bab iv hasil penelitian dan pembahasan a....

22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tentang kondisi riil di lapangan terkait dengan gaya kepemimpinan visioner kepala sekolah di SMP Negeri 1 Tibawa Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo diuraikan sebagai berikut : 1. Pola Pikir/Orientasi Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tibawa Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. a. Kemampuan memecahkan masalah. Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang guru mengenai strategi kepala sekolah dalam memecahkan masalah pendidikan di SMP Negeri 1 Tibawa Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo diuraikan sebagai berikut : Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa : Ada banyak masalah pendidikan di sekolah ini, contohnya berbagai sarana sekolah yang masih kurang, masalah prestasi siswa, dan masalah kualitas guru, sebagai kepala sekolah saya berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasinya dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di sekolah maupun yang ada pada masyarakat, untuk memenuhi berbagai kekurangan dalam sarana dan prasarana sekolah, saya melibatkan masyarakat untuk bersama memikirkan permasalahan ini. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, kepala sekolah memberikan arahan kepada guru untuk mengoptimalkan jam pembelajaran, dan memberikan penambahan jam sebagai tindakan pengayaan dan remedial untuk siswa. Kepala sekolah juga memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti berbagai pelatihan dan penilaian kinerja guru. Kegiatan- kegiatan ini perlu dilakukan demi pencapain tujuan dan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. (1.1.1/W/KS/21.05.2012).

Upload: phamtuyen

Post on 10-Jun-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran tentang kondisi riil di

lapangan terkait dengan gaya kepemimpinan visioner kepala sekolah di SMP

Negeri 1 Tibawa Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo diuraikan sebagai

berikut :

1. Pola Pikir/Orientasi Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tibawa Kecamatan

Tibawa Kabupaten Gorontalo.

a. Kemampuan memecahkan masalah.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang

guru mengenai strategi kepala sekolah dalam memecahkan masalah pendidikan

di SMP Negeri 1 Tibawa Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo diuraikan

sebagai berikut :

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa :

Ada banyak masalah pendidikan di sekolah ini, contohnya berbagai sarana

sekolah yang masih kurang, masalah prestasi siswa, dan masalah kualitas

guru, sebagai kepala sekolah saya berupaya semaksimal mungkin untuk

mengatasinya dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di

sekolah maupun yang ada pada masyarakat, untuk memenuhi berbagai

kekurangan dalam sarana dan prasarana sekolah, saya melibatkan

masyarakat untuk bersama memikirkan permasalahan ini. Untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa, kepala sekolah memberikan arahan

kepada guru untuk mengoptimalkan jam pembelajaran, dan memberikan

penambahan jam sebagai tindakan pengayaan dan remedial untuk siswa.

Kepala sekolah juga memberikan kesempatan kepada guru untuk

mengikuti berbagai pelatihan dan penilaian kinerja guru. Kegiatan-

kegiatan ini perlu dilakukan demi pencapain tujuan dan peningkatan

kualitas pendidikan di sekolah. (1.1.1/W/KS/21.05.2012).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan dua orang guru

menyatakan bahwa :

Dalam mengatasi masalah-masalah pendidikan di sekolah, khususnya

dalam masalah kualitas guru, belum lama ini kepala sekolah bekerja sama

dengan pengawas untuk melaksanakan kegiatan penilaian kinerja guru,

yang dapat membantu guru untuk melakukan perbaikan kualitas

pembelajaran setelah memperoleh masukan dari kepala sekolah.

(1.1.1/W/AU/22.05.2012).

Sedangkan menurut penuturan guru lainnya bahwa :

Beberapa fasilitas di sekolah ini masih kurang sehingga menjadi satu

masalah buat sekolah dalam penyediaan sarana dan fasilitas pendidikan

untuk siswa, kepala sekolah telah berupaya untuk melibatkan masyarakat

dalam membantu pengadaan beberapa fasilitas sekolah.

(1.1.1/W/HY/21.05.2012).

Berdasarkan uraian hasil penelitian diatas menunjukkan strategi kepala

sekolah dalam menyelesaikan beberapa masalah pendidikan yang ada di

sekolah adalah dengan mengelola berbagai sumber daya pendidikan yang

sudah ada di sekolah dan juga yang ada pada masyarakat.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang

guru mengenai strategi kepala sekolah dalam mewujudkan visi misi sekolah

diuraikan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah yang mengatakan

bahwa :

Kepala sekolah sebagai pemimpin telah melibatkan semua yaitu guru,

tenaga kependidikan, komite sekolah, masyarakat dan pemerintah dalam

perumusan visi misi sekolah, jadi untuk mewujudkannya pun kepala

sekolah mengajak mereka untuk bekerja sama mewujudkan visi misi yang

telah ditetapkan bersama. Berbagai program sekolah disusun bersama

demi meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

(1.1.2/W/KS/21.05.2012).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan dua orang guru

menyatakan bahwa : “kepala sekolah sebagai pemimpin yang menggerakkan

berbagai kegiatan di sekolah telah melibatkan guru dan dan stakeholder

pendidikan lainnya untuk mewujudkan visi misi sekolah secara bersama yang

dirumuskan pada rencana kegiatan sekolah”. (1.1.2/W/AU/22.05.2012).

