bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. deskripsi...

30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Perilaku Intrapersonal Guru di SDN 2 Isimu Raya Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo a. Kepribadian guru Suasana pendidikan dan pengajaran yang menyebabkan terjadinya interaksi antara siswa dengan guru atau antara peserta didik dengan pendidik. Interaksi ini sesungguhnya merupakan interaksi dua kepribadian yaitu kepribadian siswa sebagai anak yang belum dewasa dan sedang berkembang mencari bentuk kedewasaan dengan guru yang telah memiliki kepribadian dewasa. Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan tiga orang guru mengenai kepribadian guru dalam menghadapi siswa diuraikan sebagai berikut: Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah yang menuturkan bahwa : Guru yang ada di sekolah ini memiliki kepribadian yang berbeda, jadi perilaku mereka menghadapi siswa juga agak berbeda. Pada dasarnya semua guru baik, hanya mereka berbeda dalam cara menghadapi siswa, ada guru yang memiliki karakter agak keras, dengan suara khasnya yang keras, sehingga terkesan ada rasa takut dalam diri siswa untuk menghadapi guru ini. Ada juga guru yang karakternya lemah lembut, tapi tetap tegas dalam menghadapi siswa, khususnya siswa yang cukup menyita perhatian guru. (1.1/W/KS/25.04.2012). Hasil wawancara dengan guru kelas I menuturkan bahwa : Sebagai guru kelas I, saya berusaha untuk menghadapi siswa lebih lemah lembut, dan juga lebih sabar, mengingat siswa kelas I di sekolah ini banyak yang tidak melalui sekolah TK, sehingga untuk memegang alat tulis saja, masih banyak yang perlu dibimbing dan hal ini tentu membutuhkan kesabaran. (1.1/W/RK/25.04.2012

Upload: duongmien

Post on 30-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Perilaku Intrapersonal Guru di SDN 2 Isimu Raya Kecamatan Tibawa

Kabupaten Gorontalo

a. Kepribadian guru

Suasana pendidikan dan pengajaran yang menyebabkan terjadinya

interaksi antara siswa dengan guru atau antara peserta didik dengan pendidik.

Interaksi ini sesungguhnya merupakan interaksi dua kepribadian yaitu

kepribadian siswa sebagai anak yang belum dewasa dan sedang berkembang

mencari bentuk kedewasaan dengan guru yang telah memiliki kepribadian

dewasa.

Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan tiga orang guru

mengenai kepribadian guru dalam menghadapi siswa diuraikan sebagai berikut:

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah yang menuturkan bahwa :

Guru yang ada di sekolah ini memiliki kepribadian yang berbeda, jadi

perilaku mereka menghadapi siswa juga agak berbeda. Pada dasarnya

semua guru baik, hanya mereka berbeda dalam cara menghadapi siswa,

ada guru yang memiliki karakter agak keras, dengan suara khasnya yang

keras, sehingga terkesan ada rasa takut dalam diri siswa untuk menghadapi

guru ini. Ada juga guru yang karakternya lemah lembut, tapi tetap tegas

dalam menghadapi siswa, khususnya siswa yang cukup menyita perhatian

guru. (1.1/W/KS/25.04.2012).

Hasil wawancara dengan guru kelas I menuturkan bahwa :

Sebagai guru kelas I, saya berusaha untuk menghadapi siswa lebih lemah

lembut, dan juga lebih sabar, mengingat siswa kelas I di sekolah ini

banyak yang tidak melalui sekolah TK, sehingga untuk memegang alat

tulis saja, masih banyak yang perlu dibimbing dan hal ini tentu

membutuhkan kesabaran. (1.1/W/RK/25.04.2012

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :

Dalam menghadapi siswa, tentulah tidak sama, karena siswa yang ada di

sekolah ini, khususnya di kelas V, memiliki karakter yang berbeda-beda,

ada siswa yang pendiam, yang aktif bahkan hiperaktif juga ada, jadi cara

dalam menghadapi mereka juga berbeda, kecuali dalam kelas ketika

pembelajaran, guru memberikan instruksi untuk semua siswa, dan jika ada

yang mengganggu kegiatan pembelajaran, guru akan memperingatkan saat

itu juga, dan akan memberikan arahan kembali setelah kegiatan

pembelajaran. (1.1/W/SB/02.05.2012).

Hasil wawancara dengan guru kelas IV mengatakan bahwa :

Dalam menghadapi siswa khususnya siswa di kelas IV, guru berusaha

untuk memperlakukan mereka sama, kecuali ada beberapa siswa yang sulit

diatur, bahkan hanya mengganggu temannya di saat pembelajaran sedang

berlangsung. Terkadang guru harus memberi hukuman agar siswa jera dan

tidak mengulangi lagi perbuatannya. Di kelas IV ini ada siswa yang

perilakunya cukup mengganggu teman-temannya. Guru sudah berusaha

untuk bicara dengan keluarganya, dalam hal ini tantenya, karena siswa ini

sudah tidak memiliki bapak lagi karena sudah meninggal. Dia tinggal

dengan saudara bapaknya. Mungkin karena kehilangan kasih sayang dari

orang tua, anak ini menjadi berperilaku seperti sekarang, kurang perhatian

dalam pelajaran. (1.1/W/SP/02.05.2012).

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa kepribadian guru di

sekolah ini berbeda-beda sehingga perilaku mereka dalam menghadapi siswa

juga berbeda. Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar,

memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Sikap guru yang lemah

lembut, penuh kesabaran akan menunjukkan kepribadian yang berwibawa.

Siswa juga memiliki karakter yang berbeda sehingga diperlukan sikap yang

berbeda pula dalam menghadapinya, sehingga ketegasan seorang guru dan

hukuman yang mendidik juga diperlukan untuk menghadapi siswa yang

bermasalah.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

2. Cara guru mengatasi permasalahan

Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan tiga orang guru

tentang mengatasi permasalahan yang dihadapi guru di kelas diuraikan sebagai

berikut :

Permasalahan yang dihadapi guru pada umumnya di setiap kelas hampir

sama, masalah yang datang dari guru itu sendiri, dan juga masalah dari

siswa. Contoh masalah yang dihadapi guru adalah masalah kurang

terampilnya guru menggunakan media atau mengadakan media yang

sesuai dan mudah diperoleh, untuk mengatasinya guru bertanya pada guru

lainnya yang lebih mampu cara penggunaan beberapa media, contoh

masalah lainnya adalah kurangnyanya buku sumber di dalam kelas

sehingga tidak mencukupi kebutuhan siswa, dan cara mengatasinya guru

menggunakan bahan copian materi dan dibagikan untuk siswa. Sedangkan

masalah dari siswa contohnya di setiap kelas itu pasti ada siswa yang

menonjol, suka berkelahi, dan usil mengganggu temannya. Untuk

mengatasinya guru mengajak siswa untuk berbicara dan memberikan

pengarahan kepada siswa, guru juga berusaha menjalin komunikasi dengan

orang tua siswa. Masalah lainnya adalah siswa yang lambat menerima

pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II, guru kelas berupaya untuk

menambah jam belajar mereka dan memberikan bimbingan. Masih banyak

lagi permasalahan yang dihadapi guru di dalam kelas yang membutuhkan

kerja sama semua guru dan juga orang tua siswa dalam mengatasinya.

