki nilai N-gain kecil

yaitu antara 0,00-0,50 sehingga menyebabkan data tidak normal. Sedangkan pada

Gambar 4.5 terlihat bahwa persebaran nilai N-gain pada kelas eksperimen lebih

seimbang atau terlalu banyak peserta didik yang mempunyai nilai N-gain ekstrem

(terlalu kecil atau terlalu besar). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan

bahwa persebaran nilai gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak

normal.

2) Uji Beda Dua Rata-rata

Setelah dilakukan uji normalitas maka didapatkan nilai n-gain pada kedua

kelas. Kelas eksperimen berdistribusi tidak normal sedangkan kelas kontrol

berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas melainkan langsung

saja dilakukan uji beda dua rata-rata.

Uji beda dua rata-rata ini dilakukan dengan menggunakan uji U dari Mann-

Whitney. Berikut merupakan hipotesis yang akan diuji.

H0 : kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak berbeda dengan kemampuan

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

91

komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan metode

pembelajaran konvensional.

H1 : kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT berbeda dengan kemampuan komunikasi

matematis peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran

konvensional.

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika nilai P-value (Sig.2-talied) lebih

kecil dari α = 0,05. Perhitungan uji-U dari Mann Whitney ini menggunakan

bantuan software SPSS v.16 for Windows. Data hasil perhitungan uji-U dari Mann

Whitney dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini.

Tabel 4.16 Analisis Uji-U pada Data Gain

Test Statisticsa

Nilai_gain

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 465.000

Z -6.657

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: Kelas

Dari Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan perbedaan dua rata-rata

data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji U

dengan taraf signifikansi two tailed didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) =

0,000. Kondisi demikian menunjukkan bahwa H0 atau tidak terdapat perbedaan

kemampuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditolak. Hal ini didasarkan

pada nilai P-value (Sig.2-tailed) yang didapat yang nilainya lebih kecil dari α =

0,05. Dengan demikian, kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbeda dengan

kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan metode

pembelajaran konvensional.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

92

2. Analisis Data Kualitatif

Pada bagian pendahuluan telah dipaparkan bahwa tujuan penelitian yang

dilakukan adalah untuk mengetahui respon peserta didik terhadap pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Untuk mencapai

tujuan tersebut, dilakukan pengambilan data melalui instrumen selain tes hasil

belajar. Instrumen yang dimaksud di antaranya adalah format observasi kinerja

guru dan format observasi aktivitas peserta didik, angket respon peserta didik

serta catatan lapangan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai analisis hasil

pengambilan data dari instrumen tersebut.

a. Analisis Data Hasil Observasi

1) Hasil Observasi Kinerja Guru

Observasi kinerja guru yang telah dilakukan di kelas kontrol dan kelas

eksperimen diobservasi oleh wali kelas dari kelas kontrol maupun kelas

eksperimen. Dalam penelitian ini, dibagi dua kinerja guru, yaitu kinerja guru

dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Aspek yang dinilai dari

kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran di kelas kontrol dan eksperimen

memiliki kesamaan. Hal tersebut dikarenakan sudah menjadi persyaratan wajib

bagi guru sebelum mengajar, yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). RPP tersebut digunakan sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan

pembelajaran, sedangkan aspek yang dinilai dari kinerja guru dalam

melaksanakan pembelajaran berbeda karena dilihat dari penggunaan metode

pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan metode ekspositori dan kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Kinerja guru di kelas kontrol dilaksanakan di SDN 1 Panunggul kelas IV A

diobservasi oleh guru wali kelas IV A, yaitu Bapak Wawan Gunawan, S.Pd.

Pemaparan mengenai kinerja guru di kelas kontrol terdapat pada Tabel 4.15

berikut.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

93

Tabel 4.17 Data Observasi Kinerja Guru dalam Merencanakan

Pembelajaran di Kelas Kontrol

No. Aspek yang diamati Skor Ket.

A. PERENCANAAN 3 2 1 0

1. Perumusan tujuan pembelajaran khusus. √

2. Merencanakan skenario pembelajaran. √

3. Mengembangkan materi pelajaran. √

4. Pemilihan metode pembelajaran. √ Kurang

5. Merencanakan evaluasi pembelajaran. √

Jumlah Skor 14

Persentase 93.33%

Pada kelas eksperimen dilaksanakan di SDN 1 Panunggul kelas IV B, kinerja

guru diobservasi oleh guru wali kelas IV B, yaitu Bapak Sunarto, S.Pd.

Pemaparan mengenai kinerja guru di kelas eksperimen terdapat pada Tabel 4.16

berikut.

Tabel 4.18 Data Observasi Kinerja Guru dalam Merencanakan

Pembelajaran di Kelas Eksperimen

No. Aspek yang diamati Skor Ket.

A. PERENCANAAN 3 2 1 0

1. Perumusan tujuan pembelajaran khusus. √

2. Merencanakan skenario pembelajaran. √

3. Mengembangkan materi pelajaran. √ Kurang

4. Pemilihan metode pembelajaran. √

5. Merencanakan evaluasi pembelajaran. √

Jumlah Skor 14

Persentase 93.33%

Berdasarkan Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 diperoleh data mengenai kinerja guru

dalam merencanakan pembelajaran. Kinerja guru dalam merencanakan

pembelajaran pecahan dengan menggunakan pembelajaran konvensional maupun

menerapkan model pembeajaran kooperatif tipe TGT telah mencapai 93.33%,

dengan hasil kinerja yang telah didapat diharapkan pembelajaran dapat berjalan

seperti yang diharapkan. Selain merencanakan pembelajaran, kinerja guru juga

dinilai dalam melaksanakan pembelajaran di kelas kontrol dan di kelas

eksperimen. Jumlah pertemuan yang dilaksanakan di kelas kontrol dan kelas

eksperimen sebanyak tiga pertemuan. Adapun hasil observasi kinerja guru di kelas

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

94

kontrol dan eksperimen pada pertemuan I dapat dilihat pada Tabel 4.19 dan Tabel

4.20 berikut.

Tabel 4.19 Data Observasi Kinerja Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran di Kelas Kontrol Pertemuan I

No. Aspek yang diamati Skor Ket.

A. PELAKSANAAN 3 2 1 0

1. Kegiatan Awal Pembelajaran

a. Memeriksa kesiapan peserta didik. √

b. Melakukan apersepsi. √

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √ Kurang

d. Melaksanakan prosedur pembelajaran. √

2. Kegiatan Inti Pembelajaran

a. Menyampaikan materi pembelajaran. √ Kurang

memahami

b. Pembelajaran yang melibatkan peserta didik. √

c. Penggunaan bahasa. √ Kurang

dipahami

d. Penguasaan kelas. √ Kurang

menguasai

3. Kegiatan Akhir Pembelajaran

a. Mengarahkan menarik simpulan. √

b. Membuat intisari dari simpulan peserta didik. √

Jumlah Skor A 26

B. EVALUASI

1. Membuat alat penilaian yang sesuai √

2. Melakukan penilaian pada proses pembelajaran. √

3. Melakukan penilaian pada akhir pembelajaran √

Jumlah Skor B 9

Jumlah Skor A+B 35

Persentase 89.74%

Setelah observer melakukan observasi pada pertemuan I di kelas kontrol,

kinerja guru di kelas tersebut mencapai 89.74% selama melaksanakan

pembelajaran. Kekurangan dari kinerja guru pada pertemuan I, yaitu terletak pada

aspek menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan materi pelajaran,

penggunaan bahasa, dan penguasaan kelas. Pada saat menyampaikan tujuan

pembelajaran, suara guru kurang terdengar jelas oleh peserta didik yang duduk di

barisan paling belakang dikarenakan kondisi guru pada saat itu sedang kurang

sehat. Selain itu, guru dalam menyampaikan materi pelajaran kurang dapat

dipahami oleh peserta didik karena kurangnya penguasaan guru terhadap materi

yang harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Dalam

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

95

penggunaan bahasa guru yang terlalu baku membuat peserta didik belajar secara

kaku karena bahasa yang digunakan tidak seperti bahasa mereka sehari-hari.

Kurangnya penguasaan kelas disebabkan karena ruangan yang sempit sehingga

guru tidak leluasa bergerak untuk mengontrol aktivitas peserta didik.

Tabel 4.20 Data Observasi Kinerja Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran di Kelas Eksperimen Pertemuan I

No. Aspek yang diamati Skor Ket.

A. PELAKSANAAN 3 2 1 0

1. Kegiatan Awal Pembelajaran

a. Memeriksa kesiapan peserta didik. √

b. Melakukan apersepsi. √

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √

d. Melaksanakan prosedur pembelajaran. √

2. Kegiatan Inti Pembelajaran

a. Menyampaikan materi pembelajaran. √

b. Tahap tim. √ Kurang

c. Tahap turnamen. √ Kurang

d. Tahap rekognisi tim.. √ Kurang

3. Kegiatan Akhir Pembelajaran

a. Mengarahkan menarik simpulan. √ Kurang

b. Membuat intisari dari simpulan peserta didik. √

Jumlah Skor A 26

B. EVALUASI

1. Membuat alat penilaian yang sesuai √

2. Melakukan penilaian pada proses pembelajaran. √

3. Melakukan penilaian pada akhir pembelajaran √

Jumlah Skor B 9

Jumlah Skor A+B 35

Persentase 89,74%

Setelah observer melakukan observasi pada pertemuan 1 di kelas eksperimen

kinerja guru mencapai 89,74% selama melaksanakan pembelajaran. Kekurangan

dari kinerja guru pada pertemuan 1, yaitu terletak pada tahap tim, tahap turnamen,

tahap rekognisi tim, dan mengarahkan peserta didik untuk menarik simpulan.