“Dengan memberikan pemahaman akan tanggung jawab bersama, kepala

sekolah bersama guru dan masyarakat khususnya orang tua siswa untuk

mewujudkan visi misi sekolah melalui dukungan berbagai program kegiatan

sekolah”. (1.1.2/W/HY/21.05.2012).

Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas menunjukkan strategi kepala

sekolah dalam mewujudkan visi dan misi sekolah adalah dengan memberikan

pemahaman kepada berbagai unsur pendidikan akan tanggung jawab bersama

terhadap perkembangan pendidikan di sekolah dan melibatkan mereka dalam

perumusan visi dan misi sekolah dan bersama-sama pula bertanggung jawab

dalam mewujudkannya melalui dukungan terhadap berbagai program kegiatan

sekolah.

b. Kemampuan mengambil keputusan

Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang

guru mengenai kemampuan kepala sekolah dalam mengambil keputusan

diuraikan sebagai berikut :

Di dalam merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan

mengendalikan berbagai kegiatan di sekolah kepala sekolah benar-benar

memikirkan dan merumuskan tindakan yang harus dilakukan, pelibatan

masyarakat dalam merumuskan visi dan misi sekolah, hingga perencanaan

berbagai kegiatan di sekolah, merupakan rangkaian yang membutuhkan

suatu keputusan untuk melaksanakannya. Kepala sekolah tidak

memutuskan sendiri hal apa saja yang perlu dilakukan, tapi kepala sekolah

melibatkan masyarakat dan stakeholder lainnya untuk bersama –sama

memutuskan kegiatan yang akan dilakukan di sekolah.

(1.2/W/KS/21.05.2012).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan dua orang guru

menyatakan bahwa :

Sebelum kepala sekolah mengambil sebuah keputusan yang

mengakomodir kepentingan sekolah secara umum maka, kepala sekolah

terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan beberapa pihak yang

berkompeten di sekolah antara lain kepala sekolah berkoordinasi dengan

wakil kepala sekolah serta guru-guru yang dianggap mampu memberikan

saran serta pertimbangan terkait dengan keputusan yang akan ditetapkan.

Tujuan kepala sekolah melakukan koordinasi seperti ini adalah untuk

mendapatkan suatu keputusan yang memang benar-benar bijak untuk

dilaksanakan oleh guru maupun siswa di SMP Negeri 1Tibawa Kabupaten

Gorontalo. (1.2/W/AU/22.05.2012).

Sedangkan menurut penuturan guru lainnya mengatakan bahwa :

“keputusan yang diambil diupayakan merupakan keputusan bersama sebagai

rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan di sekolah”.

(1.2/W/HY/21.05.2012).

Berdasarkan uraian hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa

kemampuan kepala sekolah dalam mengambil keputusan adalah melibatkan

semua unsur yang berkepentingan agar terjadi suatu keputusan bersama dan

bukan keputusan kepala sekolah saja. Apa pun keputusan yang diambil kepala

sekolah pasti memiliki makna penting, baik bagi orang lain maupun terhadap

diri sendiri. Kecil atau pun besar volume kelompok yang dipimpinnya,

keputusan pemimpin sangatlah berarti, serius, serta berpengaruh besar dan luas.

Kenyataan itu memberikan sekelebatan indikasi bahwa keputusan harus

diambil tidak saja dengan hati-hati, tapi juga tegas dan diputuskan dengan

berani dalam keadaan sadar.

c. Kemampuan dalam berkomunikasi

Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang

guru mengenai komunikasi kepala sekolah dengan guru dan pihak lainnya

diuraikan sebagai berikut :

Kepala sekolah membuka komunikasi dua arah dalam mendelegasikan

tugas. Kepala sekolah menerima masukan dan saran serta kritikan dari

berbagai pihak baik dari guru ataupun dari orang tua siswa dengan

berusaha memahami berbagai aspirasi serta mempertimbangkannya demi

perbaikan kinerja sekolah. (1.3/W/KS/21.05.2012).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan dua orang guru

menyatakan bahwa :

Kepala sekolah berupaya untuk mewujudkan komunikasi yang efektif

diantara guru sekolah dan masyarakat, jika pun ada sesuatu hal yang

luput, itu masih bisa ditolerir, mengingat usia kepala sekolah yang sudah

tidak muda lagi, tapi masih tetap memiliki semangat kerja yang cukup

baik. (1.3/W/AU/22.05.2012).

Menurut penuturan guru lainnya mengatakan bahwa :

Pola komunikasi dari kepala sekolah pada umumnya bersifat

kekeluargaan. Alur penyampaian informasi berlangsung dua arah. Media

komunikasi yang digunakan oleh kepala sekolah ialah : rapat dinas, surat

edaran, papan data, pengumuman lisan serta pesan berantai yang

disampaikan secara lisan. (1.3/W/HY/21.05.2012).