(1.2/W/KS/25.04.2012).

Menurut wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :

Masalah yang dihadapi di kelas I, yang paling menonjol adalah masih

banyaknya siswa yang belum lancar membaca dan menulis, untuk

mengatasinya guru membimbing mereka setelah jam pulang kelas I, guru

menambah jam belajar mereka paling lama satu jam. Untuk membantu

siswa lebih lancar lagi membaca, pada setiap pagi sebelum masuk kelas

dan sebelum pulang sekolah siswa terlebih dahulu membaca pias kata yang

disiapkan guru. (1.2/W/RK/25.04.2012).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :

Beberapa permasalahan yang dihadapi guru dalam kelas adalah masalah

siswa yang suka membolos, untuk mengatasinya, guru mendatangi rumah

siswa dan berbicara secara pribadi dengan siswa dan juga orang tua siswa.

Masalah lainnya adalah masalah siswa yang sulit diatur sehingga selalu

menimbulkan kegaduhan dalam kelas karena suka mengganggu teman

lainnya yang sedang menerima pelajaran, untuk mengatasinya, guru

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

berusaha untuk selalu memberikan arahan dan untuk perbuatannya guru

memberikan hukuman yang mendidik dengan memberikan tugas rumah

pada siswa dan ditanda tangani oleh orang tua, agar siswa dapat

mengerjakan tugas yang diberikan guru dibawah pengawasan orang tua.

(1.2/W/SB/02.05.2012).

Hasil wawancara dengan guru kelas IV menuturkan bahwa :

Ada bermacam-macam masalah yang dihadapi guru di dalam kelas, seperti

masalah buku paket untuk sumber belajar siswa di kelas masih kurang,

untuk mengatasinya guru menyajikan materi di papan tulis dan siswa

menyalinnya. Pada kegiatan seperti ini ada siswa yang suka mengganggu

temannya dan tidak menyalin materi yang diberikan guru, untuk

mengatasinya guru meminjamkan buku pada siswa tersebut dan

ditugaskan guru untuk menyalinnya di rumah dengan catatan siswa

menjaga buku dengan baik. Ketika diperiksa, terkadang siswa masih juga

lupa untuk mengerjakannya. (1.2/W/SP/02.05.2012).

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa ada beberapa masalah

yang dihadapi guru di kelas dan cara penyelesaian yang dilakukan guru untuk

mengatasi permasalahan tersebut. Masalah dalam kelas tidak hanya bersumber

dari siswa saja, tapi juga dari guru, dan juga merupakan masalah sekolah.

Kurangnya sarana seperti buku sumber belajar yang masih kurang, dan kurang

terampilnya guru dalam menggunakan media. Untuk mengatasi kurangnya

buku sumber, guru menyiapkan materi dan juga menyalin materi di papan tulis

untuk di salin siswa. Masalah-masalah yang bersumber dari siswa juga

beragam, seperti pada kelas I dan kelas II, siswa yang belum lancar membaca,

menulis dan berhitung, untuk mengatasinya, guru memberikan penambahan

jam belajar untuk lebih meningkatkan kemampuan mereka dalam membaca,

menulis dan berhitung. Masalah siswa yang suka membolos dan juga masalah

siswa yang suka berkelahi, cara mengatasinya yaitu guru memberikan arahan

dan mengajak siswa untuk berbicara secara pribadi serta melibatkan orang tua

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

siswa dalam memberikan dorongan dan pengawasan pada tugas yang diberikan

guru. Masalah siswa yang kurang disiplin melaksanakan tugas yang diberikan

guru, diberikan tugas kembali untuk mengerjakannya di rumah.

3. Perilaku guru memberi motivasi

Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan tiga orang guru

mengenai perilaku guru dalam memotivasi siswa untuk rajin belajar diuraikan

sebagai berikut :

Hasil wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa :

Ada beberapa perilaku guru dalam memotivasi belajar siswa, seperti dalam

menyajikan pelajaran guru menggunakan media pembelajaran yang

menarik buat siswa agar mereka tertarik untuk mengikuti pelajaran, guru

juga menggunakan berbagai model pembelajaran untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa. Sekolah juga berusaha untuk menjalin komunikasi

dengan orang tua untuk mendorong dan mendampingi siswa ketika belajar.

(1.3/W/KS/25.04.2012).

Hasil wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :

Dalam memotivasi belajar siswa, guru menggunakan media yang menarik

dalam pembelajaran, meskipun tidak setiap waktu tapi guru berusaha

untuk memanfaatkan berbagai media yang tersedia di sekolah. Guru

memberikan pujian pada siswa yang mampu dan tepat waktu dalam

mengerjakan tugas. Guru juga berusaha memberikan kesempatan kepada

siswa yang melakukan kesalahan agar dapat memperbaikinya. Beberapa

siswa yang masih lambat dalam menerima pelajaran di kelas, memperoleh

jam tambahan, khususnya siswa kelas I dan Kelas II, memperoleh

bimbingan membaca, menulis dan berhitung. (1.3/W/RK/25.04.2012).

Menurut hasil wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :

Tidak semua siswa memiliki motivasi belajar yang baik, ada yang masih

perlu dimotivasi terus oleh guru, dan hal ini tentulah perlu upaya keras dan

berkesinambungan mengingat beberapa siswa di sekolah ini berlatar

belakang ekonomi lemah, orang tua mereka sibuk dengan pekerjaan

menghidupi keluarga sehingga banyak siswa yang kurang mendapat

perhatian dari orangtuanya, hai ini tentulah berdampak pada semangat

belajar mereka. Dengan kapasitas yang dimiliki, guru berusaha

membimbing siswa tersebut di sekolah. (1.3/W/SB/02.05.2012).

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

Hasil wawancara dengan guru kelas IV menuturkan bahwa :

Pada setiap pembelajaran guru selalu mengingatkan siswa dan

memberikan pemahaman kepada mereka akan pentingnya belajar. Dimana

saja, dan kapan saja, untuk itu terkadang guru mengajak siswa untuk

belajar di luar kelas, agar siswa tidak jenuh dengan suasana pembelajaran

di dalam kelas, seperti pada pembelajaran IPA, siswa diajak untuk

mengamati lingkungan sekitar sekolahnya. Kegiatan ini menunjukkan

siswa sangat menikmati suasana pembelajaran di luar kelas.Pembelajaran

sekarang sudah model PAKEM, jadi guru berusaha untuk menyajikan

kegiatan yang bernuansa PAKEM pada siswa, agar motivasi belajar

mereka menjadi lebih baik. (1.3/W/SP/02.05.2012).