Kekurangan pada tahap tim karena peserta didik yang tidak mau dikelompokkan

bukan dengan temannya yang akrab sehingga guru harus memberikan penjelasan

kepada mereka agar mau dikelompokkan secara homogen. Kekurangan kedua

yaitu pada tahap turnamen karena peserta didik susah untuk diarahkan dan tertarik

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

96

untuk segera melakukan turnamen sehingga guru tidak maksimal dalam

menyampaikan peraturan turnamen yang menyebabkan jalannya turnamen kurang

sesuai dengan peraturan turnamen. Pada tahap rekognisi tim terdapat tim yang

tidak mau menerima kalau mereka tidak masuk ke dalam kategori tim super, tim

sangat baik maupun tim baik. Hal tersebut disebabkan karena peserta didik tergiur

dengan penghargaan yang diberikan oleh guru yang berupa sertifikat dan hadiah.

Kekurangan selanjutnya yaitu guru tidak mengarahkan peserta didik dalam

menarik simpulan dikarenakan waktu yang digunakan sudah banyak digunakan

untuk kegiatan inti terutama pada tahap turnamen sehingga guru menarik

simpulan sendiri tidak melibatkan peserta didik.

Melihat kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada pertemuan

I, maka guru melanjutkan pembelajaran di kelas kontrol dan eksperimen pada

pertemuan II untuk mengatasi kekurangan tersebut. Kekurangan yang terdapat pada

pertemuan I diusahakan oleh guru agar tidak terulang pada pembelajaran

selanjutnya. Adapun pemaparan hasil observasi kinerja guru pada pertemuan II

dapat dilihat pada Tabel 4.21 dan Tabel 4.22 berikut.

Tabel 4.21 Data Observasi Kinerja Guru

dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol pada Pertemuan II

No. Aspek yang diamati Skor Ket.

A. PELAKSANAAN 3 2 1 0

1. Kegiatan Awal Pembelajaran

a. Memeriksa kesiapan peserta didik. √

b. Melakukan apersepsi. √

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √

d. Melaksanakan prosedur pembelajaran. √

2. Kegiatan Inti Pembelajaran

a. Menyampaikan materi pembelajaran. √ Kurang

memahami

b. Pembelajaran yang melibatkan peserta didik. √

c. Penggunaan bahasa. √ Kurang

dipahami

d. Penguasaan kelas. √ Kurang

menguasai

3. Kegiatan Akhir Pembelajaran

a. Mengarahkan menarik simpulan. √

b. Membuat intisari dari simpulan peserta didik. √

Jumlah Skor A 28

B. EVALUASI

1. Membuat alat penilaian yang sesuai √

2. Melakukan penilaian pada proses pembelajaran. √

3. Melakukan penilaian pada akhir pembelajaran √

Jumlah Skor B 9

Jumlah Skor A+B 37

Persentase 94,87%

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

97

Pada Tabel 4.21, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan

guru di kelas kontrol pada pertemuan II mengalami peningkatan dari pertemuan

sebelumnya yang dapat dilihat dari presentase yang diperoleh pada pertemuan I

sebesar 89,74% menjadi 94,87%. Namun, pada pertemuan II masih terdapat

sedikit kekurangan yaitu dari aspek penggunaan bahasa dan penguasaan kelas.

Latar belakang peserta didik yang berbeda mengakibatkan peserta didik

menggunakan bahasa sehari-hari yang berbeda. Hal tersebut dapat diatasi oleh

guru dengan penggunaan bahasa yang fleksibel yaitu dengan menggunakan

bahasa Indonesia baku dengan sesekali menggunakan bahasa daerah.

Pembelajaran pada pertemuan II juga dilakukan di kelas eksperimen dengan

tujuan untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada pembelajaran pertemuan I.

Adapun pemaparan hasil kinerja guru di kelas eksperimen pada pertemuan II

dapat dilihat pada Tabel 4.22 berikut.

Tabel 4.22 Data Observasi Kinerja Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran di Kelas Eksperimen pada Pertemuan II

No. Aspek yang diamati Skor Ket.

A. PELAKSANAAN 3 2 1 0

1. Kegiatan Awal Pembelajaran

a. Memeriksa kesiapan peserta didik. √

b. Melakukan apersepsi. √

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √

d. Melaksanakan prosedur pembelajaran. √

2. Kegiatan Inti Pembelajaran

a. Menyampaikan materi pembelajaran. √

b. Tahap tim. √

c. Tahap turnamen. √ Kurang

d. Tahap rekognisi tim.. √ Kurang

3. Kegiatan Akhir Pembelajaran

a. Mengarahkan menarik simpulan. √

b. Membuat intisari dari simpulan peserta didik. √

Jumlah Skor A 28

B. EVALUASI

1. Membuat alat penilaian yang sesuai √

2. Melakukan penilaian pada proses pembelajaran. √

3. Melakukan penilaian pada akhir pembelajaran √

Jumlah Skor B 9

Jumlah Skor A+B 37

Persentase 94,87%

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

98

Pada Tabel 4.22, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan

oleh guru di kelas eksperimen mengalami peningkatan yang dilihat dari perolehan

presentase pada tiap pertemuan. Presentase pada pertemuan I sebesar 89,74%

sedangkan pada petemuan II sebesar 94,87%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa

guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah cukup baik dengan mengatasi

kekurangan yang ditemukan pada pembelajaran sebelumnya.

Untuk lebih memaksimalkan kinerja guru maka dilakukan pembelajaran pada

pertemuan III baik di kelas kontrol maupun eksperimen. Adapun pemaparan hasil

observasi kinerja guru pada pertemuan III dapat dilihat pada Tabel 4.23 dan Tabel

4.24 berikut.

Tabel 4.23 Data Observasi Kinerja Guru

dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol pada Pertemuan III

No. Aspek yang diamati Skor Ket.

A. PELAKSANAAN 3 2 1 0

1. Kegiatan Awal Pembelajaran

a. Memeriksa kesiapan peserta didik. √

b. Melakukan apersepsi. √

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √

d. Melaksanakan prosedur pembelajaran. √

2. Kegiatan Inti Pembelajaran

a. Menyampaikan materi pembelajaran. √

b. Pembelajaran yang melibatkan peserta didik. √

c. Penggunaan bahasa. √

d. Penguasaan kelas. √ Kurang

menguasai

3.

Kegiatan Akhir Pembelajaran

a. Mengarahkan menarik simpulan. √

b. Membuat intisari dari simpulan peserta didik. √

Jumlah Skor A 29

B. EVALUASI

1. Membuat alat penilaian yang sesuai √

2. Melakukan penilaian pada proses pembelajaran. √

3. Melakukan penilaian pada akhir pembelajaran √

Jumlah Skor B 9

Jumlah Skor A+B 38

Persentase 97,43%

Setelah observer melakukan observasi pada pertemuan II, terjadi peningkatan

pada kinerja guru selama pembelajaran di kelas kontrol. Sebelumnya kinerja guru

mencapai 94,87%, pada pertemuan III pelaksanaan pembelajaran kinerja guru

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

99

mencapai nilai 97,43%, yang dapat dilihat pada tabel 4.18. Pada pertemuan III

yang mencapai persentase 97,43% dapat diinterpretasikan bahwa kinerja guru

sudah sangat baik.

Tabel 4.24 Data Observasi Kinerja Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran di Kelas Eksperimen pada Pertemuan III

No. Aspek yang diamati Skor Ket.

A. PELAKSANAAN 3 2 1 0

1. Kegiatan Awal Pembelajaran

a. Memeriksa kesiapan peserta didik. √

b. Melakukan apersepsi. √

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. √

d. Melaksanakan prosedur pembelajaran. √

2. Kegiatan Inti Pembelajaran

a. Menyampaikan materi pembelajaran. √

b. Tahap tim. √

c. Tahap turnamen. √ Kurang

d. Tahap rekognisi tim.. √

3. Kegiatan Akhir Pembelajaran

a. Mengarahkan menarik simpulan. √

b. Membuat intisari dari simpulan peserta didik. √

Jumlah Skor A 29

B. EVALUASI

1. Membuat alat penilaian yang sesuai √

2. Melakukan penilaian pada proses pembelajaran. √

3. Melakukan penilaian pada akhir pembelajaran √

Jumlah Skor B 9

Jumlah Skor A+B 38

Persentase 97,43%

Setelah observer melakukan observasi pada pertemuan III yang dapat dilihat

pada tabel 4.19, terjadi peningkatan pada kinerja guru selama pembelajaran di

kelas eksperimen. Sebelumnya kinerja guru mencapai 94,87%, namun pada

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

100

pertemuan III pelaksanaan pembelajaran kinerja guru mencapai 97,43%. Hal

tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja guru pada pertemuan III sudah sangat

baik.

2) Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik

Observasi dilakukan untuk melihat perbedaan aktivitas/respon peserta didik

selama pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penilaian data

hasil observasi dilakukan dengan cara menyimpulkan hasil pengamatan observer

selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan sebanyak

jumlah pertemuan di kelas kontrol dan kelas eksperimen, yaitu tiga pertemuan.

Hasil observasi aktivitas peserta didik pada pertemuan I di kelas kontrol dan

eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.25 dan Tabel 4.26 berikut.

Tabel 4.25 Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol (Pertemuan I)

Keterangan:

a=Menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai penjumlahan

pecahan.

b= Menjelaskan secara lisan penjumlahan pecahan.

c= Mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan penjumlahan yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari.

d= Merespon pertanyaan tentang penjumlahan pecahan.

e= Menafsirkan solusi dari permasalahan tentang penjumlahan pecahan.

f= Mengajukan pertanyaan tentang penjumlahan pecahan.

Pada pertemuan I di kelas kontrol terlihat kemampuan peserta didik dalam

menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai penjumlahan

pecahan dan merespon pertanyaan tentang penjumlahan pecahan kurang baik pada

kelas kontrol. Peserta didik pada kelas kontrol sangat pemalu dan kurang akrab

Skor

Aspek yang Diamati Interpretasi

a b c d e f

3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 BS

B C K KS

Jumlah 4 1

6

9 1 6 1

5

9 0 1

0

1

1

7 2 4 1

6

9 1 6 1

5

9 0 1

0

1

1

7 2 4 2 8 5 1

1

Persenta

se (%)

1

3

,

3

5

3

,

3

3

0

3

,

3

2

0

5

0

3

0

0 3

3

,

3

3

6

,

7

2

3

,

3

6

,

7

1

3

,

3

5

3

,

3

3

0

3

,

3

2

0

5

0

3

0

0 3

3

,

3

3

6

,

7

2

3

,

3

6

,

7

1

3.

3

3

6.

66

2

6

.

6

6

1

6

.

6

6

3

6

.

6

6

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

101

dengan teman-temannya. Peserta didik di kelas kontrol lebih suka mengerjakan

soal secara tertulis daripada secara lisan.

Tabel 4.26 Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen

(Pertemuan I)

Keterangan:

a= Menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai

penjumlahan pecahan.

b= Menjelaskan secara lisan penjumlahan pecahan.

c= Mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan penjumlahan yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari.

d= Merespon pertanyaan tentang penjumlahan pecahan.

e= Menafsirkan solusi dari permasalahan tentang penjumlahan pecahan.

f= Mengajukan pertanyaan tentang penjumlahan pecahan.

Pada kelas eksperimen aktivitas peserta didik lebih baik pada semua aspek

dibandingkan aktivitas peserta didik pada kelas kontrol. Terlihat dalam presentase

kriteria sikap baik sekali dan baik, kelas eksperimen sudah mencapai 42%,

sedangkan kelas kontrol 19%. Untuk melihat aktivitas selama pembelajaran, pada

pertemuan kedua pun dilakukan observasi. Hasil observasi aktivitas peserta didik

pada pertemuan II di kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.27 berikut.

Tabel 4.27 Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol (Pertemuan II)

Skor

Aspek yang Diamati Interpretasi

a b c d e f

3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 BS

B C K KS

Jumlah 8 1

5

6 1 8 1

5

7 0 1

1

1

2

5 3 8 1

5

6 1 8 1

5

7 0 1

1

1

2

5 3 8 5 7 0 1

0

Persenta

se (%)

2

6

,7

5

0

2

0

3

,

3

2

6

,7

5

0

2

3

,3

0 3

6

,7

4

0

1

6

,7

1

0

2

6

,7

5

0

2

0

3

,

3

2

6

,7

5

0

2

3

,3

0 3

6

,7

4

0

1

6

,7

1

0

2

6.

6

6

16

.6

6

2

3

.

3

3

0 3

3

.

3

3

Skor

Aspek yang Diamati Interpretasi

a B c d e f

3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 BS

B C K KS

Jumlah 7 1

9

4 0 9 1

6

5 0 1

2

1

5

3 0 7 1

9

4 0 9 1

6

5 0 1

2

1

5

3 0 7 7 8 5 3

Persenta

se (%)

23

,

3

63

,

3

13

,

3

0 30

53

,

3

16

,

7

0 40

50

10

0 23

,

3

63

,

3

13

,

3

0 30

53

,

3

16

,

7

0 40

50

10

0 2

3.

3

3

23

.3

3

2

6

.

6

1

6

.

6

1

0

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

102

Keterangan:

a=Menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai pengurangan

pecahan.

b= Menjelaskan secara lisan pengurangan pecahan.

c= Mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan pengurangan yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari.

d= Merespon pertanyaan tentang pengurangan pecahan.

e= Menafsirkan solusi dari permasalahan pengurangan pecahan.

f= Mengajukan pertanyaan tentang pengurangan pecahan.

Pada pertemuan kedua, semua respon peserta didik yang diharapkan tercapai.

Pada kelas kontrol menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan

mengenai pengurangan pecahan, mengajukan permasalahan yang berkaitan

dengan pengurangan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, merespon

pertanyaan tentang pengurangan pecahan, dan mengajukan pertanyaan tentang

pengurangan pecahan sudah mulai tumbuh. Namun dalam hal menjelaskan secara

lisan pengurangan pecahan dan menafsirkan solusi dari permasalahan

pengurangan pecahan masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan peserta didik di

kelas kontrol masih kurang dalam kemampuan mengurangkan dan sulit untuk

mencari solusi karena peserta didik di kelas kontrol jarang bekerjasama bahkan

ketika guru membolehkan mereka untuk bekerjasama dalam mencari solusi.

Aktivitas peserta didik di kelas eksperimen pada pertemuan kedua dapat

dilihat pada Tabel 4.28 berikut.

Tabel 4.28 Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen

(Pertemuan II)

Keterangan:

a=Menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai pengurangan

pecahan.

Skor

Aspek yang Diamati Interpretasi

a b c d e f

3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 B

S

B C K K

S

Jumlah 1

4

1

5

1 0 1

3

1

5

2 0 1

6

1

2

2 0 1

4

1

5

1 0 1

3

1

5

2 0 1

6

1

2

2 0 9 1

6

4 0 1

Persenta

se (%)

46

,

7

50

3,

3

0 43

,

3

50

6,

6

0 53

,

3

40

6,

6

0 46

,

7

50

3,

3

0 43

,

3

50

6,

6

0 53

,

3

40

6,

6

0 3

0

53

.3

3

1

3

.

3

0 3

.

3

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

103

b= Menjelaskan secara lisan pengurangan pecahan.

c= Mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan pengurangan yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari.

d= Merespon pertanyaan tentang pengurangan pecahan.

e= Menafsirkan solusi dari permasalahan pengurangan pecahan.

f= Mengajukan pertanyaan tentang pengurangan pecahan.

Pada kelas eksperimen, sebanyak setengah dari jumlah peserta didik sudah

mencapai aspek yang diharapkan. Pembelajaran yang baru, membuat mereka

merasa tertantang untuk belajar dan berpartisipasi dalam pembelajaran.

Untuk melihat aktivitas selama pembelajaran, pada pertemuan ketiga pun

dilakukan observasi. Berikut hasil observasi pada Tabel 4.29 dan Tabel 4.30.

Tabel 4.27 Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol (Pertemuan III)

Keterangan:

a=Menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai penjumlahan

dan pengurangan pecahan.

b= Menjelaskan secara lisan penjumlahan dan pengurangan pecahan.

c=Mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan penjumlahan dan

pengurangan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

d= Merespon pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan.

e=Menafsirkan solusi dari permasalahan tentang penjumlahan dan pengurangan

pecahan.

f=Mengajukan pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Pada pertemuan III, sikap peserta didik tidak jauh berbeda dengan pertemuan

kedua. Hal ini disebabkan karena pada pertemuan III ini merupakan pengulasan

materi dari pertemuan pertama dan kedua.

Skor

Aspek yang Diamati Interpretasi

a b c d e f

3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 B

S

B C K K

S

Jumlah 7 1

9

4 0 9 1

6

5 0 1

2

1

5

3 0 7 1

9

4 0 9 1

6

5 0 1

2

1

5

3 7 8 9 1

1

0 2

Persenta

se (%)

23

,

3

63

,

3

13

,

3

0 30

53

,

3

16

,

7

0 40

50

10

0 23

,

3

63

,

3

13

,

3

0 30

53

,

3

16

,

7

0 40

50

10

23

,

3

2

6.

7

30 3

6

.

7

0 6

.

7

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

104

Tabel 4.30 Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen

(Pertemuan III)

Keterangan:

a=Menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai penjumlahan

dan pengurangan pecahan.

b= Menjelaskan secara lisan penjumlahan dan pengurangan pecahan.

c=Mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan penjumlahan dan

pengurangan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

d= Merespon pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan.

e=Menafsirkan solusi dari permasalahan tentang penjumlahan dan pengurangan

pecahan.

f= Mengajukan pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Sikap peserta didik dalam pembelajaran setiap pertemuannya berubah-ubah.