Sedangkan menurut penuturan ketua komite sekolah mengatakan bahwa :

Kepala sekolah menjalin komunikasi yang cukup baik dengan masyarakat,

khususnya dengan anggota komite sekolah, jika ada beberapa hal yang

perlu dikomunikasikan dengan komite sekolah, kepala sekolah segera

menghubungi dan melibatkan komite sekolah dalam memberikan beberapa

masukan penting. (1.3/W/RP/22.05.2012).

Berdasarkan uraian hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam hal

komunikasi kepala sekolah dengan guru dan pihak lain terjadi upaya

mewujudkan komunikasi yang efektif. Kepala sekolah sebagai pemimpin

berupaya memahami berbagai penyampaian informasi baik sebagai masukan

ataupun kritikan. Komunikasi terjadi secara dua arah, kepala sekolah juga

menjalin komunikasi dengan para guru sesuai dengan proporsinya masing-

masing.

2. Perilaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tibawa Kecamatan Tibawa

Kabupaten Gorontalo.

a. Perilaku berorientasi pada tugas

Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang

guru mengenai perilaku kepala sekolah dalam mengatur aktivitas kerja untuk

meningkatkan efisiensi diuraikan sebagai berikut :

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah yang mengatakan bahwa:

“profesionalisme kepala sekolah sangat diperlukan untuk mengatur aktivitas

kerja. Melalui rapat Dewan Guru, berbagai hal dibicarakan bersama untuk

mengatur berbagai aktivitas kerja sesuai dengan tupoksi masing-masing.”

(2.1.1/W/KS/21.05.2012).

Menurut hasil wawancara dengan seorang orang guru mengatakan bahwa :

Tugas kepala sekolah adalah mengatur jalannya aktivitas sekolah dan

dapat bekerja sama khususnya dengan guru sebagai bawahannya. Kepala

sekolah mengatur berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah,

dengan membangkitkan semangat staf, guru, dan pegawai lainnya untuk

sekolah agar dapat bekerja sama dengan baik, membangun visi dan misi,

kesejahteraan, hubungan dengan pegawai sekolah, dan murid,

mengembangkan kurikulum. Tugas kepala sekolah adalah sebagai

pembina dan pembimbing guru agar bekerja dengan betul dalam proses

pembelajaran siswanya. (2.1.1/W/AU/22.05.2012).

Hasil wawancara lainnya dengan seorang guru mengatakan bahwa :

Didalam mengatur berbagai aktivitas kerja, mulai dari perencanaannya,

pelaksanaannya, sudah dilakukan cukup baik oleh kepala sekolah, tapi

dalam hal pengontrolan masih perlu ditingkatkan agar kepala sekolah

dapat mengetahui berbagai hambatan yang dihadapi khususnya hambatan

yaang kurang diperhitungkan, hal ini juga demi perbaikan kualitas dari

kegiatan selanjutnya. (2.1.1/W/YH/21.05.2012).

Berdasarkan uraian hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa kepala

sekolah mengatur aktivitas kerja di sekolah dilakukan sesuai dengan tupoksi

masing-masing. Melalui pertemuan bersama dalam suatu rapat, kepala sekolah

membicarakan berbagai kegiatan kerja mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, dan bagaimana pelaksanaannya. Tapi pengontrolan dalam

aktivitas kerja sekolah yang telah direncanakan bersama kepala sekolah masih

perlu ditingkatkan sebagai bagian untuk mengevaluasi kegiatan demi

menciptakan efesiensi terlaksananya suatu kegiatan sekolah.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang

guru mengenai perilaku kepala sekolah dalam menjalankan perannya sebagai

pemimpin dalam mengelola berbagai kegiatan sekolah diuraikan sebagai

berikut :

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah yang mengatakan bahwa :

Sekolah memiliki perencanaan kegiatan sekolah yang dituang dalam

Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) yang telah dirumuskan bersama guru

dan komite sekolah, kepala sekolah sebagai pemimpin telah melibatkan

semua unsur agar dapat memperoleh masukan dari mereka dan

merumuskan bersama berbagai kegiatan sekolah. Dalam hal ini kepala

sekolah merencanakan kegiatan dan mengorganisasikannya. Semua unsur

yang terlibat juga ikut memantau pelaksanaannya, jika kepala sekolah

berhalangan hadir, ada wakil kepala sekolah yang akan mewakili.

(2.1.2/W/KS/21.05.2012).

Menurut hasil wawancara dengan seorang guru mengatakan bahwa :

Di dalam mengelola kegiatan sekolah, kepala sekolah merencanakan

kegiatan sekolah demi mencapai visi misi sekolah. Kegiatan sekolah

adalah kegiatan bersama, sehingga rencana kegiatan sekolah yang ada

merupakan hasil rumusan bersama dibawah kepemimpinan kepala sekolah,

rencana kegiatan ini dilaksanakan secara bersama dan dengan penuh

kesadaran untuk mewujudkan terciptanya keefektifan kerja. Memang

terkadang kepala sekolah tidak selalu berada di sekolah, sehingga

pengarahan yang diharapkan dari seorang pemimpin masih kurang, tapi hal

ini juga tidak bisa dihindari mengingat padatnya kegiatan kepala sekolah,

jadi kami sebagai guru juga bertanggung jawab untuk memonitor

pelaksanaan kegiatan sekolah. (2.1.2/W/AU/22.05.2012).