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa perilaku guru yang

berbeda dalam memotivasi belajar siswa dengan menggunakan beberapa cara

serta bervariasi seperti dengan menggunakan media yang menarik pada

pembelajaran yang dilakukan guru, memberikan kesempatan kepada siswa

yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki kesalahannya. Guru juga

melakukan model-model pembelajaran yang sesuai agar siswa memiliki

motivasi belajar yang baik. Pendekatan pembelajaran PAKEM digunakan guru

di dalam kelas maupun di luar kelas untuk membantu memotivasi belajar

siswa. Guru juga memberikan pujian atau reward kepada siswa yang mampu

mengerjakan tugas tepat waktu.

2. Perilaku interpersonal Guru di SDN 2 Isimu Raya Kecamatan Tibawa

Kabupaten Gorontalo

a. Interaksi guru dengan siswa

Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan tiga orang guru

tentang hubungan interaksi guru dengan siswa untuk mengembangkan

pembelajaran diuraikan sebagai berikut :

Hasil wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa :

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

Hubungan interaksi guru dengan siswa di kelas dalam mengembangkan

pembelajaran sudah cukup baik. Dalam melaksanakan pembelajaran guru

menggunakan strategi belajar secara berkelompok dan berdiskusi dengan

pendekatan PAKEM untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa. Pada pembelajaran yang dilakukan, guru

berusaha untuk memanfaatkan media yang menarik agar siswa tertarik dan

termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Guru juga melakukan

bimbingan kepada siswa pada setiap pembelajaran.

(2.1/W/KS/25.04.2012).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :

Guru sebagai orang tua siswa di sekolah berusaha untuk menjalin interaksi

yang positif dengan siswa. Interaksi guru dengan siswa terjadi ketika

sebelum pembelajaran, selama pembelajaran dan setelah pembelajaran.

Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, guru meminta siswa untuk

menyiapkan segala keperluan pembelajaran seperti buku, pensil dan

penghapus untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Di saat kegiatan

pembelajaran berlangsung, terjadi tanya jawab antara guru dengan siswa

khususnya yang berhubungan dengan materi pelajaran, jika ada siswa yang

belum memahami, guru menjelaskan kembali. Guru juga memberikan

bimbingan pada siswa dengan sabar, khususnya siswa kelas awal yang

masih banyak membutuhkan bimbingan gurunya (2.1/W/RK/25.04.2012).

Menurut hasil wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :

Untuk mengembangkan pembelajaran, guru berusaha merancang

pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa agar siswa dapat menikmati

pembelajaran dan aktif di dalamnya yang dapat ditunjukkan dengan

pertanyaan-pertanyaan yang mereka ungkapkan, khususnya pada beberapa

hal yang belum mereka pahami. Guru memberikan jawaban atas

pertanyaan siswa, jika memang ada kesulitan yang dialami untuk

menjelaskan, guru akan berusaha untuk belajar dari berbagai sumber.

Dalam interaksi dengan siswa guru berusaha untuk memberikan pujian

pada siswa yang mengerjakan tugas dengan tepat, jawabannya maupun

tepat waktu dan tidak memberikan kritikan langsung pada beberapa hasil

pekerjaan siswa yang kurang tepat tapi memberikan saran perbaikan.

(2.1/W/SB/02.05.2012).

Hasil wawancara dengan guru kelas IV mengatakan bahwa :

Guru adalah sebagai pendidik disekolah, bisa juga berperan sebagai orang

tua dan juga teman mereka. Sebagai pendidik tentulah guru akan selalu

memberikan ilmu yang mereka butuhkan, memberikan bimbingan kepada

mereka. Guru dapat juga berperan sebagai orang tua dan juga sebagai

teman. Di dalam kegiatan pembelajaran, tidak semua siswa dapat

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

mengikutinya dengan baik, ada yang rajin ada juga siswa yang terkesan

malas. Guru berusaha mendekati, mengajak berbicara dan bertanya. guru

berperan menjadi seperti seorang teman, agar siswa mau mengungkapkan

masalahnya, dan guru dapat memberikan solusi pada siswa apa yang harus

dilakukan. (2.1/W/SP/02.05.2012).

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa informan diatas

serta pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa menunjukkan interaksi guru

dengan siswa dalam mengembangkan pembelajaran terjadi disaat sebelum

pembelajaran, selama pembelajaran, dan setelah pembelajaran. Sebelum

pembelajaran guru selalu mengingatkan siswa untuk menyiapkan alat tulis

menulis untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Pendekatan PAKEM

digunakan guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan

dengan strategi belajar secara berkelompok. Interaksi guru dan siswa terjadi

selama pembelajaran, guru memberikan bimbingan pada siswa, memberikan

pujian atau reward pada siswa yang tepat dalam mengerjakan tugasnya dan

memberikan kesempatan pada siswa yang belum tepat mengerjakan tugas

untuk memperbaikinya sebagai saran perbaikan. Selain sebagai pendidik, guru

juga dapat berperan sebagai orang tua dan juga teman untuk siswa, terutama

disaat menghadapi siswa yang bermasalah, guru harus mampu berinteraksi

positif dengan siswa.

b. Komunikasi guru

Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan tiga orang guru serta

dua orang siswa tentang komunikasi guru dengan kepala sekolah, dengan guru

lainnya, dan dengan siswa dalam mengembangkan pembelajaran diuraikan

sebagai berikut :

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa :

Kepala sekolah selalu menyampaikan kepada guru untuk

mengkomunikasikan berbagai permasalahan yang dihadapi guru di dalam

kelas agar dicarikan solusi bersama. Dengan adanya kebesamaan akan

terbina kekompakkan di sekolah. Jika ada informasi yang penting yang

harus disampaikan untuk semua guru, khususnya penyampaian dari

Diknas, kepala sekolah segera mengadakan rapat dan menyampaikannya

langsung kepada guru. Demikian juga halnya jika ada sesuatu hal yang

ingin disampaikan guru, khususnya dalam pembelajaran siswa, kepala

sekolah memberikan kesempatan pada guru untuk menyampaikannya pada

kegiatan rapat ini, tapi jika memang hal yang akan disampaikan bersifat

agak pribadi, guru akan menyampaikannya di ruang kepala sekolah.

(2.2/W/KS/25.04.2012).

Hasil wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :

Komunikasi guru dengan kepala sekolah berlangsung cukup baik. Kepala

sekolah selalu mengajak guru untuk bertukar pikiran mengenai masalah-

masalah yang dihadapi guru di dalam kelas khususnya masalah siswa,

kegiatan ini biasanya dilakukan pada rapat dewan guru, agar masalah-

masalah yang dihadapi dapat dipecahkan bersama-sama dengan rekan guru

lainnya karena guru saling bertukar pendapat dan saran. Komunikasi guru

dengan siswa lebih banyak terjadi di saat kegiatan pembelajaran, guru

berusaha untuk menyajikan pembelajaran yang menyenangkan untuk

siswa agar memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan

menggunakan LKS dan media yang menarik, siswa dapat lebih mudah

memahami materi yang diajarkan. (2.2/W/RK/25.04.2012).