Namun secara garis besar seluruh aktivitas peserta didik dalam keenam aspek

tersebut meningkat. Untuk melihat hasil observasi setiap pertemuan tersebut,

disajikan rekapitulasi hasil observasi aktivitas peserta didik selama pembelajaran

di kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tabel 4.31 berikut.

Tabel 4.31 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik

Sikap Peserta

Didik

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

Kontrol

Jumlah 4 2 8 5 11 7 7 8 5 3 8 9 11 0 2

Persentase (%) 13.

33

6.6

6

26.

66

16.

66

36.

66

23.

33

23.3

3

26.

6

16.

6

10 26.

7

30 36.

7

0 6.7

Eksperimen

Jumlah 8 5 7 0 10 9 16 4 0 1 17 10 2 0 1

Persentase (%) 26.

66

16.

66

23.

33

0 33.

33

30 53.3

3

13.

3

0 3.3 56.

7

33.3 6.7 0 3.3

Skor

Aspek yang Diamati Interpretasi

a b c d e f

3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0 BS

B C K KS

Jumlah 1

4

1

5

1 0 1

3

1

5

2 0 1

6

1

2

2 0 1

4

1

5

1 0 1

3

1

5

2 0 1

6

1

2

2 1

4

1

7

1

0

2 0 1

Persenta

se (%)

4

6

,7

5

0

3

,

3

0 4

3

,3

5

0

6

,

6

0 5

3

,3

4

0

6

,

6

0 4

6

,7

5

0

3

,

3

0 4

3

,3

5

0

6

,

6

0 5

3

,3

4

0

6

,

6

4

6

,7

5

6.

7

33

.3

6

.

7

0 3

.

3

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

105

Terlihat aktivitas peserta didik dalam pembelajaran baik kelas kontrol

maupun kelas eksperimen meningkat, hal ini dilihat dari peningkatan sikap peserta

didik yang tergolong kategori baik sekali dan baik. Di kelas kontrol, sikap peserta

didik yang tergolong kategori baik sekali dan baik meningkat 17% yang pada

pertemuan I untuk kategori baik sekali dan baik mencapai 29,6% sedangkan pada

pertemuan II mencapai 46,6%. Pada pertemuan ketiga persentase aktivitas peserta

didik sebesar 56,7% sehingga mengalami kenaikan sebesar 10,1% dari pertemuan

kedua. Di kelas eksperimen, sikap peserta didik yang tergolong kategori baik

sekali dan baik meningkat 40,13% yang pada pertemuan I sebesar 43,2% menjadi

83,33% pada pertemuan II. Pada pertemuan ketiga persentase aktivitas peserta

didik sebesar 90% sehingga mengalami peningkatan sebesar 6,7% dari pertemuan

II. Perbedaan aktivitas peserta didik pada kedua kelas tersebut sudah terlihat pada

pertemuan I dimana aktivitas peserta didik yang mencakup menggunakan gambar

untuk menyampaikan penjelasan mengenai penjumlahan dan pengurangan

pecahan, menjelaskan secara lisan penjumlahan dan pengurangan pecahan,

mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan

yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, merespon pertanyaan tentang

penjumlahan dan pengurangan pecahan, menafsirkan solusi dari permasalahan

tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan, dan mengajukan pertanyaan

tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan. Sama halnya di kelas kontrol, di

kelas eksperimen aktivitas peserta didik sudah dapat diinterpretasikan pada

kategori baik.

Dengan demikian, apabila dilihat dari persentase yang diperoleh pada tiap

pertemuan dapat ditarik simpulan bahwa aktivitas peserta didik pada kelas

eksperimen lebih meningkat dibandingkan aktivitas peserta didik pada kelas

kontrol.

b. Analisis Angket Respon Peserta Didik

Pada penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui sikap peserta didik

terhadap pelajaran matematika, pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan terhadap soal-soal komunikasi matematis.

Angket terdiri atas 15 nomor dengan dengan 10 nomor berupa pernyataan positif

dan 5 nomor berupa pernyataan negatif.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

106

Angket diberikan kepada peserta didik kelas eksperimen setelah tes akhir,

artinya setelah semua pembelajaran berlangsung. Jumlah angket yang terkumpul

dan yang dianalisis adalah 30 angket. Analisis data angket menggunakan skala

Likert.

1) Sikap Peserta Didik terhadap Pelajaran Matematika

Butir pernyataan pada angket yang mengindikasikan sikap peserta didik

terhadap pelajaran matematika adalah butir soal nomor 1, 3, 4, 5, dan 6.

Pernyataan nomor 1 dan 3 menunjukkan rasa suka terhadap mata pelajaran

matematika. Pernyataan nomor 4 menunjukkan kedislipinan dalam pembelajaran

matematika. Pernyataan nomor 5 dan 6 menunjukkan antusias terhadap

matapelajaran matematika. Jawaban peserta didik mengenai sikapnya terhadap

pelajaran matematika disajikan pada Tabel 4.32 berikut

Tabel 4.32 Sikap Peserta Didik terhadap Pelajaran Matematika

Skala

Sikap Indikator

No dan

Sifat

Skor dan Frekuensi Rata-rata

SS S TS STS Item Kelas

Terhadap

pelajaran

matematika

Rasa suka

terhadap

matapelajaran

matematika.

1

(positif)

5 4 2 1

4

3,9

18 4 6 2

3

(negatif)

1 2 4 5

4,4 0 4 6 20

Kedislipinan

dalam

pembelajaran

matematika.

4

(positif)

5 4 2 1

4 18 4 6 2

Antusias

terhadap

matapelajaran

matematika

5

(positif)

5 4 2 1

3,86 15 7 5 3

6

(negatif)

1 2 4 5 3,36

6 7 4 13

Skor untuk kedua pernyataan yang mengindikasikan sikap peserta didik

terhadap pelajaran matematika adalah 3,9, yang artinya peserta didik memberikan

sikap yang negatif terhadap pelajaran matematika.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

107

2) Sikap Peserta Didik terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TGT

Butir pernyataan pada angket yang mengindikasikan sikap peserta didik

terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah butir soal nomor 2, 7, 8,

9, 10, 11, 12, dan 14. Pernyataan nomor 2 dan 14 menunjukkan sikap percaya diri

dalam mengerjakan soal-soal matematika. Pernyataan nomor 7 menunjukkan

perhatian terhadap proses pembelajaran matematika. Pernyataan nomor 8, 9, dan

11 menunjukkan antusias dalam kerja kelompok. Pernyataan nomor 10 dan 12

menunjukkan minat dalam turnamen. Jawaban peserta didik terhadap model

pembelajaran kooperatif tipe TGT disajikan pada Tabel 4.33 berikut.

Tabel 4.33 Sikap Peserta Didik terhadap Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe TGT

Skala Sikap Indikator No dan

Sifat

Skor dan Frekuensi Rata-rata

SS S TS STS Item Kelas

Terhadap

Model

Pembelajaran

Kooperatif

Tipe TGT

Percaya diri dalam

mengerjakan soal-

soal matematika.

2

(negatif)

1 2 4 5

4,23

3,3

3 5 7 15

14

(positif)

5 4 2 1

3,86 18 4 6 2

Perhatian terhadap

proses

pembelajaran

matematika.

7

(positif)

5 4 2 1

4,13 19 5 3 3

Antusias dalam

kerja kelompok.

8

(negatif)

1 2 4 5

3,36 6 7 4 13

9

(positif)

5 4 2 1

3,73 17 3 5 5

11

(positif)

5 4 2 1

3,73 17 3 5 5

Minat dalam

turnamen.

10

(positif)

1 2 4 5

3,36 6 7 4 13

12

(positif)

5 4 2 1

3,73 17 3 5 5

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

108

Skor untuk kelima pernyataan yang mengindikasikan sikap peserta didik

terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebesar 3,3, yang artinya

peserta didik memberikan sikap yang positif terhadap pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT.

3) Sikap Peserta Didik terhadap Soal-Soal Komunikasi Matematis

Butir pernyataan pada angket yang mengindikasikan sikap peserta didik

terhadap soal-soal komunikasi matematis adalah butir soal nomor 13 dan 15.

Pernyataan–pernyataan tersebut menunjukkan pendapat peserta didik terhadap

soal-soal komunikasi matematis. Dengan menggunakan skala Likert, diperoleh

hasil pada tabel 4.34.

Tabel 4.34 Sikap Peserta Didik terhadap Soal-Soal Komunikasi Matematis

Skala Sikap Indikator No dan

Sifat

Skor dan Frekuensi Rata-rata

SS S TS STS Item Kelas

Terhadap

Soal-Soal

Komunikasi

Matematis

Sikap

terhadap

komunikasi

matematis.

15

(positif)

5 4 2 1

4,33

4,14

17 10 2 1

13

(Negatif)

1 2 4 5

3,96 3 4 7 16

Skor pernyataan kelas yang mengindikasikan sikap peserta didik terhadap

soal-soal komunikasi matematis adalah 4,14, yang artinya peserta didik

memberikan sikap atau respon yang positif terhadap tipe soal komunikasi

matematis.