Menurut penuturan seorang guru lainnya bahwa :

Untuk masalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin yang mengelola

kegiatan sekolah sudah cukup baik, hanya perlu meningkatkan upaya

monitor langsung dari kepala sekolah, agar sejauh mana realisasi kegiatan

dapat diketahui lebih jelas oleh kepala sekolah dan tidak hanya

berdasarkan laporan dari guru. (2.1.2/W/HY/21.05.2012).

Berdasarkan uraian hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa peran

kepala sekolah sebagai pemimpin yang mengelola kegiatan, dalam orientasi

tugas masih perlu ditingkatkan lagi karena peran kepala sekolah sebagai

pemimpin masih kurang dalam mengarahkan dan memonitor pelaksanaan

kegiatan sekolah, sehingga kepala sekolah hanya memperoleh laporan

pelaksanaan kegiatan dari hasil monitor bawahan.

b. Perilaku kepala sekolah yang berorientasi pada hubungan.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dan dua orang

guru mengenai perilaku kepala sekolah dengan guru dan siswa diuraikan

sebagai berikut :

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa :

Kepala sekolah berusaha membina hubungan yang baik dengan semua

guru karena kepala sekolah tidak bisa bekerja sendiri, kepala sekolah

membina hubungan langsung dengan guru dengan memberikan arahan dan

menawarkan beberapa inovasi kepada guru demi perbaikan kualitas

pembelajaran yang berdampak langsung kepada kualitas peserta didik.

Kepala sekolah juga mendengarkan masukan dan saran dari guru demi

perbaikan kualitas pembelajaran yang mereka lakukan. Kegiatan penilaian

kinerja guru yang dilakukan bersama pengawas didiskusikan demi

perbaikan kinerja guru, kepala sekolah menaruh kepercayaan kepada guru

dan bekerja sama mendidik siswa untuk menciptakan keefektifan sekolah.

(2.2.1/W/KS/21.05.2012).

Menurut hasil wawancara dengan seorang guru mengatakan bahwa :

Berbagai pelatihan yang diikuti kepala sekolah di imbaskan kepada guru

dan kepala sekolah mengajak guru untuk membahas dan mendiskusikan

berbagai perkembangan pembelajaran siswa. Kepala sekolah memberikan

arahan dan masukan untuk guru dan menghimbau guru untuk

melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya. Kepala sekolah memantau

perkembangan siswa baik akademik maupun non akademik melalui guru

karena guru lebih mengetahui dengan jelas perkembangan siswa. Kepala

sekolah mengajak guru untuk bekerja sama dan dengan sikap kekeluargaan

dan terbuka untuk menerima masukan dari guru sebagai pemimpin yang

menggerakkan kegiatan sekolah. (2.2.1/W/AU/22.05.2012).

Hasil wawancara dengan guru lainnya mengatakan bahwa :

Kepala sekolah memberikan kepercayaan kepada bawahannya untuk

melaksaksanakan kegiatan sekolah dengan memberikan arahan yang

sesuai yang dibutuhkan. Khususnya dalam pengelolaan kurikulum sekolah

yang bersentuhan langsung dengan perbaikan kualitas peserta didik.

Dengan kepercayaan yang diberikan kepala sekolah, guru melaksanakan

kegiatan sekolah dengan penuh tanggung jawab.

(2.2.1/W/HY/21.05.2012).

Berdasarkan uraian hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa perilaku

kepala sekolah kepada guru dan siswa adalah memberikan kepercayaan kepada

guru untuk melaksanakan kegiatan sekolah. Kepala sekolah dengan sikap

kekeluargaan memberikan arahan dan mengajak guru untuk bekerjasama

memperbaiki kualitas kinerja yang akan berdampak pada kualitas peserta didik

dan demi menciptakan efektifitas sekolah.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, dua orang guru

dan ketua komite sekolah mengenai perilaku kepala sekolah dalam

membangun kerja sama atau bermitra dengan masyarakat diuraikan sebagai

berikut :

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah yang mengatakan

bahwa :

Sekolah menjalin kerja sama dengan masyarakat khususnya dengan orang

tua siswa dalam mengembangkan sekolah. Masyarakat dan juga pihak

sekolah bertanggung jawab untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi

peserta didik. Kepala sekolah memberikan pemahaman kepada masyarakat

akan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan siswa. Di dalam

perumusan kegiatan sekolah, pihak masyarakat dilibatkan sebagai wujud

tanggung jawab bersama terhadap kegiatan sekolah. Dengan pendekatan

secara kekeluargaan, masyarakat yang sebagian besar terdiri dari orang tua

siswa menjadi paham sehingga mendukung kegiatan sekolah dan dapat

berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Sekolah juga bekerja sama dengan

pihak lainnya seperti Puskesmas yang lokasinya tidak jauh dari sekolah

untuk dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada guru dan siswa.