Hasil wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :

Komunikasi guru dengan kepala sekolah cukup lancar. Ada berbagai

kebutuhan guru dalam kelas untuk menunjang kegiatan pembelajaran telah

disampaikan guru kepada kepala sekolah, meskipun tidak semuanya bisa

dipenuhi, tetapi kepala sekolah sudah menerima masukan dari guru dan

berusaha untuk memenuhi kebutuhan kelas. Sedangkan komunikasi guru

dengan siswa dalam pembelajaran terjadi ketika guru menyampaikan

pelajaran, guru memberikan pertanyaan dan siswa dapat memberikan

jawaban, begitu pula sebaliknya, jika dalam pembelajaran, ada siswa yang

bertanya, guru memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Komunikasi

juga terjadi ketika guru banyak memberikan arahan dan bimbingan pada

siswa. (2.2/W/SB/02.05.2012).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV mengatakan bahwa :

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

Guru berkomunikasi dengan kepala sekolah disaat formal maupun non

formal. Disaat formal ketika rapat guru dan disaat nonformal lebih banyak

dilakukan sebelum saat masuk kelas, dalam suasana santai sebelum jam

pembelajaran dimulai. Sekitar sepuluh menit hampir setiap hari terjadi

komunikasi antara guru dan kepala sekolah. Sedangkan komunikasi guru

dengan siswa terjadi ketika guru berinteraksi dengan siswa. Guru berusaha

berkomunikasi dengan siswa dengan bahasa yang dimengerti siswa,

terutama dalam menjelaskan suatu materi pelajaran, agar siswa mengerti

dan memahami materi yang diajarkan. Untuk siswa yang lambat menerima

pelajaran, susah diatur, dan tidak mengerjakan tugas rumah, guru berusaha

untuk selalu mengingatkan dan mengarahkan. Jika perlu guru akan

memberikan hukuman pada siswa agar mengerjakan kembali tugas yang

diberikan pada jam istirahat. (2.2/W/SP/02.05.2012).

Peneliti juga mengadakan wawancara pada dua orang siswa untuk

memperkaya informasi yang diperoleh peneliti dalam masalah ini khususnya

komunikasi guru dengan siswa, hasil wawancara diuraikan sebagai berikut :

Hasil wawancara dengan salah seorang siswa kelas V mengatakan bahwa :

Ibu guru selalu berpesan kepada kami untuk selalu belajar, untuk banyak

membaca, mengulangi pelajaran yang sudah diperoleh di rumah. Kalau di

dalam kelas, ada pelajaran yang tidak dimengerti, akan ditanyakan kembali

kepada guru, dan ibu guru akan menjelaskan kembali, dan jika di rumah

pesan guru untuk belajar dan mengulangi pelajaran akan kami lakukan.

(2.2/W/Al/02.05.2012).

Sedangkan menurut wawancara dengan salah seorang siswa kelas IV

mengatakan bahwa :

Setiap hari ibu guru selalu berkata agar saya rajin belajar, di sekolah atau

di rumah. Ibu guru juga berpesan, jangan lupa mengerjakan pekerjaan

rumah, tapi kadang-kadang saya lupa. Saya ingat setelah ditanya ibu guru

di sekolah, ibu guru memberikan hukuman pada saya untuk mengerjakan

kembali tugas yang diberikan. (2.2/W/Ag/03.05.2012).

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, manusia dapat saling

berhubungan satu sama lain di kehidupan sehari-hari, begitu juga yang terjadi

di sekolah. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti tentang komunikasi di

sekolah ini menunjukkan bahwa komunikasi guru dengan kepala sekolah

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

berlangsung cukup baik. Komunikasi dilakukan secara formal melalui kegiatan

rapat dan nonformal pada waktu sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.

Kepala sekolah sebagai pemimpin mengedepankan kebersamaan demi

kekompakan di sekolah ini. Sehingga berbagai masalah yang dihadapi guru

dapat diungkapkan dalam pertemuan rapat dewan guru dan untuk dicari

solusinya bersama. Begitu pula jika ada informasi penting yang harus diketahui

guru berupa penyampaian dinas dari Pendidikan Nasional Kecamatan Tibawa,

kepala sekolah segera mengadakan rapat untuk menyampaikan informasi ini,

dalam kegiatan rapat ini juga terjadi komunikasi antara guru, terjadi tukar

pikiran khususnya mengenai masalah yang terjadi dalam kelas. Mengenai

komunikasi guru dengan siswa juga berlangsung cukup baik. Dalam kegiatan

pembelajaran di dalam kelas guru berusaha menyajikan kegiatan pembelajaran

yang menyenangkan bagi siswa dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa dan

media yang menarik demi memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran.

Untuk siswa yang mengalami masalah dalam kedisiplinan melaksanakan tugas

yang diberikan, guru selalu membimbing dan mengarahkan juga selalu

mengingatkan siswa untuk mengulangi kembali dirumah pelajaran yang telah

diterimanya di sekolah.

3. Dampak Perilaku Guru di SDN 2 Isimu Raya Kecamatan Tibawa

Kabupaten Gorontalo

a. Peningkatan motivasi

Hasil wawancara peneliti dengan tiga orang guru tentang dampak perilaku

guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa diuraikan sebagai berikut :

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

Hasil wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :

Perilaku guru yang sabar menghadapi siswa akan membantu meningkatkan

motivasi belajar mereka, karena mereka merasa di hargai dan diberi

kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya. Setelah mereka

menunjukkan kemampuannya guru harus memberikan pujian, jika perlu

memberikan hadiah sebagai pemberian motivasi bagi mereka.

(3.1/W/RK/25.04.2012).

Hasil wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :

Pemberian kesempatan dan bimbingan pada siswa diberikan guru untuk

melakukan perbaikan pada hasil pekerjaan yang belum tepat agar dapat

membantu memotivasi belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan siswa

mengerjakan tugas mereka walaupun guru harus menambah jam belajar.

Guru memberikan kesempatan untuk perbaikan di luar jam belajar siswa

sekitar setengah jam, agar tidak mengganggu jam pelajaran. Beberapa

siswa yang agak lambat menerima pelajaran memang membutuhkan

perhatian seperti ini. Walaupun guru sudah menggunakan strategi kerja

berkelompok agar siswa dapat belajar bekerja sama dan mendiskusikan

tugas kelompok, tapi masih ada juga siswa yang sulit untuk mengerti dan

memahami pelajaran, sehingga mereka perlu di bimbing di luar jam

belajar, meskipun tidak dilakukan setiap saat, tapi guru berupaya untuk

bisa mewujudkannya demi membantu meningkatkan motivasi belajar

siswa. Sedangkan siswa yang dapat menyelesaikan tugas tepat waktu,

memperoleh pujian dari guru. (3.1/W/SB/02.05.2012).