Dari beberapa rata-rata keseluruhan yang telah dijelaskan di atas. Jadi dapat

disimpulkan peserta didik memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran

pecahan yang menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

c. Analisis Hasil Catatan Lapangan

1) Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Kontrol

Catatan lapangan peserta didik di kelas kontrol telah dilakukan oleh guru

kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini berisi tentang

kegiatan atau aktivitas yang dilakukan peserta didik pada saat pembelajaran, baik

aktivitas yang memperlihatkan suka terhadap pembelajaran maupun aktivitas yang

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

109

memperlihatkan kebosanan dalam belajar. Catatan lapangan di kelas kontrol

dilaksanakan di SDN 1 Panunggul kelas IV A pada tanggal 6, 18, 20, 21 April

2015, dan 4 Mei 2015. Tanggal tersebut meliputi tanggal dilaksanakannya pretes,

pertemuan I, pertemuan II, pertemuan III, dan postes. Berikut akan dipaparkan

catatan lapangan peserta didik pada kelas kontrol pada saat pretes yang terdapat

pada Tabel 4.35

Tabel 4.35 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Kontrol pada Saat Pretes

Waktu

(hari, tanggal)

Jam Catatan Lapangan

Senin, 6 April 2015

08.00

Edi Sujadi gelisah saat mengerjakan pretes. Ia

selalu berusaha untuk mencontek jawaban

temannya.

08.15

Jumina menanyakan kunci jawaban kepada

guru.

08.20 Fadhil, Rizki, Akbar, Heri selesai mengerjakan

pretes.

08.30 Peserta didik harus mengumpulkan pretesnya

karena waktu sudah habis.

Pada saat pretes, peserta didik banyak yang menanyakan cara mengerjakan

maupun kunci jawaban dari soal. Hal tersebut dikarenakan peserta didik tidak

terbiasa dengan soal-soal tes kemampuan komunikasi matematis yang terdapat

pada instrumen soal. Agar peserta didik memahami dan mengerti bagaimana cara

mengerjakan soal tes kemampuan komunikasi matematis yang diberikan, maka

dilakukan pembelajaran pertemuan I mengenai penjumlahan pecahan.

Pada saat dilaksanakannya pertemuan I di kelas kontrol mengenai

penjumlahan pecahan, hanya terdapat sedikit peserta didik yang memahami cara

mengoperasikan pecahan. Namun hanya dua peserta didik yang menanyakan

tentang ketidakpahamannya terhadap materi yang disampaikan. Pada saat

diberikan latihan soal, terdapat tiga peserta didik yang menanyakan cara

mengerjakan soal. demikian juga ketika guru meminta peserta didik mengerjakan

soal di depan kelas, guru harus menunjuk peserta didik yang maju. Peserta didik

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

110

di kelas kontrol masih malu untuk berpartisipasi. Namun, terdapat satu peserta

didik yang dapat aktif untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

Pembelajaran yang dilakukan masih kurang karena masih ada peserta didik yang

gaduh. Setelah dilaksanakan pembelajaran pertemuan I di kelas kontrol

didapatkan catatan lapangan yang terdapat pada Tabel 4.36 berikut.

Tabel 4.36 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Kontrol Pertemuan I

Waktu

(hari, tanggal)

Jam Catatan Lapangan

Rabu, 8 April 2015

08.00 Gharizah dan Laisa menanyakan materi kepada

guru saat guru selesai menjelaskan materi.

08.15-

08.20

Lusiana, Andyan, dan Habil menanyakan

pengerjaan soal kepada guru.

08.30

Wanto berteriak, “Ibu susah soalnya gabisa bu

ngerjainnya!” lalu ia menghampiri Dendro

untuk mengerjakan soal miliknya.

08.35-

08.50

Anisah, Aeny, Dodi, Ficky, Silvia, Iyah,

Regina, dan Ananda maju ke depan kelas untuk

mengerjakan soal.

08.55 Rian menyimpulkan pembelajaran.

Pembelajaran pada pertemuan I telah dilaksanakan dengan catatan lapangan

yang telah dipaparkan. Setelah banyak kejadian yang dipaparkan dalam catatan

lapangan dalam pertemuan I, guru melanjutkan pembelajaran pada pertemuan II

untuk lebih mengetahui aktivitas peserta didik lebih lanjut. Pembelajaran pada

pertemuan II di kelas kontrol terdapat pada Tabel 4.37 berikut.

Tabel 4.37 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Kontrol Pertemuan II

Waktu

(hari, tanggal)

Jam Catatan Lapangan

Senin, 20 April 2015

Senin, 20 April 2015

07.30 Dendro maju ke depan kelas untuk

mengerjakan PR.

08.05 Akbar menanyakan materi kepada guru saat

guru selesai menjelaskan materi.

08.30 Wanto berkeliling kelas mengganggu teman

yang lain

08.35-

08.50

Fadhil, Erna, Dewi, Anisah, Heri, dan Rofiqo

maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal.

08.55 Alia membantu guru untuk menyimpulkan

pembelajaran.

09.10

Johan menyampaikan bahwa ia belum mengerti

tentang pengurangan pecahan dengan penyebut

berbeda.

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

111

Pada pertemuan II, peserta didik merasa kesulitan dengan pengurangan

pecahan. Hal tersebut dikbuktikan dengan peserta didik yang mengganggu teman

yang sedang mengikuti pembelajaran. Namun untuk mengerjakan soal di depan

kelas terdapat beberapa peserta didik yang menawarkan diri untuk maju. peserta

didik juga mau mengakui ketidakpahamannya terhadap materi yang diajarkan

pada saat kegiatan refleksi. Agar peserta didik lebih mampu memiliki kemampuan

komunikasi matematisnya, maka dilakukan pembelajaran di kelas kontrol pada

pertemuan III. Hasil catatan lapangan pada pertemuan III dapat dilihat pada Tabel

4.38 berikut.

Tabel 4.38 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Kontrol Pertemuan III

Waktu

(hari, tanggal)

Jam Catatan Lapangan

Selasa, 21 April

2015

Selasa, 21 April

2015

07.50 Johan maju ke depan kelas untuk mengerjakan

PR.

08.15 Diaz maju ke depan kelas untuk mengerjakan

latihan soal.

09.00 Fadhil menanyakan menyamakan pemahaman

materinya dengan guru.

09.15 Wanto terahir mengumpulkan soal evaluasi

yang telah dikerjakan.

09.20 Erna pada saat istirahat menanyakan

pembelajaran yang baru saja dilakukan.

Pada pertemuan III peserta didik sudah lebih mengerti tentang materi

penjumlahan dan pengurangan pecahan yang disampaikan sebelumnya pada

pertemuan I dan II sehingga peserta didik yang bertanya hanya untuk

menyamakan pemahaman yang ia dapat dengan pemahaman guru.

Untuk lebih mengetahui sejauh mana kemampuan komunikasi matematis

yang dimiliki peserta didik, maka dilaksanakan postes yang hasilnya dapat dilihat

pada Tabel 4.39 berikut.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

112

Tabel 4.39 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Kontrol pada Saat Postes

Waktu (hari, tanggal) Jam Catatan Lapangan

Senin, 4 Mei 2015

08.00 Edi menanyakan kepada guru cara

menjawab soal.

08.20 Akbar, Rizki, Heri, Fadhil, Erna

mengumpulkan jawaban soal postes.

08.28 Peserta didik yang lain mengumpulkan

postes sebelum waktu habis.

Pada saat postes dilaksanakan, peserta didik yang sudah menguasai menjawab

soal dengan cepat sebelum waktu habis. Hal itu kemungkinan dikarenakan peserta

didik sebelumnya sudah pernah mengerjakan soal tersebut pada saat pretes.

2) Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Eksperimen

Catatan lapangan peserta didik di kelas eksperimen telah dilakukan oleh guru

kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini berisi tentang

kegiatan atau aktivitas yang dilakukan peserta didik pada saat pembelajaran, baik

aktivitas yang memperlihatkan suka terhadap pembelajaran maupun aktivitas yang

memperlihatkan kebosanan dalam belajar. Catatan lapangan di kelas eksperimen

dilaksanakan di SDN 1 Panunggul kelas IV B pada tanggal 6, 18, 20, 21 April

2015, dan 4 Mei 2015 setelah dilaksanakannya di kelas kontrol. Tanggal tersebut

meliputi tanggal dilaksanakannya pretes, pertemuan I, pertemuan II, pertemuan

III, dan postes. Catatan lapangan peserta didik di kelas eksperimen pada saat

pretes terdapat pada Tabel 4.40 berikut.

Tabel 4.40 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Eksperimen pada Saat

Pretes

Waktu

(hari/tanggal)

Jam Catatan Lapangan

Senin, 6 April 2015

08.00

Anton gaduh karena tidak mengerti soal pretes

yang diberikan.

08.15

Ghina, Alfi, Valin, Nida, dan Siti tentang

jawaban soal apakah diberikan cara atau tidak.

08.20 Widiyawati, Widiya, dan Shendy selesai

mengerjakan soal pretes.

08.30 Peserta didik harus mengumpulkan pretesnya

karena waktu sudah habis.

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

113

Sama halnya dengan catatan lapangan pada saat pretes dilaksanakan di kelas

kontrol, di kelas eksperimen pun peserta didik mengalami kesulitan untuk

mengerjakan. Namun peserta didik di kelas eksperimen lebih berani untuk

menanyakan kepada guru hal yang belum dimengerti.

Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan pembelajaran agar peserta didik

mengerti soal yang harus mereka kerjakan. Pembelajaran yang dilakukan yaitu

terdiri dari tiga pertemuan. Pada pertemuan I dilakukan pembelajaran

penjumlahan pecahan di kelas eksperimen. Pemaparan mengenai pembelajaran

yang dilakukan di kelas eksperimen pada pertemuan I dapat dilihat pada Tabel

4.41 berikut.

Tabel 4.41 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Eksperimen Pertemuan I

Waktu

(hari, tanggal)

Jam Catatan Lapangan

Rabu, 8 April 2015

09.40 Anton menanyakan media yang dibawa oleh

guru.

09.50 Windiyah menjawab pertanyaan dari guru

mengenai penjumlahan pecahan.

10.00 Nuryana mengemukakan tidak suka dengan

dibentuknya kelompok.

10.05 Selviana ingin segera melakukan turnamen

ketika guru selesai memberitahukan peraturan

turnamen.

10.40 Ainur hendak menangis ketika menjadi

perwakilan keempat dari peserta didik

kelompok 4.

11.02 Dewi membantu guru menghitung skor tim.

11.04-

11.05

Valin dkk dari kelompok 1 maju untuk

menerima penghargaan sebagai tim super,

Ghina dkk dari kelompok 3 maju untuk

menerima penghargaan sebagai tim sangat

baik, Nida dkk dari kelompok 5 maju untuk

menerima penghargaan sebagai tim baik.

11.10 Aliyah membantu guru menyimpulkan

pembelajaran.

Setelah pertemuan I, dilaksanakan pembelajaran pada pertemuan II di kelas

eksperimen agar peserta didik lebih memiliki kemampuan komunikasi matematis.

Adapun pemaparan catatan lapangan peserta didik di kelas eksperimen pada

pertemuan II terdapat pada Tabel 4.42 berikut.

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

114

Tabel 4.42 Catatan Lapangan Peserta Didik Eksperimen Pertemuan

II

Waktu

(hari, tanggal)

Jam Catatan Lapangan

Senin, 20 April 2015

09.45 Aries menjawab pertanyaan dari guru

mengenai pengurangan pecahan.

10.05 Ega dan peserta didik yang lain ingin segera

melakukan turnamen.

10.45 Ghina dkk sangat cepat dalam mengerjakan

kartu soal.

10.50 Valin dkk menyusul seimbang dengan skor tim

Ghina

10.55 Tim Widiyawati berusaha menyusul skor tim

lain.

11.00 Tim Ghina dkk bersemangat melakukan

turnamen.

11.04-

11.05

Ghina dkk dari kelompok 3 maju untuk

menerima penghargaan sebagai tim super,

Valin dkk dari kelompok 1 maju untuk

menerima penghargaan sebagai tim sangat

baik, Widiyawati dkk dari kelompok 2 maju

untuk menerima penghargaan sebagai tim baik.

11.10 Aisyah Adzri membantu guru menyimpulkan

pembelajaran.

Pada pertemuan II, peserta didik merasa kesulitan dengan pengurangan

pecahan. Hal tersebut dibuktikan dengan peserta didik yang mengganggu teman

yang sedang mengikuti pembelajaran. Namun untuk mengerjakan soal di depan

kelas terdapat beberapa peserta didik yang menawarkan diri untuk maju ke depan

kelas. Peserta didik juga mau mengakui ketidakpahamannya terhadap materi yang

diajarkan pada saat kegiatan refleksi. Agar peserta didik lebih mampu memiliki

kemampuan komunikasi matematis dan operasi hitung pada pecahan, maka

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

115

dilakukan pembelajaran di kelas eksperimen pada pertemuan III. Adapun

pemaparannya terdapat pada Tabel 4.43 berikut.

Tabel 4.43 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Eksperimen Pertemuan

III

Waktu

(hari, tanggal)

Jam Catatan Lapangan

Senin, 20 April 2015

09.30 Hadi menjawab pertanyaan dari guru mengenai

pengurangan pecahan.

10.00 Widiya dan peserta didik yang lain ingin segera

melakukan turnamen.

10.45 Ghina dkk sangat cepat dalam mengerjakan

kartu soal.

10.50 Valin dkk menyusul seimbang dengan skor tim

Ghina

10.55 Nida dkk menyusul skor tim Widiyawati.

11.00 Tim Nida dkk bersemangat melakukan

turnamen.

11.04-

11.05

Ghina dkk dari kelompok 3 maju untuk

menerima penghargaan sebagai tim super,

Valin dkk dari kelompok 1 maju untuk

menerima penghargaan sebagai tim sangat

baik, Nida dkk dari kelompok 5 maju untuk

menerima penghargaan sebagai tim baik.

11.10 Tofan membantu guru menyimpulkan

pembelajaran.

Pada pertemuan III peserta didik sudah lebih mengerti tentang materi

penjumlahan dan pengurangan pecahan yang disampaikan sebelumnya pada

pertemuan I dan II sehingga peserta didik bertanya hanya untuk menyamakan

pemahaman yang ia dapat dengan pemahaman guru. Untuk lebih mengetahui

sejauh mana kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki peserta didik, maka

dilaksanakan postes yang terdapat pada Tabel 4.44 berikut.

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

116

Tabel 4.44 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Eksperimen pada Saat

Postes

Waktu (hari, tanggal) Jam Catatan Lapangan

Senin, 4 Mei 2015

09.35 Amin menanyakan kepada guru cara

menjawab soal.

09.40 Alfi, Nida, Siti, dan Widiyawati

mengumpulkan jawaban soal postes.

11.00 Peserta didik yang lain mengumpulkan

postes sebelum waktu habis.

Pada saat postes dilaksanakan, peserta didik yang sudah menguasai menjawab

soal dengan cepat sebelum waktu habis. Hal itu kemungkinan dikarenakan peserta

didik sebelumnya sudah pernah mengerjakan soal tersebut pada saat pretes.

B. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Pengaruh Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas

Eksperimen (Uji Hipotesis 1)

Setelah dilaksanakannya pembelajaran di kelas eksperimen dengan

pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat diketahui peningkatan kemampuan

komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan uji perbedaan rata-rata

berpasangan. Pada uji ini data yang digunakan yaitu data hasil pretes dan postes

kelas eksperimen.

Uji beda rata-rata berpasangan ini menggunakan uji Wilcoxon

(nonparametrik) karena data nilai pretes berdistribusi normal sedangkan nilai

postes berdistribusi tidak normal. Kriteria pengambilan keputusan dengan taraf

signifikansi (α = 0,05) menurut Priyatno (2013, hlm. 17) ialah jika nilai P-value

(sig) ≤ 0,05 maka ditolak dan jika nilai P-value (sig) > 0,05 maka diterima.

Adapun hipotesis yang akan diuji ialah sebagai berikut:

H0 : Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT tidak berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi

matematis peserta didik pada materi pecahan di kelas IV.

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

117

H1 : Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi

matematis peserta didik pada materi pecahan di kelas IV.

Berikut data hasil penghitungan uji beda rata-rata berpasangan nilai pretes

dan nilai postes kelas eksperimen dengan uji Wilcoxon disajikan dalam Tabel 4.45

di bawah ini.

Tabel 4.45 Uji Beda Rata-rata Berpasangan Kemampuan Komunikasi

Matematis Kelas Eksperimen

Test Statisticsb

postes_eksperim

en -

pretes_eksperim

en

Z -4.784a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Pada Tabel 4.45 dapat diketahui bahwa hasil penghitungan beda rata-rata

kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen dengan uji Wilcoxon taraf

signifikansi α = 0,05 didapat P-value (Sig 2-tailed) sebesar 0,000. Hasil yang

diperoleh P-value < α, sehingga H0 ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada

materi pecahan di kelas IV secara signifikan.

2. Analisis Pengaruh Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Kontrol

(Uji Hipotesis 2)

Setelah dilaksanakannya pembelajaran di kelas kontrol dengan pembelajaran

konvensional menggunakan metode ekspositori dapat diketahui peningkatan

kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan uji

perbedaan rata-rata berpasangan. Pada uji ini data yang digunakan yaitu data hasil

pretes dan postes kelas kontrol.

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

118

Uji beda rata-rata berpasangan ini menggunakan uji Wilcoxon

(nonparametrik) karena data nilai pretes berdistribusi normal sedangkan nilai

postes berdistribusi tidak normal. Kriteria pengambilan keputusan dengan taraf

signifikansi (α = 0,05) menurut Priyatno (2013, hlm. 17) ialah jika nilai P-value

(sig) ≤ 0,05 maka ditolak dan jika nilai P-value (sig) > 0,05 maka diterima.

Adapun hipotesis yang akan diuji ialah sebagai berikut:

H0 : Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran

konvensional tidak berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi

matematis peserta didik pada materi pecahan di kelas IV.

H1 : Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran

konvensional berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis

peserta didik pada materi pecahan di kelas IV.

Berikut data hasil penghitungan uji beda rata-rata berpasangan nilai pretes

dan nilai postes kelas kontrol dengan uji Wilcoxon disajikan dalam Tabel 4.46

berikut.