(2.2.2/W/KS/21.05.2012).

Hasil wawancara peneliti dengan dua orang guru mengatakan bahwa :

Kepala sekolah menjalin hubungan yang cukup baik dengan orang tua

siswa. Pada setiap rapat dengan orang tua siswa, kepala sekolah

menyampaikan kembali beberapa kegiatan sekolah yang perlu mendapat

perhatian dan dukungan dari masyarakat sekolah, dan meminta masukan

dari masyarakat demi mewujudkan program kegiatan sekolah, yaitu

kegiatan pembelajaran siswa maupun kegiatan ekstra kurikuler seperti

Pramuka, PMR, dan kegiatan lainnya. Kepala sekolah sebagai pemimpin

semaksimal mungkin menerima masukan dan saran dari orang tua siswa

demi terlaksananya kegiatan dan perbaikan kualitas pendidikan di sekolah.

(2.2.2/W/AU/22.05.2012).

Menurut hasil wawancara dengan guru lainnya mengatakan bahwa:

“kepala sekolah membina hubungan yang cukup baik dengan masyarakat

dengan mengajak masyarakat untuk terlibat dalam berbagai program kegiatan

sekolah, khususnya masyarakat yang potensial demi terwujudnya pelaksanaan

kegiatan sekolah”. (2.2.2/W/HY/21.05.2012).

Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ketua komite

sekolah menyatakan bahwa :

Perilaku kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah dalam menjalin

hubungan dengan masyarakat, dalam hal ini komite sekolah sebagai wakil

dari masyarakat telah sesuai dengan prosedur. Kepala sekolah selalu

mengundang komite sekolah untuk menghadiri pertemuan yang dilakukan

sekolah, untuk membicarakan rencana dan pelaksanaan suatu kegiatan

dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Dalam kegiatan sekolah ini,

komite sekolah sering memberikan sambutan dan juga memberikan saran

untuk sekolah. Keterlibatan komite sekolah ini dimulai sejak perumusan

visi dan misi sekolah, dan merumuskan kegiatan sekolah bersama sebagai

rasa tanggung jawab terhadap terwujudnya tujuan sekolah.

(2.2.2/W/RP/22.05.2012)

Berdasarkan uraian hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa perilaku

kepala sekolah dalam membangun kerja sama dan bermitra dengan masyarakat

adalah kepala sekolah melakukan pendekatan secara kekeluargaan dan

memberikan pemahaman kepada masyarakat akan tanggung jawab bersama

terhadap pendidikan. Kepala sekolah melibatkan komite sekolah sebagai wakil

dari masyarakat dalam berbagai program kegiatan sekolah demi mewujudkan

visi dan misi sekolah yang telah dirumuskan bersama sebelumnya.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pola Pikir/Orientasi Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tibawa Kecamatan

Tibawa Kabupaten Gorontalo

Kepala sekolah memainkan peran penting dalam mengejawantahkan visi

pendidikan nasional. Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki pengaruh

signifikan terhadap kualitas praktik pengajaran dan pencapaian belajar peserta

didik. Kepala sekolah memimpin, bersama dengan pendidik dan tenaga

kependidikan, untuk memetakan arah ke depan pendidikan di sekolah,

mengembangkan pencapaian yang diharapkan, memelihara fokus perhatian

terhadap proses pengajaran dan pembelajaran dan membangun lingkungan

belajar yang kondusif dan positif. Oleh karena itu, kemampuan kepemimpinan

kepala sekolah dapat menjadi faktor pembeda terhadap proses pendidikan yang

berlangsung di sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah dalam era desentralisasi memiliki

kewenangan (hak otonomi) yang lebih luas sehingga dihadapkan pada berbagai

permasalahan yang rumit dan kompleks. Berbagai permasalahan yang terjadi di

sekolah seperti masalah-masalah seperti dalam hal kurangnya sarana dan

prasarana pendidikan di sekolah, masalah prestasi dan juga kualitas guru,

tentulah memerlukan upaya dan strategi kepala sekolah selaku pimpinan di

lembaga ini untuk mengatasinya sebagai upaya perbaikan mutu sekolah.

Temuan penelitian menunjukkan strategi kepala sekolah dalam menyelesaikan

beberapa masalah pendidikan yang ada di sekolah adalah dengan mengelola

berbagai sumber daya pendidikan yang sudah ada di sekolah dan juga yang ada

pada masyarakat. Yaitu dengan menjalin kerja sama dengan masyarakat untuk

mnemikirkan bersama dalam mengatasi kekurangan sarana dan prasarana di

sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin memanfaatkan sumber daya yang

ada pada tenaga pendidik dengan memberikan ruang dan kesempatan kepada

guru untuk lebih meningkatkan kompetensinya demi peningkatan prestasi

belajar siswa. Dengan demikian terjadi pola kerja sama di sekolah demi

peningkatan mutu sesuai dengan yang diinginkan. Peran kepemimpinan

penting sekali dalam mengejar mutu yang diinginkan pada setiap sekolah.