Hasil wawancara dengan guru kelas IV mengatakan bahwa :

Ada beberapa siswa yang suka membolos bahkan putus sekolah dengan

beberapa alasan, setelah guru mengadakan home visit dan berbicara

dengan siswa dan juga orang tua siswa, untuk mengetahui latar belakang

siswa tidak masuk sekolah, siswa tersebut kembali masuk sekolah, ada

juga yang tidak. Siswa yang telah kembali masuk akan selalu di ingatkan

guru agar lebih giat ke sekolah. Ada juga siswa yang sulit untuk

konsentrasi dalam belajar, sehingga tampak tidak memiliki motivasi untuk

belajar, begitu di tanyakan ternyata siswa belum sarapan, hal ini tentu

mengganggu konsentrasi belajarnya, agar siswa dapat mengikuti pelajaran

seperti teman-temannya, guru mengajak siswa tersebut ke kantin sekolah.

(3.1/W/SP/02.05.2012).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa ada guru yang melakukannya dengan

sabar. Guru memberikan pujian pada siswa yang mengerjakan tugas tepat

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

waktu, dan untuk siswa yang mengerjakan tugas tidak tepat waktu guru

memberikan arahan dan memberikan bimbingan serta kesempatan untuk

memperbaiki tugas mereka.

b. Hasil belajar siswa

Berdasarkan wawancara peneliti dengan tiga orang guru tentang dampak

perilaku guru terhadap hasil belajar siswa diuraikan sebagai berikut :

Hasil wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :

Karena kesabaran guru membimbing siswa, hasil belajar siswa juga

meningkat karena kemampuan mereka dalam menerima pelajaran juga

meningkat. Pemberian pujian dan hadiah bagi siswa yang telah

meningkatkan motivasi belajar mereka mengakibatkan siswa lebih

semangat dalam menerima pelajaran dan memperoleh nilai yang

memuaskan. (3.2/W/RK/25.04.2012).

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas V mengatakan bahwa :

Bimbingan yang diberikan guru pada siswa akan membantu siswa

memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Guru memberikan arahan untuk

siswa agar siswa lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas.

Memberikan bimbingan dan penghargaan atas prestasi siswa agar motivasi

belajar siswa lebih baik yang akan berdampak pada meningkatnya hasil

belajar siswa. (3.2/W/SB/02.05.2012).

Hasil wawancara dengan guru kelas IV mengatakan bahwa :

Dengan mengajak siswa berbicara dan mengkomunikasikan berbagai

masalah, dan hambatan yang dihadapi siswa, guru dapat menemukan

solusi untuk membantu siswa mengatasi masalahnya sehingga siswa bisa

memiliki motivasi yang baik dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil

belajarnya. (3.2/W/SP/02.05.2012).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak perilaku guru

seperti sabar dalam menghadapi siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Perilaku guru yang mengajak siswa untuk berbicara dan mengkomunikasikan

masalah siswa akan berdampak pada rasa nyaman pada diri siswa dan mereka

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

bisa mengungkapkan masalah apa yang dihadapi, perilaku yang ditunjukkan ini

dapat memotivasi belajar siswa akan berdampak pada meningkatnya hasil

belajar siswa.

c. Kenyamanan belajar siswa

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan tiga orang guru tentang

dampak perilaku guru dalam memberikan kenyamanan belajar siswa diuraikan

sebagai berikut :

Hasil wawancara dengan guru kelas I mengatakan bahwa :

Dengan sikap sabar yang ditunjukkan guru dalam menghadapi siswa, akan

menyebabkan siswa merasa nyaman dalam mengikuti pelajaran, karena

guru tidak menyikapi kekurangan siswa dengan sikap yang berlebihan atau

memarahi mereka. Dan pemberian pujian dan penghargaan pada siswa

akan membuat siswa merasa nyaman karena merasa di hargai oleh guru.

(3.2/W/RK/25.04.2012).

Hasil wawancara denga guru kelas V mengatakan bahwa :

Bimbingan dan arahan yang diberikan guru akan membantu siswa merasa

nyaman ketika melakukan kegiatan yang dilakukan guru, terutama siswa

yang masih berada di dalam kelas untuk memperbaiki tugas yang

diberikan sedangkan teman lainnya sudah pulang karena telah selesai

menyelesaikan tugasnya. (3.2/W/SB/02.05.2012).

Hasil wawancara dengan guru kelas IV mengatakan bahwa :

Siswa akan merasa nyaman dalam belajar jika pelajaran yang diterimanya

dapat dimengerti, dan siswa dalam keadaan siap untuk belajar, siswa

dalam keadaan sehat dan juga sudah sarapan. Hampir semua siswa yang

ada di sekolah ini, tidak pernah sarapan di rumah. Mereka telah diberi

uang jajan orang tuanya untuk makan di sekolah. Jika ada siswa yang

belum sarapan, siswa tersebut akan merasa gelisah di dalam kelas. Jadi

guru mengingatkan siswa sebelum bel masuk agar siswa segera makan di

kantin setelah mereka mengerjakan tugas untuk melakukan kegiatan

membersihkan halaman sekolah bersama dan mencuci tangan mereka

dengan bersih. Hampir seluruh kelas, memiliki kebiasaan yang

ditanamkan guru sebelum pulang sekolah, yaitu untuk menyapu kelasnya,

agar esok harinya, kelas sudah dalam keadaan bersih, siswa hanya

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

membersihkan bagian halaman saja, ini dilakukan agar siswa selalu merasa

nyaman belajar dalam kelas. (3.2/W/SP/02.05.2012).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa

perilaku guru yang menunjukkan kesabaran dalam menghadapi siswa dapat

membuat siswa merasa nyaman dalam belajar, begitu juga dengan reward atau

pujian yang diberikan guru karena siswa merasa dihargai. Kekurangan siswa di

salah satu kelas dihadapi dengan sikap sabar. Perilaku guru sangat siswa

bimbingan dan arahan guru serta penanaman kedisiplinan pada siswa utuk

menjaga kebersihan lingkungan sekolah dapat membantu memberikan

kenyamanan belajar siswa.

B. Pembahasan

Guru merupakan sosok yang dihormati dan memiliki andil yang sangat

besar terhadap keberhasilan siswa di sekolah. Perilaku guru, keseharian guru,

merupakan teladan bagi siswa yang akan dapat memotivasi belajar siswa.

1. Perilaku Intrapersonal Guru di SDN 2 Isimu Raya Kecamatan Tibawa

Kabupaten Gorontalo

Guru sebagai orang yang dipercayakan untuk mempersiapkan generasi

yang berkualitas untuk masa depan bangsa harus memiliki perilaku yang juga

dapat mempengaruhi perilaku siswa. Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas

utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang berpengaruh

terhadap pengembangan sumber daya manusia. Kesabaran, lemah lembut,

kewibawaan, ketegasan, dan sikap guru yang selalu mengarahkan dan

membimbing siswa sangat diperlukan demi untuk menghadapi siswa yang juga

memiliki karakter yang berbeda-beda. Hukuman dapat diberikan tapi

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

merupakan hukuman yang mendidik dan bukan suatu hukuman yang

menyakiti.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa kepribadian guru yang ada di

sekolah ini berbeda-beda sehingga perilaku mereka dalam menghadapi siswa

juga berbeda. Ada guru yang bisa berperilaku sabar dalam menghadapi siswa,

dengan sikap sabarnya membimbing dan memotivasi siswa agar memiliki

kemampuan seperti teman-temannya. Terdapat juga karakter guru yang agak

keras sehingga perilaku guru juga cenderung keras terhadap siswa dan

menimbulkan kesan ditakuti siswa.