Tabel 4.46 Uji Beda Rata-Rata Berpasangan Kemampuan Komunikasi

Matematis Kelas Kontrol

Test Statisticsb

Postes_kontrol -

Pretes_kontrol

Z -4.681a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Pada Tabel 4.46 dapat diketahui bahwa hasil penghitungan beda rata-rata

kemampuan komunikasi matematis kelas kontrol dengan uji Wilcoxon taraf

signifikansi α = 0,05 didapat P-value (Sig 2-tailed) sebesar 0,000. Hasil yang

diperoleh P-value < α, sehingga ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional

berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada

materi pecahan di kelas IV secara signifikan.

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

119

3. Analisis Perbedaan Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis

(Uji Hipotesis 3)

Analisis ketiga ini dilakukan untuk melihat perbedaan kemampuan

komunikasi matematis peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbeda dengan peserta

didik yang yang memperoleh pembelajaran konvensional pada materi pecahan.

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi peserta didik pada kedua

kelas akan dibandingkan dengan nilai gain. Agar lebih jelas dapat dilihat dari nilai

terendah, nilai tertinggi, rataan nilai, dan standar deviasi pada masing-masing

kelas yang terlihat pada Tabel 4.47 berikut.

Tabel 4.47 Statistik Deskriptif Gain pada Kedua Kelompok

Kelas N Mean Simpangan Baku Terbesar Terkecil

Eksperimen 30 0,61 0,08 0,77 0,45

Kontrol 30 0,21 1,10 0,42 -0,01

Berdasarkan Tabel 4.47 dapat diketahui bahwa peningkatan kemampuan

komunikasi matematis peserta didik pada kedua kelas berbeda. Untuk peserta

didik di kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT mengalami peningkatan dengan rata-rata gain = 0,61 yang tergolong

pada peningkatan sedang, sedangkan untuk peserta didik di kelas kontrol yang

diberi pembelajaran konvensional mengalami peningkatan dengan rata-rata gain

sebesar 0,21 yang tergolong pada peningkatan rendah. Oleh karena itu, antara

kedua kelas memiliki selisih rata-rata gain sebesar 0,4. Untuk melihat perbedaan

kemampuan komunikasi matematis peserta didik di kelas eksperimen dan kelas

kontrol maka dilakukan uji beda dua rata-rata.

a. Uji Beda Dua Rata-rata

Uji beda dua rata-rata ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan

komunikasi matematis peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji

beda dua rata-rata ini membandingkan nilai gain kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Nilai gain di kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel

4.48 berikut.

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

120

Tabel 4.48 Nilai Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Gain Eksperimen Gain Kontrol

0.70 0.30

0.75 0.30

0.75 0.33

0.77 0.37

0.77 0.38

0.73 0.37

0.68 0.38

0.63 0.39

0.59 0.42

0.53 0.42

0.45 0.42

0.52 0.28

0.53 0.23

0.53 0.24

0.54 0.22

0.52 0.21

0.53 0.19

0.53 0.18

0.55 0.18

0.55 0.15

0.55 0.11

0.58 0.06

0.62 0.03

0.63 0.00

0.63 -0.01

0.64 -0.01

0.65 0.03

0.66 0.08

0.66 0.04

0.66 0.10

Setelah diketahui nilai gain di kelas eksperimen dan kelas kontrol selanjutnya

dilakukan uji beda dua rata-rata ini dengan menggunakan uji t’ (Independent

Samples t-test) pada SPSS 16.00 for windows. Berikut merupakan hipotesis yang

akan diuji.

H0 :Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT tidak berbeda dengan kemampuan komunikasi

matematis peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran

konvensional.

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

121

H1:Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT berbeda dengan kemampuan komunikasi matematis

peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Kriteria penafsirannya yaitu, jika nilai signifikansi ≥ 0,05, maka H0 diterima,

akan tetapi jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak. Perhitungan uji beda dua

rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4.49 berikut.

Tabel 4.49 Hasil Uji Beda Dua Rata-rata Gain Kemampuan Komunikasi

Matematis Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Independent Samples Test

t-test for Equality of Means

T df Sig. (2-tailed)

Gain Equal variances assumed 12.981 58 .000

Equal variances not assumed 12.981 47.415 .000

Berdasarkan Tabel 4.49 dapat dilihat hasil perhitungan beda dua rata-rata data

gain kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t’ dengan taraf

signifikansi α = 0,05 didapat nilai P-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Karena hipotesis

yang diuji adalah satu arah sehingga 0,000 harus dibagi dua sehingga diperoleh P-

value (Sig.1-tailed) sebesar 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan komunikasi matematis

peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT berbeda dibandingkan dengan peserta didik yang mengikuti

pembelajaran konvensional.

C. Pembahasan

1. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik di Kelas

Eksperimen

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

selama tiga pertemuan, yaitu pada tanggal 8, 20, dan 21 April 2015. Banyak

pertemuan di kelas eksperimen sama dengan banyak pertemuan di kelas kontrol,

yaitu sebanyak tiga pertemuan dengan alokasi waktu 3×35 menit. Sebelum

dilaksanakan pertemuan I di kelas eksperimen dilakukan pretes dengan rata-rata

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

122

nilai pretes kemampuan komunikasi matematis 30 peserta didik di kelas

eksperimen sebesar 41,34 dari nilai total 100. Berdasarkan hal tersebut dapat

dikatakan bahwa peserta didik di kelas eksperimen telah memiliki kemampuan

komunikasi matematis sebesar 41,34%.

Di kelas eksperimen, pembelajaran diawali dengan menunjukkan kue yang

dapat dipotong menjadi beberapa bagian. Kemudian guru meminta beberapa

peserta didik maju ke depan untuk memotong kue menjadi beberapa bagian yang

sama besar. Peserta didik yang maju ke depan saling berkerjasama dan

berkomunikasi untuk memotong kue dengan bagian yang sama besar. Hal tersebut

sejalan dengan yang dikemukaan oleh Vygotsky (dalam Huda, 2012), yang

menyebutkan bahwa tujuan belajar akan tercapai jika peserta didik belajar

menyelesaikan tugas-tugas yang belum dipelajari tetapi tugas-tugas tersebut masih

berada dalam daerah perkembangan terdekat mereka. Tugas-tugas belajar tersebut

akan tercapai apabila mereka melakukan kerjasama dengan orang dewasa maupun

teman sebayanya.

Pada pertemuan pertama, materi pembelajaran yang diberikan adalah

penjumlahan pecahan. Guru memberikan contoh pemotongan kue yang dibagikan

kepada beberapa peserta didik, hal ini sejalan dengan pendapat Piaget (dalam

Maulana, 2011), peserta didik usia SD termasuk ke dalam tahap operasi konkret

sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang menggunakan media. Media dalam

hal ini yaitu kue. Peserta didik dikelompokkan menjadi lima kelompok,

pembagian kelompok dilakukan dengan melihat nilai pretes dari masing-masing

peserta didik. Setiap kelompok dibagikan LKPD yang berbeda tetapi masih satu

karakteristik. Dalam LKPD tersebut terdapat perintah untuk mengerjakan operasi

hitung pecahan kemudian dibuat kedalam bentuk gambar. Gambar yang dibuat

berdasarkan ide dari masing-masing anggota dalam kelompok. Sesuai dengan

teori yang di ungkapkan oleh Dewey (dalam Tamsyani, Tanpa tahun) yang

mengemukakan bahwa pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas seharusnya

merupakan pembelajaran yang mencerminkan kehidupan sehari-hari peserta didik.

Setelah diskusi selesai, setiap perwakilan kelompok mengembangkan dan

menyajikan hasil karyanya di depan kelas. Apabila peserta didik menemukan

kesulitan atau masalah dalam mengerjakan LKPD maka peserta didik

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

123

mengemukakan masalah atau kesulitannya kemudian peserta didik lainnya

memberikan pendapatnya.

Setelah itu, peserta didik kembali ke tempat duduknya masing-masing dengan

anggota kelompoknya. Kemudian melakukan turnamen, melakukan rekognisi tim

yang sejalan dengan pendapat Burrush Frederich Skinner (dalam Pitajeng, 2006)

bahwa ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pembelajaran, menyimpulkan pembelajaran, melakukan refleksi, dan melakukan

evaluasi tertulis.

Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan kedua sama dengan

pertemuan pertama, namun materinya saja yang berbeda. Materi yang diberikan

pada pertemuan kedua adalah pengurangan pecahan.

Temuan pada pertemuan pertama, peserta didik masih sulit untuk duduk

bersama kelompoknya. Namun, pada pertemuan kedua dan ketiga, peserta didik

sudah terbiasa dengan kelompok dan melakukan kerjasama dengan anggota

kelompoknya untuk melakukan turnamen. Setelah tiga kali pertemuan

dilaksanakan, maka dilakukan postes untuk mengetahui peningkatan kemampuan

komunikasi matematis peserta didik.

Jika melihat kembali rata-rata pretes dan postes maka dapat diketahui bahwa

kemampuan komunikasi matematis peserta didik mengalami peningkatan sebesar

35,07% dari rata-rata pretes sebesar 41,34% dan rata-rata postes 77,04%. Begitu

juga dengan hasil perhitungan rata-rata dengan menggunakan uji Wilcoxon dengan

taraf signifikansi α = 0,05 didapat P-value (Sig 2-tailed) sebesar 0,000. Hasil yang

diperoleh P-value < α, sehingga H0 ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi

pecahan di kelas IV secara signifikan.

2. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik Kelas

Kontrol

Proses pembelajaran di kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 8, 20, dan 21

April 2015. Kelas kontrol melaksanakan pembelajaran pecahan dengan

menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional

berlangsung seperti biasa, yaitu menggunakan metode ekspositori. Materi yang

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

124

diajarkan di kelas kontrol sama dengan eksperimen, yaitu materi pecahan, hanya

penyampaian yang berbeda. Banyak pertemuan di kelas konvensional sama

dengan banyak pertemuan di kelas eksperimen, yaitu sebanyak tiga pertemuan

dengan alokasi waktu 3×35 menit. Sebelum dilaksanakan pertemuan I di kelas

kontrol dilakukan pretes dengan rata-rata nilai pretes kemampuan komunikasi

matematis 30 peserta didik di kelas kontrol sebesar 36,99 dari nilai total 100.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik di kelas kontrol

telah memiliki kemampuan komunikasi matematis sebesar 36,99%.

Di kelas konvensional (kontrol) sebelum guru menerangkan materi, terlebih

dahulu dilakukan apersepsi. Langkah-langkah pembelajaran selanjutnya guru

menerangkan setiap materi dan memberikan contoh. Kemudian peserta didik

mengerjakan contoh soal yang diberikan oleh guru dengan maju ke depan kelas

yang bertujuan agar peserta didik berani untuk tampil di depan dan berkomunikasi

dengan baik. Hal ini sejalan dengan teori yang di ungkapkan oleh Vygotsky

(dalam Huda, 2012), interaksi yang dilakukan sangat efektif dalam mendorong

pertumbuhan daerah perkembangan proximal (Zone of Proximal Development)

peserta didik. Vygotsky yakin bahwa tujuan belajar akan tercapai jika peserta

didik belajar menyelesaikan tugas-tugas yang belum dipelajari tetapi tugas-tugas

tersebut masih berada dalam daerah perkembangan terdekat mereka. Interaksi

tersebut terjadi dengan guru maupun dengan peserta didik lain ketika berada di

dalam kelas.

Temuan pada pertemuan pertama, peserta didik kurang berani ketika diminta

untuk maju kedepan kelas untuk mengerjakan soal. Temuan pada hari kedua,

peserta didik mulai berani dan mau mengacungkan tangan ketika guru

menawarkan apabila mereka mau maju ke depan kelas.

Peserta didik kelas kontrol yang telah mengikuti pembelajaran pecahan yang

menggunakan pembelajaran konvensional mengalami peningkatan dari sisi nilai

rata-rata kelasnya dari 45,57 menjadi 60,12. Nilai rata-rata kelas kontrol yang

meningkat dapat diikuti dengan meningkatkan kemampuan komunikasi matematis

secara signifikan. Hal ini dibuktikan dari hasil uji U ( =0,05) yang dipaparkan

sebelumnya bahwa nilai P-value uji satu arah = 0,015. Karena nilai P-value < ,

maka H0 ditolak atau H1 diterima, artinya pembelajaran konvensional dapat

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

125

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada materi pecahan pada

peserta didik kelas IV A secara signifikan.

Jika melihat kembali rata-rata pretes maka dapat diketahui bahwa

kemampuan komunikasi matematis peserta didik mengalami peningkatan sebesar

13,04% dari rata-rata pretes sebesar 36,49% dan rata-rata postes sebesar 50,03%.

Begitu juga dengan hasil perhitungan rata-rata dengan menggunakan uji Wilcoxon

dengan taraf signifikansi α = 0,05 didapat P-value (Sig 2-tailed) sebesar 0,015.

Hasil yang diperoleh P-value < α, sehingga H0 ditolak. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional

berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada

materi pecahan di kelas IV secara signifikan.

3. Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen

dengan Kelas Kontrol

Model pembelajaran konvensional maupun model pembelajaran kooperatif

tipe TGT, kedua-duanya baik dalam meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis peserta didik dalam materi pecahan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

observasi kinerja guru di kelas eksperimen dan kelas kontrol yang tidak terdapat

perbedaan dan mendapatkan interpretasi yang sangat baik dengan persentase

sebesar 97,43%. Hal ini dikarenakan guru yang melaksanakan pembelajaran baik

di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol sudah dilakukan secara maksimal

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan di dalam RPP.

Tujuan pembelajaran yang terdapat dalam RPP mencakup indikator dalam

kemampuan komunikasi matematis. Sebagaimana dikemukakan oleh Maulana

(2011) indikator kemampuan komunikasi matematis di antaranya yaitu

menghubungkan benda nyata, gambar, dan grafik ke dalam ide matematika,

menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematis, secara lisan atau tulisan, dengan

benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar, menyatakan peristiwa sehari-hari dalam

bahasa atau simbol matematka, mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang

matematika, membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis,

membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan generalisasi,

serta menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah

dipelajari.

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

126

Setelah diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematis peserta didik

pada awal pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda. Untuk

mengetahui perlakuan pembelajaran mana yang lebih baik dalam meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis diperlukan data gain di kedua kelas. Secara

keseluruhan peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik di

kelas kontrol masih tergolong rendah. Dari 30 peserta didik, hanya 11 peserta

didik yang mengalami peningkatan yang tergolong sedang dan 19 peserta didik

mengalami peningkatan rendah. Sedangkan di kelas eksperimen peningkatan

kemampuan komunikasi matematis tergolong sedang. Dari 30 peserta didik,

terdapat 6 peserta didik mengalami peningkatan yang tinggi, dan 24 peserta didik

mengalami peningkatan sedang.

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat dikatakan bahwa peningkatan

kemampuan komunikasi matematis pada kedua kelas berbeda. Peserta didik di

kelas eksperimen yang mendapat perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT mengalami peningkatan dengan rata-rata gain

sebesar 0,61 dengan interpretasi sedang. Sedangkan peserta didik di kelas kontrol

yang mendapat perlakuan dengan metode ekspositori mengalami peningkatan

dengan rata-rata gain sebesar 0,21 dengan interpretasi rendah. Dengan demikian,

selisih gain antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebesar 0,40.

Berdasarkan perhitungan beda dua rata-rata data gain peningkatan

kemampuan komunikasi matematis peserta didik di kelas eksperimen dan kontrol

dengan menggunakan uji t’ dengan taraf signifikansi α = 0,05 didapat nilai P-

value (Sig.2-tailed) = 0,000. Karena hipotesis yang diuji adalah satu arah sehingga

0,000 harus dibagi dua sehingga diperoleh P-value (Sig.1-tailed) sebesar 0. Hal

tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang mendapat

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik

dibandingkan dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran konvensional

secara signifikan.

Peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang

memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT lebih baik daripada peserta didik yang memperoleh pembelajaran secara

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

127

konvensional secara signifikan. Terbukti dengan beberapa kelebihan dari model

pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagaimana yang diungkapkan Sanjaya (2006,

hlm. 247), di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Peserta didik tidak terlalu menggantungkan pembelajaran kepada guru.

b. Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan

peserta didik.

c. Membantu peserta didik untuk memberikan respon kepada orang lain dan

menyadari segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

d. Membantu memberdayakan peserta didik agar bertanggung jawab dalam

belajar.

e. Model pembelajaran kooperatif ampuh untuk meningkatkan prestasi

akademik sekaligus kemampuan sosial.

f. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menguji ide dan

pemahamannya sendiri.

g. Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menggunakan informasi

dan kemampuan yang abstrak menjadi nyata.

h. Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.

i. Penilaian yang diberikan berdasarkan pada hasil kerja tim.

j. Mengembangkan kesadaran berbentuk belajar tim memiliki periode yang

cukup panjang.

Melalui model pembelajaran kooperatif ini, memungkinkan peserta didik

untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya tanpa mengandalkan orang

lain. Selain itu, peserta didik dapat lebih berinteraksi dengan orang lain ketika

berada dalam kelompok tanpa mengabaikan tanggung jawab individu yang harus

dijalankannya.

Dalam pembelajaran konvensional, peserta didik lebih banyak diberikan soal

oleh guru yang dijawab secara individu tanpa diberikan perjanjian bahwa peserta

didik yang berhasil menjawab akan mendapatkan penghargaan sehingga peserta

didik tidak bersemangat untuk mengerjakan soal, sedangkan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menekankan pada

keberhasilan tim. Tim yang berhasil tersebut akan diberikan penghargaan oleh

guru sehingga membuat peserta didik yang bekerja dalam tim menjadi

bersemangat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Skinner (dalam Pitajeng,

2006) ganjaran atau penguatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pembelajaran.

Berdasarkan beberapa hal yang dipaparkan di atas, sudah meyakinkan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dalam meningkatkan

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.repository.upi.edu/19712/6/s_pgsd_kelas_1106120_chapter4.pdf · Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol 2. 8 25 30 No Nama Jumlah Skor

128

kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas IV pada materi pecahan

dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional yang didukung dengan

kinerja guru yang maksimal.