Sekolah akan maju jika dipimpin oleh kepala sekolah yang visioner, memiliki

keterampilan manajerial, serta integritas kepribadian dalam melaksanakan

perbaikan mutu. Kepemimpinan kepala sekolah tentu menjalankan manajemen

sesuai dengan iklim dari organisasi yang dipimpinnya (Syafarudidn, 2002:50).

Visi dan misi sekolah yang telah dirumuskan bersama memerlukan

strategi untuk mewujudkannya. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus

memiliki strategi yang tepat demi pencapaian visi dan misi sekolah. Kepala

sekolah hendaknya selalu mensosialisasikan visi, misi dan tujuan sekolah

kepada seluruh warga sekolah secara terus menerus melalui berbagai macam

bentuk kegiatan yang pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa kesadaran

kepada seluruh warga sekolah untuk memahami betapa pentingnya visi, misi

dan tujuan sekolah dalam memberikan semangat untuk melaksanakan tugas.

Temuan penelitian menunjukkan strategi kepala sekolah dalam

mewujudkan visi dan misi sekolah adalah dengan memberikan suatu kesadaran

untuk mendukung terlaksananya berbagai program kegiatan sekolah sebagai

wujud tanggung jawab bersama atas peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Kerjasama di sekolah dibangun atas kesadaran akan tanggung jawab moral

sebagai pengelola pendidikan.

Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk dapat menggerakkan

organisasinya agar dapat bekerjasama mewujudkan visi dan misi sekolah.

Bahaudin (2007:210) mengemukakan terdapat sepuluh kompetensi inti dari

pemimpin, yaitu: (1) integritas ; (2) kepercayaan dan nilai-nilai ; (3) kerjasama

tim ; (4) mendengarkan; (5) mempengaruhi dan mendorong orang lain

melakukan sesuatu ; (6) semangat yang kompetitif ; (7) dorongan yang kuat

dan intuisi ; (8) menetapkan prioritas dan pengambilan keputusan ; (9) rasa

humor ; dan (10) visi dan adaptabilitas.

Pengambilan keputusan sebagai kelanjutan dari pemecahan masalah

memiliki fungsi sebagai pangkal atau permulaan dari semua aktivitas manusia

yang sadar dan terarah secara individual dan secara kelompok baik secara

institusional maupun organisasional. Pada dasarnya seluruh kegiatan yang

berlangsung dalam sebuah sekolah merupakan akibat atau konsekuensi dari

berbagai keputusan yang diambil pimpinan. Apakah pada akhirnya sekolah

berhasil mencapai sasaran secara efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan,

ditentukan oleh ketepatan dari berbagai keputusan yang diambil pimpinan.

Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat, setiap sekolah

perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap keputusan

memerlukan dukungan informasi yang cepat, tepat, dan akurat. Kebutuhan

akan system seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada

persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini.

Temuan penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa kemampuan kepala

sekolah dalam mengambil keputusan adalah melibatkan semua unsur yang

berkepentingan agar terjadi suatu keputusan bersama dan bukan keputusan

kepala sekolah saja. Apa pun keputusan yang diambil kepala sekolah pasti

memiliki makna penting, baik bagi diri sendiri maupun terhadap orang lain.

Sebagaimana yang kerap kita saksikan, setiap keputusan pemimpin sangat

ditunggu-tunggu berbagai kalangan dengan intensi dan kepentingan masing-

masing. Kecil atau pun besar volume kelompok yang dipimpinnya, keputusan

pemimpin sangatlah berarti, serius, serta berpengaruh besar dan luas.

Kenyataan itu memberikan sekelebatan indikasi bahwa keputusan harus

diambil tidak saja dengan hati-hati, tapi juga tegas dan diputuskan dengan

berani dalam keadaan sadar. Ada dua hal yang dibedakan berdasarkan

prosesnya, yakni memecahkan masalah (problem solving) dan membuat

keputusan, atau decision making. Tak jarang orang memandangnya sama,

kedua hal itu dianggap saling berkaitan. Kendati keduanya memiliki definisi

yang berbeda. Pemecahan masalah merupakan serangkaian aktivitas manusia

dalam menjalani kehidupannya. Aktivitas hidup tersebut meliputi berbagai

sendi atau aspek, baik menyangkut hubungan antarpribadi, pekerjaan, maupun

kehidupan sosial secara lebih luas. Keputusan terdiri atas dua bentuk yang

saling bergantung. Pertama, keputusan pribadi, dibuat atas dasar kepentingan

pribadi yang sedikit sekali melibatkan kehidupan orang lain. Kedua, keputusan

kelompok, yakni keputusan yang dibuat demi kelangsungan dan masa depan

suatu kelompok. Kelompok di sini dapat berupa organisasi sosial, profit,

bahkan negara yang melibatkan kepentingan dan kesejahteraan rakyat pada

umumnya. Keputusan kelompok paling sering dijumpai karena pada

hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang hidup di dalam kelompok.