Harus disadari bahwa tidak semua guru mempunyai perilaku dan

kepribadian yang sama, demikian pula siswa, tapi dalam sudut pandang guru,

seorang guru harus mengerti dan memahami karakter kepribadian anak satu

persatu, agar bisa membantu anak yang memang benar-benar mengalami

kesulitan dalam belajar atau berinteraksi dengan guru, siswa lain atau cara

belajar di sekolah. Guru harus bisa berjiwa besar untuk menerima saran dan

usul yang bagus untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar dari muridnya.

Sikap inilah yang akan membuat dunia pendidikan bangsa kita semakin maju

(Utomo, 2009:246).

Seseorang dapat memahami orang lain terlebih dahulu harus memahami

dirinya sendiri. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi.

Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan,

bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek. Aktivitas dari komunikasi

intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

diantaranya adalah ; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau

perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas,

dan berimajinasi secara kreatif. Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan

dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir

dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi perilaku kita selama ini

memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri

pribadi ini.

Seorang guru yang memiliki konsep diri yang baik dan positif akan

memiliki perilaku yang positif pula, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk

orang lain.

Konsep diri adalah Brooks (Rakhmat, 1991) menyatakan bahwa konsep

diri adalah suatu pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya serta

persepsi tentang dirinya, ini dapat bersifat psikis maupun sosial. Sejalan

dengan pendapat tersebut dikemukakan oleh Cawangas (Pudjijogyanti, 1988)

bahwa konsep diri merupakan seluruh pandangan individu akan dimensi

fisiknya, karakteristik kepribadiannya, motivasinya, kelemahannya,

kepandaiannya dan kegagalannya. Konsep diri itu seseorang akan diupayakan

mencapai keinginan yang optimal serta untuk merealisasikan hidupnya. Dapat

dikatakan bahwa konsep diri juga merupakan kerangka kerja untuk

mengorganisasikan pengalaman-pengalaman yang diperoleh seseorang.

Temuan penelitian lainnya adalah ada beberapa masalah yang dihadapi

guru di kelas, baik masalah yang bersumber dari siswa, maupun masalah yang

bersumber dari guru dan juga merupakan masalah sekolah. Masalah-masalah

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

yang bersumber dari siswa sangat beragam. Seperti masalah pada siswa kelas I

dan kelas II yang belum lancar membaca, menulis dan berhitung, guru

memberikan penambahan jam belajar untuk lebih meningkatkan kemampuan

mereka. Masalah siswa yang suka membolos dan juga masalah siswa yang

suka berkelahi, cara mengatasinya yaitu guru memberikan arahan dan

mengajak siswa untuk berbicara secara pribadi serta melibatkan orang tua

siswa dalam memberikan dorongan dan pengawasan pada tugas yang diberikan

guru. Masalah siswa yang kurang disiplin melaksanakan tugas yang diberikan

guru, diberikan tugas kembali untuk mengerjakannya di rumah. Kurangnya

buku sumber atau buku paket untuk beberapa mata pelajaran dan kurang

terampilnya guru dalam menggunakan media merupakan masalah guru dan

menjadi masalah sekolah yang harus dipikirkan bersama. Untuk mengatasi

kekurangan buku sumber, guru menggunakan copian materi dari buku sumber

yang ada untuk dibagikan kepada siswa sebagai materi yang akan dipelajari

siswa. Masalah lainnya adalah masalah siswa yang sulit diatur, dan suka

berkelahi, guru mengajak siswa untuk berbicara secara pribadi dan

memberikan pengarahan serta menjalin komunikasi dengan orang tua siswa.

Masalah ada dimana saja dan kapan saja. Cara paling cerdas dari kiat

apapun dalam memecahkan masalah adalah dengan cara menghadapinya,

begitupula dengan guru yang menghadapi berbagai masalah di kelas. Masalah

harus dihadapi dengan lapang hati, dan sadar diri serta melakukan introspeksi

diri, dan yakin semua akan berlalu.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

Seorang guru yang sudah mampu menata pemikiran kreatifnya, akan

memiliki kemampuan konsentrasi yang bagus dan dapat menjalani profesinya

dengan baik. Kemampuan berkonsentrasi memegang peranan penting dalam

menyelesaikan berbagai permasalahan. Konsentrasi tinggi juga dibutuhkan

untuk menyelesaikan masalah secara mendesak. Saat terdesak hanya orang

yang dapat berkonsentrasilah yang dapat bertindak cepat. Dengan tenang ia

akan melakukan tindakan tepat untuk menyelesaikan masalah dengan baik.

Sikap tenang dan konsentrasi ketika menghadapi masalah di kelas akan

membuat penyelesaian masalah menjadi lancar. Sebaliknya, saat guru tidak

tenang, dikhawatirkan tindakannya malah akan memicu kepanikan (A.Z.

Mulyana, 2010:145).

Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku guru dalam

memotivasi belajar siswa juga berbeda. Dengan menggunakan beberapa cara

serta bervariasi seperti dengan menggunakan media yang menarik pada

pembelajaran yang dilakukan guru. Guru juga melakukan model-model

pembelajaran yang sesuai agar siswa memiliki motivasi belajar yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan peneliti

pada beberapa kegiatan belajar mengajar, guru juga memberikan reward yang

berupa pujian, dalam bentuk kata-kata atau tepuk tangan untuk memotivasi

siswa. Tapi pemberian reward ini belum dilakukan oleh seluruh guru di dalam

kelas, kecuali pada penerimaan Buku Laporan Pendidikan, semua siswa yang

memperoleh Juara I, II, dan III, memperoleh hadiah sebagai penghargaan dan

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

Prinsip pujian atau imbalan atau the anticipation of reward menegaskan

bahwa manusia secara universal terdorong oleh melakukan sesuatu karena ada

imbalan. Guru seringkali lupa memberi reward dalam bentuk pujian kepada

siswa. Imbalan yang paling ampuh dalam memepengaruhi keberhasilan belajar,

yaitu motivasi intrinsik, dorongan untuk melakukan kegiatan sesuatu atas dasar

keinginan yang muncul dari dirinya (FIP-UPI, 2007:87).

Gambar 4.1 Diagram Perilaku Intrapersonal Guru

2. Perilaku Interpersonal Guru di SDN 2 Isimu Raya Kecamatan Tibawa

Kabupaten Gorontalo

Proses pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan interaksi antara

guru dengan siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model-model

pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Guru mempunyai

peran ganda dan sangat strategis dalam kaitannya dengan kebutuhan siswa.

Perilaku

Intrapersonal Guru

Perilaku Guru

Memberi Motivasi

Pemberian Reward

Kepribadian guru

menghadapi siswa

Sikap berjiwa besar

dan memiliki

konsep diri

cara guru mengatasi

permasalahan di kelas

Kemampuan

Berkonsentrasi

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

Peran dimaksudkan adalah guru sebagai guru, guru sebagai orang tua, dan guru

sebagai sejawat belajar.

Interaksi guru dengan siswa dalam mengembangkan pembelajaran terjadi

disaat sebelum pembelajaran, selama pembelajaran, dan setelah pembelajaran.

Pembelajaran terwujud dalam bentuk interaksi timbal balik secara dinamis

antara guru dengan siswa dan atau siswa dengan kondisi belajarnya. Guru pada

saat tertentu berposisi sebagai perangsang atau stimulasi yang memancing

siswa untuk bereaksi sebagai wujud aktivitasnya yang disebut belajar. Interaksi

dinamis guru dan siswa dalam pembelajaran dapat terwujud dalam berbagai

bentuk hubungan langsung dan tidak langsung.

Temuan dalam penelitian menunujukkan guru menggunakan pendekatan

PAKEM dengan strategi belajar secara berkelompok untuk menciptakan

suasana pembelajaran yang menyenangkan dimana terjadi interaksi dengan

siswa secara langsung maupun tidak langsung. Berbicara tentang pembelajaran,

tidak terlepas dari proses interaksi antara guru dan siswa. Karena dalam proses

belajar mengajar secara otomatis melibatkan antara guru dan siswa, baik secara

langsung atau tidak langsung. Pembelajaran PAKEM selalu harus tersedia

media pembelajaran. Walaupun alat peraga sederhana, terjadi interaksi timbal

balik antar guru dan siswa. Siswa lebih dominan aktif dalam pembelajaran dan

adanya manfaat atau kesan khususnya bagi siswa setelah mengikuti pelajaran

tersebut. Adapun tujuan dari pembelajaran PAKEM itu sendiri adalah agar

pembelajaran tidak vakum, monoton, dan siswa lebih termotivasi dalam

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

belajar. Di sini, guru dituntut untuk juga kreatif dalam mencari media

pembelajaran.

PAKEM menjadikan peserta didik lebih kritis dan menjadi lebih kreatif,

suasana dan pengalaman belajar akan semakin bervariasi, dapat meningkatkan

kematangan emosional/sosial, produktivitas peserta didik akan tinggi, siap

menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan (Sagala,

2011:169).

Sejalan dengan permasalahan-permasalahan pembelajaran di kelas.

sekolah cenderung hanya mendorong siswa untuk ”belajar untuk tahu” atau

learning to know. Strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk senang

untuk belajar dan menguasai kemampuan bagaimana belajar dilakukan

(learning how to learn) tidak banyak dilakukan, sehingga pada saat mereka

telah menempuh ujian dan dinyatakan lulus, maka mereka menganggap tugas

belajar telah selesai. Mereka tidak memiliki kemauan dan kemampuan belajar

mandiri untuk mengembangkan dirinya, baik di lingkungan masyarakat

maupun di lingkungan dunia kerjanya. Dalam konsep pembelajaran PAKEM,

tugas guru adalah membelajarkan siswa. Artinya berbagai upaya yang

dilakukan guru dalam rangka mengkondisikan para siswanya untuk belajar.

Dengan demikian, fokus dari interaksi dan komunikasi ”di dalam kelas” ada

pada siswa, yaitu melakukan aktifitas belajar. Melalui penerapan konsep

pembelajaran ini maka siswa akan menjadi aktif melakukan berbagai aktifitas

belajar, yang tidak hanya mendengarkan, tetapi mereka harus terlibat secara

aktif mencari, menemukan, mendiskusikan, merumuskan, dan melaporkan

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

hasil belajarnya. Melalui proses seperti ini maka kegiatan belajar anak akan

menjadi lebih bermakna (meaningfull learning).

PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik. Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru

perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAKEM).

1. Aktif.

Ciri aktif dalam PAKEM berarti dalam pembelajaran memungkinkan

siswa berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi objek-objek

yang ada di dalamnya serta mengamati pengaruh dari manipulasi yang sudah

dilakukan. Guru terlibat secara aktif dalam merancang, melaksanakan maupun

mengevaluasi proses pembelajarannya. Guru diharapkan dapat menciptakan

suasana yang mendukung (kondusif) sehingga siswa aktif bertanya.

2. Kreatif

Kreatif merupakan ciri ke-2 dari PAKEM yang artinya pembelajaran yang

membangun kreativitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan

ajar serta sesama siswa lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

pembelajarannya. Gurupun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan

melaksanakan pembelajaran. Guru diharapkan mampu menciptakan Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat

kemampuan siswa.

3. Efektif

Ciri ketiga pembelajaran PAKEM adalah efektif. Maksudnya

pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan dapat meningkatkan

efektivitas pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

4. Menyenangkan

Menyenangkan merupakan ciri ke empat dari PAKEM dengan maksud

pembelajaran dirancang untuk menciptakan suasana yang menyenangkan.

Menyenangkan berarti tidak membelenggu, sehingga siswa memusatkan

perhatiannya secara penuh pada pembelajaran, dengan demikian waktu untuk

mencurahkan perhatian (time of task) siswa menjadi tinggi. Dengan demikian

diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Pembelajaran terwujud dalam bentuk interaksi timbal balik secara dinamis

antara guru dengan siswa dan atau siswa dengan kondisi belajarnya. Guru pada

saat tertentu berposisi sebagai perangsang atau stimulasi yang memancing

siswa untuk bereaksi sebagai wujud aktivitasnya yang disebut belajar. Interaksi

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

dinamis guru dan siswa dalam pembelajaran dapat terwujud dalam berbagai

bentuk hubungan langsung dan tidak langsung.

Temuan dalam penelitian juga ini adalah guru menggunakan pendekatan

PAKEM dengan strategi belajar secara berkelompok untuk menciptakan

suasana pembelajaran yang menyenangkan dimana terjadi interaksi dengan

siswa secara langsung maupun tidak langsung. Berbicara tentang pembelajaran,

tidak terlepas dari proses interaksi antara guru dan siswa. Karena dalam proses

belajar mengajar secara otomatis melibatkan antara guru dan siswa, baik secara

langsung atau tidak langsung. Pembelajaran PAKEM akan sangat membantu

guru dalam pembelajaran yang dijalannya. Karena kalau kita berbicara tentang

pembelajaran PAKEM, tidak terlepas dari peran guru sebagai motivator dalam

memberikan dorongan semangat kepada peserta didiknya. Karena dalam

pembelajaran PAKEM, disini peserta didik lebih aktif dari gurunya. Guru

hanya memberi pengarahan dan tuntunan saja, selebihnya murid yang bekerja

menyelesaikannya. Pembelajaran PAKEM selalu harus tersedia media

pembelajaran. Walaupun alat peraga sederhana, terjadi interaksi timbal balik

antar guru dan siswa. Siswa lebih dominan aktif dalam pembelajaran dan

adanya manfaat atau kesan khususnya bagi siswa setelah mengikuti pelajaran

tersebut. Adapun tujuan dari pembelajaran PAKEM itu sendiri adalah agar

pembelajaran tidak vakum, monoton, dan siswa lebih termotivasi dalam

belajar. Di sini, guru dituntut untuk juga kreatif dalam mencari media

pembelajaran.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik‖. Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru

perlu menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAKEM).