Seorang pemimpin yang efektif harus memberikan perintah, memberi

inspirasi, membangun kelompok kerja yang kompak, menjadi teladan dan

memperoleh penerimaan dari para pegawainya. Kepemimpinan efektif tidak

hanya membolehkan diskusi diantara kelompok tapi juga mengijinkan mereka

untuk berpartisipasi dalam melaksanakan pengambilan keputusan. Jika mereka

tidak dilibatkan dalam kegiatan mendiskusikan persoalan yang relevan bagi

mereka maka partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan tidak akan

sukses (Syafaruddin, 2004:40).

Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna

apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota

kelompok, daripada keputusan yang diambil secara individual.

Komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi dalam

organisasi. Tanpa komunikasi, organisasi akan berhenti. Komunikasi bertujuan

untuk memberi dan menerima informasi, untuk mempengaruhi orang lain

(misalnya para pelanggan), menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan

mengevaluasi perilaku secara efektif. Tanpa adanya komunikasi, beberapa

tujuan tersebut tidak akan dapat dicapai. Untuk meningkatkan efektifitas

organisasi dalam meraih sasarannya (yang dipandu oleh manajer dalam

berbaga tingkatan), maka peranan komunikasi menjadi sangat penting dan

strategis. Distorsi, ambiguitas, ketidakpastian serta konflik organisasi akan

semakin tereleminasikan mana kala semua anggota organisasi menyadari

perlunya komunikasi yang efektif. Artinya bahwa melalui komunikasi,

eksistensi serta pengembangan organisasi akan menjadi kenyataan. Ada

hubungan yang positif antara komunikasi dengan produktivitas. Baik

produktivitas di tingkat bawah, menengah maupun atas. namun harus diakui

tidaklah gampang mewujudkan komunikasi yang efektif itu.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dalam hal komunikasi

kepala sekolah dengan guru dan pihak lain terjadi upaya mewujudkan

komunikasi yang efektif. Kepala sekolah sebagai pemimpin berupaya

memahami berbagai penyampaian informasi baik sebagai masukan ataupun

kritikan. Komunikasi terjadi secara dua arah.

Mulyasa (2003:98-122) mengemukakan dalam paradigma baru manajemen

pendidikan, kepala sekolah harus mampu berfungsi sebagai Educator,

Manager, Administrator, Supervisor, Leaders, Innovator, dan Motivator

(EMASLIM). Agar kepala sekolah mampu menjalankan fungsinya, kepala

sekolah harus memiliki kompetensi yang baik pada tujuh fungsi tersebut.

Kompetensi kepala sekolah sebagai educator meliputi kemampuan

membimbing guru, membimbing tenaga kependidikan non guru, membimbing

peserta didik, mengembangkan tenaga kependidikan, mengikuti perkembangan

iptek, dan memberi contoh mengajar. Kompetensi kepala sekolah sebagai

manager meliputi kemampuan menyusun program sekolah, organisasi

personalia, memberdayakan tenaga kependidikan, dan mendayagunakan

sumber daya sekolah secara optimal. Kompetensi kepala sekolah sebagai

administrator meliputi kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola

administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola

administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan

mengelola administrasi keuangan. Kompetensi kepala sekolah sebagai

supervisor, meliputi kemampuan menyusun dan melaksanakan program

supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya. Kompetensi kepala sekolah

sebagai leaders, meliputi kemampuan memberikan petunjuk dan pengawasan,

meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah,

dan mendelegasikan tugas. Kompetensi kepala sekolah sebagai innovator,

meliputi kemampuan menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan,

mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan,

dan mengembangkan model-model pembelajar. Kompetensi kepala sekolah

sebagai motivator, meliputi kemampuan dalam pengaturan lingkungan fisik,

pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan penghargaan secara efektif, dan

penyediaan berbagai sumber belajar.

Gambar 4.1 Diagram Pola Pikir/Orientasi Kepala Sekolah

Pola Pikir/Orientasi

Kepala Sekolah

di SMP Negeri 1 Tibawa

Kabupaten Gorontalo

Pengambilan keputusan

berpartisipasi / keputusan

kelompok

Kepala sekolah

memecahkan masalah

dengan menggunakan

segala sumber daya yang

ada dan bekerja sama

membangun kesadaran

untuk mewujudkan visi

misi sekolah

Kemampuan dalam

berkomunikasi

Komunikasi

dua arah

2. Perilaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tibawa Kecamatan Tibawa

Kabupaten Gorontalo.