PAKEM menjadikan peserta didik lebih kritis dan menjadi lebih kreatif,

suasana dan pengalaman belajar akan semakin bervariasi, dapat meningkatkan

kematangan emosional/sosial, produktivitas peserta didik akan tinggi, siap

menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses perubahan (Sagala,

2011:169).

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, manusia dapat saling

berhubungan satu sama lain di kehidupan sehari-hari, begitu juga yang terjadi

di sekolah. Dalam hal ini temuan penelitian tentang komunikasi guru dalam

mengembangkan pembelajaran di sekolah ini menunjukkan bahwa terjadi

komunikasi guru dengan kepala sekolah yang dilakukan secara formal dan

nonformal. Kepala sekolah sebagai pemimpin mengedepankan kebersamaan

demi kekompakan di sekolah ini. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa

dalam mengembangkan pembelajaran, kepala sekolah sebagai pemimpin

pembelajaran telah memfasilitasi pembelajaran siswa, dan bertukar pikiran

mengenai masalah pembelajaran di kelas. Sehingga berbagai masalah yang

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

dihadapi guru dapat dicari solusinya bersama. Begitu pula komunikasi yang

terjadi antar guru ditunjukkan juga dengan adanya tukar pikiran khususnya

mengenai masalah yang terjadi dalam kelas. Mengenai komunikasi guru

dengan siswa juga berlangsung baik. Dalam kegiatan pembelajaran di dalam

kelas guru berusaha menyajikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan

bagi siswa. Guru selalu mengingatkan kepada siswa akan kewajibannya untuk

belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah. Siswa yang tidak disiplin akan

diberi hukuman yang mendidik oleh guru.

Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis.

Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam

usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu

kelompok. Pembelajaran juga merupakan suatu proses komunikasi.

Komunikasi merupakan proses pengiriman informasi dari satu pihak kepada

pihak lain untuk tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan efektif apabila

komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan

munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Perilaku interpersonal guru

dilihat dari kemampuannya berkomunikasi secara interpersonal. Komunikasi

interpersonal merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua orang

atau lebih dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami kedua belah

pihak, cenderung lebih fleksibel dan informal menghasilkan suatu hubungan

produktif secara terus menerus.

Kemampuan berkomunikasi bagi setiap guru sangat dibutuhkan agar

kinerja dalam memajukan sekolah berjalan dengan baik. Jika hubungan kinerja

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

antar guru dapat berjalan dengan baik maka diharapkan produk yang dihasilkan

sekolah menjadi lebih baik (Mulyana A.Z. 2010:100).

Gambar 4.2 Diagram Perilaku Intrapersonal Guru

3. Dampak Perilaku Guru di SDN 2 Isimu Raya Kecamatan Tibawa

Kabupaten Gorontalo

Perilaku dan kata-kata guru kepada siswa baik positif maupun negatif akan

berdampak pula pada perilaku siswa. Temuan penelitian menunjukkan bahwa

dampak perilaku guru yang sabar dalam menghadapi siswa, memberikan pujian

pada siswa yang mengerjakan tugas tepat waktu, memberikan arahan,

bimbingan serta kesempatan pada siswa yang belum tepat mengerjakan tugas

untuk memperbaiki tugas mereka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Dalam proses belajar mengajar, guru melakukan tindakan mendidik seperti

memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum atau memberi nasihat.

Tindakan guru tersebut berarti menguatkan motivasi intrinsik. Tindakan guru

tersebut juga berarti mendorong siswa untuk belajar, suatu penguatan motivasi

ekstrinsik. Siswa tertarik belajar karena ingin memperoleh hadiah atau

menghindari hukuman. Dalam hal ini siswa menghayati motivasi intrinsik atau

Perilaku Interpersonal Guru

Interaksi Guru

dengan Siswa

Pendekatan PAKEM

Komunikasi Guru

Komunikasi

Efektif

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

motivasi ekstrinsik. Dan bertambah semangat untuk belajar. Sesuai dengan

tugas perkembangan maka siswa dapat bangkit untuk beremansipasi menjadi

mandiri. Emansipasi mandiri tersebut berlangsung sepanjang hayat sesuai

dengan tingkat pertumbuhan dalam memenuhi kebutuhan pribadi.

Keberhasilan belajar siswa juga sangat ditentukan oleh motivasi siswa

dalam belajar. Bila siswa memiliki motivasi intrinsik, keinginan belajar akan

muncul dengan sendirinya dari diri siswa. Pada tahap awal biasanya siswa

belajar bukan karena atas kehendaknya sendiri tapi karena adanya dorongan

dari luar dirinya yang disebut motivasi ekstrinsik (FIP-UPI, 2007:85).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku guru

berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Perilaku yang ditunjukkan

guru yang dapat memotivasi belajar siswa akan berdampak pada meningkatnya

hasil belajar siswa. Karena telah adanya motivasi intrinsik dan ekstrinsik dalam

diri siswa akan berdampak pada perilaku belajar siswa sehingga hasil belajar

siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut Brown dalam (FIP-UPI,

2007:85) bahwa bila motivasi instrinsik telah berkembang pada diri siswa, guru

tidak perlu cape-cape lagi untuk menyuruh siswa belajar karena keinginan

untuk belajar datang dari dirinya karena sudah menjadi satu kebutuhan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa

perilaku guru yang menunjukkan kesabaran dalam menghadapi siswa dapat

membuat siswa merasa nyaman dalam belajar, begitu juga dengan reward yang

diberikan guru karena siswa merasa dihargai. Bimbingan dan arahan guru serta

penanaman kedisiplinan pada siswa utuk menjaga kebersihan lingkungan

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …eprints.ung.ac.id/4769/10/2012-1-86204-131408014-bab4-28082012061810.pdf · pelajaran, khususnya untuk kelas I dan Kelas II,

sekolah juga dapat membantu memberikan kenyamanan belajar siswa.

Pembiasaan disiplin pada siswa dimulai dari keteladanan guru memiliki

kedisiplinan di sekolah.

Disiplin yang diberikan guru merupakan instruksi sistematis yang

diberikan pada siswa dalam rangka untuk mengontrol perilakunya dan

mengarahkannya ke hal yang baik dan dapat diterima secara sosial. Disiplin

perlu diterapkan oleh guru, dengan mempertimbangkan konsistensi, rasa saling

menghargai dan keadilan (Fridani, 2009:131).

Gambar 4.3 Diagram Dampak Perilaku Guru

Dampak

Perilaku Guru

Peningkatan Motivasi

Motivasi intrinsik dan

ekstrinsik siswa

Hasil Belajar Siswa

Meningkat karena

adanya kesadaran

belajar menjadi satu

kebutuhan

Kenyamanan

Belajar Siswa

Kebiasaan Disiplin