Aktivitas kerja di suatu organisasi membutuhkan seorang pemimpin yang

mengatur segala gerak organisasi, mulai dari perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, hingga pengontrolan kegiatan. Begitu pula dengan sekolah,

kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat mengatur aktivitas kerja demi

meningkatkan efisiensi. Dalam konteks ini temuan penelitian menunjukkan

bahwa kepala sekolah mengatur aktivitas kerja di sekolah dilakukan sesuai

dengan tupoksi masing-masing. Melalui pertemuan bersama dalam suatu rapat,

kepala sekolah membicarakan berbagai kegiatan kerja mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, dan bagaimana pelaksanaannya. Tapi Perilaku kepala

sekolah yang berorientasi tugas masih kurang dalam hal pengawasan kegiatan

pengontrolan atau pengawasan dalam aktivitas kerja sekolah masih perlu

ditingkatkan sebagai bagian untuk mengevaluasi kegiatan demi menciptakan

efesiensi terlaksananya suatu kegiatan sekolah.

Pengawasan merupakan bagian penting yang tidak dapat diabaikan untuk

mengetahui proses kegiatan organisasi itu berjalan. Pengawasan yang

dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari suatu program

organisasi memberikan dampak positif terhadap keberhasilan tujuan organisasi.

Oteng Sutisna (1996) menyatakan bahwa pengawasan adalah sebagai suatu

proses fungsi dan prinsip administrasi untuk melihat apa yang terjadi sesuai

dengan apa yang semestinya terjadi. Apabila tidak sesuai dengan semestinya

maka perlu adanya penyesuaian yang mesti dilakukan. Tindakan pengawasan

tersebut terdiri dari tiga langkah, yaitu : (1) mengukur perbuatan atau meneliti

apa yang sedang dilakukan ; (2) membandingkan perbuatan dengan standar

yang telah ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika terdapat perbedaan,

dan (3) memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan atau

perbaikan.

Kepala Sekolah merupakan sosok yang begitu dihormati lantaran memiliki

andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru

sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk

mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Kepala sekolah adalah sebagai

figur pendidikan yang dapat menciptakan proses belajar mengajar dengan baik,

sehingga guru dapat mengajar dan siswa dapat belajar secara efektif.

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku kepala sekolah

kepada guru dan siswa adalah kepala sekolah memberikan kepercayaan kepada

guru untuk melaksanakan kegiatan sekolah. Kepala sekolah dengan sikap

kekeluargaan memberikan arahan dan mengajak guru untuk bekerjasama

memperbaiki kualitas kinerja yang akan berdampak pada kualitas peserta didik

dan demi menciptakan efektifitas pembelajaran. Perilaku kepala sekolah ini

menunjukkan ada rasa percaya kepala sekolah yang tinggi kepada guru sebagai

bawahannya dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Hal ini berarti gaya

kepemimpinan kepala sekolah berorientasi pada pegawai. Gaya kepemimpinan

yang berorientasi pada pegawai/anggota organisasi melaksanakannya

kepemimpinannya dengan berupaya memberikan dorongan semangat,

membimbing dan mengarahkan secara empatik dan memberikan kepercayaan

kepada anggota untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan karyanya sendiri

(Engkoswara dan Aan Komariah, 2011:181).

Kepala sekolah sebagai manajer (pengelola) dan juga sebagai leader

(pemimpin) dalam organisasi sekolah, memiliki tugas disamping sebagai

pengembangan akademik juga pengembangan kemitraan sekolah. Keberhasilan

untuk membangun kemitraan sekolah adalah sangat ditentukan oleh peran

kepala sekolah dalam melaksanakan tugas manajemen dan kepemimpinan

pendidikan.

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku kepala sekolah

dalam membangun kerja sama dan bermitra dengan masyarakat adalah kepala

sekolah memberikan pemahaman kepada masyarakat akan tanggung jawab

bersama terhadap pendidikan. Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan

jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-

tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan

mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat

dalam pelaksanaan pendidikan untuk kebaikan bersama.

Perilaku kepala sekolah dalam menjalin hubungan dengan masyarakat,

dalam hal ini komite sekolah telah sesuai dengan prosedur. Adapun pengertian

hubungan dengan masyarakat menurut Abdurrahman ialah kegiatan untuk

menanamkan dan memperoleh pengertian, good wiil, kepercayaan,

penghargaan diri dari publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat pada

umumnya (Suryosubroto, 2004:155).

Pelaksanaan hubungan masyarakat tidak menunggu adanya permintaan

masyarakat, tetapi sekolah berusaha secara aktif (jemput bola), serta

mengambil inisiatif untuk melakukan berbagai aktivitas agar tercipta hubungan

dan kerjasama harmonis.

Gambar 4.1 Diagram Perilaku Kepala Sekolah

Perilaku berorientasi pada tugas

- Mengatur aktivitas kerja sesuai

tupoksi

- Meningkatkan pengawasan demi

efisiensi pelaksanaan kegiatan

Perilaku berorientasi pada hubungan

- Gaya kepemimpinan berorientasi

pada bawahan

- Membangun kemitraan dengan

masyarakat sebagai wujud tanggung

jawab bersama

Perilaku

Kepala Sekolah di

SMP Negeri 1 Tibawa

Kecamatan Tibawa

Kabupaten Gorontalo